SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 40
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Ease of Doing Business
Disiapkan sebagai Bahan untuk Pelatihan Reform Leader Academy Angkatan XIII yang diselenggarakan
oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN)
Kementerian PPN/BAPPENAS
Jakarta, 13 Agustus 2018
REPUBLIK
INDONESIA
2
Outline
1. Kondisi Makro Ekonomi dan Daya Saing Indonesia
2. RPJMN 2015-2019, RKP 2017, dan RKP 2018 Bidang Investasi
3. Ease of Doing Business
REPUBLIK
INDONESIA
3
1. Kondisi Ekonomi Makro dan Daya Saing Indonesia
REPUBLIK
INDONESIA
Indonesia merupakan pasar dengan
potensi yang besar di Asia
Ekonomi terbesar di duniaPosisi ke-15
Posisi ke-5 Pasar yang sedang berkembang terbesar
dengan potensi kelas menengah yang
baik
Posisi ke-4 Negara dengan penduduk terbanyak
di dunia
±5% Pertumbuhan yang stabil pada
konsumsi rumah tangga
Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan stabil
Sumber: BPS, Analisis Tim Bappenas
4
Kondisi Makro Ekonomi dan Investasi Indonesia
Sumber: BPS
5.0
4.9
5.0
5.1
5.2
2014 2015 2016 2017 2018
Semester I
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%)
REPUBLIK
INDONESIA
Pertumbuhan PMTB Meningkat
Peringkat Indonesia dalam Ease of
Doing Business (Bank Dunia, 2017)
Peringkat
72
Realisasi investasi PMA PMDN
meningkat Daya saing investasi Indonesia yang baik
PMA: Penenaman Modal Asing
PMDN: Penanaman Modal Dalam Negeri
Sumber: BKPM
5
Kondisi Makro Ekonomi dan Investasi Indonesia
Investment
Grade
Dari lembaga pemeringkat
Top 5 Tujuan investasi investor dari
Jepang (JBIC ratings, 2017)
Top 4 Negara yang prospektif untuk
tujuan berinvestasi 2017-2019
(UNCTAD, 2017)
Sumber: BPS
BBB- /Positive
Baa3 /Positive
BBB- /Stable
BBB- /Positive
BBB- /Positive
4.5
5.0
4.5
6.2
6.9
2014 2015 2016 2017 2018
Semester I
Pertumbuhan PMTB Indonesia
307.0
365.9 396.6 430.5
109.0
156.1
179.5
216.2
262.4
76.4
463.2
545.4
612.9
692.8
185.3
2014 2015 2016 2017 2018 Q1
PMA PMDN Total
Realisasi Investasi (Rp Triliun)
REPUBLIK
INDONESIA
6
Fakta Investasi di Indonesia
Sumber: BKPM, diolah
PMA dan PMDN Jawa dan Luar JawaSektor Investasi
Investasi di Indonesia masih
didominasi oleh PMA
Investasi di sektor sekunder selama
ini mendominasi, namun sejak
tahun 2018 sektor tersier
mendominasi
Investasi Indonesia masih
didominasi oleh pulau Jawa
Kontribusi PMA dan PMDN (%) Kontribusi Realisasi Investasi di Setiap Sektor (%) Kontribusi Jawa dan Luar Jawa (%)
19.8
17.4
14.5
18.0 17.7
42.9 43.3
54.8
39.6
33.9
37.3 39.3
30.7
42.4
48.4
2014 2015 2016 2017 2018 Q1
Sektor Primer Sektor Sekunder
Sektor Tersier
33.7 32.9 35.3
37.9
41.2
66.3 67.1 64.7
62.1
58.8
2014 2015 2016 2017 2018 Q1
Share PMDN Share PMAPMDN PMA
56.9 54.4 53.6 56.3
60.3
43.1 45.6 46.4 43.7
39.7
2014 2015 2016 2017 2018 Q1
Jawa Luar Jawa
REPUBLIK
INDONESIA
7
Paket Kebijakan Ekonomi untuk Meningkatkan Iklim Investasi
Paket Kebijakan Ekonomi (2015-2017)
Paket Kebijakan
I Meningkatkan daya saing industri nasional
II Perizinan 3 jam dan fasilitasi di kawasan pusat logistik berikat
III
Penyederhanaan izin pertanahan dalam kegiatan penanaman modal dan perluasan
penerima kredit usaha kecil
IV Kebijakan peningkatan kesejahteraan pekerja
V Deregulasi di bidang perbankan syariah
VI
Menggerakkan perekonomian di wilayah pinggiran melalui pengembangan kawasan
ekonomi khusus (KEK)
VII Percepatan proses sertifikasi tanah dan insentif pajak bagi industri padat karya
VIII Kebijakan satu peta nasional dan pembangunan ketahanan energi
IX
Percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dan pembangunan sektor
logistik dari desa ke pasar global
X
Memperlonggar investasi dengan meningkatkan perlindungan bagi usaha mikro, kecil,
menengah, dan koperasi (DNI)
XI
Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor (KURBE) dan pengendalian risiko untuk
memperlancar arus barang di pelabuhan
XII Upaya Perbaikan Kemudahan Berusaha (EODB) Indonesia
XIII Perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
XIV Peta Jalan E-commerce
XV Pengembangan Usaha dan Daya Saing Penyedia Jasa Logistik Nasional
XVI Percepatan Kemudahan Berusaha
: Paket Kebijakan Ekonomi yang terkait langsung dengan Investasi
Kebijakan dan Fasilitas untuk mendorong Investasi Indonesia
REPUBLIK
INDONESIA
8
Layanan 3 Jam
BKPM
• Tiba di BKPM langsung dari
Bandara Soeta/Halim P.
• Konsultasi dengan Direktur
Pelayanan BKPM.
• Menyampaikan data diri dan
rencana kegiatan usaha
KRITERIA
Minimum investasi
Rp100 M
(+/- USD 8 million) dan/atau
mempekerjakan
1,000 orang tenaga kerja
9produk (8+1)
• Izin Investasi
• Akta Pendirian + SK KumHAM
• NPWP
• TDP
• APIP
• NIK
• RPTKA
• IMTA
• Informasi Blocking Tanah
Menunggu di Lounge pada
saat semua produk di proses
oleh BKPM, Notaris, pejabat
K/L di PTSP
Menerima 8 produk perizinan dan 1
produk informasi blocking tanah dalam
waktu 3 jam dan investor siap melakukan
usaha di Indonesia
Sumber: BKPM
Kebijakan dan Fasilitas untuk mendorong Investasi Indonesia:
REPUBLIK
INDONESIA
9
Layanan3JamPerizinanESDM(ESDM3J)
TERIMA
produk perizinan yangdimohonkan.BKPM
9 Jenis Perizinan
dapat diterbitkan melalui Layanan ESDM3J
PERSYARATAN
Layanan ESDM3J diberikan bila telah
memenuhi daftar persyaratan (checklist)
meliputi persyaratan administratif dan teknis
sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Menteri ESDM No.15/2016
JENIS PERIZINAN LAYANAN REGULER
1. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Sementara 20 Hari Kerja
2. Izin Usaha Sementara Penyimpanan Minyak Bumi/BBM/LPG 32 Hari Kerja
3. Izin Usaha Sementara Penyimpanan Hasil Olahan/CNG 32 Hari Kerja u/ Hasil
Olahan
40 Hari Kerja u/ CNG
4. Izin Usaha Sementara Penyimpanan LNG 32 Hari Kerja
5. Izin Usaha Sementara Pengolahan Minyak Bumi 32 Hari Kerja
6. Izin Usaha Sementara Pengolahan Hasil Olahan 32 Hari Kerja
7. Izin Usaha Sementara Pengolahan Gas Bumi 32 Hari Kerja
8. Izin Usaha Sementara Niaga Umum Minyak
Bumi/BBM
40 Hari Kerja
9. Izin Usaha Sementara Niaga Umum Hasil Olahan 40 Hari Kerja
Sumber: BKPM
• Direktur Perusahaan HADIR
di kantor PTSP Pusat.
• SERAHKAN dokumen persyaratan.
MENUNGGU di
Ruang Tunggu
Prioritas.
Kebijakan dan Fasilitas untuk mendorong Investasi Indonesia:
REPUBLIK
INDONESIA
10
Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK)
Tanpa Persyaratan
• Tidak ada minimal besar investasi dan jumlah tenaga kerja yang
diserap.
• Berlaku untuk 14 kawasan industri tertentu.
• IMB dapat diperoleh bersamaan dengan proses konstruksi
Investor dapat langsung melakukan konstruksi proyek sambil
secara paralel mengurus izin mendirikan bangunan untuk kawasan
industri. Layanan ini merupakan kerjasama dan koordinast antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Memperoleh izin investasi
dari PTSP Pusat maupun
Daerah
• Survei ketersediaan lahan pada
kawasan industri tertentu
• Memesan dan Memperoleh
lahan di kawasan industri.
• Memulai konstruksi proyek. Tidak
terdapat perizinan yang dibutuhkan.
• Mengajukan IMB serta UKL/UPL,
secara paralel dengan proses konstruksi.
Sumber: BKPM
Kebijakan dan Fasilitas untuk mendorong Investasi Indonesia:
REPUBLIK
INDONESIA
11
Insentif Investasi
TAX HOLIDAYTAX ALLOWANCE Fasilitas Bea Masuk
(Peraturan Pemerintah No.9/2016) (Peraturan Menteri Keuangan No. 35 Tahun 2018)
145BidangUsaha
Diperluas dari 129 bidang
usaha dalam peraturan
sebelumnya.
Berdasarkan beberapa Kriteria
antara lain: Nilai Investasi yang tinggi atau
untuk ekspor, penyerapan tenaga kerja yang
besar, kandungan lokal. Selain itu untuk dapat
pula diberikan untuk sesuai dengan lokasi
(Khususnya diluar Jawa)
5-20Tahun
Keringanan Pajak Penghasilan Badan
Pengurangan pajak penghasilan badan hingga
100% pada 17 industri pionir:
Yang memproduksi barang atau memberikan Jasa,
termasuk:
1. Pariwisata dan kebudayaan
2. Transportasi/ Perhubungan (untuk jasa
transportasi publik)
3. Pelayanan Kesehatan publik
4. Pertambangan
5. Konstruksi
6. Industri Telekomunikasi
7. Kepelabuhanan
Industri
(Peraturan Menteri Keuangan No.176/PMK.011/2009
juncto. No. 188/PMK.010/2015)
2 tahun pembebasan bea masuk
atau 4 tahun untuk perusahaan yang
menggunakan mesin/peralatan hasil
produksi dalam negeri (min.30%).
BeaMasukatasImporMesin,Barangdan
Bahan
Sumber: BKPM
30%dariNilaiInvestasi
Pengurangan penghasilan neto
sebesar 30% dari jumlah
penanaman modal dibebankan
selama 6 tahun.
1. Industri logam dasar hulu;
2. Industri pemurnian dan/atau
pengilangan minyak dan gas
bumi;
3. Industri petrokimia berbasis
minyak bumi, gas alam, atau
batubara;
4. Industri kimia dasar anorganik;
5. Industri kimia dasar organik yang
bersumber dari hasil pertanian,
perkebunan, atau kehutanan;
6. Industri bahan baku farmasi;
7. Industri pembuatan semi
konduktor dan komponen utama
komputer lainnya;
8. Industri pembuatan komponen
utama peralatan komunikasi;
9. Industri pembuatan komponen
utama alat kesehatan;
10. Industri pembuatan komponen utama
mesin industri seperti motor listrik
atau motor pembakaran;
11. Industri pembuatan komponen utama
mesin seperti piston, cylinder head,
atau cylinder block;
12. Industri pembuatan komponen
robotik;
13. Industri pembuatan komponen utama
kapal;
14. Industri pembuatan komponen utama
pesawat terbang;
15. Industri pembuatan komponen utama
