1. Allah bersumpah atas nama makhluk-Nya seperti buah Tin, Zaitun, bukit Sinai, dan kota Mekah yang aman.
2. Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang sempurna tetapi bisa menjadi makhluk yang paling rendah.
3. Allah adalah hakim yang paling adil dan akan membalas perbuatan manusia di hari pembalasan.
2. 2
SURAT AT-TIN
Artinya :
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,
2. dan demi bukit Sinai,
3. dan demi kota (Mekah) ini yang aman,
4. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka
pahala yang tiada putus-putusnya.
7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya
keterangan-keterangan) itu?
8. Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?
Asbabun Nuzul Surah At-Tin
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah S.95:5 mengandung arti ke tingkat pikun
(seperti bayi lagi). Oleh karena itu Rasulullah saw. ditanya tentang (kedudukan) orang yang telah
pikun itu. Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (S.95:6) yang menegaskan bahwa mereka
yang beriman dan beramal shalih sebelum pikun akan mendapat pahala yang tidak putus-
putusnya.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari al-'ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
3. 3
HUKUM TAJWID
Ayat 1
No Lafal Hukum Tajwid Keterangan
1
Alif lam
Syamsiah
Alif lam yang tidak terbaca
2 Mad Tabi’i Huruf Ta kasrah bertemu Ya Sukun
3
AlifLam
Syamsiah
Alif lam yang tidak terbaca
4 Mad Layin Huruf Zai Fathah Bertemu Ya sukun
5
Mad Arid
Lisukun
Mad Tabi’i bertemu Huruf yang Disukunkan.
Ayat 2
No Lafal Hukum Tajwid Keterangan
1 Mad Tabi’i Huruf Tho Dummah bertemu Wau sukun
2 RO Tarqiq Huruf RO berharokat Kasrah
3 Mad Tabi’i Huruf Sin kasrah bertemu huruf ya sukun
4
Mad Arid
Lisukun
Mad Tabi’i bertemu huruf yang disukunkan
Ayat 3
No Lafal Hukum Tajwid Keterangan
1 Mad Tabi’i Huruf HAA berharakat Fathah Alif
2 AlifLam Qomariah Alif Lam yang terbaca
3 AlifLam Qomariah Alif Lam yang terbaca
4 Mad Arid Lisukun Mad Tabi’i bertemu huruf yang disukunkan
4. 4
Ayat 4
No Lafal Hukum Tajwid Keterangan
1 Qolqolah Sugro Huruf Dal sukun ditengah kalimat
2 AlifLam Qomariah Alif Lam yang terbaca
3 Ikhfa Huruf Nun Sukun bertemu Huruf Siin
4 Mad Jaiz Munfasil
Mad Tabi’i bertemu hamzah berharokat di
lain kata
5 Qolqolah Sugro Huruf Qaaf Sukun ditengah kalimat
6 Mad Arid Lisukun Mad Tabi’i bertemu huruf yang disukunkan
Ayat 5
No Lafal Hukum Tajwid Keterangan
1
Gunnah
Musaddah
Huruf Mim bertasydit
2 Qolqolah Sugro Huruf Dal sukun ditengah kalimat
3 Mad Tabi’i Huruf Nun berharokat fathah alif
4 Mad Tabi’i
Huruf Lam Berharokat kasrah bertemu huruf Ya
sukun
5
Mad Arid
Lisukun
Mad Tabi’i bertemu huruf yang disukunkan
Ayat 6
No Lafal Hukum Tajwid Keterangan
1 Mad Tabi’i Huruf Dzal kasrah bertemu huruf Ya sukun
2 Mad Badal pengganti huruf yang semula hamza
5. 5
3 Mad Tamkin Huruf Wau sukun bertemu huruf Wau
4 Mad Tabi’i Huruf Shad fathah bertemu Alif
5 AlifLam Syamsiah Alif Lam yang tidak terbaca
6 Izhar Syafawi Huruf Mim sukun bertemu huruf Alif
7 Izhar Halqi
Huruf Ro Dummah Tanwin bertemu huruf
Ghoin
8 Mad Layin Huruf Ghain fathah bertemu huruf Ya sukun
