SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 48
Downloaden Sie, um offline zu lesen
1
Sekolah Tinggi Theologi
Injili Philadelphia
Modul Kuliah:
FILSAFAT ILMU
2
FILSAFAT ILMU
OLEH
WISMA PANDIA, S.Th., Th.M.
DIKTAT KULIAH
SEKOLAH TINGGI THEOLOGI INJILI PHILADELPHIA
(PHILADELPHIA BAPTIST EVANGELICAL SEMINARY)
3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN FILSAFAT ILMU 4
BAB II DASAR-DASAR PENGETAHUAN 5
BAB III SEJARAH DAN SUMBER FILSAFAT ILMU 9
BAB IV HAKEKAT APA YANG DIKAJI 14
BABV EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN
YANG BENAR 28
BAB VI KONSEPSI DASAR ILMU 38
SUMBER-SUMBER PUSTAKA 48
4
BAB I
PENDAHULUAN FILSAFAT ILMU
A. Bidang Telaah Filsafat Ilmu
· Padatahapyangpertamafilsafatmembahassiapakahmanusiaitu?
·Tahap yang kedua adalah pertanyaan tentang ada ? (tentang hidup dan eksistensi manusia)
B. Cabang-Cabang Filsafat Ilmu
Pokok permasalahanyangdikajifilsafatmencakuptigasegiyaitu:
- Logika; apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah
- Etika;manayangdianggapbaikdanmanayangdianggapburuk
- Estetika; apa yang termasuk jelek dan apa yang termasuk indah
Ketigacabangutamainiakhirnyabertambahlagiyaitu:
- Metafisika; teori tentang ada (tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat serta pikiran serta
kaitanantarazatdanpikiran
- Politik;kajianmengenaiorganisasisosial/pemerintahanyangideal
Akhirnyaberkembanglagimenjadibanyakcabangyangmeliputi:
- epistimologi(filsafatpengetahuan)
- etika(filsafatmoral)
- estetika(filsafatseni)
- metafisika
- politik(filsafatpemerintahan)
- filsafatagama
- filsafatilmu
- filsafatpendidikan
- filsafathokum
- filsafatsejarah
- filsafatmatematika
C. Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji
hakikatilmuataupengetahuanilmiah.Ilmumerupakancabangpengetahuanyangmempunyaiciri-ciritertentu.
Meskipunsecarametodologisilmutidakmembedakanantarailmu-ilmualamdenganilmu-ilmusosial,namun
karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi
filsafatilmu-ilmualamdenganilmu-ilmusosial.Pembagianinilebihmerupakanpembatasanbidang-bidang
yangditelaah,yakniilmu-ilmualamatauilmu-ilmusosial,dantidakmencirikancabangfilsafatyangbersifat
otonom.Ilmumemangberbedadaripengetahuan-pengetahuansecarafilsafat,namuntidakterdapatperbedaan
yang prinsipantarailmu-ilmualamdansosial,dimanakeduanyamempunyai ciri-cirikeilmuanyangsama.
Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai
hakikatilmuseperti:
· Obyekapayangditelaahilmu?(Ontologis)
· Bagaimanaprosesyangmemungkinkanditimbanyapengetahuanberupailmu?(epistemologis)
· Untukapapengetahuanyangberupailmuitudigunakan?(aksiologis)
5
BAB II
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
A. Penalaran
1. Defenisi
Kemampuanmenalarmenyebabkanmanusiamampumengembangkanpengetahuanyangmerupakanrahasia
kekuasaan-kekuasaannya.SecarasimbolikmanusiamemakanbuahpengetahuanlewatAdamdanHawa,dan
setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuannya itu. Dia mengetahui apa yang benar dan apa yang
salah, mana yang baik dan mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Secara terus
menerusdiaselaluhidupdalampilihan.
Manusiaadalahsatu-satunyamahlukyangmengembangkanpengetahuaninisungguh-sungguh.Binatang
jugamempunyaipengetahuan,namunpengetahuaniniterbatasuntukkelangsunganhidupnya.
Manusiamengembangkanpengetahuannyamengatasikebutuhan-kebutuhankelangsunganhidupini.Dan
memikirkanhal-halbaru,menjelajahufukbaru,karenadiahidupbukansekedaruntukkelangsunganhidupnya,
namunlebihdaripadaitu.Manusiamengembangkankebudayaan;memberimaknabagikehidupan;manusia
‘memanusiakan” diri dalam dalam hidupnya. Intinya adalah manusia di dalam hidupnya mempunyai tujuan
tertentuyanglebihtinggidarisekedarkelangsunganhidupnya.Inilahyangmembuatmanusiamengembangkan
pengetahuannyadanpengetahuaninimendorongmanusiamenjadimakhlukyangbersifatkhas.
Pengetahuaninimampudikembangkanmanusiadisebabkanolehduahalutama;
a. Bahasa;manusiamempunyaibahasa yangmampumengkomunikasikaninformasidanjalan pikiran
yangmelatarbelakangiinformasitersebut.
b. Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir
sepertiinidisebutpenalaran.
Duakelebihaninilahyangmemungkinkanmanusiamengembangkanpengetahuannyayaknibahasayangbersifat
komunikatifdanpikiranyangmampumenalar.
2. Hakikat Penalaran
Penalaranmerupakansuatuprosesberpikirdalammenariksesuatukesimpulanyangberupapengetahuan.
Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan
tindakan yangbersumberpadapengetahuanyangdidapatkanlewatkegiatanmerasa atauberpikir.Penalaran
menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan
pengetahuanyangdikaitkandengankegiatanberpikirdanbukandenganperasaan.
Berpikirmerupakan suatukegiatanuntukmenemukanpengetahuanyangbenar.Apayangdisebutbenar
bagi tiap orang adalah tidak sama oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan
yangbenaritupunberbeda-bedadapatdikatakanbahwatiapjalanpikiranmempunyaiapayangdisebutsebagai
kriteriakebenaran,dankriteriakebenaraninimerupakanlandasanbagiproseskebenarantersebut. Penalaran
merupakansuatuprosespenemuankebenarandimanatiap-tiapjenispenalaranmempunyaikriteria
kebenaran masing-masing.
Sebagaisuatukegiatanberpikirmakapenalaranmempunyaiciri-ciritertentu
· Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebutlogika, dan tiap
penalaran mempunyai logika tersendiri atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran
merupakan suatu kegiatan berpikir logis, dimana berpikir logis di sini harus diartikan sebagai
6
kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau logika tertentu.
· Ciri yang kedua dari penalaran adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan
suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang
digunakanuntukanalisistersebutadalahlogikapenalaranyangbersangkutan.Artinyapenalaranilmiah
merupakankegiatananalisisyangmempergunakan logikailmiah,dandemikianjugapenalaranlainnya
yangmempergunakanlogikanyatersendiri.Sifatanalitikinimerupakankonsekuensidarisuatu pola
berpikirtertentu.
3. Logika
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang
dihasilkan penalaranitu mempunyaidasarkebenaranmaka prosesberpikirituharusdilakukancara tertentu.
Suatupenarikankesimpulanbarudianggapsahih(valid)kalauprosespenarikankesimpulantersebut dilakukan
menurut cara. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, di mana logika secara luas dapat
didefenisikan sebagai “pengkajian untuk berpikir secara sahih.”1
Terdapat bermacam-macam cara
penarikankesimpulan,namun untuksesuaidengandengantujuanstudiyangmemusatkandirikepadapenalaran
maka hanya difokuskan kepada dua jenis penarikan kesimpulan, yakni logika induktif dan logika deduktif.
Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi
kesimpulanbersifatumum.Sedangkanlogikadeduktif,menarikkesimpulandarihalyangbersifatumumenjadi
kasusyangbersifatindividual(khusus).
a. Induksi
Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus
yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang
bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat
umum. Kesimpulan yang bersifat umum ini penting artinya karena mempunyai dua keuntungan.
· Bersifatekonomis.
· Dimungkinkannya prosespenalaranselanjutnya.
b. Deduksi
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir
dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan
secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua
buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian
dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari
penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
Jadiketepatanpenarikankesimpulantergantungpadatigahalyaknikebenaranpremismayor,kebenaran
premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut
persyaratannya tidak dipenuhi maka kesimpulan yang akan ditariknya akan salah. Matematika adalah
pengetahuanyangdisusunsecaradeduktif.
4. Sumber Pengetahuan
Kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu! Baik logika deduktif maupun logika induktif, dalam proses
7
penalarannya,mempergunakanpremis-premisyangberupapengetahuanyangdianggapnyabenar.Kenyataan
inimembawakitakepadapertanyaan;bagaimanakitamendapatkanpengetahuanyangbenaritu?Padadasarnya
terdapat dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah
mendasarkan diri kepada rasio dan yang kedua mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaum rasionalis
mendasarkan diri kepada rasio dan kaum empirisme mendasarkan diri kepada pengalaman.
Kaumrasionalismempergunakanmetodededuktifdalammenyusunpengetahuannya.Premisyangdipakai
dalam penalarannya didapatkan dari ide yang dianggapnya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka
bukanlahciptaanpikiranmanusia.Prinsipitusendirisudahadajauhsebelummanusiamemikirkannya.Paham
inidikenaldengannamaidealisme.Fungsipikiranmanusiahanyalahmengenaliprinsiptersebutyanglalumenjadi
pengetahuannya.Prinsipitusendirisudahadadanbersifataprioridandapatdiketahuimanusialewatkemampuan
berpikirrasionalnya.Pengalamantidaklahmembuahkanprinsipjustrusebaliknya,hanyadenganmengetahui
prinsipyangdidapatlewatpenalaranrasionilitulahmakakitadapatmengertikejadian-kejadianyangberlaku
dalamalamsekitarkita.Secarasingkatdapatdikatakanbahwaidebagikaumrasionalisadalahbersifatapriori
danpengalamanyangdidapatkanmanusialewatpenalaranrasional.
Berlainandengankaumrasionalismakakaumempirisberpendapatbahwapengetahuanmanusiaitubukan
didapatkan lewat penalaran yang abstrak namun lewat penalaran yang konkret dan dapat dinyatakan lewat
tangkapan panca indra.
Disampingrasionalismedanempirismemasihterdapatcarauntukmendapatkanpengetahuanyanglain.
Yang penting untuk kita ketahui adalah intuisi dan wahyu. Sampai sejauh ini, pengetahuan yang didapatkan
secararasionaldanempiris,kedua-duanyamerupakanindukprodukdarisebauhrangkaianpenalaran. Intuisi
merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang
terpusatpemikirannyapadasuatumasalahtiba-tibamendapatjawabanataspermasalahtersebut.Tanpamelaui
proses berliku-liku dia sudah mendapatkan jawabannya.. intuisi juga bisa bekerja dalam keadaan tidak
sepenuhnyasadar,artinyajawabanatassuatupermasalahanditemukanjawabannyatidakpadasaatsesorang
itusecarasadarsedangmenggelutinya.Intuisibersifatpersonaldantidakbisadiramalkan.Sebagaidasaruntuk
menyusunpengetahuansecarateraturmakaintuisiinitidakdapatdiandalkan.Pengetahuaninuitifdapatdigunakan
sebagaihipotesabagianalisisselanjutnyadalammenentukanbenaratautidaknyasuatupenalaran.
Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan
ini disalurkan lewat nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman. Agama merupakan
pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang yang terjangkau pengalaman, namun
juga mencakup masalah yang bersifat transedental kepercayaan kepada Tuhan yang merupakan
sumber pengetahuan, kepercayaan kepada nabi sebagai suatu pengantara dan kepercayaan
terhadap suatu wahyu sebagai cara penyampaian merupakan titik dasar dari penyusunan
pengetahuan ini.. kepercayaan merupakan titik tolak dalam agama. Suatau pernyataan harus
dipercaya dulu baru bisa diterima. Dan pernyataan ini bisa saja dikaji lewat metode lain. Secara
rasional bisa dikaji umpamanya apakah pernyataan-pernyataan yang terkandung didalamnya
konsisten atau tidak.di pihak lain secara empiris bisa dikumpulkan fakta-fakta yang mendukung
pernyataan tersebut.
5 . Kriteria Kebenaran
Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar. Oleh
sebab itu ada beberapa teori yang dicetuskan dalam melihat kriteria kebenaran.
Yang pertama adalah teori koherensi. Teori ini merupakan menyatakan bahwa pernyataan dan kesimpulan
yangditarikharuskonsintendenganpernyataandankesimpulanterdahuluyangdianggapbenar.Secarasederhana
dapatdisimpulkanbahwaberdsarkanteorikoherensisuatupernyatandianggapbenarbilapernyataantersebut
8
bersifatkoherenataukonsistendenganpernyataan-pernyataansebelumnyayangdianggapbenar.Matematika
adalahbentukpengetahuanyangpenyusunannyadilakukanpembuktianberdsarkanteorikoheren
Paham lain adalah kebenaran yang didasarkan pada teori korespondensi. Bagi penganut teori
korespondensi, suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu
berkorespondensi(berhubungan)denganobyekyangditujuolehpernyataantersebut.Maksudnyajikaseseorang
menyatakan bahwa “ ibukota republik Indonesia adalah Jakarta” maka pernyataan itu adalah benar sebab
pernyataanitudenganobyekyangbersifatfactualyakniJakartamemangibukotarepublikIndonesia.
Teori Pragmatisdicetuskan oleh Charles S. Peirce (1839-1924) dalam sebuah makalah yang terbit
tahun1878yangberjudul“HowtomakeOurIdeasClear.”Teoriinikemudiandikembangkanolehparafilsuf
Amerika. Bagi seorang pragmatis, kebenaran suatau pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan
tersebutbersifatfungisionaldalamkehidupanpraktis.Artinya,suatupernyataanadalahbenar,jikapernyataan
ituataukonsekuensidaripernyataanitumempunyaikegunaanpraktisdalamkehidupanumatmanusia.Kaum
pragmatis berpalingkepadametodeilmiahsebagaimetodeuntukmencaripengetahuantentangalaminiyang
dianggapnyafungisionaldanbergunadalammenafsirkangejala-gejalaalamiah.Kriteriapragmatismeinijuga
dipergunakanolehilmuwandalammenentukankebenarandilihatdariperspektifwaktu.
1
William S. Sahakian dan Mabel Lewis Sahakian, Realism of Philosophi (Cambridge, Mass.: Schhenkman, 1965), hal. 3.
9
BAB III
SEJARAH DAN SUMBER FILSAFAT ILMU
FilsafatdanilmuyangdikenaldiduniabaratdewasainiberasaldarizamanYunanikuno.Padazaman
itufilsafatdanilmujalinmenjalinmenjadisatudanorangtidakmemisahkannyasebagaiduahalyangberlainan.
Keduanya termasuk ke dalam pengertian episteme. Kata philisophia merupakan suatu padanan kata dari
episteme.
MenurutkonsepsifilsufbesarYunanikunoAristoteles,epistemeadalah“suatukumpulanyangteratur
dari pengetahuan rasional dengan objeknya sendiri yang tepat.” Jadi, filsafat dan ilmu tergolong sebagai
pengetahuanrasional,yaknipengetahuanyangdiperolehdaripemikiranataurasiomanusia.
DalampemikiranAristotelesselanjutnya,epistemeataupengetahuanrasionalitudapatdibagimenjadi
tigabagianyangdisebutnya:
1. Praktike (pengetahuan praktis)
2. Poietike (pengetahuan produktif)
3. Theoreitike(pengetahuan teoritis)
TheoritikeataupengetahuanteoritisolehAristotelesdibedakanpulamenjaditigakelompokdengansebutan
:
1. Mathematike (pengetahuan matematika)
2. Physike(pengetahuanfisika)
3. Prote philosophia (filsafat Pertama)
Filsafat pertama adalah pengetahuan yang menelaah peradaban yang abadi, tidak berubah, dan terpisah
darimateri.Aristotelesmendefinisikannyasebagaiilmutentangasas-asaspertamaatauyangdikenalsebagai
metafisika.
Matematika, fisika, dan metafisika telah cukup berkembang pada masa hidup Aristoteles. Sekitar dua
ratustahunsebelumnyatelahlahirpemikiryangmempelajaribidang-bidangtersebut.Seorangpemikirpertama
yang dikenal sebagai Bapak Filsafat yaitu Thales. Sebagian sarjana kemudian mengakuinya pula sebagai
ilmuawanpertamadidunia.BangsaYunanimenyebutkanbahwadiaadalahsalahseorangdaritujuhorangarif
Yunani.
Thales memperkembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan
strukturkomposisidarialamsemesta.Menurutnyasemuaberasaldariairsebagaidasarmaterikosmis.Sebagai
ilmuawan ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Ia juga berusaha
mengembangkanastronomidanmatematikadenganantaralainmengemukakanpendapatbahwabulanbersinar
karenamemantulkancahayamatahari,menghitungterjadinyagerhanamatahari,danmembuktikandalil-dalil
geometri. Salah satu yang dibuktikannya ialah dalil bahwa kedua sudut alas dari suatu segitiga sama kaki
adalahsamabesarnya.Dengandemikian,iamerupakanahlimatematikaYunaniyangpertamadanolehpenulis
yang sekarangdinyatakansebagaiBapakdaripenalarandeduktif.
SelanjutnyamuncullahPythagoras.Pemikirdantokohmatematikinimengemukakansebuahajaranmetafisika
bahwa bilangan-bilangan merupakan intisari semua benda serta dasar pokok dari sifat-sifat benda. Dalilnya
berbunyi,”bilanganmemerintahjagadrayaini”
MenurutPythagoras,kearifanyangsesungguhnyaituhanyalahdimilikisemata-mataolehTuhan.Olehkarena
itu,iatidakmaudisebutsebagaiorangarifsebagaimanahalnyaThales,melainkanmenganggapdirinyahanya
seorangphilosophiayangterjemahannyasecaraharafiahadalahcintakearifan.Dengandemikiansampaisekarang
secaraetimologidansingkatsederhanafilsafatmasihdiartikansebagaicintakearifan.
Pythagoras berpendapat bahwa matematika merupakan suatu sarana atau alat bagi pengetahuan
filasafati. Pendapat ini kemudian memperoleh pengukuhan dari Plato. Ia menegaskan bahwa filsuf adalah
10
pencintapandangantentangkebenaran,sedangfilsafatmerupakanpencarianyang bersifatperekaanterhadap
pandanganseluruhkebenaran.FilsafatPlatodisebutsebagaifilsafatspekulatif.
Menurut pendapat Plato, geometri sebagai pengetahuan rasional berdasarkan akal murni menjadi
kuncikearahpengetahuandankebenaranfilasafatisertabagipemahamanmengenaisifatdasardarikenyataan
terakhir.Geometrimerupakansuatuilmudenganakalmurnimembuktikanposisi-posisiabstrakmengenaihal-
halyangabstraksepertigarislurussempurna,lingkaransempurnaatausegitigasempurna.
SalahsatumuridplatoyangpalingcemerlangyangbelajardiakademinyaadalahAristoteles.Tokoh
pemikirinimenyusunkonsepsinyatentangpembagianpengetahuanrasionalsepertiyangtelahdiuraikandiatas.
Mengenai peranannya dalam filsafat yang berkaitan dengan ilmu Aristoteles merupakan seorang filsuf ilmu
yangpertama.Iamenciptakancabangpengetahuanitudenganmenganalisisproblem-problemtertentuyang
timbuldalamhubungannyadenganpenjelasanIlmiah.
Dariselintasperkembanganfilsafatdanilmuyangtelahdiuraikan ternyatasejakzamanYunanikuno
sesungguhnyaberkembangtidakhanyaduamelainkanempatbidangpengetahuanyaitu,filsafat,ilmu,matematika
danlogika.Masing-masingkemudianmengalamiperkembangankearahyanglebihluas.
1. Filsafat
FilsafatdimulaiolehThalessebagaifilsafatjagadrayayangselanjutnyaberkembangkearahkosmologi.
FilsafatinikemudianmenjuruspadafilsafatspekulatifpadaPlatodanmetafisikapadaAristoteles.
SetelahmulaiberalihmemasukizamanRomawikuno,parapemikirmencarikeselarasanantaramanusia
dan alam semesta. Keselarasan itu dapat tercapai bilamana manusia hidup sesuai dengan alam dalam arti
mengikutipetunjukakal(sebagaiasastertinggisifatmanusiawi)danmengikutihukumalamdariLogos(sebagai
akalalamsemesta).
Dalam abad pertengahan, filsafat dianggap sebagai pengetahuan yang tertinggi. Namun kedudukan
dan perannya adalah sebagai pelayan dari teologi. Kebenaran yang diterima oleh kepercayaan kepercayaan
melaluiwahyutidakdapatditentangolehkebenaranfilasafatiyangdiperolehdariakalmanusia.Filsafatmerupakan
saranauntukmenetapkankebenaran-kebenrantentangTuhanyangdapatdicapaiolehakalmanusiaitu.Dalam
abad-abadselanjutnyafilsafatberkembangmnejadiduajaluryaitufilsafatalamdanfilsafatmoral.
Perkembangan filsafat berjalan terus seiring dengan perkembangan berbagai ilmu baru. Sesudah
memasukiabadXX filsafatdalamgarisbesarnyadibedakanmenjadiduaragam,yaknifilsafatkritisdanfilsafat
spekulatif.Filsafatkritisitukemudianolehsebagianfilsufdisebutfilsafatanalitik.Ragamfilsafatanalitikmembahas
pertanyaan-pertanyaantentangarti(meaning)daripengertian-pengertianyangdigunakandalamfilsafat.Dengan
perkataan lain, filsafat analitis terutama memusatkan perhatian pada analisis secara cermat terhadap makna
pengertian yang diuperbincangkan dalam filsafat seperti misalnya substansi, eksistensi, moral, realitas dsb.
Sedangkanfilsafatspekulatifsesungguhnyamerupakansebutanlaindarimetafisika.
2. Ilmu
PadazamanYunanikuno epistemeataupengetahuanrasionalmencakupfilsafatmaupunilmu.Tidakterdapat
masalahbesarataukebutuhanpentinguntukmembedakankeduajenispengetahuanitu.Thalessebagaiseorang
filsufjugamempelajariastronomi,dantopik-topikpengetahuanyangtermasukfisika.Fisikaadalahpengetahuan
teoritisyangmempelajarialam.Pengetahuaninikemudianlebihbanyakdisebutfilsafat Alam.
Tetapi, pada zaman Renaissance sejak abad XIV sampai abad XVI terjadi perkembangan baru.
Tokoh-tokoh pembaharu dan pemikir seperti Galileo Galilei, Francis Bacon dan pada abad berikutnya Rene
Descartes,danIsaacNewtonmemperkenalkanmetodematematikdanmetodeeksperimentaluntukmempelajari
alam.Dengandemikian.PengertianfilsafatAlammemperolehartikhusussebagai“penelahaansistematisterhadap
alam melalui pemakaian metode-metode yang diperkenalkan oleh para pembaharu dari zaman Renaissance
dan awal abad XVII.”1
11
Jadi,sejakabadXVIIfilsafatAlamsesungguhnyabukanlahpengetahuanfilsafat,melainkanpengetahuan
yangkinidikenalsebagaiIlmuAlam.PerkembanganilmuitumencapaipuncakkejayaanditanganNewton.
IlmuwanInggrisiniantaralainmerumuskanteorigayaberatdankaidah-kaidahmekanika dalamkaryatulis
yangdiberijudulPhilosophiaeNaturalisPrincipa (azas-azasmekanikdariFilsafatAlam),terbittahun1687.
DalamperkembanganselanjutnyapadaabadXVIII, philosophianaturalis memisahkandiridarifilsafatdan
paraahlimenyebutnyakembalidengannamafisika.
Cabang-cabanglainnyayangtercakupdalampengertianilmumodernjugaberkembangpesatberkat
penerapanmetodeempirisyangmakincermat,pemakaianalatkeilmuanyanglebihlengkap,dankomunikasi
antar ilmuwan yang senantiasa meningkat. James Conat menyatakan bahwa ilmu modern mencapai tahap
berjalan dan berbicara pada tahun 1700 dan mulai memasuki taraf kedewasaan pada sekitar tahun 1780.2
setelah dewasa masing-masing ilmu lalu memisahkan diri dari filsafat seperti halnya fisika. Pemisahan diri
dilakukan oleh biologi pada awal abad XIX dan oleh psikologi pada sekitar pertengahan abad itu. Cabang-
cabangilmulainnyasepertiSosiologi,Antropologi,IlmuekonomidanIlmupolitikkemudianjugategas-tegas
terpisahdarifilsafat.
Seterusnya menurut pengamatan Henry Aiken, dalam abad XX filsafat memberikan kelahiran pada
ilmu-ilmuyangtampaknyajugabebasberupaLogikaFormal,Linguistik,danTeoritanda.Dalampertengahan
abad ini dapat pula disaksikan lahirnya serangkaian ilmu antar displin seperti misalnya ilmu prilaku yang
menggabungkanpsikologidenganberbagaicabangilmusosialsepertisosiologidanantropologi untukmenelaah
tingkahlakumanusia.
Jadi dalam zaman modern timbul kebutuhan untuk memisahkan secara nyata kelompok ilmu-ilmu
moderndarifilsafatkarenaperbedaanciri-cirinyayangsangatmencolok.Filsafatkebanyakanmasihbercorak
spekulatif,sedangilmu-ilmumoderntelahmenetapkanmetode-metodeempiris,eksperimental,daninduktif.
Kinisecarapastisemuacabangilmudinyatakansebagaiilmu-ilmuempiris.Sifatempirisinilahyangmembentuk
ciriumumdarikelompokilmumoderndanyangmembedakannyadarifilsafat.
3. Matematika
BidangpengetahuanyangketigasetelahfilsafatdanilmuyangberkembangsejakzamanYunanikuno
ialahmatematika.Olehkarenatergolongrumpunpengetahuanteoritisyangsama,sudahbarangtentumatematika
mempunyaihubunganyangcukuperatdengankeduabidangpengetahuanyangterdahuluitu.
Matematikasejakdahulumenjadipendorongbagiperkembanganfilsafat.J.B.Burnetmisalnya
menyatakan bahwa perkembangan filsafat Yunani bergantung pada kemajuan penemuan ilmiah khususnya
matematikalebihdaripadasesuatuhallainnya.3
Seorang ilmuwan astronomi terkenal yang berbicara tentang
kaitan matematika dengan filsafat ialah Galileo. Ucapannya yang tekenal itu berbunyi demikian, “ filasafat
ditulisdalambukubesarini,jagadrayayangterusmenerusterbentangterbukabagipengamatankita.Tetapi,
buku itu tidak dapat dimengerti jika seseorang tidak terlebih dahulu belajar memahami bahas dan membaca
huruf-hurufyangdipakaiuntukmenyusunnya.Bukuituditulisdalambahasamatematika….”
Sejakpermulaanhinggadewasainifilsafatdanmetematikaterusmenerussalingmempengaruhi.Filsafat
mendorong perkembangan matematika dan sebaliknya metematika juga memacu pertumbuhan filsafat.
Perbincangan-perbincanganparadoksyangdikemukakanolehfilsufZenomisalnyatelahmendoronglahirnya
konsep-konsep matematika .
Sejak zaman kuno hingga abad XX ini, filsafat dan matematika berkembang terus-menerus melalui
pemikirantokoh-tokohyangsekaligusmerupakanseorangfilsufjugaahlimatematikasepertimisalnyaDescartes,
GottfriedWilhelmvonLeibinz,AugusteComte, WhiteheaddanBertrandRussell.
Kaitaneratantaramatematikadenganilmu-ilmumodernkiranyatidakperludoipersoalkanlagi.Pada
abad XVII metematik menjadi perintis dari bagian yang terpenting dari ilmu alam. Newton membongkar
12
rahasiaalamdenganmempergunakanmatematika.Padadewasainibanyakahlimatematikadanilmuwanalam
menyatakanbahwamatematikaadalahbahasailmu.
4. Logika
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan dan tata cara penalaran
yang benar. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang
merupakankelanjutanruntutdaripernyataanlainyangdiketahui.Pernyataanlainyangtelahdiketahuiitu disebut
pangkalpikir(premise),sedangkanpernyataanbaruyangditurunkandinamakankesimpulan.
Walaupuntidakdisebutkansebagaipengetahuanrasionalyangtermasukdalamepisteme,logikaadalah
sepenuhnyasuatujenispengetahuanrasional.MenurutyangAristotelesmempeloporipengetahuanjeniskeempat
ini, logika (waktu itu masih disebutnya sebagaianalytika) merupakan suatu alat ilmu (instrumen of science)
diluarepistemiyangjustrudiperlukanuntukmempelajarikumpulanpengetahuanrasionalitu.
Dalamabadpertengahan,wibawaAristotelesdiakuisedemikantinggisehinggapengetahuanlogikanya
dijadikan mata pelajaran wajib dalam pendidikan untuk warga bebas. Para pendeta dan guru mengajarkan
