SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR PAROTIS
Oleh:
Denny Rizaldi Arianto
Departemen / SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga / RSUD Dr. Soetomo Surabaya
PENDAHULUAN
Kelenjar liur dibedakan menjadi kelenjar liur mayor dan minor. Kelenjar liur mayor
terdiri dari kelenjar parotis, submandibula, dan sublingual. Kelenjar parotis adalah kelenjar
liur mayor yang terbesar. Kelenjar liur minor terdiri dari 600 sampai 1000 kelenjar yang
tersebar sepanjang saluran cerna dan nafas bagian atas.
Neoplasma kelenjar liur merupakan kasus yang jarang. Angka kejadiannya 3-6% dari
seluruh neoplasma kepala dan leher. Delapan puluh persen neoplasma kelenjar saliva berasal
dari kelenjar parotis, 10-15% dari kelenjar submandibula dan sisanya dari kelenjar sublingual
dan kelenjar saliva minor. Delapan puluh persen neoplasma parotis adalah tumor jinak.
Umumnya penderita berada pada usia dekade empat sampai enam, dan kurang dari 5%
dijumpai pada anak. Angka kejadian tumor ganas parotis adalah 0,4 sampai 6,5 kasus dalam
100.000 orang.
Prosedur operasi untuk kelenjar parotis berkembang setiap tahun. Konsepnya yaitu “
shelling out “ tumor kelenjar parotis, konsep tersebut khusus untuk bermacam-macam tumor
benigna yang telah di praktekkan sebelum tahun 1950. Kebanyakan tumor kelenjar parotis
muncul di salah satu lobus superfisial atau bagian tail dari kelenjar. Indikasi operasi kelenjar
parotis adalah pengangkatan neoplasma kelenjar parotis di antaranya plemorphic adenoma,
Warthin’s tumor ( papillary cystadenoma lymphomatosum),. Pada masa kini teknik operasi
ablation parotis termasuk di dalamnya identifikasi dan memisahkan nervus fasialis dari tumor
kelenjar parotis dan eksisi tumor. Kebanyakan ahli bedah kepala dan leher menyarankan
preservasi nervus fasialis intraoperative jika kondisi nervus fasialis preoperative tidak
didapatkan kelainan.
Pemeriksaan fisik, palpasi, bimanual adalah yang paling penting dalam
mengevaluasi dari setiap massa di parotis. Evaluasi dinding lateral orofaring juga penting.
Tumor bisa berasal dari lobus yang dalam dari parotis atau tumor primer dari ruang
parafaring.4
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mempelajari embriologi,
anatomi klinis kelenjar parotis, perjalanan nervus fasialis dan struktur – struktur penting yang
menyangkut kelenjar parotis sehingga dapat bermanfaat bagi penulis dan masa studinya.
1. EMBRIOLOGI
Perkembangan kelenjar ludah dimulai sejak enam sampai sembilan minggu masa
embrio ketika ektoderm oral keluar dari kantungnya meluas ke dalam mesoderm yang
kemudian menjadi tempat asal perkembangan kelenjar ludah mayor. Kelenjar yang muncul
pertama kali selama kehamilan enam minggu adalah kelenjar parotis. Kelenjar parotis
berkembang dari posterior stomodeum yang memanjang secara lateral menjadi solid cord
yang melintasi muskulus masseter. Solid cord tersebut kemudian menjadi suatu kanal dan
membentuk duktus acini. Bentuk kapsul dari mesenkim mengelilingi kelenjar dan bergabung
dengan lymnode. Pertumbuhan kecil muncul didasar lateral mulut sampai lidah selama enam
minggu kehidupan embrio dan memperluas ke belakang disekitar otot mylohyoid sampai
triangle submandibular. 6,7
.
2. ANATOMI
2.1 Anatomi kelenjar parotis
Kelenjar parotis terletak dalam fosa retromandibular, mempunyai berat sekitar 15
sampai 30 gram, dan berukuran sekitar 5,8x3,4 cm. Kelenjar ini berbentuk segitiga, bagian
ujungnya berada tepat dibawah sudut mandibula dan dasarnya disepanjang arkus
zigomatikus. Sebagian besar kelenjar terletak superficial dari nervus fasialis ( lobus
lateralis). Sebagian kecil yang lebih dalam terletak medial dari nervus fasialis dan meluas ke
dalam ke arah dinding faring melalui dua prosesus. Satu prosesus berjalan di atas muskulus
digastrikus, muncul di posterior prosesus stiloid dibawah prosesus mastoid dan muskulus
sternokleidomastoideus. Prosesus yang lain muncul disebelah anterior stiloid dan berdekatan
dengan arteri karotis eksterna dan arteri karotis interna, vena jugularis interna, nervus vagus
dan nervus glosofaring.8,9,10
Bagian anterior berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan sedikit
malapisi tepi posterior muskulus masseter. Bagian posterior kelenjar di kelilingi oleh telinga,
prosesus mastoid dan tepi anterior muskulus sternokleidomastoideus. Lobus medial meluas
ke arah parafaring dan dibatasi oleh prosesus stilodeus dan ligamentum stilomandibular,
muskulus digastrikus, serta selubung karotis. Di bagian anterior lobus ini bersebelahan
dengan bagian medial pterigoideus. Bagian lateral hanya ditutupi kulit dan jaringan lemak
subkutan. 8
Kelenjar parotis dibungkus oleh sebuah kapsul yang merupakan lanjutan fasia
servikalis profundus. Dibagian superficial kapsul fibrosa tebal dan terletak langsung
dibawah kulit muka dan lemak subkutan, membentuk septum – septum dalam jaringan
kelenjar dan memisahkannya menjadi lobulus – lobulus. Fasia sebelah dalam yang
mengelililngi kelenjar lebih longgar dan meluas dari tepi belakang mandibula sampai
prosesus stilodeus. Bagian dasar dari lapisan fasia penutup parotis disebut membran
stilomandibula.1,9
Gambar 1.
Anatomi kelenjar
parotis.1
2.2 Vaskularisasi
dan Aliran Limfatik Kelenjar parotis
2.2.1 Arterilisasi
Arteri karotis eksterna memegang peranan terbesar dalam suplai darah ke kelenjar
parotis. Arteri ini berjalan ke arah kranial sejajar dengan ramus mandibula, sebelum akhirnya
membentuk bifurkasio di level kondilus mandibula menjadi dua cabang terminal yaitu arteri
maksilaris superfisialis. Arteri fasialis transversa yang merupakan cabang dari arteri
temporalis supefisialis, memberi vaskularisasi pada kelenjar parotis, duktus stensen’s dan
muskulus masseter. Arteri ini berjalan bersama vena fasialis transversa di anterior antara
arkus zygomatikus dan duktus stensen’s.6,9
2.2.2 Aliran darah Vena
Vena temporal superfisial memasuki kelenjar parotis melalui ujung posterior arkus
zygoma dan bergabung dengan vena maksilaris membentuk vena retromandibula dan berjalan
medial dari nervus fasialis. Vena retromandibular terbagi atas cabang anterior dan posterior.
Cabang anterior bergabung dengan vena fasialis menjadi vena fasialis mayor yang mengalir
ke vena jugularis interna. Cabang posterior bersatu dengan vena retro aurikularis diatas
muskulus sternokleidomastoideus dan menuju vena jugularis eksterna.8
Gambar 2. Pembuluh darah besar di area kelenjar saliva. 1. Vena retromandibula, 2.
Arteri karotis eksterna, 3. Arteri dan vena fasial, 4. Arteri dan vena lingual, 5. Arteri
karotis eksterna, 6. Vena jugularis interna, 7. Vena jugularis eksterna.6
1.2.3 Aliran limfe
Kelenjar ludah mempunyai drainase limfe yang berbeda, terdapat ketebalan yang
tinggi didalam lymnode dan disekitar kelenjar parotis. Parotis adalah satu-satunya kelenjar
ludah yang mempunyai dua nodus. Keduanya mengalir ke dalam superfisial dan profundus
sistem limfe servikal. Kira-kira 90% lokasi nodus di lapisan superfisial diantara jaringan
glandular dan kapsul. Kelenjar parotis, meatus akustikus eksterna, daun telinga, kulit kepala,
kelopak mata dan kelenjar lakrimalis keseluruhannya dialirkan oleh nodus superfisial.
Lapisan profundus nodus mengalir ke kelenjar parotis, meatus akustikus eksterna, telinga
tengah, nasofaring dan soft palate.6
3. PERSARAFAN KELENJAR PAROTIS
Inervasi saraf parasimpatis secretomotor berasal dari nukleus salivary inferior di
dalam batang otak. Nervus parasimpatis melewati cabang timpani nervus glosopharingeal,
bergabung dengan pleksus timpani telinga tengah. Nervus lesser petrosa keluar dari pleksus
timpani dan meninggalkan telinga tengah berjalan menuju tulang temporal petrous di dalam
fossa kranial tengah. Nervus parasimpatis keluar melewati foramen ovale menuju ganglion
otik yang terletak di bagian medial dari cabang mandibula nervus trigeminal. Serabut
postsinaptik postganglionik meninggalkan ganglion untuk bergabung dengan nervus
auriculotemporal untuk memberi inervasi kepada serabut parasimpatis sekremotor ke seluruh
kelenjar parotis.
Inervasi saraf simpatis untuk kelenjar parotis berasal dari ganglion servikal simpatis
superior. Saraf simpatis melewati kelenjar parotis melalui saraf sekitar arteri meningeal
bagian tengah, saraf simpatis kemudian melewati ganglion otic tanpa sinaps dan memberi
inervasi ke kelenjar parotis melalui nervus auriculotemporal.
Serabut sensori berasal dari jaringan penyokong di dalam kelenjar parotis bergabung
dengan nervus auriculotemporal melalui bagian proximal ganglion otic, kemudian serabut
sensori bergabung dengan bagian mandibular dari nervus trigeminal. Inervasi sensori dari
kelenjar parotis melalui nervus auricula magnus.6,11
Gambar 3. Parasympathetic supply to the major salivary gland.4
4. STRUKTUR PENTING DISEKELILING KELENJAR PAROTIS
4.1. Nervus fasialis
Nervus fasialis keluar dari os temporal pada foramen stilomastoideus, yang terletak
pada pertemuan prosesus mastoid dan dasar prosesus stiloid. Nervus fasialis ini terletak di
depan muskulus digastrikus pada perlekatannya dengan prosesus mastoid dan mengambil
jalan anteroinferior lateral sewaktu memasuki tepi posterior kelenjar parotis. Bagian dari
kartilago konka pada tempat ini berbentuk segitiga dan menonjol ke arah nervus fasialis
sewaktu keluar ke medial dari foramen stilomastoid. Pada waktu nervus fasialis memasuki
kelenjar parotis, akan terpisah menjadi dua bagian yaitu bagian temporofasial ke arah atas
dan bagian servikofasial ke arah bawah. Kedua cabang ini terbagi menjadi lima cabang yaitu
cabang temporal yang menyilang arkus zigoma menuju daerah temporal, cabang zigoma
menuju sudut lateral mata, cabang bukal menuju hidung dan mulut,cabang mandibula
mempersarafi otot-otot bibir bawah dan dagu, cabang servikal menuju platisma leher
temporalis, zigomatikus, bukalis, mandibularis, dan servikalis.12,13
Petunjuk posisi pangkal utama nervus fasialis yang keluar dari foramen stylomastoid,
biasanya diantara basis prosesus stiloid dengan prosesus mastoid. Patokan lain adalah
tonjolan tulang rawan tragus, ujung kaudal prosesus mastoid dan muskulus digastrikus.
Hubungan ketiga titik ini ( berbentuk segitiga ) dengan ujung di tragus disebut tragal
pointer. Nervus fasialis berada sekitar satu sentimeter sebelah dalam agak kedepan bawah
dari pointer ini. Cabang utama ( main trunk ) ini keluar dan berada 2-3 mm diatas tepi kranial
dari insersi muskulus digastrikus pada prosesus mastoid. Setelah pangkal nervus fasialis
diketemukan, kemudian ditelusuri cabang-cabangnya ke perifer dengan klem arteri ( kecil )
yang ujungnya bengkok, lalu jaringan parotis normal diantara kedua kaki klem tersebut
dipotong dengan gunting kecil atau pisau dengan sisi tajam menghadap keatas. Pada saat
operasi untuk membantu identifikasi saraf ini dapat menggunakan stimulator saraf ( facial
nerve detector ) atau dengan cara memasukkan cairan biru metilen melalui ostium duktus
stenoni sehingga kelenjar parotis berwarna biru sedang sarafnya tidak. Jaringan parotis ditarik
ke anterior dengan klem atau retraktor kecil.14,15
External auditory canal
Mastoid process
