SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 83
BAB I
MANUSIA DAN AGAMA
A. HAKIKAT MANUSIA
1. Berbagai pandangan tentang manusia :
Dalam pandangan teori kognitif bahwa manusia adalah homo sapiens yaitu
makhluk berpikir. Tidak lagi manusia dipandang sebagai makhluk yang
melakukan reaksi terhadap lingkungannya secara pasif. Akan tetapi
merupakan makhluk yang berusaha memahami lingkungan dan makhluk
yang selalu berpikir. Di dalam al-qur’an banyak ayat yang mendorong
manusia untuk menggunakan akalnya dalam memahami alam, seperti afala
ta’qilun, afala tatafakkarun.
Manusia dalam pandangan teori behaviorisme adalah makhluk homo
mechanicu (manusia mesin). Aliran ini berpendapat bahwa segala tingkah
laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap
lingkungannya, tidak disebabkan oleh aspek rasional dan emosional.
Filosof Immanuel Kant menempatkan manusia pada tiga wujud : wujud
epistimologis yaitu apa yang mesti ia kenal, wujud etis yaitu apa yang
mesti ia lakukan dan wujud religius yaitu apa yang mesti ia harapkan.
Dalam pandangan Soren Kierkegaard bahwa manusia sebagai makhluk
memerlukan tiga kelengkapan hidup yaitu estetis. Dengan kemampuan estetis
itu manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang
mengagumkan serta mengungkapkannya kembali melalui lukisan yang indah,
tarian yang mempesona. Kemudian kelengkapan etis. Dengan kelengkapan
etis manusia mampu meningkatkan estetis secara sempurna kearah yang
lebih manusiawi dan bertanggungjawab. Sedangkan kelengkapan religius
mengantarkan manusia mengenal yang transendental sehingga menusia
menyadari perlunya pendekatan kepada Tuhan yang semakin menuju
kesempurnaan yang akan melepaskan dirinya dari rasa kekuatiran.(Syamlan
Sulaiman, 1988 : 15).
Karl Marx berpandangan bahwa manusia adalah makhluk Homo faber yaitu
makhluk pekerja. Manusia bekerja memproduksi bahan alami menjadi
bahan yang ekonomis yang dipergunakannya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Maka untuk itu ia harus bekerja.
Dalam pandangan Aristotles bahwa manusia disebutnya sebagai Homo
Socius yaitu makhluk sosial. Karena manusia mempunyai kodrat untuk hidup
bermasyarakat.
Page 1
Dalam al-Qur’an disebut dengan hablum minannas hubungan manusia
dengan sesama manusia.
membentuk
Dalam pandangan Islam manusia dalah makhkuk ciptaan Allah yang terdiri dari
tubuh atau jasad dan ruh. Kedua insur ini senyawa, sehingga terwujud proses dan
mekanisme hidup. Terputusnya dua unsur ini berarti terjadinya kematian.
Dalam pandangan al-Qur‟an manusia disebut dengan berbagai aspek (Dep.Agama ,
2001 : 13) yaitu :
Dari aspek historis penciptaannya manusia disebut Bani Adam (Q. S Al-A‟araf :
31), dari aspek biologis kemanusiaannya disebut dengan Basyar yang
menggambarkan sifat kimia-biologisnya (Q.S Al-Mukminun : 33), dari aspek
kecerdasannya disebut dengan insan yaitu makhluk terbaik dengan kemampuan
akal menyerap ilmu pengetahuan (Q. S-Rahman : 3-4), dari segi sosiologisnya
disebut dengan istilah annas yang menunjukkan sifat manusia yang berkelompok
sesama jenisnya (Q.S Al-Baqarah : 21), dari segi posisinya manusia
disebut abdun yang menunjukkan kedudukannya sebagai hamba Allah yang harus
patuh, tunduk dan merendahkan diri dihadapan Allah yang menciptanya (Q. S
Saba‟ : 9).
Dalam pandangan Islam manusia memiliki kelebihan dan kelemahan.
Adapun kelebihan manusia adalah : Manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaikbaiknya (Q.S 95:4), manusia dimuliakan Allah (17: 70), manusia mempunyai akal
dan ilmu pengetahuan (Q.S 2:31), manusia memiliki fungsi ibadah dan khalifah
(Q.S 51: 56), manusia sebagai makhluk beragama (Q.S 30 : 30), manusia
mempunyai program hidup (Q.S 2 : 201), manusia memiliki kehendak dan harus
bertanggungjawab (Q.S 52: 21) dan manusia memiliki kesadaran moral (Q.S 91: 78).
Kelemahan manusia adalah : Manusia adalah makhluk lemah, suka berbuat aniaya
dan mengingkari nikmat (Q.S 14 : 34), manusia bersifat tergesa-gesa (Q.S 21 : 37),
manusia keluh kesah, kikir dan gelisah (Q.S 70:19-21) manusia suka melampaui
batas (Q.S 96:6)), manusia bersifat pelupa (Q.S 2 :44), manusia cenderung
menuruti nafsu (Q.S 3: 14), manusia bersifat merugi (Q.S 103 :1), manusia suka
bermegah-megah (Q.S 102 :1 ), manusia suka berbantah-bantah(Q.S 102 :1
),manusia bersifat zalim dan bodoh (Q.S 33 : 72).

Dalam pandangan Murtadho Muthahhari (1984 ) bahwa manusia adalah makhluk
serba dimensi yaitu :
Page 2
a. Dimensi biologis. Secara fisik manusia memerlukan makan, minum, istirahat
dan menikah supaya manusia hidup tumbuh berkembang.
b. Dimensi etik. Manusia mempunyai sejumlah emosi yang bersifat etis yaitu ingin
memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian.
c. Dimensi Aestetika. Manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan.
d. Dimensi ketuhanan. Manusia mempunyai dorongan untuk menyembah
Tuhan(Q.S Al-A‟raf).
e. Dimensi potensial. Manusia memiliki kemampuan dan kekuatan berlipat ganda,
karena ia dikarunia akal dan kehendak bebas sehingga ia mampu menahan hawa
nafsu dan dapat menciptakan keseimbangan dalam hidupnya.
f. Dimensi pengenalan diri. Manusia mempunyai kemampuan mengenal dirinya
sendiri. Jika ia sudah mengenal dirinya, ia akan mencari dan ingin mengetahui
siapa penciptanya, mengapa ia diciptakan, dari apa ia diciptakan, bagaimana proses
penciptaannya dan untuk apa ia diciptakan ? (Man arafa nafsahu faqad arafa
rabbahu)
B. Fungsi manusia
Ada 4 fungsi manusia yaitu :
1. Fungsi manusia terhadap pribadi yaitu memenuhi kebutuhan jasmani dan ruhani
secara menyeluruh dan seimbang agar keutuhan pribadinya terjaga.
2. Fungsi manusia terhadap masyarakat yaitu memberikan pelayanan–pelayanan
fisik maupun moral seperti membantu orang lain baik berupa fisik maupun non
fisik.
3. Fungsi manusia terhadap alam yaitu memanfa‟atkan potensi alam untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia dan memelihara kelestariannhya agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup manusia sepanjang masa.
4. Fungsi manusia terhadap Allah SWT yaitu melakukan ibadah dengan sebaikbaiknya secara benar menurut tuntunan syariat Islam. (Q.S Adz-Dzariat: 56).
C. Peranan Agama Bagi Manusia
1. Agama sebagai dinamisator.
Agama berperan sebagai dinamisator artinya bahwa dengan agama mampu menggerakkan
umat untuk melakukan sesuatu perbuatan baik yang dilakukan secara terus-menerus. Karena
Page 3
agama memberikan jaminan bahwa apa yang diperbuat itu jika merupakan suatu kebaikan,
maka akibat dari perbuatan baik itu akan kembali kepada pelaku. Dengan dengan dinamisasi
kehidupan umat akan semakin menjadi produktif.
2. Agama sebagai Stabilisator
Agama berperan sebagai stabilisator artinya bahwa agama mampu menstabilkan
suatu keadaan yang mengalami ketidak pastian disebabkan oleh berbagai hal. Karena
agama merupakan ajaran yang penuh kedamaian, kesejahteraan dan ketenteraman.
Termasuk bagaimana agama mampu memberikan rasa aman dan ketenangan kepada
umatnya dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi ketidakpastian. Dalam Islam
terdapat konsep sabar yang dapat dijadikan sebagai penolong. Allah berfirman dalam alqur‟an” maka minta tolonglah dengan sabar dan shalat.
3. Agama sebagai Inspirator
Agama dapat menjadikan seorang muslim memperoleh berbagai inspirasi, sehingga ia menjadi
orang kreatif dan inovatif dengan berbagai karya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
4. Agama sebagai pencegah kemungkaran
Orang yang beragama akan mampu mengendalikan dirinya dari berbuat kemungkaran atau
kemaksiatan. Karena agama menuntut keta‟atan untuk melaksanakan berbagai kebaikan.
5. Agama menciptakan manusia kompetitif dan futuristik
Banyak ayat al-qur‟an yang mendorong manusia untuk mejadi orang yang kompetitif dalam
kebaikan
(Fastabiqul Khairat) dan agar mempersiapkan masa depan yang pasti (waltanzur maqaddamat
liqhad).
6. Agama menciptakan ketenangan jiwa manusia.
Agama sebagai pedoman hidup bagi manusia akan mengarahkan kemana manusia
menuju. Dengan demikian arah kehidupan manusia menjadi jelas dan pasti, sehingga ia
akan memerogramkan kegiatan untuk mengisi kehidupannya untuk mencapai tujuan
yang pasti. Hai orang yang beriman hendaklah setiap diri mempersiapkan hari esok (
Q.S Al-Hasyr)

Page 4
BAB II
KEIMANAN DAN KETAQWAAN
A. Pengertian
Aqidah berasal dari kata ‟aqada-ya‟qidu-‟aqidatan yang berati menghubungkan ujung yang
satu dengan ujung yang lainnya sehingga menjadi satu ikatan yang kuat dan suit dibuka
(Moh.Mansyur, 1997 : 17). Setelah terbentuk menjadi aqidatan (aqidah) blerarti kepercayaan
(keimanan) atau keyakinan.
Secara terminologi aqidah sebagaimana menurut Hasan Al-Banna adalah ‟Aqaid (bentuk
jama‟ dari ‟aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketenteraman jiwa, menjadi keyakina yang tidak tercampur sedikitpun dengan
keragu-raguan. Manurut Abu Bakar Al-Jazairi dalam Kitab aqidah al-Mukmin bahwa aqiqdah
adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah Berdasarkan dua pengertian
tersebut di atas dapat diketahu bahwa dalam memahami akidah harus secara tepat yaitu :
oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati dan
ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu (Dep.Agama, 2001 : 102).
Pertama : Setiap manusia mempunyai fitrah untuk mengakui kebenaran dengan potensi yang
ia miliki untuk mencari dan menguji suatu kebenaran yang dapat dilakukan melalui indra dan
akalnya. Sedangkan wahyu digunakan sebagai pedoman untuk menentukan mana yang baik
dan mana yang buruk. Menempatkan alat tersebut pada fungsi masing–masing untuk
mendapatkan kebenaran menjadi sangat penting. Allah mengeluarkan manusia dari perut
ibunya dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu, kemudian Dia memberi pendengaran,
penglihatan dan hati agar manusia bersyukur (Al-An‟am : 78).
(Dep.Agama, 2001 : 102).
Ruang lingkup akidah Islam
Ruang lingkup akidah Islam menurut Hasan Al-Banna mencakup pembahasan tentang :
1. yaitu pembahasaan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah (Tuhan),
seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat Allah, perbuatan (af‟al) Allah dan
sebagainya.
2. Ilahiyah Nubuwwah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan nabi, rasul, mengenai kitab-kitab Allah, mu‟jizat dan sebagainya.
3. Ruhaniyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik, seperti malaikat, jin, iblis, syaithan dan ruh.
4. Sam‟iyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya dapat diketahui
melaui sam‟i yakni dalil naqli yaitu al-Qur‟an dan As-Sunnah, seperti alam barzah,
azab kubur, akhirat dan sebagainya. (Dep.Agama, 2001 : 106).
Page 5
Aqidah dalam pengertian keimanan oleh Sayid Sabiq (1978 : ) 16-17mencakup pembahasan
tentang perkara berikut :
1. Ma‟rifat kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang mulia dan sifat-sifat-Nya yang
tinggi. Ma‟rifat dengan bukti-bukti wujud atau ada-Nya serta kenyataan sifat
keagungan-Nya dalam alam semesta ini.
2. Ma‟rifat dengan alam yang ada dibalik alam semesta ini yakni alam yang tidak dapat
dilihat. Demikian pula kekuatan-kekuatan kebaikan yang ada didalamnya yaitu yang
berbentuk malaikat. Demikian pula kekuatan jahat yang berbentuk iblis dan sekalian
tentaranya dari golongan syetan. Juga ma‟rifat dengan alam lain seperti jin dan ruh.
3. Ma‟rifat dengan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul yang dijadikan
batas untuk mengetahui antara yang hak dan bathil, yang baik dan yang buruk, yang
halal dan yang haram.
4. Ma‟rifat dengan nabi-nabi dan rasul-rasul Allah SWT yang dipilih-Nya untuk menjadi
pembimbing yang memberi petunjuk serta memimpin seluruh makhluk menuju kepada
yang benar.
5. Ma‟rifat dengan hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada sa‟at itu, seperti
kebangkitan dari kubur, memperoleh balasan pahala atau siksa, surga atau neraka.
6. Ma‟rifat kepada takdir (qadha‟ dan qadar) yang di atas landasannya itulah berjalannya
peraturan segala yang ada dialam semesta ini, baik dalam penciptaannya maupun cara
mengaturnya.
Untuk membahas akidah Islamiyah ini marilah kita mulai dengan memperhatikan hadits
Nabi riwayat Muslim dari Umar yang artinya : Iman itu adalah percaya kepada Allah,
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir dan percaya kepada qadar yang
baik dan buruk.
1.Iman kepada Allah
C. Ciri orang beriman
Ciri-ciri orang yang beriman sebagaimana digambarkan dalam al-Qur‟an dapat disarikan
sebagaiberikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Bergetar hatinya apabiala disebut nama Allah
Imannya makin bertambah apabila dibacakan ayat Al-qur‟an
Bertawakkal hanya kepada Allah
Orang yang mendirikan shalat
Orang yang menginfakkan rizki yang telah dikaruniakan Allah (Al-Anfal :2-3).
Orang yang khusu‟ dalam shalatnya
Orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak bermanfa‟at
Orang yang menunaikan zakat
Orang yang menjaga kemaluannya
Orang yang memelihara atau menepati amanat dan janji-janjinya
Page 6
11. Orang yang memelihara shalat-shalatnya (Al-Mukminun : 1-9)

D. Pengaruh Keimanan dalam kehidupan
Iman yang kuat dan tulus akan memberikan pengaruh positip dalam kehidupan sesorang
antara lain :
1. Kemerdekaan jiwa dari pengaruh orang lain
Keterikatan seseorang terhadap pengaruh atau kekuasaan orang lain menyebab ia tidak
bebas bergerak untuk mencapai kemajuan. Karena itulah orang beriman kepada Allah akan
melenyapkan keterikatannya pada kekuasaan orang lain yang dapat memerdekakan dirinya
untuk melakukan apa yang terbaik menurut tuntunan agama. Saya tidak berkuasa untuk
menarik kemanfa‟atan atau kemudaratan untuk diriku sendiri, kecuali apa yang telah
dikehendaki Allah SWT (Al-A‟raf : 188).
2.
3.
4.
5.
6.

Menimbulkan jiwa keberanian untuk membela kebenaran
Menimbulkan keyakinan kuat bahwa Allah sebagai pemberi rizki
Melahirkan jiwa yang tenteram dan hati yang tenang
Kehidupan yang baik dunia maupun akherat. ( Sayid Sabiq, 1978 :135)
Iman memberikan keberuntungan
Orang yang beriman adalah orang beruntung dalam kehidupannya karena ia selalu
mengikuti petunjuk dan bimbingan Allah untuk mencapai tujuan hidup yang hakiki.
Mereka itulah orang yang tetap mendapat petunjuk dan orang –orang yang beruntung
(Q.S Al-Baqarah : 5).
7. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
Konsekuen dalam melaksanakan perintah dan meninggalkan larang Allah merupakan
wujud dari pengaruh iman seseorang. Karena Iman memang menuntut sikap yang
konsisten terhadap apa yang telah diikrarkan sebagai pernyataan pengakuan Allah
sebagai Tuhan. Karena itu pula seorang muslim melaksanakan amal perbuatan baik
tanpa mengharap, kecuali hanya keredhaan Allah sebagai perwujudan keikhlasan.
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan
semesta alam (Al-An‟am : 162).
8. Orang yang beriman akan merasa selalu hidup bersama para nabi dan orang–orang
yang shaleh dalam segala zaman (An-Nisa : 69).
9. Keimanan seseorang akan membebaskan dirinya dari keraguan dalam menghadapi
kehidupan. orang beriman menampakkan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai
tujuan (Al-Fath : 4).
10. Iman menimbulkan perasaan aman dan tidak khawatir terhadap akan datangnya
kematian. Karena kematian adalah suatu kepastian. Kematian yang kamu
menghindarkan diri darinya, sesungguhnya akan menemui kamu juga (Al-Jum‟ah : 8)

Page 7
E. Pengertian dan Fungsi Taqwa
Secara etimologi taqwa berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah yang berarti takut,
menjaga, memelihara dan melindungi. Dan takutlah (peliharalah) dirimu dari api neraka
yang disediakan untuk orang-orang kafir (Ali-Imran :131).
Menurut penelitian Al-Muqaddis sebagaimana dikutip M. Daud Ali (2000: 361)
bahwa didalam Al-Qur‟an terdapat 256 kata taqwa pada 251 ayat dalam berbagai
hubungan dan variasi makna.
Secara terminologi taqwa menurut H.Agussalim adalah sikap mental seseorang
yang selalu waspada terhadap sesuatu dalam upaya memelihara dirinya dari noda dan
dosa,selalu melakukan perbuatan–perbuatan baik dan benar menghindari berbuat salah
dan menghindari melakukan kejahatan terhadap diri sendiri,orang lain dan lingkungannya
(Sidi Gazalba, 1976 : 46).
Dengan demikian secara sederhana taqwa dapat diartikan adalah memelihara atau
menjaga diri dari siksa dan murka Allah dengan melaksanakan semua perintah-Nya
(berta‟at kepada-Nya) dan meninggalkan semua larangan-Nya baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat maupun dalam bernegara.
F. Karakteristik orang bertaqwa
Karakteristik orang yang bertaqwa ini dijelaskan dalam al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 1-5
dan 177 :
1. Beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab dan para nabi
Karakteristik ini melahirkan indikator bahwa orang yang bertaqwa itu mampu
memelihara fitrah iman.
2. Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, oranghorang yang terputus bekal diperjalanan ,orang-orang yang meminta-minta, orang-orang
yang tidak mampu memenuhi kewajibannya dan orang-orang memerdekaan hamba
sahaya. Karakteristik ini melahirkan indikator bahwa orang yang bertaqwa itu
mencintai sesama manusia yang diwujudkan dengan kesanggupan mengorbankan harta
yang dicintainya.
3. Mendirikan shalat untuk memelihara hablum minallah dan membayar zakat untuk
memelihara hablum minannas. Karakteristik ini melahirkan indikator kemampuan
memelihara ibadah formal.
4. Menepati janji yang dapat diartikan dengan memelihara kehormatan diri.
5. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan pada waktu perang atau dalam pengertian lain
mempunyai semangat perjuangan..
Berdasarkan karakteristik ini maka dapat dikelompokkan dalam dua kecenderungan sikap
yaitu :
Page 8
Pertama: Sikap konsisten memelihara hubungan secara vertikal dengan Allah SWT yang
diwujudkan melalui iktiqad dan keyakinan yang lurus, ketulusan dalam menjalankan ibadah
dan kepatuhan terhadap ketentuan dan aturan Allah SWT
Kedua: Memelihara hubungan secara horizontal yakni cinta dan kasih sayang kepada sesama
umat manusia yang diwujudkan dalam segala tindakan kebajikan (Dep.Agama RI,2001 :180181).
G. Implikasi orang bertaqwa dalam kehidupan
Dalam memelihara hubungan dengan Allah SWT adalah :
1. Beriman kepada-Nya dengan setulus hati dan sepenuh jiwa
2. Beribadah kepada-Nya dengan jalan melaksanakan shalat lima waktu, membayar
zakat, berpuasa Ramadhan dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.
1. 3.Selalu berdo‟a kepada-Nya untuk keselamatan dalam menjalankan tugas didunia dan
keselamatan diakhirat.
2. 4.Selau mohon ampun atas segala dosa akibat kesalahan terhadap larangan Allah dan
bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan kedua sebagai wujud kesadaran bahwa
kesalahan itu tidak perlu diulangi.
6. Mensyukuri nikma-Nya dengan cara menerima, mengurus dan memanfa‟atkan semua
pemberian Allah dalam beribadah kepada-Nya.
7. Sabar menghadapi musibah, tidak putus asa karena musibah merupakan cobaan iman
seseorang dan sabar dalam menjalankan kehidupan yang penuh tantangan.
H. Fungsi Taqwa dalam kehidupan
Fungsi taqwa berarti manfa‟at atau kegunaan taqwa bagi seorang mukmin dalam
kehidupannya. Taqwa bagi soerang muslim adalah :

1.
2.

Taqwa berfungsi untuk memperoleh jalan keluar dari kesulitan.(At-Thalaq : 2).

3.

Taqwa berfungsi untuk memperoleh cara dalam menyelesaikan kesulitan dalam urusan
kehidupan ( At-Thalaq : 4).

4.

Taqwa berfungsi untuk menghapus kesalahan-kesalahan manusia muslim dan
melipatgandakan pahala baginya (At-Thalaq : 5).

5.

Taqwa berfungsi untuk memperoleh pahala yang dilipatgandakan Allah baginya ( AtThalaq : 5)

6.

Taqwa sebagai predikat muslim untuk memperoleh kemuliaan disisi Allah SWT ( AlHujurat : 13).

7.

Taqwa berfungsi untuk memperoleh surga yang dijanjikan Allah yang didalamnya ada
sungai-sungai yang airnya tidak berubah, sungai-sungai dari air susu yang tidak

Taqwa berfungsi sebagai cara untuk memperoleh rizki dari jalan yang tidak diduga
(At-Thalaq : 3).

Page 9
berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang segar bagi orang yang meminumnya
dan sungai-sungai dari madu yang telah disaring (Muhammad : 15).

BAB III
DEMOKRASI

1. Pengertian demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” yang berarti rakyat dan
“kratos/kratein” yang berarti kekuasaan. Dengan demikian pengertian demokrasi adalah
“rakyat berkuasa” atau kekuasaan ada di tangan rakyat. Demokrasi adalah gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi semua warga negara (KBBI, 1989 : 195). Menurut Abraham Lincoln, demokrasi
adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dengan
demikian secara singkat demokrasi adalah pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh
rakyat dan untuk rakyat.
2. Demokrasi Dalam Perspektif UUD 1945
Menurut Hasil Seminar Angkatan Darat II Agustus 1966 (Kaelan, 2002: 29) adalah:
a. Bidang Politik dan Konstitusional
Demokrasi Indonesia yang dimaksud dalam UUD 1945 berarti menegakkan kembali azasazas negara hukum, sehingga warganegara merasakan kepastian hukum, hak-hak azasi
manusia baik dalam aspek kolektif maupun dalam aspek perseorangan yang terjamin dan
penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara konstitusional. Dalam kaitan ini
diusahakan agar lembaga-lembaga dan tata kerja Orde Baru dilepaskan dari ikatan pribadi
dan lebih diperlembagakan.
b. Bidang Ekonomi
Demokrasi ekonomi sesuai dengan azas-azas yang menjiwai ketentuan-ketentuan mengenai
ekonomi dalam UUD 1945 yang hakekatnya adalah kehidupan yang layak bagi semua
warganegara yang mencakup antara lain: pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan
kekayaan dan keuangan negara, koperasi, pengakuan atas hak milik perseorangan dan
kepastian hukum dalam penggunaannya serta peranan pemerintah yang bersifat pembinaan,
penunjuk jalan serta pelindung.

Page 10
Sedangkan menurut hasil Munas Persahi pada Desember 1966, bahwa azas negara hukum
Pancasila mengandung prinsip (Kaelan, 2002: 29) yakni: (1).Pengakuan dan perlindungan
hak azasi yang mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi,
kultural dan pendidikan (2). Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh
oleh sesuatu kekuasaan / kekuatan apapun (3). Jaminan kepastian hukum dalam semua
persoalan. Kepastian hukum yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami,
dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya. Menurut hasil Simposium Hak
Azasi Manusia pada Juni 1967 bahwa predikat yang akan diberikan kepada demokrasi
Indonesia haruslah demokrasi yang bertanggung jawab, artinya demokrasi yang dijiwai
oleh rasa tanggungjawab terhadap Tuhan dan sesama manusia.
Demokrasi berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah suatu negara. Oleh karena itu
Komisi Internasional Ahli Hukum pada Konferensi di Bangkok tahun 1965 merumuskan
syarat-syarat dasar penyelenggaraan pemerintah yang demokratis dibawah Rule of
Law sebagai berikut :
(1).Perlindungan konstitusional yang menjamin hak-hak individu dan menentukan prosedur
untuk memperoleh perlindungan hak-hak yang dijamin (2). Badan kehakiman yang bebas
dan tidak memihak (3). Pemilihan umum yang bebas (4). Kebebasan untuk menyatakan
pendapat (5). Kebebasan berserikat dan beroposisi dan (6). Pendidikan kewarganegaraan
(Kaelan, 2002: 27).
3. Prinsip-Prinsip Demokrasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Adanya pemilihan umum yang bebas
Adanya kebebasan individu
Adanya pembagian kekuasaan antara ekskutif, legislatif dan yudikatif
Adanya peradilan yang bebas
Adanya pers yang bebas
Adanya pengakuan hak minoritas
Adanya pemeritahan yang berdasarkan hokum
Adanya partai politik
Adanya pers yang bebas
Adanya pemerintahan yang konstitusional

1.

Periode perkembangan Demokrasi di Indonesia Perkembangan demokrasi
di Indonesia melalui empat periode (Kaelan, 2002: 28) yaitu :

1.

Masa demokrasi parlementer (1945-1959) yang menonjolkan peran
parlemen dan partai-partai. Kelemahan demokrasi parlementer
memberi peluang dominasi partai-partai politik dan DPR yang
berakibat melemahnya persatuan yang telah digalang selama
perjuangan melawan musuh dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan
konstruktif.
Page 11
2.

Masa demokrasi Terpimpin (1959-1965) yang dalam banyak aspek
menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan
beberapa aspek demokrasi rakyat. Periode ini ditandai oleh dominasi
presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh
komunis dan semakin meluasnya peran ABRI sebagai kekuatan sosial
politik.

3.

Masa dekmokrasi Pancasila Era Erde Baru (1966-1998) yaitu
demokrasi konstitusional dengan menonjolkan sistem presidensial.
Demokrasi ini bertujuan untuk meluruskan penyelewengan terhadap
UUD 1945 yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin. Namun dalam
perkembanganya peran presiden semakin dominan terhadap lembagalembaga negara. Demokrasi konstitusional berlandaskan Pancasila,
UUD 1945 dan Ketetapan MPRS / MPR

4.

Masa demokrasi Pancasila Era Reformasi (1999-sekarang) yang
berakar pada kekuatan multi partai untuk mengembalikan perimbangan
kekuatan, antara lembaga negara, antara ekskutif, legislatif dan
yudikatif. Peran partai politik semakin dominan, sehingga iklim
demokrasi mendapat nafas baru.

