Seminar ini membahas evaluasi kinerja unit pengolahan IPA Pejompongan 1 PT Palyja pada musim kemarau. IPA Pejompongan 1 memproses air baku dari Sungai Citarum dan memiliki kapasitas produksi 6,800 liter/detik. Evaluasi parameter kualitas air menunjukkan beberapa parameter belum sesuai baku mutu air minum."
Penyisihan kekeruhan pada sistem pengolahan air sungai tembalang dengan tekno...
PPT Evaluasi Kinerja PT. PALYJA BARU LAGI FIXXX
1. SEMINAR KERJA PRAKTEK
EVALUASI KINERJA UNIT PENGOLAHAN
IPA PEJOMPONGAN 1 PT. PALYJA PADA
MUSIM KEMARAU
Oleh:
Nabilah Frimeli (1210942017)
Utari Alva Aulia (1210942024)
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik-Universitas Andalas
Dosen Pembimbing:
Dr. Puti Sri Komala
2. OUTLINE
PendahuluanPendahuluan
Gambaran Umum
Wilayah
Gambaran Umum
Wilayah
Profil Perusahaan
PT. PALYJA
Profil Perusahaan
PT. PALYJA
Kondisi Eksisting IPA
Pejompongan I PT.
PALYJA
Kondisi Eksisting IPA
Pejompongan I PT.
PALYJA
Evaluasi Kinerja Unit
Pengolahan IPA
Pejompongan I pada
Musim Kemarau
Evaluasi Kinerja Unit
Pengolahan IPA
Pejompongan I pada
Musim Kemarau
Tugas KhususTugas Khusus
PenutupPenutup
3. Latar Belakang
Jakarta ibukota negara
Indonesia
Persoalan ketersediaan
air bersih
Jakarta ibukota negara
Indonesia
Persoalan ketersediaan
air bersih
Sumber air: 13 sungai
dan puluhan waduk
dengan polusi yang
tinggi
Sumber air: 13 sungai
dan puluhan waduk
dengan polusi yang
tinggi
Krisis air di Jakarta:
perubahan musim di
Indonesia
Krisis air di Jakarta:
perubahan musim di
Indonesia
4. Maksud dan Tujuan
Maksud
memahami unit produksi
sistem pengolahan air
minum khususnya yang
digunakan pada saat
musim kemarau.
Tujuan
Mempelajari aplikasi
pengolahan sistem
produksi di PT. Palyja.
Mengevaluasi
pelaksanaan pengolahan
sistem produksi di PT.
Palyja pada musim
kemarau.
5. Gambaran Umum Wilayah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Terletak pada posisi 6º 12‟ LS dan 106º 48” BT
Luas: 7.639,83 km²
Populasi DKI Jakarta mencapai 10 juta jiwa
Wilayah
WNI WNA
Total
LK PR Jumlah LK PR Jumlah
Jakarta Pusat 575.220 547.754 1.122.974 342 354 696 1.123670
Jakarta Utara 887.059 828.479 1.715.538 433 374 807 1.716.345
Jakarta Barat 1.165.463 1.094.143 2.259.606 389 346 735 2.260.341
Jakarta Selatan 1.099.752 1.035.078 2.134.830 401 340 741 2.135.571
Jakarta Timur 1.510.461 1.415.161 2.925.622 574 536 1.110 2.926.732
Kep. Seribu 12.667 12.261 24.928 6 2 8 24.936
TOTAL 5.250.622 4.932.876 10.183.498 2.145 1.952 1.187.595
10.187.59
5
6. Jakarta beriklim tropis
Suhu: 26 – 28° C
Perbedaan suhu antara
musim hujan dan musim
kemarau relatif kecil.
Jakarta beriklim tropis
Suhu: 26 – 28° C
Perbedaan suhu antara
musim hujan dan musim
kemarau relatif kecil.
