3. SEJARAH
1945 Pejabatan
Keuangan
Awal orde baru
Deputi Bidang
Anggaran
1948 Thesauri
Negara
1962
Departemen
Urusan Anggaran
Negara
1966 Direktorat
Jenderal Anggaran
2004 Direktorat
Jenderal
Perbendaharaan
5. MISI
Menciptakan fungsi pelaksanaan
anggaran yang efektif.
Mewujudkan pengelolaan kas
yang efisien dan optimal.
Menciptakan sistem manajemen
investasi yang tepat sasaran.
Mewujudkan pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum
yang fleksibel, efektif, dan
akuntabel.
Mewujudkan akuntansi
keuangan negara yang akuntabel,
transparan, tepat waktu dan
akurat.
Mewujudkan dukungan teknis
perbendaharaan yang handal,
terintegrasi, terotomatisasi, dan
mudah diterapkan.
Menyempurnakan proses bisnis
sistem perbendaharaan sesuai
best practice.
Melaksanakan pemberdayaan
dan integrasi seluruh sumber
daya organisasi secara optimal.
8. FUNGSI
Perumusan kebijakan di bidang perbendaharaan negara;
Pelaksanaan kebijakan di bidang perbendaharaan negara;
Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbendaharaan
negara;
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbendaharaan negara; dan
Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
9. ORGANISASI
Pelayanan Prima
• dicapai dengan merumuskan dan menciptakan layanan yang mampu
memenuhi kebutuhan stakeholders.
Peningkatan Kapasitas Pengelola Keuangan Negara
• dicapai dengan melaksanakan kegiatan yang bersifat pembimbingan
dan koordinasi terkait pengelolaan perbendaharaan negara kepada
pengelola keuangan negara dengan metode-metode yang efisien,
efektif, terukur, dan berkelanjutan
10. ORGANISASI
Pengembangan
Organisasi yang
Modern
• Melakukan kajian yang terstruktur
• Menyempurnakan dan menerapkan serta
melakukan pengawasan intensif SOP
• Menyusun profil risiko
• Menyusun dan merumuskan serta diseminasi
budaya organisasi
• Mengembangkan iklim pembelajaran
• Pemberdayaan fungsi Kanwil
Pengelolaan
Anggaran yang
Optimal
• Penerapan performance based budgeting
• Meningkatkan akurasi perencanaan keuangan
11. ORGANISASI
Peningkatan Kualitas SDM
• Meneruskan secara konsisten pembinaan dan internalisasi kode etik pegawai.
• Meningkatkan jumlah pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan
• Menerapkan Balanced Scorecard secara penuh (hall of fame)
• Menyusun blue print manajemen SDM
• Meningkatkan keterlibatan unit-unit vertikal dalam pengelolaan SDM secara optimal
• Mengembangkan sistem informasi kepegawaian
• Reformasi Birokrasi
• Ditjen Perbendaharaan tidak hanya akan menyempurnakan roadmap manajemen sumber daya manusia dan SOP organisasi yang baru,
tetapi juga future business process dalam kerangka best practice dan refromasi birokrasi
12. FUNGSI PELAKSANAAN
ANGGARAN
Pelaksanaan
Belanja
Negara yang
Optimal
sasaran utamanya adalah pelaksanaan belanja negara
yang optimal melalui penyempurnaan peraturan
tentang penyusunan, penelaahan, dan pelaksanaan
DIPA sesuai performance based budgeting dan MTEF
Tingkat
Kepuasan
Pelanggan
yang Tinggi
dicapai dengan menyempurnakan dan menerapkan
secara konsisten peraturan-peraturan dan ketepatan
atas janji layanan
13. FUNGSI PELAKSANAAN
ANGGARAN
Pelayanan Prima melalui Manajemen Pelaksanaan
Anggaran yang Efektif dan Efisien
