SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Pengetahuan Pestisida

                           INSEKTISIDA UREA
                                                                 Panut Djojosumarto


     Insektisida urea merupakan kelompok yang relatif baru. Kelompok urea
merupakan insektisida yang ramah lingkungan karena sifatnya yang cukup selektif.
Insektisida urea (kecuali diafentiuron) secara biokimia bekerja dengan cara
menghambat biosintesa khitin. Seperti diketahui bahwa khitin adalah bahan
penyusun kulit (kutikula) serangga. Serangga yang terpapar insektisida ini tidak
mampu mensintesa khitin, sehingga mempengaruhi dan menggagalkan proses
ganti kulit serangga. Secara umum dikatakan bahwa insektisida urea termasuk
dalam kategori pengatur pertumbuhan serangga (insect growth regulator, IGR).
Dalam klasifikasi mode of action dari IRAC (Insect Resistance Action Committee),
urea dimasukkan ke dalam kelompok cuticle synthesis inhibitor (penghambat sitesa
kutikula), sub kelompok inhibitor of chitine biosynthesis (penghambat biosintesa
khitin).


     Kelompok urea bisa dibedakan menjadi beberapa sub-kelompok sebagai
berikut.
1.   Kelompok Benzoylurea: Kelompok ini bekerja sebagai penghambat sintesis
     kitin (chitine biosynthesis inhibitor) dan memengaruhi proses pergantian kulit
     serangga. Beberapa insektisida dan akarisida dari sub kelompok ini antara lain
     diflubenzuron, fluazuron (akarisida), flusikloksuron (insektisida dan akarisida),
     flufenoksuron, dan lufenuron. Dari antara insektisida urea, benzoylurea memiliki
     anggota yang paling banyak.
2.   Organofluorurea: anggota kelompok ini antara lain teflubenzuron yang bekerja
     dengan cara menghambat sintesis kitin.
3.   Trifluorometilurea.    Anggota    kelompok     ini   yang    terpenting   adalah
     klorfluazuron, yang juga bekerja dengan cara menghambat sintesis kitin.
4.   Kelompok Thiourea: Dari kelompok tiourea yang paling penting adalah
     diafentiuron (insektisida dan akarisida). Diafenturon saat ini merupakan satu-
     satunya insektisida dari kelompok urea yang tidak bekerja sebagai insect
     growth regulator. Diafentiuron adalah racun metabolisme yang bekerja
     menghambat respirasi mitokondria. Dalam klasifikasi mode of action IRAC,



                                                                                    1
diafentiuron dimasukkan dalam grup inhibitor of oxidative phosphorylation,
    disruptor of ATP (penghambat fosforilasi oksidatif, perusak ATP).




Bistrifluron




Bistrifluron


-   Penjelasan singkat: Insektisida, dilaporkan pertama kali pada tahun 2000,
    dikembangkan oleh Dongbu Hannong Chemical.
-   Hama yang dapat dikendalikan: Kutu kebul (Trialeurodes vaporariorum dan
    Bemisia tabaci), serta hama dari ordo Lepidoptera, seperti Spodoptera exigua,
    Plutella xylostella, dsb.
-   Mode of action: penghambat sintesa khitin.
-   LD50 oral: tikus >5000 mg/kg bb.
-   LD50 dermal: dermal (tikus) >2000 mg/kg bb.
-   NOEL: 13 minggu, pada tikus 220 ppm.
-   Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit, tapi sedikit pada mata.




Klorfluazuron (chlorfluazuron)




Klorfluazuron




                                                                               2
-   Penjelasan singkat: Anggota kelompok trifluorometil-urea. Insektisida, ditemukan
    oleh Ishihara Sangyo Kaisha, dilaporkan pertama kali pada tahun 1982, dan
    pertama kali dipasarkan di Jepang pada tahun 1988.
-   Hama yang dapat dikendalikan: Efektif mengendalikan Heliothis, Spodoptera,
    Bemisia tabaci dan hama pengunyah lainnya pada kapas; Plutella, Thrips dan hama
    pengunyah lainnya pada sayuran, serta digunakan pula pada tanaman buah,
    kentang, tanaman hias dan teh.
-   Mode of action: Penghambat sintesa khitin. Racun kontak dan racun perut yang
    juga memiliki kemampuan sebagai ovisida.
-   LD50 oral: Tikus >8500 mg/kg bb., mencit 7000 mg/kb bb.
-   LD50 dermal: Tikus >1000 mg/kg bb., kelinci >2000 mg/kg bb.
-   NOEL: 13 minggu, pada tikus 220 ppm.
-   Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U.
-   Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit, tapi menyebabkan iritasi ringan pada
    mata.
-   Lain-lain: Non-mutagenik pada tes Ames.




