2. INSTALASI HIDRAN KEBAKARAN
A. PENGERTIAN :
Hidran Kebakaran (Fire Hydrant) adalah suatu system/
rangkaian instalasi/jaringan pemipaan untuk menyalurkan
air (tekanan tertentu) yang digunakan sebagai sarana
pemadaman kebakaran
A. MACAM-MACAM SISTEM HYDRANT KEBAKARAN
Berdasarkan tempat/lokasinya sistem hidran kebakaran
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
1. Sistem Hidran Gedung;
2. Sistem Hidran Halaman;
3. Sistem Hidran Kota.
3. 1. Sistem Hidran Gedung
Hidran gedung ialah hidran yang terletak atau dipasang didalam
bangunan dan sistem serta peralatannya disediakan/dipasang oleh
pihak pengelola bangunan/gedung tersebut.
Berdasarkan penggunaannya hidran jenis ini diklasifikasikan
kedalam 3 (tiga) kelompok sebagai berikut :
a. Hidran Klas I
Hidran yang dilengkapi dengan slang berdiameter 2,5” yang
penggunaannya diperuntukan secara khusus bagi petugas
Pemadam Kebakaran atau orang yang telah terlatih.
a. Hidran Klas II
Hidran yang dilengkapi dengan slang berdiameter 1,5” yang
penggunaannya diperuntukan bagi penghuni gedung atau para
petugas yang belum terlatih.
a. Hidran Klas III
Hidran yang dilengkapi dengan slang berdiameter gabungan
antara Hidran Kelas I dan Hidran Kelas II
4. HIDRAN KELAS I HIDRAN KELAS II HIDRAN KELAS III
2½
2½
1½
1½
2½ 1½
1½
2½ 1½
2½
5. 1. Sistem Hidran Halaman
Hidran Halaman ialah hidran yang terletak
diluar/lingkungan bangunan instalasi dan
peralatan serta sumber air disediakan oleh
pihak pemilik / pengelola bangunan / gedung.
1. Sistem Hidran Kota
Hidran Kota ialah hidran yang terpasang ditepi/sepanjang
jalan pada daerah perkotaan yang dipersiapkan sebagai
prasarana kota oleh Pemerintah Daerah setempat guna
menanggulangi bahaya kebakaran
Persediaan air untuk hidran jenis ini dipasok oleh
Perusahaan Air Minum setempat (PAM)
6. A. BAGIAN-BAGIAN DARI SISTEM HIDRAN KEBAKARAN
1. Persediaan Air
a. Sumber air untuk memasok kebutuhan sistem hidran kebakaran
dapat berasal dari PAM, sumur dalam (artesis) atau kedua-
duanya.
b. Volume Reservoir, sesuai yang diatur dengan ketentuan yang
berlaku, harus diperkirakan berdasarkan waktu pemakaian
yang disesuaikan dengan Klasifikasi Ancaman Bahaya
Kebakaran bagi bangunan yang diproteksi.
c. Berdasarkan ancaman bahaya kebakaran, maka banyaknya
dapat digunakan untuk lama waktu seperti ditentukan sebagai
berikut :
# Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Ringan : 45 menit
# Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Sedang : 60 menit
# Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Berat : 90 menit
a. Bak Penampungan (reservoir) untuk persediaan air pada sistem
hidran dapat berupa reservoir bawah tanah (ground tank),
tangki bertekanan (presure tank) atau reservoir atas (gravity
tank)
7. 1. Pompa
Pompa-pompa yang terpasang dalam sistem hidran
kebakaran merupakan perangkat alat yang berfungsi
untuk memindahkan air dari bak penampungan
(reservoir) ke ujung pengeluaran (pipa
pemancar/nozzle).
Pompa-pompa pada sistem hidran ini sekurang-
kurangnya terdiri atas 1 unit Pompa Jockey, 1 unit
Pompa Utama dengan sumber daya listrik dan
generator serta 1 unit Pompa Cadangan dengan
sumber daya motor diesel.
8. Fungsi dan Operasi Kerja masing-
masing Pompa :
1. Pompa Jockey
Berfungsi untuk mempertahankan tekanan statis
didalam jaringan sistem hidran. Pada saat terjadi
pengeluaran kecil sejumlah air didalam jaringan
pompa jockey ini akan bekerja guna mengembalikan
tekanan keposisi semula. Karenanya sekaligus pompa
jockey juga akan berfungsi untuk memantau
kebocoran-kebocoran pada jaringan sistem hidran.
