Dokumen tersebut membahas tentang sistem irigasi dan manajemennya. Ia menjelaskan definisi irigasi, jenis-jenis irigasi, prinsip-prinsip pengelolaan irigasi, dan tipe-tipe manajemen sumber daya air untuk irigasi.
2. SISTEM IRIGASI
1. Irigasi merupakan suatu proses pengaliran air dari sumber air ke sistem
pertanian.
2. Irigasi adalah proses penambahan air untuk memenuhi kebutuhan
lengas tanah bagi pertumbuhan tanaman (Israelsen & Hansen, 1980)
3. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air
untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan,
irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan tambak (PP
20/2006)
4. Tindakan intervensi manusia untuk mengubah agihan air dari
sumbernya menurut ruang dan waktu serta mengelola sebagian atau
seluruh jumlah tersebut untuk menaikkan produksi tanaman. (Small &
Svendsen,1992)
5. Sedangkan menurut PP RI No. 77 tahun 2001 mengenai irigasi,
mendefinisikan: Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas
maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini
air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang dimanfaatkan di
darat; Sumber air adalah wadah atau tempat air baik yang terdapat
pada, di atas maupun di bawah permukaan tanah;
3. PENGELOLAAN IRIGASI
• Prinsip-Prinsip Pengelolaan Irigasi
a. Irigasi diselenggarakan dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan air yang menyeluruh, terpadu, dan
berwawasan lingkungan, serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani;
b. Irigasi berfungsi mempertahankan dan meningkatkan produkrivitas lahan untuk mencapai hasil
pertanian yang optimal tanpa mengabaikan kepentingan lainnya;
c. Pengelolaan irigasi diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat petani dan
dengan menempatkan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) sebagai pengambil keputusan dan
pelaku utama dalam pengelolaan irigasi yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan irigasi yang efisien dan efektif serta dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat petani, pengelolaan irigasi
dilaksanakan dengan mengoptimalkan pemanfaatan air permukaan dan air bawah tanah secara
terpadu;
e. Pengelolaan irigasi dilaksanakan dengan prinsip satu sistem irigasi satu kesatuan pengelolaan,
dengan memperhatikan kepentingan pengguna di bagian hulu, tengah, dan hilir secara seimbang
serta melibatkan semua pihak yang berkepentingan agar dapat dicapai pemanfaatan jaringan irigasi
yang optimal;
f. Keberlanjutan sistem irigasi dilaksanakan dengan dukungan keandalan air irigasi dan prasarana irigasi
yang baik, guna menunjan peningkatan pendapatan petani dengan mengantisipasi modernisasi
pertanian dan diversifikasi usaha tani dengan dukungan penyediaan infrastruktur sesuai kebutuhan;
g. Wujud dukungan keandalan air irigasi yaitu pembangunan waduk dan atau waduk lapangan,
pengendalian kualitas air, jaringan drainase yang sepadan, dan pemanfaatan kembali drainase/air
pembuangan.
4. Fungsi Irigasi
• Sebagai simpanan supply air jika suatu saat terjadi
kekeringan akibat kemarau panjang sehingga tanaman
pertanian bisa tetap ditanam dan dipanen.
• Memenuhi kebutuhan air pada tanaman pertanian
• Mengalirkan air yang memuat zat lumpur serta zat hara
penyubur tanaman
• Mengalirkan air yang akan berfungsi mengendapkan
kotoran atau limbah di dalam tanah ke dalam lapisan
bawah (saluran drainase).
• Mengendapkan zat-zat garam dari permukaan tanah ke
tanah lapisan bawah sehingga di permukaan, kadar garam
akan menurun.
• Menyiapkan tanah untuk mengalami proses pengolahan
dengan terlebih dahulu melunakkannya.
• Meninggikan tanah yang posisinya rendah.
• Menurunkan suhu dalam tanah sehingga kondusif
5. Jenis jenis Irigasi
1. Irigasi Permukaan
• Irigasi macam ini umumnya dianggap sebagai irigasi paling kuno di Indonesia. secara teratur dalam
‘jadwal’ dan volume yang telah ditentukan.
2. Irigasi Bawah Permukaan
• Seperti namanya, jenis irigasi ini menerapkan sistem pengairan bawah pada lapisan tanah untuk
meresapkan air ke dalam tanah di bawah daerah akar menggunakan pipa bawah tanah atau saluran
terbuka.