Pengalaman pada tiga periode demokrasi sebelumnya memberikan kesan bahwa dominasi
salah satu kekuatan didalam penyelenggaraan negara telah mengurangi makna demokrasi
itu sendiri, sehingga lahirnya masa reformasi merupakan sebuah koreksi terhadap
penyelenggaraan negara kurun waktu tiga periode tersebut. Demokrasi yang berakar pada
kekuatan partai politik menunjukkan bahwa demokrasi telah kembali kepada makna yang
sesungguhnya yaitu bahwa dalam penyelenggaraan negara, kekuatan rakyat lah yang
seharusnya dominan. Kekuatan partai politik merupakan perwakilan rakyat yang berarti
bahwa rakyatlah yang berkuasa.
5. Macam-Macam Demokrasi
1. Demokrasi langsung yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga
negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijakan umum negara atau
undang-undang.
2. Demokrasi tidak langsung yaitu demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem
perwakilan atau demokrasi perwakilan.
3. Demokrasi konstitusional yaitu demokrasi yang didasarkan atas kebebasan atau
individualisme. Ciri khas pemerintahan demokrasi konstitusional adalah kekuasaan
pemerintahnya terbatas dan tidak diperbolehkan banyak campur tangan dan bertindak
sewenang-wenang terhadap warganya, kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
4. Demokrasi rakyat yaitu demokrasi yang mencita-citakan kehidupan yang tidak
mengenal kelas sosial. Manusia dibebaskan dari keterikatannya kepada kepemilikan
pribadi tanpa penindasan dan paksaan, akan tetapi untuk mencapai masyarakat

Page 12
tersebut perlu dengan cara paksaan atau kekerasan. Demokrasi ini disebut juga
demokrasi proletar yang berhaluan Marxisme-Komunisme.
5. Demokrasi formal yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam
bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
kesenjangan dalam bidang ekonomi
6. Demokrasi materiil yaitu demokrasi yang menitikberatkan pada upaya-upaya
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan bidang
politik kurang mendapat perhatian, bahkan kadang-kadang dihilangkan
7. Demokrasi gabungan yaitu demokrasi yang mengambil kebaikan serta membuang
keburukan dari demokrasi formal maupun materiil (Suprapto dkk, 2004: 6-7).
Prinsip-Prinsip demokrasi Pancasila yang dianut Negara Republik Indonesia adalah :
1. Demokrasi Pancasila tidak mengakui diktator mayoritas atas minoritas dan tirani atas

2.

3.

4.

5.

6.

mayoritas. Ini berati dalam demokrasi Pancasila mengedepankan semangat keadilan,
perlindungan hak-azasi manusia terhdap golongan minoritas maupun golongan
mayoritas dari minoritas yang berkuasa. Prinsip ini sesuai dengan pilar demokrasi
yang menjamin tegaknya keadilan dan adanya perlindungan hak azasi manusia.
Demokrasi Pancasila mengedepankan musyawarah mufakat dalam mengambil
keputusan, apabila dengan cara demikian tidak dapat dilakukan kemudian
menggunakan cara dengan suara terbanyak (voting). Prinsip ini sesuai dengan pilar
demokrasi yang berlaku universal yaitu kebebasan menyatakan pendapat dan adanya
partisipasi rakyat dalam pemerintahan
Demokrasi Pancasila menghormati adanya perbedaan pendapat. Prinsip ini sesuai
dengan pilar demokrasi yang berlaku universal yaitu adanya pengakuan terhadap
adanya perbedaan pendapat, kebinekaan maupun oposisi.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berkedaulatan rakyat. Ini berarti bahwa
demokrasi Pancasila bercorak menghendaki kekuasaan tertinggi di tangan rakyat,
bukan ditangan suatu golongan, partai politik apalagi perorangan. Prinsip ini sesuai
dengan pilar demokrasi yang berlaku universal yaitu lembaga pembuat kebijakan
yang berdasarkan suara rakyat, pemilu yang bebas dan adil, serta adanya perubahan
kepemimpinan secara teratur dan damai.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi dengan rule of law, yang mengandung makna
bahwa kekuasaan negara harus melindungi serta mengembangkan kebenaran hukum
dan keadilan. Prinsip ini sesuai dengan pilar demokrasi yaitu badan hukum dan
peradilan yang bebas, tidak memihak, formalisme dan hukum menjamin tegaknya
keadilan maupun menyelesaikan perselisihan dengan damai dan melembaga
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berkeadilan sosial, yang berarti bahwa
demokrasi Pancasila ditujukan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, mewujudkan kemakmuran bagi rakyat Indonesia, bukan keadilan atau
kemakmuran untuk sekelompok, golongan atau daerah tertentu saja. Dengan demikian
bahwa demokrasi Pancasila menjunjung tinggi hak azasi manusia, khususnya hak
sosial ekonomi. Hal ini telah sesuai dengan pilar demokrasi secara universal yaitu
menjamin tegaknya keadilan. (Suprapto dkk, 2004 : 15).
Page 13
Berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila tersebut maka terlihat bahwa
demokrasi Pancasila sangat lengkap karena telah memuat banyak hal yang
menyangkut kepentingan rakyat. Demokrasi yang berdasarkan nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa. Oleh karena itu sistem penyelenggaraan negara harus memahami dan
mana‟ati aturan hukum yang berlaku, konsisten dan sesuai dengan kaidah serta nilai
yang terkandung dalam Pancasila.
BAB IV
HAK AZASI MANUSIA DALAM ISLAM
A. Pengertian HAM
Right dalam bahasa Inggris berarti hak, kebenaran, keadilan dan kanan (Echols, 1984:
486). Human Right berarti hak azasi manusia. Dalam bahasa Arab disebut Huquuqul Insan.
Hak dalam bahasa Arab berarti lawan kebatilan, keadilan, bagian, nasib, dan kepunyaan
(Yunus, 1989: 106 dan Louis, 1984: 144). Dalam Bahasa Indonesia, hak berarti benar; milik
(kepunyaan); kewenangan; kekuasaan untuk berbuat sesuatu; kekuasaan yang benar atas
sesuatu atau untuk menuntut sesuatu dan derajat atau martabat, hak azasi berarti hak yang
dasar atau pokok (KBBI, 1989: 292). Secara terminologi hak adalah wewenang untuk
meninggalkan, memiliki, mengerjakan, mempergunakan atau menuntut sesuatu bersifat
materi atau immateri (Zubair, 1990: 10). Oleh karena itu pengertian Hak azsai Manusia
menurut Levin adalah claim moral yang tidak dipaksakan dan melekat pada diri setiap orang
berdasarkan kebebasan manusia (Hamid, 2000: 11).
Jika disimpulkan dapatlah diartikan bahwa hak azasi manusia adalah kebenaran yang
melekat pada setiap individu sesuai dengan falsafat yang dianut yang diperjuangkan dan
dipertahankan baik bersifat m ateri maupun no materi.
B. Prinsip-Prinsip HAM Dalam Islam
1. Prinsip Persamaan
Persamaan berarti prihal mempersamakan atau keadaan yang sama atau serupa
dengan yang lain; persesuaian (KBBI, 1989: 774). Manusia lahir dalam fitrrah yang
sama dari satu keturunan Adam. Dalam pandangan Allah manusia tidak dibedakan atas
ras, kulit suku bangsa dan keturunan. Dihadapan Allah manusia setara. Perbedaan itu
baru nampak apabila manusia mempunyai kualitas yang dalam Islam disebut dengan
taqwa. Itulah manusia yang paling mulia dalam pandangan Allah, sebagaimana firman
Allah “Manusia diciptakan dari jenis laki-laki dan perempuan, kemudian dijadikan
manusia itu bersuku-suku, berkabilah-kabilah agar manusia saling mengenal.
Sesungguhnya manusia yang paling mulia diantara manusia lainnya disisi Allah
adalah yang paling bertaqwa (Q.S. Al-Hujurat : 13).

Page 14
(1). Persamaan Hak dalam Hukum
Wahai orang-orang yang beriman jadilah kalian orang yang teguh dan bersaksi kepada
Allah dengan adil dan janganlah kalian menjadikan urusan satu kaum menyebabkan
kalian berlaku tidak adil. Maka berlaku adillah kalian sesungguhnya ia lebih dekat
kepada ketaqwaan dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah maha
mengetahui terhadap apa yang kalian perbuat (Q.S Al-Maidah : 8).
(2). Persamaan Hak memperoleh Keadilan
Janganlah sekali-kali kebencianmu pada orang lain mendorong kamu untuk bertindak
melampaui batas (Q.S. Al Maidah: 2). Seandainya Fatimah binti Muhammad
mencuri maka akan aku potong tangannya (HR.Bukhari-Muslim). Wahai orangorang yang beriman, jadilah engkau sebagai penegak keadilan hanya kerena Allah
sebagai saksi bagi (kebenaran) dan keadilan (QS An-Nisa‟:135)
(3). Persamaan Hak dalam memperotes penyelewengan Hukum
Setiap orang (sipil maupun penguasa) berhak memprotes penyelewengan hukum yang
dilakukan oleh para hakim. Tiadalah bagi orang zalim sahabat karib atau pembela
dapat diikuti (Q.S Al-Mukmin : 81). Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa seorang
Yahudi melapor kepada Umar bin Khattab karena Amr bin Ash (Gubernur Mesir)
telah menggusur tanahnya. Dengan keras Umar bin Khattab menegur Amr bin Ash,
sehingga ia mengembalikan tanah orang Yahudi tersebut.
(4). Persamaan kedudukan dalam Pemerintahan
Keikutsertaan wanita dalam berperang dengan kami dilakukan secara bergiliran
(Piagam Madinah ayat : 18).
2. Prinsip Toleransi (Tasamuh)
Toleransi adalah sikap atau sifat menenggang) menghargai, membiarkan, membolehkan)
pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kelakuan, kebiasaan dan sebagainya) yang
berbeda atau bahkan bertentangan dengan pendirian sendiri (KBBI,1989: 955).
(a). Perdamaian
Perdamaian merupakan salah satu upaya untuk tidak melakukan suatu pertikaian atau
peperangan. Perdamaian adalah pilihan yang dilakukan oleh kedua pihak yang bertikai.
Perdamaian diawali dengan sebuah perjanjian untuk tidak melakukan pertikaian atau
peperangan. Dalam hal perjanjian para ahli fiqh membagi kepada dua bagian
yaitu Aam dan khas(Khudari Beik, 1965 : 64-66). Secara umum (Aam) umat Islam harus
Page 15
menghargai arti sebuah perjanjian, sebagaimana tergambar dalam Al-Qur‟an : Tepatilah
perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpahsumpahmu itu, sesudah meneguhkannya, sedangkan kamu telah menjadikan Allah sebagai
saksimu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat (Q.S An-Nahl : 91). Secara
khusus (Khas) umat Islam dilarang melanggar perjanjian, kecuali apabila dilanggar maka
perjanjian itu hanya berlaku sampai batas waktu yang ditentukan, sebagaimana firman Allah:
Kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka dan
mereka tidak mengurangi sesuatu dari perjanjian itu dan mereka tidak membantu seseorang
yang memusuhimu, maka terhadap mereka penuhilah janjinya sampai batas waktunya (QS At
-Taubah : 4).
(b). Peperangan
Peperangan suatu kenyataan yang sulit dihindari karena dilatar belakangi berbagai
kepentingan. Namun Islam mengatur hal-hal yang berkaitan dengan perang seperti :

1.

Larangan menyiksa musuh dengan api “Hukuman dengan api tidak berhak
dilakukan oleh siapapun kecuali oleh Yang Maha Penguasa Api (HR. Abu
Dawud). Dengan demikian dapat dimaknai bahwa dalam peperangan kita
tidak dibolehkan membakar musuh secara hidup-hidup.

2.

Tawanan perang tidak boleh dibunuh

Tawanan perang sama sekali tidak boleh dibunuh (Hadits Nabi saw).
3. Prinsip Keadilan
Adil menurut Ibnu Maskawaih ialah sifat yang utama bagi setiap manusia, yang timbul dari
tiga sifat utama yaitu Al-Hikmah (Kebijaksanaan), Al-Iffah (memelihara diri dari ma‟siat)
dan Asy-Syaja‟ah (keberanian). Ketiga sifat itu saling berdampingan yang tunduk kepada
kekuatan pembeda sehingga tidak saling mengalahkan dan masing-masing tidak berjalan
sendiri. Yang dimaksud sifat adil ialah memberikan hak kepada yang berhak dengan tidak
membeda-bedakan antara orang-orang yang berhak itu, dan bertindak terhadap orang yang
salah sesuai dengan kejahatan dan kelalaiannya tanpa mempersukar dan pilih kasih (Ahmad
Muhammad Ali, 1978: 133).
Bentuk keadilan dalam kehidupan, misalnya adil dalam menetapkan hukum kepada
seseorang yang sedang berperkara, adil dalam pembagian harta sesuai dengan kapasitas,
tanggung jawab, jabatan, kepatutan dan sebagainya.
4. Prinsip Kebebasan (Al-Hurriyah)
Kebebasan yang dimiliki oleh setiap orang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
yang dijamin oleh peraturan macam akebebasan manusia misalanya kebenbasan beragama
Page 16
yaitu setiapmanusia abebasa memilih dan memeluk suatu agama sesuai dengan
keyakinannya, tidak seorangpun berhak memaksa untuk memilih atau tidak memilih suatu
agama. Kebebasan bermusyawarah dan berkumpul untuk menyatakan pikiran dan kebebasan
berpindah tempat tinggal sesuai pilihan.
Untuk memperluas pemahaman tentang Hak Azasi Manusia, berikut ini disajikan tiga
buah piagam yaitu:
a. PIAGAM MADINAH
1. Ini adalah naskah perjanjian dari Muhammad, Nabi dan Rasul Allah, mewakili pihak
kaum muslimin yang terdiri dari warga Quraisy dan warga Yathrib serta para
pengikutnya yaitu mereka yang beriman dan ikut serta berjuang bersama mereka.
2. Kaum muslimin adalah umat yang bersatu utuh, mereka hidup berdampingan dengan
kelompok-kelompok masyarakat yang lain
3. Kelompok Muhajirin yang berasal dari warga Quraisy, dengan tetap memegang teguh
prinsip aqidah, mereka bahu membahu membayar denda yang perlu dibayarnya.
Mereka membayar dengan baik tebusan bagi pembebasan anggota yang ditawan
4. Bani “Auf dengan tetap memegang teguh prinsip aqidah, mereka bahu membahu
membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok dengan baik dan adil membayar
tebusan bagi pembebasan warganya yang ditawan.
5. Bani Al-Harits (dari warga Al-Khazraj) dengan teguh memegang prinsip aqidah,
mereka bahu membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok
membayar dengan baik dan adil tebusan bagi pembebasan warganya yang ditawan.
6. Bani Sa‟idah dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu membahu
membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok membayar denda dengan baik
dan adil tebusan bagi pembebasan warganya yang ditawan.
7. Bani Jusyam dengan memegang teguh prinsip aqidah, mereka bahu membahu
membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok membayar denda dengan baik
dan adil tebusan bagi warganya yang ditawan.
8. Bani An-Najr dengan teguh memegang prinsip pertama mereka. Setiap kelompok
membayar dengan baik dan adil tebusan pembebasan bagi warga yang tertawan.
9. Bani Amir bin Auf dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu membahu
membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok membayar dengan baik dan adil
tebusan bagi pembebasan warganya yang tertawan.
10. Bani An-Nabit dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu membahu
membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok membayar denda dengan baik
dan adil bagi pembebasan tebusan warganya yang tertawan
11. Bani Al-Aus dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu membahu
membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok membayar dengan baik dan adil
tebusan bagi pembebasan warganya yang tertawan
12. (a) Kaum Muslimin tidak membiarkan seseorang Muslim yang dibebani dengan utang
atau beban keluarga. Mereka memberi bantuan baik untuk keperluan membayar
tebusan atau denda.
Page 17
(b) Seorang Muslim tidak akan bertindak tidak senonoh terhadap sekutu (tuan atau
hamba sahaya) Muslim yang lain.
13. Kaum Muslim yang ta‟at (bertaqwa) memiliki wewenang sepenuhnya untuk
mengambill tindakan terhadap seseorang Muslim yang menyimpang dari kebenaran
atau berusaha menyebarkan dosa, permusuhan dan kerusakan dikalangan kaum
muslimin. Kaum muslimin berwewenang untuk bertindak terhadap yang bersangkutan
sungguhpun ia anak muslim sendiri.
14. Seorang muslim tidak diperbolehkan membunuh orang Muslim lain untuk
kepentingan orang Kafir, dan tidak diperboleh kan pula menolong orang Kafir dengan
merugikan orang Muslim.
15. Jaminan (Perlindungan) Allah hanya satu. Allah berada dipihak mereka yang lemah
dalam menghadapi yang kuat. Seorang Muslim dalam pergaulannya dengan pihak
lain, adalah pelindung bagi orang muslim yang lain.
16. Kaum Yahudi yang mengikuti kami akan memperoleh pertolongan dan hak
persamaan serta akan terhindar dari perbuatan aniaya dan perbuatan makar yang
merugikan
17. Perdamaian bagi kaum Muslimin adalah satu. Seorang Muslim tidak akan
mengadakan perdamaian dengan pihak luar Muslim dalam perjuangannya
menegakkan agama Allah kecuali atas dasar persamaan dan keadilan.
18. Keikutsertaan wanita dalam berperang dengan kami dilaksanakan secara bergiliran
19. Seorang muslim dalam rangka menegakkan agama Allah menjadi pelindung bagi
muslimin yang lain di sa‟at menghadapi hal-hal yang mengancam keselamatan
jiwanya.
20. (a) Kaum muslimin yang ta‟at berada dalam petunjuk yang paling baik dan benar.
(b) Seorang musyrik tidak diperbolehkan melindungi harta dan jiwa orang Quraisy
dan tidak diperbolehkan mencegahnya untuk berbuat sesuatu yang merugikan
seseorang Muslim.
21. Seorang yang berdasarkan bukti-bukti yang jelas membunuh seorang muslim, wajib
dikisas (dibunuh), kecuali bila wali terbunuh mema‟afkannya. Dan semua kaum
muslimin mengindahkan pendapat wali terbunuh. Mereka tidak diperkenankan
mengambil keputusan kecuali dengan mengindahkan pendapatnya.
22. Setiap muslin yang telah mengakui perjanjian yang tercantum dalam naskah
perjanjian ini dan ia beriman kepada Allah dan hari akherat, tidak diperkenankan
membela atau melindungi pelaku kejahatan (kriminal), dan barang siapa yang
membela atau melindungi orang tersebut, maka ia akan mendapat laknat dan murka
Allah pada hari Akhirat.Mereka tidak mendapat pertolongan dan tebusan tidak
dianggap sah.
23. Bila kami sekalian berbeda pendapat dalam sesuatu hal, hendaklah perkaranya
diserahkan kepada (ketentuan) Allah dan Muhammad
24. Kedua pihak: Kaum Muslimin dan kaum Yahudi bekerjasama dalam menaggung
pembiayaan di kala mereka melakukan perang bersama.
Page 18
25. Sebagai suatu kelompok, Yahudi Bani „Auf hidup berdampingan dengan kaum
Muslimin. Kedua pihak memiliki agama masing-masing. Demikian pula halnya
dengan sekutu dan diri masing-masing. Bila diantara mereka ada yang melakukan
aniaya dan dosa dalam hubungan ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan
warganya sendiri.
26. Bagi Kaum Yahudi Bani An-Najjar berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi
kaum Yahudi Bani „Auf.
27. Bagi kaum Yahudi Bani Al-Harits berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi
kaum Yahudi Bani „Auf.
28. Bagi kaum Yahudi Bani Saidah berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi
kaum Yahudi Bani „Auf.
29. Bagi kaum Yahudi Bani Jusyam berlaku ketentuan sebagaimana kaum Yahudi Bani
„Auf.
30. Bagi kaum Yahudi Bani Al-Aus berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi
kaum Yahudi Bani ‟Auf
31. Bagi kaum Yahudi Bani Tsa‟labah berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi
kaum Yahudi Bani „Auf. Barang siapa yang melakukan aniaya atau dosa dalam
hubungan ini maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya sendiri.
32. Bagi warga Jafnah, sebagai anggota warga Bani Tsa‟labah berlaku ketentuan
sebagaimana yang berlaku bagi Bani Tsa‟labah.
33. Bagi Bani Syuthaibah berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi kaum
Yahudi Bani Auf. Dan bahwa kebajikan itu berbeda dengan perbuatan dosa.
34. Sekutu (hamba sahaya) Bani Tsa‟labah tidak berbeda dengan Bani Tsa‟labah itu
sendiri.
35. Kelompok-kelompok keturunan Yahudi tidak berbeda dengan Yahudi itu sendiri.
36. Tidak dibenarkan seseorang menyatakan keluar dari kelompok kecuali mendapat izin
dari Muhammad. Tidak diperbolehkan melukai (membalas) orang lain yang melebihi
kadar perbuatan jahat yang telah diperbuatnya. Barang siapa yang membunuh orang
lain sama dengan membunuh diri dan keluarganya sendiri, terkecuali bila orang itu
melakukan aniaya. Sesungguhnya Allah memperhatikan ketentuan yang paling baik
dalam hal ini.
37. Kaum Yahudi dan kaum Muslimin membiaya pihaknya masing-masing. Kedua belah
pihak akan membela satu dengan yang lain dalam menghadapi pihak yang memerangi
kelompok-kelompok masyarakat yang menyetujui piagam perjanjian ini. Kedua belah
pihak juga saling memberikan saran dan nasehat dalam kebaikan, tidak dalam
perbuatan dosa.
38. Seseorang tidak dipandang berdosa karena dosa sekutunya, dan orang yang teraniaya
akan mendapat pembelaan.
39. Daerah-daerah Yathrib terhalang perlu dilindungi dari setiap ancaman untuk
kepentingan penduduknya.
40. Tetangga itu sepertinya diri sendiri, selama tidak merugikan dan tidak berbuat dosa.
41. Sesuatu kehormatan tidak dilindungi kecuali atas izin yang berhak atas kehormatan
itu.
Page 19
42. Sesuatu peristiwa atau perselisihan yang terjadi antara pihak-pihak yang menyetujui
piagam ini dan dikhawatirkan akan membahayakan kehidupan bersama harus
diselesaikan atas ajaran Allah dan Muhammad sebagai utusannya. Allah akan
memperhatikan isi perjanjian yang paling dapat memberikan perlindungan dan
kebajikan.
43. Dalam hubungan ini warga yang berasal dari Quraisy dan warga lain yang
mendukung tidak akan mendapat pembelaan.
44. Semua warga akan saling bahu membahu dalam menghadapi pihak lain yang
melancarkan serangan terhadap Yathrib
45. (a) Bila mereka (menyerang) diajak untuk berdamai dan memenuhi ajakan itu serta
melaksanakan perdamaian tersebut maka perdamaian tersebut dianggap sah. Bila
mereka mengajak berdamai seperti itu, maka kaum muslimin wajib memenuhi ajakan
serta melaksanakan perdamaian tersebut, selama serangan yang dilakukan tidak
menyangkut masalah agama.
(b) Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban) masing-masing sesuai dengan
fungsi dan tugasnya.
46. Kaum Yahudi Aus, sekutu (hamba sahaya) dan dirinya masing-masing memiliki hak
sebagaimana kelompok-kelompok lainnya yang menyetujui perjanjian ini dengan
perlakuan yang baik dan sesuai dengan semestinya dari kelompok-kelompok tersebut.
Sesungguhnya kebajikan itu berbeda dengan perbuatan dosa. Setiap orang harus
bertanggung jawab atas setiap perbuatan yang dilakukannya. Dan Allah
memperhatikan isi perjanjian yang paling murni dan paling baik.
47. Surat perjanjian ini tidak mencegah (membela) orang yang berbuat aniaya dan dosa.
Setiap orang dijamin keamanannya, baik sedang berada di Madinah maupun sedang
berada di luar Madinah, kecuali orang yang berbuat aniaya dan dosa. Allah pelindung
orang yang berbuat kebajikan dan menghindari keburukan.
Muhammad Rasulullah S.A.W
(Dikutip dari Munawir Sjadzali, 1993 : 10-15)
b. DEKLARASI HAM ISLAM SE DUNIA
Pembukaan
Mengingat aspirasi umat manusia yang sudah berumur tua dan mendambakan suatu
perdamaian dunia yang adil dimana rakyat dapat hidup, berkembang, dan sejahtera dalam
suata lingkungan yang bebas dari rasa takut, aniaya, eksploitasi dan perampasan hak, masih
tetap belum terpenuhi.
Mengingat Allah swt telah menunjukkan umat manusia melalui firman-firman-Nya dalam Alqur‟an dan sunnah Rasul-Nya yang diberkati, yaitu Nabi Muhammad saw dan mena‟ati
Page 20
hukum serta kerangka moral yang bertujuan membentuk dan mengatur instruksi-instruksi dan
hubungan-hubungannya.
Mengingat HAM yang telah dideklarasikan dalam hukum Ilahi bertujuan untuk
menganugrahkan martabat dan kehormatan bagi umat manusia serta dicanangkan untuk
menghapus segala penganiayaan dan ketidak adilan.
Mengingat berdasarkan atas sumber dan sangsi itu bersifat Ilahi, maka hak-hak manusia ini
tidaklah dapat dibatasi, dicabut ataupun tidak dihargai oleh berbagai wewenang, kekuasaan
oleh majelis atau institusi-institusi lainnya, dan juga tidaklah dapat dilepaskan ataupun disita.
Oleh karenanya kami sebagai umat Islam yang percaya :
1. Pada Allah swt yang Maha Pengasih lagi Penyayang Maha Pencipta, Maha
Pemelihara, Maha Penguasa, satu-satunya yang memberikan petunjuk bagi umat
Islam manusia dan sebagai sumber segala hukum;
2. Pada kekhalifahan manusia yang diciptakan guna dapat memenuhi kehendak Allah di
muka bumi;
3. Pada kebijakan bimbingan Ilahi yang dibawa oleh para nabi dan Rasul yang missinya
telah sampai pada titik kulminasi dalam risalah Ilahi yang terakhir telah disampaikan
oleh Rasulullah Muhammad saw bagi seluruh umat manusia.
4. Bahwa rasionalitas yang lahir dengan sendirinya, yang tanpa hak pemberian wahyu
dari Allah, maka ia tidak akan menjadi bimbingan yang murni bagi urusan-urusan
manusia apapun, juga tidak akan dapat memberikan kesuburan spritual dalam jiwa
manusia dan dengan mengetahui bahwa ajaran-ajaran Islam mewakili kemuliaan
petunjuk Ilahi dalam bentuknya yang paling sempurna dan final, serta merasakan
terikat tanggungjawab untuk memperingatkan manusia akan status dan martabatnya
yang dianugrahkan kepadanya oleh Allah.
5. Pada usaha untuk mengajak seluruh umat manusia kepada risalah Islam.
6. Bahwa dengan syarat-syarat perjanjian kami mula-mula kepada Allah swt bahwa
tugas dan tanggung jawab kami mempunyai prioritas di atas hak-hak kami sendiri,
dan bahwa dari tiap-tiap kami adalah dibawah kewajiban yang terikat untuk
menyebarluaskan ajaran Islam baik itu dengan kata-kata, tingkah laku maupun dengan
semua cara lain yang benar-benar bijaksana serta menjadikan mereka efektif tidak
hanya pada kehidupan individu kami, tetapi juga dalam masyarakat sekeliling kami.
7. Merupakan kewajiban kami untuk mendirikan suatu o4rde Islam dimana:
1. Seluruh umat manusia adalah sama dan tidak ada yang menikmati suatu hak
istimewa atau sebaliknya menderita suatu ketidak beruntungan atau
diskrimanasi dengan alasan ras, warna kulit, jenis kelamin, asal mula, maupun
bahasa-nya.
2. Seluruh umat manusia dilahirkan merdeka
3. Perbudakan dan kerja paksa sangat dibenci.

