Buku ini membahas tentang teknik bodi otomotif mulai dari sejarah, konstruksi, desain, dan komponen bodi kendaraan hingga proses perbaikan dan pengecatannya. Buku ini terdiri dari 16 bab yang mencakup berbagai teknik dan alat yang digunakan dalam bidang teknik bodi otomotif."
2. Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
TEKNIK BODI
OTOMOTIF
JILID 3
Untuk SMK
Penulis Utama : Gunadi
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
GUN GUNADI
t Teknik Bodi Otomotif Jilid 3 untuk SMK /oleh Gunadi ----
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
ix. 211 hlm
Daftar Pustaka : A1-A3
Glosarium : B1-B7
ISBN : 978-979-060-051-5
978-979-060-054-6
3. KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan
kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan
pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.
Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45
Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para pendidik dan peserta didik SMK.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan
ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi
masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk
mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada
para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik
sangat kami harapkan.
Jakarta, 17 Agustus 2008
Direktur Pembinaan SMK
4.
5. ii
Pengantar Penulis
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
hanya atas kehendak dan ridho-Nya maka Buku Teknik Bodi Otomotif
yang dirancang untuk siswa SMK Program Keahlian Teknik Bodi Otomotif
ini dapat terselesaikan. Buku ini disusun sesuai dengan kurikulum SMK
2004 yang menerapkan prinsip-prinsip pemelajaran berbasis kompetensi.
Kemajuan teknologi dibidang teknologi otomotif yang diiringi
dengan meningkatnya perekonomian masyarakat menyebabkan jumlah
kendaraan bertambah dengan cepat. Untuk melakukan perawatan dan
perbaikan kendaraan diperlukan tenaga kerja yang kompeten di
bidangnya. Di masa yang akan datang, tentunya peluang teknisi
khususnya di bidang perbaikan bodi otomotif menjadi lebih terbuka dan
luas dimasa yang akan datang.
Dengan mempelajari buku ini diharapkan dapat mewujudkan
lulusan SMK Program Keahlian Teknik Bodi Otomotif menjadi tenaga
kerja yang mandiri, mampu berwirausaha, mampu mengembangkan
pelayanan sebagai teknisi bodi otomotif yang ada di dunia usaha dan
dunia industri, dan mampu melakukan pekerjaan sebagai teknisi bodi
otomotif yang profesional.
Buku ini terdiri dari pokok bahasan dasar-dasar bodi kendaraan,
peralatan yang digunakan dalam perbaikan bodi kendaraan, teknik
pengelasan, teknik perbaikan bodi, fiberglass, sampai dengan
pengecatan. Dengan menguasai materi dalam buku ini, diharapkan akan
membantu siswa menjadi tenaga kerja yang memiliki kompetensi di
bidang bodi kendaraan untuk memasuki dunia kerja, atau sebagai bekal
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Penulis menyadari, dalam penyusunan buku Teknik Bodi
Otomotif ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan
ikhlas bersedia menerima kritik dan saran demi lebih sempurnanya buku
ini.
Akhirnya penulis menghaturkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah ikut membantu menyelesaikan buku ini, dan semoga
buku ini bermanfaat.
Penulis
6.
7. 2. Keselamatan dan Keselamatan Kerja.......................... 22
2.1. Sebab-sebab Kecelakaan Kerja................................ 23
2.2. Bahaya Terjadinya Kebakaran .................................. 30
3. Menggambar Teknik...................................................... 40
Daftar Isi
Pengantar Direktur Pembinaan SMK .................................... i
Pengantar Penulis ............................................................... ii
Daftar Isi................................................................................ iii
Peta Kompetensi .................................................................. viii
1. Pendahuluan.................................................................. 1
1.1. Sejarah Bodi Kendaraan ........................................... 2
1.2. Konstruksi Bodi Kendaraan....................................... 4
1.3. Desain Bodi Kendaraan............................................. 9
1.4. Mesin......................................................................... 13
1.5. Metode Sambungan .................................................. 16
1.6. Metode Perbaikan Bodi ............................................. 18
1.7. Pengecatan ............................................................... 19
3.1. Peralatan gambar...................................................... 40
3.2. Dasar Menggambar Teknik ....................................... 46
3.3. Proyeksi..................................................................... 49
3.4. Ukuran....................................................................... 52
3.5. Toleransi.................................................................... 54
3.6. Simbol-simbol............................................................ 55
4. Alat-alat Ukur ................................................................. 57
4.1. Penggaris (Mistar) ..................................................... 57
4.2. Penggaris Siku .......................................................... 59
4.3. Straightedge.............................................................. 60
4.4. Meter Pita .................................................................. 60
4.5. Busur derajat ............................................................. 61
4.6. Screw Pitch Gauge.................................................... 62
4.7. Jangka sorong........................................................... 62
4.8. Dial indicator.............................................................. 64
4.9. Spooring .................................................................... 66
4.10. Tram gauge ............................................................... 67
4.11. Wheel Balancer ......................................................... 67
4.12. Tyre gauge ................................................................ 69
4.13. Tracking..................................................................... 69
5. Alat-alat Tangan............................................................. 71
5.1. Obeng........................................................................ 72
i
iii
8. 6.1. Pengertian ................................................................ 109
6.2. Alat-alat Pengangkat................................................. 110
6.3. Hydraulic Power Jack................................................ 114
6.4. Atachment ................................................................. 117
6.5. Peralatan Tekan ........................................................ 120
6.6. Peralatan Tarik .......................................................... 121
6.7. Body-Frame Straighteners ........................................ 123
6.8. Anchor pots ............................................................... 127
6.9. Keselamatan kerja dengan peralatan hidrolik ........... 132
iv
5.2. Kunci pas dan ring..................................................... 74
5.3. Kunci Shock............................................................... 75
5.4. Kunci hexagonal dan kunci bintang.......................... 79
5.5. Kunci Inggris.............................................................. 80
5.6. Kunci pipa.................................................................. 82
5.7. Kunci momen............................................................. 82
5.8. Tang .......................................................................... 84
5.9. Gunting dan pemotong plat ....................................... 85
5.10. Palu ........................................................................... 86
5.11. Dolly........................................................................... 90
5.12. Body spoon................................................................ 92
5.13. Gergaji....................................................................... 92
5.14. Kikir............................................................................ 94
5.15. Pahat ......................................................................... 95
5.16. Penitik........................................................................ 97
5.17. Penggores ................................................................. 97
5.18. Jangka penggores..................................................... 98
5.19. Skrap ......................................................................... 100
5.20. Ragum/ cekam .......................................................... 100
5.21. Sikat logam................................................................ 102
5.22. Kape dempul ............................................................. 103
5.23. Tap dan snei.............................................................. 103
5.24. Bolt Ectractor............................................................. 107
6. Alat-alat Hidrolik............................................................ 108
7. Las Oxyacetylene.......................................................... 133
7.1. Teori Dasar Las Oxyacetylene .................................. 133
7.2. Acetylene................................................................... 134
7.3. Oksigen ..................................................................... 137
7.4. Api Oxyacetylene....................................................... 137
7.5. Peralatan Las Oxyacetylene...................................... 141
7.6. Bahan tambah ........................................................... 162
7.7. Prosedur pengelasan dengan Oxyacetylene............. 162
7.8. Pemotongan dengan Oxyacetylene .......................... 180
8. Las Busur Nyala Listrik................................................. 188
8.1. Klasifikasi las busur nyala listrik ................................ 188
9. 10. Metode Sambungan ...................................................... 268
10.1. Rivets (keling)............................................................ 268
10.2. Sekrup (screw) .......................................................... 275
10.3. Baut dan mur............................................................. 277
10.4. Push-On clip.............................................................. 299
10.5. Perekat/Adhesive ...................................................... 306
11. Abrasive dan Peralatan................................................. 315
11.1. Material abrasive ....................................................... 315
11.2. Peralatan abrasive..................................................... 318
11.3. Peralatan Pendukung................................................ 325
11.4. Keselamatan Kerja dan Prosedur menggerinda........ 331
12. Fiberglass....................................................................... 334
12.1. Bahan pembuat fiberglass......................................... 336
12.2. Peralatan Fiberglass.................................................. 339
12.3. Pembuatan fiberglass................................................ 340
12.4. Perbaikan bodi fiberglass .......................................... 343
12.5. Keselamatan kerja..................................................... 344
13. Komponen Bodi Kendaraan......................................... 345
13.1. Konstruksi Luar.......................................................... 345
13.2. Konstruksi Dalam ...................................................... 346
13.3. Lantai......................................................................... 347
13.4. Engine hood .............................................................. 348
13.5. Fender ....................................................................... 352
13.6. Cowl dan Dash Panel................................................ 354
13.7. Atap Kendaraan......................................................... 354
13.8. Bodi Belakang ........................................................... 356
v
8.2. Prinsip las busur nyala listrik ..................................... 189
8.3. Parameter pengelasan.............................................. 192
8.4. Peralatan las busur nyala listrik................................. 195
8.5. Perlengkapan mengelas............................................ 203
8.6. Prosedur pengelasan busur nyala listrik ................... 206
9. Teknik Pematrian........................................................... 229
9.1. Proses terjadinya ikatan patri .................................... 232
9.2. Prosedur dan aturan dasar pematrian....................... 234
9.3. Klasifikasi pematrian secara umum........................... 244
9.4. Peralatan pematrian .................................................. 250
9.5. Pematrian lunak pada logam berat............................ 252
9.6. Pematrian Keras pada logam berat........................... 253
9.7. Aplikasi Sambungan Pematrian pada beberapa 260
Konstruksi..................................................................
9.8. Keseamatan Kerja..................................................... 266
10. 13.9. Pillar Tengah .............................................................
13.10. Pintu Kendaraan............................................
356
357
13.11. Deck Lid.................................................................. 361
13.12. Bumper ................................................................... 363
13.13. Kaca Kendaraan..................................................... 364
13.14. Plafon Kendaraan................................................... 365
13.15. Tempat Duduk ........................................................ 368
13.16. Dashboard Kendaraan............................................ 370
13.17. Grill dan Moulding................................................... 372
14. Kaca Kendaraan ............................................................ 373
14.1. Peralatan, perawatan dan perbaikan kaca................ 374
14.2. Adhesive (perekat) .................................................... 376
14.3. Windshield................................................................. 380
14.4. Kaca Belakang .......................................................... 386
14.5. Kaca samping............................................................ 389
15. Teknik Perbaikan Bodi.................................................. 392
15.1. Tegangan dan Ragangan.......................................... 394
15.2. Teknik vacuum cup.................................................... 399
15.3. Teknik Batang Penarik dengan sliding hammer........ 400
15.4. Teknik Perbaikan dengan alat hidrolik....................... 402
15.5. Teknik batang pengungkit (pry bar)........................... 403
15.6. Teknik On-Dolly Hammering ..................................... 403
15.7. Teknik Off-Dolly Hammering ..................................... 406
15.8. Teknik Pengikiran...................................................... 406
15.9. Teknik Hot Shrinking ................................................. 407
15.10. Teknik Pemotongan bodi ........................................ 408
16. Kelistrikan Bodi ............................................................. 410
16.1. Baterai ....................................................................... 410
16.2. Jaringan Kabel........................................................... 412
16.3. Kawat dan kabel........................................................ 412
16.4. Komponen Pelindung ................................................ 413
16.5. Komponen Penghubung............................................ 413
16.6. Baut massa................................................................ 415
16.7. Sambungan (connector)............................................ 416
16.8. Pengaman sirkuit....................................................... 417
16.9. Switch dan rellay ....................................................... 419
16.10. Wiring Diagram....................................................... 421
16.11. Sistem Penerangan ................................................ 422
16.12. Wiper dan Washer.................................................. 430
16.13. Meter kombinasi...................................................... 435
16.14. Air Conditioner (AC)................................................ 439
17. Peralatan Pengecatan................................................... 442
vi
13. Teknik Bodi Otomotif
viii viii
DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI
Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik
dalam kurun waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit-multi entry yang dapat diterapkan.
14. Teknik Bodi Otomotif
ix
ix
KETERANGAN
OPKR 10-009B Pembacaan dan pemahaman gambar teknik
OPKR-10-018B Kontribusi komunikasi di tempat kerja
OPKR 10-016C Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lingkungan.
OPKR 10-017C Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan
Perlengkapan Tempat Kerja.
OPKR 10-010C Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur.