filsafat sebagaipengetahuantertinggibersama-sama denganlogika Aristoteles.Logika yangdikembangkan
oleh Aristoteles dan selanjutnya diperlengkapi oleh ahli-ahli logika abad pertengahan dan masa berikutnya
kemudianterkenaldengansebutanlogikatradisional.SampaidenganabadXIXlogikatradisionalmerupakan
satu-satunyapengetahuantentangpenalaranyangbetuluntukstudidanpendidikan.
Tetapi, mulai pertengahan kedua abad XIX dikembangkan logika yang kemudian tergolong sebagai
logikamodernolehahli-ahlimatematikasepertiGeorge Boole,Auguste De Morgan,danGottlobFrege.
Pada dewasa ini logika telah menjadi bidang pengetahuan yang amat luas dan tidak lagi senata-mata
bersifatfilasafati,melainkanjugabercoraksangattehnisdanilmiah.Lebih-lebihlogikamoderntelahtumbuh
begitupesatdandemikianberagamsehinggamendesaklogikatradisionalkesampingdanmenjadibagiankecil
yangkurangberarti.Logikamodernyangsemulahanyamencakuplogikaperlambangkinimeliputiantaralain
logikakewajiban,logikaganda-nilai,logikaintusionistik,danberbagaisystemlogikatatabaku.
Selainhubungannyayangeratdenganfilsafatdanmatematik,logikadewasainijugatelahmengembangkan
berbagai metode logis yang banyak sekali pemakaiannya dalam ilmu-ilmu. Kini selain deduksi dan induksi
yangmerupakanmetode-metodepokok,jugadikenalberbagaimetodelainnyasepertianalisilogika,abstraksi,
analogi,sertapembagiandanpenggolonganlogis.Sebagaimisal,metodeyangumumnyapertamadipakaioleh
sesuatuilmuialahpenggolonganlogis.Ilmu-ilmuyangbanyakmemakaigrafikdalampenjelasannyapadadasarnya
menetapkanmetodeanalogi.
Selainitu,logikamodern(terutamalogikaperlambang)denganberbagaipengertiancermat,lambang
yangabstrak,danaturanyangdiformalkanuntukkeperluanpenalaranyangbetultidaksajadapatmenangani
perbincangan-perbincanganyangrumitdalamsuatubidangilmu,melainkanternyatamempunyaipulapenerapan
misalnya dalam penyusunan program komputer dan pengaturan arus listrik yang tiadak mempunyai kaitan
denganargumen.
Demikianlah pertumbuhan empat jenis pengetahuan rasional yang telah dipaparkan secara singkat
diatasyangpadaakhirnyadalamdewasainibermuarapadasuatubidangpengetahuanrumityangdinamakan
filsafatilmu.
1
Jean Dieudonne, “Matematics”, Collier’s Encyclopedia, Volume 15, 1970. p. 543.
2
James B. Conant, Modern Science and Modern Man, 1954, p.6.
3
J.B. Burnet, Greek philosophy, 1943, dimuat dalam Stepen Korner, Fundamental Questions in Philosophy: One
Philosopher’s Answer, 11964, Preface, p.ix.
13
14
BAB IV
HAKIKAT APA YANG DIKAJI
A. Metafisika
Sejak lama, istilah “metafisika” dipergunakan di Yunani untuk menunjukkan karya-karya tertentu
Aristoteles.IstilahiniberasaldaribahasaYunani metataphysikayangberarti“hal-halyangterdapatsesudah
fisika”.Aristotelesmendefinisikansebagaiilmupengetahuanmengenaiyangadasebagaiyang-adasebagai
yang-ada,yangdilawankan,misalnya,dengan yang-adasebagaiyangdigerakkanatauyang-adasebagai
yang dijumlahkan. Dewasa ini metafisika dipergunakan baik untuk menunjukkan filsafat pada umumnya
maupunacapkaliuntukmenunjukkan cabangfilsafatyangmempelajaripertanyaan-pertanyaanterdalam.Namun
secara singkat banyak yang menyebutkan sebagai metafisika sebagai studi tentang realitas dan tentang apa
yangnyata.Terkadangmetafisikainiseringdisamakandengan“ontologi”(hakikatilmu).Namundemikian,
AntonBaker1
membedakanantaraMetafisikadanontologi.Menurutnyaistilah‘metafisika’ tidakmenunjukkan
bidangekstensifatauobjekmaterialtertentudalampenelitian,tetapimengenaisuatuintiyangtermuatdalam
setiap kenyataan, ataupun suatu unsur formal. Inti itu hanya tersentuh pada pada taraf penelitian paling
fundamental, dan dengan metode tersendiri. Maka nama ‘metafisika’ menunjukkan nivo pemikiran, dan
merupakan refleksifilosofismengenaikenyataanyangsecara mutlakpalingmendalam danpalingultimate.
Sedangkanontologiyangmenjadiobjekmaterialbagifilsafatpertamaituterdiridarisegala-galayangada.
Metafisika sering juga disebut sebagai ‘filsafat pertama’. Maksudnya ialah ilmu yang menyelidiki
apahakikatdibalikalamnyataini.Seringjugadisebutsebagai‘”filsafattentanghalyangada.”Persoalannya
ialah menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata dengan tidak terbatas pada apa yang dapat
ditangkapolehpancaindrasaja.Aristotelesmemandangmetafisikasebagaifilsafatpertama.Istilah“pertama’
tidak berarti, bahwa bagian filsafat ini harus ditempatkan didepan, tetapi menunjukkan kedudukan atau
pentingnya.Filsafatpertamamenyelidikipengandaian-pengandaianpalingmendalamdanpalingakhirdalam
pengetahuanmanusiawiyangmendasarisegalamacampengetahuanlainnya.Aristotelesmengatakanbahwa
menurutkodratnyasetiaporangmempunyaikeinginanmengetahuisesuatu.Pemgetahuankhususyanginginia
defenisikan dalam tulisannya tentang metafisika adalah pengetahuan tentang sebab-sebab pertama, yaitu
pengetahuanyangmendasaridanmengatasiilmu-ilmupengetahuanyanglaindanmenuntunmanusia untuk
mencapaisumbertertinggidarigerakandankehidupan.
Secaraumummetafisikaadalahsuatupembahasanfilsafatiyangkomprehensifmengenaiseluruhrealitas
atau tentang segala sesuatu yang “ada” (being). Yang dimaksud dengan “ADA” ialah ‘semua yang ada baik
yang ada secara mutlak, ada tidak mutlak, maupun ada dalam kemungkinan.” Ilmu ini bertanya apakah
hakikatkenyataanitusebenar-benarnya?Jadi,metafisikainimempersoalkanasaldanstrukturalamsemesta.
Untukmengetahuiasaldanstrukturalamsemesta,Alkitabmengawalidenganmenuliskan,”PadamulanyaAllah
menciptakanlangitdanbumi”(Kej.1:1).Kata“menciptakan” (bara)beratidariyangtidakadamenjadiada
(baru sama sekali), yang dikenal dengan istilah creatio ex nihilo. Asal mula alam semesta adalah karena
diciptakan olehAllah.TanpaAllah.Tidak ada keberadaan(being).
JujunSSumantrimengatakan;”bidangtelaahfilasafatiyangdisebutmetafisikainimerupakantempat
berpijakdarisetiappemikiranilmiah.Diibaratkanbilapikiranadalahroketyangmeluncurkebintang-bintang,
menembusgalaksidamawangemawan,makametafisikaadalahdasarpeluncurannya.”2
Secaraumum,metafisikadibagilagimenjadiduabagianyaitu:
1. Metafisikaumum(yangdisebutontologi)
2. Metafisikakhusus(yangdisebutkosmologi)
15
Metafisikaumum(ontologi)berbicaratentangsegalasesuatusekaligus.Perkataanontologiberasaldaribahasa
Yunaniyangberarti“yangada”dan,sekalilagi,logos.Makaobjekmaterialdaribagifilsafatumumituterdiri
dari segala-gala yang ada. Pertanyaan-pertanyaan dari ontologi misalnya:
· apakah kenyataan merupakan kesatuan atau tidak?
· Apakah alam raya merupakan peredaran abadi dimana semua gejala selalu kembali, seperti dalam
siklusmusim-musim,ataujustrusuatuprosesperkembangan?
Sedangkan metafisika khusus (kosmologi) adalah ilmu pengetahuan tentang struktur alam semesta yang
membicarakan tentang ruang, waktu, dan gerakan. Kosmologi berasal dari kata “kosmos” = dunia atau
ketertiban,lawandari“chaos”ataukacaubalauatautidaktertib;dan“logos”=ilmuataupercakapan.Kosmologi
berarti ilmu tentang dunia dan ketertiban yang paling fundamental dari seluruh realitas.
Ontologimembicarakanazas-azasrasionaldariyang-ada,sedangkankosmologimembicarakanazas-
azas dariyang-adayangteratur. Ontologiberusaha untukmengetahuiesensiyantterdalamdari yang-ada,
sedangkankosmologi berusahauntukmengetahuiketertibannyasertasusunannya.Materialismeadalahajaran
ontologi yang mengatakan bahwa yang ada terdalam bersifat materi.
MenurutProf.SutantakdirAlisjahbana metafisika itudibagiatasdua bagianbesar,yaitumetafisika
kuantitas dan metafisika kualitas3
. Skemanya adalah sebagai berikut:
1
Anton Baker, Ontologi atau Metafisika Umum, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hal. 15.
2
Jujun S. Sumantri, Filsafat Ilmu (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001), hal. 63.
3
Seperti yang dikutip oleh Endang Saifuddin Anshari dalam bukunya: Ilmu, Filsafat dan Agama (Bina Ilmu, Surabaya,
1987,hlm.95-96)
16
B. Asumsi
Salahsatupermasalahdidalamduniafilsafatyangmenjadiperenunganparafilsufadalahmasalahgejala
alam.Merekamenduga-dugaapakahgejaladalamalaminitundukkepadadeterminisme, yaknihukumalam
yang bersifat universal, ataukah hukum semacam itu tidak terdapat sebab setiap gejala merupakan pilihan
bebas,ataukahkeumumanitumemangadanamunberupapeluang,sekedartangkapanprobabilistik?Ketiga
masalahiniyaknideterminisme,pilihanbebasdanprobabilistikmerupakanpermasalahanfilasafatiyangrumit
namunmenarik..tanpamengenalketigaaspekini,sertabagaimanailmusampaipadapemecahanmasalahyang
merupakankompromi,akansukarbagikitauntukmengenalhakikatkeilmuandenganbaik.
Jadi, marilah kita asumsikan saja bahwa hukum yang mengatur berbagai kejadian itu memang ada,
sebab tanpa asumsi ini maka semua pembicaraan akan sia-sia. Hukum disini diartikan sebagai suatu aturan
main atau pola kejadian yang diikuti oleh sebagian besar peserta, gejalanya berulangkali dapat diamati yang
tiapkalimemberikanhasilyangsama,yangdengandemikiandapatkitasimpulkanbahwahukumsepertiitu
berlaku kapan saja dan dimana saja.
PahamdeterminismedikembangkanolehWilliamHamilton(1788-1856)daridoktrinThomasHobbes
(1588-1679)yangmenyimpulkanbahwapengetahuanadalahbersifatempirisyangdicerminkanolehzatdan
gerak universal. Aliran filsafat ini merupakan lawan dari paham fatalisme yang berpendapat bahwa segala
kejadian ditentukan oleh nasib yang telah ditetapkan lebih dahulu. Demikian juga paham determinisme ini
bertentangandenganpenganutpilihanbebasyangmentyatakanbahwasemuamanusiamempunyaikebebasan
dalammenentukanpilihannyatidakterikatkepadahokumalamyangtidakmemberikanpilihanalternatif.
Untukmeletakkanilmudalamperspektiffilsafatinimarilahkitabertanyakepadadirisendiriapakah
yangsebenarnyayangingindipelajariilmu.Apakahilmuinginmempelajarihukumkejadianyangberlakubagi
seluruhmanusiasepertiyangdicobadijangkaudalamilmu-ilmusosial,ataukahcukupyangberlakubagisebagian
besardarimereka?Ataubahkanmungkinkitatidakmempelajarihal-halyangberlakuumummelainkancukup
mengenaitiapindividubelaka?
Konsekuensidaripilihanadalahjelas,sebabsekiranyakitamemilihhukumdarikejadianyangberlaku
bagiseluruhmanusia,makakitaharusbertolakdaripahamdeterminisme.Sekiranyakitamemilihhukumkejadian
yang bersifat khas bagi tiap individu manusia maka kita berpaling kepada paham pilihan bebas. Sedangkan
posisitengahyangterletakdiantarakeduanyamengantarkankitakepadapahamyangbersifatprobabilistik.
Sebelumkitamenentukanpilihanmarilahkitamerenungsejenakdanberfilsafat. Sekiranyailmuingin
menghasilkanhukumyangkebenarannyabersifatmutlakmakaapakahtujuaninicukuprealitasuntukdicapai
ilmu?SekiranyaIlmuinginmenghasilkanhukumyangkebenarannyabersifatmutlakmakaapakahtujuanini
cukuprealistisuntukdicapaiilmu?Mungkinkalausasaraniniyangdibidikilmumakakhasanahpengetahuan
ilmiah hanya terdiri dari beberapa gelintir pernyataan yang bersifat universal saja. Demikian juga, sekiranya
sifat universal semacam ini disyaratkan ilmu bagaimana kita dapat memenuhinya, disebabkan kemampuan
manusiayangtidakmungkinmengalamisemuakejadian.
Namunparailmuwanmemberisuatukompromi,artinyailmumerupakanpengetahuanyangberfungsi
membantumanusiadalammemecahkankehidupanpraktissehari-hari,dantidakperlumemilikikemutlakan
sepertiagamayangberfungsimemberikanpedomanterhadaphal-halyangpalinghakikidalamkehidupanini.
Walaupundemikiansampaitahaptertentuilmuperlumemilikikeabsahandalammelakukangeneralisasi,sebab
pengetahuan yang bersifat personal dan individual seperti upaya seni, tidaklah bersifat praktis. Jadi diantara
kutubdeterminismedanpilihanbebasilmumenjatuhkanpilihannyaterhadappenafsiranprobabilistik.
17
C. Peluang
Peluangsecarasederhanadiartikansebagaiprobabilitas. Peluang0.8secarasederhanadapatdiartikan
bahwa probabilitas untuk suatu kejadian tertentu adalah 8 dari 10 (yang merupakan kepastian). Dari sudut
keilmuanhaltersebutmemberikansuatupenjelasanbahwailmutidakpernahingindantidakpernahberpretensi
untuk mendapatkan pengetahuan yang bersifat mutlak. Tetapi ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar
bagimanusiauntukmengambilkeputusan,dimanakeputusanituharusdidasarkankepadakesimpulanilmiah
yangbersifatrelatif.Dengandemikanmakakataakhirdarisuatukeputusanterletakditanganmanusiapengambil
keputusanitudanbukanpadateori-teorikeilmuan.
D. Beberapa Asumsi Dalam Ilmu
Ilmuyangpalingtermasukpalingmajudibandingkandenganilmulainadalahfisika.Fisikamerupakan
ilmuteoritisyangdibangundiatassistempenalarandeduktifyangmeyakinkansertapembuaktianinduktifyang
mengesankan.Namunseringdilupakanorangbahwafisikapunbelummerupakansuatukesatuankonsepyang
utuh.Artinyafisikabelummerupakanpengetahuanilmiahyang tersusunsecarasemantik,sistematik,konsisten
dan analitik berdasarkan pernyataan-pernyataan ilmiah yang disepakati bersama. Di mana terdapat celah-
celahperbedaandalamfisika?Perbedaannyajustruterletakdalamfondasidimanadibangunteoriilmiahdiatasnya
yaknidalamasumsitentangduniafisiknya.Begitujugasebaliknyadenganilmu-ilmulain yangjugatermasuk
ilmu-ilmusosial.
Kemudianpertanyaanyangmunculdaripernyataandiatasadalahapakahkitaperlumembuatkotak-
kotakdanpembatasandalambentukasumsiyangkiansempit?Jawabannyaadalahsederhanasekali;sekiranya
ilmuinginmendapatkanpengetahuanyangbersifatanalitis,yangmampumenjelaskanberbagaikaitandalam
gejalayangtertanggukdalampengalamanmanusia,makapembatasaniniadalahperlu.Suatupermasalahan
kehidupanmanusiasepertimembangunpemukimanJabotabek,tidakbisadianalisissecaracermatdanseksama
oleh hanya satu disiplin ilmu saja. Masalah yang rumit ini , seperti juga rumitnya kehidupan yang dihadapi
manusia, harus dilihat sepotong demi sepotong dan selangkah demi selangkah. Berbagai displin keilmuan ,
denganasumsinyamasing-masingtentangmanusiamencobamendekatipermasalahantersebut.Ilmu-ilmuini
bersfat otonom dalam bidang pengkajiannya masing-masing dan “berfederasi” dalam suatu pendekatan
multidispliner.(Jadibukan“fusi”denganpenggabunganasumsiyangkacaubalau).
Dalammengembangkanasumsiinimakaharus diperhatikanbeberapahal:
1. Asumsi ini harus relevan dengan bidang dan tujuan pengkajian displin keilmuan. Asumsi ini harus
oprasional dan merupakan dasar dari pengkajian teoritis.
2. Asumsiiniharusdisimpulkandari“keadaansebagaimanaadanya‘bukan’bagaimanakeadaanyang
seharusnya.” Asumsi yang pertama adalah asumsi yang mendasari telaah ilmiah, sedangkan asumsi
keduaadalahasumsiyangmendasaritelaahmoral
Seorang ilmuwan harus benar-benar mengenal asumsi yang dipergunakan dalam analisis keilmuannya,
sebab mempergunakan asumsi yang berbeda, maka berarti berbeda pula konsep pemikiran yang digunakan.
Seringkitajumpaibahwaasumsiyangmelandasisuatukajiankeilmuantidakbersifattersuratmelainkantersirat.
Asumsiyangtersiratinikadang-kadangmenyesatkan,sebabselaluterdapatkemungkinanbahwakitaberbeda
penafsiran tentang sesuatu yang tidak dinyatakan, oleh karena itu maka untuk pengkajian ilmiah yang lugas
lebihbaikdipergunakanasumsiyangtegas.Sesuatuyangbelumtersuratdianggapbelumdiketahuiataubelum
mendapatkesamaanpendapat.Pernyataansemacaminijelastidakakanadaruginya,sebabsekiranyakemudian
ternyataasumsinyaadalahcocokmakakitatinggalmemberikaninformasi,sedangkanjikaternyatamempunyai
asumsi yang berbeda maka dapat diusahakan pemecahannya.
18
E. Batas-Batas Penjelajahan Ilmu
Apakahbatasyangmerupakanlingkuppenjelajahanilmu?Dimanakahilmuberhentidanmeyerahkan
pengkajian selanjutnya kepada pengetahuan lain? Apakah yang menjadi karakteristik obyek ontologi ilmu
yangmembedakanilmudaripengetahuan-pengetahuanlainnya?Jawabdarisemuapertanyaanituadalahsangat
sederhana: ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti pada batas pengalaman
manusia.Jadiilmutidakmempelajarimasalahsurgadannerakadanjuga tidakmempelajarisebabmusabab
kejadianterjadinyamanusia,sebabkejadianituberadadiluarjangkauanpengalamanmanusia.
Mengapa ilmu hanya membatasi daripada hal-hal yang berbeda dalam pengalaman kita? Jawabnya
terletak pada fungsi ilmu itu sendiri dalam kehidupan manusia; yakni sebagai alat pembantu manusia dalam
menanggulangi masalah yang dihadapi sehari-hari. Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas
pengalamanmanusiajugadisebabkanmetodeyangdipergunakandalammenyusunyangtelahterujikebenarannya
secaraempiris.Sekiranyailmumemasukkandaerahdiluarbataspengalamanempirisnya,bagaimanakahkita
melakukansuatukontradiksiyangmenghilangkankesahihanmetodeilmiah?
Kalau begitu maka sempit sekali batas jelajah ilmu, kata seorang, Cuma sepotong dari sekian
permasalahankehidupan.Memangdemikian,jawabfilsufilmu,bahkandalambataspengalamanmanusiapun,
ilmu hanya berwenang dalam menentukan benar atau salahnya suatu pernyataan. Tentang baik dan buruk,
semuaberpalingkepadasumber-sumbermoral;tentangindahdanjeleksemuaberpalingkepadapengkajian
estetik.
Ruangpenjelajahankeilmuankemudiankita‘kapling-kapling’dalamberbagaidisplinkeilmuan.Kapling
inimakinlamamakinsempitsesuaidenganperkembangankuatitatifdisplinkeilmuan.Kalaupadafasepermualaan
hanyaterdapatilmu-ilmualamdanilmu-ilmusosialmakasekaranginiterdapatlebihdari650cabangkeilmuan.
1. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
FilsafatIlmusampaitahunsembilanpuluhantelahberkembangbegitupesatsehinggamenjadisuatubidang
pengetahuanyangamatluasdanbegitumendalam.Lingkupanfilsafatilmuberkembangbegitupesatsehingga
menjadisuatubidangpengetahuanyangamatluasdanmendalam.Lingkupanfilsafatilmusebagaimanatelah
dibahas oleh para filsuf dewasa ini dapat dikemukakan secara ringkas seperti di bawah ini.
a. Peter Angeles
Menurutfilsufini,filsafatilmumempunyaiempatbidangkonsentrasiutama:1
· Telaah mengenai berbagai konsep, praanggapan, dan metode Ilmu, berikut analisis, perluasan dan
penyusunannyauntukmemperolehpengetahuanyanglebihajegdancermat.
· Telaahdanpembenaranmengenaiprosespenalarandalamilmuberikutstrukturperlambangnya.
· Telaahmengenai kaitandiantaraberbagaiilmu.
· Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan dengan pencerapan
danpemahamanmanusiaterhadaprealitas,hubunganlogikadanmatematikadenganrealitas,entitas
teoritis, sumber dan keabsahan pengetahuan, serta sifat dasar kemanusiaan.
b. A. Cornelius Benjamin
19
Filsufinimembagipokoksoalfilsafatilmudalamtigabidang:2
· Telaahmengenaimetodeilmu,lambingilmiah,danstrukturlogisdarisistemperlambangilmiah.Telaah
inibanyakmenyangkutlogikadanteoripengetahuan,danteoriumumtentangtanda.
· Penjelasanmengenaikonsepdasar,praanggapan,danpangkalpendirianilmu,berikutlandasan-landasan
dasarempiris,rasional,ataupragmatisyangmenjaditempattumpuannya.Segiinidalambanyak hal
berkaitan dengan metafisika, karena mencakup telaah terhadap berbagai keyakinan mengenai dunia
kenyataan,keseberagamanalam,danrasionalitasdariprosesilmiah.
· Anekatelaahmengenaisalingkaitdiantaraberbagaiilmudanimplikasinyabagisuatuteorialamsemesta
sepertimisalnyaidealisme,materialisme,monismedanpluralisme.
c. ArthurDanto
Filsufinimenyatakan,“Lingkupanfilsafatilmucukupluasmencakuppadakutubyangsatu,
yaitu,persoalan-persoalankonsepyangdemikianeratbertalaiandenganilmuitusendiri,sehingga
pemecahannya dapat seketika dipandang sebagai suatu sumbangan kepada ilmu daripada kepada filsafat,
danpadakutubyanglainpersoalan-persoalanbegituumumdengansuatupertalianfilasafatisehingga
pemecahannyaakansebanyakmerupakansuatusumbangankepadametafisikaatauepistimologiseperti
kepadafilsafatilmuyangsesungguhnya.Begitupula,rentanganmasalah-masalahyangdiselidikiolehfilsuf-
filsufilmudapatdemikiansempitsehinggamenyangkutketerangantentangsesuatukonseptunggalyang
dianggappentingdalamsuatucabangilmutunggal,danbegituumumsehinggabersangkutandenganciri-ciri
strukturalyangtetapbagisemuacabangilmuyangdiperlakukansebagaisuatuhimpunan.3
d. EdwardMadden
Filsuf ini berpendapat bahwa apapun lingkup filsafat umum, tiga bidang tentu merupakan bahan
perbincangannyayaitu:4
· Probabilitas
· Induksi
· Hipotesis
e. Ernest Nagel
Darihasilpenyelidikannyafilsufinimenyimpulkanbahwafilsafatilmumencakuptigabidangluas:5
· Polalogisyangditunjukkanolehpenjelasandalamilmu.
· Pembentukankonsepilmiah.
· Pembuktiankeabsahankesimpulanilmiah.
f. P. H. Nidditch
Menurutfilsufinilingkupanfilsafatilmuluasdanberanekaragam.Isinyadapatdigambarkandengan
mendaftarserangkaianpembagiandwibidangyangsalingmelengkapi:6
· LogikailmuyangberlawanandenganepistimologiIlmu.
· Filsafatilmu-ilmukealamanyangberlawanandenganfilsafatilmu-ilmukemanusiaan.
· Filsafatilmuyangberlawanandengantelaahmasalah-masalahfilasafatidarisuatuilmukhusus.
· Filsafatilmuyangberlawanandengansejarahilmu.
20
Selainitu,telaahmengenaihubunganilmudenganagamajugatermasukfilsafatilmu.
g. Israel Scheffler
Filsufiniberpendapatbahwafilsafatilmumencaripengetahuanumumtentangilmuatautentangdunia
sebagaimanaditunjukkanolehilmu.Lingkupannyamencakuptigabidangini:7
· Bidanginimenelaahhubungan-hubunganantarafaktor-faktorkemasyarakatandanide-ideilmiah.
· Bidanginiberusahamelukiskanasalmuladanstrukturalamsemestamenurutteori-teoriyangterbaik
danpenemuan-penemuandalamkosmologi.
· Bidang ini menyelidiki metode umum, bentuk logis, cara penyimpulan, dan konsep dasar dari ilmu-
ilmu.
h. J.J.C. Smart
Filsufinimenganggapfilsafatilmumempunyaiduakomponenutama:8
· Bahananalitisdanmetodologistentangilmu
· Penggunaanilmuuntukmembantupemecahanproblem-problemfilasafati.
i. Marx wartofsky
Menurutfilsufini,rentanganluasdarisoal-soalinterdisplinerdalamfilsafatilmumeliputi:9
· Perenunganmengenaikonsepdasar,strukturformal,danmetodologiIlmu.
· Persoalan-persoalanontologidanepistemologiyangkhasbersifatfilasafatidenganpembahasanyang
memadukanperalatananalitisdarilogikamoderndanmodelkonseptualdaripenyelidikanilmiah.
Akhirnyauntukmemberikangambaranyangmenyeluruhmengenairuanglingkupdantopikpersoalandari
filsafatilmudewasaini,berikutdikutipkanrincianlengkapyangdikemukakandalamEncyclopediaBritannica,
15thEdition:10
(1).Sifatdasardanlingkupanfilsafatilmudanhubungannyadengancabang-cabangilmulain; anekaragam
soaldanmetoda-metodahampiranterhadapfilsafatilmu.
(2).PerkembanganHistorisdarifilsafatIlmu
i. Masa-masa purba dan abad pertengahan: pandangan-pandangan yang silih ganti berbeda dari
aliran-alirankaumStoicdanEpicorussertapenganut-penganutPlatodanAristoteles.
ii. AbadXVII:perbincanganmengenaimetodologiilmiah;hampiraninduktifdariBacondanhampiran
DeduktifdariDescartes.
iii. AbadXVIII:Kaumempiris,rasionalis,dantafsiranpenganutKantmengenaifisikaNewton.
iv. SejakawalabadXIXsamapaiPerangDuniaI:pengaruhdarikeyakinanKant dalamrasionalitas
khas perpaduan klasik antara Euclid dan Newton
v. Perbincangan abad XX: tanggapan terhadap relativitas, mekanika kuantum, dan perubahan-
perubahanmendalamlainnyadalamilmu-ilmukealaman;PositivismeLogislawanNeo-Kantianisme
(3).Unsur-UnsurUsahaIlmiah
21
i. Unsur-unsur empiris, konseptual, dan formal serta tafsiran teoritisnya; aneka ragam pandangan
mengenaipentingnyasecararelatifdaripengamatan,teoridanperumusanmatematis.
ii. Prosedurempirisdariilmu
(a) Pengukuran;teoridanproblemfilasafatimengenaipenentuanhubungan-hubungankuantitatif
(b) Perancanganpercobaan:penerapanlogikainduktifdanasas-asasteoritislainnyapadaprosedur
praktis.
iii. Penggolongan:problemtaksonomi
(a) Strukturformalilmu:problemmenyusunsuatuanalisisformalsecaramurnidaripenyimpulan
ilmiah;perbedaanantaradalililmiahdangeneralisasiempiris
(b) Perubahan konseptual dan perkembangan ilmu: problem kesejarahan mengenai organisasi
teoritisdariilmuyangberubah.
(4).Gerakan-gerakanpemikiranilmiah:prosedurdasardariperkembanganintelektualdariilmu
i. Penemuanilmiah;kedudukanterujungdariformalismeyangmenekankanunsur-unsurrasionaldari
penemuanilmiah,dandariirrasionalismeyangmenekankanperananilham,perkiraan,dankebetulan
ii. Pembuktiankeabsahandanpembenarandarikonsepdanteoribaru:pandanganbahwaperamalan
merupakanujianyangmenentukandarikeabsahanilmiah;pandanganbahwapertautan,keajegan,
dankeseluruhanmerupakanpersyaratanpentingdarisuatuteoriilmiah
iii. Penyatuan teori-teori dan konsep-konsep dari ilmu-ilmu yang terpisah: usaha menyusun suatu
system aksiomatis bagi semua ilmu kealaman; problem penyederhanaan untuk mencapai suatu
landasankonseptualyangajegbagiduaataulebihilmu
(5).Kedudukanfilasafatidariteoriilmiah
i. Kedudukanproposisiilmiahdankonsepdarientitas:pandangan-pandangananekaragammengenai
kedudukanepistemologidariproporsiilmiahdanmengenaikedudukandarikonsepilmiah
ii. Hubungan antara analisis filsafat dan praktek ilmiah: penerapan dari ajaran-ajaran filasafati dan
hampiran-hampiranyangberlainanpadailmu-ilmuyangberbeda
(6).Pentingnyapengetahuanilmiahbagibidang-bidanglaindaripengalamandansoalmanusia: kepentingan
sosialdariilmudansikapilmiah;keterbatasanusahamanusia
(7).Hubunganantarailmudanpengetahuanhumaniora:persoalantentangperbedaanantarametodologiilmiah
danmetodologihumaniora.
Berdasarkan perkembangan filsafat ilmu sampai dewasa ini, filsuf pengamat sejarah John Loose
menyimpulkanbahwafilsafatilmudapatdigolongkanmenjadiempatkonsepsi:11
(1) Filsafatilmuyangberusahamenyusunpandangan-pandangandunia yangsesuaiatauberdasarkan
teori-teoriilmiahyangpenting
(2) Filsafatilmuyangberusahamemaparkanpraanggapandankecendrunganparailmuwan(misalnya
praanggapanbahwaalamsemestamempunyaiketeraturan)
(3) Filsafat Ilmu sebagai suatu cabang pengetahuan yang menganalisis dan menerangkan konsep dan
teoridariilmu
(4) Filsafatilmusebagaipengetahuankritisderajatkeduayangmenelaahilmusebagaisasarannya.
