SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
-
3030
-
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Negeri Cikembar
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Sistem Pembagian
Kekuasaan Negara.
- Kedudukan dan fungsi Kementerian Negara
Republik Indonesia
- Lembaga Pemerintah Non-Departemen
- Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan
pemerintahan
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit ( 3 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
No. Kompetensi Inti (K I)
K.I .
1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
K.I.
2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
K.I .
3
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
K.I.
4
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
1 1.1. Mensyukuri nilai-
nilai
Pancasila dalam
praktik
penyelenggaraan
pemerintahan negara
sebagai salah satu
bentuk pengabdian
kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
1.1.1. Berperilaku nilai-nilai
Toleran dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan
negara
1.1.2. Membangun nilai-nilai
Ketaqwaan dalam praktik
penyelenggaraan
pemerintahan negara
-
3131
-
2 2.1 Menunjukkan sikap
gotong
royong sebagai
bentuk
penerapan nilai-
nilai
Pancasila dalam
kehidupan
berbangsa dan
bernegara
2.1.1. Berkomitmen untuk
memiliki nilai-nilai Toleran
dalam kerangka praktik
penyenggaraan pemerintah
Negara
2.1.2. Berperilaku sesuai nilai-
nilai Kejujuran dalam
kerangka praktik
penyenggaraan pemerintah
Negara.
3 3.1 Menganalisis nilai-
nilai
Pancasila dalam
kerangka praktik
penyelenggaraan
pemerintahan
bernegara.
3.1.1. Membandingkan praktik
penyelenggaraan pemerintahan
di Indonesia
3.1.2. Mendeskripsikan Pembagian
kekuasaan di
Indonesia
3.1.3. Mengidentifikasi Dasar
Hukum Praktik
penyelenggaraan
Pemerintahan di Indonesia.
3.1.4. Menjelaskan Upaya
Pemerintah dalam
pelaksanan pemerintahan
daerah yang bersih
3.1.5. Mendeskripsikan partisipasi
masyarakat dalam
penyelenggaraan
pemerintahan di Indonesia.
4. 4.1 Menyaji hasil analisis
nilai- 4 nilai
Pancasila dalam
kerangka praktik
penyelenggaraan
4
pemerintahan negara.
.1.1 Mempresentasikan hasil
analisis nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan
negara.
.1.2 Mengkomunikasikan hasil
analisis analisis nilai-nilai
Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan
negaraC. Tujuan
Pembelajaran :
Pada akhir proses pembelajaran siswa diharapkan dapat :
Sikap Spritual
1. Memiliki perilaku yang mencerminkan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa dengan selalu mensyukuri adanya kewajiban dan
hak warga masyarakat
Sikap Sosial
1. Memiliki perilaku percaya diri,jujur, berani dan bekerjasama
sesuai dengan perilaku warga masyarakat.
Pengetahuan
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery
Learning dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat
Menganalisis Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara dengan rasa gotong royong
sebagai bentuk penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan serta mampu mengembangkan dan menyajikan hasil
analisis tentang nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
praktikpenyelenggaraan pemerintahan Negara Negara dengan baik.
Atau secara terinci tujuan pembelajaran:
1. Menganalisis perilaku nilai-nilai Toleran dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan negara.
2. Menganalisis nilai-nilai Ketaqwaan dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan negara
3. Menganalisis dan Mendeskripsikan Pembagian kekuasaan di
Indonesia
-
3232
-
4. Menganalisis dan Mengidentifikasi Dasar Hukum Praktik
penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia.
5. Menganalisis Upaya Pemerintah dalam pelaksanan
pemerintahan daerah yang bersih
6. Menganalisis dan Mendeskripsikan partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia
Ketrampilan
1. Memiliki kemampuan untuk menjelaskan kembali kewajiban
warga masyarakat.
2. Memiliki kemampuan untuk menjelaskan kembali hak warga
masyarakat.
D. Materi Pembelajaran
Nilai-Nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara
1. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
2. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian
3. Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
A. Fakta
1. Fakta yang berhubungan dengan permasalahan tentang Sistem
Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
2. Fakta yang berhubungan dengan permasalahan tentang
Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia
dan Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian
3. Fakta yang berhubungan dengan permasalahan tentang Nilai-
Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
B. Konseptual
1. Konsep/Pengertian tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara
Republik Indonesia
2. Konsep/Pengertian tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian
Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan Non-
Kementerian
3. Konsep/Pengertian tentang Nilai-Nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan
C. Prinsif
1. Landasan hukum/Peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
2. Landasan hukum/Peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik
Indonesia dan Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian
3. Landasan hukum/Peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
D. Prosedur
1. Prosedur atau tata cara dalam proses yang berkaitan dengan
Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
4. Prosedur atau tata cara dalam proses yang berkaitan dengan
Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian
2. Prosedur atau tata cara dalam proses yang berkaitan dengan Nilai-
Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
E. Metode Pembelajaran
-
3333
-
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery learning
Metode : Ceramah, diskusi kelompok,Tanya jawab, dan
penugasan
F. Media Pembelajaran
Alat/media : LCD Projector, Gambar
G. Sumber Belajar :
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Pendidikan
Pancasila dan
Kewarganegaraan, Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Pembagian kekuasaan di Indonesia.
http://www.drogpatravel.biz/2013/05/pembagiankekuasan-di-
indonesia.html (diunduh tanggal 20 Februari 2016)
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
3.1.1.Menguraikan sistem pembagian kekuasaan negara Republik Indonesia.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahulu
an
1. Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk
proses belajar mengajar; kerapian dan
kebersihan
ruang kelas, presensi (kehadiran, agenda
kegiatan, kebersihan kelas,
menyiapkan media dan alat serta buku
yang diperlukan).[P2K]
2. Memberikan motivasi dan sikap
spiritual yaitu bersyukur karena bisa
naik kelas dan melanjutkan belajar di
kelas X[P2K]
3. Menyampaikan topik yanga akan
dipelajari dan menyampaikan
kompetensi yang akan
dicapai.[KOMUNIKASI]
4. Setelah itu guru menggunakan
Buku Teks
15 menit
-
3030
-
Pelajaran PPKn Kelas X untuk
kegiatan
Pertemuan pertama dalam materi Bab 1
Sub bab A tentang sistem pembagian
kekuasaan negara Republik
Indonesia[KONUMIKASI]
Inti  Guru menginformasikan pengelompokan
siswa[KOMUNIKASI]
 Peserta didik dikelompokkan ke dalam +
4 anggota tim[KOLABORASI]
 Tiap orang dalam tim diberi bagian
materi yang berbeda
 Tiap orang dalam tim diberi bagian
materi yang ditugaskan
 Anggota dari tim yang berbeda yang telah
mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusikan
sub bab mereka[LITERASI]
 Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli
tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian menjelaskan kepada
teman satu tim mereka tentang sub bab
yang mereka kuasai dan tiap anggota
lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh[CRITIKAL THINGKING] dan
[Creativity and Innovation]
 Tiap tim ahli mempresentasikan hasil
diskusi[KOLABORASI]
 Setelah selesai semua tim
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya kemudian guru
memberikan
penjelasaN/pemadatan/penguatan
kemudian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan[KOMUNIKASI].
 Guru menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh siswa atau bisa juga
siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan dari temannya sehingga
terjadi komunikasi yang lebih aktif
antara guru dan siswa.[KOMUNIKASI].
 Guru dn siswa bersama engumpulkan
Informasi tentang pembagian
kekuasaan dengan menggunakan
berbagai sumber misal dari buku,
atau internet; web, media sosial
lainnya[KOLABORASI].
 Dengan bimbingan guru
mengerjakan tugas mandiri 1.1 yaitu
mengkaji dan menyimpulkan kelebihan
dan kekurangan pembagian dan
pemisahan kekuasaan.[CRITIKAL
THINGKING]
60 menit
Penutup 1. Refleksi oleh guru dan siswa tentang
pemahaman
mereka terhadap materi pelajaran hari
ini[KOLABORASI]
2. Menyimpulkan materi yang telah di
bahas pada pertemuan ini
[KOMUNIKASI]
3. Diminta untuk mengerjakan Tugas
kelompok 1.1 untuk melakukan
wawancara dengan Anggota DPR/DPRD
berkaitan dengan kekuasaan di
Indonesia.[CRITIKAL THINGKING]
4. Mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan rasa syukur kepada Allah
SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan
kali ini telah berlangsung dengan
baik dan lancar[p2k]
15 menit
-
3131
-
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian terhadap siswa dilakukan dengan penilaian autentik yaitu:
a. Penilaian sikap
Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan melalui pengamatan
(observasi) selama proses pembelajaran berlangsung (Format penilaian
lihat model penilaian pembelajaran PPKn di bagian satu Buku Guru)
b. Penilai pengetahuan
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan yang terkait
dengan materi yang baru saja dikaji, misal
1. Sebutkan salah satu contoh lembaga negara
di Indonesia !
2. Apakah penyebab timbulnya pembagian
kekuasan ?
3. Apa manfaat pembagian kekuasaan
tersebut?
4. Apa saja kerugian dengan pembagian kekuasaan
di Indonesia ?
c. Ketrampilan
Penilaian ketrampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan
Siswa dalam presentasi, kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan
atau mempertahankan argumentasi, kemampuan dalam memberikan
saran/masukan terkait dengan materi yang sedang dibahas
(mengkomunikasikan secara lisan).
Pertemuan 2
3.1.2.Menunjukan kedudukan dan fungsi kementerian negara Republik
Indonesia
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahulu
an
1. Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk
proses belajar mengajar; kerapian dan
kebersihan
ruang kelas, presensi (kehadiran, agenda
kegiatan, kebersihan kelas,
menyiapkan media dan alat serta buku
yang diperlukan).[P2K]
2. Memberikan motivasi dan sikap
spiritual yaitu bersyukur karena bisa
naik kelas dan melanjutkan belajar di
kelas X[P2K]
3. Menyampaikan topik yanga akan
dipelajari dan menyampaikan
kompetensi yang akan
dicapai.[KOMUNIKASI]
4. Setelah itu guru menggunakan
Buku Teks
15 menit
Pelajaran PPKn Kelas X untuk
kegiatan
Pertemuan pertama dalam materi Bab 1
Sub bab tentang kedudukan dan fungsi
kementerian negara Republik
Indonesia[KONUMIKASI]
-
3232
-
Inti  Guru menginformasikan pengelompokan
siswa[KOMUNIKASI]
 Peserta didik dikelompokkan ke dalam +
4 anggota tim[KOLABORASI]
 Tiap orang dalam tim diberi bagian
materi yang berbeda
 Tiap orang dalam tim diberi bagian
materi yang ditugaskan
 Anggota dari tim yang berbeda yang telah
mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusikan
sub bab mereka[LITERASI]
 Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli
tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian menjelaskan kepada
teman satu tim mereka tentang sub bab
yang mereka kuasai dan tiap anggota
lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh[CRITIKAL THINGKING] dan
[Creativity and Innovation]
 Tiap tim ahli mempresentasikan hasil
diskusi[KOLABORASI]
 Setelah selesai semua tim
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya kemudian guru
memberikan
penjelasaN/pemadatan/penguatan
kemudian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan[KOMUNIKASI].
 Guru menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh siswa atau bisa juga
siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan dari temannya sehingga
terjadi komunikasi yang lebih aktif
antara guru dan siswa.[KOMUNIKASI].
 Guru dn siswa bersama engumpulkan
Informasi tentang pembagian
kekuasaan dengan menggunakan
berbagai sumber misal dari buku,
atau internet; web, media sosial
lainnya[KOLABORASI].
Dengan bimbingan guru
mengerjakan tugas mandiri 1.1 yaitu
mengkaji dan menyimpulkan kelebihan
dan kekurangan pembagian dan
pemisahan kekuasaan.[CRITIKAL
THINGKING]
60 menit
 Guru dn siswa bersama mengumpulkan
Informasi tentang pembagian
kekuasaan dengan menggunakan
berbagai sumber misal dari buku,
atau internet; web, media sosial
lainnya[KOLABORASI].
 Dengan bimbingan guru
mengerjakan tugas mandiri 1.1 yaitu
mengkaji dan menyimpulkan kelebihan
dan kekurangan pembagian dan
pemisahan kekuasaan.[CRITIKAL
THINGKING]
Penutup 1. Refleksi oleh guru dan siswa tentang
pemahaman
mereka terhadap materi pelajaran hari
ini[KOLABORASI]
2. Menyimpulkan materi yang telah di
bahas pada pertemuan ini
[KOMUNIKASI]
3. Diminta untuk mengerjakan Tugas
kelompok 1.1 untuk melakukan
wawancara dengan Anggota DPR/DPRD
berkaitan dengan kekuasaan di
Indonesia.[CRITIKAL THINGKING]
4. Mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan rasa syukur kepada Allah
SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan
kali ini telah berlangsung dengan
