SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 38
LAPORAN AKHIR
PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL II)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING DENGAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XII IPA 1 SMA PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU
(Classroom Action Research)

Oleh :
DANIELE TEGAR ABADI LADY SAPUTRA
A1F010014

UNIT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL II)
DI SMA PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU

Oleh
Nama

: Daniele Tegar Abadi Lady Saputra

NPM

: A1F010014

Prodi

: Pendidikan Kimia

Disetujui dan disahkan oleh :
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir
PPL di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu ini tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan salah satu syarat bagi setiap mahasiswa FKIP prodi
Pendidikan Kimia untuk menyelesaikan studinya sehingga kelak dari pengalaman ini dapat
menambah pengalaman dan wawasan dalam proses pembelajaran didalam kelas.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan seluruh
pihak yang telah mambantu dan memberi dukungan serta bimbingan dalam pelaksanaan
kegiatan yang sudah dilaksanakan, antara lain:
1. Ibu Dra. Yulinarsyah selaku Guru Pamong PPL II Pada program studi Pendidikan
Kimia di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.
2. Ibu Salastri Rohiat, M.Pd. selaku dosen pembimbing PPL II program Studi
Pendidikan Kimia di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.
3. Ibu Hj. Nismah, M.Pd selaku Kepala SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.
4. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
5. Bapak dan Ibu Guru SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.
6.

Tim Unit PPL FKIP Universitas Bengkulu

7.

Teman – teman seperjuangan yang telah bersama-sama
melaksanakan PPL di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

8. Seluruh siswa SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, khususnya seluruh siswa-siswi XII
ipa 5 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu tahun ajaran 2013/2014. terima kasih atas
dukungan dan kerjasamanya.
InsyaAllah, bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat imbalan pahala setimpal
dari-Nya. Penulis berharap semoga Laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Bengkulu,

Januari 2014

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................

1

HALAMAN PENGESAHAN................................................................

2

KATA PENGANTAR............................................................................

3

DAFTAR ISI...........................................................................................

4

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………......

5

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................

6

B. Tujuan Pembuatan Laporan.........................................................

7

C. Manfaat........................................................................................

8

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengenalan Lapangan dan Refleksi .............................................

9

B. Mengajar Terbimbing dan Refleksi.............................................

20

C. Mengajar Mandiri dan Refleksi...................................................

23

D. Kegiatan Non Akademik dan Refleksi........................................

24

E. Masalah Pembelajaran yang dipecahkan Praktikan dengan PTK

25

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................

36

B. Saran............................................................................................

36

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

37

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Silabus
3. Visi dan Misi SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
4. Program Semester
5. Program Tahunan
6. Denah sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyaraktan dan
kebangsaan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, salah satu usaha perbaikan
proses pembelajaran di sekolah yang dapat dilakukan adalah dengan memahami perilaku
siswa dalam belajar.
Setiap manusia pada hakikatnya membutuhkan pendidikan. Zanti Arbi dan Syahru
(1992: 16-23) berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara
pendidik dengan subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan
berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan menggunakan bermacam- macam tindakan
yang disebut sebagai alat pendidikan. Ada beberapa factor yang berperan dalam pendidikan,
yaitu : (1) tujuan, (2) pendidik, (3) subjek didik, (4) isi/materi, (5) cara/ metode dan alat (6)
situasi lingkungan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi yang ada pada
manusia yang dikenal dengan SDM dan IMTAQ yakni melalui kegiatan pengajaran.
Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan di semua satuan dan jenjang pendidikan yang
meliputi wajib belajar pendidikan sembilan tahun, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi.
Pendidik harus mempunyai kepercayaan diri bahwa ia mampu memberikan arahan
dan bimbingan kepada para siswanya. Sampai saat ini, masih banyak siswa yang beranggapan
dan berpendapat bahwa pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit.
Sehingga sudah menjadi hal yang biasa jika di dalam kelas ketika mata pelajaran
kimiaberlangsung sebagian besar siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Hal inilah yang
menyebabkan rendahnya motivasi siswa terhadap mata pelajaran kimia. Keadaan ini akan
berdampak pada nilai dan hasil belajar siswa menjadi tidak tuntas. Karena siswa belum
mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran
selanjutnya. Selain itu, siswa juga pada umumnya belum sampai pada tingkat pemahaman.
Siswa baru mampu mempelajari (menghafal) fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan
gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan
menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari. Hal ini terjadi karena
guru belum optimal memberdayakan seluruh potensi siswa. Selain faktor diatas, rendahnya
motivasi siswa juga dapat disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru tidak
menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Usaha untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses belajar mengajar dan
pembelajaran di sekolah terus menerus dilaksanakan, salah satunya dengan adanya mata
kuliah lapangan seperti praktik mengajar di sekolah secara langsung yang biasa dikenal
dengan PPL.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu program dalam pendidikan
prajabatan guru yang dirancang untuk melatih para calon guru agar menguasai kemampuan
keguruan yang utuh dan terpadu sehingga setelah melakukan pendidikan mereka siap secara
mandiri mengemban tugas sebagai guru. Program ini merupakan salah satu program
akademis yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu
1.2 Tujuan Pembuatan Laporan
Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk melaporkan rangkaian kegiatan yang telah
praktikan dilaksanakan di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu baik itu kegiatan yang
berkaitan dengan kegiatan akademik, kegiatan administrasi, kegiatan non akademik serta halhal yang diperoleh praktikan selama praktik lapangan. Selain itu juga untuk mengetahui
sejauh mana mahasiswa mampu berinteraksi dengan lingkungan sekolah dimana ia di
tempatkan, baik berkenaan dengan hubungannya dengan sesama perangkat sekolah dan
terutama mengenai kemampuannya dalam manyampaikan materi di kelas. Dalam hal ini juga
mencakup bagaimana kemampuan mahasiswa tersebut dalam menyusun perangkat
pembelajaran, yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, model dan metode
pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Adapun tujuan dari pelaksanan Program Pengalaman Lapangan (PPL) itu sendiri
adalah:
a. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran dan
manajerial di sekolah, dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi
keguruan atau kependidikan
b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari, mengenal dan
menghayati permasalahan, lembaga kependidikan baik yang terkait dengan proses
pembelajaran maupun kegiatan administrasi sekolah.
c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang telah dikuasai ke dalam kehidupan nyata di sekolah
d. Meningkatkan hubungan kemitraan antara FKIP UNIB dengan Dinas Diknas, Depag,
Sekolah, dan lembaga terkait lainnya.
1.3. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a) Menambah pemahaman dan penghayatan mahasiswa tentang proses pengajaran dan
pendidikan di sekolah.
b) Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner
sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan
pendidikan yang ada di sekolah.
c) Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan dan
pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah.
d) Memperoleh pengalamn dan keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran dan
kegiatan manajerial di sekolah.
e) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berperan sebagai
motivator, dinamisator, dan membantu pemikiran sebagai problem solver.
2. Bagi Sekolah
a) Memperoleh kesempatan untuk dapat andil dalam menyiapkan calon guru atau
tenaga kependidikan yang professional.
b) Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu dan teknologi dalam merencanakan
serta melaksanakan pengembangan sekolah.
3. Bagi FKIP Universitas Bengkulu
a) Memperoleh umpan balik dari pelaksanaan PPL di sekolah/ lembaga guna
pengembangan kurikulum dan iptek yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b) Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai permasalahan unruk
pengembangkan penelitian dan pendidikan
c) Terjalin kerjasama yang baik dengan pemerontah daerah dan instansi terkait untuk
pengembangan Tri Darma Peguruan Tinggi.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan Lapangan dan Refleksi
2.1.1 Pengenalan Lapangan
Pelaksanaan kegiatan pengenalan lapangan dilakukan agara mahasiswa peserta PPL dapat
mengenal serta mengakrabkan diri dengan lingkungan sekolah. Pengenalan lapangan ini
berupa observasi yang meliputi keadaan fisik dan nonfisik. Observasi fisik dilakukan
terhadap fasilitas dan lingkungan sekolah, sedangkan observasi non fisik berupa interaksi
antara mahasiswa dengan guru, siswa, karyawan, dan masyarakat lingkungan sekolah.
Kegiatan orientasi PPL meliputi :
1.

Penyerahan mahasiswa calon PPL dari unit PPL dan dosen
pembimbing lapangan kepada sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

2.

Pengarahan kepala sekolah wakil kepala sekolah SMA Plus
Negeri 7 Kota Bengkulu mengenai tata peraturan yang harus ditaati di SMA tersebut

3.

Pengenalan tata letak sekolah dan fasilitas sekolah

4.

Informasi mengenai kegiatan akademik

5.

Informasi akademis sekolah, misalnya, daftar hadir sekolah,
daftar hadir guru, daftar hadir karyawan-karyawan SMA Plus Negeri 7 Kota
Bengkulu dan lain-lain

6.

Informasi mengenai kegiatan ekstrakurikuler sekolah
Adapun tujuan dari observasi tersebut adalah :
1.

Mahasiswa

mengenal

lingkungan

tempat mahasiswa berada
2.

Mahasiswa dapat beradaptasi dan
menjalin komunikasi dengan pihak sekolah

3.

Mahasiswa dapat informasi yang
berkaitan dengan :
a.

Keadaan fisik dan non fisik
sekolah

b.

Kegiatan administrasi

c.

Kegiatan akademik

d.

Kegiatan ekstrakulikuler

e.

Hubungan

sosial

dan

lingkungan sekolah

2.1.2 Refleksi Tentang Pengenalan Lapangan
Hal baru yang kami dapatkan selaku mahasiswa ppl, yaitu lingkungan, dan suasana baru
yang membuat kami semakin sukacita dalam melaksanakan kegiatan Praktik Lapangan ini.
Selain itu praktikan merasa ada kesan tersendiri sewaktu mengikuti kegiatan PPL di SMA
Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, salah satunya adalah keramahtamahan para dewan guru,
karyawan serta sopan santun siswa siswi SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu tersebut. Selain
itu yang menjadi pusat perhatian mahasiswa adalah lingkungan sekolah yang tertata rapi dan
indah serta kedisiplinan seluruh dewan guru, karyawan dan siswa-siswi akan peraturan yang
ada sangat ditaati.
Dari hubungan masyarakat, terlihat bahwa hubungan kekeluargaan masih sangat kental di
SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, selain itu juga proses dalam pembelajaran siswasiswinya mudah dalam memahami materi pelajaran yang mahasiswa sampaikan terutama
kelas yang diajarkan. Kepandaian siswa-siswi ini tidak hanya paham akan materi tapi
keaktifan dan argumen-argumen yang disampaikan secara kritis membuat mahasiswa PPL
bukan berhadapan dengan siswa tetapi teman mahasiswa ketika berdiskusi. Dan siswa-siswi
sangat menghargai dan menghormati kami sebagai guru PPL sebagai mana mereka
menganggap guru mereka sendiri baik itu pada kegiatan pembelajaran maupun diluar
pembelajaran. Secara umum kondisi fisik dan non fisik SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
sudah baik
Dengan adanya pengenalan lapangan, mahasiswa bisa berpikir bagaimana cara untuk
mengatasi masalah yang akan terjadi. Seperti contoh, dengan adanya jadwal piket maka
setiap mahasiswa diberi jadwal piket untuk membantu guru-guru piket di SMA Plus Negeri 7
Kota Bengkulu. Adapun hasil dari observasi-orientasi di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
terangkum dalam data-data sebagai berikut:
2.1.3 Kegiatan Akademik
Kegiatan belajar mengajar di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu sudah berjalan dan
berlangsung dengan cukup baik. Dilihat dari output yang dihasilkan bahwa SMA Plus Negeri
7 Kota Bengkulu siap mencetak generasi penerus bangsa yang mampu bersaing baik dalam
masyarakat maupun dalam melanjutkan ke perguruan tinggi. Para lulusan SMA Plus Negeri 7
Kota Bengkulu juga mampu beradaptasi serta bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Konsep pengajaran yang diterapkan oleh guru sesuai dengan kurikulum yang ada
yaitu KTSP, sesuai dengan hasil dari observasi yang dapat dirincikan sebagai berikut:
1.

Perangkat Pembelajaran :
a.

Satuan pelajaran (SP), disusun berdasarkan konsep/ sub
konsep yang akan disampaikan.

b.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dirancang
oleh guru berdasarkan konsep/ sub konsep.

c.

Silabus berpedoman pada ketentuan Diknas yang
disesuaikan dengan kurikulum KTSP dan nilai Budaya dan Karakter Bangsa
(BKB).

2.

Perilaku siswa
a)

Perilaku siswa di dalam kelas.
Siswa belajar secara aktif di dalam kelas apabila penyampaian materi
pembelajaran dapat menarik perhatian dan minat. Mereka sering bertanya untuk
hal-hal yang mereka anggap kurang jelas, terutama seusai guru menjelaskan
materi di depan kelas. Suasana mulai ramai dan kurang kondusif terjadi pada
pertengahan pelajaran. Ini disebabkan oleh kejenuhan yang datang atau materi
yang sulit mereka pahami. Mereka cenderung mengalihkan rasa bosan dengan
mengobrol di dalam kelas atau mengerjakan hal-hal lain yang tidak berkaitan
dengan materi pelajaran.

b)

Perilaku siswa di luar kelas.
Santun terhadap guru dan orang-orang yang lebih tua di sekolah. Bahkan para
siswa memiliki kebiasaan untuk menyapa dan menyalami guru-guru baik secara
kebetulan atau sengaja mereka temui. Beberapa siswa sudah memanfaatkan waktu
luang dengan kegiatan positif seperti membaca buku diperpustakaan atau
membahas materi pelajaran bersama teman-teman pada saat jam istirahat
berlangsung. Tetapi tidak sedikit juga yang meluangkan waktunya untuk
berkumpul

menurut

organisasi

yang

digelutinya,

misalnya

OSIS

dan

ekstrakulikuler lain ataupun sekedar bercengkrama dengan teman-teman yang
lain.
2.1.4

Kegiatan Administrasi

1. Pengelolaan daftar hadir guru
SMA Negeri Plus 7 Kota Bengkulu memiliki tenaga pengajar guru berjumlah 80
orangyang terdiri dari 65 orang guru tetap dan 15 orang guru Bantu. Pengelolaan
daftar hadir guru menjadi tanggung jawab TU dibawah wewenang kepala sekolah.
Informasi guru yang tidak hadir diperoleh dari guru piket.
2. Daftar Hadir Siswa
Jumlah ruang kelas di SMA Negeri Plus 7 Kota Bengkulu adalah 27 dengan 9 ruang
kelas X, 9 ruang kelas XII yang terbagi menjadi 5 ruang kelas IPA dan 4 kelas IPS, 9
ruang kelas XII dengan 5 ruang kelas IPA dan 4 ruang kelas IPS Untuk pengelolaan
daftar hadir siswa diserahkan pada masing-masing kelas melaporkan siswa yang tidak
hadir pada hari itu, kemudian guru piket menatat kedalam buku absensi siswa.
3. Jumlah Guru dan Siswa
Jumlah Guru : 80 Orang
Jumlah Siswa : 827 Orang
2.1.5

Masalah Pembelajaran yang Dihadapi Guru
Masalah Pembelajaran yang dihadapai guru tentunya sudah biasa dihapai oleh guru

tersebut, yaitu masalah pengorganisasian lingkungan siswa. Banyak siswa yang masih
Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak pernah terlepas dari kendala-kendala.
Kendala-kendala itu timbul dari faktor internal maupun eksternal siswa. Biasanya kendala
yang paling banyak dihadapi oleh seorang guru adalah dalam pengelolaan kelas. Pengelolaan
kelas dirasa cukup sulit karena sebanyak itu jumlah anak maka sebanyak itu juga sikap anak
yang timbul. Keterampilan dalam pengelolaan sangat penting, karena apabila seorang guru
tidak dapat mengelola kelas dengan baik maka berlangsungnya kegiatan belajar
mengajarakan terganggu. Setelah praktikan mengobservasi kegiatan guru pamong mengajar,
praktikan dapat mengambil kesimpulan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru
sudah baik, walaupun pada awal ada beberapa siswa yang kurang konsentrasi.Hal ini dapat
diatasi oleh guru dengan caramenarik perhatian siswa tersebut terhadap pelajaran.
2.1.6

Kegiatan Non Akademik

1. Sarana dan Prasarana Sekolah
a) Kondisi Fisik Sekolah
SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu dengan kodisi fisik sekolah dijabarkan sebagai
berikut:
Nama Sekolah
: SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
Luas Bangunan
: 1.175 M2
Luas Pekarangan
: 28.603 M2
Luas Tanah (Bersertifikat)
: 29.778 M2/No. AM. 289381
Daya Listrik (Ada/Tidak Ada): Ada Kapasitas : 2200 Watt/220 Volt
No
Sarana/Prasarana
Kondisi
Urut
B
RR
RMD
1RUANG
a. Ruang Kelas
V
b. Ruang Guru
V
c. Ruang Kep.Sekolah
V
d. Ruang TU
V
e. Ruang BP
V
f. Ruang Perpustakaan
V
g.Ruang Keterampilan
V
h. WC/KM
V
I. Ruang Jaga
V
j. Gudang
V
2RUANG LAB
a. Lab.Kimia
V
b. Lab.Biologi
V
c. Lab Bahasa
V
d. Lab.Komputer
V
3Alat Kantor/P.PEND
a. Komputer
b. Mesin Tik
V
c. Mesin Stensil
V
d. Brangkas
e. OHP
f. Telepon
V
g. Televisi
h. Tipe Recorder
V
I. Alat Kesenian
V
j. Olah Raga
V
k. IPS
4Alat Keterampilan
a. Elektro

Ket
RB

Jlh
21
2
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1

V
V
V
V
V

11
2
2
1
7
2
3
2
b. Otomotif
Keterangan :
B

: Baik

RR

: Rusak Ringan

RMD

: Rusak Masih Dapat Diperbaiki

RB

: Rusak Berat

2. Potensi siswa
Jumlah siswa/i di SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu adalah 827 orang, yang terdiri
dari 397 siswa putera dan 430 siswa puteri dengan rincian sebagai berikut:
295 orang siswa/i kelas X
303 orang siswa/i kelas XI
229 orang siswa/i kelas XII
Prestasi Akademik Sekolah yang diperoleh oleh SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu
dalam tiga tahun terakhir, yaitu:

Juara I

Juara 3
Juara 2

1/23/2010 Renang gaya kupu kupu
Renang gaya bebas
Renang Gaya Punggung
1/23/2010 Renang Gaya Dada
1/23/2010 Renang Gaya Dada
1/23/2010 Renang Gaya Bebas
Renang gaya kupu kupu
Renang Gaya Punggung
1/23/2010 Band
2/15/2010 Lomba Paskibra

Juara 3
Juara 1
Juara 1

Kejurnas Gokasi
2/15/2010 TERBUKA 3
2/15/2010 Hasia Karya Hipa Action
2/15/2010 LCT

Goya Ryu Karate
Argamakmur
Spot Centre

Nasional Piala
Propinsi Piala
Propinsi Piala

Juara 2

2/19/2010 Design poster

Spot Centre

Propinsi

Piala

Juara 1
Juara 2

2/17/2010 Futsal
4/14/2010 Volly Putri

Unihas
Sma N 1

Propinsi

Piala
Piagam

Juara 1

4/22/2010 LCT

Stain

Kota

Piala

Juara 2
Jura 1
Juara 2

SMA Plus Negeri 7

Propinsi

PIagam

SMA Plus N 7 Bengkulu
SMA Plus N 7 BeNGKULU
Sma Plus N7 Bengkulu

Propinsi
Propinsi
Propinsi

Piagam
Piagam
Piagam

SMA Plus N
MAN 1 Bengkulu

Propinsi
SMA

Piala
Piala
Juara II

4/22/2010 PMR

STAIN

Kota

Piala

Juara III

Praga Pendidikan
4/22/2010 Remaja

STAIN

Kota

Piala

Juara III

4/22/2010 Desain Kotak Sampah

STAIN

Kota

Piagam

Stain
Stain
Stain
Stain
Stain
Dinas Kota
Dinas Kota
Dinas Kota
Tingkat SMA

Kota
Kota
Kota
Kota
Kota
Propinsi
Propinsi
Propinsi
SMA

Piagam
Piagam
Piagam
Piagam
Piala
Piagam
Piagam
Piagam
Piagam

Juara III
Juara III
Juara III
Juara III
Juara III
Juara III
Juara 2
Juara 2
Juara III

4/22/2010
4/22/2010
4/22/2010
5/2/2010
4/22/2010
10/30/2010
11/15/2010
11/15/2010
12/5/2010

Drama
Aksi Bersih
Pensi
Drama
PMR
Cerpen
Yel yel
Drama Konseling
Water Roket

Juara III

12/29/2010 LCC UUD NRI TH 1945

SMA

Kota

Piala

Juara I

12/29/2010 LCC UUD NRI TH 1945

MKKS

Kota

Piala
Juara
Umum
Juara 1
Juara 1
Juara 2
Juara III
Juara II

2/19/2012
2/19/2012
2/19/2012
2/19/2012
2/19/2012
2/19/2012

Juara III

Kuarda Bengkulu
Kuarda Bengkulu
Kuarda Bengkulu
Kuarda Bengkulu
Kuarda Bengkulu
SMA 5

Kota
Kota
Kota
Kota
Kota
Kota

Piala
Piala
Piala
Piala
Piala
Piala

2/19/2012 Debat

SMA 5

Kota

Piala

Juara III
Juara III
Juara III
Juara I
Juara 3
Juara 3

2/19/2012
2/19/2012
3/12/2012
3/12/2012
3/23/2011
3/23/2011

SMA 5
SMA 3
SMA 2
SMA 2
Dinkes Bengkulu
BDINKES

Kota
Kota
Kota
Kota
Propinsi
Propinsi

Piala
Piala
Piala
Piala
Piala
Piala

Juara 1

5/23/2011 Pik.KRR

Juara 1
Jaara 1
Juara 3
Juara
Umum
Juara 3
Juara 3
Juara 2
Juara 3

5/23/2011 miniatur perkemahan
LCT
S.Asemorai

HUT SMA n 2 BENGKULU
HUT SMA N 1
HUT SMA N 1

Kota
SMA
SMA

Piala
Piala
Piala

Hut Grace Horizon Hotel
BKKBN
SMKN.1 Bengkulu
Hut SMA Muh.4
SMKN.1 Bengkulu

SMA
kota
SMA
SMA
SMA

Piala

SMA N 5

SMA

Piala

SMA N 5

SMA

Piala

Juara 1
Juara 2

10/20/2011
10/24/2011
11/25/2011
10/15/2011

Pramuka Kuarda
Heking Putra
Ponering Putra
Drama Pramuka
Tata Upacara Penegak
Mading