Facial n
Sternocleidomastoid m
Gambar 4. Fasial nerve.12
Gambar 5. The named branches of the facial nerve which traverse the parotid gland.15
4.2 Ductus Stensen’s
Saluran kelenjar parotis juga lebih dikenal dengan Duktus Stensen’s, merupakan
saluran yang mengalirkan cairan saliva yang serous masuk kedalam vestibulum rongga
mulut. Ductus Stensen’s panjangnya kira-kira 7 cm dan diameternya 4-5 cm dari tepi
anterior kelenjar. Ductus Stensen’s berjalan secara paralel ke zygoma kira-kira satu
sentimeter dibawah zygoma dan berjalan ke anterior menyilang muskulus masseter. Buccal
dan cabang zygoma Nervus fasialis letaknya berdekatan dengan Ductus Stensen’s. Ductus
Stensen’s menembus lapisan lemak pipi dan muskulus businator tepat di depan tepi anterior
otot masseter. Ujung saluran ini bermuara di mukosa pipi berseberangan dengan gigi molar
kedua bagian atas, lokasi biasanya ditandai oleh papilla kecil. Kelenjar tambahan kadang-
kadang terdapat di sepanjang Ductus Stensen’s dan mengikuti gambaran arah dari dasar
meatus akustikus eksterna tepat di atas komisura bibir. Ini merupakan landmark yang sangat
penting dalam mengevaluasi laserasi fasial yang mungkin terjadi akibat cedera stensen’s
duct.11,12
Gambar 6. Stensen’s duct.16
4.3 Nervus aurikula magnus
Nervus aurikula magnus adalah cabang sensori pleksus cervical, terutama C2 dan C3
dan menginervasi bagian posterior auricula dan lobule. Nervus aurikula magnus berjalan
secara paralel dengan vena jugularis eksterna sepanjang permukaan lateral muskulus
sternokleidomastoideus menuju ujung kelenjar parotis. Nervus aurikula magnus mempunyai
cabang anterior dan posterior. Cabang anterior (ramus anterior / facial branch) memberi
inervasi kulit wajah bagian luar, kelenjar parotis yang berhubungan dengan nervus fasialis.
Cabang posterior (ramus posterior / mastoid branch) memberi inervasi kulit wajah luar,
prosesus mastoid dan bagian belakang auricula kecuali bagian atas auricula.
Nervus aurikula magnus sering digunakan untuk mengidentifikasikan tepi posterior
bagian atas dari lapangan operasi. Cabang pleksus servikal mengelilingi tepi posterior
muskulus sternokleidomastoideus dari Erb’s point dan arahnya hampir secara langsung keatas
menuju lobulus telinga. Nervus aurikula magnus inervasinya hampir seluruh ke aurikula,
kulit luar kelenjar parotis dan kulit luar prosesus mastoid. Nervus aurikula magnus harus di
preservasi pada waktu operasi parotidektomi, untuk menghindari terjadinya keadaan mati
rasa di lobulus telinga. 12,15
Greater auricula n
Lesser occipital n
Erb’s point
Transverse cervical v
External jugular v
Transverse cervical v.
Gambar 7. Great auricular nerve.15
4.4 Nervus auriculotemporal
Nervus auriculotemporal berasal dari cabang nervus mandibula bagian dari nervus
trigeminal. Nervus auriculotemporal terletak di antara otot pterygoid bagian lateral dan
fasciculi bagian posterior dari otot tensor velli palatini yang di dalamnya dilapisi pembuluh
darah dan jaringan penyokong. Nervus auriculotemporal bagian atas selalu lebih besar dan
berjalan lateral ke arteri meningeal bagian tengah. Nervus auriculotemporal bagian atas
berjalan posterior inferior, agak bawah dari bagian terbesar tulang sphenoid. Nervus
auriculotemporal bagian bawah lebih kecil, berjalan medial ke arteri meningeal bagian
tengah. Bagian posterior arteri meningeal bagian tengah, nervus auriculotemporal bergabung
dengan trunkus yang pendek dan selalu berhubungan dengan temporomandibular joint.
Nervus auriculotemporal menembus fasia parotis dan masuk ke daerah retromandibular
kelenjar parotis. Nervus auriculotemporal berjalan paralel ke bagian pinggir posterior
mandibula dan ke arah superior bifurkasio arteri carotis eksterna di dalam maksila dan arteri
superfisial temporal. Nervus auriculotemporal berjalan melintasi diantara caput mandibula
dan meatus akusticus eksterna. Nervus auriculotemporal melintasi prosesus zygomatic dari
tulang temporal untuk menginervasi kulit telinga bagian anterior dan daerah temporal.11,17
Gambar 8. Autonomic nerve supply to the parotid region.18
RINGKASAN
Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur yang terbesar di antara kelenjar liur mayor.
Kelenjar liur minor terdiri dari 600 sampai 1000 kelenjar yang tersebar sepanjang saluran
cerna dan nafas bagian atas.
Kelenjar parotis berbentuk segitiga, bagian ujungnya berada tepat dibawah sudut
mandibula dan dasarnya disepanjang arkus zigomatikus. Sebagian besar kelenjar terletak
superfisial terhadap nervus fasial. Sebagian kecil yang lebih dalam terletak medial terhadap
nervus fasial dan meluas ke dalam ke arah dinding faring. Kelenjar parotis terdiri dari
beberapa kompartemen dimana kompartemen-kompartemen ini penting saat pembedahan,
yang terdiri dari daerah nervus, pembuluh darah dan limfatik yang terdapat di kelenjar.
Kelenjar parotis mendapat suplai darah dari arteri karotis ekterna, arteri maksilaris
dan arteri temporal. Drainase vena melalui vena temporal superfisial, vena retromandibula,
vena retroaurikular, vena fasialis posterior dan vena fasialis anterior.
Cabang dari nervus fasialis harus di identifikasi pada seluruh kasus tumor pada waktu
dilakukan eksisi untuk menghindari cedera nervus fasialis secara tidak sengaja. Petunjuk
posisi pangkal utama nervus fasialis yang keluar dari foramen stylomastoid, biasanya diantara
basis prosesus stiloid dengan prosesus mastoid. Patokan lain adalah tonjolan tulang rawan
tragus, ujung kaudal prosesus mastoid dan muskulus digastrikus.
.
Anatomi fisiologi kelenjar parotis

