SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 4
PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM TABLET
KOMBINASI PARASETAMOL DENGAN KOFEIN
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-SINAR TAMPAK
1.Pendahuluan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar parasetamol dalam tablet
kombinasi parasetamol dengan kafein secara spektrofoto-metri ultra violet-sinar tampak
dengan aplikasi metode zero crossing. Manfaat penelitian adalah memberikan alternatif
metode penetapan kadar parasetamol dalam tablet kombinasi parasetamol dengan kafein.
Sediaan farmasi yang beredar di pasaran kebanyakan berupa campuran. Campuran
ini bertujuan untuk meningkatkan efek terapi dan kemudahan dalam pemakaian. Salah satu
campuran zat aktif yang sering digunakan seperti parasetamol dan kafein yang berkhasiat
sebagai analgetik dan antipiretik.
Campuran seperti parasetamol dan kafein banyak ditemukan dalam produk
antiinfluenza. Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek analgetik ringan
sampai sedang, dan antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzen, sedangkan kafein
adalah basa lemah yang merupakan turunan xantin, memiliki gugus metil dan berefek
stimulasi susunan saraf pusat serta dapat memperkuat efek analgetik parasetamol.
Pemeriksaan mutu suatu sediaan obat mutlak diperlukan untuk menjamin bahwa
sediaan obat mengandung bahan dengan mutu dan jumlah yang telah ditetapkan dan
mengikuti prosedur analisis standar, sehingga menunjang efek terapeutik yang diharapkan.
Pada beberapa literatur penetapan kadar parasetamol dalam tablet kombinasi parasetamol
dengan kafein dapat dilakukan dengan beberapa metode, di antaranya metode titrimetri yang
merupakan metode konvensional, dan dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang lama,
serta kurang peka dalam penentuan zat yang kadarnya relatif kecil. Selain itu metode
kromatografi cair kinerja tinggi juga merupakan metode alternatif yang memiliki kepekaan
analisis tinggi namun memerlukan biaya relatif mahal.
Dilihat dari strukturnya, parasetamol mempunyai gugus kromofor dan ausokrom,
yang dapat menyerap radiasi, sehingga dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri,
tetapi kendala yang sering dijumpai adalah terjadinya tumpang tindih spektra (overlapping)
karena keduanya memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang yang berdekatan
sehingga diperlukan proses pemisahan terlebih dahulu.
Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu dilakukan pengembangan metode
spektrofotometri ultra violet-sinar tampak dalam penetapan kadar parasetamol dalam tablet
kombinasi parasetamol dengan kafein tanpa pemisahan terlebih dahulu yaitu secara
spektrofotometri dengan aplikasi metode zero crossing. Permasalahan dalam penelitian ini
adalah apakah penetapan kadar parasetamol dalam tablet kombinasi parasetamol dengan
kafein secara spektrofotometri ultra violet-visible dengan aplikasi metode zero crossing
memiliki presisi dan akurasi yang baik.
2. Hasil
beberapa literatur penetapan kadar parasetamol dalam tablet kombinasi parasetamol
dengan kafein dapat dilakukan dengan beberapa metode, di antaranya metode titrimetri yang
merupakan metode konvensional, dan dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang lama,
serta kurang peka dalam penentuan zat yang kadarnya relatif kecil. Selain itu metode
kromatografi cair kinerja tinggi juga merupakan metode alternatif yang memiliki kepekaan
analisis tinggi namun memerlukan biaya relatif mahal.
Berdasarkan Permaslahan Yang sudah ada di atas peneliti inggin mengembangkan
metode baru untuk memcahkan masalah terkait penggunaan metode titrimetri dan metode
kromatografi cair kinerja tinggi yang mengalami beberapa kendala seperti tumpang tindih
spektra (overlapping) karena keduanya memiliki serapan maksimum pada panjang
gelombang yang berdekatan yaitu 249 nm dan 272 nm sehingga diperlukan proses pemisahan
terlebih dahulu, dengan mengembangkan metode baru yaitu spektrofotometri ultra violet-
sinar tampak dengan aplikasi metode zero crossing.Pengunaan spektrofotometri ultra violet-
sinar tampak dapat digunakan untuk meningkatkan pemecahan puncak yang saling tumpang
tindih.Dalam penggunaan metode baru haruslah memenuhi standar kriteria Instrumennya
salah satunya akurasi dan presisi.Pada penelitan ini di gunakan tablet kombinasi parasetamol
dengan kafein dengan perbandingan konsentrasi 6:0,5. Pada konsentrasi ini hanya penetapan
kadar parasetamol yang dapat ditentukan, karena serapan yang dihasilkan oleh kafein sangat
kecil yaitu 0,021172. Penetapan kadar secara simultan untuk kedua senyawa ini hanya dapat
dilakukan pada konsentrasi 6 : 0,5.
zero crossing parasetamol dilakukan dengan membuat kurva serapan derivat pertama
masing-masing larutan dalam berbagai konsentrasi. Spektrum derivat pertama dibuat dengan
memplot nilai dA /dλ. Nilai d /dλ diperoleh dengan membagi delta absorbansi( ΔA λ 2- λ1)
dengan delta panjang gombang (Δλ) ,( Δλ) yang digunakan pada derivat pertama adalah 1
nm. Hasil penentuan menunjukanka bahwa nilai yang mendekati λ zero crossing parasetamol
pada kurva serapan derivat pertama adalah 244 nm – 245 nm, maka yang dipilih untuk
dijadika λ analisis adalah λ zero crossing yaitu :
1. serapan senyawa pasangannya dan campuran presis sama, karen pada λ tersebut dapat
secara selektif mengukur serapan senyawa pasangannya, dan
2. memiliki serapan yang paling besar, karena pada serapan yang paling besar,
serapannya lebih tepat sehingga kesalahan analisis dapat diperkecil. Berdasarkan
uraian diatas maka λ zero crossing parasetamol adalah 245 nm.
Setelah ditentukanλ zero crossing, dilaku-kanlah penetapan kadar parasetamol dalam
tablet kombinasi parasetamol – kafein dengan tiga kali replikasi. Kadar terukur parasetamol
rata-rata 98,17%. Kadar parasetamol dalam tablet kombi-nasi parasetamol dengan kafein,
memenuhi persyaratan kadar yang tertera dalam Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995
yaitu tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Penetapan kadar parasetamol dengan spektrofotometri ultra violet-visibel aplikasi metode
zero crossing ini dapat digunakan dengan melihat parameter akurasi dan presisi yang
dihasilkan.
Untuk hasil presis dan akurasi yaitu: Hasil pengujian akurasi menunjukkan bahwa nilai
rentang recovery keseluruhan adalah 80,19 – 96,52%. Nilai perolehan kembali ini memenuhi
per-syaratan persen perolehan kembali pada analit de-ngan konsentrasi 1 - 10 bpj, yaitu
berkisar antara 80 - 110% (13). Hal ini menunjukkan bahwa pene-tapan kadar parasetamol
dengan spektrofotometri derivatif metode zero crossing memiliki akurasi yang baik.
Sedangkan Hasil pengujian presisi menunjukkan nilai RSD (Relative standard deviation atau
simpangan baku relatif) pada sampel dalam 3 konsentrasi adalah 1,32%, 1,07%, dan 0,07%.
Nilai RSD ini memenuhi p s a ata pada a alit aitu ≤ 3 . Hal i i menunjukkan bahwa penetapan
kadar parasetamol secara spektrofotometri derivatif metode zero crossing memiliki presisi
yang baik.
Kesimpulan