baik dan lancar[p2k]
15 menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
-
3333
-
Penilaian terhadap siswa dilakukan dengan penilaian autentik yaitu:
a. Penilaian sikap
Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan melalui pengamatan
(observasi) selama proses pembelajaran berlangsung (Format penilaian
lihat model penilaian pembelajaran PPKn di bagian satu Buku Guru)
b. Penilai pengetahuan
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan yang terkait
dengan materi yang baru saja dikaji, missal
jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat, jelas dan akurat.
1. Jelaskan jenis-jenis kekuasaan yang berlaku dalam
penyelenggaraan negara di Republik Indonesia!
2. Jelaskan karakteristik pemerintahan Indonesia setelah
dilakukannya perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945!
3. Jelaskan mekanisme pembagian kekuasaan yang dilaksanakan di
Indonesia!
4. Jelaskan fungsi dari kementerian negara Republik Indonesia!
5. Jelaskan pentingnya keberadaan pemerintahan daerah
dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di Republik
Indonesia!
c. Ketrampilan
Penilaian ketrampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan
Siswa dalam presentasi, kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan
atau mempertahankan argumentasi, kemampuan dalam memberikan
saran/masukan terkait dengan materi yang sedang dibahas
(mengkomunikasikan secara lisan).
Pertemuan 3
3.1.3 Menjelaskan Lembaga pemerintahan non departemen
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahulu
an
1. Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk
proses belajar mengajar; kerapian dan
kebersihan
ruang kelas, presensi (kehadiran, agenda
kegiatan, kebersihan kelas,
menyiapkan media dan alat serta buku
yang diperlukan).[P2K]
2. Memberikan motivasi dan sikap
spiritual yaitu bersyukur karena bisa
naik kelas dan melanjutkan belajar di
kelas X[P2K]
3. Menyampaikan topik yanga akan
dipelajari dan menyampaikan
kompetensi yang akan
dicapai.[KOMUNIKASI]
4. Setelah itu guru menggunakan
Buku Teks
15 menit
Pelajaran PPKn Kelas X untuk
kegiatan
Pertemuan pertama dalam materi Bab 1
Sub bab tentang Lembaga
pemerintahan non
departemen[KONUMIKASI]
-
3434
-
Inti  Guru menginformasikan pengelompokan
siswa[KOMUNIKASI]
 Peserta didik dikelompokkan ke dalam +
4 anggota tim[KOLABORASI]
 Tiap orang dalam tim diberi bagian
materi yang berbeda
 Tiap orang dalam tim diberi bagian
materi yang ditugaskan
 Anggota dari tim yang berbeda yang telah
mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusikan
sub bab mereka[LITERASI]
 Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli
tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian menjelaskan kepada
teman satu tim mereka tentang sub bab
yang mereka kuasai dan tiap anggota
lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh[CRITIKAL THINGKING] dan
[Creativity and Innovation]
 Tiap tim ahli mempresentasikan hasil
diskusi[KOLABORASI]
 Setelah selesai semua tim
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya kemudian guru
memberikan
penjelasaN/pemadatan/penguatan
kemudian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan[KOMUNIKASI].
60 menit
 Guru dn siswa bersama engumpulkan
Informasi tentang pembagian
kekuasaan dengan menggunakan
berbagai sumber misal dari buku,
atau internet; web, media sosial
 Guru dn siswa bersama engumpulkan
Informasi tentang pembagian
kekuasaan dengan menggunakan
berbagai sumber misal dari buku,
atau internet; web, media sosial
lainnya[KOLABORASI].
 Dengan bimbingan guru
mengerjakan tugas mandiri 1.1 yaitu
mengkaji dan menyimpulkan kelebihan
dan kekurangan pembagian dan
pemisahan kekuasaan.[CRITIKAL
THINGKING]
Penutup 1. Refleksi oleh guru dan siswa tentang
pemahaman
mereka terhadap materi pelajaran hari
ini[KOLABORASI]
2. Menyimpulkan materi yang telah di
bahas pada pertemuan ini
[KOMUNIKASI]
3. Diminta untuk mengerjakan Tugas
kelompok 1.1 untuk melakukan
wawancara dengan Anggota DPR/DPRD
berkaitan dengan kekuasaan di
Indonesia.[CRITIKAL THINGKING]
4. Mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan rasa syukur kepada Allah
SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan
kali ini telah berlangsung dengan
baik dan lancar[p2k]
15 menit
-
3535
-
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
1. Macam-Macam Kekuasaan Negara
Konsep kekuasaan tentu saja merupakan konsep yang tidak asing bagi
kalian. Dalam kehidupan sehari-hari konsep ini sering sekali diperbincang-
kan, baik dalam obrolan di masyarakat maupun dalam berita di media cetak
maupun elektronik. Apa sebenarnya kekuasaan itu?
Secara sederhana kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang
untuk memengaruhi orang lain supaya melakukan tindakan- tindakan
yang dikehendaki atau diperintahkannya. Sebagai contoh, ketika kalian
sedang menonton televisi, tiba-tiba orang tua kalian menyuruh untuk belajar,
kemudian kalian mematikan televisi tersebut dan masuk ke kamar atau
ruang belajar untuk membaca atau menyelesaikan tugas sekolah. Contoh
lain dalam kehidupan di sekolah, kalian datang ke sekolah tidak boleh
terlambat, apabila terlambat tentu saja kalian akan mendapatkan teguran
dari guru. Di masyarakat, ada ketentuan bahwa setiap tamu yang tinggal di
wilayah itu lebih dari 24 jam wajib lapor kepada Ketua RT/RW, artinya setiap
tamu yang datang dan tinggal lebih dari 24 jam harus lapor kepada yang
berwenang. Nah, contoh-contoh tersebut menggambarkan perwujudan dari
kekuasaan yang dimiliki oleh sesorang atau lembaga. Apakah negara juga
mempunyai kekuasaan negara? Tentu saja negara mempunyai kekuasaan,
karena pada dasarnya negara merupakan organisasai kekuasaan. Dengan
kata lain, bahwa negara memiliki banyak sekali kekuasaan. Kekuasaan
negara merupakan kewenangan negara untuk mengatur seluruh rakyatnya
untuk mencapai keadilan dan kemakmuran, serta keteraturan.
Apa saja kekuasaan negara itu? Kekuasaan negara banyak sekali macamnya.
Menurut John Locke sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:273) bahwa
kekuasaan negara itu dapat dibagi menjadi tiga macam kekuasaan sebagai
berikut.
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk
undang-undang.
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-
undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran
terhadap undang- undang.
c. Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan
luar negeri.
Selain John Locke, ada tokoh lain yang berpendapat tentang kekuasaan
negara, yaitu Montesquieu. Sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:273).
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk
undang-undang.
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-
undang.
c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan
undang- undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap
pelanggaran terhadap undang- undang.
Pendapat yang dikemukakan oleh Montesquieu merupakan
penyempurnaan dari pendapat John Locke. Kekuasaan federatif oleh
Montesquieu dimasukkan ke dalam kekuasaan eksekutif, fungsi mengadili
dijadikan kekuasaan yang berdiri sendiri. Ketiga kekuasaan tersebut
-
3636
-
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga yang berbeda yang sifatnya terpisah.
Teori Montesquieu ini dinamakan Trias Politika.
Tugas Mandiri 1.1
Setelah membaca uraian di atas, coba kalian uraiakan dalam satu
paragraf mengenai pentingnya kekuasaan negara. Informasikanlah
pendapat kalian pada teman yang lainnya. Pentingnya kekuasaan negara
………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia
Dalam sebuah praktik ketatanegaraan tidak jarang terjadi pemusatan
kekuasaan pada satu orang saja, terjadi pengelolaan sistem
pemerintahan dilakukan secara absolut atau otoriter. Untuk
menghindari hal tersebut perlu ada pemisahan atau pembagian
kekuasaan, agar terjadi kontrol dan keseimbangan di antara lembaga
pemegang kekuasaan. Dengan kata lain, kekuasaan legislatif, eksekutif
maupun yudikatif tidak dipegang oleh satu orang saja.
Apa sebenarnya konsep pemisahan dan pembagian kekuasaan itu?
Kusnardi dan Ibrahim (1983:140) menyatakan bahwa istilah pemisahan
kekuasaan (separation of powers) dan pembagian kekuasaan (divisions of
power) merupakan dua istilah yang memiliki pengertian berbeda satu
sama lainnya. Pemisahan kekuasaan berarti kekuasaan negara itu
terpisah-pisah dalam beberapa bagian, baik mengenai organ maupun
fungsinya. Dengan kata lain, lembaga pemegang kekuasaan negara yang
meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif merupakan lembaga
yang terpisah satu sama lainnya, berdiri sendiri tanpa memerlukan
koordinasi dan kerja sama. Setiap lembaga menjalankan fungsinya
masing-masing. Contoh negara yang menganut mekanisme pemisahan
kekuasaan adalah Amerika Serikat.
Berbeda dengan mekanisme pemisahan kekuasaan, di dalam
mekanisme pembagian kekuasaan, kekuasaan negara itu memang
dibagi- bagi dalam beberapa bagian (legislatif, eksekutif dan yudikatif ),
tetapi tidak dipisahkan. Hal ini membawa konsekuensi bahwa di antara
bagian-bagian itu dimungkinkan ada koordinasi atau kerja sama.
Mekanisme pembagian ini banyak sekali dilakukan oleh banyak negara di
dunia, termasuk Indonesia.
Bagaimana konsep pembagian kekuasaan yang dianut negara Indonesia?
Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia diatur sepenuhnya di
dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Penerapan pembagian
kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian
kekuasaan secara horisontal dan pembagian kekuasaan secara vertikal.
-
3737
-
a. Pembagian Kekuasaan Secara Horisontal
Pembagian kekuasaan secara horisontal yaitu pembagian kekuasaan
menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan
yudikatif ). Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
secara horisontal pembagian kekuasaan negara dilakukan pada tingkatan
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Pembagian kekuasaan
pada tingkatan pemerintahan pusat berlangsung antara lembaga-
lembaga negara yang sederajat. Pembagian kekuasaan pada tingkat
pemerintahan pusat mengalami pergeseran setelah terjadinya perubahan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pergeseran yang dimaksud
adalah pergeseran klasifikasi kekuasaan negara yang umumnya terdiri
atas tiga jenis kekuasaan (legislatif, eksekutif dan yudikatif ) menjadi enam
kekuasaan negara.
1) Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal
3 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa “Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar.”
2) Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang-
undang dan penyelenggraan pemerintahan negara. Kekuasaan ini
dipegang oleh Presiden sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar.”
3) Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-
undang. Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat
memegang kekuasaan membentuk undang-undang.”
4) Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman yaitu
kekuasaan untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan. Kekuasaan ini dipegang oleh Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 24 ayat (2)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
“Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.”
-
3838
-
5) Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 E
ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa “untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas
dan mandiri.”
6) Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan
ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “negara memiliki suatu
bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab,
dan indepedensinya diatur dalam undang- undang.”
Pembagian kekuasaan secara horisontal pada tingkatan pemerintahan
daerah berlangsung antara lembaga-lembaga daerah yang sederajat,
yaitu antara Pemerintah Daerah (Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pada tingkat provinsi, pembagian
kekuasaan berlangsung antara Pemerintah provinsi (Gubernur/Wakil
Gubernur) dan DPRD provinsi. Sedangkan pada tingkat
kabupaten/kota, pembagian kekuasaan berlangsung antara Pemerintah
Kabupaten/Kota (Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota) dan
DPRD kabupaten/kota.
b. Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan
berdasarkan tingkatannya, yaitu pembagian kekuasaan antara
beberapa tingkatan pemerintahan. Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten,
dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang. Berdasarkan ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan
secara vertikal di negara Indonesia berlangsung antara pemerintahan
pusat dan pemerintahan daerah (pemerintahan provinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota). Pada pemerintahan daerah berlangsung
pula pembagian kekuasaan secara vertikal yang ditentukan oleh
pemerintahan pusat. Hubungan antara pemerintahan provinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota terjalin dengan koordinasi, pembinaan
dan pengawasan oleh pemerintahan pusat dalam bidang administrasi
dan kewilayahan.
-
3939
-
Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi dari
diterapkannya asas desentralisasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan asas tersebut, pemerintah pusat menyerahkan wewenang
pemerintahan kepada pemerintah daerah otonom (provinsi dan
kabupaten/kota) untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan
pemerintahan di daerahnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah pusat, yaitu kewenangan yang berkaitan dengan
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, agama, moneter
dan fiskal. Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal 18 ayat (5) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan Pemerintah daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang
oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
Kedudukan dan fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Dan
Kedudukan dan fungsi pemerintah daerah dalam kerangka NKRL
Pertemuan kedua akan membahas materi tentang kedudukan dan fungsi
kementerian negara RepublikIndonesia dan lembapa pemerintahan non-
departemen. Dalam pertemuan ini guru juga dapat mengangkat isu aktual
sebagai apersepsi.
1. Tugas Kementerian Negara Republik Indonesia
Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara tegas dalam
Pasal 17 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
sebagai berikut.
(a). Presiden dibantu oleh menteri-menterinegara.
(b). Menteri-menteriitu diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
(c). Setiap menteri membidangi urusan tertentudalam pemerintahan.
(d). Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara
diatur dalam undang-undang.
Keberadaan Kementerian Negara diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Kementerian
Negara Republik Indonesia mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
tertentu dalam pemerintahan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden
dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
(a). Penyelenggara perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan
dibidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjaditanggung
jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya dan pelaksanaan
kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.
(b). Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan di bidangnya,pengelolaan
barang milik/kekayaan negara yang menjaditanggungjawabnya, pengawasan
atas pelaksanaan tugas di bidangnya, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian di daerah dan pelaksanaan
kegiatan teknis yang berskala nasional.
(c). Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya, koordinasi dan
sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan barang
milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawabnya dan pengawasan atas
pelaksanaan tugas di bidangnya.
-
4040
-
Pasal 17 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan
bahwa setiap menteri membidangi urusan tertentudalam pemerintahan.
2. Klasifikasi Kementerian Negara Republik Indonesia
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009
tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, Kementerian Negara
Republik Indonesia dapat diklasifikasikan berdasarkan urusan pemerintahan
yang ditanganinya.
(a). Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang
nomenklatur/nama kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(b). Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya
disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(c). Kementerian yang menanganiurusan pemerintahan dalam rangka
penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah.
Selain kementerian yang menangani urusan pemerintahan di atas, ada juga
kementerian koordinatoryang bertugas melakukan sinkronisasi dan koordinasi
urusan kementerian-kementerian yang berada di dalam lingkup tugasnya.
Kementerian koordinator, terdiriatas:
(a). Kementerian Koordinator BidangPolitik, Hukum, dan Keamanan
(b). Kementerian KoordinatorBidang Perekonomian
(c). Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
3. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
Selain memiliki Kementerian Negara, Republik Indonesia juga memiliki
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK)yang dahulu namanya Lembaga
Pemerintah Non-Departemen. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
merupakan lembaga negara yang dibentuk untuk membantu presiden dalam
melaksanakan tugas pemerintahan tertentu.
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian berada di bawah presiden dan
bertanggungjawab langsung kepada presiden melalui menteriatau pejabat
setingkat menteri yang terkait.
Keberadaan LPNK diatur oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia, yaitu
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Diantaranya adalah; Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI), Badan Informasi Geospasial (BIG); Badan Intelijen
Negara (BIN); Badan Kepegawaian Negara (BKN), di bawah koordinasi Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; dan Iain-lain.
Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan. (materi-
materi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam RPP berdasarkan
fakta, konsep, prinsip dan prosedur).
1. Sistem Nilai dalam Pancasila
Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang
saling berkaitan antara nilai yang satu dan nilai yang lain. Jika kita
berbicara tentang sistem nilai berarti ada beberapa nilai yang menjadi
-
4141
-
satu dan bersama-sama menuju pada suatu tujuan tertentu. Sistem nilai
adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai sesuatu yang
hidup dalam pikiran seseorang atau sebagian besar anggota masyarakat
tentang apa yang dipandang baik. Pancasila sebagai nilai mengandung
serangkaian nilai, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, keadilan.
Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak
terpisahkan mengacu kepada tujuan yang satu. Pancasila sebagai suatu
sistem nilai termasuk ke dalam nilai moral (nilai kebaikan) dan merupakan
nilai-nilai dasar yang bersifat abstrak.
2. Implementasi Pancasila
Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan landasan
bangsa Indonesia yang mengandung tiga tata nilai utama, yaitu dimensi
spiritual, dimensi kultural, dan dimensi institusional. Dimensi spiritual
mengandung makna bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan keseluruhan
nilai dalam falsafah negara.
Hal ini termasuk pengakuan bahwa atas kemahakuasaan dan curahan
rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa perjuangan Bangsa Indonesia merebut
kemerdekaan terwujud. Dimensi kultural mengandung makna bahwa
Pancasila merupakan landasan falsafah negara, pandangan hidup
bernegara, dan sebagai dasar negara. Dimensi institusional mengandung
makna bahwa Pancasila harus sebagai landasan utama untuk mencapai
cita-cita, tujuan bernegara, dan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Aktualisasi nilai spiritual dalam Pancasila tergambar dalam Sila Ketuhanan
Yang Maha Esa. Hal ini berarti bahwa dalam praktik penyelenggaraan
pemerintahan tidak boleh meninggalkan prinsip keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai ini menunjukkan adanya pengakuan
bahwa manusia, terutama penyelenggara negara memiliki keterpautan
hubungan dengan Sang Penciptanya. Artinya, di dalam menjalankan
tugas sebagai penyelenggara negara tidak hanya dituntut patuh terhadap
peraturan yang berkaitan dengan tugasnya, tetapi juga harus dilandasi
oleh satu pertanggungjawaban kelak kepada Tuhan di dalam pelaksanaan
tugasnya. Hubungan antara manusia dan Tuhan yang tercermin dalam sila
pertama tersebut sesungguhnya dapat memberikan rambu-rambu agar tidak
melakukan pelanggaran-pelanggaran, terutama ketika dia harus melakukan
korupsi, penyelewengan harta negara, dan perilaku negatif lainnya. Nilai
spiritual inilah yang tidak ada dalam doktrin good governance yang selama
ini menjadi panduan dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan di
Indonesia masa kini. Nilai spiritual dalam Pancasila ini sekaligus menjadi
nilai lokalitas bagi Bangsa Indonesia yang seharusnya dapat teraktualisasi
dalam tata kelola pemerintahan.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, Sila Persatuan Indonesia, dan
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam
permusayaratan perwakilan merupakan gambaran bagaimana dimensi
kultural dan institusional harus dijalankan. Dimensi tersebut mengandung
nilai pengakuan terhadap sisi kemanusian dan keadilan (fairness) yang non-
diskriminatif; demokrasi berdasarkan musyawarah dan transparan dalam
membuat keputusan; dan terciptanya kesejahteraan sosial bagi semua
tanpa pengecualian pada golongan tertentu. Nilai-nilai itu sesungguhnya
jauh lebih luhur dan telah menjadi rumusan hakiki dalam Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945.
-
4242
-
Tiga nilai utama yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun
1945 tersebut di atas harus senantiasa menjadi pertimbangan dan
perhatian dalam sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan bangsa. Pancasila sebagai falsafah bangsa dalam
bernegara merupakan nilai hakiki yang harus termanisfestasikan
dalam simbol-simbol kehidupan bangsa, lambang pemersatu bangsa, dan
sebagai pandangan hidup bangsa. Dalam praktik penyelenggaraan
pemerintahan, nilai falsafah harus termanifestasikan di setiap proses
perumusan kebijakan dan implementasinya. Nilai Pancasila harus dipandang
sebagai satu kesatuan utuh di setiap praktik penyelenggaraan pemerintahan
yang mengandung makna bahwa ada sumber-sumber spiritual yang harus
dipertimbangkan.
3. Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Pengkajian Pancasila secara filosofis dimaksudkan untuk mencapai
hakikat atau makna terdalam dari Pancasila. Berdasarkan analisis makna
nilai-nilai Pancasila diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan
mempunyai nilai filosofis. Dengan demikian, penyelenggaraan negara harus
berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945 sebagai berikut.
a. Nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Pengakuan adanya kausa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan
beribadah menurut agamanya.
3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan
memeluk agama sesuai hukum yang berlaku.
4. Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia.
5. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama,
toleransi antarumat dan dalam beragama.
6. Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan iman
warga negara dan menjadi mediator ketika terjadi konflik antar agama.
b. Nilai Sila Kemanusian yang Adil dan Beradab
1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makluk
Tuhan. Karena manusia mempunyai sifat universal.
2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini
juga bersifat universal.
3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini
berarti bahwa yang dituju masyarakat Indonesia adalah keadilan dan
peradaban yang tidak pasif, yaitu perlu pelurusan dan penegakan
hukum yang kuat jika terjadi penyimpangan-penyimpangan, karena
Keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat. dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat agar tidak terjadi
perlakuan yang sewenang dan diskriminatif. Selain itu, nilai
spiritualitas hendaknya menjadi pemandu bagi penyelenggaraan
pemerintahan agar tidak melakukan aktivitas-aktivitas di luar
kewenangan dan ketentuan yang sudah digariskan.
c. Nilai Sila Persatuan Indonesia
1. Nasionalisme
2. Cinta bangsa dan tanah air
-
4343
-
3. Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan
perbedaan warna kulit.
5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggulangan.
d. Nilai Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
1. Hakikat Sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum, yaitu
pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara
bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama. Di sini terjadi
simpul yang penting yaitu mengusahakan putusan bersama secara
bulat.
3. Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran bersama. Hal yang
perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat
sebagai konsekuensi adanya kejujuran bersama.
4. Perbedaan secara umum demokrasi di negara barat dan di Negara
Indonesia, yaitu terletak pada permusyawaratan rakyat.
e. Nilai Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan
berkelanjutan.
2. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi
kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing.
3. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat
bekerja sesuai dengan bidangnya.
*BUTIR-BUTIR PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA*
Lima asas dalam Pancasila dijabarkan menjadi 36 butir pengamalan, sebagai
pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila.
Butir-butir Pancasila ditetapkan dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978
tentang Ekaprasetia Pancakarsa.
*I. SILA PERTAMA : KETUHANAN YANG MAHA ESA*
1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama & penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling hormat-menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
*II. SILA KEDUA : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB*
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3.Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
-
4444
-
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia, karena itu kembangkan sikap hormat-menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
*III. SILA KETIGA : PERSATUAN INDONESIA*
1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan bertanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika.
*IV. SILA KEEMPAT : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN*
1.Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
*V. SILA KELIMA : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA*
1.Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Agnas Setiawan
 
Lkpd ppl2 angkatan 4
Lkpd ppl2 angkatan 4Lkpd ppl2 angkatan 4
Lkpd ppl2 angkatan 4SeprianoPPKn
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikFitri Yusmaniah
 
Best Practices PPG Daljab UNJ Nur Apriadi
Best Practices  PPG Daljab UNJ Nur ApriadiBest Practices  PPG Daljab UNJ Nur Apriadi
Best Practices PPG Daljab UNJ Nur ApriadiMAKANJENGSEPUH
 
Ke 1 sistem pembagian kekuasaan negara
Ke 1 sistem pembagian  kekuasaan negaraKe 1 sistem pembagian  kekuasaan negara
Ke 1 sistem pembagian kekuasaan negaraMeita Purnamasari
 
Program remedial dan pengayaan pp kn xi
Program remedial dan pengayaan pp kn xiProgram remedial dan pengayaan pp kn xi
Program remedial dan pengayaan pp kn xieli priyatna laidan
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptxMartyaPutri
 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009antiantika
 
Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1
Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1
Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1eli priyatna laidan
 
Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa eka noviana
 
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasiRpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasieli priyatna laidan
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxshananah
 
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]siti nur alifah
 
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 5. Rangkaian Listrik
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 5. Rangkaian ListrikRPP IPA KELAS 9 SMP Bab 5. Rangkaian Listrik
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 5. Rangkaian Listriksajidintuban
 

Was ist angesagt? (20)

LKPD kancing genetika.pdf
LKPD kancing genetika.pdfLKPD kancing genetika.pdf
LKPD kancing genetika.pdf
 
Tugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sdTugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sd
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
Portofolio
PortofolioPortofolio
Portofolio
 
Cp pp kn
Cp pp knCp pp kn
Cp pp kn
 
Lkpd ppl2 angkatan 4
Lkpd ppl2 angkatan 4Lkpd ppl2 angkatan 4
Lkpd ppl2 angkatan 4
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
 
Best Practices PPG Daljab UNJ Nur Apriadi
Best Practices  PPG Daljab UNJ Nur ApriadiBest Practices  PPG Daljab UNJ Nur Apriadi
Best Practices PPG Daljab UNJ Nur Apriadi
 
Ke 1 sistem pembagian kekuasaan negara
Ke 1 sistem pembagian  kekuasaan negaraKe 1 sistem pembagian  kekuasaan negara
Ke 1 sistem pembagian kekuasaan negara
 
Program remedial dan pengayaan pp kn xi
Program remedial dan pengayaan pp kn xiProgram remedial dan pengayaan pp kn xi
Program remedial dan pengayaan pp kn xi
 
RPP PPKN SMP Kelas IX
RPP PPKN SMP Kelas IXRPP PPKN SMP Kelas IX
RPP PPKN SMP Kelas IX
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
 
ATP PKN Fase E.pdf
ATP PKN Fase E.pdfATP PKN Fase E.pdf
ATP PKN Fase E.pdf
 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
 
Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1
Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1
Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1
 
Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa
 
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasiRpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
 
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
 
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 5. Rangkaian Listrik
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 5. Rangkaian ListrikRPP IPA KELAS 9 SMP Bab 5. Rangkaian Listrik
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 5. Rangkaian Listrik
 

Ähnlich wie Rpp ppkn kls x bab 1 sistem pembagian kekuasaan negara

Rpp kelas x bab 1 pertemuan 3 edisi revisi 2016 kurnas
Rpp kelas x bab 1 pertemuan 3 edisi revisi 2016 kurnasRpp kelas x bab 1 pertemuan 3 edisi revisi 2016 kurnas
Rpp kelas x bab 1 pertemuan 3 edisi revisi 2016 kurnaseli priyatna laidan
 
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara newBab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara neweli priyatna laidan
 
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara newBab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara neweli priyatna laidan
 
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara newBab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara neweli priyatna laidan
 
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara newBab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara neweli priyatna laidan
 
Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara(1)
Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara(1)Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara(1)
Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara(1)eli priyatna laidan
 
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negaraRpp ppkn sma xi kur13 bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negaraeli priyatna laidan
 
Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara
Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negaraBab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara
Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negaraeli priyatna laidan
 
4 silabus sma-ppkn-kls-x-smt 1
4 silabus sma-ppkn-kls-x-smt 14 silabus sma-ppkn-kls-x-smt 1
4 silabus sma-ppkn-kls-x-smt 1yoko hary
 
Rpp revisi 2017 ppkn kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 ppkn kelas 10 smaRpp revisi 2017 ppkn kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 ppkn kelas 10 smaDiva Pendidikan
 
RPP BERDIFERENSISAI-PSE.pdf
RPP BERDIFERENSISAI-PSE.pdfRPP BERDIFERENSISAI-PSE.pdf
RPP BERDIFERENSISAI-PSE.pdfYullia Riesanthy
 
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnasRpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnaseli priyatna laidan
 
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnasRpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnaseli priyatna laidan
 
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnasRpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnaseli priyatna laidan
 
RPP PKN X Kurikulum 2013 yasirmaster.web.id Rpp 6
RPP PKN X Kurikulum 2013 yasirmaster.web.id Rpp 6RPP PKN X Kurikulum 2013 yasirmaster.web.id Rpp 6
RPP PKN X Kurikulum 2013 yasirmaster.web.id Rpp 6yasirmaster web.id
 
Rpp bab 5 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 5 ppkn sma kelas x kurnasRpp bab 5 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 5 ppkn sma kelas x kurnaseli priyatna laidan
 
Rpp bab 3 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 3 ppkn sma kelas x kurnasRpp bab 3 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 3 ppkn sma kelas x kurnaseli priyatna laidan
 

Ähnlich wie Rpp ppkn kls x bab 1 sistem pembagian kekuasaan negara (20)

Rpp kelas x bab 1 pertemuan 3 edisi revisi 2016 kurnas
Rpp kelas x bab 1 pertemuan 3 edisi revisi 2016 kurnasRpp kelas x bab 1 pertemuan 3 edisi revisi 2016 kurnas
Rpp kelas x bab 1 pertemuan 3 edisi revisi 2016 kurnas
 
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara newBab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
 
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara newBab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
 
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara newBab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
 
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara newBab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
 
Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara(1)
Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara(1)Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara(1)
Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara(1)
 
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negaraRpp ppkn sma xi kur13 bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara
 
Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara
Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negaraBab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara
Bab 4-mengupas-penyelenggaraan-kekuasaan-negara
 
4 silabus sma-ppkn-kls-x-smt 1
4 silabus sma-ppkn-kls-x-smt 14 silabus sma-ppkn-kls-x-smt 1
4 silabus sma-ppkn-kls-x-smt 1
 
Rpp revisi 2017 ppkn kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 ppkn kelas 10 smaRpp revisi 2017 ppkn kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 ppkn kelas 10 sma
 
RPP BERDIFERENSISAI-PSE.pdf
RPP BERDIFERENSISAI-PSE.pdfRPP BERDIFERENSISAI-PSE.pdf
RPP BERDIFERENSISAI-PSE.pdf
 
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnasRpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
 
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnasRpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
 
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnasRpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas x kurnas
 
RPP PKN X Kurikulum 2013 yasirmaster.web.id Rpp 6
RPP PKN X Kurikulum 2013 yasirmaster.web.id Rpp 6RPP PKN X Kurikulum 2013 yasirmaster.web.id Rpp 6
RPP PKN X Kurikulum 2013 yasirmaster.web.id Rpp 6
 
Rpp 6 ppkn sma kls x
Rpp 6 ppkn sma kls xRpp 6 ppkn sma kls x
Rpp 6 ppkn sma kls x
 
Rpp PPKN
Rpp  PPKNRpp  PPKN
Rpp PPKN
 
RPP 2 Presentasi.docx
RPP 2 Presentasi.docxRPP 2 Presentasi.docx
RPP 2 Presentasi.docx
 
Rpp bab 5 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 5 ppkn sma kelas x kurnasRpp bab 5 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 5 ppkn sma kelas x kurnas
 
Rpp bab 3 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 3 ppkn sma kelas x kurnasRpp bab 3 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 3 ppkn sma kelas x kurnas
 

Mehr von eli priyatna laidan

Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1eli priyatna laidan
 
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)eli priyatna laidan
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikeli priyatna laidan
 
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017eli priyatna laidan
 
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2eli priyatna laidan
 

Mehr von eli priyatna laidan (20)

Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
 
Soal utn plus kunci gurusd.net
Soal utn plus kunci gurusd.netSoal utn plus kunci gurusd.net
Soal utn plus kunci gurusd.net
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
 
Soal up akmal
Soal up akmalSoal up akmal
Soal up akmal
 
Soal tkp serta kunci jawabannya
Soal tkp serta kunci jawabannyaSoal tkp serta kunci jawabannya
Soal tkp serta kunci jawabannya
 
Soal tes wawasan kebangsaan
Soal tes wawasan kebangsaanSoal tes wawasan kebangsaan
Soal tes wawasan kebangsaan
 
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
 
Rekap soal kompetensi pedagogi
Rekap soal kompetensi pedagogiRekap soal kompetensi pedagogi
Rekap soal kompetensi pedagogi
 
