SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 49
Sistem Pengukur Daya Reaktor
  Contoh di Reaktor Triga 2000 Bandung


          Oleh: (Didi Gayani)




          Pengukur Daya Reaktor   1
Perangkat Ukur                   Perangkat Keselamatan        Perangkat Kendali




                                                                                                       Panel Kendali
                                                   Indikator dan Layar Peraga




Sistem Pendingin
       & Lain-lain
                                                                   Teras Reaktor


                                      Blok Sistem Instrumentasi & Kendali Reaktor


                                                Pengukur Daya Reaktor                            2
Sistem Instrumentasi dan Kendali Reaktor TRIGA

 Sistem terdiri :
 •Pengukuran Neutronik : NM-1000, NP-1000, NPP-1000
 •Pengukuran Non Neutronik :
            • Temperatur air pendingin
            • Temperatur bahan bakar
            • Konduktivitas air
            • Flow-rate air pendingin
            • Dll
 •Pengatur Gerak Batang Kendali :
            • Rangkaian lojik kontrol
            • V/F Converter, Modul VEXTA
 •Sistem Trip & Scram : analog input, digital input
 •Tampilan & Indikator : DPM, Bargraph, Monitor
                    Pengukur Daya Reaktor   3
Instrumentasi Reaktor : Pengukuran Neutronik
Pada reaktor riset fluks neutron dimonitor secara bertahap. Fluks yang dideteksi
biasanya dibagi dalam 3 tahap [1] :

        • tahap sumber (kurang dari 104 nv),
        • tahap daya menengah (103 nv s.d. 106 nv)
        • tahap daya penuh (105 nv s.d. 1012 nv)


Diagram Blok Sistem Instrumentasi & Kendali Reaktor TRIGA 2000, kanal
pengukuran neutronik terdiri dari :
      • NM-1000, yang mencakup pengukuran daya dengan jangkauan lebar
        mulai dari tahap sumber sampai daya 120 % daya penuh.
      • NP-1000, yang dipasang untuk mencakup pengukuran daya 2 dekade
        teratas
      • NPP-1000, yang dipasang sama seperti NP-1000




                            Pengukur Daya Reaktor             4
Gambar memperlihatkan diagram blok penempatan NM-1000
dalam sistem instrumentasi reaktor TRIGA 2000.

                                                                                                 % power trip
                                 reactor                    control room
                                    hall                                                                                   scram loop
                                                                                                      HV trip
                                              NM-1000
  fission chamber
                         pulsa
                                            sub unit                          sub unit
                                                                                                                komputer
                                           preamp.                     mikroprosesor
                          HV


                                                                                                                                        monitor
                                                          bar graph                         linear
                                                            % pwr.,                          chart
                                                                per.                     recorder




                    Diagram blok penempatan NM-1000 dalam sistem



                                                       Pengukur Daya Reaktor                                                   5
Bahasan :
  • Detektor Neutron
  • Mode Pengukuran




      Pengukur Daya Reaktor   6
Klasifikasi Detektor Nuklir :
        1. Detektor Isian Gas
             • Kamar Ionisasi (Ionization Chamber)
             • Proportional Counter
             • Geiger Muller Counter
        2. Detektor Semikonduktor
        3. Detektor Sintilasi

  Efek yang banyak digunakan dalam deteksi radiasi
  adalah :
∀• Ionisasi : Atom atom dari gas atau bahan solid
   (mis.semikonduktor) yang ditembus oleh radiasi
   terionisasi pada tingkat yang proporsional
   dengan intensitas radiasi.
∀• Eksitasi : Penyerapan radiasi menimbulkan kerlip
     cahaya atau sintilasi pada bahan tertentu.
                     Pengukur Daya Reaktor     7
Klasififikasi radiasi pengion
   berdasarkan cara mengionisasi pada bahan :
   1. Partikel Bermuatan (proton, elektron, positron, dll)
   2. Photon (sinar gamma, sinar X)
   3. Partikel Tak Bermuatan (neutron)
Partikel Bermuatan mengionisasi lingkungannya dan
melepaskan energinya ketika melalui bahan

Photon berinteraksi dengan bahan dengan cara :
          1. Efek Fotolistrik (Photoelectric effect)
          2. Hamburan Compton (Compton Scattering)
          3. Produksi Pasangan (Pair Production)

Neutron tidak mengionisasi secara langsung, tetapi menembus
bahan sampai menumbuk inti atom dan menghasilkan partikel
bermuatan hasil reaksi dan kemudian mengionisasi atom
                     Pengukur Daya Reaktor        8
Metoda Pendeteksian Neutron
(dari buku Radiation Detection & Measurement, Knoll hal
481,chapter 14)

• Neutron dideteksi melalui reaksi nuklir yang menghasilkan
  partikel bermuatan seperti proton, alpha dan sebagainya
  (termasuk fission products).
• Setiap jenis detektor neutron melibatkan kombinasi dari
  material target yang dirancang untuk melaksanakan konversi ini
  bersama dengan detektor radiasi konvensional.
• Neutron lambat merupakan hal yang menonjol dalam reaktor
  saat ini dan banyak peralatan yang dikembangkan untuk daerah
  energi ini ditujukan pada pengukuran fluks neutron reaktor.


                    Pengukur Daya Reaktor       9
Neutron Detectors
• Radiation detectors require ionizing radiation
  that interact with atomic electrons and either
  ionize or excite atoms
• Neutrons do not interact with electrons, only
  nuclei
• Therefore must use nuclear reaction in a
  detector to detect neutrons


                Pengukur Daya Reaktor   10
Reaksi Nuklir Dalam Deteksi Neutron
         Dalam mencari reaksi nuklir yang berguna dalam deteksi
neutron, beberapa faktor harus diperhatikan. Dalam banyak
aplikasi, medan sinar gamma yang kuat banyak dijumpai bersama
neutron sehingga ada pilihan yang berhubungan dengan
kemampuan mendiskriminasi terhadap sinar gamma dalam proses
pendeteksian neutron :
        • Hal penting utama adalah nilai Q (Q value) dari reaksi
          yang menentukan energi yang dibebaskan dalam reaksi
          yang mengikuti penangkapan neutron.
        • Makin tinggi nilai Q, makin besar energi yang diberikan
           kepada produk produk reaksi, lebih mudah tugas untuk
           mendiskriminasi terhadap kejadian sinar gamma dengan
           menggunakan diskriminasi amplituda.


                      Pengukur Daya Reaktor      11
A. Reaksi 10B(n,α) / (The 10B(n,α ) reaction) Q value

                  10
                       B+ n 
                           1        7
                                    3   Li + 2 α
                                             4
                                                     2,792 MeV    ground state
                   5       0

                  10
                   5   B+ 01n      7
                                    3   Li * + 2 α
                                               4
                                                     2,310 MeV    excited state

B. Reaksi 6Li(n, α) / (The 6Li(n, α ) Reaction)
                                                      Q value
                  6
                  3   Li+ 01n   
                                    3
                                    1   H +2α
                                           4         4,78 MeV

C. Reaksi 3He(n,p) / (The 3He(n,p) Reaction)
                                                       Q value
              3
                  He+ n  1
                                
                                    3
                                    1   H +1 p
                                           1
                                                     0,764 MeV
              2          0




                                Pengukur Daya Reaktor            12
D. Neutron-Induced Fission Reactions
• Cross section fisi dari 233U, 235U dan 239Pu relatif lebih besar pada energi
   neutron rendah dan material material ini dapat digunakan sebagai basis
   detektor neutron lambat.
• Satu karakteristik dari reaksi fisi adalah sangat besarnya nilai Q (kira kira
   200 MeV) dibandingkan dengan reaksi nuklir lain. Sebagai hasilnya
   detektor yang didasarkan pada reaksi fisi memberikan luaran pulsa lebih
   besar dari pada yang disebabkan oleh sinar gamma dan diskriminasi dapat
   dilaksanakan dengan baik.
• Hampir semua nuklida fisil secara alamiah adalah radioaktif alpha dan
   konsekuensinya setiap detektor yang menggunakan material tersebut akan
   memperlihatkan sinyal luaran spontan yang disebabkan peluruhan alpha.
• Akan tetapi energi dari peluruhan alpha beberapa kali lebih kecil dari
   energi yang diberikan dalam reaksi fisi dan kejadian ini biasanya dapat
   didiskriminasi dengan mudah pada persoalan amplitude pulsa.