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
elmakrufi
 
Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4
Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4
Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4
sohapi
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht kl
Sry Surniaty
 
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur GigiTaxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
PSPDG-UNUD
 

Was ist angesagt? (20)

Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Epistaksis
EpistaksisEpistaksis
Epistaksis
 
Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4
Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4
Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4
 
tehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomitehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomi
 
116642547 fraktur-basis-kranii
116642547 fraktur-basis-kranii116642547 fraktur-basis-kranii
116642547 fraktur-basis-kranii
 
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
 
Anatomi Urinaria
Anatomi UrinariaAnatomi Urinaria
Anatomi Urinaria
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Fisiologi Hidung
Fisiologi HidungFisiologi Hidung
Fisiologi Hidung
 
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
 
3. laring
3. laring3. laring
3. laring
 
Otitis eksterna
Otitis eksternaOtitis eksterna
Otitis eksterna
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht kl
 
Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidah
 
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur GigiTaxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Cavum orbita
Cavum orbitaCavum orbita
Cavum orbita
 

Andere mochten auch

Deteksi dini keganasan Kepala Leher
Deteksi dini keganasan Kepala LeherDeteksi dini keganasan Kepala Leher
Deteksi dini keganasan Kepala Leher
S Rai Indrasari
 
Nasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and Nurses
Nasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and NursesNasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and Nurses
Nasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and Nurses
S Rai Indrasari
 
Tumor Of The Head And Neck
Tumor Of The Head And NeckTumor Of The Head And Neck
Tumor Of The Head And Neck
MD Specialclass
 
Maxillary sinus carcinoma
Maxillary sinus carcinomaMaxillary sinus carcinoma
Maxillary sinus carcinoma
Harsha Yadav
 
Cancer of head & neck - basics
Cancer of head & neck - basicsCancer of head & neck - basics
Cancer of head & neck - basics
Dr. SHEETAL KAPSE
 
CARCINOMA MAXILLARY SINUS MANAGEMENT RADIATION ONCOLOGY
CARCINOMA MAXILLARY SINUS MANAGEMENT RADIATION ONCOLOGYCARCINOMA MAXILLARY SINUS MANAGEMENT RADIATION ONCOLOGY
CARCINOMA MAXILLARY SINUS MANAGEMENT RADIATION ONCOLOGY
Paul George
 
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaranPemanfaatan internet sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran
Ahmad R
 

Andere mochten auch (20)

Anatomi otot wajah
Anatomi otot wajahAnatomi otot wajah
Anatomi otot wajah
 
Deteksi dini keganasan Kepala Leher
Deteksi dini keganasan Kepala LeherDeteksi dini keganasan Kepala Leher
Deteksi dini keganasan Kepala Leher
 
Massa colli
Massa colliMassa colli
Massa colli
 
Anatomi otot wajah
Anatomi otot wajahAnatomi otot wajah
Anatomi otot wajah
 
Nasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and Nurses
Nasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and NursesNasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and Nurses
Nasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and Nurses
 
Ppt onko
Ppt onkoPpt onko
Ppt onko
 
Neoplasms of the nose and paranasal sinus /certified fixed orthodontic course...
Neoplasms of the nose and paranasal sinus /certified fixed orthodontic course...Neoplasms of the nose and paranasal sinus /certified fixed orthodontic course...
Neoplasms of the nose and paranasal sinus /certified fixed orthodontic course...
 