Page 21
4. Kondisi-kondisi dibentuk seperti kelembagaan keluarga yang dipelihara,
dilindungi dan dihormati sebagai dasar seluruh kehidupan sosial.
5. Para penguasa dan yang dikuasai (rakyat) sama-sama tunduk dan sederajat
persamaannya di muka hukum.
6. Kepatuhan dan keta‟atan hanya diberikan kepada perintah-perintah yang
dalam persesuaian dengan hukum.
7. Seluruh kekuasaan duniawi dianggap sebagai amanah yang suci yang
dilaksanakan dalam batas-batas yang telah digariskan oleh hukum dan dalam
sikap yang disetujui, serta dengan mengutamakan terhadap prioritas yang telah
ditetapkannya.
8. Seluruh sumber ekonomi diperlakukan sebagai karunia Allah yang
dianugrahkan kepada umat manusia, dapat dinikmati oleh semuanya sesuai
dengan aturan-aturan dan nilai-nilai yang diajarkan dalam Al-qur‟an dan AsSunnah.
9. Semua urusan umat ditetapkan dan dilaksanakan serta wewenang atau
kekuasaan untuk mengaturnya ditetapkan setelah saling bermusyawarah
(syura) di antara orong-orang mukmin yang memenuhi syarat untuk
memberikan suatu keputusan yang akan sesuai benar dengan hukum dan
kebaikan umum.
10. Setiap orang melaksanakan tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan
kemampuan dan dijadikan bertanggung jawab atas segala tingkah laku
perbuatannya.
11. Setiap orang dapat mempertahankan diri dari pelanggaran atas hak-haknya dan
dijamin mendapatkan tindakan-tindakan yang layak dan sesuai dengan hukum.
12. Tidak seorang pun yang dapat dirampas hak-haknya yang telah dijamin oleh
hukum kecuali dilakukan oleh yang berwewenang dan sejauh diizinkan oleh
hukum itu.
13. Setiap individu mempunyai hak untuk mengajukan aksi legal terhadap
seseorang yang melakukan suatu kejahatan terhadap masyarakat secara
keseluruhan atau terhadap salah satu anggota masyarakat.
14. Segala usaha dibentuk dan diadakan guna:

1.

Menjamin pembebasan umat manusia dari setiap tipe tindak
eksploitasi, ketidakadilan dan aniaya.

2.

Memastikan keamanan bagi setiap orang, martabat, dan
kemerdekaannya menurut pola yang dibentuk dan metode yang
disetujui serta di dalam batas-batas yang telah digariskan oleh hukum.

Dengan ini kami sebagai para Khadim Allah dan sebagai anggota persaudaraan
Islam Universal pada permulaan abad 15 era Islam, menegaskan komitmen kami
untuk menegakkan HAM yang tidak dapat diganggu gugat.

Page 22
Berikut ini adalah yang kami anggap telah diperintahkan dan ditetapkan oleh Islam
:
a. Hak Hidup
1. Hidup manusia adalah suci dan tidak dapat diganggu gugat serta segala bentuk usaha
diadakan untuk melindunginya. Dalam hal tertentu tidak seorangpun yang dapat
dilukai atau bahkan sampai meninggal dunia, kecuali di bawah wewenang hukum.
2. Sebagaimana waktu hidup dan juga setelah kematiannya, kesucian jenazah seseorang
tidak dapat diganggu gugat. Hal ini menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk
menjaga bahwa jenazah seseorang ditangani atau diperlukan dengan penuh khidmat.
b. Hak Kemerdekaan
1. Manusia dilahirkan merdeka. Tak ada seorangpun yang dapat melakukan sesuatu
terhadap haknya untuk mendapatkan kemerdekaan dan kebebasan di bawah
wewenang dan menurut proses hukum.
2. Setiap individu dan setiap rakyat mempunyai hak kemerdekaan yang tidak dapat
dicabut dalam segala bentuknya, seperti fisik, kultural, ekonomi dan politik, serta
berhak untuk berjuang dengan segala alat perantara yang tersedia guna melawan
tindak pelanggaran atau pencabutan hak ini; dan setiap individu/rakyat yang ditekan
atau ditindas berhak menuntut secara hukum.
c. Hak Persamaan dan Larangan terhadap adanya Diskriminasi yang tidak diizinkan
1. Semua orang sama dimuka hukum dan berhak mendapatkan kesempatan dan
perlindungan yang sama
2. Semua orang berhak mendapatkan upah yang sama atas kerja sama
3. Tidak ada orang yang dapat ditolak kesempatannya untuk bekerja atau
didiskriminasikan dalam sikap apapun atau dikenakan resiko fisik yang besar dengan
alasan kepercayaan beragama, warna kulit, ras, asal mula, jenis kelamin dan bahasa
d. Hak Mendapatkan Keadilan
1. Setiap orang memiliki hak untuk diperlakukan sesuai dengan hokum
2. Setiap orang bukan hanya mempunyai haknya namun juga berkewajiban untuk
memprotes terhadap ketidakadilan dan mencari jalan lain atau untuk menolong
perbaikan-perbaikan yang telah ditentukan oleh hukum yang berkenaan dengan
masalah yang menyebabkan luka-luka atau hilang milik pribadi seseorang tanpa
alasan; untuk mempertahankan diri dari tuntutan atau tuduhan yang diajukan
kepadanya dan mendapatkan keputusan hakim atau pengadilan yang adil dihadapan
majelis pengadilanyang independen dalam masalah persengketaan apapun, baik
dengan pegawai yang berwewenang ataupun dengan orang lain.
3. Adalah menjadi hak dan kewajiban bagi setiap orang untuk mempertahankan HAM
orang lain dan masyarakat pada umumnya (hisbah).
Page 23
4. Tidak ada seorangpun yang dapat didiskriminasikan dalam pencarian usaha-usaha
untuk mempertahankan hak-hak pripacy dan public
5. Adalah menjadi hak dan kewajiban bagi setiap muslim untuk menolak mematuhi
perintah yang bertentangan dengan hukum tanpa peduli oleh siapapun perintah itu
dikeluarkan
e. Hak mendapatkan Proses Hukum yang adil
1. Tidak seorangpun yang dapat diputuskan bersalah dan dikenakan hukuman kecuali
setelah terdapat bukti bersalah yang kuat di hadapan pengadilan hukum yang
independen.
2. Tidak seorangpun yang dapat dinyatakan bersalah kecuali setelah mendapatkan
pengadilan hukum yang adil dan telah mendapat kesempatan yang cukup untuk
mempertahankan diri yang desediakan baginya.
3. Hukum diberikan menurut dan sesuai dengan hukum, dengan proporsi tingkat
keseriusan pelanggaran serta sesuai dengan pertimbangan keadaan dan alasan dimana
pelanggaran itu dilakukan.
4. Tidak ada tindakan yang dapat dianggap sebagai suatu tindakan kejahatan atau
kriminal kecuali yang telah diisyaratkan dalam susunan kata yang jelas dalam hukum.
5. Setiap individu bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya sendiri. Tanggungjawab
atas suatu tindak kriminal tidak dapat diperluas terhadap orang lain dari anggota
keluarga atau kelompok yang tidak terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam melakukan kriminal yang dipermasalahkan.
f. Hak mendapatkan Perlindungan dari Penyalahagunaaan Kekuasaan
Setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari tindakan kasar oleh agen-agen
resmi pemerintah. Ia tidak dapat menjadi bertanggung jawab atas dirinya sendiri kecuali
untuk membela diri dari tuduhan yang diajukan terhadapnya, atau ketika ia ditemukan dalam
situasi dimana suatu persoalan yang berkenaan dengan masalah kecurigaan atas
keterlibatannya dalam suatru tindakan kriminal dikemukakan secara wajar.
g. Hak Mendapatkan Perlindungan dari Penyiksaan
Tidak seorangpun dapat dijadikan korban penyiksaan terhadap pkiran dan tubuhnya,
ataupun dihina dan diancam akan dilukai baik terhadap dirinya sendiri atau terhadap anggota
keluarganya, ataupun dipaksa mengaku atas suatu tindak kriminal ataupun dipaksa untuk
menyetujui atas suatu tindakan yang merugikan dan mengorbankan kepentingankepentingannya.
h. Hak Mendapatkan Perlindungan atau Kehormatan dan Nama Baik
Setiap orang memiliki hak untuk dapata amelaindungi kehormatan dan nama
baiknya(reputasi) dari aberbagai tindakan fitnah,tuduhan yang tidak beralasan dan tidak
Page 24
mendasar, ataupun dari usaha-usaha disengaja untuk mencemarkan nama baik dan
pemerasan.
i. Hak Memperoleh Suaka (Asylun)
1. Setiap orang yang ditindas atau dianiaya memiliki hak untuk mencari suaka dan
perlindungan. Hak ini dijamin bagi setiap insan tanpa memandang ras, agama, warna
kulit dan jenis kelamin.
2. Masjidil Haram (Rumah suci Allah) di Kota Suci Mekkah merupakan tempat
perlindungan bagi seluruh umat Islam.
j. Hak-hak Minoritas
1. Prinsip Al-Qur‟an ”Tidak ada paksaan dalam agama” akan mengatur hak-hak
beragama golongan minoritas non muslim.
2. Dalam negara Islam golongan minoritas agama lain mempunyai pilihan untuk diatur
dalam hal ususan-urusan sipil dan personal mereka dengan memakai hukum Islam
atau hukum-hukum mereka sendiri.
k. Hak dan Kewajibana untuk berpartisipasi dalam Pelaksanaan dan Manajemen
Urusan-urusan Publik

1.

Dengan tunduk terhadap hukum, maka setiap individu dalam masyarakat (umat)
berhak untuk dapat menjadi pegawai negeri.

2.

Proses musyawarah bebas (syura) merupakan dasar hubungan yang ada di antara
pemerintah dan rakyat. Rakyat juga memiliki hak untuk dapat memilih ataupun
mengganti para penguasa mereka sesuai dengan prinsip ini.

l. Hak Kebebasan Percaya, Berpikir dan berbicara

1.

Setiap orang memiliki hak untuk dapat mengekspresikan pikiran dan kepercayaannya
selama dia tetap dalam batas-batas yang digariskan hukum. Namun tidak ada
seorangpun yang berhak untuk menyebarluaskan kebohongan atau menyebarkan
laporan-laporan yang dapat menyakitkan adat kebiasaan publik atau menimbulkan
fitnah, sindiran ataupun menjelek-jelekkan dengan fitnah terhadap orang lain.

2.

Mengejar pengetahuan dan mencari kebenaran tidak hanya sebagai hak, namun juga
merupakan kewajiban bagi setiap muslim

3.

Adalah menjadi hak sekaligus kewajiban bagi setiap muslim untuk memprotes dan
menentang (dalam batas-batas yang ditentukan hukum terhadap suatu tindakan
meskipun hal itu melibatkan usaha menentang wewenang tertinggi dalam negara.

4.

Tidak ada halangan bagi penyebaran informasi asal ia tidak membahayakan keamanan
sosial dan negara dan dalam batas-batas yang diberlakukan hukum.

Page 25
5.

Tidak ada seorangpun yang boleh mencegah ataupun mengejek kepercayaan religius
orang lain dan menimbulkan permusuhan khalayak umum terhadap mereka karena
menghormati perasaan religius orang lain merupakan kewajiban bagi semua muslim.

m. Hak Kebebasan Beragama
Setiap orang memiliki hak atas kebebasan keyakinan dan beribadah menurut kepercyaan
religiusnya
n. Hak Berserikat Bebas

1.

Setiap orang berhak untuk dapat berpartisipasi secara individu maupun kolektif dalam
kehidupan religius, sosial, cultural, dan politik masyarakatnya serta untuk dapat
mendirikan institusi-institusi atau perwakilan yang dimaksud untuk tujuan
memerintahkan apa yang benar (ma‟ruf) dan mencegah yang salah (mungkar)

2.

Setiap orang berhak untuk dapat berusaha mendirikan institusi-institusi, dimana
pemanfa‟atan hak-hak ini dimungkinkan untuknya. Secara kolektif masyarakat harus
menciptakan kondisi-kondisi sehingga dapat menjadikan seluruh anggota masyarakat
leluasa bagi usaha pembangunan kepribadian-kepribadian mereka.

o. Hak Susunan Ekonomi dan Hak Berkembang

1.

Dalam usaha-usaha ekonomi mereka, semua orang berhak mendapatkan keuntungan
dan manfa‟at alam serta seluruh sumbernya, ini semua merupakan karunia dan nikmat
yang dianugrahkan Allah swt bagi kemanfa‟atan umat manusia secara keseluruhan.

2.

Semua insan berhak untuk mengusahakan mata pencaharian mereka yang sesuai
menurut hukum.

3.

Setiap orang berhak untuk memiliki harta benda secara individual maupun berserikat
bersama yang lainnya. Pemilikan negara atas beberapa sumber ekonomi tertentu bagi
maslahat dan kepentingan umum adalah sah.

4.

Orang-orang miskin memiliki hak atas suatu bagian yang telah ditentukan di dalam
harta kekayaan orang-orang kaya, seperti ditentukan oleh zakat, yang dikenakan dan
dikumpulkan sesuai dengan hukum.

5.

Semua alat produksi akan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat (umat) secara
keseluruhan dan tidak boleh diabaikan ataupun disalahgunakan.

6.

Agar dapat meningkatkan pembangunan ekonomi yang seimbang dan untuk
melindungi masyarakat dari tindak eksploitasi, maka Islam melarang monopoli dan
oligopoli, praktik-praktik perdagangan yang membatasi secara tidak wajar, riba,
pemakaian paksaan dalam membuat kontrak dan perjanjian serta penerbitan iklaniklan yang menyesatkan.

Page 26
7.

Seluruh kegiatan ekonomi dapat diizinkan dengan syarat bahwa mereka tidak merusak
dan mengganggu kepentingan masyarakat (umat) dan tidak melanggar hukum dan
nilai-nilai Islam.

p. Hak Mendapatkan Perlindungan atas harta benda (tanah milik)
Tidak ada tanah milik yang dapat diambil alih kecuali untuk kepentingan publik dan
dalam hal ini ada pembayaran kompensasi yang adil dan cukup.
q. Status dan Martabat Pekerja dan Buruh
Islam menghormati kerja dan pekerjanya serta memerintahkan umat Islam untuk tidak
hanya memperlakukan pekerja dengan adil tetapi juga memperlakukannya dengan murah
hati. Pekerja atau buruh tidak hanya harus dibayar dengan tepat upah-upah yang patut mereka
peroleh, tetapi mereka juga berhak mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
r. Hak Membentuk Sebuah Keluarga dan Masalah- Masalahnya

1.

Setiap orang berhak untuk menikah dan mendirikan suatu rumah tangga dan mendidik
anak-anak sesuai dengan agama, tradisi, dan kebudayaannya. Setiap pasangan berhak
atas hak-hak khusus dan istimewa demikian ini serta untuk mengemban tanggung
jawab sebagimana yang telah disyaratkan oleh hukum.

2.

Masing-masing pasangan dalam perkawinan
penghormatan dan penghargaan dari yang lainnya.

3.
4.

Setiap suami wajib memelihara istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuannya.

5.

Jika ada orang tua dengan beberapa alasan tidak mampu melaksanakan kewajibankewajiban mereka atas seorang anak, maka menjadi kewajiban masyarakat untuk
memenuhi kewajiban–kewajiban ini dengan menggunakan biaya dari masyarakat.

6.

Setiap orang berhak mendapatkan sokongan materil dan juga perhatian serta
perlindungan dari keluarganya selama masa kanak-kanak, masa tua, atau ketika telah
tidak berdaya. Para orang tua berhak mendapatkan tunjangan meteril dan perhatian
serta perlindungan dari anak-anaknya.

7.

Kaum ibu berhak atas perlakuan khusus, perlindungan dan bantuan dari pihak
keluarga serta anggota masyarakat (umat).

8.

Dalam suatu rumah tangga pria dan wanita saling membagi tugas dan kewajiban
menurut jenis kelamin, berbagai karunia alamiah, bakat dan kecenderungan mereka
dengan memperhatikan tanggung jawab bersama mereka terhadap keturunan dan
kaum kerabatnya.

berhak

untuk

mendapatkan

Setiap anak memiliki hak untuk dipelihara dan didik dengan baik oleh kedua orang
tuanya; anak-anak dilarang untuk bekerja pada usia masih belia atau dibebani dengan
pekerjaan yang dapat merusak dan membahayakan perkembangan alami mereka.

Page 27
9.

Tidak ada seorangpun yang dapat dinikahi apabila bertentangan dengan kehendaknya,
atau kehilangan (dikurangi) hak pribadi yang legal dalam masalah perkawinan.

s. Hak-hak Wanita yang sudah Manikah
Setiap wanita yang sudah menikah berhak:

1.
2.

Hidup dalam rumah di tempat suaminya tinggal.

3.

Mencari dan mendapatkan terputusnya pernikahan (khulu‟) sesuai dengan syaratsyarat hukum hak ini merupakan tambahan bagi haknya untuk mencari perceraian
melalui pengadilan

4.
5.

Mewarisi dari suami, orang tua dan anak-anak serta keluarga yang lain sesuai hukum.

Menerima sarana-sarana penting guna memelihara dan menjaga standar hidup yang
tidak lebih rendah dari pasangannya, dan dalam kasus perceraian ia berhak untuk
menerima segala sarana pemeliharaan sesuai dengan sumber-sumber keuangan
suaminya selama periode menunggu menurut hukum (iddah) baik bagi dia sendiri
maupun bagi anak-anak yang ia pelihara dan asuh tanpa memandang status finansial,
penghasilan, dan harta bendanya sendiri yang ia pegang sebagai haknya sendiri.

Merahasiakan dengan ketat apa yang diketahui oleh suami atau bekas suami jika
dicerai, yang berkenaan dengan segala informasi yang mungkin telah suaminya
dapatkan darinya, penyingkapannya yang mungkin dapat terbukti merugikan dan
merusak kepentingan-kepentingannya. Kewajiban yang sama juga diembankan
baginya berkaitan dengan suami atau bekas suaminya.

t. Hak Mendapatkan Pendidikan

1.

Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan
kemampuan alaminya.

2.

Setiap orang berhak mendapatkan kebebasan memilih profesi dan kariernya serta
berhak memperoleh kesempatan guna mengembangkan sepenuhnya semua karunia
dan anugrah alami yang dimilikinya.

u. Hak Menikmati Keleluasaan Pribadi (pripacy)
Setiap orang berhak mendapatkan perlindungan kekuasaan pribadi.
v. Hak Mendapatkan Kebebasan Berpindah dan Bertempat tinggal

1.

Dengan memandang fakta bahwa dunia Islam benar-benar merupakan umat
Islamiyah, maka setiap muslim memiliki hak untuk berpindah secara bebas ke dalam
maupun keluar suatu negara Islam.

Page 28
2.

Tidak ada seorangpun yang dapat dipaksa untuk meninggalkan segera kediamannya,
ataupun dideportasi secara semena-mena tanpa melalui jalan proses hukum yang
berlaku sebenarnya.

(Dikutip dari Shalahuddin Hamid, 2000: 218- 232).

c. DEKLARASI HAM INTERNASIONAL
(Pasal 1)
Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama.
Mereka dikarunia akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan
(Pasal 2)
Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum dalam
Deklarasi ini dengan tidak ada perkecualian apapun, seperti misalnya bangsa, warna kulit,
jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat lain, asal-usul kebangsaan atau
kemasyarakatan, milik, kelahiran ataupun kedudukan lain.
Selanjutnya tidak akan diadakan perbedaan atas dasar kedudukan politik, hukum atau
kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana seseorang berasal, baik dari
negara yang merdeka, yang berbentuk wilayah-wilayah perwakilan, jajahan atau yang di
bawah pembatasan lain dari kedaulatan.
(Pasal 3)
Setiap orang berhak atas penghidupan, kemerdekaan dan keselamatan seseorang
(Pasal 4)
Tidak seorangpun boleh diperbudak atau diperhambakan; perhambaan dan perdagangan
budak dalam bentuk apapun harus dilarang.
(Pasal 5)
Tidak seorangpun boleh dianiaya atau diperlakukan secara kejam, dengan tidak mengingat
kemanusiaan atau pun jalan perlakuan atau hukum yang menghinakan
(Pasal 6)
Setiap orang berhak atas pengakuan sebagai manusia pribadi terhadap undang-undang
dimana saja ia berada
Page 29
(Pasal 7)
Sekalian orang adalah sama didepan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama
tak ada perbedaan. Sekalian orang berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap
perbedaan yang memperkosa Deklarasi ini dan terhadap segala hasutan yang ditujukan
kepada perbedaan semacam ini.
(Pasal 8)
Setiap orang berhak atas pengadilan yang efektif oleh hakim-hakim nasional yang kuasa
terhadap tindakan perkosaan hak-hak dasar, yang diberikan kepadanya oleh undang-undang
dasar negara atau undang-undang
(Pasal 9)
Tidak seorangpun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang secara sewenang-wenang.
(Pasal 10)
Setiap orang berhak dalam persamaan yang sepenuhnya didengar suaranya di muka umum
dan secara adil oleh pengadilan yang independen dan tak memihak, dalam hal menetapkan
hak-hak dan kewajiban-kewajibannya dan dalam setiap tuntutan pidana yang ditujukan
terhadapnya.
(Pasal 11)
(1) Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan suatu pelanggaran pidana
dianggap tadak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya menurut undang-undang dalam
suatu pengadilan yang terbuka, dan ia di dalam sidang itu diberi segala jaminan yang perlu
untuk pembelaannya.
(2) Tidak seorangpun boleh dipersalahkan melakukan pelanggaran pidana karena perbuatan
atau kelalaian yang tidak merupakan suatu pelanggaran pidana menurut undang-undang
nasional atau internasional, ketika perbuatan tersebut dilakukan. Juga tidak diperkenankan
menjatuhkan hukuman lebih berat dari pada hukuman yang seharusnya dikenakan ketika
pelanggaran pidana itu dilakukan
(Pasal 12)
Tidak seorangpun dapat diganggu dengan sewenang-wenang dalam urusan pribadinya,
keluarganya, rumah tangganya atau hubungan surat-menyurat, juga tidak diperkenankan
pelanggaran atas kehormatannya dan nama baiknya. Setiap orang berhak mendapat
perlindungan hukum terhadap gangguan-gangguan atas pelanggaran-pelanggaran demikian.
(Pasal 13)
Page 30
(1) Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam di dalam lingkungan batasbatas tiap negara
(2) Setiap orang berhak meninggalkan sesuatu negeri, termasuk negerinya sendiri dan berhak
kembali kenegerinya.
(Pasal 14)
(1) Setiap orang berhak mencari dan mendapatkan tempat pelarian di negeri-negeri lain untuk
menjauhi pengejaran.
(2) Hak ini tak dapat dipergunakan dalam pengejaran yang benar-benar timbul dari kejahatankejahatan yang tak berhubungan dengan politik atau dari perbuatan-perbuatan yang
bertentangan dengan tujuan-tujuan dan dasar-dasar Perserikatan Bangsa-bangsa.
(Pasal 15)
(1) Setiap orang berhak mendapat kewarganegaraan. (2) Tidak seorangpun dengan semenamena dapat dikeluarkan dari kewarganegaraannya atau ditolak haknya untuk mengganti
kewarganegaraannya.
(Pasal 16)
(1) Orang-orang dewasa baik pria maupun wanita, dengan tidak dibatasi kebangsaan,
kewarganegaraannya atau agama, berhak untuk mencari jodoh dan membentuk keluarga.
Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam perkawinan dan dikala
perceraian.
(2) Perkawinan harus dilakukan hanya dengan cara suka sama suka dari kedua mempelai
(3) Keluarga adalah kesatuan yang sewajarnya serta merupakan inti dari masyarakat dan
berhak mendapat perlindungan dari masyarakat dan negara.
(Pasal 17)
(1) Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang
lain.
(2) Seorangpun tidak boleh dirampas miliknya dengan semena-mena
(Pasal 18)
Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, keinsyafan batin dan agama; dalam hak ini
termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan untuk menyatakan
agama atau kepercayaan dengan cara mengajarkannya melakukannya, beribadah dan
Page 31
menepatinya, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, baik ditempat umum
maupun secara sendiri.
(Pasal 19)
Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hak ini
termasuk kebebasan mempunyai pendapat-pendapat dengan tidak mendapat gangguan, dan
untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapatpendapat dengan cara apapu juga dan dengan tidak memandang batas-batas.
(Pasal 20)
(1) Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan mengadakan rapat dengan
tak mendapat gangguan
(2) Tidak seorangpun dapat dipaksa memasuki satu perkumpulan
(Pasal 21)
(1) Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negerinya sendiri, baik langsung
maupun dengan perantaraan wakil-wakil yang dipilih dengan bebas.
(2) Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam jabatan
pemerintahan negerinya
(3) Kedaulatan rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah; kedaulatan ini harus
dinyatakan dalam pemilihan-pemilihan umum berkala yang jujur dan dilakukan menurut
hak pilih yang bersifat umum dan tidak membeda-bedakan serta dengan pemungutan suara
yang rahasia atau umum menurut cara-cara lain yang juga menjamin kebebasan
mengeluarkan suara
(Pasal 22)
Setiap orang sebagai anggota masyarakat, berhak atas jaminan sosial dan berhak
melaksanakan dengan perantaraan usaha-usaha nasional dan kerjasama internasional dan
sesuai dengan organisasi-organisasi serta sumber-sumber kekayaan dari setiap negara, hakhak ekonomi, sosial dan kebudayaan yang perlu guna martabatnya dan guna perkembangan
bebas pribadinya.