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatNur Kasim
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaHani Ani
 
Plugin likuida%20 suspensi
Plugin likuida%20 suspensiPlugin likuida%20 suspensi
Plugin likuida%20 suspensidukuhwaru
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungZidny Ilmayaqin
 
Analisis senyawa sulfonamida
Analisis senyawa sulfonamidaAnalisis senyawa sulfonamida
Analisis senyawa sulfonamidaHaInYoo
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONTri Setyo Ningsih
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholKezia Hani Novita
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...anandajpz
 
laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2Dimaz Febrianto
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaMeiseti Awan
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliKezia Hani Novita
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanMega Zhang
 

Was ist angesagt? (20)

Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
 
Plugin likuida%20 suspensi
Plugin likuida%20 suspensiPlugin likuida%20 suspensi
Plugin likuida%20 suspensi
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Analisis senyawa sulfonamida
Analisis senyawa sulfonamidaAnalisis senyawa sulfonamida
Analisis senyawa sulfonamida
 
Mikroemulsi dan nanoemulsi
Mikroemulsi dan nanoemulsiMikroemulsi dan nanoemulsi
Mikroemulsi dan nanoemulsi
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
 
laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2
 
ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi Sediaan
 

Ähnlich wie Penetapan kadar parasetamol dalam tablet

Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptxPenetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptxssuserd986061
 
Analisis senyawa bahan alam
Analisis senyawa bahan alamAnalisis senyawa bahan alam
Analisis senyawa bahan alamAnisFitria25
 
KEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggi
KEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggiKEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggi
KEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggiLookWWE
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)aufia w
 
Analisa narkotika pada sampel klinik
Analisa narkotika pada sampel klinikAnalisa narkotika pada sampel klinik
Analisa narkotika pada sampel klinikfery pujiono
 

Ähnlich wie Penetapan kadar parasetamol dalam tablet (10)

Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptxPenetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
 
Fenol
FenolFenol
Fenol
 
Analisis senyawa bahan alam
Analisis senyawa bahan alamAnalisis senyawa bahan alam
Analisis senyawa bahan alam
 
KEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggi
KEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggiKEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggi
KEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggi
 
P.p kim pemisahan
P.p kim pemisahanP.p kim pemisahan
P.p kim pemisahan
 
P.p kim pemisahan
P.p kim pemisahanP.p kim pemisahan
P.p kim pemisahan
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
125474737 49535134-laporan-pk1
125474737 49535134-laporan-pk1125474737 49535134-laporan-pk1
125474737 49535134-laporan-pk1
 
Jurnalsak
JurnalsakJurnalsak
Jurnalsak
 
Analisa narkotika pada sampel klinik
Analisa narkotika pada sampel klinikAnalisa narkotika pada sampel klinik
Analisa narkotika pada sampel klinik
 