kereta api;
16. Industri mesin pembangkit tenaga
listrik;
17. Infrastruktur ekonomi.
Kebijakan dan Fasilitas untuk mendorong Investasi Indonesia:
REPUBLIK
INDONESIA
100% Terbuka untuk PMA
Distributor yang
Tergabung dalam Produksi
67% untuk PMA distributor
yang tidak tergabung dalam
produksi
100% Terbuka untuk PMA
Material Baku untuk
Farmasi
Sebelumnya, 85% untuk
PMA
100% Terbuka untuk PMA
E-Commerce Kerjasama
dengan UKM
Sebelumnya, tertutup
untuk PMA
100% Terbuka untuk PMA
Marketplace
Dengan investasi minimal
Rp 100 Miliar (USD 8 Juta)
49% terbuka untuk PMA
< Rp 100 Miliar
100% Terbuka untuk PMA
Industri Perfilman
Produksi, Paska Produksi,
Distribusi, Proyeksi
100% Terbuka untuk PMA
Pariwisata
Pusat Olahraga, Restoran,
Bar, Café
67% Terbuka untuk PMA
Infrastruktur Transportasi
dan Jasa Pendukung
Termasuk pemegangan
kargo, transportasi udara,
dan penyewaan
12
Amandemen Daftar Negatif Investasi (DNI)
Sumber: BKPM
Lebih terbuka untuk PMA
Tertuang dalam Peraturan Presiden No. 44 Tahun 2016
Kebijakan dan Fasilitas untuk mendorong Investasi Indonesia:
REPUBLIK
INDONESIA
13
Tantangan dan Peluang Peningkatan Investasi di Indonesia
• Iklim investasi masih perlu ditingkatkan
• Sinkronisasi dan harmonisasi peraturan
• Belum semua daerah memiliki Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
• Pangsa pasar yang besar
• Indonesia masih dipandang sebagai negara yang menarik bagi investor
Tantangan
Peluang
REPUBLIK
INDONESIA
14
2. RPJMN 2015-2019, RKP 2017, dan RKP 2018 Bidang Investasi
REPUBLIK
INDONESIA
15
RPJMN 2015-2019
REPUBLIK
INDONESIA
16
Target 2015-2019
Meningkatnya pertumbuhan investasi atau Pertumbuhan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi sebesar 12,1 persen pada
tahun 2019.
Meningkatnya investasi PMA dan PMDN menjadi Rp933 triliun pada tahun 2019 dengan kontribusi PMDN yang semakin
meningkat menjadi 38,9 persen.
Menurunnya waktu dan jumlah prosedur untuk memulai usaha (starting a business) menjadi 7 hari dan 5 prosedur pada
tahun 2019 sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan peringkat
Indonesia pada Ease of Doing Business (EoDB).
Menurunnya waktu pemrosesan perijinan investasi di pusat dan di daerah menjadi maksimal 15 hari kerja per jenis
perizinan pada tahun 2019.
1
2
3
4
Investasi Satuan
Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Realisasi Investasi PMA PMDN Triliun
Rupiah
519,5 594,8 678,8 792,5 933,0
Share PMDN % 33,8 35,0 36,3 37,6 38,9
Asumsi nilai tukar: Rp. 12.000,-/USD
Investasi di RPJMN 2015-2019
Penguatan Investasi
Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Peningkatan Investasi yang Inklusif
Pilar Kebijakan Penguatan Investasi
1
2
REPUBLIK
INDONESIA
17
Strategi untuk Peningkatkan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Peningkatan kepastian
hukum
Penyederhanaan
prosedur perijinan
Pengembangan
layanan investasi
yang memberi
kemudahan,
kepastian, dan
transparansi
Pemberian insentif
dan fasilitasi investasi
Pendirian Forum
Investasi
Peningkatan iklim
ketenagakerjaan yang
lebih kondusif
Peningkatan
persaingan usaha yang
sehat
1 2 3 4
5 6 7
Investasi di RPJMN 2015-2019
PTSP Daerah, PTSP Pusat, Online Single Submission (OSS)
REPUBLIK
INDONESIA
18
Strategi untuk Peningkatan Investasi yang Inklusif
Mengutamakan investasi
dalam sektor yang mengolah
sumber daya alam mentah
menjadi produk-produk
bernilai tambah, dan
mendorong penciptaan
lapangan kerja
Peningkatan upaya
penyebaran investasi di
daerah yang lebih
berimbang
Peningkatan kemitraan
antara PMA dan UKM
lokal
Peningkatan efektivitas
strategi dan Upaya
promosi investasi
Peningkatan koordinasi
dan kerjasama investasi
antara pemerintah dan
dunia usaha
Pengembangan investasi
lokal
Pengembangan investasi
keluar (outward
investment)
Pengurangan dampak
negatif dominasi PMA
terhadap perekonomian
nasional
1 2 3 4
5 6 7 8
Investasi di RPJMN 2015-2019
REPUBLIK
INDONESIA
19
RKP 2018
REPUBLIK
INDONESIA
20
Target Pertumbuhan Ekonomi 2018: Sisi Pengeluaran
• Kinerja ekspor masih terbatas karena ekonomi global
yang lemah dan harga komoditas yang stagnan.
Namun, ekspor jasa akan meningkat, terutama
didorong oleh peningkatan pariwisata
• Impor akan tumbuh lebih cepat dari ekspor, seiring
dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
permintaan domestik
Konsumsi pemerintah akan relatif terbatas karena ruang
fiskal yang sempit dan prioritas diberikan pada alokasi
belanja modal
Komponen 2018
PDB 5.2-5.6
- Konsumsi RT 5.1-5.2
- Konsumsi LNPRT 5.8-5.9
- Konsumsi Pemerintah 3.8-4.0
- PMTB 6.0-6.6
- Ekspor Barang dan Jasa 5.0-5.5
- Impor Barang dan Jasa 4.4-4.8
Target Pertumbuhan Ekonomi: 5.2-5.6 persen
Konsumsi dan investasi menjadi pendorong pertumbuhan
Target Pertumbuhan Ekonomi 2018: Sisi Pengeluaran
RKP 2018
REPUBLIK
INDONESIA
21
Kebutuhan Investasi untuk Mencapai Pertumbuhan 5.2-5.6 persen di 2018
Nilai (Rp Triliun) Share (%)
Total Kebutuhan Investasi 5.140,9 - 5.269 100
a. Investasi Pemerintah 427,7 – 466,1 8,3 – 8,8
b. Investasi BUMN 400,8 – 665,1 7,8 – 12,6
c. Investasi Swasta 4.138,2 - 4.312,5 78,5 – 83,9
- PMA dan PMDN 727,0-775,0 14,1 – 14,7
- lainnya 3.363,2 – 3585,5 63,8 – 69,7
Kebutuhan Investasi
Detil Share (%)
Total Pembiayaan 100.0
Kredit Perbankan 7,7 - 8,4
Luar Negeri 10,2 - 10,6
Penerbitan Saham 1,8 - 2,0
Penerbitan Obligasi 10,7 – 10,8
Dana Internal BUMN 3,9 – 6,3
Dana Internal Masyarakat 61,9 – 65,7
Sumber Kebutuhan Investasi
• Kapasitas fiskal yang terbatas menyebabkan investasi tidak dapat
bergantung pada investasi pemerintah
• Sumber investasi pada 2018 harus berasal dari Swasta serta peran
Modal Belanja BUMN yang meningkat dari sumber non-APBN
Catatan:
Investasi swasta lainnya adalah investasi: UMKM, sektor minyak dan gas,
perbankan, lembaga keuangan non-bank, asuransi, leasing, dan investasi
rumah tangga lainnya (seperti bangunan, rumah, dll.)
Catatan:
Dana publik internal termasuk tabungan individu,
tabungan perusahaan dari laba ditahan, dan sebagainya
RKP 2018
REPUBLIK
INDONESIA
Arah Kebijakan Prioritas Nasional (PN) Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata
Salah satu arah kebijakan PN : pembenahan iklim investasi di pusat dan daerah, melalui
PN pengembangan dunia usaha dan pariwisata diarahkan untuk mendorong investasi di pusat-pusat
pertumbuhan baru dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi
deregulasi
peraturan
penguatan PTSP
daerah dan
standardisasi
perizinan
penyelesaian
masalah investasi
pemanfaatan dan
penyaluran dana
repatriasi untuk
investasi
peningkatan
perlindungan
konsumen dan
persaingan usaha
RKP 2018
REPUBLIK
INDONESIA
23
Sasaran EoDB dalam RKP
*Catatan:
a. Target Indonesia menduduki peringkat ke-40 pada EoDB 2017 merupakan target presiden
b. Dalam RKP 2018 (untuk EoDB 2019) dan RKP 2019 (untuk EoDB 2020), target peringkat Indonesia
adalah menuju peringkat ke-40
Keterangan
EoDB 2015
EoDB 2016 EoDB 2017 EoDB 2018 EoDB 2019 EoDB 2020
Baseline
Sararan Peringkat Indonesia pada
EoDB
40* 35 Menuju 40 Menuju 40
Realisasi Peringkat Indonesia
pada EoDB
120 106 91 72
(data
belum
keluar)
(data
belum
keluar)
Keterangan: Peringkat EoDB 2017 diumumkan pada tahun 2016, EoDB 2018 diumumkan pada tahun 2017, dan seterusnya
REPUBLIK
INDONESIA
4.
PENGEMBANGAN
DUNIA USAHA
DAN PARIWISATA
4.1.
Pengembangan
3 Kawasan
Pariwisata
4.2.
Pengembangan
5 Kawasan
Ekonomi Khusus
4.3.
Pengembangan
3 Kawasan
Industri
4.4. Perbaikan
Iklim Investasi
dan Penciptaan
Lapangan Kerja
4.5.
Pengembangan
Ekspor Barang
dan Jasa
Program Prioritas Nasional Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata
PROGRAM
PRIORITAS
PRIORITAS
NASIONAL
RKP 2018
REPUBLIK
INDONESIA
KEGIATAN PRIORITAS
Pelaksanaan Harmonisasi dan
Simplifikasi Peraturan Perizinan
PROYEK PRIORITAS
Peningkatan peringkat EoDB
Harmonisasi, sinkronisasi, dan simplifikasi
peraturan perizinan tingkat
pusat/kementerian lembaga dan daerah
Perubahan regulasi pusat dan daerah
yang menghambat investasi
PROYEK PRIORITAS
Pelimpahan Kewenangan Perizinan
kepada PTSP Daerah
Pengembangan sistem perizinan
nasional
KEGIATAN PRIORITAS
Pengembangan Layanan Perizinan
Terpadu
KEGIATAN PRIORITAS
Percepatan fasilitasi penyelesaian
masalah investasi
PROYEK PRIORITAS
Percepatan penyusunan RTRW dan
RDTR khususnya di kawasan strategis
Penyelesaian masalah investasi
KEGIATAN PRIORITAS
Peningkatan Persaingan Usaha yang
Sehat
PROYEK PRIORITAS
Peningkatan Persaingan Usaha yang
Sehat
Pengawasan dan Pembinaan Pelaku
Usaha Terkait Perlindungan Konsumen
PROGRAM PRIORITAS PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
Program Prioritas:
Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja di RKP 2018
Perkuatan Data dan Informasi
Investasi
RKP 2018
REPUBLIK
INDONESIA
26
3. Ease of Doing Business (EoDB)
REPUBLIK
INDONESIA
Trading Across Borders
Enforcing Contracts
Resolving Insolvency
151
116
118
49
104
62
70
108
166
76
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Indikator 91
2018
27
Ease of Doing Business Indonesia 2016-2018
2017
144
108
106
38
114
55
43
112
145
38
72
Starting a Business
Dealing with Construction Permits
Registering Property
Getting Electricity
Paying Taxes
Getting Credit
Protecting Minority Investors
Sumber: Bank Dunia
106
91
72
EODB 2016
EODB 2017
EODB 2018
Perbaikan Peringkat EoDB Indonesia Peringkat EoDB Indonesia per Indikator
Peringkat Indonesia naik 34 peringkat
dalam dua tahun terakhir.
Hampir seluruh indikator mengalami perbaikan peringkat dalam kurun
waktu 2016-2018.
Sumber: Bank Dunia
167
113
123
61
115
70
69
113
171
74
106
2016
REPUBLIK
INDONESIA
Trading Across Borders
Enforcing Contracts
Protecting Minority Investors
28
Usaha Pemerintah Indonesia untuk Memperbaiki EoDB
Menuju Peringkat 40
28
Starting a Business 144
Paying Taxes 114
Registering Property 106
Dealing with Construction Permits 108
43
Resolving Insolvency
Getting Credit 55
EoDB 2018: Peringkat 72
Getting Electricity 38
112
145
38
Indikator prioritas untuk perbaikan
Penyederhanaan prosedur dan waktu untuk:
(1) pendirian badan hukum PT
(2) perizinan bangunan gudang
(3) pendaftaran balik nama atas tanah dan bangunan
(4) pemenuhan kewajiban pembayaran dan pelaporan pajak
(5) layanan publik untuk proses logistik ekspor dan impor
(6) penyelesaian gugatan sederhana di pengadilan melalui
penyederhanaan persyaratan, otomasi layanan, dan
pertukaran data lintas instansi teknis
Mengurangi biaya dengan fokus untuk mendorong
formalisasi dan pengembangan UMKM dalam hal:
(1) pendirian badan usaha
(2) perizinan bangunan komersial sederhana
(3) penyelesaian gugatan sederhana
Menyelenggarakan reformasi struktural (misal: revisi UU,
reformasi kelembagaan) di area:
(1) pendirian usaha
(2) akses untuk memperoleh pinjaman
(3) perlindungan pemegang saham minoritas
(4) restrukturisasi hutang dan penyelesaian proses
insolvensi/kebangkrutanSumber: Kemenko Perekonomian
REPUBLIK
INDONESIA
29
Kunci Langkah-Langkah Perbaikan
• Otoritas Jasa Keuangan
• Mahkamah Agung
• Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
• Pemerintah Kota Surabaya
• PLN
• BPJS Kesehatan
• BPJS Ketenagakerjaan
• PT Pelindo II
• PT Pelindo III
KEMENTERIAN / LEMBAGA TEKNIS :
• Kementerian Hukum & HAM
• Kementerian Perdagangan
• Kementerian Keuangan
• Kementerian Tenaga Kerja
• Kementerian Dalam Negeri
• Kementerian ATR/BPN
• Kementerian PU PERA
• Kementerian Perhubungan
• Kementerian ESDM
Mengembangkan RENCANA AKSI REFORMASI JANGKA PENDEK DAN JANGKA MENENGAH BERSAMA DENGAN K/L
TEKNIS untuk mendorong perbaikan layanan publik sehingga lebih berkepastian hukum, mudah, terjangkau dari segi
biaya dan tepat waktu.
Melakukan PEMANTAUAN DAN EVALUASI implementasi rencana aksi secara berkala dengan melibatkan konsultasi
dengan para pelaku usaha guna memastikan bahwa rencana aksi reformasi terselenggara SEPENUHNYA DAN EFEKTIF.
MENDORONG KOMITMEN lintas K/L dan pemerintah daerah untuk secara konsisten memastikan bahwa langkah
perbaikan untuk meningkatkan kemudahan berusaha di Indonesia terselenggara secara berkelanjutan.
1
2
3
Sumber: Kemenko Perekonomian
REPUBLIK
INDONESIA
30
Sasaran Peningkatan Peringkat EoDB
(Simulasi oleh Bappenas)
Topik
Peringkat di EoDB
2018
EoDB 2019
(Simulasi
Bappenas)
PERINGKAT INDONESIA 72 51
Getting Electricity 38 38
Resolving Insolvency 38 38
Protecting Minority Investors 43 40
Getting Credit 55 42
Registering Property 106 89
Dealing with Contruction Permits 108 47
Trading Across Borders (TAB) 112 97
Paying Taxes 114 82
Starting a Business 144 75
Enforcing Contracts 145 96
106
91
72
51
EODB 2016
EODB 2017
EODB 2018
EODB 2019
(Simulasi Bappenas)
Perbaikan Peringkat EoDB Indonesia
REPUBLIK
INDONESIA
31
Permasalahan dan Tantangan dalam Peningkatan Peringkat EoDB
Untuk meningkatkan peringkat indikator dalam EoDB, terdapat peraturan perundang-undangan yang perlu
direvisi. Revisi UU kemungkinan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Contoh UU yang perlu direvisi tersebut adalah untuk indikator protecting minority investor: UU No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Revisi dan penambahan aturan terkait kewajiban direktur,
hak-hak pemegang saham minoritas, kepemilikan dan kendali, serta transparansi perusahaan)
Masih terdapat retribusi daerah yang menghambat investasi.
EoDB hanya diukur di dua kota (Jakarta dan Surabaya). Apakah daerah lain akan melakukan reformasi yang
sama seperti dua kota tersebut?
Dalam rangka perbaikan peringkat EoDB, dikeluarkan beberapa peraturan di level Kepala PTSP. Jika Kepala
PTSP berganti, apakah peraturan tersebut akan tetap diimplementasikan?
Bagaimana monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan atau minimal mempertahankan peringkat EoDB
Indonesia?
1
2
3
4
5
REPUBLIK
INDONESIA
32
Hambatan Peningkatan Peringkat EoDB Indonesia dan Pengaruh
EoDB pada Masyarakat
Hambatan Peningkatan Peringkat EoDB Indonesia
Pengaruh EoDB pada Masyarakat
• Tidak semua responden EoDB terinformasikan mengenai reformasi yang telah dilakukan
sehingga reformasi tidak terinput dalam kuesioner EoDB yang disebarkan oleh Bank Dunia.
• Sosialisasi yang tepat sasaran perlu dilaksanakan.
Dengan peningkatan peringkat EoDB, masyarakat dapat mengurus perizinan secara pasti dan
mudah
REPUBLIK
INDONESIA
33
Terima Kasih
REPUBLIK
INDONESIA
34
Lampiran
RKP 2017
REPUBLIK
INDONESIA
Sasaran Umum dan Arah Kebijakan
Slide
Sasaran
2014
2015 2016 2017
Sasaran
Akhir RPJMNBaseline
Peringkat Indonesia pada EoDB 120 109 40* 35 30
Pertumbuhan Investasi (PMTB) (%) 4,6 5,1 5,2 6,0-6,6 12,1
Realisasi investasi PMA dan PMDN (Rp Triliun) 463,1 519,5 594,8 631,5 933,0
Kontribusi PMDN (%) 33,7 33,8 35 36,3 38,9
❖ Pada tahun 2017, investasi tetap didorong sebagai penggerak ekonomi untuk menciptakan
kesempatan kerja yang lebih banyak dan mendorong ekonomi Indonesia menjadi lebih
produktif.
RKP 2017
❖ Dalam rangka pencapaian target investasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi
Indonesia, peningkatan iklim investasi dan iklim usaha menjadi prasyarat mutlak.
REPUBLIK
INDONESIA
Penyediaan sarana
layanan/fasilitasi investasi
Penyederhanaan perizinan
Slide
Arah Kebijakan
Yang memberikan kemudahan bagi pelaku usaha asing dan
domestik untuk berinvestasi dan berusaha diseluruh wilayah
Indonesia
RKP 2017
REPUBLIK
INDONESIA
Slide
Sebaran Target Realisasi Investasi Berdasar Provinsi
Aceh
1,18%
7,46
Riau
3,56%
22,49
Kep. Riau
1,54%
9,73
Kep. Babel
0,5%
3,18
Kalimantan Utara
0,80%
5,05
Kalimantan Selatan
2,70%
17,05
Sulawesi Utara
0,33%
2,07
Maluku Utara
0,60%
3,79
DKI Jakarta
10,50%
66,31
Bali
1,40%
8,84
Papua Barat
0,87%
5,47
Papua
2,89%
18,23Sulawesi Selatan
2,50%
15,79
Sumatera Utara
3,00%
18,95
Kalimantan Barat
4,60%
29,05
Kalimantan Tengah
2,60%
16,42
Gorontalo
0,04%
0,24
Sumatera Selatan
3,63%
22,92
Sulawesi Tenggara
1,10%
6.93
Bengkulu
0,20%
1,24
Banten
7,86%
49,64
Jawa Barat
15,79%
99,68
D.I. Yogyakarta
0,30%
1,89
Jawa Timur
12,50%
78,94
Jawa Tengah
4,62%
29,18
Kalimantan Timur
7,30%
46,10
Maluku
0,19%
1,22
Sulawesi Barat
0,23%
1,46
NTB
1,70%
10,74
NTT
0,40%
2,53
Lampung
0,80%
5,05
Jambi
0,90%
5,68
Sumatera Barat
0,43%
2,70
Sulawesi Tengah
3,00%
18,95
PERSENTASE
TARGET 2017 (Rp. Triliun)
Total target Rp. 631,5T
RKP 2017
REPUBLIK
INDONESIA
Slide
Program Prioritas
RKP 2017
REPUBLIK
INDONESIA
Slide
Kegiatan Prioritas
Peningkatan Kemudahan Berusaha
RKP 2017
REPUBLIK
INDONESIA
Slide
RKP 2017- Sasaran Kegiatan Prioritas di Bawah Program Peningkatan Kemudahan Berusaha
No Kegiatan Prioritas Sasaran
1 Program peningkatan kemudahan berusaha
1.1 Perbaikan kemudahan memulai usaha • Jumlah waktu memulai usaha 5 hari, 5 prosedur dan biaya Rp. 1.200.000,- (PNBP)
• Tersedianya prosedur perizinan usaha perdagangan yang disederhanakan menjadi 1 prosedur
• Jumlah penerbitan SK PT Badan Hukum Sosial berdasarkan permohonan sebanyak 150.000 SK
1.2 Perbaikan kemudahan penegakan kontrak • Jumlah waktu penegakan kontrak menjadi 38 hari, 11 prosedur dan biaya pendaftaran
penegakan kontrak sebesar kurang dari Rp.1.000.000,-
1.3 Perbaikan kemudahan pembayaran pajak • Jumlah waktu kemudahan pembayaran pajak menjadi 166 jam per tahun, prosedur
pembayaran (online) menjadi 31 kali
1.4 Perbaikan kemudahan pendaftaran Hak Atas Tanah
(HGB)
• Jumlah waktu Pendaftaran Hak Atas Tanah(HGB) selama 5 hari, prosedur pendaftaran
sebanyak 3 prosedur dan biaya pendaftaran hak atas tanah sebesar 5 persen dari nilai properti
1.5 Perbaikan kemudahan mendirikan bangunan • Jumlah waktu mendirikan bangunan 35 hari, prosedur mendirikan bangunan 5 prosedur, dan
persentase biaya terhadap nilai bangunan 11 persen
1.6 Perbaikan kemudahan perdagangan lintas negara • Waktu impor (document compliance) 120 jam dan waktu ekspor (document compliance) 72
jam
1.7 Perbaikan kemudahan terhadap investor minoritas • Indeks konflik kepentingan regulasi menjadi 8 (dari 10), indeks tata kelola pemangku
kepentingan menjadi 7 (dari 10) dan indeks kekuatan perlindungan investor menjadi 7,5 (dari
10)
1.8 Perbaikan kemudahan penyelesaian perkara kepailitan • Jumlah waktu penyelesaian perkara kepailitan menjadi 274 hari, dan 7 prosedur penyelesaian
1.9 Perbaikan kemudahan peningkatan akses perkreditan • Indeks kedalaman kredit 8 dan cakupan informasi kredit LPIP 50%
• Jumlah penerbitan sertifikat jaminan fidusia berdasar permohonan sebanyak 5.000 sertifikat
1.10 Perbaikan kemudahan penyambungan listrik • Jumlah waktu penyambungan listrik 25 hari, prosedur penyambungan 4 prosedur , dan biaya
penyambungan sebesar 116 persen dari income per capita

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD bagi Percepatan Pembangunan D...
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD bagi Percepatan Pembangunan D...Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD bagi Percepatan Pembangunan D...
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD bagi Percepatan Pembangunan D...Dadang Solihin
 
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGushfia
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SalatigaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SalatigaPenataan Ruang
 
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaProspek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaSiti Sahati
 
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...Dadang Solihin
 
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)Massaputro Delly TP
 
Proses penyusunan renstra skpd
Proses penyusunan renstra skpdProses penyusunan renstra skpd
Proses penyusunan renstra skpdMusnanda Satar
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Strategi Menarik Investor dalam rangka Peningkatan PAD
Strategi Menarik Investor dalam rangka Peningkatan PADStrategi Menarik Investor dalam rangka Peningkatan PAD
Strategi Menarik Investor dalam rangka Peningkatan PADDadang Solihin
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Pengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Pengembangan E-Government di Pemerintah DaerahPengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Pengembangan E-Government di Pemerintah DaerahIndriyatno Banyumurti
 
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUH2O Management
 
Sosialisasi KKPR
Sosialisasi KKPRSosialisasi KKPR
Sosialisasi KKPREra Wibowo
 
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Dadang Solihin
 

Was ist angesagt? (20)

Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD bagi Percepatan Pembangunan D...
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD bagi Percepatan Pembangunan D...Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD bagi Percepatan Pembangunan D...
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD bagi Percepatan Pembangunan D...
 
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SalatigaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
 
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaProspek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
 
SPIP Terintegrasi.pptx
SPIP Terintegrasi.pptxSPIP Terintegrasi.pptx
SPIP Terintegrasi.pptx
 
Sakip Menpan RB
Sakip Menpan RBSakip Menpan RB
Sakip Menpan RB
 
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
 
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
 
Proses penyusunan renstra skpd
Proses penyusunan renstra skpdProses penyusunan renstra skpd
Proses penyusunan renstra skpd
 
Cara mudah menyusun lakip
Cara mudah menyusun lakipCara mudah menyusun lakip
Cara mudah menyusun lakip
 
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Strategi Menarik Investor dalam rangka Peningkatan PAD
Strategi Menarik Investor dalam rangka Peningkatan PADStrategi Menarik Investor dalam rangka Peningkatan PAD
Strategi Menarik Investor dalam rangka Peningkatan PAD
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
E-Government
E-GovernmentE-Government
E-Government
 
Pengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Pengembangan E-Government di Pemerintah DaerahPengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Pengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
 
Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
 
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
 
Sosialisasi KKPR
Sosialisasi KKPRSosialisasi KKPR
Sosialisasi KKPR
 
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
 

Ähnlich wie 22 EoDB (Leonard V - Bappenas)

15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)
15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)
15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)Massaputro Delly TP
 
Rakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptx
Rakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptxRakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptx
Rakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptxFeryHaidir2
 
Efektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDA
Efektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDAEfektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDA
Efektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDAPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
bahan-paparan-sosialisasi-bkpm Republik Indonesia
bahan-paparan-sosialisasi-bkpm Republik Indonesiabahan-paparan-sosialisasi-bkpm Republik Indonesia
bahan-paparan-sosialisasi-bkpm Republik IndonesiaZulhendriAbdullah
 
Kebijakan Direktorat Jendral IKM pada Rapim 2017
Kebijakan Direktorat Jendral IKM pada Rapim 2017Kebijakan Direktorat Jendral IKM pada Rapim 2017
Kebijakan Direktorat Jendral IKM pada Rapim 2017Aa Renovit
 
Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan MenengahKebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan MenengahAa Renovit
 
Paparan ruu cipta kerja
Paparan ruu cipta kerjaPaparan ruu cipta kerja
Paparan ruu cipta kerjahenra saragih
 
Layout 2020 ARTU.pdf
Layout 2020 ARTU.pdfLayout 2020 ARTU.pdf
Layout 2020 ARTU.pdfmervin48
 
Menko Perekonomian final tayangan.pptx
Menko Perekonomian final tayangan.pptxMenko Perekonomian final tayangan.pptx
Menko Perekonomian final tayangan.pptxjenalabidin17
 
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Setiono Winardi
 
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptxArah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptxDungtji
 
16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)
16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)
16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)Massaputro Delly TP
 
Pertemuan 13 prospek ukm dalam perdagangan bebas
Pertemuan 13 prospek ukm dalam perdagangan bebasPertemuan 13 prospek ukm dalam perdagangan bebas
Pertemuan 13 prospek ukm dalam perdagangan bebasmariatul qibtiyah
 
laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012
laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012
laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012Nirma Kinasih
 
RUU-Cipta-Kerja-Paparan-Penjelasan-FPG-DPRRI-26-Febr-2020.pdf
RUU-Cipta-Kerja-Paparan-Penjelasan-FPG-DPRRI-26-Febr-2020.pdfRUU-Cipta-Kerja-Paparan-Penjelasan-FPG-DPRRI-26-Febr-2020.pdf
RUU-Cipta-Kerja-Paparan-Penjelasan-FPG-DPRRI-26-Febr-2020.pdfmaterikearsipan
 
Arah dan Tujuan Sektor Perindustrian dalam RMK-10
Arah dan Tujuan Sektor Perindustrian dalam RMK-10Arah dan Tujuan Sektor Perindustrian dalam RMK-10
Arah dan Tujuan Sektor Perindustrian dalam RMK-10Dayang Bungah
 
Undangan Bimtek pengelolaan keuangan daerah pp no. 12 tahun 2019
Undangan Bimtek pengelolaan  keuangan daerah pp no. 12 tahun 2019Undangan Bimtek pengelolaan  keuangan daerah pp no. 12 tahun 2019
Undangan Bimtek pengelolaan keuangan daerah pp no. 12 tahun 2019PELATIHANBIMTEK
 

Ähnlich wie 22 EoDB (Leonard V - Bappenas) (20)

15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)
15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)
15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)
 
Rakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptx
Rakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptxRakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptx
Rakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptx
 
Efektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDA
Efektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDAEfektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDA
Efektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDA
 
bahan-paparan-sosialisasi-bkpm Republik Indonesia
bahan-paparan-sosialisasi-bkpm Republik Indonesiabahan-paparan-sosialisasi-bkpm Republik Indonesia
bahan-paparan-sosialisasi-bkpm Republik Indonesia
 
Kebijakan Direktorat Jendral IKM pada Rapim 2017
Kebijakan Direktorat Jendral IKM pada Rapim 2017Kebijakan Direktorat Jendral IKM pada Rapim 2017
Kebijakan Direktorat Jendral IKM pada Rapim 2017
 
Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan MenengahKebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
 
Paparan ruu cipta kerja
Paparan ruu cipta kerjaPaparan ruu cipta kerja
Paparan ruu cipta kerja
 
Layout 2020 ARTU.pdf
Layout 2020 ARTU.pdfLayout 2020 ARTU.pdf
Layout 2020 ARTU.pdf
 
Menko Perekonomian final tayangan.pptx
Menko Perekonomian final tayangan.pptxMenko Perekonomian final tayangan.pptx
Menko Perekonomian final tayangan.pptx
 
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
 
Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018
 
He
HeHe
He
 
Outlook of Indonesian Economic 2017-Indonesian
Outlook of Indonesian Economic 2017-IndonesianOutlook of Indonesian Economic 2017-Indonesian
Outlook of Indonesian Economic 2017-Indonesian
 
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptxArah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
 
16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)
16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)
16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)
 
Pertemuan 13 prospek ukm dalam perdagangan bebas
Pertemuan 13 prospek ukm dalam perdagangan bebasPertemuan 13 prospek ukm dalam perdagangan bebas
Pertemuan 13 prospek ukm dalam perdagangan bebas
 
laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012
laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012
laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012
 
RUU-Cipta-Kerja-Paparan-Penjelasan-FPG-DPRRI-26-Febr-2020.pdf
RUU-Cipta-Kerja-Paparan-Penjelasan-FPG-DPRRI-26-Febr-2020.pdfRUU-Cipta-Kerja-Paparan-Penjelasan-FPG-DPRRI-26-Febr-2020.pdf
RUU-Cipta-Kerja-Paparan-Penjelasan-FPG-DPRRI-26-Febr-2020.pdf
 
Arah dan Tujuan Sektor Perindustrian dalam RMK-10
Arah dan Tujuan Sektor Perindustrian dalam RMK-10Arah dan Tujuan Sektor Perindustrian dalam RMK-10
Arah dan Tujuan Sektor Perindustrian dalam RMK-10
 
Undangan Bimtek pengelolaan keuangan daerah pp no. 12 tahun 2019
Undangan Bimtek pengelolaan  keuangan daerah pp no. 12 tahun 2019Undangan Bimtek pengelolaan  keuangan daerah pp no. 12 tahun 2019
Undangan Bimtek pengelolaan keuangan daerah pp no. 12 tahun 2019
 