                          Pengukur Daya Reaktor             13
Fission Reaction
235
      U + n → FF (165 MeV) + n’s (5 MeV) + γ’s (7 MeV)


• The fission reaction can be used to detect thermal
  energy neutrons
• Fission fragments share approximately 165 MeV
  of energy and are highly ionizing particles
• Cross sections for U-235 are relatively large for
  thermal energy neutrons ~ 582 barns


                    Pengukur Daya Reaktor   14
Example : Fission Chamber

  n



                              U-235


      Fission Fragment                Insulator


          α
                               current or pulses
                                      out




      Pengukur Daya Reaktor   15
Mode Operasi Detektor :

  1. Mode Arus
  2. Mode MSV (Mean Square Voltage)
  3. Mode Pulsa




            Pengukur Daya Reaktor   16
Mode Arus :
                                      detektor                 I




                 i(t)
                                                 I(t)




                                                        Time



                          1       t
                 I (t ) =
                          T   ∫t −T
                                       i (t ' )dt '
Arus rerata :
                                        r = event rate
                     E                  Q = Eq/w = charge produced foe each event
         I 0 = rQ = r q                 E = average energy deposited per event
                     w                  W = average energy required to produce a unit
                                            charge pair (e.g.electron-ion pair)
                                        q = 1.6 x 10-19 C
                        Pengukur Daya Reaktor                      17
Mode Arus :
Untuk iradiasi atas detektor, arus rata-rata dapat ditulis kembali sebagai
jumlah arus konstan Io ditambah komponen fluktuasi σI(t) seperti pada sketsa
berikut,
                   I(t)

                          Io



                                                                        t


• σI(t) adalah variabel acak yang tergantung waktu sebagai konsekuensi sifat acak
  kejadian radiasi berinteraksi dalam detektor.
• Ukuran statistik dari komponen acak adalah varians atau nilai mean square,
  didefinisikan sebagai rata-rata dari kuadrat beda antara arus fluktuasi I(t) dengan
  arus rata-rata Io .
• Nilai varians atau mean square diberikan dengan persamaan :
                                                                 t
                     1          t                             1
            σ (t ) =           ∫t −T [ I (t ' ) − I 0 ] dt ' = ∫ σ ι2 (t ' )dt '
               2                                   2
              ι
                     T                                        T t −T
                                    Pengukur Daya Reaktor                   18
t
                                1 t                         1
                      σ ι (t ) = ∫ [ I (t ' ) − I 0 ] dt ' = ∫ σ ι2 (t ' )dt '
                         2                           2

                                T t −T                      T t −T
  Standard Deviation :
                                                σ ι (t ) = σ ι2 (t )
  Statistik :
                                                σn = n
  Deviasi Standar dalam jumlah event yang timbul pada kelajuan r dalam waktu
  pengukuran efektif T, adalah :
                                                σ n = rT
  Jadi fraksi standard deviation dalam sinyal terukur karena fluktuasi acak
  dalam waktu kedatangan pulsa :
                                                  σ ι (t ) σ n   1
                                                          =    =
σ ι (t ) = deviasi standar dalam arus terukur
                                                    I0      n    rT
T        = waktu respon picoammeter
I0       = arus rerata terbaca pada meter
                                   Pengukur Daya Reaktor                   19
Mode MSV :
Sinyal melalui rangkaian yang menahan arus DC dan hanya melewatkan
komponen fluktuasi I(t). Dengan menggunakan elemen pengolah sinyal,
dihitung rata-rata dari kuadrat amplitudo dari I(t). Langkah proses tersebut :
                                                                                    output
              ion                      squaring
                                                                   Averaging
          chamber                        circuit


                                                   t
              1     t                         1
   σ ι (t ) =  ∫t −T [ I (t ' ) − I 0 ] dt ' = ∫ σ ι2 (t ' )dt '
      2                                2

              T                               T t −T
                 E
   I 0 = rQ = r q (Arus rerata pada mode arus)
                 w
   σ ι (t ) σ n   1                                                               rQ 2
     I0
           =
             n
                =
                  rT
                            (Fraksi standar deviasi)
                                                                      σ ι (t ) =
                                                                          2

                                                                                   T
Sinyal mean square secara langsung proporsional terhadap laju kejadian r dan
sebanding kepada kuadrat muatan Q yang dihasilkan dalam tiap kejadian
interaksi.

                                  Pengukur Daya Reaktor                        20
Mode Pulsa :
Mode pulsa dapat memberikan informasi mengenai amplitudo dan pewaktuan dari
kejadian individu. Sinyal pulsa yang dihasilkan dari kejadian tunggal tergantung
pada karakteristik rangkaian yang menghubungkan detektor (umumnya :
preamplifier). Rangkaian penyederhanaan :

                          detektor      C      R       V(t)



• Jika suatu preamplifier dihubungkan ke detektor, maka R adalah resistansi
  masukannya dan C adalah jumlah kapasitansi dari detektor, kabel yang
    digunakan untuk menghubungkan detektor ke rangkaian dan kapasitansi
masukan
  dari preamplifier-nya sendiri.
• Tegangan V(t), atas beban R adalah sinyal tegangan yang fundamental dari suatu
  mode pulsa. Dua operasi terpisah dapat diindentifikasi tergantung pada nilai
  relatif dari konstanta waktu (time constant) dari rangkaian pengukur. Untuk
  analisis rangkaian sederhana, konstanta waktu ini diberikan sebagai hasil kali R
  dan C; atau τ = R.C.
                             Pengukur Daya Reaktor            21
V (t)                            ∫
                                          Q = i ( t ) dt

                                                                                              (a )



                               tc                            k a s u s 1 :   R C   < <   tc
            V (t)
                                                                                              (b )
                                                   V (t) =    R    i( t )



                                                             k a s u s 2 :   R C   > >   tc
            V (t)                         V m a x =    Q     / C
                                                                                              (c )


                                                                                              t
                            G a m b a r 1 .       (a ) L u a ra n a ru s d a ri d e te k to r
        ( b ) T e g a n g a n V ( t) d e n g a n r a n g k a ia n b e b a n k o n s ta n ta w a k tu k e c il
          ( c ) T e g a n g a n V ( t) u n tu k r a n g k a ia n b e b a n k o n s ta n ta w a k tu b e s a r




Karena kapasitansi biasanya tetap, amplitudo dari pulsa sinyal secara langsung
proporsional terhadap muatan yang dihasilkan dalam detektor, dan diberikan
dengan pernyataan :
                                                      Q
                                              V max =
                                                      C
                                     Pengukur Daya Reaktor                                    22
Q
                             V max =
                                       C
• Kesebandingan antara Vmax dan Q terpelihara hanja
  jika kapasitansi C tetap konstan.

• Dalam banyak detektor, kapasitansi yang melekat terbentuk oleh ukuran
  detektor dan bentuknya yang terjamin,.

• Dalam detektor jenis lain (detektor semikonduktor), kapasitansi dapat
  berubah dengan variasi parameter dalam operasi normal. Dalam hal ini,
  pulsa-pulsa tegangan dengan amplitudo berbeda dapat terhasilkan dari
  kejadian-kejadian dengan nilai Q yang sama.

• Dalam usaha untuk menjaga informasi dasar yang dibawa oleh nilai Q, suatu
  jenis rangkaian penguat awal (preamplifier) yang disebut sebagai
  charge sensitive preamplifier telah banyak digunakan secara luas.


                          Pengukur Daya Reaktor           23
• Penguat awal ditempatkan sedekat mungkin dengan detektor, selalu
  diinginkan untuk meminimalkan beban kapasitif atas detektor, oleh karena
  itu kabel penghubung yang panjang antara detektor dan penguat awal harus
  dihindarkan sedapat mungkin. Satu fungsi dari penguat awal adalah
  mengahiri kapasitansi secepat mungkin hal itu memaksimalkan signal to
  noise ratio.

