SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 56
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PEMERINTAH KOTA
                                                 PALANGKA RAYA
EDISI 07/TAHUN IV/2012




             BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
                       KOTA PALANGKA RAYA

                         DESEMBER 2012
P     uji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada
                        Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
                        bimbingan-Nya sehingga kegiatan Penerbitan dan
                        Publikasi Buletin Litbang dalam tahun 2012 dapat
                        dilaksanakan sesuai dengan rencana hingga pada edisi
                        ketujuh ini.
        Beberapa kegiatan kajian selama tahun 2012 berhasil dihimpun oleh Tim
Penyusun Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya, khususnya yang
diselenggarakan pasca Triwulan II Tahun Anggaran 2012. Empat dari enam
kegiatan yang disajikan dalam edisi ini merupakan kegiatan yang pelaksanaannya
dimotori oleh Bappeda Kota Palangka Raya. Bidang kajian yang ditampilkan dalam
edisi ini cukup beragam, yaitu bidang tata ruang, pendidikan, perencanaan
pembangunan, pelayanan publik, dan bidang peternakan.
        Kegiatan-kegiatan yang bersifat evaluasi dan pengkajian sebagaimana
dipaparkan dalam edisi ini dengan jelas memperlihatkan tingkat capaian kinerja
dan sekaligus menunjukkan cara yang lebih baik yang dapat ditempuh demi
memaksimalkan manfaat dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Harapan kami
kiranya hasil-hasil yang diperoleh dalam proses evaluasi dan kajian tersebut dapat
benar-benar dicermati demi peningkatan kualitas kinerja pada masa yang akan
datang.
        Tim Penyusun Buletin Litbang Bapeda Kota Palangka Raya sangat
mengharapkan masukan dan saran bagi pengembangan Buletin Litbang
Pemerintah Kota Palangka Raya, termasuk partisipasi dalam menyumbangkan
materi sebagai bahan publikasi.

                                  Palangka Raya,     Desember 2012

                      KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
                                   KOTA PALANGKA RAYA




                                           Ir. MUHLADUN
                                       Pembina Utama Muda
                                      NIP. 19570803 198710 1 001

                                                                                 1
Penanggung Jawab
                                                                Ir. Muhladun
                                                                Redaktur
                                  Kata Pengantar           1
                                                                Martina, SH, M.Si
                                          Daftar Isi       2    Penyunting/Editor
                                                                Drs. Sernus
            Mewujudkan Rencana Tata Ruang                  3    Kristhine Agustine, SE
              Yang Berwawasan Lingkungan
                                                                Roysart Alfons, ST, MT, MSc
              Kajian Peningkatan Kinerja dan               16   Desain Grafis
      Profesionalisme Tenaga Pendidik/Guru                      Nensianie, SP, MSi
                       di Kota Palangka Raya
                                                                Vallery Budianto, ST
  Evaluasi RPJM Kota Palangka Raya 2008 -                  27   Fotografer
                                    2013
                                                                Immanuel Yuwana Yakti, ST
                       Kajian Penerapan SPM                40
                                                                Sekretariat
          oleh Pemerintah Kota Palangka Raya
                                                                Edy Oktora Hanyi, ST
                  Pengkajian Fungsi Koordinasi             46
                     di Lingkungan Pemerintah
                           Kota Palangka Raya

          Kerjasama Penelitian UNPAR-Jepang                50
          Mendukung Pembangunan Perikanan
                          Kota Palangka Raya                               Alamat Redaksi
                                                                   Bappeda Kota Palangka Raya
                                                                          Jl. Tjilik Riwut No. 98
                                                                 Telp/Fax. 0536-3231542, 3231539
Cover : Perencanaan Kawasan Ruang Terbuka Hijau di              email: litbangbappedaplk@gmail.com
        Sepanjang Jalan Lingkar Dalam Kota Palangka Raya




                                                                                            1
      2
Paparan yang disampaikan oleh Dr. Ir. Ibnu Sasongko, MT pada acara Seminar HUT
              Kota Palangka Raya ke-55 dan Hari Jadi Pemerintah Kota Palangka Raya ke-47
                  pada tanggal 19 Juli 2012 di Balroom Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya




Latar Belakang                                  pada gilirannya menuntut kebutuhan ruang. Hal
      Pembangunan pada hakikatnya ialah         ini merupakan suatu konsekuensi langsung dari
mengubah keseimbangan baru, yang dianggap       berbagai perubahan dan perkembangan
lebih baik untuk kehidupan manusia dan          tersebut. Namun, ruang yang tersedia relatif
merupakan suatu proses multi dimensi yang       tetap dan dikarenakan sifatnya yang fisik yang
melibatkan segala sumber daya yang ada dalam    beraneka ragam membuat tidak semua ruang
rangka usaha meningkatkan kualitas hidup        bisa digunakan sesuai dengan kegiatan
manusia dan masyarakat, yang dilakukan secara   masyarakat yang bersifat spesifik. Keadaan
berkelanjutan serta berlandaskan kemampuan      seperti inilah yang menyebabkan terjadinya
yang mengacu pada ilmu pengetahuan dan          persaingan pemanfaatan ruang, terutama pada
teknologi, namun tetap memperhatikan            kawasan-kawasan yang telah berkembang di
permasalahan     yang ada      serta sistem     mana kesediaan lahan relatif sudah sangat
pembangunan yang tetap memperhatikan            terbatas    dan mengakibatkan terjadinya
lingkungan hidup termasuk sumber daya alam
yang menjadi sarana untuk mencapai
keberhasilan pembangunan dan jaminan bagi
kesejahteraan    hidup    di  masa     depan.
Perkembangan suatu kota pada hakekatnya
disebabkan oleh dua variabel determinan,
yaitu : pertama karena adanya pertambahan
penduduk baik secara alamiah maupun migrasi.
Kedua karena adanya perubahan dan
perkembangan kegiatan usahanya yang
disebabkan oleh terjadinya perubahan pola
sosial ekonomi penduduk sebagai masyarakat
kota.
      Pertambahan penduduk dan perubahan        Dr. Ir. Ibnu Sasongko, MT. Pakar perencanaan wilayah serta
serta perkembangan kegiatan usaha inilah yang    staf pengajar pada Jurusan Planologi di Institut Teknologi
                                                                      Nasional Malang.

                                                                                                              3
pembangunan selalu memperhatikan keles-
                                                          tarian daya dukung lingkungan. Dengan begitu
                                                          maka diperlukan suatu kerja keras serta
                                                          tindakan nyata bagi Pemerintah Kota Palangka
                                                          Raya dalam rangka mewujudkan visi dan misi
                                                          tersebut. Untuk menjadikan Kota Palangka Raya
                                                          sebagai kota yang tertata dan berwawasan
                                                          lingkungan diperlukan sinergisitas dan blue
                                                          print (pedoman) secara menyeluruh. Pemba-
                                                          ngunan berkelanjutan berwawasan lingkungan
                                                          merupakan      fenomena      tersendiri untuk
                                                          menjawab tantangan terwujudnya kawasan
                                                          perkotaan ideal di masa depan. Ini sekaligus
    misalokasi pemanfaatan ruang yang merugikan           bisa menjadi solusi terbaik bagi pengembangan
    kepentingan lingkungan hidup.                         kawasan perkotaan karena dapat memenuhi
          Pesatnya aktivitas perekonomian semakin         kebutuhan masa kini, tanpa mengurangi
    berat pula tekanan terhadap lingkungan.               kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
    Perkembangan kota yang pesat ditandai dengan          generasi mendatang.
    meningkatnya aktivitas manusia seperti
    pemanfaatan lahan, permukiman, perindustrian          Ruang dan Penataan Ruang
    dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan                    Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
    kualitas lingkungan hidup di perkotaan                lebih sarat dengan pasal-pasal yang berkenaan
    cenderung menurun.                                    dengan kebijakan lingkungan hidup.
          Ketersediaan sumber daya alam dan                     Tata ruang adalah wujud struktur ruang
    standar hidup akan semakin menurun sejalan            dan pola ruang. Tata ruang wujud struktural
    dengan perkembangan kota dan berbanding               dari pemanfaatan ruang dan pola pemanfaatan
    terbalik     dengan    meningkatnya        jumlah     ruang, baik itu direncanakan maupun tidak.
    penduduk dan polusi terhadap lingkungan.              Dari uraian tersebut, tata ruang memberikan
    Permasalahan lingkungan yang muncul antara            dua gambaran sekaligus, yaitu wujud struktural
    lain polusi udara, banjir, kesulitan air bersih,      pemanfaatan ruang dan alokasi kegiatan
    kebisingan, global warming, dan penurunan             pemanfaatan ruang (pola pemanfaatan ruang).
    kualitas lingkungan lainnya.                          Tata ruang yang direncanakan ialah tata ruang
          Perkembangan suatu kota perlu diiringi          buatan, sedang yang tidak direncanakan ialah
    dengan kemampuan untuk mengelola kota                 terbentuk secara alamiah dengan unsur-unsur
    dalam hal ini merencanakan, menata, mengatur          alam.
    serta mengendalikan pembangunan kota.                       Penataan ruang adalah suatu sistem
    Konsep membangun tidak terlepas dengan                proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
    keinginan / harapan suatu daerah terhadap             ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
    wujud kota di masa mendatang. Kota Palangka           Penataan ruang harus memperhatikan :
    Raya merupakan kota yang memiliki luasan              1. Kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan
    yang sangat besar serta terencana pada akhir-            Republik Indonesia yang rentan terhadap
    akhir ini menunjukan tingkat perkembangan                bencana;
    yang cukup tinggi. Tentunya dengan perkem-            2. Potensi sumber daya alam, sumber daya
    bangan tersebut diperlukan suatu perangkat
    (tools) untuk mengelola perkembangan
    tersebut, salah satunya yaitu tekad untuk
    mewujudkan Kota Palangka Raya yang tertata
    dan berwawasan lingkungan sesuai dengan visi
    dan misi Kota Palangka Raya. Kota tertata yaitu
    kota yang memiliki kualitas lingkungan fisik
    yang rapi, teratur, memiliki nilai estetika, dan
    terkendali sehingga dengan suasana kota yang
    tertata dapat memberikan rasa aman, nyaman
    dan sehat bagi warga kotanya (City fit to live in);
    sedangkan kota yang berwawasan lingkungan
    adalah kota yang dalam melaksanakan

4
manusia, dan sumber daya buatan; kondisi      wilayah yang berisi norma, kriteria yang
   ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum,      menjadi pedoman pengendalian pemanfaatan
   pertahanan keamanan, lingkungan hidup,        ruang dan menjadi pedoman perumusan
   serta ilmu pengetahuan dan teknologi          kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang baik
   sebagai satu kesatuan; dan                    di wilayah Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota.
3. Geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.            Asas penataan ruang antara lain
   Perencanaan tata ruang adalah suatu proses    keterpaduan; keserasian, keselarasan, dan
   untuk menentukan struktur ruang dan pola      keseimbangan;     keberlanjutan;     keberdaya-
   ruang yang meliputi penyusunan dan            gunaan dan keberhasilgunaan; keterbukaan;
   penetapan rencana tata ruang. Perencanaan     kebersamaan dan kemitraan; perlindungan
   tata ruang mencakup perencanaan struktur      kepentingan umum; kepastian hukum dan
   dan pola pemanfaatan ruang, meliputi tata     keadilan; dan akuntabilitas. Dan tujuannya
   guna tanah, air, udara dan sumberdaya alam    adalah mewujudkan ruang wilayah nasional
   lainnya. Dengan demikian tata guna tanah,     yang     aman,    nyaman,       produktif,   dan
   air, udara dan sumberdaya alam lainnya        berkelanjutan      berlandaskan        Wawasan
   merupakan bagian tidak terpisahkan dari       Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:
   perencanaan struktur dan pola pemanfaatan      Terwujudnya         keharmonisan         antara
   ruang agar dapat terus berlangsung.              lingkungan alam dan lingkungan buatan;
      Pemanfaatan ruang harus memperhatikan       Terwujudnya          keterpaduan         dalam
aspek lingkungan, organisasi, kelembagaan,          penggunaan sumber daya alam dan sumber
pengelolaan dan pembiayaan sehingga dapat           daya buatan dengan memperhatikan sumber
berdaya guna dan berhasil guna serta dapat          daya manusia; dan
memelihara kemampuan lingkungan. Peman-           Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan
faatan ruang        harus dikembangkan pola         pencegahan dampak negatif terhadap
pengelolaan tata guna tanah, air, udara dan         lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
sumberdaya alam lainnya sesuai dengan asas
penataan ruang dan perangkat insentif dan        Lingkungan Hidup dan Pengelolaan
disinsentif dengan menghormati hak penduduk            Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
sebagai warga negara. Pola pengelolaan tata      tentang   Perlindungan  dan   Pengelolaan
guna sama dengan “penatagunaan” dengan           Lingkungan Hidup, menggantikan Undang-
maksud antara lain penguasaan, penggunaan,
dan pemanfaatan, berwujud konsolidasi
pemanfaatan melalui pengaturan kelembagaan
sebagai satu        kesatuan sistem     untuk
kepentingan masyarakat secara adil.
      Semua itu dituangkan dalam suatu
rencana tata ruang. Rencana tata ruang wilayah
adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi
penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
Perencanaan tata ruang merupakan strategi
dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang


                                                                                                 5
Undang Lingkungan Hidup dan Undang-Undang         8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya
    Pengelolaan Lingkungan Hidup sebelumnya.              alam secara bijaksana.
          Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang      9. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan
    dengan semua benda, daya, keadaan dan                 dan
    makhluk hidup, termasuk manusia dan               10. Mengantisipasi isu lingkungan global.
    perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
    sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan                Dengan demikian, kebijaksanaan meman-
    kesejahteraan manusia serta makhluk hidup         faatkan sumber daya perlu memperhatikan
    lain. Lingkungan hidup merupakan sistem yang      aspek - aspek sebagai berikut, yaitu kehematan,
    meliputi lingkungan alam hayati, alam             daya guna, hasil guna dan daur ulang karena
    non hayati, buatan dan sosial.            Dalam   setiap orang berhak atas lingkungan hidup
    mewujudkan         lingkungan     hidup    yang   yang baik dan sehat, dan bersamaan dengan
    berwawasan lingkungan, Undang-Undang ini,         itu berkewajiban memelihara lingkungan hidup
    memberikan batasan ruang lingkup lingkungan       dan mencegah serta menanggulangi kerusakan
    hidup sebagai berikut, yaitu : perencanaan,       dan pencemarannya.
    pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
    pengawasan dan penegakan hukum. Batasan           Hubungan Penataan Ruang dan Pengelolaan
    tersebut meliputi ruang sebagai pokok             Lingkungan Hidup
    permasalahannya.                                         Penataan ruang memiliki makna tentang
          Asas pengelolaan lingkungan hidup antara    ruang lebih luas daripada pengelolaan
    lain tanggung jawab negara, kelestarian dan       lingkungan hidup karena lingkungan hidup
    keberlanjutan, keserasian dan keseimbangan,       merupakan salah satu tampilan ruang. Namun
    keterpaduan, manfaat, kehati-hatian, keadilan,    lingkungan hidup merupakan faktor utama
    ekoregion, keanekaragaman hayati, pencemar        penentu      kehidupan     manusia    sehingga
    membayar, partisipatif, kearifan lokal, tata      pengelolaannya perlu dijadikan asas penataan
    kelola pemerintahan yang baik dan otonomi         ruang.
    daerah. Dan tujuannya antara lain :                      Semua ungkapan mengenai lingkungan
    1. Melindungi wilayah Negara Kesatuan             hidup dalam Undang-Undang tentang penataan
        Republik Indonesia dari pencemaran dan        ruang tidak jelas seberapa kuat komponen
        atau kerusakan lingkungan hidup.              lingkungan diperhatikan dalam penataan ruang
    2. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan           dan     seberapa     konsistennya   komponen
        kehidupan manusia.                            lingkungan disertakan pada setiap kegiatan
    3. Menjamin          kelangsungan     kehidupan   penataan ruang. Pengelolaan lingkungan yang
        makhluk hidup dan kelestarian ekosistem.      benar, perlakuan konservasi dan produksi
    4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan          harus selalu bergandengan sehingga muncul
        hidup.                                        istilah ekoteknologi, suatu teknologi yang
    5. Mencapai keserasian, keselarasan, dan          memperantarai keadaan ekologi dengan sistem
        keseimbangan lingkungan hidup.                ekonomi suatu masyarakat (Carlstein, 1982).
    6. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi        Undang - Undang ini terlalu menekankan
        masa kini dan generasi masa depan.            pencapaian hasil yang berdaya guna dan
    7. Menjamin pemenuhan dan perlindungan            berhasil guna, suatu ungkapan yang berkonotasi
        hak atas lingkungan hidup sebagai bagian      mendahulukan keuntungan ekonomi (economic
        dari hak asasi manusia.                       advantage). Sebenarnya keuntungan ekonomi
                                                      hanyalah salah satu tujuan pengelolaan
                                                      lingkungan hidup.       Namun yang terjadi
                                                      kebalikannya, keuntungan ekonomi menimbul-
                                                      kan sifat yang tidak mengacuhkan kebutuhan
                                                      hidup yang lain.
                                                             Asas keterpaduan dan keberlanjutan
                                                      hanya dapat diperoleh dengan memelihara
                                                      mutu sumber daya sehingga dapat memenuhi
                                                      kebutuhan ekonomi, ekologi, pendidikan,
                                                      kesehatan, estetika, rekreasi, kemudahan,
                                                      ketenangan, keamanan dan kepastian hidup,
                                                      serta psikologi. Lingkungan hidup bukanlah
                                                      benda berbentuk ruang yang dapat dikotak-

6
kotakkan dengan batas-batas geografi (kawasan              Upaya menciptakan ruang yang nyaman,
lindung atau budidaya), administrasi (provinsi,     produktif, dan berkelanjutan dirasakan masih
kabupaten, kota), demografi (perkotaan,             menghadapi tantangan yang berat. Hal ini
pedesaan), atau politik. Lingkungan hidup           ditunjukkan       oleh     masih     banyaknya
adalah suatu konsep yang terbentuk dari             permasalahan yang mencerminkan bahwa
cerapan tentang segala hal yang mempengaruhi,       kualitas ruang kehidupan kita masih jauh dari
menentukan dan atau mengendalikan hidup dan         cita-cita tersebut. Semakin menurunnya
kehidupan manusia. Hal-hal itu mencakup             kualitas lingkungan harus dipandang sebagai
udara,     air,  tanah,   tumbuhan,       hewan,    suatu permasalahan yang serius dan untuk itu
mikroorganisme, ruang, bahan tambang,               sangat diperlukan reposisi perilaku manusia
organisasi kemasyarakatan (pemerintahan),           dalam mengelola lingkungan hidupnya. Upaya
kepercayaan/tradisi,    kaedah,      dan     lain   reposisi perilaku manusia tersebut selanjutnya
sebagainya. Lingkungan hidup dapat diubah           perlu diletakkan pada sebuah kerangka pikir
atau diperkaya oleh rekayasa manusia, misalnya      atau pendekatan yang memungkinkan seluruh
jalan, gedung, waduk, pabrik, dan lain-lain.        pihak     untuk     saling  bersinergi   dalam
       Arti penting penataan ruang bagi             merevitalisasi ruang kehidupannya agar dapat
pengelolaan lingkungan hidup adalah bukan           mewujudkan ruang yang nyaman, produktif,
sekedar penataan ruang terbuka dengan               dan berkelanjutan.
kemungkinan mengelola lingkungan hidup,                    Untuk mengarahkan reposisi perilaku
melainkan lebih kepada penegasan kriteria           manusia dalam mengelola lingkungan hidupnya,
mutu lingkungan hidup dapat disertakan pada         diperlukan seperangkat kebijakan dan strategi
penataan ruang. Penataan ruang berwawasan           pengelolaan kawasan perkotaan yang ramah
lingkungan harus diartikan sebagai penataan         lingkungan dengan memperhatikan berbagai
ruang yang menggunakan           kriteria mutu      kepentingan sektoral secara seimbang, sehingga
lingkungan hidup.                                   dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan
                                                    pembangunan         yang    bertujuan    untuk
Kebijakan Penataan Ruang dalam                      meningkatkan       kesejahteraan    masyarakat
Pengelolaan Kawasan Ramah Lingkungan                dengan tetap memperhatikan kepentingan
      Penataan ruang merupakan sarana untuk         pelestarian lingkungan hidup.
mewujudkan salah satu tujuan pembangunan                   Prinsip-prinsip keberlangsungan ling-
yang hendak dicapai yaitu mewujudkan ruang          kungan hidup secara garis besar harus
kehidupan yang nyaman, produktif, dan               dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
berkelanjutan. Ruang kehidupan yang nyaman          Kota Palangka Raya karena selain berfungsi
mengandung pengertian adanya kesempatan             sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota
yang luas bagi masyarakat untuk mengartiku-         Palangka Raya, kebijakan tersebut adalah
lasikan nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya     memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi
sebagai manusia.                                    lingkungan hidup serta mencegah timbulnya
      Produktif mengandung pengertian bahwa         kerusakan lingkungan hidup yang dijabarkan
proses produksi dan distribusi berjalan secara      dalam strategi sebagai berikut :
efisien sehingga mampu memberikan nilai             1. Mempertahankan luas kawasan berfungsi
tambah      ekonomi       untuk   kesejahteraan        lindung dalam satu wilayah pulau pada
masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing.          tingkat sekurang - kurangnya 30% (tiga
Berkelanjutan mengandung pengertian dimana             puluh persen) dari luas tersebut sesuai
kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan          dengan kondisi ekosistemnya;
bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk        2. Mewujudkan dan memelihara kelestarian
kepentingan generasi saat ini, namun juga              fungsi lingkungan hidup dan mencegah
generasi yang akan datang. Dengan demikian             timbulnya kerusakan lingkungan hidup
keseluruhan tujuan ini diarahkan untuk                 melalui perlindungan kawasan - kawasan di
mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas,               darat, laut, dan udara secara serasi dan
berbudi luhur, dan sejahtera; mewujudkan               selaras;
keterpaduan dalam penggunaan sumber daya            3. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi
alam dan sumber daya buatan dengan                     kawasan lindung yang telah menurun akibat
memperhatikan sumber daya manusia; dan                 pengembangan kegiatan budidaya dalam
mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan               rangka mewujudkan dan memelihara
mencegah serta menanggulangi dampak negatif            keseimbangan ekosistem wilayah.
terhadap lingkungan.