Page 32
(Pasal 23)
(1) Setiap orang berhak atas pekerjaan berhak dengan bebas memilih pekerjaan, berhak atas
syarat-syarat perburuhan yang adil serta baik dan atas perlindungan dari pengangguran.
(2) Setiap orang dengan tidak ada perbedaan, berhak atas upah yang sama untuk pekerjaan
yang sama.
(3) Setiap orang melakukan pekerjaan berhak atas upah yang adil dan baik yang menjamin
kehidupannya bersama dengan keluarganya, sepadan dengan martabat manusia, dan jika
perlu ditambah dengan bantuan-bantuan sosial lainnya.
(4) Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat pekerja untuk melindungi
kepentingannya.
(Pasal 24)
Setiap orang berhak atas istirahat dan liburan, termasuk juga pembatasan-pembatasan jam
kerja yang layak dan hari-hari libur berkala, dengan tetap menerima upah.
(Pasal 25)
(1) Setiap orang berhak atas tingkat hidup yang menjamin kesehatan dan keadaan baik untuk
dirinya dan keluarganya, termasuk makanan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan
serta usha-usaha sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada waktu mengalami
pengangguran, menderita sakit, menjadi orang cacat, janda, mencapai usia lanjut atau
mengalami kekurangan nafkah lain-lain karena keadaan yang diluar kekuasaanya.
(2) Para ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa. Semua anakanak baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus mendapat
perlindungan sosial yang sama.
(Pasal 26)
(1) Setiap orang berhak mendapat pengajaran. Pengajaran harus dengan cuma-cuma, setidaktidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan tingkat dasar. Pengajaran sekolah dasar harus
diwajibkan. Pengajaran tehnik dan jurusan harus terbuka bagi semua orang dan perguruan
tinggi harus dapat dimasuki dengan cara yang sama oleh semua orang, berdasarkan
kecerdasan.
(2) Pengajaran harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya serta
memperkokoh rasa penghargaan terhadap hak-hak manusia dan kebebasan fundamental.
Pengajaran harus mempertinggi rasa saling mengerti, saling menerima serta rasa
persahabatan antara semua bangsa, golongan-golongan kebangsaan atau golongan penganut

Page 33
agama, serta harus memajukan kegiatan-kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam
memelihara perdamaian.
(3) Ibu Bapak mempunyai hak utama untuk memilih jenis pengajaran yang akan diberikan
kepada anak-anak mereka
(Pasal 27)
(1) Setiap orang berhak untuk turut serta dengan babas dalam hidup kebudayaan
masyarakat, untuk mengecap kenikmatan kesenian dan untuk turut serta dalam kemajuan
ilmu pengetahuan serta mendapat manfa‟atnya
(2) Setiap orang berhak untuk dilindungi kepentingan-kepentingan moril dan materiil yang
didapatnya sebagai hasil dari sesuatu produksi dan lapangan ilmu pengetahuan,
kesusastraan atau kesenian yang diciptakan sendiri
(Pasal 28)
Setiap orang berhak atas suatu susunan sosial dan internasional dimana hak-hak dan
kebebasan-kebebasan yang termaktub dalam Deklarasi ini dapat dilaksanakan sepenuhnya.
(Pasal 29)
(1) Setiap orang mempunyai mewajibkan hanya terhadap suatui masyarakat tempat ia
mendapat kemungkinan untuk mengembangkan pribadinya dengan penuh dan leluasa.
(2) Dalam menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya setiap orang harus tunduk
hanya kepada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan yang layak bagi hakhak dan kebebasan-kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi syarat-syarat benar dari
kesusilaan, tertib umum serta keselamatan umum dalam suatu masyarakat demokrasi.
(3) Hak-hak dan kebebasan-kebebasan ini sekali-kali tidak boleh di jalan dengan cara yang
bertentangan dengan tujuan-tujuan dan dasar-dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa.
(Pasal 30)
Tidak sesuatupun dalam Deklarasi ini boleh diartikan memberikan kepada salah satu
negara, golongan ataupun seseorang, suatu hak untuk melakukan kegiatan atau sesuatu
perbuatan yang bertujuan untuk merusak salah satu hak dan kebebasan yang termaktub
dalam Deklarasi ini.
(Dikutip dari Shalahuddin Hamid, 2000: 209-217)

Page 34
BAB V
HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA

A. Pengertian
Hukum Islam didefinisikan sebagai seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan
Sunnah Rasul, tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini mengikat
untuk semua manusia yang beragama Islam (Amir Syarifuddin, 2000 : 5). Dalam Islam
dikenal dua aturan hukum yang berlaku bagi umat Islam yaitu Syari‟ah dan fiqh. Syari‟ah
menurut asal katanya berarti jalan menuju mata air. Berdasarkan makna kata itu syari‟at
Islam berati jalan yang harus ditempuh seorang muslim. Menurut istilah, syari‟ah berarti
aturan dan perundang-undangan yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia
dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan mengatur
hubungan antara manusia dengan alam semesta (Dep. Agama RI, 2001 : 141). Syari‟at Islam
merupakan jalan yang benar yang menjadi landasan bagi kehidupan umat manusia
sebagaimana firman Allah : “Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Qur‟an dengan
membawa kebenaran, membenarkan apa yang diturunkan sebelumnya, yaitu kitab-kitab
(yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain, maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan, dan jangan kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk
tiap-tiap umat di antara kamu Kami jadikan aturan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki niscaya kamu dijadikan-Nya satu ummat (saja), tetapi Allah hendak menguji
kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
Hanya kepada Allahlah kembali kamu semua, lalu diberikannya kepadamu apa yang kamu
perselisihkan itu (Q. S al-Maidah : 48).
Sedangkan fiqih adalah pemahaman para Ulama terhadap syari‟at Islam yang
terkandung dalam sumber hukum Islam (Al-Qur‟an dan as-Sunnah) dan
mengkodifikasikannya secara sistematis dan praktis, sehingga lebih mudah dipahami. Oleh
karena itu fiqih merupakan hasil pemikiran manusia (para Ulama) maka bentuknya tidak
tetap, ia berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran manusia. Selain itu, fiqih
dipengaruhi pula oleh pola pemikiran dan metode yang digunakan oleh para Ulama dalam
menyusunnya. Fiqih membahas dan memerinci atau mengoperasionalkan hukum-hukum
syari‟at yang masih bersifat global di dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah dan
bersifat fundamental (Dep. Agama RI, 2001 : 144).
Oleh karena itu menurut Muhammad Daud Ali (2000 : 237-238) di Indonesia dikenal
dua istilah yang menunjukkan perbedaan dalam hukum Islam yakni syari‟at Islam yang
dalam bahasa Inggris disebut Islamic law dan fiqih Islam disebut Islamic Jurisprudence. J.N.
D Anderson mengatakan bahwa hukum Islam merupakan hukum ciptaan Tuhan yang pada

Page 35
dasarnya tidak dapat diubah dan merupakan norma yang harus dita‟ati oleh kaum muslimin
(Tim Dosen PAI UGM, 2005 : 138).
Perbedaan antara syari‟ah dengan fiqih adalah sebagai berikut :
1. Syari‟ah terdapat dalam al-Qur‟an dan kitab Hadits. Jika berbicara tentang syari‟ah, maka
yang dimaksud adalah firman Allah dan Sunnah Nabi SAW. Sedangkan fiqih terdapat dalam
kitab-kitab fiqih. Jika berbicara tentang fiqih yang dimaksud adalah hasil pemahaman
manusia yang memenuhi syarat tentang syari‟ah.
2. Syari‟ah bersifat fundamental, mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari fiqih. Fiqih
bersifat instrumental, ruang lingkupnya terbatas pada apa yang disebut perbuatan hukum.
3. Syari‟ah adalah ketetapan Allah dan ketentuan Rasul SAW karena itu berlaku abadi,
sedangkan fiqih adalah karya manusia yang dapat berubah atau diubah dari masa kemasa.
4. Syari‟ah hanya satu, sedangkan fiqih mungkin lebih dari satu seperti nampak pada aliranaliran hukum yang disebut mazhahib atau mazhab-mazhab itu.
5. Syari‟ah menunjukkan kesatuan dalam Islam, sedangkan
keragamannya (Dikutip dari Muhammad Daud Ali, 2000 : 239).

fiqih

menunjukkan

B. Ciri-ciri Hukum Islam
Ciri-ciri hukum Islam (Tim Dosen PAI UGM, 2005 : 138) adalah :
1. Bagian dari ajaran Agama Islam dan dengan demikian ia bersumber dari Agama Islam.
2. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari qidah dan akhlak Islam.
3. Mempunyai dua istilah kunci yaitu Syari‟ah terdiri dari wahyu Allah dan sunnah Nabi
SAW serta fiqih yang merupakan hasil pemahaman manusia muslim tentang Syari‟ah.
4.Susunannya berlapis yang terdiri dari (a). Al-Qur‟an (b). as-Sunnah (3) sirah nabawiyah,
(d). Hasil ijtihad manusia (9). Keputusan Hukum bebruap amalan-amalan umat Islam
5. Mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pada pahala.

C. Pembagian Hukum Islam
Syariah atau hukum Islam terdiri dari dua bagian utama yaitu : (a). Hukum ibadah yaitu tata
cara dan ritual sakral yang dilakukan oleh seorang muslim dalam hubungannya dengan Allah
SWT, yang ketentuan dan tata caranya sudah tetap tidak mengalami perubahan, seperti tata
Page 36
cara shalat, puasa dan sebagainya (b). Hukum muamalah dalam arti khusus yang bersifat
terbuka untuk dikembangkan oleh umat Islam. Adapun Hukum Mu‟amalah dalam Islam
dibagi kedalam :

1.

Hukum Keluarga (Ahkam al-Ahwal al-syakhsiyyah) yaitu hukum-hukum yang
mengatur hak dan kewajiban suami-istri dan anak. Hukum ini dimaksudkan untuk
memelihara dan membangun keluarga sebagai unit masyarakat terkecil.

2.

Hukum Perdata (al-ahkam al-maliyah) yaitu hukum tentang perbuatan usaha
perorangan seperti jual beli (al-ba‟ wal ijarah), pegadaian (rahn),
penanggungan (kafalah), persyarikatan (syirkah), utang piutang (udayanah),
perjanjian (uqud). Hukum perdata ini dimaksudkan untuk mengatur orang dalam
kaitannya dengan kekayaan dan pemeliharaan hak-haknya.

3.

Hukum Pidana (al-ahkam al-jinayah) yaitu hukum yang bertalian dengan tindak
kejahatan dan sanksi-sanksinya. Tujuan hukum ini untuk memelihara ketenteraman
hidup manusia dan harta kekayaannya, kehormatannya dan hak-haknya serta
membatasi hubungan antara pelaku tindak kejahatan dengan korban dan masyarakat.

4.

Hukum Acara (al-ahkam al-murafa‟ah) yaitu hukum yang berhubungan dengan
peradilan (al-qada), persaksian (al-syahadah), dan sumpah (al-yamin). Hukum ini
bertujuan untuk mengatur proses peradilan guna merealisasikan keadilan antara
manusia.

5.

Hukum Perundang-Undangan (al-ahkam al dusturiyah) yaitu hukum yang
berhubungan dengan perundang-undangan untuk membatasi hubungan hakim dengan
terhukum (terpidana), serta menetapkan hak-hak perorangan dan kelompok.

6.

Hukum Kenegaraan (al-ahkam al-dauliyah) yaitu hukum yang berkaitan dengan
hubungan kelompok-kelompok masyarakat di dalam negara dan hubungan antar
negara. Tujuan hukum ini adalah untuk membatasi hubungan antar Negara dalam
masa damai dan masa perang, serta membatasi hubungan antara umat Islam dengan
lainnya dalam suatu Negara.

7.

Hukum Ekonomi dan Keuangan (al-ahkam al-iqtishadiyah wal maliyah) yaitu hukum
yang berhubungan dengan hak fakir miskin di dalam harta orang kaya, mengatur
sumber-sumber pendapatan dan masalah pembelanjaan negara. Tujuan hukum ini
adalah untuk mengatur hubungan ekonomi antara orang kaya dengan fakir miskin dan
antara hak-hak keuangan Negara dengan perseorangan ( Dep.Agama RI, 2001 : 159).

D. Tujuan Hukum Islam
Secara umum hukum Islam bertujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup manusia di
dunia dan akherat dengan acara mengambil segala yang bermanfa‟at dan meninggalkan
segala yang mendatangkan mudarat yaitu segala sesuatu yang tidak bermanfa‟at bagi
kehidupan manusia. Dengan demikian hukum Islam bertujuan untuk kemaslahatan hidup
ruhani, jasmani dan akal baik bagi manusia secara individu maupun sosial.

Page 37
Secara khusus hukum Islam menurut Abu Ishaq al-Syatibi (Tim Dosen PAI UGM,
2005 : 141) mempunyai lima (Maqashid al-Khamsah) tujuan yaitu : (1). Memelihara Agama :
Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia yang akan mengantarkannya kepada tujuan
yang hakiki. Oleh karena itu menjadi kewajiban setiap umat untuk memeliharanya, agar
terpelihara dari berbagai ancaman dari orang-orang yang akan merusak ajarannya, baik
akidah, syari‟ah maupun akhlak (2). Memelihara jiwa : Jiwa adalah penggerak kehidupan
manusia, maka menjadi kewajiban setiap manusia untuk memeliharanya dari kerusakan yang
dapat membawa manusia kepada kehancuran kehidupan, misalnya jiwa yang kosong dari
nilai-nilai agama akan membawa seseorang kejalan kebinasaan (3). Memelihara akal : akal
berfungsi untuk membedakan antara yang benar dengan yang salah. Karena itu akal
merupakan alat terpeting bagi setiap manusia untuk membawa hidup menjadikan hidupnya
bermanfa‟at baik bagi dirinya maupun orang lain. Dengan akal yang sehat dan cerdas setiap
orang bisa memanfa‟atkan segala yang ada untuk menghasilkan manfa‟at bagi kehidupan
manusia. Karena itu menjadi kewajiban setiap orang untuk memelihara akalnya agar jangan
dirusak. Karena itu Islam melarang perbuatan-perbuatan yang dapat merusak akal, seperti
minuman yang mamabukkan dan sebagainya (4). Memelihara keturunan : keturunan adalah
pelanjut generasi manusia, karena itu kemurnian darah agar dapat di jaga. Hal ini tercermin
dalam hubungan darah yang menjadi syarat untuk dapat saling mewarisi (Q.S 4 : 11),
larangan-larangan perkawinan yang secara rinci disebut dalam Al-Qur‟an (Q. S 4 : 23) dan
larangan berzina (Q. S 17 : 32) (5) Memelihara harta : Harta adalah pemberian Allah SWT
kepada manusia agar manusia dapat mempertahankan hidup dan melangsungkan
kehidupannya. Oleh karena itu manusia wajib memelihara harta yang ia peroleh dengan cara
yang halal, artinya sah menurut hukum dan benar menurut ukuran moral.
E. Prinsip Dasar Hukum Islam
Prinsip dasar Hukum Islam menurut M. Hasbi Ash-Shiddiqie (1975 : 282) ada lima
macam yaitu :
1. Mencegah segala yang memelaratkan
2. Membolehkan segala yang bermanfa‟at
3. Mewajibkan segala yang tidak boleh tidak
4. Membolehkan segala yang diharamkan oleh nash, apabila keadaan memaksa.
5. Membolehkan segala yang diharamkan untuk menyumbat kerusakan,
menyumbatkan jalan yang menyampaikan kepada kerusakan atau kemafsadan, apabila
adakemaslahatan.

Page 38
F. Ruang Lingkup Hukum Islam
Hukum Islam terdiri dari dua bagian yaitu Hukum perdata dan hukum pidana
Islam.
1. Hukum Perdata terdiri dari :
a. Munakahat yaitu hukum yang mengatur segala yang berhubungan dengan
perkawinan, perceraian dan akibat-akibatnya.
b. Hukum Mawarits yaitu hukum yang mengatur segala masalah yang berhubungan
dengan pewarits, ahli warits dan harta peninggalan serta pembagian warisan.
c. Mua‟amalat dalam pengertian khusus yaitu hukum yang mengatur masalah
kebendaan dan hak-hak atas benda, tata hubungan manusia dalam masalah jual-beli, sewa
menyewa dan lainya.
2. Hukum Pidana terdiri dari :
a. Jinayat yaitu hukum yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan yang diancam
hukuman baik dalam jarimah hudud (perbuatan pidana yang telah ditentukan bentuk dan
batas hukumannya dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah) dan Jarimah ta‟zir (perbuatan pidana
yang bentuk dan ancamannya ditentukan oleh penguasa).
b.Al-Ahkam as-Sulthaniyah yaitu hukum yang membicarakan masalah-masalah yang
berhubungan dengan Kepala Negara, Negara, pemerintahan, baik pusat maupun daerah,
tentra dan pajak.
c.Siyar, yaitu hukum yang mengatur perang dan damai, tata hubungan dengan
pemeluk agama dan Negara lain.
d.Mukhasamat yaitu hukum yang mengatur soal peradilan, kehakiman dan hukum
acara (Tim Dosen PAI UGM, 2005 : 14).
G. Sumber Hukum Islam
Kata sumber terjemah dari “masdar” yang jama‟nya “mashaadir” dapat diartikan suatu
wadah yang dari wadah tersebut dapat ditemukan atau digali norma hukum (Amir
Syarifuddin, 2000: 43). Sumber dalam bahasa Indonesia berarti tempat keluar, asal sesuatu.
Maka jika dikatakan sumber hokum Islam dapat diartikan tempat keluar atau asal hukum
Islam. Dalam hal ini adalah Al-qur‟an dan As-Sunnah sebagai sumber pokok sebagai tempat
dikeluarnya yang diperlukan oleh kaum muslimin dalam menetepkan hukum serta sumber
hukum lainnya..

Page 39
Adapun macam-macam sumber hukum Islam adalah al-qur’an, as-sunnah, ijma’ dan
qiyas

BAB VI
AL-QUR’AN
A. Pengertian Al-Qur’an
Qara‟a berarti mengumpulkan dan menghimpun, qira‟ah berarti menghimpun huruf-huruf
dan kata-kata satu dengan lainnya dalam suatu ucapan yang tersusun rapi. Qur‟an pada
awalnya seperti qira‟ah yaitu masdar dari kata qara‟, qira‟atan, qur‟anan. Dalam AlQur‟an Allah berfirman “Inna „alaina jam‟ahu waqur‟anah, Faiza qara‟nahu fattabi‟
qur‟anahu (Q.S
Al-Qiyamah:
17-18). Qur‟anah dalam
ayat
ini
berarti qira‟atahu (bacaannya atau cara membacanya). Qur‟an dikhususkan sebagai nama
kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (Manna‟ Khalil Al-Qathan, 2000:
15-16). Sebagian ulama mengatakan Al-Qur‟an jika dibaca “Qur‟an” dengan tidak
membaca “Al”didepannya, maka adalah nama bagi segala yang dibaca. Tetapi apabila
dibaca “Al-Qur‟an” maka ia adalah Kalam Allah yang diturunkan dalam bahasa Arab itu.
Arti kata Al-Qur‟an ialah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang tidak dapat ditandingi oleh yang menantangnya, walaupun sekedar sesurat saja (AsSuyuthi: 52).
Untuk menjelaskan pengertian Al-Qur‟an ini baiklah dikutipkan pendapat para
Ulama sebagai berikut:

1.

Asy-Syafi‟y berpendapat bahwa lafadz “Al-Qur‟an “yang dita‟rifkan dengan
“Al”, tidak berhamzah (tidak berbunyi An) dan bukan diambil dari sesuatu kalimat
lain, tidak diambil dari qara‟atu, sama dengan aku telah membaca. Kalimat itu nama
resmi bagi Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Menurut ini
harus kita baca “Al-Qur‟an” dengan tidak membunyikan “a”. (M. Hasbi AshShiddiqi, 1992: 4).

2.

Al-Asy‟ary berpendapat bahwa lafaz “Qur‟an” diambil dari lafazh “qarana” yang
berarti menggabungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Dinamai Al-Qur‟an karena
surat, ayat dan huruf-hurufnya beriringan dan dihimpun dalam satu Mushaf (AzZarkasyi, 1957: 278).

3.

Al-Farra‟ berpendapat bahwa lafazh “Qur‟an”tidak pakai hamzah dan diambil dari
kata “qara-„in” jama‟ dari qarinah, yang artinya indikator (petunjuk). Hal ini
disebabkan oleh sebagian ayat-ayat al-Qur‟an itu serupa satu sama lainnya, maka
seolah-olah sebagian ayat-ayat itu merupakan indikator (petunjuk) dari apa yang
dimaksud oleh ayat lain yang serupa itu. (Masjfuk Zuhdi, 1980: 2).

4.

Menurut Al-Lihyany bahwa lafazh “Qur‟an” itu berma‟na “yang dibaca”. Karena AlQur‟an itu dibaca, maka dinamailah dia “Al-Qur‟an”. Inilah pendapat yang terkenal
Page 40
(M. Hasbi Ash-Shiddiqi, 1954: 4). Agar pengertian Al-Qur‟an berlandaskan dalil
yang qath‟i, maka harus diambil ma‟nanya dan memperhatikan cara Al-Qur‟an
sendiri menggunakan kalimat tersebut, sebagaimana tersebut dalam firman Allah
“Laatuharriq bihi, lisanaka lita‟jalabihi, inna alaina jam‟ahu waqur‟anahu, faiza
qara‟nahu, fattabi‟ qur‟anahu (Q. S. Al-Qiyamah: 16-18). Artinya: Janganlah engkau
gerakkan
lidahmu
bergegas-gegas
membacanya.
Bahwasanya
kami
mengumpulkannya dan membacanya. Maka apabila kami telah membacanya, ikutilah
akan bacaannya. Berdasarkan zahir ayat ini, lafaz “Qur‟an” diartikan “bacaan” yakni:
Qur‟an ialah Kalamullah yang dibaca berulang-ulang oleh manusia (M. Hasbi AshShiddiq, 1992 : 5).
Hakikat Al-Qur‟an ialah makna yang berdiri pada zat Allah. Al-Gazali mengatakan
bahwa hakikat Al-Qur‟an ialah kalam yang berdiri pada zat Allah yaitu suatu sifat yang qadim
dari antara sifat-sifat-Nya. Kalam itu lafad musytarak, dipergunakan untuk lafad yang
menunjuk kepada makna, sebagaimana dipergunakan untuk makna yang ditunjuk oleh lafad
(M. Hasbi Ash-Shiddiqie, 2000: 11).
Al-Qur‟an ialah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjadi
pedoman hidup untuk melemahkan bangsa Arab yang terkenal petah lidahnya dan tinggi
susunan bahasanya (M. Hasbi Ash-Shiddiqie, 2000: 11). Para ulama mendefinisikan bahwa
Al-Qur‟an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang pembacaannya merupakan ibadah (Manna Khalil al-Qattan, 2000: 17).
Menurut As-Suyuthi seperti dikutip Ahmad Von Denffer (1988: 18) berdasarkan
laporan dari Abdullah Ibn Abbas, Hakim, Baihaqi dan Nasa‟i, bahwa Al-Qur‟an diturunkan
melalui dua tahapan:

1. Dari Lauh al-Mahfudz”catatan yang terjaga”, menuju surga yang rendah (Bait al-Izza)
di dunia, secara bersama-sama, di waktu malam Lailatul qadar. Dalam hadits Hakim
dan Ibn Abi Syaibah disebutkan “Bahwa telah dipisahkan Al-Qur‟an dari az-Zikr, lalu
diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia, kemudian Jibril menurunkannya kepada
Nabi SAW (Al-Qattan, 2000 : 42).
2. Dari langit ke bumi secara bertahap selama dua puluh tiga tahun masa kerasulan
Muhammad SAW dan pertama kali turun ketika lailatul qadar, lewat perantaraan
Malaikat Jibril. Cara turun yang kedua dari surga ke hati Rasul SAW.
2. Proses Pewahyuan Al-Qur’an
Proses pewahyuan Al-Qur‟an dari Allah hingga sampai kepada Nabi Muhammad
SAW melalui tahap sebagai berikut:

1. Cara wahyu Allah turun kepada Malaikat
1. Dialog (pembicaraan) Allah

dengan
Malaikat
tanpa
melalui
perantaraan. “Ingatlah ketika Allah berfirman kepada Malaikat bahwa : Allah
Page 41
akan menjadikan khalifah di bumi, Mereka berkata mengapa Engkau hendak
menjadikan khalifah di bumi orang yang akan membuat kerusakan di
dalamnya (Q. S Al-Baqarah : 3). Dalam firman yang lain “ Ingatlah ketika
Tuhanmu mewahyukan kepada Malaikat sesungguhnya aku bersama kamu,
maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang beriman (Q.S Al-Anfal: 12).
2. Al-Qur‟an tertulis di Lauhul mahfuz ”Bahkan ia adalah Al-Qur‟an yang mulia
tersimpan di lauhul mahfuz (Q. S Al-Buruj: 21-22).
Menurut para ulama bahwa yang benar mengenai cara Allah menurunkan
wahyu kepada malaikat ialah dengan cara Jibril menerimanya secara pendengaran dari
Allah dengan lafalnya yang khusus. Pendapat ini yang benar yang dijadikan pegangan
oleh Ahlus sunnah waljama‟ah (Manna Khalil al-Qattan: 42).
2. Cara wahyu Allah turun kepada Rasul
Proses pewahyuan yang diturunkan kepada para Rasul tanpa melalui perantaraan:

1. Mimpi yang benar dalam tidur
Berdasarkan hadits dari Aisyah r.a Sesungguhnya apa yang mula-mula terjadi
pada Rasulullah SAW adalah mimpi yang benar di waktu tidur, beliau tidaklah
melihat mimpi kecuali mimpi itu datang bagaikan terangnya pagi hari (Mutafaq
alaih).

2. Kalam Ilahi dari balik tabir, seperti yang terjadi pada Musa as.” Dan tatkala Musa
datang untuk munajat dengan Kami di waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan
telah berfirman langsung kepadanya, Musa berkata: Wahai Tuhan, tampakkanlah
diri-Mu kepadaku agar aku dapat melihat Engkau (Q. S Al-A‟raf: 143).
Selanjutnya firman Allah “Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara
langsung “ (Q. S al -Maidah: 64).
Hal yang demikianpun terjadi pada diri Rasul SAW bahwa Allah berbicara
secara langsung pada malam Isra‟ Mi‟raj (Manna Khalil al-Qattan, 2000 : 44).

3. Dihembuskan ke dalam jiwa Nabi perkataan yang dimaksudkan. Sebagaimana firman
Allah “Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia
kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir”(Q.S Asy-Syuura:
51). Menurut para ahli tafsir ayat ini maksudnya ialah Tuhan memasukkan ke dalam
jiwa Nabi wahyu yang dimaksudkan.
Sedangkan wahyu yang disampaikan dengan melalui perantaraan adalah:

Page 42
1. Datang kepadanya suara seperti gerincingan lonceng yang sangat keras. Cara inilah
yang dirasakan Nabi paling berat. “Apabila Allah menghendaki suatu urusan di langit,
maka para malaikat memukul-mukul sayapnya karena tunduk kepada firman-Nya,
bagaikan gemerincingnya mata rantai di atas batu-batu yang licin (H. R Bukhari).
2. Malaikat menjelma kepada Rasul sebagai seorang laki-laki dalam bentuk manusia.
Jibril pernah datang kepada Nabi dalam rupa Dihyah ibn khalifah, seorang lelaki yang
sangat elok rupannya.
Kedua cara itu disebut dalam hadits riwayat Aisyah Ummul mukminin “kadangkadang ia datang kepadaku bagaikan dencingan lonceng, dan itulah yang paling berat
bagiku, lalu ia pergi dan aku telah menyadari apa yang dikatakannya. Dan terkadang
malaikat menjelma kepadaku sebagai seorang laki-laki, lalu dia berbicara kepadaku dan
akupun memahami apa yang dia katakan (Manna Khalil al-Qattan, 2000: 48).

3. Jibril memperlihatkan dirinya kepada Nabi dalam rupanya yang asli yang mempunyai
600 (enam ratus) sayap.
4. Israfil turun membawa beberapa kalimat wahyu, sebelum Jibril datang membawa
wahyu qur‟an.
5. Wahyu datang seperti suara lebah
6. Paham yang dimasukkan ke dalam hati Nabi dikala beliau ber-ijtihad menetapkan
hukum (M. Hasbi Ash-Shiddiqi, 2000: 20).
Demikianlah cara wahyu diturunkan kepada para Rasul baik tanpa melalui
perantaraan (langsung) maupun melalui perantaraan dengan menggunakan delapan cara
yang menjadi keyakinan dan pengetahuan kaum muslimin tentang proses pewahyuan.
3. Sebab Sebab Turunya Al-Qur’an
a. Pengertian asbab-an-Nuzul
Asbabun nuzul terdiri dari dua kata yaitu asbab, jama‟ dari sabab yang berarti
sebab atau latar belakang dan nuzul yang berarti turun. M. Hasbi Ash-Shiddiqie (1992:
64) mengartikan asbab an-Nuzul ialah kejadian yang karenanya diturunkan Al-Qur‟an
untuk menerangkan hukum di hari timbulnya kejadian-kejadian itu dan suasana pada
sa‟at Al-Qur‟an diturunkan langsung setelah terjadinya sebab itu ataupun lantaran
karena sesuatu hikmah. Masjfuk Zuhdi (1980: 37) mengartikan Asbab an-Nuzul ialah
semua yang disebabkan olehnya diturunkan suatu ayat atau beberapa ayat yang
mengandung sebabnya atau memberi jawaban terhadap sebabnya atau menerangkan
hukumnya pada sa‟at terjadinya peristiwa itu.
Az-Zarkani (1988, I: 108) berpendapat bahwa asbabun nuzul adalah keterangan
mengenai suatu ayat atau rangkaian ayat yang berisi tentang sebab-sebab turunnya atau
menjelaskan hukum suatu kasus pada sa‟at kejadiannya.

