Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
02 sop satgana
1. SATGANA
A ASATG N
SATGANA
SATGANA
SA NTGA A
SATGANA
Markas Pusat Palang Merah Indonesia
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96, Jakarta 12790 - Indonesia
Telp. +62 21 7992325,
Fax. +62 21 7995188
Email: pmi@palangmerah.org
website: www.palangmerah.org
Petunjuk Pelaksanaan
SATGANA PMI
SATGANA adalah singkatan dari Satuan Penanganan
Bencana PMI yang dibentuk oleh Pengurus PMI di setiap
Cabang khususnya di daerah rawan bencana; juga oleh
beberapa Pengurus Daerah di Markas Daerah yang
menganggap perlu adanya Satgana PMI Daerah bahkan di
Markas Pusat telah mempunyai Satgana PMI Pusat.
Sejak dibentuknya pada tahun 1998, Satgana telah diatur di
dalam buku Pedoman Satgana tahun 2001. Namun
demikian, di dalam internal kita sendiri masih terdapat
salah pengertian serta perbedaan persepsi mengenai
Satgana antara lain seringkali atribut Satgana dipakai
dalam kegiatan yang non bencana, kemudian banyak yang
bukan anggota Satgana memakai rompi Satgana, di
beberapa wilayah terjadi eksklusifitas antara Satgana
dengan relawan PMI yang lainnya.
Untuk mengurangi permasalahan di atas maka Petunjuk
Pelaksanaan (Juklak) Satgana yang merupakan revisi dari
buku Pedoman Satgana tahun 2001 diharapkan mampu
mengatasi hal tersebut, juga diharapkan pelayanan
tanggap darurat bencana PMI sebagaimana visi PMI yakni
Cepat, Tepat dan Terkoordinasi dapat terwujud. Juklak ini
disusun berdasarkan pengalaman rekan-rekan relawan PMI
dalam penanganan bencana beberapa tahun terakhir
seperti gempa dan tsunami Aceh tahun 2004, banjir
bandang Jember tahun 2005, gempa Yogyakarta tahun
2006, dan gempa di pesisir Barat Sumatera tahun 2007.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dalam penanganan
bencana tersebut dan beberapa hal penting telah
dituangkan dalam Petunjuk Pelaksanaan Satgana ini.
3. Petunjuk pelaksanaan ini disusun dengan maksud untuk memperoleh kesamaan
persepsi dan langkah bagi pengurus, staf, dan relawan di PMI Cabang, PMI Daerah
dan PMI Pusat dalam menyiagakan dan menggerakan Satuan Penanganan Bencana.
PETUNJUK PELAKSANAAN SATGANA PMI
Penyusun:
Palang Merah Indonesia (PMI)
Desain sampul & Layout:
Redshop Design
Penerbit:
Palang Merah Indonesia (PMI)
Didukung oleh:
Palang Merah Perancis
Copyright Ó200
All right reserved
Cetakan 1, 200
ISBN : 978-979-3575-25-4
8
Februari 8
Judul buku:
4. Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
i
SATGANA adalah singkatan dari Satuan Penanganan Bencana PMI yang dibentuk
oleh Pengurus PMI di setiap Cabang khususnya di daerah rawan bencana; juga oleh
beberapa Pengurus Daerah di Markas Daerah yang menganggap perlu adanya
Satgana PMI Daerah bahkan di Markas Pusat telah mempunyai Satgana PMI Pusat.
Satgana PMI tersebut dilatih khusus dan berasal dari anggota KSR yang telah
berpengalaman serta relawan yang mempunyai keahlian khusus seperti dokter,
perawat, sanitarian dan sebagainya. Tim Satgana ini dibentuk untuk memberikan
pertolongan dan bantuan dalam tanggap darurat penanganan bencana, dan
diharapkan menjadi garda terdepan PMI dibantu oleh tenaga relawan lainnya
antara lain KSR dan TSR PMI.
Satgana PMI telah dikenal oleh banyak pihak terutama para korban bencana di
seluruh Indonesia, bahkan Satgana PMI ini sudah populer di negara lain, khususnya
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah negara lain dikarenakan mereka melihat
peranan Satgana PMI di layar televisi khususnya pada saat terjadinya Bom Bali,
Gempa dan Tsunami diAceh serta Nias.
Sejak dibentuknya pada tahun 1998, Satgana telah diatur di dalam buku Pedoman
Satgana tahun 2001. Namun demikian, di dalam internal kita sendiri masih
terdapat salah pengertian serta perbedaan persepsi mengenai Satgana antara lain
seringkali atribut Satgana dipakai dalam kegiatan yang non bencana, kemudian
banyak yang bukan anggota Satgana memakai rompi Satgana, di beberapa wilayah
terjadi eksklusifitas antara Satgana dengan relawan PMI yang lainnya.
Untuk mengurangi permasalahan di atas maka Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)
Satgana yang merupakan revisi dari buku Pedoman Satgana tahun 2001 diharapkan
mampu mengatasi hal tersebut, juga diharapkan pelayanan tanggap darurat
bencana PMI sebagaimana visi PMI yakni Cepat, Tepat dan Terkoordinasi dapat
terwujud. Juklak ini disusun berdasarkan pengalaman rekan-rekan relawan PMI
dalam penanganan bencana beberapa tahun terakhir seperti gempa dan tsunami
Aceh tahun 2004, banjir bandang Jember tahun 2005, gempa Yogyakarta tahun
2006, dan gempa di pesisir Barat Sumatera tahun 2007. Banyak pelajaran yang bisa
diambil dalam penanganan bencana tersebut dan beberapa hal penting telah
dituangkan dalam Petunjuk Pelaksanaan Satgana ini.
5. ii
Di sisi lain Juklak ini diharapkan mampu menyamakan persepsi tentang Satgana dan pada
akhirnya citra PMI di masyarakat bisa lebih dikenal serta memotivasi relawan untuk lebih
meningkatkan kualitas pelayanan dalam penanganan bencana.
Kami menyadari bahwa Juklak Satgana ini jauh dari sempurna sehingga dibutuhkan masukan
dan saran dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan. Kami mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan Juklak ini, semoga Juklak Satgana PMI
ini dapat menjadi acuan yang baik bagi PMI dalam upaya peningkatan kapasitas PMI dalam hal
penanganan bencana.
Jakarta, Oktober 2007
Pengurus Pusat
PALANG MERAH INDONESIA
Sekretaris Jenderal
IYANG D. SUKANDAR
Kata Pengantar
6. DAFTAR ISI
iii
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum
B. Maksud dan Tujuan
C. Dasar
D. Pengertian Pokok
BAB II STRUKTUR OPERASIONAL DAN MEKANISME OPERASIONAL
SATGANA PMI
A. Struktur Operasioal
B. Struktur Operasional Satgana PMI Daerah
C. Struktur Operasional Satgana PMI Pusat
D. Mekanisme Operasional
1. Tim Satgana
2. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Satgana
E. Sistem Mobilisasi Satgana PMI
1. Warning/Peringatan
2. Alert/Pesan
3. Mobilisasi
F. Uraian Tugas Satgana
BAB III PERLENGKAPAN SATGANA
A. Perlengkapan Satgana
1. Perlengkapan Perorangan
2. Perlengkapan Tim
3. Perlengkapan Operasional
B. Seragam dan Atribut
BAB IV PENUTUP
Halaman
i
iii
1
1
1
1
3
3
3
4
4
5
5
5
5
5
5
6
6
11
11
11
11
11
12
17
Daftar Isi
7.
8. PENDAHULUAN
BAB
I
1
Pendahuluan
A. Umum
Salah satu tugas pokok PMI sesuai dengan mandatnya adalah memberikan pertolongan
dan bantuan kepada korban bencana dengan cepat apapun sebabnya tanpa
membedakan agama, bangsa, suku bangsa, bahasa, warna kulit, jenis kelamin, golongan
dan pandangan.
Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, PMI perlu memiliki tim penanganan bencana
yang disebut dengan Satuan Penanganan Bencana Palang Merah Indonesia (SATGANAPMI)
Dalam mengoptimalkan peran dan fungsi Satgana maka perlu disusun Petunjuk
Pelaksanaan Satgana PMI. Petunjuk Pelaksanaan Satgana PMI meliputi :
Bab I Pendahuluan
Bab II Struktur operasional dan Mekanisme Operasional Satgana PMI
Bab III Perlengkapan
Bab IV Penutup
Lampiran-lampiran
B. Maksud dan Tujuan
Petunjuk pelaksanaan ini disusun dengan maksud untuk memperoleh kesamaan persepsi
dan langkah bagi pengurus, staf, dan relawan di PMI Cabang, PMI Daerah dan PMI Pusat
dalam menyiagakan dan menggerakan Satuan Penangananan Bencana.
C. Dasar
1. UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. Keppres RI no.246 tahun 1963 tentang Perhimpunan Palang Merah Indonesia dan
Tugas Pokok PMI
3. Anggaran Dasar dan Rumah Tangga PMI
4. Rencana Strategi PMI
5. Pedoman Penanggulangan Bencana PMI
6. Surat Keputusan Pengurus Pusat PMI nomor 158/PP PMI/VII/2007 tentang protap
tanggap darurat bencana PMI
D. Pengertian Pokok
1. Satuan Penanganan Bencana Palang Merah Indonesia yang selanjutnya disebut
“Satgana PMI” adalah tim yang di mobilisasi untuk melaksanakan pelayanan tanggap
darurat bencana.
2. Pembinaan dan penugasan Satgana PMI dilakukan oleh PMI Cabang, PMI Daerah, dan
PMI Pusat.
9. 2
Pendahuluan
3. Satgana PMI berasal dari anggota Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR) PMI
yang telah dilatih khusus untuk memenuhi kualifikasi.
4. 1 (satu) tim Satgana PMI minimal berjumlah 30 (tiga puluh) orang.
5. PMI Cabang secara periodik melaksanakan kaderisasi serta rekrutmen baru KSR dan
TSR, sehingga kebutuhan Satgana PMI dapat terpenuhi.
6. Masa penugasan tim Satgana PMI adalah selama masa tanggap darurat bencana dan
masa recovery sesuai dengan kebutuhan.
10. BAB
II
3
Struktur Operasional dan
Mekanisme Operasional Satgana PMI
Teknologi Informasi Keuangan Humas LogistikAdministrasi
Evakuasi
Asesmen
PertolonganPertama
Penampungan
Darurat/Shelter
PelayananKesehatan
TimAmbulan
DapurUmum
AirdanSanitasi
PemulihanHubungan
Keluarga/RFL
ProgramDukungan
Psikososial
Relief/Distribusi
A. Struktur Operasional
Struktur Operasional Satgana PMI Cabang adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Struktur dan unit pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan/kondisi bencana
Koordinator
Lapangan
BPBD
Kabupaten/Kota
Pengurus PMI
Kepala Markas
STRUKTUR OPERASIONAL DAN
MEKANISME OPERASIONAL SATGANA PMI
11. 4
BPBD
Provinsi
Pengurus Daerah
Kepala Markas
Daerah
Koordinator
Operasi Daerah
Koordinator
Lapangan
Unit Pelayanan
Koordinator
Lapangan
Koordinator
Lapangan
Unit PelayananUnit Pelayanan
ICRC/IFRC/
Perhimpunan
Nasional(PNS)
Pengurus Pusat
Sekretaris Jenderal
Koordinator
Operasi Pusat
Koordinator
Daerah
Koordinator
Daerah
Koordinator
Daerah
Koordinator
Lapangan
C. Struktur Operasional Satgana PMI Pusat
Koordinator
Lapangan
Koordinator
Lapangan
B. Struktur Operasional Satgana PMI Daerah
Struktur Operasional dan
Mekanisme Operasional Satgana PMI
12. 5
D. Mekanisme Operasional
1. Tim Satgana PMI
Tim Satgana PMI terdiri dari Koordinator lapangan, unit-pendukung dan unit-unit
pelayanan sebagai berikut:
a. Unit Pendukung
1) Logistik
2) Administrasi
3) Teknologi informasi
4) Hubungan masyarakat
5) Keuangan
b. Unit Pelayanan
1) Evakuasi
2) Asesmen
3) Tim ambulan
4) Pertolongan pertama
5) Air dan sanitasi (Watsan)
6) Dapur umum (DU)
7) Relief/distribusi
8) Penampungan darurat (Shelter)
9) Pemulihan hubungan keluarga (RFL)
10) Pelayanan kesehatan
11) Program dukungan psiko-sosial (PSP)
2. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Satgana
Tugas pokok tim Satgana PMI adalah melaksanakan pelayanan tanggap darurat
bencana. Dalam melaksanakan pelayanan tanggap darurat berpedoman kepada
Prosedur Tetap Tanggap Darurat Bencana PMI tahun 2007.
E. Sistem Mobilisasi Satgana PMI
1. Warning / Peringatan
Relawan PMI (KSR/TSR) sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya masing-masing
bersedia dan siap sewaktu-waktu dihubungi oleh PMI untuk melaksanakan pelayanan
tanggap darurat bencana dalam wadah Satgana PMI.
2. Alert / Pesan
Pengurus/Staf PMI akan mengirimkan pesan kepada masing-masing relawan PMI
(KSR/TSR) untuk dimobilisasi dalam wadah Satgana PMI.
3. Mobilisasi
Pengurus PMI akan menugaskan tim Satgana untuk memberikan bantuan dan
pelayanan kepada masyarakat/korban bencana, dengan rincian kegiatan antara lain:
Struktur Operasional dan
Mekanisme Operasional Satgana PMI
13. 6
a. Pengurus PMI/Kepala Markas atau Koordinator yang ditunjuk akan
melaksanakan briefing kepada tim Satgana serta membuat struktur dan
membagi tugas sesuai dengan kebutuhan.
b. Koordinator lapangan yang ditunjuk untuk mempimpin operasi tanggap darurat
mengajukan kebutuhan dan persetujuan dana/anggaran, kebutuhan sarana
dan perlengkapan operasi kepada Pengurus PMI sesuai dengan rencana operasi
serta diberikan otoritas dalam penggunaaan dana/anggaran dan penggunaan
peralatan tersebut.
c. Mengaktifkan Posko di Cabang/Daerah/Pusat dan beberapa tempat yang
dianggap perlu sesuai dengan standar posko PMI.
d. Melakukan asesmen dan fungsi-fungsi pelayanan tanggap darurat bencana
sesuai dengan kebutuhan.
e. Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
tanggap darurat bencana, membuat laporan kegiatan secara berkala yang
dilengkapi dokumentasi kepada PMI.
f. Melakukan evaluasi kegiatan harian selama operasi tanggap darurat dan
membuat laporan harian yang disampaikan kepada markas cabang, daerah, dan
pusat.
g. Setelah selesai melaksanakan tugas Koordinator yang memimpin operasi
menginventarisir kembali perlengkapan dan peralatan.
h. Membuat laporan pertanggung jawaban kegiatan/anggaran kepada Pengurus
PMI.
F. Uraian Tugas Satgana PMI
1. Pengurus PMI:
Pada saat bencana, segera melakukan langkah-langkah tindakan sebagai berikut:
a. Memerintahkan koordinator lapangan/koordinator operasi yang ditunjuk untuk
segera menyiapkan langkah-langkah operasional tanggap darurat bencana.
b. Memerintahkan Kepala Markas PMI untuk segera menyiapkan kebutuhan tim
Satgana di lapangan, termasuk:
1) Surat tugas
2) Asuransi
3) Perlindungan dan bantuan hukum
c. Mengadakan koordinasi dengan lintas sektoral terkait.
d. Mengkaji anggaran yang diajukan oleh koordinator lapangan dan menyetujui
anggaran sesuai dengan kebutuhan operasi tanggap darurat.
e. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan secara hirarki terhadap
langkah-langkah penanganan bencana yang telah dilakukan.
2. Markas PMI:
a. Melaksanakan perintah dari Pengurus PMI dalam hal mencukupi kebutuhan
penugasan tim Satgana di lapangan.
b. Menyampaikan saran-saran kepada pengurus PMI tentang pelaksanaan tugas
Struktur Operasional dan
Mekanisme Operasional Satgana PMI
14. 7
operasi tanggap darurat.
c. Mendampingi dan mengawasi pelaksanaan operasi tanggap darurat.
3. Koordinator lapangan/operasi bertugas:
a. Memimpin seluruh kegiatan operasi tanggap darurat saat bencana.
b. Memberi tugas pada unit-unit pelayanan dan dukungan administrasi sesuai fungsi dan
tanggung jawabnya
c. Mengkoordinasikan setiap kegiatan operasi tanggap darurat dalam ruang lingkup
operasional kepada lintas sektor terkait sesuai dengan kebutuhan.
d. Melaporkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas kepada Pengurus PMI/Kepala
Markas.
4. Dukungan administrasi
a. Berfungsi sebagai tata usaha dan hubungan masyarakat.
b. Mengelola sistem pengarsipan di lapangan.
c. Mengkaji kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam penanganan bencana.
d. Menyiapkan sarana bantuan dan administrasi untuk logistik, keuangan dll.
e. Bertanggung jawab dan melaporkan kegiatan kepala Kepala Markas Cabang melalui
Komandan Satgana.
5. Unit pelayanan evakuasi dipimpin oleh seorang komandan regu dengan tugas sebagai
berikut:
a. Pencarian dan evakuasi korban.
b. Memberikan pertolongan pertama jika diperlukan.
c. Memberikan laporan kegiatan evakuasi harian untuk keperluan up date data dalam
setiap evaluasi harian.
d. Membantu mendirikan penampungan.
e. Transportasi dan lain-lain.
6. Unit pelayanan asesmen dipimpin oleh seorang komandan regu dengan tugas sebagai
berikut:
a. Melakukan asesmen di wilayah yang terkena dampak bencana.
b. Melakukan analisis data yang didapat dari asesmen.
c. Menyediakan data untuk menjadi bahan pengambilan keputusan dalam operasi.
d. Mencari dan atau mengumpulkan data yang berhubungan dengan kebutuhan-
kebutuhan prioritas korban.
e. Up dating data yang berkaitan dengan operasi tanggap darurat.
7. Unit pelayanan pertolongan pertama (PP) dipimpin oleh seorang komandan regu
dengan tugas sebagai berikut:
a. Penyelamatan dan pengamanan korban.
b. Memberikan pertolongan pertama secara langsung sebelum mendapatkan
pertolongan dengan fasilitas kesehatan yang lebih baik.
Struktur Operasional dan
Mekanisme Operasional Satgana PMI
15. 8
c. Membuat data mengenai pelayanan yang dilakukan dan membuat trend mengenai
jenis luka atau kondisi korban.
8. Tim shelter/penampungan darurat dipimpin oleh seorang komandan regu dengan
tugas sebagai berikut:
a. Memilih lokasi untuk mendirikan penampungan darurat.
b. Mendirikan penampungan darurat.
c. Berkoordinasi dengan unit Watsan mengenai kebutuhan air dan sanitasi di
penampungan darurat.
9. Unit pelayanan kesehatan dipimpin oleh seorang komandan regu dengan tugas
sebagai berikut:
a. Melakukan pelayanan kesehatan darurat atau mobile clinic.
b. Membantu rumah sakit lapangan.
c. Berkoordinasi dengan petugas kesehatan lainnya di lapangan.
d. Memberikan rekomendasi kepada koordinator lapangan yang berkaitan dengan
langkah yang harus diambil dalam hal kesehatan.
10. Unit tim ambulan dipimpin oleh seorang komandan regu dengan tugas sebagai
berikut:
a. Berkoordinasi dengan unit pelayanan kesehatan dalam melakukan mobile clinic.
b. Evakuasi korban.
11. Tim dapur umum dipimpin oleh seorang komandan regu dengan tugas sebagai
berikut:
a. Mempersiapkan makanan untuk korban dan seluruh petugas operasi tanggap
darurat.
b. Penyusunan menu makanan.
c. Pelibatan masyarakat dalam melakukan aktifitas dapur umum.
d. Mempersiapkan logistik yang berkaitan dengan masalah dapur umum.
12. Unit pelayanan relief/distribusi dipimpin oleh seorang komandan regu dengan tugas
sebagai berikut:
a. Melakukan operasi relief.
b. Menentukan pemilihan titik-titik distribusi.
c. Melakukan pencatatan dan tertib administrasi logistik.
d. Database pelaksanaan relief (dimana, apa, berapa).
13. Unit pelayanan watsan dipimpin oleh seorang komandan regu dengan tugas:
a. Melakukan kegiatan watsan.
b. Berkoordinasi dengan unit pelayanan shelter.
c. Melakukan pengkajian titik-titik air.
Struktur Operasional dan
Mekanisme Operasional Satgana PMI
16. 9
14. Unit pelayanan restoring family links (RFL) dipimpin oleh seorang komandan regu
dengan tugas:
a. Melakukan kegiatan-kegiatan RFL.
b. Membuat daftar saya selamat – saya mencari.
c. Menyediakan media (satphone, RCM, tracing request) untuk menghubungi keluarga.
d. Memfasilitasi ketika ada kebutuhan reunifikasi.
15. Unit pelayanan PSP dipimpin oleh seorang komandan regu dengan tugas:
a. Memberikan konseling dan mental support.
16. Unit pelayanan logistik dipimpin oleh seorang komandan regu dengan tugas:
a. Bertanggung jawab menerima dan mengeluarkan barang dari gudang tanggap
darurat.
b. Melakukan inventarisasi dan tertib administrasi logistik.
c. Memilih lokasi gudang logistik tanggap darurat.
17. Unit pelayanan TI dipimpin oleh seorang komandan regu dengan tugas:
a. Melakukan asesmen kebutuhan akses informasi.
b. Menjamin ketersedian alat dan akses komunikasi.
c. Melakukan perawatan perangkat lunak dan perangkat keras TI dalam operasi
tanggap darurat.
18. Unit pelayanan keuangan dipimpin oleh seorang komandan regu dengan tugas:
a. Melakukan pencatatan arus masuk dan arus keluar keuangan.
b. Membuat filing sistem tentang segala bukti pembayaran, penerimaan dan
pengeluaran uang.
c. Bertanggung jawab mengelola keuangan dalam operasi tanggap darurat.
19. Unit pelayanan humas dipimpin oleh seorang komandan regu dengan tugas:
a. Melakukan pengembangan citra PMI.
b. Melakukan diseminasi Kepalang merahan.
c. Memberikan informasi yang berhubungan dengan operasi di lapangan.
Struktur Operasional dan
Mekanisme Operasional Satgana PMI
17.
18. BAB
III
11
Perlengkapan Satgana
PERLENGKAPAN SATGANA
A. Perlengkapan Satgana PMI
Pengadaan Perlengkapan Satgana dilakukan oleh Pengurus PMI sesuai dengan hirarki
penugasan.
Perlengkapan Satgana terdiri atas:
1. Perlengkapan perorangan
a. Helm warna putih
b. Jas hujan warna biru tua (corporate identity)
c. Jaket/rompi warna biru
d. Sarung tangan
e. Masker
f. Lampu senter
g. Kompas
h. Pisau lipat
i. Topi hangat
j. Kacamata pengaman
k. Kantong tidur/matras
l. Sepatu jungle dengan bahan kain dan alas/sol karet bergigi
m. Tempat air minum/vemples
n. Ransel
2. Perlengkapan tim
a. Tenda Kompi
b. Bendera PMI dan atau spanduk PMI
c. Peralatan dokumentasi
d. Obat-obatan ringan
e. Peralatan makan dan minum
f. Radio komunikasi
3. Perlengkapan operasional:
a. Tenda pleton 1 unit
b. Dapur Umum 1 unit
c. Folding bed
d. Kit PP 10 unit
e. Tandu 2 unit
f. Selimut
g. Plastic Sheet
h. Jaket pelampung 24 buah
i. Megaphone 1 unit
19. 12
j. Generator 1 unit
k. Petromak 3 unit
l. Pelengkap alat lapang: Cangkul, sekop, linggis, parang, palu sedang, palu kecil,
pisau besar/kecil, gergaji kayu, gergaji besi, tang, kampak, tambang
m. Peralatan penerangan: lampu neon 20 watt dan 40 watt, kabel listrik, obeng
listrik, stater listrik, pitting T, tempat lampu neon 20 watt dan 40 watt, lakband.
B. Seragam dan atribut
Seragam Satgana PMI terdiri dari:
1. Rompi
Rompi berwarna biru tua.
a. Pada bagian depan rompi terdiri dari
1) Tulisan SATGANA(terletak di atas saku kanan, warna putih dibordir)
2) Jika akan dicantumkan nama cabang diletakan di bawah tulisan SATGANA.
3) Logo PMI diletakan di atas saku kiri.
b. Pada bagian belakang rompi hanya terdapat gambar logo PMI dan tulisan PMI.
2. Kaos lapangan
a. Kaos berwarna biru dongker sesuai dengan corporate identity.
3. Topi
a. Warna biru dongker tua dengan lambang PMI di depan
b. Pada sisi kiri topi bertuliskan: SATGANA(warna putih dibordir)
c. Pada sisi kanan topi bertuliskan: nama cabang (warna putih dibordir)
d. Perhatikan lampiran.
