Kisah seorang ibu penjual tempe yang kehabisan stok tempe jadi. Ia berdoa kepada Allah agar kacangnya menjadi tempe. Meski berulang kali dicek, tempe itu tak kunjung jadi. Ia mulai putus asa. Namun kemudian datang seorang pembeli yang ternyata mencari tempe setengah jadi untuk dibawa ke Australia. Akhirnya terungkap bahwa takdir Allah lebih baik dari yang dipikirkan.
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kisah seorang penjual tempe
1. KISAH SEORANG PENJUAL TEMPE (Sebuah Kisah
Inspiratif)
Di Karangayu, sebuahdesa di Kendal, Jawa Tengah, hiduplahseorangibu penjualtempe. Tak
ada pekerjaan lain yangn dapat dia lalukansebagai penyambunghidup. Meski demikian,
nyaris tak pernah lahir keluhandari bibirnya. Ia jalani hidup denganriang.”Jika tempe ini
yang nanti mengantarkuke surga,kenapaaku harusmenyesalinya…” demikian dia selalu
memaknai hidupnya.
Suatupagi, setelahsalat subuh,dia pun berkemas. Mengambilkeranjang bambu tempat
tempe, dia berjalan ke dapur.Diambilnya tempe-tempe yang dia letakkandi atasmeja
panjang. Tapi, deg! dadanyagemuruh.Tempe yang akan dia jual, ternyata belumjadi. Masih
berupa kacang,sebagian berderai, belum disatukanikatan-ikatan putihkapas dari peragian.
Tempe itu masih harusmenunggusatuhari lagi untukjadi. Tubuhnyalemas. Dia bayangkan,
hari ini pasti tidak akanmendapatkanuanguntukmakan dan modal membeli kedelai yang
akan dia olah kembali menjadi tempe.
Di tengah putusasa,terbersit harapandi dadanya. Dia tahu,jika meminta kepada Allah,pasti
tak akan ada yang mustahil.Maka, di tengadahkankepala,dia angkattangan,dia baca doa.
“Ya Allah,Engkau tahukesulitanku.Akutahu Engkaupasti menyayangi hamba-Muyang hina
ini. Bantulahaku ya Allah,jadikanlahkedelai ini menjadi tempe. Hanya kepada-Mu
kuserahkannasibku…”
Dalam hati, dia yakin, Allahakan mengabulkandoanya.Dengan tenang,dia tekan dan
mampatkandaun pembungkustempe. Dia rasakanhangatyang menjalari daun itu. Proses
peragian memang masih berlangsung.Dadanyagemuruh.Dan pelan, dia bukadaun
pembungkustempe.
Dan… dia kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah.Kacangnya belum semua menyatu
oleh kapas-kapasragi putih. Tapi, denganmemaksa senyum, dia berdiri. Dia yakin, Allahpasti
sedang“memproses” doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi. Dia yakin, Allahtidak akan
menyengsarakanhambanya yang setia beribadah seperti dia. Sambil meletakkansemua
tempe setengahjadi itu ke dalamkeranjang, dia berdoa lagi. Ya Allah,aku tahutak pernah
ada yang mustahilbagi-Mu. Engkaumaha tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukanselain
berjualantempe. Karena itu ya Allah, jadikanlah.Bantulahaku, kabulkandoaku…
Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar,dia buka lagi daunpembungkustempe.
Pasti telah jadi sekarang,batinnya. Dengan berdebar,dia intip dari daunitu, dan… belum
jadi. Kacang itu belum sepenuhnyamemutih. Tak ada perubahanapapun atas ragiankacang
tersebut.Keajaiban Tuhanakan datang…pasti, yakinnya.
2. Dia pun berjalanke pasar.Di sepanjangperjalananitu, dia yakin, “tangan”Tuhan tengah
bekerja untukmematangkanprosesperagian atastempe-tempenya. Berkali-kali dia dia
memanjatkan doa… berkali-kali dia yakinkan diri, Allahpasti mengabulkandoanya.