• Penguat awal juga sebagai penyepadan impedansi, memberikan impedansi
   masukan yang tinggi untuk detektor untuk meminimalkan pembebanan,
  disamping memberikan impedansi luaran yang rendah untuk
   mengemudikan komponen rangkaian selanjutnya.

• Penguat awal tidak memberikan pembentukan pulsa, dan luarannya pulsa
  linear. Rise time dari pulsa luaran dipelihara secepat mungkin, konsisten
  dengan charge collection time dalam detektor sendiri. Decay time dari
   pulsa dibuat cukup besar biasanya 50 –100 mikrodetik.



                        Pengukur Daya Reaktor             24
Preamplifier :
               • Voltage Sensitive Preamplifier
               • Charge Sensitive Amplifier

Secara historis jenis voltage sensitive lebih konvensional dalam banyak
aplikasi elektronik dan merupakan konfigurasi sederhana yang
memberikan pulsa luaran yang amplitudonya sebanding dengan
amplituda tegangan pulsa yang diberikan sebagai masukannya.

Jika time constant dari rangkaian masukan (kombinasi paralel dari
kapasitansi dan resistansi masukan) cukup besar dibandingkan dengan
charge collection time maka pulsa masukan akan mempunyai amplitudo
sama dengan :

                                        Q
                              V max =
                                        C

                       Pengukur Daya Reaktor            25
Pengukuran Neutronik (NM-1000 & NP-1000)

Dalam reaktor nuklir termal, kebanyakan daya dibangkitkan
melalui fisi yang disebabkan oleh neutron lambat. Oleh karena
itu sensor nuklir yang merupakan bagian dari kontrol reaktor
atau sistem keselamatan umumnya didasarkan pada detektor
yang respon utamanya pada neutron lambat.

Kebanyakan sensor neutron untuk detektor adalah jenis isian
gas. Keuntungan dalam aplikasi ini termasuk sifat diskriminasi
terhadap sinar gamma yang melekat terdapat pada setiap
detektor isian gas, stabilitas jangka lama, dan ketahanannya
terhadap kerusakan radiasi.


                    Pengukur Daya Reaktor       26
NM-1000
• NM-1000 merupakan sistem berbasiskan mikroprosesor Z80, sistem terbagi
  dalam 2 susunan sub unit yaitu sub-unit penguat awal (preamplifier) dan
  sub-unit mikroprosesor yang dapat ditempatkan secara berjauhan.

• Komunikasi data dan sinyal kontrol di antaranya ditransmisikan melalui
  pasangan kabel terlindung. Informasi hasil pengamatan diolah untuk setiap
  basis waktu 200 milidetik dan hasil olahan ditampilkan melalui tampilan
lokal
  dari sub unit mikroprosesor.

• Selain itu NM-1000 dilengkapi dengan luaran serial dalam mode current loop
  dengan kecepatan 4800 baud untuk transmisi semua kanal pengukuran
  NM-1000 melalui pasangan kabel tunggal.

• Keseluruhan kanal pengukuran memberikan jangkauan lebar secara
   logaritmik dan linear, mencakup daerah pengukuran fluks neutron dari
tahap
   sumber sampai tahap daya penuh.
                          Pengukur Daya Reaktor            27
AC

                                                                                                          AC Power Module




                      filter                                                                     +15 V                               -15 V
                                        fet switch             preamp             discrm.
                  isolator                                                                   Pwr Supp.                          Pwr Supp.




                                                                                                                       filter
detector


                                                           preamplifier (PA15)                                        assy.



                                                                                                                         HV
                                                                                                                  Pwr Supp.



                                                                                                                    HV Pwr
                                                                                                                     Distrr.
                                              band
                                                             true RMS                 V/F
                  preamp                      pass
                                                               detector          converter
                                               filter


                                         Calibrate
                                              logic         Campbell rectifier                           sense
                                                                                                          logic




                                                                                                  Counter #2

                                                                                                                                                     TSP




                                                                                                                                             UART
                                                                                                  Counter #1
                                                                                                                                                    comm
                                                                                                                                                     TSP

                                                                                                    Calibrate
                                                                                                   Generator

           sub unit            preamplifier                                                  counter / transmitter



                                                        Pengukur Daya Reaktor                                                   28
Informasi sebagai luaran dari kanal pengamatan fluks neutron
    ditampilkan secara simultan pada tampilan lokal pada sub unit
    mikroprosesor dan pada panel bar graph untuk jarak jauh (remote).

     Luaran analog dalam bentuk arus 4 – 20 mA untuk pengukuran NM-
    1000 terdiri dari :

∀   •    Luaran untuk laju cacah ( 1 s.d 106 cps)
∀   •    Luaran untuk daya jangkau lebar (2 X 10 -8 s.d. 120 %)
∀   •    Luaran untuk perioda, -30 s.d. 3 detik
∀   •    Luaran untuk daya dalam %
∀   •    Luaran untuk linear multirange (2 X 10-8 s.d. 120 %)
                                           - Mantissa
                                  - Exponent




                       Pengukur Daya Reaktor            29
NM1000 :
Detektor fission chamber

• Reaksi fisi dapat juga disediakan sebagai cara konversi neutron lambat
  produk reaksi pengion sehingga dapat dideteksi dengan cara konvensional.

• Satu karakteristik yang menonjol dari reaksi fisi adalah jumlah energi yang
  besar (200 MeV) dibebaskan dalam reaksi, sekitar 160 MeV muncul
  sebagai energi kinetik dari fragmen fisi.

• Oleh karena itu reaksi fisi yang disebabkan neutron dapat diharapkan
  menjadi lebih besar dalam magnitude dari pada reaksi lainnya atau
kejadian
  lain karena latar belakang atau kontaminasi detektor. Pada kondisi tersebut
  laju latar belakang yang rendah bisa dicapai dan cacah neutron secara
  praktis dapat dilaksanakan pada laju cacah yang rendah.



                        Pengukur Daya Reaktor             30
• Metoda mengurangi sensitivitas gamma, menggunakan mode MSV. Mode ini
  dikenal dengan teknik Campbell, mendapatkan sinyal proporsional terhadap
   mean square dari fluktuasi arus ion chamber.

• Sinyal ini sebanding dengan laju pulsa rerata dan kuadrat dari muatan ionisasi
  yang terjadi tiap pulsa. Karena pulsa yang terjadi karena neutron
  menghasilkan muatan lebih besar dari sinar gamma, sinyal mean square akan
  berbobot komponen neutron dengan kuadrat dari perbandingan muatan
  neutron terhadap gamma.

• Peningkatan sensitivitas terhadap neutron merupakan keuntungan dalam
  fission chamber.

• Operasi mode MSV berguna pada daya menengah reaktor dan dalam kontrol
  kanal jangkau lebar dimana satu detektor memberikan masukan kepada
  instrumentasi yang beroperasi dalam mode pulsa, mode MSV atau mode arus
  tergantung pada tingkat fluks neutron yang diukur.
                                            rQ 2
                                σ Ι2 (t ) =
                                             T
                          Pengukur Daya Reaktor             31
Pengukuran daya dengan NM-1000 terbagi dalam 10 dekade menggunakan 1
buah detektor fission chamber.
    • Tujuh dekade pertama menggunakan teknik laju cacah (count rate);
    • Tiga dekade terakhir menggunakan teknik Campbell (MSV), yaitu daya
      reaktor berbanding dengan kuadrat nilai RMS (Root Mean Square) bagian
      sinyal AC dari luaran detektor fission chamber. Rangkaian Campbell
      memroses sinyal RMS dari detektor dan mengubahnya menjadi untaian
      pulsa yang dihitung oleh pencacah (counter). Dengan menggabungkan
      kedua teknik, NM-1000 dapat mencakup 10 dekade pengukuran.