OPKR 10-013C Pelaksanaan pemeriksaan keamanan/kelayakan
kendaraan
OPKR 10-006C Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian,
pemotongan dengan panas dan pemanasan
OPKR 60-002C Melaksanakan pekerjaan sebelum perbaikan
OPKR 60-006C Melepas, menyimpan dan mengganti/memasang
panel-panel bodi kendaraan, bagian-bagian panel
dan perangkat tambahannya
OPKR 60-012C Mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang
OPKR 60-007C Melepas dan mengganti/mengepas pelindung
moulding, transfer/gambar-gambar hiasan, stiker dan
decal/lis, spoiler
OPKR 60-008C Melepas dan mengganti rangkaian/listrik/unit
elektronik
OPKR 60-013C Mempersiapkan bahan dan peralatan pengecatan
OPKR 60-011C Melaksanakan prosedur masking
OPKR 60-009C Memasang perapat komponen kendaraan
OPKR 60-016C Mempersiapkan komponen kendaraan untuk
perbaikan pengecatan kecil
OPKR 60-037A Mempersiapkan dan mengecat komponen-komponen
plastik
OPKR 60-018C Pelaksanaan pengkilatan dan pemolesan
OPKR 60-019C Memilih dan menggunakan hiasan/trim berperekat
OPKR 60-029A Membuat (fabrikasi) komponen fiberglas/bahan
komposit
OPKR 60-030A Memperbaiki komponen fiberglas/bahan komposit
OPKR 60-031A Memperbaiki komponen bodi menggunakan dempul
timah (lead wiping)
OPKR 60-038A Melaksanakan pemasangan anti karat dan peredam
suara
OPKR 60-050A Membersihkan permukaan kaca
OPKR 60-051A Melakukan pembersihan setempat permukaan
luar/dalam
15. 315
brasif merupakan material yang keras dan tajam yang
digunakan untuk mengikis permukaan benda kerja yang
lebih lunak. Penggunaan abrasif adalah dengan cara
menggosokkan material abrasif tersebut pada permukaan benda kerja
yang akan dikikis. Abrasif digunakan pada peralatan-peralatan berikut:
batu pengasah, gerinda, pemotong logam, atau dengan dilekatkan pada
material lentur (coated abrasives).
Gambar 11.1. Pekerjaan Memanfaatkan Peralatan Abrasif
11.1. Material Abrasif
Terdapat beberapa bahan mineral yang saat ini digunakan sebgaai
bahan baku pembuatan material abrasif. Batu api (flint), batuan garnet,
dan batu gosok (emery), ketiganya merupakan bahan mineral alami. Dua
bahan lainnya merupakan bahan abrasif sintetis, yaitu silicon carbide dan
alumunium oxide.
Batu api atau batuan api kwarsa banyak ditemukan di belahan
dunia, namun tidak semua batu api tersebut dapat digunakan sebagai
abrasif. Batu api yang baik digunakan sebagai abrasif adalah batu api
yang berwarna keabu-abuan hingga agak merah muda.
A
AAAbbbrrraaasssiiivvveee dddaaannn PPPeeerrraaalllaaatttaaannn
16. Teknik Bodi Otomotif
316
Gambar 11.2. Material Abrasif
Bongkahan batu api yang diperoleh dari perut bumi kemudian
dipecah-pecah menjadi butiran yang ukurannya ditentukan menurut
kekasaran abrasif yang akan dibuat. Butiran batu api kemudian dilekatkan
pada material backing dari bahan kertas, yang biasa disebut sebagai flint
sandpaper. Material abrasif yang terbuat dari batu api ini mempunyai
karakter cepat tumpul, tidak dapat mempertahankan ketajamannya dalam
jangka waktu yang lama.
Batuan garnet dalam ukuran dan tingkat kemurnian yang lebih besar
merupakan batu mulia yang banyak digunakan sebagai perhiasan. Batuan
garnet yang berukuran lebih kecil dan memiliki tingkat kemurnian yang
rendah dipecah-pecah untuk kemudian digunakan sebagai material
abrasif yang biasa disebut sebagai garnet sandpaper. Batuan garnet
memiliki keuletan dan kekuatan yang sangat tinggi, sedikit dibawah batu
intan (diamond). Pada saat digunakan untuk mengikis benda kerja, butiran
garnet yang terpecah dengan sendirinya akan membentuk permukaan
baru yang tajam. Hal ini menyebabkan garnet sandpaper memiliki daya
kikis dan daya tahan yang sangat baik sehingga dapat digunakan untuk
pemakaian yang lama.
Batu gosok memiliki kekerasan yang sangat tinggi, banyak
digunakan sebagai material abrasif dalam bentuk bubuk, butiran, ataupun
dalam ukuran yang lebih besar yang digunakan pada pekerjaan gerinda
(grinding) ataupun pengkilapan (polishing). Batu gosok berwarna hitam,
tersusun oleh unsur oksida besi (iron oxide) dan corundum (alumunium
oxide). Pada saat dipecah-pecah, butiran batu gosok yang terbentuk lebih
bulat dibandingkan dengan butiran batu api ataupun garnet. Oleh sebab
itu batu gosok lebih banyak digunakan pada pekerjaan pengkilapan
daripada untuk pemotongan.
17. Abrasive dan Peralatan
317
Gambar 11.3. Polisher
Silicon carbide merupakan bahan abrasif sintetis, terbuat dari
campuran pasir dan karbon melalui proses pengerjaan pada dapur listrik.
Butiran kristalnya sangat keras dan tajam. Silicon carbide banyak
digunakan sebagai abrasif dalam bentuk sandpaper.
Alumunium oxide juga merupakan bahan abrasif sintetis, dibuat dari
bauksit (merupakan salah satu bentuk dari tanah liat) yang dicampur
dengan arang kokas dan serbuk besi. Campuran ketiga unsur bahan
tersebut kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu tinggi di dalam
dapur listrik. Material yang dihasilkan dari dapur listrik tersebut berwarna
merah kecoklat-an, kemudian dipecah menjadi butiran-butiran kristal.
Butiran kristal yang dihasilkan kasar dan menggumpal, tidak mudah pecah
sehingga mampu bertahan dengan baik pada beban kerja yang berat.
Alumunium oxide sangat sesuai digunakan pada pekerjaan gerinda
dan pemotongan benda kerja yang terbuat dari baja dan logam keras
lainnya. Dibandingkan dengan material abrasif yang telah disebutkan di
atas, alumunium oxide merupakan material abrasif yang memiliki
kekuatan dan ketahanan yang paling baik.
Material abrasif dari bahan batu api dan batu gosok lebih cocok
digunakan pada pekerjaan rumah tangga, sedangkan garnet, silicon
carbide dan alumunium oxide banyak digunakan pada pekerjaan industri.
Pada pekerjaan perbaikan dan penyelesaian bodi otomotif, silicon carbide
dan alumunium oxide merupakan material abrasif yang paling banyak
digunakan.
18. Teknik Bodi Otomotif
318
11.2. Peralatan Abrasif
Amplas (Sandpaper)
Amplas berfungsi untuk mengikis/menghaluskan permuka-an benda
kerja dengan cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas amplas
ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut.
Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat
susunan pasir amplas tersebut. Pada pekerjaan perbaikan dan
penyelesaian bodi otomotif, amplas digunakan untuk menggosok lapisan
cat, dempul atau surfacer. Terdapat berbagai macam amplas berdasarkan
material, bentuk, serta kekasarannya.
Amplas merupakan salah satu jenis material abrasif yang dibuat
dengan proses perlekatan (coated abrasive). Amplas terdiri atas dua
bagian yang disatukan, yaitu material abrasif dan material backing.
Material backing yang digunakan pada amplas merupakan bahan
fleksibel, terbuat dari kertas, kertas tahan air, kain, dan synthetic
fiberglass.
Amplas yang menggunakan material backing dari bahan kertas tidak
tahan air sehingga hanya dapat digunakan pada pekerjaan pengamplasan
kering (dry-sanding). Pemilihan penggunaan amplas dengan material
backing dari bahan kertas tahan air, kain, ataupun synthetic fiberglass
disesuaikan dengan kekuatan, fleksibilitas, dan kondisi bidang permukaan
benda kerja yang akan dikerjakan.
Material Abrasif Amplas
Terdapat dua jenis material abrasif amplas yang umum digunakan
pada pekerjaan perbaikan dan penyelesaian bodi otomotif, yaitu silicon
carbide dan alumunium oxide.
Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah
menjadi butiran kecil pada saat pengamplasan dan secara konstan
memunculkan tepian baru yang tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai
untuk mengamplas (sanding) cat yang relatif lunak.
Oxidized alumunium merupa-kan partikel abrasif yang sangat kuat
dan tahan aus. Oleh karena itu oxidized alumunium sangat sesuai
digunakan untuk mengamplas cat yang relatif keras.
19. Abrasive dan Peralatan
319
Metode Pelekatan
Terdapat beberapa bahan adhesif yang digunakan untuk
melekatkan material abrasif pada backing material. Metode pelekatan
menggunakan lem masih digunakan, tetapi amplas jenis ini tidak mampu
digunakan pada pekerjaan dengan suhu tinggi, disamping itu juga tidak
tahan air sehingga hanya dapat digunakan pada pekerjaan pengamplasan
kering.
Metode pelekatan untuk amplas tahan air (waterproof)
menggunakan metode ikatan resin, material abrasif dilekatkan pada
kertas tahan air, kain ataupun synthetic fiberglass.
Terdapat dua jenis pelekatan material abrasif pada backing material, yaitu
:
a. Pelekatan lapisan terbuka, partikel abrasif dilekatkan pada backing
material dengan kerapatan yang rendah sehingga terdapat jarak/pori-
pori yang cukup lebar diantara partikel-partikel abrasif. Hal ini
memungkinkan material yang diamplas terlepas dari partikel abrasif,
dan mencegah permukaan amplas menjadi tersumbat. Metode lapisan
terbuka digunakan pada amplas yang digunakan pada pekerjaan
pengamplasan kering.
Gambar 11.4. Pelekatan Lapisan Terbuka
b. Pelekatan lapisan tertutup, partikel abrasif ditempelkan pada backing
material secara rapat.
Gambar 11.5. Pelekatan Lapisan Tertutup
20. Teknik Bodi Otomotif
320
Amplas yang pelekatan partikel abrasifnya menggunakan metode ini
sesuai digunakan pada pengamplasan bawah (wet-sanding). Pada
pengam-plasan basah, cairan akan melepaskan material yang
diamplas dari pori-pori partikel abrasif sehingga mengurangi gejala
tersumbatnya permuka-an amplas.
Klasifikasi kekasaran amplas
Tingkat kekasaran amplas (grit) dinyatakan dalam kode penomoran.
Tingkatan nomor Grit biasanya dicetak pada bagian belakang material
backing amplas. Semakin besar nomor Grit, semakin halus partikel
abrasifnya. Tabel di bawah ini menunjukan klasifikasi Grit amplas
terhadap jenis pekerjaan yang sesuai.
Tabel 11.1. Klasifikasi Grit Amplas
No. Grit
(#)
60 80 120 180 240 320 600 1000 1500 2000
Mengupas cat
Featheredging
Mengamplas surfacerTipe
pekerjaan
Mengamplas
polyester putty
Scuffing
lapisan
cat
Mengamplas
cepat setelah
aplikasi top coat
* Klasifikasi Grit berdasarkan JIS
Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah
memilih nomor grit yang berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa
lama pekerjaan dilakukan.
Sebagai contoh :
Pemborosan waktu dan tenaga akan terjadi, apabila amplas dengan
kekasaran yang halus, misal #600 digunakan untuk mengupas cat aslinya,
apabila top coat diaplikasi setelah mengupas permukaan dengan amplas
yang memiliki grit #60, maka tidak akan diperoleh lapisan akhir yang
halus, seberapapun lapisan diaplikasikan. Dalam praktek tanda yang
ditinggalkan oleh amplas dengan grit #80 tidak dihilangkan dengan mudah
oleh grit #200. Oleh sebab itu, yang penting untuk dilakukan adalah
berganti pada grit yang lebih halus secara bertahap, sehingga dapat
menghilangkan goresan yang ditinggalkan oleh amplas terdahulu.
21. Abrasive dan Peralatan
321
Bentuk Amplas
Berdasarkan bentuknya amplas dibedakan menjadi beberapa jenis.
a. Tipe lembaran, dibuat dalam bentuk lembaran.
b. Tipe disk, digunakan pada pekerjaan pengamplasan menggunakan
alat sander tipe orbital (orbital sanders).
c. Tipe sabuk (belt). Amplas tipe ini pada umumnya menggunakan
material backing dari bahan kain, digunakan pada pekerjaan
pengamplasan menggunakan alat sander tipe sabuk (belt sanders).
d. Tipe roll. Tipe roll ada yang berbentuk membulat dan ada yang
berbentuk empat persegi panjang.
Gambar 11.6. Amplas berbentuk lembaran
Gambar 11.7. Amplas sabuk dan belt sander
22. Teknik Bodi Otomotif
322
Gambar 11.8. Amplas roll dan menggunakan dengan mesin
Roda Gerinda (Grinding Wheels)
Roda gerinda merupakan peralatan abrasif berbentuk piringan
(roda) dengan material abrasif di sekeliling lingkaran roda. Roda gerinda
digunakan sebagai material abrasif dengan cara dipasangkan pada mesin
gerinda. Roda gerinda kemudian diputarkan oleh mesin gerinda untuk
mengikis permukaan benda kerja.
