SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di Inggris, dari 650,000 bayi yang lahir tiap tahun dan rata-rata 7%
diantaranya lahir prematur. Rata-rata sepertiga diantaranya diakibatkan oleh
penggunaan obat pada preeklamsi, hambatan pertumbuhan bayi, dan terjadi secara
spontan. Kelahiran preterm adalah kelahiran yang terjadi sebelum usia kehamilan 37
minggu merupakan salah satu hal terpenting penentu bayi dapat bertahan hidup dan
memiliki kualitas hidup yang baik. Kelahiran preterm yang sangat cepat (usia
kehamilan dibawah 28 minggu) rata-rata terjadi sebanyak 1.4% di inggris tetapi 51%
diantaranya meninggal dunia. Walaupun kelahiran pada usia kehamilan 32 hingga 37
minggu sering dihubungkan dengan risiko yang lebih rendah ketimbang kelahiran
preterm yang sangat cepat (dibawah usia kehamilan 28 minggu). Risiko kematian
atau disabilitas neurosensory meningkat dengan penurunan usia kehamilan. Kelahiran
preterm dapat menyebabkan efek emosional dan psikososial yang besar dalam
keluarga, karena pertimbangan biaya perawatan di rumah sakit yang besar. 1
Kelahiran preterm terjadi ketika proses dari fisiologi normal yang terganggu
dalam mempertahankan uterus tetap diam sampai kehamilan cukup bulan. Kaskade
partus normal biasanya dihambat sampai usia kehamilan cukup bulan. Dengan
menghambat reseptor prostaglandin dan oksitosin pada dinding uterus. Serta
meningkatkan level dari komponen myometrial gap junction connexin-43, yang
2
memicu aktivitas uterus. Durasi yang lama, kontraksi uterus dengan frekuensi yang
rendah berubah menjadi intensitas yang tinggidan kontraksi yang lebih. Pada waktu
yang sama, serviks melunak, menipis, dan berdilatasi.1
Jalur dasar dari persalinan, diaktivasi melalui penyebab yang berbeda dari
persalinan premature berupa sintesis prostaglandin. Hal ini terjadi ketika adanya
infeksi, aktivitas sitokin, dan perdarahan akibat pelepasan plasenta. Fisiologi dari
onset kelahiran preterm masih belum sepenuhnya dimengerti dan masih
membutuhkan penelitia lebih lanjut. Secara klinis, yang terpenting dari persalinan
preterm adalah diagnosis yang benar sehingga ibu dapat melairkan secara optimal dan
aman. 1
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan Clinical Science Session ini bertujuan untuk pendalaman materi
mengenai persalinan preterm.
1.3 Manfaat Penulisan
Memberikan pengetahuan bagi dokter muda mengenai persalinan preterm.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Persalinan Preterm
Persalinan preterm adalah adanya kontraksi uterus regular yang diikuti dengan
dilatasi serviks yang progresif dan/atau penipisan serviks kurang dari 37 minggu.
Komplikasi dari persalinan prematur jangka panjang biasanya terjadi pada kelahiran
yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu. Morbiditas dan mortalitas
yang signifikan terjadi pada kelahiran yang terjadi pada usia kehamilan kecil dari 30
minggu.2
Subkategori dari persalinan preterm adalah3:
1. Extremly preterm : dibawah usia kehamilan 28 minggu
2. Very Preterm : usia kehamilan 28 hingga 32 minggu
3. Moderate to late preterm : usia kehamilan 32 hingga 37 minggu
2.2 Epidemiologi
Persalinan premature terjadi kira-kira 7% hingga 10% dari kehamilan. Untuk
negara berkembang seperti Kanada, insiden tidak banyak berubah secara signifikan
dalam 30 tahun terakhir. Hanya sekitar 1% hingga 2% dari kehamilan yang lahir
sebelum 34 minngu. Neonates yang lahir lebih dari usia kehamilan 34 minggu pada
pusat kesehatan tersier memiliki kemampuan bertahan hidurip yang hamper sama
dengan bayi yang lahir cukup bulan., walaupun mereka memiliki kemungkinan untuk
mendapatkan perawatan lebih lama dirumah sakit.2
4
Kejadian kelahiran prematur berbeda pada setiap negara. Pada negara maju,
misalnya Eropa, angkanya berkisar antara 5 sampai 11%, di USA, pada tahun 2000
sekitar satu dari sembilan bayi dilahirkan premature (11,9%), dan di Australia
kejadiannya sekitar 7%. Sementara itu, di negara-negara berkembang masih jauh
lebih tinggi, misalnya di India sekitar 30%, Afrika Selatan sekitar 15%, Sudan 31%.
Angka kejadian kelahiran prematur di Indonesia pada tahun 1983 sebesar 18,5% dan
menurun pada tahun 1995 menjadi 14,2%.4
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, jumlah kematian
neonatal (bayi umur 0-28 hari), tercatat 181 kasus. Kematian bayi neonatal dini (0-6
hari) sebesar 78,5%. Proporsi terbesar disebabkan oleh gangguan/kelainan pernafasan
(respiratory disorders), dan selanjutnya urutan kedua oleh prematuritas dan ketiga
disebabkan oleh sepsis. Proporsi bayi prematur yang meninggal cukup tinggi (32,4%)
menunjukkan bahwa penanganan bayi prematur belum memuaskan, atau karena
alasan lainnya, seperti terlambat membawa atau terlambat menerima pelayanan
kesehatan. Jumlah kelahiran prematur diperkirakan 15 juta setiap tahun. Hampir satu
juta anak meninggal setiap tahun akibat komplikasi kelahiran prematur di mana lebih
dari 60% kelahiran prematur terjadi di Afrika dan Asia Selatan. Sementara itu,
negara-negara berpenghasilan rendah, rata-rata terjadi 12% bayi lahir prematur,
sedangkan di negara-negara berpenghasilan tinggi hanya 9%.4
2.3 Etiologi dan Faktor Risiko
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sulistiarini dan Sarni Maniar
Berliana dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Kelahiran Prematur di Indonesia: Analisis Data Riskesdas 2013 didapatkan faktor-
5
faktor risiko terjadinya kelahiran prematur di Indonesia yaitu persentase kelahiran
prematur lebih besar terjadi pada ibu dengan karakteristik melahirkan pada usia
kurang dari 20 tahun, berpendidikan kurang dari SD, tinggal di daerah perdesaan,
tidak memiliki riwayat keguguran, melahirkan anak keempat atau lebih, melakukan
pemeriksaan kehamilan tidak lengkap, dan mengalami komplikasi saat hamil.
Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratih Indah Kartikasari
dengan penelitiannya yang berjudul Hubungan Faktor Risiko Multiparitas Dengan
Persalinan Preterm di RSUD Dr. Soegiri Lamongan didapatkan bahwa multiparitas
merupakan faktor risiko terjadinya persalinan preterm.5
Pasien yang memiliki riwayat obstretik dengan risiko tinggi untuk persalinan
preterm yaitu5:
1. ibu usia muda (dibawah usia 16 tahun)
2. ibu dengan sosioekonomi rendah
3. penurunan indeks massa tubuh (BMI dibawah 19)
4. Perokok
5. Persalinan preterm sebelumnya
6. Kehamilan multipara
7. Inkompeten dari servikal
8. Abnormalitas uterus
9. PPROM
10. Komplikasi obstetric termasuk hipertensi dalam kehamilan, perdarahan
antepartum, infeksi, polihidramnion, abnormalitas dari fetal
6
2.4 Patofisiologi
Penyebab terjadinya persalinan preterm6:
1. Infeksi (serviks, vagina, urinaria)
Vaginosis bakterialis terbukti berhubungan dengan persalinan preterm,
tidak bergantung dari factor risiko yang diketahui. Tatalaksana vaginosis
bacterial dapat menurunkan insiden dari persalinan preterm. Dalam beberapa
tahun, telah diketahui tatalaksana dari sistisis baik asimptomatik dan klinis
dapat menurunkan insiden dari kelahiran preterm.
Terdapat hubungan antara infeksi serviks-vagina dan secara progresif
dapat mengubah panjang serviks, dapat dilihat dengan menggunakan USG
transvaginal. Risiko relatif dari persalinan preterm adalah secara signifikan
dapat mebuat serviks menjadi pendek yaitu dari panjang 3.5 cm menjadi 2.5
cm. Serviks yang pendek muncul lebih sering pada wanita yang mempunyai
riwayat kelahiran preterm dan terminasi dari kehamilan.
Test yang paling baik untuk mengetahui perkembangan serviks dan
vagina adalah fetal fibronectin. fetal fibronectin merupakan protein membrane
dasar yang diproduksi oleh membrane fetus. Ketika membran fetus terganggu
karena aktivitas uterus yang representative, dan/atau karena adanya infeksi
yang menyebabkan pemendekan serviks dapat terjadi pelepasan fetal
fibronectin. fetal fibronectina akan dilepaskan kedalam sekret vagina. Tes
fetal fibronectin positif didapatkan dalam kehamilan 22-24 minggu lebih baik
dijadikan prediksi kelahiran preterm ketimbang kehamilan yang terjadi
sebelum usia kehamilan 28 minggu. Tes fetal fibronectin positifdihubungkan
7
dengan pemendekan serviks, infeksi vagina, dan aktivitas uterus. Tes negatif
memprediksikan bahwa risiko persalinan preterm kecil.
2. Jalur Plasental-vascular6
Jalur Plasental-vascular dimulai langsung ketika implantasi terjadi,
ketika terdapat perubahan penting pada daerah yang menjadi tempat
perlengketan plasental. Mulanya, terjadinya perubahan imunologik, terjadi
peralihan tipe imunitas dari Th-1 (helper cell), yang mungkin bersifat
embriotoksik, menjadi antibodi tipe Th-2. Yang dapat menghambat produksi
antibodi untuk mencegah penolakan terhadap implan. Pada waktu yang sama,
trofoblas membentuk arteri spiralis pada desidua dan miometrium yang
menjamin resisten vaskuler rendah sehingga hubungan dengan ibu menjadi
stabil.
Ketiga kondisi tersebut dihubungkan dengan persalinan preterm
(spontan, PROM dan IUGR) yang berhubungan dengan kegagalan trofoblas
dalam membentuk arteri spinalis. Perlekatan trofoblas yang sedikit dapat
disebabkan oleh factor plasenta atau aterosklerosis yang terjadi sebagai
abnormalitas sekunder pada ibu. Perubahan keduanya memberikan peranan
penting pada patofisiologi dari kegagalan pertumbuhan janin, kelahiran
preterm dan preeklamsi.
3. Stress psikososial dan pekerjaan berat (lemah)
Stress mental dan stress pekerjaan dapat menginisiasi respon stress
dengan peningkatahn pelepasan kortisol dan katekolamin. Respon biokimia
pada stress penting untuk memelihara regulasi metabolik. Bagaimanapun,
8
kortisol yang berasal dari glandula adrenal terinisiasi secara dini sebagai
ekspresi dari gen dengan melepaskan placental corticotrophin-releasing
hormone., dan kemudian meningkatkan level CRH yang dapat memicu
terjadinya persalinan. Katekolamin dilepaskan selama respon stress tidak
hanya mempengaruhi aliran darah ke unit uteroplasenta, tetapi juga
menyebabkan kontraksi uterus (norepinefrin). Nutrisi yang kurang dapat
menurunkan jumlah kalori dalam tubuh yang diketahui memicu stressor dan
biasanya dihubungkan dengan peningkatan risiko kelahiran preterm. Pada
jalur strees berdasarkan penelitian menunujukkan bahwa terjadi perubahan
kadar CRH, sebuah mediator dari respon stress, meningkat secara signifikan
pada beberapa minggu sebelum onset dari persalinan preterm. Jadi, terlalu
banyak stress (stress kronik) dapat menjadi toksik dan menyebabkan kelahiran
preterm. Dukungan psikososial dan penurunan stress hanya mencegah untuk
saat kondisi tersebut sedang berlangsung yang dapat di aplikasikan pada jalur
tersebut.
4. Regangan uterus (kehamilan multiple)
Regangan uterus sebagai hasil dari peningkatan volum selama
kehamilan normal dan abnormal sangat penting dalam menentukan
mekanisme fisiologis dari proses pengosongan uterus. Pada kehamilan
normal, hormon parathyroid-related protein (PTrP) memainkan aturan
penting dalam melemaskan jaringan myometrium, tetapi ketika regangan
melebihi batas tertentu (contoh: multiple gestations, fetal macrosomia, and
polihdramnion), PTrP berkurang kemampuannya dalam menjaga uterus tetap
9
lemas dan persalinan dapat terjadi. Jalur ini biasanya terjadi pada pasien
dengan polihidramnion dan dengan multiple gestasion, kedua factor tersebut
dapat meningkatkan risiko terjadinya persalinan preterm.
2.5 Diagnosis dari persalinan preterm
- Cari riwayat persalinan, kehamilan, operasi sebelumnya dan sosial
- Nilai tanda dan gejala3:
 Tekanan Pelvik
 Lower abdominal Cramping
 Lower back Pain
 Cairan vagina (mukos atau darah)
 Aktivitas uterus regular
- Pemeriksaan fisik3:
 Tanda vital
 Palpasi abdomen
 Fetal Surveilance (FHR, CTG)
 Pemeriksaan Spekulum Steril
o Identifikasi kemungkinan ROM
o Inspeksi serviks/membrane
o High Vaginal Swab
o Test untuk Fetal Fibronectin
 Dilatasi servikal
o Pemeriksaan vagina digital steril kecuali ROM, plasenta Previa
10
 USG jika tersedia (mengenai perkembangan bayi)
 Laboratorium
 Vaginal Swab untuk pemeriksaan mikroskopis, kultur dan sensitifitas
 Sekali swab untuk (vagina bawah dan anal) untuk kemungkinan streptococcus
B
 Urin tengah untuk pemeriksaan mikroskopis, kultur dan sensitifitas
Diagnosis dari persalinan preterm antara 20 hingga 37 minggu didasarkan pada
kriteria berdasarkan intak atau rupturnya membran.: (1) kontraksi uterus (4 kali dalam
20 menit atau 8 kali dalam 60 menit) dan (2) perubahan serviks (penipisan serviks
80% atau dilatasi serviks 2 cm atau lebih). Kontraksi uterus tidak direkomendasikan
sebagai prediktor dari kelahiran preterm, tetapi perubahan pada serviks berarti.6
2.6 Tatalaksana Persalinan Preterm
 Kortikosteroid antenatal (<35 minggu)3
Direkomendasikan betamethasone (2 dosis)
o 11.4 mg IM kemudian dosis kedua dalam 24 jam
o Pertimbangkan dosis kedua dalam 12 jam jika kelahiran premature
kemungkinan terjadi dalam 24 jam.
o Jika risiko kelahiran premature berlanjut dalam 7 hari, maka ulangi
dosis.
 Tokolitik3
o Nifedipin 20 mg oral
o Jika kontraksi menetap dalam 30 menit ulangi nifedipine 20 mg oral
11
o Jika kontraksi menetap lebih dari 30 menit tetap ulangi nifedipine 20 mg
oral.
o Terapi maintenans 20 mg setiap 6 jam selama 48 jam.
o Diskusikan dengan obstetrian dan pediatrisian jika memiliki
kontraindikasi atau jika dibutuhkan obat lainnya seperti indomethacin,
dan salbutamol
 Antibiotik3
o Jika persalinan terjadi dalam waktu dekat berikan intrapartum profilaks
GBS
o Jika korioamnionitis (baik membran intak ataupun ruptur)
- Ampicillin (atau amoksisilin) 2 g IV initial dose, kemudian 1 g IV
setiap 6 jam
- Gentamicin 5 mg/kg IV setiap hari
- Metronidazole 500 mg IV setiap 12 jam
o Jika hipersensitifitas terhadap penisilin dan terdapat korioamnionitis:
- Lincomycin atau Clindamisin 600 mg IV setiap 8 jam
- Gentamicin 5 mg/kg IV setiap hari dan metronidazole 500 mg IV
setiap 12 jam
o Jika persalinan tidak terjadi (dan tidak ada bukti korioamnionitis) dan
membran masih intak kemudian hentikan antibiotik.
o Jika PPROM, mengacu pada Queensland Clinical Guideline: EOGBSD
untuk regimen
12
 Magnesium Sulfate3
o Usia kehamilan 24 – 30 minggu
o Jika persalinan terjadi dalam waktu dekat
- Loading dose: 4 g IV bolus setiap 20 menit
- Dosis maintenance: 1 g/jam selama 24 jam atau sampai lahir
o Solusi inisial yaitu 6 g (12 ml dari 50%MgSO4) dalam 100 ml dekstrose
5%. solusi maintenance yaitu 10 g (20 ml dari 50% MgSO4) dalam 500
ml dekstose 5%. Dosis inisial: 6 g lebih dari 15-20 menit, secara
parenteral. Dosis titrasi: 2 g/jam sampai kontraksi berhenti. Diikuti
dengan level serum (5-7 mg/dl), dosis maksimal, 4 g/jam. Dosis
maintenance selama 12 jam, kemudia 1 g/jam dalam 24 jam sampai 48
jam, kemudian diganti dengan nifedipin.6
o Persiapan kelahiran
Rekomendasi untuk kelahiran prevaginam kecuali ada kontraindikasi
spesifik untuk persalinan prevaginam atau kondisi ibu yang mengaruskan
SC.
o Mananjemen setelah persalinan preterm
- Penilaian ibu dan bayi
- Kirim kembali kerumah sakit jika memungkinkan (g)
2.7 Pencegahan Persalinan Preterm
ANC yang baik adalah yang terpenting dapat membantu untuk mendeteksi beberapa
dari faktor ibu dan anak yang dapat memicu persalinan preterm. Pasien dengan faktor
risiko tinggi diberikan edukasi mengenai gejala dan tanda bahaya yang mengarah
13
pada persalinan preterm. Hal yang paling penting adalah bed rest dan mengurangi
aktifitas seksual dalam kehamilan.5
Pasien dengan vaginosis bakterialis dapat meningkatkan risiko kelahiran
preterm. Tatalaksana antibiotik. (ampicillin, erythromycin, metronidazole) pada
wanita dengan vaginosis bakterialis dapat menurunkan kejadian kelahiran preterm.5
Turunkan kemungkinan persalinan preterm yang terjadi dalam 48 jam dengan
memulai tatalaksana menggunakan kortikosteroid dengan tujuan pematangan paru
fetus.5
Kontraindikasi dalam mempertahankan kehamilan preterm adalah5:
1. Preeklamsi
2. Fetal distress
3. Korioamnionitis berat yang diikuti dengan rupture membrane
4. Adanya kelainan pada fetus
5. Berkembang kearah efek samping serius setelah pemberian beta agonis
2.8 Komplikasi7
No. Organ/sistem Masalah jangka pendek Masalah Jangka
Pendek
1. Pernafasan sindrom distress pernafasan,
kebocoran udara, dysplasia
bronkopulmonari, dan apneu
pada bayi prematur.
dysplasia
bronkopulmonari,
penyakit jalan nafas
reaktif, dan asma.
2. Pencernaan dan
nutrisi
hiperbilirubinemia, intoleran
dalam makan, necrotizing
enterocolitis, gagal tumbuh
Gagal berkembang,
sindroma usus pendek,
Kolestasis
3. Imunologi Infeksi yang didapat di rumah
sakit, daya tahan tubuh kurang,
infeksi perinatal
Respiratory syncytial
virus infection,
bronchiolitis
4. Sistem saraf pusat Perdarahan intraventrikular,
Leukomalacia periventrikular,
Cerebral palsy,
hidrosefalus, serebral
14
Hidrosefalus Atrofi, keterlambatan
perkembangan saraf,
Gangguan pendengaran
5. Ophthalmological Retinopathy of prematurity Kebutaan, retinal
detachment, myopia,
strabismus
6. Cardiovascular Hypotension, patent ductus
arteriosus,
pulmonary hypertension
Pulmonary
hypertension, hipertensi
ketika dewasa
7. Ginjal Gangguan air dan elektrolit,
gangguan keseimbangan asam
basa
Hipertensi ketika
dewasa
8. Hematological Anemia iatrogenik, perlu
sering transfusi, anemia
prematuritas
9. Endocrinological Hipoglikemia, tingkat tiroksin
sementara rendah, kekurangan
kortisol
Gangguan regulasi
glukosa, peningkatan
resistensi insulin
2.9 Prognosis
Kelahiran prematur dapat di tatalaksana hanya dengan bed rest jika ibu atau
bayi tidak memiliki komplikasi. Tambahkan sedasi dan hidrasi dapat memperpanjang
kehamilan selam dua minggu atau lebih. Agen tokolitik digunakan pada usia
kehamilan antara 24 dan 33 minggu kehamilan dapat mencegah persalinan dalam 48
jam, dapat diikuti dengan pemakaian glukokortikoid, jika bayi prematur memiliki
respiratory distress syndrome. Bagaimanapun, tokolitik memiliki risiko tinggi dalam
morbiditas dan mortilitas bayi jika digunakan dalam usia kehamilan 24 minggu atau
kurang.8
Beberapa studi mengatakan bahwa penggunaan agen tokolitik hanya sedikit
mengubah prognosis dibandingkan bed rest atau hidrasi, yang tidak meningkatkan
morbiditas. Jika persalinan tidak dapat dihentikan, bayi yang premature dapat
15
dilahirkan. Kemampuan bertahan dari bayi berhubungan dengan usia kehamilan,
sebagai contoh, kemampuan bertahan bayi usia kehamilan 24 minngu adalah 40%,
kemampuan bertahan bayi usia kehamilan 30 minggu adalah 93% dan kemampuan
bertahan bayi usia kehamilan 34 minggu adalah 97%. Morbiditas jangka panjang
yang dapat mempengaruhi bayi yang lahir sebelum kehamilan 26 minggu termasuk
penyakit paru-paru kronis, gangguan neurosensori, palsi serebral, kognisi dan kinerja
motorik berkurang, gangguan defisit perhatian, dan masalah penglihatan dan
pendengaran.8
16
BAB 3
KESIMPULAN
Persalian preterm adalah adanya kontraksi uterus regular yang diikuti dengan
dilatasi serviks yang progresif dan/atau penipisan serviks kurang dari 37 minggu.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa bayi prematur adalah bayi yang
lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang. Berbagai sebab dan faktor resiko
diduga sebagai penyebab persalinan preterm, seperti:
1. ibu usia muda (dibawah usia 16 tahun)
2. ibu dengan sosioekonomi rendah
3. penurunan indeks massa tubuh (BMI dibawah 19)
4. Perokok
5. Persalinan preterm sebelumnya
6. Kehamilan multipara
7. Inkompeten dari servikal
8. Abnormalitas uterus
9. PPROM
Penyebab terjadinya persalinan preterm:
1. Infeksi (serviks, vagina, urinaria)
2. Vascular plasenta
3. Stress psikososial dan pekerjaan berat (lemah)
4. Regangan uterus (kehamilan multiple)
17
Tatalaksana Persalinan Preterm
 Kortikosteroid antenatal (<35 minggu)
 Tokolitik
 Antibiotik
 Magnesium Sulfate
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Arnold, Hodder. 2008. Differential diagnosis in obstetrics and gynaecology.
Hodder Education and a member of the Hodder Headline Group: Britarian
2. The society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada. 2009. Preterm
Labour And Preterm Birth.
3. Queensland Clinical Guidelines. 2014. Preterm Labour and Birth. Brisbane
QLD.
4. Sulistiarini, Dwi dan Sarni Maniar Berliana. 2016. Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Kelahiran Prematur Di Indonesia: Analisis Data Riskesdas
2013. E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan. Volume 1 Nomor 2
HAL 109-115
5. Clinical Practice Guideline. 2001. Management of Preterm Labour.
Singapore: Ministry of Health
6. Gambone, Joseph C dan Calvin J. Hobel. 2010. Essentials of Obstetrics and
Gynecology. Elsevier: philadelpia
7. Cunningham, FG., et al. (2013). Obstetri Williams (Williams Obstetri).
Jakarta : EGC.
8. MDGuideline. 2012. Premature Labour.
http://www.mdguidelines.com/premature-labor/prognosis. Diakses pada 16
Juni 2017.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (15)

190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
 
Kesiapan Reproduksi Perempuan Ditinjau dari Segi Anatomi dan Fisiologis dr. a...
Kesiapan Reproduksi Perempuan Ditinjau dari Segi Anatomi dan Fisiologis dr. a...Kesiapan Reproduksi Perempuan Ditinjau dari Segi Anatomi dan Fisiologis dr. a...
Kesiapan Reproduksi Perempuan Ditinjau dari Segi Anatomi dan Fisiologis dr. a...
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Kesehatan
KesehatanKesehatan
Kesehatan
 
Unsafe abortion
Unsafe abortionUnsafe abortion
Unsafe abortion
 
Asuhan pada ibu hamil resiko tinggi
Asuhan pada ibu hamil resiko tinggiAsuhan pada ibu hamil resiko tinggi
Asuhan pada ibu hamil resiko tinggi
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhh
 
Unsafe abortion 2
Unsafe abortion 2Unsafe abortion 2
Unsafe abortion 2
 
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadianHubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian
 
Kontrasepsi hormonal dan infertilitas sekunder.
Kontrasepsi hormonal dan infertilitas sekunder. Kontrasepsi hormonal dan infertilitas sekunder.
Kontrasepsi hormonal dan infertilitas sekunder.
 
Unsafe abortion 1
Unsafe abortion 1Unsafe abortion 1
Unsafe abortion 1
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
 
Tanda bahaya kehamilan
Tanda bahaya kehamilanTanda bahaya kehamilan
Tanda bahaya kehamilan
 
226184976 case-fix
226184976 case-fix226184976 case-fix
226184976 case-fix
 
Pre,post,iuge,iufd
Pre,post,iuge,iufdPre,post,iuge,iufd
Pre,post,iuge,iufd
 

Ähnlich wie Css persalinan preterm (1)

referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Adeline Dlin
 
Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)
Eny Dika Lestari
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
Septian Muna Barakati
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
Warnet Raha
 
Ulva (tugas buk rahma) (1) 2.docx
Ulva (tugas buk rahma) (1) 2.docxUlva (tugas buk rahma) (1) 2.docx
Ulva (tugas buk rahma) (1) 2.docx
tdxrt4j664
 

Ähnlich wie Css persalinan preterm (1) (20)

1.b. BBLR dan PJT.pptx
1.b. BBLR dan PJT.pptx1.b. BBLR dan PJT.pptx
1.b. BBLR dan PJT.pptx
 
258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit
 
Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit
 
PLASENTA PREVIA 2.docx
PLASENTA PREVIA 2.docxPLASENTA PREVIA 2.docx
PLASENTA PREVIA 2.docx
 
Kpd
KpdKpd
Kpd
 
PREEKLAMPSIA EDIT.pptx
PREEKLAMPSIA EDIT.pptxPREEKLAMPSIA EDIT.pptx
PREEKLAMPSIA EDIT.pptx
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
 
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGANASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
35 kti
35 kti35 kti
35 kti
 
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Pendarahan pada kehamilan muda
Pendarahan pada kehamilan mudaPendarahan pada kehamilan muda
Pendarahan pada kehamilan muda
 
Ulva (tugas buk rahma) (1) 2.docx
Ulva (tugas buk rahma) (1) 2.docxUlva (tugas buk rahma) (1) 2.docx
Ulva (tugas buk rahma) (1) 2.docx
 
Analisis jurnal management of plasenta previa and accreta
Analisis jurnal management of plasenta previa and accretaAnalisis jurnal management of plasenta previa and accreta
Analisis jurnal management of plasenta previa and accreta
 

Kürzlich hochgeladen

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 

Css persalinan preterm (1)