Page 43
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai
Materi kuliah pai

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidRoisMansur
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basanurwiji
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamNovita Widianingsih
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaPengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaHabibullah Al Faruq
 
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN Desi Rahmawati
 
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari AkhirPPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari AkhirUNESA
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahZanne Arienta
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatRika Mouri
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Buku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKNBuku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKNStraw Hat
 

Was ist angesagt? (20)

Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Makalah Perkembangan Islam di Indonesia
Makalah Perkembangan Islam di IndonesiaMakalah Perkembangan Islam di Indonesia
Makalah Perkembangan Islam di Indonesia
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Ppt aqidah islam
Ppt aqidah islamPpt aqidah islam
Ppt aqidah islam
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaPengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
 
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
 
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari AkhirPPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
 
Islam dan Ruang Lingkupnya
Islam dan Ruang LingkupnyaIslam dan Ruang Lingkupnya
Islam dan Ruang Lingkupnya
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darah
 
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kinippt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Buku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKNBuku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKN
 

Ähnlich wie Materi kuliah pai

PPT Studi Islam kelompok 10.pptx
PPT Studi Islam kelompok 10.pptxPPT Studi Islam kelompok 10.pptx
PPT Studi Islam kelompok 10.pptxShintaAzhari
 
Manusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newManusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newFitra Sani
 
Modul 1 pai
Modul 1 paiModul 1 pai
Modul 1 paiMelAdila
 
Konsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaKonsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaRhe Dwi Yuni
 
Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2evayenida
 
Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2evayenida
 
Hakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab IHakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab Iarvant
 
1. MANUSIA DAhdidkfjjdkxkxkkxkxjxjN AGAMA.pptx
1. MANUSIA DAhdidkfjjdkxkxkkxkxjxjN AGAMA.pptx1. MANUSIA DAhdidkfjjdkxkxkkxkxjxjN AGAMA.pptx
1. MANUSIA DAhdidkfjjdkxkxkkxkxjxjN AGAMA.pptxUmmuFaizah4
 
American Piety : The Nature of Religious Commitment
 American Piety : The Nature of Religious Commitment American Piety : The Nature of Religious Commitment
American Piety : The Nature of Religious CommitmentArif Setyawan
 
konsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamkonsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamAhmad Rudi
 
psikologi dalam islam
psikologi dalam islampsikologi dalam islam
psikologi dalam islampsikologi12
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamWachidatin N C
 

Ähnlich wie Materi kuliah pai (20)

PPT.DIK AGAMA ISLAM.pptx
PPT.DIK AGAMA ISLAM.pptxPPT.DIK AGAMA ISLAM.pptx
PPT.DIK AGAMA ISLAM.pptx
 
PPT Studi Islam kelompok 10.pptx
PPT Studi Islam kelompok 10.pptxPPT Studi Islam kelompok 10.pptx
PPT Studi Islam kelompok 10.pptx
 
Manusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newManusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-new
 
Modul 1 pai
Modul 1 paiModul 1 pai
Modul 1 pai
 
Pai 3 kebutuhan agama 2003
Pai 3  kebutuhan agama 2003Pai 3  kebutuhan agama 2003
Pai 3 kebutuhan agama 2003
 
Pai 3 kebutuhan agama 2003
Pai 3  kebutuhan agama 2003Pai 3  kebutuhan agama 2003
Pai 3 kebutuhan agama 2003
 
Konsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaKonsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusia
 
Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2
 
Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2
 
Hakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab IHakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab I
 
1. MANUSIA DAhdidkfjjdkxkxkkxkxjxjN AGAMA.pptx
1. MANUSIA DAhdidkfjjdkxkxkkxkxjxjN AGAMA.pptx1. MANUSIA DAhdidkfjjdkxkxkkxkxjxjN AGAMA.pptx
1. MANUSIA DAhdidkfjjdkxkxkkxkxjxjN AGAMA.pptx
 
American Piety : The Nature of Religious Commitment
 American Piety : The Nature of Religious Commitment American Piety : The Nature of Religious Commitment
American Piety : The Nature of Religious Commitment
 
Ppt kons. agama
Ppt kons. agamaPpt kons. agama
Ppt kons. agama
 
konsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamkonsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islam
 
bimbingan konseling.docx
bimbingan konseling.docxbimbingan konseling.docx
bimbingan konseling.docx
 
psikologi dalam islam
psikologi dalam islampsikologi dalam islam
psikologi dalam islam
 
Ilmu kalam
Ilmu kalamIlmu kalam
Ilmu kalam
 
Tugas pai 2
Tugas pai 2Tugas pai 2
Tugas pai 2
 
agama.pptx
agama.pptxagama.pptx
agama.pptx
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
 