Gambar 11.9. Grinding Wheels
Roda gerinda pada umumnya dibuat dari susunan butiran kasar
material abrasif yang dipres dan disatukan sehingga dihasilkan roda
gerinda yang padat dan kuat berbentuk lingkaran/roda. Pada sumbu roda
gerinda dipasangkan piringan dari bahan baja atau alumunium sebagai
dudukan pemasangan roda gerinda pada mesin gerinda. Terdapat
berbagai jenis bentuk dan profil roda gerinda yang disesuaikan dengan
pengguna-annya.
Metode pengikisan permuka-an benda kerja dapat dilakukan dengan
dua cara, tergantung jenis mesin gerinda yang digunakan. Pada mesin
gerinda tangan, material abrasif roda gerinda yang diputarkan oleh mesin
23. Abrasive dan Peralatan
323
gerinda digesekkan ke permukaan benda kerja. Sebaliknya, pada mesin
gerinda duduk permukaan benda kerja digesekkan ke piringan roda
gerinda yang sedang berputar.
Gambar 11.10. Pemasangan Roda gerinda Pada Mesin Gerinda
Material abrasif roda gerinda merupakan material abrasif khusus
digunakan untuk pekerjaan pemotongan, diantaranya adalah cubic boron
nitride, zirconia alumunium oxide, ceramic alumunium oxide, alumunium
oxide, batu intan (diamond), dan material lainnya. Pemilihan penggunaan
material abrasif roda gerinda disesuaikan dengan kekerasan benda kerja
yang akan dikikis.
25% Alumina-
Zirconia
40% Alumina-
Zirconia
Ceramic-Alumunium
Oxide
Alundum
Gambar 11.11. Berbagai Material Abrasif Roda gerinda
24. Teknik Bodi Otomotif
324
Gambar 11.12. Roda gerinda dari bahan diamond
Gambar 11.13. Roda gerinda dari bahan cubic boron nitride
Pemilihan ukuran ketebalan, kekerasan, ataupun tingkat kekasaran
permukaan roda gerinda disesuaikan dengan kondisi pekerjaan yang
akan dikerjakan. Roda gerinda dengan profil tipis akan meringankan gaya
pengikisan dan pendinginan yang diperlukan, dibandingkan dengan roda
gerinda berprofil tebal.
Demikian pula tingkat kekerasan material abrasif roda gerinda
sangat berpengaruh terhadap hal-hal teknis berkaitan dengan kecepatan
putar roda gerinda, perlu tidaknya penggunaan cairan pendingin &
kecepatan alirannya, kecepatan dan kedalaman pengikisan. Permukaan
roda gerinda yang kasar akan mempercepat pengikisan permukaan
benda kerja, akan tetapi meninggalkan bekas pengikisan yang kurang rapi
sehingga tidak sesuai untuk pekerjaan penyelesaian.
25. Abrasive dan Peralatan
325
Proses pembuatan roda gerinda dilakukan secara tepat dan
dilakukan dengan pengontrolan kualitas secara ketat. Tujuannya selain
dihasilkan roda gerinda yang berukuran presisi, juga meningkatkan
kualitas pengikatan material untuk mencegah roda gerinda mengalami
pecah pada saat digunakan pada pekerjaan dengan putaran tinggi
maupun pada beban kerja yang berat.
11.3. Peralatan Pendukung
Blok Tangan (Hand block)
Blok tangan merupakan peralatan yang digunakan untuk
menempelkan lembaran amplas yang digunakan untuk pengamplasan
manual. Terdapat berbagai macam bentuk hand block yang
penggunaannya disesuaikan dengan bentuk dan area kerja yang akan
diamplas.
Gambar 11.14. Hand Block
Sander
Sander merupakan alat pengamplas mekanis untuk menempelkan
lembaran amplas. Sander digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty
atau surfacer.
Menurut sumber tenaga yang digunakan, sander dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu : (a) sander elektrik, sander digerakkan oleh
26. Teknik Bodi Otomotif
326
tenaga listrik, dan (b) Sander pneumatik, sander dioperasikan
menggunakan udara bertekanan.
Sander pneumatik biasanya digunakan untuk pekerjaan persiapan
permukaan pada perbaikan bodi otomotif.
Gambar 11.15. Pneumatic Sander
Berdasarkan gerakan pemegang amplas (sander pad), sander
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Sander Gerak Tunggal (Single Action Sander). Sander pad berputar
dengan sumbu yang tetap. Sander gerak tunggal memiliki gaya
pengikisan yang kuat, sehingga banyak digunakan pada pekerjaan
pengupasan cat.
Vertical Single Action Sander Straight Line Sander
Gambar 11.16. Single Action Sander
b. Sander Gerak Orbital (Orbital Action Sander), sander pad bergetar
membentuk lingkaran kecil. Gaya pengikisan yang dihasilkan kecil,
sehingga sander gerak orbital banyak digunakan untuk membentuk
putty. Sander pad dapat dilepas untuk diganti dengan ukuran yang
lebih besar/kecil, disesuaikan dengan area yang akan dikerjakan.
27. Abrasive dan Peralatan
327
Gambar 11.17. Orbital Action Sander
c. Sander Gerak Ganda (Dual Action Sander). Sander pad bergerak
membentuk lingkaran kecil, disamping itu juga berputar pada titik
sumbunya. Gerakan sander gerak ganda merupakan kombinasi
gerakan sander gerak tunggal dan sander gerak orbital. Gaya
pengikisannya medium, sander pad dapat diganti. Pad yang keras
digunakan untuk membentuk putty dan meratakan permukaan,
sedangkan pad yang lebih lunak digunakan untuk scuffing.
d.
Random Orbital Sander
Dual Action Sander
Gambar 11.18. Dual Action Sander
28. Teknik Bodi Otomotif
328
Mesin Gerinda (Grinding Machine)
Mesin gerinda merupakan peralatan yang digunakan sebagai
tempat pemasangan dan pemutar roda gerinda, untuk melakukan
pekerjaan pengikisan permukaan benda kerja.
Terdapat beberapa jenis mesin gerinda, yaitu :
Mesin Gerinda Tangan
Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda yang digunakan
untuk memutarkan roda gerinda. Roda gerinda yang digunakan pada
mesin gerinda tangan adalah sebuah piringan gerinda tipis. Mesin gerinda
tangan dapat digunakan untuk mengikis permukaan benda kerja
(menggerinda) maupun memotong benda kerja. Gerinda tangan biasanya
digunakan untuk menghaluskan permukaan benda kerja setelah proses
pengelasan, terutama pada benda kerja yang berukuran besar.
Angle Grinder Mini Angle Grinder
Straight Grinder Vertical Grinder
Gambar 11.19. Mesin Gerinda Tangan
29. Abrasive dan Peralatan
329
Gambar 11.20. Pekerjaan menggerinda dengan gerinda tangan
Mesin Gerinda Duduk
Serupa dengan mesin gerinda tangan, hanya saja posisi mesin
gerinda dipasangkan pada dudukan. Untuk melakukan penggerindaan,
benda kerja didekatkan dan ditempelkan ke roda gerinda yang berputar
hingga permukaan benda kerja terkikis oleh roda gerinda. Roda gerinda
yang digunakan pada mesin gerinda duduk berukuran lebih tebal
dibandingkan roda gerinda pada mesin gerinda tangan. Mesin gerinda
duduk banyak digunakan untuk mengasah pahat, mengikis benda kerja
maupun menghaluskan permukaan benda kerja setelah proses
pengelasan.
Keterangan :
1. Kaca Pelindung Mata
2. Roda Gerinda
3. Dudukan Penahan Benda Kerja
4. Penahan Roda Gerinda
5. Dudukan Mesin Gerinda
Gambar 11.21. Mesin Gerinda Duduk
30. Teknik Bodi Otomotif
330
Mesin Gerinda Potong
Mesin gerinda potong (drop saw) merupakan mesin gerinda yang
digunakan untuk memotong benda kerja dari bahan pelat ataupun pipa.
Roda gerinda yang digunakan adalah piringan gerinda tipis yang
diputarkan dengan kecepatan tinggi. Mesin gerinda potong dapat
memotong benda kerja pelat ataupun pipa dari bahan baja dengan cepat.
Gambar 11.22. Mesin Gerinda Potong
Gambar 11.23. Pekerjaan pemotongan benda kerja dengan gerinda potong
31. Abrasive dan Peralatan
331
11.4. Keselamatan Kerja dan Prosedur Melaksanakan Pekerjaan
Penggerindaan
Keselamatan kerja merupa-kan hal yang utama pada setiap
pekerjaan perbaikan bodi otomotif, terutama pada pekerjaan
menggerinda. Kepedulian terhadap keselamatan kerja dan pemaham-an
terhadap material dan prosedur kerja sangat penting. Untuk meningkatkan
keselamatan kerja selama melakukan pekerjaan menggerin-da, selalu
gunakan perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai, dan ikuti prosedur
kerja yang benar.
Beberapa prosedur keselamatan kerja pada pekerjaan menggerinda
adalah sebagai berikut :
1. Pakaian kerja diperlukan untuk melindungi tubuh pekerja selama
melaksanakan pekerjaan menggerinda maupun pada saat berada di
lingkungan kerja. Pekerjaan penggerindaan menimbulkan radiasi
panas dan percikan bara api logam yang dapat menimbulkan luka dan
terbakar pada kulit dan mata. Pakailah pakaian kerja menggerinda
khusus, appron atau pakaian yang terbuat dari bahan tahan panas
dan percikan api, misalnya pakaian yang terbuat dari bahan kulit atau
jeans tebal.
2. Pada saat melakukan pekerjaan menggerinda, seringkali posisi jari
dan tangan penggerinda berdekatan dengan roda gerinda yang
sedang berputar pada kecepatan tinggi. Oleh karena itu pada saat
menggerinda diharuskan selalu berhati-hati agar jangan sampai
bersentuhan dengan roda gerinda. Pergunakan tang atau penjepit
benda kerja yang kuat lainnya dan hindari menggunakan jari untuk
mengambil benda kerja .
3. Sarung tangan kulit terkadang diperlukan untuk melindungi tangan
dalam menggerinda. Penggunaan sarung tangan yang tidak sesuai
(jenis, bahan, maupun ukurannya) dapat menyebabkan sarung tangan
tersangkut/ tertarik putaran roda gerinda dan dapat menyebabkan
kecelakaan. Oleh karena itu pergunakan sarung tangan yang sesuai
pada saat menggerinda.
Gambar 11.24.Sarung Tangan Kulit
32. Teknik Bodi Otomotif
332
4. Pada saat menggerinda benda kerja yang kecil, lakukan dengan
ekstra hati-hati karena benda kerja yang kecil mudah sekali tertarik
oleh putaran roda gerinda ataupun terlempar dengan kecepatan yang
cukup tinggi. Disarankan untuk selalu menggunakan kacamata
pelindung mata yang sesuai pada saat menggerinda.
Gambar 11.25. Kacamata Gerinda (high-impact safety glasses)
5. Setiap akan memulai menggerinda, atur posisi dudukan penahan
benda kerja yang akan digerinda sedekat mungkin dengan roda
gerinda (3 mm).
Gambar 11.26. Menyetel posisi dudukan penahan benda kerja
6. Jangan memandangi roda gerinda yang sedang berputar. Pada saat
roda gerinda berputar, seringkali terdapat partikel-partikel yang
terlempar, baik dari serpihan debu penggerindaan maupun ke-
mungkinan pecahan-pecahan kecil dari roda gerinda yang terlepas
saat berputar.
7. Jangan menggerinda menggu-nakan sisi samping roda gerinda.
Gunakan hanya sisi depan dari roda gerinda. Hal tersebut untuk
mencegah roda gerinda olng atau kemungkinan kerusakan lainnya.
8. Hindarkan penggerindaan di dekat material yang mudah terbakar atau
meledak.
33. Abrasive dan Peralatan
333
9. Pekerjaan menggerinda menimbulkan panas pada permukaan benda
kerja yang digerinda. Oleh karena itu disarankan untuk mendingin-kan
benda kerja pada larutan pendingin secara bertahap, terutama pada
pekerjaan penggerindaan yang cukup besar.
10. Lakukan pemeriksaan terhadap kondisi mesin gerinda dan
kelengkapannya secara periodik, periksa kondisi roda gerinda dari
kemungkinan oleng, retak, rompal ataupun kendor. Lakukan
penggantian terhadap roda gerinda yang sudah tidak layak pakai.
Pastikan untuk memutuskan hubungan arus listrik pada mesin gerinda
sebelum melakukan pemeriksaan ataupun perbaikan.
11. Pada saat melakukan penggantian roda gerinda, pastikan roda
gerinda yang akan digunakan sesuai dengan spesifikasi mesin
gerinda tersebut (ukuran, kecepatan/ rpm kerja).
12. Untuk mengantisipasi kemung-kinan terlepasnya roda gerinda, selalu
pasangkan penahan roda gerinda.
Pertanyaan:
1. Sebutkan macam-macam dari abrasif dan karakteristiknya!
2. Sebutkan alat-alat pendukung dari proses menggunakan abrasif
dan cara menggunakannya!
34.
