2. WARGA NEGARA &WARGA NEGARA &
KEWARGANEGARAANKEWARGANEGARAAN
WARGA NEGARA /WARGA NEGARA /
CITIZENCITIZEN
(Warga/anggota dari
suatu negara)
Warga negara
Petunjuk dari sebuah kota
Sesama warga negara, penduduk, orang setanah ai
Bawahan / kawula
HAK DANHAK DAN
KEWAJIBANKEWAJIBAN
ORANG YG BERADAORANG YG BERADA
DI WILAYAH NEGARADI WILAYAH NEGARA
Penduduk
Warga negara
Orang asing
Bukan
Penduduk
Warga negara (UUD 1945 psl 26) : dimaksudkan utk bangsa Indonesia asli & bangsa lain yg
disahkan UU Sbg WN. Dalam penjelasan dinyatakan bahwa orang2 bangsa lain, misal orng
peranakan Belanda, Cina, Arab dll yg bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sbg
Tanah Airnya & bersikap setia kpd Negara RI dpt mjd WN.
3. SEGALA JENIS HUBUNGAN DG SUATU NEGARA YG MENGAKIBATKAN ADANYA
KEWAJIBAN NEGARA UNTUK MELINDUNGI ORANG YANG BERSANGKUTAN
YURIDIS
Ditandai dg ikatan
hukum antara orang2
dg negara
Mengakibatkan
hukum tertentu yaitu org
tersebut di bawah
kekuasaan negara yg
bersangkutan
Msl : Akta kelahiran
dll
YURIDIS & SOSIOLOGIS
SOSIOLOGIS
Tidak ditandai dg
ikatan hukum tetapi
ikatan emosional.
Ikatan ini lahir dr
penghayatan warga
negara yg
bersangkutan
Contoh : Ikatan
perasaan, keturunan,
nasib, sejarah & tanah
air.
FORMIL & MATERIIL
FORMIL
Menunjuk pd tempat
kewarganegaraan
Dlm sistem hukum,
berada pd hkm publik.
MATERIIL
Menunjuk pada
akibat hkm dr status
kewarganegaraan.
Adanya hak &
kewajiban WN
Contoh : Ikatan
perasaan, keturunan,
nasib, sejarah & tanah
air.
4. PENENTUANPENENTUAN
WARGAWARGA
NEGARANEGARA
KELAHIRANKELAHIRAN
1. IUS SOLI : KEWARGANEGARAAN YG BERDASARKAN
TEMPAT / DAERAH KELAHIRAN
2. IUS SANGUINES : KEWARGANEGARAAN
YG BERDASARKAN DARAH / KETURUNAN
PERKAWINANPERKAWINAN
1. PERSAMAAN HKM : BAHWA SUAMI ISTRI ADLH IKATAN YG
TDK TERPECAH SBG INTI DR MASY. SUAMI ISTRI
DIUSAHAKAN MPY KEWARGANEGARAN SAMA
2. PERSAMAAN DERAJAT : BAHWA SUATU
PERKAWINAN TDK SEBABKAN
PERUBAHAN STATUS
KEWARGANEGARAAN SUAMI ISTRI.
MRK MPY HAK SAMA DLM MENENTUKAN
KWN
PROBLEM
1.APATRIDE : TIDAK MEMILIKI KEWARGANEGARAAN
2.BIPATRIDE : KEWARGANEGARAAN GANDA
3.MULTIPATRIDE : MEMILIKI LEBIH DARI 2 KEWARGANEGARAAN
5. UUD 1945 BAB X (PSL 26)UUD 1945 BAB X (PSL 26)
1.YANG MENJADI WARGA NEGARA IALAH ORANG-ORANG BANGSA NDONESIA ASLI DAN ORANG-ORANG
BANGSA LAIN YANG DISAHKAN DENGAN UNDANG-UNDANG SEBAGAI WARGA NEGARA.
2.PENDUDUK IALAH WARAGA NEGARA INDONESIA DAN ORANG ASING YANG BERTEMPAT TINGGAL DI
INDONESIA.
3.HAL-HAL MENGENAI WARGA NEGARA DAN PENDUDUK DIATUR DENGAN UNDANG-UNDANG.