Kürzlich hochgeladen

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

Materi kuliah pai

  • 1. BAB I MANUSIA DAN AGAMA A. HAKIKAT MANUSIA 1. Berbagai pandangan tentang manusia : Dalam pandangan teori kognitif bahwa manusia adalah homo sapiens yaitu makhluk berpikir. Tidak lagi manusia dipandang sebagai makhluk yang melakukan reaksi terhadap lingkungannya secara pasif. Akan tetapi merupakan makhluk yang berusaha memahami lingkungan dan makhluk yang selalu berpikir. Di dalam al-qur’an banyak ayat yang mendorong manusia untuk menggunakan akalnya dalam memahami alam, seperti afala ta’qilun, afala tatafakkarun. Manusia dalam pandangan teori behaviorisme adalah makhluk homo mechanicu (manusia mesin). Aliran ini berpendapat bahwa segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan oleh aspek rasional dan emosional. Filosof Immanuel Kant menempatkan manusia pada tiga wujud : wujud epistimologis yaitu apa yang mesti ia kenal, wujud etis yaitu apa yang mesti ia lakukan dan wujud religius yaitu apa yang mesti ia harapkan. Dalam pandangan Soren Kierkegaard bahwa manusia sebagai makhluk memerlukan tiga kelengkapan hidup yaitu estetis. Dengan kemampuan estetis itu manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan serta mengungkapkannya kembali melalui lukisan yang indah, tarian yang mempesona. Kemudian kelengkapan etis. Dengan kelengkapan etis manusia mampu meningkatkan estetis secara sempurna kearah yang lebih manusiawi dan bertanggungjawab. Sedangkan kelengkapan religius mengantarkan manusia mengenal yang transendental sehingga menusia menyadari perlunya pendekatan kepada Tuhan yang semakin menuju kesempurnaan yang akan melepaskan dirinya dari rasa kekuatiran.(Syamlan Sulaiman, 1988 : 15). Karl Marx berpandangan bahwa manusia adalah makhluk Homo faber yaitu makhluk pekerja. Manusia bekerja memproduksi bahan alami menjadi bahan yang ekonomis yang dipergunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka untuk itu ia harus bekerja. Dalam pandangan Aristotles bahwa manusia disebutnya sebagai Homo Socius yaitu makhluk sosial. Karena manusia mempunyai kodrat untuk hidup bermasyarakat. Page 1
  • 2. Dalam al-Qur’an disebut dengan hablum minannas hubungan manusia dengan sesama manusia. membentuk Dalam pandangan Islam manusia dalah makhkuk ciptaan Allah yang terdiri dari tubuh atau jasad dan ruh. Kedua insur ini senyawa, sehingga terwujud proses dan mekanisme hidup. Terputusnya dua unsur ini berarti terjadinya kematian. Dalam pandangan al-Qur‟an manusia disebut dengan berbagai aspek (Dep.Agama , 2001 : 13) yaitu : Dari aspek historis penciptaannya manusia disebut Bani Adam (Q. S Al-A‟araf : 31), dari aspek biologis kemanusiaannya disebut dengan Basyar yang menggambarkan sifat kimia-biologisnya (Q.S Al-Mukminun : 33), dari aspek kecerdasannya disebut dengan insan yaitu makhluk terbaik dengan kemampuan akal menyerap ilmu pengetahuan (Q. S-Rahman : 3-4), dari segi sosiologisnya disebut dengan istilah annas yang menunjukkan sifat manusia yang berkelompok sesama jenisnya (Q.S Al-Baqarah : 21), dari segi posisinya manusia disebut abdun yang menunjukkan kedudukannya sebagai hamba Allah yang harus patuh, tunduk dan merendahkan diri dihadapan Allah yang menciptanya (Q. S Saba‟ : 9). Dalam pandangan Islam manusia memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan manusia adalah : Manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaikbaiknya (Q.S 95:4), manusia dimuliakan Allah (17: 70), manusia mempunyai akal dan ilmu pengetahuan (Q.S 2:31), manusia memiliki fungsi ibadah dan khalifah (Q.S 51: 56), manusia sebagai makhluk beragama (Q.S 30 : 30), manusia mempunyai program hidup (Q.S 2 : 201), manusia memiliki kehendak dan harus bertanggungjawab (Q.S 52: 21) dan manusia memiliki kesadaran moral (Q.S 91: 78). Kelemahan manusia adalah : Manusia adalah makhluk lemah, suka berbuat aniaya dan mengingkari nikmat (Q.S 14 : 34), manusia bersifat tergesa-gesa (Q.S 21 : 37), manusia keluh kesah, kikir dan gelisah (Q.S 70:19-21) manusia suka melampaui batas (Q.S 96:6)), manusia bersifat pelupa (Q.S 2 :44), manusia cenderung menuruti nafsu (Q.S 3: 14), manusia bersifat merugi (Q.S 103 :1), manusia suka bermegah-megah (Q.S 102 :1 ), manusia suka berbantah-bantah(Q.S 102 :1 ),manusia bersifat zalim dan bodoh (Q.S 33 : 72). Dalam pandangan Murtadho Muthahhari (1984 ) bahwa manusia adalah makhluk serba dimensi yaitu : Page 2
  • 3. a. Dimensi biologis. Secara fisik manusia memerlukan makan, minum, istirahat dan menikah supaya manusia hidup tumbuh berkembang. b. Dimensi etik. Manusia mempunyai sejumlah emosi yang bersifat etis yaitu ingin memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian. c. Dimensi Aestetika. Manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan. d. Dimensi ketuhanan. Manusia mempunyai dorongan untuk menyembah Tuhan(Q.S Al-A‟raf). e. Dimensi potensial. Manusia memiliki kemampuan dan kekuatan berlipat ganda, karena ia dikarunia akal dan kehendak bebas sehingga ia mampu menahan hawa nafsu dan dapat menciptakan keseimbangan dalam hidupnya. f. Dimensi pengenalan diri. Manusia mempunyai kemampuan mengenal dirinya sendiri. Jika ia sudah mengenal dirinya, ia akan mencari dan ingin mengetahui siapa penciptanya, mengapa ia diciptakan, dari apa ia diciptakan, bagaimana proses penciptaannya dan untuk apa ia diciptakan ? (Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu) B. Fungsi manusia Ada 4 fungsi manusia yaitu : 1. Fungsi manusia terhadap pribadi yaitu memenuhi kebutuhan jasmani dan ruhani secara menyeluruh dan seimbang agar keutuhan pribadinya terjaga. 2. Fungsi manusia terhadap masyarakat yaitu memberikan pelayanan–pelayanan fisik maupun moral seperti membantu orang lain baik berupa fisik maupun non fisik. 3. Fungsi manusia terhadap alam yaitu memanfa‟atkan potensi alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan memelihara kelestariannhya agar dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia sepanjang masa. 4. Fungsi manusia terhadap Allah SWT yaitu melakukan ibadah dengan sebaikbaiknya secara benar menurut tuntunan syariat Islam. (Q.S Adz-Dzariat: 56). C. Peranan Agama Bagi Manusia 1. Agama sebagai dinamisator. Agama berperan sebagai dinamisator artinya bahwa dengan agama mampu menggerakkan umat untuk melakukan sesuatu perbuatan baik yang dilakukan secara terus-menerus. Karena Page 3
  • 4. agama memberikan jaminan bahwa apa yang diperbuat itu jika merupakan suatu kebaikan, maka akibat dari perbuatan baik itu akan kembali kepada pelaku. Dengan dengan dinamisasi kehidupan umat akan semakin menjadi produktif. 2. Agama sebagai Stabilisator Agama berperan sebagai stabilisator artinya bahwa agama mampu menstabilkan suatu keadaan yang mengalami ketidak pastian disebabkan oleh berbagai hal. Karena agama merupakan ajaran yang penuh kedamaian, kesejahteraan dan ketenteraman. Termasuk bagaimana agama mampu memberikan rasa aman dan ketenangan kepada umatnya dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi ketidakpastian. Dalam Islam terdapat konsep sabar yang dapat dijadikan sebagai penolong. Allah berfirman dalam alqur‟an” maka minta tolonglah dengan sabar dan shalat. 3. Agama sebagai Inspirator Agama dapat menjadikan seorang muslim memperoleh berbagai inspirasi, sehingga ia menjadi orang kreatif dan inovatif dengan berbagai karya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. 4. Agama sebagai pencegah kemungkaran Orang yang beragama akan mampu mengendalikan dirinya dari berbuat kemungkaran atau kemaksiatan. Karena agama menuntut keta‟atan untuk melaksanakan berbagai kebaikan. 5. Agama menciptakan manusia kompetitif dan futuristik Banyak ayat al-qur‟an yang mendorong manusia untuk mejadi orang yang kompetitif dalam kebaikan (Fastabiqul Khairat) dan agar mempersiapkan masa depan yang pasti (waltanzur maqaddamat liqhad). 6. Agama menciptakan ketenangan jiwa manusia. Agama sebagai pedoman hidup bagi manusia akan mengarahkan kemana manusia menuju. Dengan demikian arah kehidupan manusia menjadi jelas dan pasti, sehingga ia akan memerogramkan kegiatan untuk mengisi kehidupannya untuk mencapai tujuan yang pasti. Hai orang yang beriman hendaklah setiap diri mempersiapkan hari esok ( Q.S Al-Hasyr) Page 4
  • 5. BAB II KEIMANAN DAN KETAQWAAN A. Pengertian Aqidah berasal dari kata ‟aqada-ya‟qidu-‟aqidatan yang berati menghubungkan ujung yang satu dengan ujung yang lainnya sehingga menjadi satu ikatan yang kuat dan suit dibuka (Moh.Mansyur, 1997 : 17). Setelah terbentuk menjadi aqidatan (aqidah) blerarti kepercayaan (keimanan) atau keyakinan. Secara terminologi aqidah sebagaimana menurut Hasan Al-Banna adalah ‟Aqaid (bentuk jama‟ dari ‟aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketenteraman jiwa, menjadi keyakina yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Manurut Abu Bakar Al-Jazairi dalam Kitab aqidah al-Mukmin bahwa aqiqdah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah Berdasarkan dua pengertian tersebut di atas dapat diketahu bahwa dalam memahami akidah harus secara tepat yaitu : oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu (Dep.Agama, 2001 : 102). Pertama : Setiap manusia mempunyai fitrah untuk mengakui kebenaran dengan potensi yang ia miliki untuk mencari dan menguji suatu kebenaran yang dapat dilakukan melalui indra dan akalnya. Sedangkan wahyu digunakan sebagai pedoman untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Menempatkan alat tersebut pada fungsi masing–masing untuk mendapatkan kebenaran menjadi sangat penting. Allah mengeluarkan manusia dari perut ibunya dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu, kemudian Dia memberi pendengaran, penglihatan dan hati agar manusia bersyukur (Al-An‟am : 78). (Dep.Agama, 2001 : 102). Ruang lingkup akidah Islam Ruang lingkup akidah Islam menurut Hasan Al-Banna mencakup pembahasan tentang : 1. yaitu pembahasaan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah (Tuhan), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat Allah, perbuatan (af‟al) Allah dan sebagainya. 2. Ilahiyah Nubuwwah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi, rasul, mengenai kitab-kitab Allah, mu‟jizat dan sebagainya. 3. Ruhaniyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik, seperti malaikat, jin, iblis, syaithan dan ruh. 4. Sam‟iyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya dapat diketahui melaui sam‟i yakni dalil naqli yaitu al-Qur‟an dan As-Sunnah, seperti alam barzah, azab kubur, akhirat dan sebagainya. (Dep.Agama, 2001 : 106). Page 5
  • 6. Aqidah dalam pengertian keimanan oleh Sayid Sabiq (1978 : ) 16-17mencakup pembahasan tentang perkara berikut : 1. Ma‟rifat kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang mulia dan sifat-sifat-Nya yang tinggi. Ma‟rifat dengan bukti-bukti wujud atau ada-Nya serta kenyataan sifat keagungan-Nya dalam alam semesta ini. 2. Ma‟rifat dengan alam yang ada dibalik alam semesta ini yakni alam yang tidak dapat dilihat. Demikian pula kekuatan-kekuatan kebaikan yang ada didalamnya yaitu yang berbentuk malaikat. Demikian pula kekuatan jahat yang berbentuk iblis dan sekalian tentaranya dari golongan syetan. Juga ma‟rifat dengan alam lain seperti jin dan ruh. 3. Ma‟rifat dengan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul yang dijadikan batas untuk mengetahui antara yang hak dan bathil, yang baik dan yang buruk, yang halal dan yang haram. 4. Ma‟rifat dengan nabi-nabi dan rasul-rasul Allah SWT yang dipilih-Nya untuk menjadi pembimbing yang memberi petunjuk serta memimpin seluruh makhluk menuju kepada yang benar. 5. Ma‟rifat dengan hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada sa‟at itu, seperti kebangkitan dari kubur, memperoleh balasan pahala atau siksa, surga atau neraka. 6. Ma‟rifat kepada takdir (qadha‟ dan qadar) yang di atas landasannya itulah berjalannya peraturan segala yang ada dialam semesta ini, baik dalam penciptaannya maupun cara mengaturnya. Untuk membahas akidah Islamiyah ini marilah kita mulai dengan memperhatikan hadits Nabi riwayat Muslim dari Umar yang artinya : Iman itu adalah percaya kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir dan percaya kepada qadar yang baik dan buruk. 1.Iman kepada Allah C. Ciri orang beriman Ciri-ciri orang yang beriman sebagaimana digambarkan dalam al-Qur‟an dapat disarikan sebagaiberikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Bergetar hatinya apabiala disebut nama Allah Imannya makin bertambah apabila dibacakan ayat Al-qur‟an Bertawakkal hanya kepada Allah Orang yang mendirikan shalat Orang yang menginfakkan rizki yang telah dikaruniakan Allah (Al-Anfal :2-3). Orang yang khusu‟ dalam shalatnya Orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak bermanfa‟at Orang yang menunaikan zakat Orang yang menjaga kemaluannya Orang yang memelihara atau menepati amanat dan janji-janjinya Page 6
  • 7. 11. Orang yang memelihara shalat-shalatnya (Al-Mukminun : 1-9) D. Pengaruh Keimanan dalam kehidupan Iman yang kuat dan tulus akan memberikan pengaruh positip dalam kehidupan sesorang antara lain : 1. Kemerdekaan jiwa dari pengaruh orang lain Keterikatan seseorang terhadap pengaruh atau kekuasaan orang lain menyebab ia tidak bebas bergerak untuk mencapai kemajuan. Karena itulah orang beriman kepada Allah akan melenyapkan keterikatannya pada kekuasaan orang lain yang dapat memerdekakan dirinya untuk melakukan apa yang terbaik menurut tuntunan agama. Saya tidak berkuasa untuk menarik kemanfa‟atan atau kemudaratan untuk diriku sendiri, kecuali apa yang telah dikehendaki Allah SWT (Al-A‟raf : 188). 2. 3. 4. 5. 6. Menimbulkan jiwa keberanian untuk membela kebenaran Menimbulkan keyakinan kuat bahwa Allah sebagai pemberi rizki Melahirkan jiwa yang tenteram dan hati yang tenang Kehidupan yang baik dunia maupun akherat. ( Sayid Sabiq, 1978 :135) Iman memberikan keberuntungan Orang yang beriman adalah orang beruntung dalam kehidupannya karena ia selalu mengikuti petunjuk dan bimbingan Allah untuk mencapai tujuan hidup yang hakiki. Mereka itulah orang yang tetap mendapat petunjuk dan orang –orang yang beruntung (Q.S Al-Baqarah : 5). 7. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen Konsekuen dalam melaksanakan perintah dan meninggalkan larang Allah merupakan wujud dari pengaruh iman seseorang. Karena Iman memang menuntut sikap yang konsisten terhadap apa yang telah diikrarkan sebagai pernyataan pengakuan Allah sebagai Tuhan. Karena itu pula seorang muslim melaksanakan amal perbuatan baik tanpa mengharap, kecuali hanya keredhaan Allah sebagai perwujudan keikhlasan. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam (Al-An‟am : 162). 8. Orang yang beriman akan merasa selalu hidup bersama para nabi dan orang–orang yang shaleh dalam segala zaman (An-Nisa : 69). 9. Keimanan seseorang akan membebaskan dirinya dari keraguan dalam menghadapi kehidupan. orang beriman menampakkan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan (Al-Fath : 4). 10. Iman menimbulkan perasaan aman dan tidak khawatir terhadap akan datangnya kematian. Karena kematian adalah suatu kepastian. Kematian yang kamu menghindarkan diri darinya, sesungguhnya akan menemui kamu juga (Al-Jum‟ah : 8) Page 7
  • 8. E. Pengertian dan Fungsi Taqwa Secara etimologi taqwa berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi. Dan takutlah (peliharalah) dirimu dari api neraka yang disediakan untuk orang-orang kafir (Ali-Imran :131). Menurut penelitian Al-Muqaddis sebagaimana dikutip M. Daud Ali (2000: 361) bahwa didalam Al-Qur‟an terdapat 256 kata taqwa pada 251 ayat dalam berbagai hubungan dan variasi makna. Secara terminologi taqwa menurut H.Agussalim adalah sikap mental seseorang yang selalu waspada terhadap sesuatu dalam upaya memelihara dirinya dari noda dan dosa,selalu melakukan perbuatan–perbuatan baik dan benar menghindari berbuat salah dan menghindari melakukan kejahatan terhadap diri sendiri,orang lain dan lingkungannya (Sidi Gazalba, 1976 : 46). Dengan demikian secara sederhana taqwa dapat diartikan adalah memelihara atau menjaga diri dari siksa dan murka Allah dengan melaksanakan semua perintah-Nya (berta‟at kepada-Nya) dan meninggalkan semua larangan-Nya baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun dalam bernegara. F. Karakteristik orang bertaqwa Karakteristik orang yang bertaqwa ini dijelaskan dalam al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 1-5 dan 177 : 1. Beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab dan para nabi Karakteristik ini melahirkan indikator bahwa orang yang bertaqwa itu mampu memelihara fitrah iman. 2. Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, oranghorang yang terputus bekal diperjalanan ,orang-orang yang meminta-minta, orang-orang yang tidak mampu memenuhi kewajibannya dan orang-orang memerdekaan hamba sahaya. Karakteristik ini melahirkan indikator bahwa orang yang bertaqwa itu mencintai sesama manusia yang diwujudkan dengan kesanggupan mengorbankan harta yang dicintainya. 3. Mendirikan shalat untuk memelihara hablum minallah dan membayar zakat untuk memelihara hablum minannas. Karakteristik ini melahirkan indikator kemampuan memelihara ibadah formal. 4. Menepati janji yang dapat diartikan dengan memelihara kehormatan diri. 5. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan pada waktu perang atau dalam pengertian lain mempunyai semangat perjuangan.. Berdasarkan karakteristik ini maka dapat dikelompokkan dalam dua kecenderungan sikap yaitu : Page 8
  • 9. Pertama: Sikap konsisten memelihara hubungan secara vertikal dengan Allah SWT yang diwujudkan melalui iktiqad dan keyakinan yang lurus, ketulusan dalam menjalankan ibadah dan kepatuhan terhadap ketentuan dan aturan Allah SWT Kedua: Memelihara hubungan secara horizontal yakni cinta dan kasih sayang kepada sesama umat manusia yang diwujudkan dalam segala tindakan kebajikan (Dep.Agama RI,2001 :180181). G. Implikasi orang bertaqwa dalam kehidupan Dalam memelihara hubungan dengan Allah SWT adalah : 1. Beriman kepada-Nya dengan setulus hati dan sepenuh jiwa 2. Beribadah kepada-Nya dengan jalan melaksanakan shalat lima waktu, membayar zakat, berpuasa Ramadhan dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. 1. 3.Selalu berdo‟a kepada-Nya untuk keselamatan dalam menjalankan tugas didunia dan keselamatan diakhirat. 2. 4.Selau mohon ampun atas segala dosa akibat kesalahan terhadap larangan Allah dan bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan kedua sebagai wujud kesadaran bahwa kesalahan itu tidak perlu diulangi. 6. Mensyukuri nikma-Nya dengan cara menerima, mengurus dan memanfa‟atkan semua pemberian Allah dalam beribadah kepada-Nya. 7. Sabar menghadapi musibah, tidak putus asa karena musibah merupakan cobaan iman seseorang dan sabar dalam menjalankan kehidupan yang penuh tantangan. H. Fungsi Taqwa dalam kehidupan Fungsi taqwa berarti manfa‟at atau kegunaan taqwa bagi seorang mukmin dalam kehidupannya. Taqwa bagi soerang muslim adalah : 1. 2. Taqwa berfungsi untuk memperoleh jalan keluar dari kesulitan.(At-Thalaq : 2). 3. Taqwa berfungsi untuk memperoleh cara dalam menyelesaikan kesulitan dalam urusan kehidupan ( At-Thalaq : 4). 4. Taqwa berfungsi untuk menghapus kesalahan-kesalahan manusia muslim dan melipatgandakan pahala baginya (At-Thalaq : 5). 5. Taqwa berfungsi untuk memperoleh pahala yang dilipatgandakan Allah baginya ( AtThalaq : 5) 6. Taqwa sebagai predikat muslim untuk memperoleh kemuliaan disisi Allah SWT ( AlHujurat : 13). 7. Taqwa berfungsi untuk memperoleh surga yang dijanjikan Allah yang didalamnya ada sungai-sungai yang airnya tidak berubah, sungai-sungai dari air susu yang tidak Taqwa berfungsi sebagai cara untuk memperoleh rizki dari jalan yang tidak diduga (At-Thalaq : 3). Page 9
  • 10. berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang segar bagi orang yang meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang telah disaring (Muhammad : 15). BAB III DEMOKRASI 1. Pengertian demokrasi Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” yang berarti rakyat dan “kratos/kratein” yang berarti kekuasaan. Dengan demikian pengertian demokrasi adalah “rakyat berkuasa” atau kekuasaan ada di tangan rakyat. Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara (KBBI, 1989 : 195). Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dengan demikian secara singkat demokrasi adalah pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. 2. Demokrasi Dalam Perspektif UUD 1945 Menurut Hasil Seminar Angkatan Darat II Agustus 1966 (Kaelan, 2002: 29) adalah: a. Bidang Politik dan Konstitusional Demokrasi Indonesia yang dimaksud dalam UUD 1945 berarti menegakkan kembali azasazas negara hukum, sehingga warganegara merasakan kepastian hukum, hak-hak azasi manusia baik dalam aspek kolektif maupun dalam aspek perseorangan yang terjamin dan penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara konstitusional. Dalam kaitan ini diusahakan agar lembaga-lembaga dan tata kerja Orde Baru dilepaskan dari ikatan pribadi dan lebih diperlembagakan. b. Bidang Ekonomi Demokrasi ekonomi sesuai dengan azas-azas yang menjiwai ketentuan-ketentuan mengenai ekonomi dalam UUD 1945 yang hakekatnya adalah kehidupan yang layak bagi semua warganegara yang mencakup antara lain: pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara, koperasi, pengakuan atas hak milik perseorangan dan kepastian hukum dalam penggunaannya serta peranan pemerintah yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung. Page 10
  • 11. Sedangkan menurut hasil Munas Persahi pada Desember 1966, bahwa azas negara hukum Pancasila mengandung prinsip (Kaelan, 2002: 29) yakni: (1).Pengakuan dan perlindungan hak azasi yang mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, kultural dan pendidikan (2). Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu kekuasaan / kekuatan apapun (3). Jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan. Kepastian hukum yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami, dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya. Menurut hasil Simposium Hak Azasi Manusia pada Juni 1967 bahwa predikat yang akan diberikan kepada demokrasi Indonesia haruslah demokrasi yang bertanggung jawab, artinya demokrasi yang dijiwai oleh rasa tanggungjawab terhadap Tuhan dan sesama manusia. Demokrasi berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah suatu negara. Oleh karena itu Komisi Internasional Ahli Hukum pada Konferensi di Bangkok tahun 1965 merumuskan syarat-syarat dasar penyelenggaraan pemerintah yang demokratis dibawah Rule of Law sebagai berikut : (1).Perlindungan konstitusional yang menjamin hak-hak individu dan menentukan prosedur untuk memperoleh perlindungan hak-hak yang dijamin (2). Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (3). Pemilihan umum yang bebas (4). Kebebasan untuk menyatakan pendapat (5). Kebebasan berserikat dan beroposisi dan (6). Pendidikan kewarganegaraan (Kaelan, 2002: 27). 3. Prinsip-Prinsip Demokrasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Adanya pemilihan umum yang bebas Adanya kebebasan individu Adanya pembagian kekuasaan antara ekskutif, legislatif dan yudikatif Adanya peradilan yang bebas Adanya pers yang bebas Adanya pengakuan hak minoritas Adanya pemeritahan yang berdasarkan hokum Adanya partai politik Adanya pers yang bebas Adanya pemerintahan yang konstitusional 1. Periode perkembangan Demokrasi di Indonesia Perkembangan demokrasi di Indonesia melalui empat periode (Kaelan, 2002: 28) yaitu : 1. Masa demokrasi parlementer (1945-1959) yang menonjolkan peran parlemen dan partai-partai. Kelemahan demokrasi parlementer memberi peluang dominasi partai-partai politik dan DPR yang berakibat melemahnya persatuan yang telah digalang selama perjuangan melawan musuh dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif. Page 11
  • 12. 2. Masa demokrasi Terpimpin (1959-1965) yang dalam banyak aspek menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek demokrasi rakyat. Periode ini ditandai oleh dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis dan semakin meluasnya peran ABRI sebagai kekuatan sosial politik. 3. Masa dekmokrasi Pancasila Era Erde Baru (1966-1998) yaitu demokrasi konstitusional dengan menonjolkan sistem presidensial. Demokrasi ini bertujuan untuk meluruskan penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin. Namun dalam perkembanganya peran presiden semakin dominan terhadap lembagalembaga negara. Demokrasi konstitusional berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Ketetapan MPRS / MPR 4. Masa demokrasi Pancasila Era Reformasi (1999-sekarang) yang berakar pada kekuatan multi partai untuk mengembalikan perimbangan kekuatan, antara lembaga negara, antara ekskutif, legislatif dan yudikatif. Peran partai politik semakin dominan, sehingga iklim demokrasi mendapat nafas baru. Pengalaman pada tiga periode demokrasi sebelumnya memberikan kesan bahwa dominasi salah satu kekuatan didalam penyelenggaraan negara telah mengurangi makna demokrasi itu sendiri, sehingga lahirnya masa reformasi merupakan sebuah koreksi terhadap penyelenggaraan negara kurun waktu tiga periode tersebut. Demokrasi yang berakar pada kekuatan partai politik menunjukkan bahwa demokrasi telah kembali kepada makna yang sesungguhnya yaitu bahwa dalam penyelenggaraan negara, kekuatan rakyat lah yang seharusnya dominan. Kekuatan partai politik merupakan perwakilan rakyat yang berarti bahwa rakyatlah yang berkuasa. 5. Macam-Macam Demokrasi 1. Demokrasi langsung yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijakan umum negara atau undang-undang. 2. Demokrasi tidak langsung yaitu demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan atau demokrasi perwakilan. 3. Demokrasi konstitusional yaitu demokrasi yang didasarkan atas kebebasan atau individualisme. Ciri khas pemerintahan demokrasi konstitusional adalah kekuasaan pemerintahnya terbatas dan tidak diperbolehkan banyak campur tangan dan bertindak sewenang-wenang terhadap warganya, kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi. 4. Demokrasi rakyat yaitu demokrasi yang mencita-citakan kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial. Manusia dibebaskan dari keterikatannya kepada kepemilikan pribadi tanpa penindasan dan paksaan, akan tetapi untuk mencapai masyarakat Page 12
  • 13. tersebut perlu dengan cara paksaan atau kekerasan. Demokrasi ini disebut juga demokrasi proletar yang berhaluan Marxisme-Komunisme. 5. Demokrasi formal yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi 6. Demokrasi materiil yaitu demokrasi yang menitikberatkan pada upaya-upaya menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan bidang politik kurang mendapat perhatian, bahkan kadang-kadang dihilangkan 7. Demokrasi gabungan yaitu demokrasi yang mengambil kebaikan serta membuang keburukan dari demokrasi formal maupun materiil (Suprapto dkk, 2004: 6-7). Prinsip-Prinsip demokrasi Pancasila yang dianut Negara Republik Indonesia adalah : 1. Demokrasi Pancasila tidak mengakui diktator mayoritas atas minoritas dan tirani atas 2. 3. 4. 5. 6. mayoritas. Ini berati dalam demokrasi Pancasila mengedepankan semangat keadilan, perlindungan hak-azasi manusia terhdap golongan minoritas maupun golongan mayoritas dari minoritas yang berkuasa. Prinsip ini sesuai dengan pilar demokrasi yang menjamin tegaknya keadilan dan adanya perlindungan hak azasi manusia. Demokrasi Pancasila mengedepankan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan, apabila dengan cara demikian tidak dapat dilakukan kemudian menggunakan cara dengan suara terbanyak (voting). Prinsip ini sesuai dengan pilar demokrasi yang berlaku universal yaitu kebebasan menyatakan pendapat dan adanya partisipasi rakyat dalam pemerintahan Demokrasi Pancasila menghormati adanya perbedaan pendapat. Prinsip ini sesuai dengan pilar demokrasi yang berlaku universal yaitu adanya pengakuan terhadap adanya perbedaan pendapat, kebinekaan maupun oposisi. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berkedaulatan rakyat. Ini berarti bahwa demokrasi Pancasila bercorak menghendaki kekuasaan tertinggi di tangan rakyat, bukan ditangan suatu golongan, partai politik apalagi perorangan. Prinsip ini sesuai dengan pilar demokrasi yang berlaku universal yaitu lembaga pembuat kebijakan yang berdasarkan suara rakyat, pemilu yang bebas dan adil, serta adanya perubahan kepemimpinan secara teratur dan damai. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi dengan rule of law, yang mengandung makna bahwa kekuasaan negara harus melindungi serta mengembangkan kebenaran hukum dan keadilan. Prinsip ini sesuai dengan pilar demokrasi yaitu badan hukum dan peradilan yang bebas, tidak memihak, formalisme dan hukum menjamin tegaknya keadilan maupun menyelesaikan perselisihan dengan damai dan melembaga Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berkeadilan sosial, yang berarti bahwa demokrasi Pancasila ditujukan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mewujudkan kemakmuran bagi rakyat Indonesia, bukan keadilan atau kemakmuran untuk sekelompok, golongan atau daerah tertentu saja. Dengan demikian bahwa demokrasi Pancasila menjunjung tinggi hak azasi manusia, khususnya hak sosial ekonomi. Hal ini telah sesuai dengan pilar demokrasi secara universal yaitu menjamin tegaknya keadilan. (Suprapto dkk, 2004 : 15). Page 13
  • 14. Berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila tersebut maka terlihat bahwa demokrasi Pancasila sangat lengkap karena telah memuat banyak hal yang menyangkut kepentingan rakyat. Demokrasi yang berdasarkan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu sistem penyelenggaraan negara harus memahami dan mana‟ati aturan hukum yang berlaku, konsisten dan sesuai dengan kaidah serta nilai yang terkandung dalam Pancasila. BAB IV HAK AZASI MANUSIA DALAM ISLAM A. Pengertian HAM Right dalam bahasa Inggris berarti hak, kebenaran, keadilan dan kanan (Echols, 1984: 486). Human Right berarti hak azasi manusia. Dalam bahasa Arab disebut Huquuqul Insan. Hak dalam bahasa Arab berarti lawan kebatilan, keadilan, bagian, nasib, dan kepunyaan (Yunus, 1989: 106 dan Louis, 1984: 144). Dalam Bahasa Indonesia, hak berarti benar; milik (kepunyaan); kewenangan; kekuasaan untuk berbuat sesuatu; kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu dan derajat atau martabat, hak azasi berarti hak yang dasar atau pokok (KBBI, 1989: 292). Secara terminologi hak adalah wewenang untuk meninggalkan, memiliki, mengerjakan, mempergunakan atau menuntut sesuatu bersifat materi atau immateri (Zubair, 1990: 10). Oleh karena itu pengertian Hak azsai Manusia menurut Levin adalah claim moral yang tidak dipaksakan dan melekat pada diri setiap orang berdasarkan kebebasan manusia (Hamid, 2000: 11). Jika disimpulkan dapatlah diartikan bahwa hak azasi manusia adalah kebenaran yang melekat pada setiap individu sesuai dengan falsafat yang dianut yang diperjuangkan dan dipertahankan baik bersifat m ateri maupun no materi. B. Prinsip-Prinsip HAM Dalam Islam 1. Prinsip Persamaan Persamaan berarti prihal mempersamakan atau keadaan yang sama atau serupa dengan yang lain; persesuaian (KBBI, 1989: 774). Manusia lahir dalam fitrrah yang sama dari satu keturunan Adam. Dalam pandangan Allah manusia tidak dibedakan atas ras, kulit suku bangsa dan keturunan. Dihadapan Allah manusia setara. Perbedaan itu baru nampak apabila manusia mempunyai kualitas yang dalam Islam disebut dengan taqwa. Itulah manusia yang paling mulia dalam pandangan Allah, sebagaimana firman Allah “Manusia diciptakan dari jenis laki-laki dan perempuan, kemudian dijadikan manusia itu bersuku-suku, berkabilah-kabilah agar manusia saling mengenal. Sesungguhnya manusia yang paling mulia diantara manusia lainnya disisi Allah adalah yang paling bertaqwa (Q.S. Al-Hujurat : 13). Page 14