Mehr von Massaputro Delly TP

Materi Kepemimpinan Bela Negara
Materi Kepemimpinan Bela Negara Materi Kepemimpinan Bela Negara
Materi Kepemimpinan Bela Negara Massaputro Delly TP
 
Standarisasi Penilaian Kinerja Satuan Tugas Percepatan Berusaha - Rencana Aks...
Standarisasi Penilaian Kinerja Satuan Tugas Percepatan Berusaha - Rencana Aks...Standarisasi Penilaian Kinerja Satuan Tugas Percepatan Berusaha - Rencana Aks...
Standarisasi Penilaian Kinerja Satuan Tugas Percepatan Berusaha - Rencana Aks...Massaputro Delly TP
 
Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Instansional
Rencana Aksi Reformasi Birokrasi InstansionalRencana Aksi Reformasi Birokrasi Instansional
Rencana Aksi Reformasi Birokrasi InstansionalMassaputro Delly TP
 
Kebutuhan Reformasi Birokrasi Instansional (RBI)
Kebutuhan Reformasi Birokrasi Instansional (RBI)Kebutuhan Reformasi Birokrasi Instansional (RBI)
Kebutuhan Reformasi Birokrasi Instansional (RBI)Massaputro Delly TP
 
Optimalisasi Satuan Tugas Percepatan Berusaha Melalui Forum Komunikasi Dalam ...
Optimalisasi Satuan Tugas Percepatan Berusaha Melalui Forum Komunikasi Dalam ...Optimalisasi Satuan Tugas Percepatan Berusaha Melalui Forum Komunikasi Dalam ...
Optimalisasi Satuan Tugas Percepatan Berusaha Melalui Forum Komunikasi Dalam ...Massaputro Delly TP
 
Kolaborasi Untuk Kemudahan Pembayaran Pajak - Rencana Aksi RBI Kemenkeu RLA X...
Kolaborasi Untuk Kemudahan Pembayaran Pajak - Rencana Aksi RBI Kemenkeu RLA X...Kolaborasi Untuk Kemudahan Pembayaran Pajak - Rencana Aksi RBI Kemenkeu RLA X...
Kolaborasi Untuk Kemudahan Pembayaran Pajak - Rencana Aksi RBI Kemenkeu RLA X...Massaputro Delly TP
 
Forum Pengawasan dan Komunikasi Stakeholder Implementasi Perpres Nomor 20 Tah...
Forum Pengawasan dan Komunikasi Stakeholder Implementasi Perpres Nomor 20 Tah...Forum Pengawasan dan Komunikasi Stakeholder Implementasi Perpres Nomor 20 Tah...
Forum Pengawasan dan Komunikasi Stakeholder Implementasi Perpres Nomor 20 Tah...Massaputro Delly TP
 
21 Reformasi Birokrasi (Prof. Kristiadi)
21 Reformasi Birokrasi (Prof. Kristiadi)21 Reformasi Birokrasi (Prof. Kristiadi)
21 Reformasi Birokrasi (Prof. Kristiadi)Massaputro Delly TP
 
20 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Tim Fasilitator)
20 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Tim Fasilitator)20 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Tim Fasilitator)
20 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Tim Fasilitator)Massaputro Delly TP
 
19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D)
19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D) 19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D)
19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D) Massaputro Delly TP
 
18 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Dr. M. Idris)
18 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Dr. M. Idris)18 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Dr. M. Idris)
18 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Dr. M. Idris)Massaputro Delly TP
 
17 EoDB (Agung Pambudhi - Apindo)
17 EoDB (Agung Pambudhi - Apindo)17 EoDB (Agung Pambudhi - Apindo)
17 EoDB (Agung Pambudhi - Apindo)Massaputro Delly TP
 
Indonesia: Update Peringkat Kemudahan Berusaha 2018
Indonesia: Update Peringkat Kemudahan Berusaha 2018Indonesia: Update Peringkat Kemudahan Berusaha 2018
Indonesia: Update Peringkat Kemudahan Berusaha 2018Massaputro Delly TP
 
Indonesia: Doing Business Report 2018
Indonesia: Doing Business Report 2018Indonesia: Doing Business Report 2018
Indonesia: Doing Business Report 2018Massaputro Delly TP
 
Indonesia: Doing Business Report 2017
Indonesia: Doing Business Report 2017Indonesia: Doing Business Report 2017
Indonesia: Doing Business Report 2017Massaputro Delly TP
 
13 Asesmen Permasalahan Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & D...
13 Asesmen Permasalahan Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & D...13 Asesmen Permasalahan Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & D...
13 Asesmen Permasalahan Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & D...Massaputro Delly TP
 
12 Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
12 Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)12 Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
12 Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)Massaputro Delly TP
 
11 Inovasi Untuk Membangun WoG (Dr. Tri Widodo WU, SH, MA)
11 Inovasi Untuk Membangun WoG (Dr. Tri Widodo WU, SH, MA)11 Inovasi Untuk Membangun WoG (Dr. Tri Widodo WU, SH, MA)
11 Inovasi Untuk Membangun WoG (Dr. Tri Widodo WU, SH, MA)Massaputro Delly TP
 
10 Peran Agen Perubahan (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
10 Peran Agen Perubahan (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)10 Peran Agen Perubahan (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
10 Peran Agen Perubahan (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)Massaputro Delly TP
 
09 Agen Perubahan (Sri Hadiati, WK, SH, MBA)
09 Agen Perubahan (Sri Hadiati, WK, SH, MBA)09 Agen Perubahan (Sri Hadiati, WK, SH, MBA)
09 Agen Perubahan (Sri Hadiati, WK, SH, MBA)Massaputro Delly TP
 

Mehr von Massaputro Delly TP (20)

Materi Kepemimpinan Bela Negara
Materi Kepemimpinan Bela Negara Materi Kepemimpinan Bela Negara
Materi Kepemimpinan Bela Negara
 
Standarisasi Penilaian Kinerja Satuan Tugas Percepatan Berusaha - Rencana Aks...
Standarisasi Penilaian Kinerja Satuan Tugas Percepatan Berusaha - Rencana Aks...Standarisasi Penilaian Kinerja Satuan Tugas Percepatan Berusaha - Rencana Aks...
Standarisasi Penilaian Kinerja Satuan Tugas Percepatan Berusaha - Rencana Aks...
 
Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Instansional
Rencana Aksi Reformasi Birokrasi InstansionalRencana Aksi Reformasi Birokrasi Instansional
Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Instansional
 
Kebutuhan Reformasi Birokrasi Instansional (RBI)
Kebutuhan Reformasi Birokrasi Instansional (RBI)Kebutuhan Reformasi Birokrasi Instansional (RBI)
Kebutuhan Reformasi Birokrasi Instansional (RBI)
 
Optimalisasi Satuan Tugas Percepatan Berusaha Melalui Forum Komunikasi Dalam ...
Optimalisasi Satuan Tugas Percepatan Berusaha Melalui Forum Komunikasi Dalam ...Optimalisasi Satuan Tugas Percepatan Berusaha Melalui Forum Komunikasi Dalam ...
Optimalisasi Satuan Tugas Percepatan Berusaha Melalui Forum Komunikasi Dalam ...
 
Kolaborasi Untuk Kemudahan Pembayaran Pajak - Rencana Aksi RBI Kemenkeu RLA X...
Kolaborasi Untuk Kemudahan Pembayaran Pajak - Rencana Aksi RBI Kemenkeu RLA X...Kolaborasi Untuk Kemudahan Pembayaran Pajak - Rencana Aksi RBI Kemenkeu RLA X...
Kolaborasi Untuk Kemudahan Pembayaran Pajak - Rencana Aksi RBI Kemenkeu RLA X...
 
Forum Pengawasan dan Komunikasi Stakeholder Implementasi Perpres Nomor 20 Tah...
Forum Pengawasan dan Komunikasi Stakeholder Implementasi Perpres Nomor 20 Tah...Forum Pengawasan dan Komunikasi Stakeholder Implementasi Perpres Nomor 20 Tah...
Forum Pengawasan dan Komunikasi Stakeholder Implementasi Perpres Nomor 20 Tah...
 
21 Reformasi Birokrasi (Prof. Kristiadi)
21 Reformasi Birokrasi (Prof. Kristiadi)21 Reformasi Birokrasi (Prof. Kristiadi)
21 Reformasi Birokrasi (Prof. Kristiadi)
 
20 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Tim Fasilitator)
20 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Tim Fasilitator)20 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Tim Fasilitator)
20 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Tim Fasilitator)
 
19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D)
19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D) 19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D)
19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D)
 
18 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Dr. M. Idris)
18 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Dr. M. Idris)18 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Dr. M. Idris)
18 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Dr. M. Idris)
 
17 EoDB (Agung Pambudhi - Apindo)
17 EoDB (Agung Pambudhi - Apindo)17 EoDB (Agung Pambudhi - Apindo)
17 EoDB (Agung Pambudhi - Apindo)
 
Indonesia: Update Peringkat Kemudahan Berusaha 2018
Indonesia: Update Peringkat Kemudahan Berusaha 2018Indonesia: Update Peringkat Kemudahan Berusaha 2018
Indonesia: Update Peringkat Kemudahan Berusaha 2018
 
Indonesia: Doing Business Report 2018
Indonesia: Doing Business Report 2018Indonesia: Doing Business Report 2018
Indonesia: Doing Business Report 2018
 
Indonesia: Doing Business Report 2017
Indonesia: Doing Business Report 2017Indonesia: Doing Business Report 2017
Indonesia: Doing Business Report 2017
 
13 Asesmen Permasalahan Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & D...
13 Asesmen Permasalahan Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & D...13 Asesmen Permasalahan Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & D...
13 Asesmen Permasalahan Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & D...
 
