1. Oleh Salahudin, S.IP. M.Si.
(Dosen Ilmu Pemerintahan Univ. Muhammadiyah
Malang)
Konsep-Konsep Politik
Menurut Para Pemikir Politik
udin.staff.umm.ac.id udin.pemerintahan@gmail www.lapinda-
2. Plato (347-423 SM)
Kajian politik adalah
kajian tentang
hubungan masyarakat
dgn Negara
Masyarakat merupakan
refleksi dari manusia
perorangan yg harus
dilindungi oleh Negara
Negara adalah institusi
tertinggi untuk
mengatur dan melayani
3. Aristoteles (384-322 SM)
Melanjutkan analisis Plato,
bahwa masyarakat
dilindungi oleh Negara .
Karena masyarakat
mengandung basis moral.
Tidak sembarang orang
untuk menjadi pemimpin
negara.
Negara dikendalikan oleh
orang-orang yang memiliki
kriteria: MORALIS,
CERDASR, PINTAR, DAN
PROFESIONAL.
4. Politik abad pertengahan, Filsafat
Arab Ibnu Khaldun (1332-1406):
Stabilitas Negara
tergantung
keseimbangan hidup
masyarakat
Negara kuat karena
Solidaritas
masyarakat
didalamnya Kuat
5. Politik zaman Renaissanse, N.
Macheavelli (1200-1600):
Mengkaji kekuasaan
(politik)
Masyarakat atau Negara
u/ mendapatkan
kekuasaan harus
menggunakan segala
cara
Masyarakat dalam politik
tidak ada moral
Negara dalam politik tidak
ada aturan
Melalui power yg dimiliki,
Negara selalu berkuasa
atas masya (otoriter)
6. Profil Thomas Hobbes:
Thomas Hobbes merupakan
seorang pemikir politik yang
lahir dan mengalami proses
intelektual dalam keadaan
sosial politik anarkis pada
abad ke XVII.
Sejak lahir sampai akhir
hidupnya, terjadi perang sipil
dan perang agama,
konfrontasi antara raja
dengan dewan.
Dendam dan ketakutan
akibat peperangan agama
dan perang sipil di Inggris
mewarnai kehidupan
Hobbes.
Karya monumentalnya
adalah berupa buku yang
berjudul “ Levathan”.
7. Konsep Hobbes Tentang Negara dan Masyarakat Sipil:
Hobbes membagi masyarakat dalam dua bentuk
yakni “Social Civillis” dan Civil Society”.
Social Civillis adalah bentuk masyarakat yang secara
alamia memiliki karakter egois, serakah, dan menjadi
srigala bagi yang lain (Homo Homini Lupus).
Civil Society adalah bentuk masyarakat yang hidup
teratur dan tertib. Keraturan masyarakat tersebut
karena adanya kekuasaan negara untuk mengatur
mereka berdasarkan kewenangan yang didapatkan
melalui kontrak sosial.
Negara adalah institusi yang memiliki kewenangan
untuk mengatur masyarakat sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Negara melalui kontrak sosial menjadi institusi
absolut bagi masyarakatnya.
8. Profil John Locke:
John Locke hidup
setengah abad lebih
muda dari Hobbes.
Locke adalah tokoh
pembawa gerbong aliran
emperisme .
“manusia lahir dengan
tidak mengetahui apapun,
mereka tidak memiliki
pengetahuan bawaan,
tidak mempunyai
pengetahuan intuitif”.
Ilmu dan pengetahuan
manusia didapatkan
melalui observasi dan
refleksinya dalam
kehidupan nyata.
Karya monumentalnya
adalah “Two treatises of
9. Konsep John Locke Tentang Negara dan Masyarakat Sipil:
Menurut John Locke manusia lahir dengan membawa
hak-hak dasarnya yaitu hak untuk bebas, hak untuk
merdeka, dan hak milik pribadi.
Hak dasar manusia tersebut hanya bisa dijamin dan
ditegakkan manakala terdapat negara yang
mengaturnya.
Karena itu, menurut John Locke dibutuhkan kontrak
sosial antara penguasa dan yang dikuasi, antara
negara dan rakyat.
Kekuasaan negara perlu dibatasi dan dibutuhkan
pengaturan yang jelas.
Menurut John Lock untuk mewujudkan negara yang
baik dibutuhkan pembagian kekuasaan yang
kemudian disempurnakan oleh Mountesquiue.
Apabila negara gagal menegakkan hak-hak dasar
10. Profil Adam Ferguson:
Adam Ferguson,
sosiolog abad
pertengahan,
menggagas sebuah
konsep civil society –
yang diharapkan
menjadi impian
masyarakat Barat. Ide
Ferguson ini
kemudian
dipopulerkan dan
dikembangkan oleh
Lock dan JJ.
11. Konsep Ferguson Negara dan
Masyarakat Sipil:
Adam Ferguson mengembangkan wacana civil
society pada konteks visi etis civil society dalam
kehidupan sosial dan pergerakan sosial.
Konsep CS berhubungan dengan kehidupan
masyarakat yang beradab (civilized society).