Diflubenzuron




Diflubenzuron


-   Penjelasan singkat: Insektisida diintroduksikan oleh Philips-Duphar (sekarang
    Crompton Corp.) ini dilaporkan pertama kali oleh J.J. van Daalen (1972) dan diulas
    kembali oleh A.C. Grosscort (1980).
-   Hama yang dapat dikendalikan: Mengendalikan berbagai jenis hama pemakan
    daun pada tanaman kehutanan, tanaman hias, kedelai, jeruk, teh, sayuran dan
    budidaya jamur. Juga efektif untuk mengendalikan larva nyamuk dan lalat,
    karenanya juga digunakan dibidang peternakan untuk mengendalikan ektoparasit.




                                                                                     3
-   Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Racun kontak dan racun perut,
    bersifat non-sistemik.
-   Selektivitas: Diflubenzuron memiliki selektivitas yang cukup tinggi, serta relative
    cepat terurai dalam tanah dan air, sehingga tidak atau hanya sedikit pengaruhnya
    terhadap kebanyakan serangga berguna.
-   LD50 oral: Tikus dan mencit >4640 mg/kg bb.
-   LD50 dermal: Kelinci >2000 mg/kg, tikus >10.000 mg/kg bb.
-   NOEL: 2 tahun pada tikus 40 mg/kg pakan.
-   ADI: 0,003 mg/kg.
-   Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas III.
-   Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit, tetapi menyebabkan iritasi ringan pada
    mata.
-   Lain-lain: Non-teratogenik, non-mutagenik, non-onkogenik.




Flufenoksuron (flufenoxuron)




Flufenoksuron


-   Penjelasan singkat: Insektisida dan akarisida ini dilaporkan pertama kali oleh M.
    Anderson dkk. Pada tahun 1986. Mula-mula dievaluasi oleh Shell, dan selajutnya
    dipasarkan oleh American Cyanamide (sekarang BASF).
-   Hama yang dapat dikendalikan: Mengendalikan stadia larva dari berbagai akarina
    (tungau) seperti Brevipalpus, Panonychus, Tetranychus, dan serangga hama pada
    buah-buahan, sayuran, tanaman hias, teh, kapas, jagung dan kedelai.
-   Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Racun kontak dan racun perut.
-   LD50 oral: Tikus dan mencit >3000 mg/kg bb (bahan aktif teknis).
-   LD50 dermal: Tikus dan mencit >2000 mg/kg bb.




                                                                                       4
-   NOEL: Pada anjing (1 tahun) 100 mg/kg pakan (3,6 mg/kg bb/hari), pada tikus (2
    tahun) 50 mg/kg pakan (2,5 mg/kg bb/hari), pada mencit 1000 mg/kg pakan (170
    mg/kg bb/hari)
-   ADI: 0,025 mg/kg bb.
-   Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas III.
-   Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci).




Flusikloksuron (Flucycloxuron)




Flusikloksuron


-   Penjelasan singkat: Insektisida dan akarisida diintroduksikan oleh Philips-Duphar
    (sekarang Crompton Corp.) ini dilaporkan pertama kali oleh A.C. Grosscort (1988).
-   Hama yang dapat dikendalikan: Efektif untuk mengendalikan telur dan larva
    tungau Eriophydae dan Tetranychidae pada berbagai tanaman buah, sayuran dan
    tanaman hias. Juga mengendalikan sejumlah serangga hama.
-   Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Racun kontak dan racun perut,
    bersifat non-sistemik.
-   Selektivitas: Flusikloksuron memiliki selektivitas yang cukup tinggi.
-   LD50 oral: Tikus >5000 mg/kg bb.
-   LD50 dermal: Tikus >10.000 mg/kg bb.




                                                                                        5
-   NOEL: 2 tahun pada tikus 120 mg/kg pakan.
-   Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U.
-   Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit, tetapi menyebabkan iritasi ringan pada
    mata (kelinci).
-   Lain-lain: Non-teratogenik, non-mutagenik, serta tidak ada bukti karsinogenik.