12 Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
12 Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)12 Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
12 Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
 
11 Inovasi Untuk Membangun WoG (Dr. Tri Widodo WU, SH, MA)
11 Inovasi Untuk Membangun WoG (Dr. Tri Widodo WU, SH, MA)11 Inovasi Untuk Membangun WoG (Dr. Tri Widodo WU, SH, MA)
11 Inovasi Untuk Membangun WoG (Dr. Tri Widodo WU, SH, MA)
 
10 Peran Agen Perubahan (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
10 Peran Agen Perubahan (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)10 Peran Agen Perubahan (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
10 Peran Agen Perubahan (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
 
09 Agen Perubahan (Sri Hadiati, WK, SH, MBA)
09 Agen Perubahan (Sri Hadiati, WK, SH, MBA)09 Agen Perubahan (Sri Hadiati, WK, SH, MBA)
09 Agen Perubahan (Sri Hadiati, WK, SH, MBA)
 

Kürzlich hochgeladen

Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...iman333159
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxyovi2305
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 

Kürzlich hochgeladen (14)

Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 

22 EoDB (Leonard V - Bappenas)

  • 1. Ease of Doing Business Disiapkan sebagai Bahan untuk Pelatihan Reform Leader Academy Angkatan XIII yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) Kementerian PPN/BAPPENAS Jakarta, 13 Agustus 2018
  • 2. REPUBLIK INDONESIA 2 Outline 1. Kondisi Makro Ekonomi dan Daya Saing Indonesia 2. RPJMN 2015-2019, RKP 2017, dan RKP 2018 Bidang Investasi 3. Ease of Doing Business
  • 3. REPUBLIK INDONESIA 3 1. Kondisi Ekonomi Makro dan Daya Saing Indonesia
  • 4. REPUBLIK INDONESIA Indonesia merupakan pasar dengan potensi yang besar di Asia Ekonomi terbesar di duniaPosisi ke-15 Posisi ke-5 Pasar yang sedang berkembang terbesar dengan potensi kelas menengah yang baik Posisi ke-4 Negara dengan penduduk terbanyak di dunia ±5% Pertumbuhan yang stabil pada konsumsi rumah tangga Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil Sumber: BPS, Analisis Tim Bappenas 4 Kondisi Makro Ekonomi dan Investasi Indonesia Sumber: BPS 5.0 4.9 5.0 5.1 5.2 2014 2015 2016 2017 2018 Semester I Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%)
  • 5. REPUBLIK INDONESIA Pertumbuhan PMTB Meningkat Peringkat Indonesia dalam Ease of Doing Business (Bank Dunia, 2017) Peringkat 72 Realisasi investasi PMA PMDN meningkat Daya saing investasi Indonesia yang baik PMA: Penenaman Modal Asing PMDN: Penanaman Modal Dalam Negeri Sumber: BKPM 5 Kondisi Makro Ekonomi dan Investasi Indonesia Investment Grade Dari lembaga pemeringkat Top 5 Tujuan investasi investor dari Jepang (JBIC ratings, 2017) Top 4 Negara yang prospektif untuk tujuan berinvestasi 2017-2019 (UNCTAD, 2017) Sumber: BPS BBB- /Positive Baa3 /Positive BBB- /Stable BBB- /Positive BBB- /Positive 4.5 5.0 4.5 6.2 6.9 2014 2015 2016 2017 2018 Semester I Pertumbuhan PMTB Indonesia 307.0 365.9 396.6 430.5 109.0 156.1 179.5 216.2 262.4 76.4 463.2 545.4 612.9 692.8 185.3 2014 2015 2016 2017 2018 Q1 PMA PMDN Total Realisasi Investasi (Rp Triliun)
  • 6. REPUBLIK INDONESIA 6 Fakta Investasi di Indonesia Sumber: BKPM, diolah PMA dan PMDN Jawa dan Luar JawaSektor Investasi Investasi di Indonesia masih didominasi oleh PMA Investasi di sektor sekunder selama ini mendominasi, namun sejak tahun 2018 sektor tersier mendominasi Investasi Indonesia masih didominasi oleh pulau Jawa Kontribusi PMA dan PMDN (%) Kontribusi Realisasi Investasi di Setiap Sektor (%) Kontribusi Jawa dan Luar Jawa (%) 19.8 17.4 14.5 18.0 17.7 42.9 43.3 54.8 39.6 33.9 37.3 39.3 30.7 42.4 48.4 2014 2015 2016 2017 2018 Q1 Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier 33.7 32.9 35.3 37.9 41.2 66.3 67.1 64.7 62.1 58.8 2014 2015 2016 2017 2018 Q1 Share PMDN Share PMAPMDN PMA 56.9 54.4 53.6 56.3 60.3 43.1 45.6 46.4 43.7 39.7 2014 2015 2016 2017 2018 Q1 Jawa Luar Jawa
  • 7. REPUBLIK INDONESIA 7 Paket Kebijakan Ekonomi untuk Meningkatkan Iklim Investasi Paket Kebijakan Ekonomi (2015-2017) Paket Kebijakan I Meningkatkan daya saing industri nasional II Perizinan 3 jam dan fasilitasi di kawasan pusat logistik berikat III Penyederhanaan izin pertanahan dalam kegiatan penanaman modal dan perluasan penerima kredit usaha kecil IV Kebijakan peningkatan kesejahteraan pekerja V Deregulasi di bidang perbankan syariah VI Menggerakkan perekonomian di wilayah pinggiran melalui pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) VII Percepatan proses sertifikasi tanah dan insentif pajak bagi industri padat karya VIII Kebijakan satu peta nasional dan pembangunan ketahanan energi IX Percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dan pembangunan sektor logistik dari desa ke pasar global X Memperlonggar investasi dengan meningkatkan perlindungan bagi usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (DNI) XI Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor (KURBE) dan pengendalian risiko untuk memperlancar arus barang di pelabuhan XII Upaya Perbaikan Kemudahan Berusaha (EODB) Indonesia XIII Perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah XIV Peta Jalan E-commerce XV Pengembangan Usaha dan Daya Saing Penyedia Jasa Logistik Nasional XVI Percepatan Kemudahan Berusaha : Paket Kebijakan Ekonomi yang terkait langsung dengan Investasi Kebijakan dan Fasilitas untuk mendorong Investasi Indonesia
  • 8. REPUBLIK INDONESIA 8 Layanan 3 Jam BKPM • Tiba di BKPM langsung dari Bandara Soeta/Halim P. • Konsultasi dengan Direktur Pelayanan BKPM. • Menyampaikan data diri dan rencana kegiatan usaha KRITERIA Minimum investasi Rp100 M (+/- USD 8 million) dan/atau mempekerjakan 1,000 orang tenaga kerja 9produk (8+1) • Izin Investasi • Akta Pendirian + SK KumHAM • NPWP • TDP • APIP • NIK • RPTKA • IMTA • Informasi Blocking Tanah Menunggu di Lounge pada saat semua produk di proses oleh BKPM, Notaris, pejabat K/L di PTSP Menerima 8 produk perizinan dan 1 produk informasi blocking tanah dalam waktu 3 jam dan investor siap melakukan usaha di Indonesia Sumber: BKPM Kebijakan dan Fasilitas untuk mendorong Investasi Indonesia:
  • 9. REPUBLIK INDONESIA 9 Layanan3JamPerizinanESDM(ESDM3J) TERIMA produk perizinan yangdimohonkan.BKPM 9 Jenis Perizinan dapat diterbitkan melalui Layanan ESDM3J PERSYARATAN Layanan ESDM3J diberikan bila telah memenuhi daftar persyaratan (checklist) meliputi persyaratan administratif dan teknis sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri ESDM No.15/2016 JENIS PERIZINAN LAYANAN REGULER 1. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Sementara 20 Hari Kerja 2. Izin Usaha Sementara Penyimpanan Minyak Bumi/BBM/LPG 32 Hari Kerja 3. Izin Usaha Sementara Penyimpanan Hasil Olahan/CNG 32 Hari Kerja u/ Hasil Olahan 40 Hari Kerja u/ CNG 4. Izin Usaha Sementara Penyimpanan LNG 32 Hari Kerja 5. Izin Usaha Sementara Pengolahan Minyak Bumi 32 Hari Kerja 6. Izin Usaha Sementara Pengolahan Hasil Olahan 32 Hari Kerja 7. Izin Usaha Sementara Pengolahan Gas Bumi 32 Hari Kerja 8. Izin Usaha Sementara Niaga Umum Minyak Bumi/BBM 40 Hari Kerja 9. Izin Usaha Sementara Niaga Umum Hasil Olahan 40 Hari Kerja Sumber: BKPM • Direktur Perusahaan HADIR di kantor PTSP Pusat. • SERAHKAN dokumen persyaratan. MENUNGGU di Ruang Tunggu Prioritas. Kebijakan dan Fasilitas untuk mendorong Investasi Indonesia:
  • 10. REPUBLIK INDONESIA 10 Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) Tanpa Persyaratan • Tidak ada minimal besar investasi dan jumlah tenaga kerja yang diserap. • Berlaku untuk 14 kawasan industri tertentu. • IMB dapat diperoleh bersamaan dengan proses konstruksi Investor dapat langsung melakukan konstruksi proyek sambil secara paralel mengurus izin mendirikan bangunan untuk kawasan industri. Layanan ini merupakan kerjasama dan koordinast antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Memperoleh izin investasi dari PTSP Pusat maupun Daerah • Survei ketersediaan lahan pada kawasan industri tertentu • Memesan dan Memperoleh lahan di kawasan industri. • Memulai konstruksi proyek. Tidak terdapat perizinan yang dibutuhkan. • Mengajukan IMB serta UKL/UPL, secara paralel dengan proses konstruksi. Sumber: BKPM Kebijakan dan Fasilitas untuk mendorong Investasi Indonesia:
  • 11. REPUBLIK INDONESIA 11 Insentif Investasi TAX HOLIDAYTAX ALLOWANCE Fasilitas Bea Masuk (Peraturan Pemerintah No.9/2016) (Peraturan Menteri Keuangan No. 35 Tahun 2018) 145BidangUsaha Diperluas dari 129 bidang usaha dalam peraturan sebelumnya. Berdasarkan beberapa Kriteria antara lain: Nilai Investasi yang tinggi atau untuk ekspor, penyerapan tenaga kerja yang besar, kandungan lokal. Selain itu untuk dapat pula diberikan untuk sesuai dengan lokasi (Khususnya diluar Jawa) 5-20Tahun Keringanan Pajak Penghasilan Badan Pengurangan pajak penghasilan badan hingga 100% pada 17 industri pionir: Yang memproduksi barang atau memberikan Jasa, termasuk: 1. Pariwisata dan kebudayaan 2. Transportasi/ Perhubungan (untuk jasa transportasi publik) 3. Pelayanan Kesehatan publik 4. Pertambangan 5. Konstruksi 6. Industri Telekomunikasi 7. Kepelabuhanan Industri (Peraturan Menteri Keuangan No.176/PMK.011/2009 juncto. No. 188/PMK.010/2015) 2 tahun pembebasan bea masuk atau 4 tahun untuk perusahaan yang menggunakan mesin/peralatan hasil produksi dalam negeri (min.30%). BeaMasukatasImporMesin,Barangdan Bahan Sumber: BKPM 30%dariNilaiInvestasi Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah penanaman modal dibebankan selama 6 tahun. 1. Industri logam dasar hulu; 2. Industri pemurnian dan/atau pengilangan minyak dan gas bumi; 3. Industri petrokimia berbasis minyak bumi, gas alam, atau batubara; 4. Industri kimia dasar anorganik; 5. Industri kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, perkebunan, atau kehutanan; 6. Industri bahan baku farmasi; 7. Industri pembuatan semi konduktor dan komponen utama komputer lainnya; 8. Industri pembuatan komponen utama peralatan komunikasi; 9. Industri pembuatan komponen utama alat kesehatan; 10. Industri pembuatan komponen utama mesin industri seperti motor listrik atau motor pembakaran; 11. Industri pembuatan komponen utama mesin seperti piston, cylinder head, atau cylinder block; 12. Industri pembuatan komponen robotik; 13. Industri pembuatan komponen utama kapal; 14. Industri pembuatan komponen utama pesawat terbang; 15. Industri pembuatan komponen utama kereta api; 16. Industri mesin pembangkit tenaga listrik; 17. Infrastruktur ekonomi. Kebijakan dan Fasilitas untuk mendorong Investasi Indonesia:
