2. EPIDEMIOLOGI
distribusi status kesehatan serta faktor – faktor
yang mempengaruhinya (determinan) pada
populasi tertentu
Tujuan
1. Menentukan jumlah dan distribusi penyakit
pada suatu populasi
2. Mengungkapkan penyebab penyakit
3. Menggunankan pengetahuan tersebut
guna mengontrol penyakit
3. PREVALENSI
jumlah orang yang
terkena oleh suatu
penyakit dalam waktu
tertentu
INSIDENS
I
kecepatan terjadinya
penyakit baru di dalam
masyarakat tertentu dalam
waktu tertentu.
Jumlah orang yang menderita penyakit
jumlah kasus baru
Jumlah orang pada populasi
jumlah orang yang berersiko
4.
5. PREVALENSI
150 pasien obesitas di screening
untuk melihat apakah terdapat
INSIDENS
penyakit periodontal, dari hasil : 30
I
pasien terdeteksi penyakit
120 pasien obesitas yang tidak
periodontal.
menderita penyakit periodontal
di lihat dalam jangka waktu 2
tahun. Pada periode waktu ini
ternyata 45 orang terkena
penyakit periodontal.
6.
Meningkatkan
Imigrasi
kasus sakit
Emigrasi orang sehat
Durasi makin panjang
karena pengobatan/
penyembuhan
Peningkatan insidensi
Menurunkan
Imigrasi
orang sehat
Emigrasi kasus sakit
Perbaikan angka
penyembuhan
(penurunan durasi)
Peningkatan angka
kematian
Penurunan insidensi
7.
Meningkatkan
Peningkatan
risiko
(jumlah orang
terpapar bertambah)
Kegagalan program
pencegahan penyakit
Menurunkan
Perubahan
dalam
riwayat alamiah
penyakit
(misalnya perubahan
patogenesitas)
Keberhasilan
program pencegahan
penyakit
Jumlah orang
terpapar berkurang)
8. 1.
Epidemi : terjadinya suatu jenis penyakit yang
menular dan dapat menyebar ke tempat lain.
2.
Endemi : suatu penyakit yang terus menerus
terdapat dalam suatu kawasan geografi
tertentu.
3.
Pandemik : suatu epidemi yang terjadi secara
meluas dan meliputi beberapa negara sekaligus
di seluruh dunia.
10. DESAIN PENELITIAN EPIDEMIOLOGIS
cross sectional
case control
cohort
Ada atau tidak adanya penyakit dan karakteristik
dihitung pada suatu waktu terentu.
Guna penelitian :
1.Mengetahui prevalensi penyakit
2.Memperbandingkan karakteristik orang yang terkena
penyakit dengan orang yang tidak terkena penyakit
3.Membangun hipotesa mengenai etiologi penyakit
12. cohort
Studi penelitian ini didasarkan pada pengamatan
sekelompok penduduk tertentu dalam satu jangka
waktu tertentu.
semua subjek harus bebas dari penyakit yang
hendak diamati. kelompok terpapar dan kelompok
tidak terpapar
"apa yang akan terjadi?"
Kelemahan :
1. membutuhkan waktu penelitian yang lama dan
2. Bila penyakit yang diamati langka sedangkan
kebutuhan sampel >
15. CONTOH KASUS
Suatu penelitian ingin mengetahui beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya penyakit periodontal
pada laki – laki dewasa. Faktor yang diduga sebagai
faktor risiko terjadinya penyakit periodontal adalah
merokok. Jelaskan bagaimana penelitian tersebut
akan dilakukan dengan desain penelitian yang
berbeda;
1. Cross sectional
2. Cohort
3. Case Control
16. E
exposure
E+ : merokok
E- : tidak merokok
D
disease
D+ : Penyakit periodontal
D- : Tidak ada penyakit
periodontal
17.
18.
19.
20. KS
DE
IN
Pengukuran suatu prevalensi penyakit
Alat ukur yang objektif terhadap gambaran spesifik
suatu penyakit dari sekelompok orang atau individu
yang diperbandingkan dengan sekelompok orang
atau individu yang lain.
T U J U A N
Mengukur derajat inflamasi gingiva
Mengukur derajat desktruksi periodontal
Mengukur jumlah penumpukan plak
Mengukur jumlah penumpukan kalkulus
Menilai kebutuhan akan perawatan
21. A. Mengukur derajat inflamasi gingiva
Indeks Gingiva ( Gingival Index )
Loe dan Silness menilai derajat keparahan inflamasi
Pengukuran pada gingiva di 4 sisi gigi geligi yg diperiksa:
Papila distovestibular
Tepi gingiva vestibular
Papila mesiovestibular
Tepi gingiva oral
22.
