Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYAN_Kab_Pasuruan
Hari Sumpah Pemuda
1.
2. Hari Sumpah Pemuda, yang setiap tahun kita rayakan pada
tanggal 28 Oktober, adalah hari yang keramat bagi bangsa
Indonesia. Namun, sayangnya, selama 32 tahun Orde Baru
peringatan hari yang amat penting ini, terasa sudah
kehilangan “api”-nya atau jiwanya yang revolusioner.
Padahal, Sumpah Pemuda adalah salah satu di antara
berbagai landasan utama bagi kebangkitan nasional kita,
dan merupakan semen yang mempersatukan bangsa dan
negara kita. Seperti halnya Hari Pahlawan 10 November,
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, Sumpah Pemuda
adalah pegangan penting bagi kita semua.
3. Partai Komunis Indonesia ( PKI )
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada
tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI tidak terlepas dari
ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama
teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P.
Bergsma, mendirikan Indische Social Democratische
Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914.
Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalsam ISDV
antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain. PKI
terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat.
Salah satu upaya yang ditempuhnya adalah melakukan
infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam. Infiltrasi dapat dengan
mudah dilakukan karena ada beberapa faktor berikut.
a. Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah
Belanda lebih memberi pengakuan kepada cabang Sarekat
Islam lokal.
b. Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang
merangkap anggota ISDV harus keluar dari SI. Akibatnya SI
terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
4. Setelah berhasil menyusup dalam tubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar.
PKI berkembang pesat. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan PKI
berkembang pesat.
a. Propagandanya yang sangat menarik.
b. Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
c. Pandai merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain.
d. Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis.
e. Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu
Adil.
Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono kembali
dari Moskow. Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan
politik PKI semakin luas. Pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis
Indonesia mengadakan pemberontakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat sia-sia karena massa sama sekali
tidak siap di samping organisasinya masih kacau. PKI telah mengorbankan
ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut serta dalam pemberontakan.
Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di tanah air
adalah berupa pengekangan dan penindasan yang luar biasa dari pemerintah
Belanda sehingga sama sekali tidak punya ruang gerak. Walaupun PKI
dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih
melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan
propaganda untuk tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia.
5. 2. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
BPUPKI
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau (Jepang: Dokuritsu
Junbi Cosakai atau dilafalkan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai) adalah sebuah badan
yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan balatentara Jepang pada tanggal 29
April 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Badan ini dibentuk
sebagai upaya mendapatkan dukungan bangsa Indonesia dengan menjanjikan
bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia. BPUPKI
beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil
ketua Hibangase Yosio (orang Jepang) dan R.P. Soeroso.
Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat)
yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh R.P.Soeroso,
dengan wakil Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda (orang Jepang).
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau (Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai)
dengan anggota berjumlah 21 orang sebagai upaya pencerminan perwakilan etnis,
terdiri berasal dari 12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi,
1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari maluku, 1 orang
dari Tionghoa.
6. PPKI
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah
panitia yang bertugas untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia, sebelum panitia ini
terbentuk, sebelumnya telah berdiri BPUPKI namun
karena dianggap terlalu cepat ingin melaksanakan
proklamasi kemerdekaan, maka Jepang
membubarkannya dan membentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Dokuritsu Junbi
Iinkai?, lit. Komite Persiapan Kemerdekaan) pada
tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir.
Soekarno..
7. 3. PERISTIWA-PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS
1945
1. Peristiwa-peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan
adapun peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang Proklamasi Kemerdekaan antara lain:
JEPANG MENYERAH KEPADA SEKUTU
Akibat pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika mengakibatkan Jepang kehilangan
kekuatan, sehingga Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
Pada pertemuan di Saigon (Vietnam) tanggal 11 Agustus 1945 pukul 11.40 waktu setempat kepada
para pemimpin bangsa Indonesia (Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Radjiman
Wediodiningrat), Jenderal Besar Terauchi menyampaikan hal-hal berikut.
1) Pemerintah Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia.
2) Untuk melaksanakan kemerdekaan dibentukPPKI sebagai pengganti
BPUPKI.
3) Pelaksanaan kemerdekaan segera dilakukan setelah persiapan selesai dilakukan
dan secara berangsur-angsur dari Pulau Jawa, baru disusul oleh pulau lainnya.
4) Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.
5) Pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan pembentukan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Docuritsu Junbi Inkai. PPKI diketuai Ir.
Soekarno dan wakil ketuanya Drs. Moh. Hatta.
8. B. PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Setelah mendengar berita Jepang menyerah kepada
Sekutu, bangsa Indonesia mempersiapkan dirinya untuk
merdeka. Waktu yang singkat itu dimanfaatkan sebaik-
baiknya. Perundingan-perundingan diadakan di antara
para pemuda dengan tokoh-tokoh tua, maupun di antara
para pemuda sendiri.
Walaupun demikian, di antara tokoh pemuda dengan
golongan tua sering terjadi perbedaan pendapat, akibatnya
terjadilah“Peristiwa Rengasdengklok”. Pada tanggal 16
Agustus pukul 04.00 WIB, Bung Hatta dan Bung
Karno beserta Ibu Fatmawati dan Guntur Soekarno Poetra
dibawa pemuda ke Rengasdengklok, kota kawedanan di
pantai utara Kabupaten Karawang, tempat
kedudukancudan (kompi) tentara Peta. Tujuan peristiwa
ini dilatarbelakangi oleh keinginan. pemuda yang
mendesak golongan tua untuk segera memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia.