1. MAKALAH
BUNKA RIKAI
PENGARUH BUDAYA PERMAINAN DAN
PEKERJAAN DI JEPANG
Disusun Oleh :
Chusnun Faiqotul Himmah (20140830043)
M.Ridho Surya Darma (20140830044)
Desi Intan Sari (20140830064)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA
PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
2015
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca,
Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................. ii
Penyusun.......................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... iii
BAB I..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................................1
1.3. Tujuan Masalah........................................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................................2
2.1. Permainan yang ada di Jepang ..................................................................................................2
1. Mainan tradisional Jepang........................................................................................................2
2. Mainan modern Jepang............................................................................................................3
S2.2. Pekerjaan di Jepang................................................................................................................4
2.3. Perbandingan Jepang dan Indonesia..........................................................................................5
1. Perbedaan cara kerja orang Jepang dan Indonesia.....................................................................5
2. Berikut adalah 10 rahasia Sukses orang Jepang :........................................................................6
2.4. Pengaruh permainan dalam kehidupan..............................................................................10
1.Dampak Positif.......................................................................................................................10
2.Dampak Negatif......................................................................................................................11
BAB III..............................................................................................................................................12
PENUTUP .........................................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan............................................................................................................................12
3.2. Saran ....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................13
4.
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keberhailan bangsa Jepang dalam bidang ekonomi sangat menggakumkan. Setelah
mengalami kehancuran dahsyat dalam Perang Dunia II, Jepang mampu bangkit kembali dengan
kekuatan yang luar biasa. Jepang muncul sebagai negara paling maju di wilyah Asia Timur.
Hanya dalam dua dekade setelah pengeboman di Hirosima dan Nagasaki. Jepang berhasil
menempatkan dirinya di kalangan negara yang berpengaruh dalam perekonomian dunia. Negri
Matahari Terbit itu membuktikan pada dunia bahwa mereka mampu membangun kembali
perekonomian yang telah hancur. Dahulu Jepang tidak dikenal sebagai negara maju, tetapi
sekarang, negara itu menjadi contoh dan teladan oleh nrgara-negara yang berpengaruh di
dunia.Selain itu permainan juga berpengaruh untuk kehidupan bermasyarakat.
Permainan merupakan gejala yang umum di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan
anak-anak. Permainan merupakan kesibukan yang dipilih sendiri tanpa ada unsur paksaan, tanpa
didesak oleh rasa tanggung jawab. Permainan tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
permainan terletak dalam permainan itu sendiri dan dapat dicapai pada waktu bermain. Bermain
tidak sama dengan bekerja. Bekerja mempunyai tujuan yang lebih lanjut; tujuannya tercapai
setelah pekerjaan itu selesai. Anak-anak suka bermain karena di diri mereka terdapat dorongan
batin dan dorongan mengembangkan diri. sejauh mana permainan memberikan pengaruh
pekembangan sosial yang positif bagi anak-anak. Karna dimulai dengan permainan anak-anak
bisa belajar bagaimana simulasi bekerja. Contohnya saja bermain masak-masakan, berdagang,
menjadi Dokter dan lainya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja permainan yang ada di Jepang?
2. Bagaiman pekerjaan yang ada di Jepang?
3. Apakah perbedaan pekerjaan dan permainan di Jepang dengan Indonesia?
4. Apakan permainan dan pekerjaan mempengaruhi kehidupan dimasyarakat?
1.3. Tujuan Masalah
1. Mengetahui tentang permainan yang ada di Jepang.
2. Mengetahui sistem kerja di Jepang.
3. Sebagai pemanbanding dan gambaran antara Jepang dengan Indonesia.
4. Mengetahui lebih lanjut dampak permainan dan pekerjaan dimasyarakat.
6. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Permainan yang ada di Jepang
1. Mainan tradisional Jepang
Jepang memiliki banyak mainan tradisional yang telah menghibur anak-anak dari generasi ke
generasi. Dalam era modern seperti ini, beberapa mainan tradisional ini masih sangat populer di
kalangan generasi muda Jepang. Kebanyakan dari mereka memainkannya pada saat tahun baru.