                                                                                                 7
Penataan ruang sebagai pedoman dalam            ruang berdasarkan kesesuaiannya dengan
    pemanfaatan      ruang     dan     pengendalian       rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
    pemanfaatan ruang, rencana tata ruang                 Izin pemanfaatan ruang hanya diberikan
    memiliki fungsi yang sangat vital dalam upaya         kepada pemanfaatan ruang yang sesuai
    pelestarian lingkungan hidup. Rencana tata            dengan rencana tata ruang.
    ruang harus disusun dengan mempertimbang-             Pemantauan dan evaluasi adalah proses
    kan    aspek     lingkungan      hidup     secara     untuk mengamati dan memeriksa kesesuaian
    proporsional, di samping mempertimbangkan             pemanfaatan ruang dengan rencana tata
    aspek fisik, sosial, ekonomi, dan pertahanan          ruang yang dilaksanakan secara terus
    keamanan.                                             menerus. Dalam hasil pemantauan dan
          Penataan ruang merupakan serangkaian            evaluasi       mengindikasikan       adanya
    kebijakan yang saling terkait yang terdiri dari :     pelanggaran rencana tata ruang, maka
                                                          pemerintah harus mengambil langkah
    1. Perencanaan Tata Ruang                             penyelesaian berupa tindakan memeriksa
       Perencanaan         tata     ruang      harus      kebenaran indikasi tersebut dan, apabila
       memperhatikan hal-hal berikut ini :                indikasi tersebut terbukti benar, mengambil
       a. Unit analisis yang merupakan satu               langkah penertiban yang diperlukan.
          kesatuan eco-region.                            Penertiban merupakan tindakan nyata
       b. Perhitungan neraca lingkungan sebagai           memberikan sanksi terhadap pelanggaran
          dasar alokasi pemanfaatan sumberdaya.           rencana tata ruang yang terjadi yang
       c. Perhatian terhadap daya dukung dan daya         dimaksudkan      sebagai    tindakan    agar
          tampung lingkungan.                             pemanfaatan      ruang yang direncanakan
       d. Alokasi ruang yang sesuai antara jenis          dapat terwujud.
          kegiatan dan karakteristik ruang/lokasi.        Pemberian sanksi tersebut dapat berupa
       e. Penyusunan rencana detail tata ruang            peringatan tertulis, penghentian kegiatan
          untuk operasionalisasi rencana umum.            sementara,      penghentian       sementara
       f. Konsistensi antar-tingkatan rencana.            pelayanan     umum,     penutupan     lokasi,
       g. Keterlibatan pemangku kepentingan               pencabutan izin, penolakan atau pembatalan
          dalam penyusunan rencana tata ruang.            izin, pembongkaran bangunan, dan/atau
    2. Pemanfaatan Ruang                                  pemulihan fungsi ruang, yang diberikan
       Pemanfaatan         ruang      juga     harus      berdasarkan bobot pelanggaran yang terjadi.
       memperhatikan hal-hal seperti berikut ini.
       Antara lain :                                    Impian/ Harapan Kota Palangka Raya dalam
       a. Peningkatan kepatuhan terhadap rencana        Rangka Mewujudkan Rencana Tata Ruang
          tata ruang yang telah ditetapkan.             yang Berwawasan Lingkungan
       b. Penerapan pola pengelolaan kegiatan                 Mewujudkan Rencana Tata Ruang
          yang berwawasan lingkungan.                   Wilayah Kota Palangka Raya Berwawasan
       c. Rehabilitasi lingkungan hidup.                Lingkungan merupakan suatu harapan/impian
    3. Pengendalian Pemanfaatan Ruang.                  Kota Palangka Raya, hal ini tertuang dalam
       Pengendalian berkisar pada upaya untuk           Rencana Program Jangka Panjang (RPJP) Kota
       mengarahkan pemanfaatan ruang agar tetap         Palangka Raya Tahun 2008 – 2028 melalui visi
       sesuai dengan rencana tata ruang yang telah      dan misi, terjemahan terhadap visi dan misi
       ditetapkan. Pengendalian ini dilakukan           tersebut bila dikaitkan dengan kacamata Tata
       melalui    peraturan      zonasi,   perizinan,   Ruang yaitu sebagai berikut :
       pemantauan, evaluasi dan penertiban              1. Misi pertama : Mewujudkan Kota Palangka
       terhadap pemanfaatan ruang.                         Raya sebagai Kota Pendidikan yang
       Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang           berkualitas, berorientasi global dengan
       harus dan tidak boleh dilaksanakan pada             berkearifan lokal, menuju terwujudnya
       suatu zona pemanfaatan ruang yang dapat             sumberdaya manusia yang berilmu, beriman
       berupa ketentuan tentang bangunan,                  dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
       penyediaan       sarana     dan     prasarana,      sehat dan terampil; misi tersebut menurut
       permukiman, dan ketentuan lain yang                 pandangan tata ruang yaitu pengembangan
       dibutuhkan dalam mewujudkan ruang yang              PAUD – SMP di wilayah pinggiran kota,
       nyaman, produktif, dan berkelanjutan.               Pengembangan Sekolah unggulan pada pusat
       Perizinan merupakan suatu proses memberi            perkotaan dan kawasan perguruan tinggi
       atau menolak permohonan pemanfaatan                 serta promosi Lembaga Pendidikan di jalan

8
Diagram Kedudukan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)


   utama kota. Di bidang kesehatan yaitu            yaitu pelestarian kawasan-kawasan cagar
   tersedianya tempat pelatihan di Balai            budaya, kawasan lindung serta pemanfaatan
   kelurahan/puskesmas,         pengembangan        kawasan budidaya secara optimal melalui
   fasilitas kesehatan pada pusat pelayanan         peningkatan sumberdaya manusia dalam
   perkotaan serta pendidikan akademi               mengelola lingkungan.
   kesehatan dan pengembangan pusat                   Dengan memperhatikan penjabaran dari
   pelayanan kesehatan di pusat pelayanan        misi Kota Palangka Raya maka diterjemahkan
   (klinik center, lab terpadu, praktek dokter   seperti apa impian dan harapan Kota Palangka
   bersama)                                      Raya ke depannya.
2. Misi kedua : Mewujudkan
    Kota     Palangka     Raya
    sebagai pusat pelayanan
    jasa dan wisata yang
    terencana, tertata dan
    berwawasan lingkungan;
    hubungan dengan tata
    ruang yaitu pengembangan
    kawasan     wisata    serta
    kawasan wisata unggulan
    melalui penyediaan sarana
    dan prasarana pariwisata,
    atraksi wisata khusus pada pariwisata alam
    dan pariwisata buatan.
3. Misi ketiga : Mewujudkan pengelolaan                Adanya wacana pemindahan ibukota
    sumberdaya alam yang lestari, dunia usaha    Negara Republik Indonesia dari Jakarta ke Kota
    dan investasi yang kondusif untuk            Palangka Raya merupakan suatu hal yang wajar
    mengembangkan        perekonomian     yang   mengingat semakin kompleks permasalahan di
    berkeadilan dan memberdayakan potensi        Jakarta seperti halnya kelangkaan atau
    masyarakat, menuju kehidupan sejahtera       keterbatasan lahan, kemacetan, banjir, serta
    dan mandiri; hubungan dengan tata ruang      masalah-masalah sosial dan lingkungan

                                                                                              9
sehingga      memunculkan       wacana      akan   Raya maka teringat pada suatu kota tepatnya di
 pemindahan ibukota Negara ke Kota Palangka         Venice di Italy, Clarke-Quay di Singapore, salah
 Raya yang kondisinya memungkinkan dari sisi        satu upaya yang dilakukan oleh Negaranya yaitu
 kapasitas lahan, faktor-faktor bencana yang        memasarkan atraksi wisata sungai, melalui
 minim, serta masalah sosial dan lingkungan         penataan kawasan sungai, sehingga kawasan
 yang tergolong minim. Perlu disadari pula          sungai memiliki nilai jual yang menjadi sumber
 dalam konteks tata ruang, pemindahan ibukota       pendapatan bagi daerah.
 Negara menuntut adanya kebutuhan akan
 sarana dan prasarana perkotaan yang bertaraf
 tinggi. Bila dikaitkan dengan visi dan misi Kota
 Palangka Raya saat ini maka selain sebagai
 ibukota Negara, Kota Palangka Raya juga
 sebagai pusat pelayanan jasa pemerintahan dan
 swasta, karena sebagai kota jasa pemerintahan
 dan swasta maka dalam tata ruang, perlu
 diakomodir kebutuhan sarana dan prasarana
 yang mendukung kegiatan jasa tersebut sebagai
 contoh perlu direncanakan kawasan jasa seperti
 halnya fasilitas akomodasi,        pusat bisnis,
 bandara bertaraf internasional dan lain
 sebagainya
        Selain sebagai kota Jasa, kota Palangka
 Raya juga sebagai kota Pendidikan. Untuk              Impian/ Harapan Sebagai Kota Pariwisata
 mendukung pelaksanaan visi dan misi kota
 Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan                    Untuk mewujudkan Rencana Tata Ruang
 maupun melalui wacana pemindahan ibukota           Wilayah Kota Palangka Raya yang berwawasan
 Negara maka, pada saat ini Kota Palangka Raya      Lingkungan maka sejak saat ini pemerintah
 harus mempersiapkan bentuk/ konsep rencana         harus menyusun suatu rencana tata ruang yang
 maupun sarana dan prasarana pendidikan             berjati diri sesuai dengan kebudayaan daerah
 seperti halnya penyediaan universitas maupun       setempat. Hal ini mengingat bahwa kebanyakan
 perguruan tinggi bertaraf internasional,           kota-kota besar di Indonesia kehilangan jati diri
 perpustakaan, pusat-pusat penelitian ataupun       sebagai contoh gaya-gaya bangunan di kota
 jenis-jenis fasilitas pendudukung dari kegiatan    besar, yaitu bangunan dengan gaya-gaya
 pendidikan.                                        arsitektur modern, post modern dan sebagainya
                                                    yang lebih banyak mengadopsi bangunan-
                                                    bangunan di bagian Eropa. Sementara bangunan
                                                    -bangunan tradisonal lebih dominan berada
                                                                     pada daerah-daerah terpencil.
                                                                     Sehingga    dapat    dikatakan
                                                                     daerah tersebut kehilangan jati
                                                                     dari. Kota Palangka Raya
                                                                     memiliki bangunan rumah
                                                                     betang atau huma betang
                                                                     beserta bentuk-bentuk seni
                                                                     rupanya. Kekhasan daerah ini
                                                                     perlu dipertahankan dan dijaga
        Impian/ Harapan                                              karena kekhasan suatu daerah
     Sebagai Kota Pendidikan                                         dapat dipasarkan ke manca-
                                                                     negara dan menjadi salah satu
      Seperti apapun harapan maupun impian          brand bagi daerah.
 yang diinginkan oleh Pemerintah Kota Palangka            Selain berjati diri, Kota Palangka Raya
 Raya maupun masyarakat maka selayaknya             dimungkinkan untuk direncanakan taman-
 suatu kota harus memiliki strategi dalam           taman tematik, taman remaja,             taman
 memasarkan daerahnya masing-masing melalui         teknoekologis. Hal ini bertujuan untuk menjaga
 potensi-potensi yang dimiliki. Bila memperhati-    keseimbangan lingkungan dan sebagai tempat
 kan potensi alam dan geografis di Kota Palangka    sosialisasi masyarakat, karena pada umumnya

10
kota-kota besar dengan tingkat kesibukan yang     halnya urban gate, urban CBD, identitas kota
tinggi    kehilangan     sosialisasi   dengan     atau landmark, serta pengembangan elemen
lingkungannya. Pada saat ini kota besar di        khusus kota seperti car free day, festival budaya,
Indonesia baru menyadari pentingnya taman-        pasar wisata dan lain sebagainya. Semua
taman kota. Salah satu contoh Kota Surabaya       kegiatan-kegiatan tersebut dapat dialokasikan
yang    saat    ini  mejadi     pilot  project    dalam produk rencana tata ruang Kota Palangka
pengembangan kota Kota Hijau atau Green City.     Raya baik produk rencana yang sifatnya
Dengan memperhatikan hal tersebut sudah           universal seperti rencana tata ruang wilayah
selayaknya dalam rencana tata ruang wilayah       Kota Palangka Raya sampai pada rencana
Kota     Palangka     Raya       mengakomodir     terperinci seperti master plan (rencana induk).
kepentingan dalam pengalokasian taman-taman       Untuk menyelaraskan rencana-rencana tersebut
tematik, maupun taman-taman lainnya, hal ini      maka idealnya suatu kota memiliki produk
mengingat kondisi Kota Palangka Raya yang         rencana detail tata ruang kota (RDTR). Hal ini
masih dalam tahap perkembangan.                   mengingat Rencana Tata Ruang Wilayah
                                                                        (RTRW) memiliki skala
                                                                        yang lebih besar sehingga
                                                                        tidak memungkinkan untuk
                                                                        melihat secara detail atau
                                                                        persil. RDTR merupakan
                                                                        alat     kontrol        bagi
                                                                        pemerintah untuk melihat
                                                                        trend perkembangan suatu
                                                                        kota atau wilayah sehingga
                                                                        keadaan      perkembangan
                                                                        tersebut dapat dikendali-
                                                                       kan sesuai dengan rencana
                                                                       yang diinginkan. Bagian
                                                                       terpenting dari RDTR yaitu
                                                                       pada pengaturan zonasinya
                                                                       atau lebih dikenal dengan
                                                                       zona regulasi / zoning
                                                                       regulation.
                                                                       Dalam mewujudkan kuali-
                                                                       tas ruang berkelanjutan
                       Kota Hijau (Green City)                        yang sesuai dengan rencana
                                                  tata ruang, diperlukan instrumen pengendalian
      Selain hal-hal tersebut di atas maka yang   yang mencakup seluruh aspek penataan ruang.
perlu diperhatikan melihat pertumbuhan dan        Dalam hal ini, instrumen tersebut dapat
perkembangan suatu kota yaitu utilitas kota       digunakan sebagai pengendalian pemanfaatan
seperti jaringan drainase, sistem pengelolaan     ruang wilayah/daerah untuk mengarahkan
sampah, pengelolaan limbah dan utilitas lainnya   pemanfaatan zona, terutama terkait erat dengan
serta sistem transportasi kota. Bagian ini yang   aktivitas kota yang berkembang yang seringkali
biasanya terabaikan di dalam penyusunan suatu     memberikan dampak buruk bagi kepentingan
rencana tata ruang kota. Selayaknya dalam         umum. Pasca diterbitkannya Undang-undang
suatu produk rencana tata ruang kota              Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
menjabarkan rencana-rencana utilitas kota         Daerah dan Undang-undang Nomor 26 Tahun
seperti halnya metoda, pembiayaan sampai          2007 tentang Penataan Ruang menyebabkan
dengan waktu pelaksanaannya sehingga produk       terjadinya perubahan dalam hal penataan
rencana tata ruang tidak hanya dipandang          ruang, dimana daerah mempunyai hak penuh
sebagai rencana pola ruang dan struktur ruang,    untuk melaksanakan penataan ruang di
akan tetapi rencana tata ruang yaitu suatu        daerahnya. Pergantian sistem pemerintahan
rencana yang terintegrasi, saling berkaitan       tersebut berdampak positif terhadap penataan
antara faktor-faktor lainnya.                     ruang di antaranya adalah Pemerintah Daerah
      Selain hal tersebut perlu direncanakan      dapat mengawasi pembangunan di daerahnya
beberapa unsur perancangan kota dan               secara bertanggung jawab penuh sehingga
pengembangan elemen khusus kota seperti           pembangunan        sesuai     dengan       aspirasi

                                                                                                    11
masyarakatnya. Oleh karena itu, dalam upaya         ruang dan ketentuan pengendaliannya dan
 pengendalian pemanfaatan ruang perlu                disusun untuk setiap blok/zona peruntukan
 ditindaklanjuti melalui pengaturan zona (zoning     yang pembagian zonanya ditetapkan dalam
 regulation).    Peraturan     Zonasi     (Zoning    rencana rinci tata ruang. Peraturan Zonasi
 Regulation) adalah ketentuan yang mengatur          Provinsi merupakan penjabaran detail dari
 tentang klasifikasi zona, pengaturan lebih lanjut   indikasi arahan peraturan zonasi sistem
 mengenai pemanfaatan lahan, dan prosedur            provinsi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
 pelaksanaan pembangunan.          Suatu     zona    Provinsi.     Sedangkan Peraturan     Zonasi
 mempunyai aturan yang seragam (guna lahan,          Kabupaten/Kota merupakan penjabaran detail
 intensitas, massa bangunan), namun satu zona        dari ketentuan umum peraturan zonasi
 dengan zona lainnya bisa berbeda ukuran dan         kabupaten/kota dalam Rencana Tata Ruang
 aturan.                                             Wilayah Kabupaten/Kota. Untuk lebih jelasnya
                                                     mengenai kedudukan penyusunan peraturan
 Kedudukan Peraturan Zonasi Dalam Sistem             zonasi dan kedudukannya dalam sistem
 Perencanaan                                         perencanaan, dapat dilihat pada gambar
       Pengendalian       pemanfaatan      ruang     berikut ini :
 berdasarkan UU Nomor 26 tahun 2007 antara
 lain dilaksanakan melalui penerapan peraturan              RTRW
 zonasi. Peraturan zonasi disusun sebagai                  Kab/Kota
 pedoman pengendalian pemanfaatan ruang.
 Peraturan zonasi ditetapkan berdasarkan :
 a. Peraturan     Pemerintah     untuk    arahan
    peraturan zonasi sistem nasional;
 b. Peraturan Daerah Provinsi untuk arahan
                                                             RDTR                        Zoning
    peraturan zonasi sistem provinsi; dan
                                                                                        Regulation
 c. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota untuk
    peraturan zonasi sistem kabupaten/kota.
       Penyusunan peraturan zonasi didasarkan
                                                     Salah satu jenjang rencana      Perangkat pengendalian
 pada rencana rinci tata ruang. Dalam UU Nomor         tata ruang kota dengan     pemanfaatan ruang yang lazim
 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang,                       skala 1:5000           digunakan di Negara maju
 rencana rinci tata ruang disusun sebagai
 perangkat operasional rencana umum tata                 Kedudukan Penyusunan Peraturan Zonasi
 ruang dan terbagi atas :
 a. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan                  Dalam penyusunan peraturan zonasi,
    rencana tata ruang kawasan strategis             definisi dan klasifikasi penggunaan lahan yang
    nasional;                                        jelas secara hukum sangat diperlukan untuk
 b. Rencana tata ruang kawasan strategis             menjadi landasan utama dan sebagai acuan
    provinsi; dan                                    untuk menentukan apakah suatu permohonan
 c. Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota         pemanfaatan akan sesuai dengan rencana atau
    (RDTRK) dan rencana tata ruang kawasan           tidak. Klasifikasi penggunaan lahan yang jelas
    strategis Kabupaten / Kota                       menentukan ijin dapat diberikan atau ditolak
       Rencana rinci tata ruang perlu disusun        (Winarso, 1995). Selain menentukan klasifikasi
 apabila:                                            pemanfaatan ruang, harus pula ditentukan
 a. Rencana umum tata ruang belum dapat              klasifikasi perubahan pemanfaatan ruang, baik
    dijadikan     dasar    dalam    pelaksanaan      yang diizinkan maupun yang tidak diizinkan.
    pemanfaatan ruang dan pengendalian               Pengklasifikasian pemanfaatan ruang harus
    pemanfaatan ruang; dan/atau                      jelas, seragam, dan sederhana (tetapi tidak
 b. Rencana umum tata ruang mencakup                 terlalu sederhana) dan harus berlaku umum di
    wilayah perencanaan yang luas dan skala          seluruh      Indonesia     sehingga    rencana
    peta dalam rencana umum tata ruang               pemanfaatan ruang dapat ditetapkan secara
    tersebut memerlukan perincian sebelum            seragam       untuk     memudahkan      proses
    dioperasionalkan.                                pengendalian pemanfaatan.
       Berpijak pada undang-undang tersebut di              Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan
 atas, sehingga dapat dikatakan bahwa                dan/atau diperoleh dengan tidak melalui
 peraturan zonasi merupakan ketentuan yang           prosedur yang benar, batal demi hukum. Izin
 mengatur tentang persyaratan pemanfaatan            pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui

12
PERENCANAAN         PEMANFAATAN          PENGENDALIAN      sebagainya) yang turut berpengaruh dalam
                                                            pelaksanaan pemanfaatan ruang. Proses
                                          Undang-Undang     pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan
                                            Manajemen       berdasarkan rencana tata ruang yang sah
                                              Lahan
                                                            tersebut. Penataan ruang di Indonesia telah
                       Manajemen
                         Lahan                              diatur dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang
                       (Kawasan)                            Penataan Ruang yang masih perlu dilengkapi
Jaringan kegiatan                            Peraturan,
                                                            dengan berbagai aturan dan peraturan
    kepadatan                                 Perijinan,    pelaksanaan lain yang mendukungnya. Selama
    intensitas                              Pengawasan,     ini penataan ruang tidak mudah untuk
                                             Penertiban,
                         Land               Kelembagaan     dilaksanakan. Salah satunya karena sangat sulit
                      Development
                                                            untuk dibuat dan dilaksanakan dalam konteks
                                                            dimana penghormatan terhadap hukum, profe-
                                                            sionalisme, dan daya tanggap (responsiveness)
                                              Zoning        terhadap     masyarakat      sangat     rendah.
                                             Regulation
                                                            Masyarakat belum ditempatkan pada posisi
                                                            yang kuat dan partisipatif dalam menciptakan
Kedudukan Zoning Regulation dalam Sistem Perencanaan Kota   penataan ruang yang adil dan setara (equity).

prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti                Tantangan Operasionalisasi Pengaturan
tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah,             Zonasi
dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah                          Kendala yang dihadapi daerah terutama
daerah sesuai dengan kewenangannya. Setiap                  pada tataran Pemerintah Kabupaten atau Kota
pejabat     pemerintah    yang      berwenang               di Indonesia, dengan adanya rencana tata ruang
menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang                 berjenjang adalah:
menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan                   a. keterbatasan     kemampuan       di    dalam
rencana tata ruang.                                             menyusun semua jenjang rencana,
                                                            b. tidak fleksibelnya rencana tata ruang
Perencanaan Ruang Di Indonesia                                  kawasan (rencana rinci / detil) di dalam
      Terdapat dua sistem pemanfaatan ruang,                    menghadapi perkembangan yang terjadi; dan
yaitu pemanfaatan ruang yang didasarkan pada                c. tidak terjembataninya rencana-rencana tata
kepastian hukum yang berupa peraturan Zoning                    ruang tersebut ke dalam langkah operasional
(Regulatory System) dan pemanfaatan ruang                       pelaksanaan pembangunan.
yang proses pengambilan keputusannya                               Untuk itu diperlukan program tindak
didasarkan pada pertimbangan lembaga                        pelaksanaan dan pengendaliannya agar sesuai
perencanaan yang berwenang untuk masing-                    dengan rencana tata ruang. Pengendalian
masing proposal pembangunan yang diajukan                   pemanfaatan ruang merupakan bagian yang
(discretionary system).                                     tidak terpisahkan dari proses penataan ruang.
      Sistem perencanaan di Indonesia terdiri               Pemanfaatan ruang dalam pelaksanaannya
atas perencanaan sektoral dan spasial yang                  tidak selalu sejalan dengan rencana tata ruang
dilaksanakan di tiap tingkatan wilayah                      yang telah ditetapkan. Ketidaksesuaian atau
(Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota). Setiap                pelanggaran tersebut disebabkan oleh beberapa
rencana tata ruang tersebut memiliki kekuatan               faktor, di antaranya seperti tekanan perkem-
hukum masing-masing. Dokumen rencana yang                   bangan pasar terhadap ruang, belum jelasnya
disahkan sebagai peraturan perundangan yang                 mekanisme pengendalian dan lemahnya
mengikat masyarakat dan juga aparat                         penegakan hukum. Kondisi ini mengisyaratkan
pemerintah tersebut berlaku sebagai landasan                bahwa      untuk    mewujudkan      terciptanya
utama dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang.                  pembangunan yang tertib ruang diperlukan
Namun demikian, rencana tata ruang di                       tindakan pengendalian pemanfaatan ruang.
Indonesia tidak diterapkan di lapangan dengan               Kecenderungan penyimpangan tersebut dapat
tingkat kedisiplinan yang sama dengan                       terjadi karena produk rencana tata ruang
dokumen zoning pada sistem regulatory.                      kurang memperhatikan rencana tata ruang.
      Adanya pertimbangan - pertimbangan                    Pengendalian      pemanfaatan     tata    ruang
khusus pemerintah daerah yang berwenang,                    dilakukan agar pemanfaatan ruang dapat
tidak jarang dituangkan menjadi peraturan                   berjalan sesuai dengan rencana tata ruang.
perundangan (surat keputusan, instruksi, dan                Dalam kaitannya dengan perencanaan di tingkat

                                                                                                          13
kabupaten/ kota, Ibrahim (1991) menyebutkan         Kewenangan pengendalian pemanfaatan tata
 bahwa ada tiga jenis pelanggaran/perubahan          ruang berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007
 terhadap dokumen rencana tata ruang, yaitu :        tentang Penataan Ruang berada di pemerintah
 1. Perubahan fungsi, yaitu perubahan yang           sebagai pelaksana pembangunan. Dalam proses
    tidak sesuai dengan fungsi lahan yang telah      dan pelaksanaannya, pemerintah menjalankan
    ditetapkan dalam rencana, yaitu fungsi yang      peran     masyarakat    dalam    pengendalian
    ditetapkan dalam Rencana Umum Tata               pemanfaatan ruang ini. Dalam menjalankan
    Ruang.                                           kewajiban     ini,   pemerintah    mempunyai
 2. Perubahan       blok    peruntukan,     yaitu    beberapa kewenangan dengan azas-azas
    pemanfaatan yang tidak sesuai dengan             sebagai berikut :
    arahan peruntukan yang telah ditetapkan,         a. Hak atas lahan (Bundles of Right).
    yaitu perubahan Koefisien Dasar Bangunan            Kewenangan untuk mengatur hak atas lahan,
    (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan          hubungan hukum antara orang/badan
    Garis Sempadan Bangunan (GSB) dari tiap             dengan lahan dan perbuatan hukum
    blok yang ditetapkan dalam Rencana Detail           mengenai lahan
    Tata Ruang.                                      b. Kewenangan pengaturan dan pengendalian
 3. Perubahan      persyaratan     teknis,  yaitu       (Policy Power). Policy power merupakan
    pemanfaatan sesuai fungsi dan peruntukan,           kewenangan dalam menerapkan peraturan
    tetapi persyaratan teknis bangunan tidak            hukum untuk meningkatkan kesehatan
    sesuai dengan ketentuan dalam rencana dan           umum,       keselamatan      moral,     dan
    peraturan bangunan setempat, yaitu                  kesejahteraan. Kewenangan ini juga meliputi
    persyaratan teknis yang ditetapkan dalam            kewenangan untuk melakukan pengaturan,
    rencana tapak kawasan dan perpetakan yang           pengawasan, dan pengendalian pemba-
    menyangkut tata letak dan tata bangunan             ngunan di atas lahan maupun kegiatan-
    beserta sarana lingkungan dan utilitas              kegiatan manusia yang menghuninya.
    umum. Menghadapi tantangan atas pelang-          c. Penguasaan tertinggi atas lahan (Eminent
    garan/perubahan yang seringkali terjadi             Domain). Penguasaan tertinggi atas lahan
    sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam           dimungkinkan untuk diberlakukan apabila
    peraturan zonasi seyogyanya memuat :                masyarakat menghendaki dan dengan alasan
    a. ketentuan yang harus, boleh dan tidak            untuk kepentingan umum, pemanfaatan
       boleh     dilaksanakan       pada     zona       lahan yang telah ada dapat dilakukan
       pemanfaatan ruang.                               tindakan pengambilalihan atau pencabutan
    b. amplop ruang (koefisien dasar hijau/KDH,         hak atas tanah.
       koefisien dasar bangunan/KDB, koefisien       d. Pajak dan Retribusi (Taxation). Pajak
       lantai    bangunan/KLB,       dan     garis      merupakan       beban/pungutan/pengenaan
       sempadan bangunan/GSB).                          yang dilandasi kewajiban hukum terhadap
    c. Penyediaan sarana dan prasarana.                 perorangan/kelompok, namun pengenaan
    d. Ketentuan lain yang dibutuhkan untuk             tersebut hanya untuk masyarakat dan
       mewujudkan ruang yang aman, nyaman,              digunakan untuk kepentingan umum, tidak
       produktif, dan berkelanjutan antara lain :       dinikmati langsung, bersifat paksaan, dan
       ketentuan kawasan keselamatan operasi-           tidak diskriminasi.
       onal     penerbangan,        pembangunan      e. Kewenangan Belanja / investasi publik
       pemancar alat komunikasi, dan pem-               (Spending Power). Berdasarkan hal tersebut
       bangunan jaringan listrik tegangan tinggi.       di atas, maka dapat diidentifikasi bahwa
                                                        wewenang pemerintah terkait dengan
 Kewajiban Dan Kewenangan Pengendalian                  peraturan zonasi yakni:
 Pemanfaatan Ruang                                      1. Pemerintah Pusat : menyebarluaskan
       Pemerintah bertanggung jawab untuk                  informasi yang berkaitan dengan arahan
 meningkatkan       kesejahteraan      masyarakat,         peraturan zonasi untuk sistem nasional
 mewujudkan keadilan, mengurangi konflik, dan              yang disusun dalam rangka pengendalian
 dampak negatif pemanfaatan ruang serta                    pemanfaatan ruang wilayah nasional; dan
 menjamin berlangsungnya pembangunan kota               2. Pemerintah     Daerah    Provinsi    dan
 yang efisien, efektif, serta sesuai dengan fungsi         Kabupaten/Kota     :   menyebarluaskan
 dan konsisten dengan rencana tata ruang. Oleh             infomasi yang berkaitan dengan arahan
 karenanya, pemerintah wajib menjalankan                   peraturan zonasi untuk sistem provinsi
 fungsi pengendalian pemanfaatan ruang.                    dan kabupaten/kota yang disusun dalam

14
rangka pengendalian pemanfaatan ruang       Catatan: zoning harus dibuat sesuai dengan
     wilayah provinsi dan kabupaten/kota.        RTRW dan pertimbangan yang beralasan/
                                                 masuk akal (misal: karakter kawasan,
Fungsi Utama Peraturan Zonasi Dalam              kesesuaian dengan guna lahan tertentu,
Pengendalian Pemanfaatan Ruang                   konservasi nilai bangunan, dan mendorong
      Peraturan Zonasi daerah disusun sesuai     guna lahan yang paling tepat).
dengan kewenangan dan kepentingan setiap
jenjang wilayah administratif sesuai dengan      Penutup
arahan Rencana Tata Ruang Wilayah masing-              Kebutuhan ruang untuk menampung
masing dan bersifat saling melengkapi.           berbagai aktivitas masyarakat yang terus
Terdapat beberapa fungsi utama dari peraturan    berkembang memerlukan efisiensi pemanfaatan
zonasi, yakni:                                   ruang melalui pengaturan alokasi berdasarkan
1. Sebagai        instrumen       pengendalian   rencana tata ruang. Rencana tata ruang yang
   pembangunan. Peraturan zoning yang            berwawasan lingkungan merupakan prasyarat
   lengkap akan memuat prosedur pelaksanaan      bagi penyelenggaraan penataan ruang yang
   pembangunan sampai ke tata cara               berkualitas.
   pengawasannya.                                      Dalam upaya mengefektifkan penyeleng-
2. Sebagai pedoman penyusunan rencana            garaan penataan ruang yang berwawasan
   operasional. Ketentuan zoning dapat menjadi   lingkungan, diperlukan sinkronisasi dan
   jembatan dalam penyusunan rencana tata        keterkaitan yang lebih lanjut dan lebih spesifik
   ruang yang bersifat operasional, karena       mengenai aspek-aspek lingkungan hidup dalam
   memuat ketentuan tentang penjabaran           penataan ruang. Rencana tata ruang dan proses
   rencana yang bersifat makro ke dalam          penataan ruang merupakan satu kesatuan yang
   rencana yang bersifat sub makro sampai        secara keseluruhan. Hal ini lebih pada upaya
   pada rencana yang rinci.                      untuk mewujudkan ruang wilayah yang
3. Sebagai panduan teknis pengembangan/          nyaman,      produktif   dan     berkelanjutan.
   pemanfaatan lahan. Ketentuan zoning           Pemanfaatan ruang harus memperhatikan daya
   mencakup tata guna lahan, intensitas          dukung lingkungan, konversi pemanfaatan
   pembangunan, tata bangunan, prasarana         ruang yang tidak terkendali dan inefisiensi
   minimum, dan standar perencanaan.             pengaturan fungsi ruang.
      Tujuan akhir dari peraturan zonasi di            RTRW merupakan pedoman spasial
antaranya adalah :                               pelaksanaan pembangunan. Dengan demikian,
1. Menjamin bahwa pembangunan yang akan          Rencana Tata Ruang Wilayah harus memuat
   dilaksanakan dapat mencapai standar           kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan
   kualitas lokal minimum (health, safety, and   yang ramah lingkungan. Rencana Tata Ruang
   welfare);                                     Wilayah merupakan pedoman yang harus
2. Melindungi atau menjamin agar pemba-          dipatuhi. Rencana tata ruang dan wilayah yang
   ngunan baru tidak mengganggu penghuni         sudah ditetapkan harus ditindaklanjuti dengan
   atau pemanfaat ruang yang telah ada;          tindakan nyata dari segenap pemangku
3. Memelihara nilai properti;                    kepentingan.
4. Memelihara/memantapkan lingkungan dan
   melestarikan kualitasnya;                                          ***
5. Menyediakan aturan yang seragam di setiap
   zona;
6. Mengurangi kemacetan lalu lintas, menjamin
   keselamatan dari kebakaran, kepanikan, dan
   bahaya lain; mendorong kesehatan dan
   kesejahteraan umum, menyediakan cahaya
   dan udara yang cukup; mencegah terlalu
   padat,      menghindarkan       konsentrasi
   penduduk berlebihan, menyediakan fasilitas
   transportasi, air bersih, saluran buangan,
   sekolah, taman dan kebutuhan publik
   lainnya”



                                                                                                15
Dalam       rangka     mendukung        visi   secara khusus, tujuan kajian ini adalah:
 Pemerintah Kota Palangka Raya untuk                   1) Mengidentifikasi    dan     mendeskripsikan
 mewujudkan Palangka Raya sebagai Kota                    kondisi existing mengenai peran dan fungsi
 Pendidikan, maka dalam Tahun Anggaran 2012               tenaga pendidik/guru dalam meningkatan
 Bappeda Kota Palangka Raya melaksanakan                  mutu pendidikan di Kota Palangka Raya.
 kegiatan Kajian Peningkatan Kinerja dan               2) Mengevaluasi kinerja dan profesionalisme
 Profesionalisme        Tenaga      Pendidik/Guru.        tenaga pendidik/guru di Kota Palangka Raya
 Kegiatan ini melibatkan Tim Peneliti dari                dalam melaksanakan tugas pembelajaran
 Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya,            yang diwujudkan melalui kompetensi
 yang diketuai oleh Prof. Dr. Joni Bungai, M.Pd,          pedagogik,      kompetensi         profesional,
 dengan anggota Drs. Tonich Uda, M.Si, Berkat             kompetensi kepribadian, dan kompetensi
 A.P., SP, M.Si, dan Indra Perdana, S.Pd, M.Pd.           sosial.
        Kajian     peningkatan      kinerja     dan    3) Mengidentifikasi               permasalahan-
 profesionalisme tenaga pendidik/guru di Kota             permasalahan      mendasar        baik     dari
 Palangka        Raya      dimaksudkan       untuk        lingkungan internal maupun eksternal yang
 mengevaluasi kinerja dan profesionalisme                 dapat     mempengaruhi         kinerja     dan
 tenaga guru, sehingga dapat dirancang upaya-             profesionalisme tenaga pendidik/guru di
 upaya nyata untuk perbaikan dan peningkatan              Kota Palangka Raya dalam melaksanakan
 kualitas guru pada masa-masa yang akan datang            pembelajaran.
 khususnya di Kota Palangka Raya. Untuk itu            4) Merumuskan program aksi dan arahan

16
kegiatan-kegiatan peningkatan kinerja dan            dengan formulasi sebagai berikut:
   profesionalisme tenaga pendidik/guru di              NR    =    NST – NSR
   Kota Palangka Raya dalam meningkatkan                PI    =    NR : JIK
   mutu layanan pendidikan bagi peserta didik.          Keterangan:
      Pengumpulan data kinerja tenaga                   NR    =    Nilai Range
pendidik/guru dilakukan dengan menggunakan              NST =      Nilai Skor Tertinggi
berbagai metode, yaitu:                                 NSR =      Nilai Skor Terendah
1. Wawancara                                            JIK   =    Jarak Interval Kelas
   Wawancara dilakukan dengan menggunakan               PI    =    Panjang Interval Kelas
   instrumen berupa kuesioner yang disusun
   dan        dirancang      untuk       mampu          Hasil perhitungan interval kelas tersebut,
   mengungkapkan kinerja dan profesionalisme            selanjutnya disusun dalam bentuk tabel
   tenaga pendidik/guru di Kota Palangka Raya           distribusi frekuensi, seperti tabel berikut:
   dalam       menjalankan       kompetensinya.
   Kuesioner tersebut diisi oleh berbagai pihak,                                Interval
                                                   No        Kategori                             Frekuensi
   baik di lingkup Dinas Pendidikan, di lingkup                                    Kelas
   sekolah yaitu oleh kepala sekolah dan guru,     1    Sangat baik/ sangat   [...........        [.........] %
   dan oleh pengawas sekolah pada satuan                tinggi                sd .............]
                                                   2    Baik/tinggi           [...........        [.........] %
   pendidikan yang bersangkutan.
                                                                              sd .............]
2. Observasi
                                                   3    Biasa/cukup           [...........        [.........] %
   Melakukan peninjauan secara langsung di                                    sd .............]
   sekolah     dengan mengamati         kegiatan   4    Tidak baik/rendah     [...........        [.........] %
   pembelajaran yang dilakukan oleh beberapa                                  sd .............]
   orang guru di sekolah.                          5    Sangat tidak baik/    [...........        [.........] %
3. Studi Banding                                        sangat rendah         sd .............]
   Melakukan kegiatan studi banding ke luar
   daerah atau dinas pendidikan di luar daerah
   yang      dianggap     representatif   untuk       b. Perbedaan kinerja guru yang sudah
   mendapatkan gambaran atau upaya-upaya                 bersertifikasi pendidik dengan guru yang
   pembinaan dan pengembangan kinerja dan                belum bersertifikasi pendidikan.
   profesionalisme guru yang lebih baik.                 Dilakukan untuk mengetahui perbedaan
   Hasilnya akan menjadi bahan masukan untuk             nyata/tidak nyata antara kinerja guru
   penyusunan rencana aksi atau program.                 yang belum bersertifikasi pendidikan
                                                         dengan guru yang sudah bersetifikasi
Metode Analisis Data                                     pendidik. Dilakukan dengan Uji T
      Hasil pengumpulan data lapangan                    (Independent Sample T Test) pada taraf
selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam           signifikansi 95%.
dan komprehensif dengan analisis deskriptif        3. Analisis deskriptif kualitatif
kualitatif dan kuantitatif.                           Dilakukan        untuk         mengungkapkan
1. Analisis deskriptif kuantitatif, dimaksudkan       permasalahan aktual mengenai berbagai
   untuk menyajikan data berupa ukuran                permasalahan yang dihadapi oleh guru
   sentral dan ukuran penyebaran dari masing-         dalam      meningkatkan         kinerja  dan
   masing indikator secara tunggal. Penyajian         profesionalismenya, serta merumuskan
   data berupa ukuran sentral yang terdiri dari:      program-program aksi secara konkrit untuk
   mean (rata-rata); median (nilai tengah);           memperbaiki kinerja guru di Kota Palangka
   modus (nilai yang sering muncul); skor             Raya.
   minimum dan skor maksimum, rentang skor
   dan total skor. Ukuran penyebaran berupa        Hasil Evaluasi
   varians dan simpangan baku (standard                  Hasil evaluasi atau penelitian terhadap
   deviasi).                                       kinerja dan profesionalisme pendidik/guru di
2. Analisis statistik kuantitatif                  Kota Palangka Raya sebagaimana tecermin
   a. Tingkat kinerja dan profesionelisme          dalam pembahasan terhadap empat kompetensi
      tenaga pendidik/guru                         sebagaimana yang disajikan dan diuraikan
      Perhitungan data dalam bentuk tabel          berikut ini.
      distribusi frekuensi dan interval kelas


                                                                                                                  17
Kompetensi Pedagogik Guru                         dan c) keragaman cara menilaian hasil belajar
       Kompetensi        pedagogik        adalah   siswa.      Kemampuan         mengenal       dan
 kemampuan mengelola pembelajaran peserta          memperlakukan siswa sesuai ciri-cirinya
 didik yang meliputi pemahaman peserta didik,      merupakan hal yang penting diperhatikan guru,
 perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,         agar guru dapat membuat strategi dan standar
 evaluasi hasil belajar dan pengembangan           belajar yang dapat diikuti oleh semua siswanya.
 peserta didik untuk mengaktualisasikan            Keanekaragaman cara penilaian hasil belajar
 berbagai potensi yang dimilikinya. Untuk          juga penting diperhatikan, karena dengan
 penelitian ini, beberapa indikator penilaian      beragamnya cara penilaian maka semua potensi
 yang dilakukan terhadap kompetensi pedagogik      siswa akan semakin optimal digali oleh guru,
 guru di Kota Palangka Raya, meliputi:             dan selanjutnya guru dapat mengembangkan
 a. Kemampuan mengenal siswa yang mengikuti        metode pembelajaran yang beragaman.
    pelajarannya                                          Jika dilihat tingkat kompetensi guru
 b. Kemampuan memperlakukan siswa sesuai           antara yang sudah bersertifikasi dengan guru
    dengan ciri-cirinya                            yang belum bersertifikasi, tampak bahwa guru
 c. Kesiapan memberikan pelajaran dan/atau         yang bersertifikasi memiliki kompetensi
    praktek/praktikum                              pedagogik yang sedikit lebih baik dari yang
 d. Keteraturan dan ketertiban menyeleng-          belum bersertifikasi. Kompetensi pedagogik
    garakan pembelajaran                           pada guru yang sudah bersertifikasi mulai dari
 e. Kemampuan menghidupkan suasana kelas           baik hingga sangat baik, sedangkan guru belum
 f. Pemanfaatan       media   dan      teknologi   sertifikasi mulai dari rendah hingga sangat baik.
    pembelajaran                                   Guru yang kompetensi pedagogiknya tergolong
 g. Keanekaragaman cara penilaian hasil belajar    sangat baik, yaitu 33,78% pada guru
    siswa                                          bersertifikasi dan 4,95% pada guru belum
 h. Memberikan umpan balik terhadap tugas          bersertifikasi.
 i. Kesesuaian materi ujian dan/tugas dengan
    tujuan mata pelajaran
       Hasil penelitian menunjukkan bahwa
 secara keseluruhan kompetensi pedagogik guru
 di Kota Palangka Raya sebagian besar sudah
 tergolong baik. Dari hasil evaluasi diperoleh
 bahwa terdapat sekitar 19,38% kompetensi
 pedagogik guru tergolong sangat baik, 73,43%
 tergolong baik, 6,98% tergolong cukup baik,
 terdapat 0,23% yang rendah atau kurang baik,
 sementara yang sangat rendah tidak ada.


