Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penafsiran Alkitab, seperti praduga, terjemahan, pengalaman budaya, dan dosa. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya penafsiran Alkitab yang benar agar mendapatkan kesatuan dalam doktrin, pengajaran, dan misi gereja.
1. Pelajaran ke-6 Triwulan II 2020
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang
berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa
berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa
Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah
kepada orang yang sungguh-sungguh mencari
Dia.” (Ibrani 11:6).
2. Apa yang dapat mempengaruhi
penafsiran kita?
Praduga
Terjemahan-terjemahan
Pengalaman Budaya
Dosa
Mengapa penafsiran itu penting?
Membaca sebuah cerita berbeda dengan membaca sebuah dokumen hukum. Cara
seorang anak membaca tentu berbeda dengan orang dewasa. Pemahaman seorang
pengacara atas suatu teks tertentu, adalah sangat mungkin berbeda dengan
pemahaman seorang teologia. Membaca suatu teks dalam bahasa aslinya tentu
juga berbeda dengan membaca terjemahannya.
Semuanya itu — dan bahkan lebih banyak hal lagi — adalah faktor yang
mempengaruhi penafsiran untuk suatu teks. Hal ini juga dapat diterapkan pada
Alkitab. Tidak ada yang dapat membaca Alkitab dengan cara yang benar-benar
murni. Lalu, bagaimana kita dapat menafsirkan Alkitab dengan benar?
3. PRADUGA
“Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa
Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa
Israel.” (Lukas 24:21)
Selama tiga setengah tahun, para
pengikut Yesus percaya bahwa Ia
adalah Sang Mesias (Matius 16:15-
16). Namun, mereka memahami
konsep tentang Mesias dengan cara
yang salah, karena mereka
menyangka pekerjaan-Nya adalah
untuk membebaskan mereka dari
perbudakan bangsa Roma.
Kita mungkin juga dipengaruhi
oleh pengalaman,
pengetahuan, dan praduga kita
ketika menafsirkan Alkitab.
ROH KUDUS akan menolong kita memahami Alkitab dengan benar jika kita
membuka pikiran kita kepada-Nya dengan hati yang jujur.
Praduga ini mencegah mereka untuk mengenali
YESUS tepat setelah Ia dibangkitkan (Lukas 24:
36-45). ROH KUDUS harus bekerja dalam pikiran
mereka untuk menunjukkan kepada mereka
tentang misi Yesus yang sebenarnya dalam
terang kebenaran Alkitab.
4. TERJEMAHAN-TERJEMAHAN
“Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga
orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak
ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan
Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.” (1Korintus
14:27-28)
Alkitab ditulis dalam bahasa Ibrani, Aram, dan
Yunani. Karena kita tidak menguasai bahasa-
bahasa tersebut, maka kita memerlukan
terjemahan.
Terjemahan melibatkan dua masalah utama: kata-
kata aslinya mungkin tidak memiliki terjemahan
yang tepat atau persis ke dalam bahasa kita, dan
penerjemah mungkin dipengaruhi oleh gagasan
yang sudah terbentuk sebelumnya.
IBRANI ARAM YUNANI
Karena keterbatasan-keterbatasan tersebut,
sangat disarankan untuk membaca berbagai
terjemahan, sehingga kita dapat memahami arti
dari teks asli dengan lebih baik.
Apa pun terjemahan yang kita baca,
KEBENARAN POKOK dari Kitab Suci SELALU
MUDAH DIMENGERTI.
5. ADA 3 JENIS TERJEMAHAN ALKITAB
• Sesuai dengan
aslinya.
• Terjemahan yang
hampir literal.
• “Jesus said to her,
'Woman, what
does your concern
have to do with
Me? My hour has
not yet come.'”
(John 2:4) NKJV :
New King James
Version
• Menekankan
maknanya.
• Terjemahan
idiomatik atau
ungkapan
• “'Woman, why do
you involve me?'
Jesus replied. 'My
hour has not yet
come.'” (John
2:4) NIV: New
International
Version
• Mengekspresikan ide
dengan bahasa
sehari-hari.
• Lebih kepada
penafsiran bukan
literal
• “'I can’t help you
now,' he said. 'It isn’t
yet my time for
miracles.'” (John 2:4)
TLB: The Living Bible
Terjemahan Dinamis dan Parafrase memiliki bahasa yang lebih tidak kaku
dibandingkan terjemahan Formal. Namun kedua jenis terjemahan tersebut
dipengaruhi oleh praduga, sehingga kurang disarankan untuk pembelajaran doktrinal.