• dicapai dengan melakukan penyelesaian pengesahan DIPA secara tepat
waktu, pengesahan revisi dokumen pelaksanaan anggaran secara tepat
waktu dan rekonsiliasi realisasi APBN
Optimalisasi Monitoring dan Evaluasi
• dilakukan dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
anggaran dalam rangka percepatan tingkat penyerapan anggaran K/L
dan pengawasan atas kepatuhan dalam melaksanakan rencana
penarikan dana, dengan alur monitoring
14. FUNGSI PENGELOLAAN KAS
NEGARA
Pengelolaan Kas Negara yang
Optimal
Pengelolaan Perbendaharaan
Negara yang Efektif dan Efisien
Kegiatan Perencanaan Kas dan
Pengelolaan Likuiditas
• mempunyai sasaran untuk
mengoptimalisasi kas pemerintah dan
mengurangi cost of fund
• Melaksanakan koordinasi dengan unit
terkait
• Menyediakan dana yang tepat waktu dan
tepat jumlah
• Penyempurnaan proses bisnis pengelolaan
kas negara
• kegiatan analisa pengelolaan kas yang
dikoordinir oleh Treasury Liquidity Unit
dan melibatkan unit-unit yang mempunyai
authority di bidang penerimaan dan
pengeluaran
Kegiatan Analisa Ekonomi
• kegiatan Risk Assessment serta Penetapan
Strategi Investasi dan Pengelolaan
Portofolio
15. FUNGSI PENGELOLAAN KAS
NEGARA
Kegiatan Eksekusi/ Transaksi
• kegiatan eksekusi sebagai tindak lanjut atas rekomendasi dari Middle Office
Kegiatan Settlement
• kegiatan pencatatan/akuntansi atas cash flow serta managing bank accounts
baik penerimaan maupun pengeluaran yang dikoordinir oleh Back Office
Optimalisasi Monitoring dan Evaluasi
• dilakukan dengan melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap
pengelolaan kas negara dengan cara melakukan monitoring dan evaluasi
16. FUNGSI SISTEM MANAJEMEN
INVESTASI
Investasi pemerintah yang optimal bagi sektor riil
• Penyempurnaan dan pengembangan pengelolaan penerimaan
pembiayaan dan PNBP penerusan pinjaman
• Pencairan RDI ke RKUN dan pencairan jasa bank
• Evaluasi pelaksanaan pembiayaan penerusan pinjaman
• Penyempurnaan dan mengembangkan istem informasi penerusan
pinjaman
• Peningkatan progres penyelesaian tunggakan piutang
17. FUNGSI SISTEM MANAJEMEN
INVESTASI
Optimalisasi Penyaluran Dana Investasi
• Optimalisasi Pendapatan Negara yang berasal dari Pengembalian Pinjaman dan
Penerusan Pinjaman
• Penyelesaian Piutang Negara yang bersumber dari RDI/RPD/SLA yang
berkelanjutan
• Peningkatan transparansi pengelolaan keuangan penerusan pinjaman yang
akuntabel dan wajar
• Penyempurnaan tingkat kesehatan keuangan dan kemampuan manajerial
keuangan BUMN/BUMD dan Pemda
• Penggunaan mekanisme on-budget dalam pengelolaan pinjaman kepada
BUMN/BUMD/Pemda
18. FUNGSI SISTEM MANAJEMEN
INVESTASI
Optimalisasi Penyaluran Dana Investasi
• Peningkatan kinerja operator investasi pemerintah yang semakin
professional, kepastian hukum, transparan, dan akuntabel dalam
memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan /atau manfaat lainnya
• Peningkatan kapasitas SDM stakeholder khususnya
BUMN/PDAM/Pemda dalam melakukan pengelolaan pinjaman
• Penurunan tingkat risiko gagal dalam pengembalian dana dibidang
investasi, pinjaman, dan kredit program
• Penyediaan dan penyaluran dana investasi pemerintah, penerusan
pinjaman dan kredit program yang sesuai dengan program dan
kebijakan yang telah ditetapkan
19. FUNGSI BADAN LAYANAN UMUM
