3. ZONASI KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN INDIKATOR KESMAS BNPB
Per 21 Maret 2021
SUMBER DATA: BERSATU MELAWAN COVID-19
https://data.covid19.go.id/
Kota Depok pada minggu
ke-54 berada pada zona
resiko daerah kategori
sedang atau zona orange.
4. ZONASI RISIKO WILAYAH KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA DEPOK
Per 15-21 Maret 2021
SUMBER DATA: BERSATU MELAWAN COVID-19
https://data.covid19.go.id/
5. OVERVIEW
UPDATE COVID-19 KOTA DEPOK
Per 24 MARET 2021
INDIKATOR JUMLAH
Total Kasus Positif 40.980 Kasus
Penambahan Kasus
Positif Harian
219 Kasus
Total Sembuh 37.717 Kasus (92,04%)
Total Positif
Meninggal
810 Kasus (1,98%)
Total Kasus Aktif 2.453 Kasus (5,99%)
6. • Laju Insidensi
(penambahan kasus
baru) Covid-19 telah
mengalami tren
menurun.
• Puncak Kasus terjadi
pada periode 18-24
Januari 2021
10. Penularan
• Droplet: partikel ludah
berukuran >5 um
• Ditularkan melalui:
a. Kontak langsung
b. Kontak tidak langsung
• Airborne : jika dilakukan
prosedur penghasil aerosol
→ intubation, CPR,
nebulasi.
Menjadi dasar upaya pencegahan: menggunakan masker, jaga jarak,
dan cuci tangan.
11. Disusun oleh : Emily S. Gurley, PhD (Johns Hopkins Bloomberg, School of Public Health) Disajikan dengan modifikasi oleh: Bony Wiem Lestari, dr.,MSc. Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat – FK UNPAD
20. Lakukan Isolasi
Secara Mandiri
Selama
Menunggu Hasil
Swab Test,
Selalu Terapkan
Protokol
Kesehatan
LABORATORIUM RUJUKAN
Lakukan Isolasi
Secara Mandiri
Selama
Menunggu Hasil
Swab Test,
Selalu Terapkan
Protokol
Kesehatan
Mekanisme Swab Test
22. KRITERIA
PENGGUNAAN RDT-Ag
Pelacakan
Kontak
Penegakkan
diagnosis
Skrining
Kriteria akses terhadap nucleic acid
amplification test (NAAT) menggunakan
waktu pengiriman yaitu waktu dari
pengambilan swab sampai sampel diterima
laboratorium. Kriteria kecepatan pemeriksaan
NAAT menggunakan waktu tunggu yaitu
waktu dari sampel diterima laboratorium
sampai keluar hasil pemeriksaan.
28. TRACING / PELACAKAN KONTAK
• Pelacakan kontak → proses untuk
mengidentifikasi, menilai dan
mengelola orang-orang yang
berkontak dengan kasus
konfirmasi/probabel untuk memutus
rantai transmisi dan mencegah
penularan lebih lanjut.
Gambaran jika tidak dilakukan
pelacakan kontak dan karantina
Prinsip utama :
• Identifikasi kontak erat
• Pendataan
• Karantina dan pemantauan harian
selama 14 hari sejak kontak terakhir
dengan kasus konfirmasi/probabel
30. Tahap 1. Identifikasi Kontak: Siapa saja?
Orang yang berkontak dengan kasus konfirmasi/probabel, dengan memenuhi kriteria berikut:
a) Bertemu/tatap muka dalam radius 1 meter dan ≥15 menit
b) Kontak fisik langsung (berjabat tangan, berpelukan dsb)
c) Memberikan perawatan langsung tanpa APD standar.
d) Situasi lain berdasarkan penilaian epidemiologis setempat.
Symptomatic: onset
Tak bergejala: hari
pengambilan swab yang
hasilnya positif
2 hari
2 hari 14 hari atau sampai kasus diisolasi
14 hari atau sampai kasus diisolasi
lacak semua yang berkontak erat dengan kasus
dalam masa ini
KASUS
31. Tahap I – Identifikasi Kontak
Tanggal 10 Feb 11 Feb 12 Feb ….Feb 26 Feb
Tempat yang
dikunjungi
Rumah A Restoran Sekolah Rumah Teman Puskesmas …. Dst
Kontak erat Nama A Nama C … … Dr.A …. Dst
Nama B Nama D … … Petugas loket ……. Dst
Nama C dst dst
9 Feb 10 Feb 11 Feb 12 Feb 13 Feb dst … … … … 26 Feb
2 hari sebelum onset
14 hari setelah onset atau sampai kasus diisolasi
Onset
32. Tahap 2 – Pendataan
• Hubungi dan wawancara kepada kontak erat
• Langkah-langkahnya:
a) Wawancara (menggunakan telepon/WA, atau kunjungan langsung)
b) Informasikan tujuan pelacakan kontak.