35. 334
ahan non logam banyak digunakan sebagai bagian dari bodi
kendaraan. Salah satu bahan non logam tersebut yaitu
fiberglass. Fiberglass merupakan bahan paduan atau
campuran beberapa bahan kimia (bahan komposit) yang bereaksi dan
mengeras dalam waktu tertentu. Bahan ini mempunyai beberapa
keuntungan dibandingkan bahan logam, diantaranya : lebih ringan, lebih
mudah dibentuk, dan lebih murah.
Fiberglass atau serat kaca telah dikenal orang sejak lama, dan
bahkan peralatan-peralatan yang terbuat dari kaca mulai dibuat sejak
awal abad ke 18. Mulai akhir tahun 1930-an, fiberglass dikembangkan
melalui proses filament berkelanjutan (continuous filament proces)
sehingga mempunyai sifat-sifat yang memenuhi syarat untuk bahan
industri, seperti kekuatannya tinggi, elastis, dan tahan terhadap
temperatur tinggi.
Membayangkan peralatan yang terbuat dari kaca (glass),
kebanyakan orang akan beranggapan bahwa peralatan tersebut pasti
akan mudah pecah. Akan tetapi melalui proses penekanan, cairan atau
bubuk kaca diubah menjadi bentuk serat. Proses tersebut akan
membentuk awalnya bahan mudah pecah (brittle materials) menjadi
bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi (strong materials).
Manakala kaca (glass) diubah dari bentuk cair atau bubuk menjadi bentuk
serat (fiber), kekuatannya akan meningkat secara tajam. Kekuatan tarik
maksimal dari satu serat kaca dengan diameter 9 – 15 micro-meter
mencapai 3.447.000 kN/m2
. Oleh karena itu fiberglass merupakan salah
satu material/ bahan yang mempunyai kekuatan yang sangat tinggi.
Pemanfaatan fiberglass untuk produk otomotif sudah sangat luas,
tidak hanya untuk pembuatan bodi kendaraan akan tetapi juga untuk
berbagai komponen kendaraan yang lain. Penggunaan yang paling
populer memang untuk membuat komponen bodi kendaraan. Selain anti
karat, juga lebih tahan benturan, mudah dibentuk, bila rusak akan lebih
mudah diperbaiki, dan lebih ringan. Dengan bahan fiberglass, kendaraan
dimungkinkan akan lebih hemat konsumsi bahan bakarnya. Gambar
berikut ini diperlihatkan salah satu pemanfaatan bahan fiberglass untuk
pembuatan komponen bodi kendaraan.
B
FFFiiibbbeeerrrggglllaaassssss
36. Fiberglass
335
Gambar 12.1. Komponen bodi yang terbuat dari fiberglass
Pemanfaatan fiberglass di Indonesia masih terbatas untuk
pembuatan komponen bodi kendaraan minibus dan bus saja. Belum ada
kendaraan jenis sedan rakitan dalam negeri yang mencantumkan
spesifikasi aslinya sebagai bodi dengan bahan fiberglass, semuanya
masih menggunakan pelat baja. Akan tetapi pemanfaatan fiberglass di
luar negeri sudah lebih luas. Fiberglass banyak dipergunakan untuk
pembuatan mobil-mobil sport dengan produksi terbatas. Fiberglass juga
banyak dipergunakan untuk pembuatan mobil-mobil kit yang dijual secara
terurai dan dirakit sendiri oleh pembelinya.
Pemanfaatan fiberglass yang paling banyak dan paling luas adalah
di pabrik kendaraan yang membuat kendaraan masa depan dalam rangka
penelitian. Di samping fiberglass, rancangan dan konsep mobil masa
depan tersebut biasanya terbuat dari aluminium atau serat karbon. Di
samping mudah dibentuk mengikuti model yang rumit sekalipun, kecende-
rungan teknologi masa depan kelihatan akan mengarah ke penggunaan
bahan komposit ini.
Untuk sektor industri komponen, pemanfaatan bahan fiberglass
juga sudah cukup meluas. Produsen kendaraan besar sudah
memanfaatkannya untuk membuat komponen-komponen tertentu.
Daimler Benz misalnya memanfaatkan fiberglass untuk pembuatan bodi
dan bagian-bagian interior. Produsen mobil Opel memanfaatkannya untuk
pembuatan bagian-bagian bodi yang disyaratkan super kuat, sedangkan
produsen mobil Porsche banyak memanfaatkan-nya untuk membuat
bagian-bagian interior atap geser (sliding roof), bumper, dan spoiler.
Khusus untuk bumper dan spoiler, di negara kita sudah banyak bengkel
kecil yang mampu membuatnya dari bahan fiberglass ini.
37. Teknik Bodi Otomotif
336
11.1. Bahan Pembuat Fiberglass
Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam
bahan, 6 macam sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan
finishing, diantaranya : erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, aseton,
PVA, mirror, cobalt, dan dempul.
a. Erosil
Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayi
berwarna putih. Berfungsi sebagai perekat mat agar fiberglass menjadi
kuat dan tidak mudah patah/pecah.
b. Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening.
Berfungsi untuk mengencerkan semua bahan yang akan dicampur. Resin
mempunyai beberapa tipe dari yang keruh, berwarna hingga yang bening
dengan berbagai kelebihannya seperti kekerasan, lentur, kekuatan dan
lain-lain. Selain itu harganya-pun bervariasi.
Gambar 12.2. Resin
c. Katalis
Katalis berbentuk cairan jernih dengan bau menyengat. Fungsinya
sebagai katalisator agar resin lebih cepat mengeras. Penambahan katalis
ini cukup sedikit saja tergantung pada jenis resin yang digunakan. Selain
itu umur resin juga mempengaruhi jumlah katalis yang digunakan. Artinya
resin yang sudah lama dan mengental akan membutuhkan katalis lebih
sedikit bila dibandingkan dengan resin baru yang masih encer. Zat kimia
ini biasanya dijual bersamaan dengan resin. Perbandingannya adalah
resin 1 liter dan katalisnya 1/40 liter.
38. Fiberglass
337
Gambar 12.3. Katalis
d. Pigment
Pigment adalah zat pewarna saat bahan fiberglass dicampur.
Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya
pemilihan warna untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.
e. Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa
model, dari model anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar
atau besar dan jarang-jarang. Berfungsi sebagai pelapis
campuran/adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia
tersebut bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya.
Akibatnya fiberglass menjadi kuat dan tidak getas.
Gambar 12.4. Mat
39. Teknik Bodi Otomotif
338
f. Talk
Sesuai dengan namanya, bahan ini berupa bubuk berwarna putih
seperti sagu. Berfungsi sebagai campuran adonan fiberglass agar keras
dan agak lentur.
g. Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya yaitu untuk
mencairkan resin. Zat ini digunakan apabila resin terlalu kental yang akan
mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.
h. Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan berfungsi sebagai bahan
aktif pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas
katalisnya kurang baik dan terlalu encer. Bahan ini dikategorikan sebagai
penyempurna, sebab tidak semua bengkel menggunakannya. Hal ini
tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas resin yang
digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3
liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat
menimbulkan api.
i. PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus.
Berfungsi untuk melapis antara master mal/cetakan dengan bahan
fibreglass. Tujuannya adalah agar kedua bahan tersebut tidak saling
menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan
mudah dari master mal atau cetakannya.
j. Mirror
Sesuai namanya, manfaatnya hampir sama dengan PVA, yaitu
menimbulkan efek licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna
bermacam-macam. Apabila PVA dan mirror tidak tersedia,
perajin/pembuat fiberglass dapat memanfaatkan cairan pembersih lantai
yang dijual bebas di mall/ toserba.
40. Fiberglass
339
Gambar 12.5. Mirror
k. Dempul
Setelah hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan,
permukaan yang tidak rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan.
Tujuannya agar permukaan fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus
dan rata sehingga siap dilakukan pengecatan.
11.2. Peralatan Fiberglass
Di samping bahan-bahan yang disebutkan di atas, dalam pembuatan
fiberglass diperlukan peralatan antara lain :
a. Wadah, untuk tempat mencampur resin dan mencuci alat.
b. Pengaduk untuk resin dan pengambil pigment.
c. Kuas, untuk meratakan resin pada permukaan yang dilapisi fiberglass.
d. Masker, untuk menghindari masuknya zat kimia berbahaya, bau
menyengat, serbuk/serat halus dan lain-lain.
e. Kain lap, untuk membersihkan kotoran/ceceran resin.
f. Alat tambahan lain seperti gergaji, gunting, gerinda dan lain-lain
mungkin dibutuhkan dalam beberapa jenis pekerjaan.
Gambar 12.6. Kuas
41. Teknik Bodi Otomotif
340
Gambar 12.7. Gunting
11.3. Pembuatan Fiberglass
Proses pembuatan fiberglass dapat diklasifikasikan menjadi 3
tahapan, yaitu : (a) membuat master cetakan; (b) membuat fiberglass
hasil; dan (c) finishing atau penyempurnaan. Sebagai gambaran misalnya
akan dibuat sebuah tutup bumper belakang mobil.
a. Pembuatan master cetakan
Membuat master cetakan merupakan langkah awal dari pembuatan
fiberglass. Ada dua pilihan bahan yang akan digunakan untuk membuat
master cetakan, yakni bahan dari gips dan bahan dari fiberglass. Masing-
masing bahan master cetakan tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
Pembuatan master cetakan dari bahan gips akan lebih mudah
dikerjakan, dan saat pelepasan fiberglass hasil dari master cetakannya
mudah dilakukan, bahkan dapat dilakukan dengan merusak master
cetakannya. Di samping itu harganyapun relatif lebih murah.
Kekurangannya adalah konstruksinya rapuh dan hanya dapat dipakai
sekali saja.
Untuk bahan master cetakan dari fiberglass memang harganya lebih
mahal. Di samping itu proses pembuatan master cetakan dan proses
pelepasan fiberglass hasil dari master cetakan lebih sulit dikerjakan.
Kelebihannya adalah konstruksinya lebih kuat/tidak mudah patah dan
master cetakannya dapat dipergunakan beberapa kali. Oleh karena itu,
dalam membuat master cetakan pembuat fiberglass lebih senang
menggunakan bahan dari fiberglass juga. Dengan demikian yang akan
dibahas di sini adalah membuat master cetakan dari bahan fiberglass.
Proses pembuatannya sebagai berikut :
42. Fiberglass
341
1) Membuat mal cetakan
Membuat mal cetakan dapat dilakukan dengan cara membuat tutup
bumper dengan kertas karton yang ukuran dan bentuknya sama
persis dengan ukuran dan bentuk aslinya. Apabila tersedia bentuk asli
tutup bumper (tentunya yang sudah tidak terpakai), maka bentuk asli
tutup bumper ini dapat dimanfaatkan sebagai mal.
2) Melapisi mal tersebut dengan PVA atau mirror. Apabila bahan ini
tidak tersedia maka dapat menggunakan cairan pembersih lantai.
3) Menyiapkan wadah sebagai tempat adonan fiberglass berupa kaleng
bekas oli atau kaleng bekas cat, yang penting keadaannya bersih.
4) Membuat adonan fiberglass dengan cara mencampur jadi satu talk,
resin, dan katalis. Aduk dengan cepat bahan-bahan ini hingga merata,
kalau kelamaan dapat mengeras duluan.
Gambar 12.8. Adonan fiberglass
5) Selanjutnya adonan fiberglass diulaskan dengan cepat pada mal
sebelah luar dan ditunggu sampai kering. Agar cepat kering dapat
dijemur di terik matahari.
6) Memasang/menempatkan mat pada permukaan lapisan adonan
fiberglass. Ukuran mat menyesuaikan bentuk mal.
7) Menyiapkan adonan fiberglass lagi, dan diulaskan kembali di atas
lapisan mat dengan cepat serta ditunggu sampai kering.
8) Apabila lapisan fiberglass sudah kering, master cetakan dapat dilepas
dari mal-nya dan siap digunakan sebagai cetakan fiberglass.
Agar dapat dihasilkan kualitas fiberglass yang kuat, campuran
bahan untuk master cetakan harus lebih tebal daripada fiberglass hasil,
yaitu sekitar 2 – 3 mm atau dilakukan 3 – 4 kali pelapisan.
43. Teknik Bodi Otomotif
342
b. Pembuatan fiberglass hasil
Apabila master cetakan sudah dibuat, maka proses pembuatan
fiberglass hasil dapat dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menyiapkan master cetakan.
2) Menyiapkan wadah sebagai tempat adonan fiberglass berupa kaleng
bekas oli/ kaleng bekas cat/mangkuk, yang penting keadaannya
bersih.
3) Resin sejumlah 1,5 – 2 liter dicampur dengan talk dan diaduk rata.
4) Apabila campuran yang terjadi terlalu kental maka perlu ditambahkan
katalis. Penggunaan katalis harus sesuai dengan perbandingan 1 :
1/40. Oleh karena itu apabila resinnya 2 liter, maka katalis-nya 50 cc.
5) Selanjutnya ditambahkan erosil antara 400 – 500 gram pada
campuran tersebut dan pigmen atau zat pewarna.
