SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 4
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Posted on 13 Agustus 2008 by PENDIDIKAN
Diambil dari Depdiknas. 2008
A. Pengertian
Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang
mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lainlain. Sumber lain mengatakan bahwa Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi,
budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi
keunggulan suatu daerah (Dedidwitagama,2007). Dari kedua pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi peningkatan
nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai
tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif.

Keunggulan lokal harus dikembangkan dari potensi daerah. Potensi daerah adalah potensi
sumber daya spesifik yang dimiliki suatu daerah. Sebagai contoh potensi kota Batu Jawa
Timur, memiliki potensi budi daya apel dan pariwisata. Pemerintah dan masyarakat kota Batu
dapat melakukan sejumlah upaya dan program, agar potensi tersebut dapat diangkat menjadi
keunggulan lokal kota Batu sehingga ekonomi di wilayah kota Batu dan sekitarnya dapat
berkembang dengan baik.
Kualitas dari proses dan realisasi keunggulan lokal tersebut sangat dipengaruhi oleh sumber
daya yang tersedia, yang lebih dikenal dengan istilah 7 M, yaitu Man, Money, Machine,
Material, Methode, Marketing and Management. Jika sumber daya yang diperlukan bisa
dipenuhi, maka proses dan realisasi tersebut akan memberikan hasil yang bagus, dan
demikian sebaliknya. Di samping dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, proses dan
realisasi keunggulan lokal juga harus memperhatikan kondisi pasar, para pesaing, substitusi
(bahan pengganti) dan perkembangan IPTEK, khususnya perkembangan teknologi. Proses
dan realisasi tersebut akan menghasilkan produk akhir sebagai keunggulan lokal yang
mungkin berbentuk produk (barang/jasa) dan atau budaya yang bernilai tinggi, memiliki
keunggulan komparatif, dan unik.
Dari pengertian keunggulan lokal tersebut diatas maka Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal (PBKL) di SMA adalah pendidikan/program pembelajaran yang diselenggarakan pada
SMA sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam,
sumber daya manusia, geografis, budaya, historis dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat
dalam proses pengembangan kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta
didik.
B. Potensi Keunggulan Lokal
Konsep pengembangan keunggulan lokal diinspirasikan dari berbagai potensi, yaitu potensi
sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), geografis, budaya dan historis.
Uraian masing-masing sebagai berikut.
1. Potensi Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan dirgantara
yang dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan hidup. Contoh bidang pertanian: padi,
jagung, buah-buahan, sayur-sayuran dll.; bidang perkebunan: karet, tebu, tembakau, sawit,
coklat dll.; bidang peternakan: unggas, kambing, sapi dll.; bidang perikanan: ikan laut, ikan
air tawar, rumput laut, tambak, dll. Contoh lain misalnya di provinsi Jawa Timur memiliki
keunggulan komparatif dan keragaman komoditas hortikultura buah-buahan yang spesifik,
dengan jumlah lokasi ribuan hektar yang hampir tersebar di seluruh di wilayah
kabupaten/kota. Keunggulan lokal ini akan lebih cepat berkembang, jika dikaitkan dengan
konsep pembangunan agropolitan (Teropong Edisi 21, Mei-Juni 2005, h. 24). Agropolitan
merupakan pendekatan pembangunan bottom-up untuk mencapai kesejahteraan dan
pemerataan pendapatan yang lebih cepat, pada suatu wilayah atau daerah tertentu, dibanding
strategi pusat pertumbuhan (growth pole).
2. Potensi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) didefinisikan sebagai manusia dengan segenap potensi yang
dimilikinya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjadi makhluk sosial yang
adaptif dan transformatif dan mampu mendayaguna- kan potensi alam di sekitarnya secara