Inilah beberapa contoh mainan Jepang:
Koma (Gasing)
Komabisa terbuat dari berbagai material/bahan dan terdiri dari beberapa tipe. Cara mainnya
adalah dengan memutarkan gasing menggunakan tali. Beigoma, sejenis Koma, sangat
popular di Jepang pada tahun 1920an, terbuat dari besi.
Ohajiki/B-dama
Ohajiki adalah permainan dengan menggunakan kelereng berbentuk pipih (ohajiki) dengan
diameter 1-1.5 cm. Peraturan dasar dari permainan ini adalah kita harus membidik dan
menembak ohajiki-ohajiki tersebut. Ohajiki yang berhasil ditembak, boleh diambil sang
penembak. Permainan ini lebih sering dimainkan oleh anak perempuan.
Daruma Otoshi
Permainan ini menggunakan boneka Daruma yang terdiri dari 5 bagian, biasanya tiap bagian
sewarna dengan warna pelangi (biru, merah, kuning, dan hijau). Dimainkan dengan
menggunakan palu kecil yang akan memukul tiap bagian, mulai dari bawah ke atas. Selama
permainan, selain bagian yang dipukul, bagian lainnya tidak boleh jatuh.
Otedama
Otedama biasa dimainkan oleh anak perempuan Jepang. Terdiri dari 5 kantung kecil yang
berisi kacang-kacangan. Cara mainnya adalah dengan melempar dan menangkap kantung
tersebut. Ada dua formasi dasar dari otedama, yaitu nagedama dan yosedama. Nagedama
cara bermainnya adalah dengan melempar dan menangkap, seperti juggling. Yosedama lebih
seperti bermain bekel, tetapi dengan menggunakan kantung kecil.
Kendama
Kendama, mainan ini terdiri dari ken (berbentuk semacam palu) dan Dama/Tama sebuah
bola yang terhubung dengan Ken oleh tali. Dalam Kendama, ada 1.000 lebih teknik untuk
memainkannya. Teknik paling dasar adalah melemparkan bola ke atas, kemudian
menangkapnya dengan menggunakan Ken, baik ke bagian yang berbentuk mangkuk, ataupun
ke bagian paling atas dari Ken).
7. 3
Fukuwarai
Permainan ini biasa dimainkan pada tahun baru. Pemain ditutup matanya, lalu dia harus
menempelkan bagian-bagian muka (mata, hidung, mulut) ke sebuah papan bergambar muka.
Takeuma (Egrang)
Cara bermain Takeuma sama dengan bermain egrang di Indonesia. Pemain berjalan dengan
menggunakan 2 buah tongkat panjang yang dipasangkan papan kecil ditiap tongkat sebagai
pijakan. Semakin tinggi papan, maka akan semakin sulit untuk menyeibangkan badan.
Tako (Layangan)
Layangan di Jepang terdiri dari berbagai macam bentuk dan ukuran, serta sering dihiasi
dengan gambar. Ada permainan perang layangan, dimana setiap pemain saling berusaha
memutuskan benang layangan para lawannya.
2. Mainan modern Jepang
Tuttuki Bako Fingeradalah ketika kita memasukkan jari tangan kita di dalam kotak yang
terletak di sampingnya, oleh representasi digital muncul di layar dan meniru gerakan jari kita
yang terlihat pada gambar. Jari kita ini seakan-akan mengganggu seorang gadis yang ada di
layar tersebut.
Robot Kecoa Hex (Hex Bug Robot) Pada Permainan ini banyak sensor yang di pasang
untuk menjadikan seolah-olah kecoa sungguhan. Pada saat robot di jalan kan sensor ini akan
memberi arahan terhadap kemana dia akan pergi, jika saat berjalan ada hadangan di
depannya misalkan tembok. Jadi dia akan berbelok dan mencari jalan lain. Robot ini juga
bisa berinteraksi dengan suara keras, ketika kita mengagetannya, dia akan bergegas pergi.
Untuk membuat robot ini indah, tersedia dalam berbagai warna yaitu warna biru, merah
muda, hijau, kuning dan oranye.
Gotochi Dissection AnimalsIni bukan gantungan biasa loh, tetapi gantungan ini
memperlihatkan diagram anatomi hewan. Hewan-hewan Dissection Gotochi menampilkan
diagram otot dan organ dalam berbagai binatang termasuk ikan, babi, sapi dan bahkan panda.