6) Apabila semua campuran ter-sebut diaduk masih terlalu kental, maka
perlu ditambah-kan katalis dan apabila campurannya terlalu encer
dapat ditambahkan aseton. Pemberian banyak sedikitnya katalis akan
mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pengeringan. Pada
cuaca yang dingin akan dibutuhkan katalis yang lebih banyak.
7) Setelah campuran bahan dasar dibuat, langkah berikutnya yaitu
memoles permukaan master cetakan pada bagian dalam dengan
mirror (sebagai pelicin dan pengkilap) dan dilakukan memutar sampai
lapisannya benar-benar merata.
8) Agar didapatkan hasil yang lebih baik, perlu ditunggu beberapa menit
sampai pelicin tersebut menjadi kering. Untuk mempercepat proses
pengeringan, dapat dijemur di terik matahari.
9) Apabila mirror sudah terserap, permukaan cetakan dapat dilap
dengan menggunakan kain bersih hingga mengkilap.
10) Permukaan cetakan diolesi PVA untuk menjaga agar permukaan
cetakan tidak lengket dengan fiberglass hasil. Apabila mirror dan PVA
tidak tersedia, dapat digunakan cairan pembersih lantai sebagai
gantinya.
11) Mengoleskan permukaan cetakan dengan adonan/ campuran dasar
sampai merata, dan ditunggu sampai setengah kering. Seperti
langkah sebelumnya, yakni untuk mempercepat proses pengeringan,
dapat dijemur di terik matahari.
44. Fiberglass
343
Gambar 12.9. Adonan Fiberglass diratakan
12) Selanjutnya di atas campuran yang telah dioleskan dapat diberi
selembar mat sesuai dengan kebutuhan. Tentu saja ukuran mat harus
menyesuaikan dengan ukuran dan bentuk cetakan.
13) Selanjutnya di atas mat tersebut dilapisi lagi dengan adonan dasar.
Untuk menghindari adanya gelembung, pengolesan adonan dasar
dilakukan sambil ditekan, sebab gelembung akan mengakibatkan
fiberglass mudah keropos. Jumlah pelapisan adonan dasar
disesuaikan dengan keperluan, makin tebal lapisan maka akan makin
kuat daya tahannya.
14) Selain itu sebagai penguat dapat ditambahkan tulangan besi atau
tripleks, terutama untuk bagian yang lebar. Tujuannya adalah agar
hasilnya tidak mengalami kebengkokan.
15) Pelepasan fiberglass hasil dilakukan apabila lapisan adonan tersebut
sudah kering dan mengeras, sebab apabila dilepas sebelum kering
dapat terjadi penyusutan.
c. Langkah finishing
Pada langkah finishing, langkah pertama yang dilakukan yaitu
merapikan fiberglass setelah dilepaskan dari master cetakannya dengan
menggunakan gergaji, gunting, atau gerinda. Apabila fiberglass hasil telah
rapi dapat dilakukan proses pengamplasan permukaan, pendempulan,
dan pengecatan fiberglass, sesuai dengan warna yang diinginkan.
11.4. Perbaikan Bodi Fiberglass
Panel bodi kendaraan yang terbuat dari fiberglass mempunyai
beberapa keunggulan, diantaranya adalah : sangat kuat, tahan api, tahan
korosi, dan tahan air. Manakala terjadi kerusakan akibat tabrakan,
45. Teknik Bodi Otomotif
344
kerusakan tersebut biasanya tidak merembet ke area yang lebih luas,
tidak seperti pada panel bodi yang terbuat dari logam. Panel bodi
fiberglass yang rusak sangat mudah diperbaiki, dan proses perbaikannya
dapat diuraikan seperti berikut ini :
a. Memotong bagian bodi fiberglass yang rusak dengan gergaji, gunting,
atau gerinda, selanjutnya membangun fiberglass baru pada bagian
tersebut. Untuk mendapatkan konstruksi fiberglass yang lebih kuat
lagi, maka bahan mat lebih diperbanyak.
b. Proses selanjutnya hampir sama dengan saat kita membuat fiberglass
baru, yakni diawali dengan membuat adonan dan selanjutnya
menuangkan adonan tersebut pada bagian yang rusak. Pada proses
perbaikan bodi fiberglass ini tidak memerlukan cetakan.
11.5. Keselamatan Kerja
Dalam proses pembuatan dan perbaikan fiberglass ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan :
a. Katalis dan cobalt dengan perbandingan yang terlalu banyak dapat
menimbulkan api.
b. Apabila tangan tanpa pelindung menyentuh mat, maka tangan dapat
timbul iritasi/gatal.
c. Bahan fiberglass khususnya resin bersifat karosinogen (penyebab
timbulnya kanker). Oleh karena itu, dalam proses pembuatan dan
perbaikan fiberglass sebaiknya menggunakan sarung tangan dan
masker pernafasan.
Pertanyaan:
1. Sebutkan dan jelaskan bahan-bahan untuk pembuatan
fiberglass!
2. Sebutkan peralatan yang digunakan untuk pembuatan
fiberglass!
3. Bagaimanakah langkah-langkah pembuatan fiberglass?
46.
47. 345
ejalan dengan perkem-bangan dan kemajuan teknologi
otomotif, jumlah dari komponen bodi kendaraan juga semakin
banyak, yang dibuat dengan teknologi yang bervariasi dan
komponen dengan bahan tersebut yang juga semakin maju. Walaupun
perkembangan bahan dari bodi kendaraan sudah maju dengan bahan
fiberglass atau plastik, namun saat ini bodi kendaraan masih didominasi
oleh komponen berasal dari plat besi dengan ketebalan 0,6 sampai 0,9
mm. Perkembangan bodi melalui teknologi komponen bodi dengan bahan
plastik dan fiber belum bisa sepopuler plat, namun demikian beberapa
komponen bodi yang memiliki komponen utama plat, kadang juga
memiliki komponen plastik, fiber bahkan serat karbon.
13.1. Konstruksi Luar
Bagian ini merupakan tempat menempelnya berbagai macam panel
dan dapat diumpamakan sebagai kulit dalam tubuh kita. Bagian ini terdiri
dari beberapa panel-panel yang disatukan dengan beberapa jenis
sambungan dan dapat terlihat secara langsung dari luar, misalnya
bumper, engine hood (tutup mesin), pintu-pintu, sunroof (lubang di atap
kendaraan agar sinar matahari/udara bisa masuk), roof head lining (atap
bagian dalam), fender (bodi samping di dekat roda depan), kaca, boot lid/
deck lid (tutup bagasi belakang), lampu-lampu, radiator grill, dan lain
sebagainya.
Gambar 13.1 Konstruksi Luar Bodi Sedan dan Komponennya
S
KKKooommmpppooonnneeennn BBBooodddiii KKKeeennndddaaarrraaaaaannn
48. Teknik Bodi Otomotif
346
Keterangan gambar:
1.atap kendaraan 6.moulding 11.pintu belakang
2.engine hood 7.lampu depan 12.pillar
3.dudukan kaca depan 8.lampu kota/posisi/senja 13.fender belakang
4.fender depan 9.lantai kendaraan 14.bumper belakang
5.grill 10.pintu depan 15.deck lid
13.2. Konstruksi Dalam
Bagian ini terdiri dari komponen-komponen yang ada didalam bodi
kendaraan, penguat-penguat dan panel-panel yang digunakan untuk
menguatkan bodi kendaraan.
Gambar 13.2 Konstruksi rangka
Keterangan gambar:
1. Unit lantai bodi
2. Rangka bodi samping
3. Dudukan kaca depan
4. Cowl panel
5. Unit rumah roda depan
6. Bodi dudukan engsel
7. Roof panel
8. Dudukan kaca belakang
9. Dudukan radiator
10. Dash panel
49. Komponen Bodi Kendaraan
347
13.3. Lantai (Under Body)
Lantai biasanya terdiri dari beberapa komponen kecil yang dilas
secara bersama-sama menjadi satu unit lantai. Semua panel-panel lantai
memiliki penguat pada bagian bawah. Bentuk dari lantai tidaklah rata,
disesuaikan dengan tujuan, diantaranya, untuk tempat roda, sebagai
ruang komponen kendaraan, tempat kaki penumpang, tempat dudukan
komponen bodi yang lain, aspek aerodinamis, aspek estetika, aspek
ergonomi dan lain sebagainya. Pada tipe komposit biasanya rata dan
terpisah dengan chassis, sedangkan pada tipe integral (menyatu dengan
chassis) biasanya tidak rata.
Gambar 13.3 Konstruksi Lantai (Under Body)
Keterangan gambar:
1. Panel lantai depan
2,3. Panel penahan landasan belakang
4. Panel lantai belakang
50. Teknik Bodi Otomotif
348
13.4. Engine hood (penutup mesin/ kap mesin)
Engine hood merupakan bagian bodi kendaraan yang menutupi
komponen mesin. Kendaraan yang menggunakan engine hood biasanya
berjenis sedan (misalnya Toyota Camry, Suzuki Swift, Honda Civic,
Mitsubishi Lancer dan lain-lain) dan beberapa kendaraan penumpang
(misalnya Toyota Kijang, Suzuki APV, Daihatsu Taruna, Mitsubishi Kuda
dan lainnya). Engine hood ini dipasang ke bodi utama menggunakan
engsel (hinge). Berdasarkan letak engselnya, engine hood dikelompokkan
menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Rear hinged (Front Opening Type) yaitu tutup mesin dengan engsel
dibelakang, engine hood dibuka pada bagian depan. Jenis ini yang
paling banyak digunakan pada kendaraan- kendaraan sekarang.
b) Front Hinged (Rear Opening Type) yaitu tutup mesin dengan engsel
didepan, engine hood dibuka pada bagian belakang (sudah jarang
digunakan)
Ketika engine hood ditutup, maka akan terkunci. Untuk membuka
kunci dilakukan oleh pengemudi dengan menarik tuas yang ada di ruang
kemudi. Sistem pengunci engine hood tadi dihubungkan dengan kawat
kabel yang dapat dioperasikan dari kursi pengemudi. Setelah pengunci
ditarik, kemudian engine hood bisa dibuka dengan menarik handel yang
ada di bawah engine hood tadi.
Gambar 13.4 Konstruksi pengunci engine hood
51. Komponen Bodi Kendaraan
349
Konstruksi dari engine hood terdiri dari lembaran plat yang
didukung dengan rangka penguat. Pada jenis kendaraan tertentu, engine
hood ada yang memiliki saluran washer niple (alat untuk menyemprotkan
air pada kaca depan kendaraan bila menghidupkan wiper/ penghapus
kaca depan) ataupun lubang-lubang udara (biasanya untuk menambah
suplai udara untuk sistem pembakaran).
Penyetelan engine hood dapat dilakukan dengan menggeser
posisi engsel. Perlu diperhatikan pada saat penyetelan adalah sikap hati-
hati, jangan sampai merusak cat kendaraan dan penyetelan celah yang
sama terhadap fender samping kiri-kanan dan cowl (bagian belakang),
serta penyetelan pengunci engine hood.
Gambar 13.5 Engine hood
Keterangan gambar :
1. Rangka penguat bagian dalam
2. Hood bagian dalam
3. Hood bagian luar
4. Dudukan dan pengunci hood
5. Dudukan engsel hood
6. Penyangga hood (dapat distel)
7. Sealer
52. Teknik Bodi Otomotif
350
Demi keamanan pada saat melaksanakan perbaikan, sebaiknya
digunakan karpet fender (fender cover) untuk melindungi cat dari goresan.
Apabila oli, grease atau yang sejenisnya menempel, segera hapus
dengan menggunakan kain yang lunak.
Cara melaksanakan pembongkaran komponen, perlu perhatian
mengenai saluran washer pada engine hood, moulding pada engine hood,
Biasanya hood moulding diikat dengan clip atau baut. Bila perlu bisa
menggunakan pengungkit atau obeng (-) yang dilapisi dengan kain agar
tidak merusak cat. Cara melepas engine hood dari kabin dengan melepas
engsel (hinge) bagian kanan terlebih dahulu sementara engsel kiri masih
terpasang pada bagian bodi.
Gambar 13.6 Konstruksi engsel engine hood
Sebagai catatan, untuk menjaga engine hood dan cowl top panel
agar jangan sampai rusak dan sebagai tindakan pengamanan sebelum
pekerjaan dilakukan, diperlukan 2 orang untuk melaksanakan pekerjaan
pelepasan engine hood ini.
Sedangkan untuk pemasangan engine hood, perlu memperhatikan
jalur kabel yang dilengkapi pengunci pada engine hood, serta menjepit
kabel dengan klip pada bodi kendaraan agar terlihat rapi dan bisa
berfungsi secara maksimal.
Saat melakukan penyetelan engine hood dapat dilakukan dengan
memperhatikan bekas cat pada setiap engsel sebagai panduan
53. Komponen Bodi Kendaraan
351
pemasangan sebelumnya. Seperti biasanya, pemasangan dilaksanakan
dengan arah kebalikan dari pembongkaran. Penyetelan depan-belakang
dan arah kiri-kanan, dengan cara mengendorkan mur-mur penyetel
engine hood. Sedangkan penyetelan ujung belakang dalam arah ke atas-
bawah, dengan cara penyetelan baut-baut penyetel pada bagian bodi.
