SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
(Laporan Praktikum Pengendalian Hama Tanaman)
Oleh
Diana Novitasari
1314121045
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pengendali hayati ada dasarnya adalah pemanfaatan dan penggunaan musuh alami
utnuk mengendalikan populasi serangga hama yang merugikan. Berdasarkan
fungsinya musuh Alami dapat terdiri atas predator, parasitoid, jamur antagonis
dan entomopatogen (bakteri, virus, nematoda).
Musuh alami mempunyai peranan penting dalam mengatur populasi serangga di
ekosistem tropis. Negara tropis yang mempunyai kelembaban tinggi membuat
penggunaan musuh alami terutama berupa jamur entomopatogen memberikan
harapan cerah sebagai pengendalian OPT dibanding dengan negara-negara
beriklim sedang.
Strategi pengendalian saat ini masih ditekankan pada penggunaan varietas tahan
dan pengendalian secara kimiawi. Metode tersebut ternyata tidak selalu efektif
dalam menekan hama sehingga perlu dikembangkan cara pengendalian yang
lainnya. Salah satu di antaranya adalah peranan musuh alami dalam pengendalian
hayati. Dewasa ini, minat terhadap penggunaan Jamur Patogen Serangga (JPS)
untuk mengendalikan hama secara hayati telah dipacu karena adanya masalah
lingkungan seperti efek samping penggunaan bahan kimia yang berbahaya bagi
organisme bukan sasaran (Kaaya et al., 1996).
Salah satu jamur penting pada pengendalian hama secara hayati yaitu jamur
Metarhizium anisopliae Metch. Sorokin. Jamur M. anisopliae var anisopliaedapat
menginfeksi serangga dari kelompok ordo Orthoptera, Coleoptera, Hemiptera,
Lepidoptera dan Hymenoptera (Lee dan Hou, 2003). Di lapangan jamur ini
banyak menginfeksi wereng hijau dan wereng coklat (Tsai et al., 1993).
Banyak jamur yang dapat bersaing secara antagonis. Hal ini data mempengaruhi
keseimbangan alami mikroflora dalam tanah, filosfer ataupun rizosfer sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai agensia hayati. Jamur parasit fakultatif dengan
bantuan enzim dan senyawa toksik yang dapat dihasilkannya dapat merusak
inangnya serta menyerap makanan dari sel-sel inang yang telah mati. Sebaran
inang jamur golongan ini sangat luas dan dapat diperbanyak pada media buatan.
Jamur mampu masuk melalui dinding hifa inang sehingga sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai agensia pengendali hayati. Beberapa diantara nya
adalah Trichoderma spp, yang data digunakan untuk menekan jamur patogen
seperti damping off . Jamur antagois dengan modus aksi mikoprasitisme
berpotensi untuk terus dikembangkan sebagai biofungisida karena mampu
mengandalikan struktur istirahat patogen (Adams, 1990)
Oleh karena itu dilakukan praktikum pembuataan suspensi agar mahasiswa
mengetahui peran penting jamur entomopatogen sebagai organisme pengendalian
hayati dan beberapa agen hayati lainnya.
1.2.Tujuan
1. Mengetahui cara pembuatan suspensi jamur entomopatogen
2. Mengetahui peran penting jamur entomopatogen sebagai pengendali hayati.
3. Cara efektif menekan hama tumbuhan dengan agen hayati.
II METODELOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabung reaksi, cawan petri, timbangan analitik, rotamixer, gelas ukur .Sedangkan
bahan yang digunakan dalam praktikum berupa biakan Metarhizium anisopliae ,
Aspergilus sp dan Beauvaria basiana.
2.2 Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ditimbang 1 gr jamur Beuvaria bassiana
2. Dimasukkan 9 ml air kedalam 3 tabung reaksi
3. Dimasukkan biakan Beuvaria bassiana kedalam salah satu cawan petri
4. Dikocok dengan menggunakan rotar mixer selama 1 menit
5. Diambil suspensi dengan pipet tetes sebanyak 1 ml
6. Diencerkan suspensi Beuvaria bassiana kedalam tabung reaksi yang sudah
disediakan sebanyak 10¯⁶
7. Diaplikasikan pada hama yang telah disiapkan didalam cawan petri
8. Diinkubasi selama kurang lebih 5 hari untuk mengetahua daya virulensi
jamur dalam tubuh serangga.
9. Dicatat hasil pengamatannya.
III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
No Gambar Keterangan
1 Pengamatan pertama, Kamis,
04 Juni 2015 Pada pengamatan pertama ini dapat
dilihat dari ke-3 walang sangit yang
ada, masih terlihat dalam keadaan
hidup.
2 Pengmatan ke-2, Jum’at, 05
Juni 2015 Pada pengamatan ke-2 ini terlihat salah
satu walang sangit kurang aktif dalam
bergerak. Jadi, salah satu dari walang
sangit ini sudah mulai ternetralisir oleh
Metarhizium anisopliae
3 Pengamatan ke-3, Senin, 08
Juni 2015 Pada pengamatan ke-3 ini dapat dilihat
bahwa salah satu walang sangit yang
telah mati karena sudah dinetralisir oleh
Metarhizium anisopliae. Tetapi walang
sangit yang lain masih dalam keadaan
hidup.
3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengaplikasian susupensi jamur entomopatogen
pada serangga. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali setelah praktikum.
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui daya toksisitas jamur entomopatogen
tersebut. Pengamatan pertama, Kamis, 04 Juni 2015 , Pada pengamatan pertama
ini dapat dilihat dari ke-3 walang sangit yang ada, masih terlihat dalam keadaan
hidup Pengmatan ke-2, Jum’at, 05 Juni 2015, Pada pengamatan ke-2 ini terlihat
salah satu walang sangit kurang aktif dalam bergerak. Jadi, salah satu dari walang
sangit ini sudah mulai ternetralisir oleh Metarhizium anisopliae. Pengamatan ke-
3, Senin, 08 Juni 2015, Pada pengamatan ke-3 ini dapat dilihat bahwa salah satu
walang sangit yang telah mati karena sudah dinetralisir oleh Metarhizium
anisopliae. Tetapi walang sangit yang lain masih dalam keadaan hidup.
Metarhizium anisopliae adalah anggota dari kelas Hypomycetes dengan kategori
jamur muscaridine hijau .Penggunaan Metarhizium sebagai agen hayati
merupakan jenis pestisida microbial , yaitu jenis pestisida yang mengandung
mikroorganisme sebagai bahan aktifnya.Penggunaan agen hayati ini sudah
diketahui dapat menurunkan intensitas organisme pengganggu tanaman.
Jamur metarhizium masuk ke dalam tubuh serangga melalui spirakel dan pori-pori
atau kutikula dari tubuh serangga .Setelah masuk ke dalam tubuh serangga jamur
menghasilkan perpanjangan hifa lateral yang akhirnya berkembang biak dan
mengonsumsi organ internal serangga .Pertumbuhan hifa berlanjut sampai
serangga tersebut ditumbuhi miselia .Selanjutnya jamur akan beristirahat melaui
kutikula dan sporulates yang dapat membuat serangga tampak sepeti diselimuti
bulu halus berwarna putih.Jamur ini dapat menghasilkan metabolit sekunder
seperti destruxin , yang mempunyai sifat insektisida pada serangga .Zat metabolik
inilah yang akan dimanfaatkan sebagai pembasmi hama (Matthew,2007).
Kemampuan entomopatogenitas jamur Metarhizium dikarenakan jamur ini
memiliki aktivitas larvisidal karena menghasilkan cyclopeptida , destruxin
A,B,C,D , dan E .Destrukxin telah dipertimbangkan sebagai bahan insektisida
generasi baru .Efek destruxin berpengaruh pada sel target dan dapat menyebabkan
kelainan fungsi lambung tengah , tubulus malpigi dan jaringan otot
(Matthew,2007).
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum yang telah dilakukan adalah
1. Jamur entomopatogen sangat berperan dalam mengendalikan hama , karena
dapat menekan perkembangan hama.
2. Jamur akan masuk ke dalam tubuh serangga menggunakan hifanya lalu akan
merusak struktur sel serangga .
3. Kemampuan entomopatogenitas jamur Metarhizium dikarenakan jamur ini
memiliki aktivitas larvisidal karena menghasilkan cyclopeptida , destruxin
A,B,C,D , dan E.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan.1991.Isolasi dan Karakteristik Fungi.Universitas Riau.Riau
Robinson. 2001. Citric Acid Fermentation of Brewery Waste. J. of Food Science.
42 (2) : 383-388.
Djarir.1993. Penggunaan Jamur dan Bakteri dalam Pengendalian Penyakit
Tanaman secara Hayati yang Ramah Lingkungan, Jurusan Hama dan
Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Kampus
Unsri, Sumatera Selatan.
Prayogo Y, Wedanimbi T, Marwoto. 2005. Prospek Cendawan Entomopatogen
Metarhizium anisopliae untuk Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera
litura Pada Kedelai. J. Litbang Pertanian, 24(1):19-26.
Matthew. 2007. Seleksi Isolat Beauveria bassiana (Bals.amo) Vuillemin dan
Metarhizium sp. Dalam Menimbulkan Mortalitas Terhadap Nimfa
Walang Sangit (Leptocorixa acuta) (Thunb.) (Hemiptera:alydidae).
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Indralaya. [Skripsi].
LAMPIRAN