Heksaflumuron (hexaflumuron)




Heksafumuron


-   Penjelasan singkat: Insektisida dilaporkan oleh R.J. Sbragia dkk (1983),
    diintroduksikan di Amerika Selatan pada tahun 1987 oleh Dow.
-   OPT sasaran: Digunakan di bidang pertanian untuk mengendalikan Lepidoptera,
    Coleoptera, Homoptera dan Diptera, pada buah-buahan, kapas, kentang, dsb. Juga
    digunakan untuk mengendalikan rayap sebagai umpan.
-   Mode of action: Secara biokimia bekerja sebagai chitin biosynthesis inhibitor,
    terutama racun perut, bersifat sistemik.
-   LD50 oral: >5000 mg/kg bb (tikus).
-   LD50 dermal: >5000 mg/kg bb (tikus).
-   NOEL: Pada tikus (2 tahun) 75 mg/kg bb/hari, anjing (1 tahun) 2 mg/kg bb/hari,
    mencit (1,5 tahun) 25 mg/kg bb/hari.
-   ADI: 0,02 mg/kg bb.
-   Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi kulit dan mata (Kelinci).
-   Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas III dan IV.




                                                                                       6
Lufenuron




Lufenuron


-   Penjelasan singkat: Insektisida dan akarisida diintroduksikan oleh Ciba-Geigy
    (sekarang Syngenta) ini dilaporkan pertama kali pada tahun 1989.
-   Hama yang dapat dikendalikan: Efektif untuk mengendalikan larva Lepidoptera
    dan Coleoptera pada kapas, jagung, sayuran, serta kutu kebul dan tungau pada
    jeruk. Juga untuk mengendalian pinjal pada hewan peliharaan.
-   Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Lufenuron terutama adalah racun
    perut.
-   LD50 oral: Tikus >2000 mg/kg bb.
-   LD50 dermal: Tikus >2000 mg/kg bb.
-   ADI: 0,01 mg/kg bb.
-   NOEL: 2 tahun pada tikus 2 mg/kg bb/hari.
-   Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas III.
-   Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci).




Novaluron




Novaluron




                                                                               7
-   Penjelasan singkat: Insektisida dikembangkan oleh Isagro, yang selanjutnya dijual
    ke Makhteshim Chemical Works.
-   Hama yang dapat dikendalikan: Dikembangkan untuk mengendalikan larva
    serangga dari ordo Lepidoptera (Spodoptera, Plutella), Coleoptera (Leptinotarsa
    decemlineata), Diptera (pengorok daun) dan kutu kebul (whitefly), pada kapas,
    kentang, jeruk, sayuran dan jagung. Terutama efektif untuk mengendalikan larva,
    tetapi juga memiliki efek toksik terhadap telur beberapa spasies serangga.
-   Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Novaluron terutama adalah racun
    perut, tetapi juga mempunyai efek kontak.
-   LD50 oral: Tikus >5000 mg/kg bb.
-   LD50 dermal: Tikus >2000 mg/kg bb.
-   NOEL: Pada tikus (2 tahun) 1,1 mg/kg bb/hari.
-   Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci).




Noviflumuron




Noviflumuron


-   Penjelasan singkat: Insektisida dikembangkan oleh Dow AgroScience.
-   Hama yang dapat dikendalikan: Rayap.
-   Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Racun kontak dan racun perut,
    bersifat non-sistemik.




                                                                                   8
Teflubenzuron




Teflubenzuron


-   Penjelasan singkat: Insektisida diintroduksikan di Thailand oleh Celamerck GmbH
    (sekarang BASF) pada tahun 1984. Dilaporkan pertama kali pada tahun 1983.
-   Hama yang dapat dikendalikan: Efektif untuk mengendalikan larva Lepidoptera,
    Coleoptera, Diptera, Hymenoptera, Hemiptera           pada buah-buahan, sayuran,
    kedelai, sorghum, tembakau dan kapas. Juga digunakan untuk mengendalikan lalat
    dan nyamuk, serta larva kebanyakan spesies belalang.
-   Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Teflubenzuron bersifat sistemik.
-   LD50 oral: Tikus dan mencit >5000 mg/kg bb.
-   LD50 dermal: Tikus >2000 mg/kg bb.
-   NOEL: Pada tikus (90 hari) 8 mg/kg bb/hari, dan pada anjing 4,1 mg/kg bb/hari.
-   ADI: 0,01 mg/kg bb.
-   NOEL: 2 tahun pada tikus 2 mg/kg bb/hari.
-   Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas IV.
-   Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci).
-   Lain-lain: Non-teratogenik, non-mutagenik.