9 Izhar Syafawi Huruf Mim Sukun Bertemu Huruf Nun
10 Mad Arid Lisukun Mad Tabi’i bertemu huruf yang disukunkan
Ayat 7
No Lafal Hukum Tajwid Keterangan
1 Mad Tabi’i Huruf Min Fathah bertemu Alif
2 Mad Arid Lisukun Mad Tabi’i bertemu huruf yang disukunkan
Ayat 8
No Lafal Hukum Tajwid Keterangan
1 Mad Layin Huruf Lam Fathah bertemu huruf Ya sukun
2 LAM Tafkim Lam jalalah didahului huruf berharakat fathah
3
AlifLam
Qomariah
Alif Lam yang terbaca
4
Mad Arid
Lisukun
Mad Tabi’i bertemu huruf yang disukunkan
6. 6
Kandungan
1. Allah bersumpah atas nama makhluk-Nya
(Ayat 1) Allah SWT bersumpah dengan dua pohon yang terkenal ini, yaitu Tin dan Zaitun,
karena buah dan pohonnya mempunyai banyak manfaat. Dan juga karena keduanya berada di
tanah Syam, tempat kenabian Isa ibn Maryam as hal ini menurut Mujahid dan Hasan sedangkan
menurut Qotadah Tin adalah nama sebuah bukit di Damaskus dan Zaitun nama pula dari sebuah
bukit di Baitul-Maqdis.” Tandanya kedua negeri itu penting untuk diperhatikan. Dan menurut
sebuah riwayat pula, yang diterima dari Ibnu Abbas, “Tiin adalah masjid yang pertama didirikan
oleh Nuh di atas gunung al-Judi, dan Zaitun adalah Baitul-Maqdis.”
2. Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna
(Ayat 4) Sedangkan obyek yang disumpahkan adalah firman-Nya berikut ini, sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna, anggota badannya serasi dan
tegak, tidak kehilangan sesuatu yang dibutuhkannya baik lahir maupun batin tetapi dia bisa
menjadi makhluk yang paling rendah manakala tidak mampu menggunakan nikmat Allah dijalan
yang benar, dan selalu mengingkari (kufur) terhadap eksistensi Allah.
3. Allah adalah hakim yang paling adil
(Ayat 7) Lalu Allah swt menutup surat ini dengan melontarkan sebuah pertanyaan kepada
hamba-Nya: Wahai manusia, apa gerangan yang menyebabkan kamu mendustakan hari
pembalasan atas semua amal perbuatan? Sedangkan kamu telah melihat banyak tanda-tanda
kebesaran Allah swt yang dapat memberimu keyakinan dan kemantapan dalam menjalani hidup.
(Ayat 8] Lalu dalam penghujung surat, Allah bertanya tetapi tidak untuk dijawab (karena
jawabannya pasti ya): “Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?”
7. 7
Penjelasan
1. Wat tiini waz zaituun
"Demi Tin dan Zaitun,"
Kata Tin dalam Al Quran hanya disebut satu kali, yaitu dalam surat ini. Ada ahli tafsir yang
menyebutkan bahwa 'tin' adalah sejenis buah yang terdapat di Timur Tengah. Bila matang,
warnanya coklat, berbiji seperti tomat, rasanya manis, berserat tinggi, dan dapat digunakan
sebagai obat penghancur batu pada saluran kemih dan obat wasir. Oleh sebab itu, pada Al
Quran terjemahan
Departemen Agama, kalimat Wattiin diartikan dengan "Demi buah Tin"
Kata Zaitun disebut empat kali dalam Al Quran. "Zaitun" adalah sejenis tumbuhan yang
banyak tumbuh di sekitar Laut Tengah, pohonnya berwarna hijau, buahnya pun berwarna
hijau, namun ada pula yang berwarna hitam pekat, bentuknya seperti anggur, dapat dijadikan
asinan dan minyak yang sangat jernih. Zaitun dinamai Al Quran sebagai syajarah mubaarakah
(tumbuhan yang banyak manfaatnya).
(Q.S. An-Nuur 24: 35)
Allah SWT bersumpah kepada ciptaannya bukan lain agar manusia berfikir tentang apa - apa
yang telah diciptakan oleh ALLAH SWT, karena buah tin dan zaitun mempunyai kebaikan dan
manfaat yang banyak sekali, buah tersebut tampak terlihat keras namun bagi sistem pencernaan
buah tersebut amatlah lembut, Buah tersebut hanya dapat tumbuh di tempat yang ALLAH SWT
tentukan dan jarang ditemukan di indonesia, karena memang buah tersebut tumbuh di daerah
timur tengah.Buah tersebut banyak sekali manfaatnya, di eropa yang mengetahui khasiat
tersebut, mereka menanam buah zaitun sebanyak - banyaknya untuk dimanfaatkan
khasiatnya.Manfaat buah tin, jikalau kita mempunyai banyak dahak ketika kita memakan buah
tersebut maka dahak yang berada di dalam tubuh kita akan mencair sehingga mudah untuk
dikeluarkan.Buah ini sebagai obat tapi rasanya manis, buah ini bisa membuat badan kita lebih
berisi atau gemuk, SUbhanallahnya dengan memakan buah ini watak seseorang yang keras
setelah memakan buah ini dapat menjadi lembut. dan jikalau kebetulan kita mempunyai penyakit
liver dengan memakan buah ini penyumbatan - penyumbatan akan terbuka, lalu penyakit limpa
dan ambaien.
Tidak semua ahli tafsir sependapat bahwa yang dimaksud Tin dan Zaitun adalah nama
buah sebagaimana dijelaskan di atas. Ada juga yang berpendapat bahwa 'Tin' adalah nama
bukit tempat Nabi Ibrahim a.s. menerima wahyu, sedangkan 'Zaitun' adalah nama bukit di
dekat Yerusalem tempat Nabi Isa menerima wahyu. Jadi 'Tin' dan 'Zaitun' adalah dua tempat
yang dianggap bersejarah, karena di tempat itulah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Isa a.s. menerima
wahyu.
8. 8
Kedua pendapat tersebut sama-sama memiliki alasan yang kuat. Namun, kalau kita cermati
konteks ayatnya, kelihatannya pendapat terakhir lebih logis karena pada ayat berikutnya, yaitu
ayat kedua dan ketiga, Allah swt. berfirman tentang bukit Sinai dan kota Mekah.
2. Wa thuuri siiniin
wa tuurisyiinin berarti bukit sinai atau gunung sinai atau gunung tsabir yang berada di daerah
mesir yang juga disebut dengan "jabal musa" mengapa ALLAH SWT membuat sumpa demi
bukit sinai, Pasti ada sesuatu yang sangat tak biasa dan sesuatu bukti tanda kekuasaan ALLAH
SWT disana. Memang bukit sinai dijadikan oleh ALLAH SWT sebagai tempat untuk memanggil
nabi Musa as untuk berbicara kepada Nabi Musa as, jangan beranggapan ALLAH SWT
berbicara seperti layaknya manusia, Kalamullah itu tidaklah seperti pembicaraan makhluknya,
kita tidak bisa membayangkan kalamullah tapi hanya manusia pilihan yang dapat merasakan
Kalamullah itu seperti apa, seperti halnya nabi Musa As dan juga nabi Muhammad SAW dan
juga para rasul dan nabi yang lainnya.Gunung sinai mempunyai kekuatan getaran yang sangat
besar dan bisa dirasakan kekuatannya itu, kalau bukan karena ALLAH SWT menghendaki tuk
mempertahankan gunung sinai, mungkin gunung tersebut telah meledak, Nabi Musa as
Dipanggil ALLAH SWT selama 40 malam.
3. Wa haadzal baladil amiin
" dan demi bukit Sinai, dan demi kota Mekkah ini yang aman"
Hampir seluruh ahli tafsir sependapat kalau yang dimaksud 'Thuur Sinin' pada ayat
tersebut adalah bukit Tursina atau lebih dikenal dengan nama bukit Sinai, yaitu bukit yang
berada di Palestina, tempat Nabi Musa a.s. menerima wahyu. Sementara yang dimaksud
'Baladil Amiin' adalah kota Mekkah, tempat Nabi Muhammad saw. menerima wahyu.
Dengan ayat-ayat di atas Allah swt. bersumpah dengan empat tempat penting, yaitu Tin,
Tursina (bukit Sinai), Zaitun, dan Baladil Amin (kota Mekah), dimana pada empat tempat
tersebut Nabi Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan Muhammad saw. menerima wahyu untuk
memberikan bimbingan dan pencerahan hidup pada umat manusia.