seimbang dan berkesinambungan (Wikipedia, 2006). Pengertian adaptif artinya mampu
menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perubahan IPTEK dan perubahan sosial budaya.
Bangsa Jepang, karena biasa diguncang gempa merupakan bangsa yang unggul dalam
menghadapi gempa, sehingga cara hidup, sistem arsitektur yang dipilihnya sudah
diadaptasikan bagi risiko menghadapi gempa. Kearifan lokal (indigenous wisdom) semacam
ini agaknya juga dimiliki oleh penduduk pulau Simeulue di Aceh, saat tsunami datang yang
ditandai dengan penurunan secara tajam dan mendadak muka air laut, banyak ikan
bergelimpangan menggelepar, mereka tidak turun terlena mencari ikan, namun justru terbiritbirit lari ke tempat yang lebih tinggi, sehingga selamat dari murka tsunami. Pengertian
transformatif artinya mampu memahami, menerjemahkan dan mengembangkan seluruh
pengalaman dari kontak sosialnya dan kontaknya dengan fenomena alam, bagi kemaslahatan
dirinya di masa depan, sehingga yang bersangkutan merupakan makhluk sosial yang
berkembang berkesinambungan.
SDM merupakan penentu semua potensi keunggulan lokal. SDM sebagai sumber daya, bisa
bermakna positif dan negatif, tergantung kepada paradigma, kultur dan etos kerja.Dengan
kata lain tidak ada realisasi dan implementasi konsep keunggulan lokal tanpa melibatkan dan
memposisikan manusia dalam proses pencapaian keunggulan. SDM dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas SDA, mencirikan identitas budaya, mewarnai sebaran geografis, dan
dapat berpengaruh secara timbal balik kepada kondisi geologi, hidrologi dan klimatologi
setempat akibat pilihan aktivitasnya, serta memiliki latar sejarah tertentu yang khas. Pada
masa awal peradaban, saat manusia masih amat tergantung kepada alam, ketergantungannya
yang besar terhadap air telah menyebabkan munculnya peradaban pertama di sekitar aliran
sungai besar yang subur.
3. Potensi Geografis
Objek geografi antara lain meliputi, objek formal dan objek material. Objek formal geografi
adalah fenomena geosfer yang terdiri dari, atmosfer bumi, cuaca dan iklim, litosfer, hidrosfer,
biosfer (lapisan kehidupan fauna dan flora), dan antroposfer (lapisan manusia yang
merupakan tema sentral). Sidney dan Mulkerne (Tim Geografi Jakarta, 2004) mengemukakan
bahwa geografi adalah ilmu tentang bumi dan kehidupan yang ada di atasnya. Pendekatan
studi geografi bersifat khas. Pengkajian keunggulan lokal dari aspek geografi dengan
demikian perlu memperhatikan pendekatan studi geografi. Pendekatan itu meliputi; (1)
pendekatan keruangan (spatial approach), (2) pendekatan lingkungan (ecological approach)
dan (3) pendekatan kompleks wilayah (integrated approach). Pendekatan keruangan
mencoba mengkaji adanya perbedaan tempat melalui penggambaran letak distribusi, relasi
dan inter-relasinya. Pendekatan lingkungan berdasarkan interaksi organisme dengan
lingkungannya, sedangkan pendekatan kompleks wilayah memadukan kedua pendekatan
tersebut.
Tentu saja tidak semua objek dan fenomena geografi berkait dengan konsep keunggulan
lokal, karena keunggulan lokal dicirikan oleh nilai guna fenomena geografis bagi kehidupan
dan penghidupan yang memiliki, dampak ekonomis dan pada gilirannya berdampak pada
kesejahteraan masyarakat. Contoh tentang angina fohn yang merupakan bagian dari iklim dan
cuaca sebagai fenomena geografis di atmosfer. Angin fohn adalah angin jatuh yang sifatnya
panas dan kering. terjadi karena udara yang mengandung uap air gerakannya terhalang oleh
gunung atau pegunungan. Contoh angin fohn di Indonesia adalah angin Kumbang di wilayah
Cirebon dan Tegal karena pengaruh Gunung Slamet, angin Gending di wilayah Probolinggo
yang terjadi karena pengaruh gunung Lamongan dan pegunungan Tengger, angin Bohorok di
daerah Deli, Sumatera Utara karena pengaruh pegunungan Bukit Barisan.
eperti diketahui angin semacam itu menciptakan keunggulan lokal Sumber Daya Alam, yang
umumnya berupa tanaman tembakau, bahkan tembakau Deli berkualitas prima dan disukai
sebagai bahan rokok cerutu. Semboyan Kota Probolinggo sebagai kota Bayuangga (bayu =
angin, anggur dan mangga) sebagai proklamasi keunggulan lokal tidak lepas dari dampak
positif angin Gending.
4. Potensi Budaya
Budaya adalah sikap, sedangkan sumber sikap adalah kebudayaan. Agar kebudayaan
dilandasi dengan sikap baik, masyarakat perlu memadukan antara idealisme dengan realisme
yang pada hakekatnya merupakan perpaduan antara seni dan budaya. Ciri khas budaya
masing-masing daerah tertentu (yang berbeda dengan daerah lain) merupakan sikap
menghargai kebudayaan daerah sehingga menjadi keunggulan lokal. Beberapa contoh
keunggulan lokal menghargai kebudayaan setempat yaitu upacara Ngaben di Bali, Malam
Bainai di Sumatera Barat, Sekatenan di Yogyakarta dan Solo dan upacara adat perkawinan di
berbagai daerah.
Sebagai ilustrasi dari keunggulan lokal yang diinspirasi oleh budaya, misalnya di Kabupaten
Jombang Jawa Timur, telah dikenal antara lain:
Teater “Tombo Ati” (Ainun Najib)
Musik Albanjari (Hadrah)
Kesenian Ludruk Besutan
Ritualisasi Wisuda Sinden (Sendang Beji)
5. Potensi Historis
Keunggulan lokal dalam konsep historis merupakan potensi sejarah dalam bentuk
peninggalan benda-benda purbakala maupun tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Konsep historis jika dioptimalkan pengelolaannya akan menjadi tujuan wisata yang bisa
menjadi asset, bahkan menjadi keunggulan lokal dari suatu daerah tertentu. Pada potensi ini,
diperlukan akulturasi terhadap nilai-nilai tradisional dengan memberi kultural baru agar
terjadi perpaduan antara kepentingan tradisional dan kepentingan modern, sehingga aset atau
potensi sejarah bisa menjadi aset/potensi keunggulan lokal.
Salah satu contoh keunggulan lokal yang diinspirasi oleh potensi sejarah, adalah tentang
kebesaran “Kerajaan Majapahit”, antara lain : Pemerintah Kabupaten Mojokerto secara rutin
menyelenggarakan Perkawinan ala Majapahit sebagai acara resmi yang disosilaisasikan
kepada masyarakat;
Pada bulan Desember 2002, diadakan Renungan Suci Sumpah Palapa di makam
Raden Sriwijaya (Desa Bejijong, Trowulan, Kab. (Mojokerto) yang dihadiri Presiden
RI K.H Abdurachman Wachid;
Festival Budaya Majapahit yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebudayaan dan
Filsafat Javanologi dan Badan Kerjasama Organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa (BKOK) bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Dinas P & K
Kabupaten Mojokerto ( 27 Maret 2003).
Dalam satu kesempatan pelatihan pengawas sekolah, Endang Abutarya (2007)
mengetengahkan tentang 10 megatrend tentang belajar untuk saat ini dan ke
depannya. Kesepuluh trend tersebut adalah: (1) belajar melalui kehidupan kita; (2)
belajar dalam organisasi, institusi, asosiasi, jaringan; (3) belajar berfokus pada
kebutuhan nyata; (4) belajar dengan seluruh kemampuan otak; (5) belajar bersama;
(6) belajar melalui multi media, teknologi, format, dan gaya; (7) belajar langsung dari
berpikir; (8) belajar melalui pengajaran/pembelajaran; (9) belajar melalui sistem
pendidikan kita yang akan berubah cepat untuk membantu belajar sepanjang hayat
dan masyarakat belajar; dan (10) belajar bagaimana belajar.
Sementara itu, terkait dengan proses pembelajaran, bahwa dalam pembelajaran harus
dapat: (1) meningkatkan pemahaman dan memperbaiki proses belajar; (2) mendorong
prakarsa belajar siswa; (3) mempreskripsikan strategi yang optimal; (4) kondisi
membelajarkan siswa secara simultan; (5) memudahkan proses internal yang belajar;
dan (6) menjadikan belajar lebih efektif, efisien, dan menarik. Pada kesempatan
pelatihan ini Endang Abutarya menjelaskan pula tentang tiga teori belajar utama: (1)
behaviorisme; (2) kognitivisme, dan (3) konstruktivisme.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Konsep Perlindungan Kawasan Budaya
Konsep Perlindungan Kawasan BudayaKonsep Perlindungan Kawasan Budaya
Konsep Perlindungan Kawasan Budaya
dkarhita
 
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
fitria rusadi
 
Pembangunan berwawasan lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkunganPembangunan berwawasan lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkungan
liswa
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
08819641377
 

Was ist angesagt? (20)

Arga
ArgaArga
Arga
 
Konsep Perlindungan Kawasan Budaya
Konsep Perlindungan Kawasan BudayaKonsep Perlindungan Kawasan Budaya
Konsep Perlindungan Kawasan Budaya
 
3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda
 
Konsep pembangunan berwawasan lingkungan
Konsep pembangunan berwawasan lingkunganKonsep pembangunan berwawasan lingkungan
Konsep pembangunan berwawasan lingkungan
 
Studi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya Alam
Studi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya AlamStudi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya Alam
Studi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya Alam
 
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
 
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
 
156899052 shtn-semnas-mipa-09-kearifan-lokal
156899052 shtn-semnas-mipa-09-kearifan-lokal156899052 shtn-semnas-mipa-09-kearifan-lokal
156899052 shtn-semnas-mipa-09-kearifan-lokal
 
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
 
Buku pelestarian satwa untuk keseimbangan ekosistem
Buku pelestarian satwa untuk keseimbangan ekosistemBuku pelestarian satwa untuk keseimbangan ekosistem
Buku pelestarian satwa untuk keseimbangan ekosistem
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
 
Sosiologi masyarakat pesisir
Sosiologi masyarakat pesisirSosiologi masyarakat pesisir
Sosiologi masyarakat pesisir
 
Pembangunan berwawasan lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkunganPembangunan berwawasan lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkungan
 
Analisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-bahariAnalisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-bahari
 
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
 
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Keanekaragaman hayat1
Keanekaragaman hayat1Keanekaragaman hayat1
Keanekaragaman hayat1
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Andere mochten auch

Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme  implikasi baru dalam tepKonstruktivisme  implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
Dedi Yulianto
 
Motivasi dan proses pembelajaran
Motivasi dan proses pembelajaranMotivasi dan proses pembelajaran
Motivasi dan proses pembelajaran
Dedi Yulianto
 
behavioristik vs konstruktivistik
behavioristik vs konstruktivistikbehavioristik vs konstruktivistik
behavioristik vs konstruktivistik
Dedi Yulianto
 
Perkembangan bakat khusus dan proses pembelajaran
Perkembangan bakat khusus dan proses pembelajaranPerkembangan bakat khusus dan proses pembelajaran
Perkembangan bakat khusus dan proses pembelajaran
Dedi Yulianto
 
Kawasan penelitian pendidikan
Kawasan penelitian pendidikanKawasan penelitian pendidikan
Kawasan penelitian pendidikan
Dedi Yulianto
 
Perkembangan kemandirian dan proses pembelajaran
Perkembangan kemandirian dan proses pembelajaranPerkembangan kemandirian dan proses pembelajaran
Perkembangan kemandirian dan proses pembelajaran
Dedi Yulianto
 
Penelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraPenelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancara
Dedi Yulianto
 
Perkembangan bahasa ...
Perkembangan bahasa                                                          ...Perkembangan bahasa                                                          ...
Perkembangan bahasa ...
Dedi Yulianto
 

Andere mochten auch (11)

Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme  implikasi baru dalam tepKonstruktivisme  implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
 
Desain pesan
Desain pesanDesain pesan
Desain pesan
 
Desain pembelajaran
Desain pembelajaranDesain pembelajaran
Desain pembelajaran
 
Motivasi dan proses pembelajaran
Motivasi dan proses pembelajaranMotivasi dan proses pembelajaran
Motivasi dan proses pembelajaran
 
behavioristik vs konstruktivistik
behavioristik vs konstruktivistikbehavioristik vs konstruktivistik
behavioristik vs konstruktivistik
 
Perkembangan bakat khusus dan proses pembelajaran
Perkembangan bakat khusus dan proses pembelajaranPerkembangan bakat khusus dan proses pembelajaran
Perkembangan bakat khusus dan proses pembelajaran
 
Kawasan penelitian pendidikan
Kawasan penelitian pendidikanKawasan penelitian pendidikan
Kawasan penelitian pendidikan
 
Perkembangan kemandirian dan proses pembelajaran
Perkembangan kemandirian dan proses pembelajaranPerkembangan kemandirian dan proses pembelajaran
Perkembangan kemandirian dan proses pembelajaran
 
Penelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraPenelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancara
 
Hub.kur&pemb
Hub.kur&pembHub.kur&pemb
Hub.kur&pemb
 
Perkembangan bahasa ...
Perkembangan bahasa                                                          ...Perkembangan bahasa                                                          ...
Perkembangan bahasa ...
 