  • 15. (1). Persamaan Hak dalam Hukum Wahai orang-orang yang beriman jadilah kalian orang yang teguh dan bersaksi kepada Allah dengan adil dan janganlah kalian menjadikan urusan satu kaum menyebabkan kalian berlaku tidak adil. Maka berlaku adillah kalian sesungguhnya ia lebih dekat kepada ketaqwaan dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah maha mengetahui terhadap apa yang kalian perbuat (Q.S Al-Maidah : 8). (2). Persamaan Hak memperoleh Keadilan Janganlah sekali-kali kebencianmu pada orang lain mendorong kamu untuk bertindak melampaui batas (Q.S. Al Maidah: 2). Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri maka akan aku potong tangannya (HR.Bukhari-Muslim). Wahai orangorang yang beriman, jadilah engkau sebagai penegak keadilan hanya kerena Allah sebagai saksi bagi (kebenaran) dan keadilan (QS An-Nisa‟:135) (3). Persamaan Hak dalam memperotes penyelewengan Hukum Setiap orang (sipil maupun penguasa) berhak memprotes penyelewengan hukum yang dilakukan oleh para hakim. Tiadalah bagi orang zalim sahabat karib atau pembela dapat diikuti (Q.S Al-Mukmin : 81). Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa seorang Yahudi melapor kepada Umar bin Khattab karena Amr bin Ash (Gubernur Mesir) telah menggusur tanahnya. Dengan keras Umar bin Khattab menegur Amr bin Ash, sehingga ia mengembalikan tanah orang Yahudi tersebut. (4). Persamaan kedudukan dalam Pemerintahan Keikutsertaan wanita dalam berperang dengan kami dilakukan secara bergiliran (Piagam Madinah ayat : 18). 2. Prinsip Toleransi (Tasamuh) Toleransi adalah sikap atau sifat menenggang) menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kelakuan, kebiasaan dan sebagainya) yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan pendirian sendiri (KBBI,1989: 955). (a). Perdamaian Perdamaian merupakan salah satu upaya untuk tidak melakukan suatu pertikaian atau peperangan. Perdamaian adalah pilihan yang dilakukan oleh kedua pihak yang bertikai. Perdamaian diawali dengan sebuah perjanjian untuk tidak melakukan pertikaian atau peperangan. Dalam hal perjanjian para ahli fiqh membagi kepada dua bagian yaitu Aam dan khas(Khudari Beik, 1965 : 64-66). Secara umum (Aam) umat Islam harus Page 15
  • 16. menghargai arti sebuah perjanjian, sebagaimana tergambar dalam Al-Qur‟an : Tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpahsumpahmu itu, sesudah meneguhkannya, sedangkan kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat (Q.S An-Nahl : 91). Secara khusus (Khas) umat Islam dilarang melanggar perjanjian, kecuali apabila dilanggar maka perjanjian itu hanya berlaku sampai batas waktu yang ditentukan, sebagaimana firman Allah: Kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka dan mereka tidak mengurangi sesuatu dari perjanjian itu dan mereka tidak membantu seseorang yang memusuhimu, maka terhadap mereka penuhilah janjinya sampai batas waktunya (QS At -Taubah : 4). (b). Peperangan Peperangan suatu kenyataan yang sulit dihindari karena dilatar belakangi berbagai kepentingan. Namun Islam mengatur hal-hal yang berkaitan dengan perang seperti : 1. Larangan menyiksa musuh dengan api “Hukuman dengan api tidak berhak dilakukan oleh siapapun kecuali oleh Yang Maha Penguasa Api (HR. Abu Dawud). Dengan demikian dapat dimaknai bahwa dalam peperangan kita tidak dibolehkan membakar musuh secara hidup-hidup. 2. Tawanan perang tidak boleh dibunuh Tawanan perang sama sekali tidak boleh dibunuh (Hadits Nabi saw). 3. Prinsip Keadilan Adil menurut Ibnu Maskawaih ialah sifat yang utama bagi setiap manusia, yang timbul dari tiga sifat utama yaitu Al-Hikmah (Kebijaksanaan), Al-Iffah (memelihara diri dari ma‟siat) dan Asy-Syaja‟ah (keberanian). Ketiga sifat itu saling berdampingan yang tunduk kepada kekuatan pembeda sehingga tidak saling mengalahkan dan masing-masing tidak berjalan sendiri. Yang dimaksud sifat adil ialah memberikan hak kepada yang berhak dengan tidak membeda-bedakan antara orang-orang yang berhak itu, dan bertindak terhadap orang yang salah sesuai dengan kejahatan dan kelalaiannya tanpa mempersukar dan pilih kasih (Ahmad Muhammad Ali, 1978: 133). Bentuk keadilan dalam kehidupan, misalnya adil dalam menetapkan hukum kepada seseorang yang sedang berperkara, adil dalam pembagian harta sesuai dengan kapasitas, tanggung jawab, jabatan, kepatutan dan sebagainya. 4. Prinsip Kebebasan (Al-Hurriyah) Kebebasan yang dimiliki oleh setiap orang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang dijamin oleh peraturan macam akebebasan manusia misalanya kebenbasan beragama Page 16
  • 17. yaitu setiapmanusia abebasa memilih dan memeluk suatu agama sesuai dengan keyakinannya, tidak seorangpun berhak memaksa untuk memilih atau tidak memilih suatu agama. Kebebasan bermusyawarah dan berkumpul untuk menyatakan pikiran dan kebebasan berpindah tempat tinggal sesuai pilihan. Untuk memperluas pemahaman tentang Hak Azasi Manusia, berikut ini disajikan tiga buah piagam yaitu: a. PIAGAM MADINAH 1. Ini adalah naskah perjanjian dari Muhammad, Nabi dan Rasul Allah, mewakili pihak kaum muslimin yang terdiri dari warga Quraisy dan warga Yathrib serta para pengikutnya yaitu mereka yang beriman dan ikut serta berjuang bersama mereka. 2. Kaum muslimin adalah umat yang bersatu utuh, mereka hidup berdampingan dengan kelompok-kelompok masyarakat yang lain 3. Kelompok Muhajirin yang berasal dari warga Quraisy, dengan tetap memegang teguh prinsip aqidah, mereka bahu membahu membayar denda yang perlu dibayarnya. Mereka membayar dengan baik tebusan bagi pembebasan anggota yang ditawan 4. Bani “Auf dengan tetap memegang teguh prinsip aqidah, mereka bahu membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok dengan baik dan adil membayar tebusan bagi pembebasan warganya yang ditawan. 5. Bani Al-Harits (dari warga Al-Khazraj) dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok membayar dengan baik dan adil tebusan bagi pembebasan warganya yang ditawan. 6. Bani Sa‟idah dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok membayar denda dengan baik dan adil tebusan bagi pembebasan warganya yang ditawan. 7. Bani Jusyam dengan memegang teguh prinsip aqidah, mereka bahu membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok membayar denda dengan baik dan adil tebusan bagi warganya yang ditawan. 8. Bani An-Najr dengan teguh memegang prinsip pertama mereka. Setiap kelompok membayar dengan baik dan adil tebusan pembebasan bagi warga yang tertawan. 9. Bani Amir bin Auf dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok membayar dengan baik dan adil tebusan bagi pembebasan warganya yang tertawan. 10. Bani An-Nabit dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok membayar denda dengan baik dan adil bagi pembebasan tebusan warganya yang tertawan 11. Bani Al-Aus dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok membayar dengan baik dan adil tebusan bagi pembebasan warganya yang tertawan 12. (a) Kaum Muslimin tidak membiarkan seseorang Muslim yang dibebani dengan utang atau beban keluarga. Mereka memberi bantuan baik untuk keperluan membayar tebusan atau denda. Page 17
  • 18. (b) Seorang Muslim tidak akan bertindak tidak senonoh terhadap sekutu (tuan atau hamba sahaya) Muslim yang lain. 13. Kaum Muslim yang ta‟at (bertaqwa) memiliki wewenang sepenuhnya untuk mengambill tindakan terhadap seseorang Muslim yang menyimpang dari kebenaran atau berusaha menyebarkan dosa, permusuhan dan kerusakan dikalangan kaum muslimin. Kaum muslimin berwewenang untuk bertindak terhadap yang bersangkutan sungguhpun ia anak muslim sendiri. 14. Seorang muslim tidak diperbolehkan membunuh orang Muslim lain untuk kepentingan orang Kafir, dan tidak diperboleh kan pula menolong orang Kafir dengan merugikan orang Muslim. 15. Jaminan (Perlindungan) Allah hanya satu. Allah berada dipihak mereka yang lemah dalam menghadapi yang kuat. Seorang Muslim dalam pergaulannya dengan pihak lain, adalah pelindung bagi orang muslim yang lain. 16. Kaum Yahudi yang mengikuti kami akan memperoleh pertolongan dan hak persamaan serta akan terhindar dari perbuatan aniaya dan perbuatan makar yang merugikan 17. Perdamaian bagi kaum Muslimin adalah satu. Seorang Muslim tidak akan mengadakan perdamaian dengan pihak luar Muslim dalam perjuangannya menegakkan agama Allah kecuali atas dasar persamaan dan keadilan. 18. Keikutsertaan wanita dalam berperang dengan kami dilaksanakan secara bergiliran 19. Seorang muslim dalam rangka menegakkan agama Allah menjadi pelindung bagi muslimin yang lain di sa‟at menghadapi hal-hal yang mengancam keselamatan jiwanya. 20. (a) Kaum muslimin yang ta‟at berada dalam petunjuk yang paling baik dan benar. (b) Seorang musyrik tidak diperbolehkan melindungi harta dan jiwa orang Quraisy dan tidak diperbolehkan mencegahnya untuk berbuat sesuatu yang merugikan seseorang Muslim. 21. Seorang yang berdasarkan bukti-bukti yang jelas membunuh seorang muslim, wajib dikisas (dibunuh), kecuali bila wali terbunuh mema‟afkannya. Dan semua kaum muslimin mengindahkan pendapat wali terbunuh. Mereka tidak diperkenankan mengambil keputusan kecuali dengan mengindahkan pendapatnya. 22. Setiap muslin yang telah mengakui perjanjian yang tercantum dalam naskah perjanjian ini dan ia beriman kepada Allah dan hari akherat, tidak diperkenankan membela atau melindungi pelaku kejahatan (kriminal), dan barang siapa yang membela atau melindungi orang tersebut, maka ia akan mendapat laknat dan murka Allah pada hari Akhirat.Mereka tidak mendapat pertolongan dan tebusan tidak dianggap sah. 23. Bila kami sekalian berbeda pendapat dalam sesuatu hal, hendaklah perkaranya diserahkan kepada (ketentuan) Allah dan Muhammad 24. Kedua pihak: Kaum Muslimin dan kaum Yahudi bekerjasama dalam menaggung pembiayaan di kala mereka melakukan perang bersama. Page 18
  • 19. 25. Sebagai suatu kelompok, Yahudi Bani „Auf hidup berdampingan dengan kaum Muslimin. Kedua pihak memiliki agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan sekutu dan diri masing-masing. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan dosa dalam hubungan ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya sendiri. 26. Bagi Kaum Yahudi Bani An-Najjar berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi kaum Yahudi Bani „Auf. 27. Bagi kaum Yahudi Bani Al-Harits berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi kaum Yahudi Bani „Auf. 28. Bagi kaum Yahudi Bani Saidah berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi kaum Yahudi Bani „Auf. 29. Bagi kaum Yahudi Bani Jusyam berlaku ketentuan sebagaimana kaum Yahudi Bani „Auf. 30. Bagi kaum Yahudi Bani Al-Aus berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi kaum Yahudi Bani ‟Auf 31. Bagi kaum Yahudi Bani Tsa‟labah berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi kaum Yahudi Bani „Auf. Barang siapa yang melakukan aniaya atau dosa dalam hubungan ini maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya sendiri. 32. Bagi warga Jafnah, sebagai anggota warga Bani Tsa‟labah berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi Bani Tsa‟labah. 33. Bagi Bani Syuthaibah berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi kaum Yahudi Bani Auf. Dan bahwa kebajikan itu berbeda dengan perbuatan dosa. 34. Sekutu (hamba sahaya) Bani Tsa‟labah tidak berbeda dengan Bani Tsa‟labah itu sendiri. 35. Kelompok-kelompok keturunan Yahudi tidak berbeda dengan Yahudi itu sendiri. 36. Tidak dibenarkan seseorang menyatakan keluar dari kelompok kecuali mendapat izin dari Muhammad. Tidak diperbolehkan melukai (membalas) orang lain yang melebihi kadar perbuatan jahat yang telah diperbuatnya. Barang siapa yang membunuh orang lain sama dengan membunuh diri dan keluarganya sendiri, terkecuali bila orang itu melakukan aniaya. Sesungguhnya Allah memperhatikan ketentuan yang paling baik dalam hal ini. 37. Kaum Yahudi dan kaum Muslimin membiaya pihaknya masing-masing. Kedua belah pihak akan membela satu dengan yang lain dalam menghadapi pihak yang memerangi kelompok-kelompok masyarakat yang menyetujui piagam perjanjian ini. Kedua belah pihak juga saling memberikan saran dan nasehat dalam kebaikan, tidak dalam perbuatan dosa. 38. Seseorang tidak dipandang berdosa karena dosa sekutunya, dan orang yang teraniaya akan mendapat pembelaan. 39. Daerah-daerah Yathrib terhalang perlu dilindungi dari setiap ancaman untuk kepentingan penduduknya. 40. Tetangga itu sepertinya diri sendiri, selama tidak merugikan dan tidak berbuat dosa. 41. Sesuatu kehormatan tidak dilindungi kecuali atas izin yang berhak atas kehormatan itu. Page 19
  • 20. 42. Sesuatu peristiwa atau perselisihan yang terjadi antara pihak-pihak yang menyetujui piagam ini dan dikhawatirkan akan membahayakan kehidupan bersama harus diselesaikan atas ajaran Allah dan Muhammad sebagai utusannya. Allah akan memperhatikan isi perjanjian yang paling dapat memberikan perlindungan dan kebajikan. 43. Dalam hubungan ini warga yang berasal dari Quraisy dan warga lain yang mendukung tidak akan mendapat pembelaan. 44. Semua warga akan saling bahu membahu dalam menghadapi pihak lain yang melancarkan serangan terhadap Yathrib 45. (a) Bila mereka (menyerang) diajak untuk berdamai dan memenuhi ajakan itu serta melaksanakan perdamaian tersebut maka perdamaian tersebut dianggap sah. Bila mereka mengajak berdamai seperti itu, maka kaum muslimin wajib memenuhi ajakan serta melaksanakan perdamaian tersebut, selama serangan yang dilakukan tidak menyangkut masalah agama. (b) Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban) masing-masing sesuai dengan fungsi dan tugasnya. 46. Kaum Yahudi Aus, sekutu (hamba sahaya) dan dirinya masing-masing memiliki hak sebagaimana kelompok-kelompok lainnya yang menyetujui perjanjian ini dengan perlakuan yang baik dan sesuai dengan semestinya dari kelompok-kelompok tersebut. Sesungguhnya kebajikan itu berbeda dengan perbuatan dosa. Setiap orang harus bertanggung jawab atas setiap perbuatan yang dilakukannya. Dan Allah memperhatikan isi perjanjian yang paling murni dan paling baik. 47. Surat perjanjian ini tidak mencegah (membela) orang yang berbuat aniaya dan dosa. Setiap orang dijamin keamanannya, baik sedang berada di Madinah maupun sedang berada di luar Madinah, kecuali orang yang berbuat aniaya dan dosa. Allah pelindung orang yang berbuat kebajikan dan menghindari keburukan. Muhammad Rasulullah S.A.W (Dikutip dari Munawir Sjadzali, 1993 : 10-15) b. DEKLARASI HAM ISLAM SE DUNIA Pembukaan Mengingat aspirasi umat manusia yang sudah berumur tua dan mendambakan suatu perdamaian dunia yang adil dimana rakyat dapat hidup, berkembang, dan sejahtera dalam suata lingkungan yang bebas dari rasa takut, aniaya, eksploitasi dan perampasan hak, masih tetap belum terpenuhi. Mengingat Allah swt telah menunjukkan umat manusia melalui firman-firman-Nya dalam Alqur‟an dan sunnah Rasul-Nya yang diberkati, yaitu Nabi Muhammad saw dan mena‟ati Page 20
  • 21. hukum serta kerangka moral yang bertujuan membentuk dan mengatur instruksi-instruksi dan hubungan-hubungannya. Mengingat HAM yang telah dideklarasikan dalam hukum Ilahi bertujuan untuk menganugrahkan martabat dan kehormatan bagi umat manusia serta dicanangkan untuk menghapus segala penganiayaan dan ketidak adilan. Mengingat berdasarkan atas sumber dan sangsi itu bersifat Ilahi, maka hak-hak manusia ini tidaklah dapat dibatasi, dicabut ataupun tidak dihargai oleh berbagai wewenang, kekuasaan oleh majelis atau institusi-institusi lainnya, dan juga tidaklah dapat dilepaskan ataupun disita. Oleh karenanya kami sebagai umat Islam yang percaya : 1. Pada Allah swt yang Maha Pengasih lagi Penyayang Maha Pencipta, Maha Pemelihara, Maha Penguasa, satu-satunya yang memberikan petunjuk bagi umat Islam manusia dan sebagai sumber segala hukum; 2. Pada kekhalifahan manusia yang diciptakan guna dapat memenuhi kehendak Allah di muka bumi; 3. Pada kebijakan bimbingan Ilahi yang dibawa oleh para nabi dan Rasul yang missinya telah sampai pada titik kulminasi dalam risalah Ilahi yang terakhir telah disampaikan oleh Rasulullah Muhammad saw bagi seluruh umat manusia. 4. Bahwa rasionalitas yang lahir dengan sendirinya, yang tanpa hak pemberian wahyu dari Allah, maka ia tidak akan menjadi bimbingan yang murni bagi urusan-urusan manusia apapun, juga tidak akan dapat memberikan kesuburan spritual dalam jiwa manusia dan dengan mengetahui bahwa ajaran-ajaran Islam mewakili kemuliaan petunjuk Ilahi dalam bentuknya yang paling sempurna dan final, serta merasakan terikat tanggungjawab untuk memperingatkan manusia akan status dan martabatnya yang dianugrahkan kepadanya oleh Allah. 5. Pada usaha untuk mengajak seluruh umat manusia kepada risalah Islam. 6. Bahwa dengan syarat-syarat perjanjian kami mula-mula kepada Allah swt bahwa tugas dan tanggung jawab kami mempunyai prioritas di atas hak-hak kami sendiri, dan bahwa dari tiap-tiap kami adalah dibawah kewajiban yang terikat untuk menyebarluaskan ajaran Islam baik itu dengan kata-kata, tingkah laku maupun dengan semua cara lain yang benar-benar bijaksana serta menjadikan mereka efektif tidak hanya pada kehidupan individu kami, tetapi juga dalam masyarakat sekeliling kami. 7. Merupakan kewajiban kami untuk mendirikan suatu o4rde Islam dimana: 1. Seluruh umat manusia adalah sama dan tidak ada yang menikmati suatu hak istimewa atau sebaliknya menderita suatu ketidak beruntungan atau diskrimanasi dengan alasan ras, warna kulit, jenis kelamin, asal mula, maupun bahasa-nya. 2. Seluruh umat manusia dilahirkan merdeka 3. Perbudakan dan kerja paksa sangat dibenci. Page 21
  • 22. 4. Kondisi-kondisi dibentuk seperti kelembagaan keluarga yang dipelihara, dilindungi dan dihormati sebagai dasar seluruh kehidupan sosial. 5. Para penguasa dan yang dikuasai (rakyat) sama-sama tunduk dan sederajat persamaannya di muka hukum. 6. Kepatuhan dan keta‟atan hanya diberikan kepada perintah-perintah yang dalam persesuaian dengan hukum. 7. Seluruh kekuasaan duniawi dianggap sebagai amanah yang suci yang dilaksanakan dalam batas-batas yang telah digariskan oleh hukum dan dalam sikap yang disetujui, serta dengan mengutamakan terhadap prioritas yang telah ditetapkannya. 8. Seluruh sumber ekonomi diperlakukan sebagai karunia Allah yang dianugrahkan kepada umat manusia, dapat dinikmati oleh semuanya sesuai dengan aturan-aturan dan nilai-nilai yang diajarkan dalam Al-qur‟an dan AsSunnah. 9. Semua urusan umat ditetapkan dan dilaksanakan serta wewenang atau kekuasaan untuk mengaturnya ditetapkan setelah saling bermusyawarah (syura) di antara orong-orang mukmin yang memenuhi syarat untuk memberikan suatu keputusan yang akan sesuai benar dengan hukum dan kebaikan umum. 10. Setiap orang melaksanakan tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan dijadikan bertanggung jawab atas segala tingkah laku perbuatannya. 11. Setiap orang dapat mempertahankan diri dari pelanggaran atas hak-haknya dan dijamin mendapatkan tindakan-tindakan yang layak dan sesuai dengan hukum. 12. Tidak seorang pun yang dapat dirampas hak-haknya yang telah dijamin oleh hukum kecuali dilakukan oleh yang berwewenang dan sejauh diizinkan oleh hukum itu. 13. Setiap individu mempunyai hak untuk mengajukan aksi legal terhadap seseorang yang melakukan suatu kejahatan terhadap masyarakat secara keseluruhan atau terhadap salah satu anggota masyarakat. 14. Segala usaha dibentuk dan diadakan guna: 1. Menjamin pembebasan umat manusia dari setiap tipe tindak eksploitasi, ketidakadilan dan aniaya. 2. Memastikan keamanan bagi setiap orang, martabat, dan kemerdekaannya menurut pola yang dibentuk dan metode yang disetujui serta di dalam batas-batas yang telah digariskan oleh hukum. Dengan ini kami sebagai para Khadim Allah dan sebagai anggota persaudaraan Islam Universal pada permulaan abad 15 era Islam, menegaskan komitmen kami untuk menegakkan HAM yang tidak dapat diganggu gugat. Page 22
  • 23. Berikut ini adalah yang kami anggap telah diperintahkan dan ditetapkan oleh Islam : a. Hak Hidup 1. Hidup manusia adalah suci dan tidak dapat diganggu gugat serta segala bentuk usaha diadakan untuk melindunginya. Dalam hal tertentu tidak seorangpun yang dapat dilukai atau bahkan sampai meninggal dunia, kecuali di bawah wewenang hukum. 2. Sebagaimana waktu hidup dan juga setelah kematiannya, kesucian jenazah seseorang tidak dapat diganggu gugat. Hal ini menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk menjaga bahwa jenazah seseorang ditangani atau diperlukan dengan penuh khidmat. b. Hak Kemerdekaan 1. Manusia dilahirkan merdeka. Tak ada seorangpun yang dapat melakukan sesuatu terhadap haknya untuk mendapatkan kemerdekaan dan kebebasan di bawah wewenang dan menurut proses hukum. 2. Setiap individu dan setiap rakyat mempunyai hak kemerdekaan yang tidak dapat dicabut dalam segala bentuknya, seperti fisik, kultural, ekonomi dan politik, serta berhak untuk berjuang dengan segala alat perantara yang tersedia guna melawan tindak pelanggaran atau pencabutan hak ini; dan setiap individu/rakyat yang ditekan atau ditindas berhak menuntut secara hukum. c. Hak Persamaan dan Larangan terhadap adanya Diskriminasi yang tidak diizinkan 1. Semua orang sama dimuka hukum dan berhak mendapatkan kesempatan dan perlindungan yang sama 2. Semua orang berhak mendapatkan upah yang sama atas kerja sama 3. Tidak ada orang yang dapat ditolak kesempatannya untuk bekerja atau didiskriminasikan dalam sikap apapun atau dikenakan resiko fisik yang besar dengan alasan kepercayaan beragama, warna kulit, ras, asal mula, jenis kelamin dan bahasa d. Hak Mendapatkan Keadilan 1. Setiap orang memiliki hak untuk diperlakukan sesuai dengan hokum 2. Setiap orang bukan hanya mempunyai haknya namun juga berkewajiban untuk memprotes terhadap ketidakadilan dan mencari jalan lain atau untuk menolong perbaikan-perbaikan yang telah ditentukan oleh hukum yang berkenaan dengan masalah yang menyebabkan luka-luka atau hilang milik pribadi seseorang tanpa alasan; untuk mempertahankan diri dari tuntutan atau tuduhan yang diajukan kepadanya dan mendapatkan keputusan hakim atau pengadilan yang adil dihadapan majelis pengadilanyang independen dalam masalah persengketaan apapun, baik dengan pegawai yang berwewenang ataupun dengan orang lain. 3. Adalah menjadi hak dan kewajiban bagi setiap orang untuk mempertahankan HAM orang lain dan masyarakat pada umumnya (hisbah). Page 23
  • 24. 4. Tidak ada seorangpun yang dapat didiskriminasikan dalam pencarian usaha-usaha untuk mempertahankan hak-hak pripacy dan public 5. Adalah menjadi hak dan kewajiban bagi setiap muslim untuk menolak mematuhi perintah yang bertentangan dengan hukum tanpa peduli oleh siapapun perintah itu dikeluarkan e. Hak mendapatkan Proses Hukum yang adil 1. Tidak seorangpun yang dapat diputuskan bersalah dan dikenakan hukuman kecuali setelah terdapat bukti bersalah yang kuat di hadapan pengadilan hukum yang independen. 2. Tidak seorangpun yang dapat dinyatakan bersalah kecuali setelah mendapatkan pengadilan hukum yang adil dan telah mendapat kesempatan yang cukup untuk mempertahankan diri yang desediakan baginya. 3. Hukum diberikan menurut dan sesuai dengan hukum, dengan proporsi tingkat keseriusan pelanggaran serta sesuai dengan pertimbangan keadaan dan alasan dimana pelanggaran itu dilakukan. 4. Tidak ada tindakan yang dapat dianggap sebagai suatu tindakan kejahatan atau kriminal kecuali yang telah diisyaratkan dalam susunan kata yang jelas dalam hukum. 5. Setiap individu bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya sendiri. Tanggungjawab atas suatu tindak kriminal tidak dapat diperluas terhadap orang lain dari anggota keluarga atau kelompok yang tidak terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam melakukan kriminal yang dipermasalahkan. f. Hak mendapatkan Perlindungan dari Penyalahagunaaan Kekuasaan Setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari tindakan kasar oleh agen-agen resmi pemerintah. Ia tidak dapat menjadi bertanggung jawab atas dirinya sendiri kecuali untuk membela diri dari tuduhan yang diajukan terhadapnya, atau ketika ia ditemukan dalam situasi dimana suatu persoalan yang berkenaan dengan masalah kecurigaan atas keterlibatannya dalam suatru tindakan kriminal dikemukakan secara wajar. g. Hak Mendapatkan Perlindungan dari Penyiksaan Tidak seorangpun dapat dijadikan korban penyiksaan terhadap pkiran dan tubuhnya, ataupun dihina dan diancam akan dilukai baik terhadap dirinya sendiri atau terhadap anggota keluarganya, ataupun dipaksa mengaku atas suatu tindak kriminal ataupun dipaksa untuk menyetujui atas suatu tindakan yang merugikan dan mengorbankan kepentingankepentingannya. h. Hak Mendapatkan Perlindungan atau Kehormatan dan Nama Baik Setiap orang memiliki hak untuk dapata amelaindungi kehormatan dan nama baiknya(reputasi) dari aberbagai tindakan fitnah,tuduhan yang tidak beralasan dan tidak Page 24
  • 25. mendasar, ataupun dari usaha-usaha disengaja untuk mencemarkan nama baik dan pemerasan. i. Hak Memperoleh Suaka (Asylun) 1. Setiap orang yang ditindas atau dianiaya memiliki hak untuk mencari suaka dan perlindungan. Hak ini dijamin bagi setiap insan tanpa memandang ras, agama, warna kulit dan jenis kelamin. 2. Masjidil Haram (Rumah suci Allah) di Kota Suci Mekkah merupakan tempat perlindungan bagi seluruh umat Islam. j. Hak-hak Minoritas 1. Prinsip Al-Qur‟an ”Tidak ada paksaan dalam agama” akan mengatur hak-hak beragama golongan minoritas non muslim. 2. Dalam negara Islam golongan minoritas agama lain mempunyai pilihan untuk diatur dalam hal ususan-urusan sipil dan personal mereka dengan memakai hukum Islam atau hukum-hukum mereka sendiri. k. Hak dan Kewajibana untuk berpartisipasi dalam Pelaksanaan dan Manajemen Urusan-urusan Publik 1. Dengan tunduk terhadap hukum, maka setiap individu dalam masyarakat (umat) berhak untuk dapat menjadi pegawai negeri. 2. Proses musyawarah bebas (syura) merupakan dasar hubungan yang ada di antara pemerintah dan rakyat. Rakyat juga memiliki hak untuk dapat memilih ataupun mengganti para penguasa mereka sesuai dengan prinsip ini. l. Hak Kebebasan Percaya, Berpikir dan berbicara 1. Setiap orang memiliki hak untuk dapat mengekspresikan pikiran dan kepercayaannya selama dia tetap dalam batas-batas yang digariskan hukum. Namun tidak ada seorangpun yang berhak untuk menyebarluaskan kebohongan atau menyebarkan laporan-laporan yang dapat menyakitkan adat kebiasaan publik atau menimbulkan fitnah, sindiran ataupun menjelek-jelekkan dengan fitnah terhadap orang lain. 2. Mengejar pengetahuan dan mencari kebenaran tidak hanya sebagai hak, namun juga merupakan kewajiban bagi setiap muslim 3. Adalah menjadi hak sekaligus kewajiban bagi setiap muslim untuk memprotes dan menentang (dalam batas-batas yang ditentukan hukum terhadap suatu tindakan meskipun hal itu melibatkan usaha menentang wewenang tertinggi dalam negara. 4. Tidak ada halangan bagi penyebaran informasi asal ia tidak membahayakan keamanan sosial dan negara dan dalam batas-batas yang diberlakukan hukum. Page 25
  • 26. 5. Tidak ada seorangpun yang boleh mencegah ataupun mengejek kepercayaan religius orang lain dan menimbulkan permusuhan khalayak umum terhadap mereka karena menghormati perasaan religius orang lain merupakan kewajiban bagi semua muslim. m. Hak Kebebasan Beragama Setiap orang memiliki hak atas kebebasan keyakinan dan beribadah menurut kepercyaan religiusnya n. Hak Berserikat Bebas 1. Setiap orang berhak untuk dapat berpartisipasi secara individu maupun kolektif dalam kehidupan religius, sosial, cultural, dan politik masyarakatnya serta untuk dapat mendirikan institusi-institusi atau perwakilan yang dimaksud untuk tujuan memerintahkan apa yang benar (ma‟ruf) dan mencegah yang salah (mungkar) 2. Setiap orang berhak untuk dapat berusaha mendirikan institusi-institusi, dimana pemanfa‟atan hak-hak ini dimungkinkan untuknya. Secara kolektif masyarakat harus menciptakan kondisi-kondisi sehingga dapat menjadikan seluruh anggota masyarakat leluasa bagi usaha pembangunan kepribadian-kepribadian mereka. o. Hak Susunan Ekonomi dan Hak Berkembang 1. Dalam usaha-usaha ekonomi mereka, semua orang berhak mendapatkan keuntungan dan manfa‟at alam serta seluruh sumbernya, ini semua merupakan karunia dan nikmat yang dianugrahkan Allah swt bagi kemanfa‟atan umat manusia secara keseluruhan. 2. Semua insan berhak untuk mengusahakan mata pencaharian mereka yang sesuai menurut hukum. 3. Setiap orang berhak untuk memiliki harta benda secara individual maupun berserikat bersama yang lainnya. Pemilikan negara atas beberapa sumber ekonomi tertentu bagi maslahat dan kepentingan umum adalah sah. 4. Orang-orang miskin memiliki hak atas suatu bagian yang telah ditentukan di dalam harta kekayaan orang-orang kaya, seperti ditentukan oleh zakat, yang dikenakan dan dikumpulkan sesuai dengan hukum. 5. Semua alat produksi akan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat (umat) secara keseluruhan dan tidak boleh diabaikan ataupun disalahgunakan. 6. Agar dapat meningkatkan pembangunan ekonomi yang seimbang dan untuk melindungi masyarakat dari tindak eksploitasi, maka Islam melarang monopoli dan oligopoli, praktik-praktik perdagangan yang membatasi secara tidak wajar, riba, pemakaian paksaan dalam membuat kontrak dan perjanjian serta penerbitan iklaniklan yang menyesatkan. Page 26
  • 27. 7. Seluruh kegiatan ekonomi dapat diizinkan dengan syarat bahwa mereka tidak merusak dan mengganggu kepentingan masyarakat (umat) dan tidak melanggar hukum dan nilai-nilai Islam. p. Hak Mendapatkan Perlindungan atas harta benda (tanah milik) Tidak ada tanah milik yang dapat diambil alih kecuali untuk kepentingan publik dan dalam hal ini ada pembayaran kompensasi yang adil dan cukup. q. Status dan Martabat Pekerja dan Buruh Islam menghormati kerja dan pekerjanya serta memerintahkan umat Islam untuk tidak hanya memperlakukan pekerja dengan adil tetapi juga memperlakukannya dengan murah hati. Pekerja atau buruh tidak hanya harus dibayar dengan tepat upah-upah yang patut mereka peroleh, tetapi mereka juga berhak mendapatkan waktu istirahat yang cukup. r. Hak Membentuk Sebuah Keluarga dan Masalah- Masalahnya 1. Setiap orang berhak untuk menikah dan mendirikan suatu rumah tangga dan mendidik anak-anak sesuai dengan agama, tradisi, dan kebudayaannya. Setiap pasangan berhak atas hak-hak khusus dan istimewa demikian ini serta untuk mengemban tanggung jawab sebagimana yang telah disyaratkan oleh hukum. 2. Masing-masing pasangan dalam perkawinan penghormatan dan penghargaan dari yang lainnya. 3. 4. Setiap suami wajib memelihara istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuannya. 5. Jika ada orang tua dengan beberapa alasan tidak mampu melaksanakan kewajibankewajiban mereka atas seorang anak, maka menjadi kewajiban masyarakat untuk memenuhi kewajiban–kewajiban ini dengan menggunakan biaya dari masyarakat. 6. Setiap orang berhak mendapatkan sokongan materil dan juga perhatian serta perlindungan dari keluarganya selama masa kanak-kanak, masa tua, atau ketika telah tidak berdaya. Para orang tua berhak mendapatkan tunjangan meteril dan perhatian serta perlindungan dari anak-anaknya. 7. Kaum ibu berhak atas perlakuan khusus, perlindungan dan bantuan dari pihak keluarga serta anggota masyarakat (umat). 8. Dalam suatu rumah tangga pria dan wanita saling membagi tugas dan kewajiban menurut jenis kelamin, berbagai karunia alamiah, bakat dan kecenderungan mereka dengan memperhatikan tanggung jawab bersama mereka terhadap keturunan dan kaum kerabatnya. berhak untuk mendapatkan Setiap anak memiliki hak untuk dipelihara dan didik dengan baik oleh kedua orang tuanya; anak-anak dilarang untuk bekerja pada usia masih belia atau dibebani dengan pekerjaan yang dapat merusak dan membahayakan perkembangan alami mereka. Page 27
  • 28. 9. Tidak ada seorangpun yang dapat dinikahi apabila bertentangan dengan kehendaknya, atau kehilangan (dikurangi) hak pribadi yang legal dalam masalah perkawinan. s. Hak-hak Wanita yang sudah Manikah Setiap wanita yang sudah menikah berhak: 1. 2. Hidup dalam rumah di tempat suaminya tinggal. 3. Mencari dan mendapatkan terputusnya pernikahan (khulu‟) sesuai dengan syaratsyarat hukum hak ini merupakan tambahan bagi haknya untuk mencari perceraian melalui pengadilan 4. 5. Mewarisi dari suami, orang tua dan anak-anak serta keluarga yang lain sesuai hukum. Menerima sarana-sarana penting guna memelihara dan menjaga standar hidup yang tidak lebih rendah dari pasangannya, dan dalam kasus perceraian ia berhak untuk menerima segala sarana pemeliharaan sesuai dengan sumber-sumber keuangan suaminya selama periode menunggu menurut hukum (iddah) baik bagi dia sendiri maupun bagi anak-anak yang ia pelihara dan asuh tanpa memandang status finansial, penghasilan, dan harta bendanya sendiri yang ia pegang sebagai haknya sendiri. Merahasiakan dengan ketat apa yang diketahui oleh suami atau bekas suami jika dicerai, yang berkenaan dengan segala informasi yang mungkin telah suaminya dapatkan darinya, penyingkapannya yang mungkin dapat terbukti merugikan dan merusak kepentingan-kepentingannya. Kewajiban yang sama juga diembankan baginya berkaitan dengan suami atau bekas suaminya. t. Hak Mendapatkan Pendidikan 1. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kemampuan alaminya. 2. Setiap orang berhak mendapatkan kebebasan memilih profesi dan kariernya serta berhak memperoleh kesempatan guna mengembangkan sepenuhnya semua karunia dan anugrah alami yang dimilikinya. u. Hak Menikmati Keleluasaan Pribadi (pripacy) Setiap orang berhak mendapatkan perlindungan kekuasaan pribadi. v. Hak Mendapatkan Kebebasan Berpindah dan Bertempat tinggal 1. Dengan memandang fakta bahwa dunia Islam benar-benar merupakan umat Islamiyah, maka setiap muslim memiliki hak untuk berpindah secara bebas ke dalam maupun keluar suatu negara Islam. Page 28