  • 12. REPUBLIK INDONESIA 100% Terbuka untuk PMA Distributor yang Tergabung dalam Produksi 67% untuk PMA distributor yang tidak tergabung dalam produksi 100% Terbuka untuk PMA Material Baku untuk Farmasi Sebelumnya, 85% untuk PMA 100% Terbuka untuk PMA E-Commerce Kerjasama dengan UKM Sebelumnya, tertutup untuk PMA 100% Terbuka untuk PMA Marketplace Dengan investasi minimal Rp 100 Miliar (USD 8 Juta) 49% terbuka untuk PMA < Rp 100 Miliar 100% Terbuka untuk PMA Industri Perfilman Produksi, Paska Produksi, Distribusi, Proyeksi 100% Terbuka untuk PMA Pariwisata Pusat Olahraga, Restoran, Bar, Café 67% Terbuka untuk PMA Infrastruktur Transportasi dan Jasa Pendukung Termasuk pemegangan kargo, transportasi udara, dan penyewaan 12 Amandemen Daftar Negatif Investasi (DNI) Sumber: BKPM Lebih terbuka untuk PMA Tertuang dalam Peraturan Presiden No. 44 Tahun 2016 Kebijakan dan Fasilitas untuk mendorong Investasi Indonesia:
  • 13. REPUBLIK INDONESIA 13 Tantangan dan Peluang Peningkatan Investasi di Indonesia • Iklim investasi masih perlu ditingkatkan • Sinkronisasi dan harmonisasi peraturan • Belum semua daerah memiliki Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) • Pangsa pasar yang besar • Indonesia masih dipandang sebagai negara yang menarik bagi investor Tantangan Peluang
  • 14. REPUBLIK INDONESIA 14 2. RPJMN 2015-2019, RKP 2017, dan RKP 2018 Bidang Investasi
  • 16. REPUBLIK INDONESIA 16 Target 2015-2019 Meningkatnya pertumbuhan investasi atau Pertumbuhan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi sebesar 12,1 persen pada tahun 2019. Meningkatnya investasi PMA dan PMDN menjadi Rp933 triliun pada tahun 2019 dengan kontribusi PMDN yang semakin meningkat menjadi 38,9 persen. Menurunnya waktu dan jumlah prosedur untuk memulai usaha (starting a business) menjadi 7 hari dan 5 prosedur pada tahun 2019 sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan peringkat Indonesia pada Ease of Doing Business (EoDB). Menurunnya waktu pemrosesan perijinan investasi di pusat dan di daerah menjadi maksimal 15 hari kerja per jenis perizinan pada tahun 2019. 1 2 3 4 Investasi Satuan Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 Realisasi Investasi PMA PMDN Triliun Rupiah 519,5 594,8 678,8 792,5 933,0 Share PMDN % 33,8 35,0 36,3 37,6 38,9 Asumsi nilai tukar: Rp. 12.000,-/USD Investasi di RPJMN 2015-2019 Penguatan Investasi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha Peningkatan Investasi yang Inklusif Pilar Kebijakan Penguatan Investasi 1 2
  • 17. REPUBLIK INDONESIA 17 Strategi untuk Peningkatkan Iklim Investasi dan Iklim Usaha Peningkatan kepastian hukum Penyederhanaan prosedur perijinan Pengembangan layanan investasi yang memberi kemudahan, kepastian, dan transparansi Pemberian insentif dan fasilitasi investasi Pendirian Forum Investasi Peningkatan iklim ketenagakerjaan yang lebih kondusif Peningkatan persaingan usaha yang sehat 1 2 3 4 5 6 7 Investasi di RPJMN 2015-2019 PTSP Daerah, PTSP Pusat, Online Single Submission (OSS)
  • 18. REPUBLIK INDONESIA 18 Strategi untuk Peningkatan Investasi yang Inklusif Mengutamakan investasi dalam sektor yang mengolah sumber daya alam mentah menjadi produk-produk bernilai tambah, dan mendorong penciptaan lapangan kerja Peningkatan upaya penyebaran investasi di daerah yang lebih berimbang Peningkatan kemitraan antara PMA dan UKM lokal Peningkatan efektivitas strategi dan Upaya promosi investasi Peningkatan koordinasi dan kerjasama investasi antara pemerintah dan dunia usaha Pengembangan investasi lokal Pengembangan investasi keluar (outward investment) Pengurangan dampak negatif dominasi PMA terhadap perekonomian nasional 1 2 3 4 5 6 7 8 Investasi di RPJMN 2015-2019
  • 20. REPUBLIK INDONESIA 20 Target Pertumbuhan Ekonomi 2018: Sisi Pengeluaran • Kinerja ekspor masih terbatas karena ekonomi global yang lemah dan harga komoditas yang stagnan. Namun, ekspor jasa akan meningkat, terutama didorong oleh peningkatan pariwisata • Impor akan tumbuh lebih cepat dari ekspor, seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan permintaan domestik Konsumsi pemerintah akan relatif terbatas karena ruang fiskal yang sempit dan prioritas diberikan pada alokasi belanja modal Komponen 2018 PDB 5.2-5.6 - Konsumsi RT 5.1-5.2 - Konsumsi LNPRT 5.8-5.9 - Konsumsi Pemerintah 3.8-4.0 - PMTB 6.0-6.6 - Ekspor Barang dan Jasa 5.0-5.5 - Impor Barang dan Jasa 4.4-4.8 Target Pertumbuhan Ekonomi: 5.2-5.6 persen Konsumsi dan investasi menjadi pendorong pertumbuhan Target Pertumbuhan Ekonomi 2018: Sisi Pengeluaran RKP 2018
  • 21. REPUBLIK INDONESIA 21 Kebutuhan Investasi untuk Mencapai Pertumbuhan 5.2-5.6 persen di 2018 Nilai (Rp Triliun) Share (%) Total Kebutuhan Investasi 5.140,9 - 5.269 100 a. Investasi Pemerintah 427,7 – 466,1 8,3 – 8,8 b. Investasi BUMN 400,8 – 665,1 7,8 – 12,6 c. Investasi Swasta 4.138,2 - 4.312,5 78,5 – 83,9 - PMA dan PMDN 727,0-775,0 14,1 – 14,7 - lainnya 3.363,2 – 3585,5 63,8 – 69,7 Kebutuhan Investasi Detil Share (%) Total Pembiayaan 100.0 Kredit Perbankan 7,7 - 8,4 Luar Negeri 10,2 - 10,6 Penerbitan Saham 1,8 - 2,0 Penerbitan Obligasi 10,7 – 10,8 Dana Internal BUMN 3,9 – 6,3 Dana Internal Masyarakat 61,9 – 65,7 Sumber Kebutuhan Investasi • Kapasitas fiskal yang terbatas menyebabkan investasi tidak dapat bergantung pada investasi pemerintah • Sumber investasi pada 2018 harus berasal dari Swasta serta peran Modal Belanja BUMN yang meningkat dari sumber non-APBN Catatan: Investasi swasta lainnya adalah investasi: UMKM, sektor minyak dan gas, perbankan, lembaga keuangan non-bank, asuransi, leasing, dan investasi rumah tangga lainnya (seperti bangunan, rumah, dll.) Catatan: Dana publik internal termasuk tabungan individu, tabungan perusahaan dari laba ditahan, dan sebagainya RKP 2018
  • 22. REPUBLIK INDONESIA Arah Kebijakan Prioritas Nasional (PN) Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata Salah satu arah kebijakan PN : pembenahan iklim investasi di pusat dan daerah, melalui PN pengembangan dunia usaha dan pariwisata diarahkan untuk mendorong investasi di pusat-pusat pertumbuhan baru dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi deregulasi peraturan penguatan PTSP daerah dan standardisasi perizinan penyelesaian masalah investasi pemanfaatan dan penyaluran dana repatriasi untuk investasi peningkatan perlindungan konsumen dan persaingan usaha RKP 2018
  • 23. REPUBLIK INDONESIA 23 Sasaran EoDB dalam RKP *Catatan: a. Target Indonesia menduduki peringkat ke-40 pada EoDB 2017 merupakan target presiden b. Dalam RKP 2018 (untuk EoDB 2019) dan RKP 2019 (untuk EoDB 2020), target peringkat Indonesia adalah menuju peringkat ke-40 Keterangan EoDB 2015 EoDB 2016 EoDB 2017 EoDB 2018 EoDB 2019 EoDB 2020 Baseline Sararan Peringkat Indonesia pada EoDB 40* 35 Menuju 40 Menuju 40 Realisasi Peringkat Indonesia pada EoDB 120 106 91 72 (data belum keluar) (data belum keluar) Keterangan: Peringkat EoDB 2017 diumumkan pada tahun 2016, EoDB 2018 diumumkan pada tahun 2017, dan seterusnya
  • 24. REPUBLIK INDONESIA 4. PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA 4.1. Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata 4.2. Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus 4.3. Pengembangan 3 Kawasan Industri 4.4. Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja 4.5. Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa Program Prioritas Nasional Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata PROGRAM PRIORITAS PRIORITAS NASIONAL RKP 2018
  • 25. REPUBLIK INDONESIA KEGIATAN PRIORITAS Pelaksanaan Harmonisasi dan Simplifikasi Peraturan Perizinan PROYEK PRIORITAS Peningkatan peringkat EoDB Harmonisasi, sinkronisasi, dan simplifikasi peraturan perizinan tingkat pusat/kementerian lembaga dan daerah Perubahan regulasi pusat dan daerah yang menghambat investasi PROYEK PRIORITAS Pelimpahan Kewenangan Perizinan kepada PTSP Daerah Pengembangan sistem perizinan nasional KEGIATAN PRIORITAS Pengembangan Layanan Perizinan Terpadu KEGIATAN PRIORITAS Percepatan fasilitasi penyelesaian masalah investasi PROYEK PRIORITAS Percepatan penyusunan RTRW dan RDTR khususnya di kawasan strategis Penyelesaian masalah investasi KEGIATAN PRIORITAS Peningkatan Persaingan Usaha yang Sehat PROYEK PRIORITAS Peningkatan Persaingan Usaha yang Sehat Pengawasan dan Pembinaan Pelaku Usaha Terkait Perlindungan Konsumen PROGRAM PRIORITAS PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA Program Prioritas: Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja di RKP 2018 Perkuatan Data dan Informasi Investasi RKP 2018