Edamane Bayi Kedelai KeychainMainan ini seperti halnya kedelai sebenarnya, Jepang
pembuat mainan Bandai mengembangkan mainan yang memberikan kenikmatan sentuhan
tak berujung tanpa membuang kedelai tunggal. 3 kedelai ke sebuah pod, yang di tengah
berisi wajah kejutan. Kita dapat mencoba untuk mengumpulkan 12 karakter atau Peri
Edamame ilusif.
Yujin Cell Phone Emoticon Toys Kaomoji adalah emoticon lucu yang sekarang sedang
ramai digunakan sebagai pengganti emoticon biasa. Di Jepang terdapat gantungan ponsel
dengan wajah karakter yang diambil dari berbagai kaomoji ini.
8. 4
2.2. Pekerjaan di Jepang
Kecepatan dan keakuratan (kualitas) menjadi 2 hal yang harus dimiliki oleh setiap
organisasi baik itu organisasi profit maupun non-profit, agar bisa bertahan dan
berkesinambungan di tengah perputaran informasi dan teknologi yang sangat cepat. Salah satu
pengetahuan yang penting untuk dimiliki oleh tiap elemen organisasi (karyawan, direksi,
stakeholder) adalah tentang Budaya Kerja Organisasi Maju dan membiasakan budaya kerja
tersebut sebagai bentuk penguasaan (skill). Organisasi maju yang saya maksud adalah
organisasi/perusahaan yang mampu menghasilkan barang/servis berkualitas tinggi dengan
kecepatan tinggi pula. Untuk itu, sebagai perwakilan budaya kerja organisasi maju, maka
tidaklah salah kalau kita menilik atau lebih tepatnya menganalisa tentang budaya kerja
masyarakat Jepang. Apa sebenarnya pola pikir dasar dan budaya kerja masyarakat Jepang
sehingga mereka bisa menghasilkan produk berkualitas tinggi dan dengan kecepatan yang tinggi
pula?
1. Membukukan “Otak” dan “Otot” Poin ini adalah salah satu basic thinking yang
dimiliki orang Jepang (organisasi di Jepang) dan benar-benar dilakukan dengan maksimal.
Seiring waktu dan pergantian generasi, orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian akan
menua dan berhenti. Apabila “otak”(red:pengetahuan) dan “otot”(red:keahlian) mereka tidak
rajin dibukukan dalam bentuk manual, materi, foto, video dan bentuk rekam lainnya maka
berhentinya mereka jadi awal putusnya pengetahuan dan knowledge yang dimiliki organisasi.
Dengan begitu pondasi perlahan merapuh dan berimbas pada melemahnya kekuatan organisasi
secara keseluruhan.
2. Manualisasi (transfer ilmu) Tidak hanya pengalaman senior yang mereka bukukan,
tetapi segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan akan mereka bukukan secara
maksimal hingga hal yang kecil. Misalnya, bagaimana cara melakukan meeting yang benar,
bagaimana cara menulis notulen yang efektif dan poin penting minimal yang harus ditulis.
Terutama untuk hal yang basic.
3. Tettei shita Kyouiku (Training secara maksimal) Training tidak selalu menyebut
kegiatan transfer ilmu yang diberi subjek Training ini dan training itu. Namun kegiatan training
sesungguhnya yang dilakukan oleh pelaku organisasi di Jepang adalah menyertakan junior
(orang-orang yang baru masuk atau belum berpengalaman) bersama seniornya untuk ikut banyak
pekerjaan. Memperlihatkan dan menjelaskan pada mereka secara detil kemudian memberi
kesempatan pada junior untuk melakukan pekerjaan sendiri dengan di bawah pengawasan hingga
akhirnya junior ini memiliki skill dan bisa bekerja mandiri. Senior memiliki kemampuan
mengajarkan secara bertahap, mampu menjelaskan secara detil, mengajarkan trik-trik khusus
dalam bekerja dan sudah tentu mengajarkan manual yang telah mereka buat sebelumnya.