Penerapan pengelolaan keuangan BLU yang efektif
•
•
•
•
Penyempurnaan boundarries dan redefinisi BLU
Penyempurnaan regulasi dan tata kelola pengelolaan keuangan BLU
Penetapan kriteria-kriteria kualitatif dalam mekanisme penilaian kinerja keuangan
Penetapan desain penilaian kinerja dan keuangan satker PK-BLU
Tingkat Kepuasan Pelayanan yang Tinggi
• dicapai dengan melakukan penyempurnaan norma waktu penetapan satker BLU
Pelayanan prima melalui peningkatan kinerja pelayanan publik
• dicapai dengan secara konsisten melakukan pengimplementasian norma waktu penetapan satker BLU
Tingkat Kepatuhan dan Penegakan Hukum
• dicapai dengan melakukan bimbingan dan sosialisasi kepada satker BLU
20. FUNGSI AKUNTANSI DAN
PELAPORAN KEUANGAN
Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
• Penyelesaian LKPP (unaudited) secara tepat waktu
• Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga (LKKL)
• LKPP Tahun 2010 ditargetkan mendapatkan opini audit WDP. Sementara jumlah LKKL yang
mendapatkan Opini Audit WTP dapat naik dari 45 menjadi 50 LKKL, dan yang Disclaimer turun dari 8
menjadi 3.
• LKPP Tahun 2011 ditargetkan mendapatkan opini audit WTP, dan LKKL seluruhnya mendapatkan opini
audit WTP sesuai dengan kontrak kinerja para Menteri/Pimpinan Lembaga anggota Kabinet Indonesia
Bersartu II dengan Presiden RI.
• Penerapan Standar Akuntansi Berbasis Akrual secara bertahap.
• Tahun 2011-2012 adalah tahun pengembangan kebijakan akuntansi, prosedur, guidelines, proses
bisnis, sistem akuntansi berbasis akrual serta pengembangan IT.
21. FUNGSI AKUNTANSI DAN
PELAPORAN KEUANGAN
Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
• Pada tahun 2013 ditargetkan bahwa telah diadakan piloting pada beberapa K/L untuk
penerapan akuntansi berbasis akrual, sementara untuk LK BUN diharapkan dapat parallel untuk
penerapan basis akrual dan Cash Towards Accrual (CTA), serta ujicoba konsolidasi LKBUN akrual.
• Pada tahun 2014 ditargetkan seluruh KL dan BUN telah parallel run dalam penerapan akuntansi
berbasis akrual dan CTA, namun untuk proses audit adalah yang berbasis CTA.
• Penyelesaian RUU Pelaksanaan Pertanggungjawaban APBN secara tepat waktu.
• Penyusunan harmonisasi strategi penerapan akuntansi akrual dan penerapan SPAN agar SPAN
dan Akuntansi Akrual dapat berjalan seiring dan memberikan hasil yang optimal bagi organisasi.
• Pemanfaatan secara optimal laporan keuangan sebagai alat pengambilan keputusan.
• Peningkatan peran Laporan Keuangan sebagai alat pengambil keputusan manajerial.
22. FUNGSI AKUNTANSI DAN
PELAPORAN KEUANGAN
Transparansi Pengelolaan Keuangan Negara
• dicapai dengan melakukan pembinaan terhadap instansi dalam bentuk pengembangan kapasitas pengelola
akuntasi di K/L dan pembentukan coaching clinic akuntansi
Optimalisasi Monitoring dan Evaluasi
• dicapai dengan meningkatkan kapabilitas K/L dalam bidang akuntansi dan pelaporan keuangan untuk mematuhi
standar, sistem dan prosedur akuntansi pemerintah secara konsisten
Tingkat Kepatuhan dan Penegakan Hukum
• Melakukan pembinaan dan asistensi terhadap instansi serta secara periodik melakukan koordinasi dan asistensi
penyusunan Laporan Keuangan dengan kementerian/lembaga dan Kuasa BUN (tingkat daerah hingga tingkat
pusat).