  • 26. REPUBLIK INDONESIA 26 3. Ease of Doing Business (EoDB)
  • 27. REPUBLIK INDONESIA Trading Across Borders Enforcing Contracts Resolving Insolvency 151 116 118 49 104 62 70 108 166 76 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Indikator 91 2018 27 Ease of Doing Business Indonesia 2016-2018 2017 144 108 106 38 114 55 43 112 145 38 72 Starting a Business Dealing with Construction Permits Registering Property Getting Electricity Paying Taxes Getting Credit Protecting Minority Investors Sumber: Bank Dunia 106 91 72 EODB 2016 EODB 2017 EODB 2018 Perbaikan Peringkat EoDB Indonesia Peringkat EoDB Indonesia per Indikator Peringkat Indonesia naik 34 peringkat dalam dua tahun terakhir. Hampir seluruh indikator mengalami perbaikan peringkat dalam kurun waktu 2016-2018. Sumber: Bank Dunia 167 113 123 61 115 70 69 113 171 74 106 2016
  • 28. REPUBLIK INDONESIA Trading Across Borders Enforcing Contracts Protecting Minority Investors 28 Usaha Pemerintah Indonesia untuk Memperbaiki EoDB Menuju Peringkat 40 28 Starting a Business 144 Paying Taxes 114 Registering Property 106 Dealing with Construction Permits 108 43 Resolving Insolvency Getting Credit 55 EoDB 2018: Peringkat 72 Getting Electricity 38 112 145 38 Indikator prioritas untuk perbaikan Penyederhanaan prosedur dan waktu untuk: (1) pendirian badan hukum PT (2) perizinan bangunan gudang (3) pendaftaran balik nama atas tanah dan bangunan (4) pemenuhan kewajiban pembayaran dan pelaporan pajak (5) layanan publik untuk proses logistik ekspor dan impor (6) penyelesaian gugatan sederhana di pengadilan melalui penyederhanaan persyaratan, otomasi layanan, dan pertukaran data lintas instansi teknis Mengurangi biaya dengan fokus untuk mendorong formalisasi dan pengembangan UMKM dalam hal: (1) pendirian badan usaha (2) perizinan bangunan komersial sederhana (3) penyelesaian gugatan sederhana Menyelenggarakan reformasi struktural (misal: revisi UU, reformasi kelembagaan) di area: (1) pendirian usaha (2) akses untuk memperoleh pinjaman (3) perlindungan pemegang saham minoritas (4) restrukturisasi hutang dan penyelesaian proses insolvensi/kebangkrutanSumber: Kemenko Perekonomian
  • 29. REPUBLIK INDONESIA 29 Kunci Langkah-Langkah Perbaikan • Otoritas Jasa Keuangan • Mahkamah Agung • Pemerintah Provinsi DKI Jakarta • Pemerintah Kota Surabaya • PLN • BPJS Kesehatan • BPJS Ketenagakerjaan • PT Pelindo II • PT Pelindo III KEMENTERIAN / LEMBAGA TEKNIS : • Kementerian Hukum & HAM • Kementerian Perdagangan • Kementerian Keuangan • Kementerian Tenaga Kerja • Kementerian Dalam Negeri • Kementerian ATR/BPN • Kementerian PU PERA • Kementerian Perhubungan • Kementerian ESDM Mengembangkan RENCANA AKSI REFORMASI JANGKA PENDEK DAN JANGKA MENENGAH BERSAMA DENGAN K/L TEKNIS untuk mendorong perbaikan layanan publik sehingga lebih berkepastian hukum, mudah, terjangkau dari segi biaya dan tepat waktu. Melakukan PEMANTAUAN DAN EVALUASI implementasi rencana aksi secara berkala dengan melibatkan konsultasi dengan para pelaku usaha guna memastikan bahwa rencana aksi reformasi terselenggara SEPENUHNYA DAN EFEKTIF. MENDORONG KOMITMEN lintas K/L dan pemerintah daerah untuk secara konsisten memastikan bahwa langkah perbaikan untuk meningkatkan kemudahan berusaha di Indonesia terselenggara secara berkelanjutan. 1 2 3 Sumber: Kemenko Perekonomian
  • 30. REPUBLIK INDONESIA 30 Sasaran Peningkatan Peringkat EoDB (Simulasi oleh Bappenas) Topik Peringkat di EoDB 2018 EoDB 2019 (Simulasi Bappenas) PERINGKAT INDONESIA 72 51 Getting Electricity 38 38 Resolving Insolvency 38 38 Protecting Minority Investors 43 40 Getting Credit 55 42 Registering Property 106 89 Dealing with Contruction Permits 108 47 Trading Across Borders (TAB) 112 97 Paying Taxes 114 82 Starting a Business 144 75 Enforcing Contracts 145 96 106 91 72 51 EODB 2016 EODB 2017 EODB 2018 EODB 2019 (Simulasi Bappenas) Perbaikan Peringkat EoDB Indonesia
  • 31. REPUBLIK INDONESIA 31 Permasalahan dan Tantangan dalam Peningkatan Peringkat EoDB Untuk meningkatkan peringkat indikator dalam EoDB, terdapat peraturan perundang-undangan yang perlu direvisi. Revisi UU kemungkinan membutuhkan waktu yang lebih lama. Contoh UU yang perlu direvisi tersebut adalah untuk indikator protecting minority investor: UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Revisi dan penambahan aturan terkait kewajiban direktur, hak-hak pemegang saham minoritas, kepemilikan dan kendali, serta transparansi perusahaan) Masih terdapat retribusi daerah yang menghambat investasi. EoDB hanya diukur di dua kota (Jakarta dan Surabaya). Apakah daerah lain akan melakukan reformasi yang sama seperti dua kota tersebut? Dalam rangka perbaikan peringkat EoDB, dikeluarkan beberapa peraturan di level Kepala PTSP. Jika Kepala PTSP berganti, apakah peraturan tersebut akan tetap diimplementasikan? Bagaimana monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan atau minimal mempertahankan peringkat EoDB Indonesia? 1 2 3 4 5
  • 32. REPUBLIK INDONESIA 32 Hambatan Peningkatan Peringkat EoDB Indonesia dan Pengaruh EoDB pada Masyarakat Hambatan Peningkatan Peringkat EoDB Indonesia Pengaruh EoDB pada Masyarakat • Tidak semua responden EoDB terinformasikan mengenai reformasi yang telah dilakukan sehingga reformasi tidak terinput dalam kuesioner EoDB yang disebarkan oleh Bank Dunia. • Sosialisasi yang tepat sasaran perlu dilaksanakan. Dengan peningkatan peringkat EoDB, masyarakat dapat mengurus perizinan secara pasti dan mudah
  • 35. REPUBLIK INDONESIA Sasaran Umum dan Arah Kebijakan Slide Sasaran 2014 2015 2016 2017 Sasaran Akhir RPJMNBaseline Peringkat Indonesia pada EoDB 120 109 40* 35 30 Pertumbuhan Investasi (PMTB) (%) 4,6 5,1 5,2 6,0-6,6 12,1 Realisasi investasi PMA dan PMDN (Rp Triliun) 463,1 519,5 594,8 631,5 933,0 Kontribusi PMDN (%) 33,7 33,8 35 36,3 38,9 ❖ Pada tahun 2017, investasi tetap didorong sebagai penggerak ekonomi untuk menciptakan kesempatan kerja yang lebih banyak dan mendorong ekonomi Indonesia menjadi lebih produktif. RKP 2017 ❖ Dalam rangka pencapaian target investasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia, peningkatan iklim investasi dan iklim usaha menjadi prasyarat mutlak.
  • 36. REPUBLIK INDONESIA Penyediaan sarana layanan/fasilitasi investasi Penyederhanaan perizinan Slide Arah Kebijakan Yang memberikan kemudahan bagi pelaku usaha asing dan domestik untuk berinvestasi dan berusaha diseluruh wilayah Indonesia RKP 2017
  • 37. REPUBLIK INDONESIA Slide Sebaran Target Realisasi Investasi Berdasar Provinsi Aceh 1,18% 7,46 Riau 3,56% 22,49 Kep. Riau 1,54% 9,73 Kep. Babel 0,5% 3,18 Kalimantan Utara 0,80% 5,05 Kalimantan Selatan 2,70% 17,05 Sulawesi Utara 0,33% 2,07 Maluku Utara 0,60% 3,79 DKI Jakarta 10,50% 66,31 Bali 1,40% 8,84 Papua Barat 0,87% 5,47 Papua 2,89% 18,23Sulawesi Selatan 2,50% 15,79 Sumatera Utara 3,00% 18,95 Kalimantan Barat 4,60% 29,05 Kalimantan Tengah 2,60% 16,42 Gorontalo 0,04% 0,24 Sumatera Selatan 3,63% 22,92 Sulawesi Tenggara 1,10% 6.93 Bengkulu 0,20% 1,24 Banten 7,86% 49,64 Jawa Barat 15,79% 99,68 D.I. Yogyakarta 0,30% 1,89 Jawa Timur 12,50% 78,94 Jawa Tengah 4,62% 29,18 Kalimantan Timur 7,30% 46,10 Maluku 0,19% 1,22 Sulawesi Barat 0,23% 1,46 NTB 1,70% 10,74 NTT 0,40% 2,53 Lampung 0,80% 5,05 Jambi 0,90% 5,68 Sumatera Barat 0,43% 2,70 Sulawesi Tengah 3,00% 18,95 PERSENTASE TARGET 2017 (Rp. Triliun) Total target Rp. 631,5T RKP 2017
  • 40. REPUBLIK INDONESIA Slide RKP 2017- Sasaran Kegiatan Prioritas di Bawah Program Peningkatan Kemudahan Berusaha No Kegiatan Prioritas Sasaran 1 Program peningkatan kemudahan berusaha 1.1 Perbaikan kemudahan memulai usaha • Jumlah waktu memulai usaha 5 hari, 5 prosedur dan biaya Rp. 1.200.000,- (PNBP) • Tersedianya prosedur perizinan usaha perdagangan yang disederhanakan menjadi 1 prosedur • Jumlah penerbitan SK PT Badan Hukum Sosial berdasarkan permohonan sebanyak 150.000 SK 1.2 Perbaikan kemudahan penegakan kontrak • Jumlah waktu penegakan kontrak menjadi 38 hari, 11 prosedur dan biaya pendaftaran penegakan kontrak sebesar kurang dari Rp.1.000.000,- 1.3 Perbaikan kemudahan pembayaran pajak • Jumlah waktu kemudahan pembayaran pajak menjadi 166 jam per tahun, prosedur pembayaran (online) menjadi 31 kali 1.4 Perbaikan kemudahan pendaftaran Hak Atas Tanah (HGB) • Jumlah waktu Pendaftaran Hak Atas Tanah(HGB) selama 5 hari, prosedur pendaftaran sebanyak 3 prosedur dan biaya pendaftaran hak atas tanah sebesar 5 persen dari nilai properti 1.5 Perbaikan kemudahan mendirikan bangunan • Jumlah waktu mendirikan bangunan 35 hari, prosedur mendirikan bangunan 5 prosedur, dan persentase biaya terhadap nilai bangunan 11 persen 1.6 Perbaikan kemudahan perdagangan lintas negara • Waktu impor (document compliance) 120 jam dan waktu ekspor (document compliance) 72 jam 1.7 Perbaikan kemudahan terhadap investor minoritas • Indeks konflik kepentingan regulasi menjadi 8 (dari 10), indeks tata kelola pemangku kepentingan menjadi 7 (dari 10) dan indeks kekuatan perlindungan investor menjadi 7,5 (dari 10) 1.8 Perbaikan kemudahan penyelesaian perkara kepailitan • Jumlah waktu penyelesaian perkara kepailitan menjadi 274 hari, dan 7 prosedur penyelesaian 1.9 Perbaikan kemudahan peningkatan akses perkreditan • Indeks kedalaman kredit 8 dan cakupan informasi kredit LPIP 50% • Jumlah penerbitan sertifikat jaminan fidusia berdasar permohonan sebanyak 5.000 sertifikat 1.10 Perbaikan kemudahan penyambungan listrik • Jumlah waktu penyambungan listrik 25 hari, prosedur penyambungan 4 prosedur , dan biaya penyambungan sebesar 116 persen dari income per capita