3. APA ITU
NYERI ??
menurut International
Association for Study of
Pain (IASP), nyeri adalah
merupakan pengalaman
sensoris subyektif dan
emosional yang tidak
menyenangkan yang
didapat terkait dengan
kerusakan jaringan yang
nyata, berpotensi rusak,
atau menggambarkan
kondisi terjadinya
kerusakan.
4. Bagaimana Proses Terjadinya Nyeri ?
• Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung
saraf telanjang yang ditemukan hampir pada setiap
jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem
Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem Serabut.
Sistem pertama terdiri dari serabut Aδ bermielin
halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan kecepatan
hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua terdiri dari
serabut C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2
µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik.
• Serabut Aδ berperan dalam menghantarkan "Nyeri
cepat" dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas,
tajam dan terlokalisasi, sedangkan serabut C
menghantarkan "nyeri Lambat" dan menghasilkan
persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan
tidak enak.
• Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis
serabut nyeri berakhir pada neuron traktus
spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke
atas melalui traktus ini ke nukleus posteromidal
ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini
impuls diteruskan ke gyrus post sentral dari
korteks otak.
5. TIPE NYERI
1. Berdasarkan sumbernya
a. Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri
yang mengenai kulit/ jaringan subkutan.
Biasanya bersifat burning (seperti
terbakar)
b. Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu
nyeri yang muncul dari ligament, pemb.
Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar
& lbh lama drpd cutaneus
c. Visceral (pada organ dalam),
stimulasi reseptor nyeri dlm rongga
abdomen, cranium dan thorak. Biasanya
terjadi karena spasme otot, iskemia,
regangan jaringan
2. Berdasarkan lokalisasi/letak
a. Radiating pain
Nyeri menyebar dr sumber nyeri ke jaringan
di dekatnya
b. Referred pain
Nyeri dirasakan pd bagian tubuh tertentu yg
diperkirakan berasal dr jaringan penyebab
c. Intractable pain
Nyeri yg sangat susah dihilangkan (ex: nyeri
kanker maligna)
d. Phantom pain
Sensasi nyeri dirasakan pd bag. Tubuh yg
hilang
e. Berdasarkan penyebab:
Fisik
Psycogenic
Biasanya nyeri terjadi karena perpaduan 2
sebab tersebut
f. Menurut Serangannya
Nyeri akut
Nyeri kronik
6. SKALA KETERANGAN NYERI
10 - Tipe nyeri sangat berat.
7 s/d 9 - Tipe nyeri berat.
4 s/d 6 - Tipe nyeri sedang.
1 s/d 3 - Tipe nyeri ringan
7. RESPON NYERI
Ada beberapa respon yang dialami penderita setelah merasakan sakitnya nyeri :
Responfisiologis terhadap nyeri
1. Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial)
a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
b) Peningkatan heart rate
c) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
d) Peningkatan nilai gula darah
e) Diaphoresis
f) Peningkatan kekuatan otot
g) Dilatasi pupil
h) Penurunan motilitas GI
2. Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
a) Muka pucat
b) Otot mengeras
c) Penurunan HR dan BP
d) Nafas cepat dan irregular
e) Nausea dan vomitus
f) Kelelahan dan keletihan
8. Respon tingkah laku terhadap nyeri
Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:
1) Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis,
Sesak Nafas, Mendengkur)
2) Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi,
Menggigit bibir)
3) Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi,
Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari &
tangan
4) Kontak dengan orang lain/interaksi sosial
(Menghindari percakapan, Menghindari kontak
sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd
aktivitas menghilangkan nyeri)
ama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri
dapat menyebabkan keletihan dan membuat
individu terlalu letih untuk merintih atau
menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan
nyeri hebat. Pasien dapat tampak rileks dan
terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir
dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri.
9. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara
individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa
yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana
bereaksi terhadap nyeri (Calvillo & Flaskerud, 1991).
d. Ansietas
e. Pengalaman masa lalu dengan nyeri
f. Efek plasebo
Efek plasebo terjadi ketika seseorang berespon
terhadap pengobatan atau tindakan lain karena
sesuatu harapan bahwa pengobatan tersebut benar
benar bekerja.
g. Keluarga dan Support Sosial
h. Pola koping
10. ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI
PROSES KEPERAWATAN
• Pengkajian nyeri yang factual dan akurat dibutuhkan untuk:
1. Menetapkan data dasar
2. Menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat
3. Menyeleksi terapi yang cocok
4. Mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang diberikan
Hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:
• Ekspresi klien terhadap nyeri Banyak klien tidak melaporkan/mendiskusikan kondisi
ketidaknyamanan.
• Klasifikasi pengalaman nyeri Perawat mengkaji apakah nyeri yang dirasakan klien akut
atau kronik.
• Karakteristik nyeri :
1. Onset dan durasi
2. Lokasi
3. Keparahan
4. Skala nyeri
11. Diagnosa
• Nyeri kronik berhubungan dengan proses keganasan jaringan parut . control nyeri
yang tidak adekuat Cemas berhubungan dengan nyeri yang dirasakan Nyeri akut
berhubungan dengan fraktur panggul Koping individu tidak efektif berhubungan
dengan nyeri kronik Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
musculoskeletal Resiko injuri berhubungan dengan kekurangan persepsi terhadap
nyeri Ansietas yang berhubungan dengan nyeri yang tidak hilang. Defisit perawatan
diri yang berhubungan dengan nyeri musculoskeletal Disfungsi seksual yang
berhubungan dengan nyeri arthritis panggul.
Perencanaan
1. Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yang menambah nyeri
2. Menggunakan berbagai tehnik noninvasif untuk memodifikasi nyeri yang dialami
3. Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal, seperti
memberikan analgesik sesuai dengan program yang ditentukan.
12. Implementasi
1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri
2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik
seperti : Tehnik latihan pengalihan
3. Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu
atau memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan
persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri.
4. Pemberian stimulator listrik , yaitu dengan memblok atau
mengubah stimulus nyeri engan stimulus yang kurang dirasakan.
13. KESIMPULAN
• Nyeri mempengaruhi proses kenyaman di mana
nyeri dapat menimbulkan ketidaknyamanan
pada seorang individu, karena nyeri merupakan
sensori subyektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial,
atau menggambarkan kondisi terjadi. Nyeri
merupakan campuran reaksi fisik , emosi , dan
perilaku . cara yang baik untuk memahami
pengalaman nyeri , akan membantu
menjelaskan tiga komponen fisiologis