3. Irigasi dengan Pancaran
• Dibanding dua irigasi sebelumnya, irigasi ini terbilang lebih modern karena memang baru
dikembangkan belakangan.
4. Irigasi Pompa Air
• Irigasi ini menggunakan tenaga mesin untuk mengalirkan berbagai jenis jenis air dari sumber air,
biasanya sumur, ke lahan pertanian menggunakan pipa atau saluran.
5. Irigasi Lokal
• Irigasi lokal melakukan kerja distribusi air menggunakan pipanisasi atau pipa yang dipasang di suatu
area tertentu sehingga air hanya akan mengalir di area tersebut saja.
6. Irigasi dengan Ember atau Timba
• Irigasi jenis ini dilakukan dengan tenaga manusia, yakni para petani yang mengairi lahannya dengan
menggunakan ember atau timba.
7. Irigasi Tetes
• Jenis irigasi tetes menjalankan tugas distribusi air ke lahan pertanian menggunakan selang atau pipa
yang berlubang dan diatur dengan tekanan tertentu.
6. MANAJEMEN IRIGASI
• Manajemen irigasi adalah suatu bentuk pengelolaan
eksploitasi dan distribusi air irigasi terutama di daerah
yang kering atau yang memiliki periode musim
kelangkaan air dengan tujuan meningkatkan produksi
tanaman pertanian.
• Ilmuwan Julian H. Steward dan Karl August Wittfogel
melihat manajemen irigasi sebagai sesuatu yang sangat
dibutuhkan bahkan sejak zaman kerajaan hidrolik
(bentuk pemerintahan atau struktur sosial yang
mengandalkan akses air sebagai sumber kekuasaan)
7. Manajemen air
• Bentuk fisik yang paling utama dari sebuah
proyek irigasi adalah lahan dan air.
Berdasarkan hubungan antara elemen
tersebut, terdapat berbagai jenis manajemen
air:
tipe pengelolaan
masyarakat
umum
tipe perkebunan
besar
tipe fasilitas
umum
8. Tipe pengelolaan masyarakat umum
• Hingga abad ke 19, pengembangan proyek
irigasi tidak begitu cepat, mencapai total area
50 juta hektare yang hanya seperlima dari
area yang teririgasi saat ini. Kepemilikan dan
pengelolaan lahan pertanian diatur oleh
kepala desa, namun sumber daya air dikelola
bersama-sama.
9. Tipe perkebunan besar
• Buruh di perkebunan tebu
• Manajemen air tipe perkebunan besar terdapat
di lahan yang dimiliki oleh perseorangan atau
perusahaan. Baik lahan maupun sumber daya air
dimiliki oleh satu pihak. Perkebunan besar yang
ditemukan di negara terjajah di Asia, Afrika, dan
Amerika Latin mengelola sumber daya air secara
sepihak untuk melakukan usaha penanaman
berbagai komoditas seperti pisang, tebu, dan
kapas.
10. Tipe fasilitas umum
Kanal irigasi di Gezira, Sudan, 1997, yang memiliki manajemen air tipe fasilitas
umum. Air bersumber dari sungai Nil Biru
Tipe fasilitas umum adalah tipe manajemen air yang terjadi di area di mana
lahan dimiliki oleh banyak pihak, namun eksploitasi dan distribusi sumber
daya air dikelola oleh organisasi tunggal, biasanya adalah pemerintah. Sejak
tahun 1900an, berbagai pemerintahan mengambil alih pengelolaan irigasi
dikarenakan:
• air dipertimbangkan sebagai fasilitas milik pemerintah yang harus dikelola
dengan baik karena peningkatan permintaan dan berkurangnya
ketersediaan
• pemerintah membangun proyek irigasi skala besar karena dinilai lebih
efisien
• pengembangan skema irigasi yang baru menjadi lebih rumit secara teknis
dan finansial sehingga berada di luar jangkauan masyarakat umum
• kebijakan pemerintah mengenai ekspor-impor komoditas pertanian
membutuhkan budi daya tanaman yang menguntungkan, sehingga dengan
mengendalikan sumber daya air, petani dapat lebih mudah dipandu untuk
menanam tanaman pertanian jenis tertentu.