Perang Dunia II adalah konflik global yang melibatkan sebagian besar negara di dunia dalam dua blok militer yang saling bertentangan, Sekutu dan Poros. Perang ini dimulai pada 1939 dengan invasi Jerman ke Polandia dan berakhir pada 1945 dengan menyerahnya Jepang setelah pengeboman atom di Hiroshima dan Nagasaki. Perang ini mengakibatkan jutaan korban jiwa dan mengubah tata dunia dengan munculnya Amerika Serikat dan Uni Soviet sebag
1. Perang Dunia II
Searah jarum jam dari kiri atas: Pasukan Cina pada Pertempuran Wanjialing, Meriam 25-pounder Australia
pada Pertempuran El Alamein Pertama, pesawat pengebom Stuka Jerman di Front Timur musim dingin
1943–1944, pasukan AL Amerika Serikat di Teluk Lingayen, Wilhelm Keitel menandatangani Instrumen
Penyerahan Diri Jerman, tentara Soviet pada Pertempuran Stalingrad
Tanggal
Lokasi
Hasil
1 September1939 – 2 September 1945 (6 tahun, 1 hari)
Eropa, Pasifik, Atlantik, Asia Tenggara, Cina, Timur Tengah, Mediterania
dan Afrika, Amerika Utara
Kemenangan Sekutu
Pembubaran Reich Ketiga
Pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kemunculan Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai kekuatan super
Awal Perang Dingin
Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2), adalah sebuah
perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali
negara di dunia —termasuk semua kekuatan besar—yang pada akhirnya membentuk dua aliansi
militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam
sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer Dalam keadaan
"perang total", negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan
ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan
militer. Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil,
termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan, perang ini memakan korban
jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik
paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.
2. Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah memulai perang dengan
Republik Cina pada tahun 1937,tetapi perang dunia secara umum pecah pada tanggal 1 September
1939 dengan invasi ke Polandia oleh Jerman yang diikuti serangkaian pernyataan perang terhadap
Jerman oleh Perancis dan Britania. Sejak akhir 1939 hingga awal 1941, dalam serangkaian kampanye
dan perjanjian, Jerman membentuk aliansi Poros bersama Italia, menguasai atau menaklukkan
sebagian besar benua Eropa. Setelah Pakta Molotov–Ribbentrop, Jerman dan Uni Soviet berpisah
dan menganeksasi wilayah negara-negara tetangganya sendiri di Eropa, termasuk Polandia. Britania
Raya, dengan imperium dan Persemakmurannya, menjadi satu-satunya kekuatan besar Sekutu yang
terus berperang melawan blok Poros, dengan mengadakan pertempuran di Afrika Utara dan
Pertempuran Atlantik. Bulan Juni 1941, Poros Eropa melancarkan invasi terhadap Uni Soviet yang
menandakan terbukanya teater perang darat terbesar sepanjang sejarah, yang melibatkan sebagian
besar pasukan militer Poros sampai akhir perang. Pada bulan Desember 1941, Jepang bergabung
dengan blok Poros, menyerang Amerika Serikat dan teritori Eropa di Samudra Pasifik, dan dengan
cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat.
Serbuan Poros berhenti tahun 1942, setelah Jepang kalah dalam berbagai pertempuran laut dan
tentara Poros Eropa dikalahkan di Afrika Utara dan Stalingrad. Pada tahun 1943, melalui serangkaian
kekalahan Jerman di Eropa Timur, invasi Sekutu ke Italia, dan kemenangan Amerika Serikat di Pasifik,
Poros kehilangan inisiatif mereka dan mundur secara strategis di semua front. Tahun 1944, Sekutu
Barat menyerbu Perancis, sementara Uni Soviet merebut kembali semua teritori yang pernah
dicaplok dan menyerbu Jerman beserta sekutunya. Perang di Eropa berakhir dengan pendudukan
Berlin oleh tentara Soviet dan Polandia dan penyerahan tanpa syarat Jerman pada tanggal 8 Mei
1945. Sepanjang 1944 dan 1945, Amerika Serikat mengalahkan Angkatan Laut Jepang dan
menduduki beberapa pulau di Pasifik Barat, menjatuhkan bom atom di negara itu menjelang invasi
ke Kepulauan Jepang. Uni Soviet kemudian mengikuti melalui negosiasi dengan menyatakan perang
terhadap Jepang dan menyerbu Manchuria. Kekaisaran Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus
1945, sehingga mengakhiri perang di Asia dan memperkuat kemenangan total Sekutu atas Poros.
Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) didirikan untuk memperkuat kerja sama internasional dan mencegah konflik-konflik yang akan
datang. Para kekuatan besar yang merupakan pemenang perang—Amerika Serikat, Uni Soviet, Cina,
Britania Raya, dan Perancis—menjadi anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan BangsaBangsa.Uni Soviet dan Amerika Serikat muncnul sebagai kekuatan super yang saling bersaing dan
mendirikan panggung Perang Dunia yang kelak bertahan selama 46 tahun selanjutnya. Sementara
itu, pengaruh kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah, dan dekolonisasi Asia dan Afrika
dimulai. Kebanyakan negara yang industrinya terkena dampak buruk muali menjlaani pemulihan
ekonomi. Integrasi politik, khususnya di Eropa, muncul sebagai upaya untuk menstabilkan hubungan
pascaperang.
A. Kronologi
Awal terjadinya perang umumnya disetujui pada tanggal 1 September 1939, dimulai dengan
invasi Jerman ke Polandia; Britania dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman dua hari
kemudian. Tanggal lain mengenai awal perang ini adalah dimulainya Perang Cina-Jepang Kedua pada
7 Juli 1937.
Lainnya mengikuti sejarawan Britania Raya A. J. P. Taylor, yang percaya bahwa Perang CinaJepang dan perang di Eropa beserta koloninya terjadi bersamaan dan dua perang ini bergabung pada
tahun 1941. Artikel ini memakai penanggalan konvesional. Tanggal-tanggal awal lainnya yang sering
dipakai untuk Perang Dunia II juga meliputi invasi Italia ke Abisinia pada tanggal 3 Oktober
1935.Sejarawan Britania raya Antony Beevor memandang awal Perang Dunia Kedua terjadi saat
Jepang menyerbu Manchuria bulan Agustus 1939.
Tanggal pasti akhir perang juga tidak disetujui secara universal. Dari dulu disebutkan bahwa
perang berakhir saat gencatan senjata 14 Agustus 1945 (V-J Day), alih-alih penyerahan diri resmi
Jepang (2 September 1945); di sejumlah teks sejarah Eropa, perang ini berakhir pada V-E Day (8 Mei
3. 1945). Meski begitu, Perjanjian Damai dengan Jepang baru ditandatangani pada tahun 1951,dan
dengan Jerman pada tahun 1990.
B. Latar belakang
Perang Dunia I membuat perubahan besar pada peta politik, dengan kekalahan Blok Sentral,
termasuk Austria-Hongaria, Jerman, dan Kesultanan Utsmaniyah; dan perebutan kekuasaan oleh
Bolshevik di Rusia pada tahun 1917. Sementara itu, negara-negara Sekutu yang menang seperti
Perancis, Belgia, Italia, Yunani, dan Rumania memperoleh wilayah baru, dan negara-negara baru
tercipta setelah runtuhnya Austria-Hongaria, Kekaisaran Rusia, dan Kesultanan Utsmaniyah.
Meski muncul gerakan pasifissetelah perang,kekalahan ini masih membuat nasionalisme iredentis
dan revanchis pemain utama di sejumlah negara Eropa. Iredentisme dan revanchisme punya
pengaruh kuat di Jerman karena kehilangan teritori, koloni, dan keuangan yang besar akibat
Perjanjian Versailles. Menurut perjanjian ini, Jerman kehilangan 13 persen wilayah dalam negerinya
dan seluruh koloninya di luar negeri, sementara Jerman dilarang menganeksasi negara lain, harus
membayar biaya perbaikan perang, dan membatasi ukuran dan kemampuan angkatan bersenjata
negaranya.Pada saat yang sama, Perang Saudara Rusia berakhir dengan terbentuknya Uni Soviet.
Kekaisaran Jerman bubar melalui Revolusi Jerman 1918–1919 dan sebuah pemerintahaan
demokratis yang kemudian dikenal dengan nama Republik Weimar dibentuk. Periode antarperang
melibatkan kerusuhan antara pendukung republik baru ini dan penentang garis keras atas sayap
kanan maupun kiri. Walaupun Italia selaku sekutu Entente berhasil merebut sejumlah wilayah, kaum
nasionalis Italia marah mengetahui janji-janji Britania dan Perancis yang menjamin masuknya Italia
ke kancah perang tidak dipenuhi dengan penyelesaian damai. Sejak 1922 sampai 1925, gerakan Fasis
pimpinan Benito Mussolini berkuasa di Italia dnegan agenda nasionalis, totalitarian, dan
kolaborasionis kelas yang menghapus demokrasi perwakilan, penindasan sosialis, kaum sayap kiri
dan liberal, dan mengejar kebijakan luar negeri agresif yang berusaha membawa Italia sebagai
kekuatan dunia—"Kekaisaran Romawi Baru".
Di Jerman, Partai Nazi yang dipimpin Adolf Hitler berupaya mendirikan pemerintahan fasis di
Jerman. Setelah Depresi Besar dimulai, dukungan dalam negeri untuk Nazi meningkat dan, pada
tahun 1933, Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman.
Setelah kebakaran Reichstag, Hitler menciptakan
negara satu partai totalitarian yang dipimpin Partai
Nazi.
Parati Kuomintang (KMT) di Cina melancarkan
kampanye penyatuan melawan panglima perang
regional dan secara nominal berhasil menyatukan Cina
pada pertengahan 1920-an, tetapi langsung terlibat
dalam perang saudara melawan bekas sekutunya yang
komunis.Pada tahun 1931, Kekaisaran Jepang yang
semakin militaristik, yang sudah lama berusaha
memengaruhi Cinasebagai tahap pertama dari apa
yang disebut pemerintahnya sebagai hak untuk
menguasai Asia, memakai Insiden Mukden sebagai
alasan melancarkan invasi ke Manchuria dan
mendirikan negara bonekaManchukuo.