22
DalamtingkatkonsepsiLoseepengetahuanmanusiamengenaltigatingkatan:
Tingkat 0 : Fakta-fakta
Tingkat1:Penjelasanmengenaifakta-faktadaninidijelaskanolehilmu
Tingkat:Analisismengenaiprosedurdanlogikadaripenjelasanilmiah.Inimerupakanbidangfilsafatilmu.
Filsafatilmusebagaipemikirantingkat2melakukananalisis-analisisterhadapilmuuntukmenjawab
pertanyaan-pertanyaanberikut:
(1) Ciri-ciriapakahyangmembedakanpenyelidikanilmiahdariragam-ragampenyelidikanlainnya?
(2) Prosedurapakahyangharusditempuhparailmuwandalammenyelidikialam?
(3) Persyaratanapakahyangharusdipenuhiagarsuatupenjelasanilmiahbetul?
(4) Apakahkedudukankognitifdaridalildanasasilmu?
SelainpembagianfilsafatilmumenurutLoseedalamempatkonsepsitersebutdiatas,beberapafilsuf
mempunyaikonsepsidikotomiyangmembedakanfilsafatilmudalamduabagian.Dwipembagianyangpaling
umumdikemukakanolehantaralainArthurPap.Menurutfilsufiniuntukmenghindarkankekacauan,filsafat
ilmuperludibedakandalam:12
(1) Filsafatilmu-seumumnya.Filsafatilmuinimenelaahkonsep-konsepdanmetode-metodeyangterdapat
dalamsemuailmu,misalnyapengertianpenjelasan,generalisasiinduktif,dankebenaran.
(2) Filsafatilmu-ilmukhusus,sepertimisalnyafilsafatfisikaataufilsafatpsikologi.Masing-masingfilsafat
ilmukhususitumenanganikonsep-konsepyangkhususberlakudalamlingkupannyamasing-masing
sepertimisalnyaunsur-unsurwaktudangayadalamfisika,realitasobyektifdalammekanikakuantum,
variableseladalampsikologi,danpenjelasanteologisdalambiologi.
MiripdengandikotomidariPapituialahdwipembagianMichaelScrivendalam substantivephiloso-
phy of science dan structural philosophy of science. Filsafat ilmu substansif berkaitan dengan isi masing-
masing ilmu khusus, sedang filsafat ilmu struktural menyangkut topik-topik seperti penyimpulan ilmiah,
penggolongan,penjelasan,peramalan,pengukuran,probabilitas,dandeterminisme.13
2. Problem-ProblemDalamFilsafatIlmu
Filsafatsebagaisuatuilmukhususmerupakansalahsatucabangdariruanglingkupfilsafatilmuseumumnya.
Padakelanjutannyafilsafatilmumerupakansuatubagiandarifilsafat.Dengandemikian,pembahasanmengenai
lingkupanfilsafatsesuatuilmukhusustidakterlepasdarikaitandenganpersoalan-persoalandanfilsafatilmu
danproblem-problemfilsafatpadaumumnya.FilsufterkemukaClarenceIrvingLewisjugamengemukakan
adanyaduaguguspersoalanyakni,problem-problemreflektifdalamsuatuilmukhususyangdapatdikatakan
membentuk filsafat dari ilmu tersebut dan problem-problem mengenai asas permulaan dan ukuran-ukuran
yangberlakuumumbagisemuailmumaupunaktivitaskehidupanseumumnya.14
ProblemmenurutdefenisiA.CorneliusBenjaminialah“Sesuatusituasipraktisatauteoritisyanguntukitu
tidak ada jawaban lazim atau otomatis yang memadai, dan yang oleh sebab itu memerlukan proses-proses
refleksi.”15
Banyak sekali pendapat para filsuf ilmu mengenai kelompok atau perincian problem apa saja yang
diperbincangkan dalam filsafat ilmu. Untuk medapat gambaran yang lebih jelas perlulah kiranya dikutipkan
pendapat-pendapat berikut:
a. A. Cornelius Benjamin
23
Filsufinimenggolong-golongkansegenappersoalanfilsafatilmudalamtigabidang:16
· Bidangpertamameliputisemuapersoalanyangbertaliansecaralangsungatautidaklangsungdengan
suatupertimbanganmengenaimetodeilmu
· Persoalan-persoalan dalam bidang kesdua dalam filsafat ilmu agak kurang terumuskan baik dari
problem-problem tentang metode. Dalam suatu makna, banyak darinya merupakan pula persoalan-
persoalanmetode.Tetapi,penunjukannyasecaralangsunglebihkepadapokoksoaldaripadakepada
prosedur sehingga persoalan-persoalan itu menyangkut apa yang umumnya disebut pertimbangan-
pertimbanganmetafisisdalamsuatucarabidangterdahulutidakmenyangkutnya.Inibertaliandengan
analisisterhadapkonsep-konsepdasardanpraanggapan-praanggapandariilmu-ilmu.
· Bidang ketiga dari filsafat ilmu, terdiri dari aneka ragam kelompok persoalan yang tidak mudah
terpengaruholehsuatupenggolongansistematis.Kesemuaitudapatsecarakasardilukiskansebagaimana
bersangkutpautdenganimplikasi-implikasiyangdipunyaiilmudalamisimaupunmetodenyabagiaspek-
aspeklaindarikehidupankita.
b. Michael Berry
Penulisinimengemukakanduaproblemyangberikut:17
· Bagaimanakahkuantitasdarirumusandalamteori-teoriilmiah(misalnyasuatuciridalamgenetikaatau
momentumdalammekanikaNewton)berkaitandenganperistiwa-peristiwadalamduniaalamiahdiluar
pikirankita?
· Bagaimanakahdapatdikatakanbahwateoriataudalililmiahadalah‘benar’berdasarkaninduksidari
sejumlahpersoalanyangterbatas?
c. B. Van Fraassen dan H. Margenau
Menurutkeduaahliiniproblem-problemutamadalamfilsafatilmusetelahtahun-tahunenampuluhan
ialah:18
· Metodologi (Hal-hal yang menonjol yang banyak diperbincangkan adalah mengenai sifat dasar dari
penjelasanilmiah,danteoripengukuran).
· Landasanilmu-ilmu(ilmu-ilmuempirishendaknyamelakukanpenelitianmengenailandasannyadan
mencapaisuksessepertihalnyalandasanmatematik).
· Ontologi(Persoalanutamayangdiperbincangkanialahmenyangkutkonsep-konsepsubstansi,proses,
waktu,ruang,kausalitas,hubunganbudidanmateri,sertastatusdarientitas-entitasteoritis).
d. Davih Hull
Filsufbiologiinimengemukakanpersoalanyangberikut:19
Persoalan menyampingkan yang meliputi
jilid-jilidbelakanganini(seriFoundationsofPhilosophy)ialahapakahpembagiantradisionaldariilmu-ilmu
empirisdalamcabang-cabangpengetahuanyangterpisahsepertigeologi,astronomidansosiologimencerminkan
semata-mata perbedaan dalam pokok soal ataukah hasil dari perbedaan pokok dalam metodologi. Secara
singkat,adakahsuatufilsafatilmutunggalyangberlakumeratapadasemuabidangilmukealaman,atauadakah
beberapafilsafatilmuyangmasing-masingcocokdalamruanglingkupnyasendiri?
e. VictorLenzen
Filsufinimengajukanduaproblem:20
· StrukturIlmu,yaitumetodedanbentukpengetahuanilmiah;
24
· Pentingnyailmubagipraktekdanpengetahuantentangrealitas.
f. J. J. C. Smart
Filsuf ini mengumpamakan kalau seorang awam bukan filsuf membuka-buka beberapa nomor dari
majalah Amerika serikat berjudul Philosophy of Science dan majalah Inggris The British Journal of the
Philosophy of science, maka akan dijumpainya dua jenis persoalan:21
· Pertanyaan-pertanyaan tentang ilmu, misalnya pola-pola perbincangan ilmiah, langkah-langkah
pengujianteoriilmiah,sifatdasardaridalildanteoridancara-cara merumuskankonsepilmiah.
· Perbincanganfilasafatiyang mempergunakan ilmu,misalnyabahwahasil-hasilpenyelidikanilmiah
akanmenolongparafilsufmenjawabpertanyaan-pertanyaantentangmanusiadanalamsemesta.
g. Joseph Sneed
Menurutfilsufini,pembedaandalamjenisproblem-problemfilsafatilmukhusus(misalnyavariable
tersembunyi,determinismedalammekanikaquantum)danjenisproblem-problemfilsafatilmuseumumnya
(misalnyaciri-ciriteoriilmiah)yangtelahumumditerimaadalahmenyesatkan.Halitudinyatakannyademikian,
“Saya menyarankan bahwa dualitas diantara problem-problem filsafat ilmu ini adalah menyesatkan. Saya
berpendapatbahwaproblem-problemfilasafatitentangsifatdasarilmuseumumnyatidaklah,dalamsuatucara
yang mendasar, berbeda dengan problem-problem filasafati yang bertalian semata-mata dengan ilmu-ilmu
khusus. Secara khusus tidaklah ada makna khusus bahwa filsafat ilmu seumumnya merupakan sustu usaha
normative,sedangkanfilsafatilmu-ilmukhusustidak.”22
h. Frederick Suppe
Menurutfilsufini,problemyangpalingpokokataupentingdalamfilsafatilmuadalahsifatdasaratau
strukturteoriilmiah.Alasannyaialahkerenateorimerupakanrodadaripengetahuanilmiahdanterlibatdalam
hampirsemuasegiusahailmiah.Tanpateoritidakakanadaproblem-problemmengenaientitasteoritis,istilah
teoritis,pembuktiankebenaran,dankepentingankognitif.Tanpateoriyangperludiujiatauditerapkan,rancangan
percobaan tidak ada artinya. Oleh karena itu hanyalah agak sedikit melebih-lebihkan bilamana dinyatakan
bahwafilsafatilmuadalahsuatuanalisismengenaiteoridanperanannyadalamusahailmiah.23
i. D.W. Theobald
Menurutfilsufini,dalamfilsafatilmuterdapatduakategoriproblemyaitu:24
· Problem-problemMetodologisyangmenyangkutstrukturpernyataanilmiahdanhubungan-hubungan
diantaramereka.Misalnyaanalisisprobabilitas,peranankesederhanaandalamilmu,realitasdarientitas
teoritis,dalililmiah,sifatdasarpenjelasan,danhubunganantarapenjelasandanperamalan.
· Problem-problemtentangilmuyangmenyelidikiartidanimplikasidarikonsep-konsepyangdipakai
parailmuwan.Misalnyakausalitas,waktu,ruang,danalamsemesta.
j. W. H. Walsh
Filsuf sejarah ini menyatakan bahwa filsafat ilmu mencakup problem yang timbul dari metode dan
praanggapandariilmusertasifatdasardanpersyaratandaripengetahuanilmiah.25
25
k. Walter Weimer
Ahliinimengemukakanempatproblemyangberikut:26
· Pencarian terhadap suatu teori penyimpulan rasional (ini berkisar pada penyimpulan induktif, sifat
dasarnyadanpembenarannya).
· Teoridanukuranbagipertumbuhanataukemajuanilmiah(Iniberkisarpadapertumbuhanpengetahuan
ilmiah,pencariandanpenjelasannya.MisalnyadalammenilaibahwateoriEinsteinlebihungguldaripada
teorisebelumnya,apakahukurannya?)
· PencarianterhadapsuatuteoritindakanPragmatis(dalammenentukansalahsatuteoridiantarateori-
teori yang salah, bagaimanakah caranya untuk mengetahui secara pasti teori yang paling terkecil
kesalahannya?)
· Problemmengenaikejujuranintelektual(Inimenyangkutusahamencocokkanprilakusenyatanya,dari
parailmuwandenganteoriyangmerekaanutsetia).
l. PhilipWiener
Menurutbeliauparafilsufilmudewasainimembahasproblem-problemyangmenyangkut:27
· Strukturlogisataiciri-cirimetodologisumumdariilmu-ilmu.
· Salinghubungandiantarailmu-ilmu.
· Hubungan ilmu-ilmu yang sedang tumbuh dengan tahapan-tahapan lainnya dari peradaban, yaitu
kesusilaan,politik,senidanagama.
Problem-problemfilsafatseumumnyabilamanadigolong-golongkanternyataberkisarpadaenamhalpokok,
yaitupengetahuan,keberadaan,metode,penyimpulan,moralitas,dankeindahan.Berdasarkankeenamsasaran
itu, bidang filsafat dapat secara sistematis dibagi dalam enam cabang pokok, yaitu epistemologi (teori
pengetahuan), metafisika (teori mengenai apa yang ada), metodologi (studi tentang metode), logika (teori
penyimpulan),etika(ajaranmoralitas)danestetika(teorikeindahan).
Olehkarenafilsafatilmumerupakansuatubagiandarifilsafatseumumnya,problem-problemdalamfilsafat
ilmusecarasistematisjugadapatdigolongkanmenjadienamkelompoksesuaidengancabang-cabangpokok
filsafatitu.Dengandemikian,seluruhproblemdalamfilsafatilmudapatditertibkanmenjadi:
· Problem-problemepitesmologistentangilmu
· Problem-problemmetafisistentangilmu
· Problem-problemmetodologistentangilmu
· Problem-problemlogistentangilmu
· Problem-problemetistentangilmu
· Problem-problemestetistentangilmu
Problem-problemepitemologis,metafisis,danlogisyangbertaliandenganilmu-ilmumulaimemperoleh
perhatianparafilsufdanilmuwanpadaawalabadXIX.28
Problem-problem secara metodologis telah secara
tegasdisebutkanolehD.W.Theobalddimukasebagaisalahsatukategoriproblemdalamfilsafatilmu.Prob-
lem-problemetisyangmenyangkutilmujugatelahdisebutkandimukaolehWalterWeimer(menyangkutkejujuran
intelektualparailmuwandanolehPhilipWeiner(menyangkuthubunganilmudengankesusilaansebagaisuatu
segiperdabanmanusia).Problem-problemestetisyangmenyangkutilmupadadasawarsaterakhirinidimulai
menjaditopikperbincanganolehsebagianfilsufdanilmuwan.Dalamtahun1980diadakansebuahkonperensi
paraahliyangmembahasdimensiestetisdariilmu.
3. Cabang-CabangIlmu
26
Ilmu berkembang dengan sangat pesat dan demikian juga jumlah cabang-cabangnya. Hasrat untuk
menspesialisasikandiripadasatubidangtelaahanyangmemungkinkananalisisyangmakincermatdansaksama
menyebabkanobyekforma(ontologis)daridisplinkeilmuanmenjadikianterbatas.Diperkirakansekarangini
terdapat sekitar 650 cabang keilmuan yang kebanyakan belum dikenal orang-orang awam.
Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari dua cabang utama yakni filsafat alam
yangkemudianmenjadirumpunilmu-ilmualamdanfilsafatmoralyangkemudianberkembangkedalamcabang-
cabangilmusosial.Ilmu-ilmualammembagidirikepadaduakelompoklagiyakniilmualamdanilmuhayat.
Ilmualambertujuanmempelajarizatyangmembentukalamsemestasedangkanalamkemudianberkembang
lagimenjadifisika,kimia,astronomidanilmubumi.Tiap-tiapcabangkemudianmembikinranting-rantingbaru
sepertifisikaberkembangmenjadimekanika,hidrodinamika,bunyi,cahayadll.Sampaitahapinimakakelompok
ilmuinitermasukkedalamilmu-ilmumurni.Ilmu-ilmumurniinikemudianberkembanglagimenjadiilmu-ilmu
terapan.
Ilmu-ilmu sosial berkembang agak lambat dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam. Pada pokoknya
terdapatcabangutamailmu-ilmusosialyakniantropologi.(mempelajarimanusiadalamperspektifwaktudan
tempat),psikologi(mempelajariprosesmentaldankelakuanmanusia),ekonomi(mempelajarimanusiadalam
memenuhikebutuhankehidupannyalewatpertukaran),sosiologi(mempelajaristrukturorganisasisosialmanusia),
danilmupolitik(mempelajarisistemdanprosesdalamkehidupanmanusiaberpemerintahandanbernegara).
Cabang utama ilmu-ilmu sosial ini kemudian mempunyai cabang-cabang lagi seperti umpamanya
antropologiterpecahmenjadilimayakniarkeologi,antropologifisik,linguistik,etnologidanantropologisosial/
kultural.Dariilmu-ilmutersebutdiatasyangdapatkitagolongkankedalamilmumurnimeskipuntidaksepenuhnya
berkembangilmusosialterapanyangmerupakanaplikasiberbagaikonsepilmu-ilmusosialmurnikepadasuatu
bidangtelaahansosialtertentu.Pendidikan,umpamanyamerupakanilmusosialterapanyangmengaplikasikan
konsep-konsep dari psikologi, antropologi dan sosiologi. Demikian juga manajemen menerapkan konsep
psikologi,ekonomi,antropologidansosiologi
Disampingilmu-ilmualamdanilmu-ilmusosial,pengetahuanmencakupjugahumanioradanmatematika.
Humaniora terdiri dari seni, agama, bahas dan sejarah. Sejarah kadang-kadang dimasukkan juga kedalam
ilmu-ilmusosialdanmerupakankontoversiyang berkepanjanganapakahsejarahituilmuataukahhumaniora.
Keberatanbeberapakalanganmengenaidimasukkannyasejarahkedalamkelompokilmu-ilmusosialterletak
pada penggunaan data-data sejarah yang seringkali merupakan hasil penuturan orang, yang siapa tahu, bisa
sajaorangituadalah‘pembohong”.Arkeologisudahtidaklagidipermasalahkan,sebabbuktinyaadalahbenda-
bendasejarahhasilpenggaliandanpenemuan.
1
Peter A. Angeles, Dictionary of Philosophy, 1981, p. 250.
2
A. Cornelius Benjamin, “Science, philosophy of”, dalam Dictionary of Philosophy, Dagobert D. Runes, ed., 1975
Edition,p.284-285.
3
Arthur C. Danto, “ Problem of Philosophy Science”, dalam Paul Edwards, ed., The Encyclopedia of Philosophy, Vol-
ume6,1967,p.296-7.
4
Edward H. Madden,” Pierce and Current Issues in the Philosophy of Science”, dalam Raymond Klibansky, ed., Contem-
porary Philosophy: A Suevey, Volume II, 1968, p. 31.
5
Ernest nagel, the Structure of Science: Problems in the Logic of Scientific Explanation, 1974, p. 14.
6
P. H. Nidditch, ed., The Philosophy of Science, 1971, Introduction, p.2.
7
Israel Scheffler, The anatomy of Inquiry: Philosophical Studies in The Theory of Science, 1969, p. 3.
8
J.J.C. Smart, Between Science and Philosophy: An Introduction to the Philosophy of Science, 1968, p. 5.
9
Marx W. wartofsky, ed., Boston Studies in Philosophy of Science, 1963, Preface, p. VII.
27
10
The New Encyclopedia Britannica ; Propaedia: Outline of Knowledge and Guide to the Britannica, 15th
Edition, 1982,
Part Ten, Division III, Section 10/31, p. 728-9.
11
John Losee, A Historical Introduction to the Philosophy of Science, 2nd
ed., 1980, p. 1-3.
12
Arthur Pap, An Introduction to the Philosophy of Science, 1967, p. vii.
13
Michael Scriven, “The Philosophy of Science”, dalam International Encyclopedia of the Social Sciences, David L.
Sills,ed.,Volume14,1968,p.84.
14
Clarence Irving Lewis, Mind and the World Order: Outline of a Theory of Knowledge, 1956, pagina 8.
15
A. Cornelius Benjamin, “Problem”, dalam Dictionary of Philosophy, Dagobert D. Runes, ed., 1975 Edition, p.55.
16 16
A. Cornelius Benjamin, “Philosophy of Science,” dalam Vergilius Ferm, ed., A History of Philosophical System, 1968,
p.542-547.
17
Michael V. Berry dalam Alan Bullock & Oliver Stallybrass, eds., The harper Dictionary of Modern Thought, 1977, p.
559-60.
18
B. Van Fraassen & H Margenau, “ Philosophy of Science” dalam raymaond Klibansky, ed., Contemporary Philosophy :
A Survey, Volume II: Philosophy of Science, 1968, p. 25-27.
19
David L. Hull, Philosophy of Biological Science, 1974, p.1-2.
20
Victor F. Lenzen, “Philosophy of Science,” dalam dagobert D. Runes, ed., Living Schools of Philosophy (Twentieth
Century Philosophy), 1965 Edition, p. 94.
21
J.J.C. Smart, Between Science and Philosophy: An Introduction to the Philosophy of Science, 1968, p.4-5.
22
Joseph D. Sneed, “ Describing revolutionary Scientific Change: A Formal Approach,” dalam Robert F. Butts & Jaakko
Hintikka, eds., Historical and Philosophical Dimensions of Logic, Methodology and Philosophy of Science, 1977, p. 245.
23
Frederick Suppe, The Search for Philosophic understanding of Scientific Theories,” dalam F. Suppe, ed., The Stucture
of Scientific Theories, 1974, p. 3.
24
D.W. Theobald, An Introduction to the Philosophy of Science, 1968, p. 5-6.
25
W. H. Walsh, Philosophy of History: An Introduction, 1960, p. 9.
26
Walter B. Weimer, Notes on the Methodilogy of Scientific Research, 1979, p. 2-3.
27
Philiph P. Weiner, “ Philosophy of Science: Introduction,” dalam Daniel J. Bronstein, et. Al., eds., basic Problems of
Philosophy: selected Readings With Introductions, 1957, p. 226.
28
R. Harre, “ Philosophy of Science, History of,” dalam The Encyclopedia of Philosophy, paul edwards, ed., Volume 6,
1967,p.289.
28
BAB V
EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN
PENGETAHUAN YANG BENAR
A. Jarum Sejarah Pengetahuan
Pada masyarakat primitif, perbedaan diantara berbagai organisasi kemasyarakatan belum tampak,
yang diakibatkan belum adanya pembagian pekerjaan. Seorang ketua suku umpamanya, bisa merangkap
hakim,panglimaperang,penghuluyangmenikahkan,gurubesaratautukangtenung.Sekalikitamenempati
status tertentu dalam jenjang masyarakat maka status itu tetap, kemanapun kita pergi, sebab organisasi
kemasyarakatanpadawaktuitu,hakikatnyahanyasatu.Jadijikaseseorangmenjadiahlimakaseterusnyadia
akanmenjadiahli..
Jadi kriteria kesamaan dan bukan perbedaan yang menjadi konsep dasar pada waktu dulu. Semua
menyatudalamkesatuanyangbatas-batasnyakaburdanmengambang.Tidakterdapatjarakyangjelasantara
satu obyek dengan obyek yang lain. Antara ujud yang satu dengan ujud yang lain. Konsep dasar ini baru
mengalami perubahan fundamental dengan berkembangnya abad penalaran (The Age of Reason) pada
pertengahan abad XVII.
Dengan berkembangnya abad penalaran maka konsep dasar berubah dari kesamaan kepada
pembedaan. Mulailah terdapat pembedaan yang jelas antara berbagai pengetahuan, yang mengakibatkan
timbulnyaspesialisasipekerjaandankonsekuensinyamengubahstrukturkemasyarakatan.Pohonpengetahuan
dibeda-bedakan paling tidak berdasarkan apa yang diketahui, bagaimana cara mengetahui dan untuk apa
pengetahuanitudipergunakan.
Salahsatucabangpengetahuanituyangberkembangmenurutjalannyasendiriadalahilmuyangberbeda
dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya terutama dari metodenya. Metode keilmuan adalah jelas sangat
berbedadenganngelmuyangmerupakanparadigmadariAbadPertengahan.Demikianjugailmudapatdibedakan
dariapayangditelaahnyasertauntukapailmuitudipergunakan.
Difrensiasi dalam bidang ilmu cepat terjadi. Secara metafisisk ilmu mulai dipisahkan dengan moral.
Berdasarkanobyekyangditelaahmulaidibedakanilmu-ilmualamdanilmu-ilmusosial.Perbedaanyangmakin
terperinciinimakamenimbulkankeahlianyanglebihspesifikpula.
Makinciutnyakaplingmasing-masingdisplinkeilmuanitubukantidakmenimbulkanmasalah,sebab
dalamkehidupannyatasepertipembangunanpemukimanmanusia,makamasalahyangdihadapimakinbanyak
dan makin njelimet. Menghadapi kenyataan ini terdapat lagi orang dengan memutar jam sejarah kembali
denganmengaburkanbatas-batasmasing-masingdisplinilmu.Dengandalihpendekataninter-displinermaka
berbagaidisplinkeilmuandikaburkanbatas-batasnya,perlahan-lahanmenyatukedalamkesatuanyangberdifusi.
Pendekataninterdisplinermemangmerupakankeharusan,namuntidakdenganmengaburkanotonomi
masing-masing displin keilmuan yang telah berkembang berdasarkan routenya masing-masing, melainkan
denganmenciptakanparadigmabaru.Paradigmainiadalahbukanilmumelainkansaranaberpikirilmiahseperi
logika,matematika,statistikadanbahasa.SetelahperangduniaIImuncullahparadigma“konsepsistem” yang
diharapkan sebagai alat untuk mengadakan pengakajian bersama antar displin-keilmuan. Jelaslah bahwa
pendekatan interdispliner bukan merupakan fusi antara berbagai displin keilmuan yang akan menimbulkan
anarki keilmuan, melainkan suatu federasi yang diikat oleh suatu pendekatan tertentu, dimana tiap displin
keilmuandenganotonominyamasing-masing,salingmenyumbangkananalisisnyadalammengkajiobjekyang
menjaditelahanbersama.
29
B. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut
memperkayakehidupankita.Sukaruntukdibayangkanbagaimanakehidupanmanusiaseandainyapengetahuan
itu tidak ada, sebab pengetahuan merupakan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang
muncul dalam kehidupan. Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang
diajukan.Olehsebabituagarkitadapatmemanfaatkansegenappengetahuankitasecaramaksimalmakakita
harus ketahui jawaban apa saja yang mungkin diberikan oleh suatu pengetahuan tertentu. Atau dengan kata
lain, perlu kitaketahuikepadapengetahuanmana suatupertanyaantertentuyangharuskita ajukan.
Sekiranyakitabertanya“apakahyangterjadisesudahmanusiamati?”, makapertanyaanitutidakbisa
diajukankepadailmumelainkankepadaagama,sebabsecaraontologisilmumembatasidirikepadapengkajian
obyekyangberadadalamlingkuppengalamanmanusia,sedangakanagamamemasukipuladaerahpenjelajahan
yangbersifattransedentalyangberadadiluarpengalamankita.Ilmutidakbisamenjawabpertanyaanitusebab
ilmu dalam tubuh pengetahuan yang disusunnya memang tidak mencakup permasalahan tersebut. Atau jika
kitamemakaianalogikomputermakakomputerilmutidakdiprogramuntukitu.
Memangpadahakekatnyamanusiamengharapkanjawabanyangbenar,danbukannyasekedarjawaban
yang bersifat sembarangan saja. Lalu timbullah masalah, bagaimana cara kita menyusun pengetahuan yang
benar?Masalahinilahyangdalamkajianfilsafatdisebutsebagaiepistemology,danlandasanepistemologiilmu
disebut metode ilmiah. Dengan kata lain, metode ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun
pengetahuan yang benar. Lalu apakah yang disebut benar sedangkan dalam khasanah filsafat ada beberapa
teori kebenaran?
Setiap jenis pengetahuan mempunyai cirri-ciri spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana
(epistemologi),danuntukapa(aksiologi)pengetahuantersebutdisusun.Ketigalandasaninisalingberkaitan;
jadiontologiilmuterkaitdenganepistemologiilmudanepistemologiilmuterkaitdengan aksiologiilmudan
seterusnya.Jadikalaukitaingin membicarakanepistemologiilmu,makahaliniharusdikaitkandenganontologi
danaksiologiilmu.
Ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya dan terbatas pada pengalaman kita saja. Pengetahuan
dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan yang sehari-hari dihadapi
manusia,danuntukdigunakandalammenawarkanberbagaikemudahankepadanya.Pengetahuanilmiahalias
ilmu,dapatdiibaratkansebagaialatbagimanusiadalammemecahkanberbagaipersoalanyangdihadapinya.
Pemecahan tersebut pada dasarnya adalah dengan meramalkan dan mengontrol gejala alam. Oleh sebab
itulah,seringdikatakanbahwadenganilmumanusiamencobamemanipulasidanmenguasaialam.
Berdasarkanlandasanontologidanaksiologisepertiitumakabagaimanasebaiknyakitamengembangkan
landasanepistemologiyangcocok?Persoalanutamayangdihadapitiapepistemologipengetahuanpadadasrnya
adalahbagaimanamendapatkanpengetahuanyangbenardenganmemperhitungkanaspekontologisdanaksiologi
masing-masing.Demikianjugahalnyadenganmasalahyangdihadapiepistemologikeilmuanyaknibagaimana
menyusunpengetahuanyangbenaruntukmenjawabpermasalahanmengenaiduniaempirisyangakandigunakan
sebagaialatuntukmeramalkandanmengontrolgejalaalam.
Agarkitamampumeramalkandanmengontrolsesuatumakakitaharusmengetahuimengapasesuatu
itu terjadi. Untuk bisa meramalkan dan mengontrol sesuatu maka kita harus menguasai pengetahuan yang
menjelaskanperistiwaitu.Dengandemikianmakapenelitianilmiahdiarahkankepadausahauntukmendapatkan
penjelasanmengenaibeberapagejalaalam.Penjelasanyangditujupenelitianilmiahdiarahkankepadadeskripsi
mengenai berbagai faktor yang terikat dalam suatau konstelasi yang menyebabkan timbulnya sebuah gejala
danprosesataumekanismeterjadinyagejalaitu.
Seni, pada sisi lain pengetahuan, mencoba mendeskripsikan sebuah gejala dengan sepenuh-penuh
maknanya.Kalauilmumencobamengembangkansebuahmodelyangsederhanamengenaiduniaempirisdengan
30
mengabstraksikanrealitasmenjadibeberapavariableyangterikatdalamsebuahhubunganyangbersifatrasional,
maka seni, mencoba mengungkapkan obyek penelahaan itu sehingga menjadi bermakna bagi pencipta dan
bagi mereka yang meresapinya, lewat berbagai kemampuan manusia untuk menangkapnya seperti emosi,
pikiran dan panca indra.
Ilmu mencoba mencarikan penjelasan mengenai alam menjadi kesimpulan yang bersifat umum dan
impersonal.Usahauntukmenjelaskangejalaalaminisudahmulaidilakukanolehmanusiasejakdahulukala.