Ähnlich wie Pendidikan berbasis keunggulan loka

Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Eun Sippirilly
 
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptxbudayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
ssuser38944b
 
Rpp terpadu kelas 4
Rpp terpadu kelas 4Rpp terpadu kelas 4
Rpp terpadu kelas 4
mimuchan
 
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
MaxciYusminto
 
Kesundaan dan kearifan lokal
Kesundaan dan kearifan lokalKesundaan dan kearifan lokal
Kesundaan dan kearifan lokal
Alfan Muhammad
 
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
sdn9barurejo
 
Media Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptx
Media Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptxMedia Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptx
Media Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptx
Carnelianstone
 

Ähnlich wie Pendidikan berbasis keunggulan loka (20)

Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
 
Budaya_Maritim_Klp.pptx
Budaya_Maritim_Klp.pptxBudaya_Maritim_Klp.pptx
Budaya_Maritim_Klp.pptx
 
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
 
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptxbudayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
 
Rpp terpadu kelas 4
Rpp terpadu kelas 4Rpp terpadu kelas 4
Rpp terpadu kelas 4
 
Geografi Pariwisata
Geografi PariwisataGeografi Pariwisata
Geografi Pariwisata
 
KISI-KISI LCT IPS JADI.docx
KISI-KISI LCT IPS JADI.docxKISI-KISI LCT IPS JADI.docx
KISI-KISI LCT IPS JADI.docx
 
Uji Publik RUU Cagar Budaya (Sept - Okt 2010)
Uji Publik RUU Cagar Budaya (Sept - Okt  2010)Uji Publik RUU Cagar Budaya (Sept - Okt  2010)
Uji Publik RUU Cagar Budaya (Sept - Okt 2010)
 
Jurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautJurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan Laut
 
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
 
IPS SMP Kelas VII - Bab 3 Potensi Ekonomi Lingkungan.pptx
IPS SMP Kelas VII - Bab 3 Potensi Ekonomi Lingkungan.pptxIPS SMP Kelas VII - Bab 3 Potensi Ekonomi Lingkungan.pptx
IPS SMP Kelas VII - Bab 3 Potensi Ekonomi Lingkungan.pptx
 
Tugas 4 parwis khonsa 15211019
Tugas 4 parwis   khonsa 15211019Tugas 4 parwis   khonsa 15211019
Tugas 4 parwis khonsa 15211019
 
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptxPresentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
 
Kesundaan dan kearifan lokal
Kesundaan dan kearifan lokalKesundaan dan kearifan lokal
Kesundaan dan kearifan lokal
 
Laot.pdf
Laot.pdfLaot.pdf
Laot.pdf
 
POB_PPT_BUDAYALAHANKERINGKEPULAUAN_MATERI 1.ppt
POB_PPT_BUDAYALAHANKERINGKEPULAUAN_MATERI 1.pptPOB_PPT_BUDAYALAHANKERINGKEPULAUAN_MATERI 1.ppt
POB_PPT_BUDAYALAHANKERINGKEPULAUAN_MATERI 1.ppt
 
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di KalimantanTransformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
 
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
 
Pend multikultur s1_pgsd_pjj
Pend multikultur s1_pgsd_pjjPend multikultur s1_pgsd_pjj
Pend multikultur s1_pgsd_pjj
 
Media Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptx
Media Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptxMedia Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptx
Media Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptx
 

Mehr von Dedi Yulianto

Komputer & multimedia
Komputer & multimediaKomputer & multimedia
Komputer & multimedia
Dedi Yulianto
 
Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)
Dedi Yulianto
 
Pengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisPengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisis
Dedi Yulianto
 
Sekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiSekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasi
Dedi Yulianto
 
Disain instruksional
Disain instruksionalDisain instruksional
Disain instruksional
Dedi Yulianto
 
Instruksional sistem
Instruksional sistemInstruksional sistem
Instruksional sistem
Dedi Yulianto
 
Model assure media pembelajaran
Model assure media  pembelajaran Model assure media  pembelajaran
Model assure media pembelajaran
Dedi Yulianto
 
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDeskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Dedi Yulianto
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
Dedi Yulianto
 
Contextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlContextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctl
Dedi Yulianto
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kuno
Dedi Yulianto
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Dedi Yulianto
 
Perkembangan mata pelajaran di indonesia
Perkembangan mata pelajaran di indonesiaPerkembangan mata pelajaran di indonesia
Perkembangan mata pelajaran di indonesia
Dedi Yulianto
 
Pengaruh penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...
Pengaruh  penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...Pengaruh  penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...
Pengaruh penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...
Dedi Yulianto
 

Mehr von Dedi Yulianto (20)

Sk tim perencana
Sk tim perencanaSk tim perencana
Sk tim perencana
 
Komputer & multimedia
Komputer & multimediaKomputer & multimedia
Komputer & multimedia
 