                                                                                              mode
                                                                                           Campbell

                                               mode
                                           count rate


                                                        7 dekade                      3 dekade




                           -8
                      10        %                                       10   -1
                                                                                  %               10   2
                                                                                                           %
                                    Range Pengukuran berdasarkan Mode



                                Pengukur Daya Reaktor                                                          32
Untuk menghitung daya reaktor dua persamaan digunakan dalam
NM-1000 :


  Daerah laju cacah :
    Daya dalam % =
      [Cacah/s] X Konstanta daya untuk laju cacah

  Daerah Campbell :
    Daya dalam % =
      [Cacah Campbell/s] X Fak. linearisasi X Konst.daya
                                              untuk Campbell




                       Pengukur Daya Reaktor         33
1 x 100
Percent
Power




   1 x 10-1
                 Count Rate region   overlap
                                               Campbell region



   1 x 10-2
                                       1,2 x 106

                       Count Per Sec x 105


              Jangkau ukur NM-1000 Sekitar CrossOver


                            Pengukur Daya Reaktor                34
Perioda reaktor menginformasikan waktu yang diperlukan oleh reaktor
berubah dayanya sebesar ‘e’ (2,718..) kali. Untuk penentuan perioda reaktor,
perangkat lunak NM-1000 menggunakan laju perubahan daya dalam %
(percent power rate of change) dalam satuan DPM (Decade Per Minute)
dengan rumusan sebagai berikut[4] :


 Rate of change = log (% power) – log (% power 200 msec ago) * 300

Konstanta 300 digunakan untuk mengubah laju perubahan (rate of change) tiap
200 milidetiik menjadi laju perubahan per menit.

Untuk mengubah satuan laju perubahan menjadi perioda, digunakan
persamaan[4] :

           Period = 26,0576 / rate of change DPM




                          Pengukur Daya Reaktor            35
Foto Fission Chamber Pengukur Daya Reaktor
                                             36
Konektor pada FC yang dibongkar
                     Pengukur Daya Reaktor   37
Pengkawatan Fission Chamber dengan preamp PA5

            Pengukur Daya Reaktor    38
Preamp (PA15) untuk detektor FC
                    Pengukur Daya Reaktor   39
Mr. Didi Gayani,

There is one more point I wish to make to you regarding the changes between
your original PA-15 and the new ones we have sent you. The Discriminator
Voltage value is very different from PA-15 to PA-15, even in new ones
manufactured at the same time. Refer to the Schematic and you can see that
each PA-15 will require a true Discriminator Curve to be generated. To do
this you must attach the detector, and set the Discriminator voltage to
various values and generate a curve. This procedure is outlined in your
NM-1000 manual. You must do this ANYTIME you change the PA-15.

The Discriminator values set by us at the factory for the two new PA-15's we
sent you are as follows:

Serial Number T0105979 set at 0.689VDC
Serial Number T0105980 set at 0.100VDC

Also, We would very much like to get our PA-15 sent back to us. This is the
one we first shipped you in December. Please ship this PA-15 to us
immediately.
____________________________
John Faircloth
Electrical Engineer
General Atomics TRIGA Reactors
(858) 455-2898
(858) 455-3170 fax     Pengukur Daya Reaktor                  40
Ini
tambahandan NPP-1000
 NP-1000 :

 • NPP-1000 dan NPP-1000 merupakan electrometer yang mengukur arus keluar
   dari detektor kamar ionisasi (Ion Chamber) sebagai detektor fluks neutron,
   hanya saja NPP-1000 dilengkapi dengan fasilitas pengukuran total fluks yang
   biasa dimanfaatkan dalam instrumentasi reaktor yang mempunyai fasilitas
   pulsing [3].

 • Instrumentasi TRIGA 2000 memiliki kedua unit tersebut tetapi keduanya
   identik digunakan sebagai pengukur daya linear untuk tahap daya tinggi.

 • Operasi dengan mode arus dilakukan dalam penggunaan ionization chamber.
   Jangkau ukur arus untuk NP-1000 adalah dari 10-9 A sampai dengan 10-3 A.

 • NP-1000 dan NPP-1000 dilengkapi dengan fasilitas luaran trip dan relai
   manakala pengukuran daya lebih besar dari 110 % atau tegangan tinggi
   detektor menjadi lebih rendah dari batas yang ditentukan.

                           Pengukur Daya Reaktor            41
Blok Pengukuran Dengan Detektor                                IC (Mode Arus)


Ionization                          Pengolah                                                                     10
                                                                                         Penampil      0
Chamber                                Sinyal                                                                     0
                      arus                          luaran
                                      Pico                                                   meter /
                                   Ammeter                                                    DPM
                                                    arus , tegangan                                        888

                                                               Rangkaian
                                                                     Trip
                    High
                 Voltage                                       Rangkaian
                                                                     Trip




                                            Pengukur Daya Reaktor                            42
Gambar memperlihatkan diagram blok penempatan NP-1000 atau NPP-1000
dalam sistem. Luaran dari NP-1000 dapat diakuisisi oleh komputer melalui
perangkat interface.


                                                        % power trip
                                                                                        scram loop
                                                              HV trip
 ionization chamber
                          arus       DC

                                            NP-1000                     komputer                     monitor
                       Teg. Tinggi




                                            bar graph
                                             % power




                      Diagram blok penempatan NP-1000 dalam sistem

                                          Pengukur Daya Reaktor                    43
Compensated Ion Chamber (CIC).

• Untuk menekan sinyal radiasi gamma adalah menggunakan kompensasi sinar
  gamma secara langsung. Dalam detektor yang khusus dikenal sebagai
  Compensated Ion Chamber (CIC).

• Detektor CIC secara tipikal menggunakan boron-lined ion chamber
  beroperasi dalam mode arus. Karena nilai Q yang jauh lebih rendah dari
  reaksi yang disebabkan neutron, interaksi neutron dalam boron-lined
  chamber menghasilkan besarnya satu tingkat lebih rendah dari kejadian
  sebab neutron dalam fission chamber (uranium-lined chamber).

• Oleh karena itu efektifitas operasi mode MSV untuk boron lined chamber
  dalam mendiskriminasi sinar gamma menjadi berkurang.

• Pendekatan alternatif dalam penggunaan CIC diketahui akan lebih efektif
  dalam mengurangi kontribusi gamma dalam boron-lined chamber daripada
  menggunakan mode operasi MSV.

                          Pengukur Daya Reaktor            44
Boron-lined                        Identical unlined
                       ion chamber                             chamber



                         I1                                          I2

                                      current difference




                                                      signal = I 1 - I2

                        Prinsip kerja CIC

Menggunakan ion chamber ganda dengan arus ion bebas diambil secara
terpisah. Satu chamber berlapis boron, sedangkan satu lagi chamber tanpa
lapisan boron. Arus I1 dari chamber berlapis boron terdiri dari jumlah arus
karena interaksi neutron dan interaksi sinar gamma dalam dinding
chamber. Arus I2 dari chamber yang tak berlapis boron hanya menunjukkan
dari kontribusi sinar gamma. Dengan mengambil selisih antara 2 arus
tersebut, maka sinyal arus yang terjadi secara prinsip hanya sebanding dengan
kontribusi neutron.
                         Pengukur Daya Reaktor                                 45
Compensated Ion Chamber                    γ
n



                                                + voltage
                       +    -        e
                                              0 voltage
                                              Current out
                    e +
                                -
                                                - voltage

         Current out = i+n + i+γ + i-γ
                       = i+ n
    γ
            Pengukur Daya Reaktor        46
Kegiatan Perbaikan Detektor Sintilasi Di Ruangan Dengan Humiditas Rendah

                        Pengukur Daya Reaktor          47
Ini juga tambahan :
                                      Prinsip Dasar                       Scram       untuk Proteksi Keselamatan

                                                      Motor Penggerak Batang
                                                                        Kendali

                                                                                       Sinyal                                 Sinyal
  Rangkaian Kontrol                                                                    Scram                                  Scram

                                                                                                                                                            arus listrik


                                                                                                                                                                  +
                                                                                                                                                                           Power
                      Electromagnet                                                                                                                                 -      Supply

                                                                                                                                                   arus listrik

                                                                                       Sinyal                                 Sinyal
                                                                                       Scram                                  Scram



                                                                                                                            diaktifkan sinyal
                                                                   Batang Kendali                                                        scram
                                                                      ( control rod    )
                                                                                                Gambar terlihat ketika elektromagnet diaktifkan




                                                         Pengukur Daya Reaktor                                                                    48
Selesai




Pengukur Daya Reaktor   49

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTANPERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTANrendraeka
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolUniv of Jember
 