                                                   Kompetensi Profesional Guru
                                                         Kompetensi profesional adalah kemam-
                                                   puan penguasaan materi pembelajaran secara
                                                   luas dan mendalam yang memungkinkannya
                                                   membimbing peserta didik memenuhi standar
                                                   kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
                                                   Nasional Pendidikan. Untuk penelitian ini,
                                                   beberapa indikator penilaian yang dilakukan
                                                   terhadap kompetensi profesional guru di Kota
                                                   Palangka Raya, meliputi:
                                                   a. Kemampuan menjelaskan pokok bahasan/
                                                      topik secara tepat
       Secara khusus aspek dari kompetensi         b. Kemampuan menjawab pertanyan siswa
 pedagogik guru di Kota Palangka Raya yang            dengan     jelas   dan     sesuai    dengan
 tergolong masih lemah atau di bawah rata-rata        permasalahan yang ditanyakan
 adalah; a) kemampuan mengenal siswa yang          c. Kemampuan memberikan contoh yang
 mengikuti pelajarannya; b) kemampuan                 relevan dengan materi yang diajarkan
 memperlakukan siswa sesuai dengan ciri-cirinya,   d. Kemampuan        menjelaskan     keterkaitan

18
bidang/ topik yang diajarkan dengan bidang/     semakin baik. Tidak hanya itu tentunya perlu
   topik lain                                      didukung oleh ketersediaan fasilitas TIK itu
e. Kemampuan        menjelaskan     keterkaitan    sendiri.
   bidang/ topik yang diajarkan dengan konteks               Jika dilihat tingkat kompetensi guru
   kehidupan                                       antara yang sudah bersertifikasi dengan guru
f. Penguasaan akan isu-isu mutakhir dalam          yang belum bersertifikasi, tampak bahwa guru
   bidang yang diajarkan                           yang bersertifikasi memiliki kompetensi
g. Kemampuan        menggunakan        beragam     profesional yang sedikit lebih baik dari yang
   teknologi komunikasi.                           belum bersertifikasi. Kompetensi profesional
          Hasil penelitian menunjukkan bahwa       pada guru yang sudah bersertifikasi mulai dari
secara keseluruhan kompetensi profesional          baik hingga sangat baik, sedangkan guru belum
guru di Kota Palangka Raya sebagian besar          sertifikasi mulai dari cukup baik hingga sangat
sudah tergolong baik. Dari hasil evaluasi          baik. Guru yang kompetensi profesionalnya
diperoleh bahwa terdapat sekitar 22,07%            tergolong sangat baik, yaitu 26,13% pada guru
kompetensi profesional guru tergolong sangat       bersertifikasi dan 4,95% pada guru belum
baik, 73,87% tergolong baik, 4,05% tergolong       bersertifikasi. Sedangkan untuk golongan baik,
cukup baik, sementara itu yang rendah atau         terdiri dari 73,87% pada guru bersertifikasi dan
kurang baik, dan sangat rendah tidak ada.          86,94% pada guru belum bersertifikasi. Untuk
                                                   golongan sedang atau cukup baik hanya
                                                   terdapat pada guru belum bersertifikasi yaitu
                                                   sebesar 8,11%.




          Secara khusus aspek dari kompetensi
profesional guru di Kota Palangka Raya yang
tergolong masih lemah atau di bawah rata-rata      Kompetensi Kepribadian Guru
adalah; a) penguasaan akan isu-isu mutakhir              Kompetensi kepribadian adalah kemam-
dalam      bidang     yang    diajarkan;     dan   puan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
b)    kemampuan menggunakan beragam                arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi
teknologi komunikasi. Penguasaan isu-isu           peserta didik dan berakhlak mulia. Untuk
mutakhir terkait bidang yang diajarkan oleh        penelitian ini, beberapa indikator penilaian
guru merupakan hal yang penting, mengingat         yang dilakukan terhadap kompetensi profe-
ilmu pengetahuan sekarang ini sangat               sional guru di Kota Palangka Raya, meliputi:
berkembang pesat, sehingga dibutuhkan              a. Kemampuan mengendalikan diri dalam
ketekunan        guru      untuk      mengikuti        berbagai situasi dan kondisi
perkembangan tersebut. Jika guru kurang            b. Satu kata dan tindakan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan di         c. Kewibawaan sebagai pribadi guru
bidang yang diajarkannya, maka tentunya            d. Kearifan dalam mengambil keputusan
kualitas kontens dari materi yang diajarkan juga   e. Menjadi contoh dalam bersikap dan
menjadi kurang baik. Sementara itu penguasaan          berperilaku
teknologi komunikasi dalam mengajar sekarang       f. Adil dalam memperlakukan siswa
ini menjadi penting, sebagai bentuk dari era             Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keterbukaan yang semakin berkembang pesat          secara keseluruhan kompetensi kepribadian
dalam berbagai bidang, tidak terkecuali bidang     guru di Kota Palangka Raya sebagian besar
pendidikan. Guru harus selalu dibekali dengan      sudah tergolong baik. Dari hasil evaluasi
penguasaan TIK agar kualitas pembelajaran          diperoleh bahwa terdapat sekitar 28,60%

                                                                                                  19
kompetensi kepribadian guru tergolong sangat       terdiri dari 54,05% pada guru bersertifikasi dan
 baik, 66,22% tergolong baik, 5,18% tergolong       78,38% pada guru belum bersertifikasi. Untuk
 cukup baik, sementara itu yang rendah atau         golongan sedang atau cukup baik hanya
 kurang baik, dan sangat rendah tidak ada.          terdapat pada guru belum bersertifikasi yaitu
 Kompetensi kepribadian guru sangat dominan         sebesar 10,36%.
 pada aspek adil dalam memperlakukan siswa,
 dan menjadi contoh dalam bersikap dan
 berperilaku.




                                                    Kompetensi Sosial Guru
                                                             Kompetensi sosial adalah kemampuan
                                                    pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
           Secara khusus aspek dari kompetensi      berkomunikasi dan bergaul secara efektif
 profesional guru di Kota Palangka Raya yang        dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
 tergolong masih lemah atau di bawah rata-rata      kependidikan, orangtua/wali peserta didik dan
 adalah: a) kemampuan mengendalikan diri            masyarakat sekitar. Untuk penelitian ini,
 dalam berbagai situasi dan kondisi; b) satu kata   beberapa indikator penilaian yang dilakukan
 dan tindakan; dan c) kearifan dalam mengambil      terhadap kompetensi profesional guru di Kota
 keputusan. Kemampuan mengendalikan diri            Palangka Raya, meliputi:
 dalam berbagai situasi dan kondisi merupakan       a. Kemampuan menyampaikan pendapat
 kontrol diri dalam menjalankan tugas sebagai       b. Kemampuan menerima kritik, saran, dan
 guru khususnya menghadapi perilaku siswa              pendapat orang lain
 yang cenderung negatif. Hal ini perlu bagi guru    c. Kemampuan bergaul dengan siswa maupun
 karena siswa perlu didekati secara sosial agar        teman sejawat
 siswa merasa dirinya dihargai oleh guru. Satu      d. Toleransi terhadap keberagaman siswa
 kata dan tindakan merupakan wujud komitmen               Hasil penelitian menunjukkan bahwa
 guru agar apa yang diucapkan selalu                secara keseluruhan kompetensi sosial guru di
 diwujudkan dalam tindakan yang tepat.              Kota Palangka Raya sebagian besar sudah
 Sedangkan       kearifan    dalam    mengambil     tergolong baik. Dari hasil evaluasi diperoleh
 keputusan merupakan suatu sikap kehati-hatian      bahwa terdapat sekitar 32,88% kompetensi
 dalam bertindak atau membuat keputusan,            sosial guru tergolong sangat baik, 64,64%
 sehingga tidak ada siswa yang merasa dirugikan     tergolong baik, 2,48% tergolong cukup baik,
 dari suatu keputusan.                              sementara itu yang rendah atau kurang baik,
           Jika dilihat tingkat kompetensi guru     dan sangat rendah tidak ada. Kompetensi sosial
 antara yang sudah bersertifikasi dengan guru       guru sangat dominan pada aspek toleransi
 yang belum bersertifikasi, tampak bahwa guru
 yang bersertifikasi memiliki kompotensi
 kepribadian yang juga lebih baik dari yang
 belum bersertifikasi. Kompetensi kepribadian
 pada guru yang sudah bersertifikasi mulai dari
 baik hingga sangat baik, sedangkan guru belum
 sertifikasi mulai dari cukup baik hingga sangat
 baik. Guru yang kompetensi kepribadiannya
 tergolong sangat baik, yaitu 45,95% pada guru
 bersertifikasi dan 11,26% pada guru belum
 bersertifikasi. Sedangkan untuk golongan baik,

20
terhadap keberagaman siswa, dan kemampuan              Tingkat Kinerja dan Profesionalisme Guru
bergaul dengan siswa maupun teman sejawat.                   Sebagaimana yang telah diungkapkan
          Secara khusus aspek dari kompetensi          mengenai hasil evaluasi terhadap berbagai
sosial guru di Kota Palangka Raya yang                 kompetensi guru di atas, maka semua
tergolong masih lemah atau di bawah rata-rata          kompetensi guru baik pedagogik, profesional,
adalah:      a)    kemampuan     menyampaikan          kepribadian, dan sosial menunjukkan hasil yang
pendapat; dan b) kemampuan menerima kritik,            dominan baik. Sehubungan dengan itu maka
saran, dan pendapat orang lain. Kemampuan              kinerja guru di Kota Palangka Raya sudah dapat
menyampaikan pendapat merupakan suatu                  dipastikan rata-rata pada tingkat yang baik. Hal
kemampuan untuk mengungkapkan pendapat                 ini dapat ditunjukkan sebagaimana tabel
kepada orang lain secara logis dan tepat.              berikut ini.
Kemampuan         berpendapat    tidak    hanya
ditunjukkan dari cara berpendapat tetapi                                                Frek    Rata-
                                                   No      Kategori       Interval
bagaimana pendapat tersebut dapat diterima                                              (%)     rata
oleh orang lain atau dalam hal ini siswa secara    1      Sangat baik   109,2 – 130,0   24,32   115,94
benar tanpa ada persepsi yang berbeda.             2      Baik           88,4 – 109,1   72,97   101,39
Kemampuan menerima kritik, saran, dan
pendapat orang lain merupakan hal yang sering      3      Cukup baik     67,6 – 88,3    2,70    83,92
menjadi sulit jika guru selalu menganggap          4      Rendah         46,8 – 67,5      -       -
dirinya benar atau mempunyai pandangan                    Sangat
negatif terhadap apa yang disampaikan oleh         5                     26,0 – 46,7      -       -
                                                          rendah
orang lain. Dalam hal ini siswa yang
berpendapat dalam kelas semestinya didengar                  Sebagaimana    hasil   evaluasi    yang
oleh guru sebagai wujud perhatian kepada               dituangkan tersebut di atas, terlihat bahwa
siswanya.                                              kinerja dan profesionalisme guru di Kota
          Jika dilihat tingkat kompetensi guru         Palangka Raya sebagian besar atau sekitar
antara yang sudah bersertifikasi dengan guru           72,97% sudah tergolong “baik”. Namun yang
yang belum bersertifikasi, tampak bahwa guru           juga cukup mengembirakan jumlah guru yang
yang bersertifikasi memiliki kompetensi sosial         tergolong “sangat baik” relatif banyak yaitu
yang juga lebih baik dari yang belum                   24,32%. Sementara itu yang tergolong “cukup
bersertifikasi. Kompetensi kepribadian pada            baik” hanya 2,70% bahkan tidak ada yang
guru yang sudah bersertifikasi mulai dari baik         tergolong “rendah” dan “sangat rendah”. Jadi
hingga sangat baik, sedangkan guru belum               sesungguhnya kinerja dan profesionalisme guru
sertifikasi mulai dari cukup baik hingga sangat        -guru di Kota Palangka Raya dapat menjadi
baik. Guru yang kompetensi sosialnya tergolong         jaminan bagi peningkatan kualitas pendidikan
sangat baik, yaitu 46,40% pada guru                    sehingga apa yang menjadi visi dan misi
bersertifikasi dan 19,37% pada guru belum              Pemerintah Kota untuk menjadi Kota
bersertifikasi. Sedangkan untuk golongan baik,         Pendidikan akan semakin terbuka lebar.
terdiri dari 53,60% pada guru bersertifikasi dan
75,68% pada guru belum bersertifikasi. Untuk
golongan sedang atau cukup baik hanya
terdapat pada guru belum bersertifikasi yaitu
sebesar 4,95%.




                                                             Tingkat kinerja dan profesionalisme guru
                                                       yang tergolong baik di Kota Palangka Raya
                                                       tersebut merupakan kontribusi atau dibentuk
                                                       oleh keempat kompetensi guru, yaitu:
                                                       a) pedagogik sebesar 24%; b) profesional

                                                                                                         21
sebesar 25%; c) kepribadian sebesar 25%; dan                 Namun yang juga menarik dari hasil
 d) sosial sebesar 26%. Dari hasil ini dapat            evaluasi kinerja dan profesionalisme guru baik
 dikatakan bahwa keempat kompetensi tersebut            yang bersertifikasi maupun yang belum
 memberikan kontribusi yang hampir seimbang             bersertifikasi adalah tidak adanya kompetensi
 dalam membentuk kinerja guru di Kota                   yang dominan atau tidak dominan dalam
 Palangka Raya. Oleh sebab itu peningkatan              membentuk kinerja guru. Keempat kompetensi
 kinerja guru di Kota Palangka Raya tidak dapat         yang dievaluasi baik untuk guru yang
 hanya memperhatikan salah satu aspek                   bersertifikasi dan belum bersertifikasi hampir
 kompetensi saja, namun harus memperhatikan             sama besar berkontribusi terhadap pemben-
 semua aspek kompetensi guru secara                     tukan kinerja dan profesionalisme guru di Kota
 berimbang dan proporsional.                            Palangka Raya.
                                                              Hal ini tentunya akan menjadi hal yang
                                                        baik bagi Pemerintah Kota Palangka Raya untuk
                                                        mengembangkan kinerja dan profesionalisme
                                                        gurunya. Dengan kondisi seperti yang
                                                        disebutkan di atas, program-program dapat
                                                        menjadi efisien dan efektif karena dapat relatif
                                                        homogen antara berbagai kualifikasi guru
                                                        tersebut.

                                                            Permasalahan yang ditemukenali
                                                                  Berbagai permasalahan yang berhasil
                                                            diidentifikasi dan dapat berdampak terhadap
                                                            peningkatan kinerja dan profesionalisme guru
                                                            di Kota Palangka Raya sebagai berikut:
         Jika dikaji lebih jauh mengenai kinerja dan         Data guru di Kota Palangka Raya dapat
 profesionalisme antara guru yang sudah                         dikatakan lebih dari cukup, namun yang
 bersertifikasi dengan guru yang belum                          menjadi kendala adalah penyebarannya
 bersertifikasi,        maka       hasil    penelitian          yang belum merata. Guru sebagian besar
 menunjukkan bahwa guru yang bersertifikasi                     masih bertumpuk di kota, sementara di
 lebih baik dari guru yang belum bersertifikasi.                daerah pedalaman/kelurahan luar kota
 Secara kuantitatif nilai rata-rata untuk kinerja               masih kurang. Dalam hal ini tentunya bagi
 guru yang bersertifikasi sebesar 16,77 dan                     guru yang di luar kota untuk meningkatkan
 untuk guru yang belum bersertifikasi sebesar                   kinerjanya pada berbagai kompetensi yang
 15,56. Secara statistik dengan Uji T                           dibutuhkan untuk itu.
 (Independent Sample T Test), terdapat                       Selain penyebaran jumlah guru yang belum
 perbedaan yang nyata antara kinerja guru yang                  merata, juga belum meratanya penyebaran
 bersertifikasi dengan yang belum bersertifikasi.               guru bidang studi. Pada sekolah-sekolah di
 Hal ini sebagaimana yang ditunjukkan oleh nilai                luar kota masih banyak kekurangan guru
 thitung > ttabel (4,885 > 2,262) dan P value (0,001 <          bidang studi, sehingga guru-guru di luar
 0,05). Artinya bahwa nilai kuantitatif bahwa                   kota merangkap mengajar bidang studi yang
 kinerja guru yang bersertifikasi lebih tinggi dari             di luar keilmuannya. Hal ini tentunya akan
 yang belum bersertifikasi adalah benar.                        mengurangi kualitas pembelajaran mata
                                                                 pelajaran yang diberikan untuk siswa.
      Kontribusi Kompetensi Guru terhadap Pembentukan
                                                                  Tertumpuknya guru-guru di kota juga
   Kinerja dan Profesionalisme Guru di Kota Palangka Raya            menjadi masalah tersendiri, dimana
                                  Guru          Guru belum           banyak guru di kota yang terbatas
  No       Kompetensi        Bersertifikasi    bersertifikasi        kesempatannya untuk mengembangkan
                            Rerata      %     Rerata      %          kinerja dan profesionalismenya. Ini
   1      Pedagogik           4,07      24     3,78       24
                                                                     tentunya akibat terjadinya persaingan
                                                                     yang sangat ketat, sehingga guru-guru
   2      Profesional         4,14      25     3,83       25         yang kurang berkualitas akan sulit
   3      Kepribadian         4,28      26     3,95       25         bersaing dan dampaknya guru tersebut
                                                                     akan berkembang lebih lambat dari
   4      Sosial              4,28      25     4,00       26
                                                                     guru yang lain yang sudah berkualitas.
       Jumlah           16,77     100      15,56     100

22
terhadap Guru, Kepala Sekolah dan
                                                  Pengawas Sekolah baik guru SD, SMP,
                                                  SMA dan SMK, bekerja sama dengan
                                                  pihak LPMP Provinsi Jawa Timur.
                                                  Pemetaan kompetensi ini dimaksudkan
                                                  untuk mengetahui bagaimana keadaan
                                                  kompetensi guru, Kepala Sekolah dan
                                                  Pengawas sekolah. Dengan adanya data
                                                  dari pemetaan tersebut akan diketahui
                                                  dimana letak kelemahan/kompetensi
                                                  yang perlu ditingkatkan baik terhadap
                                                  Guru, Kepala Sekolah maupun terhadap
                                                  pengawas Sekolah. Sehingga memudah-
                                                  kan pihak Dinas Pendidikan untuk
                                                  melakukan pembinaan sesuai dengan
                                                  permasalahan yang dihadapi.
                                               2. Melakukan Supervisi dan Pengawasan Ke
                                                  Sekolah
                                                  Supervisi dan pengawasan dilakukan oleh
                                                  pengawas sekolah terhadap pelaksanaan
                                                  tugas guru secara berkala dan terus
                                                  menerus. Tujuan dari supervisi dan
                                                  pengawasan ini bertujuan melakukan
                                                  pembinaan terhadap guru serta melihat
                                                  bagaimana persiapan dan kesiapan guru
                                                  dalam memberikan pelajaran (Perangkat
                                                  dan alat pembelajaran, RPP, LKS)
 Berdasarkan     hasil    pengamatan dan      3. Menggiatkan       Pembinaaan Kegiatan
  observasi langsung terhadap pelaksanan          MKKS, MGMP, LKG
  tugas guru di sekolah, diperoleh hal-hal        Pihak      Dinas    Pendidikan       terus
  sebagai berikut:                                menggiatkan      pembinaan       terhadap
  a. Pada umumnya guru belum menggunakan          kegiatan MKKS, MGMP dan LKG. Kegiatan
     media dan teknologi pembelajaran dalam       MKKS ini dimaksudkan agar kepala
     melaksanakan proses belajar mengajar.        sekolah dapat meningkatkan kinerjanya
  b. Metode pembelajaran yang digunakan           serta dapat melakukan pembinaan
     masih dominan pada metode ceramah dan        terhadap guru dan dapat mengelola
     tanya jawab.                                 sekolah dengan baik. Sedangkan kegiatan
  c. Kemampuan pengayaan materi masih             MGMP (Guru SLTA/SLTP) dan LKG (Guru
     relatif kurang terutama penguasaan akan      SD) ini dimaksudkan agar dapat
     isu-isu mutakhir dalam bidang yang           meningkatkan kemampuan/kompetensi
     diajarkan.                                   guru sehingga mampu mempersiapkan
  d. Media dan sarana belajar masih relatif       alat dan perangkat pembelajaran serta
     kurang terutama pada jenjang sekolah
     dasar yang berada di daerah pedesaan/
     luar kota, sehingga guru tidak dapat
     maksimal dalam melaksanakan tugasnya
     dalam melaksanakan pengajaran

Program Peningkatan Kinerja Guru
a) Beberapa hal yang dilakukan oleh Dinas
   Pendidikan Kota palangka Raya dalam
   rangka meningkatkan Kinerja Guru/Kepala
   Sekolah di Kota Palangka Raya:
   1. Pemetaan Kompetensi Guru
      Pemetaan Kompetensi guru ini dilakukan


                                                                                           23
hubungan kerjasama dengan pihak
                                                       Pemerintah      Kota    Palangka    Raya,
                                                       terutama        untuk      mendatangkan
                                                       narasumber ke sekolah mereka. Di
                                                       samping itu pula pihak sekolah juga
                                                       dapat menjalin kerjasama dengan
                                                       lembaga pelatihan dan perusahaan
                                                       terutama dalam hal pengadaan alat bantu
                                                       praktik, promosi produk dan penyerapan
                                                       tenaga kerja alumni sekolah tersebut.
                                                    3. Melaksanakan seminar bagi guru-guru
                                                       baik di tingkat sekolah maupun di tingkat
                                                       kota dan kalau memungkinkan mengikuti
       mampu melaksanakan pembelajaran yang            seminar di tingkat nasional.
       berkualitas.                                 4. Melaksanakan pertemuan guru bidang
    4. Penghargaan dan Promosi                         studi untuk membahas materi pelajaran
       Bagi guru yang berprestasi Pemerintah           yang akan disampaikan kepada siswa
       Kota Palangka Raya dapat memberikan             serta tukar pengalaman dan ilmu dengan
       penghargaan yaitu dipromosi atau                guru-guru lainnya. Pertemuan ini
       diangkat jadi Kepala Sekolah. Hal tersebut      dilaksanakan secara rutin setiap bulan.
       dilakukan untuk memberikan motivasi          5. Bagi guru yang kurang jam mengajarnya
       bagi guru agar terus meningkatkan               dapat mengajar di sekolah lain dengan
       kinerjanya yang pada akhirnya akan              mendapat ijin dari kepala sekolah dan
       berdampak pada kualitas lulusannya.             dinas pendidian setempat. Hal ini
    5. Kepala Sekolah                                  dilakukan untuk membantu guru sudah
       Untuk diangkat menjadi seorang Kepala           sertifikasi   yang     kekurangan     jam
       Sekolah, harus menunjukan prestasi yang         mengajar.
       tinggi serta telah mengikuti beberapa
       Pelatihan / Seminar / Lokakarya dan
       kegiatan Lomba Guru berprestasi. Seleksi
       kepala sekolah tersebut dilaksanakan
       secara ketat oleh pihak Dinas Pendidikan.
       Dengan adanya persyaratan dan seleksi
       tersebut diharapkan kepala sekolah yang
       terpilih benar-benar kepala sekolah yang
       mempunyai kemampuan manajerial yang
       tinggi, mempunyai          dedikasi dan
       integritas yang tinggi serta kemampuan
       akademik yang baik, sehingga dapat
       meningkatkan mutu dan kualitas lulusan
       sekolah di mana dia bertugas.
 b) Pembinaan Yang dilakukan Oleh Sekolah
    terhadap Guru:
    1. Guru      diwajibkan    setiap     minggu
        menyampaikan laporan pelaksanaan
        tugas, termasuk alat dan perangkat
        pembelajaran (RPP, Media, Soal Ulangan
        harian/ujian serta hasil penilaian)
        Apabila guru yang bersangkutan tidak
        melaksanakan tugasnya dengan baik,
        maka guru tersebut diberi pembinaan
        dan bimbingan baik oleh kepala sekolah/
        wakil kepala sekolah atau guru senior
        yang lebih berpengalaman.
     2. Untuk mengembangkan potensi diri guru,
        pihak sekolah dapat juga menjalin

