Perjanjian baru yang dijanjikan Tuhan melalui nubuat Yeremia memiliki unsur yang sama dengan perjanjian lama yaitu pembuat dan hukum yang sama, namun perjanjian baru membawa perbaikan dengan menawarkan perjanjian dan janji yang lebih baik serta korban dan imam yang lebih sempurna melalui pengorbanan Yesus Kristus.
1. Pelajaran 10 Triwulan II 2021
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
“Sesungguhnya, akan datang
waktunya, demikianlah firman TUHAN,
Aku akan mengadakan perjanjian baru
dengan kaum Israel dan kaum Yehuda,”
(Yeremia 31:31).
2. Apa yang lama dalam Perjanjian yang baru?
Pembuat dan hukum yang sama
Hubungan yang sama
Tujuan yang sama
Apa yang baru dalam Perjanjian yang baru?
Perjanjian dan janji yang lebih baik
Korban dan Imam Yang lebih baik
Pada pelajaran sebelumnya, kita telah belajar
bahwa TUHAN menetapkan sebuah Perjanjian
Kekal. Lalu mengapa kita belajar tentang
Perjanjian yang baru pada pelajaran ini?
Apa perbedaan antara perjanjian yang baru
dan perjanjian yang lama? Apakah keduanya
berbeda?
3. PEMBUAT DAN
HUKUM YANG
SAMA
“Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel
sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh
Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati
mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan
menjadi umat-Ku. […] Aku akan mengampuni kesalahan mereka
dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” (Yeremia 31:33,34)
Bangsa Israel telah melanggar
perjanjian mereka dengan TUHAN
melalui ketidaksetiaan mereka
kepada-Nya (Yeremia 31:31-32).
Karena itu, Yeremia menubuatkan
perjanjian yang baru antara mereka
dengan TUHAN. Namun, ada unsur
yang tetap sama dalam perjanjian
yang baru ini:
• Pembuat Yang sama
TUHAN-lah Yang
membuat perjanjian
tersebut
• Hukum yang sama
Hukum TUHAN adalah
dasar dari perjanjian
•Dasar yang sama
Didasarkan atas
pengampunan dan belas
kasihan TUHAN
“Perjanjian yang baru” adalah
“perjanjian yang diperbarui” dalam
beberapa hal. Itu adalah kelengkapan
atau penggenapan dari yang pertama.
4. HUBUNGAN
YANG SAMA
Hosea 2:19 Aku akan
menjadikan engkau isteri-Ku
dalam kesetiaan, sehingga
engkau akan mengenal TUHAN.
Bangsa Israel tidak setia kepada TUHAN, tetapi IA ingin
memperbarui hubungan mereka. Itulah inti dari
perjanjian yang baru: TUHAN ingin memperbaiki
hubungan perjanjian keselamatan dengan kita kembali.
IA ingin kita memperbarui pikiran dan
perasaan kita:
“Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam
batin mereka dan menuliskannya
dalam hati mereka” (Yeremia 31:33);
“perbaharuilah hatimu dan rohmu”
(Yehezkiel 18:31);
“Kamu akan Kuberikan hati yang
baru, dan roh yang baru di dalam
batinmu” (Yehezkiel 36:26).
Meski demikian, ini bukanlah tujuan baru. Ia
merupakan hubungan yang sama, yang sejak
awal TUHAN ingin miliki dengan umat-Nya:
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari
ini haruslah engkau perhatikan” (Ulangan 6:6)
5. “Hukum yang sama ini yang diukirkan di atas loh batu
dituliskan oleh ROH KUDUS di atas loh hati manusia.
Gantinya kita berusaha meneguhkan kebenaran kita
sendiri, maka kita menerima kebenaran KRISTUS.
Darah-Nya menebus kita dari dosa. Penurutan-Nya
diterima bagi kita. Kemudian hati yang telah
dibaharui oleh ROH KUDUS akan menghasilkan “buah-
buah Roh tersebut.” Melalui anugerah KRISTUS kita
akan hidup dalam penurutan kepada hukum-Nya yang
ditulis di dalam hati kita.”
E. G. W. (Patriarchs and Prophets, cp. 32, p. 372)
6. TUJUAN
YANG SAMA
“mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan
akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan
berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-
korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di
atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah
doa bagi segala bangsa.” (Yesaya 56:7)
TUHAN ingin mengundang semua bangsa untuk menjadi
bagian dari perjanjian-Nya. Ini adalah inti dari perjanjian-
Nya dengan bangsa Israel.
Perjanjian yang baru memiliki tujuan yang sama. Kasih
karunia TUHAN tersedia melalui darah Yesus, bagi setiap
orang yang mau menerimanya (Roma 3:21-24).
Orang-orang Yahudi yang menerima YESUS memeluk
perjanjian yang baru ini dan membangun fondasi Gereja
yang mula-mula. Kemudian, orang bukan Yahudi dari setiap
bangsa bergabung dalam perjanjian dan “dicangkokkan”
ke dalam umat ALLAH Yang benar (Bacalah Roma 11:1-24).
7. PERJANJIAN DAN JANJI
YANG LEBIH BAIK
“Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan
yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara
dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan
atas janji yang lebih tinggi.” (Ibrani 8:6)
Kitab Ibrani menjelaskan
bagaimana YESUS menggenapi
nubuatan perjanjian yang baru
dalam Yeremia 31:31-34. Itu juga
menjelaskan perbedaan antara
kedua perjanjian itu.
Mengapa perjanjian baru lebih
baik daripada yang lama?
Perjanjian yang lama menggunakan simbol
untuk menjelaskan keselamatan. Dalam
perjanjian yang baru, tidak ada simbol yang
diperlukan, karena YESUS mati untuk dosa-
dosa kita dan menjadi Pengantara bagi kita di
hadapan Bapa (1Korintus 15:3; Ibrani 7:25).
Mengapa janji yang baru lebih baik?
Keselamatan adalah sama pada kedua
perjanjian, tetapi yang lama didasarkan
pada suatu janji di masa depan. Perjanjian
baru didasarkan pada suatu janji yang telah
digenapi Kristus sendiri (Ibrani 9:11-12).
8. KORBAN DAN IMAM
YANG LEBIH BAIK
“Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus
disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia
menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan
dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan
dosa seluruh bangsa.” (Ibrani 2:17)
Korban perjanjian yang lama sesungguhnya tidak dapat
membersihkan dosa para pemberi persembahan korban atau
menguduskan mereka (Ibrani 10:1-4). Namun, pengorbanan
KRISTUS dalam perjanjian yang baru dapat menghapus dosa-
dosa kita dan menguduskan kita (Ibrani 10:10,12,14).
Tirai di Tempat Yang Maha kudus robek ketika YESUS mati (Matius
27:51). Kejadian ini menandai transisi dari simbol kepada
penggenapan, dari perjanjian yang lama kepada perjanjian yang baru.
Demikian pula, ada imam dalam perjanjian yang lama yang tidak
sempurna dan harus digantikan oleh generasi berikutnya. Dalam
perjanjian yang baru, Yesus adalah “Imam Besar sampai selama-
lamanya” (Ibrani 6:20).
9. “Sekalipun perjanjian ini
diadakan dengan Adam
dan diperbaharui kepada
Abraham, itu ia tidak
dapat disahkan sampai
kepada kematian Kristus.
Ia telah ada oleh janji
ALLAH semenjak
dinyatakannya
penebusan manusia untuk pertama kalinya; ia telah
diterima oleh iman; tetapi apabila itu disahkan oleh Kristus,
ia disebut satu perjanjian yang baru.” E. G. W. (Patriarchs and
Prophets, cp. 32, p. 370)