Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Sabbath school lesson 5, 2nd quarter of 2018
1. KRISTUS DI BAIT SUCI SURGAWI
Pelajaran 5 untuk 5 Mei 2018
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
Filipi 2:9,10
“Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang
ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di
bawah bumi.”
2. 1. Pekerjaan-Nya di halaman luar.
Korban Penghapus Dosa.
Anak Domba ALLAH.
2. Pekerjaan-Nya di Bilik Kudus.
Imam Besar.
Pengantara.
3. Pekerjaan-Nya di Bilik Maha Kudus.
Penyucian.
TUHAN memerintahkan Musa untuk
membangun sebuah Bait Suci Surgawi.
TUHAN akan menggunakannya untuk
menjelaskan rencana keselamatan yang Ia
persiapkan sebelum dunia dijadikan.
Ketika kita mempelajari tentang Bait Suci,
kita belajar peran Yesus dalam setiap fase
dari rencana keselamatan tersebut.
3. KORBAN PENGHAPUS DOSA
“yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan
orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada
hari yang ketiga.” (Lukas 24:7)
Halaman Bait Suci di padang gurun
melambangkan pekerjaan YESUS selama Ia
berada di bumi.
YESUS - ALLAH Yang Kekal - (Yesaya 9:6)—
menjadi manusia dan “Ia hanya satu kali
saja menyatakan diri-Nya, pada zaman
akhir untuk menghapuskan dosa oleh
korban-Nya.” (Ibrani 9:26)
Ia bersedia memberikan nyawa-Nya sendiri
untuk menebus kita. Ia meninggalkan surga
dan terlahir sebagai Anak Manusia. Ia
dilahirkan untuk mati.
Ia tahu apa yang akan diderita-Nya.
Meskipun demikian, Ia memutuskan untuk
tetap melanjutkan pekerjaan penebusan-
Nya oleh karena kasih-Nya yang besar.
4. ANAK DOMBA
ALLAH
“Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang
kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba
Allah, yang menghapus dosa dunia!’” (Yoh. 1:29)
Setiap hewan yang dikorbankan di atas Mezbah
Pembakaran disembelih di hadapan tabir, melambangkan
Anak Domba Allah yang akan menumpahkan darah-Nya di
kayu salib.
Yesus adalah satu-satu-Nya yang hidup tanpa dosa
di dunia ini. Kematian-Nya adalah satu-satunya
cara untuk mengampuni dosa-dosa kita (Kisah
Para Rasul 4:12)
Setelah Domba yang disembelih menyelesaikan
pekerjaan-Nya di Bumi — (Halaman Luar Bait Suci)
— oleh kematian dan kebangkitan-Nya, Ia menjadi
Imam Besar kita di bait Suci Surgawi.
5. IMAM BESAR “Sebab Imam Besar yang demikianlah yang
kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah,
tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang
berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-
tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam
besar lain, yang setiap hari harus
mempersembahkan korban untuk dosanya
sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa
umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya
satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia
mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai
korban.” (Ibrani 7:26-27)
Yesus adalah Imam menurut peraturan Melkisedek. Itu adalah
perintah yang tidak terikat pada keluarga tertentu dan tidak
tunduk pada dosa atau kematian (Ibrani 7)
keimamatan Yesus adalah permanen. Ia hanya didasarkan pada
satu pengorbanan, dan pengorbanan itu cukup untuk
mengampuni setiap orang berdosa yang datang kepada-Nya
dengan iman.
Peran-Nya sebagai Imam Besar tersebut adalah bagian dari
pekerjaan-Nya di Bait Suci Surgawi.
6. PENGANTARA “Karena itu Ia sanggup juga
menyelamatkan dengan sempurna
semua orang yang oleh Dia datang
kepada Allah. Sebab Ia hidup
senantiasa untuk menjadi Pengantara
mereka.” (Ibrani 7:25)
Imam Besar memasuki Bilik Maha Kudus dengan nama-
nama suku yang tertulis di Baju efod-nya. Ia mewakili
setiap orang Israel di hadapan Tuhan dan mengantarai
mereka.
YESUS Adalah Imam Besar kita dan “menghadap hadirat
Allah guna kepentingan kita.” (Ibrani 9:24). Ia mewakili
orang-orang berdosa yang bertobat di hadapan Bapa dan
mempersembahkan darah-Nya bagi mereka..
Kita bersyukur kepada YESUS, kita dapat yakin bahwa
kita diterima oleh ALLAH. “Anak-anakku, hal-hal ini
kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat
dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus
Kristus, yang adil.” (1 Yohanes 2:1)
7. PENYUCIAN
“Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang
ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian,
tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh
persembahan-persembahan yang lebih baik dari
pada itu.” (Ibrani 9:23)
Ayat di atas adalah referensi silang kepada
Imamat 16. Paulus menyatakan bahwa Bait
Suci Surgawi harus disucikan sebagaimana
Bait Suci di bumi.
Pada Hari Pendamaian, Imam Besar
memasuki Bilik Maha Kudus, dan hadirat
Allah dinyatakan di atas Tutup Pendamaian.
Itu adalah hari penghakiman.
Pekerjaan Yesus di Bilik Maha Kudus
telah dinubuatkan dalam Daniel
8:14. Nubuatan itu menjelaskan
bahwa Penghakiman dimulai pada
1844, dan tahap tersebut akan
berakhir tepat sebelum Kedatangan
Yesus kali yang ke-2.
8. Daniel 8 + Daniel 9
DEKRIT
ARTHASASTA
Kemartiran
Stefanus
Bait Suci Mulai
Disucikan
457 BC AD 34 AD 1844
9. “Pengantaraan Kristus bagi manusia di dalam tempat yang
kudus di atas adalah sama pentingnya kepada rencana
keselamatan seperti kematian-Nya di atas kayu salib. Oleh
kematian-Nya Ia memulaikan pekerjaan itu yang sesudah
kebangkitan-Nya Dia naik untuk menyelesaikannya di Surga.
Oleh iman, kita harus masuk ke dalam tabir (selubung), "di
mana Yesus sebagai Perintis bagi kita." (Ibrani 6:20). Di sana
terang dari salib di Golgota telah dipantulkan. Di sana kita
boleh mendapat pemandangan yang lebih jelas mengenai
rahasia penebusan. Keselamatan manusia dicapai dengan
biaya tak terbatas bagi Surga; pengorbanan yang dilakukan
sama dengan tuntutan paling luas hukum Allah yang sudah
dilanggar itu. Yesus telah membuka jalan ke takhta Bapa, dan
melalui pengantaraan-Nya keinginan sungguh-sungguh dari
semua yang datang kepada-Nya dalam iman boleh
disampaikan ke hadirat Allah.”
E.G.W. (The Great controversy, cp. 28, p. 489)