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
 
Bank soal ppg
Bank soal ppgBank soal ppg
Bank soal ppg
 
Soal cpns-paket-17
Soal cpns-paket-17Soal cpns-paket-17
Soal cpns-paket-17
 
Soal cpns-paket-14
Soal cpns-paket-14Soal cpns-paket-14
Soal cpns-paket-14
 
Soal cpns-paket-13
Soal cpns-paket-13Soal cpns-paket-13
Soal cpns-paket-13
 
Soal cpns-paket-12
Soal cpns-paket-12Soal cpns-paket-12
Soal cpns-paket-12
 

Kürzlich hochgeladen

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 

Rpp ppkn kls x bab 1 sistem pembagian kekuasaan negara

  • 1. - 3030 - RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Negeri Cikembar Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas/Semester : X/1 Materi Pokok : Sistem Pembagian Kekuasaan Negara. - Kedudukan dan fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia - Lembaga Pemerintah Non-Departemen - Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan Alokasi Waktu : 6 x 45 menit ( 3 x pertemuan) A. Kompetensi Inti No. Kompetensi Inti (K I) K.I . 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya K.I. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. K.I . 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. K.I. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1 1.1. Mensyukuri nilai- nilai Pancasila dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. 1.1.1. Berperilaku nilai-nilai Toleran dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan negara 1.1.2. Membangun nilai-nilai Ketaqwaan dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan negara
  • 2. - 3131 - 2 2.1 Menunjukkan sikap gotong royong sebagai bentuk penerapan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2.1.1. Berkomitmen untuk memiliki nilai-nilai Toleran dalam kerangka praktik penyenggaraan pemerintah Negara 2.1.2. Berperilaku sesuai nilai- nilai Kejujuran dalam kerangka praktik penyenggaraan pemerintah Negara. 3 3.1 Menganalisis nilai- nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan bernegara. 3.1.1. Membandingkan praktik penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia 3.1.2. Mendeskripsikan Pembagian kekuasaan di Indonesia 3.1.3. Mengidentifikasi Dasar Hukum Praktik penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia. 3.1.4. Menjelaskan Upaya Pemerintah dalam pelaksanan pemerintahan daerah yang bersih 3.1.5. Mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. 4. 4.1 Menyaji hasil analisis nilai- 4 nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan 4 pemerintahan negara. .1.1 Mempresentasikan hasil analisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan negara. .1.2 Mengkomunikasikan hasil analisis analisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan negaraC. Tujuan Pembelajaran : Pada akhir proses pembelajaran siswa diharapkan dapat : Sikap Spritual 1. Memiliki perilaku yang mencerminkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan selalu mensyukuri adanya kewajiban dan hak warga masyarakat Sikap Sosial 1. Memiliki perilaku percaya diri,jujur, berani dan bekerjasama sesuai dengan perilaku warga masyarakat. Pengetahuan Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat Menganalisis Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara dengan rasa gotong royong sebagai bentuk penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan serta mampu mengembangkan dan menyajikan hasil analisis tentang nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktikpenyelenggaraan pemerintahan Negara Negara dengan baik. Atau secara terinci tujuan pembelajaran: 1. Menganalisis perilaku nilai-nilai Toleran dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan negara. 2. Menganalisis nilai-nilai Ketaqwaan dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan negara 3. Menganalisis dan Mendeskripsikan Pembagian kekuasaan di Indonesia
  • 3. - 3232 - 4. Menganalisis dan Mengidentifikasi Dasar Hukum Praktik penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia. 5. Menganalisis Upaya Pemerintah dalam pelaksanan pemerintahan daerah yang bersih 6. Menganalisis dan Mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia Ketrampilan 1. Memiliki kemampuan untuk menjelaskan kembali kewajiban warga masyarakat. 2. Memiliki kemampuan untuk menjelaskan kembali hak warga masyarakat. D. Materi Pembelajaran Nilai-Nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan Pemerintahan Negara 1. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia 2. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian 3. Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan A. Fakta 1. Fakta yang berhubungan dengan permasalahan tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia 2. Fakta yang berhubungan dengan permasalahan tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian 3. Fakta yang berhubungan dengan permasalahan tentang Nilai- Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan B. Konseptual 1. Konsep/Pengertian tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia 2. Konsep/Pengertian tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan Non- Kementerian 3. Konsep/Pengertian tentang Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan C. Prinsif 1. Landasan hukum/Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia 2. Landasan hukum/Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian 3. Landasan hukum/Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan D. Prosedur 1. Prosedur atau tata cara dalam proses yang berkaitan dengan Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia 4. Prosedur atau tata cara dalam proses yang berkaitan dengan Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian 2. Prosedur atau tata cara dalam proses yang berkaitan dengan Nilai- Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan E. Metode Pembelajaran
  • 4. - 3333 - Pendekatan : Saintifik Model Pembelajaran : Discovery learning Metode : Ceramah, diskusi kelompok,Tanya jawab, dan penugasan F. Media Pembelajaran Alat/media : LCD Projector, Gambar G. Sumber Belajar : 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Pembagian kekuasaan di Indonesia. http://www.drogpatravel.biz/2013/05/pembagiankekuasan-di- indonesia.html (diunduh tanggal 20 Februari 2016) H. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 1 3.1.1.Menguraikan sistem pembagian kekuasaan negara Republik Indonesia. Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu Pendahulu an 1. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar; kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi (kehadiran, agenda kegiatan, kebersihan kelas, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan).[P2K] 2. Memberikan motivasi dan sikap spiritual yaitu bersyukur karena bisa naik kelas dan melanjutkan belajar di kelas X[P2K] 3. Menyampaikan topik yanga akan dipelajari dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.[KOMUNIKASI] 4. Setelah itu guru menggunakan Buku Teks 15 menit
  • 5. - 3030 - Pelajaran PPKn Kelas X untuk kegiatan Pertemuan pertama dalam materi Bab 1 Sub bab A tentang sistem pembagian kekuasaan negara Republik Indonesia[KONUMIKASI] Inti  Guru menginformasikan pengelompokan siswa[KOMUNIKASI]  Peserta didik dikelompokkan ke dalam + 4 anggota tim[KOLABORASI]  Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda  Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan  Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka[LITERASI]  Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh- sungguh[CRITIKAL THINGKING] dan [Creativity and Innovation]  Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi[KOLABORASI]  Setelah selesai semua tim mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kemudian guru memberikan penjelasaN/pemadatan/penguatan kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan[KOMUNIKASI].  Guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa atau bisa juga siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dari temannya sehingga terjadi komunikasi yang lebih aktif antara guru dan siswa.[KOMUNIKASI].  Guru dn siswa bersama engumpulkan Informasi tentang pembagian kekuasaan dengan menggunakan berbagai sumber misal dari buku, atau internet; web, media sosial lainnya[KOLABORASI].  Dengan bimbingan guru mengerjakan tugas mandiri 1.1 yaitu mengkaji dan menyimpulkan kelebihan dan kekurangan pembagian dan pemisahan kekuasaan.[CRITIKAL THINGKING] 60 menit Penutup 1. Refleksi oleh guru dan siswa tentang pemahaman mereka terhadap materi pelajaran hari ini[KOLABORASI] 2. Menyimpulkan materi yang telah di bahas pada pertemuan ini [KOMUNIKASI] 3. Diminta untuk mengerjakan Tugas kelompok 1.1 untuk melakukan wawancara dengan Anggota DPR/DPRD berkaitan dengan kekuasaan di Indonesia.[CRITIKAL THINGKING] 4. Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar[p2k] 15 menit
  • 6. - 3131 - I. Penilaian Hasil Pembelajaran Penilaian terhadap siswa dilakukan dengan penilaian autentik yaitu: a. Penilaian sikap Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan melalui pengamatan (observasi) selama proses pembelajaran berlangsung (Format penilaian lihat model penilaian pembelajaran PPKn di bagian satu Buku Guru) b. Penilai pengetahuan Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan yang terkait dengan materi yang baru saja dikaji, misal 1. Sebutkan salah satu contoh lembaga negara di Indonesia ! 2. Apakah penyebab timbulnya pembagian kekuasan ? 3. Apa manfaat pembagian kekuasaan tersebut? 4. Apa saja kerugian dengan pembagian kekuasaan di Indonesia ? c. Ketrampilan Penilaian ketrampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan Siswa dalam presentasi, kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan atau mempertahankan argumentasi, kemampuan dalam memberikan saran/masukan terkait dengan materi yang sedang dibahas (mengkomunikasikan secara lisan). Pertemuan 2 3.1.2.Menunjukan kedudukan dan fungsi kementerian negara Republik Indonesia Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu Pendahulu an 1. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar; kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi (kehadiran, agenda kegiatan, kebersihan kelas, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan).[P2K] 2. Memberikan motivasi dan sikap spiritual yaitu bersyukur karena bisa naik kelas dan melanjutkan belajar di kelas X[P2K] 3. Menyampaikan topik yanga akan dipelajari dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.[KOMUNIKASI] 4. Setelah itu guru menggunakan Buku Teks 15 menit Pelajaran PPKn Kelas X untuk kegiatan Pertemuan pertama dalam materi Bab 1 Sub bab tentang kedudukan dan fungsi kementerian negara Republik Indonesia[KONUMIKASI]
  • 7. - 3232 - Inti  Guru menginformasikan pengelompokan siswa[KOMUNIKASI]  Peserta didik dikelompokkan ke dalam + 4 anggota tim[KOLABORASI]  Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda  Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan  Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka[LITERASI]  Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh- sungguh[CRITIKAL THINGKING] dan [Creativity and Innovation]  Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi[KOLABORASI]  Setelah selesai semua tim mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kemudian guru memberikan penjelasaN/pemadatan/penguatan kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan[KOMUNIKASI].  Guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa atau bisa juga siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dari temannya sehingga terjadi komunikasi yang lebih aktif antara guru dan siswa.[KOMUNIKASI].  Guru dn siswa bersama engumpulkan Informasi tentang pembagian kekuasaan dengan menggunakan berbagai sumber misal dari buku, atau internet; web, media sosial lainnya[KOLABORASI]. Dengan bimbingan guru mengerjakan tugas mandiri 1.1 yaitu mengkaji dan menyimpulkan kelebihan dan kekurangan pembagian dan pemisahan kekuasaan.[CRITIKAL THINGKING] 60 menit  Guru dn siswa bersama mengumpulkan Informasi tentang pembagian kekuasaan dengan menggunakan berbagai sumber misal dari buku, atau internet; web, media sosial lainnya[KOLABORASI].  Dengan bimbingan guru mengerjakan tugas mandiri 1.1 yaitu mengkaji dan menyimpulkan kelebihan dan kekurangan pembagian dan pemisahan kekuasaan.[CRITIKAL THINGKING] Penutup 1. Refleksi oleh guru dan siswa tentang pemahaman mereka terhadap materi pelajaran hari ini[KOLABORASI] 2. Menyimpulkan materi yang telah di bahas pada pertemuan ini [KOMUNIKASI] 3. Diminta untuk mengerjakan Tugas kelompok 1.1 untuk melakukan wawancara dengan Anggota DPR/DPRD berkaitan dengan kekuasaan di Indonesia.[CRITIKAL THINGKING] 4. Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar[p2k] 15 menit I. Penilaian Hasil Pembelajaran