TERJEMAHAN-TERJEMAHAN
Terjemahan
Formal
Terjemahan
DINAMIS
Terjemahan
PARAFRASE
6. PENGALAMAN
BUDAYA
“… yang membalaskan kesalahan bapa kepada
anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan
keempat dari orang-orang yang membenci Aku,”
(Keluaran 20:5)
Para penulis Alkitab terbenam dalam beragam budaya:
Ibrani, Kasdim, Yunani, Romawi. Oleh karena itu,
tulisan mereka lebih baik dipahami ketika
mempertimbangkan konteks budaya mereka.
Meskipun demikian, bahkan jika kita tidak tahu
tentang budaya-budaya itu secara terperinci,
Alkitab masih penuh dengan makna bagi kita.
Alkitab menjelaskan topik-topik yang melampaui
budaya apa pun, seperti ciptaan ALLAH, dosa
dan mengapa kita memerlukan Keselamatan.
Misalnya, dalam budaya Ibrani, seseorang bertanggung jawab
atas tindakan yang tidak dilakukannya, tetapi membiarkan hal
itu terjadi. Itulah sebabnya kadang-kadang mereka
menghubungkan tindakan kepada ALLAH yang sebenarnya
tidak Ia lakukan, seperti membiarkan anak-anak menderita
karena dosa orang tua mereka, atau mengeraskan hati Firaun.
7. DOSA
“Jawab Yesus kepada mereka:
"Sekiranya kamu buta, kamu tidak
berdosa, tetapi karena kamu
berkata: Kami melihat, maka
tetaplah dosamu.’” (Yohanes 9:41)
Dosa adalah penghalang antara
pembaca dan Alkitab. Dosa
mengubah cara kita menafsirkan
dan menerima Alkitab.
Jadi kita harus membaca Alkitab dengan
iman dan penyerahan. Kita harus rela
mengizinkan Alkitab mengubah kita dan
membentuk karakter kita.
ROH KUDUS akan bekerja dalam diri kita
jika kita membuka hati kita. Terlepas dari
dosa kita, Dia akan menuntun kita “ke
dalam seluruh kebenaran.” (Yohanes
16:13)
Kita mungkin salah memahami Alkitab
karena kesombongan, khayalan diri
sendiri, keraguan, ketidaktaatan,
mencintai pendapat kita sendiri, dan
banyak halangan lainnya.
8. MENGAPA PENAFSIRAN
DIPERLUKAN?
“Lalu Ia membuka pikiran mereka,
sehingga mereka mengerti Kitab
Suci.” (Lukas 24:45)
Jika kita mendekati dan menafsirkan Alkitab
dengan keliru, kita mungkin akan sampai pada
kesimpulan yang salah, tidak hanya dalam
pengertian keselamatan tetapi dalam segala hal
lain yang diajarkan Alkitab.
Penafsiran Alkitab yang benar menghasilkan:
KESATUAN DOKTRIN
KESATUAN PENGAJARAN
KESATUAN DALAM GEREJA
KESATUAN DALAM MISI
Kita perlu belajar Alkitab dengan tepat
(hermeneutika). Kita harus menganalisa setiap
perikop dalam konteksnya secara spesifik, dan
sehubungan dengan apa yang diajarkan bagian
Alkitab lainnya tentang topik yang dibahas. Dengan
cara ini kita akan lebih memahami pekabaran yang
diberikan ALLAH kepada kita melalui Alkitab.
9. “Apakah engkau bertanya, apakah yang aku perbuat
supaya selamat? Engkau harus menyerahkan pendapat-
pendapat yang telah ditetapkan terlebih dulu, ide-ide
turunanmu serta yang sudah ditanamkan, pada pintu
penyelidikan. Jika engkau menyelidik Kitab Suci untuk
menunjukkan pendapat- pendapatmu sendiri, engkau
tidak akan pernah menjangkau kebenaran. Selidiklah
untuk memahami apa yang dikatakan TUHAN. Jika
keyakinan datang, waktu engkau menyelidik, jika engkau
melihat bahwa pendapat-pendapatmu yang disenangi
tidak sesuai dengan kebenaran, jangan salah tafsirkan
kebenaran itu untuk dicocokkan dengan kepercayaanmu
sendiri, tetapi terimalah terang yang telah diberikan.
Bukalah pikiran dan hati, agar engkau dapat memandang
perkara-perkara yang ajaib dari firman ALLAH.”
E.G.W. (Christ's Object Lessons, cp. 8, p. 112)