Tanah longsor terjadi ketika gaya pendorong pada lereng melebihi gaya penahan, dan dipengaruhi oleh faktor seperti kemiringan lereng, air, beban, dan aktivitas manusia seperti pembukaan hutan. Tanah longsor dapat mencelakakan manusia, dan pencegahannya meliputi identifikasi daerah rawan, penyuluhan, dan pemantauan secara terus menerus.
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
Sistem ekologi tanah longsor
1. Tanah Longsor
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan
dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya
sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Tanah longsor merupakan potensi bencana geologis berupa pergerakan longsoran ke bawah
berupa tanah, batuan, dan atau material yang terkena cuaca karena gravitasi. Tanah longsor
merupakan salah satu fenomena alam yang tidak terkontrol yang menarik perhatian
manusia karena berpotensi membahayakan keselamatan manusia. Tanah longsor
berhubungan dengan masalah kemiringan, ketika stabilitas kemiringan terganggu,
pergerakan menurun dengan banyak karakter memindahkan tempat. Tanah longsor sering
sekali terjadi karena penebangan hutan dan aktifitas manusia lainnya.
2. Penyebab Tanah longsor
• Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya
penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong
dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Ancaman tanah longsor biasanya terjadi pada bulan November, karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim
kering yang panjang menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar, sehingga
mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga-rongga dalam tanah, yang mengakibatkan terjadinya retakan dan
rekahan permukaan tanah.
Pada waktu turun hujan, air akan menyusup ke bagian tanah yang retak sehingga dengan cepat tanah akan
mengembang kembali. Pada awal musim hujan dan intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi kandungan
air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.
Hujan lebat yang turun pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan
masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
Dengan adanya vegetasi di permukaannya akan mencegah terjadinya tanah longsor, karena air akan diserap oleh
tumbuhan dan akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.
Lereng atau tebing yang terjal terbentuk akan memperbesar gaya pendorong. Kebanyakan sudut lereng yang
menyebabkan longsor adalah 180 derajat, apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
4. Penyebab tanah longsor
• Tanah longsor dapat disebabkan karena :
● Getaran-getaran bumi karena gempa, peledakan (bom,dll.)
● Perubahan kadar air dalam tanah akibat hujan lebat atau kenaikan
ketinggian muka air
● Hilangnya penopang tanah permukaan bumi yang bisa terjadi akibat
erosi
● Peningkatan beban pada tanah yang disebabkan oleh hujan deras,
salju, oleh penumpukan batu-batu lepas, atau bahan-bahan yang
dimuntahkan gunung api, bangunan, sampah/limbah, tanaman
● Pengairan atau tindakan fisik/kimiawi lainnya yang dapat menurunkan
kekuatan tanah dan bebatuan dalam jangka waktu tertentu.
5. Tipe – tipe tanah longsor
• Tipe tanah rawan longsor antara lain
● Longsoran translasi
● Pergerakan blok
● Longsoran rotasi
● Runtuhan batu
● Rayapan tanah
● Aliran bahan rombakan
6. Dilihat dari kerentanan gerakan
• Dilihat dari kerentanan gerakan, tanah rawan longsor dikelompokkan
sbb:
● Zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah
● Zona kerentanan gerakan tanah rendah
● Zona kerentanan gerakan tanah menengah
● Zona kerentanan gerakan tanah tinggi
● Pengairan atau tindakan fisik/kimiawi lainnya yang dapat
menurunkan kekuatan tanah dan bebatuan dalam jangka waktu
tertentu.
7. Tipe longsoran dan tipologi
lereng
• Tipe longsoran dan tipologi lereng
Terdapat beberapa tipe longsoran yang sering terjadi
diantaranya [2] :
a. Kelongsoran rotasi (rotational slip).
b. Kelongsoran translasi (translational slip).
c. Kelongsoran gabungan (compound slip).
8. Penyebab faktor manusia
• Faktor manusia
Ulah manusia yang tidak bersabat dengan alam antara lain:
a. Pemotongan tebing pada penambangan batu dilereng yang terjal.
b. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
c. Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
d. Penggundulan hutan.
e. Budidaya kolam ikan diatas lereng.
f. Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
g. Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri.
h. Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
9. Tahap awal terbentuknya tanah longsor
• Tahap awal (preventif)
Langkah pertama dalam upaya meminimalkan kerugian akibat bencana tanah
longsor adalah:
a. Identifikasi daerah rawan dan pemetaan. Dari evaluasi terhadap lokasi
gerakan tanah yang telah terjadi selama ini ternyata lokasi-lokasi kejadian
gerakan tanah merupakan daerah yang telah teridentifikasi sebagai daerah
yang memiliki kerentanan menengah hingga tinggi.
b. Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana alam gerakan
tanah dengan memberikan informasi mengenai bagaimana dan kenapa tanah
longsor, gejala gerakan tanah dan upaya pencegahan serta
penangulangannya.
c. Pemantauan daerah rawan longsor dan dilakukan secara terus menerus
dengan tujuan untuk mengetahui mekanisme gerakan tanah dan faktor
penyebabnya serta mengamati gejala kemungkinan akan terjadinya
longsoran.[/list]
10. Tahap bencana
• Tahap bencana
Hal penting yang harus dilakukan ketika suatu daerah terkena bencan
tanah longsor diantaranya:
a. Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah
b. Pembentukan pusat pengendlian (Crisis Center).
c. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.
d. Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan dan penyediaan air
bersih.
e. Pendistribusian air bersih, jalur logistik, tikar dan selimut.
f. Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit.
g. Evaluasi, konsultasi dan penyuluhan.
12. kesimpulan
• Kesimpulan
Bencana alam tanah longsor masih tetap berpotensi terjadi di tahun-tahun mendatang,
mengingat kondisi alam (morfologi dan geologi) di beberapa wilayah di Indonesia
berbakat untuk longsor terutama di musim hujan. Potensi terjadinya longsoran ini
dapat diminimalkan dengan memberdayakan masyarakat untuk mengenali tipologi
lereng yang rawan longsor, gejala awal longsor, serta upaya antisipasi dini yang harus
dilakukan, sehingga pengembangan dan penyempurnaan manajemen mitigasi gerakan
tanah baik dalam skala nasional, regional maupun lokal secara berkelanjutan dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan menggalang kebersamaan
segenap lapisan masyarakat.