48547671 teknik-dasar-generator
48547671 teknik-dasar-generator48547671 teknik-dasar-generator
48547671 teknik-dasar-generatorAsyer Agri
 
SISTEM KENDALI INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DRIVER IGBT D...
SISTEM KENDALI INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DRIVER IGBT D...SISTEM KENDALI INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DRIVER IGBT D...
SISTEM KENDALI INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DRIVER IGBT D...ajipribadis
 
ALAT-ALAT UKUR KELISTRIKAN DAN FUNGSINYA.pptx
ALAT-ALAT UKUR KELISTRIKAN DAN FUNGSINYA.pptxALAT-ALAT UKUR KELISTRIKAN DAN FUNGSINYA.pptx
ALAT-ALAT UKUR KELISTRIKAN DAN FUNGSINYA.pptxssusera8d242
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisDewi Fitri
 

Was ist angesagt? (7)

Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
PERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTANPERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTAN
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
 
48547671 teknik-dasar-generator
48547671 teknik-dasar-generator48547671 teknik-dasar-generator
48547671 teknik-dasar-generator
 
SISTEM KENDALI INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DRIVER IGBT D...
SISTEM KENDALI INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DRIVER IGBT D...SISTEM KENDALI INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DRIVER IGBT D...
SISTEM KENDALI INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DRIVER IGBT D...
 
ALAT-ALAT UKUR KELISTRIKAN DAN FUNGSINYA.pptx
ALAT-ALAT UKUR KELISTRIKAN DAN FUNGSINYA.pptxALAT-ALAT UKUR KELISTRIKAN DAN FUNGSINYA.pptx
ALAT-ALAT UKUR KELISTRIKAN DAN FUNGSINYA.pptx
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamis
 

Ähnlich wie Sistem Pengukur Daya Reaktor TRIGA 2000

Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatTransistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatRetnoWulan26
 
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatTransistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatRetnoWulan26
 
7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rcSyihab Ikbal
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaAgus Subowo
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breakerbernadus lokaputra
 
Unit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detectorUnit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detectorBeni Putra
 
Laporan praktikum elektronika_dasar_i
Laporan praktikum elektronika_dasar_iLaporan praktikum elektronika_dasar_i
Laporan praktikum elektronika_dasar_iMohammad Syawal
 
Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf
Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdfBab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf
Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdfauliapramudita1
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 
Isi modul dasar elektro ady
Isi modul dasar elektro   adyIsi modul dasar elektro   ady
Isi modul dasar elektro adyAdy Purnomo
 
I Rangkaian Listrik Kirchoff
I Rangkaian Listrik KirchoffI Rangkaian Listrik Kirchoff
I Rangkaian Listrik KirchoffFauzi Nugroho
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombangayu purwati
 
Multitester
MultitesterMultitester
Multitesterekky07
 
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdfSaliminHaryanto1
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCWahyu Pratama
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Aris Widodo
 
voltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermetervoltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermeterZara Neur
 

Ähnlich wie Sistem Pengukur Daya Reaktor TRIGA 2000 (20)

Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatTransistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguat
 
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatTransistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguat
 
7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
 
Lap 1
Lap 1Lap 1
Lap 1
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
 
Unit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detectorUnit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detector
 
Bab 10 elda tiwi
Bab 10 elda tiwiBab 10 elda tiwi
Bab 10 elda tiwi
 
Laporan praktikum elektronika_dasar_i
Laporan praktikum elektronika_dasar_iLaporan praktikum elektronika_dasar_i
Laporan praktikum elektronika_dasar_i
 
Resistor
ResistorResistor
Resistor
 
Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf
Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdfBab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf
Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
Isi modul dasar elektro ady
Isi modul dasar elektro   adyIsi modul dasar elektro   ady
Isi modul dasar elektro ady
 
I Rangkaian Listrik Kirchoff
I Rangkaian Listrik KirchoffI Rangkaian Listrik Kirchoff
I Rangkaian Listrik Kirchoff
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
 
Multitester
MultitesterMultitester
Multitester
 
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RC
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
 
voltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermetervoltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermeter
 