Propinsi DKI Jakarta
7. Profil Perusahaan PT. PALYJA
Sejarah Singkat
PT PAM Lyonnaise
Jaya (PALYJA): mitra
swasta Perusahaan
Daerah Air Minum
Jakarta Raya (PAM
JAYA)
PT PAM Lyonnaise
Jaya (PALYJA): mitra
swasta Perusahaan
Daerah Air Minum
Jakarta Raya (PAM
JAYA)
Pelayanan Jakarta
Bagian Barat
Pelayanan Jakarta
Bagian Barat
PT.PALYJA ini bagian
kelompok usaha Suez
Environment
PT.PALYJA ini bagian
kelompok usaha Suez
Environment
Perjanjian kerjasama
pada bulan Juni 1997
Perjanjian kerjasama
pada bulan Juni 1997
Gambaran Umum
Sistem
Penyediaan Air
Bersih PT. Palyja
Menyuplai air
sebanyak 2/3 untuk
kota Jakarta
Menyuplai air
sebanyak 2/3 untuk
kota Jakarta
4 unit Instalasi
pengolahaan yaitu
IPA Pejompongan I,
IPA Pejompongan II,
IPA Taman Kota dan
IPA Cilandak.
4 unit Instalasi
pengolahaan yaitu
IPA Pejompongan I,
IPA Pejompongan II,
IPA Taman Kota dan
IPA Cilandak.
Sumber air baku dari
semua instalasi
berasal dari sungai
Citarum
Sumber air baku dari
semua instalasi
berasal dari sungai
Citarum
Sumber Air Baku
Intake Banjir Kanal
dan Intake Cawang
(Sungai Citarum dan
Waduk Jatiluhur)
Intake Banjir Kanal
dan Intake Cawang
(Sungai Citarum dan
Waduk Jatiluhur)
Total kapasitas
produksi sekitar
6.800 liter/detik
Total kapasitas
produksi sekitar
6.800 liter/detik
10. Kantor UPP Utama termasuk IPA Pejompongan 1: Jalan Penjernihan,
Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Kantor UPP Utama termasuk IPA Pejompongan 1: Jalan Penjernihan,
Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
PT. PALYJA
IPA Pejompongan 1
Unit ProduksiUnit Produksi
LOKASI PERUSAHAAN
12. 2 metode pengendalian kualitas, yaitu:
- kualitas air baku
- kuantitas air bersih
Oleh operator dan central lab (CL)
• Sampling oleh operator laboratorium dan
Central Lab (CL)Air Baku
• Mengetahui tindakan yang harus dilakukan
untuk memaksimalkan proses pengolahanSaat Proses
• Memastikan kualitas air setelah prosesSetelah Proses
• Memantau kualitas air yang dialirkanJaringan
13. KONDISI EKSISTING IPA PEJOMPONGAN I PT. PALYJA
Intake
2 sumber:
- PJT II (Perum Jasa Tirta II): 2.000 L/detik
- Banjir Kanal: 500 L/detik
sistem pengaliran dari sungai ke bangunan intake
secara gravitasi
Bak pengolahan biologis berbentuk persegi panjang
Panjang : 15 m
Lebar : 6 m
Kedalaman: 7 m
Pada saluran inlet terdapat coarse screen dan fine
screen,
14. Data Kualitas Air di Intake Banjir Kanal Pada Musim Kemarau (September)
15. IPA Pejompongan I
Unit
Pengolahan Air
Unit
Pengolahan Air
Ventury
Flume
Accelator
Clarifier
Filtrasi (Sand
Filter)
Reservoir
Pembubuhan
Bahan Kimia
Pembubuhan
Bahan Kimia
Alum Chloro Hydrate (
Koagulan) dan
Polydadmac (Koagulan
Aid)
Lime Milk dan
Powdered
Activated Carbon
Aerasi
Koagulasi
Flokulasi
Sedimentasi
17. Ventury Flume
Berfungsi sebagai alat ukur dan terjad proses koagulasi dan
proses aerasi
Jumlah Ventury Flume : 1 unit
Dimensi
Panjang : 59 meter
Lebar : 1 meter
Kedalaman : 1,5 meter
Jumlah Ventury Flume : 1 unit
Dimensi
Panjang : 59 meter
Lebar : 1 meter
Kedalaman : 1,5 meter
18. Accelator (Clarifier)
Proses flokulasi, dan sedimentasi
Dimensi:
Diameter : 23,5 meter
Kedalaman : 5 meter
Konsentrator : 6 unit per accelator
Dimensi:
Diameter : 23,5 meter
Kedalaman : 5 meter
Konsentrator : 6 unit per accelator
Sistem Pengontrolan Lumpur
Lumpur: 8% < % lumpur < 10% lumpur
dari hasil pengolahan bak accelator clarifier
digunakan kembali
Sistem Pengontrolan Lumpur
Lumpur: 8% < % lumpur < 10% lumpur
dari hasil pengolahan bak accelator clarifier
digunakan kembali
19. Filtrasi (Sand Filter)
Sistem rapid sand filter atau saringan pasir cepat dengan media
pasir silika
Jumlah : 48 unit
Luas : 36 m2
panjang : 10 m
Lebar : 3,6 m
Tinggi pasir : 80 cm
Tinggi kerikil : 5 cm
Diameter kerikil : 4 mm
Kecepatan : 4-5 m3/ m2/ jam
Periode backwash biasanya dilakukan
setelah 72 jam operasi.
