SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
ANALISIS KASUS
BLIND CASE
Identitas Klien
   Nama                     : Dodo
   Jenis Kelamin            : Laki-laki
   Usia                     : 4,5 tahun
   Agama                    : Protestan
   Pendidikan               : TK
   Sekolah                  : TK XD Yogyakarta
   Status                   : Anak kandung
   Posisi anak dalam keluarga      : Anak ke 1
    dari 2 bersaudara
Identitas Orang Tua

            Identitas                Ayah                Ibu
Nama                    FA                  SW
Usia                    28 tahun            25 tahun
Agama                   Protestan           Protestan
Pendidikan              D-3                 D-1
Pekerjaan               Wiraswasta          Wiraswasta
Keluhan
 Selama 2-3 bulan terakhir sering tidak masuk
 sekolah. Kapaupun masuk didahului oleh
 sikap ogah-ogahan. Di sekolah sering kali
 mengeluh pusing atau sakit perut, dan minta
 dijemput oleh orang tua / pengasuh. Jadi
 sering meninggalkan sekolah lebih awal dari
 seharusnya.
Hasil Asesmen

Faktor Risiko                  Faktor Protektif

   Tugas-tugas sekolah           Senang dengan keteraturan,
    banyak                         ditunjukkan dengan
                                   menyusun rapi mainannya
   Guru menghukum ketika
    tidak mengerjakan tugas       Hubungan dengan teman
                                   sekelas dan teman sebaya
   Teman-teman mengejek           cukup baik
    saat sakit perut              Di rumah santun
   Tidak terlalu banyak          Senang menggambar
    melibatkan diri dalam
    permainan                     Cukup pandai
                                  Mau bergaul dengan teman
   Orang tua menuntut harus       sekelas dan di rumah
    mengalah dengan adik
Gejala
     Sering membolos sekolah
     Bila di sekolah sering meminta di jemput lebih awal
     Di sekolah cenderung malas, namun di rumah lebih semangat
      dalam belajar
     Mudah menyerah dalam mengerjakan tugas
     Suka mengganggu jalannya kelas
     Cenderung pasif di dalam kelas dan pergaulan dengan teman
      sebaya di sekolah
     Pandangan sering ke luar kelas
     Membuat orang lain jengkel
     Sakit perut, pusing, keringat dingin
     Tidak mau ditinggal oleh orang tuanya saat sekolah
     Mengompol
     Rewel,sering ngambek
Asesmen Lanjutan
   Usia adik
   Kesiapan sekolah (school readiness)
   Kemampuan kognisi
   Tugas-tugas di sekolah seperti apa
   Sistem pendidikan di sekolah (berapa lama, usia
    berapa)
   Pada situasi apa gejala muncul
   Klien menyukai keteraturan, mungkinkah terjadi
    perubahan dalam kegiatan rutin sehari-hari.
Diagnosis
  Fremont, W. P. 2003. School Refusal in Children and Adolescent. Am Fam Physician. 68 (8) :
  1555-1561.


                                      Keterangan

    Kriteria Diagnosis                                              Gejala yang Diperoleh
                              Ada                  Tidak
Tekanan emosional yang         √                               -   Adanya      tanda-tanda      kecemasan
berat   berkaitan   dengan                                         (menolak untuk ditinggal sendirian
menghadiri sekolah; dapat                                          bila berada di sekolah, mengompol,
termsuk        kecemasan,                                          dan keringat dingin)
temper tantrum, depresi,                                       -   Temper tantrum (ngambek, rewel,
atau gejala somatis.                                               dan menangis bila dipaksa masuk
                                                                   ke kelas)
                                                               -   Tertekan bila sedang di sekolah
                                                                   (cenderung        malas,        mudah
                                                                   menyerah       dalam      mengerjakan
                                                                   tugas, mengganggu jalannya kelas,
                                                                   cenderung pasif, dan pandangan
                                                                   lebih sering ke luar kelas)
                                                               -   Gejala somatis yang dialami ketika
                                                                   di     sekolah         dan      apabila
                                                                   mengerjakan tugas sekolah adalah
                                                                   pusing dan sakit perut.
Diagnosis
Orang tua sadar akan            √       -   Sering tidak masuk sekolah
ketidakhadiran anak ke                  -   Sering meninggalkan sekolah
sekolah;      anak     sering               lebih awal (minta di jemput
berusaha            membujuk                lebih awal dengan alasan sakit).
orang         tua      untuk
mengizinkannya tinggal
di rumah.