Kürzlich hochgeladen

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

Sistem Pengukur Daya Reaktor TRIGA 2000

  • 1. Sistem Pengukur Daya Reaktor Contoh di Reaktor Triga 2000 Bandung Oleh: (Didi Gayani) Pengukur Daya Reaktor 1
  • 2. Perangkat Ukur Perangkat Keselamatan Perangkat Kendali Panel Kendali Indikator dan Layar Peraga Sistem Pendingin & Lain-lain Teras Reaktor Blok Sistem Instrumentasi & Kendali Reaktor Pengukur Daya Reaktor 2
  • 3. Sistem Instrumentasi dan Kendali Reaktor TRIGA Sistem terdiri : •Pengukuran Neutronik : NM-1000, NP-1000, NPP-1000 •Pengukuran Non Neutronik : • Temperatur air pendingin • Temperatur bahan bakar • Konduktivitas air • Flow-rate air pendingin • Dll •Pengatur Gerak Batang Kendali : • Rangkaian lojik kontrol • V/F Converter, Modul VEXTA •Sistem Trip & Scram : analog input, digital input •Tampilan & Indikator : DPM, Bargraph, Monitor Pengukur Daya Reaktor 3
  • 4. Instrumentasi Reaktor : Pengukuran Neutronik Pada reaktor riset fluks neutron dimonitor secara bertahap. Fluks yang dideteksi biasanya dibagi dalam 3 tahap [1] : • tahap sumber (kurang dari 104 nv), • tahap daya menengah (103 nv s.d. 106 nv) • tahap daya penuh (105 nv s.d. 1012 nv) Diagram Blok Sistem Instrumentasi & Kendali Reaktor TRIGA 2000, kanal pengukuran neutronik terdiri dari : • NM-1000, yang mencakup pengukuran daya dengan jangkauan lebar mulai dari tahap sumber sampai daya 120 % daya penuh. • NP-1000, yang dipasang untuk mencakup pengukuran daya 2 dekade teratas • NPP-1000, yang dipasang sama seperti NP-1000 Pengukur Daya Reaktor 4
  • 5. Gambar memperlihatkan diagram blok penempatan NM-1000 dalam sistem instrumentasi reaktor TRIGA 2000. % power trip reactor control room hall scram loop HV trip NM-1000 fission chamber pulsa sub unit sub unit komputer preamp. mikroprosesor HV monitor bar graph linear % pwr., chart per. recorder Diagram blok penempatan NM-1000 dalam sistem Pengukur Daya Reaktor 5
  • 6. Bahasan : • Detektor Neutron • Mode Pengukuran Pengukur Daya Reaktor 6
  • 7. Klasifikasi Detektor Nuklir : 1. Detektor Isian Gas • Kamar Ionisasi (Ionization Chamber) • Proportional Counter • Geiger Muller Counter 2. Detektor Semikonduktor 3. Detektor Sintilasi Efek yang banyak digunakan dalam deteksi radiasi adalah : ∀• Ionisasi : Atom atom dari gas atau bahan solid (mis.semikonduktor) yang ditembus oleh radiasi terionisasi pada tingkat yang proporsional dengan intensitas radiasi. ∀• Eksitasi : Penyerapan radiasi menimbulkan kerlip cahaya atau sintilasi pada bahan tertentu. Pengukur Daya Reaktor 7
  • 8. Klasififikasi radiasi pengion berdasarkan cara mengionisasi pada bahan : 1. Partikel Bermuatan (proton, elektron, positron, dll) 2. Photon (sinar gamma, sinar X) 3. Partikel Tak Bermuatan (neutron) Partikel Bermuatan mengionisasi lingkungannya dan melepaskan energinya ketika melalui bahan Photon berinteraksi dengan bahan dengan cara : 1. Efek Fotolistrik (Photoelectric effect) 2. Hamburan Compton (Compton Scattering) 3. Produksi Pasangan (Pair Production) Neutron tidak mengionisasi secara langsung, tetapi menembus bahan sampai menumbuk inti atom dan menghasilkan partikel bermuatan hasil reaksi dan kemudian mengionisasi atom Pengukur Daya Reaktor 8
  • 9. Metoda Pendeteksian Neutron (dari buku Radiation Detection & Measurement, Knoll hal 481,chapter 14) • Neutron dideteksi melalui reaksi nuklir yang menghasilkan partikel bermuatan seperti proton, alpha dan sebagainya (termasuk fission products). • Setiap jenis detektor neutron melibatkan kombinasi dari material target yang dirancang untuk melaksanakan konversi ini bersama dengan detektor radiasi konvensional. • Neutron lambat merupakan hal yang menonjol dalam reaktor saat ini dan banyak peralatan yang dikembangkan untuk daerah energi ini ditujukan pada pengukuran fluks neutron reaktor. Pengukur Daya Reaktor 9
  • 10. Neutron Detectors • Radiation detectors require ionizing radiation that interact with atomic electrons and either ionize or excite atoms • Neutrons do not interact with electrons, only nuclei • Therefore must use nuclear reaction in a detector to detect neutrons Pengukur Daya Reaktor 10
  • 11. Reaksi Nuklir Dalam Deteksi Neutron Dalam mencari reaksi nuklir yang berguna dalam deteksi neutron, beberapa faktor harus diperhatikan. Dalam banyak aplikasi, medan sinar gamma yang kuat banyak dijumpai bersama neutron sehingga ada pilihan yang berhubungan dengan kemampuan mendiskriminasi terhadap sinar gamma dalam proses pendeteksian neutron : • Hal penting utama adalah nilai Q (Q value) dari reaksi yang menentukan energi yang dibebaskan dalam reaksi yang mengikuti penangkapan neutron. • Makin tinggi nilai Q, makin besar energi yang diberikan kepada produk produk reaksi, lebih mudah tugas untuk mendiskriminasi terhadap kejadian sinar gamma dengan menggunakan diskriminasi amplituda. Pengukur Daya Reaktor 11
  • 12. A. Reaksi 10B(n,α) / (The 10B(n,α ) reaction) Q value 10 B+ n  1 7 3 Li + 2 α 4 2,792 MeV ground state 5 0 10 5 B+ 01n  7 3 Li * + 2 α 4 2,310 MeV excited state B. Reaksi 6Li(n, α) / (The 6Li(n, α ) Reaction) Q value 6 3 Li+ 01n  3 1 H +2α 4 4,78 MeV C. Reaksi 3He(n,p) / (The 3He(n,p) Reaction) Q value 3 He+ n 1  3 1 H +1 p 1 0,764 MeV 2 0 Pengukur Daya Reaktor 12
  • 13. D. Neutron-Induced Fission Reactions • Cross section fisi dari 233U, 235U dan 239Pu relatif lebih besar pada energi neutron rendah dan material material ini dapat digunakan sebagai basis detektor neutron lambat. • Satu karakteristik dari reaksi fisi adalah sangat besarnya nilai Q (kira kira 200 MeV) dibandingkan dengan reaksi nuklir lain. Sebagai hasilnya detektor yang didasarkan pada reaksi fisi memberikan luaran pulsa lebih besar dari pada yang disebabkan oleh sinar gamma dan diskriminasi dapat dilaksanakan dengan baik. • Hampir semua nuklida fisil secara alamiah adalah radioaktif alpha dan konsekuensinya setiap detektor yang menggunakan material tersebut akan memperlihatkan sinyal luaran spontan yang disebabkan peluruhan alpha. • Akan tetapi energi dari peluruhan alpha beberapa kali lebih kecil dari energi yang diberikan dalam reaksi fisi dan kejadian ini biasanya dapat didiskriminasi dengan mudah pada persoalan amplitude pulsa. Pengukur Daya Reaktor 13
  • 14. Fission Reaction 235 U + n → FF (165 MeV) + n’s (5 MeV) + γ’s (7 MeV) • The fission reaction can be used to detect thermal energy neutrons • Fission fragments share approximately 165 MeV of energy and are highly ionizing particles • Cross sections for U-235 are relatively large for thermal energy neutrons ~ 582 barns Pengukur Daya Reaktor 14
  • 15. Example : Fission Chamber n U-235 Fission Fragment Insulator α current or pulses out Pengukur Daya Reaktor 15
  • 16. Mode Operasi Detektor : 1. Mode Arus 2. Mode MSV (Mean Square Voltage) 3. Mode Pulsa Pengukur Daya Reaktor 16
  • 17. Mode Arus : detektor I i(t) I(t) Time 1 t I (t ) = T ∫t −T i (t ' )dt ' Arus rerata : r = event rate E Q = Eq/w = charge produced foe each event I 0 = rQ = r q E = average energy deposited per event w W = average energy required to produce a unit charge pair (e.g.electron-ion pair) q = 1.6 x 10-19 C Pengukur Daya Reaktor 17
  • 18. Mode Arus : Untuk iradiasi atas detektor, arus rata-rata dapat ditulis kembali sebagai jumlah arus konstan Io ditambah komponen fluktuasi σI(t) seperti pada sketsa berikut, I(t) Io t • σI(t) adalah variabel acak yang tergantung waktu sebagai konsekuensi sifat acak kejadian radiasi berinteraksi dalam detektor. • Ukuran statistik dari komponen acak adalah varians atau nilai mean square, didefinisikan sebagai rata-rata dari kuadrat beda antara arus fluktuasi I(t) dengan arus rata-rata Io . • Nilai varians atau mean square diberikan dengan persamaan : t 1 t 1 σ (t ) = ∫t −T [ I (t ' ) − I 0 ] dt ' = ∫ σ ι2 (t ' )dt ' 2 2 ι T T t −T Pengukur Daya Reaktor 18