Terlalu lemah melawan Jepang, Cina meminta
bantuan Liga Bangsa-Bangsa. Jepang menarik diri dari
Liga Bangsa-Bangsa setelah dikecam atas tindakannya
terhadap Manchuria. Kedua negara ini kemudian
bertempur di Shanghai, Rehe, dan Hebei sampai
Gencatan Senjata Tanggu ditandatangani tahun 1933.
Setelah itu, pasukan voluntir Cina melanjutkan
4. pemberontakan terhadap agresi Jepang di Manchuria, dan Chahar dan Suiyuan.
Adolf Hitler, setelah upaya gagal menggulingkan pemerintah Jerman tahun 1923, menjadi
Kanselir Jerman pada tahun 1933. Ia menghapus demokrasi, menciptakan revisi orde baru radikal
dan rasis, dan segera memulai kampanye persenjataan kembali. Sementara itu, Perancis, untuk
melindungi aliansinya, memberikan Italia kendali atas Ethiopia yang diinginkan Italia sebagai jajahan
kolonialnya. Situasi ini memburuk pada awal 1935 ketika Teritori Cekungan Saar dengan sah bersatu
kembali dengan Jerman dan Hitler menolak Perjanjian Versailles, mempercepat program
persenjataan kembalinya dan memperkenalkan wajib militer.
Berharap mencegah Jerman, Britania Raya, Perancis, dan Italia membentuk Front Stresa. Uni
Soviet, khawatir akan keinginan Jerman mencaplok wilayah luas di Eropa Timur, membuat perjanjian
bantuan bersama dengan Perancis. Sebelum diberlakukan, pakta Perancis-Soviet ini perlu melewati
birokrasi Liga Bangsa-Bangsa, yang pada dasarnya menjadikannya tidak berguna.Akan tetapi, pada
bulan Juni 1935, Britania Raya membuat perjanjian laut independen dengan Jerman, sehingga
melonggarkkan batasan-batasan sebelumnya. Amerika Serikat, setelah mempertimbangkan
peristiwa yang terjadi di Eropa dan Asia, mengesahkan Undang-Undang Netralitas pada bulan
Agustus.Pada bulan Oktober, Italia menginvasi Ethiopia, dan Jerman adalah satu-satunya negara
besar Eropa yang mendukung tindakan tersebut. Italia langsung menarik keberatannya terhadap
tindakan Jerman menganeksasi Austria.
Hitler menolak Perjanjian Versailles dan Locarno dengan meremiliterisasiRhineland pada bulan
Maret 1936. Ia mendapat sedikit tanggapan dari kekuatan-kekuatan Eropa lainnya.Ketika Perang
Saudara Spanyol pecah bulan Juli, Hitler dan Mussolini mendukung pasukan Nasionalis yang fasis dan
otoriter dalam perang saudara mereka melawan Republik Spanyol yang didukung Soviet. Kedua
pihak memakai konflik ini untuk menguji senjata dan metode peperangan baru,berakhir dengan
kemenangan Nasionalis pada awal 1939. Bulan Oktober 1936, Jerman dan Italia membentuk Poros
Roma-Berlin. Sebulan kemudian, Jerman dan Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern, namun
kelak diikuti Italia pada tahun berikutnya. Di cina, setelah Insiden Xi'an, pasukan Kuomintang dan
komunis menyetujui gencatan senjata untuk membentuk front bersatu dan sama-sama melawan
Jepang.
C. Sebelum perang
1. Invasi Italia ke Ethiopia (1935)
Perang Italia-Abisinia Kedua adalah perang kolonial singkat mulai bulan Oktober 1935 sampai Mei
1936. Perang ini terjadi antara angkatan bersenjata Kerajaan Italia (Regno d'Italia) dan angkatan
bersenjata Kekaisaran Ethiopia (juga disebut Abisinia). Perang ini berakhir dengan pendudukan
militer di Ethiopia dan aneksasinya ke koloni baru Afrika Timur Italia (Africa Orientale Italiana, atau
AOI); selain itu, perang ini membuka kelemahan Liga Bangsa-Bangsa sebagai kekuatan pelindung
perdamaian. Baik Italia dan Ethiopia adalah negara anggota, tetapi Liga ini tidak berbuat apa-apa
ketika negara pertama jelas-jelas melanggar Artikel X yang dibuat oleh Liga ini.
2. Perang Saudara Spanyol (1936-1939)
Jerman dan Italia memberi dukungan kepada
kebangkitan Nasionalis yang dipimpin Jenderal Francisco
Franco di Spanyol. Uni Soviet mendukung pemerintah yang
sudah berdiri, Republik Spanyol, yang memiliki
kecenderungan sayap kiri. Baik Jerman dan Uni Soviet
memakai perang proksi ini sebagai kesempatan menguji
senjata dan taktik baru mereka. Pengeboman Guernica
yang disengaja oleh Legiun Condor Jerman pada April 1937
berkontribusi pada kekhawatiran bahwa perang besar
selanjutnya akan melibatkan serangan bom teror besarbesaran terhadap warga sipil.
5. 3. Invasi Jepang ke Cina (1937)
Pada bulan Juli 1937, Jepang mencaplok bekas ibu kota kekaisaran Cina Beijing setelah memulai
Insiden Jembatan Marco Polo, yang menjadi batu pijakan kampanye Jepang untuk menjajah seluruh
wilayah Cina. Uni Soviet segera menandatangani pakta
non-agresi dengan Cina untuk memberi dukungan
material yang secara efektif mengakhiri kerja sama Cina
dengan Jerman sebelumnya. GeneralissimoChiang Kaishek mengerahkan pasukan terbaiknya untuk
mempertahankan Shanghai, tetapi setelah tiga bulan
bertempur, Shanghai jatuh. Jepang terus menekan
pasukan Cina, mencaplok ibu kota Nanking pada
Desember 1937 dan melakukan Pembantaian Nanking.
Pada bulan Juni 1938, pasukan Jepang menghentikan
serbuan Jepang dengan membanjiri Sungai Kuning;
manuver ini memberikan waktu bagi Cina untuk mempersiapkan pertahanan di Wuhan, namun kota
ini berhasil direbut pada bulan Oktober. Kemenangan militer Jepang gagal menghentikan
pemberontakan Cina yang menjadi tujuan Jepang. Pemerintahan Cina pindah ke pedalaman di
Chongqing dan melanjutkan perang.
4. Invasi Jepang ke Uni Soviet dan Mongolia (1938)
Tentara Soviet memerangi Jepang pada Pertempuran Khalkhin Gol di Mongolia, 1939.
Pada tanggal 29 Juli 1938, Jepang menyerbu Uni Soviet dan kalah di Pertempuran Danau Khasan.
Meski pertempuran tersebut dimenangkan Soviet, Jepang menyebutnya seri dan buntu, dan pada
tanggal 11 Mei 1939, Jepang memutuskan
memindahkan perbatasan Jepang-Mongolia sampai
Sungai Khalkhin Gol melalui pemaksaan. Setelah
serangkaian keberhasilan awal, serangan Jepang di
Mongolia digagalkan oleh Pasukan Merah yang
menandakan kekalahan besar pertama Angkatan Darat
Kwantung Jepang.
Pertempuran ini meyakinkan sejumlah faksi
pemerintahan Jepang bahwa mereka harus fokus
berkonsiliasi dengan pemerintah Soviet demi
menghindari ikut campur Soviet dalam perang melawan Cina dan mengalihkan perhatian militer
mereka ke selatan, yaitu ke jajahan Amerika Serikat dan Eropa di Pasifik, serta mencegah
penggulingan pemimpin militer Soviet berpengalaman seperti Georgy Zhukov, yang kelak
memainkan peran penting dalam mempertahankan Moskwa.
5. Pendudukan Eropa dan perjanjian
Di Eropa, Jerman dan Italia semakin keras. Pada
bulan Maret 1938, Jerman menganeksasi Austria, lagilagi mendapat sedikit perhatian dari kekuatan-kekuatan
Eropa lainnya. Semakin tertantang, Hitler mulai
menegaskan klaim Jerman atas Sudetenland, wilayah
Cekoslowakia yang didominasi oleh etnis Jerman; dan
Perancis dan Britania segera memberikan wilayah ini ke
Jerman melalui Perjanjian Munich, yang dibuat melawan
keinginan pemerintah Cekoslowakia, dengan imbalan
janji tidak meminta wilayah lagi.Sesaat setelah
6. perjanjian ini, Jerman dan Italia memaksa Cekoslowakia menyerahkan wilayah tambahan ke
Hongaria dan Polandia.Pada bulan Maret 1939, Jerman menyerbu sisa Cekoslowakia dan
membelahnya menjadi Protektorat Bohemia dan Moravia Jerman dan negara klien pro-Jerman
bernama Republik Slovak.
Terkejut, ditambah Hitler menuntut Danzig, Perancis dan Britania Raya menjamin dukungan
mereka terhadap kemerdekaan Polandia; ketika Italia menguasai Albania pada bulan April 1939,
jaminan yang sama diberikan untuk Rumania dan Yunani.Tidak lama setelah janji Perancis-Britania
kepada Polandia, Jerman dan Italia meresmikan aliansi mereka sendiri melalui Pakta Baja.
Bulan Agustus 1939, Jerman dan Uni Soviet menandatangani Pakta Molotov–Ribbentrop,sebuah
perjanjian non-agresi dengan satu protokol rahasia. Setiap pihak memberikan haknya satu sama lain,
"andai terjadi penyusunan wilayah dan politik," terhadap "cakupan pengaruh" (antara Polandia dan
Lituania untuk Jerman, dan Polandia timur, Finlandia, Estonia, Latvia, dan Bessarabia untuk Uni
Soviet). Pakta ini juga memunculkan pertanyaan tentang keberlangsungan kemerdekaan Polandia.