Triflumuron




Triflumuron




                                                                                     9
-   Penjelasan singkat: Insektisida diintroduksikan oleh Bayer, dan dilaporkan pertama
    kali pada tahun 1979.
-   Hama     yang    dapat   dikendalikan:    Digunakan untuk mengendalikan larva
    Lepidoptera, Psyllidae, Diptera dan Coleoptera pada tanaman buah, sayuran,
    kehutanan, kedelai, dan kapas. Juga digunakan untuk mengendalikan ektoparasit di
    bidang peternakan.
-   Mode of action: Racun perut, bekerja sebagai penghambat biosintesa khitin.
-   LD50 oral: Tikus dan mencit >5000 mg/kg bb, anjing >1000 mg/kg bb.
-   LD50 dermal: Tikus >5000 mg/kg bb.
-   NOEL: Pada tikus dan mencit (2 tahun) 20 mg/kg pakan, dan pada anjing 20 mg/kg
    pakan.
-   ADI: 0,0072 mg/kg bb.
-   NOEL: 2 tahun pada tikus 2 mg/kg bb/hari.
-   Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas IV.
-   Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci).




Diafentiuron (diafenthiuron)




Diafentiuron


-   Penjelasan singkat: Insektisida Urea, sub kelompok tiourea. Insektisida dan
    akarisida, dilaporkan pertama kali pada tahun 1988, diintroduksikan oleh Ciba-Geigy
    AG (sekarang Syngenta), pertama kali dipasarkan tahun 1990.
-   Hama yang dapat dikendalikan: Efektif untuk mengendalikan tungau tanaman
    (Tetranychidae, Tarsonemidae), Aleyrodidae, Aphididae dan Jassidae pada kapas,
    field   crops,   buah-buahan,   tanaman     hias   dan   sayuran.   Juga   digunakan
    untukmengendalikan Plutella xylostella pada kubis, dan lain-lain.




                                                                                     10
-   Mode of action: Tidak sebagaimana insektisida dari kelas urea pada umumnya
    yang bekerja dengan menghambat biosintesa khitin, dalam jaringan tanaman
    diafentiuron dirombak menjadi karbodiimida, yang merupakan penghambat respirasi
    mitokondria. Dalam sistim klasifikasi IRAC, diafentiuron dimasukkan kedalam racun
    metabolisme.
-   Selektivitas:   Aman     bagi   serangga   berguna   stadia   dewasa   dari   familia
    Anthocoridae, Coccinelidae dan Miridae, serta tungau predator (Amblyseus,
    Typhlodromus), laba-laba (Erigonidae, Lycosidae), serta Chrysopa carnea. Tidak
    selektif bagi larva Heteroptera.
-   LD50 oral: Tikus 2068 mg/kg bb.
-   LD50 dermal: Tikus >2000 mg/kg bb.
-   NOEL: 90 hari, pada tikus 4, anjing 1,5 mg/kg bb/hari.
-   ADI: 0,003 mg/kg.
-   Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas III.
-   Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.




                                                                                      11

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Presentasi Pestisida 2)
Presentasi Pestisida 2)Presentasi Pestisida 2)
Presentasi Pestisida 2)
guestf9feca
 
Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1
Gede Susrama
 
Komputer soal ujian excel all
Komputer   soal ujian excel allKomputer   soal ujian excel all
Komputer soal ujian excel all
Rahmat Hussein
 
Pertanian Organik
Pertanian OrganikPertanian Organik
Pertanian Organik
dita wahyu
 
Dharma wanita persatuan dinkes
Dharma wanita persatuan dinkesDharma wanita persatuan dinkes
Dharma wanita persatuan dinkes
EvanataLinaSinaga
 

Was ist angesagt? (20)

Proposal tanaman padi
Proposal tanaman padiProposal tanaman padi
Proposal tanaman padi
 
Artian pht
Artian phtArtian pht
Artian pht
 
Kalibrasi
KalibrasiKalibrasi
Kalibrasi
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
 
Surat perintah lembur
Surat perintah lemburSurat perintah lembur
Surat perintah lembur
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Presentasi Pestisida 2)
Presentasi Pestisida 2)Presentasi Pestisida 2)
Presentasi Pestisida 2)
 
Opt perkebunan siti subandiyah
Opt perkebunan siti subandiyahOpt perkebunan siti subandiyah
Opt perkebunan siti subandiyah
 
Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1
 
Komputer soal ujian excel all
Komputer   soal ujian excel allKomputer   soal ujian excel all
Komputer soal ujian excel all
 
Pertanian Organik
Pertanian OrganikPertanian Organik
Pertanian Organik
 
Dharma wanita persatuan dinkes
Dharma wanita persatuan dinkesDharma wanita persatuan dinkes
Dharma wanita persatuan dinkes
 
Rab alat peraga ips smp 2014 ~ Alat Peraga IPS Smp,Daftar Harga alat peraga...
Rab alat peraga ips  smp  2014 ~ Alat Peraga IPS Smp,Daftar Harga alat peraga...Rab alat peraga ips  smp  2014 ~ Alat Peraga IPS Smp,Daftar Harga alat peraga...
Rab alat peraga ips smp 2014 ~ Alat Peraga IPS Smp,Daftar Harga alat peraga...
 