WNI
ORANG2 BANGSA INDONESIA ASLI
ORANG2 BANGSA LAIN YANG DISAHKAN DG UU MJD WNI
INDISCHE STAATREGELINGINDISCHE STAATREGELING 1927 PSL 163 TTG PENDUDUK INDONESIA1927 PSL 163 TTG PENDUDUK INDONESIA
1.1. GOLONGAN EROPA ( BANGSA BELANDA, BUKAN BANGSA BELANDA TETAPI DR EROPA, ORGGOLONGAN EROPA ( BANGSA BELANDA, BUKAN BANGSA BELANDA TETAPI DR EROPA, ORG
BANGSA LAIN YG HUKUM KELUARGANYA = GOL EROPABANGSA LAIN YG HUKUM KELUARGANYA = GOL EROPA
2.2. GOL. TIMUR ASING ( T5IONGHOA, TIMUR ASING BUKAN CINA )GOL. TIMUR ASING ( T5IONGHOA, TIMUR ASING BUKAN CINA )
3.3. GOL BUMIPUTRA / PRIBUMI ( ORG INDONESIA ASLI & KETURUNANNYA, ORG LAIN YGGOL BUMIPUTRA / PRIBUMI ( ORG INDONESIA ASLI & KETURUNANNYA, ORG LAIN YG
MENYESUAIKAN DIRI DG PERTAMA )MENYESUAIKAN DIRI DG PERTAMA )
6. Pada umumnya ada 2 kelompok warga negara :
WN yang memperoleh status ke-WN melalui stelsel pasif (operation of the law)
WN yang memperoleh status ke-WN melalui stelsel aktif (by registration)
Dalam penjelasan umum Undang-Undang No.62/1958 bahwa ada 7 cara memperoleh kewarganegaraan
Indonesia:
1.Karena kelahiran, surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh ke-WN Indonesia
karena
kelahiran adalah dengan Akta Kelahiran
2.Karena pengangkatan, surat bukti untuk mereka yang memperoleh ke-WN Indonesia karena
pengangkatan
adalah Kutipan Pernyataan Sah Buku Catatan Pengangkatan Anak Asing dari Peraturan Pemerintah No.
67/1958, sesuai dengan SEMK No. JB.3/2/25, butir 6, tanggal 5 Januari 1959
3.Karena dikabulkannya permohonan, surat bukti bagi mereka yang memperoleh status ke-WN karena
dikabulkannya permohonan adalah Petikan Keputusan Presiden tentang permohonan tesebut (tanpa
pengucapan sumpah dan janji setia)
4.Karena pewarganegaraan, surat bukti untuk mereka yang memperoleh status ke-WN Indonesia karena
pewarganegaraan adalah Petikan Keputusan Presiden tentang pewarganegaraan yang diberikan setelah
pemohon mengangkat sumpah dan janji setia
5.Karena perkawinan
6.Karena turut ayah atau ibu
7. 1.Setiap orang yg berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian pemerintah republik indonesia dg negara lain sebelum
undang-undang ini berlaku sudah menjadi warga negara indonesia;
2.Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga negara
indonesia;
3.Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
indonesia dan ibu warga negara asing;
4.Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing
dan ibu warga negara indonesia;
5.Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara
asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
6.Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara indonesia;
7.Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
indonesia;
8. 8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara asing yang diakui oleh seorang ayah warga negara indonesia
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin;
9. Anak yang lahir di wilayah negara republik indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara republik
indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
11. Anak yang lahir di wilayah negara republik indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya;
12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara republik indonesia dari
seorang ayah dan ibu warga negara indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
9. PEWARGANEGARAA
N
1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di
wilayah negara republik indonesia paling singkat 5 (lima) tahun
berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-
turut;
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengikuti dasar negara pancasila
dan undang- undang dasar negara republik indonesia tahun 1945;
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan republik indonesia,
tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
8. Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara
10. ASAS-ASAS TTG
KEWARGANEGARAAN RI
(UU NO. 12 TAHUN 2006)
1. Asas Ius Soli (Low of The Soli) Adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
negara tempat kelahiran.