D. Alur perang
1. Pecah di Eropa (1939)
Pada tanggal 1 September 1939, Jerman dan
Slowakia—negara klien pada tahun 1939—menyerang
Polandia.Tanggal 3 September, Perancis dan Britania
Raya, diikuti negara-negara Persemakmuran,
menyatakan perang terhadap Jerman, tetapi memberi
sedikit dukungan kepada Polandia ketimbang serangan
kecil Perancis ke Saarland.Britania dan Perancis juga
mulai memblokir perairan Jerman pada tanggal
3 September untuk melemahkan ekonomi dan upaya
perang negara ini.
Tanggal 17 September, setelah menandatangani
gencatan senjata dengan Jepang, Soviet juga menyerbu
Polandia.Wilayah Polandia terbagi antara Jerman dan
Uni Soviet, dengan Lituania dan Slowakia mendapat
bagian kecil. Polandia tidak menyerah; mereka
mendirikan Negara Bawah Tanah Polandia dan Pasukan Dalam Negeri bawah tanah, dan terus
berperang bersama Sekutu di semua front di luar Polandia.
Sekitar 100.000 personil militer Polandia diungsikan ke Rumania dan negara-negara Baltik;
sebagian besar tentara tersebut kemudian berperang melawan Jerman di teater perang yang
lain.Pemecah kode Enigma Polandia juga diungsikan ke Perancis.Pada saat itu pula, Jepang
melancarkan serangan pertamanya ke Changsha, sebuah kota Cina yang strategis, tetapi digagalkan
pada akhir September.
Setelah invasi Polandia dan perjanjian Jerman-Soviet atas Lituania, Uni Soviet memaksa negaranegara Baltik mengizinkan mereka menempatkan tentara Soviet di negara mereka atas alasan
"bantuan bersama".Finlandia menolak permintaan wilayah dan diserang oleh Uni Soviet pada bulan
November 1939.Konflik yang kemudian pecah berakhir pada bulan Maret 1940 dengan konsesi oleh
Finlandia.Perancis dan Britania Raya, menyebut serangan Soviet ke Finlandia sebagai alasan
memasuki kancah perang di pihak Jerman, menanggapi invasi Soviet dengan mendukung
dikeluarkannya Uni Soviet dari Liga Bangsa-Bangsa.
Di Eropa Barat, tentara Britania dikerahkan ke benua ini, namun pada fase yang dijuluki Perang
Phoney oleh Britania dan "Sitzkrieg" (perang duduk) oleh Jerman tak satupun pihak yang
melancarkan operasi besar-besaran terhadap satu sama lain sampai April 1940. Uni Soviet dan
Jerman membuat pakta dagang pada bulan Februari 1940, yang berarti Soviet menerima bantuan
militer dan industri dengan imbalan menyediakan bahan mentah untuk Jerman agar bisa mengakali
pemblokiran oleh Sekutu.
7. Pada bulan April 1940, Jerman menginvasi Denmark dan Norwegia untuk mengamankan
pengiriman bijih besi dari Swedia, yang hendak dihadang oleh Sekutu.Denmark langsung menyerah,
dan meski dibantu Sekutu, Norwegia berhasil dikuasai dalam waktu dua bulan.Bulan Mei 1940,
Britania menyerbu Islandia untuk mencegah kemungkinan invasi Jerman ke pulau itu.Ketidakpuasan
Britania atas kampanye Norwegia mendorong penggantian Perdana Menteri Neville Chamberlain
dengan Winston Churchill pada tanggal 10 Mei 1940.
2. Serbuan Poros
Jerman menyerbu Perancis, Belgia, Belanda, dan Luksemburg pada tanggal 10 Mei 1940.Belanda
dan Belgia kewalahan menghadapi taktik blitzkrieg
dalam beberapa hari dan minggu.Jalur Maginot yang
dipertahankan Perancis dan pasukan Sekutu di Belgia
diakali dengan bergerak secara mengapit melintasi
hutan lebat Ardennes, yang disalahartikan oleh
perencana perang Perancis sebagai penghalang alami
bagi kendaraan lapis baja.
Tentara Britania terpaksa keluar dari Eropa melalui
Dunkirk, meninggalkan semua peralatan beratnya
pada awal Juni.Tanggal 10 Juni, Italia menyerbu
Perancis, menyatakan perang terhadap Perancis dan
Britania Raya;dua belas hari kemudian Perancis menyerah dan langsung dibelah menjadi zona
pendudukan Jerman dan Italia,dan sebuah negara sisa yang tak diduduki di bawah Rezim Vichy. Pada
tanggal 3 Juli, Britania menyerang armada Perancis di Aljazair untuk mencegah perebutan oleh
Jerman.
Bulan Juni, pada hari-hari terakhir Pertempuran Perancis, Uni Soviet memaksa aneksasi Estonia,
Latvia, dan Lituania,lalu menganeksasi wilayah Bessarabia yang dipertentangkan Rumania.
Sementara itu, kesesuaian politik dan kerja sama ekonomi Nazi-Sovietperlahan buntu,dan kedua
negara mulai bersiap untuk perang.
Dengan Perancis dinetralkan, Jerman memulai kampanye superioritas udara atas Britania
(Pertempuran Britania) untuk mempersiapkan sebuah invasi.Kampanye ini gagal, dan rencana invasi
tersebut dibatalkan pada bulan September.Menggunakan pelabuhan-pelabuhan Perancis yang baru
dicaplok, Angkatan Laut Jerman menikmati kesuksesan melawan Angkatan Laut Kerajaan dengan
memakai kapal-U untuk menyerang kapal-kapal
Britania di Atlantik.Italia memulai operasinya di
Mediterania, memulai pengepungan Malta bulan Juni,
menguasai Somaliland Britania bulan Agustus, dan
menerobos wilayah Mesir Britania bulan September
1940. Jepang meningkatkan pemblokirannya terhadap
Cina pada bulan September dengan merebut sejumlah
pangkalan di wilayah utara Indocina Perancis yang saat
ini terisolasi.
Sepanjang periode ini, Amerika Serikat yang netral
melakukan sejumlah hal untuk membantu Cina dan
Sekutu Baratnya. Pada bulan November 1939, UndangUndang Netralitas diamandemen untuk
memungkinkan pembelian "beli dan angkut" oleh
Sekutu.Tahun 1940, setelah pencaplokan Paris oleh
Jerman, ukuran Angkatan Laut Amerika
Serikatmeningkat pesat dan, setelah serbuan Jepang ke
Indocina, Amerika Serikat memberlakukan embargo
besi, baja, dan barang-barang mekanik terhadap
8. Jepang.Pada bulan September, Amerika Serikat menyetujui penukaran kapal penghancur AS dengan
pangkalan Britania Raya.Tetap saja, mayoritas rakyat Amerika Serikat menentang intervensi militer
langsung apapun terhadap konflik ini sampai tahun 1941.
Pada akhir September 1940, Pakta Tiga Pihak menyatukan Jepang, Italia, dan Jerman untuk
meresmikan Kekuatan Poros. Pakta Tiga Pihak ini menegaskan bahwa negara apapun, kecuali Uni
Soviet, yang tidak terlibat dalam perang yang menyerang Kekuatan Poros apapun akan dipaksa
berperang melawan ketiganya.Pada waktu itu, Amerika Serikat terus mendukung Britania Raya dan
Cina dengan memperkenalkan kebijakan Lend-Lease yang mengizinkan pengiriman material dan
barang-barang lain dan membuat zona keamanan yang membentang hingga separuh Samudra
Atlantik agar Angkatan Laut Amerika Serikat bisa melindungi konvoi Britania.Akibatnya, Jerman dan
Amerika Serikat terlibat dalam peperangan laut di Atlantik Utara dan Tengah pada Oktober 1941,
bahkan meski Amerika Serikat secara resmi tetap netral.
Blok Poros meluas bulan November 1940 ketika Hongaria, Slowakia, dan Rumania bergabung
dengan Pakta Tiga Pihak ini.Rumania akan memberi kontribusi besar terhadap perang Poros
melawan Uni Soviet, sebagian untuk merebut kembali wilayah yang diserahkan kepada Soviet,
sebagian lagi demi memenuhi keinginan pemimpinnya, Ion Antonescu, untuk melawan
komunisme.Pada bulan Oktober 1940, Italia menyerbu Yunani, tetapi beberapa hari kemudian
digagalkan dan dipukul sampai Albania yang berakhir dengan kebuntuan.Bulan Desember 1940,
pasukan Persemakmuran Britania Raya memulai serangan balasan terhadap pasukan Italia di Mesir
dan Afrika Timur Italia.Pada awal 1941, dengan pasukan Italia dipukul hingga Libya oleh
Persemakmuran, Churchill memerintahkan pengerahan tentara dari Afrika untuk membantu
Yunani.Angkatan Laut Italia juga menderita kekalahan besar, dengan Angkatan Laut Kerajaan
membuat tiga kapal perang Italia tidak berfungsi melalui serangan kapal induk di Taranto, dan
menetralisasi beberapa kapal perang lain pada
Pertempuran Tanjung Matapan.
Jerman segera turun tangan untuk membantu Italia.
Hitler mengirimkan pasukan Jerman ke Libya pada
bulan Februari, dan pada akhir Maret mereka
melancarkan serangan terhadap pasukan
Persemakmuran yang semakin sedikit.Dalam kurun
sebulan, pasukan Persemakmuran dipukul mundur ke
Mesir dengan pengecualian pelabuhan Tobruk yang
dikepung.Persemakmuran berupaya mengusir pasukan
Poros pada bulan Mei dan lagi pada bulan Juni, tetapi
keduanya gagal. Pada awal April, setelah
penandatanganan Pakta Tiga Pihak oleh Bulgaria,
Jerman turun tangan di Balkan dengan menyerbu Yunani dan Yugoslavia setelah terjadi kudeta; di
sini mereka membuat kemajuan besar, sehingga memaksa Sekutu pindah setelah Jerman menguasai
pulau Kreta, Yunani pada akhir Mei.