  • 19. t 1 t 1 σ ι (t ) = ∫ [ I (t ' ) − I 0 ] dt ' = ∫ σ ι2 (t ' )dt ' 2 2 T t −T T t −T Standard Deviation : σ ι (t ) = σ ι2 (t ) Statistik : σn = n Deviasi Standar dalam jumlah event yang timbul pada kelajuan r dalam waktu pengukuran efektif T, adalah : σ n = rT Jadi fraksi standard deviation dalam sinyal terukur karena fluktuasi acak dalam waktu kedatangan pulsa : σ ι (t ) σ n 1 = = σ ι (t ) = deviasi standar dalam arus terukur I0 n rT T = waktu respon picoammeter I0 = arus rerata terbaca pada meter Pengukur Daya Reaktor 19
  • 20. Mode MSV : Sinyal melalui rangkaian yang menahan arus DC dan hanya melewatkan komponen fluktuasi I(t). Dengan menggunakan elemen pengolah sinyal, dihitung rata-rata dari kuadrat amplitudo dari I(t). Langkah proses tersebut : output ion squaring Averaging chamber circuit t 1 t 1 σ ι (t ) = ∫t −T [ I (t ' ) − I 0 ] dt ' = ∫ σ ι2 (t ' )dt ' 2 2 T T t −T E I 0 = rQ = r q (Arus rerata pada mode arus) w σ ι (t ) σ n 1 rQ 2 I0 = n = rT (Fraksi standar deviasi)  σ ι (t ) = 2 T Sinyal mean square secara langsung proporsional terhadap laju kejadian r dan sebanding kepada kuadrat muatan Q yang dihasilkan dalam tiap kejadian interaksi. Pengukur Daya Reaktor 20
  • 21. Mode Pulsa : Mode pulsa dapat memberikan informasi mengenai amplitudo dan pewaktuan dari kejadian individu. Sinyal pulsa yang dihasilkan dari kejadian tunggal tergantung pada karakteristik rangkaian yang menghubungkan detektor (umumnya : preamplifier). Rangkaian penyederhanaan : detektor C R V(t) • Jika suatu preamplifier dihubungkan ke detektor, maka R adalah resistansi masukannya dan C adalah jumlah kapasitansi dari detektor, kabel yang digunakan untuk menghubungkan detektor ke rangkaian dan kapasitansi masukan dari preamplifier-nya sendiri. • Tegangan V(t), atas beban R adalah sinyal tegangan yang fundamental dari suatu mode pulsa. Dua operasi terpisah dapat diindentifikasi tergantung pada nilai relatif dari konstanta waktu (time constant) dari rangkaian pengukur. Untuk analisis rangkaian sederhana, konstanta waktu ini diberikan sebagai hasil kali R dan C; atau τ = R.C. Pengukur Daya Reaktor 21
  • 22. V (t) ∫ Q = i ( t ) dt (a ) tc k a s u s 1 : R C < < tc V (t) (b ) V (t) = R i( t ) k a s u s 2 : R C > > tc V (t) V m a x = Q / C (c ) t G a m b a r 1 . (a ) L u a ra n a ru s d a ri d e te k to r ( b ) T e g a n g a n V ( t) d e n g a n r a n g k a ia n b e b a n k o n s ta n ta w a k tu k e c il ( c ) T e g a n g a n V ( t) u n tu k r a n g k a ia n b e b a n k o n s ta n ta w a k tu b e s a r Karena kapasitansi biasanya tetap, amplitudo dari pulsa sinyal secara langsung proporsional terhadap muatan yang dihasilkan dalam detektor, dan diberikan dengan pernyataan : Q V max = C Pengukur Daya Reaktor 22
  • 23. Q V max = C • Kesebandingan antara Vmax dan Q terpelihara hanja jika kapasitansi C tetap konstan. • Dalam banyak detektor, kapasitansi yang melekat terbentuk oleh ukuran detektor dan bentuknya yang terjamin,. • Dalam detektor jenis lain (detektor semikonduktor), kapasitansi dapat berubah dengan variasi parameter dalam operasi normal. Dalam hal ini, pulsa-pulsa tegangan dengan amplitudo berbeda dapat terhasilkan dari kejadian-kejadian dengan nilai Q yang sama. • Dalam usaha untuk menjaga informasi dasar yang dibawa oleh nilai Q, suatu jenis rangkaian penguat awal (preamplifier) yang disebut sebagai charge sensitive preamplifier telah banyak digunakan secara luas. Pengukur Daya Reaktor 23
  • 24. • Penguat awal ditempatkan sedekat mungkin dengan detektor, selalu diinginkan untuk meminimalkan beban kapasitif atas detektor, oleh karena itu kabel penghubung yang panjang antara detektor dan penguat awal harus dihindarkan sedapat mungkin. Satu fungsi dari penguat awal adalah mengahiri kapasitansi secepat mungkin hal itu memaksimalkan signal to noise ratio. • Penguat awal juga sebagai penyepadan impedansi, memberikan impedansi masukan yang tinggi untuk detektor untuk meminimalkan pembebanan, disamping memberikan impedansi luaran yang rendah untuk mengemudikan komponen rangkaian selanjutnya. • Penguat awal tidak memberikan pembentukan pulsa, dan luarannya pulsa linear. Rise time dari pulsa luaran dipelihara secepat mungkin, konsisten dengan charge collection time dalam detektor sendiri. Decay time dari pulsa dibuat cukup besar biasanya 50 –100 mikrodetik. Pengukur Daya Reaktor 24
  • 25. Preamplifier : • Voltage Sensitive Preamplifier • Charge Sensitive Amplifier Secara historis jenis voltage sensitive lebih konvensional dalam banyak aplikasi elektronik dan merupakan konfigurasi sederhana yang memberikan pulsa luaran yang amplitudonya sebanding dengan amplituda tegangan pulsa yang diberikan sebagai masukannya. Jika time constant dari rangkaian masukan (kombinasi paralel dari kapasitansi dan resistansi masukan) cukup besar dibandingkan dengan charge collection time maka pulsa masukan akan mempunyai amplitudo sama dengan : Q V max = C Pengukur Daya Reaktor 25
  • 26. Pengukuran Neutronik (NM-1000 & NP-1000) Dalam reaktor nuklir termal, kebanyakan daya dibangkitkan melalui fisi yang disebabkan oleh neutron lambat. Oleh karena itu sensor nuklir yang merupakan bagian dari kontrol reaktor atau sistem keselamatan umumnya didasarkan pada detektor yang respon utamanya pada neutron lambat. Kebanyakan sensor neutron untuk detektor adalah jenis isian gas. Keuntungan dalam aplikasi ini termasuk sifat diskriminasi terhadap sinar gamma yang melekat terdapat pada setiap detektor isian gas, stabilitas jangka lama, dan ketahanannya terhadap kerusakan radiasi. Pengukur Daya Reaktor 26
  • 27. NM-1000 • NM-1000 merupakan sistem berbasiskan mikroprosesor Z80, sistem terbagi dalam 2 susunan sub unit yaitu sub-unit penguat awal (preamplifier) dan sub-unit mikroprosesor yang dapat ditempatkan secara berjauhan. • Komunikasi data dan sinyal kontrol di antaranya ditransmisikan melalui pasangan kabel terlindung. Informasi hasil pengamatan diolah untuk setiap basis waktu 200 milidetik dan hasil olahan ditampilkan melalui tampilan lokal dari sub unit mikroprosesor. • Selain itu NM-1000 dilengkapi dengan luaran serial dalam mode current loop dengan kecepatan 4800 baud untuk transmisi semua kanal pengukuran NM-1000 melalui pasangan kabel tunggal. • Keseluruhan kanal pengukuran memberikan jangkauan lebar secara logaritmik dan linear, mencakup daerah pengukuran fluks neutron dari tahap sumber sampai tahap daya penuh. Pengukur Daya Reaktor 27
  • 28. AC AC Power Module filter +15 V -15 V fet switch preamp discrm. isolator Pwr Supp. Pwr Supp. filter detector preamplifier (PA15) assy. HV Pwr Supp. HV Pwr Distrr. band true RMS V/F preamp pass detector converter filter Calibrate logic Campbell rectifier sense logic Counter #2 TSP UART Counter #1 comm TSP Calibrate Generator sub unit preamplifier counter / transmitter Pengukur Daya Reaktor 28
  • 29. Informasi sebagai luaran dari kanal pengamatan fluks neutron ditampilkan secara simultan pada tampilan lokal pada sub unit mikroprosesor dan pada panel bar graph untuk jarak jauh (remote). Luaran analog dalam bentuk arus 4 – 20 mA untuk pengukuran NM- 1000 terdiri dari : ∀ • Luaran untuk laju cacah ( 1 s.d 106 cps) ∀ • Luaran untuk daya jangkau lebar (2 X 10 -8 s.d. 120 %) ∀ • Luaran untuk perioda, -30 s.d. 3 detik ∀ • Luaran untuk daya dalam % ∀ • Luaran untuk linear multirange (2 X 10-8 s.d. 120 %) - Mantissa - Exponent Pengukur Daya Reaktor 29
  • 30. NM1000 : Detektor fission chamber • Reaksi fisi dapat juga disediakan sebagai cara konversi neutron lambat produk reaksi pengion sehingga dapat dideteksi dengan cara konvensional. • Satu karakteristik yang menonjol dari reaksi fisi adalah jumlah energi yang besar (200 MeV) dibebaskan dalam reaksi, sekitar 160 MeV muncul sebagai energi kinetik dari fragmen fisi. • Oleh karena itu reaksi fisi yang disebabkan neutron dapat diharapkan menjadi lebih besar dalam magnitude dari pada reaksi lainnya atau kejadian lain karena latar belakang atau kontaminasi detektor. Pada kondisi tersebut laju latar belakang yang rendah bisa dicapai dan cacah neutron secara praktis dapat dilaksanakan pada laju cacah yang rendah. Pengukur Daya Reaktor 30