Diperkirakanbahwanenekmoyangkitapuntakkurangtakjubnyamemperhatikanberbagaibentukkekuatan
alam yang ada disekeliling mereka dan mereka mencoba melihat gejala-gejala alam itu dari sudut pandang
mitos dan kepercayaan.
Namuntahapselanjutnyakemudianditandaiolehusahamanusiauntukmencobamenafsirkanduniaini
terlepas dari belenggu mitos, mereka menatap kehidupan ini tidak lagi dari balik harumnya dupa dan asap
kemenyan.Denganmempelajarialammerekamengembangkanpengetahuanyangmempunyaikegunaanpraktis
seperti untuk pembuat tanggul, pembasmian hama dan bercocok tanam. Lalu berkembanglah pengetahuan
yangberakarpadapengalamanberdasarkanakalsehat(commonsense)yangdidukungolehmetodemencoba-
coba (trial and error).
Perkembanganinimenyebabkantumbuhnyapengetahuanyangdisebut“seniterapan”yangmempunyai
kegunaanlangsungdalamkehidupanbadanisehari-haridisamping“senihalus”yangbertujuanuntukmemperkaya
spiritual. Peradaban Mesir kuno pada kurang lebih 3000 tahun SM telah mengembangkan irigasi dan dapat
meramalkantimbulnyagerhana.Demikianpula peradaban-peradabanlainnyasepertiCinadanIndiaterkenal
denganperkembanganseniterapanyangtinggi.
Seni terpakai ini pada hakekatnya mempunyai dua ciri yakni, yang pertama, bersifat deskriptif dan
fenomologis dan, kedua, ruang lingkup terbatas. Sifat deskriptif ini mencerminkan proses pengkajian yang
menitikberatkanpadapenyelidikangejala-gejalayangbersifatempiristanpakecendrunganuntukpengembangan
postulatyangbersifatteoritis–atomistis.Jadidalamseniterapankitatidakmengenalkonsepsepertigravitasi
ataukemagnetanyangbersifatteoritis.Sifatterbatasdariseniterapanjugatidakmenunjangberkembangnya
teori-teori yang bersifat umum seperti gravitasi Newton atau teori medan elektromagnetik Maxwell, sebab
tujuan anlisisnya bersifat praktis. Setelah secara empiris diketahui bahwa daun pepaya bisa mengempukkan
daging, atau daun kumis kucing bisa menyembuhkan kencing batu, maka pengetahuanpun berhenti sampai
disitu.Seniterapantidakmengembangkanteorikimiaataufisiologiyangmerangkumkeduagejalaitu.
Disinilahkitamenemukansuatumatarantaiyangpentingsekalidalampengembanganilmumengapa
adaperadabanyangmampumengembangkanilmusecaracepat?Mengapaadaperadabanyangsecarahisto-
riesmempunyaitinggatteknologiyangsangattingginamuntetapterbelakangdalambidangkeilmuan?Jawab
dari pertanyaan itu mungkin dapat dicari dari pola perkembangan selanjutnya dari pola perkembangan
pengetahuanyangmerupakanseniterapanini.Padaperadabantertentuperkembanganseniterapaninisifatnya
kuantitatif,artinyaperkembangannyaditandaidenganterkumpulnyalebihbanyaklagipengetahuanyangsejenis.
Sedangkanpadaperadabanlainpengembangannyabersifatkualitatif,artinyadikembangkankonsep-konsep
baruyangbersifatmendasardanteoritis.
Sebagai ilustrasi katakanlah umpamanya dua tipe peradaban tersebut sedang mencari obat kanker.
Peradaban yang berorientasi pada seni terapan akan melakukan penyelidikan secara mencoba-coba dari
bermacam-macam dedaunan atau jenis obat lainnya tanpa ada konsep yang jelas mengenai kegiatannya.
Sebaliknya sebuah peradaban ilmiah akan memusatkan perhatiannya pada penemuan konsep yang akan
mengarahkankegiatanselanjutnya.
Mungkininilahyangmenyebabkanmengapasebuahperadabanmeskipunmempunyaikemampuan
dalamseniterapanyanglebihtinggitidakmampumengembangkandiridalambidangkeilmuan,soalnyasalah
satu jembatan yang menghubungkan seni terapan dengan ilmu dan teknologi adalah pengembangan konsep
teoritisyangbersifatmendasaryangselanjutnyadijadikantumpuanuntukpengembanganpengetahuanilmiah
yangbersifatintegral.Pengetahuantentangobat-obatantradisionalumpamanyayangkemanjurannyamemang
31
terbukti tidak menjurus ke arah berkembangnya farmakologi sebab tidak terdapat usaha yang lebih jauh
mengajukanpenjelasanteoritisyangasasimengenaiprosesyangterjadi.Dengandemikianmakapengetahuan
yangsatuterpisahdaripengetahuanyanglaintanpadiikatolehsatukonsepyangmampumenjelaskansecara
keseluruhan.Jadikalauobat-obatantradisionalberusahamenyembuhkankankerdenganberbagaicampuran
ramuansecaramencoba-coba,makafarmakologimodernberusahamenembuskemacetandalampengobatan
penyakit ini lewat pengembangan konsep dasar dalam perkembangan sel, terutama dalam bidang biologi
molecular ilmumemangkurangberkembangdalamperadabanTimurkarena aspekkulturalnya tidak terlalu
menganggap penting cara berpikir ilmiah. Bagi masyarakat timur maka filsafat yang paling penting adalah
berpikiretisyangakanmenghasilkankearifan(wisdom).1
Akalsehatdancaracoba-cobamempunyaiperananpentingdalamusahamanusiauntukmenemukan
penjelasanmengenaiberbagaigejalaalam.Ilmudanfilsafatdimulaidenganakalsehatsebabtakmempunyai
landasan permukaan lain untuk berpijak.2
Tiap peradaban betapapun primitifnya mempunyai kumpulan
pengetahuan yang berupa akal sehat. Randall dan Buchler mendefinisikan akal sehat sebagai pengetahuan
yang diperoleh lewat pengalaman secara tidak sengaja yang bersifat sporadis dan kebetulan.3
Sedangkan
karakteristikyangdiberikanolehTitussebagaiberikut:4
· karena landasannya yang berakar pada adat dan tradisi maka cendung untuk bersifat kebiasaan dan
pengulangan.
· Karena landasannya yang berakar kurang kuat maka akal sehat cendrung bersifat kabur dan samar-
samar
· Karenakesimpulanyangditariknyaseringberdasarkanasumsiyangtidakdikajilebihlanjutmakaakal
sehatlebihmerupakanpengetahuanyangtidakteruji.
Berdasarkan akal sehat, adalah amat masuk akal setelah beberapa kali mengalami terbit dan terbenamnya
matahariuntukmenyimpulkanbahwamatahariberputarmengelilingibumi.Itulahsebabnyabanyakpengetahuan
mula-mula sukar diterima oleh masyarakat sebab bertentangan dengan kal sehat, seperti penemuan bahwa
bukanmatahariyangmengelilingibumidanbukansebaliknya.
Perkembanganselanjutnyaadalahtumbuhnyarasionalismeyangsecarakritismempermasalahkandasar-
dasarpikiranyangbersifatmitos.MenurutPoppermakatahapiniadalahpentingsekalidalamsejarahberpikir
manusiayangmenyebabkanditinggalkannyatradisiyangbersifatdogmatikyanghanyamemperkenakanhidupnya
satudoktrinyangdigantikandengandoktrinyangbersifatmajemukyangmasing-masingmencobamenemukan
kebenaran secara analitis yang bersifat kritis.5
Jadi pada dasarnya rasionalisme memang bersifat majemuk
dengan berbagai kerangka pemikiran yang dibangun secara deduktif di sekitar obyek pemikiran tertentu.
Dalam menafsirkan suatu obyek tertentu maka berkembanglah berbagai pendapat, aliran, teori dan mashab
filsafat.Dalamkeadaansepertiinimakasukarlahbagikitauntukmemilihmanadarisejumlahpenjelasanyang
rasional tersebut yang memang benar sebab semuanya dibangun diatas argumentasi yang bersifat koheren.
Mungkinsajakitabisamengatakanbahwaargumentasiyangbenaralasanyangmempunyaikerangkaberpikir
yang paling meyakinkan. Namun hal itupun tidak bisa memecahkan persoalan, sebab kriteria penilaiannya
bersifatnisbidantidakterlepasdariunsursubyektif.Disampingiturasionalismedenganpemikirandeduktifnya
seringmenghasilkankesimpulanyangbenarbiladitinjaudarialur-alurlogikanyanamunbertentangandengan
keadaan sebenarnya.
Kelemahandalamberpikirrasionalsepertiitulahyangmenimbulkanberkembangnyaempirismeyang
menyatakan bahwa pengetahuan yang benar itu didapat dari kenyataan pengalaman. Dipelopori oleh filsuf-
filsuf Inggris maka berkembanglah cara berpikir yang menjauhi spekulasi teoritis dan metafisis. Metafisika
menurutHumeadalah‘khayaldandibuat-buat’yangselayaknyadiumpamakan‘lidahapiyangmenjilat-jilat’.
Namun cara berpikir inipun tidak luput dari kelemahan atas dasar apa kita bisa menghubungkan berbagai
faktor dalam hubungan kausalitas? Berdasarkan metode induktif yang didukung oleh teknik statistika yang
palingrumitdenganmudahumpamanyabahwa,”kambingkencingdiIKIPRawamangunberkorelasidengan
banjirnya kampus Universitas Jayabaya.” Namun apakah artinya semua ini? Penjelasan apakah yang bisa
32
diajukanolehdataempirisyangternyatasecarainduktifmenunjukkankorelasi?6
Ilmumencobamenafsirkangejalaalamdenganmencobamencaripenjelasantentangberbagaikejadian.
Dalamusahamenemukanpenjelasaniniterutamapenjelasanyangbersifatmendasardanpostulasional,maka
ilmu tidak bisa melepaskan diri dari penafsiran yang bersifat rasional dan metafisis. Pengkajian ilmu yang
sekedar pada kulit luarnya saja tanpa berani mengemukakan postulat-postulat yang bersumber penafsiran
metafisistidakakanmemungkinkankitasampaipadateorifisikanuklir.Paling-paling mendapatkanpengetahuan
yang tidak berbeda jauh dari akal sehat yang lebih maju. Ilmu mempunyai dua buah peranan, ujar Betrand
Russel,padasatupihaksebagaimetafisikasedangkanpadapihaklainsebagaiakalsehatyangterdidik.7
Lalu
bagaimanacaranyaagarkitamengembangkanilmuyangmempunyaikerangkapenjelasanyangmasukakal
dansekaligusmencerminkanyangsebenarnya?Berkembanglahdalamkaitanpemikiraninimetodeeksperimen
yang merupakan jembatan antara penjelasan teoritis yang hidup di alam rasional dengan pembuktian secara
empiris.
Metode eksperimen dikembangkan oleh sarjana-sarjana muslim pada abad keemasan Islam, ketika
ilmudanpengetahuanlainnyamencapaikulminasiantaraabadIXdanXIIMasehi.Semangatmencarikebenaran
yangdimulaiolehpemikir-pemikirYunanidanhampirpadamdenganjatuhnyaKekaisaranRomawidihidupkan
kembali dalam kebudayaan Islam. “ Jika orang Yunani adalah bapak metode ilmiah,” simpul H.G. Wells,
“maka orang Islam adalah bapak Angkatnya.” Dalam perjalanan sejarah maka lewat orang Muslimlah, dan
bukanlewatkebudayaan Latin,duniamodernsekaranginimendapatkankekuatandancahayanya.8
Eksperimen
inidimulaiolehahli-ahlial-kimiayangmemungkinkanpadamulanyadidorongolehtujuanuntukmendapatkan
“obat ajaib untuk awet muda” dan ‘ rumus membuat emas dari logam biasa” namun secara lambat laun
berkembangmenjadiparadigmailmiah.MetodeeksperimeninidiperkenalkandiduniabaratolehfilsufRoger
Bacon(1214-1294)dankemudiandimantapkansebagaiparadigmailmiaholehFrancisBacon(1561-1626).
Sebagai penulis yang ulung dan fungsinya sebagai Lord Verulam maka Francis Bacon berhasil meyakinkan
masyarakat ilmuwan untuk menerima metode eksperimen sebagai kegiatan ilmiah. Singkatnya maka secara
wajar dapat disimpulkan bahwa secara konseptual metode eksperimen dikembangkan oleh sarjana muslim
dan secara sosiologis dimasyarakatkan oleh Francis Bacon.
Pengembanganmetodeeksperimeninimempunyaipengaruhpentingterhadapcaraberpikirmanusia
sebabdengandemikianmakadapatdiujiberbagaipenjelasanteoritisapakahsesuaidengankenyataanempiris
atautidak.Dandengandemikianpulaberkembanglahmetodeilmiahyangmenggabungkancaraberpikirinduktif
dandeduktif.
Denganberkembangnyametodeilmiahdanditerimanyametodeinisebagaiparadigmaolehmasyarakat
keilmuan maka sejarah kemanusiaan menyaksikan perkembangan pengetahuan yang sangat cepat. Dirintis
oleh Copernicus (1473-1543), Kepler (1571-1630), Galileo (1564-1642) dan Newton 91642-1727) ilmu
mendapatkanmomentumnyapadaabadketujuhbelasdanseterusnyatinggallandas.Whiteheadmenyebutkan
periodeantara1870-1880sebagaititikkulminasiperkembanganilmudimanaHelmholzt,Pasteur,Darwindan
Clerk-Maxwell berhasil mengembangkan penemuan ilmiahnya.9
Gejala ini sebenarnya tidak sukar untuk
dijelaskansebabmetodeilmiahmemanfaatkankelebihan-kelebihanmetodeberpikiryangadadanmencoba
untukmemperkecilkekurangannya.Pengetahuanilmiahtidaksukaruntukdipercayasebabdiadapatdiandalkan
meskipun tentu saja tidak semua masalah dapat dipecahkan secara keilmuwan. Itulah sebabnya maka kita
masihmemerlukanberbagaipengetahuanlainuntukmemenuhikehidupankitasebabbagaimanapunmajunya
ilmu secara hakiki dia adalah terbatas dan tidak lengkap. Ketika teleskop dan mikroskop memulai, bertanya
VictorHugo,dimanakahdiantarakeduanyayanglebihmampumenyingkappanorama?
C. Metode Ilmiah
Prosedurdalammendapatkanpengetahuanyangdisebutilmu
Pengetahuan dapat disebut pengetauan : memakai syarat-syarat tertentu.Syarat tertentu utama:metode
33
ilmiah.Metodeadalahsuatuprosedurataucaramengetahuisesuatuyang
mempunyailangkah-langkahsistematis
Metodologiadalahsuatupengkajiandalammempelajariperatiran-peraturandalammetodetersebut.
Metodolgiilmiahmerupakanpengkajiandariperaturan-peraturanyangterdap[atdalamilmiah,secarafilsafat,
Epistimologiterbagiempatyaitu:
1. Apakahsumber-sumberpengetahuan
2. Apakahhakikat,jangkauandanruanglingkuppengetahuan
3. Apakahmanusiafdimungkinkanuntukmendapatkanpengetahuan
4. Sampaitahapmanapengetahuanyangmungkinuntukditangkapmanusia
Bepikir adalah kegitan mental yang menghasilkan pengetahuan : MI= ekspresi, mengenai cara belajar
pikiran. Dengan cara bekerja ini maka pengetahuanyang dihasilkan, diharapkan mempunyai karakteristik-
karakteristiktertentuyangdimintaolehpengetahuanilmiahyaitu:sifatrasional,teruji=MI:menggabungkan
cara berpikir deduksi dan induksi
Berpikirdeduktif,sifatrasionalkepada pengetahuanilmiahdanbersifatkonsisten,sistematis (tahap-
tahap). Sifat rasional dan koheren adalah ilmu mencoba memberikan penjelasan yang rasional kepada objek
yang berada dalam jalur penekanan.
Sifat rasional, tidak final, karena bersifat pluralistic oleh sebab itu cara berpikir ilmiah digunakan pula cara
berpikirinduktifyangberdasarkancriteriakebenarankorespondensi.Teorikorespondensimeyebutkanbahwa
suatu pernyataan dapat dianggap benar sekiranya materi yang terkandung dalam pernyataan itu
berkorespondensi(bersesuaian)denganobjektektualyangdituju.Suatupernyatanbenarbilaterdapatbukti-
buktiempirisyangmendukungcotohsalju,Jakarta.
Proses kegiatan ilmiah manusia mengamati sesuatu, ada perhatian terhadap objek tertentu perhtian:
suatu masalah atau kesukaran yang dirsakan bila kita menemukam sesuatu dalam penglaman kita yang
menimbulkanpertanyaan,inidimulaidalamduniaempiris:terjadilaheksistensiempiris.Dilihatdariperkembangan
kebudayaandapatmenghadapimasalahmakahalinidapatdibedakanmenurutciri-ciritertentu.
BedasrkansikapmanusiamenghadapimasalahinimakaVanPeursenmembagiperkembangankebudayaan
menjaditigatahap:mistis,ontologis,horisional.
1. Mistis,sikapmanusiayangmerasakandirinyaterkepungolehkekuatan-kekuatngaibdisekitarnya
2. Ontologis,sikapmanusiayangtidaklagimerasakandirinyaterkepungolehkekuatangaibdanbersikap
mengambiljarakterhadapobjekdisekitarkehidupandanmulaimenelaahobjektersebut
3. Fungsional, sikap manusia yang bukan saja merasa telah terbebas dari kepungan kekuatan gaib dan
mempunyai npengetahuan berdasarkan penelahan objek tersebut, namun lebih dari itu dia
mengfungsionalkanpengetahuantersebutbagikepentingandirinya.Ilmumulaiberkembangdaritahap
ontologis ini antara lain: terlepas dari kekuatan gaib,menguasai gejala empiris, memberi batas yang
jelas terhadap objek kehidupan tertentu (terhadap ontologis).
Terhadapontologis(manusia)–bataseksistensimasalah–mengenalujudmasalah–menelaah–mencari
pemecahanmasalah.Hanyamembatasipadamasalahyangdidasarkanatasempiris,masalahnyatamaka
jawabanadadiduniakejahatan,ilmudiawalidenganfaktadandiakhiridenganfakta,apapunteoriyang
menjembataninya,teoripenjelasanmengenaigejalayangterdapatdiduniafisiktersebut.
Teoriilmuadalahpenjelasanrasonalyangberkesesuaiandenganobjekyangdiperlukannya,danharus
didukungolehbuktiempiris.Metodeilmiah:empirisme,rasionalisme.Teoriilmuada2syaratyaitu:konsisten
34
denganteorisebelumnya,cocokdenganfakta-faktaempirisolehsebabitu,teoriilmuyangbelumteruji
kebenarannyasecaraempirisdarisemuapenjelasanrasionalstatusnyahanyabersifatsementaraatau
penjelasansementara(hipotesis).Hipotesisadalahdugaanataujawabansementaraterhadappermasalahan
yangkitahadapi.Fungsinyaadalah:penunjukjalanuntukmendapatkanjawaban,membantumenyalurkan
penyelidikan.
Hipotesisdisusunsecaradeduktifdenganmengambilpremis-premispengetahuanilmiahyangsudahdiketahui
sebelumnya,pengetahuanilmiahadalahperkembangansetahapdemisetahap(jumlhpenyusunanhipotesis).
Dari hipotesis: menguji hipotesis (mengkonfrontasikan dengan dunia fisik yang nyata), proses pengajian ini
(pengumpulan fakta yang relefen dengan hipotesis yang diajukan, dalam agama proses pengujian meliputi:
penalaran, persaan, intuisi, imajinasi, dan pengalaman. Hal tersebut dirumuskan dengan langkah Logico
Hipotheticoverifikasi.
Langkah logico hypothetico venifikasi antara lain:
1. Perumusan masalah: pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas, batas-batasnya serta dapat
didetifikasifactor-faktoryangterlihatdidalamnya.
2. Penyusunankerangkaberpikir:argumentasiyangmenjelaskanubunganyangmungkinantaraberbagai
factor yang saling mengait dan membentuk konsisten permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun
secararasionalberdasarkanpremis-premisilmiahyangtahanterisikebenaranyadenganmemperhatikan
faktor-faktorempirisyangrelevandenganpermasalahan.
3. Perumusanhipotesis:jawabansementaraataudugaanterhadappertanyaanyangdiajukan,yangmaterinya
merupakankesimpulandarikerangkaberpikiryangdikembangkan.
4. Pegujian hipotesis: pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk
memperlihatkanapakahterdapatfakta-faktayangmendukunghipotesistersebutatautidak.
5. .Penarikankesimpulan
Penilaianapakahsebuahhipotesisyangdiajukanditerimaatautidak:diterima,bagianpenelitianilmiah
karenamempunyaikerangkapenjelasanyangkonsistendenganpengetahuanilmiahsebelumnyasertatelah
terujikebenarannya.
D. Struktur Pengetahun Ilmiah
Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pegetahuan yang memenuhi syarat-
syarat keilmuan(ilmu). Unsur disiplin membuat ilmu berkembang dengan cepat, ilmu adalah kumpulan
pengetahuan yang bersifat menjelakan berbagai gejala alam yang memungkiankan manusia melakukan
serangkaiantindakanuntukmenguasigejalatersebutberdasarkanpenjelasanyangada.Penjelasankeilmuan
meramalkanapayangterjadiberdasarkanramalan,mengontrolagarmenjadikenyataanatautidak.
Polapenjelasandibagi4yaitu:
1. Penjelasan deduktif: mempegunakan cara berpikir deduktif dalam menjelaskan suatu gejala dengan
menarikkesimpulansacaralogisdaripremis-premisyangtelahditetapkansebelumnya.
2. Penjelasanprobabilisik:penjelasanyangditariksecarainduktifdarisejumlahkasusyangdengandemikian
tidak memberikan kepastian seperti p[enjelasan deduktif melainkan yang bersifat peluang seperti”
Kemungkinan”,“kemungkinanbesar,”“hampirdapatdipastikan.”
3. Penjelasanfungsional(Teleologis):penjelasanyangmeletakansebuahunsuredalamceritanyadengan
systemsecarakeseluruhanyangmempunyaikarakteristikatauarahperkembangantertentu
4. Penjumlahangenetic:mempergunakanfaktor-faktoryangtimbulsebelumnyadanmejelaskangejala
35
yangmunculkemudian.
Teoriadalahpengetahuanilmiahyangmencakuppenjelasanmengenaisuatufaktortertentudarisebuah
disiplinkeilmuan,tujuanakhirdaridisiplinkeilmuan,mengembangkansebuahteorikeilmuanyangbersifat
utuhdankonsisten(hanyabeberapa:teorifisiktetaptidakutuh).
Dalamteoriadahukum-hukum(dalil-dalil),hukummerupakanpernyataanyangmenyatakanhubungan
antaraduvariabelataulebihdalamsuatuberitasebabakibat,meramalkanapayangterjadisebagaiakibatdari
sebuah sebab.
E. Sarana Berpikir Ilmiah
Tujuanmempelajarisaranabepikirilmiah:
1. Saranailmiahbukanmerupakanilmudalampengertianbahwasaranailmiahitumerupakankumpulan
pengetahuanyangdidapatkanberdasarkanmetodeilmu(deduktifdaninduktif),saranaberpikirilmiah
tidakmenggunkaninidalammendapatkanpengetahuannya,melainkanmempunyaimetode-metode
tersendiri.
2. Tujuanmempelajarisaranailmiahadalahuntukmemungkinkankita melakukanpenelaah
ilmiahsecarabaiik,saranaberpikirilmiahantara:bahasalogikamatematikadanstatistik
Bahasa, manusia dapat berpikir dengan baik karena ada bahasa. Simbol bahasa yang bersifat abstrak
memungkinkanmanusiauntukmemikirkansesuatusecaraberlanjut,bahasaadalahsaranakomunikasi.Buah
pikiran,perasaandansikap,mempunyaifungsisimbolik(komunikasibahasailmiah),emotif(komunikasiestetik),
danojektif.Bahasamerupakanserangkaianbunyidanlambangdimanarangkaianbunyitumembentuksuatu
artitertentuataurangkaianbunyi=kata(melambangkansatuobjektertentu).
a. Bahasa
Fungsibahasasecaraumumdapatdibagimenjadi4bagianyaitu:
1. Alatkomunikasi
2. Alatmengekspresikandiri
3. Alatberintegrasidanberadaptasisocial
4. Alatkontrolsocial.
Dalamfilsafatkeilmuanfungsi,memikirkansesuatudalambenaktanpadalamobjekyangsedangkita
pikirkan,membuatmanusiaberpikirterusmenerusdanteratur,mengkomunikasikanapayangsedangdia
pikirkan.Komunikasiilmniahmemberiinformasipengetahuanberbahasadenganjelasbahwamaknayang
terkandungdalamkata-katayangdigunakandandiungkapkansecaratersusun(eksplisit)untukmencegah
pemberianmaknayanglain.
Karyailmiah:tatabahasa,merupkanalatdalammempergunakanaspeklogisdankreatifdaripikiranuntuk
mengungkapkanartidanemosidenganmempergunakanaturan-aturantertentu.Mempunyaigayapenulisan
yangpadahakekatnyamerupakanusahauntukmencobamenghindarikecenderumganyangbersifatemosional
bagikegiatanseninamunmerupakankerugianbagikegiatanilmiah.
Beberapa kekurangan bahasa antara lain:
1. Sifatmultifungsidaribahasaitusendiri(emotif,ajektif,simbolik).
2. Arti yang tidak jelas dan bebas yang ikandung oleh kata-kata yang membangun bahasa, kadang-
kadanglingkuprtinyaterlalulemasmisalnyacinta,pengelola(usahakerjasamayangbedominasi).
3. Sifat menjenuh bahasa dapat menimbulkan kekacauan semantic, dimana dua orang berkomunikasi
mempergunakan sebuah kata yang sama untuk arti yang berbeda.
4. Konotasiyangbersifatemosional.
36
b. Matematika
1. Matematika sebagai bahasa: melambangkan serangkaian mkna dari pernyataan yang ingin kita
sampaikan.
2. Lambangbersifat“artifisial”yangbarumempunyaiartisetelahsebuahmaknadiberikankepadanya.
3. Matematika menutupi kekurangan bahasa verbal ( hanya satu arti = x).
SifatKuantitatifDariMatematika
KelebihanlaindariMatematikamengembangkanbahasanumericyangmemungkinkankitauntuknmelakukan
pengukurankuantitatif.
Matematika:SaranaBerpikirDeduktif,yaituProsespengambilankesimpulanyangdidasarkanpadapremis-
premisyangkebenarannyasudahditentukan.
c. Perkembangan Bahasa
Bahasayangberfungsisebagaialatpikir.Mangalamiperkembangan:
1. Mesir=Pertanian,perdagangan,bangunan,mmengontrolbanjir.
2. Yunani:-Menambahnilaiestetik,
-Meletakkan matematika sebagai cara berpikir rasional.
-Ilmu ukur Euchid
- Aljabar
- Renaissance (Newton)
- Modern ( Einstein)
HallaindariMatematika:
· Tidak mengandung kebenaran yang bersifat faktual mengenai dunia empiris.
· Kriteriakebenarannyaadalahkonsistendariberbagaipostulatdefinisidanberbagaiaturanpermainan
lainnya.
IlmuUkurEuchid–Newton
NonEuchid(Gauss,Lobachevskii,Bolyai,Rieman)-Einstein
Masihbersifatakademis.
1. BeberapaAlirandalamFilsafatMatematika:
- ImmanuelKant(1724-1804):Matematikamerupakanpengetahuansintetikaprioridimanaeksistensi
matematika tergantung dari panca indera serta pendapat dari aliran logistik yang berpendapat
bahwamatematikamerupakancaraberpikirlogis.
- Jan Brouwer ( Belanda) (1881-1966): Kaum intusionis. Intuisi murni dari berhitung merupakan
titiktolaktentangmatematikabilangan.
- David Hilbert (1862-1943): kaum formalis. Menekankan aspek formal dari matematika sebagai
bahasaperlambang.
c. Statistik = Peluang
Distribusivariabelyangditelaahdalamsuatupopulasitertentu.
Statistik=CaraberpikirInduktif
Deduktif–kesimpuanbenarjikapremis-premisyangdigunakanbenar.
Induktif = Premis benar, cara pemikiran sah maka kesimpulan belum tentu benar tetapi mempunyai peluang
benar.
37
Statistika=pengetahuanyangmemungkinkankitauntukmenghitungtingkatpeluanginidenganeskak.(dalam
statistika bisa ada kejutan).
Statistikadigunakandalambanyaknyakasusyangdiamati=kesimpulanbersifatumum.
Fungsi/kegunaanStatistika:
-Caramenarikkesimpulanbersifatumumdenganjalanhanyamengamatisebagianpopulasi.
-memberikansecarakuantitatiftingakatketelitiandarikesimpulanyangditarikttersebut,yangpadapokoknya
didasarkanpadaasayangsederhana,yaknimaki8nbesarcontohyangdigunakanmakintinggitingkatketelitian.
- Memberikan kemampuan bagi kita untuk mengetahui apakah suatu hubungan kausalita antara dua faktor
atau lebih bersifatkebetulanataumemangbenar-benarterkaitsecara empiris.
-Penarikankesimpulansecarastatistikmemungkinkankitauntukmelakukankegiatanilmiahsecaraekonomis.
Karakteristik:Bersifatpeluangataukegiatan.
1
Gustav Weigel S.J. dan Arthur G. Madden, Knowledge : Its Values and Limits (Englewood Cliffs; N.J.: Pretince-Hall,
1961),hal.49.
2
Ibid., hal. 100.
3
Jhon Herman Randall, dan Justus Buchler, Philosophy: An Introduction (New York: Barnes & Noble, 1969), hal. 64.
4
Harold A. Titus, Living Issues in Philosophy (New York: 1959), hal. 34-35.
5
Karl R. Popper, Conjectures and Refutation (New York: Basic, 1962), hal. 151.
6
Inilah salah satu penafsiran yang sering dilakukan oleh peneliti. Tujuan penelitian bukanlah menemukan korelasi yang
bersifat statis melainkan hubungan variable. Hubungan semacam ini mesti didukung oleh argumentasi yang meyakinkan dan
baru diuji oleh teknik statistika yang relevan.
7
Betrand Russel, The Scientific Outlook (New York: W.W. Norton, 1959), hal. 97.
8
H.G. Wells, The Outline of history (London: Cassel and Company, 1951), hal. 624.
9
Alfred N. Whitehead, Science Philosophy (New York: Philosophical Library, 1948), hal.106.
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMADINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMAFaisal Husaini
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuAdy Setiawan
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
 
Filsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliahFilsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliahMeylinLagi
 
Aksiologi Sains
Aksiologi SainsAksiologi Sains
Aksiologi SainsAbdul Aziz
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptari susanto
 
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanMakalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanSriwijaya University
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernYulia Eolia
 
Kamus saku 500 kata ilmiah
Kamus saku 500 kata ilmiahKamus saku 500 kata ilmiah
Kamus saku 500 kata ilmiahIkhsan Nendi
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Mentari Nita
 
Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Makalah Pancasila Sebagai Ideologi NegaraMakalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negaraspecial131
 
Ppt layanan mediasi (201131066)
Ppt layanan mediasi (201131066)Ppt layanan mediasi (201131066)
Ppt layanan mediasi (201131066)ristyatazmania
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaAdrian Ekstrada
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1Jihan Hidayah Putri
 
Struktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuStruktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuM fazrul
 
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaSiti Hardiyanti
 
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraUrgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraFebby HusbiramiÅldo
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuWarnet Raha
 

Was ist angesagt? (20)

DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMADINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Filsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliahFilsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliah
 
Aksiologi Sains
Aksiologi SainsAksiologi Sains
Aksiologi Sains
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
 
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanMakalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
 
Kamus saku 500 kata ilmiah
Kamus saku 500 kata ilmiahKamus saku 500 kata ilmiah
Kamus saku 500 kata ilmiah
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 
Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Makalah Pancasila Sebagai Ideologi NegaraMakalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara
 
Ppt layanan mediasi (201131066)
Ppt layanan mediasi (201131066)Ppt layanan mediasi (201131066)
Ppt layanan mediasi (201131066)
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
 
filsafat Ilmu
filsafat Ilmufilsafat Ilmu
filsafat Ilmu
 
Struktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuStruktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmu
 
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
 
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraUrgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
 
Filsafat etika
Filsafat etikaFilsafat etika
Filsafat etika
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 

Ähnlich wie Modul filsafat ilmu

Ähnlich wie Modul filsafat ilmu (20)

TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3 (2)
Makalah filsafat 3 (2)Makalah filsafat 3 (2)
Makalah filsafat 3 (2)
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
 
Filsafat Iptek
Filsafat IptekFilsafat Iptek
Filsafat Iptek
 
Tugas Akhir Pengantar Ilmu Filsafat Kelas V
Tugas Akhir Pengantar Ilmu Filsafat Kelas VTugas Akhir Pengantar Ilmu Filsafat Kelas V
Tugas Akhir Pengantar Ilmu Filsafat Kelas V
 
Tugas Akhir Filsafat Ilmu (Kumpulan Materi) .pptx
Tugas Akhir Filsafat Ilmu (Kumpulan Materi) .pptxTugas Akhir Filsafat Ilmu (Kumpulan Materi) .pptx
Tugas Akhir Filsafat Ilmu (Kumpulan Materi) .pptx
 
Soal soal filsafat
Soal soal filsafatSoal soal filsafat
Soal soal filsafat
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 
MAKALAH 3.pptx
MAKALAH 3.pptxMAKALAH 3.pptx
MAKALAH 3.pptx
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 

Mehr von elhamidi

60 contohpercakapandalambahasaarab
60 contohpercakapandalambahasaarab60 contohpercakapandalambahasaarab
60 contohpercakapandalambahasaarabelhamidi
 
Agama islam kel.1
Agama islam kel.1Agama islam kel.1
Agama islam kel.1elhamidi
 
Fiqh jihad
Fiqh jihadFiqh jihad
Fiqh jihadelhamidi
 
Sosialisasi serdos 08
Sosialisasi serdos 08Sosialisasi serdos 08
Sosialisasi serdos 08elhamidi
 
Sebuah renungan tentangshalat
Sebuah renungan tentangshalatSebuah renungan tentangshalat
Sebuah renungan tentangshalatelhamidi
 
Presentation munas i
Presentation munas iPresentation munas i
Presentation munas ielhamidi
 

Mehr von elhamidi (7)

60 contohpercakapandalambahasaarab
60 contohpercakapandalambahasaarab60 contohpercakapandalambahasaarab
60 contohpercakapandalambahasaarab
 
Agama islam kel.1
Agama islam kel.1Agama islam kel.1
Agama islam kel.1
 
Fiqh jihad
Fiqh jihadFiqh jihad
Fiqh jihad
 
Sosialisasi serdos 08
Sosialisasi serdos 08Sosialisasi serdos 08
Sosialisasi serdos 08
 
Sebuah renungan tentangshalat
Sebuah renungan tentangshalatSebuah renungan tentangshalat
Sebuah renungan tentangshalat
 
15 wakaf
15 wakaf15 wakaf
15 wakaf
 
Presentation munas i
Presentation munas iPresentation munas i
Presentation munas i
 