Sekutu sempat beberapa kali berhasil pada saat itu. Di Timur Tengah, pasukan Persemakmuran
pertama menggagalkan kudeta di Irak yang dibantu pesawat Jerman dari pangkalan-pangkalan di
Suriah Vichy,kemudian dengan bantuan Perancis Merdeka, menyerbu Suriah dan Lebanon untuk
mencegah peristiwa seperti itu lagi.Di Atlantik, Britania berhasil menaikkan moral publik dengan
menenggelamkan kapal perang Jerman Bismarck.[104] Mungkin yang terpenting adalah pada
Pertempuran Britania, Angkatan Udara Kerajaan berhasil bertahan dari serangan Luftwaffe dan
kampanye pengeboman Jerman yang berakhir bulan Mei 1941.
Di Asia, meski sejumlah serangan dari kedua pihak, perang antara Cina dan Jepang buntu pada
tahun 1940. Demi meningkatkan tekanan terhadap Cina dengan memblokir rute-rute suplai, dan
untuk memosisikan pasukan Jepang dengan tepat andai pecah perang dengan negara-negara Barat,
Jepang merebut kendali militer di Indocina selatanPada Agustus 1940, kaum komunis Cina
melancarkan serangan di Cina Tengah; sebagai balasan, Jepang menerapkan kebijakan keras
9. (Kebijakan Serba Tiga) di daerah-daerah pendudukan untuk mengurangi sumber daya manusia dan
bahan mentah untuk pasukan komunis.Antipati yang terus berlanjut antara pasukan komunis dan
nasionalis Cina memuncak pada pertempuran bersenjata pada bulan Januari 1941, secara efektif
mengakhiri kerja sama mereka.
Dengan stabilnya situasi di Eropa dan Asia, Jerman, Jepang, dan Uni Soviet mempersiapkan diri.
Dengan kekhawatiran Soviet terhadap meningkatnya ketegangan dengan Jerman dan rencana
Jepang untuk memanfaatkan Perang Eropa dengan merebut jajahan Eropa yang kaya sumber daya
alam di Asia Tenggara, kedua kekuatan ini menandatangani Pakta Netralitas Soviet–Jepang pada
bulan April 1941.Kebalikannya, Jerman bersiap-siap menyerang Uni Soviet dengan menempatkan
pasukan dalam jumlah besar di perbatasan Soviet.
3. Perang global (1941)
Pada tanggal 22 Juni 1941, Jerman, bersama anggota
Poros Eropa lainnya dan Finlandia, menyerbu Uni Soviet
dalam Operasi Barbarossa. Target utama serangan
kejutan iniadalah kawasan Baltik, Moskwa dan Ukraina
dengan tujuan utama mengakhiri kampanye 1941 dekat
jalur Arkhangelsk-Astrakhan yang menghubungkan Laut
Kaspia dan Laut Putih. Tujuan Hitler adalah
menghancurkan Uni Soviet sebagai sebuah kekuatan
militer, menghapus komunisme, menciptakan
Lebensraum ("ruang hidup")dengan memiskinkan penduduk asli[113] dan menjamin akses ke sumber
daya strategis yang diperlukan untuk mengalahkan musuh-musuh Jerman yang tersisa.
Meski Angkatan Darat Merah mempersiapkan serangan balasan strategis sebelum
perang,Barbarossa memaksa komando tertinggi Soviet mengadopsi pertahanan strategis. Sepanjang
musim panas, Poros berhasil menerobos jauh ke dalam wilayah Soviet, mengakibatkan kerugian
besar dalam hal personil dan material. Pada pertengahan Agustus, Komando Tinggi Angkatan Darat
Jerman memutuskan menunda serangan oleh Army Group Centre yang kecil dan mengalihkan
Satuan Panzer ke-2 untuk membantu tentara yang maju melintasi Ukraina tengah dan Leningrad.
Serangan Kiev sukses besar dan berakhir dengan pengepungan dan penghancuran empat unit
pasukan Soviet, serta memungkinkan pergerakan lebih lanjut di Krimea dan Ukraina Timur yang
industrinya maju (Pertempuran Kharkov Pertama).
Pengalihan tiga per empat pasukan Poros dan sebagian besar angkatan udaranya dari Perancis
dan Mediterania tengah ke Front Timurmembuat Britania mempertimbangkan kembali strategi
besarnya.Pada bulan Juli, Britania Raya dan Uni Soviet membentuk aliansi militer melawan
JermanBritania dan Soviet menyerbu Iran untuk melindungi Koridor Persia dan ladang minyak
Iran.Bulan Agustus, Britania Raya dan Amerika Serikat bersama-sama meresmikan Piagam Atlantik.
Pada bulan Oktober, ketika tujuan operasional Poros di Ukraina dan Baltik tercapai, dengan
pengepungan Leningrad dan Sevastopol yang masih berlanjut, sebuah serangan besar ke Moskwa
dilancarkan kembali. Setelah dua bulan bertempur sengit, pasukan Jerman hampir mencapai
pinggiran terluar Moskwa, tempat tentara-tentaranya yang lelah terpaksa menunda serangan
mereka. Pencaplokan teritorial besar dilakukan oleh pasukan Poros, tetapi kampanye mereka gagal
mencapai tujuan utamanya: dua kota utama masih dikuasai Soviet, kemampuan memberontak
Soviet gagal dipadamkan, dan Uni Soviet mempertahankan banyak sekali potensi militernya.
Faseblitzkrieg perang di Eropa telah berakhir.
Pada awal Desember, pasukan cadangan yang baru dimobilisasi memungkinkan Soviet
menyamakan jumlah tentaranya dengan Poros. Hal ini, bersama data intelijen yang menetapkan
jumlah minimum tentara Soviet di Timur yang cukup untuk mencegah serangan apapun oleh
Angkatan Darat Kwantung Jepang, memungkinkan Soviet memulai serangan balasan massal yang
dimulai tanggal 5 Desember di front sepanjang 1.000 kilometer (620 mil) dan mendesak tentara
Jerman mundur 100–250 kilometers (62–160 mil) ke barat.
10. Keberhasilan Jerman di Eropa menggugah Jerman
untuk meningkatkan tekanannya terhadap pemerintahpemerintah Eropa di Asia Tenggara. Pemerintah
Belanda setuju menyediakan minyak untuk Jepang dari
Hindia Timur Belanda, namun menolak menyerahkan
kendali politik atas koloninya. Perancis Vichy,
sebaliknya, menyetujui pendudukan Jepang di Indocina
Perancis. Pada bulan Juli 1941, Amerika Serikat, Britania
Raya, dan pemerintah Barat lainnya bereaksi terhadap
pendudukan Indocina dengan membekukan aset-aset
Jepang, sementara Amerika Serikat (yang menyediakan
80 persen minyak Jepang) merespon dengan
menerapkan embargo minyak secara penuh.Ini berarti
Jepang terpaksa memilih antara mengabaikan
ambisinya di Asia dan perang melawan Cina, atau
merebut sumber daya alam yang diperlukan melalui
kekuatan; militer Jepang tidak menganggap yang
pertama sebagai pilihan, dan banyak pejabat menganggap embargo minyak sebagai pernyataan
perang tidak langsung.
Jepang berencana merebut koloni-koloni Eropa di Asia dengan cepat untuk menciptakan
perimeter defensif besar yang membentang hingga Pasifik Tengah; Jepang kemudian bebas
mengeksploitasi sumber daya di Asia Tenggara sambil menyibukkan Sekutu dengan melancarkan
perang defensif. Untuk mencegah intervensi Amerika Serikat sambil mengamankan perimeter,
Jepang berencana menetralisasi Armada Pasifik Amerika Serikat dari kancah perang. Pada tanggal 7
Desember (8 Desember di Asia) 1941, Jepang menyerang aset-aset Britania dan Amerika Serikat
dengan serangan di Asia Tenggara dan Pasifik Tengah secara nyaris bersamaan. Peristiwa ini meliputi
serangan ke armada Amerika Serikat di Pearl Harbor, pendaratan di Thailand dan Malaya dan
pertempuran Hong Kong.
Serangan-serangan ini mendorong Amerika Serikat, Britania Raya, Cina, Australia, dan beberapa
negara lain secara resmi menyatakan perang terhadap Jepang, sementara Uni Soviet, karena sedang
terlibat dalam perang besar-besaran dengan blok Poros Eropa, memilih untuk tetap netral dengan
Jepang.Jerman dan negara-negara Poros menanggapi dengan menyatakan perang terhadap Amerika
Serikat. Pada bulan Januari, Amerika Serikat, Britania Raya, Uni Soviet, Cina, dan 22 pemerintahan
kecil atau terasingkan mengeluarkan Deklarasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, sehingga
memperkuat Piagam Atlantik, dan melakukan kewajiban untuk tidak menandatangani perjanjian
damai terpisah dengan negara-negara Poros. Sejak 1941, Stalin terus meminta Churchill, dan
kemudian Roosevelt, untuk membuka 'front kedua' di Perancis. Front Timur menjadi teater perang
besar di Eropa dan jumlah korban Soviet yang berjumlah jutaan menciutkan jumlah korban Sekutu
Barat yang hanya ratusan ribu orang; Churchill dan Roosevelt mengatakan mereka butuh lebih
banyak waktu untuk persiapan, sehingga memunculkan klaim bahwa mereka sengaja buntu untuk
menyelamatkan orang-orang Barat dengan mengorbankan orang-orang Soviet.