Media pembelajaran
Media  pembelajaranMedia  pembelajaran
Media pembelajaran
 
Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)
 
Pengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisPengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisis
 
Sekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiSekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasi
 
Disain instruksional
Disain instruksionalDisain instruksional
Disain instruksional
 
Jenis penelitian
Jenis penelitianJenis penelitian
Jenis penelitian
 
Desain pesan
Desain pesanDesain pesan
Desain pesan
 
Instruksional sistem
Instruksional sistemInstruksional sistem
Instruksional sistem
 
Model assure media pembelajaran
Model assure media  pembelajaran Model assure media  pembelajaran
Model assure media pembelajaran
 
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDeskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Contextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlContextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctl
 
Ctl
CtlCtl
Ctl
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kuno
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
 
Perkembangan mata pelajaran di indonesia
Perkembangan mata pelajaran di indonesiaPerkembangan mata pelajaran di indonesia
Perkembangan mata pelajaran di indonesia
 
Teori komunikasi
Teori komunikasiTeori komunikasi
Teori komunikasi
 
Pengaruh penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...
Pengaruh  penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...Pengaruh  penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...
Pengaruh penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...
 

Pendidikan berbasis keunggulan loka

  • 1. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Posted on 13 Agustus 2008 by PENDIDIKAN Diambil dari Depdiknas. 2008 A. Pengertian Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lainlain. Sumber lain mengatakan bahwa Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah (Dedidwitagama,2007). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif. Keunggulan lokal harus dikembangkan dari potensi daerah. Potensi daerah adalah potensi sumber daya spesifik yang dimiliki suatu daerah. Sebagai contoh potensi kota Batu Jawa Timur, memiliki potensi budi daya apel dan pariwisata. Pemerintah dan masyarakat kota Batu dapat melakukan sejumlah upaya dan program, agar potensi tersebut dapat diangkat menjadi keunggulan lokal kota Batu sehingga ekonomi di wilayah kota Batu dan sekitarnya dapat berkembang dengan baik. Kualitas dari proses dan realisasi keunggulan lokal tersebut sangat dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, yang lebih dikenal dengan istilah 7 M, yaitu Man, Money, Machine, Material, Methode, Marketing and Management. Jika sumber daya yang diperlukan bisa dipenuhi, maka proses dan realisasi tersebut akan memberikan hasil yang bagus, dan demikian sebaliknya. Di samping dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, proses dan realisasi keunggulan lokal juga harus memperhatikan kondisi pasar, para pesaing, substitusi (bahan pengganti) dan perkembangan IPTEK, khususnya perkembangan teknologi. Proses dan realisasi tersebut akan menghasilkan produk akhir sebagai keunggulan lokal yang mungkin berbentuk produk (barang/jasa) dan atau budaya yang bernilai tinggi, memiliki keunggulan komparatif, dan unik. Dari pengertian keunggulan lokal tersebut diatas maka Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA adalah pendidikan/program pembelajaran yang diselenggarakan pada SMA sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam,
  • 2. sumber daya manusia, geografis, budaya, historis dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik. B. Potensi Keunggulan Lokal Konsep pengembangan keunggulan lokal diinspirasikan dari berbagai potensi, yaitu potensi sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), geografis, budaya dan historis. Uraian masing-masing sebagai berikut. 