Jumlah : 48 unit
Luas : 36 m2
panjang : 10 m
Lebar : 3,6 m
Tinggi pasir : 80 cm
Tinggi kerikil : 5 cm
Diameter kerikil : 4 mm
Kecepatan : 4-5 m3/ m2/ jam
Periode backwash biasanya dilakukan
setelah 72 jam operasi.
20. Reservoir
Jumlah : 4 unit
Tinggi : 4 m
Luas : 2000 m2
Volume : 8000 m3
Total volume : 32000 m3
Jumlah : 4 unit
Tinggi : 4 m
Luas : 2000 m2
Volume : 8000 m3
Total volume : 32000 m3
21. Kualitas Air Baku yang Masuk ke IPA Pejompongan 1 PT. Palyja Pada Musim
Kemarau (September)
23. Kinerja IPA Pejompongan 1 PT. Palyja Secara Keseluruhan
Pengoperasian dan
Pemeliharaan
SNI 6775:2008 tentang Tata Cara Pengoperasian
dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air
SNI 6775:2008 tentang Tata Cara Pengoperasian
dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air
Pengoperasian IPA Pejompongan 1
* Pengoperasian IPA
(SNI 6775:2008)
Evaluasi
Pemeriksaan kualitas air baku dan hasil olahan secara lengkap
dilakukan setiap hari;
Pemeriksaan kualitas air baku dan hasil olahan
secara lengkap dilakukan minimal satu kali dalam
sebulan, untuk kondisi banyak hujan dilakukan lebih
dari satu kali;
Telah sesuai;
Pemeriksaan kualitas air baku dan hasil olahan untuk parameter
TDS, kekeruhan, warna, Fe, CaCO3, pH, COD, Klor, Zat Organik,
Surfaktan, Alkalinity, Nitrat, Nitrit, Amonia dilakukan setiap hari
(tiap jam, tiap 6 jam, dan tiap 24 jam);
Pemeriksaan kualitas air baku dan hasil olahan
untuk parameter kekeruhan, pH, warna dan sisa
Klor dilakukan setiap hari;
Telah sesuai;
Untuk menghilangkan kekeruhan dilakukan pengendapan awal
pada raw water pond dan penambahan dosis kimia pada jar test;
Apabila kekeruhan air baku melebihi 600 NTU atau
400 mg/L SiO2 maka air baku dialirkan dulu ke bak
pengendap pendahuluan;
Telah sesuai;
Seluruh pengoperasian IPA Pejompongan 1 telah sesuai atau telah memenuhi standar SNI
6775:2008
24. Sebelum diolah pada
IPA Pejompongan 1:
pengolahan biologis
Sebelum diolah pada
IPA Pejompongan 1:
pengolahan biologis
Evaluasi Kualitas Air Influen
IPA Pejompongan 1
25. PERMENKES RI No. 492 Tahun 2010 (PerMenKes
RI No. 492/ Menkes/ Per/IV/2010) tentang
Standar Baku Mutu Air Minum
PERMENKES RI No. 492 Tahun 2010 (PerMenKes
RI No. 492/ Menkes/ Per/IV/2010) tentang
Standar Baku Mutu Air Minum
Parameter Data
PerMenKes RI
No. 492
Ket.
Bangunan
Pengolahan
Bau Tidak Berbau Tidak berbau M -
TDS - mg/l 500 mg/l M -
TSS - mg/l - - -
Kekeruhan 483 NTU 5 NTU T
Accelator (Flokulasi,
Sedimentasi) Filtrasi
Warna 15 15 M Ventury (Koagulasi)
Suhu 30,4 0C Suhu udara ± 3 0C M -
Ph 7,26 6,5-8,5 M -
Mangan 0,169 mg/l 1 mg/l M Ventury Aerasi
Besi 0,03 mg/l 0,3 mg/l M Aerasi
Aluminium 0,01 mg/l 0,2 mg/l M Aerasi
Amonia (NH4) 0,89 mg/l 0,5mg/l T Aerasi
Sisa Chlor (Cl2) 1,41 mg/l 5 mg/l M Reservoir
Dievaluasi data kualitas air
influen IPA 1 Pejompongan 1 PT.