  • 29. 2. Tidak ada seorangpun yang dapat dipaksa untuk meninggalkan segera kediamannya, ataupun dideportasi secara semena-mena tanpa melalui jalan proses hukum yang berlaku sebenarnya. (Dikutip dari Shalahuddin Hamid, 2000: 218- 232). c. DEKLARASI HAM INTERNASIONAL (Pasal 1) Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikarunia akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan (Pasal 2) Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum dalam Deklarasi ini dengan tidak ada perkecualian apapun, seperti misalnya bangsa, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat lain, asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan, milik, kelahiran ataupun kedudukan lain. Selanjutnya tidak akan diadakan perbedaan atas dasar kedudukan politik, hukum atau kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana seseorang berasal, baik dari negara yang merdeka, yang berbentuk wilayah-wilayah perwakilan, jajahan atau yang di bawah pembatasan lain dari kedaulatan. (Pasal 3) Setiap orang berhak atas penghidupan, kemerdekaan dan keselamatan seseorang (Pasal 4) Tidak seorangpun boleh diperbudak atau diperhambakan; perhambaan dan perdagangan budak dalam bentuk apapun harus dilarang. (Pasal 5) Tidak seorangpun boleh dianiaya atau diperlakukan secara kejam, dengan tidak mengingat kemanusiaan atau pun jalan perlakuan atau hukum yang menghinakan (Pasal 6) Setiap orang berhak atas pengakuan sebagai manusia pribadi terhadap undang-undang dimana saja ia berada Page 29
  • 30. (Pasal 7) Sekalian orang adalah sama didepan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tak ada perbedaan. Sekalian orang berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap perbedaan yang memperkosa Deklarasi ini dan terhadap segala hasutan yang ditujukan kepada perbedaan semacam ini. (Pasal 8) Setiap orang berhak atas pengadilan yang efektif oleh hakim-hakim nasional yang kuasa terhadap tindakan perkosaan hak-hak dasar, yang diberikan kepadanya oleh undang-undang dasar negara atau undang-undang (Pasal 9) Tidak seorangpun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang secara sewenang-wenang. (Pasal 10) Setiap orang berhak dalam persamaan yang sepenuhnya didengar suaranya di muka umum dan secara adil oleh pengadilan yang independen dan tak memihak, dalam hal menetapkan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya dan dalam setiap tuntutan pidana yang ditujukan terhadapnya. (Pasal 11) (1) Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan suatu pelanggaran pidana dianggap tadak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya menurut undang-undang dalam suatu pengadilan yang terbuka, dan ia di dalam sidang itu diberi segala jaminan yang perlu untuk pembelaannya. (2) Tidak seorangpun boleh dipersalahkan melakukan pelanggaran pidana karena perbuatan atau kelalaian yang tidak merupakan suatu pelanggaran pidana menurut undang-undang nasional atau internasional, ketika perbuatan tersebut dilakukan. Juga tidak diperkenankan menjatuhkan hukuman lebih berat dari pada hukuman yang seharusnya dikenakan ketika pelanggaran pidana itu dilakukan (Pasal 12) Tidak seorangpun dapat diganggu dengan sewenang-wenang dalam urusan pribadinya, keluarganya, rumah tangganya atau hubungan surat-menyurat, juga tidak diperkenankan pelanggaran atas kehormatannya dan nama baiknya. Setiap orang berhak mendapat perlindungan hukum terhadap gangguan-gangguan atas pelanggaran-pelanggaran demikian. (Pasal 13) Page 30
  • 31. (1) Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam di dalam lingkungan batasbatas tiap negara (2) Setiap orang berhak meninggalkan sesuatu negeri, termasuk negerinya sendiri dan berhak kembali kenegerinya. (Pasal 14) (1) Setiap orang berhak mencari dan mendapatkan tempat pelarian di negeri-negeri lain untuk menjauhi pengejaran. (2) Hak ini tak dapat dipergunakan dalam pengejaran yang benar-benar timbul dari kejahatankejahatan yang tak berhubungan dengan politik atau dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan tujuan-tujuan dan dasar-dasar Perserikatan Bangsa-bangsa. (Pasal 15) (1) Setiap orang berhak mendapat kewarganegaraan. (2) Tidak seorangpun dengan semenamena dapat dikeluarkan dari kewarganegaraannya atau ditolak haknya untuk mengganti kewarganegaraannya. (Pasal 16) (1) Orang-orang dewasa baik pria maupun wanita, dengan tidak dibatasi kebangsaan, kewarganegaraannya atau agama, berhak untuk mencari jodoh dan membentuk keluarga. Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam perkawinan dan dikala perceraian. (2) Perkawinan harus dilakukan hanya dengan cara suka sama suka dari kedua mempelai (3) Keluarga adalah kesatuan yang sewajarnya serta merupakan inti dari masyarakat dan berhak mendapat perlindungan dari masyarakat dan negara. (Pasal 17) (1) Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain. (2) Seorangpun tidak boleh dirampas miliknya dengan semena-mena (Pasal 18) Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, keinsyafan batin dan agama; dalam hak ini termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan untuk menyatakan agama atau kepercayaan dengan cara mengajarkannya melakukannya, beribadah dan Page 31
  • 32. menepatinya, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, baik ditempat umum maupun secara sendiri. (Pasal 19) Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hak ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat-pendapat dengan tidak mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapatpendapat dengan cara apapu juga dan dengan tidak memandang batas-batas. (Pasal 20) (1) Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan mengadakan rapat dengan tak mendapat gangguan (2) Tidak seorangpun dapat dipaksa memasuki satu perkumpulan (Pasal 21) (1) Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negerinya sendiri, baik langsung maupun dengan perantaraan wakil-wakil yang dipilih dengan bebas. (2) Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam jabatan pemerintahan negerinya (3) Kedaulatan rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah; kedaulatan ini harus dinyatakan dalam pemilihan-pemilihan umum berkala yang jujur dan dilakukan menurut hak pilih yang bersifat umum dan tidak membeda-bedakan serta dengan pemungutan suara yang rahasia atau umum menurut cara-cara lain yang juga menjamin kebebasan mengeluarkan suara (Pasal 22) Setiap orang sebagai anggota masyarakat, berhak atas jaminan sosial dan berhak melaksanakan dengan perantaraan usaha-usaha nasional dan kerjasama internasional dan sesuai dengan organisasi-organisasi serta sumber-sumber kekayaan dari setiap negara, hakhak ekonomi, sosial dan kebudayaan yang perlu guna martabatnya dan guna perkembangan bebas pribadinya. Page 32
  • 33. (Pasal 23) (1) Setiap orang berhak atas pekerjaan berhak dengan bebas memilih pekerjaan, berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil serta baik dan atas perlindungan dari pengangguran. (2) Setiap orang dengan tidak ada perbedaan, berhak atas upah yang sama untuk pekerjaan yang sama. (3) Setiap orang melakukan pekerjaan berhak atas upah yang adil dan baik yang menjamin kehidupannya bersama dengan keluarganya, sepadan dengan martabat manusia, dan jika perlu ditambah dengan bantuan-bantuan sosial lainnya. (4) Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat pekerja untuk melindungi kepentingannya. (Pasal 24) Setiap orang berhak atas istirahat dan liburan, termasuk juga pembatasan-pembatasan jam kerja yang layak dan hari-hari libur berkala, dengan tetap menerima upah. (Pasal 25) (1) Setiap orang berhak atas tingkat hidup yang menjamin kesehatan dan keadaan baik untuk dirinya dan keluarganya, termasuk makanan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta usha-usaha sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada waktu mengalami pengangguran, menderita sakit, menjadi orang cacat, janda, mencapai usia lanjut atau mengalami kekurangan nafkah lain-lain karena keadaan yang diluar kekuasaanya. (2) Para ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa. Semua anakanak baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus mendapat perlindungan sosial yang sama. (Pasal 26) (1) Setiap orang berhak mendapat pengajaran. Pengajaran harus dengan cuma-cuma, setidaktidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan tingkat dasar. Pengajaran sekolah dasar harus diwajibkan. Pengajaran tehnik dan jurusan harus terbuka bagi semua orang dan perguruan tinggi harus dapat dimasuki dengan cara yang sama oleh semua orang, berdasarkan kecerdasan. (2) Pengajaran harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya serta memperkokoh rasa penghargaan terhadap hak-hak manusia dan kebebasan fundamental. Pengajaran harus mempertinggi rasa saling mengerti, saling menerima serta rasa persahabatan antara semua bangsa, golongan-golongan kebangsaan atau golongan penganut Page 33
  • 34. agama, serta harus memajukan kegiatan-kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam memelihara perdamaian. (3) Ibu Bapak mempunyai hak utama untuk memilih jenis pengajaran yang akan diberikan kepada anak-anak mereka (Pasal 27) (1) Setiap orang berhak untuk turut serta dengan babas dalam hidup kebudayaan masyarakat, untuk mengecap kenikmatan kesenian dan untuk turut serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan serta mendapat manfa‟atnya (2) Setiap orang berhak untuk dilindungi kepentingan-kepentingan moril dan materiil yang didapatnya sebagai hasil dari sesuatu produksi dan lapangan ilmu pengetahuan, kesusastraan atau kesenian yang diciptakan sendiri (Pasal 28) Setiap orang berhak atas suatu susunan sosial dan internasional dimana hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang termaktub dalam Deklarasi ini dapat dilaksanakan sepenuhnya. (Pasal 29) (1) Setiap orang mempunyai mewajibkan hanya terhadap suatui masyarakat tempat ia mendapat kemungkinan untuk mengembangkan pribadinya dengan penuh dan leluasa. (2) Dalam menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya setiap orang harus tunduk hanya kepada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan yang layak bagi hakhak dan kebebasan-kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi syarat-syarat benar dari kesusilaan, tertib umum serta keselamatan umum dalam suatu masyarakat demokrasi. (3) Hak-hak dan kebebasan-kebebasan ini sekali-kali tidak boleh di jalan dengan cara yang bertentangan dengan tujuan-tujuan dan dasar-dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa. (Pasal 30) Tidak sesuatupun dalam Deklarasi ini boleh diartikan memberikan kepada salah satu negara, golongan ataupun seseorang, suatu hak untuk melakukan kegiatan atau sesuatu perbuatan yang bertujuan untuk merusak salah satu hak dan kebebasan yang termaktub dalam Deklarasi ini. (Dikutip dari Shalahuddin Hamid, 2000: 209-217) Page 34
  • 35. BAB V HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA A. Pengertian Hukum Islam didefinisikan sebagai seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul, tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini mengikat untuk semua manusia yang beragama Islam (Amir Syarifuddin, 2000 : 5). Dalam Islam dikenal dua aturan hukum yang berlaku bagi umat Islam yaitu Syari‟ah dan fiqh. Syari‟ah menurut asal katanya berarti jalan menuju mata air. Berdasarkan makna kata itu syari‟at Islam berati jalan yang harus ditempuh seorang muslim. Menurut istilah, syari‟ah berarti aturan dan perundang-undangan yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan mengatur hubungan antara manusia dengan alam semesta (Dep. Agama RI, 2001 : 141). Syari‟at Islam merupakan jalan yang benar yang menjadi landasan bagi kehidupan umat manusia sebagaimana firman Allah : “Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Qur‟an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang diturunkan sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan, dan jangan kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu Kami jadikan aturan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikan-Nya satu ummat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allahlah kembali kamu semua, lalu diberikannya kepadamu apa yang kamu perselisihkan itu (Q. S al-Maidah : 48). Sedangkan fiqih adalah pemahaman para Ulama terhadap syari‟at Islam yang terkandung dalam sumber hukum Islam (Al-Qur‟an dan as-Sunnah) dan mengkodifikasikannya secara sistematis dan praktis, sehingga lebih mudah dipahami. Oleh karena itu fiqih merupakan hasil pemikiran manusia (para Ulama) maka bentuknya tidak tetap, ia berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran manusia. Selain itu, fiqih dipengaruhi pula oleh pola pemikiran dan metode yang digunakan oleh para Ulama dalam menyusunnya. Fiqih membahas dan memerinci atau mengoperasionalkan hukum-hukum syari‟at yang masih bersifat global di dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah dan bersifat fundamental (Dep. Agama RI, 2001 : 144). Oleh karena itu menurut Muhammad Daud Ali (2000 : 237-238) di Indonesia dikenal dua istilah yang menunjukkan perbedaan dalam hukum Islam yakni syari‟at Islam yang dalam bahasa Inggris disebut Islamic law dan fiqih Islam disebut Islamic Jurisprudence. J.N. D Anderson mengatakan bahwa hukum Islam merupakan hukum ciptaan Tuhan yang pada Page 35
  • 36. dasarnya tidak dapat diubah dan merupakan norma yang harus dita‟ati oleh kaum muslimin (Tim Dosen PAI UGM, 2005 : 138). Perbedaan antara syari‟ah dengan fiqih adalah sebagai berikut : 1. Syari‟ah terdapat dalam al-Qur‟an dan kitab Hadits. Jika berbicara tentang syari‟ah, maka yang dimaksud adalah firman Allah dan Sunnah Nabi SAW. Sedangkan fiqih terdapat dalam kitab-kitab fiqih. Jika berbicara tentang fiqih yang dimaksud adalah hasil pemahaman manusia yang memenuhi syarat tentang syari‟ah. 2. Syari‟ah bersifat fundamental, mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari fiqih. Fiqih bersifat instrumental, ruang lingkupnya terbatas pada apa yang disebut perbuatan hukum. 3. Syari‟ah adalah ketetapan Allah dan ketentuan Rasul SAW karena itu berlaku abadi, sedangkan fiqih adalah karya manusia yang dapat berubah atau diubah dari masa kemasa. 4. Syari‟ah hanya satu, sedangkan fiqih mungkin lebih dari satu seperti nampak pada aliranaliran hukum yang disebut mazhahib atau mazhab-mazhab itu. 5. Syari‟ah menunjukkan kesatuan dalam Islam, sedangkan keragamannya (Dikutip dari Muhammad Daud Ali, 2000 : 239). fiqih menunjukkan B. Ciri-ciri Hukum Islam Ciri-ciri hukum Islam (Tim Dosen PAI UGM, 2005 : 138) adalah : 1. Bagian dari ajaran Agama Islam dan dengan demikian ia bersumber dari Agama Islam. 2. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari qidah dan akhlak Islam. 3. Mempunyai dua istilah kunci yaitu Syari‟ah terdiri dari wahyu Allah dan sunnah Nabi SAW serta fiqih yang merupakan hasil pemahaman manusia muslim tentang Syari‟ah. 4.Susunannya berlapis yang terdiri dari (a). Al-Qur‟an (b). as-Sunnah (3) sirah nabawiyah, (d). Hasil ijtihad manusia (9). Keputusan Hukum bebruap amalan-amalan umat Islam 5. Mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pada pahala. C. Pembagian Hukum Islam Syariah atau hukum Islam terdiri dari dua bagian utama yaitu : (a). Hukum ibadah yaitu tata cara dan ritual sakral yang dilakukan oleh seorang muslim dalam hubungannya dengan Allah SWT, yang ketentuan dan tata caranya sudah tetap tidak mengalami perubahan, seperti tata Page 36
  • 37. cara shalat, puasa dan sebagainya (b). Hukum muamalah dalam arti khusus yang bersifat terbuka untuk dikembangkan oleh umat Islam. Adapun Hukum Mu‟amalah dalam Islam dibagi kedalam : 1. Hukum Keluarga (Ahkam al-Ahwal al-syakhsiyyah) yaitu hukum-hukum yang mengatur hak dan kewajiban suami-istri dan anak. Hukum ini dimaksudkan untuk memelihara dan membangun keluarga sebagai unit masyarakat terkecil. 2. Hukum Perdata (al-ahkam al-maliyah) yaitu hukum tentang perbuatan usaha perorangan seperti jual beli (al-ba‟ wal ijarah), pegadaian (rahn), penanggungan (kafalah), persyarikatan (syirkah), utang piutang (udayanah), perjanjian (uqud). Hukum perdata ini dimaksudkan untuk mengatur orang dalam kaitannya dengan kekayaan dan pemeliharaan hak-haknya. 3. Hukum Pidana (al-ahkam al-jinayah) yaitu hukum yang bertalian dengan tindak kejahatan dan sanksi-sanksinya. Tujuan hukum ini untuk memelihara ketenteraman hidup manusia dan harta kekayaannya, kehormatannya dan hak-haknya serta membatasi hubungan antara pelaku tindak kejahatan dengan korban dan masyarakat. 4. Hukum Acara (al-ahkam al-murafa‟ah) yaitu hukum yang berhubungan dengan peradilan (al-qada), persaksian (al-syahadah), dan sumpah (al-yamin). Hukum ini bertujuan untuk mengatur proses peradilan guna merealisasikan keadilan antara manusia. 5. Hukum Perundang-Undangan (al-ahkam al dusturiyah) yaitu hukum yang berhubungan dengan perundang-undangan untuk membatasi hubungan hakim dengan terhukum (terpidana), serta menetapkan hak-hak perorangan dan kelompok. 6. Hukum Kenegaraan (al-ahkam al-dauliyah) yaitu hukum yang berkaitan dengan hubungan kelompok-kelompok masyarakat di dalam negara dan hubungan antar negara. Tujuan hukum ini adalah untuk membatasi hubungan antar Negara dalam masa damai dan masa perang, serta membatasi hubungan antara umat Islam dengan lainnya dalam suatu Negara. 7. Hukum Ekonomi dan Keuangan (al-ahkam al-iqtishadiyah wal maliyah) yaitu hukum yang berhubungan dengan hak fakir miskin di dalam harta orang kaya, mengatur sumber-sumber pendapatan dan masalah pembelanjaan negara. Tujuan hukum ini adalah untuk mengatur hubungan ekonomi antara orang kaya dengan fakir miskin dan antara hak-hak keuangan Negara dengan perseorangan ( Dep.Agama RI, 2001 : 159). D. Tujuan Hukum Islam Secara umum hukum Islam bertujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akherat dengan acara mengambil segala yang bermanfa‟at dan meninggalkan segala yang mendatangkan mudarat yaitu segala sesuatu yang tidak bermanfa‟at bagi kehidupan manusia. Dengan demikian hukum Islam bertujuan untuk kemaslahatan hidup ruhani, jasmani dan akal baik bagi manusia secara individu maupun sosial. Page 37
  • 38. Secara khusus hukum Islam menurut Abu Ishaq al-Syatibi (Tim Dosen PAI UGM, 2005 : 141) mempunyai lima (Maqashid al-Khamsah) tujuan yaitu : (1). Memelihara Agama : Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia yang akan mengantarkannya kepada tujuan yang hakiki. Oleh karena itu menjadi kewajiban setiap umat untuk memeliharanya, agar terpelihara dari berbagai ancaman dari orang-orang yang akan merusak ajarannya, baik akidah, syari‟ah maupun akhlak (2). Memelihara jiwa : Jiwa adalah penggerak kehidupan manusia, maka menjadi kewajiban setiap manusia untuk memeliharanya dari kerusakan yang dapat membawa manusia kepada kehancuran kehidupan, misalnya jiwa yang kosong dari nilai-nilai agama akan membawa seseorang kejalan kebinasaan (3). Memelihara akal : akal berfungsi untuk membedakan antara yang benar dengan yang salah. Karena itu akal merupakan alat terpeting bagi setiap manusia untuk membawa hidup menjadikan hidupnya bermanfa‟at baik bagi dirinya maupun orang lain. Dengan akal yang sehat dan cerdas setiap orang bisa memanfa‟atkan segala yang ada untuk menghasilkan manfa‟at bagi kehidupan manusia. Karena itu menjadi kewajiban setiap orang untuk memelihara akalnya agar jangan dirusak. Karena itu Islam melarang perbuatan-perbuatan yang dapat merusak akal, seperti minuman yang mamabukkan dan sebagainya (4). Memelihara keturunan : keturunan adalah pelanjut generasi manusia, karena itu kemurnian darah agar dapat di jaga. Hal ini tercermin dalam hubungan darah yang menjadi syarat untuk dapat saling mewarisi (Q.S 4 : 11), larangan-larangan perkawinan yang secara rinci disebut dalam Al-Qur‟an (Q. S 4 : 23) dan larangan berzina (Q. S 17 : 32) (5) Memelihara harta : Harta adalah pemberian Allah SWT kepada manusia agar manusia dapat mempertahankan hidup dan melangsungkan kehidupannya. Oleh karena itu manusia wajib memelihara harta yang ia peroleh dengan cara yang halal, artinya sah menurut hukum dan benar menurut ukuran moral. E. Prinsip Dasar Hukum Islam Prinsip dasar Hukum Islam menurut M. Hasbi Ash-Shiddiqie (1975 : 282) ada lima macam yaitu : 1. Mencegah segala yang memelaratkan 2. Membolehkan segala yang bermanfa‟at 3. Mewajibkan segala yang tidak boleh tidak 4. Membolehkan segala yang diharamkan oleh nash, apabila keadaan memaksa. 5. Membolehkan segala yang diharamkan untuk menyumbat kerusakan, menyumbatkan jalan yang menyampaikan kepada kerusakan atau kemafsadan, apabila adakemaslahatan. Page 38
  • 39. F. Ruang Lingkup Hukum Islam Hukum Islam terdiri dari dua bagian yaitu Hukum perdata dan hukum pidana Islam. 1. Hukum Perdata terdiri dari : a. Munakahat yaitu hukum yang mengatur segala yang berhubungan dengan perkawinan, perceraian dan akibat-akibatnya. b. Hukum Mawarits yaitu hukum yang mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewarits, ahli warits dan harta peninggalan serta pembagian warisan. c. Mua‟amalat dalam pengertian khusus yaitu hukum yang mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas benda, tata hubungan manusia dalam masalah jual-beli, sewa menyewa dan lainya. 2. Hukum Pidana terdiri dari : a. Jinayat yaitu hukum yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan yang diancam hukuman baik dalam jarimah hudud (perbuatan pidana yang telah ditentukan bentuk dan batas hukumannya dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah) dan Jarimah ta‟zir (perbuatan pidana yang bentuk dan ancamannya ditentukan oleh penguasa). b.Al-Ahkam as-Sulthaniyah yaitu hukum yang membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan Kepala Negara, Negara, pemerintahan, baik pusat maupun daerah, tentra dan pajak. c.Siyar, yaitu hukum yang mengatur perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk agama dan Negara lain. d.Mukhasamat yaitu hukum yang mengatur soal peradilan, kehakiman dan hukum acara (Tim Dosen PAI UGM, 2005 : 14). G. Sumber Hukum Islam Kata sumber terjemah dari “masdar” yang jama‟nya “mashaadir” dapat diartikan suatu wadah yang dari wadah tersebut dapat ditemukan atau digali norma hukum (Amir Syarifuddin, 2000: 43). Sumber dalam bahasa Indonesia berarti tempat keluar, asal sesuatu. Maka jika dikatakan sumber hokum Islam dapat diartikan tempat keluar atau asal hukum Islam. Dalam hal ini adalah Al-qur‟an dan As-Sunnah sebagai sumber pokok sebagai tempat dikeluarnya yang diperlukan oleh kaum muslimin dalam menetepkan hukum serta sumber hukum lainnya.. Page 39
  • 40. Adapun macam-macam sumber hukum Islam adalah al-qur’an, as-sunnah, ijma’ dan qiyas BAB VI AL-QUR’AN A. Pengertian Al-Qur’an Qara‟a berarti mengumpulkan dan menghimpun, qira‟ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan lainnya dalam suatu ucapan yang tersusun rapi. Qur‟an pada awalnya seperti qira‟ah yaitu masdar dari kata qara‟, qira‟atan, qur‟anan. Dalam AlQur‟an Allah berfirman “Inna „alaina jam‟ahu waqur‟anah, Faiza qara‟nahu fattabi‟ qur‟anahu (Q.S Al-Qiyamah: 17-18). Qur‟anah dalam ayat ini berarti qira‟atahu (bacaannya atau cara membacanya). Qur‟an dikhususkan sebagai nama kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (Manna‟ Khalil Al-Qathan, 2000: 15-16). Sebagian ulama mengatakan Al-Qur‟an jika dibaca “Qur‟an” dengan tidak membaca “Al”didepannya, maka adalah nama bagi segala yang dibaca. Tetapi apabila dibaca “Al-Qur‟an” maka ia adalah Kalam Allah yang diturunkan dalam bahasa Arab itu. Arti kata Al-Qur‟an ialah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang tidak dapat ditandingi oleh yang menantangnya, walaupun sekedar sesurat saja (AsSuyuthi: 52). Untuk menjelaskan pengertian Al-Qur‟an ini baiklah dikutipkan pendapat para Ulama sebagai berikut: 1. Asy-Syafi‟y berpendapat bahwa lafadz “Al-Qur‟an “yang dita‟rifkan dengan “Al”, tidak berhamzah (tidak berbunyi An) dan bukan diambil dari sesuatu kalimat lain, tidak diambil dari qara‟atu, sama dengan aku telah membaca. Kalimat itu nama resmi bagi Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Menurut ini harus kita baca “Al-Qur‟an” dengan tidak membunyikan “a”. (M. Hasbi AshShiddiqi, 1992: 4). 2. Al-Asy‟ary berpendapat bahwa lafaz “Qur‟an” diambil dari lafazh “qarana” yang berarti menggabungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Dinamai Al-Qur‟an karena surat, ayat dan huruf-hurufnya beriringan dan dihimpun dalam satu Mushaf (AzZarkasyi, 1957: 278). 3. Al-Farra‟ berpendapat bahwa lafazh “Qur‟an”tidak pakai hamzah dan diambil dari kata “qara-„in” jama‟ dari qarinah, yang artinya indikator (petunjuk). Hal ini disebabkan oleh sebagian ayat-ayat al-Qur‟an itu serupa satu sama lainnya, maka seolah-olah sebagian ayat-ayat itu merupakan indikator (petunjuk) dari apa yang dimaksud oleh ayat lain yang serupa itu. (Masjfuk Zuhdi, 1980: 2). 4. Menurut Al-Lihyany bahwa lafazh “Qur‟an” itu berma‟na “yang dibaca”. Karena AlQur‟an itu dibaca, maka dinamailah dia “Al-Qur‟an”. Inilah pendapat yang terkenal Page 40
  • 41. (M. Hasbi Ash-Shiddiqi, 1954: 4). Agar pengertian Al-Qur‟an berlandaskan dalil yang qath‟i, maka harus diambil ma‟nanya dan memperhatikan cara Al-Qur‟an sendiri menggunakan kalimat tersebut, sebagaimana tersebut dalam firman Allah “Laatuharriq bihi, lisanaka lita‟jalabihi, inna alaina jam‟ahu waqur‟anahu, faiza qara‟nahu, fattabi‟ qur‟anahu (Q. S. Al-Qiyamah: 16-18). Artinya: Janganlah engkau gerakkan lidahmu bergegas-gegas membacanya. Bahwasanya kami mengumpulkannya dan membacanya. Maka apabila kami telah membacanya, ikutilah akan bacaannya. Berdasarkan zahir ayat ini, lafaz “Qur‟an” diartikan “bacaan” yakni: Qur‟an ialah Kalamullah yang dibaca berulang-ulang oleh manusia (M. Hasbi AshShiddiq, 1992 : 5). Hakikat Al-Qur‟an ialah makna yang berdiri pada zat Allah. Al-Gazali mengatakan bahwa hakikat Al-Qur‟an ialah kalam yang berdiri pada zat Allah yaitu suatu sifat yang qadim dari antara sifat-sifat-Nya. Kalam itu lafad musytarak, dipergunakan untuk lafad yang menunjuk kepada makna, sebagaimana dipergunakan untuk makna yang ditunjuk oleh lafad (M. Hasbi Ash-Shiddiqie, 2000: 11). Al-Qur‟an ialah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjadi pedoman hidup untuk melemahkan bangsa Arab yang terkenal petah lidahnya dan tinggi susunan bahasanya (M. Hasbi Ash-Shiddiqie, 2000: 11). Para ulama mendefinisikan bahwa Al-Qur‟an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang pembacaannya merupakan ibadah (Manna Khalil al-Qattan, 2000: 17). Menurut As-Suyuthi seperti dikutip Ahmad Von Denffer (1988: 18) berdasarkan laporan dari Abdullah Ibn Abbas, Hakim, Baihaqi dan Nasa‟i, bahwa Al-Qur‟an diturunkan melalui dua tahapan: 1. Dari Lauh al-Mahfudz”catatan yang terjaga”, menuju surga yang rendah (Bait al-Izza) di dunia, secara bersama-sama, di waktu malam Lailatul qadar. Dalam hadits Hakim dan Ibn Abi Syaibah disebutkan “Bahwa telah dipisahkan Al-Qur‟an dari az-Zikr, lalu diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia, kemudian Jibril menurunkannya kepada Nabi SAW (Al-Qattan, 2000 : 42). 2. Dari langit ke bumi secara bertahap selama dua puluh tiga tahun masa kerasulan Muhammad SAW dan pertama kali turun ketika lailatul qadar, lewat perantaraan Malaikat Jibril. Cara turun yang kedua dari surga ke hati Rasul SAW. 2. Proses Pewahyuan Al-Qur’an Proses pewahyuan Al-Qur‟an dari Allah hingga sampai kepada Nabi Muhammad SAW melalui tahap sebagai berikut: 1. Cara wahyu Allah turun kepada Malaikat 1. Dialog (pembicaraan) Allah dengan Malaikat tanpa melalui perantaraan. “Ingatlah ketika Allah berfirman kepada Malaikat bahwa : Allah Page 41
  • 42. akan menjadikan khalifah di bumi, Mereka berkata mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya (Q. S Al-Baqarah : 3). Dalam firman yang lain “ Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Malaikat sesungguhnya aku bersama kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang beriman (Q.S Al-Anfal: 12). 2. Al-Qur‟an tertulis di Lauhul mahfuz ”Bahkan ia adalah Al-Qur‟an yang mulia tersimpan di lauhul mahfuz (Q. S Al-Buruj: 21-22). Menurut para ulama bahwa yang benar mengenai cara Allah menurunkan wahyu kepada malaikat ialah dengan cara Jibril menerimanya secara pendengaran dari Allah dengan lafalnya yang khusus. Pendapat ini yang benar yang dijadikan pegangan oleh Ahlus sunnah waljama‟ah (Manna Khalil al-Qattan: 42). 2. Cara wahyu Allah turun kepada Rasul Proses pewahyuan yang diturunkan kepada para Rasul tanpa melalui perantaraan: 1. Mimpi yang benar dalam tidur Berdasarkan hadits dari Aisyah r.a Sesungguhnya apa yang mula-mula terjadi pada Rasulullah SAW adalah mimpi yang benar di waktu tidur, beliau tidaklah melihat mimpi kecuali mimpi itu datang bagaikan terangnya pagi hari (Mutafaq alaih). 2. Kalam Ilahi dari balik tabir, seperti yang terjadi pada Musa as.” Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami di waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman langsung kepadanya, Musa berkata: Wahai Tuhan, tampakkanlah diri-Mu kepadaku agar aku dapat melihat Engkau (Q. S Al-A‟raf: 143). Selanjutnya firman Allah “Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung “ (Q. S al -Maidah: 64). Hal yang demikianpun terjadi pada diri Rasul SAW bahwa Allah berbicara secara langsung pada malam Isra‟ Mi‟raj (Manna Khalil al-Qattan, 2000 : 44). 3. Dihembuskan ke dalam jiwa Nabi perkataan yang dimaksudkan. Sebagaimana firman Allah “Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir”(Q.S Asy-Syuura: 51). Menurut para ahli tafsir ayat ini maksudnya ialah Tuhan memasukkan ke dalam jiwa Nabi wahyu yang dimaksudkan. Sedangkan wahyu yang disampaikan dengan melalui perantaraan adalah: Page 42
  • 43. 1. Datang kepadanya suara seperti gerincingan lonceng yang sangat keras. Cara inilah yang dirasakan Nabi paling berat. “Apabila Allah menghendaki suatu urusan di langit, maka para malaikat memukul-mukul sayapnya karena tunduk kepada firman-Nya, bagaikan gemerincingnya mata rantai di atas batu-batu yang licin (H. R Bukhari). 2. Malaikat menjelma kepada Rasul sebagai seorang laki-laki dalam bentuk manusia. Jibril pernah datang kepada Nabi dalam rupa Dihyah ibn khalifah, seorang lelaki yang sangat elok rupannya. Kedua cara itu disebut dalam hadits riwayat Aisyah Ummul mukminin “kadangkadang ia datang kepadaku bagaikan dencingan lonceng, dan itulah yang paling berat bagiku, lalu ia pergi dan aku telah menyadari apa yang dikatakannya. Dan terkadang malaikat menjelma kepadaku sebagai seorang laki-laki, lalu dia berbicara kepadaku dan akupun memahami apa yang dia katakan (Manna Khalil al-Qattan, 2000: 48). 3. Jibril memperlihatkan dirinya kepada Nabi dalam rupanya yang asli yang mempunyai 600 (enam ratus) sayap. 4. Israfil turun membawa beberapa kalimat wahyu, sebelum Jibril datang membawa wahyu qur‟an. 5. Wahyu datang seperti suara lebah 6. Paham yang dimasukkan ke dalam hati Nabi dikala beliau ber-ijtihad menetapkan hukum (M. Hasbi Ash-Shiddiqi, 2000: 20). Demikianlah cara wahyu diturunkan kepada para Rasul baik tanpa melalui perantaraan (langsung) maupun melalui perantaraan dengan menggunakan delapan cara yang menjadi keyakinan dan pengetahuan kaum muslimin tentang proses pewahyuan. 3. Sebab Sebab Turunya Al-Qur’an a. Pengertian asbab-an-Nuzul Asbabun nuzul terdiri dari dua kata yaitu asbab, jama‟ dari sabab yang berarti sebab atau latar belakang dan nuzul yang berarti turun. M. Hasbi Ash-Shiddiqie (1992: 64) mengartikan asbab an-Nuzul ialah kejadian yang karenanya diturunkan Al-Qur‟an untuk menerangkan hukum di hari timbulnya kejadian-kejadian itu dan suasana pada sa‟at Al-Qur‟an diturunkan langsung setelah terjadinya sebab itu ataupun lantaran karena sesuatu hikmah. Masjfuk Zuhdi (1980: 37) mengartikan Asbab an-Nuzul ialah semua yang disebabkan olehnya diturunkan suatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebabnya atau memberi jawaban terhadap sebabnya atau menerangkan hukumnya pada sa‟at terjadinya peristiwa itu. Az-Zarkani (1988, I: 108) berpendapat bahwa asbabun nuzul adalah keterangan mengenai suatu ayat atau rangkaian ayat yang berisi tentang sebab-sebab turunnya atau menjelaskan hukum suatu kasus pada sa‟at kejadiannya. Page 43