1. Potensi Sumber Daya Alam Sumber daya alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan dirgantara yang dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan hidup. Contoh bidang pertanian: padi, jagung, buah-buahan, sayur-sayuran dll.; bidang perkebunan: karet, tebu, tembakau, sawit, coklat dll.; bidang peternakan: unggas, kambing, sapi dll.; bidang perikanan: ikan laut, ikan air tawar, rumput laut, tambak, dll. Contoh lain misalnya di provinsi Jawa Timur memiliki keunggulan komparatif dan keragaman komoditas hortikultura buah-buahan yang spesifik, dengan jumlah lokasi ribuan hektar yang hampir tersebar di seluruh di wilayah kabupaten/kota. Keunggulan lokal ini akan lebih cepat berkembang, jika dikaitkan dengan konsep pembangunan agropolitan (Teropong Edisi 21, Mei-Juni 2005, h. 24). Agropolitan merupakan pendekatan pembangunan bottom-up untuk mencapai kesejahteraan dan pemerataan pendapatan yang lebih cepat, pada suatu wilayah atau daerah tertentu, dibanding strategi pusat pertumbuhan (growth pole). 2. Potensi Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) didefinisikan sebagai manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjadi makhluk sosial yang adaptif dan transformatif dan mampu mendayaguna- kan potensi alam di sekitarnya secara seimbang dan berkesinambungan (Wikipedia, 2006). Pengertian adaptif artinya mampu menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perubahan IPTEK dan perubahan sosial budaya. Bangsa Jepang, karena biasa diguncang gempa merupakan bangsa yang unggul dalam menghadapi gempa, sehingga cara hidup, sistem arsitektur yang dipilihnya sudah diadaptasikan bagi risiko menghadapi gempa. Kearifan lokal (indigenous wisdom) semacam ini agaknya juga dimiliki oleh penduduk pulau Simeulue di Aceh, saat tsunami datang yang ditandai dengan penurunan secara tajam dan mendadak muka air laut, banyak ikan bergelimpangan menggelepar, mereka tidak turun terlena mencari ikan, namun justru terbiritbirit lari ke tempat yang lebih tinggi, sehingga selamat dari murka tsunami. Pengertian transformatif artinya mampu memahami, menerjemahkan dan mengembangkan seluruh pengalaman dari kontak sosialnya dan kontaknya dengan fenomena alam, bagi kemaslahatan dirinya di masa depan, sehingga yang bersangkutan merupakan makhluk sosial yang berkembang berkesinambungan. SDM merupakan penentu semua potensi keunggulan lokal. SDM sebagai sumber daya, bisa bermakna positif dan negatif, tergantung kepada paradigma, kultur dan etos kerja.Dengan kata lain tidak ada realisasi dan implementasi konsep keunggulan lokal tanpa melibatkan dan memposisikan manusia dalam proses pencapaian keunggulan. SDM dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDA, mencirikan identitas budaya, mewarnai sebaran geografis, dan dapat berpengaruh secara timbal balik kepada kondisi geologi, hidrologi dan klimatologi
  • 3. setempat akibat pilihan aktivitasnya, serta memiliki latar sejarah tertentu yang khas. Pada masa awal peradaban, saat manusia masih amat tergantung kepada alam, ketergantungannya yang besar terhadap air telah menyebabkan munculnya peradaban pertama di sekitar aliran sungai besar yang subur. 3. Potensi Geografis Objek geografi antara lain meliputi, objek formal dan objek material. Objek formal geografi adalah fenomena geosfer yang terdiri dari, atmosfer bumi, cuaca dan iklim, litosfer, hidrosfer, biosfer (lapisan kehidupan fauna dan flora), dan antroposfer (lapisan manusia yang merupakan tema sentral). Sidney dan Mulkerne (Tim Geografi Jakarta, 2004) mengemukakan bahwa geografi adalah ilmu tentang bumi dan kehidupan yang ada di atasnya. Pendekatan studi geografi bersifat khas. Pengkajian keunggulan lokal dari aspek geografi dengan demikian perlu memperhatikan pendekatan studi geografi. Pendekatan itu meliputi; (1) pendekatan keruangan (spatial approach), (2) pendekatan lingkungan (ecological approach) dan (3) pendekatan kompleks wilayah (integrated approach). Pendekatan keruangan mencoba mengkaji adanya perbedaan tempat melalui penggambaran letak distribusi, relasi dan inter-relasinya. Pendekatan lingkungan berdasarkan interaksi organisme dengan lingkungannya, sedangkan pendekatan kompleks wilayah memadukan kedua pendekatan tersebut. Tentu saja tidak semua objek dan fenomena geografi berkait dengan konsep keunggulan lokal, karena keunggulan lokal dicirikan oleh nilai guna fenomena geografis bagi kehidupan dan penghidupan yang memiliki, dampak ekonomis dan pada gilirannya berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Contoh tentang angina fohn yang merupakan bagian dari iklim dan cuaca sebagai fenomena geografis di atmosfer. Angin fohn adalah angin