Ferguson menggambarkan tahap-tahap
perkembangan masyarakat dimulai dari masyarakat
primitif, masyarakat pertanian, hingga masyarakat
industri modern.
Ferguson mengharapkan munculnya CS yang
mewujudkan semangat publik dalam bentuk
solidaritas sosial antara sesama warga.
Masyarakat sipil yang kuat akan mampu
mengimbangi kekuatan negara sehingga tidak
mampu mendominasi mereka.
12. Profil Hegel:
Nama lengkap Hegel
adalah Georg Wilhelm
Friedrich Hegel.
Ia lahir di Jerman,
1831 M.
Dimasa kecilnya, ia
sering membaca
literatur, surat kabar,
esai filsafat, dan
tulisan-tulisan
berbagai topik lain.
Karya
monumentalnya
adalah Philoshophy of
13. Konsep Hegel Tentang Negara dan Masy Sipil:
Hegel membagi kehidupan sosial politik kedalam tiga kelompok:
Keluarga, Civil Society, dan Negara.
Keluarga adalah ruang peribadi dimana terdapat hubungan individu yang
harmonis, tempat sosialisasi individu sebagai bagian dari masyarakat.
Ruang bagi keluarga adalah ruang yang sifatnya partikular (khusus).
Civil society adalah tempat bagi pemenuhan kepentingan ekonomi
individu-individu dan kelompok.
Civil society adalah bayi yang dilahirkan oleh modernitas dimana ada
kebebasan subjektif, kepentingan yang didefiniskan secara personal.
Yang sangat membedakan antara Hegel dengan pemikir-pemikir awal
adalah, dia menarik civil society dari identitas ekonomis an sich.
Baginya, civil society adalah produk dari kapitalisme, yang
merefleksikan etika pasar, namun eksistensinya dapat dibedakan
dengan economic society.
14. Konsep Hegel Tentang Masy
Sipil:
Bagi Hegel, Civil society juga adalah ruang
dimana terjadi komunikasi, relasi dialektis antara
kekhususan (keluarga) dengan universalitas
(negara). Di mana terjadi negosiasi, dan
kompromi.
Namun bukan berarti ada kebebasan dan hak-
hak dimana negara tidak dapat melakukan
intervensi, seperti dalam konsep liberal.
Apabila tatanan civil society sudah membentuk
ethical life dimana setiap orang dapat dengan
bebas membagi ide, mengingatkan masyarakat
lain akan tugas-tugasnya.
15. Konsep Hegel Tentang Kebebasan
Masy Sipil:
Kebebasan dalam tatanan civil society harus
melibatkan unsur rasionalitas dan penghormatan
terhadap tatanan sosial (Aturan Hukum Negara)
Keberlangsungan tatanan civil society ini dapat
dipertahankan dengan adanya pengorganisasian
secara pedagogi (pendidikan) dan
institusionalisasi.
Konsep Civil Society yang
dimaksud Hegel ini berlangsung
secara nyata di era kekuasaan Orde
Lama dan Orde Baru. Masyarakat
diberi ruang untuk berpolitik
namun tetap dibawah kontrol
16. Catatan Hegel Tentang Individu dan
Masy Sipil:
Ada beberapa catatatan mengenai individualisme
dan civil society dalam konsepsi Hegel:
1. Tugas dari individu adalah untuk memenuhi
kepentingan dan kebutuhan subjektifnya (homo
ecconomicus)
2. Kepentingan individu hanya akan mendapatkan
substansi hanya ketika menjadi bagian dari
masyarakat (civil society)
3. Pembangunan ekonomi membawa pada
kenaikan interaksi sosial, integritas dan
komunitas (civil society).
17. Konsep Hegel Tentang Negara I:
Negara merupakan badan universal dimana keluarga
dan masyarakat sipil dipersatukan.
Negara mempersatukan segala tuntutan dan harapan
sosial dan ekonomi masyarakat sipil dan keluarga.
Negara mengatur sistem kebutuhan masyarakat sipil
dan keluarga dengan memberikan jaminan stabilitas
hak milik pribadi, kelas-kelas sosial dan pembagian
kerja.
Pengaturan negara itu dilakukan via hukum.
Pengaturan melalui hukum dianggap sebagai
pengaturan rasional yang dapat mengatur dan
mengendalikan kehidupan masyarakat sipil dan
keluarga.
Hukum negara menjadi instrumen untuk
meningkatkan manusia agar tidak bertindak irrasional.
18. Konsep Hegel Tentang Negara II:
Bagi Hegel, Negara adalah kesatuan mutlak
(absolute).
Oleh karena itu, Hegel menolak pembagian
kekuasaan di dalam negara.
Di dalam Negara tidak ada pembagian
kekuasaan tetapi yang ada adalah pembagian
pekerjaan.
Negara ideal hegel adalah negara monarki
konstitusional yang terususun dalam legislatif,
eksekutif, dan raja.
Raja merupakan kekuasaan pemersatu dan
sekaligus yang tertinggi dari semuannya.
19. Konsep Hegel Tentang Kelas dan
Pembagian Kerja:
Kelas Petani
Kelas Bisnis
Kelas Birokrat/Pejabat Pelayanan Publik
Kelas birokrat merupakan alat atau
sarana bagi kelas petani dan kelas bisnis
untuk berhubungan dengan negara.