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasiLaporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasi
Malikul Mulki
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Okta Yosiana Dewi
 
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)
Riva Anggraeni
 
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
itatriewahyuni
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
fahmiganteng
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
 
lipid- biokimia
lipid- biokimialipid- biokimia
lipid- biokimia
 
Botani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun MajemukBotani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun Majemuk
 
Laporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasiLaporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasi
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
MORFOLOGI BATANG DAN AKAR.docx
MORFOLOGI BATANG DAN AKAR.docxMORFOLOGI BATANG DAN AKAR.docx
MORFOLOGI BATANG DAN AKAR.docx
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 
Arah tumbuh batang
Arah tumbuh batang Arah tumbuh batang
Arah tumbuh batang
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)
 
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
 
Makalah amilun
Makalah amilunMakalah amilun
Makalah amilun
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 

Ähnlich wie PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN

5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
xie_yeuw_jack
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
Ela Afellay
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
Operator Warnet Vast Raha
 
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 201401 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
Shohib Uddin
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
sumitrojait
 

Ähnlich wie PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN (20)

5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
pengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayatipengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayati
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniPengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optI1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
Uji biokimiawi
Uji biokimiawiUji biokimiawi
Uji biokimiawi
 
Penanganan_Hewan_Percobaan.docx
Penanganan_Hewan_Percobaan.docxPenanganan_Hewan_Percobaan.docx
Penanganan_Hewan_Percobaan.docx
 
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 201401 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Ipa7 kd2b-pdf
Ipa7 kd2b-pdfIpa7 kd2b-pdf
Ipa7 kd2b-pdf
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Laporan tetap(inokulasi) bioproses
Laporan tetap(inokulasi) bioprosesLaporan tetap(inokulasi) bioproses
Laporan tetap(inokulasi) bioproses
 

PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN

  • 1. PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN (Laporan Praktikum Pengendalian Hama Tanaman) Oleh Diana Novitasari 1314121045 JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015
  • 2. I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pengendali hayati ada dasarnya adalah pemanfaatan dan penggunaan musuh alami utnuk mengendalikan populasi serangga hama yang merugikan. Berdasarkan fungsinya musuh Alami dapat terdiri atas predator, parasitoid, jamur antagonis dan entomopatogen (bakteri, virus, nematoda). Musuh alami mempunyai peranan penting dalam mengatur populasi serangga di ekosistem tropis. Negara tropis yang mempunyai kelembaban tinggi membuat penggunaan musuh alami terutama berupa jamur entomopatogen memberikan harapan cerah sebagai pengendalian OPT dibanding dengan negara-negara beriklim sedang. Strategi pengendalian saat ini masih ditekankan pada penggunaan varietas tahan dan pengendalian secara kimiawi. Metode tersebut ternyata tidak selalu efektif dalam menekan hama sehingga perlu dikembangkan cara pengendalian yang lainnya. Salah satu di antaranya adalah peranan musuh alami dalam pengendalian hayati. Dewasa ini, minat terhadap penggunaan Jamur Patogen Serangga (JPS) untuk mengendalikan hama secara hayati telah dipacu karena adanya masalah lingkungan seperti efek samping penggunaan bahan kimia yang berbahaya bagi organisme bukan sasaran (Kaaya et al., 1996). Salah satu jamur penting pada pengendalian hama secara hayati yaitu jamur Metarhizium anisopliae Metch. Sorokin. Jamur M. anisopliae var anisopliaedapat menginfeksi serangga dari kelompok ordo Orthoptera, Coleoptera, Hemiptera, Lepidoptera dan Hymenoptera (Lee dan Hou, 2003). Di lapangan jamur ini banyak menginfeksi wereng hijau dan wereng coklat (Tsai et al., 1993). Banyak jamur yang dapat bersaing secara antagonis. Hal ini data mempengaruhi keseimbangan alami mikroflora dalam tanah, filosfer ataupun rizosfer sehingga dapat dimanfaatkan sebagai agensia hayati. Jamur parasit fakultatif dengan
  • 3. bantuan enzim dan senyawa toksik yang dapat dihasilkannya dapat merusak inangnya serta menyerap makanan dari sel-sel inang yang telah mati. Sebaran inang jamur golongan ini sangat luas dan dapat diperbanyak pada media buatan. Jamur mampu masuk melalui dinding hifa inang sehingga sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai agensia pengendali hayati. Beberapa diantara nya adalah Trichoderma spp, yang data digunakan untuk menekan jamur patogen seperti damping off . Jamur antagois dengan modus aksi mikoprasitisme berpotensi untuk terus dikembangkan sebagai biofungisida karena mampu mengandalikan struktur istirahat patogen (Adams, 1990) Oleh karena itu dilakukan praktikum pembuataan suspensi agar mahasiswa mengetahui peran penting jamur entomopatogen sebagai organisme pengendalian hayati dan beberapa agen hayati lainnya. 1.2.Tujuan 1. Mengetahui cara pembuatan suspensi jamur entomopatogen 2. Mengetahui peran penting jamur entomopatogen sebagai pengendali hayati. 3. Cara efektif menekan hama tumbuhan dengan agen hayati.
  • 4. II METODELOGI PERCOBAAN 2.1 Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut Tabung reaksi, cawan petri, timbangan analitik, rotamixer, gelas ukur .Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum berupa biakan Metarhizium anisopliae , Aspergilus sp dan Beauvaria basiana. 2.2 Cara Kerja Cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Ditimbang 1 gr jamur Beuvaria bassiana 2. Dimasukkan 9 ml air kedalam 3 tabung reaksi 3. Dimasukkan biakan Beuvaria bassiana kedalam salah satu cawan petri 4. Dikocok dengan menggunakan rotar mixer selama 1 menit 5. Diambil suspensi dengan pipet tetes sebanyak 1 ml 6. Diencerkan suspensi Beuvaria bassiana kedalam tabung reaksi yang sudah disediakan sebanyak 10¯⁶ 7. Diaplikasikan pada hama yang telah disiapkan didalam cawan petri 8. Diinkubasi selama kurang lebih 5 hari untuk mengetahua daya virulensi jamur dalam tubuh serangga. 9. Dicatat hasil pengamatannya.