• Merumuskan reward and punishment terkait penyampaian laporan keuangan
23. FUNGSI SISTEM
PERBENDAHARAAN
Penerapan sistem perbendaharaan yang handal dan modern
• Meningkatkan proses harmonisasi dan sinkronisasi peraturan dan pengembangan proses bisnis
• Memfungsikan Data Recovery Center secara optimal
Tingkat Kepuasan Pelanggan yang Tinggi
• dicapai dengan melakukan penyediaan sistem perbendaharaan yang handal dalam melakukan perbaikan layanan
dalam memenuhi janji layanan secara konsisten dan responsif atas kebutuhan pengguna layanan
Kajian dan Perumusan Kebijakan yang Tinggi
• Penyusunan dan perumusan peraturan, pedoman pelaksanaan, dan petunjuk teknis di bidang perbendaharaan
negara.
• Pengkajian, evaluasi, harmonisasi, standardisasi dan sinkronisasi peraturan dan proses bisnis secara
menyeluruh, efektif dan applicable dalam framework satu kesatuan keorganisasian yang utuh.
• Penyusunan dan pengembangan proses bisnis perbendaharaan yang dapat diimplementasikan untuk mendukung
terciptanya Sistem Perbendaharaan yang terintegrasi.
24. FUNGSI SISTEM
PERBENDAHARAAN
Peningkatan kapasitas pengelola keuangan negara
• Percepatan pembentukan jabatan fungsional penyuluh perbendaharaan dalam
rangkan capacity building bagistakeholders Ditjen Perbendaharaan.
• Pengembangan kajian terkait peningkatan kapasitas Pengelola Keuangan Negara
khususnya dalam menjalankan peran Ditjen Perbendaharaan selaku kuasa BUN
Optimalisasi monitoring dan evaluasi
• Sasaran Strategis ini dilakukan dengan memantau penerapan sistem perbendaharaan
dengan mengidentifikasi permasalahan/kendala di lapangan dan kebutuhan
stakeholder sebagai umpan balik untuk penyempurnaan dan pengembangan sistem
perbendaharaan
25. FUNGSI TRANSFORMASI
PERBENDAHARAAN
Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi
• Membangun sistem database yang terintegrasi pada KPPN, Kanwil, dan Kantor Pusat
Ditjen Perbendaharaan.
• Menyusun rancangan aplikasi dan implementasi program SPAN secara penuh, terkait
business process improvement dan teknologi informasi.
• Menyiapkan hardware TI yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan untuk
mendukung SPAN.
• Mengoptimalkan pelaksanaan CMC sehingga terbangun komitmen bersama dan
awareness mengenai SPAN.
• Menyusun pengintegrasian SPAN dengan aplikasi satker serta mempersiapkan
jaringan komunikasi antara SPAN dan satker.
26. FUNGSI TRANSFORMASI
PERBENDAHARAAN
Penerapan sistem perbendaharaan yang handal dan
modern
• Menyusun dan memutakhirkan modul-modul untuk mengawal program
SPAN sebagai future vision proses bisnis.
• Menyiapkan Sistem Akuntansi berbasis Akrual pada SPAN dengan
menyelaraskan Standar COTS dengan kebijakan dan sistem akuntansi
berbasis akrual.
• Melakukan review dan analisis dampak perubahan proses bisnis terhadap
peraturan perundangan, organisasi dan sumber daya manusia.
• Melanjutkan kajian-kajian serta komunikasi dengan negara lain yang telah
sukses mengimplementasikan IFMIS sebagai langkah strategis
mewujudkan sistem yang modern berdasarkan best practices.