PALYJA pada musim kemarau
Dievaluasi data kualitas air
influen IPA 1 Pejompongan 1 PT.
PALYJA pada musim kemarau
26. Evaluasi Venturi FlumeEvaluasi Venturi Flume
Proses AerasiProses Aerasi
Aerasi Hidrolis dengan
suplai udara 6 m3/ menit
atau 8.640 m3/ hari
Aerasi Hidrolis dengan
suplai udara 6 m3/ menit
atau 8.640 m3/ hari
Q = C. Han
Q = 8 . 4,921,55 = 94,5 ft3/ detik = 2,8 m3/ detik
Pengukuran
Debit Aliran
27. Proses KoagulasiProses Koagulasi
No Parameter *Kriteria Desain Hasil Keterangan
1 Waktu detensi (Td) (30 – 60) det; * 38 detik OK
2 Gradien Kecepatan (G) (300)/det; ** 301,5 detik-1 OK
3 G x Td 10.000 -30.000; *** 11.457 OK
G =
=
,
, .
= 301,5 detik-1
Td = V
Q
= 16 m3
0,417 m3/s
= 38 detik
G x td = 301,5 x 38
= 11. 457
Evaluasi Venturi FlumeEvaluasi Venturi Flume
28. Tabel % Efisiensi penyisihan Pada Proses Aerasi dan Koagulasi di Bak Ventury Flume
Parameter Data Influen Data Efluen
Efisiensi
(ŋ)
Warna 15 0 100%
Mangan (Mn) 0,169 mg/l 0,065 mg/l 61,5%
Besi (Fe) 0,03 mg/l 0,01 mg/l 66,67%
Aluminium (AL) 0,01 mg/l 0,004 mg/l 60%
Amonia (NH4) 0,89 mg/l 0,5 mg/l 43,8%
Terlihat bahwa efisiensi paling tinggi terdapat
pada parameter warna sebesar 100%.
Evaluasi Venturi FlumeEvaluasi Venturi Flume
29. Proses Flokulasi
No Pengoperasian (IPA Pejompongan 1 )
* Pengoperasian Unit Pengaduk Lambat
(SNI 6775:2008)
Evaluasi
1. Flok-flok yang terbentuk pada unit flokulasi IPA
Pejompongan 1 terbentuk dengan baik, hasil flokulasi
dan pengendapan di floculator dan clarifier di periksa
secara visual.
Amati flok-flok yang terbentuk, apakah
terbentuk dengan baik, apabila tidak,
periksa kembali air di pengaduk lambat dan
lakukan penyesuaian-penyesuaian
pembubuhan;
Telah sesuai
2. Buih yang terbentuk di permukaan air dibersihkan
setiap hari
Periksa pembentukan buih di permukaan air
dan bersihkan apabila terjadi.
Telah sesuai
pengoperasian flokulator sebagai unit pengadukan lambat,
IPA Pejompongan 1 telah sesuai dengan SNI 6775:2008
pengoperasian flokulator sebagai unit pengadukan lambat,
IPA Pejompongan 1 telah sesuai dengan SNI 6775:2008
Evaluasi Accelator ClarifierEvaluasi Accelator Clarifier
30. No Parameter *Kriteria Desain Hasil Keterangan
1 Waktu detensi (Td) 10-40 menit** 15,68 menit OK
2 Gradien Kecepatan (G) 20-100 detik-1 99,59 detik-1 OK
3 G x Td 104-105 93.637,8 OK
V = td x Q
392,5 = td x 2,5 m3/detik
Td =
,
,
= 941,25 detik
= 15,68 menit
G =
=
/
, / . ,
= 99,53 detik-1
G x td = 99,53 detik-1 x 15,68 menit
= 93.637,8 (104 – 105) detik-1
Evaluasi Unit
Flokulator
Evaluasi Unit
Flokulator
Evaluasi Accelator ClarifierEvaluasi Accelator Clarifier
31. Proses Sedimentasi No
Prosedur Pengoperasian
(IPA Pejompongan 1 )
Prosedur Pengoperasian Unit
(SNI 6775:2008)
Evaluasi
1. Katup-katup berfungsi dengan
baik dan pipa penguras ditutup
ketika beroperasi;
Periksa fungsi katup-katup dan tutup
pipa penguras;
Telah sesuai
2. Air dialirkan dari unit flokulator ke
unit clarifier;
Alirkan air dari pengaduk lambat ke
bak pengendap;
Telah sesuai
3. Pembersihan dilakukan setiap
hari
Bersihkan buih atau bahan-bahan
yang terapung;
Telah sesuai
Pengoperasian sedimentasi, IPA Pejompongan 1 telah
sesuai dengan SNI 6775:2008
Pengoperasian sedimentasi, IPA Pejompongan 1 telah
sesuai dengan SNI 6775:2008
Evaluasi Accelator ClarifierEvaluasi Accelator Clarifier
32. Parameter Influen
PerMenKes RI
No. 492
Ket.