Head and neck tumor ( Alternative cancer treatments )
Head and neck tumor ( Alternative cancer treatments )Head and neck tumor ( Alternative cancer treatments )
Head and neck tumor ( Alternative cancer treatments )
 
Tumor Of The Head And Neck
Tumor Of The Head And NeckTumor Of The Head And Neck
Tumor Of The Head And Neck
 
Overview of head & neck cancer
Overview of head & neck cancerOverview of head & neck cancer
Overview of head & neck cancer
 
Malignant tumors involving paranasal sinuses
Malignant tumors involving paranasal sinusesMalignant tumors involving paranasal sinuses
Malignant tumors involving paranasal sinuses
 
Neck dissection
Neck dissectionNeck dissection
Neck dissection
 
Diagnostic Imaging of Paranasal sinuses and Nose
Diagnostic Imaging of Paranasal sinuses and NoseDiagnostic Imaging of Paranasal sinuses and Nose
Diagnostic Imaging of Paranasal sinuses and Nose
 
Tumours of nasal cavity & paranasal sinuses
Tumours of nasal cavity & paranasal sinuses  Tumours of nasal cavity & paranasal sinuses
Tumours of nasal cavity & paranasal sinuses
 
Maxillary sinus carcinoma
Maxillary sinus carcinomaMaxillary sinus carcinoma
Maxillary sinus carcinoma
 
Cancer of head & neck - basics
Cancer of head & neck - basicsCancer of head & neck - basics
Cancer of head & neck - basics
 
Head And Neck Cancer
Head And Neck CancerHead And Neck Cancer
Head And Neck Cancer
 
Muscles Of Facial Expression
Muscles Of Facial ExpressionMuscles Of Facial Expression
Muscles Of Facial Expression
 
CARCINOMA MAXILLARY SINUS MANAGEMENT RADIATION ONCOLOGY
CARCINOMA MAXILLARY SINUS MANAGEMENT RADIATION ONCOLOGYCARCINOMA MAXILLARY SINUS MANAGEMENT RADIATION ONCOLOGY
CARCINOMA MAXILLARY SINUS MANAGEMENT RADIATION ONCOLOGY
 
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaranPemanfaatan internet sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran
 

Ähnlich wie Anatomi fisiologi kelenjar parotis

KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat ReproduksiKB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
Uwes Chaeruman
 
Lapsus mely
Lapsus melyLapsus mely
Lapsus mely
m3ly22
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht kl
Sry Surniaty
 
Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergi
jelly hariyati
 

Ähnlich wie Anatomi fisiologi kelenjar parotis (20)

144455091 case-tumor-parotis
144455091 case-tumor-parotis144455091 case-tumor-parotis
144455091 case-tumor-parotis
 
Makalah kelamin
Makalah kelaminMakalah kelamin
Makalah kelamin
 
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-133565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
 
Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2
 
Karsinoma laring
Karsinoma laringKarsinoma laring
Karsinoma laring
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
 
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat ReproduksiKB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
 
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
 
PPT tenggorok.pptx
PPT tenggorok.pptxPPT tenggorok.pptx
PPT tenggorok.pptx
 
refarat tes fungsi pendengaran
refarat tes fungsi pendengaranrefarat tes fungsi pendengaran
refarat tes fungsi pendengaran
 
Lapsus mely
Lapsus melyLapsus mely
Lapsus mely
 
Anatomi fisiologi goran
Anatomi fisiologi goranAnatomi fisiologi goran
Anatomi fisiologi goran
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht kl
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSIANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
 
Indera penciuman
Indera penciumanIndera penciuman
Indera penciuman
 
Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3
 
Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergi
 

Kürzlich hochgeladen

JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
graceduma3
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742
Jual obat penggugur 08561234742 Cara menggugurkan kandungan 08561234742
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Jual obat penggugur 08561234742 Cara menggugurkan kandungan 08561234742
 
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapIKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
klinikrizkymedika173
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
danangandi
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
viagrajogja
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
tien148950
 
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
zakaria54825
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742
Jual obat penggugur 08561234742 Cara menggugurkan kandungan 08561234742
 

Kürzlich hochgeladen (14)

JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
 
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.pptjenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
 
konsep berpikir kritis dalam keperawatan
konsep berpikir kritis dalam keperawatankonsep berpikir kritis dalam keperawatan
konsep berpikir kritis dalam keperawatan
 
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptxpelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
 
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapIKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 
PERBAIKAN- 2.6.4 b (5) SOP Pelayanan Gizi.pdf
PERBAIKAN- 2.6.4 b (5) SOP Pelayanan Gizi.pdfPERBAIKAN- 2.6.4 b (5) SOP Pelayanan Gizi.pdf
PERBAIKAN- 2.6.4 b (5) SOP Pelayanan Gizi.pdf
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742
 
prinsip preparasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatan
prinsip preparasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatanprinsip preparasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatan
prinsip preparasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatan
 