Penyetelan ujung depan (front end) dengan arah atas-bawah
dengan merubah posisi penyangga hood yang dapat diatur. Setelah
engine hood terpasang pada tempatnya, kemudian kita baru bisa
menyetel pengunci engine hood agar bisa tepat pada posisinya.
Gambar 13.7 Penyetelan hood lock
Pada saat menutup engine hood, terdapat dua tingkat penutupan.
Klik yang pertama, engine hood belum terkunci, sehingga masih bisa
dibuka dari luar kendaraan (tidak perlu menarik pengunci dari ruang
54. Teknik Bodi Otomotif
352
kemudi). Sedangkan klik yang kedua, menandakan engine hood sudah
terkunci dan kalau mau membuka harus menarik tuas yang ada di ruang
kemudi. Pada saat melakukan pemasangan, perlu dicermati ketepatan
pemasangan yaitu dengan melihat celah antara engine hood dengan
fender maupun dengan cowl.
13.5. Fender
Fender atau wing adalah komponen kendaraan yang menutupi
roda-roda. Dari konsep inilah, berarti kendaraan pada umumnya memiliki
4 buah fender pada masing-masing roda. Namun demikian ada beberapa
mobil yang fender belakang tidak bisa dilepas, sehingga seolah-olah
fender hanya bagian depan saja. Fender melindungi konstruksi suspensi
dan melindungi dari kotoran dan lumpur.
Fender depan kendaraan biasanya terpasang pada konstruksi
utama dari bodi menggunakan baut sehingga dapat dilepas. Untuk
menambah kekuatan dan menghindari getaran yang terjadi, biasanya
dudukan baut dibuat mati dengan bodi utama. Fender ini dapat dilakukan
penyetelan kedepan atau kebelakang dengan mengatur lubang posisi
baut. Penyetelan tidak bisa dilakukan terhadap fender yang sudah
dipasang permanen dengan menggunakan las. Pada sebagaian
kendaraan, fender depan biasanya dilengkapi lampu samping atau sein,
trim, hiasan atau chrom, sekaligus sebagai pemanis.
Sedangkan konstruksi fender bagian belakang agak berbeda
susunannya. Memang ada beberapa kendaraan yang memiliki fender
belakang dapat dilepas, akan tetapi kebanyakan fender belakang menyatu
dengan bodi bagian dalam dengan sistem pengelasan, sehingga tidak
dapat dilepas atau dilakukan penyetelan. Pengelasan dengan bodi bagian
bawah sengaja dilakukan secara penuh, sehingga dapat mencegah
kotoran yang masuk keatas diantara konstruksi luar dan bodi utama.
Apabila akan melakukan perbaikan bodi kendaraan, dengan
melepas fender, maka semua komponen kelistrikan seperti lampu malam
atau lampu sein harus dilepas dahulu. Jika baut-baut pengunci dari fender
tertutup oleh komponen yang lain seperti bumper, front grill, mirror (kaca
spion) atau komponen yang lain, maka komponen tersebut dilepas
terlebih dahulu. Sedangkan untuk perbaikan cat, maka skirt moulding atau
dam skirt serta komponen lainnya sebaiknya juga dilepas.
55. Komponen Bodi Kendaraan
353
Gambar 13.8. Konstruksi fender
Apabila perbaikan sudah terhadap fender sudah selesai, saat
memasang fender dengan memasang baut-baut pada pojok terlebih
dahulu dengan tidak mengencangkan dahulu. Setelah itu memeriksa
clearence (celah) fender dengan pintu dan engine hood. Setelah celahnya
semua sama, baru mengeraskan baut dan melengkapi baut-baut
pengikatnya yang lain. Setelah terpasang, merakit kembali komponen
yang dilepas saat pembongkaran, seperti komponen kelistrikan, bumper,
front grill, mirror (kaca spion) atau komponen yang lain.
56. Teknik Bodi Otomotif
354
Gambar 13.9. Komponen Fender
13.6. Cowl dan Dash Panel
Cowl merupakan bagian bodi kendaraan yang berada dibelakang
engine hood. Bagian ini berfungsi sebagai pemisah antara ruang mesin
dan ruang penumpang yang terdiri dari gabungan panel-panel kecil. Cowl
bagian atas dan bagian samping biasanya disambung menggunakan las
menjadi satu kesatuan. Ada beberapa kendaraan yang menerapkan
kerangka kaca pada bagian cowl ini. Kadang engsel pintupun dapat
diletakkan pada cowl.
13.7. Atap kendaraan (roof panel)
Atap kendaraan merupakan bagian bodi yang paling lebar dibanding
bagian lain, dan memiliki konstruksi yang paling sederhana. Biasanya
atap menggunakan bahan lembaran plat besi yang dilakukan pengerasan
pada bagian tertentu dengan membuat alur, agar kuat apabila menerima
beban dari atas.
58. Teknik Bodi Otomotif
356
Konstruksi dari atap kendaraan memiliki penguat dari plat tipis
menyilang secara beraturan yang berada didalam roof.
Penguat ini biasanya disatukan dengan las dan merupakan
bagian untuk memegang kawat untuk pemasangan roof head lining.
13.8. Bodi Belakang (Quarter Panel)
Komponen ini biasanya menyatu dengan sayap belakang, dan
memiliki konstruksi luar dan dalam. Konstruksi luar menekuk dan
disatukan dengan konstruksi dalam dengan las dan baut. Pada bagian ini
berhubungan dengan konstruksi pintu bagian belakang dan konstruksi
kursi belakang.
13.9. Pillar Tengah
Pilar tengah merupakan penopang bagian tengah dan samping
dari atap. Oleh karena itu, konstruksi ini haruslah kuat. Pada pillar tengah
ini juga berfungsi sebagai dudukan engsel pintu belakang dan dudukan
pengunci pintu depan. Beberapa pabrik membuat pillar lebar dan tampak
dari luar, akan tetapi kadang juga dibuat tidak tampak dari luar. Konstruksi
pillar tengah biasanya tidak beraturan (dibuat profil tekukan tertentu), yang
menyebabkan konstruksi ini kuat dan kokoh, serta dibuat menyesuaikan
bentuk dari pintu saat terbuka.
Gambar 13.12 Konstruksi Pillar Tengah
59. 357
13.10. Pintu Kendaraan (door)
Pintu kendaraan memiliki berbagai macam tipe atau bentuk.
Namun pada dasarnya, pintu dibuat dari dua panel utama, panel luar dan
panel dalam, terbuat dari plat baja. Pintu kendaraan memiliki kekuatan
yang berasal dari panel dalam yang memiliki profil tekukan dan lekukan
(dengan jalan dipress) sehingga ketika tepinya disatukan dengan panel
luar dan menjadi satu kesatuan, maka konstruksi ini akan menjadi kuat.
Pada profil pintu bagian dalam, terdapat lubang, celah dan
sebagainya, yang digunakan untuk pemasangan trim, pemasangan
regulator kaca dan pengunci dalam dan handel dalam. Bagian atas dari
pintu terdapat bidang luasan yang ditutup dengan kaca, yang telah
disiapkan dengan alurnya serta karet perapatnya, sehingga saat ditutup
maka akan melindungi dari air hujan, debu dan kotoran.
Gambar 13.13 Konstruksi Pintu Depan dan Belakang
Keterangan gambar:
1. Panel dalam pintu
2. Alur jendela
3. Dudukan engsel pintu
4. Panel luar pintu
5. Alur karet pintu
Pada perbaikan bodi kendaraan, apabila melakukan pekerjaan
melepas pintu, terlebih dahulu harus melepaskan komponen yang ada
didalam pintu seperti hubungan lampu kelistrikan, audio dan lainnya.
60. Teknik Bodi Otomotif
358
Untuk membantu menyangga pintu bagian bawah bisa menggunakan
kayu.
Untuk mempermudah dalam pemasangan pintu kembali, bisa
memberi tanda pada engsel dan rumahnya , baru melepas baut-baut
engsel pintu, kemudian pintu dapat dilepas.
Setelah selesai melakukan perbaikan pintu dapat dipasang
dengan urutan memasang dulu sementara baut-baut pengikat pintu dan
engsel pilar samping, baru setelah pintu di stel, baut dikeraskan
sempurna. Penyetelan seluruh pintu dalam arah depan-belakang dan arah
atas-bawah. Penyetelan lock striker dapat dilakukan dengan arah kiri-
kanan dan atas-bawah. Apabila lock striker kurang maju bisa ditambah
dengan shim dengan ketebalan tertentu. Selain itu, dalam menyetel pintu
kita bisa memperhatikan tanda yang telah kita buat sebelumnya, atau juga
bisa berpedoman pada bekas cat sebelum pintu dilepaskan. Langkah
terakhir adalah memberi grease (gemuk) pada engsel.
Gambar 13.14. Penyetelan engsel dan lock striker pintu
61. Komponen Bodi Kendaraan
359
Gambar 13.15. Konstruksi Pintu
Kaca Pintu dan Regulator
Kaca pintu kendaraan terbuat dari safety glass sehingga apabila
melepas/memasang kaca ini harus hati-hati. Urutan pekerjaannya adalah
melepas door trim dan kelengkapannya misal arm rest, inside door
handle, door regulator handle dan lainnya. Untuk melepas kaca, kaca
diturunkan dan melepas baut penguncinya. Kemudian kaca dipegang,
menarik regulator arm roller dari glass roller guide. Kemudian menarik
kaca perlahan-lahan ke atas dan memegang pada bagian ujung belakang.
62. Teknik Bodi Otomotif
360
Sesudah melepaskan regulator sub roller guide, kemudian melepas
regulator.
Sedangkan langkah memasang kaca terlebih dahulu memberi
grease (gemuk) pada bagian yang berputar dan bergeser seperti pada
regulator pinion, driver gear, roller, glass holder dan roller guide. Untuk
memasang bagian-bagian tertentu seperti weatherstrip dan door trim bisa
menggunakan lem adhesive secukupnya.
Handel pintu dan Pengunci (door handle and door lock)
Apabila kita mau keluar atau masuk kendaraan, dengan mudah
kita tinggal menarik handel pintu. Handel pintu terdiri dari 2 macam, yaitu
handel luar dan handel dalam, semuanya dioperasikan secara manual.
Pada mekanisme pengunci, bagian luar menggunakan anak kunci,
sedangkan bagian dalam kita tinggal menekan pengunci menggunakan
tangan lansung tanpa anak kunci. Pada umumnya setiap pintu terdiri
handel luar dan dalam, serta pengunci luar dan dalam. Namun saat ini,
sudah banyak kendaraan yang mengaplikasikan central lock, artinya kita
bisa mengunci semua pintu mobil (termasuk bagasi jika ada) dari satu
tempat saja di ruang kemudi. Ada pula yang menggunakan remote control
untuk mengunci dan membuka pintu kendaraan, biasanya juga pada
kendaraan yang telah menerapkan central lock.
Berikut ini merupakan contoh langkah membongkar (pada pintu
standar), yaitu dengan urutan membuka door trim dan kelengkapan
lainnya, kemudian melepas batang pengunci pintu dalam (door inside lock
rod). Melepas handle dengan jalan melepas baut/mur dari arah dalam.
Langkah selanjutnya melepas batang-batang pengunci baik luar maupun
dalam, kemudian melepas unit pengunci (lock assy). Jangan lupa
melakukan pemeriksaan mekanisme pengunci (lock mechanism) dari
keausan dan kerusakan, dan memastikan dapat berfungsi dengan normal.
Sedangkan urutan langkah pemasangan terlebih dahulu
memberikan grease pada unit pengunci. Setelah itu memeriksa tiap
batang penghubung baik handel maupun pengunci sudah tepat dan kerja
sistem pengunci lancar dan baik. Dianjurkan pula untuk menyetel jarak
bebas (play) dari handel pintu dalam sesuai dengan ukuran standar
dengan memutar mur penyetel (mounting screw), sekitar 4-8 mm, serta
handel pintu luar sekitar 0-5 mm.
63. 361
Gambar 13.16 Konstruksi door glass, regulator dan door lock
13.11. Deck lid (tutup bagasi)
Deck lid merupakan bodi kendaraan (sebagian besar sedan) pada
bagian belakang sebagai tempat barang (bagasi). Komponen ini juga
terdiri dari 2 panel utama, yaitu panel luar dan dalam yang disatukan
menjadi satu dengan las atau sealant. Bagian luar memiliki bentuk yang
sederhana, namun pada bagian dalam terdiri dari rangka penguat. Untuk
membuka deck lid, kadang disediakan handel dari luar, atau dapat dibuka
dari ruang kemudi menggunakan kabel.
64. Teknik Bodi Otomotif
362
Gambar 13.17 Konstruksi Deck lid
Proses melepas deck lid jika akan melakukan perbaikan bodi
kendaraan adalah melepaskan berbagai komponen yang ada di deck lid
misalnya antena, kelistrikan dan lainnya. Kemudian membuka lid hinge
attaching bolt, lalu lepaskan torsion bar dari sisi lid hinge. Setelah itu
melepas konstruksi pengunci dan kabelnya. Apabila diperlukan untuk
pengecatan, maka weatherstrip sebaiknya juga dilepas dan sisa-sisa lem
dibersihkan dari bodi.