contoh pengisian Blangko kp4
contoh pengisian Blangko kp4 contoh pengisian Blangko kp4
contoh pengisian Blangko kp4
 
Bimtek Bawang Merah.pptx
Bimtek Bawang Merah.pptxBimtek Bawang Merah.pptx
Bimtek Bawang Merah.pptx
 
PENANGANAN PERALATAN RANTAI VAKSIN.pptx
PENANGANAN PERALATAN  RANTAI VAKSIN.pptxPENANGANAN PERALATAN  RANTAI VAKSIN.pptx
PENANGANAN PERALATAN RANTAI VAKSIN.pptx
 
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen pptJamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
 
Tungro wereng hijau dan hubungan dengan iklim
Tungro wereng hijau dan hubungan dengan iklimTungro wereng hijau dan hubungan dengan iklim
Tungro wereng hijau dan hubungan dengan iklim
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
 

Ähnlich wie Urea

Bijaksana menggunakan insektisida 2011
Bijaksana menggunakan insektisida  2011Bijaksana menggunakan insektisida  2011
Bijaksana menggunakan insektisida 2011
yanaariana
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI KLINIK UJI TOKSIKOLOGI.docx
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI KLINIK UJI TOKSIKOLOGI.docxLAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI KLINIK UJI TOKSIKOLOGI.docx
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI KLINIK UJI TOKSIKOLOGI.docx
IdasariDewi1
 
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptxPertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
mariakristina9
 
Toksikologi pestisida 2
Toksikologi pestisida 2Toksikologi pestisida 2
Toksikologi pestisida 2
Agus Candra
 
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptxPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
Hafizmuchti
 
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesarCacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Pangestu S
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
Ela Afellay
 
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENPEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
diana novitasari
 
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
アブドゥル アブドゥル
 

Ähnlich wie Urea (20)

Bijaksana menggunakan insektisida 2011
Bijaksana menggunakan insektisida  2011Bijaksana menggunakan insektisida  2011
Bijaksana menggunakan insektisida 2011
 
Bahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptxBahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptx
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI KLINIK UJI TOKSIKOLOGI.docx
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI KLINIK UJI TOKSIKOLOGI.docxLAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI KLINIK UJI TOKSIKOLOGI.docx
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI KLINIK UJI TOKSIKOLOGI.docx
 
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptxPertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
 
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidananMakalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
 
Serangga Merugikan
Serangga MerugikanSerangga Merugikan
Serangga Merugikan
 
Toksikologi pestisida 2
Toksikologi pestisida 2Toksikologi pestisida 2
Toksikologi pestisida 2
 
Penanganan_Hewan_Percobaan.docx
Penanganan_Hewan_Percobaan.docxPenanganan_Hewan_Percobaan.docx
Penanganan_Hewan_Percobaan.docx
 
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
 
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptxPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidananMakalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
 
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidananMakalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
 
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesarCacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
 
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENPEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
 
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
 
P-4 dan P-5 Pestisida.pptx
P-4 dan P-5 Pestisida.pptxP-4 dan P-5 Pestisida.pptx
P-4 dan P-5 Pestisida.pptx
 
Laporan pestisda
Laporan pestisdaLaporan pestisda
Laporan pestisda
 
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptxMATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
 