27. SUSUNAN ORGANISASI
Sekretariat Direktorat Jenderal;
Direktorat Pelaksanaan Anggaran;
Direktorat Pengelolaan Kas Negara;
Direktorat Sistem Manajemen Investasi;
Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;
Direktorat Sistem Perbendaharaan; dan
Direktorat Transformasi Perbendaharaan.
30. DIREKTORAT PELAKSANAAN
ANGGARAN
Fungsi:
• Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pelaksanaan anggaran;
• Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pelaksanaan anggaran;
• Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pelaksanaan anggaran;
• Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pelaksanaan anggaran; dan
• Pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.
32. DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS
NEGARA
Fungsi:
Penyiapan
perumusan
kebijakan di
bidang
pengelolaan kas
negara;
Penyiapan
Penyiapan
Penyiapan
penyusunan
pemberian
pelaksanaan
Pelaksanaan
norma, standar, bimbingan teknis
kebijakan di
prosedur, dan
dan evaluasi di
urusan tata
bidang
kriteria di bidang
bidang
usaha direktorat.
pengelolaan kas
pengelolaan kas pengelolaan kas
negara;
negara;
negara; dan
34. DIREKTORAT SISTEM MANAJEMEN
INVESTASI
Fungsi:
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sistem manajemen investasi;
Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sistem manajemen
investasi;
Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang sistem manajemen investasi;
Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang sistem
manajemeninvestasi; dan
Pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.
35. DIREKTORAT PEMBINAAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM
Tugas:
• Merumuskan serta melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang pembinaan pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum (BLU).
36. DIREKTORAT PEMBINAAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM
Fungsi:
Perumusan kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum (BLU);
Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum (BLU);
Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU);
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembinaan
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU); dan
Pelaksanaan urusan tata usaha direktorat
37. DIREKTORAT AKUNTANSI DAN
PELAPORAN KEUANGAN
Fungsi:
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang akuntansi dan pelaporan
keuangan;
Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang akuntansi dan pelaporan
keuangan;
Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
akuntansi dan pelaporan keuangan;
Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
akuntansi dan pelaporan keuangan; dan
Pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.
38. DIREKTORAT SISTEM
PERBENDAHARAAN
Fungsi:
• Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sistem perbendaharaan;
• Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sistem perbendaharaan;
• Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sistem perbendaharaan;
• Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang sistem perbendaharaan; dan
• Pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.
40. DIREKTORAT TRANSFORMASI
PERBENDAHARAAN
Fungsi:
• Penyiapan perumusan kebijakan di bidang transformasi
perbendaharaan;
• Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang transformasi
perbendaharaan;
• Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria di bidang transformasi perbendaharaan;
• Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang transformasi perbendaharaan; dan
• Pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.
41. SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL
Fungsi:
• Koordinasi kegiatan direktorat jenderal;
• Koordinasi penyusunan peraturan perbendaharaan;
• Penyelenggaraan pengelolaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan,kepegawaian, dan keuangan,
serta pembinaan jabatanfungsional pada direktorat jenderal;
• Pelaksanaan pengembangan pegawai direktorat jenderal;
• Koordinasi penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan laporan akuntabilitas kinerja direktorat
jenderal;
• Koordinasi dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan
pengawasan masyarakat;
• Pelaksanaan tata usaha, kearsipan, dan dokumentasi direktorat jenderal;
• Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan direktorat jenderal.
42. DIREKTORAT AKUNTANSI DAN
PELAPORAN KEUANGAN
Tugas:
Merumuskan serta
melaksanakan kebijakan
dan standardisasi teknis di
bidang akuntansi dan
pelaporan keuangan.