c) Catat informasi dasar: nama, umur, alamat, nomer yang bisa dihubungi, tanggal
kontak terakhir dengan kasus 🡪 isi form 2
d) Sampaikan kepad kontak erat untuk melakukan :
i. Karantina mandiri
ii. Bahwa akan dilakukan pemantauan harian, dan untuk melaporkan jika muncul
gejala.
iii. Jika muncul gejala, nanti akan dirujuk untuk pemeriksaan swab.
33. Langkah 3 – Follow up/Pemantauan
a) Petugas harus cukup sehat dan telah mendapatkan
pelatihan
b) Berkoordinasi dengan tokoh/pemerintah setempat
untuk menghindari adanya stigma dan diskriminasi
c) Supervisi berjenjang dari provinsi, kabupaten dan
puskesmas.
d) Lapor dan monitoring harian
e) Pemeriksaan lab jika kontak muncul gejala.
Apa yang perlu
dimonitor? :
- Gejala
- Praktik
Karantina
35. Perilaku hidup bersih
dan sehat
memperhatikan
kelompok rentan
Gunakan
masker
Cuci tangan pakai sabun
dan air mengalir/
hand sanitizer
meningkatkan daya tahan tubuh,
Penerapkan PHBS, istirahat cukup, olah raga,
kelola stress dan Keola penyakit penyerta /comorbid
Konsumsi
gizi seimbang
Jaga jarak,
hindari kerumunan
ATTITUDE
AWARENESS
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DI MASYARAKAT
5M + Vaksinasi
40. JANGAN PANIK
HUBUNGI
PETUGAS
PUSKESMAS
SETEMPAT
KOORDINASI
DENGAN RT-RW-
LURAH SETEMPAT
Apa yang harus dilakukan?
Tracing Kontak Erat
Testing (dijadwalkan
Swab)
Treatment (dipantau
selama isolasi
mandiri/ dirujuk
sesuai kebutuhan)
Surat Keterangan
Selesai Isolasi
Bisa Terjadi
pada siapa
saja
Tingkatkan
Iman dan
Imun
Hindari
Stigma
Negatif
Jujur dengan
Kondisi yang
dihadapi
Dukungan
Moril
Dukungan
Logistik
Hindari
Stigma
Negatif
Desinfeksi
Rumah
Edukasi
Warga
sekitar
43. 1. Menurunkan kesakitan&
kematian akibat COVID-19
2.Mencapai kekebalan kelompok (herd
immunity) untuk mencegah danmelindungi
kesehatan masyarakat
3.Melindungi dan memperkuat sistem kesehatansecara
menyeluruh
4.Menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosialdan
ekonomi
VAKSINASI COVID-19 Tujuan
VAKSINASICOVID-19
45. Permenkes No 84
Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Vaksinasi
Dalam Rangka
Penanggulangan
PandemiCOVID- 19
46. Keputusan Menteri KesehatanNo.
HK.01.02./MENKES/9860/2020
tentang Penetapan Jenis Vaksinuntuk
Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
1. Menetapkan jenis dan kriteria vaksin yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan vaksinasiCOVID-19
2. Menetapkan bahwa vaksin hanya dapat digunakan
bilasudah mendapat EUA dari BPOM
3. Perubahan terhadap jenis vaksin dapat dilakukan
berdasarkan rekomendasi ITAGI dan pertimbangan
KPCPEN
47. KepmenkesNo.
HK.01.07/MENKES/12757/
2020 tentangPenetapan
Sasaran Pelaksanaan
Vaksinasi COVID-19
Masyarakat yang mendapatkan pemberitahuan
melalui Short Message Service (SMS) Blast
WAJIB mengikuti pelaksanaan Vaksinasi COVID-
19. Kecuali,bagi masyarakat yang tidak
memenuhi kriteria penerima Vaksin COVID-19
sesuai dengan indikasi Vaksin COVID-19 yang
tersedia
49. Rekomendasi Vaksinasi COVID-19 Komite
Penasihat Ahli Imunisasi Nasional(ITAGI) 1. Vaksinasi Covid-19 di saat pandemi
merupakan upaya “Public Goods” yang
dilakukan Pemerintah sebagai urusan
wajib (Obligatory Public Health
Functions). Oleh karena itu seluruhbiaya
vaksinasi harus ditanggung sepenuhnya
oleh pemerintah.
