Dokumen tersebut membahas tentang penyakit zoonosis dan peran mahasiswa dalam pencegahannya. Beberapa penyakit zoonosis yang dijelaskan antara lain Nipah virus, virus avian influenza H5N1 dan H7N9, virus H1N1, West Nile virus, coronavirus, dan bagaimana perkembangan vaksin untuk menanggulanginya. Dokumen juga menjelaskan peran mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya
2. • A zoonosis is an infectious disease that has jumped from a non-human animal to humans (WHO, 2020)
• Ada lebih dari 200 jenis penyakit zoonosis yang telah diketahui
• Patogen zoonosis dapat berupa bakteri, virus atau parasit, atau mungkin melibatkan agen lainnya dan
dapat ditransmisikan ke manusia melalui kontak langsung atau melalui makanan, air atau lingkungan.
• Zoonosis merupakan salah satu jalur terpenting dalam kemunculan Emerging infectious diseases,
dengan perkiraan 75% EID yang diketahui berasal dari hewan
Apaitupenyakit
zoonosis?
3.
4. NIPAH
• Virus Nipah (NiV) adalah jenis patogen zoonosis, yang termasuk dalam genus
Henipavirus dari family Paramyxoviridae.
• NiV menyebabkan spektrum penyakit yang luas mulai dari ensefalitis ringan hingga
penyakit pernapasan yang fatal pada manusia dan hewan
• NiV pertama kali dilaporkan di Malaysia pada tahun 1998
• Kelelawar buah Pteropus, yang juga dikenal sebagai
flying fox (ordo Chiroptera dan genus Pteropus)
dianggap sebagai reservoir hewan alami untuk NiV.
Dalam wabah di Malaysia, kelelawar bertindak sebagai
inang alami untuk NiV, dan babi bertindak sebagai
mediator host bagi manusia. Babi terinfeksi melalui
kontak tidak langsung dengan kelelawar yang terinfeksi
NiV di daerah endemik
• Hingga Juni 2018, lima negara (Malaysia,
Singapura, Bangladesh, India, dan Filipina)
terdampak akibat NiV yang menyebabkan 643
pasien terkonfirmasi laboratorium dan sedikitnya
380 (59%) kematian manusia.
5.
6. H5N1
• Sejak tahun 1996, ketika virus HPAI A (H5N1) pertama kali dilaporkan di China, deteksi
pada unggas dan unggas liar telah dilaporkan di seluruh dunia.
• Pada tahun 1997, Hong Kong mengidentifikasi kasus infeksi pertama virus H5N1 pada
manusia
• Antara tahun 2005 dan 2008, Indonesia melaporkan jumlah kasus infeksi H5N1 pada
manusia tertinggi setiap tahunnya, namun sejak tahun 2009, Mesir menjadi negara yang
paling terdampak A (H5N1).
• Virus HPAI H5N1 masuk pertama kali di Indonesia pada tahun 2003 dan kasus manusia
pertama kali terdeteksi pada tahun 2005
7. • Sementara virus HPAI H5N1 terus bersirkulasi di antara
unggas di Indonesia selama tahun 2003-2010, gen
hemagglutinin (HA) berevolusi dari clade 2.1 menjadi
beberapa subclade.
• Pada tahun 2012, virus baru yang diklasifikasikan
sebagai clade 2.3.2.1 terdeteksi pada itik di Pulau Jawa
dengan mortalitas yang tinggi
• Penularan ke manusia dari unggas yang terinfeksi terjadi
baik secara langsung atau melalui kontaminasi
lingkungan.
• Virus influenza A merupakan salah satu virus dengan
tingkat evolusi genetik yang sangat tinggi sehingga
bermunculan berbagai macam varian, strain dan/atau
subtipe yang mempunyai karakter biologi yang berbeda-
beda
• Di Indonesia, virus avian influenza subtipe H5N1 yang
mengalami antigenic drift mulai terdeteksi pada tahun
2004, sedangkan kejadian reassortant mulai dilaporkan
sejak tahun 2011 hingga saat ini
8. LPAIH7N9
• Pada tanggal 31 Maret 2013, China
melaporkan identifikasi virus zoonosis avian
influenza A (H7N9) baru yang ditularkan ke
manusia dengan manifestasi penyakit yang
parah.