Anatomi fisiologi kelenjar parotis

  • 1. ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR PAROTIS Oleh: Denny Rizaldi Arianto Departemen / SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga / RSUD Dr. Soetomo Surabaya PENDAHULUAN Kelenjar liur dibedakan menjadi kelenjar liur mayor dan minor. Kelenjar liur mayor terdiri dari kelenjar parotis, submandibula, dan sublingual. Kelenjar parotis adalah kelenjar liur mayor yang terbesar. Kelenjar liur minor terdiri dari 600 sampai 1000 kelenjar yang tersebar sepanjang saluran cerna dan nafas bagian atas. Neoplasma kelenjar liur merupakan kasus yang jarang. Angka kejadiannya 3-6% dari seluruh neoplasma kepala dan leher. Delapan puluh persen neoplasma kelenjar saliva berasal dari kelenjar parotis, 10-15% dari kelenjar submandibula dan sisanya dari kelenjar sublingual dan kelenjar saliva minor. Delapan puluh persen neoplasma parotis adalah tumor jinak. Umumnya penderita berada pada usia dekade empat sampai enam, dan kurang dari 5% dijumpai pada anak. Angka kejadian tumor ganas parotis adalah 0,4 sampai 6,5 kasus dalam 100.000 orang. Prosedur operasi untuk kelenjar parotis berkembang setiap tahun. Konsepnya yaitu “ shelling out “ tumor kelenjar parotis, konsep tersebut khusus untuk bermacam-macam tumor benigna yang telah di praktekkan sebelum tahun 1950. Kebanyakan tumor kelenjar parotis muncul di salah satu lobus superfisial atau bagian tail dari kelenjar. Indikasi operasi kelenjar parotis adalah pengangkatan neoplasma kelenjar parotis di antaranya plemorphic adenoma, Warthin’s tumor ( papillary cystadenoma lymphomatosum),. Pada masa kini teknik operasi ablation parotis termasuk di dalamnya identifikasi dan memisahkan nervus fasialis dari tumor kelenjar parotis dan eksisi tumor. Kebanyakan ahli bedah kepala dan leher menyarankan preservasi nervus fasialis intraoperative jika kondisi nervus fasialis preoperative tidak didapatkan kelainan.
  • 2. Pemeriksaan fisik, palpasi, bimanual adalah yang paling penting dalam mengevaluasi dari setiap massa di parotis. Evaluasi dinding lateral orofaring juga penting. Tumor bisa berasal dari lobus yang dalam dari parotis atau tumor primer dari ruang parafaring.4 Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mempelajari embriologi, anatomi klinis kelenjar parotis, perjalanan nervus fasialis dan struktur – struktur penting yang menyangkut kelenjar parotis sehingga dapat bermanfaat bagi penulis dan masa studinya. 1. EMBRIOLOGI Perkembangan kelenjar ludah dimulai sejak enam sampai sembilan minggu masa embrio ketika ektoderm oral keluar dari kantungnya meluas ke dalam mesoderm yang kemudian menjadi tempat asal perkembangan kelenjar ludah mayor. Kelenjar yang muncul pertama kali selama kehamilan enam minggu adalah kelenjar parotis. Kelenjar parotis berkembang dari posterior stomodeum yang memanjang secara lateral menjadi solid cord yang melintasi muskulus masseter. Solid cord tersebut kemudian menjadi suatu kanal dan membentuk duktus acini. Bentuk kapsul dari mesenkim mengelilingi kelenjar dan bergabung dengan lymnode. Pertumbuhan kecil muncul didasar lateral mulut sampai lidah selama enam minggu kehidupan embrio dan memperluas ke belakang disekitar otot mylohyoid sampai triangle submandibular. 6,7 . 2. ANATOMI 2.1 Anatomi kelenjar parotis Kelenjar parotis terletak dalam fosa retromandibular, mempunyai berat sekitar 15 sampai 30 gram, dan berukuran sekitar 5,8x3,4 cm. Kelenjar ini berbentuk segitiga, bagian ujungnya berada tepat dibawah sudut mandibula dan dasarnya disepanjang arkus zigomatikus. Sebagian besar kelenjar terletak superficial dari nervus fasialis ( lobus lateralis). Sebagian kecil yang lebih dalam terletak medial dari nervus fasialis dan meluas ke dalam ke arah dinding faring melalui dua prosesus. Satu prosesus berjalan di atas muskulus digastrikus, muncul di posterior prosesus stiloid dibawah prosesus mastoid dan muskulus sternokleidomastoideus. Prosesus yang lain muncul disebelah anterior stiloid dan berdekatan dengan arteri karotis eksterna dan arteri karotis interna, vena jugularis interna, nervus vagus
  • 3. dan nervus glosofaring.8,9,10 Bagian anterior berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan sedikit malapisi tepi posterior muskulus masseter. Bagian posterior kelenjar di kelilingi oleh telinga, prosesus mastoid dan tepi anterior muskulus sternokleidomastoideus. Lobus medial meluas ke arah parafaring dan dibatasi oleh prosesus stilodeus dan ligamentum stilomandibular, muskulus digastrikus, serta selubung karotis. Di bagian anterior lobus ini bersebelahan dengan bagian medial pterigoideus. Bagian lateral hanya ditutupi kulit dan jaringan lemak subkutan. 8 Kelenjar parotis dibungkus oleh sebuah kapsul yang merupakan lanjutan fasia servikalis profundus. Dibagian superficial kapsul fibrosa tebal dan terletak langsung dibawah kulit muka dan lemak subkutan, membentuk septum – septum dalam jaringan kelenjar dan memisahkannya menjadi lobulus – lobulus. Fasia sebelah dalam yang mengelililngi kelenjar lebih longgar dan meluas dari tepi belakang mandibula sampai prosesus stilodeus. Bagian dasar dari lapisan fasia penutup parotis disebut membran stilomandibula.1,9 Gambar 1. Anatomi kelenjar parotis.1 2.2 Vaskularisasi dan Aliran Limfatik Kelenjar parotis 2.2.1 Arterilisasi Arteri karotis eksterna memegang peranan terbesar dalam suplai darah ke kelenjar parotis. Arteri ini berjalan ke arah kranial sejajar dengan ramus mandibula, sebelum akhirnya membentuk bifurkasio di level kondilus mandibula menjadi dua cabang terminal yaitu arteri maksilaris superfisialis. Arteri fasialis transversa yang merupakan cabang dari arteri
