Makalah "Lespi, Media Watch dan Dongeng" karya Anto Prabowo
diberikan saat saya mengikuti Pelatihan Menulis Dongeng/Cerita Anak Berbasis Literasi Media, by LesPI dan Lini Kreatif, 7-8 Oktober 2011 di Semarang.
1. LESPI, Media Literacy &
Menulis Dongeng/ Cerita Anak
By Anto Prabowo
Pengantar Workshop Menulis Dongeng/
Cerita Anak untuk Litersi Media
Semarang 7-8 Oktober 2011
2. LeSPI: Sekilas
• LeSPI (Lembaga Studi Pers dan Informasi)
adalah lembaga nir-laba yang didirikan pada oleh
sejumlah wartawan, dosen dan aktivis LSM pada
Januari 1999.
• Pada prinsipnya lembaga ini dihadirkan
untuk memperkuat media agar berperan
maksimal melayani publik (memenuhi hak-
hak publik). Dalam iklim demokrasi,
peran media sangat vital.
• Misi itu diwujudkan lewat kegiatan-
kegiatan riset, training, pendidikan
publik, dan lainnya
3. LeSPI: Up to Now
• Saat ini LeSPI (sebagai NGO/ LSM) punya angan-angan/
visi: Menjadi lembaga yang kompeten di bidang riset
media, training bagi pelaku/ pekerja media, serta
pendidikan publik tentang media.
• Semua hal di atas telah dilakukan, bekerja sama dengan
banyuak lembaga: USAID, Yayasan TIFA, Unicef,
Unesco, jaringan LSM media, dsb.
• LeSPI terus mengembangkan kompetensinya itu. Di
bidang riset media (untuk media watch), saat ini tengah
belajar juga bagaimana mem-watch siaran televisi.
• Selain itu, LeSPI juga berusaha
mengembangkan sekolah media, dalam setahun
ke depan.
4. Tantangan Lembaga Setahun ke depan, dst.
LeSPI
LSM
Sekolah Café,
Media: Distro,
Jurnalistik, Buku
film, novel, Nirlaba (sosial) Lawas
dll Program kegiatan
lembaga sepenuhnya
Semi-komersial didukung oleh Sepenuhnya
Sebagian dana sponsor/ funding. komersial
kegiatan didukung Orientasi: Didanai sendiri
sponsor, selebihnya kemajuan masyarakat Manajemen Mandiri
oleh peserta dan negara Hub dg LeSPI:
Manajemen oleh share keuntungan
Lespi (sementara)
5. Ranah Aktivitas LeSPI LSM
LeSPI
LSM
MEDIA INFOR
-MASI
Mendorong media-media untuk
semakin memenuhi hak-hak publik Mengajak Masyarakat Bersikap
(hak atas informasi, dan hak untuk kritis terhadap informasi (yang
berekspresi) tidak terbatas melalui media
Caranya dengan melakukan massa), serta berbagai bias/
pemantauan atas produk media (media kepentingan yang ada di baliknya.
watch), serta pendidikan melek media Ranah ini belum tergarap
untuk publik (media literacy)
6. Pola Media Watch
Produk Media:
Karya jurnalistik di PUBLIK
MEDIA media cetak
Siaran TV
Siaran Radio
Iklan media massa
Film
Dll.
Hasil pantauan
Media
Watch
7. Pola Media Literacy
Produk Media:
Karya jurnalistik di PUBLIK
MEDIA media cetak
Siaran TV
Siaran Radio
Media Literacy:
Sikap baru Bagaimana media
publik: lebih kritis, bekerja
lebih selektif, Interest media
lebih ekspresif. Kandungan “sampah”
dari produk media
Dll.
8. Aktivitas Literasi Media
• Bersama Yayasan TIFA Jakarta, LeSPI melakukan
aktivitas Literasi Media:
• POLA I (2009-2010): datang ke komunitas-
komunitas (mayoritas) untuk bersama-sama
mengkritisi siaran TV
• POLA II: mendorong tokoh-tokoh di komunitas
untuk menyampaikan materi literasi media di
komunitasnya, atau komunitas lain yang dia/
mereka kenal.
• Langkah-langkah Pola II: ToT, dan Media Literacy
goes to Public, serta pendampingan untuk para
trainer.
9. Dongeng/ Cerita Anak
• Baik Pola I dan II, sasaran utamanya adalah para orang
tua.
• Dengan kesadaran baru, diharapkan mereka dapat
mendampingi anak-anak mereka dalam mengkonsumesi
siaran televis
• Kita SEKARANG mencoba pola baru, dengan sasaran
utama ANAK-ANAK. Yaitu melalui dongeng/ cerita
anak tentang literasi media (TV). ‘Tujuannya agar anak-
anak bersikap kritis terhadap siaran TV, mampu
melakukan DIET MENONTON, dan tidak diperbudak
siaran TV, melainkan bisa memanfaatkannya.
10. Dongeng/ Cerita Anak
Kami mencoba
datangkan anak-
anak untuk jadi
panel penilai
karya
Workshop
Dongeng/ 10 Karya Buku
Peserta
Work- Cerita Anak ttg cerita/ Web
shop LITERASI dongeng Media-
MEDIA massa
Materi workshop:
literasi media dan
dongeng/ cerita anak