Dokumen ini menjelaskan proses Bayer dan proses Hall-Heroult dalam memproduksi aluminium. Proses Bayer meliputi 4 tahapan yaitu digestion, clarification, precipitation, dan calcination untuk memperoleh aluminium oksida dari bijih bauksit. Proses Hall-Heroult melibatkan elektrolisis aluminium oksida pada suhu 950°C untuk melepaskan aluminium murni. Aluminium terkumpul di dasar wadah sebagai cairan dan dikeluarkan ke cetak
4. Sebelum dilakukan proses digesting dilakukan size reduction terlebih dahulu.
Pertama, bijih bauksit secara mekanik dihancurkan. Kemudian, bijih yang
dihancurkan dicampur dengan NaOH dan diproses di pabrik penggilingan
untuk menghasilkan bubur (suspensi berair) yang mengandung partikel
sangat halus dari bijih.
Digestion Bubur dipompa ke digester. Bubur dipanaskan sampai 110-270°C di
bawah tekanan dari 340 kPa dengan menggunakan media uap sebagai
pemanas didalam suatu tabung yang dibuat dari baja yang tahan terhadap
tekanan yang timbul akibat proses pemanasan selama berlangsungnya proses
pelarutan. Natrium hidroksida tambahan, ditambahkan kemudian akan
bereaksi dengan mineral alumina bauksit untuk membentuk larutan jenuh
natrium aluminat dan pengotor tak larut yang disebut lumpur merah (RM),
RM yang berada dalam suspensi dan dipisahkan pada langkah klarifikasi.
• Reaksi yang terjadi pada Digester :
• Al2O3 + 2OH- + 3H2O. 2[Al(OH)-
4]
• Atau
• Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O (l) 2NaAl(OH)(aq)
5. Sesuai dengan reaksi diatas, diperkirakan sekitar 90%
alumina yang ada dalam bijih bauksit akan larut menjadi
NaAlO2 , sedangkan hasil samping adalah unsur silica
reaktif dalam bijih bauksit.
Clarification, pengotor tak larut (RM) yang terdapat dalam
suspensi kemudian dipisahkan dengan menyaring dari
kotoran padat, selanjutnya didinginkan di heat exchangers,
untuk meningkatkan derajat jenuh dari alumina terlarut, dan
dipompa menuju tempat yanglebih tinggi yaitu presipitator
silolike untuk proses precipitation (pengendapan).
6. Precipitation, selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara
mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.
2NaAl(OH)3 (aq) + CO2 (g) 2Al(OH)3 (s) + Na2CO3 (aq) + H2O (l)
Campuran dari kotoran padat disebut RM. Selanjutnya, solusi
hidroksida didinginkan dan aluminium hidroksida dilarutkan presipitat
dengan fasa putih solid halus.
Calcination, kemudian dipanaskan sampai 1050° C(dikalsinasi), aluminium
hidroksida terurai menjadi alumina, memancarkan uap air dalam proses:
2Al(OH)3 (s) Al2O3 (s) + 3H2O (g)
Dan dihasilkan aluminium oksida murni (Al2O3) yang selanjutnya menuju
proses peleburan dengan proses Hall-Héroult untuk menghasilkan
material aluminium.
8. Dalam proses Hall-Heroult peleburan, aluminum oksida Al2O3
dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6)dalam bejana baja
berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-).
Sebagai anode (+) digunakan batang grafit. Selanjutnya
elektrolisis dilakukan pada suhu 950°C.
Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium di katode dan
di anode terbentuk gas O2 dan CO2. Aluminium yang terbentuk
berupa zat cair dan terkumpul di dasar wadah lalu dikeluarkan
secara periodik ke dalam cetakan untuk mendapa taluminium
batangan (ingot). Jadi, selama elektrolisis, Anode grafit terus
menerus dihabiskan karena bereaksi dengan O2 sehingga harus
diganti dari waktu ke waktu.