20. Profil Karl Marx:
Karl Marx adalah Tokoh
Fenomenal dan Kontroversial
tetapi banyak para tokoh-tokoh
terkenal bermunculan kagum
dengan ide dan pemikiran Karl
Marx.
Karl Marx dikenal selain filsuf
kritis, juga termasuk sebagai
sosiolog mazhab kritis.
Tokoh yang paling berpengaruh
pada dirinya adalah Hegel.
Marx mengawali karirnya sebagai
seorang wartawan.
Belakngan Marx banyak menaruh
21. Konsep Marx Tentang Negara dan
Masy Sipil:
Karl Marx dalam beberapa hal adalah seorang
Hegelian dalam konteks civil society, meskipun
banyak kritiknya terhadap konsepsi Hegel.
Marx juga menganalisis konsepsi civil society
lebih mendalam sampai pada sistem.
Marx sepakat dengan Hegel, bahwa civil society
berkarakter egois, mendahulukan kepentingan
subjektif, dan juga konflik.
Marx juga sepakat bahwa tahapan ini harus
diakhiri, dengan adanya ruang warga negara
(Negara Kuat dan dikendalikan Tanpa Kelas).
22. Pandang Marx terhadap pembagian
Kelas:
Sejarah adalah sejarah perjuangan kelas-kelas.
Dalam sejarah terdapat dua kelas yang
bertentangan: Borjuis dan Proletar.
Kelas Borjuis selalu mampu menguasai negara
dengan cara-cara konvensionalnya.
Kelas borjuis selalu membangun kekuatan
ekonominya untuk menguasai kekuatan politik
(negara).
Kelas borjuis menjadikan kekuatannya untuk
eksploitasi kelas proletar.
Karena itu, tidak ada kelas yang harus berjuang
merubah tatanan selain kelas proletar.
23. Konsep Marx Tentang Relasi Antar
Kelas Sosial Politik:
Pertama: Civil society dalam konsepsi Marx,
dipahami sebagai masyarakat kelas. Dimana relasi
civil society, dan negara dikontrol sepenuhnya oleh
produksi, distribusi dan hukum-hukum ekonomi.
Dan relasi politik adalah derivasi dari relasi
ekonomistik (hukum basis struktur menentukan
suprastruktur) (Baca Teori Determinisme Ekonomi)
Kedua: Permasalahan di dalam masyarakat bukan
hanya antara kepentingan individu bertemu dengan
kepentingan individu yang lain. Namun ada unsur
eksploitasi di sana. Dimana ada eksploitasi dari
modal terhadap buruh, yang mengambil surplus
value. Dan dua kontradiksi ini tidak akan pernah
dapat didamaikan.
Ketiga: Menurut Marx tidak ada asosiasi yang
mengakomodasi dua kepentingan, yang didalamnya
menampung exploitatator terhadap humanitas dan
civil society.
24. Pandangan Marx Tentang Perubahan
Sosial:
Pandangan Marx tentang perubahan sosial
cenderung tendensi positivisme (linier) dimana
perubahan sosial melalui:
Salah satu tafsiranya adalah bahwa masyarakat
berkembang dan berubah secara linear dari
formasi sosial dan akumulasi primitif ke feodal,
lantas Kapitalistik, dan akhirnya mekanime
eksploitatif yang mencapai taraf menekan
hingga memunculkan revolusi kaum buruh
proletar, kemudian akhirnya terwujudlah
masyarakat dengan formasi sosialistik.
25. Profil Antonio Gramci:
Jejak kehidupan Antonio Gramci bisa
dipahmi dalam 4 periodesasi ruang
dan waktu:
Masa kecilnya sebagai anak keluarga
petani miskin di sardinia,
Masa pembentukan intelektualisanya di
Universitas Turin,
Masa menjadi aktivis sebagai pejuang
sosialis revolusioner ketika ketika
menjadi wartawan dan koordinator
gerakan buruh,
Masa perjuangan di penjara dengan
menuangkan ide dan pemikiran
progresifnya hingga meningga dunia.
Gramci salah seorang yang mengkaji
pemikiran-pemikiran Marx. Karena itu
dia dikatakan sebagai Marxian.
26. Kritik Antonio Gramci Terhadap Marx:
Ekonominisme Marx (Ajaran Ortodoks,
Determinisme Mekanis).
Tendensi positivism dalam pemikiran kalangan
Marxis adalah pandangan tentang perubahan
formasi sosial.
Paham reproduksi dalam pendidikan menganggap
bahwa pendidikan sulit diharapkan untuk
memerankan perubahan, melainkan mereka yang
justru memproduksi sistem yang ada atau hukum
yang berlaku.
Definisi Marx dan Engel tentang masyarakat sipil
dan masyarakat politik dianggap terlalu sempit
27. Oleh Salahudin, S.IP. M.Si.
(Dosen Ilmu Pemerintahan Univ. Muhammadiyah
Malang)
SIKIAN DAN TERIMA KASIH
udin.staff.umm.ac.id