Sampai di pasar,di tempat dia biasa berjualan,dia letakkankeranjang-keranjangitu.“Pasti
sekarangtelah jadi tempe!” batinnya.
Dengan berdebar, dia buka daunpembungkustempe itu, pelan-pelan.Dan… dia terlonjak.
Tempe itu masih tak ada perubahan.Masihsama seperti ketika pertama kali dia bukadi
dapurtadi. Kecewa, air mata menitik di keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan?
Kenapa tempe ini tidak jadi? Kenapa Tuhanbegitu tidak adil? Apakah Dia ingin aku
menderita? Apa salahku?Demikian batinnya berkecamuk.
Dengan lemas, dia gelar tempe-tempe setengahjadi itu di atas plastikyang telahdia
sediakan. Tangannyalemas, tak ada keyakinan akan ada yang mau membeli tempenya itu.
Dan dia tiba-tiba merasa lapar…merasasendirian. Tuhan telahmeninggalkanaku,
batinnya. Airmatanya kian menitik. Terbayang esok dia tak dapat berjualan…esok dia pun
tak akan dapatmakan.
Dilihatnya kesibukanpasar, orangyang lalulalang,dan “teman-temannya” sesama penjual
tempe di sisi kanan dagangannyayangmulai berkemas. Dianggukinya mereka yang pamit,
karena tempenya telah laku.Kesedihannya mulai memuncak.
Diingatnya, tak pernahdia mengalami kejadian ini. Tak pernahtempenya tak jadi. Tangisnya
kian keras. Dia merasa cobaan itu terasa berat…
Tiba-tiba sebuahtepukanmenyinggahi pundaknya.Dia memalingkan wajah, seorang
perempuan cantik, paro baya, tengah tersenyum,memandangnya. Maaf Ibu, apa ibu punya
tempe yang setengahjadi? Capek saya sejak pagi mencari-cari di pasarini, tak ada yang
menjualnya. Ibu punya? Penjual tempe itu bengong.Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat.
Tanpa menjawab pertanyaansi ibu cantik tadi, dia cepat menengadahkantangan.YaAllah,
saat ini akutidak ingin tempe itu jadi. Janganengkaukabulkandoakuyang tadi. Biarkan
sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe…
Lalusegera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu,dia letakkan lagi. jangan-jangan,
sekarangsudahjadi tempe…
Bagaimana Bu? Apa ibu menjual tempe setengah jadi? tanya perempuan itu lagi. Kepanikan
melandanya lagi. “Duh Gusti… bagaimanaini? Tolonglahya Allah,jangan jadikan tempe ya?”
3. ucapnya berkali-kali. Dan dengan gemetar, dia buka pelan-pelandaunpembungkustempe
itu. Dan apa yang dia lihat, pembaca?? Di balik daunyang hangatitu, dia lihat tempe yang
masih sama. Belum jadi!
“Alhamdulillah!”pekiknya, tanpasadar. Segera dia angsurkantempeitu kepadasi pembeli.
Sembari membungkus,dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. “Kok Ibu aneh ya, mencari
tempe kok yang belum jadi?”
Ooh, bukan begitu, Bu. Anak saya yang kuliah di Australiaingin sekali makan tempe, asli
buatansini. Nah, agarbisa sampai sana belumbusuk, saya pun mencari tempe yang belum
jadi. Jadi saat saya bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Oh ya, jadi semuanya
berapa, Bu?
Kisah yang biasa bukan,dalam kehidupan sehari-hari,kita acap berdoa dan “memaksakan”
Allahmemberikan apa yang menurutkita paling cocok untukkita. Dan jika doa kita tidak
dikabulkan,kita merasa diabaikan, merasa kecewa. PadahalAllah palingtahu apa yang
paling cocok untukkita. Bahwa semua rencananya adalahsangatsempurna.
Kisah sederhanayang menarik, karena seringkalikita punmengalami hal yg serupa.Di saat
kita tidak memahami ada hikmah di balik semua skenario yg AllahSWT takdirkan.
“Boleh jadi kamu membencisesuatu, padahalia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukaisesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,sedang kamu
tidak mengetahui”(QS. Al Baqarah216)