  • 31. • Metoda mengurangi sensitivitas gamma, menggunakan mode MSV. Mode ini dikenal dengan teknik Campbell, mendapatkan sinyal proporsional terhadap mean square dari fluktuasi arus ion chamber. • Sinyal ini sebanding dengan laju pulsa rerata dan kuadrat dari muatan ionisasi yang terjadi tiap pulsa. Karena pulsa yang terjadi karena neutron menghasilkan muatan lebih besar dari sinar gamma, sinyal mean square akan berbobot komponen neutron dengan kuadrat dari perbandingan muatan neutron terhadap gamma. • Peningkatan sensitivitas terhadap neutron merupakan keuntungan dalam fission chamber. • Operasi mode MSV berguna pada daya menengah reaktor dan dalam kontrol kanal jangkau lebar dimana satu detektor memberikan masukan kepada instrumentasi yang beroperasi dalam mode pulsa, mode MSV atau mode arus tergantung pada tingkat fluks neutron yang diukur. rQ 2 σ Ι2 (t ) = T Pengukur Daya Reaktor 31
  • 32. Pengukuran daya dengan NM-1000 terbagi dalam 10 dekade menggunakan 1 buah detektor fission chamber. • Tujuh dekade pertama menggunakan teknik laju cacah (count rate); • Tiga dekade terakhir menggunakan teknik Campbell (MSV), yaitu daya reaktor berbanding dengan kuadrat nilai RMS (Root Mean Square) bagian sinyal AC dari luaran detektor fission chamber. Rangkaian Campbell memroses sinyal RMS dari detektor dan mengubahnya menjadi untaian pulsa yang dihitung oleh pencacah (counter). Dengan menggabungkan kedua teknik, NM-1000 dapat mencakup 10 dekade pengukuran. mode Campbell mode count rate 7 dekade 3 dekade -8 10 % 10 -1 % 10 2 % Range Pengukuran berdasarkan Mode Pengukur Daya Reaktor 32
  • 33. Untuk menghitung daya reaktor dua persamaan digunakan dalam NM-1000 : Daerah laju cacah : Daya dalam % = [Cacah/s] X Konstanta daya untuk laju cacah Daerah Campbell : Daya dalam % = [Cacah Campbell/s] X Fak. linearisasi X Konst.daya untuk Campbell Pengukur Daya Reaktor 33
  • 34. 1 x 100 Percent Power 1 x 10-1 Count Rate region overlap Campbell region 1 x 10-2 1,2 x 106 Count Per Sec x 105 Jangkau ukur NM-1000 Sekitar CrossOver Pengukur Daya Reaktor 34
  • 35. Perioda reaktor menginformasikan waktu yang diperlukan oleh reaktor berubah dayanya sebesar ‘e’ (2,718..) kali. Untuk penentuan perioda reaktor, perangkat lunak NM-1000 menggunakan laju perubahan daya dalam % (percent power rate of change) dalam satuan DPM (Decade Per Minute) dengan rumusan sebagai berikut[4] : Rate of change = log (% power) – log (% power 200 msec ago) * 300 Konstanta 300 digunakan untuk mengubah laju perubahan (rate of change) tiap 200 milidetiik menjadi laju perubahan per menit. Untuk mengubah satuan laju perubahan menjadi perioda, digunakan persamaan[4] : Period = 26,0576 / rate of change DPM Pengukur Daya Reaktor 35
  • 36. Foto Fission Chamber Pengukur Daya Reaktor 36
  • 37. Konektor pada FC yang dibongkar Pengukur Daya Reaktor 37
  • 38. Pengkawatan Fission Chamber dengan preamp PA5 Pengukur Daya Reaktor 38
  • 39. Preamp (PA15) untuk detektor FC Pengukur Daya Reaktor 39
  • 40. Mr. Didi Gayani, There is one more point I wish to make to you regarding the changes between your original PA-15 and the new ones we have sent you. The Discriminator Voltage value is very different from PA-15 to PA-15, even in new ones manufactured at the same time. Refer to the Schematic and you can see that each PA-15 will require a true Discriminator Curve to be generated. To do this you must attach the detector, and set the Discriminator voltage to various values and generate a curve. This procedure is outlined in your NM-1000 manual. You must do this ANYTIME you change the PA-15. The Discriminator values set by us at the factory for the two new PA-15's we sent you are as follows: Serial Number T0105979 set at 0.689VDC Serial Number T0105980 set at 0.100VDC Also, We would very much like to get our PA-15 sent back to us. This is the one we first shipped you in December. Please ship this PA-15 to us immediately. ____________________________ John Faircloth Electrical Engineer General Atomics TRIGA Reactors (858) 455-2898 (858) 455-3170 fax Pengukur Daya Reaktor 40
  • 41. Ini tambahandan NPP-1000 NP-1000 : • NPP-1000 dan NPP-1000 merupakan electrometer yang mengukur arus keluar dari detektor kamar ionisasi (Ion Chamber) sebagai detektor fluks neutron, hanya saja NPP-1000 dilengkapi dengan fasilitas pengukuran total fluks yang biasa dimanfaatkan dalam instrumentasi reaktor yang mempunyai fasilitas pulsing [3]. • Instrumentasi TRIGA 2000 memiliki kedua unit tersebut tetapi keduanya identik digunakan sebagai pengukur daya linear untuk tahap daya tinggi. • Operasi dengan mode arus dilakukan dalam penggunaan ionization chamber. Jangkau ukur arus untuk NP-1000 adalah dari 10-9 A sampai dengan 10-3 A. • NP-1000 dan NPP-1000 dilengkapi dengan fasilitas luaran trip dan relai manakala pengukuran daya lebih besar dari 110 % atau tegangan tinggi detektor menjadi lebih rendah dari batas yang ditentukan. Pengukur Daya Reaktor 41
  • 42. Blok Pengukuran Dengan Detektor IC (Mode Arus) Ionization Pengolah 10 Penampil 0 Chamber Sinyal 0 arus luaran Pico meter / Ammeter DPM arus , tegangan 888 Rangkaian Trip High Voltage Rangkaian Trip Pengukur Daya Reaktor 42
  • 43. Gambar memperlihatkan diagram blok penempatan NP-1000 atau NPP-1000 dalam sistem. Luaran dari NP-1000 dapat diakuisisi oleh komputer melalui perangkat interface. % power trip scram loop HV trip ionization chamber arus DC NP-1000 komputer monitor Teg. Tinggi bar graph % power Diagram blok penempatan NP-1000 dalam sistem Pengukur Daya Reaktor 43
  • 44. Compensated Ion Chamber (CIC). • Untuk menekan sinyal radiasi gamma adalah menggunakan kompensasi sinar gamma secara langsung. Dalam detektor yang khusus dikenal sebagai Compensated Ion Chamber (CIC). • Detektor CIC secara tipikal menggunakan boron-lined ion chamber beroperasi dalam mode arus. Karena nilai Q yang jauh lebih rendah dari reaksi yang disebabkan neutron, interaksi neutron dalam boron-lined chamber menghasilkan besarnya satu tingkat lebih rendah dari kejadian sebab neutron dalam fission chamber (uranium-lined chamber). • Oleh karena itu efektifitas operasi mode MSV untuk boron lined chamber dalam mendiskriminasi sinar gamma menjadi berkurang. • Pendekatan alternatif dalam penggunaan CIC diketahui akan lebih efektif dalam mengurangi kontribusi gamma dalam boron-lined chamber daripada menggunakan mode operasi MSV. Pengukur Daya Reaktor 44
  • 45. Boron-lined Identical unlined ion chamber chamber I1 I2 current difference signal = I 1 - I2 Prinsip kerja CIC Menggunakan ion chamber ganda dengan arus ion bebas diambil secara terpisah. Satu chamber berlapis boron, sedangkan satu lagi chamber tanpa lapisan boron. Arus I1 dari chamber berlapis boron terdiri dari jumlah arus karena interaksi neutron dan interaksi sinar gamma dalam dinding chamber. Arus I2 dari chamber yang tak berlapis boron hanya menunjukkan dari kontribusi sinar gamma. Dengan mengambil selisih antara 2 arus tersebut, maka sinyal arus yang terjadi secara prinsip hanya sebanding dengan kontribusi neutron. Pengukur Daya Reaktor 45
  • 46. Compensated Ion Chamber γ n + voltage + - e 0 voltage Current out e + - - voltage Current out = i+n + i+γ + i-γ = i+ n γ Pengukur Daya Reaktor 46
  • 47. Kegiatan Perbaikan Detektor Sintilasi Di Ruangan Dengan Humiditas Rendah Pengukur Daya Reaktor 47
  • 48. Ini juga tambahan : Prinsip Dasar Scram untuk Proteksi Keselamatan Motor Penggerak Batang Kendali Sinyal Sinyal Rangkaian Kontrol Scram Scram arus listrik + Power Electromagnet - Supply arus listrik Sinyal Sinyal Scram Scram diaktifkan sinyal Batang Kendali scram ( control rod ) Gambar terlihat ketika elektromagnet diaktifkan Pengukur Daya Reaktor 48