24
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 07 -  Tahun IV - 2012

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengalaman proyek geotechnical_engineering_prisma__3
Pengalaman proyek geotechnical_engineering_prisma__3Pengalaman proyek geotechnical_engineering_prisma__3
Pengalaman proyek geotechnical_engineering_prisma__3mmasud95
 
Kumpulan Tesis Skripsi
Kumpulan Tesis SkripsiKumpulan Tesis Skripsi
Kumpulan Tesis SkripsiDhohir
 
Proposal sponsorship
Proposal sponsorshipProposal sponsorship
Proposal sponsorshipHarley Reaper
 
Ustek klhs badung_ok
Ustek klhs badung_okUstek klhs badung_ok
Ustek klhs badung_okFauzi Hidayat
 
131833771 proposal-izin-operasonal-tpq-docx
131833771 proposal-izin-operasonal-tpq-docx131833771 proposal-izin-operasonal-tpq-docx
131833771 proposal-izin-operasonal-tpq-docxRaffi Tasriasta
 
Katalog Buku
Katalog BukuKatalog Buku
Katalog Bukuaghios
 

Was ist angesagt? (11)

Pengalaman proyek geotechnical_engineering_prisma__3
Pengalaman proyek geotechnical_engineering_prisma__3Pengalaman proyek geotechnical_engineering_prisma__3
Pengalaman proyek geotechnical_engineering_prisma__3
 
Kumpulan Tesis Skripsi
Kumpulan Tesis SkripsiKumpulan Tesis Skripsi
Kumpulan Tesis Skripsi
 
Proposal sponsorship
Proposal sponsorshipProposal sponsorship
Proposal sponsorship
 
Ustek klhs badung_ok
Ustek klhs badung_okUstek klhs badung_ok
Ustek klhs badung_ok
 
Simpul 11
Simpul 11Simpul 11
Simpul 11
 
131833771 proposal-izin-operasonal-tpq-docx
131833771 proposal-izin-operasonal-tpq-docx131833771 proposal-izin-operasonal-tpq-docx
131833771 proposal-izin-operasonal-tpq-docx
 
Buku 1 infra
Buku 1 infraBuku 1 infra
Buku 1 infra
 
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpimKajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
 
Komunikasi arsitektur
Komunikasi arsitekturKomunikasi arsitektur
Komunikasi arsitektur
 
5_Nov 2009
5_Nov 20095_Nov 2009
5_Nov 2009
 
Katalog Buku
Katalog BukuKatalog Buku
Katalog Buku
 

Ähnlich wie Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 07 - Tahun IV - 2012

Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012Mellianae Merkusi
 
Skripsi manajemen sumber daya
Skripsi manajemen sumber dayaSkripsi manajemen sumber daya
Skripsi manajemen sumber dayasuarsaen
 
Laporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VI
Laporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VILaporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VI
Laporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VICut Endang Kurniasih
 
Inovasi dan Kreasi untuk Kuatkan Kelembagaan AMPL. PERCIK Edisi 2 Tahun 2012
Inovasi dan Kreasi untuk Kuatkan Kelembagaan AMPL. PERCIK Edisi 2 Tahun 2012Inovasi dan Kreasi untuk Kuatkan Kelembagaan AMPL. PERCIK Edisi 2 Tahun 2012
Inovasi dan Kreasi untuk Kuatkan Kelembagaan AMPL. PERCIK Edisi 2 Tahun 2012Oswar Mungkasa
 
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN Sujud Marwoto
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Tengan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TenganLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Tengan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TenganEKPD
 
Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 'PERCIK' Edisi II Oktober 2003
Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 'PERCIK' Edisi II Oktober 2003Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 'PERCIK' Edisi II Oktober 2003
Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 'PERCIK' Edisi II Oktober 2003Oswar Mungkasa
 
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta ganggapembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta ganggaMarsiningsih Yanyan
 
PASER HIJAU PROPER FINISH.pdf
PASER HIJAU PROPER FINISH.pdfPASER HIJAU PROPER FINISH.pdf
PASER HIJAU PROPER FINISH.pdfFajar Baskoro
 
Newscetak Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Edisi Juni 2012
Newscetak Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Edisi Juni 2012Newscetak Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Edisi Juni 2012
Newscetak Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Edisi Juni 2012Oswar Mungkasa
 
Merancang proyek-perubahan
Merancang proyek-perubahan Merancang proyek-perubahan
Merancang proyek-perubahan Muslihin Hilim
 
4. LAPORAN MAGANG TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
4. LAPORAN MAGANG TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf4. LAPORAN MAGANG TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
4. LAPORAN MAGANG TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdfMuhammad Ihsan
 
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra Zulhamdi AnWar SinaGa
 
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Pembelajaran dari Ki...
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Pembelajaran dari Ki...Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Pembelajaran dari Ki...
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Pembelajaran dari Ki...Oswar Mungkasa
 

Ähnlich wie Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 07 - Tahun IV - 2012 (20)

Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012
 
Skripsi manajemen sumber daya
Skripsi manajemen sumber dayaSkripsi manajemen sumber daya
Skripsi manajemen sumber daya
 
Laporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VI
Laporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VILaporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VI
Laporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VI
 
Rev usman sinergi dalam plp_city changer_2014
Rev usman sinergi dalam plp_city changer_2014Rev usman sinergi dalam plp_city changer_2014
Rev usman sinergi dalam plp_city changer_2014
 
Inovasi dan Kreasi untuk Kuatkan Kelembagaan AMPL. PERCIK Edisi 2 Tahun 2012
Inovasi dan Kreasi untuk Kuatkan Kelembagaan AMPL. PERCIK Edisi 2 Tahun 2012Inovasi dan Kreasi untuk Kuatkan Kelembagaan AMPL. PERCIK Edisi 2 Tahun 2012
Inovasi dan Kreasi untuk Kuatkan Kelembagaan AMPL. PERCIK Edisi 2 Tahun 2012
 
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
 
Rpjm desa-langensari
Rpjm desa-langensariRpjm desa-langensari
Rpjm desa-langensari
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Tengan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TenganLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Tengan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Tengan
 
Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 'PERCIK' Edisi II Oktober 2003
Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 'PERCIK' Edisi II Oktober 2003Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 'PERCIK' Edisi II Oktober 2003
Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 'PERCIK' Edisi II Oktober 2003
 
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta ganggapembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
 
Tesis Administrasi Publik
Tesis Administrasi PublikTesis Administrasi Publik
Tesis Administrasi Publik
 
PASER HIJAU PROPER FINISH.pdf
PASER HIJAU PROPER FINISH.pdfPASER HIJAU PROPER FINISH.pdf
PASER HIJAU PROPER FINISH.pdf
 
3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf
3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf
3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf
 
Newscetak Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Edisi Juni 2012
Newscetak Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Edisi Juni 2012Newscetak Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Edisi Juni 2012
Newscetak Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Edisi Juni 2012
 
Merancang proyek-perubahan
Merancang proyek-perubahan Merancang proyek-perubahan
Merancang proyek-perubahan
 
4. LAPORAN MAGANG TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
4. LAPORAN MAGANG TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf4. LAPORAN MAGANG TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
4. LAPORAN MAGANG TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
 
gerakan-kota-hijau
gerakan-kota-hijaugerakan-kota-hijau
gerakan-kota-hijau
 
DAG program "Nabung Aer" 2015
DAG program "Nabung Aer" 2015DAG program "Nabung Aer" 2015
DAG program "Nabung Aer" 2015
 
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
 
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Pembelajaran dari Ki...
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Pembelajaran dari Ki...Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Pembelajaran dari Ki...
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Pembelajaran dari Ki...
 

Mehr von Mellianae Merkusi

Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016
Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016
Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016Mellianae Merkusi
 
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka RayaAnalisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Profil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka Raya
Profil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka RayaProfil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka Raya
Profil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Profil Kesra 2014 Kota Palangka Raya
Profil Kesra 2014 Kota Palangka RayaProfil Kesra 2014 Kota Palangka Raya
Profil Kesra 2014 Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014Mellianae Merkusi
 
Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015
Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015
Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015Mellianae Merkusi
 
RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014
RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014
RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014Mellianae Merkusi
 
Renstra Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat Daerah Kota Palangka RayaRenstra Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat Daerah Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Sekretariat DPRD Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat DPRD Kota Palangka RayaRenstra Sekretariat DPRD Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat DPRD Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka RayaRenstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka RayaRenstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka Raya
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka RayaRenstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka Raya
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka Raya
Renstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka RayaRenstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka Raya
Renstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka Raya
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka RayaRenstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka Raya
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Inspektorat Kota Palangka Raya
Renstra Inspektorat Kota Palangka RayaRenstra Inspektorat Kota Palangka Raya
Renstra Inspektorat Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka RayaRenstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...Mellianae Merkusi
 

Mehr von Mellianae Merkusi (20)

SPBE Kota Palangka Raya
SPBE Kota Palangka RayaSPBE Kota Palangka Raya
SPBE Kota Palangka Raya
 
tabel tatanan 1.pdf
tabel tatanan 1.pdftabel tatanan 1.pdf
tabel tatanan 1.pdf
 
Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016
Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016
Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016
 
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka RayaAnalisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
 
Profil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka Raya
Profil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka RayaProfil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka Raya
Profil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka Raya
 
Profil Kesra 2014 Kota Palangka Raya
Profil Kesra 2014 Kota Palangka RayaProfil Kesra 2014 Kota Palangka Raya
Profil Kesra 2014 Kota Palangka Raya
 
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
 
Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015
Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015
Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015
 
RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014
RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014
RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014
 
RKPD Perubahan Tahun 2013
RKPD Perubahan Tahun 2013RKPD Perubahan Tahun 2013
RKPD Perubahan Tahun 2013
 
Renstra Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat Daerah Kota Palangka RayaRenstra Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya
 
Renstra Sekretariat DPRD Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat DPRD Kota Palangka RayaRenstra Sekretariat DPRD Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat DPRD Kota Palangka Raya
 
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka RayaRenstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
 
Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka RayaRenstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka Raya
 
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka Raya
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka RayaRenstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka Raya
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka Raya
 
Renstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka Raya
Renstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka RayaRenstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka Raya
Renstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka Raya
 
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka Raya
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka RayaRenstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka Raya
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka Raya
 
Renstra Inspektorat Kota Palangka Raya
Renstra Inspektorat Kota Palangka RayaRenstra Inspektorat Kota Palangka Raya
Renstra Inspektorat Kota Palangka Raya
 
Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka RayaRenstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya
 