Urea

  • 1. Pengetahuan Pestisida INSEKTISIDA UREA Panut Djojosumarto Insektisida urea merupakan kelompok yang relatif baru. Kelompok urea merupakan insektisida yang ramah lingkungan karena sifatnya yang cukup selektif. Insektisida urea (kecuali diafentiuron) secara biokimia bekerja dengan cara menghambat biosintesa khitin. Seperti diketahui bahwa khitin adalah bahan penyusun kulit (kutikula) serangga. Serangga yang terpapar insektisida ini tidak mampu mensintesa khitin, sehingga mempengaruhi dan menggagalkan proses ganti kulit serangga. Secara umum dikatakan bahwa insektisida urea termasuk dalam kategori pengatur pertumbuhan serangga (insect growth regulator, IGR). Dalam klasifikasi mode of action dari IRAC (Insect Resistance Action Committee), urea dimasukkan ke dalam kelompok cuticle synthesis inhibitor (penghambat sitesa kutikula), sub kelompok inhibitor of chitine biosynthesis (penghambat biosintesa khitin). Kelompok urea bisa dibedakan menjadi beberapa sub-kelompok sebagai berikut. 1. Kelompok Benzoylurea: Kelompok ini bekerja sebagai penghambat sintesis kitin (chitine biosynthesis inhibitor) dan memengaruhi proses pergantian kulit serangga. Beberapa insektisida dan akarisida dari sub kelompok ini antara lain diflubenzuron, fluazuron (akarisida), flusikloksuron (insektisida dan akarisida), flufenoksuron, dan lufenuron. Dari antara insektisida urea, benzoylurea memiliki anggota yang paling banyak. 2. Organofluorurea: anggota kelompok ini antara lain teflubenzuron yang bekerja dengan cara menghambat sintesis kitin. 3. Trifluorometilurea. Anggota kelompok ini yang terpenting adalah klorfluazuron, yang juga bekerja dengan cara menghambat sintesis kitin. 4. Kelompok Thiourea: Dari kelompok tiourea yang paling penting adalah diafentiuron (insektisida dan akarisida). Diafenturon saat ini merupakan satu- satunya insektisida dari kelompok urea yang tidak bekerja sebagai insect growth regulator. Diafentiuron adalah racun metabolisme yang bekerja menghambat respirasi mitokondria. Dalam klasifikasi mode of action IRAC, 1
  • 2. diafentiuron dimasukkan dalam grup inhibitor of oxidative phosphorylation, disruptor of ATP (penghambat fosforilasi oksidatif, perusak ATP). Bistrifluron Bistrifluron - Penjelasan singkat: Insektisida, dilaporkan pertama kali pada tahun 2000, dikembangkan oleh Dongbu Hannong Chemical. - Hama yang dapat dikendalikan: Kutu kebul (Trialeurodes vaporariorum dan Bemisia tabaci), serta hama dari ordo Lepidoptera, seperti Spodoptera exigua, Plutella xylostella, dsb. - Mode of action: penghambat sintesa khitin. - LD50 oral: tikus >5000 mg/kg bb. - LD50 dermal: dermal (tikus) >2000 mg/kg bb. - NOEL: 13 minggu, pada tikus 220 ppm. - Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit, tapi sedikit pada mata. Klorfluazuron (chlorfluazuron) Klorfluazuron 2
  • 3. - Penjelasan singkat: Anggota kelompok trifluorometil-urea. Insektisida, ditemukan oleh Ishihara Sangyo Kaisha, dilaporkan pertama kali pada tahun 1982, dan pertama kali dipasarkan di Jepang pada tahun 1988. - Hama yang dapat dikendalikan: Efektif mengendalikan Heliothis, Spodoptera, Bemisia tabaci dan hama pengunyah lainnya pada kapas; Plutella, Thrips dan hama pengunyah lainnya pada sayuran, serta digunakan pula pada tanaman buah, kentang, tanaman hias dan teh. - Mode of action: Penghambat sintesa khitin. Racun kontak dan racun perut yang juga memiliki kemampuan sebagai ovisida. - LD50 oral: Tikus >8500 mg/kg bb., mencit 7000 mg/kb bb. - LD50 dermal: Tikus >1000 mg/kg bb., kelinci >2000 mg/kg bb. - NOEL: 13 minggu, pada tikus 220 ppm. - Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U. - Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit, tapi menyebabkan iritasi ringan pada mata. - Lain-lain: Non-mutagenik pada tes Ames. Diflubenzuron Diflubenzuron - Penjelasan singkat: Insektisida diintroduksikan oleh Philips-Duphar (sekarang Crompton Corp.) ini dilaporkan pertama kali oleh J.J. van Daalen (1972) dan diulas kembali oleh A.C. Grosscort (1980). - Hama yang dapat dikendalikan: Mengendalikan berbagai jenis hama pemakan daun pada tanaman kehutanan, tanaman hias, kedelai, jeruk, teh, sayuran dan budidaya jamur. Juga efektif untuk mengendalikan larva nyamuk dan lalat, karenanya juga digunakan dibidang peternakan untuk mengendalikan ektoparasit. 3