Perlu diperhatikan saat pemasangan komponen pada mobil
dengan lid antenna type radio, lid digunakan sebagai antenna, sebab itu
lid dan bodi harus terisolasi (namun jenis ini sudah jarang digunakan).
Termasuk torsion bar pada dudukannya.
65. Komponen Bodi Kendaraan
363
Gambar 13.18 Konstruksi Deck lid/Boot Lid
Setelah itu jangan lupa memberikan grease secukupnya pada
permukaan yang bergerak misalnya pada pengunci. Pastikan komponen
terpasang dengan tepat. Untuk pemasangan weatherstrip gunakan lem
kering (tahan panas).
Perlu diperhatikan juga saat melakukan penyetelan, kita harus
melihat celah deck lid dengan bodi belakang, harus memiliki lebar yang
sama, dengan jalan menyetel pada baut engsel. Sedangkan untuk arah
atas dan bawah, kita dapat menambah shim.
13.12. Bumper
Bumper dibedakan jenisnya menjadi 2, yaitu bumper depan dan
bumper belakang. Fungsi dari bumper adalah sebagai pengaman pertama
terhadap bodi dan penumpangnya jika terjadi tabrakan atau benturan.
Pada dasarnya komponen bumper depan dan belakang sama, yaitu
bumper sub, bumper arm, bumper side extension sub (bumper samping)
dan bumper filler.
66. Teknik Bodi Otomotif
364
Gambar 13.19 Konstruksi Bumper
Saat akan melepas dari bumper, terlebih dahulu melepas
komponen yang menempel pada bumper seperti lampu-lampu, ataupun
sambungan bumper samping jika ada. Sedangkan saat melakukan
penyetelan dilakukan dengan arah kiri-kanan, atas-bawah dan depan-
belakang, dengan cara melonggarkan baut-baut atau mur-mur
pengikatnya.
13.13. Kaca kendaraan (automotive glass)
Kaca kendaraan mobil merupakan komponen yang sangat penting
bagi kendaraan, yang terdiri dari kaca depan, kaca belakang dan kaca
samping. Ketebalan kaca pada kendaraan minimal 5 mm, terutama kaca
depan selain harus memiliki ketebalan 5 mm, kaca depan terdiri dari
konstruksi lapisan plastik diantara kaca bagian depan dan kaca bagian
dalam. Hal ini karena harus mampu menahan tekanan udara ketika
sedang berjalan maupun sebagai perangkat keselamatan ketika
menerima benda asing (kerikil) yang mengenai kaca.
Kaca kendaraan harus memiliki beberapa sifat:
kaca harus jernih
tidak membiaskan cahaya yang datang
tahan terhadap tekanan udara yang kuat
apabila terjadi kecelakaan tidak membahayakan penumpang
tahan terhadap temperatur yang ekstrim.
Apabila mengganti kaca kendaraan yang pecah, maka harus
dilakukan dengan metode perbaikan yang benar agar kaca tidak pecah.
67. Komponen Bodi Kendaraan
365
Karena kaca merupakan komponen yang mudah pecah, bila
pemasangannya tidak tepat, pada saat kendaraan mendapat goncangan,
dan tekanan yang besar ketika sedang berjalan, maka kaca bisa jatuh dan
pecah.
Kaca depan dipasang dengan menggunakan perekat khusus atau
karet. Setiap perekat mempunyai waktu pengeringan yang berbeda-beda
dan harus ditangani dengan cara yang tertentu pula. Sedangkan jika
menggunakan karet akan relatif lebih aman.
Pembahasan mengenai kaca akan dijelaskan pada bab
selanjutnya.
Gambar 13.20 Wind shield
13.14. Plafon Kendaraan (Roof Head Lining)
Komponen bodi ini terletak di dalam bodi kendaraan bagian atas.
Pada awalnya, plafon kendaraan merupakan bidang yang rata, namun
sekarang sudah bergeser dari permukaan yang rata menjadi permukaan
yang bervariasi sebagai tempat komponen lain, seperti untuk lampu kabin,
lampu baca, penempatan lubang-lubang ventilasi dan AC (air conditioner),
audio dan komponen lain. Selain itu, dahulu plafond terbuat dari kain,
bergeser dengan kain vinil sampai sekarang banyak kendaraan yang
menggunakan bahan polyurethena. Peralatan yang digunakan untuk
pembongkaran dan pemasangan adalah gunting, cutter dan lem adhesive.
68. Teknik Bodi Otomotif
366
Gambar 13.21 Konstruksi Pemasangan Roof Head lining
Proses melepas plafon kendaraan adalah melepas komponen
kendaraan yang menutupi proses melepas plafon, seperti kaca depan
(windshield glass), penahan cahaya/ tabir surya (sun visor), kaca spion
dalam, saluran AC, lampu-lampu dan komponen lainnya. Setelah itu
plafon dilepas dari bodi kendaraan, dan melepaskan rangkanya (support).
Setelah itu melepaskan adhesive tape (lem) pada bagian bodi
Saat melaksanakan pemasangan terlebih dahulu memasang
kerangka penguat (support) melalui plafon dan menyisipkan retainer ke
setiap ujung support. Kita harus menggunakan lem pada bodi kendaraan
dan bagian pilar bodi kendaraan, juga pada ujung plafon.
70. Teknik Bodi Otomotif
368
Gambar 13.23 Pemasangan retainer
Posisikan retainer pada dudukannya, dengan posisi support
melengkung keatas. Serta memposisikan head lining dalam arah kanan-
kiri, dari depan secara teratur dan rata, luruskan dengan bodi kendaraan.
Gambar 13.24 Penempelan roof headlining pada bodi
Untuk kesempunaan pekerjaan, pastikan bahwa plafon telah lurus
satu sama lain dan tidak ada yang melipat atau kendor, dan potonglah
ujung lining yang tidak berguna dan memasang kembali komponen yang
dilepas.
13.15. Tempat Duduk (seats)
Perkembangan teknologi tempat duduk mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Dari tempat duduk statis, sampai pada teknologi
tempat duduk yang bisa diatur ketinggiannya, sandaran, bahkan dipindah
atau dilipat untuk keperluan tertentu, sehingga bisa menyesuaian
kemauan penumpang. Dahulu hanya kursi pengemudi yang diberi fasilitas
pengaturan, sekarang sudah hampir semua penumpang memiliki fasilitas
yang sama. Posisi tempat duduk dapat distel agar sesuai dengan
ergonomi pengemudi/ penumpang sehingga menimbulkan kenyamanan,
keamanan dan mengurangi rasa kelelahan.
71. Komponen Bodi Kendaraan
369
Gambar 13.25 Seats
Pengaturan tempat duduk bisa dilakukan secara manual dengan
menekan/ menarik kunci pembebas, dan dapat juga digerakkan secara
elektrik, yaitu dengan menggunakan motor listrik. Tempat duduk
kendaraan juga dilengkapi dengan sandaran kepala (head restrains) yang
dapat diatur ketinggiannya. Sandaran kepala ini berguna untuk melindungi
leher dari benturan yang diakibatkan tabrakan dari belakang kendaraan.
Tempat duduk yang dilengkapi dengan reclining back, bertujuan
untuk menidurkan kursi kebelakang dengan sudut sekitar 30°, dan
dioperasikan dengan mengangkat tuas pengunci dan menekan sandaran
tempat duduk ke belakang. Cara membebaskannya dengan cara menarik
tuas kembali dan pegas pengembali akan membawa sandaran kursi
kembali.
Lumbar support Mecanism
Merupakan komponen pengatur tekanan pada sandaran dan dapat
dikontrol pada tiga tingkat oleh tuas pengatur yang terdapat pada samping
tempat duduk bagian dalam. Dengan alat ini maka pengemudi/
penumpang akan merasa lebih nyaman dalam mengendarai kendaraan
sehingga tidak mudah cepat lelah.
72. Teknik Bodi Otomotif
370
Gambar 13.26 Konstruksi Tempat duduk depan dan belakang
Urutan pekerjaan melepas kursi dilakukan dengan melepaskan
baut-baut pengikat dengan menggeser tempat duduk kedepan dan ke
belakang sampai habis. Kemudian lepaskan tempat duduk sebagai satu-
kesatuan. Untuk perbaikan semua sistem perlu dilakukan melepas baut-
baut pengikat, sehingga bagian yang bergerak akan pisah dengan bagian
yang tetap (kaki yang menempel pada bodi). Pemeriksaan track
(peluncur) tempat duduk dengan jalan luncurkan tempat duduk kedepan-
belakang, jika berat berilah lapisan grease pada track. Sedangkan untuk
pemasangan tempat duduk kendaraan dilakukan dengan cara kebalikan
dari pelepasan.
13.16. Dasboard Kendaraan
Bagian bodi dari bodi kendaraan ini, selalu berada didepan
pengemudi. Hal ini dikarenakan bagian ini terdiri dari instrumen-instrumen
panel, yang digunakan oleh pengemudi untuk memantau semua kondisi
pengemudian (seperti kondisi mesin, sistem rem, sistem pengisian,
73. Komponen Bodi Kendaraan
371
kondisi tekanan ban), fasilitas kenyamanan (seperti AC, radio/tape,
sirkulasi udara) serta tanda-tanda isyarat (seperti sein, lampu-lampu).
yaitu terdapat komponen-komponen seperti gambar dibawah ini:
Sebelum membongkar dasboard maka hubungan terminal negatif
(-) baterai. Biasanya komponen chooke control dan tuas pembuka engine
hood, yang harus dilepas terlebih dahulu. Jika roda kemudi dan
komponen lain ada yang mengganggu dalam melepas dasboard, maka
sebaiknya dilepas dahulu. Setelah itu melepas komponen-komponen
seperti kabel pengontrol alat pemanas (heater contol cable), melepas laci
tempat barang, melepas wiring (kabel) instrumen meliputi sekering, radio,
kabel speedometer, slang-slang udara dan komponen yang menganggu,
melepas instrumen panel lainnya.
Sedangkan langkah pemasangannya dengan cara
kebalikan dari pelepasan. Perlu diperhatikan juga hubungan setiap
konector (sambungan) dan kabel dengan baik dan aman begitu pula
setiap klem dipasang dengan baik. Setelah semuanya terpasang, pastikan
semua petunjuk instrumen (alat petunjuk) bekerja dengan normal.
Gambar 13.27 Konstruksi Panel Instrumen
74. Teknik Bodi Otomotif
372
13.17. Grill Dan Moulding
Grill adalah komponen kendaraan yang terletak di bagian depan
kendaraan berfungsi sebagai pengarah udara untuk pendinginan mesin,
penyaring partikel yang besar agar tidak menutup radiator pendingin,
serta sebagai penghias bodi kendaraan. Pelepasan dan pemasangan
menggunakan baut pengikat atau soket plastik.
Sedangkan moulding adalah komponen pemanis kendaraan yang
ditempelkan pada bodi bagian luar.
Perlu diperhatikan saat melepas dan memasang, agar moulding selalu
dijaga agar tidak rusak, bengkok atau patah. Saat melakukan perbaikan,
gunakan peralatan khusus, agar tidak merusak komponen serta bodi
kendaraan. Pemasangan moulding juga bisa menggunakan air sabun
untuk mempermudah mengatur kelurusannya.
Gambar 13.28 Konstruksi Grill dan Moulding
Diskusikan dengan teman Anda:
1. Sebutkan komponen bodi otomotif yang termasuk dalam eksterior!
2. Sebutkan komponen bodi otomotif yang termasuk dalam interior!
75. 373
ada bab ini kita akan membahas tentang kaca kendaraan,
khususnya mengenai konstruksi dan perbaikan yang
dilakukan pada kaca kendaraan. Kaca kendaraan
merupakan komponen dari bodi yang sangat penting, karena akan
memberikan kenyamanan kepada penumpang. Kita bayangkan kalau naik
kendaraan tanpa jendela, atau kita bayangkan kalau ada jendela, tetapi
tidak ada kacanya.
Pada dasarnya ada dua tipe atau jenis kaca pada kendaraan,
yaitu:
1. Laminated safety glass, yaitu kaca yang digunakan pada kaca
depan (windshield) kendaraan, dan
2. Solid tempered plate glass, yaitu kaca yang digunakan pada
seluruh kaca samping dan kaca belakang dari kendaraan.
Pada laminated safety glass tersusun dari bahan kaca yang didalamnya
terdapat lapisan plastik yang sangat kuat. Lapisan plastik ini terletak
diantara dua lapisan kaca depan kendaraan. Apabila kaca depan terkena
benturan benda lain atau terjadi tabrakan sehingga menyebabkan pecah,
maka lapisan plastik diantara kaca tersebut akan mempertahankan kaca
tidak berhamburan kemana-mana.