  • 8. - 3333 - Penilaian terhadap siswa dilakukan dengan penilaian autentik yaitu: a. Penilaian sikap Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan melalui pengamatan (observasi) selama proses pembelajaran berlangsung (Format penilaian lihat model penilaian pembelajaran PPKn di bagian satu Buku Guru) b. Penilai pengetahuan Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan yang terkait dengan materi yang baru saja dikaji, missal jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat, jelas dan akurat. 1. Jelaskan jenis-jenis kekuasaan yang berlaku dalam penyelenggaraan negara di Republik Indonesia! 2. Jelaskan karakteristik pemerintahan Indonesia setelah dilakukannya perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945! 3. Jelaskan mekanisme pembagian kekuasaan yang dilaksanakan di Indonesia! 4. Jelaskan fungsi dari kementerian negara Republik Indonesia! 5. Jelaskan pentingnya keberadaan pemerintahan daerah dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di Republik Indonesia! c. Ketrampilan Penilaian ketrampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan Siswa dalam presentasi, kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan atau mempertahankan argumentasi, kemampuan dalam memberikan saran/masukan terkait dengan materi yang sedang dibahas (mengkomunikasikan secara lisan). Pertemuan 3 3.1.3 Menjelaskan Lembaga pemerintahan non departemen Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu Pendahulu an 1. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar; kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi (kehadiran, agenda kegiatan, kebersihan kelas, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan).[P2K] 2. Memberikan motivasi dan sikap spiritual yaitu bersyukur karena bisa naik kelas dan melanjutkan belajar di kelas X[P2K] 3. Menyampaikan topik yanga akan dipelajari dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.[KOMUNIKASI] 4. Setelah itu guru menggunakan Buku Teks 15 menit Pelajaran PPKn Kelas X untuk kegiatan Pertemuan pertama dalam materi Bab 1 Sub bab tentang Lembaga pemerintahan non departemen[KONUMIKASI]
  • 9. - 3434 - Inti  Guru menginformasikan pengelompokan siswa[KOMUNIKASI]  Peserta didik dikelompokkan ke dalam + 4 anggota tim[KOLABORASI]  Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda  Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan  Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka[LITERASI]  Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh- sungguh[CRITIKAL THINGKING] dan [Creativity and Innovation]  Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi[KOLABORASI]  Setelah selesai semua tim mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kemudian guru memberikan penjelasaN/pemadatan/penguatan kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan[KOMUNIKASI]. 60 menit  Guru dn siswa bersama engumpulkan Informasi tentang pembagian kekuasaan dengan menggunakan berbagai sumber misal dari buku, atau internet; web, media sosial  Guru dn siswa bersama engumpulkan Informasi tentang pembagian kekuasaan dengan menggunakan berbagai sumber misal dari buku, atau internet; web, media sosial lainnya[KOLABORASI].  Dengan bimbingan guru mengerjakan tugas mandiri 1.1 yaitu mengkaji dan menyimpulkan kelebihan dan kekurangan pembagian dan pemisahan kekuasaan.[CRITIKAL THINGKING] Penutup 1. Refleksi oleh guru dan siswa tentang pemahaman mereka terhadap materi pelajaran hari ini[KOLABORASI] 2. Menyimpulkan materi yang telah di bahas pada pertemuan ini [KOMUNIKASI] 3. Diminta untuk mengerjakan Tugas kelompok 1.1 untuk melakukan wawancara dengan Anggota DPR/DPRD berkaitan dengan kekuasaan di Indonesia.[CRITIKAL THINGKING] 4. Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar[p2k] 15 menit
  • 10. - 3535 - LAMPIRAN - LAMPIRAN Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia 1. Macam-Macam Kekuasaan Negara Konsep kekuasaan tentu saja merupakan konsep yang tidak asing bagi kalian. Dalam kehidupan sehari-hari konsep ini sering sekali diperbincang- kan, baik dalam obrolan di masyarakat maupun dalam berita di media cetak maupun elektronik. Apa sebenarnya kekuasaan itu? Secara sederhana kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain supaya melakukan tindakan- tindakan yang dikehendaki atau diperintahkannya. Sebagai contoh, ketika kalian sedang menonton televisi, tiba-tiba orang tua kalian menyuruh untuk belajar, kemudian kalian mematikan televisi tersebut dan masuk ke kamar atau ruang belajar untuk membaca atau menyelesaikan tugas sekolah. Contoh lain dalam kehidupan di sekolah, kalian datang ke sekolah tidak boleh terlambat, apabila terlambat tentu saja kalian akan mendapatkan teguran dari guru. Di masyarakat, ada ketentuan bahwa setiap tamu yang tinggal di wilayah itu lebih dari 24 jam wajib lapor kepada Ketua RT/RW, artinya setiap tamu yang datang dan tinggal lebih dari 24 jam harus lapor kepada yang berwenang. Nah, contoh-contoh tersebut menggambarkan perwujudan dari kekuasaan yang dimiliki oleh sesorang atau lembaga. Apakah negara juga mempunyai kekuasaan negara? Tentu saja negara mempunyai kekuasaan, karena pada dasarnya negara merupakan organisasai kekuasaan. Dengan kata lain, bahwa negara memiliki banyak sekali kekuasaan. Kekuasaan negara merupakan kewenangan negara untuk mengatur seluruh rakyatnya untuk mencapai keadilan dan kemakmuran, serta keteraturan. Apa saja kekuasaan negara itu? Kekuasaan negara banyak sekali macamnya. Menurut John Locke sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:273) bahwa kekuasaan negara itu dapat dibagi menjadi tiga macam kekuasaan sebagai berikut. a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang. b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang- undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang- undang. c. Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri. Selain John Locke, ada tokoh lain yang berpendapat tentang kekuasaan negara, yaitu Montesquieu. Sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:273). a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang. b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang- undang. c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang- undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang- undang. Pendapat yang dikemukakan oleh Montesquieu merupakan penyempurnaan dari pendapat John Locke. Kekuasaan federatif oleh Montesquieu dimasukkan ke dalam kekuasaan eksekutif, fungsi mengadili dijadikan kekuasaan yang berdiri sendiri. Ketiga kekuasaan tersebut
  • 11. - 3636 - dilaksanakan oleh lembaga-lembaga yang berbeda yang sifatnya terpisah. Teori Montesquieu ini dinamakan Trias Politika. Tugas Mandiri 1.1 Setelah membaca uraian di atas, coba kalian uraiakan dalam satu paragraf mengenai pentingnya kekuasaan negara. Informasikanlah pendapat kalian pada teman yang lainnya. Pentingnya kekuasaan negara ……………………………… ……………………………………………………………………………………… 2. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia Dalam sebuah praktik ketatanegaraan tidak jarang terjadi pemusatan kekuasaan pada satu orang saja, terjadi pengelolaan sistem pemerintahan dilakukan secara absolut atau otoriter. Untuk menghindari hal tersebut perlu ada pemisahan atau pembagian kekuasaan, agar terjadi kontrol dan keseimbangan di antara lembaga pemegang kekuasaan. Dengan kata lain, kekuasaan legislatif, eksekutif maupun yudikatif tidak dipegang oleh satu orang saja. Apa sebenarnya konsep pemisahan dan pembagian kekuasaan itu? Kusnardi dan Ibrahim (1983:140) menyatakan bahwa istilah pemisahan kekuasaan (separation of powers) dan pembagian kekuasaan (divisions of power) merupakan dua istilah yang memiliki pengertian berbeda satu sama lainnya. Pemisahan kekuasaan berarti kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa bagian, baik mengenai organ maupun fungsinya. Dengan kata lain, lembaga pemegang kekuasaan negara yang meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif merupakan lembaga yang terpisah satu sama lainnya, berdiri sendiri tanpa memerlukan koordinasi dan kerja sama. Setiap lembaga menjalankan fungsinya masing-masing. Contoh negara yang menganut mekanisme pemisahan kekuasaan adalah Amerika Serikat. Berbeda dengan mekanisme pemisahan kekuasaan, di dalam mekanisme pembagian kekuasaan, kekuasaan negara itu memang dibagi- bagi dalam beberapa bagian (legislatif, eksekutif dan yudikatif ), tetapi tidak dipisahkan. Hal ini membawa konsekuensi bahwa di antara bagian-bagian itu dimungkinkan ada koordinasi atau kerja sama. Mekanisme pembagian ini banyak sekali dilakukan oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Bagaimana konsep pembagian kekuasaan yang dianut negara Indonesia? Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia diatur sepenuhnya di dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian kekuasaan secara horisontal dan pembagian kekuasaan secara vertikal.
  • 12. - 3737 - a. Pembagian Kekuasaan Secara Horisontal Pembagian kekuasaan secara horisontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan yudikatif ). Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, secara horisontal pembagian kekuasaan negara dilakukan pada tingkatan pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Pembagian kekuasaan pada tingkatan pemerintahan pusat berlangsung antara lembaga- lembaga negara yang sederajat. Pembagian kekuasaan pada tingkat pemerintahan pusat mengalami pergeseran setelah terjadinya perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pergeseran yang dimaksud adalah pergeseran klasifikasi kekuasaan negara yang umumnya terdiri atas tiga jenis kekuasaan (legislatif, eksekutif dan yudikatif ) menjadi enam kekuasaan negara. 1) Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.” 2) Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang- undang dan penyelenggraan pemerintahan negara. Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” 3) Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang- undang. Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.” 4) Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman yaitu kekuasaan untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 24 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.”
  • 13. - 3838 - 5) Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 E ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.” 6) Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan indepedensinya diatur dalam undang- undang.” Pembagian kekuasaan secara horisontal pada tingkatan pemerintahan daerah berlangsung antara lembaga-lembaga daerah yang sederajat, yaitu antara Pemerintah Daerah (Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pada tingkat provinsi, pembagian kekuasaan berlangsung antara Pemerintah provinsi (Gubernur/Wakil Gubernur) dan DPRD provinsi. Sedangkan pada tingkat kabupaten/kota, pembagian kekuasaan berlangsung antara Pemerintah Kabupaten/Kota (Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota) dan DPRD kabupaten/kota. b. Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan berdasarkan tingkatannya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan. Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. Berdasarkan ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia berlangsung antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah (pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota). Pada pemerintahan daerah berlangsung pula pembagian kekuasaan secara vertikal yang ditentukan oleh pemerintahan pusat. Hubungan antara pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota terjalin dengan koordinasi, pembinaan dan pengawasan oleh pemerintahan pusat dalam bidang administrasi dan kewilayahan.
  • 14. - 3939 - Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi dari diterapkannya asas desentralisasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan asas tersebut, pemerintah pusat menyerahkan wewenang pemerintahan kepada pemerintah daerah otonom (provinsi dan kabupaten/kota) untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan di daerahnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, yaitu kewenangan yang berkaitan dengan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, agama, moneter dan fiskal. Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal 18 ayat (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Kedudukan dan fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non Departemen. Dan Kedudukan dan fungsi pemerintah daerah dalam kerangka NKRL Pertemuan kedua akan membahas materi tentang kedudukan dan fungsi kementerian negara RepublikIndonesia dan lembapa pemerintahan non- departemen. Dalam pertemuan ini guru juga dapat mengangkat isu aktual sebagai apersepsi. 1. Tugas Kementerian Negara Republik Indonesia Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara tegas dalam Pasal 17 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan sebagai berikut. (a). Presiden dibantu oleh menteri-menterinegara. (b). Menteri-menteriitu diangkat dan diberhentikan oleh presiden. (c). Setiap menteri membidangi urusan tertentudalam pemerintahan. (d). Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang. Keberadaan Kementerian Negara diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Kementerian Negara Republik Indonesia mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. (a). Penyelenggara perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan dibidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjaditanggung jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya dan pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah. (b). Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan di bidangnya,pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjaditanggungjawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian di daerah dan pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional. (c). Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawabnya dan pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.