  • 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Di Inggris, dari 650,000 bayi yang lahir tiap tahun dan rata-rata 7% diantaranya lahir prematur. Rata-rata sepertiga diantaranya diakibatkan oleh penggunaan obat pada preeklamsi, hambatan pertumbuhan bayi, dan terjadi secara spontan. Kelahiran preterm adalah kelahiran yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu merupakan salah satu hal terpenting penentu bayi dapat bertahan hidup dan memiliki kualitas hidup yang baik. Kelahiran preterm yang sangat cepat (usia kehamilan dibawah 28 minggu) rata-rata terjadi sebanyak 1.4% di inggris tetapi 51% diantaranya meninggal dunia. Walaupun kelahiran pada usia kehamilan 32 hingga 37 minggu sering dihubungkan dengan risiko yang lebih rendah ketimbang kelahiran preterm yang sangat cepat (dibawah usia kehamilan 28 minggu). Risiko kematian atau disabilitas neurosensory meningkat dengan penurunan usia kehamilan. Kelahiran preterm dapat menyebabkan efek emosional dan psikososial yang besar dalam keluarga, karena pertimbangan biaya perawatan di rumah sakit yang besar. 1 Kelahiran preterm terjadi ketika proses dari fisiologi normal yang terganggu dalam mempertahankan uterus tetap diam sampai kehamilan cukup bulan. Kaskade partus normal biasanya dihambat sampai usia kehamilan cukup bulan. Dengan menghambat reseptor prostaglandin dan oksitosin pada dinding uterus. Serta meningkatkan level dari komponen myometrial gap junction connexin-43, yang
  • 2. 2 memicu aktivitas uterus. Durasi yang lama, kontraksi uterus dengan frekuensi yang rendah berubah menjadi intensitas yang tinggidan kontraksi yang lebih. Pada waktu yang sama, serviks melunak, menipis, dan berdilatasi.1 Jalur dasar dari persalinan, diaktivasi melalui penyebab yang berbeda dari persalinan premature berupa sintesis prostaglandin. Hal ini terjadi ketika adanya infeksi, aktivitas sitokin, dan perdarahan akibat pelepasan plasenta. Fisiologi dari onset kelahiran preterm masih belum sepenuhnya dimengerti dan masih membutuhkan penelitia lebih lanjut. Secara klinis, yang terpenting dari persalinan preterm adalah diagnosis yang benar sehingga ibu dapat melairkan secara optimal dan aman. 1 1.2 Tujuan Penulisan Penulisan Clinical Science Session ini bertujuan untuk pendalaman materi mengenai persalinan preterm. 1.3 Manfaat Penulisan Memberikan pengetahuan bagi dokter muda mengenai persalinan preterm.
  • 3. 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Persalinan Preterm Persalinan preterm adalah adanya kontraksi uterus regular yang diikuti dengan dilatasi serviks yang progresif dan/atau penipisan serviks kurang dari 37 minggu. Komplikasi dari persalinan prematur jangka panjang biasanya terjadi pada kelahiran yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu. Morbiditas dan mortalitas yang signifikan terjadi pada kelahiran yang terjadi pada usia kehamilan kecil dari 30 minggu.2 Subkategori dari persalinan preterm adalah3: 1. Extremly preterm : dibawah usia kehamilan 28 minggu 2. Very Preterm : usia kehamilan 28 hingga 32 minggu 3. Moderate to late preterm : usia kehamilan 32 hingga 37 minggu 2.2 Epidemiologi Persalinan premature terjadi kira-kira 7% hingga 10% dari kehamilan. Untuk negara berkembang seperti Kanada, insiden tidak banyak berubah secara signifikan dalam 30 tahun terakhir. Hanya sekitar 1% hingga 2% dari kehamilan yang lahir sebelum 34 minngu. Neonates yang lahir lebih dari usia kehamilan 34 minggu pada pusat kesehatan tersier memiliki kemampuan bertahan hidurip yang hamper sama dengan bayi yang lahir cukup bulan., walaupun mereka memiliki kemungkinan untuk mendapatkan perawatan lebih lama dirumah sakit.2
  • 4. 4 Kejadian kelahiran prematur berbeda pada setiap negara. Pada negara maju, misalnya Eropa, angkanya berkisar antara 5 sampai 11%, di USA, pada tahun 2000 sekitar satu dari sembilan bayi dilahirkan premature (11,9%), dan di Australia kejadiannya sekitar 7%. Sementara itu, di negara-negara berkembang masih jauh lebih tinggi, misalnya di India sekitar 30%, Afrika Selatan sekitar 15%, Sudan 31%. Angka kejadian kelahiran prematur di Indonesia pada tahun 1983 sebesar 18,5% dan menurun pada tahun 1995 menjadi 14,2%.4 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, jumlah kematian neonatal (bayi umur 0-28 hari), tercatat 181 kasus. Kematian bayi neonatal dini (0-6 hari) sebesar 78,5%. Proporsi terbesar disebabkan oleh gangguan/kelainan pernafasan (respiratory disorders), dan selanjutnya urutan kedua oleh prematuritas dan ketiga disebabkan oleh sepsis. Proporsi bayi prematur yang meninggal cukup tinggi (32,4%) menunjukkan bahwa penanganan bayi prematur belum memuaskan, atau karena alasan lainnya, seperti terlambat membawa atau terlambat menerima pelayanan kesehatan. Jumlah kelahiran prematur diperkirakan 15 juta setiap tahun. Hampir satu juta anak meninggal setiap tahun akibat komplikasi kelahiran prematur di mana lebih dari 60% kelahiran prematur terjadi di Afrika dan Asia Selatan. Sementara itu, negara-negara berpenghasilan rendah, rata-rata terjadi 12% bayi lahir prematur, sedangkan di negara-negara berpenghasilan tinggi hanya 9%.4 2.3 Etiologi dan Faktor Risiko Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sulistiarini dan Sarni Maniar Berliana dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kelahiran Prematur di Indonesia: Analisis Data Riskesdas 2013 didapatkan faktor-
  • 5. 5 faktor risiko terjadinya kelahiran prematur di Indonesia yaitu persentase kelahiran prematur lebih besar terjadi pada ibu dengan karakteristik melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun, berpendidikan kurang dari SD, tinggal di daerah perdesaan, tidak memiliki riwayat keguguran, melahirkan anak keempat atau lebih, melakukan pemeriksaan kehamilan tidak lengkap, dan mengalami komplikasi saat hamil. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratih Indah Kartikasari dengan penelitiannya yang berjudul Hubungan Faktor Risiko Multiparitas Dengan Persalinan Preterm di RSUD Dr. Soegiri Lamongan didapatkan bahwa multiparitas merupakan faktor risiko terjadinya persalinan preterm.5 Pasien yang memiliki riwayat obstretik dengan risiko tinggi untuk persalinan preterm yaitu5: 1. ibu usia muda (dibawah usia 16 tahun) 2. ibu dengan sosioekonomi rendah 3. penurunan indeks massa tubuh (BMI dibawah 19) 4. Perokok 5. Persalinan preterm sebelumnya 6. Kehamilan multipara 7. Inkompeten dari servikal 8. Abnormalitas uterus 9. PPROM 10. Komplikasi obstetric termasuk hipertensi dalam kehamilan, perdarahan antepartum, infeksi, polihidramnion, abnormalitas dari fetal