Operasi kerja pompa jockey didisain untuk hidup
(start) secara otomatis pada saat salah satu katup
pengeluaran dibuka atau terjadi kebocoran pada
jaringan dan akan berhenti bekerja (stop) secara
otomatis pada saat katup bukaan ditutup
9. 1. Pompa Utama
Pompa ini berfungsi sebagai penggerak utama bekerjanya
sistem hidran. Pompa Utama akan bekerja setelah kapasitas
maksimal pompa jockey terlampaui
Operasi kerja Pompa Utama didisain untuk hidup (start) secara
otomatis dan berhenti bekerja (stop) secara manual, melalui
tombol reset pada panel Pompa Kebakaran
1. Pompa Cadangan
Berfungsi sebagai penggerak cadangan dari sistem hidran, yang
titik start bekerjanya setelah Pompa Utama. Pompa ini meskipun
berfungsi sebagai cadangan, namun tetap dalam kondisi “siaga
operasi”. Dalam kondisi seperti ini Pompa Cadangan akan
bekerja secara otomatis pada saat kapasitas maksimal pompa
utama terlampaui, mengalami kerusakan atau pada saat sumber
daya utama (PLN) padam
Sama halnya dengan Pompa Utama, operasi kerja pompa
cadangan didisain untuk hidup (start) secara otomatis dan
berhenti bekerja (stop) secara manual
11. 1. Pemipaan dan Komponen
a. Pemipaan
Rangkaian jaringan pemipaan pada sistem hidran terdiri atas
pipa Hisap, Penyalur, Header, Pipa Tegak (riser) dan Pipa
Cabang.
Pipa Hisap (suction)
Ialah hidran yang dilengkapi dengan slang berdiameter 2,5”
yang penggunaannya diperuntukan secara khusus bagi petugas
Pemadam Kebakaran atau orang yang telah terlatih.
Pipa Penyalur
Pipa Penyalur adalah pipa yang terentang dari Pipa Header
sampai ke Pipa Tegak atau ke Hidran Halaman. Diamater pipa
berfariasi antara 4, 6 dan 8 inch sesuai dengan besar kecilnya
sistem hidran yang dipasang
12. Pipa Header
Pipa Header dapat dikatakan sebagai pipa antara yang ukuran
diameternya biasanya lebih besar dari pipa lainnya didalam
rangkaian sistem hidran. Pipa ini merupakan tempat bertemunya
pipa pengeluaran (discharge) dari Pompa Jockey, Pompa Utama
maupun Pompa Cadangan sebelum kemudian ke Pipa Penyalur.
Diameter Pipa Header ini berfariasi antara 6, 8 dan 10 inch.
Tergantung dari besar kecilnya sistem hidran yang dipasang.
Dari Pipa Header ini, selain berhubungan dengan Pipa Penyalur,
biasanya dihubungkan juga dengan pipa-pipa yang menuju ke
Tangki Bertekanan (pressure tank), Tangki Pemancing (priming
tank), Sirkulasi / by pass ke Reservoir (safety valve), Pressure
Switch dan ke Manometer indikasi tekanan kerja pompa
13. Pipa Tegak (Riser)
Pipa Tegak adalah pipa yang dipasang vertical dari lantai terbawah
sampai dengan lantai teratas bangunan yang dihubungkan dari
Pipa Penyalur. Diameter pipa berfariasi antara 3, 4 dan 6 inch sesuai
dengan besar kecilnya sistem hidran yang dipasang
Pipa Cabang
Pipa Cabang adalah pipa yang dihubungkan dari pipa tegak sampai
ke titik pengeluaran (outlet) hidran pada lantai-lantai bangunan.
Diameter pipa berfariasi antara 3 dan 4 inch.