Modul filsafat ilmu

  • 1. 1 Sekolah Tinggi Theologi Injili Philadelphia Modul Kuliah: FILSAFAT ILMU
  • 2. 2 FILSAFAT ILMU OLEH WISMA PANDIA, S.Th., Th.M. DIKTAT KULIAH SEKOLAH TINGGI THEOLOGI INJILI PHILADELPHIA (PHILADELPHIA BAPTIST EVANGELICAL SEMINARY)
  • 3. 3 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN FILSAFAT ILMU 4 BAB II DASAR-DASAR PENGETAHUAN 5 BAB III SEJARAH DAN SUMBER FILSAFAT ILMU 9 BAB IV HAKEKAT APA YANG DIKAJI 14 BABV EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR 28 BAB VI KONSEPSI DASAR ILMU 38 SUMBER-SUMBER PUSTAKA 48
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN FILSAFAT ILMU A. Bidang Telaah Filsafat Ilmu · Padatahapyangpertamafilsafatmembahassiapakahmanusiaitu? ·Tahap yang kedua adalah pertanyaan tentang ada ? (tentang hidup dan eksistensi manusia) B. Cabang-Cabang Filsafat Ilmu Pokok permasalahanyangdikajifilsafatmencakuptigasegiyaitu: - Logika; apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah - Etika;manayangdianggapbaikdanmanayangdianggapburuk - Estetika; apa yang termasuk jelek dan apa yang termasuk indah Ketigacabangutamainiakhirnyabertambahlagiyaitu: - Metafisika; teori tentang ada (tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat serta pikiran serta kaitanantarazatdanpikiran - Politik;kajianmengenaiorganisasisosial/pemerintahanyangideal Akhirnyaberkembanglagimenjadibanyakcabangyangmeliputi: - epistimologi(filsafatpengetahuan) - etika(filsafatmoral) - estetika(filsafatseni) - metafisika - politik(filsafatpemerintahan) - filsafatagama - filsafatilmu - filsafatpendidikan - filsafathokum - filsafatsejarah - filsafatmatematika C. Filsafat Ilmu Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikatilmuataupengetahuanilmiah.Ilmumerupakancabangpengetahuanyangmempunyaiciri-ciritertentu. Meskipunsecarametodologisilmutidakmembedakanantarailmu-ilmualamdenganilmu-ilmusosial,namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafatilmu-ilmualamdenganilmu-ilmusosial.Pembagianinilebihmerupakanpembatasanbidang-bidang yangditelaah,yakniilmu-ilmualamatauilmu-ilmusosial,dantidakmencirikancabangfilsafatyangbersifat otonom.Ilmumemangberbedadaripengetahuan-pengetahuansecarafilsafat,namuntidakterdapatperbedaan yang prinsipantarailmu-ilmualamdansosial,dimanakeduanyamempunyai ciri-cirikeilmuanyangsama. Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikatilmuseperti: · Obyekapayangditelaahilmu?(Ontologis) · Bagaimanaprosesyangmemungkinkanditimbanyapengetahuanberupailmu?(epistemologis) · Untukapapengetahuanyangberupailmuitudigunakan?(aksiologis)
  • 5. 5 BAB II DASAR-DASAR PENGETAHUAN A. Penalaran 1. Defenisi Kemampuanmenalarmenyebabkanmanusiamampumengembangkanpengetahuanyangmerupakanrahasia kekuasaan-kekuasaannya.SecarasimbolikmanusiamemakanbuahpengetahuanlewatAdamdanHawa,dan setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuannya itu. Dia mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Secara terus menerusdiaselaluhidupdalampilihan. Manusiaadalahsatu-satunyamahlukyangmengembangkanpengetahuaninisungguh-sungguh.Binatang jugamempunyaipengetahuan,namunpengetahuaniniterbatasuntukkelangsunganhidupnya. Manusiamengembangkanpengetahuannyamengatasikebutuhan-kebutuhankelangsunganhidupini.Dan memikirkanhal-halbaru,menjelajahufukbaru,karenadiahidupbukansekedaruntukkelangsunganhidupnya, namunlebihdaripadaitu.Manusiamengembangkankebudayaan;memberimaknabagikehidupan;manusia ‘memanusiakan” diri dalam dalam hidupnya. Intinya adalah manusia di dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentuyanglebihtinggidarisekedarkelangsunganhidupnya.Inilahyangmembuatmanusiamengembangkan pengetahuannyadanpengetahuaninimendorongmanusiamenjadimakhlukyangbersifatkhas. Pengetahuaninimampudikembangkanmanusiadisebabkanolehduahalutama; a. Bahasa;manusiamempunyaibahasa yangmampumengkomunikasikaninformasidanjalan pikiran yangmelatarbelakangiinformasitersebut. b. Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir sepertiinidisebutpenalaran. Duakelebihaninilahyangmemungkinkanmanusiamengembangkanpengetahuannyayaknibahasayangbersifat komunikatifdanpikiranyangmampumenalar. 2. Hakikat Penalaran Penalaranmerupakansuatuprosesberpikirdalammenariksesuatukesimpulanyangberupapengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakan yangbersumberpadapengetahuanyangdidapatkanlewatkegiatanmerasa atauberpikir.Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuanyangdikaitkandengankegiatanberpikirdanbukandenganperasaan. Berpikirmerupakan suatukegiatanuntukmenemukanpengetahuanyangbenar.Apayangdisebutbenar bagi tiap orang adalah tidak sama oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yangbenaritupunberbeda-bedadapatdikatakanbahwatiapjalanpikiranmempunyaiapayangdisebutsebagai kriteriakebenaran,dankriteriakebenaraninimerupakanlandasanbagiproseskebenarantersebut. Penalaran merupakansuatuprosespenemuankebenarandimanatiap-tiapjenispenalaranmempunyaikriteria kebenaran masing-masing. Sebagaisuatukegiatanberpikirmakapenalaranmempunyaiciri-ciritertentu · Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebutlogika, dan tiap penalaran mempunyai logika tersendiri atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir logis, dimana berpikir logis di sini harus diartikan sebagai
  • 6. 6 kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau logika tertentu. · Ciri yang kedua dari penalaran adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang digunakanuntukanalisistersebutadalahlogikapenalaranyangbersangkutan.Artinyapenalaranilmiah merupakankegiatananalisisyangmempergunakan logikailmiah,dandemikianjugapenalaranlainnya yangmempergunakanlogikanyatersendiri.Sifatanalitikinimerupakankonsekuensidarisuatu pola berpikirtertentu. 3. Logika Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaranitu mempunyaidasarkebenaranmaka prosesberpikirituharusdilakukancara tertentu. Suatupenarikankesimpulanbarudianggapsahih(valid)kalauprosespenarikankesimpulantersebut dilakukan menurut cara. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, di mana logika secara luas dapat didefenisikan sebagai “pengkajian untuk berpikir secara sahih.”1 Terdapat bermacam-macam cara penarikankesimpulan,namun untuksesuaidengandengantujuanstudiyangmemusatkandirikepadapenalaran maka hanya difokuskan kepada dua jenis penarikan kesimpulan, yakni logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulanbersifatumum.Sedangkanlogikadeduktif,menarikkesimpulandarihalyangbersifatumumenjadi kasusyangbersifatindividual(khusus). a. Induksi Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Kesimpulan yang bersifat umum ini penting artinya karena mempunyai dua keuntungan. · Bersifatekonomis. · Dimungkinkannya prosespenalaranselanjutnya. b. Deduksi Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut. Jadiketepatanpenarikankesimpulantergantungpadatigahalyaknikebenaranpremismayor,kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak dipenuhi maka kesimpulan yang akan ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuanyangdisusunsecaradeduktif. 4. Sumber Pengetahuan Kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu! Baik logika deduktif maupun logika induktif, dalam proses
  • 7. 7 penalarannya,mempergunakanpremis-premisyangberupapengetahuanyangdianggapnyabenar.Kenyataan inimembawakitakepadapertanyaan;bagaimanakitamendapatkanpengetahuanyangbenaritu?Padadasarnya terdapat dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah mendasarkan diri kepada rasio dan yang kedua mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaum rasionalis mendasarkan diri kepada rasio dan kaum empirisme mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaumrasionalismempergunakanmetodededuktifdalammenyusunpengetahuannya.Premisyangdipakai dalam penalarannya didapatkan dari ide yang dianggapnya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka bukanlahciptaanpikiranmanusia.Prinsipitusendirisudahadajauhsebelummanusiamemikirkannya.Paham inidikenaldengannamaidealisme.Fungsipikiranmanusiahanyalahmengenaliprinsiptersebutyanglalumenjadi pengetahuannya.Prinsipitusendirisudahadadanbersifataprioridandapatdiketahuimanusialewatkemampuan berpikirrasionalnya.Pengalamantidaklahmembuahkanprinsipjustrusebaliknya,hanyadenganmengetahui prinsipyangdidapatlewatpenalaranrasionilitulahmakakitadapatmengertikejadian-kejadianyangberlaku dalamalamsekitarkita.Secarasingkatdapatdikatakanbahwaidebagikaumrasionalisadalahbersifatapriori danpengalamanyangdidapatkanmanusialewatpenalaranrasional. Berlainandengankaumrasionalismakakaumempirisberpendapatbahwapengetahuanmanusiaitubukan didapatkan lewat penalaran yang abstrak namun lewat penalaran yang konkret dan dapat dinyatakan lewat tangkapan panca indra. Disampingrasionalismedanempirismemasihterdapatcarauntukmendapatkanpengetahuanyanglain. Yang penting untuk kita ketahui adalah intuisi dan wahyu. Sampai sejauh ini, pengetahuan yang didapatkan secararasionaldanempiris,kedua-duanyamerupakanindukprodukdarisebauhrangkaianpenalaran. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang terpusatpemikirannyapadasuatumasalahtiba-tibamendapatjawabanataspermasalahtersebut.Tanpamelaui proses berliku-liku dia sudah mendapatkan jawabannya.. intuisi juga bisa bekerja dalam keadaan tidak sepenuhnyasadar,artinyajawabanatassuatupermasalahanditemukanjawabannyatidakpadasaatsesorang itusecarasadarsedangmenggelutinya.Intuisibersifatpersonaldantidakbisadiramalkan.Sebagaidasaruntuk menyusunpengetahuansecarateraturmakaintuisiinitidakdapatdiandalkan.Pengetahuaninuitifdapatdigunakan sebagaihipotesabagianalisisselanjutnyadalammenentukanbenaratautidaknyasuatupenalaran. Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman. Agama merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang yang terjangkau pengalaman, namun juga mencakup masalah yang bersifat transedental kepercayaan kepada Tuhan yang merupakan sumber pengetahuan, kepercayaan kepada nabi sebagai suatu pengantara dan kepercayaan terhadap suatu wahyu sebagai cara penyampaian merupakan titik dasar dari penyusunan pengetahuan ini.. kepercayaan merupakan titik tolak dalam agama. Suatau pernyataan harus dipercaya dulu baru bisa diterima. Dan pernyataan ini bisa saja dikaji lewat metode lain. Secara rasional bisa dikaji umpamanya apakah pernyataan-pernyataan yang terkandung didalamnya konsisten atau tidak.di pihak lain secara empiris bisa dikumpulkan fakta-fakta yang mendukung pernyataan tersebut. 5 . Kriteria Kebenaran Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar. Oleh sebab itu ada beberapa teori yang dicetuskan dalam melihat kriteria kebenaran. Yang pertama adalah teori koherensi. Teori ini merupakan menyatakan bahwa pernyataan dan kesimpulan yangditarikharuskonsintendenganpernyataandankesimpulanterdahuluyangdianggapbenar.Secarasederhana dapatdisimpulkanbahwaberdsarkanteorikoherensisuatupernyatandianggapbenarbilapernyataantersebut
  • 8. 8 bersifatkoherenataukonsistendenganpernyataan-pernyataansebelumnyayangdianggapbenar.Matematika adalahbentukpengetahuanyangpenyusunannyadilakukanpembuktianberdsarkanteorikoheren Paham lain adalah kebenaran yang didasarkan pada teori korespondensi. Bagi penganut teori korespondensi, suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi(berhubungan)denganobyekyangditujuolehpernyataantersebut.Maksudnyajikaseseorang menyatakan bahwa “ ibukota republik Indonesia adalah Jakarta” maka pernyataan itu adalah benar sebab pernyataanitudenganobyekyangbersifatfactualyakniJakartamemangibukotarepublikIndonesia. Teori Pragmatisdicetuskan oleh Charles S. Peirce (1839-1924) dalam sebuah makalah yang terbit tahun1878yangberjudul“HowtomakeOurIdeasClear.”Teoriinikemudiandikembangkanolehparafilsuf Amerika. Bagi seorang pragmatis, kebenaran suatau pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebutbersifatfungisionaldalamkehidupanpraktis.Artinya,suatupernyataanadalahbenar,jikapernyataan ituataukonsekuensidaripernyataanitumempunyaikegunaanpraktisdalamkehidupanumatmanusia.Kaum pragmatis berpalingkepadametodeilmiahsebagaimetodeuntukmencaripengetahuantentangalaminiyang dianggapnyafungisionaldanbergunadalammenafsirkangejala-gejalaalamiah.Kriteriapragmatismeinijuga dipergunakanolehilmuwandalammenentukankebenarandilihatdariperspektifwaktu. 1 William S. Sahakian dan Mabel Lewis Sahakian, Realism of Philosophi (Cambridge, Mass.: Schhenkman, 1965), hal. 3.
  • 9. 9 BAB III SEJARAH DAN SUMBER FILSAFAT ILMU FilsafatdanilmuyangdikenaldiduniabaratdewasainiberasaldarizamanYunanikuno.Padazaman itufilsafatdanilmujalinmenjalinmenjadisatudanorangtidakmemisahkannyasebagaiduahalyangberlainan. Keduanya termasuk ke dalam pengertian episteme. Kata philisophia merupakan suatu padanan kata dari episteme. MenurutkonsepsifilsufbesarYunanikunoAristoteles,epistemeadalah“suatukumpulanyangteratur dari pengetahuan rasional dengan objeknya sendiri yang tepat.” Jadi, filsafat dan ilmu tergolong sebagai pengetahuanrasional,yaknipengetahuanyangdiperolehdaripemikiranataurasiomanusia. DalampemikiranAristotelesselanjutnya,epistemeataupengetahuanrasionalitudapatdibagimenjadi tigabagianyangdisebutnya: 1. Praktike (pengetahuan praktis) 2. Poietike (pengetahuan produktif) 3. Theoreitike(pengetahuan teoritis) TheoritikeataupengetahuanteoritisolehAristotelesdibedakanpulamenjaditigakelompokdengansebutan : 1. Mathematike (pengetahuan matematika) 2. Physike(pengetahuanfisika) 3. Prote philosophia (filsafat Pertama) Filsafat pertama adalah pengetahuan yang menelaah peradaban yang abadi, tidak berubah, dan terpisah darimateri.Aristotelesmendefinisikannyasebagaiilmutentangasas-asaspertamaatauyangdikenalsebagai metafisika. Matematika, fisika, dan metafisika telah cukup berkembang pada masa hidup Aristoteles. Sekitar dua ratustahunsebelumnyatelahlahirpemikiryangmempelajaribidang-bidangtersebut.Seorangpemikirpertama yang dikenal sebagai Bapak Filsafat yaitu Thales. Sebagian sarjana kemudian mengakuinya pula sebagai ilmuawanpertamadidunia.BangsaYunanimenyebutkanbahwadiaadalahsalahseorangdaritujuhorangarif Yunani. Thales memperkembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan strukturkomposisidarialamsemesta.Menurutnyasemuaberasaldariairsebagaidasarmaterikosmis.Sebagai ilmuawan ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Ia juga berusaha mengembangkanastronomidanmatematikadenganantaralainmengemukakanpendapatbahwabulanbersinar karenamemantulkancahayamatahari,menghitungterjadinyagerhanamatahari,danmembuktikandalil-dalil geometri. Salah satu yang dibuktikannya ialah dalil bahwa kedua sudut alas dari suatu segitiga sama kaki adalahsamabesarnya.Dengandemikian,iamerupakanahlimatematikaYunaniyangpertamadanolehpenulis yang sekarangdinyatakansebagaiBapakdaripenalarandeduktif. SelanjutnyamuncullahPythagoras.Pemikirdantokohmatematikinimengemukakansebuahajaranmetafisika bahwa bilangan-bilangan merupakan intisari semua benda serta dasar pokok dari sifat-sifat benda. Dalilnya berbunyi,”bilanganmemerintahjagadrayaini” MenurutPythagoras,kearifanyangsesungguhnyaituhanyalahdimilikisemata-mataolehTuhan.Olehkarena itu,iatidakmaudisebutsebagaiorangarifsebagaimanahalnyaThales,melainkanmenganggapdirinyahanya seorangphilosophiayangterjemahannyasecaraharafiahadalahcintakearifan.Dengandemikiansampaisekarang secaraetimologidansingkatsederhanafilsafatmasihdiartikansebagaicintakearifan. Pythagoras berpendapat bahwa matematika merupakan suatu sarana atau alat bagi pengetahuan filasafati. Pendapat ini kemudian memperoleh pengukuhan dari Plato. Ia menegaskan bahwa filsuf adalah
  • 10. 10 pencintapandangantentangkebenaran,sedangfilsafatmerupakanpencarianyang bersifatperekaanterhadap pandanganseluruhkebenaran.FilsafatPlatodisebutsebagaifilsafatspekulatif. Menurut pendapat Plato, geometri sebagai pengetahuan rasional berdasarkan akal murni menjadi kuncikearahpengetahuandankebenaranfilasafatisertabagipemahamanmengenaisifatdasardarikenyataan terakhir.Geometrimerupakansuatuilmudenganakalmurnimembuktikanposisi-posisiabstrakmengenaihal- halyangabstraksepertigarislurussempurna,lingkaransempurnaatausegitigasempurna. SalahsatumuridplatoyangpalingcemerlangyangbelajardiakademinyaadalahAristoteles.Tokoh pemikirinimenyusunkonsepsinyatentangpembagianpengetahuanrasionalsepertiyangtelahdiuraikandiatas. Mengenai peranannya dalam filsafat yang berkaitan dengan ilmu Aristoteles merupakan seorang filsuf ilmu yangpertama.Iamenciptakancabangpengetahuanitudenganmenganalisisproblem-problemtertentuyang timbuldalamhubungannyadenganpenjelasanIlmiah. Dariselintasperkembanganfilsafatdanilmuyangtelahdiuraikan ternyatasejakzamanYunanikuno sesungguhnyaberkembangtidakhanyaduamelainkanempatbidangpengetahuanyaitu,filsafat,ilmu,matematika danlogika.Masing-masingkemudianmengalamiperkembangankearahyanglebihluas. 1. Filsafat FilsafatdimulaiolehThalessebagaifilsafatjagadrayayangselanjutnyaberkembangkearahkosmologi. FilsafatinikemudianmenjuruspadafilsafatspekulatifpadaPlatodanmetafisikapadaAristoteles. SetelahmulaiberalihmemasukizamanRomawikuno,parapemikirmencarikeselarasanantaramanusia dan alam semesta. Keselarasan itu dapat tercapai bilamana manusia hidup sesuai dengan alam dalam arti mengikutipetunjukakal(sebagaiasastertinggisifatmanusiawi)danmengikutihukumalamdariLogos(sebagai akalalamsemesta). Dalam abad pertengahan, filsafat dianggap sebagai pengetahuan yang tertinggi. Namun kedudukan dan perannya adalah sebagai pelayan dari teologi. Kebenaran yang diterima oleh kepercayaan kepercayaan melaluiwahyutidakdapatditentangolehkebenaranfilasafatiyangdiperolehdariakalmanusia.Filsafatmerupakan saranauntukmenetapkankebenaran-kebenrantentangTuhanyangdapatdicapaiolehakalmanusiaitu.Dalam abad-abadselanjutnyafilsafatberkembangmnejadiduajaluryaitufilsafatalamdanfilsafatmoral. Perkembangan filsafat berjalan terus seiring dengan perkembangan berbagai ilmu baru. Sesudah memasukiabadXX filsafatdalamgarisbesarnyadibedakanmenjadiduaragam,yaknifilsafatkritisdanfilsafat spekulatif.Filsafatkritisitukemudianolehsebagianfilsufdisebutfilsafatanalitik.Ragamfilsafatanalitikmembahas pertanyaan-pertanyaantentangarti(meaning)daripengertian-pengertianyangdigunakandalamfilsafat.Dengan perkataan lain, filsafat analitis terutama memusatkan perhatian pada analisis secara cermat terhadap makna pengertian yang diuperbincangkan dalam filsafat seperti misalnya substansi, eksistensi, moral, realitas dsb. Sedangkanfilsafatspekulatifsesungguhnyamerupakansebutanlaindarimetafisika. 2. Ilmu PadazamanYunanikuno epistemeataupengetahuanrasionalmencakupfilsafatmaupunilmu.Tidakterdapat masalahbesarataukebutuhanpentinguntukmembedakankeduajenispengetahuanitu.Thalessebagaiseorang filsufjugamempelajariastronomi,dantopik-topikpengetahuanyangtermasukfisika.Fisikaadalahpengetahuan teoritisyangmempelajarialam.Pengetahuaninikemudianlebihbanyakdisebutfilsafat Alam. Tetapi, pada zaman Renaissance sejak abad XIV sampai abad XVI terjadi perkembangan baru. Tokoh-tokoh pembaharu dan pemikir seperti Galileo Galilei, Francis Bacon dan pada abad berikutnya Rene Descartes,danIsaacNewtonmemperkenalkanmetodematematikdanmetodeeksperimentaluntukmempelajari alam.Dengandemikian.PengertianfilsafatAlammemperolehartikhusussebagai“penelahaansistematisterhadap alam melalui pemakaian metode-metode yang diperkenalkan oleh para pembaharu dari zaman Renaissance dan awal abad XVII.”1
  • 11. 11 Jadi,sejakabadXVIIfilsafatAlamsesungguhnyabukanlahpengetahuanfilsafat,melainkanpengetahuan yangkinidikenalsebagaiIlmuAlam.PerkembanganilmuitumencapaipuncakkejayaanditanganNewton. IlmuwanInggrisiniantaralainmerumuskanteorigayaberatdankaidah-kaidahmekanika dalamkaryatulis yangdiberijudulPhilosophiaeNaturalisPrincipa (azas-azasmekanikdariFilsafatAlam),terbittahun1687. DalamperkembanganselanjutnyapadaabadXVIII, philosophianaturalis memisahkandiridarifilsafatdan paraahlimenyebutnyakembalidengannamafisika. Cabang-cabanglainnyayangtercakupdalampengertianilmumodernjugaberkembangpesatberkat penerapanmetodeempirisyangmakincermat,pemakaianalatkeilmuanyanglebihlengkap,dankomunikasi antar ilmuwan yang senantiasa meningkat. James Conat menyatakan bahwa ilmu modern mencapai tahap berjalan dan berbicara pada tahun 1700 dan mulai memasuki taraf kedewasaan pada sekitar tahun 1780.2 setelah dewasa masing-masing ilmu lalu memisahkan diri dari filsafat seperti halnya fisika. Pemisahan diri dilakukan oleh biologi pada awal abad XIX dan oleh psikologi pada sekitar pertengahan abad itu. Cabang- cabangilmulainnyasepertiSosiologi,Antropologi,IlmuekonomidanIlmupolitikkemudianjugategas-tegas terpisahdarifilsafat. Seterusnya menurut pengamatan Henry Aiken, dalam abad XX filsafat memberikan kelahiran pada ilmu-ilmuyangtampaknyajugabebasberupaLogikaFormal,Linguistik,danTeoritanda.Dalampertengahan abad ini dapat pula disaksikan lahirnya serangkaian ilmu antar displin seperti misalnya ilmu prilaku yang menggabungkanpsikologidenganberbagaicabangilmusosialsepertisosiologidanantropologi untukmenelaah tingkahlakumanusia. Jadi dalam zaman modern timbul kebutuhan untuk memisahkan secara nyata kelompok ilmu-ilmu moderndarifilsafatkarenaperbedaanciri-cirinyayangsangatmencolok.Filsafatkebanyakanmasihbercorak spekulatif,sedangilmu-ilmumoderntelahmenetapkanmetode-metodeempiris,eksperimental,daninduktif. Kinisecarapastisemuacabangilmudinyatakansebagaiilmu-ilmuempiris.Sifatempirisinilahyangmembentuk ciriumumdarikelompokilmumoderndanyangmembedakannyadarifilsafat. 3. Matematika BidangpengetahuanyangketigasetelahfilsafatdanilmuyangberkembangsejakzamanYunanikuno ialahmatematika.Olehkarenatergolongrumpunpengetahuanteoritisyangsama,sudahbarangtentumatematika mempunyaihubunganyangcukuperatdengankeduabidangpengetahuanyangterdahuluitu. Matematikasejakdahulumenjadipendorongbagiperkembanganfilsafat.J.B.Burnetmisalnya menyatakan bahwa perkembangan filsafat Yunani bergantung pada kemajuan penemuan ilmiah khususnya matematikalebihdaripadasesuatuhallainnya.3 Seorang ilmuwan astronomi terkenal yang berbicara tentang kaitan matematika dengan filsafat ialah Galileo. Ucapannya yang tekenal itu berbunyi demikian, “ filasafat ditulisdalambukubesarini,jagadrayayangterusmenerusterbentangterbukabagipengamatankita.Tetapi, buku itu tidak dapat dimengerti jika seseorang tidak terlebih dahulu belajar memahami bahas dan membaca huruf-hurufyangdipakaiuntukmenyusunnya.Bukuituditulisdalambahasamatematika….” Sejakpermulaanhinggadewasainifilsafatdanmetematikaterusmenerussalingmempengaruhi.Filsafat mendorong perkembangan matematika dan sebaliknya metematika juga memacu pertumbuhan filsafat. Perbincangan-perbincanganparadoksyangdikemukakanolehfilsufZenomisalnyatelahmendoronglahirnya konsep-konsep matematika . Sejak zaman kuno hingga abad XX ini, filsafat dan matematika berkembang terus-menerus melalui pemikirantokoh-tokohyangsekaligusmerupakanseorangfilsufjugaahlimatematikasepertimisalnyaDescartes, GottfriedWilhelmvonLeibinz,AugusteComte, WhiteheaddanBertrandRussell. Kaitaneratantaramatematikadenganilmu-ilmumodernkiranyatidakperludoipersoalkanlagi.Pada abad XVII metematik menjadi perintis dari bagian yang terpenting dari ilmu alam. Newton membongkar
  • 12. 12 rahasiaalamdenganmempergunakanmatematika.Padadewasainibanyakahlimatematikadanilmuwanalam menyatakanbahwamatematikaadalahbahasailmu. 4. Logika Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan dan tata cara penalaran yang benar. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakankelanjutanruntutdaripernyataanlainyangdiketahui.Pernyataanlainyangtelahdiketahuiitu disebut pangkalpikir(premise),sedangkanpernyataanbaruyangditurunkandinamakankesimpulan. Walaupuntidakdisebutkansebagaipengetahuanrasionalyangtermasukdalamepisteme,logikaadalah sepenuhnyasuatujenispengetahuanrasional.MenurutyangAristotelesmempeloporipengetahuanjeniskeempat ini, logika (waktu itu masih disebutnya sebagaianalytika) merupakan suatu alat ilmu (instrumen of science) diluarepistemiyangjustrudiperlukanuntukmempelajarikumpulanpengetahuanrasionalitu. Dalamabadpertengahan,wibawaAristotelesdiakuisedemikantinggisehinggapengetahuanlogikanya dijadikan mata pelajaran wajib dalam pendidikan untuk warga bebas. Para pendeta dan guru mengajarkan filsafat sebagaipengetahuantertinggibersama-sama denganlogika Aristoteles.Logika yangdikembangkan oleh Aristoteles dan selanjutnya diperlengkapi oleh ahli-ahli logika abad pertengahan dan masa berikutnya kemudianterkenaldengansebutanlogikatradisional.SampaidenganabadXIXlogikatradisionalmerupakan satu-satunyapengetahuantentangpenalaranyangbetuluntukstudidanpendidikan. Tetapi, mulai pertengahan kedua abad XIX dikembangkan logika yang kemudian tergolong sebagai logikamodernolehahli-ahlimatematikasepertiGeorge Boole,Auguste De Morgan,danGottlobFrege. Pada dewasa ini logika telah menjadi bidang pengetahuan yang amat luas dan tidak lagi senata-mata bersifatfilasafati,melainkanjugabercoraksangattehnisdanilmiah.Lebih-lebihlogikamoderntelahtumbuh begitupesatdandemikianberagamsehinggamendesaklogikatradisionalkesampingdanmenjadibagiankecil yangkurangberarti.Logikamodernyangsemulahanyamencakuplogikaperlambangkinimeliputiantaralain logikakewajiban,logikaganda-nilai,logikaintusionistik,danberbagaisystemlogikatatabaku. Selainhubungannyayangeratdenganfilsafatdanmatematik,logikadewasainijugatelahmengembangkan berbagai metode logis yang banyak sekali pemakaiannya dalam ilmu-ilmu. Kini selain deduksi dan induksi yangmerupakanmetode-metodepokok,jugadikenalberbagaimetodelainnyasepertianalisilogika,abstraksi, analogi,sertapembagiandanpenggolonganlogis.Sebagaimisal,metodeyangumumnyapertamadipakaioleh sesuatuilmuialahpenggolonganlogis.Ilmu-ilmuyangbanyakmemakaigrafikdalampenjelasannyapadadasarnya menetapkanmetodeanalogi. Selainitu,logikamodern(terutamalogikaperlambang)denganberbagaipengertiancermat,lambang yangabstrak,danaturanyangdiformalkanuntukkeperluanpenalaranyangbetultidaksajadapatmenangani perbincangan-perbincanganyangrumitdalamsuatubidangilmu,melainkanternyatamempunyaipulapenerapan misalnya dalam penyusunan program komputer dan pengaturan arus listrik yang tiadak mempunyai kaitan denganargumen. Demikianlah pertumbuhan empat jenis pengetahuan rasional yang telah dipaparkan secara singkat diatasyangpadaakhirnyadalamdewasainibermuarapadasuatubidangpengetahuanrumityangdinamakan filsafatilmu. 1 Jean Dieudonne, “Matematics”, Collier’s Encyclopedia, Volume 15, 1970. p. 543. 2 James B. Conant, Modern Science and Modern Man, 1954, p.6. 3 J.B. Burnet, Greek philosophy, 1943, dimuat dalam Stepen Korner, Fundamental Questions in Philosophy: One Philosopher’s Answer, 11964, Preface, p.ix.
  • 13. 13
  • 14. 14 BAB IV HAKIKAT APA YANG DIKAJI A. Metafisika Sejak lama, istilah “metafisika” dipergunakan di Yunani untuk menunjukkan karya-karya tertentu Aristoteles.IstilahiniberasaldaribahasaYunani metataphysikayangberarti“hal-halyangterdapatsesudah fisika”.Aristotelesmendefinisikansebagaiilmupengetahuanmengenaiyangadasebagaiyang-adasebagai yang-ada,yangdilawankan,misalnya,dengan yang-adasebagaiyangdigerakkanatauyang-adasebagai yang dijumlahkan. Dewasa ini metafisika dipergunakan baik untuk menunjukkan filsafat pada umumnya maupunacapkaliuntukmenunjukkan cabangfilsafatyangmempelajaripertanyaan-pertanyaanterdalam.Namun secara singkat banyak yang menyebutkan sebagai metafisika sebagai studi tentang realitas dan tentang apa yangnyata.Terkadangmetafisikainiseringdisamakandengan“ontologi”(hakikatilmu).Namundemikian, AntonBaker1 membedakanantaraMetafisikadanontologi.Menurutnyaistilah‘metafisika’ tidakmenunjukkan bidangekstensifatauobjekmaterialtertentudalampenelitian,tetapimengenaisuatuintiyangtermuatdalam setiap kenyataan, ataupun suatu unsur formal. Inti itu hanya tersentuh pada pada taraf penelitian paling fundamental, dan dengan metode tersendiri. Maka nama ‘metafisika’ menunjukkan nivo pemikiran, dan merupakan refleksifilosofismengenaikenyataanyangsecara mutlakpalingmendalam danpalingultimate. Sedangkanontologiyangmenjadiobjekmaterialbagifilsafatpertamaituterdiridarisegala-galayangada. Metafisika sering juga disebut sebagai ‘filsafat pertama’. Maksudnya ialah ilmu yang menyelidiki apahakikatdibalikalamnyataini.Seringjugadisebutsebagai‘”filsafattentanghalyangada.”Persoalannya ialah menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata dengan tidak terbatas pada apa yang dapat ditangkapolehpancaindrasaja.Aristotelesmemandangmetafisikasebagaifilsafatpertama.Istilah“pertama’ tidak berarti, bahwa bagian filsafat ini harus ditempatkan didepan, tetapi menunjukkan kedudukan atau pentingnya.Filsafatpertamamenyelidikipengandaian-pengandaianpalingmendalamdanpalingakhirdalam pengetahuanmanusiawiyangmendasarisegalamacampengetahuanlainnya.Aristotelesmengatakanbahwa menurutkodratnyasetiaporangmempunyaikeinginanmengetahuisesuatu.Pemgetahuankhususyanginginia defenisikan dalam tulisannya tentang metafisika adalah pengetahuan tentang sebab-sebab pertama, yaitu pengetahuanyangmendasaridanmengatasiilmu-ilmupengetahuanyanglaindanmenuntunmanusia untuk mencapaisumbertertinggidarigerakandankehidupan. Secaraumummetafisikaadalahsuatupembahasanfilsafatiyangkomprehensifmengenaiseluruhrealitas atau tentang segala sesuatu yang “ada” (being). Yang dimaksud dengan “ADA” ialah ‘semua yang ada baik yang ada secara mutlak, ada tidak mutlak, maupun ada dalam kemungkinan.” Ilmu ini bertanya apakah hakikatkenyataanitusebenar-benarnya?Jadi,metafisikainimempersoalkanasaldanstrukturalamsemesta. Untukmengetahuiasaldanstrukturalamsemesta,Alkitabmengawalidenganmenuliskan,”PadamulanyaAllah menciptakanlangitdanbumi”(Kej.1:1).Kata“menciptakan” (bara)beratidariyangtidakadamenjadiada (baru sama sekali), yang dikenal dengan istilah creatio ex nihilo. Asal mula alam semesta adalah karena diciptakan olehAllah.TanpaAllah.Tidak ada keberadaan(being). JujunSSumantrimengatakan;”bidangtelaahfilasafatiyangdisebutmetafisikainimerupakantempat berpijakdarisetiappemikiranilmiah.Diibaratkanbilapikiranadalahroketyangmeluncurkebintang-bintang, menembusgalaksidamawangemawan,makametafisikaadalahdasarpeluncurannya.”2 Secaraumum,metafisikadibagilagimenjadiduabagianyaitu: 1. Metafisikaumum(yangdisebutontologi) 2. Metafisikakhusus(yangdisebutkosmologi)
  • 15. 15 Metafisikaumum(ontologi)berbicaratentangsegalasesuatusekaligus.Perkataanontologiberasaldaribahasa Yunaniyangberarti“yangada”dan,sekalilagi,logos.Makaobjekmaterialdaribagifilsafatumumituterdiri dari segala-gala yang ada. Pertanyaan-pertanyaan dari ontologi misalnya: · apakah kenyataan merupakan kesatuan atau tidak? · Apakah alam raya merupakan peredaran abadi dimana semua gejala selalu kembali, seperti dalam siklusmusim-musim,ataujustrusuatuprosesperkembangan? Sedangkan metafisika khusus (kosmologi) adalah ilmu pengetahuan tentang struktur alam semesta yang membicarakan tentang ruang, waktu, dan gerakan. Kosmologi berasal dari kata “kosmos” = dunia atau ketertiban,lawandari“chaos”ataukacaubalauatautidaktertib;dan“logos”=ilmuataupercakapan.Kosmologi berarti ilmu tentang dunia dan ketertiban yang paling fundamental dari seluruh realitas. Ontologimembicarakanazas-azasrasionaldariyang-ada,sedangkankosmologimembicarakanazas- azas dariyang-adayangteratur. Ontologiberusaha untukmengetahuiesensiyantterdalamdari yang-ada, sedangkankosmologi berusahauntukmengetahuiketertibannyasertasusunannya.Materialismeadalahajaran ontologi yang mengatakan bahwa yang ada terdalam bersifat materi. MenurutProf.SutantakdirAlisjahbana metafisika itudibagiatasdua bagianbesar,yaitumetafisika kuantitas dan metafisika kualitas3 . Skemanya adalah sebagai berikut: 1 Anton Baker, Ontologi atau Metafisika Umum, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hal. 15. 2 Jujun S. Sumantri, Filsafat Ilmu (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001), hal. 63. 3 Seperti yang dikutip oleh Endang Saifuddin Anshari dalam bukunya: Ilmu, Filsafat dan Agama (Bina Ilmu, Surabaya, 1987,hlm.95-96)