Tidak           munculnya           √   -   Tidak muncul
perilaku anti sosial yang
signifikan.
Diagnosis
Selama    jam   sekolah,   √       -   Sering membolos sekolah atau
anak biasanya tinggal di               bila sedang di sekolah, anak
rumah karena dianggap                  minta di jemput pulang lebih
sebagai lingkungan yang                awal.
aman


Anak mengekspresikan           √   -   Tugas tidak dikerjakan karena
kemauan            untuk               pusing dan sakit perut (dihukum
mengerjakan tugas-tugas                guru karena tiga kali tidak
sekolah             dan                mengerjakan tugas)
memenuhinya      dengan            -   Lebih   semangat     belajar   di
menyelesaikannya      di               rumah
rumah.
Penyebab
   Terjadi perubahan dalam proses pembelajaran di
    sekolah Hal ini pada akhirnya terkait dengan
    kesiapan anak sekolah
   Mempertimbangkan usianya yang baru 4,5 tahun.
    sudah diberikan tugas-tugas sekolah yang cukup
    banyak dan rutin.
    Ketika Dodo tidak termotivasi untuk mengerjakan
    tugas sekolah, Guru menghukum Dodo sehingga
    membuatnya semakin tidak termotivasi dan
    merasa takut dengan sekolah.
Penyebab
   Selain dari lingkungan sekolah, lingkungan lain yang mungkin
    menyebabkan terjadi perubahan pada anak adalah lingkungan
    keluarganya. Diceritakan dalam kasus bahwa tampaknya Dodo
    baru saja punya adik. Meskipun masih diperlukan asesmen lebih
    lanjut, tapi tampak bahwa terjadi perubahan dalam keluarga Dodo
    sejak adiknya lahir, misalnya perhatian orangtua yang tadinya
    berfokus sepenuhnya padanya, sekarang kasih sayang dan
    perhatian orangtua terbagi pada adiknya. Dalam cerita Dodo
    tampak peduli dengan adiknya dan suka bermain bersama, tapi di
    sisi lain ia juga kadang kesal dengan adiknya karena suka merebut
    mainannya dan merobek bukunya.
   Terjadinya perubahan-perubahan ini membuat Dodo merasa cemas
    sehingga menstimulasi gejala-gejala fisik seperti sakit perut atau
    pusing. Meskipun demikian, munculnya gejala fisik bisa jadi juga
    berhubungan dengan pola makan dan pola tidur Dodo, yang harus
    diasesmen lebih lanjut.
Rancangan Intervensi
 No             Program              Aktivitas                       Perilaku yang diharapkan
Program anak
      Pertemuan awal      Konsultasi menghadirkan      orang Menyamakan persepsi
                          tua dan guru.
                                                             Action plan
                          Pertemuan dengan orang tua

                          Pertemuan dengan guru

                          Pertemuan dengan guru dan orang
                          tua.
Rancangan Intervensi
Terapi individu
2.     (Play Therapy)                  sandtherapy                    Anak dapat mengekspresikan emosi-
                                                                      emosinya terutama negatif, dan mendorong
                                                                      anak mendapatkan pengalaman emosi
                                                                      yang positif



1.     Sensitisasi emosi               Mendengarkan     cerita  tentang Mengenali emosi   negatif   dan   positif
                                       berbagai kosakata emosi-emosi    (debriefing)
       Dengan buku pelangi hatiku (1
       sesi)

       Evaluasi
3.     Desensitisasi                   Bermain pura-pura sekolah       Anak pelan-pelan dapat mendapatkan
                                                                       pengalaman positif tentang sekolah
Rancangan Intervensi

5.    Token ekonomi                      Memberikan reward apabila ia     Muncul motivasi anak sekolah dan
                                         dapat sekolah dengan diantar     persepsi positif terhadap sekolah dan
      Melibatkan     orang   tua   dan   orang tua tetapi mau ditinggal   guru.
      guru.                              dan ditunggui selama 1 jam
                                         Kemudian selanjutnya hanya
                                         diantar, tanpa di tunggui.



Program orang tua dan guru
4.    Self evaluation                    Mencaritahu    respon-respon     Orang tua bersama-sama terapis dapat
                                         orang tua dan guru terhadap      menemukan pola yang tidak tepat
                                         perilaku anak.