• Burung liar menjadi reservoir dan virus telah
terdeteksi pada spesies burung yang
berbeda, dengan ayam menjadi spesies
unggas yang paling terpengaruh
• A (H7N9) adalah virus reassortant avian influenza A di mana
enam segmen RNA yang mengkode protein internal terkait
erat dengan virus avian A (H9N2) yang diisolasi dari unggas
di China.
• Virus novel influenza A(H7N9) adalah virus low-
pathogenic avian influenza virus (LPAI) pertama yang
telah dilaporkan mampu menyebabkan penyakit yang
parah pada manusia.
9. h1n1
• Di Indonesia, virus H1N1 berhasil dideteksi pada babi di pulau Bulan dan
beberapa babi yang berasal dari rumah potong babi di Jakarta yang
dikoleksi sekitar Oktober-Nopember 2010 (Dharmayanti et al. 2011)
• Hasil pengamatan klinis memperlihatkan bahwa babi-babi tersebut
tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala klinis influenza.
Novel H1N1 flu virus pertama kali terdeteksi pada bulan
April 2009 di Amerika Serikat, dan menyebar dengan
cepat ke seluruh dunia.
CDC memperkirakan bahwa antara 151.700 dan
575.400 orang meninggal di seluruh dunia akibat infeksi
virus H1N1 2009 selama tahun pertama virus
bersirkulasi.
Berdasarkan klasifikasi
lineage yang dilakukan oleh
Sun et al. 2020 di China,
enam genotipe G1-G6
ditemukan pada virus EA
H1N1 dari 2011-2018
virus G4 EA H1N1 memiiki kemampuan
untuk mengikat reseptor Saα 2,6 Gal, yang
merupakan prasyarat utama untuk
terjadinya infeksi pada manusia
Virus G4 EA H1N1 juga ditemukan dapat
bereplikasi secara efisien dalam sel epitel
saluran pernapasan manusia, mirip dengan
kemampuan replikasi virus pdm/09 H1N1
10. Westnilevirus
• Virus West Nile adalah virus RNA beruntai tunggal yang beramplop dan termasuk dari family
Flaviviridae.
• Seperti flavivirus pada umumnya, WNV memiliki genom RNA [ssRNA (+)] untai tunggal sense
positif sekitar 11 kb.
• WNV adalah arbovirus yang ditransmisikan pada manusia dan hewan lain melalui gigitan
nyamuk, Jenis nyamuk Culex adalah vektor yang paling umum untuk WNV
• Hingga 6 Oktober 2020, total 42 negara bagian di Amerika telah
melaporkan infeksi virus West Nile pada manusia, burung, atau
nyamuk pada tahun 2020.
• Secara keseluruhan, 279 kasus penyakit virus West Nile pada
manusia telah dilaporkan ke CDC.
• Dari jumlah tersebut, 212 (76%) diklasifikasikan sebagai penyakit
neuroinvasif (seperti meningitis atau ensefalitis) dan 67 (24%)
diklasifikasikan sebagai penyakit non-neuroinvasif.
• Selain manusia, virus West Nile dapat menginfeksi burung,
kuda, anjing, dan banyak mamalia lainnya.
• Laporan pertama virus West Nile terjadi di Uganda pada
tahun 1937
• Infeksi oleh WNV muncul kembali pada tahun 1999 ketika
terdapat laporan mengenai tujuh kematian dan 62 kasus
ensefalitis di New York; Kejadian ini adalah kejadian
pertama infeksi WNV di belahan bumi barat.
11. coronavirus
• Sebelum wabah SARS-CoV, coronavirus hanya dianggap menyebabkan
infeksi pernapasan ringan dan dapat sembuh dengan sendiri pada manusia.
• Dua di antaranya adalah α-coronavirus, HCoV-229E dan HCoV-NL63,
sedangkan dua lainnya adalah β-coronavirus, HCoV-OC43 dan HCoV-HKU1.
• SARS-CoV, grup 2b β-coronavirus, diidentifikasi sebagai agen penyebab
wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang terjadi pada 2002-
2003 di Provinsi Guangdong, Cina.
• Selama wabah pada tahun 2002–2003 terjadi sekitar 8.098 kasus dengan
774 kematian, dengan angka kematian 10%.
12. • Sementara epidemi SARS-CoV dikendalikan pada tahun 2003, virus CoV manusia baru
muncul di Timur Tengah pada tahun 2012.