Bimbingan yang diberikan para nabi dan rasul ditujukan untuk menjaga agar manusia tetap
berada dalam kemuliaannya karena manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah swt.
dalam bentuk yang terbaik, sehingga dijelaskan pada ayat berikutnya,
Mahasuci Allah SWT dengan segala apa yang diciptakan dan ditetapkan, kita tidak dapat
memungkiri bahwasannya jikalau kita memasuki kota mekkah maka yang kita rasakan adalah
ketenangan dan juga ketentraman, rasanya kita seakan tidak ingin keluar dari kota tersebut,
karena memang kota tersebut telah dijanjikan oleh ALLAH SWT akan dijaga dan tidak akan
pernah hancur meski apapun yang terjadi kecuali pada hari AKHIR yaitu kiamat, kisah pasukan
gajah raja namrud yang ingin menghancurkan kabah sebagai bukti yang nyata dan bukan dongen
semata, pasukan naja namrud sebelum menginjak sekitar makkah telah dihancurkan oleh
ALLAH SWT dengan menggunakan burung yang membawa batu neraka, dan musnahlah
pasukan raja namrud, mengapa orang - orang kafir tidak berani menginjakan bahkan mempunyai
niatan untuk menghancurkan makkah, karena mereka sadar yang mereka hadapi adalah ALLAH
SWT, mereka tau bahwa pesawat mereka dan apa yang mereka rencanakan akan hancur sebelum
menyentuh kabah.
9. 9
4. Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim
"sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya,"
Allah swt. dalam ayat ini menegaskan secara eksplisit bahwa manusia itu diciptakan dalam
bentuk yang paling sempurna. Ar-Raghib Al-Asfahani, seorang pakar bahasa Al Quran
menyebutkan bahwa kata 'taqwiim' pada ayat ini merupakan isarat tentang keistimewaan
manusia dibanding binatang, yaitu dengan dikaruniainya akal, pemahaman, dan bentuk
fisik yang tegak dan lurus. Jadi 'ahsani taqwiim' berarti bentuk fisik dan psikis yang sebaik-
baiknya.
Jika kita melihat kepada diri kita sendiri, terdapat tanda - tanda kekuasaan ALLAH SWT,
Runtuhlah teori - teori yang telah sesat sejauh2nya yaitu teori darwin yang mengemukakan
bahwa manusia itu berasal dari "Monyet" mungkinkah kita dari yang lebih rendah daripada kita ?
akankah monyet2 sekarang berevolusi ?... sayangnya teori darwin dipelajari di dunia pendidikan
sehingga menyesatkan aqidah manusia yang lurus ke aqidah yang sesat, ALLAH SWT
menciptakan kita dalam bentuk yang sebaik - baiknya dan dalam bentuk yang sempurna. Ibarat
diukur dan ditakar, itulah timbangan yang terbaik, begitu pas bentuk dan rupanya sekaligus
bentuk maknawinya, baik dari sisi dalam maupun luarnya. Susunan anggota tubuh kita satu sama
lain saling berhubungan dengan baik, yaitu saling mendukung satu dengan lain dan tidak pernah
berebut tempat, karena telah mempunyai tempat dan fungsi masing - masing. Selain fungsi,
manakah anggota tubuh kita yang tidak pantas ???, ALLAH SWT menaruh lagi seseuatu yang
teramat spesial di dalam diri kita, yaitu Otak kita. Pernahkah anda membayangkan seberapa
rumit penciptaan manusia beserta otak didalamnya ? pernahkah anda bisa menghitung susunan
syaraf di otak yang tidak dapat terhitung ??? Subhanallah, Mahasuci ALLAH SWT dengan
segala apa yang telah diciptakannya.Jika kita liat struktur jaringannya, bagaimana cara kerja dan
strukturnya ? jikalau ada sedikit saja yang tidak berfungsi dengan baik maka bisa jadi kita
menjadi manusia yang tidak normal. Maka kita telah diberikan oleh ALLAH SWT akal, akal kita
dengan yang lain sama meskipun cara penyerapan yang kita miliki berbeda, setelah kita memiliki
akal kita harus menjaga akal tersebut dari hal - hal yang dapat merusak akal, seperti halnya
maksiat. Lalu ALLAH SWT memberikan kita sesuatu ilmu dan kita serap ilmu itu sehingga kita
amalkan ilmu itu.Dan setiap manusia mempunyai adab yang berbeda...
