Laporan ini membahas tentang pembuatan suspensi jamur entomopatogen untuk pengendalian hama secara hayati. Praktikum dilakukan dengan menimbang biakan jamur, mencampurkannya dengan air, dan menginfeksikannya pada serangga hama. Pengamatan selama tiga hari menunjukkan jamur Metarhizium anisopliae dapat menyebabkan kematian serangga secara bertahap. Laporan ini menyimpulkan bahwa
1. PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
(Laporan Praktikum Pengendalian Hama Tanaman)
Oleh
Diana Novitasari
1314121045
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
2. I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pengendali hayati ada dasarnya adalah pemanfaatan dan penggunaan musuh alami
utnuk mengendalikan populasi serangga hama yang merugikan. Berdasarkan
fungsinya musuh Alami dapat terdiri atas predator, parasitoid, jamur antagonis
dan entomopatogen (bakteri, virus, nematoda).
Musuh alami mempunyai peranan penting dalam mengatur populasi serangga di
ekosistem tropis. Negara tropis yang mempunyai kelembaban tinggi membuat
penggunaan musuh alami terutama berupa jamur entomopatogen memberikan
harapan cerah sebagai pengendalian OPT dibanding dengan negara-negara
beriklim sedang.
Strategi pengendalian saat ini masih ditekankan pada penggunaan varietas tahan
dan pengendalian secara kimiawi. Metode tersebut ternyata tidak selalu efektif
dalam menekan hama sehingga perlu dikembangkan cara pengendalian yang
lainnya. Salah satu di antaranya adalah peranan musuh alami dalam pengendalian
hayati. Dewasa ini, minat terhadap penggunaan Jamur Patogen Serangga (JPS)
untuk mengendalikan hama secara hayati telah dipacu karena adanya masalah
lingkungan seperti efek samping penggunaan bahan kimia yang berbahaya bagi
organisme bukan sasaran (Kaaya et al., 1996).
Salah satu jamur penting pada pengendalian hama secara hayati yaitu jamur
Metarhizium anisopliae Metch. Sorokin. Jamur M. anisopliae var anisopliaedapat
menginfeksi serangga dari kelompok ordo Orthoptera, Coleoptera, Hemiptera,
Lepidoptera dan Hymenoptera (Lee dan Hou, 2003). Di lapangan jamur ini
banyak menginfeksi wereng hijau dan wereng coklat (Tsai et al., 1993).
Banyak jamur yang dapat bersaing secara antagonis. Hal ini data mempengaruhi
keseimbangan alami mikroflora dalam tanah, filosfer ataupun rizosfer sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai agensia hayati. Jamur parasit fakultatif dengan
3. bantuan enzim dan senyawa toksik yang dapat dihasilkannya dapat merusak
inangnya serta menyerap makanan dari sel-sel inang yang telah mati. Sebaran
inang jamur golongan ini sangat luas dan dapat diperbanyak pada media buatan.
Jamur mampu masuk melalui dinding hifa inang sehingga sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai agensia pengendali hayati. Beberapa diantara nya
adalah Trichoderma spp, yang data digunakan untuk menekan jamur patogen
seperti damping off . Jamur antagois dengan modus aksi mikoprasitisme
berpotensi untuk terus dikembangkan sebagai biofungisida karena mampu
mengandalikan struktur istirahat patogen (Adams, 1990)
Oleh karena itu dilakukan praktikum pembuataan suspensi agar mahasiswa
mengetahui peran penting jamur entomopatogen sebagai organisme pengendalian
hayati dan beberapa agen hayati lainnya.
1.2.Tujuan
1. Mengetahui cara pembuatan suspensi jamur entomopatogen
2. Mengetahui peran penting jamur entomopatogen sebagai pengendali hayati.
3. Cara efektif menekan hama tumbuhan dengan agen hayati.
4. II METODELOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabung reaksi, cawan petri, timbangan analitik, rotamixer, gelas ukur .Sedangkan
bahan yang digunakan dalam praktikum berupa biakan Metarhizium anisopliae ,
Aspergilus sp dan Beauvaria basiana.
2.2 Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ditimbang 1 gr jamur Beuvaria bassiana
2. Dimasukkan 9 ml air kedalam 3 tabung reaksi
3. Dimasukkan biakan Beuvaria bassiana kedalam salah satu cawan petri
4. Dikocok dengan menggunakan rotar mixer selama 1 menit
5. Diambil suspensi dengan pipet tetes sebanyak 1 ml
6. Diencerkan suspensi Beuvaria bassiana kedalam tabung reaksi yang sudah
disediakan sebanyak 10¯⁶
7. Diaplikasikan pada hama yang telah disiapkan didalam cawan petri
8. Diinkubasi selama kurang lebih 5 hari untuk mengetahua daya virulensi
jamur dalam tubuh serangga.
9. Dicatat hasil pengamatannya.
5. III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
No Gambar Keterangan
1 Pengamatan pertama, Kamis,
04 Juni 2015 Pada pengamatan pertama ini dapat
dilihat dari ke-3 walang sangit yang
ada, masih terlihat dalam keadaan
hidup.