2. Asas Ius Sanguinis ( Law of The Blood) Adalah
penentuan kewarganegaraan berdasarkan
keturunan/pertalian darah. Artinya penentuan
kewarganegaraan berdasarkan kewarganegaraan orang
tuanya bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
3. Asas Kewarganegaraan Tunggal Adalah asas yang
menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
4. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas Adalah asas
menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak
sesuai gengan ketentuan yang diatur dalam undang-
undang ini.
11. KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan
orang yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu;
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonan
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau
sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri dan dengan dinyatakan
hilang Kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan;
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari
Presiden;
5. Secara sukarela masuk dalam dinas tentara asing, yang jabatan dalam
dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
12. 1. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia
kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;
2. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang
bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
3. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara
asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda
kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya; atau
4. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama
5 (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara,
tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan
keinginannya untuk tetap menjadi WNI sebelum jangka waktu 5
(lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang
bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi
WNI kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan
Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis
kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan..
13. ( PSL 27 S/D 34 UUD ’45 )
Pasal 27
1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wadjib
mendjundjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada ketjualinya.
2. Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang lajak bagi kemanusiaan.
3. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pasal 28B
1.Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.
2. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C
1. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan uman manusia.
2. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
14. Pasal 28D
1. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
2. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
3. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
Pasal 28E
1. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkanya, serta berhak kembali.
2. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
3. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi denggan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.
Pasal 28G
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat menusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.
15. Pasal 28H
1. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
2. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan.
3. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabai.
4. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang oleh siapa pun.
Pasal 28I
1.Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut, adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apa pun.
2. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
3. Identitas budaya dan hak masyarakat dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban.
4. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggun jawab negara, terutama pemerintah.
16. Pasal 28J
1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud sematamata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokaratis.
Pasal 29
1. Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepertjajaannya itu.
Perubahan Pasal 30
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Repbulik Indonesia, sebagai kekuatan utama dan rakyat,
segabai kekuatan pendukung.
3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
17. Pasal 31
1. Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengadyaran.
2. Pemerintah mengusahakan dan menjelenggarakan satu sistim pengadyaran
nasional, yang diatur dengan undang-undang.
Pasal 32
Pemerintah memajukan kebudajaan nasional Indonesia.
Pasal 33
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.
2. Tjabang-tjabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasasi hadyat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3. Bumi dan air dn kekajaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara
18. UU NO 9 / 1998
(Ttg Kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum)
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berhak untuk:
a. mengeluarkan pikiran secara bebas;
b. memperoleh perlindungan hukum.
Pasal 6
Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk:
a. menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain;
b. menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum;
c. menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum; dan
e. menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
Pasal 7
Dalam pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum oleh warga negara. aparatur
pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
a. melindungi hak asasi manusia;
b. menghargai asas legalitas;
c. menghargai prinsip praduga tidak bersalah; dan
d. menyelenggarakan pengamanan.
Pasal 8
Masyarakat berhak berperan serta secara bertanggung jawab untuk berupaya agar
penyampaian pendapat di muka umum dapat berlangsung secara aman, tertib, dan
damai.
19. UU NO 20 / 2003UU NO 20 / 2003
TTG SISDIKNASTTG SISDIKNAS
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA, ORANG TUA, MASYARAKAT, DAN
PEMERINTAH
Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban Warga Negara
Pasal 5
(1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
(2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,
dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
(3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat
yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
(4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus.
(5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat.
Pasal 6
(1) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar.
(2) Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan
penyelenggaraan pendidikan.
20. Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Orang Tua
Pasal 7
(1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan
memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya.
(2) Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan
dasar kepada anaknya.
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban Masyarakat
Pasal 8
Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan evaluasi program pendidikan.
Pasal 9
Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Bagian Keempat
Hak dan Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pasal 10
Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu,
dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 11
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara tanpa diskriminasi.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai
dengan lima belas tahun.
21. BAB V
PESERTA DIDIK
Pasal 12
(1) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya
dan diajarkan oleh pendidik yang seagama;
b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya;
c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya;
d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya;
e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain
yang setara;
f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang
ditetapkan.
(2) Setiap peserta didik berkewajiban:
a. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan
proses dan keberhasilan pendidikan;
b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi
peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan
yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(4) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.