2. Apa itu
Bullying ???
Bullying berasal
dari bahasa Inggris (bully) yang
berarti menggertak atau
mengganggu. Merupakan suatu
bentuk penindasan yang terjadi di
sekolah serta bentuk arogansi yang
terekspresikan melalui tindakan.
4. Bully, sebagai pemimpin, berinisiatif dan aktif terlibat dalam perilaku
bullying.
Asisten bully, terlibat aktif dalam perilaku bullying, namun cenderung
begantung atau mengikuti perintah bully.
Rinfocer, mereka ada ketika kejadian bullying terjadi, ikut
menyaksikan, mentertawakan korban, memprofokasi bully, mengajak
siswa lain untuk
menonton dan sebagainya.
Defender, orang-orang yang berusaha membela dan membantu
korban,
sering kali akhirnya mereka menjadi korban juga.
Outsider adalah orang-orang yang tahu bahwa hal itu terjadi, namun
tidak
Terjadinya bullying di sekolah menurut Salmivalli merupakan
proses dinamika kelompok dan di dalamnya ada pembagian
peran.
5. Dampak Korban Bullying
• Kesulitan untuk tidur
• Mengompol di tempat tidur
• Mengeluh sakit kepala atau sakit perut
• Tidak nafsu makan atau muntah-muntah
• Takut pergi ke sekolah
• Sering pergi ke UKS
• Menangis sebelum atau sesudah sekolah
• Tidak tertarik pada aktivitas sosial yang
melibatkan murid lain
• Sering mengeluh sakit sebelum pergi
ke sekolah pada guru.
• Harga diri yang rendah
• Perubahan drastis pada sikap, cara
berpakaian atau kebiasaannya
• Lecet luka
6. 1. Faktor Individu
b. Korban buli (victims)
Seseorang yang menjadi
sasaran bagi berbagai tingkah
laku agresif. Anak-anak yang
sering menjadi korban buli
biasanya menonjolkan ciri-ciri
tingkah laku internal seperti
bersikap pasif, sensitif,
pendiam, lemah dan tidak
akan membalas sekiranya
diserang atau diganggu
(Nansel dkk, 2001
a. Pembuli (bullies)
Bertindak menyerang
sebelum diserang. juga
biasanya terdiri dari
kelompok yang coba
membina atau menunjukkan
kekuasaan kelompok mereka
dengan mengganggu dan
mengancam anak-anak atau
murid lain yang bukan
anggota kelompok mereka.
Faktor-faktor BULLYING
7. 2. Faktor Keluarga
Orang tua yang sering bertengkar atau
berkelahi cenderung membentuk anak-
anak yang beresiko untuk menjadi lebih
agresif. Anak-anak yang mendapat kasih
sayang yang kurang, didikan yang tidak
sempurna dan kurangnya pengukuhan
yang positif, berpotensi untuk menjadi
pembuli.
3. Faktor teman sebaya
Kehadiran teman sebaya sebagai
pengamat, secara tidak langsung,
membantu pembuli memperoleh
dukungan kuasa, popularitas, dan status.
Dalam banyak kasus, saksi atau teman
sebaya yang melihat, umumnya meng-
ambil sikap berdiam diri dan tidak mau
campur tangan.
8. 5. Faktor media
Paparan aksi dan tingkah laku
kekerasan yang sering
ditayangkan oleh televisi dan
media elektronik akan
mempengaruhi tingkah laku
kekerasan anak-anak dan remaja.
4. Faktor sekolah
Lingkungan, praktik dan kebijakan sekolah
mempengaruhi aktivitas, tingkah laku, serta
interaksi pelajar di sekolah. Rasa aman dan
dihargai merupakan dasar kepada
pencapaian akademik yang tinggi di
sekolah. Jika hal ini tidak dipenuhi, maka
pelajar mungkin ber-tindak untuk
mengontrol lingkungan mereka dengan
melakukan tingkah laku anti-sosial seperti
melakukan buli terhadap orang lain.
9. Anak-anak yang Menyaksikan Bullying
akan memiliki kecenderungan yang
lebih besar untuk:
- Merasa tidak aman berada di
lingkungan sekolah.
- Mengalami berbagai masalah mental,
seperti depresi dan kegelisahan.
- Menyalah gunakan obat-obatan dan
alkohol.
Tanda-tanda anak korban bullying :
• Kesulitan dalam bergaul
• Merasa takut datang ke sekolah sehingga
sering bolos
• Ketinggalan pelajaran
• Mengalami kesulitan berkonsentrasi
dalam mengikuti pelajaran
• Kesehatan fisik dan mental (jangka
pendek /jangka panjang) akan
terpengaruh
10. 2). Kasus Dalam Pendidikan
Seorang bocah SD di Banten mengalami
trauma berat akibat tindakan Bullying yang
dilakukan oleh teman satu sekolahnya
Kasus ini terungkap ke hadapan publik
setelah sang Ibu mencurahkan
permasalahan anaknya melalui Facebook .
Ia mengungkapkan “Awalnya jum’at, 18
September anak Saya demam tinggi dan
Dia takut untuk berangkat ke sekolah.
Kemudian Dia cerita kalo di sekolah Dia
dipukuli oleh teman yang sebelumnya
selalu Bully Dia dengan merampas dan
melempar kacamata juga buku dan alat
tulisnya,” ungkap Yessi Caroline, Ibunda
ASP.
1). Kasus Dalam Keluarga
Anak tengah yang terkena sindrom
anak tengah dapat beresiko
menjadi penyendiri, moody, dan
tidak peduli jika mereka merasa
terlupakan. Psikologi anak, Nadya
Pramudita, mengukuti urutan
kelahiran anak dalam keluarga
banyak berpengaruh pada
perkembangan kepribadian anak.
Misalnya, si anak pertama, lahir di
tengah orang tua yang tidak punya
pengalaman. Gaya pengasuhan
dan pendidikannya pun masih
berdasarkan naluri, “apa kata
orang lain” atau “coba-coba”.
12. CARA MENGATASI BULLYING
5). Dukung gerakan diet siaran
televisi
1). Berikan mereka alternatif komunitas
yang mengakuinya
4). Tingkatkan kepedulian lingkungan
sosial untuk mencegah praktek
bullying
2). Putus mata rantai pelaku dan budaya
bullying
3). Ajarkan cara mengantisipasi
kekerasan bukan melakukannya
13. ِم ٌموَق َْرخْسَي ال واُنَمآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَيواُنوُكَي ْنَأ ىَسَع ٍم ْوَق ْن
ىَسَع ٍاءَسِن ْنِم ٌءاَسِن ال َو ْمُهْنِم اًْريَخَّنُهْنِم اًْريَخ َّنُكَي ْنَأال َو
ْاأللِب واُزَبَانَت ال َو ْمُكَسُفْنَأ واُزِمْلَتُوقُسُفْال ُمْساال َسْئِب ِباَقَدْعَب
َكِئَلوُأَف ْبُتَي ْمَل ْنَم َو ِانَماإليُمُهَّالظَونُمِلا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka
mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman[1410] dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim.” (Q.S Al-Hujurat/49: 11)