2. Untuk mempercepat penurunanpandemi
diperlukan cakupan imunisasi sebesar
70% agar ‘herd immunity’segera tercapai
dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun.
3. Vaksinasi Covid-19 harus mencakup
kelompok usia lanjut (>60 tahun)yang
merupakan kelompok risiko tinggi
terinfeksi Covid-19 denganmortalitas
yang jugatinggi.
4. Pelayanan vaksinasi dilaksanakanmelalui
fasilitas Kesehatan pemerintahataupun
swasta yang telahditunjuk danmemenuhi
standar
5. Memperkuat surveilansKIPI.
50. MASYARAKAT LAINNYA
MASYARAKAT
RENTAN
PETUGAS KESEHATAN
Masyarakat di daerah
dengan resiko
penularan tinggi
Dengan pendekatan
kluster sesuai dengan
ketersediaan vaksin
1 2 3 4
Vaksinasi dilakukan
untuk tenaga kesehatan
dan tenaga penunjang di
fasyankes tersebar di 34
provinsi
1,3Jt
Catatan:
1. Vaksinasi dilakukan pada tahap awal untuk tenaga Kesehatan dan dilajutkan dengan masyarakat usia 18-59 tahun
2. Umur 60 tahun* ke atas akan divaksinasi setelah mendapatkan informasi keamanan vaksin untuk kelompok umur tersebut (mis. tertuang EUA/data
hasil uji klinis tahap 3)
3. Vaksinasi dapat dilakukan juga terhadap komorbid tertentu (sesuai rekomendasi ahli)
PENTAHAPAN KELOMPOK PRIORITAS PENERIMA VAKSINASI
LANSIA*
21,5Jt 63,9jt 77,4jt
PETUGAS PUBLIK
17,4Jt
WAVEI :PERIODE VAKSINASI JAN-APR 2021 WAVEII :PERIODE VAKSINASI APR 2021- MAR2022
51. Reaksi yang mungkin terjadi setelah imunisasi COVID-19 hampir sama
dengan vaksin yang lain, yaitu
Reaksi Lokal:
• Nyeri atau bengkak pada tempat suntikan,
• Kemerahan,
• Abses pada tempat suntikan,
• Limfadenitis,
• Reaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis
Reaksi Sistemik:
• Demam,
• Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia),
• Badan Lemah,
• Pusing,
• Nafsu Makan
• Diare
Reaksi Lain:
• Reaksi alergi, urtikaria, dermatitis, oedem,
reaksi anafilaksis,
• SyokAnafilaksis,
• Sindrom Syok Toksik,
• Atralgia,
• Syncope (pingsan)
52. PEMANTAUAN
DAN PENANGGULANGAN KIPI
ALUR PELAPORAN
KIPI yang meresahkan dan
menimbulkan perhatian
berlebihan masyarakat, harus
segera direspons, diinvestigasi
dan laporannya segera dikirim
langsung kepada Kementerian
Kesehatan cq. Sub Direktorat
Imunisasi/Komnas PP-KIPI atau
melalui WA grup Komda KIPI –
Focal Point, email:
komnasppkipi@gmail.com dan
data_imunisasi@yahoo.com ;
website:
www.keamananvaksin.kemkes.
go.id.