6.    Psikoedukasi                       (konseling) Diskusi              Orang   tua   dan   guru  memiliki
                                                                          kesempatan untuk memahami keadaan
                                                                          anak

7.    Evaluasi
Comments
   Mb che: diagnosisnya apa? Ada SAD jg
    kayaknya...
   Tante enthin: lihat diagnosisnya, kenapa
    pertemuan dgn ortu dan guru berbeda2?
    Konseling dan psikoedukasi beda lho...
Dari Ibu Wisjnu
   School refusal itu merupakan dampak, cari akar
    masalah/penyebabnya
   Tadi sudah diduga akarnya, yaitu guru. Jadi fokus
    intervensi harus pada penyebabnya dulu, baik di
    sekolah atau di rumah.
   Harus ada prioritas, menurut terapis mana yang
    kontribusinya paling besar, itu yang diselesaikan
    dulu. Jangan fokus pada perilaku maladaptif anak.
    Meskipun perilaku anak berubah, jika
    lingkungannya tidak berubah, masalah tidak
    terselesaikan.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Presentasi kasus a

Masalah anak yang berat, kompleks, dan
Masalah anak yang berat, kompleks, danMasalah anak yang berat, kompleks, dan
Masalah anak yang berat, kompleks, dan
Elmin Khasanah
 
Disleksia dari aspek emosi dan tingkah laku
Disleksia dari aspek emosi dan tingkah lakuDisleksia dari aspek emosi dan tingkah laku
Disleksia dari aspek emosi dan tingkah laku
cikgusuepkhas
 
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfKARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
ZahroMasruroh
 
Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis? Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis?
24hourparenting
 
Serba serbi pengasuhan
Serba serbi pengasuhanSerba serbi pengasuhan
Serba serbi pengasuhan
Irfan Fahmi
 
54403496 jurnal
54403496 jurnal54403496 jurnal
54403496 jurnal
suthasha
 

Ähnlich wie Presentasi kasus a (20)

Masalah anak yang berat, kompleks, dan
Masalah anak yang berat, kompleks, danMasalah anak yang berat, kompleks, dan
Masalah anak yang berat, kompleks, dan
 
Disleksia dari aspek emosi dan tingkah laku
Disleksia dari aspek emosi dan tingkah lakuDisleksia dari aspek emosi dan tingkah laku
Disleksia dari aspek emosi dan tingkah laku
 
Penyebab anak malas belajar
Penyebab anak malas belajarPenyebab anak malas belajar
Penyebab anak malas belajar
 
Autisme & gelisah
Autisme & gelisahAutisme & gelisah
Autisme & gelisah
 
Dukungan psikologis.pptx
Dukungan psikologis.pptxDukungan psikologis.pptx
Dukungan psikologis.pptx
 
dpa di aud.pptx
dpa di aud.pptxdpa di aud.pptx
dpa di aud.pptx
 
dpa di aud.pptx
dpa di aud.pptxdpa di aud.pptx
dpa di aud.pptx
 
Bahasa Ibu - Bahasa cinta orang tua dan pendidik. .pptx
Bahasa Ibu - Bahasa cinta orang tua dan pendidik. .pptxBahasa Ibu - Bahasa cinta orang tua dan pendidik. .pptx
Bahasa Ibu - Bahasa cinta orang tua dan pendidik. .pptx
 
Artikel anak super sibuk
Artikel anak super sibukArtikel anak super sibuk
Artikel anak super sibuk
 
Deteksi dan intervensi anak dengan hambatan belajar
Deteksi  dan intervensi anak dengan hambatan belajarDeteksi  dan intervensi anak dengan hambatan belajar
Deteksi dan intervensi anak dengan hambatan belajar
 
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
 
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfKARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
 
3. memahami perilaku negative dan bullying
3. memahami perilaku negative dan bullying3. memahami perilaku negative dan bullying
3. memahami perilaku negative dan bullying
 
Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis? Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis?
 
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakDeteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
 
Serba serbi pengasuhan
Serba serbi pengasuhanSerba serbi pengasuhan
Serba serbi pengasuhan
 
Memahami Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus
Memahami Perilaku Siswa Berkebutuhan KhususMemahami Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus
Memahami Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus
 
54403496 jurnal
54403496 jurnal54403496 jurnal
54403496 jurnal
 
Educational Psychology
Educational PsychologyEducational Psychology
Educational Psychology
 
PPT UNTUK SEMPROP.pptx
PPT UNTUK SEMPROP.pptxPPT UNTUK SEMPROP.pptx
PPT UNTUK SEMPROP.pptx
 

Mehr von Diana Ratri

Setting smarter goals
Setting smarter goalsSetting smarter goals
Setting smarter goals
Diana Ratri
 

Mehr von Diana Ratri (10)

Assessment centre concept
Assessment centre conceptAssessment centre concept
Assessment centre concept
 
Final Report Assessment Center
Final Report Assessment CenterFinal Report Assessment Center
Final Report Assessment Center
 
Know Your Self, Catch Your Dream
Know Your Self, Catch Your DreamKnow Your Self, Catch Your Dream
Know Your Self, Catch Your Dream
 