jatuh yang sifatnya panas dan kering. terjadi karena udara yang mengandung uap air gerakannya terhalang oleh gunung atau pegunungan. Contoh angin fohn di Indonesia adalah angin Kumbang di wilayah Cirebon dan Tegal karena pengaruh Gunung Slamet, angin Gending di wilayah Probolinggo yang terjadi karena pengaruh gunung Lamongan dan pegunungan Tengger, angin Bohorok di daerah Deli, Sumatera Utara karena pengaruh pegunungan Bukit Barisan. eperti diketahui angin semacam itu menciptakan keunggulan lokal Sumber Daya Alam, yang umumnya berupa tanaman tembakau, bahkan tembakau Deli berkualitas prima dan disukai sebagai bahan rokok cerutu. Semboyan Kota Probolinggo sebagai kota Bayuangga (bayu = angin, anggur dan mangga) sebagai proklamasi keunggulan lokal tidak lepas dari dampak positif angin Gending. 4. Potensi Budaya Budaya adalah sikap, sedangkan sumber sikap adalah kebudayaan. Agar kebudayaan dilandasi dengan sikap baik, masyarakat perlu memadukan antara idealisme dengan realisme yang pada hakekatnya merupakan perpaduan antara seni dan budaya. Ciri khas budaya masing-masing daerah tertentu (yang berbeda dengan daerah lain) merupakan sikap menghargai kebudayaan daerah sehingga menjadi keunggulan lokal. Beberapa contoh keunggulan lokal menghargai kebudayaan setempat yaitu upacara Ngaben di Bali, Malam Bainai di Sumatera Barat, Sekatenan di Yogyakarta dan Solo dan upacara adat perkawinan di berbagai daerah.
  • 4. Sebagai ilustrasi dari keunggulan lokal yang diinspirasi oleh budaya, misalnya di Kabupaten Jombang Jawa Timur, telah dikenal antara lain: Teater “Tombo Ati” (Ainun Najib) Musik Albanjari (Hadrah) Kesenian Ludruk Besutan Ritualisasi Wisuda Sinden (Sendang Beji) 5. Potensi Historis Keunggulan lokal dalam konsep historis merupakan potensi sejarah dalam bentuk peninggalan benda-benda purbakala maupun tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Konsep historis jika dioptimalkan pengelolaannya akan menjadi tujuan wisata yang bisa menjadi asset, bahkan menjadi keunggulan lokal dari suatu daerah tertentu. Pada potensi ini, diperlukan akulturasi terhadap nilai-nilai tradisional dengan memberi kultural baru agar terjadi perpaduan antara kepentingan tradisional dan kepentingan modern, sehingga aset atau potensi sejarah bisa menjadi aset/potensi keunggulan lokal. Salah satu contoh keunggulan lokal yang diinspirasi oleh potensi sejarah, adalah tentang kebesaran “Kerajaan Majapahit”, antara lain : Pemerintah Kabupaten Mojokerto secara rutin menyelenggarakan Perkawinan ala Majapahit sebagai acara resmi yang disosilaisasikan kepada masyarakat; Pada bulan Desember 2002, diadakan Renungan Suci Sumpah Palapa di makam Raden Sriwijaya (Desa Bejijong, Trowulan, Kab. (Mojokerto) yang dihadiri Presiden RI K.H Abdurachman Wachid; Festival Budaya Majapahit yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebudayaan dan Filsafat Javanologi dan Badan Kerjasama Organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (BKOK) bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Dinas P & K Kabupaten Mojokerto ( 27 Maret 2003). Dalam satu kesempatan pelatihan pengawas sekolah, Endang Abutarya (2007) mengetengahkan tentang 10 megatrend tentang belajar untuk saat ini dan ke depannya. Kesepuluh trend tersebut adalah: (1) belajar melalui kehidupan kita; (2) belajar dalam organisasi, institusi, asosiasi, jaringan; (3) belajar berfokus pada kebutuhan nyata; (4) belajar dengan seluruh kemampuan otak; (5) belajar bersama; (6) belajar melalui multi media, teknologi, format, dan gaya; (7) belajar langsung dari berpikir; (8) belajar melalui pengajaran/pembelajaran; (9) belajar melalui sistem pendidikan kita yang akan berubah cepat untuk membantu belajar sepanjang hayat dan masyarakat belajar; dan (10) belajar bagaimana belajar. Sementara itu, terkait dengan proses pembelajaran, bahwa dalam pembelajaran harus dapat: (1) meningkatkan pemahaman dan memperbaiki proses belajar; (2) mendorong prakarsa belajar siswa; (3) mempreskripsikan strategi yang optimal; (4) kondisi membelajarkan siswa secara simultan; (5) memudahkan proses internal yang belajar; dan (6) menjadikan belajar lebih efektif, efisien, dan menarik. Pada kesempatan pelatihan ini Endang Abutarya menjelaskan pula tentang tiga teori belajar utama: (1) behaviorisme; (2) kognitivisme, dan (3) konstruktivisme.