Sedikitmengingatkan...
Ketika seseorang bertanya kepada aisyah... Wahai aisyah, bagaimanakah Akhlak Rasulullah itu
???
maka aisyah menjawab... Akhlak rasulullah itu bagaikan AL-Quran yang berjalan... jadi jikalau
kedua orang tua kita memberikan kita pendidikan tata krama kepada kita, insyallah itu semua
bersumber dari AL-Quran dan jika ada yang menyimpang dari AL-Quran maka ingatkanlah
kedua orang tuamu. AL-Quran Adalah sebaik - baiknya ilmu dan firman ALLAHS SWT kita
dapat mengambil pelajaran dari dalamnya, dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari hari.
Kalau kita cermati lebih jauh, sesungguhnya kesempurnaan manusia bukan hanya sekedar
pada bentuk fisik dan psikisnya saja, kedudukan manusia di antara makhluk Allah lainnya pun
menempati peringkat tertinggi, melebihi kedudukan malaikat,
10. 10
"Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak Adam (manusia) dan Kami angkut mereka
di darat dan di laut, dan Kami melebihkan mereka atas makhluk-makhluk yang Kami ciptakan,
dengan kelebihan yang menonjol." (Q.S. Al Isra 17:70)
Pada prinsipnya, malaikat adalah makhluk mulia. Namun jika manusia beriman dan taat
kepada Allah swt., ia bisa melebihi kemuliaan para malaikat. Ada beberapa alasan yang
mendukung pernyataan tersebut. Pertama, Allah swt. memerintahkan kepada malaikat untuk
bersujud (hormat) kepada Adam a.s. Saat awal penciptaan manusia Allah berfirman, "Dan
ingatlah ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam", maka
sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan ia adalah termasuk golongan kafir."
(Q.S. Al Baqarah 2:34)
Kedua, malaikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang al asma (nama-nama
ilmu pengetahuan), sedangkan Adam a.s. mampu karena memang diberi ilmu oleh Allah
swt., "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu memang golongan yang benar. Mereka menjawab, "Maha Suci
Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." Allah berfirman,
"Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman, "Bukankah sudah
Kukatakan kepadamu, bahwa.
sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu
lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan." (Q.S. Al Baqarah 2:31-32).
Ketiga, kepatuhan malaikat kepada Allah swt. karena sudah tabiatnya, sebab malaikat tidak
memiliki hawa nafsu; sedangkan kepatuhan manusia pada Allah swt. melalui perjuangan yang
berat melawan hawa nafsu dan godaan setan.
Keempat, manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah di muka bumi, "Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi..." (Q.S. Al Baqarah 2:30).
Mencermati analisis di atas, bisa disimpulkan betapa Allah swt. Telah memberikan
kemuliaan yang begitu tinggi pada manusia, bukan hanya yang bersifat fisik dan psikis, tapi
juga dari segi kedudukannya. Namun, kalau manusia tidak mampu mengemban amanah yang
begitu besar, derajatnya akan turun ke tingkat yang paling hina, bahkan bisa lebih hina dari
binatang sekalipun, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikutnya.
5. Tsumma radadnaahu asfala saafiliin
"Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,"
Kalau binatang menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan perut dan syahwat
biologisnya, kita tidak bisa mengategorikannya sebagai perbuatan hina, karena binatang tidak
11. 11
diberi akal dan nurani. Namun, kalau manusia melakukan hal yang sama seperti binatang, kita
mengategorikannya sebagai perbuatan hina karena manusia diberi akal dan nurani untuk
mengontrol perbuatannya. Nah, kalau kita tidak pernah menggunakan akal sehat dan nurani
untuk mengarungi kehidupan, berarti derajat kita anjlok ke level yang serendah-rendahnya.
Agar tidak turun ke derajat yang paling rendah, Allah swt. Memerintahkan manusia untuk
mengisi hidup dengan iman dan amal saleh, sebagaimana dijelaskan pada ayat berikutnya,
6. Illalladziina aamanuu wa'amilushshaalihaati falahum ajrun ghairu mamnuun
"Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh; maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putusnya."