23. Skor Indeks Gingiva
0
1
2
3
0 : Gingiva normal
1 : Inflamasi ringan, sedikit perubahan pada warna
dan sedikit udem. Tidak ada bleeding on
probing.
2 : Inflamasi sedang, kemerahan, udem, dan
mengkilat. Adanya BOP.
3 : Inflamasi berat, kemerahan, udem, ulserasi dan
pendarahan spontan.
24. GI = jumlah nilai keseluruhan / 4
Jumlah gigi yg diperiksa
Skor indeks gingiva
0,1 – 1,0
1,1 – 2,0
2,1 – 3,0
Kondisi gingiva
Inflamasi ringan
Inflamasi sedang
Inflamasi berat
25. Modified Gingival Index
0 : Tidak ada inflamasi
1 : Inflamasi ringan, sedikit perubahan warna,
sedikit perubahan pada tekstur tapi tidak
melibatkan gingiva margin dan papilla gingiva.
2 : Inflamasi ringan, sedikit perubahan warna,
sedikit perubahan pada tekstur dan melibatkan
keseluruhan gingiva margin dan papilla gingiva.
3 : Inflamasi sedang, mengkilat kemerahan, udem
dan/atau hipertrofi pada gingiva margin dan
papilla gingiva.
4 : Inflamasi berat, kemerahan, udem, dan/atau
pada gingiva margin dan papilla gingiva,
perdarahan spontan, atau ulserasi
26. MGI = jumlah nilai keseluruhan / 4
Jumlah gigi yg diperiksa
Skor indeks gingiva
0,1 – 1,0
1,1 – 2,0
2,1 – 3,0
Kondisi gingiva
Inflamasi ringan
Inflamasi sedang
Inflamasi berat
27.
28. Bleeding On Probing by Lenox and Kopczy
Bleeding +
Bleeding -
Kalkulasi
BOP = Jumlah perdarahan
x 100
Jumlah sisi yang diperiksa
Contoh : 71/124 x 100% = 57 %
Keempat permukaan gigi dinilai dengan probing
>100 sisi individual
30. Skor
Deskripsi perdarahan setelah probing
0
Tidak ada perdarahan
1
Perdarahan berupa titik
2
Perdarahan berupa garis
3
Daerah interdental terisi darah berupa segi tiga (triangle)
4
Perdarahan yang mengenang
31. B. Mengukur derajat destruksi periodontal
a. Indeks Periodontal (Periodontal Index) by Russel
untuk mengukur keparahan inflamasi gingiva maupun
destruksi periodontal. Skor dihitung dengan
menjumlahkan skor dari setiap gigi yang diperiksa lalu
dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa.
Kelemahan indeks periodontal :
Hasil pengukurannya bisa lebih rendah dari keadaan
sebenarnya berhubung peralatan yang digunakan
hanyalah kaca mulut tanpa menggunakan prob. Apalagi
bila tidak memungkinkan pemeriksaan radiografi.
32.
Kriteria Indeks Periodontal :
0 : Gingiva normal
1 : Terlihat daerah inflamasi pada daerah gingiva bebas
2
4
6
8
tetapi perluasannya tidak sampai mengelilingi gigi.
: Inflamasi telah meluas mengenai gigi.
: Gunakan rontgen foto bila ada resorbsi krista tulang
alveolar
: Telah terjadi pembentukan saku.
: Destruksi disertai kehilangan fungsi pengunyahan.
Gigi goyah dan terkadang terjadi drifting.
Nilai PI indeks per orang = jumlah nilai individual
Jumlah gigi yang diperiksa
33. Kondisi klinis
Normal
Gingivitis ringan
Mulai ada penyakit
periodontal
Sudah ada penyakit
periodontal
Penyakit periodontal
terminal
Nilai rentangan
skor PI
Tingkat penyakit
0 – 0,2
0,3 – 0,9
0,7 – 1,9
Reversible
1,6 – 5,0
Irreversible
3,8 – 8,0
34. 4. Periodontal Disease Index (PDI) Ramfjord
Gigi yang diperiksa = 16,21,24,36,41,44 atau gigi lain
yg dianggap perlu.
Kriteria gingiva :
0 : Tidak ada inflamasi.
1 : Inflamasi ringan pada gingiva belum seluruhnya
terkena.
2 : Inflamasi sedang sekitar gigi telah terkena.
3 : Gingivitis parah ; merah, udem, cenderung ada
pendarahan, ulcerasi.
Index PI ini kemudian dimodifikasi oleh SHICK & ASH.
Yaitu terdiri dari 4 komponen. Komponen gingivitis,
sulkus gingiva, plak dan kalkulus.
35.
Kriteria plak
0 : Tidak ada plak
1 : Adanya plak pada daerah interproksimal yang
menutupi 1/3 dari separuh gingival permukaan gigi.