  • 6. 6 2.4 Patofisiologi Penyebab terjadinya persalinan preterm6: 1. Infeksi (serviks, vagina, urinaria) Vaginosis bakterialis terbukti berhubungan dengan persalinan preterm, tidak bergantung dari factor risiko yang diketahui. Tatalaksana vaginosis bacterial dapat menurunkan insiden dari persalinan preterm. Dalam beberapa tahun, telah diketahui tatalaksana dari sistisis baik asimptomatik dan klinis dapat menurunkan insiden dari kelahiran preterm. Terdapat hubungan antara infeksi serviks-vagina dan secara progresif dapat mengubah panjang serviks, dapat dilihat dengan menggunakan USG transvaginal. Risiko relatif dari persalinan preterm adalah secara signifikan dapat mebuat serviks menjadi pendek yaitu dari panjang 3.5 cm menjadi 2.5 cm. Serviks yang pendek muncul lebih sering pada wanita yang mempunyai riwayat kelahiran preterm dan terminasi dari kehamilan. Test yang paling baik untuk mengetahui perkembangan serviks dan vagina adalah fetal fibronectin. fetal fibronectin merupakan protein membrane dasar yang diproduksi oleh membrane fetus. Ketika membran fetus terganggu karena aktivitas uterus yang representative, dan/atau karena adanya infeksi yang menyebabkan pemendekan serviks dapat terjadi pelepasan fetal fibronectin. fetal fibronectina akan dilepaskan kedalam sekret vagina. Tes fetal fibronectin positif didapatkan dalam kehamilan 22-24 minggu lebih baik dijadikan prediksi kelahiran preterm ketimbang kehamilan yang terjadi sebelum usia kehamilan 28 minggu. Tes fetal fibronectin positifdihubungkan
  • 7. 7 dengan pemendekan serviks, infeksi vagina, dan aktivitas uterus. Tes negatif memprediksikan bahwa risiko persalinan preterm kecil. 2. Jalur Plasental-vascular6 Jalur Plasental-vascular dimulai langsung ketika implantasi terjadi, ketika terdapat perubahan penting pada daerah yang menjadi tempat perlengketan plasental. Mulanya, terjadinya perubahan imunologik, terjadi peralihan tipe imunitas dari Th-1 (helper cell), yang mungkin bersifat embriotoksik, menjadi antibodi tipe Th-2. Yang dapat menghambat produksi antibodi untuk mencegah penolakan terhadap implan. Pada waktu yang sama, trofoblas membentuk arteri spiralis pada desidua dan miometrium yang menjamin resisten vaskuler rendah sehingga hubungan dengan ibu menjadi stabil. Ketiga kondisi tersebut dihubungkan dengan persalinan preterm (spontan, PROM dan IUGR) yang berhubungan dengan kegagalan trofoblas dalam membentuk arteri spinalis. Perlekatan trofoblas yang sedikit dapat disebabkan oleh factor plasenta atau aterosklerosis yang terjadi sebagai abnormalitas sekunder pada ibu. Perubahan keduanya memberikan peranan penting pada patofisiologi dari kegagalan pertumbuhan janin, kelahiran preterm dan preeklamsi. 3. Stress psikososial dan pekerjaan berat (lemah) Stress mental dan stress pekerjaan dapat menginisiasi respon stress dengan peningkatahn pelepasan kortisol dan katekolamin. Respon biokimia pada stress penting untuk memelihara regulasi metabolik. Bagaimanapun,
  • 8. 8 kortisol yang berasal dari glandula adrenal terinisiasi secara dini sebagai ekspresi dari gen dengan melepaskan placental corticotrophin-releasing hormone., dan kemudian meningkatkan level CRH yang dapat memicu terjadinya persalinan. Katekolamin dilepaskan selama respon stress tidak hanya mempengaruhi aliran darah ke unit uteroplasenta, tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus (norepinefrin). Nutrisi yang kurang dapat menurunkan jumlah kalori dalam tubuh yang diketahui memicu stressor dan biasanya dihubungkan dengan peningkatan risiko kelahiran preterm. Pada jalur strees berdasarkan penelitian menunujukkan bahwa terjadi perubahan kadar CRH, sebuah mediator dari respon stress, meningkat secara signifikan pada beberapa minggu sebelum onset dari persalinan preterm. Jadi, terlalu banyak stress (stress kronik) dapat menjadi toksik dan menyebabkan kelahiran preterm. Dukungan psikososial dan penurunan stress hanya mencegah untuk saat kondisi tersebut sedang berlangsung yang dapat di aplikasikan pada jalur tersebut. 4. Regangan uterus (kehamilan multiple) Regangan uterus sebagai hasil dari peningkatan volum selama kehamilan normal dan abnormal sangat penting dalam menentukan mekanisme fisiologis dari proses pengosongan uterus. Pada kehamilan normal, hormon parathyroid-related protein (PTrP) memainkan aturan penting dalam melemaskan jaringan myometrium, tetapi ketika regangan melebihi batas tertentu (contoh: multiple gestations, fetal macrosomia, and polihdramnion), PTrP berkurang kemampuannya dalam menjaga uterus tetap
  • 9. 9 lemas dan persalinan dapat terjadi. Jalur ini biasanya terjadi pada pasien dengan polihidramnion dan dengan multiple gestasion, kedua factor tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya persalinan preterm. 2.5 Diagnosis dari persalinan preterm - Cari riwayat persalinan, kehamilan, operasi sebelumnya dan sosial - Nilai tanda dan gejala3:  Tekanan Pelvik  Lower abdominal Cramping  Lower back Pain  Cairan vagina (mukos atau darah)  Aktivitas uterus regular - Pemeriksaan fisik3:  Tanda vital  Palpasi abdomen  Fetal Surveilance (FHR, CTG)  Pemeriksaan Spekulum Steril o Identifikasi kemungkinan ROM o Inspeksi serviks/membrane o High Vaginal Swab o Test untuk Fetal Fibronectin  Dilatasi servikal o Pemeriksaan vagina digital steril kecuali ROM, plasenta Previa
  • 10. 10  USG jika tersedia (mengenai perkembangan bayi)  Laboratorium  Vaginal Swab untuk pemeriksaan mikroskopis, kultur dan sensitifitas  Sekali swab untuk (vagina bawah dan anal) untuk kemungkinan streptococcus B  Urin tengah untuk pemeriksaan mikroskopis, kultur dan sensitifitas Diagnosis dari persalinan preterm antara 20 hingga 37 minggu didasarkan pada kriteria berdasarkan intak atau rupturnya membran.: (1) kontraksi uterus (4 kali dalam 20 menit atau 8 kali dalam 60 menit) dan (2) perubahan serviks (penipisan serviks 80% atau dilatasi serviks 2 cm atau lebih). Kontraksi uterus tidak direkomendasikan sebagai prediktor dari kelahiran preterm, tetapi perubahan pada serviks berarti.6 2.6 Tatalaksana Persalinan Preterm  Kortikosteroid antenatal (<35 minggu)3 Direkomendasikan betamethasone (2 dosis) o 11.4 mg IM kemudian dosis kedua dalam 24 jam o Pertimbangkan dosis kedua dalam 12 jam jika kelahiran premature kemungkinan terjadi dalam 24 jam. o Jika risiko kelahiran premature berlanjut dalam 7 hari, maka ulangi dosis.  Tokolitik3 o Nifedipin 20 mg oral o Jika kontraksi menetap dalam 30 menit ulangi nifedipine 20 mg oral
  • 11. 11 o Jika kontraksi menetap lebih dari 30 menit tetap ulangi nifedipine 20 mg oral. o Terapi maintenans 20 mg setiap 6 jam selama 48 jam. o Diskusikan dengan obstetrian dan pediatrisian jika memiliki kontraindikasi atau jika dibutuhkan obat lainnya seperti indomethacin, dan salbutamol  Antibiotik3 o Jika persalinan terjadi dalam waktu dekat berikan intrapartum profilaks GBS o Jika korioamnionitis (baik membran intak ataupun ruptur) - Ampicillin (atau amoksisilin) 2 g IV initial dose, kemudian 1 g IV setiap 6 jam - Gentamicin 5 mg/kg IV setiap hari - Metronidazole 500 mg IV setiap 12 jam o Jika hipersensitifitas terhadap penisilin dan terdapat korioamnionitis: - Lincomycin atau Clindamisin 600 mg IV setiap 8 jam - Gentamicin 5 mg/kg IV setiap hari dan metronidazole 500 mg IV setiap 12 jam o Jika persalinan tidak terjadi (dan tidak ada bukti korioamnionitis) dan membran masih intak kemudian hentikan antibiotik. o Jika PPROM, mengacu pada Queensland Clinical Guideline: EOGBSD untuk regimen