Who am i kertas kerja
Who am i kertas kerjaWho am i kertas kerja
Who am i kertas kerja
 
Speed reading
Speed readingSpeed reading
Speed reading
 
Personal branding
Personal brandingPersonal branding
Personal branding
 
Orangtua efektif
Orangtua efektif Orangtua efektif
Orangtua efektif
 
Who am i self knowledge
Who am i self knowledgeWho am i self knowledge
Who am i self knowledge
 
Who am i kertas kerja
Who am i kertas kerjaWho am i kertas kerja
Who am i kertas kerja
 
Setting smarter goals
Setting smarter goalsSetting smarter goals
Setting smarter goals
 

Presentasi kasus a

  • 2. Identitas Klien  Nama : Dodo  Jenis Kelamin : Laki-laki  Usia : 4,5 tahun  Agama : Protestan  Pendidikan : TK  Sekolah : TK XD Yogyakarta  Status : Anak kandung  Posisi anak dalam keluarga : Anak ke 1 dari 2 bersaudara
  • 3. Identitas Orang Tua Identitas Ayah Ibu Nama FA SW Usia 28 tahun 25 tahun Agama Protestan Protestan Pendidikan D-3 D-1 Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta
  • 4. Keluhan Selama 2-3 bulan terakhir sering tidak masuk sekolah. Kapaupun masuk didahului oleh sikap ogah-ogahan. Di sekolah sering kali mengeluh pusing atau sakit perut, dan minta dijemput oleh orang tua / pengasuh. Jadi sering meninggalkan sekolah lebih awal dari seharusnya.
  • 5. Hasil Asesmen Faktor Risiko Faktor Protektif  Tugas-tugas sekolah  Senang dengan keteraturan, banyak ditunjukkan dengan menyusun rapi mainannya  Guru menghukum ketika tidak mengerjakan tugas  Hubungan dengan teman sekelas dan teman sebaya  Teman-teman mengejek cukup baik saat sakit perut  Di rumah santun  Tidak terlalu banyak  Senang menggambar melibatkan diri dalam permainan  Cukup pandai  Mau bergaul dengan teman  Orang tua menuntut harus sekelas dan di rumah mengalah dengan adik
  • 6. Gejala  Sering membolos sekolah  Bila di sekolah sering meminta di jemput lebih awal  Di sekolah cenderung malas, namun di rumah lebih semangat dalam belajar  Mudah menyerah dalam mengerjakan tugas  Suka mengganggu jalannya kelas  Cenderung pasif di dalam kelas dan pergaulan dengan teman sebaya di sekolah  Pandangan sering ke luar kelas  Membuat orang lain jengkel  Sakit perut, pusing, keringat dingin  Tidak mau ditinggal oleh orang tuanya saat sekolah  Mengompol  Rewel,sering ngambek
  • 7. Asesmen Lanjutan  Usia adik  Kesiapan sekolah (school readiness)  Kemampuan kognisi  Tugas-tugas di sekolah seperti apa  Sistem pendidikan di sekolah (berapa lama, usia berapa)  Pada situasi apa gejala muncul  Klien menyukai keteraturan, mungkinkah terjadi perubahan dalam kegiatan rutin sehari-hari.
  • 8. Diagnosis Fremont, W. P. 2003. School Refusal in Children and Adolescent. Am Fam Physician. 68 (8) : 1555-1561. Keterangan Kriteria Diagnosis Gejala yang Diperoleh Ada Tidak Tekanan emosional yang √ - Adanya tanda-tanda kecemasan berat berkaitan dengan (menolak untuk ditinggal sendirian menghadiri sekolah; dapat bila berada di sekolah, mengompol, termsuk kecemasan, dan keringat dingin) temper tantrum, depresi, - Temper tantrum (ngambek, rewel, atau gejala somatis. dan menangis bila dipaksa masuk ke kelas) - Tertekan bila sedang di sekolah (cenderung malas, mudah menyerah dalam mengerjakan tugas, mengganggu jalannya kelas, cenderung pasif, dan pandangan lebih sering ke luar kelas) - Gejala somatis yang dialami ketika di sekolah dan apabila mengerjakan tugas sekolah adalah pusing dan sakit perut.
  • 9. Diagnosis Orang tua sadar akan √ - Sering tidak masuk sekolah ketidakhadiran anak ke - Sering meninggalkan sekolah sekolah; anak sering lebih awal (minta di jemput berusaha membujuk lebih awal dengan alasan sakit). orang tua untuk mengizinkannya tinggal di rumah. Tidak munculnya √ - Tidak muncul perilaku anti sosial yang signifikan.