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
 

Kürzlich hochgeladen

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 07 - Tahun IV - 2012

  • 1. PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA EDISI 07/TAHUN IV/2012 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA DESEMBER 2012
  • 2. P uji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan bimbingan-Nya sehingga kegiatan Penerbitan dan Publikasi Buletin Litbang dalam tahun 2012 dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana hingga pada edisi ketujuh ini. Beberapa kegiatan kajian selama tahun 2012 berhasil dihimpun oleh Tim Penyusun Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya, khususnya yang diselenggarakan pasca Triwulan II Tahun Anggaran 2012. Empat dari enam kegiatan yang disajikan dalam edisi ini merupakan kegiatan yang pelaksanaannya dimotori oleh Bappeda Kota Palangka Raya. Bidang kajian yang ditampilkan dalam edisi ini cukup beragam, yaitu bidang tata ruang, pendidikan, perencanaan pembangunan, pelayanan publik, dan bidang peternakan. Kegiatan-kegiatan yang bersifat evaluasi dan pengkajian sebagaimana dipaparkan dalam edisi ini dengan jelas memperlihatkan tingkat capaian kinerja dan sekaligus menunjukkan cara yang lebih baik yang dapat ditempuh demi memaksimalkan manfaat dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Harapan kami kiranya hasil-hasil yang diperoleh dalam proses evaluasi dan kajian tersebut dapat benar-benar dicermati demi peningkatan kualitas kinerja pada masa yang akan datang. Tim Penyusun Buletin Litbang Bapeda Kota Palangka Raya sangat mengharapkan masukan dan saran bagi pengembangan Buletin Litbang Pemerintah Kota Palangka Raya, termasuk partisipasi dalam menyumbangkan materi sebagai bahan publikasi. Palangka Raya, Desember 2012 KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA Ir. MUHLADUN Pembina Utama Muda NIP. 19570803 198710 1 001 1
  • 3. Penanggung Jawab Ir. Muhladun Redaktur Kata Pengantar 1 Martina, SH, M.Si Daftar Isi 2 Penyunting/Editor Drs. Sernus Mewujudkan Rencana Tata Ruang 3 Kristhine Agustine, SE Yang Berwawasan Lingkungan Roysart Alfons, ST, MT, MSc Kajian Peningkatan Kinerja dan 16 Desain Grafis Profesionalisme Tenaga Pendidik/Guru Nensianie, SP, MSi di Kota Palangka Raya Vallery Budianto, ST Evaluasi RPJM Kota Palangka Raya 2008 - 27 Fotografer 2013 Immanuel Yuwana Yakti, ST Kajian Penerapan SPM 40 Sekretariat oleh Pemerintah Kota Palangka Raya Edy Oktora Hanyi, ST Pengkajian Fungsi Koordinasi 46 di Lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya Kerjasama Penelitian UNPAR-Jepang 50 Mendukung Pembangunan Perikanan Kota Palangka Raya Alamat Redaksi Bappeda Kota Palangka Raya Jl. Tjilik Riwut No. 98 Telp/Fax. 0536-3231542, 3231539 Cover : Perencanaan Kawasan Ruang Terbuka Hijau di email: litbangbappedaplk@gmail.com Sepanjang Jalan Lingkar Dalam Kota Palangka Raya 1 2
  • 4. Paparan yang disampaikan oleh Dr. Ir. Ibnu Sasongko, MT pada acara Seminar HUT Kota Palangka Raya ke-55 dan Hari Jadi Pemerintah Kota Palangka Raya ke-47 pada tanggal 19 Juli 2012 di Balroom Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya Latar Belakang pada gilirannya menuntut kebutuhan ruang. Hal Pembangunan pada hakikatnya ialah ini merupakan suatu konsekuensi langsung dari mengubah keseimbangan baru, yang dianggap berbagai perubahan dan perkembangan lebih baik untuk kehidupan manusia dan tersebut. Namun, ruang yang tersedia relatif merupakan suatu proses multi dimensi yang tetap dan dikarenakan sifatnya yang fisik yang melibatkan segala sumber daya yang ada dalam beraneka ragam membuat tidak semua ruang rangka usaha meningkatkan kualitas hidup bisa digunakan sesuai dengan kegiatan manusia dan masyarakat, yang dilakukan secara masyarakat yang bersifat spesifik. Keadaan berkelanjutan serta berlandaskan kemampuan seperti inilah yang menyebabkan terjadinya yang mengacu pada ilmu pengetahuan dan persaingan pemanfaatan ruang, terutama pada teknologi, namun tetap memperhatikan kawasan-kawasan yang telah berkembang di permasalahan yang ada serta sistem mana kesediaan lahan relatif sudah sangat pembangunan yang tetap memperhatikan terbatas dan mengakibatkan terjadinya lingkungan hidup termasuk sumber daya alam yang menjadi sarana untuk mencapai keberhasilan pembangunan dan jaminan bagi kesejahteraan hidup di masa depan. Perkembangan suatu kota pada hakekatnya disebabkan oleh dua variabel determinan, yaitu : pertama karena adanya pertambahan penduduk baik secara alamiah maupun migrasi. Kedua karena adanya perubahan dan perkembangan kegiatan usahanya yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pola sosial ekonomi penduduk sebagai masyarakat kota. Pertambahan penduduk dan perubahan Dr. Ir. Ibnu Sasongko, MT. Pakar perencanaan wilayah serta serta perkembangan kegiatan usaha inilah yang staf pengajar pada Jurusan Planologi di Institut Teknologi Nasional Malang. 3
  • 5. pembangunan selalu memperhatikan keles- tarian daya dukung lingkungan. Dengan begitu maka diperlukan suatu kerja keras serta tindakan nyata bagi Pemerintah Kota Palangka Raya dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut. Untuk menjadikan Kota Palangka Raya sebagai kota yang tertata dan berwawasan lingkungan diperlukan sinergisitas dan blue print (pedoman) secara menyeluruh. Pemba- ngunan berkelanjutan berwawasan lingkungan merupakan fenomena tersendiri untuk menjawab tantangan terwujudnya kawasan perkotaan ideal di masa depan. Ini sekaligus misalokasi pemanfaatan ruang yang merugikan bisa menjadi solusi terbaik bagi pengembangan kepentingan lingkungan hidup. kawasan perkotaan karena dapat memenuhi Pesatnya aktivitas perekonomian semakin kebutuhan masa kini, tanpa mengurangi berat pula tekanan terhadap lingkungan. kemampuan untuk memenuhi kebutuhan Perkembangan kota yang pesat ditandai dengan generasi mendatang. meningkatnya aktivitas manusia seperti pemanfaatan lahan, permukiman, perindustrian Ruang dan Penataan Ruang dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 kualitas lingkungan hidup di perkotaan lebih sarat dengan pasal-pasal yang berkenaan cenderung menurun. dengan kebijakan lingkungan hidup. Ketersediaan sumber daya alam dan Tata ruang adalah wujud struktur ruang standar hidup akan semakin menurun sejalan dan pola ruang. Tata ruang wujud struktural dengan perkembangan kota dan berbanding dari pemanfaatan ruang dan pola pemanfaatan terbalik dengan meningkatnya jumlah ruang, baik itu direncanakan maupun tidak. penduduk dan polusi terhadap lingkungan. Dari uraian tersebut, tata ruang memberikan Permasalahan lingkungan yang muncul antara dua gambaran sekaligus, yaitu wujud struktural lain polusi udara, banjir, kesulitan air bersih, pemanfaatan ruang dan alokasi kegiatan kebisingan, global warming, dan penurunan pemanfaatan ruang (pola pemanfaatan ruang). kualitas lingkungan lainnya. Tata ruang yang direncanakan ialah tata ruang Perkembangan suatu kota perlu diiringi buatan, sedang yang tidak direncanakan ialah dengan kemampuan untuk mengelola kota terbentuk secara alamiah dengan unsur-unsur dalam hal ini merencanakan, menata, mengatur alam. serta mengendalikan pembangunan kota. Penataan ruang adalah suatu sistem Konsep membangun tidak terlepas dengan proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan keinginan / harapan suatu daerah terhadap ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. wujud kota di masa mendatang. Kota Palangka Penataan ruang harus memperhatikan : Raya merupakan kota yang memiliki luasan 1. Kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan yang sangat besar serta terencana pada akhir- Republik Indonesia yang rentan terhadap akhir ini menunjukan tingkat perkembangan bencana; yang cukup tinggi. Tentunya dengan perkem- 2. Potensi sumber daya alam, sumber daya bangan tersebut diperlukan suatu perangkat (tools) untuk mengelola perkembangan tersebut, salah satunya yaitu tekad untuk mewujudkan Kota Palangka Raya yang tertata dan berwawasan lingkungan sesuai dengan visi dan misi Kota Palangka Raya. Kota tertata yaitu kota yang memiliki kualitas lingkungan fisik yang rapi, teratur, memiliki nilai estetika, dan terkendali sehingga dengan suasana kota yang tertata dapat memberikan rasa aman, nyaman dan sehat bagi warga kotanya (City fit to live in); sedangkan kota yang berwawasan lingkungan adalah kota yang dalam melaksanakan 4
  • 6. manusia, dan sumber daya buatan; kondisi wilayah yang berisi norma, kriteria yang ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, menjadi pedoman pengendalian pemanfaatan pertahanan keamanan, lingkungan hidup, ruang dan menjadi pedoman perumusan serta ilmu pengetahuan dan teknologi kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang baik sebagai satu kesatuan; dan di wilayah Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota. 3. Geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi. Asas penataan ruang antara lain Perencanaan tata ruang adalah suatu proses keterpaduan; keserasian, keselarasan, dan untuk menentukan struktur ruang dan pola keseimbangan; keberlanjutan; keberdaya- ruang yang meliputi penyusunan dan gunaan dan keberhasilgunaan; keterbukaan; penetapan rencana tata ruang. Perencanaan kebersamaan dan kemitraan; perlindungan tata ruang mencakup perencanaan struktur kepentingan umum; kepastian hukum dan dan pola pemanfaatan ruang, meliputi tata keadilan; dan akuntabilitas. Dan tujuannya guna tanah, air, udara dan sumberdaya alam adalah mewujudkan ruang wilayah nasional lainnya. Dengan demikian tata guna tanah, yang aman, nyaman, produktif, dan air, udara dan sumberdaya alam lainnya berkelanjutan berlandaskan Wawasan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan: perencanaan struktur dan pola pemanfaatan  Terwujudnya keharmonisan antara ruang agar dapat terus berlangsung. lingkungan alam dan lingkungan buatan; Pemanfaatan ruang harus memperhatikan  Terwujudnya keterpaduan dalam aspek lingkungan, organisasi, kelembagaan, penggunaan sumber daya alam dan sumber pengelolaan dan pembiayaan sehingga dapat daya buatan dengan memperhatikan sumber berdaya guna dan berhasil guna serta dapat daya manusia; dan memelihara kemampuan lingkungan. Peman-  Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan faatan ruang harus dikembangkan pola pencegahan dampak negatif terhadap pengelolaan tata guna tanah, air, udara dan lingkungan akibat pemanfaatan ruang. sumberdaya alam lainnya sesuai dengan asas penataan ruang dan perangkat insentif dan Lingkungan Hidup dan Pengelolaan disinsentif dengan menghormati hak penduduk Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 sebagai warga negara. Pola pengelolaan tata tentang Perlindungan dan Pengelolaan guna sama dengan “penatagunaan” dengan Lingkungan Hidup, menggantikan Undang- maksud antara lain penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan, berwujud konsolidasi pemanfaatan melalui pengaturan kelembagaan sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil. Semua itu dituangkan dalam suatu rencana tata ruang. Rencana tata ruang wilayah adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Perencanaan tata ruang merupakan strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang 5
  • 7. Undang Lingkungan Hidup dan Undang-Undang 8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya Pengelolaan Lingkungan Hidup sebelumnya. alam secara bijaksana. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang 9. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan semua benda, daya, keadaan dan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan 10. Mengantisipasi isu lingkungan global. perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan Dengan demikian, kebijaksanaan meman- kesejahteraan manusia serta makhluk hidup faatkan sumber daya perlu memperhatikan lain. Lingkungan hidup merupakan sistem yang aspek - aspek sebagai berikut, yaitu kehematan, meliputi lingkungan alam hayati, alam daya guna, hasil guna dan daur ulang karena non hayati, buatan dan sosial. Dalam setiap orang berhak atas lingkungan hidup mewujudkan lingkungan hidup yang yang baik dan sehat, dan bersamaan dengan berwawasan lingkungan, Undang-Undang ini, itu berkewajiban memelihara lingkungan hidup memberikan batasan ruang lingkup lingkungan dan mencegah serta menanggulangi kerusakan hidup sebagai berikut, yaitu : perencanaan, dan pencemarannya. pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum. Batasan Hubungan Penataan Ruang dan Pengelolaan tersebut meliputi ruang sebagai pokok Lingkungan Hidup permasalahannya. Penataan ruang memiliki makna tentang Asas pengelolaan lingkungan hidup antara ruang lebih luas daripada pengelolaan lain tanggung jawab negara, kelestarian dan lingkungan hidup karena lingkungan hidup keberlanjutan, keserasian dan keseimbangan, merupakan salah satu tampilan ruang. Namun keterpaduan, manfaat, kehati-hatian, keadilan, lingkungan hidup merupakan faktor utama ekoregion, keanekaragaman hayati, pencemar penentu kehidupan manusia sehingga membayar, partisipatif, kearifan lokal, tata pengelolaannya perlu dijadikan asas penataan kelola pemerintahan yang baik dan otonomi ruang. daerah. Dan tujuannya antara lain : Semua ungkapan mengenai lingkungan 1. Melindungi wilayah Negara Kesatuan hidup dalam Undang-Undang tentang penataan Republik Indonesia dari pencemaran dan ruang tidak jelas seberapa kuat komponen atau kerusakan lingkungan hidup. lingkungan diperhatikan dalam penataan ruang 2. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan dan seberapa konsistennya komponen kehidupan manusia. lingkungan disertakan pada setiap kegiatan 3. Menjamin kelangsungan kehidupan penataan ruang. Pengelolaan lingkungan yang makhluk hidup dan kelestarian ekosistem. benar, perlakuan konservasi dan produksi 4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan harus selalu bergandengan sehingga muncul hidup. istilah ekoteknologi, suatu teknologi yang 5. Mencapai keserasian, keselarasan, dan memperantarai keadaan ekologi dengan sistem keseimbangan lingkungan hidup. ekonomi suatu masyarakat (Carlstein, 1982). 6. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi Undang - Undang ini terlalu menekankan masa kini dan generasi masa depan. pencapaian hasil yang berdaya guna dan 7. Menjamin pemenuhan dan perlindungan berhasil guna, suatu ungkapan yang berkonotasi hak atas lingkungan hidup sebagai bagian mendahulukan keuntungan ekonomi (economic dari hak asasi manusia. advantage). Sebenarnya keuntungan ekonomi hanyalah salah satu tujuan pengelolaan lingkungan hidup. Namun yang terjadi kebalikannya, keuntungan ekonomi menimbul- kan sifat yang tidak mengacuhkan kebutuhan hidup yang lain. Asas keterpaduan dan keberlanjutan hanya dapat diperoleh dengan memelihara mutu sumber daya sehingga dapat memenuhi kebutuhan ekonomi, ekologi, pendidikan, kesehatan, estetika, rekreasi, kemudahan, ketenangan, keamanan dan kepastian hidup, serta psikologi. Lingkungan hidup bukanlah benda berbentuk ruang yang dapat dikotak- 6
  • 8. kotakkan dengan batas-batas geografi (kawasan Upaya menciptakan ruang yang nyaman, lindung atau budidaya), administrasi (provinsi, produktif, dan berkelanjutan dirasakan masih kabupaten, kota), demografi (perkotaan, menghadapi tantangan yang berat. Hal ini pedesaan), atau politik. Lingkungan hidup ditunjukkan oleh masih banyaknya adalah suatu konsep yang terbentuk dari permasalahan yang mencerminkan bahwa cerapan tentang segala hal yang mempengaruhi, kualitas ruang kehidupan kita masih jauh dari menentukan dan atau mengendalikan hidup dan cita-cita tersebut. Semakin menurunnya kehidupan manusia. Hal-hal itu mencakup kualitas lingkungan harus dipandang sebagai udara, air, tanah, tumbuhan, hewan, suatu permasalahan yang serius dan untuk itu mikroorganisme, ruang, bahan tambang, sangat diperlukan reposisi perilaku manusia organisasi kemasyarakatan (pemerintahan), dalam mengelola lingkungan hidupnya. Upaya kepercayaan/tradisi, kaedah, dan lain reposisi perilaku manusia tersebut selanjutnya sebagainya. Lingkungan hidup dapat diubah perlu diletakkan pada sebuah kerangka pikir atau diperkaya oleh rekayasa manusia, misalnya atau pendekatan yang memungkinkan seluruh jalan, gedung, waduk, pabrik, dan lain-lain. pihak untuk saling bersinergi dalam Arti penting penataan ruang bagi merevitalisasi ruang kehidupannya agar dapat pengelolaan lingkungan hidup adalah bukan mewujudkan ruang yang nyaman, produktif, sekedar penataan ruang terbuka dengan dan berkelanjutan. kemungkinan mengelola lingkungan hidup, Untuk mengarahkan reposisi perilaku melainkan lebih kepada penegasan kriteria manusia dalam mengelola lingkungan hidupnya, mutu lingkungan hidup dapat disertakan pada diperlukan seperangkat kebijakan dan strategi penataan ruang. Penataan ruang berwawasan pengelolaan kawasan perkotaan yang ramah lingkungan harus diartikan sebagai penataan lingkungan dengan memperhatikan berbagai ruang yang menggunakan kriteria mutu kepentingan sektoral secara seimbang, sehingga lingkungan hidup. dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan yang bertujuan untuk Kebijakan Penataan Ruang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pengelolaan Kawasan Ramah Lingkungan dengan tetap memperhatikan kepentingan Penataan ruang merupakan sarana untuk pelestarian lingkungan hidup. mewujudkan salah satu tujuan pembangunan Prinsip-prinsip keberlangsungan ling- yang hendak dicapai yaitu mewujudkan ruang kungan hidup secara garis besar harus kehidupan yang nyaman, produktif, dan dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah berkelanjutan. Ruang kehidupan yang nyaman Kota Palangka Raya karena selain berfungsi mengandung pengertian adanya kesempatan sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota yang luas bagi masyarakat untuk mengartiku- Palangka Raya, kebijakan tersebut adalah lasikan nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi sebagai manusia. lingkungan hidup serta mencegah timbulnya Produktif mengandung pengertian bahwa kerusakan lingkungan hidup yang dijabarkan proses produksi dan distribusi berjalan secara dalam strategi sebagai berikut : efisien sehingga mampu memberikan nilai 1. Mempertahankan luas kawasan berfungsi tambah ekonomi untuk kesejahteraan lindung dalam satu wilayah pulau pada masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing. tingkat sekurang - kurangnya 30% (tiga Berkelanjutan mengandung pengertian dimana puluh persen) dari luas tersebut sesuai kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan dengan kondisi ekosistemnya; bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk 2. Mewujudkan dan memelihara kelestarian kepentingan generasi saat ini, namun juga fungsi lingkungan hidup dan mencegah generasi yang akan datang. Dengan demikian timbulnya kerusakan lingkungan hidup keseluruhan tujuan ini diarahkan untuk melalui perlindungan kawasan - kawasan di mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas, darat, laut, dan udara secara serasi dan berbudi luhur, dan sejahtera; mewujudkan selaras; keterpaduan dalam penggunaan sumber daya 3. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi alam dan sumber daya buatan dengan kawasan lindung yang telah menurun akibat memperhatikan sumber daya manusia; dan pengembangan kegiatan budidaya dalam mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan rangka mewujudkan dan memelihara mencegah serta menanggulangi dampak negatif keseimbangan ekosistem wilayah. terhadap lingkungan. 7
  • 9. Penataan ruang sebagai pedoman dalam ruang berdasarkan kesesuaiannya dengan pemanfaatan ruang dan pengendalian rencana tata ruang yang telah ditetapkan. pemanfaatan ruang, rencana tata ruang Izin pemanfaatan ruang hanya diberikan memiliki fungsi yang sangat vital dalam upaya kepada pemanfaatan ruang yang sesuai pelestarian lingkungan hidup. Rencana tata dengan rencana tata ruang. ruang harus disusun dengan mempertimbang- Pemantauan dan evaluasi adalah proses kan aspek lingkungan hidup secara untuk mengamati dan memeriksa kesesuaian proporsional, di samping mempertimbangkan pemanfaatan ruang dengan rencana tata aspek fisik, sosial, ekonomi, dan pertahanan ruang yang dilaksanakan secara terus keamanan. menerus. Dalam hasil pemantauan dan Penataan ruang merupakan serangkaian evaluasi mengindikasikan adanya kebijakan yang saling terkait yang terdiri dari : pelanggaran rencana tata ruang, maka pemerintah harus mengambil langkah 1. Perencanaan Tata Ruang penyelesaian berupa tindakan memeriksa Perencanaan tata ruang harus kebenaran indikasi tersebut dan, apabila memperhatikan hal-hal berikut ini : indikasi tersebut terbukti benar, mengambil a. Unit analisis yang merupakan satu langkah penertiban yang diperlukan. kesatuan eco-region. Penertiban merupakan tindakan nyata b. Perhitungan neraca lingkungan sebagai memberikan sanksi terhadap pelanggaran dasar alokasi pemanfaatan sumberdaya. rencana tata ruang yang terjadi yang c. Perhatian terhadap daya dukung dan daya dimaksudkan sebagai tindakan agar tampung lingkungan. pemanfaatan ruang yang direncanakan d. Alokasi ruang yang sesuai antara jenis dapat terwujud. kegiatan dan karakteristik ruang/lokasi. Pemberian sanksi tersebut dapat berupa e. Penyusunan rencana detail tata ruang peringatan tertulis, penghentian kegiatan untuk operasionalisasi rencana umum. sementara, penghentian sementara f. Konsistensi antar-tingkatan rencana. pelayanan umum, penutupan lokasi, g. Keterlibatan pemangku kepentingan pencabutan izin, penolakan atau pembatalan dalam penyusunan rencana tata ruang. izin, pembongkaran bangunan, dan/atau 2. Pemanfaatan Ruang pemulihan fungsi ruang, yang diberikan Pemanfaatan ruang juga harus berdasarkan bobot pelanggaran yang terjadi. memperhatikan hal-hal seperti berikut ini. Antara lain : Impian/ Harapan Kota Palangka Raya dalam a. Peningkatan kepatuhan terhadap rencana Rangka Mewujudkan Rencana Tata Ruang tata ruang yang telah ditetapkan. yang Berwawasan Lingkungan b. Penerapan pola pengelolaan kegiatan Mewujudkan Rencana Tata Ruang yang berwawasan lingkungan. Wilayah Kota Palangka Raya Berwawasan c. Rehabilitasi lingkungan hidup. Lingkungan merupakan suatu harapan/impian 3. Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Kota Palangka Raya, hal ini tertuang dalam Pengendalian berkisar pada upaya untuk Rencana Program Jangka Panjang (RPJP) Kota mengarahkan pemanfaatan ruang agar tetap Palangka Raya Tahun 2008 – 2028 melalui visi sesuai dengan rencana tata ruang yang telah dan misi, terjemahan terhadap visi dan misi ditetapkan. Pengendalian ini dilakukan tersebut bila dikaitkan dengan kacamata Tata melalui peraturan zonasi, perizinan, Ruang yaitu sebagai berikut : pemantauan, evaluasi dan penertiban 1. Misi pertama : Mewujudkan Kota Palangka terhadap pemanfaatan ruang. Raya sebagai Kota Pendidikan yang Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang berkualitas, berorientasi global dengan harus dan tidak boleh dilaksanakan pada berkearifan lokal, menuju terwujudnya suatu zona pemanfaatan ruang yang dapat sumberdaya manusia yang berilmu, beriman berupa ketentuan tentang bangunan, dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, penyediaan sarana dan prasarana, sehat dan terampil; misi tersebut menurut permukiman, dan ketentuan lain yang pandangan tata ruang yaitu pengembangan dibutuhkan dalam mewujudkan ruang yang PAUD – SMP di wilayah pinggiran kota, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Pengembangan Sekolah unggulan pada pusat Perizinan merupakan suatu proses memberi perkotaan dan kawasan perguruan tinggi atau menolak permohonan pemanfaatan serta promosi Lembaga Pendidikan di jalan 8
  • 10. Diagram Kedudukan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) utama kota. Di bidang kesehatan yaitu yaitu pelestarian kawasan-kawasan cagar tersedianya tempat pelatihan di Balai budaya, kawasan lindung serta pemanfaatan kelurahan/puskesmas, pengembangan kawasan budidaya secara optimal melalui fasilitas kesehatan pada pusat pelayanan peningkatan sumberdaya manusia dalam perkotaan serta pendidikan akademi mengelola lingkungan. kesehatan dan pengembangan pusat Dengan memperhatikan penjabaran dari pelayanan kesehatan di pusat pelayanan misi Kota Palangka Raya maka diterjemahkan (klinik center, lab terpadu, praktek dokter seperti apa impian dan harapan Kota Palangka bersama) Raya ke depannya. 2. Misi kedua : Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai pusat pelayanan jasa dan wisata yang terencana, tertata dan berwawasan lingkungan; hubungan dengan tata ruang yaitu pengembangan kawasan wisata serta kawasan wisata unggulan melalui penyediaan sarana dan prasarana pariwisata, atraksi wisata khusus pada pariwisata alam dan pariwisata buatan. 3. Misi ketiga : Mewujudkan pengelolaan Adanya wacana pemindahan ibukota sumberdaya alam yang lestari, dunia usaha Negara Republik Indonesia dari Jakarta ke Kota dan investasi yang kondusif untuk Palangka Raya merupakan suatu hal yang wajar mengembangkan perekonomian yang mengingat semakin kompleks permasalahan di berkeadilan dan memberdayakan potensi Jakarta seperti halnya kelangkaan atau masyarakat, menuju kehidupan sejahtera keterbatasan lahan, kemacetan, banjir, serta dan mandiri; hubungan dengan tata ruang masalah-masalah sosial dan lingkungan 9