Orang yang tidak akan turun pada derajat yang paling rendah adalah orang-orang
beriman. Iman secara bahasa bermakna "pembenaran". Maksudnya pembenaran terhadap
apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw., yang pokok-pokoknya tergambar dalam
rukun iman yang enam; yakni (1) keesaan Allah swt., (2) malaikat, (3) kitab-kitab suci, (4)
para nabi dan rasul Allah, (5) hari kemudian, (6) takdir yang baik & buruk.
Peringkat iman dan kekuatannya berbeda antara satu dan saat lainnya. Begitu pula dengan
kekuatan iman masing-masing manusia, berbeda antara satu dengan lainnya. Dalam suatu
riwayat, disebutkan bahwa 'Al immanu yaziidu wa yanqushu' (iman itu fluktuatif, dapat
bertambah dan bisa juga berkurang). Karena itulah kita wajib merawat iman agar tetap prima.
Seseorang dapat dikatakan memiliki iman yang kuat bila memenuhi ciri-ciri
sbb:
1. memiliki jiwa muraqabah, artinya selalu merasa dilihat, ditatap, dan diawasi
Allah swt.
2. hatinya mudah tersentuh dengan nasihat-nasihat agama,
3. berjiwa tawakal, pasrah kepada Allah setelah berikhtiar dengan
sungguh-sungguh,
4. selalu berkomunikasi dengan Allah dengan shalat dan doa,
5. memiliki kepekaan sosial, sehingga selalu menyisihkan sebagian hartanya untuk
fakir miskin.
Ciri-ciri ini diambil dari firman Allah berikut ini,
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,
bertambahlah iman mereka, dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. Yaitu orang-orang yang
mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan pada mereka.
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta nikmat yang mulia." (Q.S. Al
Anfal 8:2-4)
Setelah beriman, yang bisa menyelamatkan manusia dari kejatuhan adalah 'Amilus
shalihat' (beramal saleh). Kalimat 'Amilus shalihat' dalam Al Quran disebut hingga 52 kali.
12. 12
Kata 'amiluu berasal dari kata 'amalun, artinya pekerjaan yang dilakukan dengan penuh
kesadaran. Kata 'shalihaat' berasal dari kata 'shaluha', artinya bermanfaat atau sesuai.
Jadi, amal saleh adalah aktivitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa pekerjaan
itu memberi manfaat untuk dirinya maupun untuk orang lain, serta pekerjaannya itu sesuai
dengan aturan-aturan yang telah ditentukan. Syaikh Muhammad Abduh mendefinisikannya
sebagai berikut, "Amal saleh adalah segala perbuatan yang berguna bagi diri pribadi, keluarga,
kelompok, dan manusia secara
keseluruhan."
Perlu ditegaskan, amal saleh harus dibarengi dengan poin pertama yaitu iman. Tanpa iman
kepada Allah swt., amal yang dilakukan akan sia-sia belaka. "Dan Kami hadapkan segala amal
baik yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan." (Q.S.
Al Furqan 25: 23) Maka bagi orang-orang yang mengisi hidupnya dengan iman dan karya (amal
saleh), bagi mereka "ajrun ghairu mamnun" (pahala yang tiada putus).
7. Famaa yukadzdzibuka ba'du biddiin
"Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan hari pembalasan sesudah adanya
keterangan-keterangan itu?"
Bentuk pertanyaan pada ayat ini, dalam bahasa Arab disebut "istifham inkari",
mengandung penegasan bahwa tidak ada alasan apapun yang patut membuat manusia
mendustakan hari pembalasan dan mengingkari ajaran-ajaran Allah swt., setelah mengetahui
bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia.
Surat ini kemudian ditutup dengan kalimat bertanya yang bertujuan agar manusia mau
berpikir.
8. Alaisallaahu biahkamil haakimiin
"Bukankah Allah itu Hakim yang seadil-adilnya?"
Seolah ayat ini mengatakan, "Pikirkanlah wahai manusia, hanya Allah swt. Hakim yang
Maha Adil dan Maha Mengetahui kebutuhan kamu. Oleh sebab itu hanya aturan-aturan-Nya
yang bisa memenuhi kebutuhanmu!"
Semoga kita menjadi orang-orang yang dapat menjaga kemuliaan yang Allah berikan dengan
selalu meningkatkan iman dan mengerjakan amal saleh.