  • 10. Diagnosis Selama jam sekolah, √ - Sering membolos sekolah atau anak biasanya tinggal di bila sedang di sekolah, anak rumah karena dianggap minta di jemput pulang lebih sebagai lingkungan yang awal. aman Anak mengekspresikan √ - Tugas tidak dikerjakan karena kemauan untuk pusing dan sakit perut (dihukum mengerjakan tugas-tugas guru karena tiga kali tidak sekolah dan mengerjakan tugas) memenuhinya dengan - Lebih semangat belajar di menyelesaikannya di rumah rumah.
  • 11. Penyebab  Terjadi perubahan dalam proses pembelajaran di sekolah Hal ini pada akhirnya terkait dengan kesiapan anak sekolah  Mempertimbangkan usianya yang baru 4,5 tahun. sudah diberikan tugas-tugas sekolah yang cukup banyak dan rutin.  Ketika Dodo tidak termotivasi untuk mengerjakan tugas sekolah, Guru menghukum Dodo sehingga membuatnya semakin tidak termotivasi dan merasa takut dengan sekolah.
  • 12. Penyebab  Selain dari lingkungan sekolah, lingkungan lain yang mungkin menyebabkan terjadi perubahan pada anak adalah lingkungan keluarganya. Diceritakan dalam kasus bahwa tampaknya Dodo baru saja punya adik. Meskipun masih diperlukan asesmen lebih lanjut, tapi tampak bahwa terjadi perubahan dalam keluarga Dodo sejak adiknya lahir, misalnya perhatian orangtua yang tadinya berfokus sepenuhnya padanya, sekarang kasih sayang dan perhatian orangtua terbagi pada adiknya. Dalam cerita Dodo tampak peduli dengan adiknya dan suka bermain bersama, tapi di sisi lain ia juga kadang kesal dengan adiknya karena suka merebut mainannya dan merobek bukunya.  Terjadinya perubahan-perubahan ini membuat Dodo merasa cemas sehingga menstimulasi gejala-gejala fisik seperti sakit perut atau pusing. Meskipun demikian, munculnya gejala fisik bisa jadi juga berhubungan dengan pola makan dan pola tidur Dodo, yang harus diasesmen lebih lanjut.
  • 13. Rancangan Intervensi No Program Aktivitas Perilaku yang diharapkan Program anak Pertemuan awal Konsultasi menghadirkan orang Menyamakan persepsi tua dan guru. Action plan Pertemuan dengan orang tua Pertemuan dengan guru Pertemuan dengan guru dan orang tua.
  • 14. Rancangan Intervensi Terapi individu 2. (Play Therapy) sandtherapy Anak dapat mengekspresikan emosi- emosinya terutama negatif, dan mendorong anak mendapatkan pengalaman emosi yang positif 1. Sensitisasi emosi Mendengarkan cerita tentang Mengenali emosi negatif dan positif berbagai kosakata emosi-emosi (debriefing) Dengan buku pelangi hatiku (1 sesi) Evaluasi 3. Desensitisasi Bermain pura-pura sekolah Anak pelan-pelan dapat mendapatkan pengalaman positif tentang sekolah
  • 15. Rancangan Intervensi 5. Token ekonomi Memberikan reward apabila ia Muncul motivasi anak sekolah dan dapat sekolah dengan diantar persepsi positif terhadap sekolah dan Melibatkan orang tua dan orang tua tetapi mau ditinggal guru. guru. dan ditunggui selama 1 jam Kemudian selanjutnya hanya diantar, tanpa di tunggui. Program orang tua dan guru 4. Self evaluation Mencaritahu respon-respon Orang tua bersama-sama terapis dapat orang tua dan guru terhadap menemukan pola yang tidak tepat perilaku anak. 6. Psikoedukasi (konseling) Diskusi Orang tua dan guru memiliki kesempatan untuk memahami keadaan anak 7. Evaluasi
  • 16. Comments  Mb che: diagnosisnya apa? Ada SAD jg kayaknya...  Tante enthin: lihat diagnosisnya, kenapa pertemuan dgn ortu dan guru berbeda2? Konseling dan psikoedukasi beda lho...
  • 17. Dari Ibu Wisjnu  School refusal itu merupakan dampak, cari akar masalah/penyebabnya  Tadi sudah diduga akarnya, yaitu guru. Jadi fokus intervensi harus pada penyebabnya dulu, baik di sekolah atau di rumah.  Harus ada prioritas, menurut terapis mana yang kontribusinya paling besar, itu yang diselesaikan dulu. Jangan fokus pada perilaku maladaptif anak. Meskipun perilaku anak berubah, jika lingkungannya tidak berubah, masalah tidak terselesaikan.