  • 11. sehingga memunculkan wacana akan Raya maka teringat pada suatu kota tepatnya di pemindahan ibukota Negara ke Kota Palangka Venice di Italy, Clarke-Quay di Singapore, salah Raya yang kondisinya memungkinkan dari sisi satu upaya yang dilakukan oleh Negaranya yaitu kapasitas lahan, faktor-faktor bencana yang memasarkan atraksi wisata sungai, melalui minim, serta masalah sosial dan lingkungan penataan kawasan sungai, sehingga kawasan yang tergolong minim. Perlu disadari pula sungai memiliki nilai jual yang menjadi sumber dalam konteks tata ruang, pemindahan ibukota pendapatan bagi daerah. Negara menuntut adanya kebutuhan akan sarana dan prasarana perkotaan yang bertaraf tinggi. Bila dikaitkan dengan visi dan misi Kota Palangka Raya saat ini maka selain sebagai ibukota Negara, Kota Palangka Raya juga sebagai pusat pelayanan jasa pemerintahan dan swasta, karena sebagai kota jasa pemerintahan dan swasta maka dalam tata ruang, perlu diakomodir kebutuhan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan jasa tersebut sebagai contoh perlu direncanakan kawasan jasa seperti halnya fasilitas akomodasi, pusat bisnis, bandara bertaraf internasional dan lain sebagainya Selain sebagai kota Jasa, kota Palangka Raya juga sebagai kota Pendidikan. Untuk Impian/ Harapan Sebagai Kota Pariwisata mendukung pelaksanaan visi dan misi kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan Untuk mewujudkan Rencana Tata Ruang maupun melalui wacana pemindahan ibukota Wilayah Kota Palangka Raya yang berwawasan Negara maka, pada saat ini Kota Palangka Raya Lingkungan maka sejak saat ini pemerintah harus mempersiapkan bentuk/ konsep rencana harus menyusun suatu rencana tata ruang yang maupun sarana dan prasarana pendidikan berjati diri sesuai dengan kebudayaan daerah seperti halnya penyediaan universitas maupun setempat. Hal ini mengingat bahwa kebanyakan perguruan tinggi bertaraf internasional, kota-kota besar di Indonesia kehilangan jati diri perpustakaan, pusat-pusat penelitian ataupun sebagai contoh gaya-gaya bangunan di kota jenis-jenis fasilitas pendudukung dari kegiatan besar, yaitu bangunan dengan gaya-gaya pendidikan. arsitektur modern, post modern dan sebagainya yang lebih banyak mengadopsi bangunan- bangunan di bagian Eropa. Sementara bangunan -bangunan tradisonal lebih dominan berada pada daerah-daerah terpencil. Sehingga dapat dikatakan daerah tersebut kehilangan jati dari. Kota Palangka Raya memiliki bangunan rumah betang atau huma betang beserta bentuk-bentuk seni rupanya. Kekhasan daerah ini perlu dipertahankan dan dijaga Impian/ Harapan karena kekhasan suatu daerah Sebagai Kota Pendidikan dapat dipasarkan ke manca- negara dan menjadi salah satu Seperti apapun harapan maupun impian brand bagi daerah. yang diinginkan oleh Pemerintah Kota Palangka Selain berjati diri, Kota Palangka Raya Raya maupun masyarakat maka selayaknya dimungkinkan untuk direncanakan taman- suatu kota harus memiliki strategi dalam taman tematik, taman remaja, taman memasarkan daerahnya masing-masing melalui teknoekologis. Hal ini bertujuan untuk menjaga potensi-potensi yang dimiliki. Bila memperhati- keseimbangan lingkungan dan sebagai tempat kan potensi alam dan geografis di Kota Palangka sosialisasi masyarakat, karena pada umumnya 10
  • 12. kota-kota besar dengan tingkat kesibukan yang halnya urban gate, urban CBD, identitas kota tinggi kehilangan sosialisasi dengan atau landmark, serta pengembangan elemen lingkungannya. Pada saat ini kota besar di khusus kota seperti car free day, festival budaya, Indonesia baru menyadari pentingnya taman- pasar wisata dan lain sebagainya. Semua taman kota. Salah satu contoh Kota Surabaya kegiatan-kegiatan tersebut dapat dialokasikan yang saat ini mejadi pilot project dalam produk rencana tata ruang Kota Palangka pengembangan kota Kota Hijau atau Green City. Raya baik produk rencana yang sifatnya Dengan memperhatikan hal tersebut sudah universal seperti rencana tata ruang wilayah selayaknya dalam rencana tata ruang wilayah Kota Palangka Raya sampai pada rencana Kota Palangka Raya mengakomodir terperinci seperti master plan (rencana induk). kepentingan dalam pengalokasian taman-taman Untuk menyelaraskan rencana-rencana tersebut tematik, maupun taman-taman lainnya, hal ini maka idealnya suatu kota memiliki produk mengingat kondisi Kota Palangka Raya yang rencana detail tata ruang kota (RDTR). Hal ini masih dalam tahap perkembangan. mengingat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) memiliki skala yang lebih besar sehingga tidak memungkinkan untuk melihat secara detail atau persil. RDTR merupakan alat kontrol bagi pemerintah untuk melihat trend perkembangan suatu kota atau wilayah sehingga keadaan perkembangan tersebut dapat dikendali- kan sesuai dengan rencana yang diinginkan. Bagian terpenting dari RDTR yaitu pada pengaturan zonasinya atau lebih dikenal dengan zona regulasi / zoning regulation. Dalam mewujudkan kuali- tas ruang berkelanjutan Kota Hijau (Green City) yang sesuai dengan rencana tata ruang, diperlukan instrumen pengendalian Selain hal-hal tersebut di atas maka yang yang mencakup seluruh aspek penataan ruang. perlu diperhatikan melihat pertumbuhan dan Dalam hal ini, instrumen tersebut dapat perkembangan suatu kota yaitu utilitas kota digunakan sebagai pengendalian pemanfaatan seperti jaringan drainase, sistem pengelolaan ruang wilayah/daerah untuk mengarahkan sampah, pengelolaan limbah dan utilitas lainnya pemanfaatan zona, terutama terkait erat dengan serta sistem transportasi kota. Bagian ini yang aktivitas kota yang berkembang yang seringkali biasanya terabaikan di dalam penyusunan suatu memberikan dampak buruk bagi kepentingan rencana tata ruang kota. Selayaknya dalam umum. Pasca diterbitkannya Undang-undang suatu produk rencana tata ruang kota Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan menjabarkan rencana-rencana utilitas kota Daerah dan Undang-undang Nomor 26 Tahun seperti halnya metoda, pembiayaan sampai 2007 tentang Penataan Ruang menyebabkan dengan waktu pelaksanaannya sehingga produk terjadinya perubahan dalam hal penataan rencana tata ruang tidak hanya dipandang ruang, dimana daerah mempunyai hak penuh sebagai rencana pola ruang dan struktur ruang, untuk melaksanakan penataan ruang di akan tetapi rencana tata ruang yaitu suatu daerahnya. Pergantian sistem pemerintahan rencana yang terintegrasi, saling berkaitan tersebut berdampak positif terhadap penataan antara faktor-faktor lainnya. ruang di antaranya adalah Pemerintah Daerah Selain hal tersebut perlu direncanakan dapat mengawasi pembangunan di daerahnya beberapa unsur perancangan kota dan secara bertanggung jawab penuh sehingga pengembangan elemen khusus kota seperti pembangunan sesuai dengan aspirasi 11
  • 13. masyarakatnya. Oleh karena itu, dalam upaya ruang dan ketentuan pengendaliannya dan pengendalian pemanfaatan ruang perlu disusun untuk setiap blok/zona peruntukan ditindaklanjuti melalui pengaturan zona (zoning yang pembagian zonanya ditetapkan dalam regulation). Peraturan Zonasi (Zoning rencana rinci tata ruang. Peraturan Zonasi Regulation) adalah ketentuan yang mengatur Provinsi merupakan penjabaran detail dari tentang klasifikasi zona, pengaturan lebih lanjut indikasi arahan peraturan zonasi sistem mengenai pemanfaatan lahan, dan prosedur provinsi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah pelaksanaan pembangunan. Suatu zona Provinsi. Sedangkan Peraturan Zonasi mempunyai aturan yang seragam (guna lahan, Kabupaten/Kota merupakan penjabaran detail intensitas, massa bangunan), namun satu zona dari ketentuan umum peraturan zonasi dengan zona lainnya bisa berbeda ukuran dan kabupaten/kota dalam Rencana Tata Ruang aturan. Wilayah Kabupaten/Kota. Untuk lebih jelasnya mengenai kedudukan penyusunan peraturan Kedudukan Peraturan Zonasi Dalam Sistem zonasi dan kedudukannya dalam sistem Perencanaan perencanaan, dapat dilihat pada gambar Pengendalian pemanfaatan ruang berikut ini : berdasarkan UU Nomor 26 tahun 2007 antara lain dilaksanakan melalui penerapan peraturan RTRW zonasi. Peraturan zonasi disusun sebagai Kab/Kota pedoman pengendalian pemanfaatan ruang. Peraturan zonasi ditetapkan berdasarkan : a. Peraturan Pemerintah untuk arahan peraturan zonasi sistem nasional; b. Peraturan Daerah Provinsi untuk arahan RDTR Zoning peraturan zonasi sistem provinsi; dan Regulation c. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota untuk peraturan zonasi sistem kabupaten/kota. Penyusunan peraturan zonasi didasarkan Salah satu jenjang rencana Perangkat pengendalian pada rencana rinci tata ruang. Dalam UU Nomor tata ruang kota dengan pemanfaatan ruang yang lazim 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, skala 1:5000 digunakan di Negara maju rencana rinci tata ruang disusun sebagai perangkat operasional rencana umum tata Kedudukan Penyusunan Peraturan Zonasi ruang dan terbagi atas : a. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan Dalam penyusunan peraturan zonasi, rencana tata ruang kawasan strategis definisi dan klasifikasi penggunaan lahan yang nasional; jelas secara hukum sangat diperlukan untuk b. Rencana tata ruang kawasan strategis menjadi landasan utama dan sebagai acuan provinsi; dan untuk menentukan apakah suatu permohonan c. Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota pemanfaatan akan sesuai dengan rencana atau (RDTRK) dan rencana tata ruang kawasan tidak. Klasifikasi penggunaan lahan yang jelas strategis Kabupaten / Kota menentukan ijin dapat diberikan atau ditolak Rencana rinci tata ruang perlu disusun (Winarso, 1995). Selain menentukan klasifikasi apabila: pemanfaatan ruang, harus pula ditentukan a. Rencana umum tata ruang belum dapat klasifikasi perubahan pemanfaatan ruang, baik dijadikan dasar dalam pelaksanaan yang diizinkan maupun yang tidak diizinkan. pemanfaatan ruang dan pengendalian Pengklasifikasian pemanfaatan ruang harus pemanfaatan ruang; dan/atau jelas, seragam, dan sederhana (tetapi tidak b. Rencana umum tata ruang mencakup terlalu sederhana) dan harus berlaku umum di wilayah perencanaan yang luas dan skala seluruh Indonesia sehingga rencana peta dalam rencana umum tata ruang pemanfaatan ruang dapat ditetapkan secara tersebut memerlukan perincian sebelum seragam untuk memudahkan proses dioperasionalkan. pengendalian pemanfaatan. Berpijak pada undang-undang tersebut di Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan atas, sehingga dapat dikatakan bahwa dan/atau diperoleh dengan tidak melalui peraturan zonasi merupakan ketentuan yang prosedur yang benar, batal demi hukum. Izin mengatur tentang persyaratan pemanfaatan pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui 12
  • 14. PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN sebagainya) yang turut berpengaruh dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang. Proses Undang-Undang pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan Manajemen berdasarkan rencana tata ruang yang sah Lahan tersebut. Penataan ruang di Indonesia telah Manajemen Lahan diatur dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang (Kawasan) Penataan Ruang yang masih perlu dilengkapi Jaringan kegiatan Peraturan, dengan berbagai aturan dan peraturan kepadatan Perijinan, pelaksanaan lain yang mendukungnya. Selama intensitas Pengawasan, ini penataan ruang tidak mudah untuk Penertiban, Land Kelembagaan dilaksanakan. Salah satunya karena sangat sulit Development untuk dibuat dan dilaksanakan dalam konteks dimana penghormatan terhadap hukum, profe- sionalisme, dan daya tanggap (responsiveness) Zoning terhadap masyarakat sangat rendah. Regulation Masyarakat belum ditempatkan pada posisi yang kuat dan partisipatif dalam menciptakan Kedudukan Zoning Regulation dalam Sistem Perencanaan Kota penataan ruang yang adil dan setara (equity). prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti Tantangan Operasionalisasi Pengaturan tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, Zonasi dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah Kendala yang dihadapi daerah terutama daerah sesuai dengan kewenangannya. Setiap pada tataran Pemerintah Kabupaten atau Kota pejabat pemerintah yang berwenang di Indonesia, dengan adanya rencana tata ruang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang berjenjang adalah: menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan a. keterbatasan kemampuan di dalam rencana tata ruang. menyusun semua jenjang rencana, b. tidak fleksibelnya rencana tata ruang Perencanaan Ruang Di Indonesia kawasan (rencana rinci / detil) di dalam Terdapat dua sistem pemanfaatan ruang, menghadapi perkembangan yang terjadi; dan yaitu pemanfaatan ruang yang didasarkan pada c. tidak terjembataninya rencana-rencana tata kepastian hukum yang berupa peraturan Zoning ruang tersebut ke dalam langkah operasional (Regulatory System) dan pemanfaatan ruang pelaksanaan pembangunan. yang proses pengambilan keputusannya Untuk itu diperlukan program tindak didasarkan pada pertimbangan lembaga pelaksanaan dan pengendaliannya agar sesuai perencanaan yang berwenang untuk masing- dengan rencana tata ruang. Pengendalian masing proposal pembangunan yang diajukan pemanfaatan ruang merupakan bagian yang (discretionary system). tidak terpisahkan dari proses penataan ruang. Sistem perencanaan di Indonesia terdiri Pemanfaatan ruang dalam pelaksanaannya atas perencanaan sektoral dan spasial yang tidak selalu sejalan dengan rencana tata ruang dilaksanakan di tiap tingkatan wilayah yang telah ditetapkan. Ketidaksesuaian atau (Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota). Setiap pelanggaran tersebut disebabkan oleh beberapa rencana tata ruang tersebut memiliki kekuatan faktor, di antaranya seperti tekanan perkem- hukum masing-masing. Dokumen rencana yang bangan pasar terhadap ruang, belum jelasnya disahkan sebagai peraturan perundangan yang mekanisme pengendalian dan lemahnya mengikat masyarakat dan juga aparat penegakan hukum. Kondisi ini mengisyaratkan pemerintah tersebut berlaku sebagai landasan bahwa untuk mewujudkan terciptanya utama dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang. pembangunan yang tertib ruang diperlukan Namun demikian, rencana tata ruang di tindakan pengendalian pemanfaatan ruang. Indonesia tidak diterapkan di lapangan dengan Kecenderungan penyimpangan tersebut dapat tingkat kedisiplinan yang sama dengan terjadi karena produk rencana tata ruang dokumen zoning pada sistem regulatory. kurang memperhatikan rencana tata ruang. Adanya pertimbangan - pertimbangan Pengendalian pemanfaatan tata ruang khusus pemerintah daerah yang berwenang, dilakukan agar pemanfaatan ruang dapat tidak jarang dituangkan menjadi peraturan berjalan sesuai dengan rencana tata ruang. perundangan (surat keputusan, instruksi, dan Dalam kaitannya dengan perencanaan di tingkat 13
  • 15. kabupaten/ kota, Ibrahim (1991) menyebutkan Kewenangan pengendalian pemanfaatan tata bahwa ada tiga jenis pelanggaran/perubahan ruang berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007 terhadap dokumen rencana tata ruang, yaitu : tentang Penataan Ruang berada di pemerintah 1. Perubahan fungsi, yaitu perubahan yang sebagai pelaksana pembangunan. Dalam proses tidak sesuai dengan fungsi lahan yang telah dan pelaksanaannya, pemerintah menjalankan ditetapkan dalam rencana, yaitu fungsi yang peran masyarakat dalam pengendalian ditetapkan dalam Rencana Umum Tata pemanfaatan ruang ini. Dalam menjalankan Ruang. kewajiban ini, pemerintah mempunyai 2. Perubahan blok peruntukan, yaitu beberapa kewenangan dengan azas-azas pemanfaatan yang tidak sesuai dengan sebagai berikut : arahan peruntukan yang telah ditetapkan, a. Hak atas lahan (Bundles of Right). yaitu perubahan Koefisien Dasar Bangunan Kewenangan untuk mengatur hak atas lahan, (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan hubungan hukum antara orang/badan Garis Sempadan Bangunan (GSB) dari tiap dengan lahan dan perbuatan hukum blok yang ditetapkan dalam Rencana Detail mengenai lahan Tata Ruang. b. Kewenangan pengaturan dan pengendalian 3. Perubahan persyaratan teknis, yaitu (Policy Power). Policy power merupakan pemanfaatan sesuai fungsi dan peruntukan, kewenangan dalam menerapkan peraturan tetapi persyaratan teknis bangunan tidak hukum untuk meningkatkan kesehatan sesuai dengan ketentuan dalam rencana dan umum, keselamatan moral, dan peraturan bangunan setempat, yaitu kesejahteraan. Kewenangan ini juga meliputi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam kewenangan untuk melakukan pengaturan, rencana tapak kawasan dan perpetakan yang pengawasan, dan pengendalian pemba- menyangkut tata letak dan tata bangunan ngunan di atas lahan maupun kegiatan- beserta sarana lingkungan dan utilitas kegiatan manusia yang menghuninya. umum. Menghadapi tantangan atas pelang- c. Penguasaan tertinggi atas lahan (Eminent garan/perubahan yang seringkali terjadi Domain). Penguasaan tertinggi atas lahan sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam dimungkinkan untuk diberlakukan apabila peraturan zonasi seyogyanya memuat : masyarakat menghendaki dan dengan alasan a. ketentuan yang harus, boleh dan tidak untuk kepentingan umum, pemanfaatan boleh dilaksanakan pada zona lahan yang telah ada dapat dilakukan pemanfaatan ruang. tindakan pengambilalihan atau pencabutan b. amplop ruang (koefisien dasar hijau/KDH, hak atas tanah. koefisien dasar bangunan/KDB, koefisien d. Pajak dan Retribusi (Taxation). Pajak lantai bangunan/KLB, dan garis merupakan beban/pungutan/pengenaan sempadan bangunan/GSB). yang dilandasi kewajiban hukum terhadap c. Penyediaan sarana dan prasarana. perorangan/kelompok, namun pengenaan d. Ketentuan lain yang dibutuhkan untuk tersebut hanya untuk masyarakat dan mewujudkan ruang yang aman, nyaman, digunakan untuk kepentingan umum, tidak produktif, dan berkelanjutan antara lain : dinikmati langsung, bersifat paksaan, dan ketentuan kawasan keselamatan operasi- tidak diskriminasi. onal penerbangan, pembangunan e. Kewenangan Belanja / investasi publik pemancar alat komunikasi, dan pem- (Spending Power). Berdasarkan hal tersebut bangunan jaringan listrik tegangan tinggi. di atas, maka dapat diidentifikasi bahwa wewenang pemerintah terkait dengan Kewajiban Dan Kewenangan Pengendalian peraturan zonasi yakni: Pemanfaatan Ruang 1. Pemerintah Pusat : menyebarluaskan Pemerintah bertanggung jawab untuk informasi yang berkaitan dengan arahan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, peraturan zonasi untuk sistem nasional mewujudkan keadilan, mengurangi konflik, dan yang disusun dalam rangka pengendalian dampak negatif pemanfaatan ruang serta pemanfaatan ruang wilayah nasional; dan menjamin berlangsungnya pembangunan kota 2. Pemerintah Daerah Provinsi dan yang efisien, efektif, serta sesuai dengan fungsi Kabupaten/Kota : menyebarluaskan dan konsisten dengan rencana tata ruang. Oleh infomasi yang berkaitan dengan arahan karenanya, pemerintah wajib menjalankan peraturan zonasi untuk sistem provinsi fungsi pengendalian pemanfaatan ruang. dan kabupaten/kota yang disusun dalam 14
  • 16. rangka pengendalian pemanfaatan ruang Catatan: zoning harus dibuat sesuai dengan wilayah provinsi dan kabupaten/kota. RTRW dan pertimbangan yang beralasan/ masuk akal (misal: karakter kawasan, Fungsi Utama Peraturan Zonasi Dalam kesesuaian dengan guna lahan tertentu, Pengendalian Pemanfaatan Ruang konservasi nilai bangunan, dan mendorong Peraturan Zonasi daerah disusun sesuai guna lahan yang paling tepat). dengan kewenangan dan kepentingan setiap jenjang wilayah administratif sesuai dengan Penutup arahan Rencana Tata Ruang Wilayah masing- Kebutuhan ruang untuk menampung masing dan bersifat saling melengkapi. berbagai aktivitas masyarakat yang terus Terdapat beberapa fungsi utama dari peraturan berkembang memerlukan efisiensi pemanfaatan zonasi, yakni: ruang melalui pengaturan alokasi berdasarkan 1. Sebagai instrumen pengendalian rencana tata ruang. Rencana tata ruang yang pembangunan. Peraturan zoning yang berwawasan lingkungan merupakan prasyarat lengkap akan memuat prosedur pelaksanaan bagi penyelenggaraan penataan ruang yang pembangunan sampai ke tata cara berkualitas. pengawasannya. Dalam upaya mengefektifkan penyeleng- 2. Sebagai pedoman penyusunan rencana garaan penataan ruang yang berwawasan operasional. Ketentuan zoning dapat menjadi lingkungan, diperlukan sinkronisasi dan jembatan dalam penyusunan rencana tata keterkaitan yang lebih lanjut dan lebih spesifik ruang yang bersifat operasional, karena mengenai aspek-aspek lingkungan hidup dalam memuat ketentuan tentang penjabaran penataan ruang. Rencana tata ruang dan proses rencana yang bersifat makro ke dalam penataan ruang merupakan satu kesatuan yang rencana yang bersifat sub makro sampai secara keseluruhan. Hal ini lebih pada upaya pada rencana yang rinci. untuk mewujudkan ruang wilayah yang 3. Sebagai panduan teknis pengembangan/ nyaman, produktif dan berkelanjutan. pemanfaatan lahan. Ketentuan zoning Pemanfaatan ruang harus memperhatikan daya mencakup tata guna lahan, intensitas dukung lingkungan, konversi pemanfaatan pembangunan, tata bangunan, prasarana ruang yang tidak terkendali dan inefisiensi minimum, dan standar perencanaan. pengaturan fungsi ruang. Tujuan akhir dari peraturan zonasi di RTRW merupakan pedoman spasial antaranya adalah : pelaksanaan pembangunan. Dengan demikian, 1. Menjamin bahwa pembangunan yang akan Rencana Tata Ruang Wilayah harus memuat dilaksanakan dapat mencapai standar kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan kualitas lokal minimum (health, safety, and yang ramah lingkungan. Rencana Tata Ruang welfare); Wilayah merupakan pedoman yang harus 2. Melindungi atau menjamin agar pemba- dipatuhi. Rencana tata ruang dan wilayah yang ngunan baru tidak mengganggu penghuni sudah ditetapkan harus ditindaklanjuti dengan atau pemanfaat ruang yang telah ada; tindakan nyata dari segenap pemangku 3. Memelihara nilai properti; kepentingan. 4. Memelihara/memantapkan lingkungan dan melestarikan kualitasnya; *** 5. Menyediakan aturan yang seragam di setiap zona; 6. Mengurangi kemacetan lalu lintas, menjamin keselamatan dari kebakaran, kepanikan, dan bahaya lain; mendorong kesehatan dan kesejahteraan umum, menyediakan cahaya dan udara yang cukup; mencegah terlalu padat, menghindarkan konsentrasi penduduk berlebihan, menyediakan fasilitas transportasi, air bersih, saluran buangan, sekolah, taman dan kebutuhan publik lainnya” 15
  • 17. Dalam rangka mendukung visi secara khusus, tujuan kajian ini adalah: Pemerintah Kota Palangka Raya untuk 1) Mengidentifikasi dan mendeskripsikan mewujudkan Palangka Raya sebagai Kota kondisi existing mengenai peran dan fungsi Pendidikan, maka dalam Tahun Anggaran 2012 tenaga pendidik/guru dalam meningkatan Bappeda Kota Palangka Raya melaksanakan mutu pendidikan di Kota Palangka Raya. kegiatan Kajian Peningkatan Kinerja dan 2) Mengevaluasi kinerja dan profesionalisme Profesionalisme Tenaga Pendidik/Guru. tenaga pendidik/guru di Kota Palangka Raya Kegiatan ini melibatkan Tim Peneliti dari dalam melaksanakan tugas pembelajaran Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya, yang diwujudkan melalui kompetensi yang diketuai oleh Prof. Dr. Joni Bungai, M.Pd, pedagogik, kompetensi profesional, dengan anggota Drs. Tonich Uda, M.Si, Berkat kompetensi kepribadian, dan kompetensi A.P., SP, M.Si, dan Indra Perdana, S.Pd, M.Pd. sosial. Kajian peningkatan kinerja dan 3) Mengidentifikasi permasalahan- profesionalisme tenaga pendidik/guru di Kota permasalahan mendasar baik dari Palangka Raya dimaksudkan untuk lingkungan internal maupun eksternal yang mengevaluasi kinerja dan profesionalisme dapat mempengaruhi kinerja dan tenaga guru, sehingga dapat dirancang upaya- profesionalisme tenaga pendidik/guru di upaya nyata untuk perbaikan dan peningkatan Kota Palangka Raya dalam melaksanakan kualitas guru pada masa-masa yang akan datang pembelajaran. khususnya di Kota Palangka Raya. Untuk itu 4) Merumuskan program aksi dan arahan 16