  • 12. 12  Magnesium Sulfate3 o Usia kehamilan 24 – 30 minggu o Jika persalinan terjadi dalam waktu dekat - Loading dose: 4 g IV bolus setiap 20 menit - Dosis maintenance: 1 g/jam selama 24 jam atau sampai lahir o Solusi inisial yaitu 6 g (12 ml dari 50%MgSO4) dalam 100 ml dekstrose 5%. solusi maintenance yaitu 10 g (20 ml dari 50% MgSO4) dalam 500 ml dekstose 5%. Dosis inisial: 6 g lebih dari 15-20 menit, secara parenteral. Dosis titrasi: 2 g/jam sampai kontraksi berhenti. Diikuti dengan level serum (5-7 mg/dl), dosis maksimal, 4 g/jam. Dosis maintenance selama 12 jam, kemudia 1 g/jam dalam 24 jam sampai 48 jam, kemudian diganti dengan nifedipin.6 o Persiapan kelahiran Rekomendasi untuk kelahiran prevaginam kecuali ada kontraindikasi spesifik untuk persalinan prevaginam atau kondisi ibu yang mengaruskan SC. o Mananjemen setelah persalinan preterm - Penilaian ibu dan bayi - Kirim kembali kerumah sakit jika memungkinkan (g) 2.7 Pencegahan Persalinan Preterm ANC yang baik adalah yang terpenting dapat membantu untuk mendeteksi beberapa dari faktor ibu dan anak yang dapat memicu persalinan preterm. Pasien dengan faktor risiko tinggi diberikan edukasi mengenai gejala dan tanda bahaya yang mengarah
  • 13. 13 pada persalinan preterm. Hal yang paling penting adalah bed rest dan mengurangi aktifitas seksual dalam kehamilan.5 Pasien dengan vaginosis bakterialis dapat meningkatkan risiko kelahiran preterm. Tatalaksana antibiotik. (ampicillin, erythromycin, metronidazole) pada wanita dengan vaginosis bakterialis dapat menurunkan kejadian kelahiran preterm.5 Turunkan kemungkinan persalinan preterm yang terjadi dalam 48 jam dengan memulai tatalaksana menggunakan kortikosteroid dengan tujuan pematangan paru fetus.5 Kontraindikasi dalam mempertahankan kehamilan preterm adalah5: 1. Preeklamsi 2. Fetal distress 3. Korioamnionitis berat yang diikuti dengan rupture membrane 4. Adanya kelainan pada fetus 5. Berkembang kearah efek samping serius setelah pemberian beta agonis 2.8 Komplikasi7 No. Organ/sistem Masalah jangka pendek Masalah Jangka Pendek 1. Pernafasan sindrom distress pernafasan, kebocoran udara, dysplasia bronkopulmonari, dan apneu pada bayi prematur. dysplasia bronkopulmonari, penyakit jalan nafas reaktif, dan asma. 2. Pencernaan dan nutrisi hiperbilirubinemia, intoleran dalam makan, necrotizing enterocolitis, gagal tumbuh Gagal berkembang, sindroma usus pendek, Kolestasis 3. Imunologi Infeksi yang didapat di rumah sakit, daya tahan tubuh kurang, infeksi perinatal Respiratory syncytial virus infection, bronchiolitis 4. Sistem saraf pusat Perdarahan intraventrikular, Leukomalacia periventrikular, Cerebral palsy, hidrosefalus, serebral
  • 14. 14 Hidrosefalus Atrofi, keterlambatan perkembangan saraf, Gangguan pendengaran 5. Ophthalmological Retinopathy of prematurity Kebutaan, retinal detachment, myopia, strabismus 6. Cardiovascular Hypotension, patent ductus arteriosus, pulmonary hypertension Pulmonary hypertension, hipertensi ketika dewasa 7. Ginjal Gangguan air dan elektrolit, gangguan keseimbangan asam basa Hipertensi ketika dewasa 8. Hematological Anemia iatrogenik, perlu sering transfusi, anemia prematuritas 9. Endocrinological Hipoglikemia, tingkat tiroksin sementara rendah, kekurangan kortisol Gangguan regulasi glukosa, peningkatan resistensi insulin 2.9 Prognosis Kelahiran prematur dapat di tatalaksana hanya dengan bed rest jika ibu atau bayi tidak memiliki komplikasi. Tambahkan sedasi dan hidrasi dapat memperpanjang kehamilan selam dua minggu atau lebih. Agen tokolitik digunakan pada usia kehamilan antara 24 dan 33 minggu kehamilan dapat mencegah persalinan dalam 48 jam, dapat diikuti dengan pemakaian glukokortikoid, jika bayi prematur memiliki respiratory distress syndrome. Bagaimanapun, tokolitik memiliki risiko tinggi dalam morbiditas dan mortilitas bayi jika digunakan dalam usia kehamilan 24 minggu atau kurang.8 Beberapa studi mengatakan bahwa penggunaan agen tokolitik hanya sedikit mengubah prognosis dibandingkan bed rest atau hidrasi, yang tidak meningkatkan morbiditas. Jika persalinan tidak dapat dihentikan, bayi yang premature dapat
  • 15. 15 dilahirkan. Kemampuan bertahan dari bayi berhubungan dengan usia kehamilan, sebagai contoh, kemampuan bertahan bayi usia kehamilan 24 minngu adalah 40%, kemampuan bertahan bayi usia kehamilan 30 minggu adalah 93% dan kemampuan bertahan bayi usia kehamilan 34 minggu adalah 97%. Morbiditas jangka panjang yang dapat mempengaruhi bayi yang lahir sebelum kehamilan 26 minggu termasuk penyakit paru-paru kronis, gangguan neurosensori, palsi serebral, kognisi dan kinerja motorik berkurang, gangguan defisit perhatian, dan masalah penglihatan dan pendengaran.8
  • 16. 16 BAB 3 KESIMPULAN Persalian preterm adalah adanya kontraksi uterus regular yang diikuti dengan dilatasi serviks yang progresif dan/atau penipisan serviks kurang dari 37 minggu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang. Berbagai sebab dan faktor resiko diduga sebagai penyebab persalinan preterm, seperti: 1. ibu usia muda (dibawah usia 16 tahun) 2. ibu dengan sosioekonomi rendah 3. penurunan indeks massa tubuh (BMI dibawah 19) 4. Perokok 5. Persalinan preterm sebelumnya 6. Kehamilan multipara 7. Inkompeten dari servikal 8. Abnormalitas uterus 9. PPROM Penyebab terjadinya persalinan preterm: 1. Infeksi (serviks, vagina, urinaria) 2. Vascular plasenta 3. Stress psikososial dan pekerjaan berat (lemah) 4. Regangan uterus (kehamilan multiple)
  • 17. 17 Tatalaksana Persalinan Preterm  Kortikosteroid antenatal (<35 minggu)  Tokolitik  Antibiotik  Magnesium Sulfate
  • 18. 18 DAFTAR PUSTAKA 1. Arnold, Hodder. 2008. Differential diagnosis in obstetrics and gynaecology. Hodder Education and a member of the Hodder Headline Group: Britarian 2. The society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada. 2009. Preterm Labour And Preterm Birth. 3. Queensland Clinical Guidelines. 2014. Preterm Labour and Birth. Brisbane QLD. 4. Sulistiarini, Dwi dan Sarni Maniar Berliana. 2016. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kelahiran Prematur Di Indonesia: Analisis Data Riskesdas 2013. E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan. Volume 1 Nomor 2 HAL 109-115 5. Clinical Practice Guideline. 2001. Management of Preterm Labour. Singapore: Ministry of Health 6. Gambone, Joseph C dan Calvin J. Hobel. 2010. Essentials of Obstetrics and Gynecology. Elsevier: philadelpia 7. Cunningham, FG., et al. (2013). Obstetri Williams (Williams Obstetri). Jakarta : EGC. 8. MDGuideline. 2012. Premature Labour. http://www.mdguidelines.com/premature-labor/prognosis. Diakses pada 16 Juni 2017.