  • 16. 16 B. Asumsi Salahsatupermasalahdidalamduniafilsafatyangmenjadiperenunganparafilsufadalahmasalahgejala alam.Merekamenduga-dugaapakahgejaladalamalaminitundukkepadadeterminisme, yaknihukumalam yang bersifat universal, ataukah hukum semacam itu tidak terdapat sebab setiap gejala merupakan pilihan bebas,ataukahkeumumanitumemangadanamunberupapeluang,sekedartangkapanprobabilistik?Ketiga masalahiniyaknideterminisme,pilihanbebasdanprobabilistikmerupakanpermasalahanfilasafatiyangrumit namunmenarik..tanpamengenalketigaaspekini,sertabagaimanailmusampaipadapemecahanmasalahyang merupakankompromi,akansukarbagikitauntukmengenalhakikatkeilmuandenganbaik. Jadi, marilah kita asumsikan saja bahwa hukum yang mengatur berbagai kejadian itu memang ada, sebab tanpa asumsi ini maka semua pembicaraan akan sia-sia. Hukum disini diartikan sebagai suatu aturan main atau pola kejadian yang diikuti oleh sebagian besar peserta, gejalanya berulangkali dapat diamati yang tiapkalimemberikanhasilyangsama,yangdengandemikiandapatkitasimpulkanbahwahukumsepertiitu berlaku kapan saja dan dimana saja. PahamdeterminismedikembangkanolehWilliamHamilton(1788-1856)daridoktrinThomasHobbes (1588-1679)yangmenyimpulkanbahwapengetahuanadalahbersifatempirisyangdicerminkanolehzatdan gerak universal. Aliran filsafat ini merupakan lawan dari paham fatalisme yang berpendapat bahwa segala kejadian ditentukan oleh nasib yang telah ditetapkan lebih dahulu. Demikian juga paham determinisme ini bertentangandenganpenganutpilihanbebasyangmentyatakanbahwasemuamanusiamempunyaikebebasan dalammenentukanpilihannyatidakterikatkepadahokumalamyangtidakmemberikanpilihanalternatif. Untukmeletakkanilmudalamperspektiffilsafatinimarilahkitabertanyakepadadirisendiriapakah yangsebenarnyayangingindipelajariilmu.Apakahilmuinginmempelajarihukumkejadianyangberlakubagi seluruhmanusiasepertiyangdicobadijangkaudalamilmu-ilmusosial,ataukahcukupyangberlakubagisebagian besardarimereka?Ataubahkanmungkinkitatidakmempelajarihal-halyangberlakuumummelainkancukup mengenaitiapindividubelaka? Konsekuensidaripilihanadalahjelas,sebabsekiranyakitamemilihhukumdarikejadianyangberlaku bagiseluruhmanusia,makakitaharusbertolakdaripahamdeterminisme.Sekiranyakitamemilihhukumkejadian yang bersifat khas bagi tiap individu manusia maka kita berpaling kepada paham pilihan bebas. Sedangkan posisitengahyangterletakdiantarakeduanyamengantarkankitakepadapahamyangbersifatprobabilistik. Sebelumkitamenentukanpilihanmarilahkitamerenungsejenakdanberfilsafat. Sekiranyailmuingin menghasilkanhukumyangkebenarannyabersifatmutlakmakaapakahtujuaninicukuprealitasuntukdicapai ilmu?SekiranyaIlmuinginmenghasilkanhukumyangkebenarannyabersifatmutlakmakaapakahtujuanini cukuprealistisuntukdicapaiilmu?Mungkinkalausasaraniniyangdibidikilmumakakhasanahpengetahuan ilmiah hanya terdiri dari beberapa gelintir pernyataan yang bersifat universal saja. Demikian juga, sekiranya sifat universal semacam ini disyaratkan ilmu bagaimana kita dapat memenuhinya, disebabkan kemampuan manusiayangtidakmungkinmengalamisemuakejadian. Namunparailmuwanmemberisuatukompromi,artinyailmumerupakanpengetahuanyangberfungsi membantumanusiadalammemecahkankehidupanpraktissehari-hari,dantidakperlumemilikikemutlakan sepertiagamayangberfungsimemberikanpedomanterhadaphal-halyangpalinghakikidalamkehidupanini. Walaupundemikiansampaitahaptertentuilmuperlumemilikikeabsahandalammelakukangeneralisasi,sebab pengetahuan yang bersifat personal dan individual seperti upaya seni, tidaklah bersifat praktis. Jadi diantara kutubdeterminismedanpilihanbebasilmumenjatuhkanpilihannyaterhadappenafsiranprobabilistik.
  • 17. 17 C. Peluang Peluangsecarasederhanadiartikansebagaiprobabilitas. Peluang0.8secarasederhanadapatdiartikan bahwa probabilitas untuk suatu kejadian tertentu adalah 8 dari 10 (yang merupakan kepastian). Dari sudut keilmuanhaltersebutmemberikansuatupenjelasanbahwailmutidakpernahingindantidakpernahberpretensi untuk mendapatkan pengetahuan yang bersifat mutlak. Tetapi ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar bagimanusiauntukmengambilkeputusan,dimanakeputusanituharusdidasarkankepadakesimpulanilmiah yangbersifatrelatif.Dengandemikanmakakataakhirdarisuatukeputusanterletakditanganmanusiapengambil keputusanitudanbukanpadateori-teorikeilmuan. D. Beberapa Asumsi Dalam Ilmu Ilmuyangpalingtermasukpalingmajudibandingkandenganilmulainadalahfisika.Fisikamerupakan ilmuteoritisyangdibangundiatassistempenalarandeduktifyangmeyakinkansertapembuaktianinduktifyang mengesankan.Namunseringdilupakanorangbahwafisikapunbelummerupakansuatukesatuankonsepyang utuh.Artinyafisikabelummerupakanpengetahuanilmiahyang tersusunsecarasemantik,sistematik,konsisten dan analitik berdasarkan pernyataan-pernyataan ilmiah yang disepakati bersama. Di mana terdapat celah- celahperbedaandalamfisika?Perbedaannyajustruterletakdalamfondasidimanadibangunteoriilmiahdiatasnya yaknidalamasumsitentangduniafisiknya.Begitujugasebaliknyadenganilmu-ilmulain yangjugatermasuk ilmu-ilmusosial. Kemudianpertanyaanyangmunculdaripernyataandiatasadalahapakahkitaperlumembuatkotak- kotakdanpembatasandalambentukasumsiyangkiansempit?Jawabannyaadalahsederhanasekali;sekiranya ilmuinginmendapatkanpengetahuanyangbersifatanalitis,yangmampumenjelaskanberbagaikaitandalam gejalayangtertanggukdalampengalamanmanusia,makapembatasaniniadalahperlu.Suatupermasalahan kehidupanmanusiasepertimembangunpemukimanJabotabek,tidakbisadianalisissecaracermatdanseksama oleh hanya satu disiplin ilmu saja. Masalah yang rumit ini , seperti juga rumitnya kehidupan yang dihadapi manusia, harus dilihat sepotong demi sepotong dan selangkah demi selangkah. Berbagai displin keilmuan , denganasumsinyamasing-masingtentangmanusiamencobamendekatipermasalahantersebut.Ilmu-ilmuini bersfat otonom dalam bidang pengkajiannya masing-masing dan “berfederasi” dalam suatu pendekatan multidispliner.(Jadibukan“fusi”denganpenggabunganasumsiyangkacaubalau). Dalammengembangkanasumsiinimakaharus diperhatikanbeberapahal: 1. Asumsi ini harus relevan dengan bidang dan tujuan pengkajian displin keilmuan. Asumsi ini harus oprasional dan merupakan dasar dari pengkajian teoritis. 2. Asumsiiniharusdisimpulkandari“keadaansebagaimanaadanya‘bukan’bagaimanakeadaanyang seharusnya.” Asumsi yang pertama adalah asumsi yang mendasari telaah ilmiah, sedangkan asumsi keduaadalahasumsiyangmendasaritelaahmoral Seorang ilmuwan harus benar-benar mengenal asumsi yang dipergunakan dalam analisis keilmuannya, sebab mempergunakan asumsi yang berbeda, maka berarti berbeda pula konsep pemikiran yang digunakan. Seringkitajumpaibahwaasumsiyangmelandasisuatukajiankeilmuantidakbersifattersuratmelainkantersirat. Asumsiyangtersiratinikadang-kadangmenyesatkan,sebabselaluterdapatkemungkinanbahwakitaberbeda penafsiran tentang sesuatu yang tidak dinyatakan, oleh karena itu maka untuk pengkajian ilmiah yang lugas lebihbaikdipergunakanasumsiyangtegas.Sesuatuyangbelumtersuratdianggapbelumdiketahuiataubelum mendapatkesamaanpendapat.Pernyataansemacaminijelastidakakanadaruginya,sebabsekiranyakemudian ternyataasumsinyaadalahcocokmakakitatinggalmemberikaninformasi,sedangkanjikaternyatamempunyai asumsi yang berbeda maka dapat diusahakan pemecahannya.
  • 18. 18 E. Batas-Batas Penjelajahan Ilmu Apakahbatasyangmerupakanlingkuppenjelajahanilmu?Dimanakahilmuberhentidanmeyerahkan pengkajian selanjutnya kepada pengetahuan lain? Apakah yang menjadi karakteristik obyek ontologi ilmu yangmembedakanilmudaripengetahuan-pengetahuanlainnya?Jawabdarisemuapertanyaanituadalahsangat sederhana: ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti pada batas pengalaman manusia.Jadiilmutidakmempelajarimasalahsurgadannerakadanjuga tidakmempelajarisebabmusabab kejadianterjadinyamanusia,sebabkejadianituberadadiluarjangkauanpengalamanmanusia. Mengapa ilmu hanya membatasi daripada hal-hal yang berbeda dalam pengalaman kita? Jawabnya terletak pada fungsi ilmu itu sendiri dalam kehidupan manusia; yakni sebagai alat pembantu manusia dalam menanggulangi masalah yang dihadapi sehari-hari. Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalamanmanusiajugadisebabkanmetodeyangdipergunakandalammenyusunyangtelahterujikebenarannya secaraempiris.Sekiranyailmumemasukkandaerahdiluarbataspengalamanempirisnya,bagaimanakahkita melakukansuatukontradiksiyangmenghilangkankesahihanmetodeilmiah? Kalau begitu maka sempit sekali batas jelajah ilmu, kata seorang, Cuma sepotong dari sekian permasalahankehidupan.Memangdemikian,jawabfilsufilmu,bahkandalambataspengalamanmanusiapun, ilmu hanya berwenang dalam menentukan benar atau salahnya suatu pernyataan. Tentang baik dan buruk, semuaberpalingkepadasumber-sumbermoral;tentangindahdanjeleksemuaberpalingkepadapengkajian estetik. Ruangpenjelajahankeilmuankemudiankita‘kapling-kapling’dalamberbagaidisplinkeilmuan.Kapling inimakinlamamakinsempitsesuaidenganperkembangankuatitatifdisplinkeilmuan.Kalaupadafasepermualaan hanyaterdapatilmu-ilmualamdanilmu-ilmusosialmakasekaranginiterdapatlebihdari650cabangkeilmuan. 1. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu FilsafatIlmusampaitahunsembilanpuluhantelahberkembangbegitupesatsehinggamenjadisuatubidang pengetahuanyangamatluasdanbegitumendalam.Lingkupanfilsafatilmuberkembangbegitupesatsehingga menjadisuatubidangpengetahuanyangamatluasdanmendalam.Lingkupanfilsafatilmusebagaimanatelah dibahas oleh para filsuf dewasa ini dapat dikemukakan secara ringkas seperti di bawah ini. a. Peter Angeles Menurutfilsufini,filsafatilmumempunyaiempatbidangkonsentrasiutama:1 · Telaah mengenai berbagai konsep, praanggapan, dan metode Ilmu, berikut analisis, perluasan dan penyusunannyauntukmemperolehpengetahuanyanglebihajegdancermat. · Telaahdanpembenaranmengenaiprosespenalarandalamilmuberikutstrukturperlambangnya. · Telaahmengenai kaitandiantaraberbagaiilmu. · Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan dengan pencerapan danpemahamanmanusiaterhadaprealitas,hubunganlogikadanmatematikadenganrealitas,entitas teoritis, sumber dan keabsahan pengetahuan, serta sifat dasar kemanusiaan. b. A. Cornelius Benjamin
  • 19. 19 Filsufinimembagipokoksoalfilsafatilmudalamtigabidang:2 · Telaahmengenaimetodeilmu,lambingilmiah,danstrukturlogisdarisistemperlambangilmiah.Telaah inibanyakmenyangkutlogikadanteoripengetahuan,danteoriumumtentangtanda. · Penjelasanmengenaikonsepdasar,praanggapan,danpangkalpendirianilmu,berikutlandasan-landasan dasarempiris,rasional,ataupragmatisyangmenjaditempattumpuannya.Segiinidalambanyak hal berkaitan dengan metafisika, karena mencakup telaah terhadap berbagai keyakinan mengenai dunia kenyataan,keseberagamanalam,danrasionalitasdariprosesilmiah. · Anekatelaahmengenaisalingkaitdiantaraberbagaiilmudanimplikasinyabagisuatuteorialamsemesta sepertimisalnyaidealisme,materialisme,monismedanpluralisme. c. ArthurDanto Filsufinimenyatakan,“Lingkupanfilsafatilmucukupluasmencakuppadakutubyangsatu, yaitu,persoalan-persoalankonsepyangdemikianeratbertalaiandenganilmuitusendiri,sehingga pemecahannya dapat seketika dipandang sebagai suatu sumbangan kepada ilmu daripada kepada filsafat, danpadakutubyanglainpersoalan-persoalanbegituumumdengansuatupertalianfilasafatisehingga pemecahannyaakansebanyakmerupakansuatusumbangankepadametafisikaatauepistimologiseperti kepadafilsafatilmuyangsesungguhnya.Begitupula,rentanganmasalah-masalahyangdiselidikiolehfilsuf- filsufilmudapatdemikiansempitsehinggamenyangkutketerangantentangsesuatukonseptunggalyang dianggappentingdalamsuatucabangilmutunggal,danbegituumumsehinggabersangkutandenganciri-ciri strukturalyangtetapbagisemuacabangilmuyangdiperlakukansebagaisuatuhimpunan.3 d. EdwardMadden Filsuf ini berpendapat bahwa apapun lingkup filsafat umum, tiga bidang tentu merupakan bahan perbincangannyayaitu:4 · Probabilitas · Induksi · Hipotesis e. Ernest Nagel Darihasilpenyelidikannyafilsufinimenyimpulkanbahwafilsafatilmumencakuptigabidangluas:5 · Polalogisyangditunjukkanolehpenjelasandalamilmu. · Pembentukankonsepilmiah. · Pembuktiankeabsahankesimpulanilmiah. f. P. H. Nidditch Menurutfilsufinilingkupanfilsafatilmuluasdanberanekaragam.Isinyadapatdigambarkandengan mendaftarserangkaianpembagiandwibidangyangsalingmelengkapi:6 · LogikailmuyangberlawanandenganepistimologiIlmu. · Filsafatilmu-ilmukealamanyangberlawanandenganfilsafatilmu-ilmukemanusiaan. · Filsafatilmuyangberlawanandengantelaahmasalah-masalahfilasafatidarisuatuilmukhusus. · Filsafatilmuyangberlawanandengansejarahilmu.
  • 20. 20 Selainitu,telaahmengenaihubunganilmudenganagamajugatermasukfilsafatilmu. g. Israel Scheffler Filsufiniberpendapatbahwafilsafatilmumencaripengetahuanumumtentangilmuatautentangdunia sebagaimanaditunjukkanolehilmu.Lingkupannyamencakuptigabidangini:7 · Bidanginimenelaahhubungan-hubunganantarafaktor-faktorkemasyarakatandanide-ideilmiah. · Bidanginiberusahamelukiskanasalmuladanstrukturalamsemestamenurutteori-teoriyangterbaik danpenemuan-penemuandalamkosmologi. · Bidang ini menyelidiki metode umum, bentuk logis, cara penyimpulan, dan konsep dasar dari ilmu- ilmu. h. J.J.C. Smart Filsufinimenganggapfilsafatilmumempunyaiduakomponenutama:8 · Bahananalitisdanmetodologistentangilmu · Penggunaanilmuuntukmembantupemecahanproblem-problemfilasafati. i. Marx wartofsky Menurutfilsufini,rentanganluasdarisoal-soalinterdisplinerdalamfilsafatilmumeliputi:9 · Perenunganmengenaikonsepdasar,strukturformal,danmetodologiIlmu. · Persoalan-persoalanontologidanepistemologiyangkhasbersifatfilasafatidenganpembahasanyang memadukanperalatananalitisdarilogikamoderndanmodelkonseptualdaripenyelidikanilmiah. Akhirnyauntukmemberikangambaranyangmenyeluruhmengenairuanglingkupdantopikpersoalandari filsafatilmudewasaini,berikutdikutipkanrincianlengkapyangdikemukakandalamEncyclopediaBritannica, 15thEdition:10 (1).Sifatdasardanlingkupanfilsafatilmudanhubungannyadengancabang-cabangilmulain; anekaragam soaldanmetoda-metodahampiranterhadapfilsafatilmu. (2).PerkembanganHistorisdarifilsafatIlmu i. Masa-masa purba dan abad pertengahan: pandangan-pandangan yang silih ganti berbeda dari aliran-alirankaumStoicdanEpicorussertapenganut-penganutPlatodanAristoteles. ii. AbadXVII:perbincanganmengenaimetodologiilmiah;hampiraninduktifdariBacondanhampiran DeduktifdariDescartes. iii. AbadXVIII:Kaumempiris,rasionalis,dantafsiranpenganutKantmengenaifisikaNewton. iv. SejakawalabadXIXsamapaiPerangDuniaI:pengaruhdarikeyakinanKant dalamrasionalitas khas perpaduan klasik antara Euclid dan Newton v. Perbincangan abad XX: tanggapan terhadap relativitas, mekanika kuantum, dan perubahan- perubahanmendalamlainnyadalamilmu-ilmukealaman;PositivismeLogislawanNeo-Kantianisme (3).Unsur-UnsurUsahaIlmiah
  • 21. 21 i. Unsur-unsur empiris, konseptual, dan formal serta tafsiran teoritisnya; aneka ragam pandangan mengenaipentingnyasecararelatifdaripengamatan,teoridanperumusanmatematis. ii. Prosedurempirisdariilmu (a) Pengukuran;teoridanproblemfilasafatimengenaipenentuanhubungan-hubungankuantitatif (b) Perancanganpercobaan:penerapanlogikainduktifdanasas-asasteoritislainnyapadaprosedur praktis. iii. Penggolongan:problemtaksonomi (a) Strukturformalilmu:problemmenyusunsuatuanalisisformalsecaramurnidaripenyimpulan ilmiah;perbedaanantaradalililmiahdangeneralisasiempiris (b) Perubahan konseptual dan perkembangan ilmu: problem kesejarahan mengenai organisasi teoritisdariilmuyangberubah. (4).Gerakan-gerakanpemikiranilmiah:prosedurdasardariperkembanganintelektualdariilmu i. Penemuanilmiah;kedudukanterujungdariformalismeyangmenekankanunsur-unsurrasionaldari penemuanilmiah,dandariirrasionalismeyangmenekankanperananilham,perkiraan,dankebetulan ii. Pembuktiankeabsahandanpembenarandarikonsepdanteoribaru:pandanganbahwaperamalan merupakanujianyangmenentukandarikeabsahanilmiah;pandanganbahwapertautan,keajegan, dankeseluruhanmerupakanpersyaratanpentingdarisuatuteoriilmiah iii. Penyatuan teori-teori dan konsep-konsep dari ilmu-ilmu yang terpisah: usaha menyusun suatu system aksiomatis bagi semua ilmu kealaman; problem penyederhanaan untuk mencapai suatu landasankonseptualyangajegbagiduaataulebihilmu (5).Kedudukanfilasafatidariteoriilmiah i. Kedudukanproposisiilmiahdankonsepdarientitas:pandangan-pandangananekaragammengenai kedudukanepistemologidariproporsiilmiahdanmengenaikedudukandarikonsepilmiah ii. Hubungan antara analisis filsafat dan praktek ilmiah: penerapan dari ajaran-ajaran filasafati dan hampiran-hampiranyangberlainanpadailmu-ilmuyangberbeda (6).Pentingnyapengetahuanilmiahbagibidang-bidanglaindaripengalamandansoalmanusia: kepentingan sosialdariilmudansikapilmiah;keterbatasanusahamanusia (7).Hubunganantarailmudanpengetahuanhumaniora:persoalantentangperbedaanantarametodologiilmiah danmetodologihumaniora. Berdasarkan perkembangan filsafat ilmu sampai dewasa ini, filsuf pengamat sejarah John Loose menyimpulkanbahwafilsafatilmudapatdigolongkanmenjadiempatkonsepsi:11 (1) Filsafatilmuyangberusahamenyusunpandangan-pandangandunia yangsesuaiatauberdasarkan teori-teoriilmiahyangpenting (2) Filsafatilmuyangberusahamemaparkanpraanggapandankecendrunganparailmuwan(misalnya praanggapanbahwaalamsemestamempunyaiketeraturan) (3) Filsafat Ilmu sebagai suatu cabang pengetahuan yang menganalisis dan menerangkan konsep dan teoridariilmu (4) Filsafatilmusebagaipengetahuankritisderajatkeduayangmenelaahilmusebagaisasarannya.
  • 22. 22 DalamtingkatkonsepsiLoseepengetahuanmanusiamengenaltigatingkatan: Tingkat 0 : Fakta-fakta Tingkat1:Penjelasanmengenaifakta-faktadaninidijelaskanolehilmu Tingkat:Analisismengenaiprosedurdanlogikadaripenjelasanilmiah.Inimerupakanbidangfilsafatilmu. Filsafatilmusebagaipemikirantingkat2melakukananalisis-analisisterhadapilmuuntukmenjawab pertanyaan-pertanyaanberikut: (1) Ciri-ciriapakahyangmembedakanpenyelidikanilmiahdariragam-ragampenyelidikanlainnya? (2) Prosedurapakahyangharusditempuhparailmuwandalammenyelidikialam? (3) Persyaratanapakahyangharusdipenuhiagarsuatupenjelasanilmiahbetul? (4) Apakahkedudukankognitifdaridalildanasasilmu? SelainpembagianfilsafatilmumenurutLoseedalamempatkonsepsitersebutdiatas,beberapafilsuf mempunyaikonsepsidikotomiyangmembedakanfilsafatilmudalamduabagian.Dwipembagianyangpaling umumdikemukakanolehantaralainArthurPap.Menurutfilsufiniuntukmenghindarkankekacauan,filsafat ilmuperludibedakandalam:12 (1) Filsafatilmu-seumumnya.Filsafatilmuinimenelaahkonsep-konsepdanmetode-metodeyangterdapat dalamsemuailmu,misalnyapengertianpenjelasan,generalisasiinduktif,dankebenaran. (2) Filsafatilmu-ilmukhusus,sepertimisalnyafilsafatfisikaataufilsafatpsikologi.Masing-masingfilsafat ilmukhususitumenanganikonsep-konsepyangkhususberlakudalamlingkupannyamasing-masing sepertimisalnyaunsur-unsurwaktudangayadalamfisika,realitasobyektifdalammekanikakuantum, variableseladalampsikologi,danpenjelasanteologisdalambiologi. MiripdengandikotomidariPapituialahdwipembagianMichaelScrivendalam substantivephiloso- phy of science dan structural philosophy of science. Filsafat ilmu substansif berkaitan dengan isi masing- masing ilmu khusus, sedang filsafat ilmu struktural menyangkut topik-topik seperti penyimpulan ilmiah, penggolongan,penjelasan,peramalan,pengukuran,probabilitas,dandeterminisme.13 2. Problem-ProblemDalamFilsafatIlmu Filsafatsebagaisuatuilmukhususmerupakansalahsatucabangdariruanglingkupfilsafatilmuseumumnya. Padakelanjutannyafilsafatilmumerupakansuatubagiandarifilsafat.Dengandemikian,pembahasanmengenai lingkupanfilsafatsesuatuilmukhusustidakterlepasdarikaitandenganpersoalan-persoalandanfilsafatilmu danproblem-problemfilsafatpadaumumnya.FilsufterkemukaClarenceIrvingLewisjugamengemukakan adanyaduaguguspersoalanyakni,problem-problemreflektifdalamsuatuilmukhususyangdapatdikatakan membentuk filsafat dari ilmu tersebut dan problem-problem mengenai asas permulaan dan ukuran-ukuran yangberlakuumumbagisemuailmumaupunaktivitaskehidupanseumumnya.14 ProblemmenurutdefenisiA.CorneliusBenjaminialah“Sesuatusituasipraktisatauteoritisyanguntukitu tidak ada jawaban lazim atau otomatis yang memadai, dan yang oleh sebab itu memerlukan proses-proses refleksi.”15 Banyak sekali pendapat para filsuf ilmu mengenai kelompok atau perincian problem apa saja yang diperbincangkan dalam filsafat ilmu. Untuk medapat gambaran yang lebih jelas perlulah kiranya dikutipkan pendapat-pendapat berikut: a. A. Cornelius Benjamin
  • 23. 23 Filsufinimenggolong-golongkansegenappersoalanfilsafatilmudalamtigabidang:16 · Bidangpertamameliputisemuapersoalanyangbertaliansecaralangsungatautidaklangsungdengan suatupertimbanganmengenaimetodeilmu · Persoalan-persoalan dalam bidang kesdua dalam filsafat ilmu agak kurang terumuskan baik dari problem-problem tentang metode. Dalam suatu makna, banyak darinya merupakan pula persoalan- persoalanmetode.Tetapi,penunjukannyasecaralangsunglebihkepadapokoksoaldaripadakepada prosedur sehingga persoalan-persoalan itu menyangkut apa yang umumnya disebut pertimbangan- pertimbanganmetafisisdalamsuatucarabidangterdahulutidakmenyangkutnya.Inibertaliandengan analisisterhadapkonsep-konsepdasardanpraanggapan-praanggapandariilmu-ilmu. · Bidang ketiga dari filsafat ilmu, terdiri dari aneka ragam kelompok persoalan yang tidak mudah terpengaruholehsuatupenggolongansistematis.Kesemuaitudapatsecarakasardilukiskansebagaimana bersangkutpautdenganimplikasi-implikasiyangdipunyaiilmudalamisimaupunmetodenyabagiaspek- aspeklaindarikehidupankita. b. Michael Berry Penulisinimengemukakanduaproblemyangberikut:17 · Bagaimanakahkuantitasdarirumusandalamteori-teoriilmiah(misalnyasuatuciridalamgenetikaatau momentumdalammekanikaNewton)berkaitandenganperistiwa-peristiwadalamduniaalamiahdiluar pikirankita? · Bagaimanakahdapatdikatakanbahwateoriataudalililmiahadalah‘benar’berdasarkaninduksidari sejumlahpersoalanyangterbatas? c. B. Van Fraassen dan H. Margenau Menurutkeduaahliiniproblem-problemutamadalamfilsafatilmusetelahtahun-tahunenampuluhan ialah:18 · Metodologi (Hal-hal yang menonjol yang banyak diperbincangkan adalah mengenai sifat dasar dari penjelasanilmiah,danteoripengukuran). · Landasanilmu-ilmu(ilmu-ilmuempirishendaknyamelakukanpenelitianmengenailandasannyadan mencapaisuksessepertihalnyalandasanmatematik). · Ontologi(Persoalanutamayangdiperbincangkanialahmenyangkutkonsep-konsepsubstansi,proses, waktu,ruang,kausalitas,hubunganbudidanmateri,sertastatusdarientitas-entitasteoritis). d. Davih Hull Filsufbiologiinimengemukakanpersoalanyangberikut:19 Persoalan menyampingkan yang meliputi jilid-jilidbelakanganini(seriFoundationsofPhilosophy)ialahapakahpembagiantradisionaldariilmu-ilmu empirisdalamcabang-cabangpengetahuanyangterpisahsepertigeologi,astronomidansosiologimencerminkan semata-mata perbedaan dalam pokok soal ataukah hasil dari perbedaan pokok dalam metodologi. Secara singkat,adakahsuatufilsafatilmutunggalyangberlakumeratapadasemuabidangilmukealaman,atauadakah beberapafilsafatilmuyangmasing-masingcocokdalamruanglingkupnyasendiri? e. VictorLenzen Filsufinimengajukanduaproblem:20 · StrukturIlmu,yaitumetodedanbentukpengetahuanilmiah;
  • 24. 24 · Pentingnyailmubagipraktekdanpengetahuantentangrealitas. f. J. J. C. Smart Filsuf ini mengumpamakan kalau seorang awam bukan filsuf membuka-buka beberapa nomor dari majalah Amerika serikat berjudul Philosophy of Science dan majalah Inggris The British Journal of the Philosophy of science, maka akan dijumpainya dua jenis persoalan:21 · Pertanyaan-pertanyaan tentang ilmu, misalnya pola-pola perbincangan ilmiah, langkah-langkah pengujianteoriilmiah,sifatdasardaridalildanteoridancara-cara merumuskankonsepilmiah. · Perbincanganfilasafatiyang mempergunakan ilmu,misalnyabahwahasil-hasilpenyelidikanilmiah akanmenolongparafilsufmenjawabpertanyaan-pertanyaantentangmanusiadanalamsemesta. g. Joseph Sneed Menurutfilsufini,pembedaandalamjenisproblem-problemfilsafatilmukhusus(misalnyavariable tersembunyi,determinismedalammekanikaquantum)danjenisproblem-problemfilsafatilmuseumumnya (misalnyaciri-ciriteoriilmiah)yangtelahumumditerimaadalahmenyesatkan.Halitudinyatakannyademikian, “Saya menyarankan bahwa dualitas diantara problem-problem filsafat ilmu ini adalah menyesatkan. Saya berpendapatbahwaproblem-problemfilasafatitentangsifatdasarilmuseumumnyatidaklah,dalamsuatucara yang mendasar, berbeda dengan problem-problem filasafati yang bertalian semata-mata dengan ilmu-ilmu khusus. Secara khusus tidaklah ada makna khusus bahwa filsafat ilmu seumumnya merupakan sustu usaha normative,sedangkanfilsafatilmu-ilmukhusustidak.”22 h. Frederick Suppe Menurutfilsufini,problemyangpalingpokokataupentingdalamfilsafatilmuadalahsifatdasaratau strukturteoriilmiah.Alasannyaialahkerenateorimerupakanrodadaripengetahuanilmiahdanterlibatdalam hampirsemuasegiusahailmiah.Tanpateoritidakakanadaproblem-problemmengenaientitasteoritis,istilah teoritis,pembuktiankebenaran,dankepentingankognitif.Tanpateoriyangperludiujiatauditerapkan,rancangan percobaan tidak ada artinya. Oleh karena itu hanyalah agak sedikit melebih-lebihkan bilamana dinyatakan bahwafilsafatilmuadalahsuatuanalisismengenaiteoridanperanannyadalamusahailmiah.23 i. D.W. Theobald Menurutfilsufini,dalamfilsafatilmuterdapatduakategoriproblemyaitu:24 · Problem-problemMetodologisyangmenyangkutstrukturpernyataanilmiahdanhubungan-hubungan diantaramereka.Misalnyaanalisisprobabilitas,peranankesederhanaandalamilmu,realitasdarientitas teoritis,dalililmiah,sifatdasarpenjelasan,danhubunganantarapenjelasandanperamalan. · Problem-problemtentangilmuyangmenyelidikiartidanimplikasidarikonsep-konsepyangdipakai parailmuwan.Misalnyakausalitas,waktu,ruang,danalamsemesta. j. W. H. Walsh Filsuf sejarah ini menyatakan bahwa filsafat ilmu mencakup problem yang timbul dari metode dan praanggapandariilmusertasifatdasardanpersyaratandaripengetahuanilmiah.25
  • 25. 25 k. Walter Weimer Ahliinimengemukakanempatproblemyangberikut:26 · Pencarian terhadap suatu teori penyimpulan rasional (ini berkisar pada penyimpulan induktif, sifat dasarnyadanpembenarannya). · Teoridanukuranbagipertumbuhanataukemajuanilmiah(Iniberkisarpadapertumbuhanpengetahuan ilmiah,pencariandanpenjelasannya.MisalnyadalammenilaibahwateoriEinsteinlebihungguldaripada teorisebelumnya,apakahukurannya?) · PencarianterhadapsuatuteoritindakanPragmatis(dalammenentukansalahsatuteoridiantarateori- teori yang salah, bagaimanakah caranya untuk mengetahui secara pasti teori yang paling terkecil kesalahannya?) · Problemmengenaikejujuranintelektual(Inimenyangkutusahamencocokkanprilakusenyatanya,dari parailmuwandenganteoriyangmerekaanutsetia). l. PhilipWiener Menurutbeliauparafilsufilmudewasainimembahasproblem-problemyangmenyangkut:27 · Strukturlogisataiciri-cirimetodologisumumdariilmu-ilmu. · Salinghubungandiantarailmu-ilmu. · Hubungan ilmu-ilmu yang sedang tumbuh dengan tahapan-tahapan lainnya dari peradaban, yaitu kesusilaan,politik,senidanagama. Problem-problemfilsafatseumumnyabilamanadigolong-golongkanternyataberkisarpadaenamhalpokok, yaitupengetahuan,keberadaan,metode,penyimpulan,moralitas,dankeindahan.Berdasarkankeenamsasaran itu, bidang filsafat dapat secara sistematis dibagi dalam enam cabang pokok, yaitu epistemologi (teori pengetahuan), metafisika (teori mengenai apa yang ada), metodologi (studi tentang metode), logika (teori penyimpulan),etika(ajaranmoralitas)danestetika(teorikeindahan). Olehkarenafilsafatilmumerupakansuatubagiandarifilsafatseumumnya,problem-problemdalamfilsafat ilmusecarasistematisjugadapatdigolongkanmenjadienamkelompoksesuaidengancabang-cabangpokok filsafatitu.Dengandemikian,seluruhproblemdalamfilsafatilmudapatditertibkanmenjadi: · Problem-problemepitesmologistentangilmu · Problem-problemmetafisistentangilmu · Problem-problemmetodologistentangilmu · Problem-problemlogistentangilmu · Problem-problemetistentangilmu · Problem-problemestetistentangilmu Problem-problemepitemologis,metafisis,danlogisyangbertaliandenganilmu-ilmumulaimemperoleh perhatianparafilsufdanilmuwanpadaawalabadXIX.28 Problem-problem secara metodologis telah secara tegasdisebutkanolehD.W.Theobalddimukasebagaisalahsatukategoriproblemdalamfilsafatilmu.Prob- lem-problemetisyangmenyangkutilmujugatelahdisebutkandimukaolehWalterWeimer(menyangkutkejujuran intelektualparailmuwandanolehPhilipWeiner(menyangkuthubunganilmudengankesusilaansebagaisuatu segiperdabanmanusia).Problem-problemestetisyangmenyangkutilmupadadasawarsaterakhirinidimulai menjaditopikperbincanganolehsebagianfilsufdanilmuwan.Dalamtahun1980diadakansebuahkonperensi paraahliyangmembahasdimensiestetisdariilmu. 3. Cabang-CabangIlmu
  • 26. 26 Ilmu berkembang dengan sangat pesat dan demikian juga jumlah cabang-cabangnya. Hasrat untuk menspesialisasikandiripadasatubidangtelaahanyangmemungkinkananalisisyangmakincermatdansaksama menyebabkanobyekforma(ontologis)daridisplinkeilmuanmenjadikianterbatas.Diperkirakansekarangini terdapat sekitar 650 cabang keilmuan yang kebanyakan belum dikenal orang-orang awam. Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari dua cabang utama yakni filsafat alam yangkemudianmenjadirumpunilmu-ilmualamdanfilsafatmoralyangkemudianberkembangkedalamcabang- cabangilmusosial.Ilmu-ilmualammembagidirikepadaduakelompoklagiyakniilmualamdanilmuhayat. Ilmualambertujuanmempelajarizatyangmembentukalamsemestasedangkanalamkemudianberkembang lagimenjadifisika,kimia,astronomidanilmubumi.Tiap-tiapcabangkemudianmembikinranting-rantingbaru sepertifisikaberkembangmenjadimekanika,hidrodinamika,bunyi,cahayadll.Sampaitahapinimakakelompok ilmuinitermasukkedalamilmu-ilmumurni.Ilmu-ilmumurniinikemudianberkembanglagimenjadiilmu-ilmu terapan. Ilmu-ilmu sosial berkembang agak lambat dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam. Pada pokoknya terdapatcabangutamailmu-ilmusosialyakniantropologi.(mempelajarimanusiadalamperspektifwaktudan tempat),psikologi(mempelajariprosesmentaldankelakuanmanusia),ekonomi(mempelajarimanusiadalam memenuhikebutuhankehidupannyalewatpertukaran),sosiologi(mempelajaristrukturorganisasisosialmanusia), danilmupolitik(mempelajarisistemdanprosesdalamkehidupanmanusiaberpemerintahandanbernegara). Cabang utama ilmu-ilmu sosial ini kemudian mempunyai cabang-cabang lagi seperti umpamanya antropologiterpecahmenjadilimayakniarkeologi,antropologifisik,linguistik,etnologidanantropologisosial/ kultural.Dariilmu-ilmutersebutdiatasyangdapatkitagolongkankedalamilmumurnimeskipuntidaksepenuhnya berkembangilmusosialterapanyangmerupakanaplikasiberbagaikonsepilmu-ilmusosialmurnikepadasuatu bidangtelaahansosialtertentu.Pendidikan,umpamanyamerupakanilmusosialterapanyangmengaplikasikan konsep-konsep dari psikologi, antropologi dan sosiologi. Demikian juga manajemen menerapkan konsep psikologi,ekonomi,antropologidansosiologi Disampingilmu-ilmualamdanilmu-ilmusosial,pengetahuanmencakupjugahumanioradanmatematika. Humaniora terdiri dari seni, agama, bahas dan sejarah. Sejarah kadang-kadang dimasukkan juga kedalam ilmu-ilmusosialdanmerupakankontoversiyang berkepanjanganapakahsejarahituilmuataukahhumaniora. Keberatanbeberapakalanganmengenaidimasukkannyasejarahkedalamkelompokilmu-ilmusosialterletak pada penggunaan data-data sejarah yang seringkali merupakan hasil penuturan orang, yang siapa tahu, bisa sajaorangituadalah‘pembohong”.Arkeologisudahtidaklagidipermasalahkan,sebabbuktinyaadalahbenda- bendasejarahhasilpenggaliandanpenemuan. 1 Peter A. Angeles, Dictionary of Philosophy, 1981, p. 250. 2 A. Cornelius Benjamin, “Science, philosophy of”, dalam Dictionary of Philosophy, Dagobert D. Runes, ed., 1975 Edition,p.284-285. 3 Arthur C. Danto, “ Problem of Philosophy Science”, dalam Paul Edwards, ed., The Encyclopedia of Philosophy, Vol- ume6,1967,p.296-7. 4 Edward H. Madden,” Pierce and Current Issues in the Philosophy of Science”, dalam Raymond Klibansky, ed., Contem- porary Philosophy: A Suevey, Volume II, 1968, p. 31. 5 Ernest nagel, the Structure of Science: Problems in the Logic of Scientific Explanation, 1974, p. 14. 6 P. H. Nidditch, ed., The Philosophy of Science, 1971, Introduction, p.2. 7 Israel Scheffler, The anatomy of Inquiry: Philosophical Studies in The Theory of Science, 1969, p. 3. 8 J.J.C. Smart, Between Science and Philosophy: An Introduction to the Philosophy of Science, 1968, p. 5. 9 Marx W. wartofsky, ed., Boston Studies in Philosophy of Science, 1963, Preface, p. VII.
  • 27. 27 10 The New Encyclopedia Britannica ; Propaedia: Outline of Knowledge and Guide to the Britannica, 15th Edition, 1982, Part Ten, Division III, Section 10/31, p. 728-9. 11 John Losee, A Historical Introduction to the Philosophy of Science, 2nd ed., 1980, p. 1-3. 12 Arthur Pap, An Introduction to the Philosophy of Science, 1967, p. vii. 13 Michael Scriven, “The Philosophy of Science”, dalam International Encyclopedia of the Social Sciences, David L. Sills,ed.,Volume14,1968,p.84. 14 Clarence Irving Lewis, Mind and the World Order: Outline of a Theory of Knowledge, 1956, pagina 8. 15 A. Cornelius Benjamin, “Problem”, dalam Dictionary of Philosophy, Dagobert D. Runes, ed., 1975 Edition, p.55. 16 16 A. Cornelius Benjamin, “Philosophy of Science,” dalam Vergilius Ferm, ed., A History of Philosophical System, 1968, p.542-547. 17 Michael V. Berry dalam Alan Bullock & Oliver Stallybrass, eds., The harper Dictionary of Modern Thought, 1977, p. 559-60. 18 B. Van Fraassen & H Margenau, “ Philosophy of Science” dalam raymaond Klibansky, ed., Contemporary Philosophy : A Survey, Volume II: Philosophy of Science, 1968, p. 25-27. 19 David L. Hull, Philosophy of Biological Science, 1974, p.1-2. 20 Victor F. Lenzen, “Philosophy of Science,” dalam dagobert D. Runes, ed., Living Schools of Philosophy (Twentieth Century Philosophy), 1965 Edition, p. 94. 21 J.J.C. Smart, Between Science and Philosophy: An Introduction to the Philosophy of Science, 1968, p.4-5. 22 Joseph D. Sneed, “ Describing revolutionary Scientific Change: A Formal Approach,” dalam Robert F. Butts & Jaakko Hintikka, eds., Historical and Philosophical Dimensions of Logic, Methodology and Philosophy of Science, 1977, p. 245. 23 Frederick Suppe, The Search for Philosophic understanding of Scientific Theories,” dalam F. Suppe, ed., The Stucture of Scientific Theories, 1974, p. 3. 24 D.W. Theobald, An Introduction to the Philosophy of Science, 1968, p. 5-6. 25 W. H. Walsh, Philosophy of History: An Introduction, 1960, p. 9. 26 Walter B. Weimer, Notes on the Methodilogy of Scientific Research, 1979, p. 2-3. 27 Philiph P. Weiner, “ Philosophy of Science: Introduction,” dalam Daniel J. Bronstein, et. Al., eds., basic Problems of Philosophy: selected Readings With Introductions, 1957, p. 226. 28 R. Harre, “ Philosophy of Science, History of,” dalam The Encyclopedia of Philosophy, paul edwards, ed., Volume 6, 1967,p.289.