4. Celana lapangan(warna biru dongker gelap)
5. Tanda pengenal (dilengkapi foto)
Semua desain atribut dan seragam disesuaikan dengan Pedoman Penerapan Identitas
PMI.
Perlengkapan Satgana
20. 13
Contoh perlengkapan perorangan anggota SATGANA (Gambar 1)
Helm Ponco/jas hujan/rain coat Sarung tanganRompi/jaket
Penutup hidung (masker) Lampu senter Pisau lipatKompas
Topi hangat (kupluk) Kacamata pelindung MatrasKantong tidur (sleeping bag)
Sepatu segala medan Tempat air minum/velples Kartu identitasRansel harian (daypack)
Perlengkapan Satgana
21. 14
Contoh perlengkapan tim SATGANA (Gambar 2)
Tempat tidur lapangan (field bed) Bendera PMI
Perlengkapan dokumentasi Pengeras suara (megaphone)
Perlengkapan makan dan minum Radio komunikasi
Perlengkapan Satgana
22. 15
Contoh atribut anggota SATGANA (Gambar 3)
Perlengkapan Satgana
Depan Belakang
topi warna biru dongker
logo PMI di bagian depan
Rompi warna biru dongker
Logo PMI
Tulisan SATGANA
Tanda pengenal
Logo PMI
Celana lapangan
Sepatu lapangan
Kaos lapangan warna
biru dongker
23.
24. 17
Penutup
Sebagai suatu petunjuk pelaksanaan Satgana PMI, maka diharapkan agar semua jajaran PMI
dan semua yang terkait dapat melaksanakannya sesuai dengan situasi dan kondisi daerah
masing-masing.
PENUTUP
BAB
I
26. 4. KEMANDIRIAN
Gerakan bersifat mandiri. Setiap
Perhimpunan Nasional sekalipun
merupakan pendukung bagi
pemerintah di bidang
kemanusiaan dan harus menaati
peraturan hukum yang berlaku di
negara masing-masing, namun
Gerakan bersifat otonom dan
harus menjaga tindakannya agar
sejalan dengan Prinsip Dasar
Gerakan.
5. KESUKARELAAN
Gerakan memberi bantuan atas
dasar sukarela tanpa unsur
keinginan untuk mencari
keuntungan apapun.
6. KESATUAN
Didalam satu negara hanya boleh
ada satu Perhimpunan Nasional
dan hanya boleh memilih salah
satu lambang yang digunakan:
Palang Merah atau Bulan Sabit
Merah. Gerakan bersifat terbuka
dan melaksanakan tugas
kemanusiaan di seluruh wilayah
negara yang bersangkutan.
7. KESEMESTAAN
Gerakan bersifat semesta.
Artinya, Gerakan hadir di seluruh
dunia. Setiap Perhimpunan
Nasional mempunyai status yang
sederajat, serta memiliki hak &
tanggung jawab yang sama dalam
membantu satu sama lain.
1. KEMANUSIAAN
Gerakan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah (Gerakan) lahir dari
keinginan untuk memberikan
pertolongan kepada korban yang
terluka dalam pertempuran
tanpa membeda-bedakan
mereka dan untuk mencegah
serta mengatasi penderitaan
sesama manusia yang terjadi di
mana pun. Tujuannya ialah
melindungi jiwa dan kesehatan
serta menjamin penghormatan
terhadap umat manusia.
Gerakan menumbuhkan saling
pengertian, persahabatan,
kerjasama dan perdamaian abadi
antarsesama manusia.
2. KESAMAAN
Gerakan memberi bantuan
kepada orang yang menderita
tanpa membeda-bedakan
mereka berdasarkan
kebangsaan, ras, agama, tingkat
sosial atau pandangan politik.
Tujuannya semata-mata ialah
mengurangi penderitaan orang
per orang sesuai dengan
kebutuhannya dengan
mendahulukan keadaan yang
paling parah.
3. KENETRALAN
Gerakan tidak memihak atau
melibatkan diri dalam
pertentangan politik, ras, agama
atau ideologi.
Dalam melakukan kegiatan dan
pelayanan, PMI berpegang pada Tujuh
Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah, yaitu: