Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran berbasis elektronik, yang merupakan teknologi informasi dan komunikasi untuk memungkinkan siswa belajar kapanpun dan dimanapun. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, persyaratan, model, dan keuntungan pembelajaran berbasis elektronik bagi siswa dan guru.
2. Pengertian
Pembelajaran Berbasis
Elektronik
Merupakan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk mengaktifkan siswa
untuk belajar kapanpun dan
dimanapun (Dahiya, 2016).
Pembelajaran berbasis elektronik pertama
kali dimulai oleh Universitas Illinois, di
Urbana-Champaign pada tahun 1960 dengan
menggunakan system computer assisted
instruction yang dijalankan di komputer
bernama PLATO diciptakan oleh Profesor
Don Bitzer (Sudaryanto, 2010).
Pembelajaran Berbasis Elektronik
3. 3 hal penting persyaratan pembelajaran berbasis elektronik:
Kegiatan
pembelajaran
dilakukan melalui
pemanfaatan
jaringan.
Tersedianya
dukungan layanan
belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh
peserta belajar
Tersedia layanan
tutor yang dapat
membantu peserta
belajar apabila
mengalami kesulitan.
Beberapa hal yang menjadi syarat tambahan
yaitu:
1. Lembaga yang menyelenggarakan/mengelola
kegiatan e-Learning.
2. Sikap positif dari peserta didik dan tenaga
kependidikan terhadap teknologi komputer
dan internet.
3. Rancangan sistem pembelajaran yang dapat
dipelajari/diketahui oleh setiap peserta
belajar.
4. Sistem evaluasi terhadap kemajuan atau
perkembangan belajar peserta belajar.
5. Mekanisme umpan balik yang dikembangkan
4. Fungsi Pembelajaran Berbasis Elektronik
Ada 3 alternatif model kegiatan
pembelajaran:
a. Sepenuhnya tatap muka
(konvensional)
b. Sebagian tatap muka dan
sebagian melalui internet.
c. Sepenuhnya melalui internet.
Jika peserta didik dapat
menyelesaikan program
perkuliahannya dan lulus
melalui cara konvensional atau
sepenuhnya melalui internet,
atau bahkan melalui perpaduan
kedua model ini, maka institusi
penyelenggara pendidikan akan
memberikan pengakuan yang
sama
3. Pengganti (substitution)1. Tambahan (suplement)
Dikatakan berfungsi sebagai
tambahan (supplement),
apabila peserta didik
mempunyai kebebasan
memilih, apakah akan
memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau
tidak. Dalam hal ini, tidak ada
kewajiban atau keharusan bagi
peserta didik untuk mengakses
materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya
opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan
memiliki tambahan
pengetahuan atau wawasan.
2. Pelengkap (complement)
Dikatakan berfungsi sebagai
pelengkap (complement)
apabila materi pembelajaran
elektronik diprogramkan
untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima
siswa di dalam kelas Sebagai
pelengkap berarti materi
pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk menjadi
materi pengayaan
(reinforcement) atau
perbaikan (remedial) bagi
peserta didik di dalam
mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional.
5. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Elektronik
Synchronous System
Aplikasi yang berjalan secara
real time (nyata atau
bertatap muka) dimana
seluruh pemakai bisa
berkomunikasi pada waktu
yang sama, contohnya:
chatting, video conference,
dan sebagainya.
Aplikasi yang tidak
bergantung pada waktu
dimana seluruh pemakai
bisa mengakses ke sistem
dan melakukan
komunikasi antar mereka
disesuaikan dengan
waktunya masing-masing,
contohnya: e-mail.
Asynchronous System
6. Model Penyelenggaraan E- Learning
Di mana sebagian bahan
belajar, diskusi, konsultasi,
penugasan, dan latihan
disampaikan melalui internet
Model Web Centric Course
a. Bimbingan belajar elektronik
memanfaatkan aplikasi email
Internet
b. Tutorial Elektronik via Fax-
Internet
Model e-Learning tutorial
Pemanfaatan internet untuk
pendidikan, dengan posisi sebagai
penunjang peningkatan kualitas
kegiatan belajar mengajar di kelas.
Model Web Enhanced Course
Para peserta saling berkolaborasi dengan tool yang tersedia
melalui jaringan intranet atau internet, dimana guru
mengarahkan jalannya kolaborasi supaya mencapai tujuan
yang di inginkan, sebagaimana yang diharapkan, untuk
melakukan kerjasama antar siswa dalam pemecahan
masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran
Model CSC Learning
Penggunaan internet untuk keperluan
pembelajaran, di mana seluruh bahan
belajar, diskusi, konsultasi, penugasan,
latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan
melalui internet.
Model Web Course
7. Dari Sudut Peserta Didik
Dengan kegiatan e-Learning
dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya,
peserta didik dapat mengakses bahan-
bahan belajar setiap saat dan berulang-
ulang. Peserta didik juga dapat
berkomunikasi dengan guru/dosen
setiap saat. Dengan kondisi yang
demikian ini, peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap
materi pembelajaran.
Peserta didik dapat saling berbagi
informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut
pelajaran ataupun kebutuhan
pengembangan diri peserta didik
Mengikuti program pendidikan
keluarga di rumah (home schoolers)
untuk mempelajarii materi
pembelajaran yang tidak dapat
diajarkan oleh para orangtuanya,
seperti bahasa asing dan
keterampilan di bidang computer.
Dari Sudut Guru/Dosen
Lebih mudah melakukan
pemutakhiran bahan-bahan belajar
yang menjadi tanggung-jawabnya
sesuai dengan tuntutan
perkembangan keilmuan yang terjadi,
Mengembangkan diri atau melakukan
penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang
dimiliki relatif lebih banyak
Mengontrol kegiatan belajar peserta
didik. Bahkan guru/dosen/instruktur
juga dapat mengetahui kapan peserta
didiknya belajar, topik apa yang
dipelajari, berapa lama sesuatu topik
dipelajari, serta berapa kali topik
tertentu dipelajari ulang
Mengecek apakah peserta didik telah
mengerjakan soal-soal latihan setelah
mempelajari topik tertentu
Menjangkau peserta didik dalam
cakupan yang luas (potential to reach
a global audience).
Keuntungan Memanfaatkan
Pembelajaran Berbasis
E-learning