  • 4. temporalis supefisialis, memberi vaskularisasi pada kelenjar parotis, duktus stensen’s dan muskulus masseter. Arteri ini berjalan bersama vena fasialis transversa di anterior antara arkus zygomatikus dan duktus stensen’s.6,9 2.2.2 Aliran darah Vena Vena temporal superfisial memasuki kelenjar parotis melalui ujung posterior arkus zygoma dan bergabung dengan vena maksilaris membentuk vena retromandibula dan berjalan medial dari nervus fasialis. Vena retromandibular terbagi atas cabang anterior dan posterior. Cabang anterior bergabung dengan vena fasialis menjadi vena fasialis mayor yang mengalir ke vena jugularis interna. Cabang posterior bersatu dengan vena retro aurikularis diatas muskulus sternokleidomastoideus dan menuju vena jugularis eksterna.8
  • 5. Gambar 2. Pembuluh darah besar di area kelenjar saliva. 1. Vena retromandibula, 2. Arteri karotis eksterna, 3. Arteri dan vena fasial, 4. Arteri dan vena lingual, 5. Arteri karotis eksterna, 6. Vena jugularis interna, 7. Vena jugularis eksterna.6 1.2.3 Aliran limfe Kelenjar ludah mempunyai drainase limfe yang berbeda, terdapat ketebalan yang tinggi didalam lymnode dan disekitar kelenjar parotis. Parotis adalah satu-satunya kelenjar ludah yang mempunyai dua nodus. Keduanya mengalir ke dalam superfisial dan profundus sistem limfe servikal. Kira-kira 90% lokasi nodus di lapisan superfisial diantara jaringan glandular dan kapsul. Kelenjar parotis, meatus akustikus eksterna, daun telinga, kulit kepala, kelopak mata dan kelenjar lakrimalis keseluruhannya dialirkan oleh nodus superfisial. Lapisan profundus nodus mengalir ke kelenjar parotis, meatus akustikus eksterna, telinga tengah, nasofaring dan soft palate.6 3. PERSARAFAN KELENJAR PAROTIS Inervasi saraf parasimpatis secretomotor berasal dari nukleus salivary inferior di dalam batang otak. Nervus parasimpatis melewati cabang timpani nervus glosopharingeal, bergabung dengan pleksus timpani telinga tengah. Nervus lesser petrosa keluar dari pleksus timpani dan meninggalkan telinga tengah berjalan menuju tulang temporal petrous di dalam fossa kranial tengah. Nervus parasimpatis keluar melewati foramen ovale menuju ganglion otik yang terletak di bagian medial dari cabang mandibula nervus trigeminal. Serabut postsinaptik postganglionik meninggalkan ganglion untuk bergabung dengan nervus auriculotemporal untuk memberi inervasi kepada serabut parasimpatis sekremotor ke seluruh kelenjar parotis. Inervasi saraf simpatis untuk kelenjar parotis berasal dari ganglion servikal simpatis superior. Saraf simpatis melewati kelenjar parotis melalui saraf sekitar arteri meningeal bagian tengah, saraf simpatis kemudian melewati ganglion otic tanpa sinaps dan memberi inervasi ke kelenjar parotis melalui nervus auriculotemporal.
  • 6. Serabut sensori berasal dari jaringan penyokong di dalam kelenjar parotis bergabung dengan nervus auriculotemporal melalui bagian proximal ganglion otic, kemudian serabut sensori bergabung dengan bagian mandibular dari nervus trigeminal. Inervasi sensori dari kelenjar parotis melalui nervus auricula magnus.6,11 Gambar 3. Parasympathetic supply to the major salivary gland.4 4. STRUKTUR PENTING DISEKELILING KELENJAR PAROTIS 4.1. Nervus fasialis Nervus fasialis keluar dari os temporal pada foramen stilomastoideus, yang terletak pada pertemuan prosesus mastoid dan dasar prosesus stiloid. Nervus fasialis ini terletak di depan muskulus digastrikus pada perlekatannya dengan prosesus mastoid dan mengambil jalan anteroinferior lateral sewaktu memasuki tepi posterior kelenjar parotis. Bagian dari kartilago konka pada tempat ini berbentuk segitiga dan menonjol ke arah nervus fasialis sewaktu keluar ke medial dari foramen stilomastoid. Pada waktu nervus fasialis memasuki
  • 7. kelenjar parotis, akan terpisah menjadi dua bagian yaitu bagian temporofasial ke arah atas dan bagian servikofasial ke arah bawah. Kedua cabang ini terbagi menjadi lima cabang yaitu cabang temporal yang menyilang arkus zigoma menuju daerah temporal, cabang zigoma menuju sudut lateral mata, cabang bukal menuju hidung dan mulut,cabang mandibula mempersarafi otot-otot bibir bawah dan dagu, cabang servikal menuju platisma leher temporalis, zigomatikus, bukalis, mandibularis, dan servikalis.12,13 Petunjuk posisi pangkal utama nervus fasialis yang keluar dari foramen stylomastoid, biasanya diantara basis prosesus stiloid dengan prosesus mastoid. Patokan lain adalah tonjolan tulang rawan tragus, ujung kaudal prosesus mastoid dan muskulus digastrikus. Hubungan ketiga titik ini ( berbentuk segitiga ) dengan ujung di tragus disebut tragal pointer. Nervus fasialis berada sekitar satu sentimeter sebelah dalam agak kedepan bawah dari pointer ini. Cabang utama ( main trunk ) ini keluar dan berada 2-3 mm diatas tepi kranial dari insersi muskulus digastrikus pada prosesus mastoid. Setelah pangkal nervus fasialis diketemukan, kemudian ditelusuri cabang-cabangnya ke perifer dengan klem arteri ( kecil ) yang ujungnya bengkok, lalu jaringan parotis normal diantara kedua kaki klem tersebut dipotong dengan gunting kecil atau pisau dengan sisi tajam menghadap keatas. Pada saat operasi untuk membantu identifikasi saraf ini dapat menggunakan stimulator saraf ( facial nerve detector ) atau dengan cara memasukkan cairan biru metilen melalui ostium duktus stenoni sehingga kelenjar parotis berwarna biru sedang sarafnya tidak. Jaringan parotis ditarik ke anterior dengan klem atau retraktor kecil.14,15 External auditory canal Mastoid process Facial n