4. Pola pikir yang mendarah daging “What`s the next step?” and “What should I do?” Ini
pola pikir yang membuat kerja mereka cepat, mereka mengenyahkan sikap saling menyalahkan
dan saling lempar tanggung jawab. Pada hakikatnya mereka memahami bahwa masalah wajar
saja muncul di tengah kerja, namun masalah tersebut dianalisa bukan untuk mencari siapa yang
bersalah tetapi dicari jalan keluar bersama. Setiap bagian memperjelas tanggung jawabnya
masing-masing sehingga mereka jelas apa yang harus dikerjakan, ketika terbentur masalah
9. 5
dengan segera dikomunikasikan dengan atasan atau pihak-pihak terkait. Pola pikir ini dibekali
dengan kemampuan bertanya yang baik, dan pekerja yang melakukan pekerjaan harus merekam
pekerjaannya dalam bentuk data, dan yang lainnya secara detil dan akurat.
5. Apa dasarnya? Mereka akan malu mengajukan pendapat, menjawab sesuatu,
melaporkan sesuatu yang terkait pekerjaan kalau tidak ada dasar yang valid (terpercaya). Baik itu
data dan materi yang akurat maupun pengalaman kerja orang-orang yang kompeten.
6. Planning yang hebat Sejak awal mereka dilatih untuk membuat rencana yang matang
sebelum bekerja. Tidak hanya pekerjaan besar, pekerjaan-pekerjaan kecilpun mereka dibiasakan
untuk merencanakannya terlebih dahulu. Mereka memprediksikan lebih dulu kemungkinan-
kemungkinan kendala yang akan dihadapi sehingga mereka juga mempersiapkan beberapa
jalur/cara untuk menyelesaikan pekerjaannya.
7. Senior & Junior Jepang salah satu Negara yang kental dengan senioritas. Yang muda
patuh pada yang tua. Sistem ini sudah menjadi sistem keseluruhan masyarakat Jepang, yang
senior wajib mengajari juniornya dan berhak dihormati. Junior wajib menghormati dan
mengikuti dan berhak untuk diajari.
8. Communication skill Bagi yang pernah belajar di jepang atau setidaknya tinggal di
Jepang dalam waktu yang agak lama akan tahu bahwa sejak pendidikan dini mereka diajarkan
(dari sekolah dan lingkungan) bagaimana cara berkomunikasi yang baik, dimulai dari cara
berbahasa berdasar lawan bicaranya, cara meminta tolong yang baik, cara menyampaikan
sesuatu yang tidak menyinggung orang lain, dsb. Dengan kemampuan komunikasi ini sangat
meminimalisir perselisihan saat bekerja dengan orang lain. Yang juga berefek positif
terwujudnya kerjasama yang baik dan lingkungan kerja yang ringan untuk berkomunikasi.
9. Make clear (perjelas) Jangan buat pekerjaan serba mengambang, jangan biarkan
pekerja mengira-ngira sendiri. Perjelas apa yang harus dilakukan, siapa yang bertanggung jawab,
sampai kapan harus dikerjakan, dengan siapa harus bekerjasama, bagaimana alur
mengerjakannya. Ketidak jelasan adalah awal saling menyalahkan dan lempar tanggung jawab.
2.3. Perbandingan Jepang dan Indonesia
1. Perbedaan cara kerja orang Jepang dan Indonesia
1. Orang jepang sangat menghargai waktu
Mungkin sudah banyak dari kalian yang mendengar jika orang jepang adalah orang yang sangat
tepat waktu dalam mengerjakan apapun, baik janjian ataupun hal yang lainya, ada sebuah cerita
yaitu saat jam kerja sudah menunjukan pukul delapan pagi, manager saya sudah masuk ke dalam
ruangan kemudian melihat ke meja kerja para karyawan yang masih banyak yang kosong, diapun
memangil para team leader kemudian diberikan teguran yang cukup keras supaya para karyawan
10. 6
di unit mereka agar segera memasuki ruangan, padahal kalau dipikir lagi keterlambatan yang
terjadi kurang dari lima menit tapi dia memberikan teguran yang lumayan keras, dia sangat
menghargai waktu oleh karena itu dia tidak menginginkanya terbuang percuma. Berbeda dengan
indonesia yang sudah terbiasa dengan jam karet dan kurang menghargai waktu namun, tidak
semua orang indonesia menyepelekan waktu ada juga yang sangat menghargai waktu hanya saja
tidak banyak.