  • 5. III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pengamatan Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: No Gambar Keterangan 1 Pengamatan pertama, Kamis, 04 Juni 2015 Pada pengamatan pertama ini dapat dilihat dari ke-3 walang sangit yang ada, masih terlihat dalam keadaan hidup. 2 Pengmatan ke-2, Jum’at, 05 Juni 2015 Pada pengamatan ke-2 ini terlihat salah satu walang sangit kurang aktif dalam bergerak. Jadi, salah satu dari walang sangit ini sudah mulai ternetralisir oleh Metarhizium anisopliae 3 Pengamatan ke-3, Senin, 08 Juni 2015 Pada pengamatan ke-3 ini dapat dilihat bahwa salah satu walang sangit yang telah mati karena sudah dinetralisir oleh Metarhizium anisopliae. Tetapi walang sangit yang lain masih dalam keadaan hidup.
  • 6. 3.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini dilakukan pengaplikasian susupensi jamur entomopatogen pada serangga. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali setelah praktikum. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui daya toksisitas jamur entomopatogen tersebut. Pengamatan pertama, Kamis, 04 Juni 2015 , Pada pengamatan pertama ini dapat dilihat dari ke-3 walang sangit yang ada, masih terlihat dalam keadaan hidup Pengmatan ke-2, Jum’at, 05 Juni 2015, Pada pengamatan ke-2 ini terlihat salah satu walang sangit kurang aktif dalam bergerak. Jadi, salah satu dari walang sangit ini sudah mulai ternetralisir oleh Metarhizium anisopliae. Pengamatan ke- 3, Senin, 08 Juni 2015, Pada pengamatan ke-3 ini dapat dilihat bahwa salah satu walang sangit yang telah mati karena sudah dinetralisir oleh Metarhizium anisopliae. Tetapi walang sangit yang lain masih dalam keadaan hidup. Metarhizium anisopliae adalah anggota dari kelas Hypomycetes dengan kategori jamur muscaridine hijau .Penggunaan Metarhizium sebagai agen hayati merupakan jenis pestisida microbial , yaitu jenis pestisida yang mengandung mikroorganisme sebagai bahan aktifnya.Penggunaan agen hayati ini sudah diketahui dapat menurunkan intensitas organisme pengganggu tanaman. Jamur metarhizium masuk ke dalam tubuh serangga melalui spirakel dan pori-pori atau kutikula dari tubuh serangga .Setelah masuk ke dalam tubuh serangga jamur menghasilkan perpanjangan hifa lateral yang akhirnya berkembang biak dan
  • 7. mengonsumsi organ internal serangga .Pertumbuhan hifa berlanjut sampai serangga tersebut ditumbuhi miselia .Selanjutnya jamur akan beristirahat melaui kutikula dan sporulates yang dapat membuat serangga tampak sepeti diselimuti bulu halus berwarna putih.Jamur ini dapat menghasilkan metabolit sekunder seperti destruxin , yang mempunyai sifat insektisida pada serangga .Zat metabolik inilah yang akan dimanfaatkan sebagai pembasmi hama (Matthew,2007). Kemampuan entomopatogenitas jamur Metarhizium dikarenakan jamur ini memiliki aktivitas larvisidal karena menghasilkan cyclopeptida , destruxin A,B,C,D , dan E .Destrukxin telah dipertimbangkan sebagai bahan insektisida generasi baru .Efek destruxin berpengaruh pada sel target dan dapat menyebabkan kelainan fungsi lambung tengah , tubulus malpigi dan jaringan otot (Matthew,2007).
  • 8. IV. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum yang telah dilakukan adalah 1. Jamur entomopatogen sangat berperan dalam mengendalikan hama , karena dapat menekan perkembangan hama. 2. Jamur akan masuk ke dalam tubuh serangga menggunakan hifanya lalu akan merusak struktur sel serangga . 3. Kemampuan entomopatogenitas jamur Metarhizium dikarenakan jamur ini memiliki aktivitas larvisidal karena menghasilkan cyclopeptida , destruxin A,B,C,D , dan E.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Tarigan.1991.Isolasi dan Karakteristik Fungi.Universitas Riau.Riau Robinson. 2001. Citric Acid Fermentation of Brewery Waste. J. of Food Science. 42 (2) : 383-388. Djarir.1993. Penggunaan Jamur dan Bakteri dalam Pengendalian Penyakit Tanaman secara Hayati yang Ramah Lingkungan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Kampus Unsri, Sumatera Selatan. Prayogo Y, Wedanimbi T, Marwoto. 2005. Prospek Cendawan Entomopatogen Metarhizium anisopliae untuk Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura Pada Kedelai. J. Litbang Pertanian, 24(1):19-26. Matthew. 2007. Seleksi Isolat Beauveria bassiana (Bals.amo) Vuillemin dan Metarhizium sp. Dalam Menimbulkan Mortalitas Terhadap Nimfa Walang Sangit (Leptocorixa acuta) (Thunb.) (Hemiptera:alydidae). Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Indralaya. [Skripsi].