Dokumen tersebut membahas bagaimana bisnis televisi bekerja dengan mempertimbangkan faktor audiens, iklan, dan konten acara. Televisi membutuhkan konten yang menarik minat audiens agar dapat menjual ruang iklan dan bertahan dalam persaingan. Diharapkan terjadi sinergi positif antara industri media dan masyarakat sehingga keduanya dapat saling memperbaiki.

1. catatan dari balik meja redaksi
Bagaimana TV bekerja dan
interest di baliknya
Irene Iriawati – Praktisi Media Penyiaran & Aktifis LeSPI
Disajikan pada Training of Trainers Media Leteracy
Kerjasama LeSPI dan Yayasan TIFA
Semarang, 9 Februari 2011

2. LOGIKA KERJA BISNIS TELEVISI
TRILOGY BROADCAST INDUSTRY
programs
TV BROADCAST
advertiser NEED audience
COST

3. PETA KONTRIBUSI “AUDIENCE SHARE”
by AGB NIELSEN MEDIA RESEARCH
data direlease setiap hari, untuk weeklly di hari Rabu
MEDAN
4.1%
BANJARMASIN
3.5% 1.4%
MAKASSAR
PALEMBANG
2.5%
SURABAYA, GERBANGKERTASILA
55% SEMARANG (GRESIK, BANGKALAN, MOJOKERTO,
JAKARTA,BODETABEK, 2.7% SIDOARJO, LAMONGAN)
4.7% 19.6% 1.4%
BANDUNG 5.6% DENPASAR
YOGYAKARTA
(+ SLEMAN & BANTUL)

4. INDUSTRI TELEVISI
Produksi (Drama & Non Drama)
Pemberitaan/News (Current/Buletin & Dokumentari/Magazine)
Pembahasan Desain Program & Meeting Creative
CONTENT (ISI), BENTUK , JENIS, KEMASAN/SHOW
TARGET AUDIENCE, SLOT JAM TAYANG, DURASI, DLL

5. DAPUR PEMBERITAAN TELEVISI
KRITERIA KHUSUS BERITA TELEVISI
CETAK TELEVISI
1. „’Kamu dapat berita 1. „’Kamu dapat gambar apa?’’
apa?’’
2. Ketersediaan gambar MUTLAK
2. Foto (gambar) bisa HARUS ADA. Pemirsa tidak
sebagai pelengkap saja, mungkin disuguhi berita dengan
tanpa satu foto pun berita layar kosong/ black.
tetap bisa dimuat.
3. Narasi atau naskah berita bersifat
menuturkan hal hal yang tidak
bisa diceritakan lewat gambar
dan harus selaras/ sinkron dengan
gambar.

6. DAPUR PROGRAM PRODUKSI TELEVISI
1. Bersifat HIBURAN-menghibur
2. Memotret Gaya Hidup Masyarakat (menciptakan trend/
menduplikat trend)
3. SELALU BARU dan nge-POP (pupular)
4. Melibatkan para pihak/ talent/ artis papan atas yang
diharapkan mampu menarik penonton/ audience share
5. Bersifat DRAMA & Non Drama
6. Memiliki Penonton Fanatik tapi mudah berubah petanya

7. Posisi Media Penyiaran
PAYUNG HUKUM
UU PENYIARAN NO 32 TAHUN 2002 & P3SPS
KODE ETIK JURNALISTIK
KODE ETIK WARTAWAN INDONESIA
KEBIJAKAN/STANDART OPERASIONAL YANG
DITERAPKAN MASING MASING INDUSTRI PENYIARAN -
BERISI SOAL ETIKA DAN STANDART AUDIO VISUAL
** SANGAT DIPENGARUHI PASAR PENONTON
** SANGAT TERGANTUNG DENGAN RATING/SHARE
DAN SALES ATAU PENJUALAN IKLAN
** PROGRAM/ACARA TELEVISI BISA BERUBAH
SEWAKTU WAKTU BERDASARKAN
HASIL RISET TELEVISI (sajian data Daily & Weekly)

8. Interest di balik logika bisnis
** Media terbuka dan terus berkembang berdasarkan
perubahan masyarakat
** Tetep menjunjung idealisme & nilai nilai kebenaran
** Mengusung logika ideal bahwa semua program acara/
tayangan harus bermanfaatkan bagi masyarakat
** Memberi inspirasi tentang kebaikan/ nilai nilai pendidikan
dan budaya bangsa

9. Harapan....
** TERJADI SINERGI POSITIF ANTARA INDUSTRI
MEDIA DENGAN MASYARAKAT
** MEDIA MENJADI LEBIH BAIK DAN TERUS
BERKEMBANG KARENA ADANYA PERAN AKTIF DARI
MASYARAKAT (KRITIS) DAN SEBALIKNYA
MASYARAKAT MENJADI LEBIH BAIK DAN CERDAS
HARAPANNYA JUGA DARI PERAN MEDIA/INDUSTRI
** MEDIA/INDUSTRI TIDAK KAKU PADA LOGIKA PASAR
PENONTON BEGITUJUGA MASYARAKAT DIHARAPKAN
SEMAKIN PANDAI DAN KRITIS MENYIKAPI SEMUA
BENTUK PROGRAM ACARA YANG DISAJIKAN
** MASYARAKAT KRITIS TERHADAP MEDIA -
MENDUKUNG GERAKAN LETERACY MEDIA