  • 15. - 4040 - Pasal 17 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa setiap menteri membidangi urusan tertentudalam pemerintahan. 2. Klasifikasi Kementerian Negara Republik Indonesia Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, Kementerian Negara Republik Indonesia dapat diklasifikasikan berdasarkan urusan pemerintahan yang ditanganinya. (a). Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang nomenklatur/nama kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (b). Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (c). Kementerian yang menanganiurusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah. Selain kementerian yang menangani urusan pemerintahan di atas, ada juga kementerian koordinatoryang bertugas melakukan sinkronisasi dan koordinasi urusan kementerian-kementerian yang berada di dalam lingkup tugasnya. Kementerian koordinator, terdiriatas: (a). Kementerian Koordinator BidangPolitik, Hukum, dan Keamanan (b). Kementerian KoordinatorBidang Perekonomian (c). Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 3. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian Selain memiliki Kementerian Negara, Republik Indonesia juga memiliki Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK)yang dahulu namanya Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian merupakan lembaga negara yang dibentuk untuk membantu presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan tertentu. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian berada di bawah presiden dan bertanggungjawab langsung kepada presiden melalui menteriatau pejabat setingkat menteri yang terkait. Keberadaan LPNK diatur oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia, yaitu Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Diantaranya adalah; Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Badan Informasi Geospasial (BIG); Badan Intelijen Negara (BIN); Badan Kepegawaian Negara (BKN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; dan Iain-lain. Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan. (materi- materi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam RPP berdasarkan fakta, konsep, prinsip dan prosedur). 1. Sistem Nilai dalam Pancasila Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berkaitan antara nilai yang satu dan nilai yang lain. Jika kita berbicara tentang sistem nilai berarti ada beberapa nilai yang menjadi
  • 16. - 4141 - satu dan bersama-sama menuju pada suatu tujuan tertentu. Sistem nilai adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai sesuatu yang hidup dalam pikiran seseorang atau sebagian besar anggota masyarakat tentang apa yang dipandang baik. Pancasila sebagai nilai mengandung serangkaian nilai, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan mengacu kepada tujuan yang satu. Pancasila sebagai suatu sistem nilai termasuk ke dalam nilai moral (nilai kebaikan) dan merupakan nilai-nilai dasar yang bersifat abstrak. 2. Implementasi Pancasila Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan landasan bangsa Indonesia yang mengandung tiga tata nilai utama, yaitu dimensi spiritual, dimensi kultural, dan dimensi institusional. Dimensi spiritual mengandung makna bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan keseluruhan nilai dalam falsafah negara. Hal ini termasuk pengakuan bahwa atas kemahakuasaan dan curahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa perjuangan Bangsa Indonesia merebut kemerdekaan terwujud. Dimensi kultural mengandung makna bahwa Pancasila merupakan landasan falsafah negara, pandangan hidup bernegara, dan sebagai dasar negara. Dimensi institusional mengandung makna bahwa Pancasila harus sebagai landasan utama untuk mencapai cita-cita, tujuan bernegara, dan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Aktualisasi nilai spiritual dalam Pancasila tergambar dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini berarti bahwa dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan tidak boleh meninggalkan prinsip keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai ini menunjukkan adanya pengakuan bahwa manusia, terutama penyelenggara negara memiliki keterpautan hubungan dengan Sang Penciptanya. Artinya, di dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara negara tidak hanya dituntut patuh terhadap peraturan yang berkaitan dengan tugasnya, tetapi juga harus dilandasi oleh satu pertanggungjawaban kelak kepada Tuhan di dalam pelaksanaan tugasnya. Hubungan antara manusia dan Tuhan yang tercermin dalam sila pertama tersebut sesungguhnya dapat memberikan rambu-rambu agar tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran, terutama ketika dia harus melakukan korupsi, penyelewengan harta negara, dan perilaku negatif lainnya. Nilai spiritual inilah yang tidak ada dalam doktrin good governance yang selama ini menjadi panduan dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia masa kini. Nilai spiritual dalam Pancasila ini sekaligus menjadi nilai lokalitas bagi Bangsa Indonesia yang seharusnya dapat teraktualisasi dalam tata kelola pemerintahan. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, Sila Persatuan Indonesia, dan Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam permusayaratan perwakilan merupakan gambaran bagaimana dimensi kultural dan institusional harus dijalankan. Dimensi tersebut mengandung nilai pengakuan terhadap sisi kemanusian dan keadilan (fairness) yang non- diskriminatif; demokrasi berdasarkan musyawarah dan transparan dalam membuat keputusan; dan terciptanya kesejahteraan sosial bagi semua tanpa pengecualian pada golongan tertentu. Nilai-nilai itu sesungguhnya jauh lebih luhur dan telah menjadi rumusan hakiki dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
  • 17. - 4242 - Tiga nilai utama yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 tersebut di atas harus senantiasa menjadi pertimbangan dan perhatian dalam sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bangsa. Pancasila sebagai falsafah bangsa dalam bernegara merupakan nilai hakiki yang harus termanisfestasikan dalam simbol-simbol kehidupan bangsa, lambang pemersatu bangsa, dan sebagai pandangan hidup bangsa. Dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan, nilai falsafah harus termanifestasikan di setiap proses perumusan kebijakan dan implementasinya. Nilai Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan utuh di setiap praktik penyelenggaraan pemerintahan yang mengandung makna bahwa ada sumber-sumber spiritual yang harus dipertimbangkan. 3. Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Pengkajian Pancasila secara filosofis dimaksudkan untuk mencapai hakikat atau makna terdalam dari Pancasila. Berdasarkan analisis makna nilai-nilai Pancasila diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan mempunyai nilai filosofis. Dengan demikian, penyelenggaraan negara harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai berikut. a. Nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa 1. Pengakuan adanya kausa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa. 2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya. 3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama sesuai hukum yang berlaku. 4. Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia. 5. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, toleransi antarumat dan dalam beragama. 6. Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan menjadi mediator ketika terjadi konflik antar agama. b. Nilai Sila Kemanusian yang Adil dan Beradab 1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makluk Tuhan. Karena manusia mempunyai sifat universal. 2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini juga bersifat universal. 3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini berarti bahwa yang dituju masyarakat Indonesia adalah keadilan dan peradaban yang tidak pasif, yaitu perlu pelurusan dan penegakan hukum yang kuat jika terjadi penyimpangan-penyimpangan, karena Keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat. dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat agar tidak terjadi perlakuan yang sewenang dan diskriminatif. Selain itu, nilai spiritualitas hendaknya menjadi pemandu bagi penyelenggaraan pemerintahan agar tidak melakukan aktivitas-aktivitas di luar kewenangan dan ketentuan yang sudah digariskan. c. Nilai Sila Persatuan Indonesia 1. Nasionalisme 2. Cinta bangsa dan tanah air
  • 18. - 4343 - 3. Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa 4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit. 5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggulangan. d. Nilai Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan 1. Hakikat Sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum, yaitu pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. 2. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama. Di sini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan putusan bersama secara bulat. 3. Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran bersama. Hal yang perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sebagai konsekuensi adanya kejujuran bersama. 4. Perbedaan secara umum demokrasi di negara barat dan di Negara Indonesia, yaitu terletak pada permusyawaratan rakyat. e. Nilai Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia 1. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan berkelanjutan. 2. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing. 3. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya. *BUTIR-BUTIR PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA* Lima asas dalam Pancasila dijabarkan menjadi 36 butir pengamalan, sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Butir-butir Pancasila ditetapkan dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa. *I. SILA PERTAMA : KETUHANAN YANG MAHA ESA* 1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama & penganut- penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. 3. Saling hormat-menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. 4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. *II. SILA KEDUA : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB* 1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. 2. Saling mencintai sesama manusia. 3.Mengembangkan sikap tenggang rasa. 4. Tidak semena-mena terhadap orang lain. 5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  • 19. - 4444 - 7. Berani membela kebenaran dan keadilan. 8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu kembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain. *III. SILA KETIGA : PERSATUAN INDONESIA* 1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. 2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. 3. Cinta Tanah Air dan Bangsa. 4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan bertanah Air Indonesia. 5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber- Bhinneka Tunggal Ika. *IV. SILA KEEMPAT : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN* 1.Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat. 2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. 3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan. 5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah. 6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. *V. SILA KELIMA : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA* 1.Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong. 2. Bersikap adil. 3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 4. Menghormati hak-hak orang lain. 5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain. 6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. 7. Tidak bersifat boros. 8. Tidak bergaya hidup mewah. 9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum. 10. Suka bekerja keras. 11. Menghargai hasil karya orang lain. 12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.