44. Tugas dan Fungsi Kanwil Ditjen
Perbendaharaan
Berdasarkan PMK No. 169/PMK.01/ 2012, Kantor Wilayah
menyelenggarakan fungsi:
• Penelaahan, pengesahan, dan revisi dokumen pelaksanaan anggaran
serta penyampaian pelaksanaannya kepada instansi yang telah
ditentukan;
• Penelaahan dan penilaian keserasian antara dokumen pelaksanaan
anggaran dengan pelaksanaan di daerah;
• Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan dan penatausahaan anggaran;
• Pemantauan realisasi pelaksanaan anggaran;
• Pembinaan teknis sistem akuntansi;
• Pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan pemerintah;
45. Tugas dan Fungsi Kanwil Ditjen
Perbendaharaan
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyaluran dana perimbangan;
Pembinaan pengelolaan keuangan badan layanan umum (BLU);
Pembinaan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak;
Pelaksanaan pengelolaan dana investasi dan pinjaman kepada daerah;
46. Tugas dan Fungsi Kanwil Ditjen
Perbendaharaan
Pengawasan kewenangan dan pelaksanaan teknis perbendaharaan dan bendahara umum negara;
Pelaksanaan verifikasi atas pertanggungjawaban belanja program pensiun;
Verifikasi dan penatausahaan atas pertanggungjawaban dana Perhitungan Fihak Ketiga (PFK);
Pelaksanaan kehumasan; dan
Pelaksanaan administrasi Kantor Wilayah.
47. STRUKTUR ORGANISASI KANWIL
DITJEN PERBENDAHARAAN
Bagian
Umum
Bidang
Pembinaan
Pelaksanaan
Anggaran I
Bidang
Pembinaan
Pelaksanaan
Anggaran II
Bidang
Pembinaan
Akuntansi
dan
Pelaporan
Keuangan
Bidang
Supervisi
KPPN dan
Kepatuhan
Internal
Kelompok
Jabatan
Fungsional
48. JENIS KPPN
KPPN Tipe A1;
KPPN Tipe A2;
KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah;
KPPN Khusus Penerimaan; dan
KPPN Khusus Investasi.
49. KPPN A1 dan A2
Melaksanakan kewenangan perbendaharaan
dan bendahara umum negara, penyaluran
pembiayaan atas beban anggaran, serta
penatausahaan penerimaan dan
pengeluaran anggaran melalui dan dari kas
negara berdasarkan peraturan perundangundangan.
50. KPPN A1
Subbagian Umum
Seksi Pencairan
Dana
Seksi Manajemen
Satker dan
Kepatuhan Internal
Seksi Bank
Seksi Verifikasi dan
Akuntansi
51. KPPN A2
Subbagian Umum;
Seksi Pencairan Dana dan Manajemen Satker;
Seksi Bank;
Seksi Verifikasi, Akuntansi, dan Kepatuhan Internal; dan
Kelompok Jabatan Fungsional
52. KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah
Instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara.
Melaksanakan penyaluran pembiayaan atas beban anggaran untuk dana
yang berasal dari luar dan dalam negeri secara lancar, transparan, dan
akuntabel serta melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan
bendahara umum negara, penyaluran pembiayaan atas beban anggaran,
serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan
dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan
53. KPPN Khusus Penerimaan
Instansi vertikal Direktorat
Jenderal Perbendaharaan
yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada
Direktur Pengelolaan Kas
Negara.
Melaksanakan penerimaan,
pengelolaan, pelaporan, dan
rekonsiliasi transaksi data
penerimaan serta
penatausahaan penerimaan
negara melalui dan dari kas
negara berdasarkan
peraturan perundangundangan
54. KPPN Khusus Investasi
Instansi vertikal Direktorat
Jenderal Perbendaharaan yang
berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada
Direktur Sistem Manajemen
Investasi.
Melaksanakan penatausahaan
naskah perjanjian investasi,
penyaluran dana investasi
pemerintah, penghitungan,
penagihan, dan penerbitan
perintah membayar investasi
pemerintah, penerusan
pinjaman, kredit program, dan
investasi lainnya.