2. Orang jepang sangat profesional dan sunguh sunguh dalam bekerja
Bisa dibilang bahwa orang jepang adalah para pekerja keras, mereka sering terlihat masih
mengerjakan tugas kantor padahal waktu sudah menunjukan waktu hampir tengah malam,
berbeda sekali dengan karyawan indonesia yang ketika jam sudah menunjukan pukul lima sore,
langsung go atau istilah kerenya Tengo , setelah "Teng" langsung "Go".
3. Orang jepang sangat teliti.
Sangat teliti, terutama pada masalah laporan dan pekerjaan, mereka akan memastikan bahwa
tidak ada lagi kesalahan yang ada sebelum benar benar di kirimkan ke client, sangat menghargai
proses dari pengerjaan suatu pekerjaan dan tidak hanya mementingkan hasil namun juga tiap step
yang dilalui untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan akan dikaji dengan detail sekali. Sangat
menghargai usaha, berbeda dengan sekarang ini di negri kita justru lebih menginginkan hasil
yang instan.
2. Berikut adalah 10 rahasia Sukses orang Jepang :
1. Kerja Keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja
pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika
(1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680
jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari,
sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai
sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya
dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak
memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak
dibutuhkan” oleh perusahaan.
2. Budaya Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan
menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan
pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena
“mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi
atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD,
SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu
jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi
11. 7
di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap
lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi
kesepakatan umum.
3. Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme
berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di
Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di
supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang
biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu
sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata
tutup pada pukul 20:00.
4. Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit
berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-
pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini
mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh
graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core
business) perusahaan.
5. Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik
temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat.
Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda
itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip
Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai
sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO
Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan
jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga
bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang
dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan
murah.
6. Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang
menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar
negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang,
bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga
tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara,
biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk
Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30%
12. 8
wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom
atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi
dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa
tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta
cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang
usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih
mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan
bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan
produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda
dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus
belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu
kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini
7. Budaya Baca
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian
besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran.
Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca.
Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi
kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb
disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah
membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung
oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman,
dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684,
seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern.
Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku
asingnya diterbitkan.
8. Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat
individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok
tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya
juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja
dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1
orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang
professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang
berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam
kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.
9. Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat
merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian
ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar
minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa
13. 9
perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA
dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua.
Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time
untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka
“meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.
10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan
budayanya. Buda ya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup
sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda
naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak
malah yang minta maaf duluan. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata
“tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam
pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian
merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya
beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang
untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian
mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk
orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu
yang tertinggi di dunia.
Permainan di Indonesia
1. Benteng
Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4 sampai 8
orang. Kedua kelompok kemudian akan memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah
tiang, batu atau pilar yang disebut sebagai “benteng”. Tujuan utama permainan ini adalah untuk
menyerang dan mengambil alih “benteng” lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah
dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan
“menawan” seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa
yang berhak menjadi “penawan”, ditentukan dari siapa yang paling akhir menyentuh “benteng”
mereka.
2. Congklak
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di
seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji
congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuhan. Permainan
congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang
dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah
congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat
dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik.
14. 10
3. Kelereng
Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau tanah liat. Ukuran
kelereng sangat bermacam-macam, umumnya 1,25 cm. Permainan kelereng ini biasanya
dimainkan oleh anak sekolah dasar umur 7 tahun. Ternyata, kelereng juga dapat ditemukan di
belahan dunia lain.
4. Galasin
Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan
daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di
mana masing-masing tim terdiri dari 3–5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan
agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih
kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam
area lapangan yang telah ditentukan.
5. Layang-layang
Permainan layang-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan satu aktivititas
menerbangkan layang-layang tersebut di udara. Pada musim kemarau di Indonesia anak-anak
selalu bermain layang-layang karena anginnya besar.