Penetapan kadar parasetamol dalam tablet

  • 1. PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM TABLET KOMBINASI PARASETAMOL DENGAN KOFEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-SINAR TAMPAK 1.Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar parasetamol dalam tablet kombinasi parasetamol dengan kafein secara spektrofoto-metri ultra violet-sinar tampak dengan aplikasi metode zero crossing. Manfaat penelitian adalah memberikan alternatif metode penetapan kadar parasetamol dalam tablet kombinasi parasetamol dengan kafein. Sediaan farmasi yang beredar di pasaran kebanyakan berupa campuran. Campuran ini bertujuan untuk meningkatkan efek terapi dan kemudahan dalam pemakaian. Salah satu campuran zat aktif yang sering digunakan seperti parasetamol dan kafein yang berkhasiat sebagai analgetik dan antipiretik. Campuran seperti parasetamol dan kafein banyak ditemukan dalam produk antiinfluenza. Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek analgetik ringan sampai sedang, dan antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzen, sedangkan kafein adalah basa lemah yang merupakan turunan xantin, memiliki gugus metil dan berefek stimulasi susunan saraf pusat serta dapat memperkuat efek analgetik parasetamol. Pemeriksaan mutu suatu sediaan obat mutlak diperlukan untuk menjamin bahwa sediaan obat mengandung bahan dengan mutu dan jumlah yang telah ditetapkan dan mengikuti prosedur analisis standar, sehingga menunjang efek terapeutik yang diharapkan. Pada beberapa literatur penetapan kadar parasetamol dalam tablet kombinasi parasetamol dengan kafein dapat dilakukan dengan beberapa metode, di antaranya metode titrimetri yang merupakan metode konvensional, dan dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang lama, serta kurang peka dalam penentuan zat yang kadarnya relatif kecil. Selain itu metode kromatografi cair kinerja tinggi juga merupakan metode alternatif yang memiliki kepekaan analisis tinggi namun memerlukan biaya relatif mahal.
  • 2. Dilihat dari strukturnya, parasetamol mempunyai gugus kromofor dan ausokrom, yang dapat menyerap radiasi, sehingga dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri, tetapi kendala yang sering dijumpai adalah terjadinya tumpang tindih spektra (overlapping) karena keduanya memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang yang berdekatan sehingga diperlukan proses pemisahan terlebih dahulu. Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu dilakukan pengembangan metode spektrofotometri ultra violet-sinar tampak dalam penetapan kadar parasetamol dalam tablet kombinasi parasetamol dengan kafein tanpa pemisahan terlebih dahulu yaitu secara spektrofotometri dengan aplikasi metode zero crossing. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penetapan kadar parasetamol dalam tablet kombinasi parasetamol dengan kafein secara spektrofotometri ultra violet-visible dengan aplikasi metode zero crossing memiliki presisi dan akurasi yang baik. 2. Hasil beberapa literatur penetapan kadar parasetamol dalam tablet kombinasi parasetamol dengan kafein dapat dilakukan dengan beberapa metode, di antaranya metode titrimetri yang merupakan metode konvensional, dan dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang lama, serta kurang peka dalam penentuan zat yang kadarnya relatif kecil. Selain itu metode kromatografi cair kinerja tinggi juga merupakan metode alternatif yang memiliki kepekaan analisis tinggi namun memerlukan biaya relatif mahal. Berdasarkan Permaslahan Yang sudah ada di atas peneliti inggin mengembangkan metode baru untuk memcahkan masalah terkait penggunaan metode titrimetri dan metode kromatografi cair kinerja tinggi yang mengalami beberapa kendala seperti tumpang tindih spektra (overlapping) karena keduanya memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang yang berdekatan yaitu 249 nm dan 272 nm sehingga diperlukan proses pemisahan terlebih dahulu, dengan mengembangkan metode baru yaitu spektrofotometri ultra violet-
  • 3. sinar tampak dengan aplikasi metode zero crossing.Pengunaan spektrofotometri ultra violet- sinar tampak dapat digunakan untuk meningkatkan pemecahan puncak yang saling tumpang tindih.Dalam penggunaan metode baru haruslah memenuhi standar kriteria Instrumennya salah satunya akurasi dan presisi.Pada penelitan ini di gunakan tablet kombinasi parasetamol dengan kafein dengan perbandingan konsentrasi 6:0,5. Pada konsentrasi ini hanya penetapan kadar parasetamol yang dapat ditentukan, karena serapan yang dihasilkan oleh kafein sangat kecil yaitu 0,021172. Penetapan kadar secara simultan untuk kedua senyawa ini hanya dapat dilakukan pada konsentrasi 6 : 0,5. zero crossing parasetamol dilakukan dengan membuat kurva serapan derivat pertama masing-masing larutan dalam berbagai konsentrasi. Spektrum derivat pertama dibuat dengan memplot nilai dA /dλ. Nilai d /dλ diperoleh dengan membagi delta absorbansi( ΔA λ 2- λ1) dengan delta panjang gombang (Δλ) ,( Δλ) yang digunakan pada derivat pertama adalah 1 nm. Hasil penentuan menunjukanka bahwa nilai yang mendekati λ zero crossing parasetamol pada kurva serapan derivat pertama adalah 244 nm – 245 nm, maka yang dipilih untuk dijadika λ analisis adalah λ zero crossing yaitu : 1. serapan senyawa pasangannya dan campuran presis sama, karen pada λ tersebut dapat secara selektif mengukur serapan senyawa pasangannya, dan 2. memiliki serapan yang paling besar, karena pada serapan yang paling besar, serapannya lebih tepat sehingga kesalahan analisis dapat diperkecil. Berdasarkan uraian diatas maka λ zero crossing parasetamol adalah 245 nm. Setelah ditentukanλ zero crossing, dilaku-kanlah penetapan kadar parasetamol dalam tablet kombinasi parasetamol – kafein dengan tiga kali replikasi. Kadar terukur parasetamol rata-rata 98,17%. Kadar parasetamol dalam tablet kombi-nasi parasetamol dengan kafein, memenuhi persyaratan kadar yang tertera dalam Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995
  • 4. yaitu tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Penetapan kadar parasetamol dengan spektrofotometri ultra violet-visibel aplikasi metode zero crossing ini dapat digunakan dengan melihat parameter akurasi dan presisi yang dihasilkan. Untuk hasil presis dan akurasi yaitu: Hasil pengujian akurasi menunjukkan bahwa nilai rentang recovery keseluruhan adalah 80,19 – 96,52%. Nilai perolehan kembali ini memenuhi per-syaratan persen perolehan kembali pada analit de-ngan konsentrasi 1 - 10 bpj, yaitu berkisar antara 80 - 110% (13). Hal ini menunjukkan bahwa pene-tapan kadar parasetamol dengan spektrofotometri derivatif metode zero crossing memiliki akurasi yang baik. Sedangkan Hasil pengujian presisi menunjukkan nilai RSD (Relative standard deviation atau simpangan baku relatif) pada sampel dalam 3 konsentrasi adalah 1,32%, 1,07%, dan 0,07%. Nilai RSD ini memenuhi p s a ata pada a alit aitu ≤ 3 . Hal i i menunjukkan bahwa penetapan kadar parasetamol secara spektrofotometri derivatif metode zero crossing memiliki presisi yang baik. Kesimpulan