  • 4. - Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Racun kontak dan racun perut, bersifat non-sistemik. - Selektivitas: Diflubenzuron memiliki selektivitas yang cukup tinggi, serta relative cepat terurai dalam tanah dan air, sehingga tidak atau hanya sedikit pengaruhnya terhadap kebanyakan serangga berguna. - LD50 oral: Tikus dan mencit >4640 mg/kg bb. - LD50 dermal: Kelinci >2000 mg/kg, tikus >10.000 mg/kg bb. - NOEL: 2 tahun pada tikus 40 mg/kg pakan. - ADI: 0,003 mg/kg. - Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas III. - Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit, tetapi menyebabkan iritasi ringan pada mata. - Lain-lain: Non-teratogenik, non-mutagenik, non-onkogenik. Flufenoksuron (flufenoxuron) Flufenoksuron - Penjelasan singkat: Insektisida dan akarisida ini dilaporkan pertama kali oleh M. Anderson dkk. Pada tahun 1986. Mula-mula dievaluasi oleh Shell, dan selajutnya dipasarkan oleh American Cyanamide (sekarang BASF). - Hama yang dapat dikendalikan: Mengendalikan stadia larva dari berbagai akarina (tungau) seperti Brevipalpus, Panonychus, Tetranychus, dan serangga hama pada buah-buahan, sayuran, tanaman hias, teh, kapas, jagung dan kedelai. - Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Racun kontak dan racun perut. - LD50 oral: Tikus dan mencit >3000 mg/kg bb (bahan aktif teknis). - LD50 dermal: Tikus dan mencit >2000 mg/kg bb. 4
  • 5. - NOEL: Pada anjing (1 tahun) 100 mg/kg pakan (3,6 mg/kg bb/hari), pada tikus (2 tahun) 50 mg/kg pakan (2,5 mg/kg bb/hari), pada mencit 1000 mg/kg pakan (170 mg/kg bb/hari) - ADI: 0,025 mg/kg bb. - Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas III. - Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci). Flusikloksuron (Flucycloxuron) Flusikloksuron - Penjelasan singkat: Insektisida dan akarisida diintroduksikan oleh Philips-Duphar (sekarang Crompton Corp.) ini dilaporkan pertama kali oleh A.C. Grosscort (1988). - Hama yang dapat dikendalikan: Efektif untuk mengendalikan telur dan larva tungau Eriophydae dan Tetranychidae pada berbagai tanaman buah, sayuran dan tanaman hias. Juga mengendalikan sejumlah serangga hama. - Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Racun kontak dan racun perut, bersifat non-sistemik. - Selektivitas: Flusikloksuron memiliki selektivitas yang cukup tinggi. - LD50 oral: Tikus >5000 mg/kg bb. - LD50 dermal: Tikus >10.000 mg/kg bb. 5
  • 6. - NOEL: 2 tahun pada tikus 120 mg/kg pakan. - Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U. - Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit, tetapi menyebabkan iritasi ringan pada mata (kelinci). - Lain-lain: Non-teratogenik, non-mutagenik, serta tidak ada bukti karsinogenik. Heksaflumuron (hexaflumuron) Heksafumuron - Penjelasan singkat: Insektisida dilaporkan oleh R.J. Sbragia dkk (1983), diintroduksikan di Amerika Selatan pada tahun 1987 oleh Dow. - OPT sasaran: Digunakan di bidang pertanian untuk mengendalikan Lepidoptera, Coleoptera, Homoptera dan Diptera, pada buah-buahan, kapas, kentang, dsb. Juga digunakan untuk mengendalikan rayap sebagai umpan. - Mode of action: Secara biokimia bekerja sebagai chitin biosynthesis inhibitor, terutama racun perut, bersifat sistemik. - LD50 oral: >5000 mg/kg bb (tikus). - LD50 dermal: >5000 mg/kg bb (tikus). - NOEL: Pada tikus (2 tahun) 75 mg/kg bb/hari, anjing (1 tahun) 2 mg/kg bb/hari, mencit (1,5 tahun) 25 mg/kg bb/hari. - ADI: 0,02 mg/kg bb. - Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi kulit dan mata (Kelinci). - Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas III dan IV. 6
  • 7. Lufenuron Lufenuron - Penjelasan singkat: Insektisida dan akarisida diintroduksikan oleh Ciba-Geigy (sekarang Syngenta) ini dilaporkan pertama kali pada tahun 1989. - Hama yang dapat dikendalikan: Efektif untuk mengendalikan larva Lepidoptera dan Coleoptera pada kapas, jagung, sayuran, serta kutu kebul dan tungau pada jeruk. Juga untuk mengendalian pinjal pada hewan peliharaan. - Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Lufenuron terutama adalah racun perut. - LD50 oral: Tikus >2000 mg/kg bb. - LD50 dermal: Tikus >2000 mg/kg bb. - ADI: 0,01 mg/kg bb. - NOEL: 2 tahun pada tikus 2 mg/kg bb/hari. - Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas III. - Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci). Novaluron Novaluron 7
  • 8. - Penjelasan singkat: Insektisida dikembangkan oleh Isagro, yang selanjutnya dijual ke Makhteshim Chemical Works. - Hama yang dapat dikendalikan: Dikembangkan untuk mengendalikan larva serangga dari ordo Lepidoptera (Spodoptera, Plutella), Coleoptera (Leptinotarsa decemlineata), Diptera (pengorok daun) dan kutu kebul (whitefly), pada kapas, kentang, jeruk, sayuran dan jagung. Terutama efektif untuk mengendalikan larva, tetapi juga memiliki efek toksik terhadap telur beberapa spasies serangga. - Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Novaluron terutama adalah racun perut, tetapi juga mempunyai efek kontak. - LD50 oral: Tikus >5000 mg/kg bb. - LD50 dermal: Tikus >2000 mg/kg bb. - NOEL: Pada tikus (2 tahun) 1,1 mg/kg bb/hari. - Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci). Noviflumuron Noviflumuron - Penjelasan singkat: Insektisida dikembangkan oleh Dow AgroScience. - Hama yang dapat dikendalikan: Rayap. - Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Racun kontak dan racun perut, bersifat non-sistemik. 8
  • 9. Teflubenzuron Teflubenzuron - Penjelasan singkat: Insektisida diintroduksikan di Thailand oleh Celamerck GmbH (sekarang BASF) pada tahun 1984. Dilaporkan pertama kali pada tahun 1983. - Hama yang dapat dikendalikan: Efektif untuk mengendalikan larva Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, Hymenoptera, Hemiptera pada buah-buahan, sayuran, kedelai, sorghum, tembakau dan kapas. Juga digunakan untuk mengendalikan lalat dan nyamuk, serta larva kebanyakan spesies belalang. - Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Teflubenzuron bersifat sistemik. - LD50 oral: Tikus dan mencit >5000 mg/kg bb. - LD50 dermal: Tikus >2000 mg/kg bb. - NOEL: Pada tikus (90 hari) 8 mg/kg bb/hari, dan pada anjing 4,1 mg/kg bb/hari. - ADI: 0,01 mg/kg bb. - NOEL: 2 tahun pada tikus 2 mg/kg bb/hari. - Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas IV. - Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci). - Lain-lain: Non-teratogenik, non-mutagenik. Triflumuron Triflumuron 9
  • 10. - Penjelasan singkat: Insektisida diintroduksikan oleh Bayer, dan dilaporkan pertama kali pada tahun 1979. - Hama yang dapat dikendalikan: Digunakan untuk mengendalikan larva Lepidoptera, Psyllidae, Diptera dan Coleoptera pada tanaman buah, sayuran, kehutanan, kedelai, dan kapas. Juga digunakan untuk mengendalikan ektoparasit di bidang peternakan. - Mode of action: Racun perut, bekerja sebagai penghambat biosintesa khitin. - LD50 oral: Tikus dan mencit >5000 mg/kg bb, anjing >1000 mg/kg bb. - LD50 dermal: Tikus >5000 mg/kg bb. - NOEL: Pada tikus dan mencit (2 tahun) 20 mg/kg pakan, dan pada anjing 20 mg/kg pakan. - ADI: 0,0072 mg/kg bb. - NOEL: 2 tahun pada tikus 2 mg/kg bb/hari. - Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas IV. - Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci). Diafentiuron (diafenthiuron) Diafentiuron - Penjelasan singkat: Insektisida Urea, sub kelompok tiourea. Insektisida dan akarisida, dilaporkan pertama kali pada tahun 1988, diintroduksikan oleh Ciba-Geigy AG (sekarang Syngenta), pertama kali dipasarkan tahun 1990. - Hama yang dapat dikendalikan: Efektif untuk mengendalikan tungau tanaman (Tetranychidae, Tarsonemidae), Aleyrodidae, Aphididae dan Jassidae pada kapas, field crops, buah-buahan, tanaman hias dan sayuran. Juga digunakan untukmengendalikan Plutella xylostella pada kubis, dan lain-lain. 10
  • 11. - Mode of action: Tidak sebagaimana insektisida dari kelas urea pada umumnya yang bekerja dengan menghambat biosintesa khitin, dalam jaringan tanaman diafentiuron dirombak menjadi karbodiimida, yang merupakan penghambat respirasi mitokondria. Dalam sistim klasifikasi IRAC, diafentiuron dimasukkan kedalam racun metabolisme. - Selektivitas: Aman bagi serangga berguna stadia dewasa dari familia Anthocoridae, Coccinelidae dan Miridae, serta tungau predator (Amblyseus, Typhlodromus), laba-laba (Erigonidae, Lycosidae), serta Chrysopa carnea. Tidak selektif bagi larva Heteroptera. - LD50 oral: Tikus 2068 mg/kg bb. - LD50 dermal: Tikus >2000 mg/kg bb. - NOEL: 90 hari, pada tikus 4, anjing 1,5 mg/kg bb/hari. - ADI: 0,003 mg/kg. - Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas III. - Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. 11