Sementara itu, pada akhir April 1942, Jepang dan
sekutunya Thailand hampir menguasai seluruh Burma,
Malaya, Hindia Timur Belanda, Singapura, dan Rabaul,
sehingga menambah kerugian bagi tentara Sekutu dan
banyak di antara mereka yang ditawan. Meski
memberontak habis-habisan di Corregidor, Filipina
akhirnya ditaklukkan pada bulan Mei 1942 dan memaksa
pemerintah Persemakmuran Filipina mengasingkan diri.
Pasukan Jepang juga memenangkan pertempuran laut di
Laut Cina Selatan, Laut Jawa, dan Samudra Hindia, dan
11. mengebom pangkalan laut Sekutu di Darwin, Australia. Satu-satunya kesuksesan sejati Sekutu
melawan Jepang adalah kemenangan Cina di Changsha pada awal Januari 1942. Kemenangankemenangan mudah atas lawan yang tidak punya persiapan ini membuat Jepang terlalu percaya diri
dan berlebihan.
Jerman juga mewujudkan inisiatifnya. Dengan mengeksploitasi keputusan komando laut Amerika
Serikat yang ragu-ragu, Angkatan Laut Jermanmengacaukan jalur kapal Sekutu di lepas pesisir
Atlantik Amerika Serikat. Meski kalah besar, anggota Poros Eropa menghentikan serbuan Soviet di
Rusia Tengah dan Selatan, sehingga melindungi sebagian besar jajahan yang mereka peroleh pada
tahun sebelumnya. Di Afrika Utara, Jerman melancarkan sebuah serangan pada bulan Januari yang
memukul Britania kembali ke posisinya di Garis Gazala pada awal Februari, diikuti oleh meredanya
pertempuran untuk sementara yang dimanfaatkan Jerman untuk mempersiapkan serangan mereka
selanjutnya.
4. Kebuntuan serbuan Poros (1942)
Pada awal Mei 1942, Jepang memulai operasi untuk
menduduki Port Moresby dengan serangan amfibi dan
memutuskan komunikasi dan jalur suplai antara
Amerika Serikat dan Australia. Akan tetapi, Sekutu
berhasil mencegah invasi ini dengan mencegat dan
mengalahkan pasukan laut Jepang pada Pertempuran
Laut Koral. Rencana Jepang selanjutnya, termotivasi
oleh Serangan Doolittle sebelumnya, adalah merebut
Atol Midway dan memancing kapal induk Amerika
Serikat ke kancah perang untuk dihancurkan; sebagai
aksi pengalihan, Jepang juga mengirimkan pasukan
untuk menduduki Kepulauan Aleut di Alaska. Pada
awal Juni, Jepang melaksanakan operasinya, tetapi Amerika Serikat, setelah berhasil memecahkan
kode laut Jepang pada akhir Mei, mengetahui semua rencana dan pemindahan pasukan mereka dan
memakai pengetahuan ini untuk memperoleh kemenangan telak di Midway atas Angkatan Laut
Kekaisaran Jepang.
Dengan kapasitasnya untuk bertindak secara agresif hilang akibat Pertempuran Midway, Jepang
memilih fokus pada upaya menduduki Port Moresby melalui kampanye darat di Teritori
Papua.Amerika Serikat merencanakan serangan balasan terhadap posisi Jepang di selatan Kepulauan
Solomon, terutama Guadalcanal, sebagai tahap pertama menduduki Rabaul, pangkalan utama
Jepang di Asia Tenggara.
Kedua rencana ini dimulai bulan Juli, namun pada pertengahan September, Pertempuran
Guadalcanal dimenangkan Jepang, dan tentara-tentara di Nugini diperintahkan mundur dari Port
Moresby ke bagian utara pulau, tempat mereka menghadapi tentara Australia dan Amerika Serikat
dalam Pertempuran Buna-Gona. Guadalcanal segera menjadi titik fokus bagi kedua pihak dengan
komitmen besar tentara dan kapal dalam pertempuran Guadalcanal. Pada awal 1943, Jepang
dikalahkan di pulau ini dan menarik tentara mereka. Di Burma, pasukan Persemakmuran
melancarkan dua operasi. Pertama, ofensif ke wilayah Arakan pada akhir 1942 gagal dan memaksa
pasukan mundur ke India bulan Mei 1943. Kedua, penyisipan pasukan ireguler ke belakang garis
depan Jepang bulan Februari yang, pada akhir April, memperoleh hasil yang diragukan.
Di front timur Jerman, pasukan Poros mematahkan
serangan Soviet di Semenanjung Kerch dan Kharkov, dan
kemudian melancarkan serangan musim panas
utamanya terhadap Rusia Selatan pada bulan Juni 1942
untuk menguasai ladang minyak di Kaukasus dan
menduduki stepaKuban, sementara mempertahankan
posisi di wilayah front sebelah utara dan tengah. Jerman
12. membagi Grup Angkatan Darat Selatan menjadi dua grup: Grup Angkatan Darat A bergerak ke
Sungai Don, sementara Grup Angkatan Darat B bergerak ke sebelah tenggara Kaukasus menuju
Sungai Volga. Soviet memutuskan bertahan di Stalingrad yang berada di jalur pergerakan pasukan
Jerman.
Pada pertengahan November, Jerman hampir berhasil menduduki Stalingrad dalam pertempuran
jalanan saat Soviet memulai serangan balasan musim dingin keduanya, dimulai dengan mengepung
pasukan Jerman di Stalingrad. dan serangan ke unggulan Rzhev dekat Moskwa, meski upaya terakhir
gagal besar. Pada awal Februari 1943, Angkatan Darat Jerman menderita kekalahan besar; tentara
Jerman di Stalingrad dipaksa menyerah dan garis depan dimundurkan hingga posisinya sebelum
serangan musim panas. Pada pertengahan Februari, setelah desakan Soviet meruncing, Jerman
melancarkan serangan lain ke Kharkov dan membentuk unggulan baru di garis depan mereka di
sekitar kota Kursk, Rusia.
Pada bulan November 1941, pasukan
Persemakmudan mengadakan serangan balasan,
Operasi Crusader, di Afrika Utara dan mengklaim
kembali semua wilayah yang direbut Jerman dan
Italia. Di Barat, kekhawatiran bahwa Jepang
mungkin memakai pangkalan di Madagaskar Vichy
mendorong Britania menyerbu pulau ini pada awal
Mei 1942. Kesuksesan ini tidak bertahan lama
setelah Poros berhasil memukul Sekutu kembali ke
Mesir dalam serangan di Libya sampai pasukan
Poros dihentikan di El Alamein. Di Eropa, serangan
komando Sekutu terhadap target-target strategis,
berakhir dengan Serangan Dieppe yang
menghancurkan, menunjukkan ketidakmampuan
Sekutu Barat untuk melancarkan invasi ke daratan
Eropa tanpa persiapan, perlengkapan, dan
keamanan operasional yang lebih baik.
Pada bulan Agustus 1942, Sekutu sukses mematahkan serangan kedua terhadap El Alameindan,
dengan banyak korban, berupaya mengirimkan suplai ke Malta yang sedang dikepung. Beberapa
bulan kemudian, Sekutu melancarkan serangan di Mesir, memecah pasukan Poros dan mendorong
mereka ke barat melintasi Libya. Serangan ini tidak lama kemudian dilanjutkan dengan invasi InggrisAmerika Serikat ke Afrika Utara Perancis, yang berakhir dengan bergabungnya wilayah ini dengan
Sekutu. Hitler menanggapi pendudukan koloni Perancis ini dengan memerintahkan pendudukan
Perancis Vichy; meski pasukan Vichy sendiri tidak melawan pelanggaran gencatan senjata ini,
mereka berusaha menenggelamkan armadanya sendiri agar tidak direbut pasukan Jerman. Pasukan
Poros yang sekarang kewalahan di Afrika mundur hingga Tunisia, yang kemudian dikuasai Sekutu
pada bulan 1943.
5. Sekutu menguasai medan (1943)
Setelah Kampanye Guadalcanal, Sekutu memulai sejumlah operasi melawan Jepang di Pasifik.
Pada bulan Mei 1943, pasukan Sekutu dikirim untuk
mengusir pasukan Jepang dari Kepulauan Aleut, dan
segera memulai operasi besar untul mengisolasi Rabaul
dengan menduduki pulau-pulau sekitarnya, dan
menembus perimeter Pasifik Tengah Jepang di
Kepulauan Gilbert dan Marshall. Pada akhir Maret
1944, Sekutu menyelesaikan kedua misi ini, dan selain
itu menetralisasi pangkalan Jepang di Truk di
13. Kepulauan Caroline. Bulan April, Sekutu melancarkan operasi mencaplok kembali Nugini Barat.
Di Uni Soviet, baik Jerman dan Soviet menghabiskan musim semi dan awal musim panas 1943
dengan bersiap-siap untuk serangan besar di Rusia Tengah. Tanggal 4 Juli 1943, Jerman menyerang
pasukan Soviet di sekitar Kursk Bulge. Dalam satu minggu, pasukan Jerman lelah menghadapi
pertahanan Soviet yang sangat teratur dan, untuk pertama kalinya dalam perang ini, Hitler
membatalkan sebuah operasi sebelum memperoleh kesuksesan taktis atau operasional.Keputusan
ini sebagian dipengaruhi oleh invasi Sisilia oleh Sekutu Barat pada 9 Juli yang, bersama kegagalankegagalan Italia sebelumnya, berujung pada penggulingan dan penahanan Mussolini pada akhir
bulan itu.
Tanggal 12 Juli 1943, Soviet melancarkan serangan balasannya sendiri, sehingga memupuskan
harapan apapun bagi Angkatan Darat Jerman untuk memenangkan pertempuran atau buntu di
timur. Kemenangan Soviet di Kursk menandai kejatuhan superioritas Jerman dan memberi Uni
Soviet inisiatif di Front Timur. Jerman berusaha menstabilkan front timur mereka di sepanjang garis
Panther-Wotan yang sangat dipertahankan, namun Soviet berhasil mendobraknya di Smolensk dan
Serangan Dnieper Hilir.
