2.
ANIMAL SYMBOLICUM
Coba anda bayangkan bila monyet piaraan Didy dapat
berbicara!
Ketika pemiliknya makan pisang, monyet tidak sekadar
mengernyitkan dahi tetapi akan mengatakan: “ Bagi-bagi
dong pisangnya”
bahkan si monyet pun akan berpikir bagaimana membeli dan
menanam sendiri, karena dengan menguasai bahasa si
monyet akan menguasai pengetahuan.
Homo symbolicum lebih luas cakupannya dibanding homo
sapiens, sebab dalam berpikir manusia menggunakan simbol.
Tanpa bahasa manusia juga tidak mungkin mengembangkan
kebudayaan, karena tanpa itu mereka tidak mampu
meneruskan nilai-nilai dari generasi ke generasi
3. KESADARAN KEKEMAJEMUKAN
• Kesadaran multikulturalitas dalam
pendirian NKRI >> Bhinne ka Tung g a l I
ka
• Praktik manajemen kebangsaan selama
ini baru mampu kesadaran pluralitas
• Kecenderungan yang terjadi,
multikulturalitas atau kemejemukan
budaya dan etnik selama ini diperlakukan
sebagai ancaman keutuhan berbangsa,
maka isu-isu etnik dinyatakan sebagai
ancaman SARA.
4. MASYARAKAT PLURAL
(plural society)
• Dasar bagi tatanan masyarakat multikultural
(m
ulticultural society),
• Masyarakat dan budaya berinteraksi dan berkomunikasi
secara intens.
• Berbagai unsur masyarakat dengan ciri-ciri budaya
berbeda.
• Masing-masing unsur masyarakat itu hidup dalam
dunianya sendiri-sendiri.
• Hubungan ditandai dominasi dan karena itu juga
diskriminasi (walau sangat tersamar)
5. MASYARAKAT MULTIKULTURAL
(multicultural society)
• Interaksi aktif di antara masyarakat dan
budaya yg plural terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
• Berbagai unsur yang ada dalam masyarakat
dipandang dan ditempatkan dalam
kedudukan yang sejajar dan setara
• Dengan demikian tercipta keadilan di antara
berbagai unsur/ budaya yang berbeda itu.
9. HAKIKAT KOMUNIKASI
• Tidak hanya menyampaikan pesan
• Juga memelihara hubungan sosial timbal
balik
• Penutur dan Mitra Tutur memiliki muka.
Muka itu harus dijaga, diselamatkan,
dihormati, dan dihargai
10. KESANTUNAN KOMUNIKASI
Citra setiap orang agar
dihormati dengan jalan
memberikan
kebebasan pilihan &
tindakan
NEGATIF
Citra setiap orang yg
ingin apa yg dimiliki,
dilakukan, nilai-nilai
yg diyakini, diakui
orang sebagai
sesuatu yg baik
POSITIF
11. STRATEGI KESANTUNAN POSITIF
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Berikan perhatian (Aduh, aroma masakannya. Aku pasti suka)
Tunjukkan simpati (Ondeh, rancak bajunyo lai.)
Gunakan pemarkah identitas (come here, honey!)
Nampakkan persetujuan (A:Saya putuskan bantu. B:Ha, itu baru teman!
Hindari ketidaksetujuan (A:Setuju? B:Ya, ya ya saya setuju)
Tegaskan kesamaan minat, keinginan, dll
Perhatikan keinginan lawan
Tawaran dan janji (Besok saya datang lagi)
Tunjukkan optimisme (Saya yakin kita berpandangan sama)
Libatkan dalam aktivitas (Ayo, kita makan)
Berikan atau tanyakan alasan
Tunjukkan resiprokalitas (Besok giliran saya yang ke rumah kamu)
Berikan hadiah (konkrit atau abstrak)
12. STRATEGI KESANTUNAN NEGATIF
•
•
•
•
•
•
•
•
Gunakan ujaran tidak langsung (Aduh, kok panas sekali ya?)
Gunakan pagar (Saya bertanya dalam hati, apa dia mau?)
Tunjukkan rasa pesimis (Saya mau bertanya, tapi kuatir ibu
terganggu)
Perkecil paksaan (Kalau Bapak punya waktu, boleh sy dtg?)
Berikan penghormatan (Hanya Bapak yang dapat membantu
saya)
Minta maaf (Maafkan saya karena tidak menepati janji)
Gunakan bentuk impersonal (Barang2 itu tampaknya perlu
dipindahkan)
Ujarkan ujaran yang bersifat umum (Pemain dilarang merokok)
13. TIPS
• Lakukan komunikasi apa adanya
tanpa basa basi
• Gunakan kesantunan positif
• Gunakan kesantunan negatif
• Lakukan komunikasi off record
• Diam saja