2 : Adanya plak menutupi lebih dari 1/3 tapi kurang dari
2/3 separuh gingival permukaan gigi.
3 : Adanya plak menutupi 2/3 atau lebih separuh
gingival permukaan gigi.
Kriteria kalkulus
0 : Tidak ada kalkulus.
1 : Adanya kalkulus supra gingival yang meluas sedikit
(-1 mm) apikal dari tepi gingiva bebas.
2 : Adanya kalkulus supra gingiva dan subgingiva dalam
jumlah sedang.
3 : Adanya kalkulus supra gingiva dan subgingiva dalam
jumlah banyak.
36. Dari Ramfjord, untuk menentukan kedalaman sulkus dengan
probe periodontal.
A
{
}B
CEJ – Margin gingiva = B
Margin gingiva – dasar sulkus / pocket = A
Kedalaman sulkus = A-B loss of
attachment
37.
38.
Kriterianya :
4 : Pada 2 sisi sulkus gingivanya sudah berada lebih
dari 3 mm apikal dari batas CEJ.
5 : Pada 2 sulkus gingiva berada 3 – 6 mm apikal dari
batas CEJ.
6 : Sulkus gingiva pada salah satu sisi telah berada
lebih dari 6 mm apikal dari batas CEJ.
Penempatan probe pada posisi standar
B
M
L
D
39. c. Indeks untuk mengukur Akumulasi Plak
1. Indeks Higiene Oral (Oral Hygiene Index)
Green & Vermillion
Tujuan :
Studi epidemiologi peny. Periodontal & kalkulus
Untuk menilai hsl guna dari penyikatan gigi
Evaluasi praktek kes. gigi masyarakat
Untuk melihat jangka pendek / pjg dr program kes.
masyarakat
Oral Hygiene Index terdiri atas 2 komponen : Debris
Index (DI) dan Calculus Index (CI).
Gigi geligi yang diperiksa hanya keenam gigi indeks
saja (gigi geligi 16, 11, 26, 31, 36 & 46)
41. Nilai DI-S = Nilai CI-S =
Jumlah total nilai setiap gigi
Jumlah permukaan yang diperiksa.
Nilai OHI-S = DI-S + CI-S.
Derajat kebersihan mulut
Baik/good = 0,0 – 1,2.
Sedang/fair = 1,3 – 3,0.
Buruk/poor = 3,1 – 6,0.
42. 4. Indeks Plak (Plaque Index)
Dari Silness & Loe
Alat : kaca mulut, explorer/sonde, blower.
Pengukurannya di dasarkan pada ketebalan
penumpukkannya.
Kriteria skor :
0 : Tidak ada plak
1 : Ada lapisa tipis plak menumpuk ke tepi gingiva bebas
dan permukaan gigi yang berdekatan.
2 : Penumpukkan plak yang sedang didalam saku & dapat
terlihat oleh mata telanjang.
3 : Permukaan gigi tertutup oleh plak yang tebal.
Indeks plak :
Total nilai plak
0
1
2
3
Jumlah permukaan yang diperiksa
43. 6. Rekor kontrol plak (Plaque Control Record) oleh
O’leary dkk.
Untuk memantau pelaksanaan kontrol plak oleh pasien
yang di rawat.
Cara ; diwarnai dengan disclosing solution, dilihat ada
atau tidaknya deposit yang terwarnai.
Jumlah permukaan gigi dengan plak
Jumlah seluruh permukaan gigi
X 100 %
44. Community periodontal Index of Treatment Needs
(CPITN), indeks periodontal komunitas untuk
kebutuhan perawatan
dikembangkan Ainamo dkk
Indikator :
1. ada atau tidaknya pendarahan gusi.
2. kalkulus supra atau subgingiva.
3. saku periodontal : dangkal (4-5mm), dalam (6mm).
Alat : probe khusus dengan ujung bulat berdiameter
0,5 mm
Pemeriksaan pada pasien usia 20 tahun atau lebih.
Yang diperiksa 10 gigi indeks. (17, 16, 11, 26, 27, 31,
36, 37, 46, 47) yang di ambil gigi terparah setiap
sektan
Pada pasien usia kurang dari 20 tahun yang diperiksa
6 gigi indeks. (16, 11, 26, 31, 36, 46)
45. Status Periodontal
Kebutuhan Perawatan
0
periodonsium sehat
Tidak membutuhkan
1
terlihat pendarahan setelah
probing
Memerlukan perbaikan
OH
2
sewaktu probing terasa adanya Perbaikan OH + skeling
kalkulus.
3
saku dengan kedalaman 4 atau Perbaikan OH + skeling
5 mm
4
saku dengan kedalaman 6 mm
Perbaikan OH + skeling
+ perawatan
komprehensif