Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Pengbang redesain
1. Pengujian Bahan /Pengujian Bahan /
Uji TarikUji Tarik
Disusun Oleh:
•Defri Nael Sianipar
•Claudia Ursula
•Elsa Putri
•Dessy Angelina
2. Uji Tarik
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Hasil yang
didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain
produk karena menghasilkan data kekuatan material.
Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material
terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.Salah satu cara untuk
mengetahui besaran sifat mekanik dari logam adalah dengan uji tarik. Sifat
mekanik yang dapat diketahui adalah kekuatan dan elastisitas dari logam
tersebut. Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan
dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan.
Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat dilihat dari kurva uji tarik.
3. Pengujian tarik ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu
material, khususnya logam diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui
dari hasil pengujian tarik adalah sebagai berikut:
Kekuatan tarik
Kuat luluh dari material
Keuletan dari material
Modulus elastic dari material
Kelentingan dari suatu material
Ketangguhan.
4. Pengujian tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan
dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi
bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat diukur ketahanan suatu material
terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan. Pengujian tarik ini
merupakan salah satu pengujian yang penting untuk dilakukan, karena
dengan pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi mengenai sifat-
sifat logam.
Dalam bidang industri diperlukan pengujian tarik ini untuk
mempertimbangkan faktor metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup
dalam proses perlakuan terhadap logam jadi, untuk memenuhi proses
selanjutnya.
6. Berikut adalah contoh metoda percobaan
tarik:
Bahan uji ditempatkan pada alat pencekam pada mesin uji tarik, kemudian
ditarik dengan gaya tarik yang makin lama makin besar sampai bahan uji putus.
7. Mula-mula bahan uji akan memanjang elastis. Pada keadaan
ini jika gaya tarik ditiadakan, maka panjang ukur akan kembali
menjadi Lo seperti semula. Perubahan panjang elastis ini sangat
kecil. Pada pembebanan dengan gaya tarik yang besar akan
terjadi perubahan panjang plastis (permanen). Pada kondisi ini
jika gaya tarik ditiadakan, maka panjang ukur menjadi lebih besar
daripada Lo. Setelah pembebanan dengan gaya tarik yang lebih
besar lagi akhirnya terjadi penyusutan penampang secara lokal,
kira-kira ditengah panjang ukur. Ditempat ini akhirnya akan
terjadi perpatahan.
8. Stress: σ = F/A
F: gaya tarikan, A: luas penampang
Strain: ε = ΔL/L
ΔL: pertambahan panjang, L: panjang awal
Hubungan antara stress dan strain dirumuskan:
E (Modulus Young) = σ / ε
9. Detail profil uji tarik dan sifat mekanik logam
Batas elastisσE ( elastic limit)
Dalam gambar dinyatakan dengan titik A. Bila sebuah bahan diberi beban sampai
pada titik A, kemudian bebannya dihilangkan, maka bahan tersebut akan kembali ke
kondisi semula (tepatnya hampir kembali ke kondisi semula) yaitu regangan “nol”
pada titik O. Tetapi bila beban ditarik sampai melewati titik A, hukum Hooke tidak
lagi berlaku dan terdapat perubahan permanen dari bahan
aturan Hooke :
rasio tegangan (stress) dan regangan
(strain) adalah konstan
10. Batas proporsional σp (proportional limit)
Titik sampai di mana penerapan hukum Hook masih bisa ditolerir. Tidak ada
standarisasi tentang nilai ini. Dalam praktek, biasanya batas proporsional sama
dengan batas elastis.
Deformasi plastis (plastic deformation)
Yaitu perubahan bentuk yang tidak kembali ke keadaan semula. Pada gambar yaitu
bila bahan ditarik sampai melewati batas proporsional dan mencapai
11. Tegangan luluh atas σuy (upper yield stress)
Tegangan maksimum sebelum bahan memasuki fase daerah landing peralihan
deformasi elastis ke plastis.
Tegangan luluh bawah σly (lower yield stress)
Tegangan rata-rata daerah landing sebelum benar-benar memasuki fase deformasi
plastis. Bila hanya disebutkan tegangan luluh (yield stress), maka yang dimaksud
adalah tegangan ini.
12. Regangan luluh εy (yield strain)
Regangan permanen saat bahan akan memasuki fase deformasi plastis.
Regangan elastis εe (elastic strain)
Regangan yang diakibatkan perubahan elastis bahan. Pada saat beban dilepaskan
regangan ini akan kembali ke posisi semula.
13. Regangan plastis εp (plastic strain)
Regangan yang diakibatkan perubahan plastis. Pada saat beban dilepaskan
regangan ini tetap tinggal sebagai perubahan permanen bahan.
Regangan total (total strain)
Merupakan gabungan regangan plastis dan regangan elastis, εT = εe+εp. Perhatikan
beban dengan arah OABE. Pada titik B, regangan yang ada adalah regangan total.
Ketika beban dilepaskan, posisi regangan ada pada titik E dan besar regangan yang
tinggal (OE) adalah regangan plastis.
14. Tegangan tarik maksimum TTM (UTS, ultimate tensile strength)
Pada Gambar ditunjukkan dengan titik C (σβ), merupakan besar tegangan
maksimum yang didapatkan dalam uji tarik.
Kekuatan patah (breaking strength)
Pada Gambar ditunjukkan dengan titik D, merupakan besar tegangan di mana
bahan yang diuji putus atau patah.