• Virus ini, bernama Middle East Respiratory Syndrome-CoV (MERS-CoV), ditemukan
sebagai agen penyebab dari serangkaian infeksi saluran pernapasan yang sangat
patogen di Arab Saudi dan negara-negara lain di Timur Tengah
• MERS-CoV dilaporkan menyebabkan kasus infeksi sebesar 2.494, dengan kematian 858
dan CFR 35%
13.
14. • Pada Desember 2019,
sederet penyakit pernafasan
atipikal akut terjadi di Wuhan,
China yang kemudian dengan
cepat menyebar dari Wuhan
ke daerah lain.
• Penyebab wabah tersebut
kemudian teridentifikasi
sebagai novel coronavirus
severe acute respiratory
syndrome coronavirus-2
(SARS-CoV-2), yang
menyebabkan penyakit
coronavirus diseases-2019
(COVID-19)
15. • Masuknya coronaviruses ke dalam sel target inang
bergantung pada pengikatan spike glikoprotein pada
reseptor seluler dan priming protein S oleh protease sel
inang.
• Seperti SARS-CoV, SARS-CoV-2 menggunakan
reseptor ACE2 untuk internalisasi dan serine protease
TMPRSS2 untuk priming protein S.
• Studi histopatologi jaringan dari pasien yang terinfeksi
SARS-CoV-2 menunjukkan efek sitopatik yang
diinduksi virus dengan tanda-tanda sindrom gangguan
pernapasan akut di sel paru-paru.
19. ● EID atau Re-ID didefinisikan sebagai infeksi yang baru dikenali dalam
suatu populasi atau telah ada sebelumnya tetapi dengan cepat
meningkat dalam sebuah insiden atau rentang geografis yang luas
● EID dipengaruhi oleh berbagai faktor yang seringkali bersifat kompleks,
termasuk faktor ekologi, human behavior, globalisasi, adaptasi mikroba,
dan infrastruktur kesehatan masyarakat (Anderson et al. 2014)
● EID termasuk penyakit infeksi baru yang terjadi pada populasi manusia,
hewan dan tumbuhan.
20. • Woolhouse dan Gaunt (2007), mencatat empat karakteristik yang
menggambarkan sebagian besar sifat EID:
• 1. Caused by an RNA virus
2. Caused by pathogen with non-human (animal) reservoir
3. Caused by pathogen with a broad host range
4. Have potential for human-to-human transmission
• Dengan adanya empat karakteristik ini, perubahan iklim dan
perilaku manusia merupakan elemen kunci dalam mendorong
sebagian besar terjadinya wabah EID.
• Dengan perubahan ekologi global yang sedang berlangsung,
diperkirakan bahwa patogen baru dan EID akan terus terintroduksi
pada populasi manusia (Woolhouse dan Gaunt 2007).
23. ● Meskipun banyak spillover patogen zoonosis muncul pada hewan
domestik, termasuk ternak, sebagian besar (71,8%) zoonosis EID muncul
dari spesies satwa liar.
● Sebagai contohnya, transmisi penyakit EID dapat dihasilkan dari praktik
perburuan dan konsumsi hewan liar yang dikenal sebagai bushmeat
● Bushmeat telah dikaitkan dengan sejumlah penyakit, termasuk dua
penyakit hemoragik yang sangat fatal yang disebabkan oleh virus Ebola
dan Marburg
● Selain itu, di banyak negara berkembang, hewan peliharaan hidup dekat
dengan satwa liar. Hal ini dapat memfasilitasi potensi terjadinya
transmisi patogen antara hewan dan manusia
25. Responterhadapzoonosis
• Respons terhadap transmisi penyakit zoonosis terdiri dari serangkaian
kegiatan mulai dari manajemen wabah, surveillance setelah munculnya
penyakit, dan deteksi penyakit yang mungkin akan terjadi di masa
mendatang.
• Respon juga dapat dilakukan melalui optimalisasi penelitian yang bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas dalam memprediksi wabah EID (Ogden et al.
2017)
26. Peranmahasiswa
• Pemahaman mengenai zoonosis, apa itu zoonosis, apa saja jenisnya,
bagaimana penularannya, bagaimana tindakan pencegahan, pengobatan dll
• Edukasi melalui seminar atau kegiatan lapangan dengan masyarakat dan
memberikan contoh bagaimana cara melakukan pencegahan penularan penyakit
zoonosis
• Meningkatkan pengetahuan,kesadaran, dan kepedulian masyarakat terhadap
penyakit-penyakit zoonosis strategis melalui sosialisasi.
27. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Terimakasih