  • 8. Sternocleidomastoid m Gambar 4. Fasial nerve.12 Gambar 5. The named branches of the facial nerve which traverse the parotid gland.15
  • 9. 4.2 Ductus Stensen’s Saluran kelenjar parotis juga lebih dikenal dengan Duktus Stensen’s, merupakan saluran yang mengalirkan cairan saliva yang serous masuk kedalam vestibulum rongga mulut. Ductus Stensen’s panjangnya kira-kira 7 cm dan diameternya 4-5 cm dari tepi anterior kelenjar. Ductus Stensen’s berjalan secara paralel ke zygoma kira-kira satu sentimeter dibawah zygoma dan berjalan ke anterior menyilang muskulus masseter. Buccal dan cabang zygoma Nervus fasialis letaknya berdekatan dengan Ductus Stensen’s. Ductus Stensen’s menembus lapisan lemak pipi dan muskulus businator tepat di depan tepi anterior otot masseter. Ujung saluran ini bermuara di mukosa pipi berseberangan dengan gigi molar kedua bagian atas, lokasi biasanya ditandai oleh papilla kecil. Kelenjar tambahan kadang- kadang terdapat di sepanjang Ductus Stensen’s dan mengikuti gambaran arah dari dasar meatus akustikus eksterna tepat di atas komisura bibir. Ini merupakan landmark yang sangat penting dalam mengevaluasi laserasi fasial yang mungkin terjadi akibat cedera stensen’s duct.11,12
  • 10. Gambar 6. Stensen’s duct.16 4.3 Nervus aurikula magnus Nervus aurikula magnus adalah cabang sensori pleksus cervical, terutama C2 dan C3 dan menginervasi bagian posterior auricula dan lobule. Nervus aurikula magnus berjalan secara paralel dengan vena jugularis eksterna sepanjang permukaan lateral muskulus sternokleidomastoideus menuju ujung kelenjar parotis. Nervus aurikula magnus mempunyai cabang anterior dan posterior. Cabang anterior (ramus anterior / facial branch) memberi inervasi kulit wajah bagian luar, kelenjar parotis yang berhubungan dengan nervus fasialis. Cabang posterior (ramus posterior / mastoid branch) memberi inervasi kulit wajah luar, prosesus mastoid dan bagian belakang auricula kecuali bagian atas auricula. Nervus aurikula magnus sering digunakan untuk mengidentifikasikan tepi posterior
  • 11. bagian atas dari lapangan operasi. Cabang pleksus servikal mengelilingi tepi posterior muskulus sternokleidomastoideus dari Erb’s point dan arahnya hampir secara langsung keatas menuju lobulus telinga. Nervus aurikula magnus inervasinya hampir seluruh ke aurikula, kulit luar kelenjar parotis dan kulit luar prosesus mastoid. Nervus aurikula magnus harus di preservasi pada waktu operasi parotidektomi, untuk menghindari terjadinya keadaan mati rasa di lobulus telinga. 12,15 Greater auricula n Lesser occipital n Erb’s point Transverse cervical v External jugular v Transverse cervical v. Gambar 7. Great auricular nerve.15 4.4 Nervus auriculotemporal
  • 12. Nervus auriculotemporal berasal dari cabang nervus mandibula bagian dari nervus trigeminal. Nervus auriculotemporal terletak di antara otot pterygoid bagian lateral dan fasciculi bagian posterior dari otot tensor velli palatini yang di dalamnya dilapisi pembuluh darah dan jaringan penyokong. Nervus auriculotemporal bagian atas selalu lebih besar dan berjalan lateral ke arteri meningeal bagian tengah. Nervus auriculotemporal bagian atas berjalan posterior inferior, agak bawah dari bagian terbesar tulang sphenoid. Nervus auriculotemporal bagian bawah lebih kecil, berjalan medial ke arteri meningeal bagian tengah. Bagian posterior arteri meningeal bagian tengah, nervus auriculotemporal bergabung dengan trunkus yang pendek dan selalu berhubungan dengan temporomandibular joint. Nervus auriculotemporal menembus fasia parotis dan masuk ke daerah retromandibular kelenjar parotis. Nervus auriculotemporal berjalan paralel ke bagian pinggir posterior mandibula dan ke arah superior bifurkasio arteri carotis eksterna di dalam maksila dan arteri superfisial temporal. Nervus auriculotemporal berjalan melintasi diantara caput mandibula dan meatus akusticus eksterna. Nervus auriculotemporal melintasi prosesus zygomatic dari tulang temporal untuk menginervasi kulit telinga bagian anterior dan daerah temporal.11,17
  • 13. Gambar 8. Autonomic nerve supply to the parotid region.18
  • 14. RINGKASAN Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur yang terbesar di antara kelenjar liur mayor. Kelenjar liur minor terdiri dari 600 sampai 1000 kelenjar yang tersebar sepanjang saluran cerna dan nafas bagian atas. Kelenjar parotis berbentuk segitiga, bagian ujungnya berada tepat dibawah sudut mandibula dan dasarnya disepanjang arkus zigomatikus. Sebagian besar kelenjar terletak superfisial terhadap nervus fasial. Sebagian kecil yang lebih dalam terletak medial terhadap nervus fasial dan meluas ke dalam ke arah dinding faring. Kelenjar parotis terdiri dari beberapa kompartemen dimana kompartemen-kompartemen ini penting saat pembedahan, yang terdiri dari daerah nervus, pembuluh darah dan limfatik yang terdapat di kelenjar. Kelenjar parotis mendapat suplai darah dari arteri karotis ekterna, arteri maksilaris dan arteri temporal. Drainase vena melalui vena temporal superfisial, vena retromandibula, vena retroaurikular, vena fasialis posterior dan vena fasialis anterior. Cabang dari nervus fasialis harus di identifikasi pada seluruh kasus tumor pada waktu dilakukan eksisi untuk menghindari cedera nervus fasialis secara tidak sengaja. Petunjuk posisi pangkal utama nervus fasialis yang keluar dari foramen stylomastoid, biasanya diantara basis prosesus stiloid dengan prosesus mastoid. Patokan lain adalah tonjolan tulang rawan tragus, ujung kaudal prosesus mastoid dan muskulus digastrikus. .