Efisiensi Bangunan
Pengolahan
Kekeruhan 483 NTU 5 NTU T 98%
Accelator
(Flokulasi,
Sedimentasi)
Tabel % Efisiensi penyisihan Pada Proses Flokulasi dan Sedimentasi di Bak Accelator Clarifier
N
o
Parameter *Kriteria Desain Hasil
Keterang
an
1
Kecepatan
Pengendapan
Horizontal (Vo)
2,5.10-3- 1,5.10-2
m/s*
5.10-3
m/s
OK
2 Waktu Detensi (td) 1-3 jam** 1,4 jam OK
Kecepatan Pengendapan
Horizontal (Vo)
Vo = Q
A
Vo =
, /
,
= 0,005 m/s
Td = V
Q
=
,
, /
= 5198 detik
= 1,4 jam
Evaluasi Accelator ClarifierEvaluasi Accelator Clarifier
35. Perhitungan Headloss pada
Filtrasi
Perhitungan Headloss pada
Filtrasi
N
o
Parameter
*Kriteria
Desain
Hasil Keterangan
1 Jumlah bak N=12Q0,5 18,9 Tidak Sesuai
2
Kecepatan Filtrasi
Normal (m3/m2hari)
100-475 120 Sesuai
3
Kecepatan Filtrasi
Backwash
(m3/m2hari)
100-475 473,8 Sesuai
Hasil Perhitungan Evaluasi
Unit Sand Filter
Hasil Perhitungan Evaluasi
Unit Sand Filter
Nilai dari kecepatan filtrasi yang telah sesuai dengan kriteria desain yang adaNilai dari kecepatan filtrasi yang telah sesuai dengan kriteria desain yang ada
Evaluasi FiltrasiEvaluasi Filtrasi
36. Parameter Data
PerMenKes RI
No. 492
Ket.
Bangunan
Pengolahan
Kekeruhan 483 5 T
Accelator (Flokulasi,
Sedimentasi) Filtrasi
Suhu (0C) 30,4 Suhu udara ± 3 M -
pH 7,26 6,5-8,5 M -
Mangan (Mn) (mg/l) 0,169 1 M
Ventury (Aerasi),
Filtrasi
Amonia (NH4) (mg/l) 0,89 0,5 T
Ventury (Aerasi),
Filtrasi
Kualitas Air Pengolahan
Oleh Unit Filtrasi
Kualitas Air Pengolahan
Oleh Unit Filtrasi
Parameter Konsentrasi Influent Konsentrasi Efluent
Efisiensi
(ŋ)
Kekeruhan 8 1 87,5%
Mangan (Mn) (mg/l) 0,065 0,032 50 %
Amonia (NH4) (mg/l) 0,27 0,06 77 %
Efisiensi Penyisihan Pada
Filtrasi
Efisiensi Penyisihan Pada
Filtrasi
Outlet filtrasi air sudah memenuhi baku mutu: efisiensi dan kualitas. Hal ini menunjukkan unit
pengolahan pada IPA Pejompongan I telah memenuhi persyaratan dalam pengolahan air minum.