14. a. Komponen Sistem Hidran
Komponen yang merupakan kelengkapan Sistem Hidran terdiri
dari :
Katup-katup (valve)
Saklar Tekanan (pressure switch)
Tangki Tekanan (pressure tank)
Tangki Pemancing (priming tnk)
Manometer
Kotak hidran isi 1 set Slang dan pipa pemancar (nozzle)
Katup petugas Pemadam (landing valve)
Sambungan Dinas Pemadam (siamese connection)
15. 1. Sistim Pipa Tegak
a. Pipa Tegak Basah (wet riser)
Pipa Tegak sistem basah adalah suatu sistem hidran dimana
pada jaringan hidran tersebut telah terisi air dengan tekanan
statis. Air akan keluar pada saat katup di lantai-lantai dibuka
dan pompa akan bekerja secara otomatis
a. Pipa Tegak Kering (dry riser)
Pada sistem jaringan Pipa Tegak tidak terisi air. Pasokan dan
tekanan air disediakan oleh mobil unit Pemadam Kebakaran
melalui sambungan siamese connection
a. Pipa Tegak Kering dengan sistem Remote Control
Pada sistem ini jaringan pipa tegak juga kosong, namun aliran
air akan diperoleh dari sistem hidran itu sendiri melalui
operasi manual dengan mengaktifkan tombol manual yang
terpasang pada kotak-kotak hidran di lantai-lantai.
16. 1. Bagian-bagian yang Penting digunakan Pemadam
Kebakaran
a. Sambungan Pemadam Kebakaran
Siamese Connection adalah merupakan masukan
(inlet) bercabang dua yang berfungsi untuk
memasukkan air kedalam jaringan sistem hidran
apabila pompa kebakaran mengalami kerusakan
atau air didalam reservoir telah habis
Kopling ini biasanya terletak ditempat yang mudah
dilihat dan mudah dijangkau oleh mobil unit
Pemadam Kebakaran.
17. a. Katup Petugas Pemadam Kebakaran (landing valve)
Katup ini berupa kopling keluaran (outlet) yang jenis
dan ukurannya sesuai dengan kopling yang
digunakan oleh DPK. Terpasang ditiap lantai
bangunan, dihubungkan pada Pipa Tegak sistem
hidran
Fungsi dari katup ini adalah menghubungkan slang
DPK dengan Pipa Tegak yang pasokan airnya oleh
Unit Mobil Pompa melalui Siamese Connection.
Sistem Hidran yang diwajibkan katup jenis ini adalah
bangunan dengan Klasifikasi Bangunan Menengah
dan Bangunan Tinggi.
18. PERSYARATAN TEKHNIS HIDRAN GEDUNG
(SK GUB K I J
. . DK akarta No. 2525 /1984)
Diameter Slang 2 ½ Inchi 1 ½ Inchi
Minimal Debet Air 900 liter / menit 380 liter / menit
(500 gpm) (100 gpm)
• Untuk bangunan rendah 2
• Untuk bangunan inchi
Minimal Diameter menengah 4 inchi • Untuk bangunan menengah
Pipa Tegak • Untuk bangunan 2½ inchi
tinggi 4 inchi • Untuk bangunan Tinggi 4
inchi
Tekanan Maksimal Tidak terbatas 6,8 kg / cm2 (199 psi)
Tekanan Minimal 4,4 kg / cm2 (65 psi) 4,4 kg / cm2 (65 psi)
Pemakaian Minimal 30 menit 30 menit
19. Letak kotak hidran harus mudah dilihat dan dicapai serta kotaknya tidak
boleh terkunci
Panjang slang maksimal 30 meter (100 feet), harus tidak bocor dan tidak
lapuk serta diatur sehingga tidak membelit jika ditarik (direntangkan)
Pipa pemancar harus selalu terpasang pada slang
Pipa hidran dan kotak hidran harus dicat merah, kotak hidran tersebut
harus diberi tulisan “HYDRANT” dengan WARNA PUTIH dan
penempatannya tidak terhalang oleh benda-benda lain
Harus disediakan “Sambungan Dinas Kebakaran” (Fire Brigade
Kebakaran
Connection) yang berupa Kopling Kembar Siam (Siamesse Coupling)
dengan jenis yang sama dengan untuk kopling yang digunakan Dinas
Kebakaran serta ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau oleh
Unit Mobil Pompa Dinas Kebakaran
Pada bangunan tinggi yang memakai pipa tegak 6 inches harus disediakan
kopling pengeluaran (Landing Valve) yang berdiameter 2½inches dengan
bentuk kopling yang sama dengan digunakan Dinas Kebakaran