2 Pengmatan ke-2, Jum’at, 05
Juni 2015 Pada pengamatan ke-2 ini terlihat salah
satu walang sangit kurang aktif dalam
bergerak. Jadi, salah satu dari walang
sangit ini sudah mulai ternetralisir oleh
Metarhizium anisopliae
3 Pengamatan ke-3, Senin, 08
Juni 2015 Pada pengamatan ke-3 ini dapat dilihat
bahwa salah satu walang sangit yang
telah mati karena sudah dinetralisir oleh
Metarhizium anisopliae. Tetapi walang
sangit yang lain masih dalam keadaan
hidup.
6. 3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengaplikasian susupensi jamur entomopatogen
pada serangga. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali setelah praktikum.
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui daya toksisitas jamur entomopatogen
tersebut. Pengamatan pertama, Kamis, 04 Juni 2015 , Pada pengamatan pertama
ini dapat dilihat dari ke-3 walang sangit yang ada, masih terlihat dalam keadaan
hidup Pengmatan ke-2, Jum’at, 05 Juni 2015, Pada pengamatan ke-2 ini terlihat
salah satu walang sangit kurang aktif dalam bergerak. Jadi, salah satu dari walang
sangit ini sudah mulai ternetralisir oleh Metarhizium anisopliae. Pengamatan ke-
3, Senin, 08 Juni 2015, Pada pengamatan ke-3 ini dapat dilihat bahwa salah satu
walang sangit yang telah mati karena sudah dinetralisir oleh Metarhizium
anisopliae. Tetapi walang sangit yang lain masih dalam keadaan hidup.
Metarhizium anisopliae adalah anggota dari kelas Hypomycetes dengan kategori
jamur muscaridine hijau .Penggunaan Metarhizium sebagai agen hayati
merupakan jenis pestisida microbial , yaitu jenis pestisida yang mengandung
mikroorganisme sebagai bahan aktifnya.Penggunaan agen hayati ini sudah
diketahui dapat menurunkan intensitas organisme pengganggu tanaman.
Jamur metarhizium masuk ke dalam tubuh serangga melalui spirakel dan pori-pori
atau kutikula dari tubuh serangga .Setelah masuk ke dalam tubuh serangga jamur
menghasilkan perpanjangan hifa lateral yang akhirnya berkembang biak dan
7. mengonsumsi organ internal serangga .Pertumbuhan hifa berlanjut sampai
serangga tersebut ditumbuhi miselia .Selanjutnya jamur akan beristirahat melaui
kutikula dan sporulates yang dapat membuat serangga tampak sepeti diselimuti
bulu halus berwarna putih.Jamur ini dapat menghasilkan metabolit sekunder
seperti destruxin , yang mempunyai sifat insektisida pada serangga .Zat metabolik
inilah yang akan dimanfaatkan sebagai pembasmi hama (Matthew,2007).
Kemampuan entomopatogenitas jamur Metarhizium dikarenakan jamur ini
memiliki aktivitas larvisidal karena menghasilkan cyclopeptida , destruxin
A,B,C,D , dan E .Destrukxin telah dipertimbangkan sebagai bahan insektisida
generasi baru .Efek destruxin berpengaruh pada sel target dan dapat menyebabkan
kelainan fungsi lambung tengah , tubulus malpigi dan jaringan otot
(Matthew,2007).
8. IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum yang telah dilakukan adalah
1. Jamur entomopatogen sangat berperan dalam mengendalikan hama , karena
dapat menekan perkembangan hama.
2. Jamur akan masuk ke dalam tubuh serangga menggunakan hifanya lalu akan
merusak struktur sel serangga .
3. Kemampuan entomopatogenitas jamur Metarhizium dikarenakan jamur ini
memiliki aktivitas larvisidal karena menghasilkan cyclopeptida , destruxin
A,B,C,D , dan E.
9. DAFTAR PUSTAKA
Tarigan.1991.Isolasi dan Karakteristik Fungi.Universitas Riau.Riau
Robinson. 2001. Citric Acid Fermentation of Brewery Waste. J. of Food Science.
42 (2) : 383-388.
Djarir.1993. Penggunaan Jamur dan Bakteri dalam Pengendalian Penyakit
Tanaman secara Hayati yang Ramah Lingkungan, Jurusan Hama dan
Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Kampus
Unsri, Sumatera Selatan.
Prayogo Y, Wedanimbi T, Marwoto. 2005. Prospek Cendawan Entomopatogen
Metarhizium anisopliae untuk Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera
litura Pada Kedelai. J. Litbang Pertanian, 24(1):19-26.
Matthew. 2007. Seleksi Isolat Beauveria bassiana (Bals.amo) Vuillemin dan
Metarhizium sp. Dalam Menimbulkan Mortalitas Terhadap Nimfa
Walang Sangit (Leptocorixa acuta) (Thunb.) (Hemiptera:alydidae).
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Indralaya. [Skripsi].