  • 18. kegiatan-kegiatan peningkatan kinerja dan dengan formulasi sebagai berikut: profesionalisme tenaga pendidik/guru di NR = NST – NSR Kota Palangka Raya dalam meningkatkan PI = NR : JIK mutu layanan pendidikan bagi peserta didik. Keterangan: Pengumpulan data kinerja tenaga NR = Nilai Range pendidik/guru dilakukan dengan menggunakan NST = Nilai Skor Tertinggi berbagai metode, yaitu: NSR = Nilai Skor Terendah 1. Wawancara JIK = Jarak Interval Kelas Wawancara dilakukan dengan menggunakan PI = Panjang Interval Kelas instrumen berupa kuesioner yang disusun dan dirancang untuk mampu Hasil perhitungan interval kelas tersebut, mengungkapkan kinerja dan profesionalisme selanjutnya disusun dalam bentuk tabel tenaga pendidik/guru di Kota Palangka Raya distribusi frekuensi, seperti tabel berikut: dalam menjalankan kompetensinya. Kuesioner tersebut diisi oleh berbagai pihak, Interval No Kategori Frekuensi baik di lingkup Dinas Pendidikan, di lingkup Kelas sekolah yaitu oleh kepala sekolah dan guru, 1 Sangat baik/ sangat [........... [.........] % dan oleh pengawas sekolah pada satuan tinggi sd .............] 2 Baik/tinggi [........... [.........] % pendidikan yang bersangkutan. sd .............] 2. Observasi 3 Biasa/cukup [........... [.........] % Melakukan peninjauan secara langsung di sd .............] sekolah dengan mengamati kegiatan 4 Tidak baik/rendah [........... [.........] % pembelajaran yang dilakukan oleh beberapa sd .............] orang guru di sekolah. 5 Sangat tidak baik/ [........... [.........] % 3. Studi Banding sangat rendah sd .............] Melakukan kegiatan studi banding ke luar daerah atau dinas pendidikan di luar daerah yang dianggap representatif untuk b. Perbedaan kinerja guru yang sudah mendapatkan gambaran atau upaya-upaya bersertifikasi pendidik dengan guru yang pembinaan dan pengembangan kinerja dan belum bersertifikasi pendidikan. profesionalisme guru yang lebih baik. Dilakukan untuk mengetahui perbedaan Hasilnya akan menjadi bahan masukan untuk nyata/tidak nyata antara kinerja guru penyusunan rencana aksi atau program. yang belum bersertifikasi pendidikan dengan guru yang sudah bersetifikasi Metode Analisis Data pendidik. Dilakukan dengan Uji T Hasil pengumpulan data lapangan (Independent Sample T Test) pada taraf selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam signifikansi 95%. dan komprehensif dengan analisis deskriptif 3. Analisis deskriptif kualitatif kualitatif dan kuantitatif. Dilakukan untuk mengungkapkan 1. Analisis deskriptif kuantitatif, dimaksudkan permasalahan aktual mengenai berbagai untuk menyajikan data berupa ukuran permasalahan yang dihadapi oleh guru sentral dan ukuran penyebaran dari masing- dalam meningkatkan kinerja dan masing indikator secara tunggal. Penyajian profesionalismenya, serta merumuskan data berupa ukuran sentral yang terdiri dari: program-program aksi secara konkrit untuk mean (rata-rata); median (nilai tengah); memperbaiki kinerja guru di Kota Palangka modus (nilai yang sering muncul); skor Raya. minimum dan skor maksimum, rentang skor dan total skor. Ukuran penyebaran berupa Hasil Evaluasi varians dan simpangan baku (standard Hasil evaluasi atau penelitian terhadap deviasi). kinerja dan profesionalisme pendidik/guru di 2. Analisis statistik kuantitatif Kota Palangka Raya sebagaimana tecermin a. Tingkat kinerja dan profesionelisme dalam pembahasan terhadap empat kompetensi tenaga pendidik/guru sebagaimana yang disajikan dan diuraikan Perhitungan data dalam bentuk tabel berikut ini. distribusi frekuensi dan interval kelas 17
  • 19. Kompetensi Pedagogik Guru dan c) keragaman cara menilaian hasil belajar Kompetensi pedagogik adalah siswa. Kemampuan mengenal dan kemampuan mengelola pembelajaran peserta memperlakukan siswa sesuai ciri-cirinya didik yang meliputi pemahaman peserta didik, merupakan hal yang penting diperhatikan guru, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, agar guru dapat membuat strategi dan standar evaluasi hasil belajar dan pengembangan belajar yang dapat diikuti oleh semua siswanya. peserta didik untuk mengaktualisasikan Keanekaragaman cara penilaian hasil belajar berbagai potensi yang dimilikinya. Untuk juga penting diperhatikan, karena dengan penelitian ini, beberapa indikator penilaian beragamnya cara penilaian maka semua potensi yang dilakukan terhadap kompetensi pedagogik siswa akan semakin optimal digali oleh guru, guru di Kota Palangka Raya, meliputi: dan selanjutnya guru dapat mengembangkan a. Kemampuan mengenal siswa yang mengikuti metode pembelajaran yang beragaman. pelajarannya Jika dilihat tingkat kompetensi guru b. Kemampuan memperlakukan siswa sesuai antara yang sudah bersertifikasi dengan guru dengan ciri-cirinya yang belum bersertifikasi, tampak bahwa guru c. Kesiapan memberikan pelajaran dan/atau yang bersertifikasi memiliki kompetensi praktek/praktikum pedagogik yang sedikit lebih baik dari yang d. Keteraturan dan ketertiban menyeleng- belum bersertifikasi. Kompetensi pedagogik garakan pembelajaran pada guru yang sudah bersertifikasi mulai dari e. Kemampuan menghidupkan suasana kelas baik hingga sangat baik, sedangkan guru belum f. Pemanfaatan media dan teknologi sertifikasi mulai dari rendah hingga sangat baik. pembelajaran Guru yang kompetensi pedagogiknya tergolong g. Keanekaragaman cara penilaian hasil belajar sangat baik, yaitu 33,78% pada guru siswa bersertifikasi dan 4,95% pada guru belum h. Memberikan umpan balik terhadap tugas bersertifikasi. i. Kesesuaian materi ujian dan/tugas dengan tujuan mata pelajaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan kompetensi pedagogik guru di Kota Palangka Raya sebagian besar sudah tergolong baik. Dari hasil evaluasi diperoleh bahwa terdapat sekitar 19,38% kompetensi pedagogik guru tergolong sangat baik, 73,43% tergolong baik, 6,98% tergolong cukup baik, terdapat 0,23% yang rendah atau kurang baik, sementara yang sangat rendah tidak ada. Kompetensi Profesional Guru Kompetensi profesional adalah kemam- puan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Untuk penelitian ini, beberapa indikator penilaian yang dilakukan terhadap kompetensi profesional guru di Kota Palangka Raya, meliputi: a. Kemampuan menjelaskan pokok bahasan/ topik secara tepat Secara khusus aspek dari kompetensi b. Kemampuan menjawab pertanyan siswa pedagogik guru di Kota Palangka Raya yang dengan jelas dan sesuai dengan tergolong masih lemah atau di bawah rata-rata permasalahan yang ditanyakan adalah; a) kemampuan mengenal siswa yang c. Kemampuan memberikan contoh yang mengikuti pelajarannya; b) kemampuan relevan dengan materi yang diajarkan memperlakukan siswa sesuai dengan ciri-cirinya, d. Kemampuan menjelaskan keterkaitan 18
  • 20. bidang/ topik yang diajarkan dengan bidang/ semakin baik. Tidak hanya itu tentunya perlu topik lain didukung oleh ketersediaan fasilitas TIK itu e. Kemampuan menjelaskan keterkaitan sendiri. bidang/ topik yang diajarkan dengan konteks Jika dilihat tingkat kompetensi guru kehidupan antara yang sudah bersertifikasi dengan guru f. Penguasaan akan isu-isu mutakhir dalam yang belum bersertifikasi, tampak bahwa guru bidang yang diajarkan yang bersertifikasi memiliki kompetensi g. Kemampuan menggunakan beragam profesional yang sedikit lebih baik dari yang teknologi komunikasi. belum bersertifikasi. Kompetensi profesional Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada guru yang sudah bersertifikasi mulai dari secara keseluruhan kompetensi profesional baik hingga sangat baik, sedangkan guru belum guru di Kota Palangka Raya sebagian besar sertifikasi mulai dari cukup baik hingga sangat sudah tergolong baik. Dari hasil evaluasi baik. Guru yang kompetensi profesionalnya diperoleh bahwa terdapat sekitar 22,07% tergolong sangat baik, yaitu 26,13% pada guru kompetensi profesional guru tergolong sangat bersertifikasi dan 4,95% pada guru belum baik, 73,87% tergolong baik, 4,05% tergolong bersertifikasi. Sedangkan untuk golongan baik, cukup baik, sementara itu yang rendah atau terdiri dari 73,87% pada guru bersertifikasi dan kurang baik, dan sangat rendah tidak ada. 86,94% pada guru belum bersertifikasi. Untuk golongan sedang atau cukup baik hanya terdapat pada guru belum bersertifikasi yaitu sebesar 8,11%. Secara khusus aspek dari kompetensi profesional guru di Kota Palangka Raya yang tergolong masih lemah atau di bawah rata-rata Kompetensi Kepribadian Guru adalah; a) penguasaan akan isu-isu mutakhir Kompetensi kepribadian adalah kemam- dalam bidang yang diajarkan; dan puan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, b) kemampuan menggunakan beragam arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi teknologi komunikasi. Penguasaan isu-isu peserta didik dan berakhlak mulia. Untuk mutakhir terkait bidang yang diajarkan oleh penelitian ini, beberapa indikator penilaian guru merupakan hal yang penting, mengingat yang dilakukan terhadap kompetensi profe- ilmu pengetahuan sekarang ini sangat sional guru di Kota Palangka Raya, meliputi: berkembang pesat, sehingga dibutuhkan a. Kemampuan mengendalikan diri dalam ketekunan guru untuk mengikuti berbagai situasi dan kondisi perkembangan tersebut. Jika guru kurang b. Satu kata dan tindakan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan di c. Kewibawaan sebagai pribadi guru bidang yang diajarkannya, maka tentunya d. Kearifan dalam mengambil keputusan kualitas kontens dari materi yang diajarkan juga e. Menjadi contoh dalam bersikap dan menjadi kurang baik. Sementara itu penguasaan berperilaku teknologi komunikasi dalam mengajar sekarang f. Adil dalam memperlakukan siswa ini menjadi penting, sebagai bentuk dari era Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterbukaan yang semakin berkembang pesat secara keseluruhan kompetensi kepribadian dalam berbagai bidang, tidak terkecuali bidang guru di Kota Palangka Raya sebagian besar pendidikan. Guru harus selalu dibekali dengan sudah tergolong baik. Dari hasil evaluasi penguasaan TIK agar kualitas pembelajaran diperoleh bahwa terdapat sekitar 28,60% 19
  • 21. kompetensi kepribadian guru tergolong sangat terdiri dari 54,05% pada guru bersertifikasi dan baik, 66,22% tergolong baik, 5,18% tergolong 78,38% pada guru belum bersertifikasi. Untuk cukup baik, sementara itu yang rendah atau golongan sedang atau cukup baik hanya kurang baik, dan sangat rendah tidak ada. terdapat pada guru belum bersertifikasi yaitu Kompetensi kepribadian guru sangat dominan sebesar 10,36%. pada aspek adil dalam memperlakukan siswa, dan menjadi contoh dalam bersikap dan berperilaku. Kompetensi Sosial Guru Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk Secara khusus aspek dari kompetensi berkomunikasi dan bergaul secara efektif profesional guru di Kota Palangka Raya yang dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga tergolong masih lemah atau di bawah rata-rata kependidikan, orangtua/wali peserta didik dan adalah: a) kemampuan mengendalikan diri masyarakat sekitar. Untuk penelitian ini, dalam berbagai situasi dan kondisi; b) satu kata beberapa indikator penilaian yang dilakukan dan tindakan; dan c) kearifan dalam mengambil terhadap kompetensi profesional guru di Kota keputusan. Kemampuan mengendalikan diri Palangka Raya, meliputi: dalam berbagai situasi dan kondisi merupakan a. Kemampuan menyampaikan pendapat kontrol diri dalam menjalankan tugas sebagai b. Kemampuan menerima kritik, saran, dan guru khususnya menghadapi perilaku siswa pendapat orang lain yang cenderung negatif. Hal ini perlu bagi guru c. Kemampuan bergaul dengan siswa maupun karena siswa perlu didekati secara sosial agar teman sejawat siswa merasa dirinya dihargai oleh guru. Satu d. Toleransi terhadap keberagaman siswa kata dan tindakan merupakan wujud komitmen Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru agar apa yang diucapkan selalu secara keseluruhan kompetensi sosial guru di diwujudkan dalam tindakan yang tepat. Kota Palangka Raya sebagian besar sudah Sedangkan kearifan dalam mengambil tergolong baik. Dari hasil evaluasi diperoleh keputusan merupakan suatu sikap kehati-hatian bahwa terdapat sekitar 32,88% kompetensi dalam bertindak atau membuat keputusan, sosial guru tergolong sangat baik, 64,64% sehingga tidak ada siswa yang merasa dirugikan tergolong baik, 2,48% tergolong cukup baik, dari suatu keputusan. sementara itu yang rendah atau kurang baik, Jika dilihat tingkat kompetensi guru dan sangat rendah tidak ada. Kompetensi sosial antara yang sudah bersertifikasi dengan guru guru sangat dominan pada aspek toleransi yang belum bersertifikasi, tampak bahwa guru yang bersertifikasi memiliki kompotensi kepribadian yang juga lebih baik dari yang belum bersertifikasi. Kompetensi kepribadian pada guru yang sudah bersertifikasi mulai dari baik hingga sangat baik, sedangkan guru belum sertifikasi mulai dari cukup baik hingga sangat baik. Guru yang kompetensi kepribadiannya tergolong sangat baik, yaitu 45,95% pada guru bersertifikasi dan 11,26% pada guru belum bersertifikasi. Sedangkan untuk golongan baik, 20
  • 22. terhadap keberagaman siswa, dan kemampuan Tingkat Kinerja dan Profesionalisme Guru bergaul dengan siswa maupun teman sejawat. Sebagaimana yang telah diungkapkan Secara khusus aspek dari kompetensi mengenai hasil evaluasi terhadap berbagai sosial guru di Kota Palangka Raya yang kompetensi guru di atas, maka semua tergolong masih lemah atau di bawah rata-rata kompetensi guru baik pedagogik, profesional, adalah: a) kemampuan menyampaikan kepribadian, dan sosial menunjukkan hasil yang pendapat; dan b) kemampuan menerima kritik, dominan baik. Sehubungan dengan itu maka saran, dan pendapat orang lain. Kemampuan kinerja guru di Kota Palangka Raya sudah dapat menyampaikan pendapat merupakan suatu dipastikan rata-rata pada tingkat yang baik. Hal kemampuan untuk mengungkapkan pendapat ini dapat ditunjukkan sebagaimana tabel kepada orang lain secara logis dan tepat. berikut ini. Kemampuan berpendapat tidak hanya ditunjukkan dari cara berpendapat tetapi Frek Rata- No Kategori Interval bagaimana pendapat tersebut dapat diterima (%) rata oleh orang lain atau dalam hal ini siswa secara 1 Sangat baik 109,2 – 130,0 24,32 115,94 benar tanpa ada persepsi yang berbeda. 2 Baik 88,4 – 109,1 72,97 101,39 Kemampuan menerima kritik, saran, dan pendapat orang lain merupakan hal yang sering 3 Cukup baik 67,6 – 88,3 2,70 83,92 menjadi sulit jika guru selalu menganggap 4 Rendah 46,8 – 67,5 - - dirinya benar atau mempunyai pandangan Sangat negatif terhadap apa yang disampaikan oleh 5 26,0 – 46,7 - - rendah orang lain. Dalam hal ini siswa yang berpendapat dalam kelas semestinya didengar Sebagaimana hasil evaluasi yang oleh guru sebagai wujud perhatian kepada dituangkan tersebut di atas, terlihat bahwa siswanya. kinerja dan profesionalisme guru di Kota Jika dilihat tingkat kompetensi guru Palangka Raya sebagian besar atau sekitar antara yang sudah bersertifikasi dengan guru 72,97% sudah tergolong “baik”. Namun yang yang belum bersertifikasi, tampak bahwa guru juga cukup mengembirakan jumlah guru yang yang bersertifikasi memiliki kompetensi sosial tergolong “sangat baik” relatif banyak yaitu yang juga lebih baik dari yang belum 24,32%. Sementara itu yang tergolong “cukup bersertifikasi. Kompetensi kepribadian pada baik” hanya 2,70% bahkan tidak ada yang guru yang sudah bersertifikasi mulai dari baik tergolong “rendah” dan “sangat rendah”. Jadi hingga sangat baik, sedangkan guru belum sesungguhnya kinerja dan profesionalisme guru sertifikasi mulai dari cukup baik hingga sangat -guru di Kota Palangka Raya dapat menjadi baik. Guru yang kompetensi sosialnya tergolong jaminan bagi peningkatan kualitas pendidikan sangat baik, yaitu 46,40% pada guru sehingga apa yang menjadi visi dan misi bersertifikasi dan 19,37% pada guru belum Pemerintah Kota untuk menjadi Kota bersertifikasi. Sedangkan untuk golongan baik, Pendidikan akan semakin terbuka lebar. terdiri dari 53,60% pada guru bersertifikasi dan 75,68% pada guru belum bersertifikasi. Untuk golongan sedang atau cukup baik hanya terdapat pada guru belum bersertifikasi yaitu sebesar 4,95%. Tingkat kinerja dan profesionalisme guru yang tergolong baik di Kota Palangka Raya tersebut merupakan kontribusi atau dibentuk oleh keempat kompetensi guru, yaitu: a) pedagogik sebesar 24%; b) profesional 21
  • 23. sebesar 25%; c) kepribadian sebesar 25%; dan Namun yang juga menarik dari hasil d) sosial sebesar 26%. Dari hasil ini dapat evaluasi kinerja dan profesionalisme guru baik dikatakan bahwa keempat kompetensi tersebut yang bersertifikasi maupun yang belum memberikan kontribusi yang hampir seimbang bersertifikasi adalah tidak adanya kompetensi dalam membentuk kinerja guru di Kota yang dominan atau tidak dominan dalam Palangka Raya. Oleh sebab itu peningkatan membentuk kinerja guru. Keempat kompetensi kinerja guru di Kota Palangka Raya tidak dapat yang dievaluasi baik untuk guru yang hanya memperhatikan salah satu aspek bersertifikasi dan belum bersertifikasi hampir kompetensi saja, namun harus memperhatikan sama besar berkontribusi terhadap pemben- semua aspek kompetensi guru secara tukan kinerja dan profesionalisme guru di Kota berimbang dan proporsional. Palangka Raya. Hal ini tentunya akan menjadi hal yang baik bagi Pemerintah Kota Palangka Raya untuk mengembangkan kinerja dan profesionalisme gurunya. Dengan kondisi seperti yang disebutkan di atas, program-program dapat menjadi efisien dan efektif karena dapat relatif homogen antara berbagai kualifikasi guru tersebut. Permasalahan yang ditemukenali Berbagai permasalahan yang berhasil diidentifikasi dan dapat berdampak terhadap peningkatan kinerja dan profesionalisme guru di Kota Palangka Raya sebagai berikut: Jika dikaji lebih jauh mengenai kinerja dan  Data guru di Kota Palangka Raya dapat profesionalisme antara guru yang sudah dikatakan lebih dari cukup, namun yang bersertifikasi dengan guru yang belum menjadi kendala adalah penyebarannya bersertifikasi, maka hasil penelitian yang belum merata. Guru sebagian besar menunjukkan bahwa guru yang bersertifikasi masih bertumpuk di kota, sementara di lebih baik dari guru yang belum bersertifikasi. daerah pedalaman/kelurahan luar kota Secara kuantitatif nilai rata-rata untuk kinerja masih kurang. Dalam hal ini tentunya bagi guru yang bersertifikasi sebesar 16,77 dan guru yang di luar kota untuk meningkatkan untuk guru yang belum bersertifikasi sebesar kinerjanya pada berbagai kompetensi yang 15,56. Secara statistik dengan Uji T dibutuhkan untuk itu. (Independent Sample T Test), terdapat  Selain penyebaran jumlah guru yang belum perbedaan yang nyata antara kinerja guru yang merata, juga belum meratanya penyebaran bersertifikasi dengan yang belum bersertifikasi. guru bidang studi. Pada sekolah-sekolah di Hal ini sebagaimana yang ditunjukkan oleh nilai luar kota masih banyak kekurangan guru thitung > ttabel (4,885 > 2,262) dan P value (0,001 < bidang studi, sehingga guru-guru di luar 0,05). Artinya bahwa nilai kuantitatif bahwa kota merangkap mengajar bidang studi yang kinerja guru yang bersertifikasi lebih tinggi dari di luar keilmuannya. Hal ini tentunya akan yang belum bersertifikasi adalah benar. mengurangi kualitas pembelajaran mata pelajaran yang diberikan untuk siswa. Kontribusi Kompetensi Guru terhadap Pembentukan  Tertumpuknya guru-guru di kota juga Kinerja dan Profesionalisme Guru di Kota Palangka Raya menjadi masalah tersendiri, dimana Guru Guru belum banyak guru di kota yang terbatas No Kompetensi Bersertifikasi bersertifikasi kesempatannya untuk mengembangkan Rerata % Rerata % kinerja dan profesionalismenya. Ini 1 Pedagogik 4,07 24 3,78 24 tentunya akibat terjadinya persaingan yang sangat ketat, sehingga guru-guru 2 Profesional 4,14 25 3,83 25 yang kurang berkualitas akan sulit 3 Kepribadian 4,28 26 3,95 25 bersaing dan dampaknya guru tersebut akan berkembang lebih lambat dari 4 Sosial 4,28 25 4,00 26 guru yang lain yang sudah berkualitas. Jumlah 16,77 100 15,56 100 22
  • 24. terhadap Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah baik guru SD, SMP, SMA dan SMK, bekerja sama dengan pihak LPMP Provinsi Jawa Timur. Pemetaan kompetensi ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana keadaan kompetensi guru, Kepala Sekolah dan Pengawas sekolah. Dengan adanya data dari pemetaan tersebut akan diketahui dimana letak kelemahan/kompetensi yang perlu ditingkatkan baik terhadap Guru, Kepala Sekolah maupun terhadap pengawas Sekolah. Sehingga memudah- kan pihak Dinas Pendidikan untuk melakukan pembinaan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. 2. Melakukan Supervisi dan Pengawasan Ke Sekolah Supervisi dan pengawasan dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap pelaksanaan tugas guru secara berkala dan terus menerus. Tujuan dari supervisi dan pengawasan ini bertujuan melakukan pembinaan terhadap guru serta melihat bagaimana persiapan dan kesiapan guru dalam memberikan pelajaran (Perangkat dan alat pembelajaran, RPP, LKS)  Berdasarkan hasil pengamatan dan 3. Menggiatkan Pembinaaan Kegiatan observasi langsung terhadap pelaksanan MKKS, MGMP, LKG tugas guru di sekolah, diperoleh hal-hal Pihak Dinas Pendidikan terus sebagai berikut: menggiatkan pembinaan terhadap a. Pada umumnya guru belum menggunakan kegiatan MKKS, MGMP dan LKG. Kegiatan media dan teknologi pembelajaran dalam MKKS ini dimaksudkan agar kepala melaksanakan proses belajar mengajar. sekolah dapat meningkatkan kinerjanya b. Metode pembelajaran yang digunakan serta dapat melakukan pembinaan masih dominan pada metode ceramah dan terhadap guru dan dapat mengelola tanya jawab. sekolah dengan baik. Sedangkan kegiatan c. Kemampuan pengayaan materi masih MGMP (Guru SLTA/SLTP) dan LKG (Guru relatif kurang terutama penguasaan akan SD) ini dimaksudkan agar dapat isu-isu mutakhir dalam bidang yang meningkatkan kemampuan/kompetensi diajarkan. guru sehingga mampu mempersiapkan d. Media dan sarana belajar masih relatif alat dan perangkat pembelajaran serta kurang terutama pada jenjang sekolah dasar yang berada di daerah pedesaan/ luar kota, sehingga guru tidak dapat maksimal dalam melaksanakan tugasnya dalam melaksanakan pengajaran Program Peningkatan Kinerja Guru a) Beberapa hal yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota palangka Raya dalam rangka meningkatkan Kinerja Guru/Kepala Sekolah di Kota Palangka Raya: 1. Pemetaan Kompetensi Guru Pemetaan Kompetensi guru ini dilakukan 23
  • 25. hubungan kerjasama dengan pihak Pemerintah Kota Palangka Raya, terutama untuk mendatangkan narasumber ke sekolah mereka. Di samping itu pula pihak sekolah juga dapat menjalin kerjasama dengan lembaga pelatihan dan perusahaan terutama dalam hal pengadaan alat bantu praktik, promosi produk dan penyerapan tenaga kerja alumni sekolah tersebut. 3. Melaksanakan seminar bagi guru-guru baik di tingkat sekolah maupun di tingkat kota dan kalau memungkinkan mengikuti mampu melaksanakan pembelajaran yang seminar di tingkat nasional. berkualitas. 4. Melaksanakan pertemuan guru bidang 4. Penghargaan dan Promosi studi untuk membahas materi pelajaran Bagi guru yang berprestasi Pemerintah yang akan disampaikan kepada siswa Kota Palangka Raya dapat memberikan serta tukar pengalaman dan ilmu dengan penghargaan yaitu dipromosi atau guru-guru lainnya. Pertemuan ini diangkat jadi Kepala Sekolah. Hal tersebut dilaksanakan secara rutin setiap bulan. dilakukan untuk memberikan motivasi 5. Bagi guru yang kurang jam mengajarnya bagi guru agar terus meningkatkan dapat mengajar di sekolah lain dengan kinerjanya yang pada akhirnya akan mendapat ijin dari kepala sekolah dan berdampak pada kualitas lulusannya. dinas pendidian setempat. Hal ini 5. Kepala Sekolah dilakukan untuk membantu guru sudah Untuk diangkat menjadi seorang Kepala sertifikasi yang kekurangan jam Sekolah, harus menunjukan prestasi yang mengajar. tinggi serta telah mengikuti beberapa Pelatihan / Seminar / Lokakarya dan kegiatan Lomba Guru berprestasi. Seleksi kepala sekolah tersebut dilaksanakan secara ketat oleh pihak Dinas Pendidikan. Dengan adanya persyaratan dan seleksi tersebut diharapkan kepala sekolah yang terpilih benar-benar kepala sekolah yang mempunyai kemampuan manajerial yang tinggi, mempunyai dedikasi dan integritas yang tinggi serta kemampuan akademik yang baik, sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas lulusan sekolah di mana dia bertugas. b) Pembinaan Yang dilakukan Oleh Sekolah terhadap Guru: 1. Guru diwajibkan setiap minggu menyampaikan laporan pelaksanaan tugas, termasuk alat dan perangkat pembelajaran (RPP, Media, Soal Ulangan harian/ujian serta hasil penilaian) Apabila guru yang bersangkutan tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka guru tersebut diberi pembinaan dan bimbingan baik oleh kepala sekolah/ wakil kepala sekolah atau guru senior yang lebih berpengalaman. 2. Untuk mengembangkan potensi diri guru, pihak sekolah dapat juga menjalin 24