Sedangkan pada jenis kaca solid tempered plate glass, adalah
kaca yang diperkeras dan seandainya pecah menjadi pecahan-pecahan
kecil tidak akan berakibat fatal terhadap penumpang. Proses untuk
menghasilkan kaca tempered adalah dengan memanaskan kaca hingga
suhu tertentu (± 650ºC - 750ºC) dan kemudian didinginkan secara tiba-
tiba dengan semprotan udara.
Kaca tempered memiliki beberapa sifat yaitu: kuat terhadap
benturan, karena telah melalui proses tempering maka kaca lebih kuat
dari pada kaca biasa, mampu menahan benturan ±1.500 kgdan tahan
terhadap perubahan suhu udara, perubahan suhu sampai ± 200º C serta
kaca tempered tidak bisa dipotong.
Adapun untuk penggunaannya di mobil, kaca laminated hanya
digunakan untuk kaca depan. Karena bila kaca sekeliling mobil Anda
P
KKKaaacccaaa KKKeeennndddaaarrraaaaaannn
76. Teknik Bodi Otomotif
374
memakai kaca laminated, tidak baik bagi keselamatan sewaktu-waktu
mobil terbalik dan atau terbakar, penumpang tidak bisa keluar dari mobil.
Gambar 14.1 Laminated glass
14.1. Peralatan perawatan dan perbaikan kaca
Kaca depan yang permukaannya kotor karena debu, kadang kurang
diperhatikan, dan akan mengkristal. Selain itu sisa gas buang dari knalpot
atau hasil polusi lain yang mengandung minyak, turut melekat di kaca.
Berbagai kandungan ini mempercepat proses kaca menjadi buram.
Terpaan air hujan pada permukaan kaca tak langsung jatuh, sebab
kotoran yang melekat telah membentuk lapisan lunak dan telah
bersenyawa dengan lapisan kaca. Air tak mudah tersapu dan melekat di
kaca. Apalagi kalau malam hari, cahaya lampu dari depan jadi berpendar
sangat membahayakan. Oleh karena itu perlu dilakukan perawatan
sebagai berikut:
1. Langkah pertama periksa kondisi karet penghapus kaca dari
kemungkinan getas dan retak.
2. Menyiapkan air cadangan dan lap khusus agar bisa membersihkan
kaca belakang untuk mobil yang tidak punya penghapus khusus.
Sebelum memulai penggosokan, kaca dibersihkan dengan air dan lap
hingga benar-benar bebas dari debu. Lalu mulailah menggosok
dengan cara memutar dan tidak statis satu arah.
3. Jangan membersihkan kaca (dengan atau tanpa shampo atau sabun)
langsung di bawah sinar matahari. Bebeapa shampo yang
mengandung zat kimia ini akan cepat menyerap di bawah pancaran
sinar matahari, dan masuk ke dalam pori kaca.
77. Kaca Kendaraan
375
4. Lakukan pemolesan dengan alat khusus (cairan pembersih) untuk
kaca yang tergores akibat kristal debu atau gesekan karet wiper.
5. Setiap menambah air di tabung wiper, campurkan cairan shampo
khusus kaca dan usahakan air dan shampo dalam tabung diganti tiap
bulan
Ada beberapa tipe kerusakan kaca depan kendaraan, yaitu:
Bentuk Kerusakan Keterangan Bentuk Kerusakan Keterangan
Kerusakan
akibat adanya
tekanan pada
area tertentu
Kerusakan
yang paling
umum terjadi
disebabkan
oleh kerikil.
Kerusakan
akibat
hantaman sudut
kerikil yang
tajam
Kerusakan
yang melebar
membentuk
garis
Kerusakan dari
beberapa sebab
Kerusakan
karena
tekanan pada
sisi kaca
Kerusakan
karena udara
terjebak saat
perbaikan
Untuk memperbaiki kaca depan yang mengalami kerusakan, kita
harus menggunakan perlengkapan khusus. Mengingat kaca merupakan
bahan yang mudah pecah, maka jangan memperbaiki kaca tanpa
menggunakan peralatan yang sesuai. Berikut ini merupakan satu set
peralatan perbaikan kaca.
Langkah untuk melaksanakan perbaikan kaca adalah sebagai
berikut:
1. Lakukan pengeboran pada retakan (dengan diameter kurang dari 5
cm) terlebih dahulu.
2. Lakukan penyuntikan dengan resin encer.
78. Teknik Bodi Otomotif
376
3. Setelah resin masuk ke rongga kaca yang telah dibor, keringkan
dengan menggunakan ultraviolet.
4. Selanjutnya, retakkan kembali disuntik dengan resin yang lebih kental
agar rongga retakkan makin padat terisi resin.
5. Lakukan pengeringan kembali dengan ultraviolet.
6. Setelah kering, permukaan sekitar kaca yang retak diolesi Cerium
(bahan poles kaca). Lakukan pemolesan dengan menggunakan
sender kecil.
7. Setelah rata, kaca dibersihkan.
14.2. Adhesive (perekat)
Adhesive adalah lem perekat yang dapat berbentuk cair ataupun
pasta. Setelah menjadi kering, adhesive ini akan berubah mengeras
menjadi seperti material karet. Penggunakan adhesive pada kendaraan
sangat banyak, pada sambungan rivet, kaca kendaraan ataupun baut dan
mur yang jarang dibongkar pasang maka baut dan mur diberi adhesive.
Untuk beberapa bagian tertentu, proses menggunakan adhesive akan
lebih cepat dan dapat menurunkan biaya produksi. Selain itu dengan
menggunakan adhesive maka komponen akan terlindung dari kebocoran
air yang akan masuk ke dalam kendaraan yang dapat menyebabkan
korosi.
Gambar 14.2 Peralatan perbaikan kaca
79. 377
Gambar 14.3 Sealent gun
Gambar di samping merupakan alat untuk mengaplikasikan sealent ke
bodi otomotif khususnya yang bersifat pasta. Ada beberapa jenis sealent
ini, dari yang menggunakan aplikasi suhu yang rendah sampai pada suhu
yang tinggi.
Gambar 14.4 Sealent temperatur rendah dan tinggi
Bentuk dari sealent yang dipanaskan sesuai dengan ujung dari sealent
gun. Berikut ini beberapa contoh ujung sealant.
Gambar 14.5 Tipe pipih, oval, dan membulat
81. 379
Gambar 14.8 Peralatan perbaikan kaca kendaraan dengan metode injeksi
Gambar 14.9 Macam sealent dan sealent gun tipe listrik
82. Teknik Bodi Otomotif
380
14.3. Windshield
Windshield (Kaca Depan Kendaraan)terbuat dari kaca yang aman
dan terdiri dari dua lapisan yang didalamnya terdapat lapisan plastik yang
sangat kuat atau sering disebut dengan laminated safety glass.
Windshield terpasang pada bodi kendaraan depan menerima beban yang
disebabkan oleh angin sebagai akibat dari aerodinamika kendaraan.
Semakin cepat laju kendaraan, maka beban yang diterima
windshield juga semakin besar. Untuk kendaraan yang telah dirancang
untuk kecepatan tinggi, desain dari kaca kendaraan dibuat landai,
sehingga hambatan yang diterima kendaraan secara keseluruhan juga
dapat dikurangi, sebagai konsekuensi volume ruang dalam kendaraan
juga berkurang.
Ada beberapa komponen yang terdapat pada kaca depan, yaitu
windshield glass, molding, spacer,retainers, baut-baut dan ada juga yang
dilengkapi dengan weatherstrip.
Gambar 14.10 Komponen kaca depan
84. Teknik Bodi Otomotif
382
Gambar 14.14 Melepas karet kaca dengan pisau razor
Gambar 14.15 Melepas karet kaca dengan kawat pemotong
Gambar 14.16 Pada area yang kecil, pemotongan bisa dilakukan sendiri
Pelepasan:
a) Pada saat melepas kaca depan perlu diketahui metode penempelan
kaca depan dengan bodi kendaraan menggunakan karet atau sealant.
Kalau menggunakan sealant, maka harus dipotong dengan pisau.
85. Kaca Kendaraan
383
Sedangkan kalau menggunakan karet, bisa melepas kaca dari bagian
dalam.
b) Kemudian bersihkan sisa karet kaca yang masih menempel di bodi.
Dengan menggunakan alat pembersih dan pisau, bersihkan seluruh
perekat pada bodi dan kaca.
Gambar 22.17 Pelepasan Kaca
Gambar 14.18 Cara menggunakan sealant gun
86. Teknik Bodi Otomotif
384
Gambar 14.19 Ujung dari sealant disesuaikan
Pemasangan:
a) Pemasangan kaca depan, diawali dengan memasang karet kaca pada
kaca depan, dan dengan menggunakan bantuan obeng memasukkan
tambang ke rongga karet.
Gambar 14.20 Tambang sebagai bantuan saat pemasangan kaca depan
b) Panjang tambang sampai ujung bagian bawah tengah kaca depan
masih sisa kurang lebih 10 cm setelah sekelilingnya dipasangkan
tambang.
Gambar 14.21 Posisi tambang saat akan pemasangan
87. Kaca Kendaraan
385
c) Dengan bantuan seorang dari luar, tahan kaca depan sambil
menempatkan ke alur kaca pada bodi dan tekan kaca ke dalam. Titik
tengah kaca depan tepat dengan titik tengah pembuka kaca depan.
d) Kemudian pasangkan kaca depan dengan menarik ujung tambang
dibagian tengah kaca dari bagian dalam bodi hingga karet kaca terkait
ke alur kaca pada bodi kendaraan sepenuhnya.
Gambar 14.22. Tambang ditarik dan memasukkan karet ke alur kaca pada bodi
e) Apabila kaca telah terpasang pada tempatnya, ketuklah kaca dari luar
bodi dengan palu karet agar kaca masuk kedalam tempatnya sekitar
50-70 mm menjauhi karet kaca.
Gambar 14.23. Pemukulan kaca untuk menepatkan posisi kaca kaca
pada flange bodi
f) Setelah itu membersihkan perekat kaca yang tersisa. Setelah
pemasangan, tunggulah sekitar 3 jam untuk mengetahui hasil
pemasangan dari kemungkinan melengkung.
88. Teknik Bodi Otomotif
386
14.4. Kaca Belakang
Bentuk dari kaca belakang kendaraan mobil yang satu dengan
lainnya memiliki berbagai perbedaan, baik dalam hal ukuran dan
permukaannya. Ada yang datar, ada yang melengkung, ada yang lebar,
ada yang kecil. Ada yang terdiri dari 2 bagian, tetapi ada yang hanya satu
bagian seperti pada kaca depan.
Cara pemasangannya juga beraneka macam, seperti halnya dengan
windshield (kaca depan). Ada yang menggunakan lem khusus, ada juga
yang menggunakan karet. Begitu juga cara melepas dan memasang kaca
belakang juga hampir sama dengan cara yang dilakukan pada windshield.
Gambar 14.24 Komponen kaca belakang
90. Teknik Bodi Otomotif
388
Gambar 14.26 Teknisi mengangkat kaca dengan vacuum cup
Gambar 14.27 Alat pengangkat vacuum cup
Hanya saja, untuk beberapa kendaraan tertentu, ketika melepas
atau memasang kaca belakang tidak bisa dikerjakan pada sisi bagian
dalam kendaraan, karena konstruksi bodi misalnya. Oleh karena itu
diperlukan alat bantu untuk memegang kaca dari bagian luar, yaitu
dengan vacuum cup. Selain itu pada saat melepas dan memasang kaca
belakang, beberapa kendaraan dilengkapi dengan defogger (elemen
pemanas untuk menghilangkan kabut kaca belakang yang akan
mengganggu pandangan pengemudi terhadap benda/ kendaraan
dibelakangnya). Komponen ini dipasang menempel pada kaca yang
dihubungkan dengan kabel di bagian tepi dari kaca belakang kendaraan.
Jadi sebelum kaca dilepas, kabel ini terlebih dahulu harus dilepaskan,
karena kabel disembunyikan dalam trim kendaraan. Ketika akan melepas
kaca belakang yang memiliki defogger, Anda harus yakin bahwa
91. Kaca Kendaraan
389
komponen ini tidak aktif yang akan membahayakan jika dipegang dengan
tangan.
Gambar 14.28 Defogger pada kaca belakang
14.5. Kaca Samping
Kaca samping kendaraan memiliki beberapa jenis, ada yang bisa
dibuka, namun ada juga yang bersifat tetap, atau terpasang tetap. Kaca
samping yang terdapat pada bagian pintu biasanya dapat dibuka.
Sedangkan kaca yang terpasang pada bodi kendaraan yang lain, bisa
dipasang tetap, atau juga ada yang bisa dibuka.
Kaca kendaraan yang bersifat tetap misalnya pada quarter
window, yaitu kaca diatas quarter panel. Konstruksi pada bagian ini
adalah, kaca, pembatas serta sekrup.
Sedangkan kaca yang dapat bergerak misalnya pada pintu
kendaraan. Berikut ini konstruksi dari kaca kendaraan pada bagian pintu
depan.
Gambar 14.29 Konstruksi kaca pintu