  • 28. 28 BAB V EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR A. Jarum Sejarah Pengetahuan Pada masyarakat primitif, perbedaan diantara berbagai organisasi kemasyarakatan belum tampak, yang diakibatkan belum adanya pembagian pekerjaan. Seorang ketua suku umpamanya, bisa merangkap hakim,panglimaperang,penghuluyangmenikahkan,gurubesaratautukangtenung.Sekalikitamenempati status tertentu dalam jenjang masyarakat maka status itu tetap, kemanapun kita pergi, sebab organisasi kemasyarakatanpadawaktuitu,hakikatnyahanyasatu.Jadijikaseseorangmenjadiahlimakaseterusnyadia akanmenjadiahli.. Jadi kriteria kesamaan dan bukan perbedaan yang menjadi konsep dasar pada waktu dulu. Semua menyatudalamkesatuanyangbatas-batasnyakaburdanmengambang.Tidakterdapatjarakyangjelasantara satu obyek dengan obyek yang lain. Antara ujud yang satu dengan ujud yang lain. Konsep dasar ini baru mengalami perubahan fundamental dengan berkembangnya abad penalaran (The Age of Reason) pada pertengahan abad XVII. Dengan berkembangnya abad penalaran maka konsep dasar berubah dari kesamaan kepada pembedaan. Mulailah terdapat pembedaan yang jelas antara berbagai pengetahuan, yang mengakibatkan timbulnyaspesialisasipekerjaandankonsekuensinyamengubahstrukturkemasyarakatan.Pohonpengetahuan dibeda-bedakan paling tidak berdasarkan apa yang diketahui, bagaimana cara mengetahui dan untuk apa pengetahuanitudipergunakan. Salahsatucabangpengetahuanituyangberkembangmenurutjalannyasendiriadalahilmuyangberbeda dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya terutama dari metodenya. Metode keilmuan adalah jelas sangat berbedadenganngelmuyangmerupakanparadigmadariAbadPertengahan.Demikianjugailmudapatdibedakan dariapayangditelaahnyasertauntukapailmuitudipergunakan. Difrensiasi dalam bidang ilmu cepat terjadi. Secara metafisisk ilmu mulai dipisahkan dengan moral. Berdasarkanobyekyangditelaahmulaidibedakanilmu-ilmualamdanilmu-ilmusosial.Perbedaanyangmakin terperinciinimakamenimbulkankeahlianyanglebihspesifikpula. Makinciutnyakaplingmasing-masingdisplinkeilmuanitubukantidakmenimbulkanmasalah,sebab dalamkehidupannyatasepertipembangunanpemukimanmanusia,makamasalahyangdihadapimakinbanyak dan makin njelimet. Menghadapi kenyataan ini terdapat lagi orang dengan memutar jam sejarah kembali denganmengaburkanbatas-batasmasing-masingdisplinilmu.Dengandalihpendekataninter-displinermaka berbagaidisplinkeilmuandikaburkanbatas-batasnya,perlahan-lahanmenyatukedalamkesatuanyangberdifusi. Pendekataninterdisplinermemangmerupakankeharusan,namuntidakdenganmengaburkanotonomi masing-masing displin keilmuan yang telah berkembang berdasarkan routenya masing-masing, melainkan denganmenciptakanparadigmabaru.Paradigmainiadalahbukanilmumelainkansaranaberpikirilmiahseperi logika,matematika,statistikadanbahasa.SetelahperangduniaIImuncullahparadigma“konsepsistem” yang diharapkan sebagai alat untuk mengadakan pengakajian bersama antar displin-keilmuan. Jelaslah bahwa pendekatan interdispliner bukan merupakan fusi antara berbagai displin keilmuan yang akan menimbulkan anarki keilmuan, melainkan suatu federasi yang diikat oleh suatu pendekatan tertentu, dimana tiap displin keilmuandenganotonominyamasing-masing,salingmenyumbangkananalisisnyadalammengkajiobjekyang menjaditelahanbersama.
  • 29. 29 B. Pengetahuan Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkayakehidupankita.Sukaruntukdibayangkanbagaimanakehidupanmanusiaseandainyapengetahuan itu tidak ada, sebab pengetahuan merupakan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan. Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang diajukan.Olehsebabituagarkitadapatmemanfaatkansegenappengetahuankitasecaramaksimalmakakita harus ketahui jawaban apa saja yang mungkin diberikan oleh suatu pengetahuan tertentu. Atau dengan kata lain, perlu kitaketahuikepadapengetahuanmana suatupertanyaantertentuyangharuskita ajukan. Sekiranyakitabertanya“apakahyangterjadisesudahmanusiamati?”, makapertanyaanitutidakbisa diajukankepadailmumelainkankepadaagama,sebabsecaraontologisilmumembatasidirikepadapengkajian obyekyangberadadalamlingkuppengalamanmanusia,sedangakanagamamemasukipuladaerahpenjelajahan yangbersifattransedentalyangberadadiluarpengalamankita.Ilmutidakbisamenjawabpertanyaanitusebab ilmu dalam tubuh pengetahuan yang disusunnya memang tidak mencakup permasalahan tersebut. Atau jika kitamemakaianalogikomputermakakomputerilmutidakdiprogramuntukitu. Memangpadahakekatnyamanusiamengharapkanjawabanyangbenar,danbukannyasekedarjawaban yang bersifat sembarangan saja. Lalu timbullah masalah, bagaimana cara kita menyusun pengetahuan yang benar?Masalahinilahyangdalamkajianfilsafatdisebutsebagaiepistemology,danlandasanepistemologiilmu disebut metode ilmiah. Dengan kata lain, metode ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Lalu apakah yang disebut benar sedangkan dalam khasanah filsafat ada beberapa teori kebenaran? Setiap jenis pengetahuan mempunyai cirri-ciri spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi),danuntukapa(aksiologi)pengetahuantersebutdisusun.Ketigalandasaninisalingberkaitan; jadiontologiilmuterkaitdenganepistemologiilmudanepistemologiilmuterkaitdengan aksiologiilmudan seterusnya.Jadikalaukitaingin membicarakanepistemologiilmu,makahaliniharusdikaitkandenganontologi danaksiologiilmu. Ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya dan terbatas pada pengalaman kita saja. Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan yang sehari-hari dihadapi manusia,danuntukdigunakandalammenawarkanberbagaikemudahankepadanya.Pengetahuanilmiahalias ilmu,dapatdiibaratkansebagaialatbagimanusiadalammemecahkanberbagaipersoalanyangdihadapinya. Pemecahan tersebut pada dasarnya adalah dengan meramalkan dan mengontrol gejala alam. Oleh sebab itulah,seringdikatakanbahwadenganilmumanusiamencobamemanipulasidanmenguasaialam. Berdasarkanlandasanontologidanaksiologisepertiitumakabagaimanasebaiknyakitamengembangkan landasanepistemologiyangcocok?Persoalanutamayangdihadapitiapepistemologipengetahuanpadadasrnya adalahbagaimanamendapatkanpengetahuanyangbenardenganmemperhitungkanaspekontologisdanaksiologi masing-masing.Demikianjugahalnyadenganmasalahyangdihadapiepistemologikeilmuanyaknibagaimana menyusunpengetahuanyangbenaruntukmenjawabpermasalahanmengenaiduniaempirisyangakandigunakan sebagaialatuntukmeramalkandanmengontrolgejalaalam. Agarkitamampumeramalkandanmengontrolsesuatumakakitaharusmengetahuimengapasesuatu itu terjadi. Untuk bisa meramalkan dan mengontrol sesuatu maka kita harus menguasai pengetahuan yang menjelaskanperistiwaitu.Dengandemikianmakapenelitianilmiahdiarahkankepadausahauntukmendapatkan penjelasanmengenaibeberapagejalaalam.Penjelasanyangditujupenelitianilmiahdiarahkankepadadeskripsi mengenai berbagai faktor yang terikat dalam suatau konstelasi yang menyebabkan timbulnya sebuah gejala danprosesataumekanismeterjadinyagejalaitu. Seni, pada sisi lain pengetahuan, mencoba mendeskripsikan sebuah gejala dengan sepenuh-penuh maknanya.Kalauilmumencobamengembangkansebuahmodelyangsederhanamengenaiduniaempirisdengan
  • 30. 30 mengabstraksikanrealitasmenjadibeberapavariableyangterikatdalamsebuahhubunganyangbersifatrasional, maka seni, mencoba mengungkapkan obyek penelahaan itu sehingga menjadi bermakna bagi pencipta dan bagi mereka yang meresapinya, lewat berbagai kemampuan manusia untuk menangkapnya seperti emosi, pikiran dan panca indra. Ilmu mencoba mencarikan penjelasan mengenai alam menjadi kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal.Usahauntukmenjelaskangejalaalaminisudahmulaidilakukanolehmanusiasejakdahulukala. Diperkirakanbahwanenekmoyangkitapuntakkurangtakjubnyamemperhatikanberbagaibentukkekuatan alam yang ada disekeliling mereka dan mereka mencoba melihat gejala-gejala alam itu dari sudut pandang mitos dan kepercayaan. Namuntahapselanjutnyakemudianditandaiolehusahamanusiauntukmencobamenafsirkanduniaini terlepas dari belenggu mitos, mereka menatap kehidupan ini tidak lagi dari balik harumnya dupa dan asap kemenyan.Denganmempelajarialammerekamengembangkanpengetahuanyangmempunyaikegunaanpraktis seperti untuk pembuat tanggul, pembasmian hama dan bercocok tanam. Lalu berkembanglah pengetahuan yangberakarpadapengalamanberdasarkanakalsehat(commonsense)yangdidukungolehmetodemencoba- coba (trial and error). Perkembanganinimenyebabkantumbuhnyapengetahuanyangdisebut“seniterapan”yangmempunyai kegunaanlangsungdalamkehidupanbadanisehari-haridisamping“senihalus”yangbertujuanuntukmemperkaya spiritual. Peradaban Mesir kuno pada kurang lebih 3000 tahun SM telah mengembangkan irigasi dan dapat meramalkantimbulnyagerhana.Demikianpula peradaban-peradabanlainnyasepertiCinadanIndiaterkenal denganperkembanganseniterapanyangtinggi. Seni terpakai ini pada hakekatnya mempunyai dua ciri yakni, yang pertama, bersifat deskriptif dan fenomologis dan, kedua, ruang lingkup terbatas. Sifat deskriptif ini mencerminkan proses pengkajian yang menitikberatkanpadapenyelidikangejala-gejalayangbersifatempiristanpakecendrunganuntukpengembangan postulatyangbersifatteoritis–atomistis.Jadidalamseniterapankitatidakmengenalkonsepsepertigravitasi ataukemagnetanyangbersifatteoritis.Sifatterbatasdariseniterapanjugatidakmenunjangberkembangnya teori-teori yang bersifat umum seperti gravitasi Newton atau teori medan elektromagnetik Maxwell, sebab tujuan anlisisnya bersifat praktis. Setelah secara empiris diketahui bahwa daun pepaya bisa mengempukkan daging, atau daun kumis kucing bisa menyembuhkan kencing batu, maka pengetahuanpun berhenti sampai disitu.Seniterapantidakmengembangkanteorikimiaataufisiologiyangmerangkumkeduagejalaitu. Disinilahkitamenemukansuatumatarantaiyangpentingsekalidalampengembanganilmumengapa adaperadabanyangmampumengembangkanilmusecaracepat?Mengapaadaperadabanyangsecarahisto- riesmempunyaitinggatteknologiyangsangattingginamuntetapterbelakangdalambidangkeilmuan?Jawab dari pertanyaan itu mungkin dapat dicari dari pola perkembangan selanjutnya dari pola perkembangan pengetahuanyangmerupakanseniterapanini.Padaperadabantertentuperkembanganseniterapaninisifatnya kuantitatif,artinyaperkembangannyaditandaidenganterkumpulnyalebihbanyaklagipengetahuanyangsejenis. Sedangkanpadaperadabanlainpengembangannyabersifatkualitatif,artinyadikembangkankonsep-konsep baruyangbersifatmendasardanteoritis. Sebagai ilustrasi katakanlah umpamanya dua tipe peradaban tersebut sedang mencari obat kanker. Peradaban yang berorientasi pada seni terapan akan melakukan penyelidikan secara mencoba-coba dari bermacam-macam dedaunan atau jenis obat lainnya tanpa ada konsep yang jelas mengenai kegiatannya. Sebaliknya sebuah peradaban ilmiah akan memusatkan perhatiannya pada penemuan konsep yang akan mengarahkankegiatanselanjutnya. Mungkininilahyangmenyebabkanmengapasebuahperadabanmeskipunmempunyaikemampuan dalamseniterapanyanglebihtinggitidakmampumengembangkandiridalambidangkeilmuan,soalnyasalah satu jembatan yang menghubungkan seni terapan dengan ilmu dan teknologi adalah pengembangan konsep teoritisyangbersifatmendasaryangselanjutnyadijadikantumpuanuntukpengembanganpengetahuanilmiah yangbersifatintegral.Pengetahuantentangobat-obatantradisionalumpamanyayangkemanjurannyamemang
  • 31. 31 terbukti tidak menjurus ke arah berkembangnya farmakologi sebab tidak terdapat usaha yang lebih jauh mengajukanpenjelasanteoritisyangasasimengenaiprosesyangterjadi.Dengandemikianmakapengetahuan yangsatuterpisahdaripengetahuanyanglaintanpadiikatolehsatukonsepyangmampumenjelaskansecara keseluruhan.Jadikalauobat-obatantradisionalberusahamenyembuhkankankerdenganberbagaicampuran ramuansecaramencoba-coba,makafarmakologimodernberusahamenembuskemacetandalampengobatan penyakit ini lewat pengembangan konsep dasar dalam perkembangan sel, terutama dalam bidang biologi molecular ilmumemangkurangberkembangdalamperadabanTimurkarena aspekkulturalnya tidak terlalu menganggap penting cara berpikir ilmiah. Bagi masyarakat timur maka filsafat yang paling penting adalah berpikiretisyangakanmenghasilkankearifan(wisdom).1 Akalsehatdancaracoba-cobamempunyaiperananpentingdalamusahamanusiauntukmenemukan penjelasanmengenaiberbagaigejalaalam.Ilmudanfilsafatdimulaidenganakalsehatsebabtakmempunyai landasan permukaan lain untuk berpijak.2 Tiap peradaban betapapun primitifnya mempunyai kumpulan pengetahuan yang berupa akal sehat. Randall dan Buchler mendefinisikan akal sehat sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat pengalaman secara tidak sengaja yang bersifat sporadis dan kebetulan.3 Sedangkan karakteristikyangdiberikanolehTitussebagaiberikut:4 · karena landasannya yang berakar pada adat dan tradisi maka cendung untuk bersifat kebiasaan dan pengulangan. · Karena landasannya yang berakar kurang kuat maka akal sehat cendrung bersifat kabur dan samar- samar · Karenakesimpulanyangditariknyaseringberdasarkanasumsiyangtidakdikajilebihlanjutmakaakal sehatlebihmerupakanpengetahuanyangtidakteruji. Berdasarkan akal sehat, adalah amat masuk akal setelah beberapa kali mengalami terbit dan terbenamnya matahariuntukmenyimpulkanbahwamatahariberputarmengelilingibumi.Itulahsebabnyabanyakpengetahuan mula-mula sukar diterima oleh masyarakat sebab bertentangan dengan kal sehat, seperti penemuan bahwa bukanmatahariyangmengelilingibumidanbukansebaliknya. Perkembanganselanjutnyaadalahtumbuhnyarasionalismeyangsecarakritismempermasalahkandasar- dasarpikiranyangbersifatmitos.MenurutPoppermakatahapiniadalahpentingsekalidalamsejarahberpikir manusiayangmenyebabkanditinggalkannyatradisiyangbersifatdogmatikyanghanyamemperkenakanhidupnya satudoktrinyangdigantikandengandoktrinyangbersifatmajemukyangmasing-masingmencobamenemukan kebenaran secara analitis yang bersifat kritis.5 Jadi pada dasarnya rasionalisme memang bersifat majemuk dengan berbagai kerangka pemikiran yang dibangun secara deduktif di sekitar obyek pemikiran tertentu. Dalam menafsirkan suatu obyek tertentu maka berkembanglah berbagai pendapat, aliran, teori dan mashab filsafat.Dalamkeadaansepertiinimakasukarlahbagikitauntukmemilihmanadarisejumlahpenjelasanyang rasional tersebut yang memang benar sebab semuanya dibangun diatas argumentasi yang bersifat koheren. Mungkinsajakitabisamengatakanbahwaargumentasiyangbenaralasanyangmempunyaikerangkaberpikir yang paling meyakinkan. Namun hal itupun tidak bisa memecahkan persoalan, sebab kriteria penilaiannya bersifatnisbidantidakterlepasdariunsursubyektif.Disampingiturasionalismedenganpemikirandeduktifnya seringmenghasilkankesimpulanyangbenarbiladitinjaudarialur-alurlogikanyanamunbertentangandengan keadaan sebenarnya. Kelemahandalamberpikirrasionalsepertiitulahyangmenimbulkanberkembangnyaempirismeyang menyatakan bahwa pengetahuan yang benar itu didapat dari kenyataan pengalaman. Dipelopori oleh filsuf- filsuf Inggris maka berkembanglah cara berpikir yang menjauhi spekulasi teoritis dan metafisis. Metafisika menurutHumeadalah‘khayaldandibuat-buat’yangselayaknyadiumpamakan‘lidahapiyangmenjilat-jilat’. Namun cara berpikir inipun tidak luput dari kelemahan atas dasar apa kita bisa menghubungkan berbagai faktor dalam hubungan kausalitas? Berdasarkan metode induktif yang didukung oleh teknik statistika yang palingrumitdenganmudahumpamanyabahwa,”kambingkencingdiIKIPRawamangunberkorelasidengan banjirnya kampus Universitas Jayabaya.” Namun apakah artinya semua ini? Penjelasan apakah yang bisa
  • 32. 32 diajukanolehdataempirisyangternyatasecarainduktifmenunjukkankorelasi?6 Ilmumencobamenafsirkangejalaalamdenganmencobamencaripenjelasantentangberbagaikejadian. Dalamusahamenemukanpenjelasaniniterutamapenjelasanyangbersifatmendasardanpostulasional,maka ilmu tidak bisa melepaskan diri dari penafsiran yang bersifat rasional dan metafisis. Pengkajian ilmu yang sekedar pada kulit luarnya saja tanpa berani mengemukakan postulat-postulat yang bersumber penafsiran metafisistidakakanmemungkinkankitasampaipadateorifisikanuklir.Paling-paling mendapatkanpengetahuan yang tidak berbeda jauh dari akal sehat yang lebih maju. Ilmu mempunyai dua buah peranan, ujar Betrand Russel,padasatupihaksebagaimetafisikasedangkanpadapihaklainsebagaiakalsehatyangterdidik.7 Lalu bagaimanacaranyaagarkitamengembangkanilmuyangmempunyaikerangkapenjelasanyangmasukakal dansekaligusmencerminkanyangsebenarnya?Berkembanglahdalamkaitanpemikiraninimetodeeksperimen yang merupakan jembatan antara penjelasan teoritis yang hidup di alam rasional dengan pembuktian secara empiris. Metode eksperimen dikembangkan oleh sarjana-sarjana muslim pada abad keemasan Islam, ketika ilmudanpengetahuanlainnyamencapaikulminasiantaraabadIXdanXIIMasehi.Semangatmencarikebenaran yangdimulaiolehpemikir-pemikirYunanidanhampirpadamdenganjatuhnyaKekaisaranRomawidihidupkan kembali dalam kebudayaan Islam. “ Jika orang Yunani adalah bapak metode ilmiah,” simpul H.G. Wells, “maka orang Islam adalah bapak Angkatnya.” Dalam perjalanan sejarah maka lewat orang Muslimlah, dan bukanlewatkebudayaan Latin,duniamodernsekaranginimendapatkankekuatandancahayanya.8 Eksperimen inidimulaiolehahli-ahlial-kimiayangmemungkinkanpadamulanyadidorongolehtujuanuntukmendapatkan “obat ajaib untuk awet muda” dan ‘ rumus membuat emas dari logam biasa” namun secara lambat laun berkembangmenjadiparadigmailmiah.MetodeeksperimeninidiperkenalkandiduniabaratolehfilsufRoger Bacon(1214-1294)dankemudiandimantapkansebagaiparadigmailmiaholehFrancisBacon(1561-1626). Sebagai penulis yang ulung dan fungsinya sebagai Lord Verulam maka Francis Bacon berhasil meyakinkan masyarakat ilmuwan untuk menerima metode eksperimen sebagai kegiatan ilmiah. Singkatnya maka secara wajar dapat disimpulkan bahwa secara konseptual metode eksperimen dikembangkan oleh sarjana muslim dan secara sosiologis dimasyarakatkan oleh Francis Bacon. Pengembanganmetodeeksperimeninimempunyaipengaruhpentingterhadapcaraberpikirmanusia sebabdengandemikianmakadapatdiujiberbagaipenjelasanteoritisapakahsesuaidengankenyataanempiris atautidak.Dandengandemikianpulaberkembanglahmetodeilmiahyangmenggabungkancaraberpikirinduktif dandeduktif. Denganberkembangnyametodeilmiahdanditerimanyametodeinisebagaiparadigmaolehmasyarakat keilmuan maka sejarah kemanusiaan menyaksikan perkembangan pengetahuan yang sangat cepat. Dirintis oleh Copernicus (1473-1543), Kepler (1571-1630), Galileo (1564-1642) dan Newton 91642-1727) ilmu mendapatkanmomentumnyapadaabadketujuhbelasdanseterusnyatinggallandas.Whiteheadmenyebutkan periodeantara1870-1880sebagaititikkulminasiperkembanganilmudimanaHelmholzt,Pasteur,Darwindan Clerk-Maxwell berhasil mengembangkan penemuan ilmiahnya.9 Gejala ini sebenarnya tidak sukar untuk dijelaskansebabmetodeilmiahmemanfaatkankelebihan-kelebihanmetodeberpikiryangadadanmencoba untukmemperkecilkekurangannya.Pengetahuanilmiahtidaksukaruntukdipercayasebabdiadapatdiandalkan meskipun tentu saja tidak semua masalah dapat dipecahkan secara keilmuwan. Itulah sebabnya maka kita masihmemerlukanberbagaipengetahuanlainuntukmemenuhikehidupankitasebabbagaimanapunmajunya ilmu secara hakiki dia adalah terbatas dan tidak lengkap. Ketika teleskop dan mikroskop memulai, bertanya VictorHugo,dimanakahdiantarakeduanyayanglebihmampumenyingkappanorama? C. Metode Ilmiah Prosedurdalammendapatkanpengetahuanyangdisebutilmu Pengetahuan dapat disebut pengetauan : memakai syarat-syarat tertentu.Syarat tertentu utama:metode
  • 33. 33 ilmiah.Metodeadalahsuatuprosedurataucaramengetahuisesuatuyang mempunyailangkah-langkahsistematis Metodologiadalahsuatupengkajiandalammempelajariperatiran-peraturandalammetodetersebut. Metodolgiilmiahmerupakanpengkajiandariperaturan-peraturanyangterdap[atdalamilmiah,secarafilsafat, Epistimologiterbagiempatyaitu: 1. Apakahsumber-sumberpengetahuan 2. Apakahhakikat,jangkauandanruanglingkuppengetahuan 3. Apakahmanusiafdimungkinkanuntukmendapatkanpengetahuan 4. Sampaitahapmanapengetahuanyangmungkinuntukditangkapmanusia Bepikir adalah kegitan mental yang menghasilkan pengetahuan : MI= ekspresi, mengenai cara belajar pikiran. Dengan cara bekerja ini maka pengetahuanyang dihasilkan, diharapkan mempunyai karakteristik- karakteristiktertentuyangdimintaolehpengetahuanilmiahyaitu:sifatrasional,teruji=MI:menggabungkan cara berpikir deduksi dan induksi Berpikirdeduktif,sifatrasionalkepada pengetahuanilmiahdanbersifatkonsisten,sistematis (tahap- tahap). Sifat rasional dan koheren adalah ilmu mencoba memberikan penjelasan yang rasional kepada objek yang berada dalam jalur penekanan. Sifat rasional, tidak final, karena bersifat pluralistic oleh sebab itu cara berpikir ilmiah digunakan pula cara berpikirinduktifyangberdasarkancriteriakebenarankorespondensi.Teorikorespondensimeyebutkanbahwa suatu pernyataan dapat dianggap benar sekiranya materi yang terkandung dalam pernyataan itu berkorespondensi(bersesuaian)denganobjektektualyangdituju.Suatupernyatanbenarbilaterdapatbukti- buktiempirisyangmendukungcotohsalju,Jakarta. Proses kegiatan ilmiah manusia mengamati sesuatu, ada perhatian terhadap objek tertentu perhtian: suatu masalah atau kesukaran yang dirsakan bila kita menemukam sesuatu dalam penglaman kita yang menimbulkanpertanyaan,inidimulaidalamduniaempiris:terjadilaheksistensiempiris.Dilihatdariperkembangan kebudayaandapatmenghadapimasalahmakahalinidapatdibedakanmenurutciri-ciritertentu. BedasrkansikapmanusiamenghadapimasalahinimakaVanPeursenmembagiperkembangankebudayaan menjaditigatahap:mistis,ontologis,horisional. 1. Mistis,sikapmanusiayangmerasakandirinyaterkepungolehkekuatan-kekuatngaibdisekitarnya 2. Ontologis,sikapmanusiayangtidaklagimerasakandirinyaterkepungolehkekuatangaibdanbersikap mengambiljarakterhadapobjekdisekitarkehidupandanmulaimenelaahobjektersebut 3. Fungsional, sikap manusia yang bukan saja merasa telah terbebas dari kepungan kekuatan gaib dan mempunyai npengetahuan berdasarkan penelahan objek tersebut, namun lebih dari itu dia mengfungsionalkanpengetahuantersebutbagikepentingandirinya.Ilmumulaiberkembangdaritahap ontologis ini antara lain: terlepas dari kekuatan gaib,menguasai gejala empiris, memberi batas yang jelas terhadap objek kehidupan tertentu (terhadap ontologis). Terhadapontologis(manusia)–bataseksistensimasalah–mengenalujudmasalah–menelaah–mencari pemecahanmasalah.Hanyamembatasipadamasalahyangdidasarkanatasempiris,masalahnyatamaka jawabanadadiduniakejahatan,ilmudiawalidenganfaktadandiakhiridenganfakta,apapunteoriyang menjembataninya,teoripenjelasanmengenaigejalayangterdapatdiduniafisiktersebut. Teoriilmuadalahpenjelasanrasonalyangberkesesuaiandenganobjekyangdiperlukannya,danharus didukungolehbuktiempiris.Metodeilmiah:empirisme,rasionalisme.Teoriilmuada2syaratyaitu:konsisten
  • 34. 34 denganteorisebelumnya,cocokdenganfakta-faktaempirisolehsebabitu,teoriilmuyangbelumteruji kebenarannyasecaraempirisdarisemuapenjelasanrasionalstatusnyahanyabersifatsementaraatau penjelasansementara(hipotesis).Hipotesisadalahdugaanataujawabansementaraterhadappermasalahan yangkitahadapi.Fungsinyaadalah:penunjukjalanuntukmendapatkanjawaban,membantumenyalurkan penyelidikan. Hipotesisdisusunsecaradeduktifdenganmengambilpremis-premispengetahuanilmiahyangsudahdiketahui sebelumnya,pengetahuanilmiahadalahperkembangansetahapdemisetahap(jumlhpenyusunanhipotesis). Dari hipotesis: menguji hipotesis (mengkonfrontasikan dengan dunia fisik yang nyata), proses pengajian ini (pengumpulan fakta yang relefen dengan hipotesis yang diajukan, dalam agama proses pengujian meliputi: penalaran, persaan, intuisi, imajinasi, dan pengalaman. Hal tersebut dirumuskan dengan langkah Logico Hipotheticoverifikasi. Langkah logico hypothetico venifikasi antara lain: 1. Perumusan masalah: pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas, batas-batasnya serta dapat didetifikasifactor-faktoryangterlihatdidalamnya. 2. Penyusunankerangkaberpikir:argumentasiyangmenjelaskanubunganyangmungkinantaraberbagai factor yang saling mengait dan membentuk konsisten permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun secararasionalberdasarkanpremis-premisilmiahyangtahanterisikebenaranyadenganmemperhatikan faktor-faktorempirisyangrelevandenganpermasalahan. 3. Perumusanhipotesis:jawabansementaraataudugaanterhadappertanyaanyangdiajukan,yangmaterinya merupakankesimpulandarikerangkaberpikiryangdikembangkan. 4. Pegujian hipotesis: pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkanapakahterdapatfakta-faktayangmendukunghipotesistersebutatautidak. 5. .Penarikankesimpulan Penilaianapakahsebuahhipotesisyangdiajukanditerimaatautidak:diterima,bagianpenelitianilmiah karenamempunyaikerangkapenjelasanyangkonsistendenganpengetahuanilmiahsebelumnyasertatelah terujikebenarannya. D. Struktur Pengetahun Ilmiah Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pegetahuan yang memenuhi syarat- syarat keilmuan(ilmu). Unsur disiplin membuat ilmu berkembang dengan cepat, ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang bersifat menjelakan berbagai gejala alam yang memungkiankan manusia melakukan serangkaiantindakanuntukmenguasigejalatersebutberdasarkanpenjelasanyangada.Penjelasankeilmuan meramalkanapayangterjadiberdasarkanramalan,mengontrolagarmenjadikenyataanatautidak. Polapenjelasandibagi4yaitu: 1. Penjelasan deduktif: mempegunakan cara berpikir deduktif dalam menjelaskan suatu gejala dengan menarikkesimpulansacaralogisdaripremis-premisyangtelahditetapkansebelumnya. 2. Penjelasanprobabilisik:penjelasanyangditariksecarainduktifdarisejumlahkasusyangdengandemikian tidak memberikan kepastian seperti p[enjelasan deduktif melainkan yang bersifat peluang seperti” Kemungkinan”,“kemungkinanbesar,”“hampirdapatdipastikan.” 3. Penjelasanfungsional(Teleologis):penjelasanyangmeletakansebuahunsuredalamceritanyadengan systemsecarakeseluruhanyangmempunyaikarakteristikatauarahperkembangantertentu 4. Penjumlahangenetic:mempergunakanfaktor-faktoryangtimbulsebelumnyadanmejelaskangejala
  • 35. 35 yangmunculkemudian. Teoriadalahpengetahuanilmiahyangmencakuppenjelasanmengenaisuatufaktortertentudarisebuah disiplinkeilmuan,tujuanakhirdaridisiplinkeilmuan,mengembangkansebuahteorikeilmuanyangbersifat utuhdankonsisten(hanyabeberapa:teorifisiktetaptidakutuh). Dalamteoriadahukum-hukum(dalil-dalil),hukummerupakanpernyataanyangmenyatakanhubungan antaraduvariabelataulebihdalamsuatuberitasebabakibat,meramalkanapayangterjadisebagaiakibatdari sebuah sebab. E. Sarana Berpikir Ilmiah Tujuanmempelajarisaranabepikirilmiah: 1. Saranailmiahbukanmerupakanilmudalampengertianbahwasaranailmiahitumerupakankumpulan pengetahuanyangdidapatkanberdasarkanmetodeilmu(deduktifdaninduktif),saranaberpikirilmiah tidakmenggunkaninidalammendapatkanpengetahuannya,melainkanmempunyaimetode-metode tersendiri. 2. Tujuanmempelajarisaranailmiahadalahuntukmemungkinkankita melakukanpenelaah ilmiahsecarabaiik,saranaberpikirilmiahantara:bahasalogikamatematikadanstatistik Bahasa, manusia dapat berpikir dengan baik karena ada bahasa. Simbol bahasa yang bersifat abstrak memungkinkanmanusiauntukmemikirkansesuatusecaraberlanjut,bahasaadalahsaranakomunikasi.Buah pikiran,perasaandansikap,mempunyaifungsisimbolik(komunikasibahasailmiah),emotif(komunikasiestetik), danojektif.Bahasamerupakanserangkaianbunyidanlambangdimanarangkaianbunyitumembentuksuatu artitertentuataurangkaianbunyi=kata(melambangkansatuobjektertentu). a. Bahasa Fungsibahasasecaraumumdapatdibagimenjadi4bagianyaitu: 1. Alatkomunikasi 2. Alatmengekspresikandiri 3. Alatberintegrasidanberadaptasisocial 4. Alatkontrolsocial. Dalamfilsafatkeilmuanfungsi,memikirkansesuatudalambenaktanpadalamobjekyangsedangkita pikirkan,membuatmanusiaberpikirterusmenerusdanteratur,mengkomunikasikanapayangsedangdia pikirkan.Komunikasiilmniahmemberiinformasipengetahuanberbahasadenganjelasbahwamaknayang terkandungdalamkata-katayangdigunakandandiungkapkansecaratersusun(eksplisit)untukmencegah pemberianmaknayanglain. Karyailmiah:tatabahasa,merupkanalatdalammempergunakanaspeklogisdankreatifdaripikiranuntuk mengungkapkanartidanemosidenganmempergunakanaturan-aturantertentu.Mempunyaigayapenulisan yangpadahakekatnyamerupakanusahauntukmencobamenghindarikecenderumganyangbersifatemosional bagikegiatanseninamunmerupakankerugianbagikegiatanilmiah. Beberapa kekurangan bahasa antara lain: 1. Sifatmultifungsidaribahasaitusendiri(emotif,ajektif,simbolik). 2. Arti yang tidak jelas dan bebas yang ikandung oleh kata-kata yang membangun bahasa, kadang- kadanglingkuprtinyaterlalulemasmisalnyacinta,pengelola(usahakerjasamayangbedominasi). 3. Sifat menjenuh bahasa dapat menimbulkan kekacauan semantic, dimana dua orang berkomunikasi mempergunakan sebuah kata yang sama untuk arti yang berbeda. 4. Konotasiyangbersifatemosional.
  • 36. 36 b. Matematika 1. Matematika sebagai bahasa: melambangkan serangkaian mkna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. 2. Lambangbersifat“artifisial”yangbarumempunyaiartisetelahsebuahmaknadiberikankepadanya. 3. Matematika menutupi kekurangan bahasa verbal ( hanya satu arti = x). SifatKuantitatifDariMatematika KelebihanlaindariMatematikamengembangkanbahasanumericyangmemungkinkankitauntuknmelakukan pengukurankuantitatif. Matematika:SaranaBerpikirDeduktif,yaituProsespengambilankesimpulanyangdidasarkanpadapremis- premisyangkebenarannyasudahditentukan. c. Perkembangan Bahasa Bahasayangberfungsisebagaialatpikir.Mangalamiperkembangan: 1. Mesir=Pertanian,perdagangan,bangunan,mmengontrolbanjir. 2. Yunani:-Menambahnilaiestetik, -Meletakkan matematika sebagai cara berpikir rasional. -Ilmu ukur Euchid - Aljabar - Renaissance (Newton) - Modern ( Einstein) HallaindariMatematika: · Tidak mengandung kebenaran yang bersifat faktual mengenai dunia empiris. · Kriteriakebenarannyaadalahkonsistendariberbagaipostulatdefinisidanberbagaiaturanpermainan lainnya. IlmuUkurEuchid–Newton NonEuchid(Gauss,Lobachevskii,Bolyai,Rieman)-Einstein Masihbersifatakademis. 1. BeberapaAlirandalamFilsafatMatematika: - ImmanuelKant(1724-1804):Matematikamerupakanpengetahuansintetikaprioridimanaeksistensi matematika tergantung dari panca indera serta pendapat dari aliran logistik yang berpendapat bahwamatematikamerupakancaraberpikirlogis. - Jan Brouwer ( Belanda) (1881-1966): Kaum intusionis. Intuisi murni dari berhitung merupakan titiktolaktentangmatematikabilangan. - David Hilbert (1862-1943): kaum formalis. Menekankan aspek formal dari matematika sebagai bahasaperlambang. c. Statistik = Peluang Distribusivariabelyangditelaahdalamsuatupopulasitertentu. Statistik=CaraberpikirInduktif Deduktif–kesimpuanbenarjikapremis-premisyangdigunakanbenar. Induktif = Premis benar, cara pemikiran sah maka kesimpulan belum tentu benar tetapi mempunyai peluang benar.
  • 37. 37 Statistika=pengetahuanyangmemungkinkankitauntukmenghitungtingkatpeluanginidenganeskak.(dalam statistika bisa ada kejutan). Statistikadigunakandalambanyaknyakasusyangdiamati=kesimpulanbersifatumum. Fungsi/kegunaanStatistika: -Caramenarikkesimpulanbersifatumumdenganjalanhanyamengamatisebagianpopulasi. -memberikansecarakuantitatiftingakatketelitiandarikesimpulanyangditarikttersebut,yangpadapokoknya didasarkanpadaasayangsederhana,yaknimaki8nbesarcontohyangdigunakanmakintinggitingkatketelitian. - Memberikan kemampuan bagi kita untuk mengetahui apakah suatu hubungan kausalita antara dua faktor atau lebih bersifatkebetulanataumemangbenar-benarterkaitsecara empiris. -Penarikankesimpulansecarastatistikmemungkinkankitauntukmelakukankegiatanilmiahsecaraekonomis. Karakteristik:Bersifatpeluangataukegiatan. 1 Gustav Weigel S.J. dan Arthur G. Madden, Knowledge : Its Values and Limits (Englewood Cliffs; N.J.: Pretince-Hall, 1961),hal.49. 2 Ibid., hal. 100. 3 Jhon Herman Randall, dan Justus Buchler, Philosophy: An Introduction (New York: Barnes & Noble, 1969), hal. 64. 4 Harold A. Titus, Living Issues in Philosophy (New York: 1959), hal. 34-35. 5 Karl R. Popper, Conjectures and Refutation (New York: Basic, 1962), hal. 151. 6 Inilah salah satu penafsiran yang sering dilakukan oleh peneliti. Tujuan penelitian bukanlah menemukan korelasi yang bersifat statis melainkan hubungan variable. Hubungan semacam ini mesti didukung oleh argumentasi yang meyakinkan dan baru diuji oleh teknik statistika yang relevan. 7 Betrand Russel, The Scientific Outlook (New York: W.W. Norton, 1959), hal. 97. 8 H.G. Wells, The Outline of history (London: Cassel and Company, 1951), hal. 624. 9 Alfred N. Whitehead, Science Philosophy (New York: Philosophical Library, 1948), hal.106.