JenjangAdministrasi Kurunwaktuditerimanya laporan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Pokja
KIPI
24jamdarisaatpenemuankasus
DinasKesehatanProvinsi/Komda PP-KIPI 24-72 jam dari saatpenemuan
kasus
SubDirektoratImunisasi/KomnasPP-KIPI 24 jam-7 hari dari saat penemuan
kasus
Fasyankes
53. Kandidat Vaksinasi Covid-19
Kandidat vaksin COVID – 19 kerjasama
mulitlateral:
1. Sinovac, kerjasama Biofarma
dengan China
2. Sinopharm, kerjasama Kimia
Farma dengan Group 42 United
Emirat Arab
3. Genexine – GX19, kerjasama
Kalbe Farma dengan Genoxine
Korea Selatan
Gavi – CEPI untuk Middle Income
Country dan Low Middle Income
Country dengan skema AMC Covax,
https://www.who.int/publications/m/item/draft-landscape-of-covid-19-candidate-vaccines
56. Jejaring Layanan Imunisasi Public Private Mix
Pemberian pelayanan imunisasi COVID-19 jugamelibatkan peranswasta sebagai
bagian dari PublicPrivateMix(PPM)
57. Target Vaksinasi Tahap 1 dan 2
Kota Depok
TARGET VAKSINASI KOTA DEPOK : 242.657
TARGET SDMK : 11.140 Sasaran
TARGET LANSIA dan PELAYAN PUBLIK : 231.517 Sasaran
58. Realisasi Vaksinasi
Berdasarkan Jumlah Vaksin Yang Diterima
TAHAP JUMLAH VAKSIN
YANG DITERIMA
UNTUK SASARAN JUMLAH VAKSIN
YANG TERPAKAI
PERSENTASE
TAHAP I
TARGET 11.140 (22.280 vial/ 1 orang 1 vial dan dilaksanakan 2 kali)
PENGIRIMAN 22.280 VIAL 11.140 DOSIS 1 : 11.366 102,46 %
DOSIS 2 : 8.911 80 %
Data per 24 Maret 2021
TAHAP I
TARGET SDMK : 11.140 Sasaran
Kebutuhan Vaksin : 22.280 vial (untuk 1 vial 1 dosis)
TARGET VAKSINASI KOTA DEPOK : 242.657
TARGET SDMK : 11.140 Sasaran
TARGET LANSIA dan PELAYAN PUBLIK : 231.517 Sasaran
59. Realisasi Vaksinasi
Berdasarkan Jumlah Vaksin Yang Diterima
Data per 24 Maret 2021
TAHAP II
TARGET LANSIA dan PELAYAN PUBLIK : 231.517 Sasaran
Kebutuhan Vaksin utk 2 Dosis : 46.304 vial (untuk 1 vial 10 dosis)
Vaksin yang sudah diterima : 9.690 vial (20.92%)
Menunggu Pengiriman : 36.614 vial (untuk 2 dosis penyuntikan)
TAHAP
JUMLAH VAKSIN
YANG DITERIMA
UNTUK
SASARAN
JUMLAH
VAKSIN YANG
TERPAKAI
SASARAN YANG
SUDAH DI VAKSIN
% KET
TAHAP II
PENGIRIMAN 1 3.340 (VIAL) 16.700
SASARAN
3.340 (VIAL) 16.700 SASARAN 100% Sudah vaksin 2
dosis
PENGIRIMAN 2 6.350 (VIAL) 63.500
SASARAN
5.420 (VIAL) 54.193 SASARAN 85.34 % Baru vaksin 1
dosis
Pengiriman
Selanjutnya
36.614 (VIAL) untuk 2 dosis penyuntikan
Realisasi penggunaan vaksin pengiriman kedua 85.34%, lebih banyak untuk Lansia dengan interval vaksinasi 28 hari,
Lansia perlu pendampingan dalam registrasi dan akses ke fasilitas kesehatan
61. OPTIMALISASI SATGAS COVID
PADA KOMUNITAS
PELIBATAN MASYARAKAT
SECARA AKTIF DALAM
MEMUTUS MATA RANTAI
PENULARAN DENGAN
MENERAPKAN PROTOCOL
KESEHATAN DAN 5M DALAM
AKTIVITAS SEHARI-HARI
PENEGAKKAN DAN PENERTIBAN
PROTOKOL KESEHATAN SECARA
KOMPREHENSIF DAN KONTINYU
PENANGANAN KASUS COVID-19
/ MELALUI TRACING YANG
LENGKAP DAN TUNTAS
PENINGKATAN KAPASITAS SWAB
SESUAI STANDAR WHO
(LABEKSDA & PENCATATAN
PELAPORAN RS/LAB SWASTA)
PENAMBAHAN TT PERAWATAN
COVID-19 DAN RS ISOLASI
PENYEDIAAN APD DAN BMHP
BAGI PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN
EDUKASI DAN SOSIALISASI
DENGAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT TENTANG
PENERAPAN PROTOKOL
KESEHATAN DI BERBAGAI
TATANAN
PEMBERIAN LOGISTIK DAN
BANSOS SESUAI KEBUTUHAN
INOVASI DALAM PENANGANAN
PANDEMI COVID-19
MERUPAKAN KATALISATOR
TERCAPAINYA TARGET KINERJA
OPTIMALISASI VAKSINASI
TANTANGAN