Evaluasi FiltrasiEvaluasi Filtrasi
37. Kebutuhan klorin = Q x dosis klorin x t (1 hari)
= 2.500L/dt x 0,78 mg/L x 86400 dt
= 168,48 kg
Kebutuhan Klorin
38. Reservoir pada IPA Pejompongan 1
PT. Palyja: sistem Ground Reservoir
Reservoir pada IPA Pejompongan 1
PT. Palyja: sistem Ground Reservoir
Sebelum masuk ke reservoir
terjadi proses klorinasi pada
saluran menuju reservoir
(kelder)
Sebelum masuk ke reservoir
terjadi proses klorinasi pada
saluran menuju reservoir
(kelder)
Evaluasi ReservoirEvaluasi Reservoir
39. Kualitas Air Olahan IPA Pejompongan 1
No Parameter
Permenkes
No.492/2010
Pejompongan I Unit Ket
1. Bau Tak Berbau Tak Berbau - Ok
4. Kekeruhan 5 1 NTU Ok
6. Suhu Udara ± 3°C 30,4 0C °C Ok
1. pH 6,5-8,5 7,15 Ph Unit Ok
3.2 Besi ** 0,3 0,01 mg/L Ok
10.2 Mangan ** (Mn) 0,4 0,032 mg/L Ok
23. Amonia ** (NH4) 1,5 0,06 mg/L Ok
1. Coliform 0 0 col/100
mL
Ok
IPA Pejompongan 1 pada musim kemarau telah memenuhi kriteria baku mutu PERMENKES
RI No. 492 Tahun 2010 (PerMenKes RI No. 492/ Menkes/ Per/IV/2010)
41. JURNAL
Aeration and its application in Water TreatmentAeration and its application in Water Treatment
Metode Penelitian
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai salah satu tipe aerasi dalam pengolahan air
bersih yaitu aerasi Cascade dengan 6 sekat dan yang diolah adalah besi dan mangan
Parameter
Kualitas Air dari
Sumber Air Baku
di Abaam
sebelum
dilakukan
Perlakuan
42. Hasil Penelitian
1. Mangan membutuhkan jumlah oksigen yang lebih besar selama aerasi dibandingkan
dengan besi
2. Waktu retensi untuk penyisihan mangan akan lebih lama, jika hanya proses aerasi
dan filtrasi yang digunakan dalam pengolahan air baku
3. Garam amonium yang terdapat dalam air baku menjadi pengoksidasi untuk
menghindari penipisan oksigen terlarut
Hasil Test Uji Sistem
Pengolahan Air Baku
Abaam dengan Aerasi
Cascade
43. Improved Rapid Sand Filter for Performance EnhancementImproved Rapid Sand Filter for Performance Enhancement
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, dua contoh penyaring dipasang yaitu dengan saringan pasir cepat
jenis konvensional dan saringan pasir cepat menggunakan capping.
Filtration rate- 5.4m/hr PVC granule capping depth -3cm
44. Improved Rapid Sand Filter for Performance EnhancementImproved Rapid Sand Filter for Performance Enhancement
Hasil Penelitian
1. Capping membuktikan teknik yang efisien untuk meningkatkan kinerja saringan pasir
cepat
2. Capping dengan butiran PVC yang memiliki kedalaman 3 cm menghilangkan
kekeruhan hingga 92% sementara capping dengan kedalaman 5 cm menghilangkan
kekeruhan hingga 96%
3. Periode operasi filter pada saringan pasir cepat yang menggunakan capping meningkatkan
hingga 2 sampai 2,5 kali dibandingkan dengan saringan pasir cepat konvensional
4. Kebutuhan air backwash untuk saringan pasir cepat yang menggunakan capping adalah
sekitar 40% dari saringan pasir cepat konvensional
45. KESIMPULAN
Kinerja IPA Pejompongan 1 PT. Palyja
telah sesuai dengan SNI 6775:2008 dan
telah sesuai dengan kriteria desain
Kualitas air hasil olahan IPA
Pejompongan 1 PT Palyja pada musim
kemarau telah memenuhi kriteria baku
mutu yaitu Permenkes No. 492 Tahun
2010
kinerja unit pada IPA Pejompongan 1,
proses aerasi-koagulasi di venturi flume
merupakan unit yang paling efektif
menyisihkan parameter Mn, Fe, Al, dan
NH3 yang meningkat pada musim
kemarau
Efisiensi penyisihan mangan (Mn)
61,50%, besi (Fe) 66,67%, aluminium
(Al) 60% dan Amonia (NH3) 43,8%
46. SARANSARAN
sebaiknya dilakukan modifikasi terhadap unit
pengolahan filtrasi dengan menggunakan
capping, karena selain meningkatnya efisiensi,
juga dibutuhkan air lebih sedikit untuk backwash