Pada awal September 1943, Sekutu Barat menyerbu daratan Italia, diikuti gencatan senjata Italia
dengan Sekutu. Jerman menanggapinya dengan melumpuhkan pasukan Italia, mengambil alih
kendali militer di wilayah Italia, dan membuat serangkaian garis pertahanan. Pasukan khusus Jerman
kemudian menyelamatkan Mussolini, yang kemudian mendirikan negara klien baru di Italia dudukan
Jerman bernama Republik Sosial Italia. Sekutu Barat berperang melintasi beberapa garis hingga garis
pertahanan utama Jerman pada pertengahan November.
Operasi Jerman di Atlantik juga terganggu. Pada Mei 1943, dengan efektifnya serangan balasan
Sekutu, kerugian kapal selam Jerman yang besar memaksa kampanye laut Atlantik Jerman
ditunda.Pada bulan November 1943, Franklin D. Roosevelt dan Winston Churchill bertemu dengan
Chiang Kai-shekdi Kairo dan Joseph Stalin di Teheran. Konferensi pertama menentukan
pengembalian teritori Jepang pascaperang, sementara yang terakhir menghasilkan perjanjian bahwa
Sekutu Barat akan menyerbu Eropa pada tahun 1944 dan Uni Soviet akan menyatakan perang
terhadap Jepang dalam tiga bulan setelah kekalahan Jerman.
Sejak November 1943, selama tujuh minggu di
Pertempuran Changde, Cina memaksa Jepang
memasuki perang atrisi yang merugikan sambil
menunggu bantuan Sekutu. Bulan Januari 1944,
Sekutu melancarkan serangkaian serangan di Italia
terhadap garis di Monte Cassino dan berupaya
menembusnya dengan mendarat di Anzio. Pada
akhir Januari, serangan besar Sovietmengusir
pasukan Jerman dari wilayah Leningrad, dan
mengakhiri pengepungan paling mematikan dan
terlama sepanjang sejarah.
Serangan Soviet selanjutnyaterhalang di perbatasan Estonia sebelum perang oleh Grup Angkatan
Darat Utara Jerman yang dibantu penduduk Estonia yang berharap menetapkan kembali
kemerdekaan nasional mereka. Penundaan ini memperlambat operasi Soviet selanjutnya di kawasan
Laut Baltik. Pada akhir Mei 1944, Soviet berhasil membebaskan Krimea, mengusir pasukan Poros
besar-besaran dari Ukraina, dan melakukan terobosan ke teritori Rumania, yang dipukul balik oleh
pasukan Poros. Serangan Sekutu di Italia berhasil dan, dengan mengizinkan sejumlah divisi Jerman
mundur, pada tanggal 4 Juni Roma ditaklukkan.
Sekutu mengalami berbagai keberhasilan di daratan Asia. Bulan Maret 1944,Jepang melancarkan
invasi pertama dari dua rencananya, operasi melawan posisi Britania di Assam, India, dan kemudian
mengepung posisi Persemakmuran di Imphal dan Kohima. Bulan Mei 1944, pasukan Britania
melakukan serangan balasan yang mendorong tentara Jepang kembali ke Burma, dan pasukan Cina
yang menyerbu Burma utara pada akhir 1943 mengepung tentara Jepang di Myitkyina. Invasi Jepang
14. kedua berupaya menghancurkan pasukan tempur utama Cina, melindungi jalur kereta api di antara
teritori dudukan Jepang dan menduduki lapangan udara Sekutu. Bulan Juni, Jepang telah menguasai
provinsi Henan dan memulai serangan baru terhadap Changsha di provinsi Hunan.
6. Sekutu mendekat (1944)
Pada tanggal 6 Juni 1944 (dikenal sebagai DDay), setelah tiga tahun ditekan Soviet, Sekutu
Barat menyerbu Perancis Utara. Setelah menyusun
kembali beberapa divisi Sekutu dari Italia, mereka
juga menyerang Perancis Selatan. Semua
pendaratan ini berhasil dan berakhir dengan
kekalahan unit Angkatan Darat Jerman di Perancis.
Paris dibebaskan oleh pemberontakan lokal yang
dibantu Pasukan Perancis Merdeka pada tanggal 25
Agustus dan Sekutu Barat terus memukul pasukan
Jerman di Eropa Timur sepanjang paruh terakhir
tahun ini. Sebuah upaya bergerak maju melintasi Jerman Utara yang diawali dengan operasi udara
besar-besaran di Belanda tidak berhasil. Setelah itu, Sekutu Barat pelan-pelan masuk wilayah
Jerman, namun gagal menyeberangi Sungai Rur dalam serangan besar. Di Italia, serbuan Sekutu juga
terhambat saat mereka melintasi garis pertahanan besar Jerman terakhir.
Pada tanggal 22 Juni, Soviet mengadakan
serangan strategis di Belarus ("Operasi Bagration")
yang berakhir dengan nyaris kehancuran total Pusat
Grup Angkatan Darat Jerman. Tidak lama selepas
itu, serangan strategis Soviet lainnya mengusir
tentara Jerman dari Ukraina Barat dan Polandia
Timur. Pergerakan Soviet sukses memaksa pasukan
pemberontak di Polandiamemulai sejumlah
pemberontakan, meski yang terbesar di Warsawa,
serta Pemberontakan Slowakia di selatan, tidak
dibantu Soviet dan dipadamkan oleh pasukan Jerman. Serangan strategis Pasukan Merah di Rumania
timur memecah belah dan menghancurkan pasukan Jerman di sana sekaligus berhasil
menggulingkan pemerintahan di Rumania dan Bulgaria, diikuti dengan memihaknya negara-negara
tersebut ke Sekutu.
Pada bulan September 1944, tentara Angkatan Darat Merah Soviet melaju hingga Yugoslavia dan
memaksa penarikan cepat Grup Angkatan Darat Jerman E dan F di Yunani, Albania, dan Yugoslavia
untuk menyelamatkan mereka dari kehancuran.Pada saat ini, Partisan Komunis pimpinan Marsekal
Josip Broz Tito, yang memulai kampanye gerilya sukses melawan pendudukan sejak 1941, menguasai
sebagian besar teritori Yugoslavia dan terlibat dalam menunda serangan terhadap pasukan Jerman
di selatan. Di Serbia utara, Pasukan Merah, dengan bantuan terbatas dari pasukan Bulgaria,
membantu Partisan dalam pembebasan bersama ibu
kota Belgrade tanggal 20 Oktober. Beberapa hari
kemudian, Soviet melancarkan serangan massal
terhadap Hongaria dudukan Jerman yang
berlangsung sampai jatuhnya Budapest pada bulan
Februari 1945.Kebalikan dengan kemenangan
impresif Soviet di Balkan, pemberontakan Finlandia
terhadap serangan Soviet di Tanah Genting Karelia
menggagalkan pendudukan Soviet di Finlandia dan
berakhir dengan penandatanganan gencatan senjata
15. Soviet-Finlandia pada kondisi relatif kondusif, disertai memihaknya Finlandia ke Sekutu.
Pada awal Juli, pasukan Persemakmuran di Asia Tenggara menggagalkan pengepungan Jepang di
Assam, memukul pasukannya kembali hingga Sungai Chindwin sementara Cina mencaplok
Myitkyina. Di Cina, Jepang menuai kesuksesan besar, berhasil mencaplok Changsha pada
pertengahan Juni dan kota Hengyang pada awal Agustus. Selepas itu, mereka menyerbu provinsi
Guangxi, memenangkan pertempuran besar melawan pasukan Cina di Guilin dan Liuzhou pada akhir
Novemberdan berhasil menyatukan pasukan mereka di Cina dan Indocina pada pertengahan
Desember.
Di Pasifik, pasukan Amerika Serikat terus menekan mundur perimeter Jepang. Pada pertengahan
Juni 1944, mereka memulai serangan ke Kepulauan Mariana dan Palau, dan dengan telak
mengalahkan pasukan Jepang pada Pertempuran Laut Filipina. Kekalahan-kekalahan ini memaksa
Perdana Menteri Jepang Tōjō mengundurkan diri dan memberi Amerika Serikat keunggulan atas
pangkalan udara baru untuk melancarkan serangan bom besar-besaran di kepulauan utama Jepang.
Pada akhir Oktober, pasukan Amerika Serikat menyerbu pulau Leyte, Filipina; tidak lama kemudian,
angkatan laut Sekutu mencetak kemenangan besar pada Pertempuran Teluk Leyte, salah satu
pertempuran laut terbesar sepanjang sejarah.
7. Poros runtuh, Sekutu menang (1945)
Tanggal 16 Desember 1944, Jerman mengupayakan kesuksesan terakhirnya di Front Barat dengan
mengerahkan sisa-sisa pasukan cadangannya untuk melancarkan serangan balasan massal di
Ardennes untuk memecah belah Sekutu Barat, mengepung sebagian besar tentara Sekutu Barat dan
menaklukkan pelabuhan suplai utama mereka di Antwerp demi mencapai penyelesaian politik.Pada
Januari, serangan ini digagalkan tanpa satu tujuan strategis pun yang tercapai. Di italia, Sekutu Barat
tetap buntu di garis pertahanan Jerman. Pada pertengahan Januari 1945, Soviet menyerbu Polandia,
bergerak dari Sungai Vistula ke Sungai Oder di Jerman, dan menduduki Prusia Timur. Tanggal 4
Februari, para pemimpin A.S., Britania Raya, dan Soviet bertemu di Konferensi Yalta. Mereka
menyetujui pendudukan di Jerman pascaperang, dan Uni Soviet bergabung dalam perang melawan
Jepang.
Pada bulan Februari, Soviet menginvasi Silesia dan Pomerania, sementara Sekutu Barat
memasuki Jerman Barat dan mendekati Sungai Rhine. Bulan Maret, Sekutu Barat melintasi Rhine di
utara dan selatanRuhr, mengepung Grup Agkatan Darat Jerman B, sementara Soviet melaju ke Wina.