6. Yo-Yo
Yo-yo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua cakram berukuran sama (biasanya terbuat
dari plastik, kayu, atau logam) yang dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali
yang digunakan. Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan
biasanya diberi kaitan. Permainan yo-yo adalah salah satu permainan yang populer di banyak
bagian dunia.
2.4. Pengaruh permainan dalam kehidupan
1.Dampak Positif
1. Membuat dapat mengambil keputusan lebih cepat
Misalkan dalam permainan game mengakibatkan cepat membuat keputusan, jika tidak bisa
mengambil keputusan dengan cepat, mungkin gamer bisa saja mati atau kalah dalam game.
Misalnya, jika gamer bermain game strategi, gamer harus bisa memutuskan dengan cepat,
antara menyerang dan bertahan. Jika terlalu lama berpikir, lawan bisa dengan mudah
mengalahkannya.
15. 11
2. Dapat membantu mengurangi rasa sakit
Kadang, saat kita sakit, seperti tidak enak badan, luka-luka, dan lain-lain. Setelah kita bermai,
sakit itu tidak terasa atau tidak terlalu terasa karena kita fokus bermain.
3. Mengurangi stres
Saat kita stres akibat banyak pekerjaan atau tugas. Kita bisa bermain sebagai hiburan,
tentunya ini bisa mengurangi stres. Tapi jangan lupa dengan pekerjaannya.
4. Mendapat teman baru
Di game online seperti Dota 2, Warframe, dan lain-lain banyak gamers dari berbagai negara
yang bermain game tersebut. Kadang kita diajak untuk chat, bahkan berkenalan. Kita bisa
menambah pertemanan melalui game.
5. Membuat lebih pintar berbahasa Inggris
Rata-rata gamers mempunyai kemampuan berbahasa Inggris yang lebih baik daripada non
gamer, karena game umumnya memakai bahasa Inggris. Ini membuat gamer terbiasa dengan
bahasa Inggris.
2.Dampak Negatif
1. Membuat kecanduan yang berlebihan
Bermain tentunya dapat membuat kecanduan, karena merupakan sebuah hiburan. Tapi
bermain secara terus-menerus membuat kita lupa waktu. Hal ini membuat kita lupa dengan
pekerjaan, makan, dan lain-lain.
2. Membuat mata rusak
Menatap layar monitor berjam-jam untuk bermain game tentunya akan membuat mata
kita berair atau perih. Bahkan, jika terlalu sering, mata kita bisa minus atau plus dan harus
menggunakan kacamata.
3. Membuat malas
Bermain akan membuat kita lupa segalanya. Kita hanya fokus terhadap apa yang kita
mainkan. Kita akan malas bekerja atau mengerjakan tugas.
4. Membuat tidak konsentrasi
Saat kita belajar atau bekerja, kita tidak konsentrasi terhadap apa yang sedang kita
kerjakan. Pikiran kita hanya tertuju pada apa yang telah kita mainkan.
16. 12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keberhailan bangsa Jepang dalam bidang ekonomi sangat menggakumkan.
Setelah mengalami kehancuran dahsyat dalam Perang Dunia II, Jepang mampu bangkit
kembali dengan kekuatan yang luar biasa. Namun, itu semua tidak diperoleh dengan
mudah. Diperlukan perjuangan yang tidak seberapa. Jika dihubungkan dengan permainan.
Keduanya sangat berbeda namun mempunyai kesinambungan. Permainan tidak
mempunyai tujuan tertentu. Tujuan permainan terletak dalam permainan itu sendiri dan
dapat dicapai pada waktu bermain. Bermain tidak sama dengan bekerja. Bekerja
mempunyai tujuan yang lebih lanjut; tujuannya tercapai setelah pekerjaan itu selesai.
3.2. Saran
Sebagai generasi muda kita harusnya bekerja keras dalam bekerja. Lebih
menghargai proses agar kita tidak menyepelekan. Selalu berusaha dengan maksimal
apapun pekerjaan yang kita lakukan. Mencontoh sistem kerja orang jepang yang sampai
sekarang ini bisa memajukan negaranya. Semua itu diawali dari diri pribadi masing-
masing sehingga dapat mengubah lingkungan dan sekitarnya.