Pada awal April, Sekutu Barat akhirnya berhasil membuat kemajuan di Italia dan bergerak melintasi
Jerman Barat, sementara pasukan Soviet menyerbu Berlin pada akhir April; kedua pasukan bertemu
di sungai Elbe tanggal 25 April. Tanggal 30 April 1945, Reichstag diduduki dan menandakan
kekalahan militer Reich Ketiga.
Sejumlah perubahan kepemimpinan terjadi pada masa ini. Tanggal 12 April, Presiden A.S.
Roosevelt meninggal dunia dan digantikan oleh Harry Truman. Benito Mussolini dibunuh oleh
partisan Italia tanggal 28 April. Dua hari kemudian, Hitler bunuh diri dan digantikan oleh Laksamana
AgungKarl Dönitz.
Pasukan Jerman menyerah di Italia pada tanggal 29 April. Instrumen penyerahan diri Jerman
ditandatangani tanggal 7 Mei di Reims, dan diratifikasi tanggal 8 Mei di Berlin. Pusat Grup Angkatan
Darat Jerman bertahan di Praha sampai 11 Mei.
Di teater Pasifik, pasukan Amerika Serikat dibantu Persemakmuran Filipina bergerak maju di
Filipina, membebaskan Leyte pada akhir April 1945. Mereka mendarat di Luzon bulan Januari 1945
dan mencaplok Manila bulan Maret setelah pertempuran yang menghancurkan kota ini.
Pertempuran berlanjut di Luzon, Mindanao dan pulau-pulau lain di Filipina sampai berakhirnya
perang.
Bulan Mei 1945, tentara Australia mendarat di Kalimantan dan menduduki ladang minyak di sana.
Pasukan Britania, Amerika Serikat, dan Cina mengalahkan Jepang di Burma utara pada bulan Maret,
dan Britania mencapai Rangoon pada tanggal 3 Mei. Pasukan Cina mulai balas menyerang pada
Pertempuran Hunan Barat yang pecah antara 6 April dan 7 Juni 1945. Pasukan Amerika Serikat juga
16. bergerak ke Jepang, mencaplok Iwo Jima pada bulan Maret, dan Okinawa pada akhir Juni. Pesawat
pengebom Amerika Serikat menghancurkan kota-kota Jepang dan kapal selam Amerika Serikat
memutuskan impor Jepang.
Tanggal 11 Juli, para pemimpin Sekutu bertemu di Potsdam, Jerman. Mereka menyetujui
perjanjian awal tentang Jerman, dan menegaskan tuntutan penyerahan diri semua pasukan Jepang
oleh Jepang, dengan menyatakan bahwa "alternatif bagi Jepang adalah kehancuran dalam waktu
singkat". Dalam konferensi ini, Britania Raya mengadakan pemilu dan Clement Attlee menggantikan
Churchill sebagai Perdana Menteri.
Saat Jepang terus mengabaikan persyaratan Potsdam, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di
kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada awal Agustus. Di antara kedua pengeboman ini, Soviet,
sesuai perjanjian Yalta, menyerbu Manchuria dudukan Jepang dan dengan cepat mengalahkan
Angkatan Darat Kwantung yang saat itu merupakan pasukan tempur Jepang terbesar. Pasukan
Merah juga menduduki Pulau Sakhalin dan Kepulauan Kuril. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang
menyerah dengan penandatanganan dokumen penyerahan diri di atas geladak kapal perang
Amerika Serikat USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, sehingga mengakhiri perang ini.
E. Dampak
Sekutu mendirikan pemerintahan pendudukan di Austria dan Jerman. Negara pertama menjadi
negara netral dan tidak memihak dengan blok politik manapun. Negara terakhir dibelah menjadi
zona pendudukan barat dan timur yang dikuasai Sekutu Barat dan Uni Soviet. Program denazifikasi di
Jerman melibatkan pengadilan penjahat perang Nazi dan penggulingan mantan Nazi dari kekuasaan,
meski kebijakan ini lebih condong ke amnesti dan reintegrasi mantan Nazi ke masyarakat Jerman
Barat.
Jerman kehilangan seperempat wilayahnya sebelum
perang (1937), wilayah timur: Silesia, Neumark dan
sebagian besar Pomerania diambil alih Polandia; Prusia
Timur dibagi antara Polandia dan Uni Soviet, diikuti
dengan pengusiran 9 juta warga Jerman dari provinsiprovinsi tersebut, serta 3 juta warga Jerman dari
Sudetenland di Cekoslowakia ke Jerman. Pada 1950-an,
satu dari lima orang Jerman Barat adalah pengungsi dari
timur. Uni Soviet juga menduduki provinsi milik Polandia
di sebelah timur Garis Curzon (melibatkan pengusiran 2
juta warga Polandia), Rumania Timur, dan sebagian
Finlandia timur, serta tiga negara Baltik.
Demi mempertahankan perdamaian, Sekutu
mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang resmi
berdiri tanggal 24 Oktober 1945, dan mengadopsi Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia tahun
1948 sebagai standar umum bagi semua negara anggotanya. Kekuatan-kekuatan besar yang menjadi
pemenang perang—Amerika Serikat, Uni Soviet, Cina, Britania Raya, dan Perancis—menjadi anggota
permanen Dewan Keamanan PBB. Kelima anggota permanen ini masih ada sampai sekarang, meski
terjadi perubahan dua kursi, angata Republik Cina dan Republik Rakyat Cina tahun 1971, dan antara
Uni Soviet dan negara penggantinya, Federasi Rusia, setelah pembubaran UNi Soviet. Aliansi antara
Sekutu Barat dan Uni Soviet mulai memburuk, bahkan sejak sebelum perang berakhir.
Jerman dibagi secara de facto, dan dua negara merdeka, Republik Federal Jerman dan Republik
Demokratik Jermandibentuk di dalam perbatasan zona pendudukan Sekutu dan Soviet. Seluruh
Eropa terbagi antara cakupan pengaruh Barat dan Soviet.Kebanyakan negara Eropa timur dan
tengah masuk dalam cakupan Soviet yang melibatkan pendirian rezim-rezim Komunis dengan
dukungan penuh atau setengah dari otoritas pendudukan Soviet. Akibatnya, Polandia,
Hongaria,Cekoslowakia,Rumania, Albania, dan Jerman Timur menjadi negara satelit Soviet.
17. Yugoslavia Komunis melaksanakan kebijakan merdeka penuh yang menciptakan ketegangan dengan
Uni Soviet.
Pembagian dunia pascaperang diresmikan oleh dua aliansi militer internasional, NATO pimpinan
Amerika Serikat dan Pakta Warsawa pimpinan Soviet; periode panjang ketegangan politik dan
persaingan militer di antara mereka, Perang Dingin, akan dilengkapi oleh perlombaan senjata dan
perang proksi yang tidak terduga.
Di Asia, Amerika Serikat memimpin pendudukan Jepang dan menguasai bekas pulau-pulau
Jepang di Pasifik Barat, sementara Soviet menganeksasi Sakhalin dan Kepulauan Kuril. Korea,
sebelumnya di bawah kekuasaan Jepang, dibagi dan diduduki oleh Amerika Serikat di Selatan dan
Uni Soviet di Utara antara 1945 dan 1948. Republik terpisah muncul di kedua sisi garis paralel ke-38
pada tahun 1948, masing-masing mengklaim sebagai pemerintahan sah untuk seluruh Korea dan
berujung pada pecahnya Perang Korea.
Di Cina, pasukan nasionalis dan komunis melanjutkan perang saudara pada bulan Juni 1946.
Pasukan komunis menang dan mendirikan Republik Rakyat Cina di daratan, sementara pasukan
nasionalis mundur ke Taiwan tahun 1949. Di Timur Tengah, penolakan Arab terhadap Rencana
Pembagian Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pembentukan Israel menandai eskalasi konflik
Arab-Israel. Saat kekuatan-kekuatan kolonial Eropa berupaya merebut kembali sebagian atau semua
imperium kolonialnya, kehilangan prestise dan sumber daya saat perang justru menggagalkan upaya
ini dan mendorong dilakukannya dekolonisasi.
Ekonomi global menderita akibat perang, meski negara-negara yang terlibat terpengaruh dengan
berbagai cara. Amerika Serikat tampil lebih kaya daripada negara lain; negara ini mengalami ledakan
bayi dan pada tahun 1950 produk domestik bruto per orangnya lebih tinggi daripada negara-negara
besar lain dan Amerika Serikat mendominasi ekonomi dunia. Britania Raya dan Amerika Serikat
menerapkan kebijakan pelucutan industri di Jerman Barat pada tahun 1945–1948. Akibat
perdagangan internasional yang saling tergantung, hal ini menciptakan stagnasi ekonomi di Eropa
dan menunda pemulihan Eropa selama beberapa tahun.
Pemulihan dimulai dengan reformasi mata uang di Jerman Barat pada pertengahan 1948 dan
dipercepat oleh liberalisasi kebijakan ekonomi Eropa yang dipengaruhi Rencana Marshall (1948–
1951) baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemulihan Jerman Barat pasca-1948 disebutsebut sebagai keajaiban ekonomi Jerman. Selain itu, ekonomi Italia dan Perancis juga meroket.
Kebalikannya, Britania Raya berada dalam fase kekacauan ekonomi, dan terus memburuk selama
beberapa dasawarsa.
Uni Soviet, meski menderita kerugian manusia dan material yang luar biasa, juga mengalami
peningkatan pesat produksi pada masa-masa pascaperang. Jepang mengalami pertumbuhan
ekonomi pesat, menjadi salah satu ekonomi terkuat dunia pada tahun 1980-an. Cina kembali ke
produksi industrinya sebelum perang pada tahun 1952.
1. Korban dan kejahatan perang
Perkiraan total korban perang bervariasi, karena
banyak kematian yang tidak tercatat. Kebanyakan pihak
memperkirakan sekitar 60 juta orang tewas dalam
perang, termasuk 20 juta tentara dan 40 juta warga
sipil. Banyak warga sipil tewas akibat wabah, kelaparan,
pembantaian, pengeboman, dan genosida yang
disengaja. Uni Soviet kehilangan sekitar 27 juta
rakyatnya sepanjang perang, termasuk 8,7 juta personil
militer dan 19 juta warga sipil. Pangsa korban jiwa
militer terbesar adalah etnis Rusia (5.756.000), diikuti
etnis Ukraina (1,377,400). Satu dari empat warga sipil
Sovet dibunuh atau terluka dalam perang ini. Jerman
mengalami 5,3 juta kematian militer, kebanyakan di
18. Front Timur dan sepanjang pertempuran terakhir di Jerman.
Dari total korban tewas pada Perang Dunia II, sekitar 85 persen—kebanyakan Soviet dan Cina—
berada di pihak Sekutu dan 15 persen sisanya di pihak Poros. Sebagian besar kematian ini
diakibatkan oleh kejahatan perang yang dilakukan pasukan Jerman dan Jepang di wilayah
pendudukan. Sekitar 11 sampai 17 juta warga sipil tewas akibat kebijakan ideologi Nazi secara
langsung maupun tidak langsung, termasuk genosida sistematis sekitar enam juta kaum Yahudi
sepanjang Holocaust ditambah lima juta bangsa Roma, homoseksual, serta Slav dan suku bangsa
atau kaum minoritas lainnya.
Secara kasar 7,5 juta warga sipil tewas di Cina selama pendudukan Jepang. Ratusan ribu
(perkiraan bervariasi) etnis Serbia, bersama gipsi dan Yahudi, dibunuh oleh Ustaše Kroasia yang
berpihak pada Poros di Yugoslavia, dengan pembunuhan balas dendam terhadap warga sipil Kroasia
tepat setelah perang berakhir.
Kekejaman Jepang yang paling terkenal adalah Pembantaian Nanking, yaitu ketika sekian ratus
ribu warga sipil Cina diperkosa dan dibunuh. Antara 3 juta hingga lebih dari 10 juta warga sipil,
kebanyakan etnis Cina, dibunuh oleh pasukan pendudukan Jepang. Mitsuyoshi Himeta melaporkan
2,7 juta korban jiwa selama dilaksanakannya Sankō Sakusen. Jenderal Yasuji Okamura menerapkan
kebijakan ini di Heipei dan Shantung.
Pasukan Poros memakai senjata biologis dan kimia dalam jumlah terbatas. Italia memakai gas
mustar saat menaklukkan Abisinia, sementara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang memakai berbagai
macam senjata saat menyerbu dan menduduki Cina (lihat Unit 731) dan pada konflik awal melawan
Soviet. Baik Jerman dan Jepang menguji senjata-senjata tersebut terhadap warga sipil serta tahanan
perang.
Meski banyak aksi Poros diadili dalam pengadilan internasional pertama di dunia, insiden yang
diakibatkan pihak Sekutu tidak diadili. Misalnya, pemindahan penduduk di Uni Soviet dan penahanan
warga Jepang Amerika di Amerika Serikat; Operasi Keelhaul, pengusiran penduduk Jerman setelah
Perang Dunia II, pemerkosaan pada pendudukan Jerman; pembantaian Katyn oleh Uni Soviet, yang
tanggung jawabnya dituduhkan kepada Jerman. Sejumlah besar kematian akibat kelaparan juga
disebabkan oleh perang, seperti kelaparan Bengal 1943 dan kelaparan Vietnam 1944–45.
Sejumlah sejarawan, seperti Jörg Friedrich, menegaskan bahwa pengeboman massal kawasan
berpenduduk di wilayah musuh, termasuk Tokyo dan terutama kota-kota Jerman di Dresden,
19. Hamburg, dan Koln oleh Sekutu Barat, yang mengakibatkan kehancuran lebih dari 160 kota dan
kematian 600.000 warga sipil Jerman, bisa dianggap sebagai kejahatan perang.
2. Kemajuan teknologi dan peperangan
Pesawat terbang dimanfaatkan sebagai alat mata-mata, pesawat tempur, pengebom, dan
bantuan darat, dan masing-masing perannya memperoleh kemajuan yang berarti. Inovasi-inovasi
yang muncul meliputi pengangkutan udara (kemampuan memindahkan suplai, perlengkapan, dan
personil berprioritas tinggi dan terbatas dalam waktu singkat); dan pengeboman strategis
(pengeboman kawasan berpenduduk untuk menghancurkan industri dan moral). Persenjataan
antipesawat juga dikembangkan, termasuk pertahanan radar dan artileri darat-ke-udara, seperti
senjata 88 mm Jerman. Pemakaian pesawat jet dimulai dan meski pengenalannya yang terlambat
memberi sedikit pengaruh, pesawat jet kelak menjadi standar angkatan udara di seluruh dunia.
Kemajuan dibuat di hampir segala aspek pertempuran laut, terutama kapal angkut pesawat
(kapal induk) dan kapal selam. Meski sejak awal perang, peperangan udara menuai sedikit
kesuksesan, berbagai aksi di Taranto, Pearl Harbor, Laut Cina Selatan, dan Laut Koral membuat kapal
induk dianggap mampu menggantikan kapal perang.
Di Atlantik, kapal induk pengawal terbukti memainkan peran penting dalam konvoi Sekutu dan
meningkatkan radius perlindungan efektif serta membantu menutup celah Atlantik Tengah. Kapal
induk juga lebih ekonomis daripada kapal perang karena biaya produksi pesawat yang relatif rendah
dan tidak perlu diperkuat habis-habisan. Kapal selam, terbukti merupakan senjata efektif pada
Perang Dunia Pertama, diantisipasi oleh semua pihak sebagai sesuatu yang terpenting nomor dua.
Britania memfokuskan pengembangan persenjataan dan taktik antikapal selam, seperti sonar dan
konvoi, sementara Jerman berfokus pada memperbarui kemampuan serangannya dengan desain
seperti kapal selam Tipe VII dan taktik wolfpack. Secara perlaham, teknologi baru Sekutu seperti
sinar Leigh, hedgehog, squid, dan torpedo lacak terbukti unggul.
Peperangan darat berubah dari garis depan statis pada Perang Dunia I ke peningkatan mobilitas
dan senjata gabungan. Tank, yang sering dipakai untuk membantu infanteri saat Perang Dunia
Pertama, berubah menjadi senjata utama. Pada akhir 1930-an, desain tank lebih maju dibandingkan
saat Perang Dunia I, dan kemajuan terjadi sepanjang perang melalui peningkatan kecepatan,
pertahanan, dan daya tembak.
Saat perang dimulai, kebanyakan komandan menduga tank musuh harus bertemu tank dengan
spesifikasi yang lebih hebat. Ide ini ditantang oleh performa buruk senjata tank awal yang relatif
ringan melawan kendaraan lapis baja, dan doktrin Jerman menghindari pertempuran tank-versustank. Hal ini, bersama pemakaian senjata gabungan oleh Jerman, termasuk di antara leemen kunci
kesuksesan taktik blitzkrieg mereka di Polandia dan Perancis. Banyak cara untuk menghancurkan
tank, termasuk dengan artileri tidak langsung, senjata antitank (baik yang ditarik maupun gerak
sendiri), ranjau, senjata antitank infanteri jarak pendek, dan bahkan tank lain pun diikutsertakan.
Bahkan dengan mekanisasi besar-besaran, infanteri masih merupakan tulang punggung seluruh
pasukan dan sepanjang perang, sebagian besar infanteri memiliki perlengkapan yang sama seperti
saat Perang Dunia I.
Senjata mesin portabel meluas, seperti MG42 Jerman dan berbagai senjata submesin yang
dimodifikasi untuk pertempuran jarak dekat di perkotaan dan hutan. Bedil serang, sebuah
pengembangan akhir perang yang mencakup berbagai fitur bedil dan senjata submesin, menjadi
senjata standar infanteri pascaperang untuk sebagian besar angkatan bersenjata.
Sebagian besar pihak yang terlibat berupaya memecahkan masalah kompleksitas dan kerumitan
yang muncul dari pemakaian buku kode besar untuk kriptografi dengan memakai mesin sandi, yang
paling terkenal adalah mesin Enigma Jerman. SIGINT (signals intelligence) adalah proses melawan
dekripsi yang pernah dipakai oleh Sekutu untuk memecahkan kode laut Jepang dan Ultra dari
Britania Raya, berasal dari metodologi dari Polish Cipher Bureau, yang berhasil mengungkap Enigma
selama tujuh tahun sebelum perang. Aspek lain intelijen militer adalah pemakaian kebohongan, yang
berhasil dipakai oleh Sekutu dengan kesuksesan besar seperti dalam operasi Mincemeat dan
20. Bodyguard. Kemajuan teknologi dan rekayasa lainnya tercapai sepanjang atau setelah perang,
termasuk komputer-komputer terprogram pertama di dunia (Z3, Colossus, dan ENIAC), misil pandu
dan roket modern, pengembangan senjata nuklirProyek Manhattan, penelitian operasi dan
pengembangan pelabuhan buatan dan jalur pipa di bawah Selat Inggris.
Boeing B-17E Amerika Serikat. Sekutu kehilangan 160.000 penerbang dan 33.700 pesawat
sepanjang perang udara di Eropa.
U-995 Type VIIC Jerman. Antara 1939 dan 1945, 3.500 kapal dagang Sekutu ditenggelamkan
dengan mengorbankan 783 kapal-U Jerman.
T-34 Soviet, tank paling banyak diproduksi dalam perang ini. Lebih dari 57.000 unit dibuat pada
tahun 1945.
Sumber : id.wikipedia.org