Story Telling
Putra Basket
Pidato Bahasa Inggris
Tarko
Pidato Bulan Peduli HIV
Lomba Mading

Renang
Poster Genre
Baskrt Putra Jati Cup
Basket Putra
Basket Putra

2/13/2012 Storry Telling
13//02/201
2
Pasukan 8

Piala
PIala
Piala
Juara 2
Juara 1
Juara 2

Juara 3
Juara 3

Futsal
2/18/2012 Basket Putra
2/24/2012 Pasikan 8

Juara 2

Propinsi
Propinsi
Propinsi

Piala
Piala
Piala

Basket Putra
Scrabble Tk.SMA

SMAPA FIESTA CUP X
Pgsdexpo Cup

Propinsi
Propinsi

Piala
Piala

Pelajar Tangkas

13/2012

SMA N
Sma N 5
SMA N 2 Bengkulu

Diknas Kota

Kota

Piala

Juara 2
Juara 3

10/22/2012 Olompiade Pasar Modal
10/24/2012 Pasukan 8

Diknas Kota
SMA 6

Propinsi
Kota

piala
Piala

Juara 3
Juara 1
Juara 1

10/21/2012 Juara III Basket
10/4/2012 akting monolog
11/9/2012 Juara I Mading

SMA N 6
UMB
UNIB

Kota
kota
Kota

Piala
Piala
Piala

SMA N Pondok Kelapa

Kota

Piala

Juara III

Juara III Futsal

Juara III

11/1/2012 Mading Sesumatra

UMB

Propinsi

Piala

Juara II

11/1/2012 Futsal

Muhhammadiyah 4

Kota

Piala

kwartir daerah provinsi
Bengkulu

kota

Piala

juara II

2325/08/2013

grafity putri

3. Potensi guru
SMA Negeri Plus 7 Kota Bengkulu memiliki tenaga pengajar (guru) berjumlah 80
orang yang terdiri dari 65orang guru tetap dan 15 orang guru bantu.
4. Potensi karyawan
Jumlah Staf TU dan Karyawan di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu adalah 12 Orang
yang terdiri dari
No
Nama
1
Penata Muda Tingkat 1
2
Penata Muda
3
Pengatur muda
4
Satpam
5
Penjaga Sekolah
6
Kebersihan
7
Penjaga malam
8
Penjaga perpustakaan
9
Penjaga UKS
5. Perpustakaan

Jumlah
2 Orang
2 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
2 Orang

Di SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu terdapat satu perpustakaan yang berisi buku
pelajaran, baik IPA, koran, majalah, jurnal, maupun buku – buku pelajaran yang bersifat
umum, serta dilengkapi dengan berbagai meja dan beberapa kursi.

6. LAB IPA
Lab IPA di SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu terbagi menjadi 3 yakni LAB Kimia,
Fisika Dan Biologi. LAB tersebut dalam keadaan baik dengan sarana dan prasarana
yang cukup lengkap.
7. LAB Bahasa
Lab Bahasa di SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu sudah baik dengan sarana dan
prasarana yang cukup lengkap.
8. Bimbingan Konseling (BK)
Ruang BK berada tepat disamping ruang guru piket SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu.
Terdapat ruang BK dengan tiga orang petugas. Bimbingan diberikan 1 JP setiap minggu
untuk setiap kelas. Bimbingan konseling untuk siswa yang bermasllah sudah ditangani
dengan baik oleh guru BK dan guru BK sendiri telah bekerja seoptimal mungkin.
9. Bimbingan Belajar
Di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu bimbingan belajar telah dilakukan cukup baik
oleh guru per mata pelajaran, khususnya anak kelas XII telah diadakan bimbingan
belajar untuk mempersiapkan UN setelah pulang sekolah.
10. Ekstrakulikuler yang ada di SMK Negeri 2 Kota Bengkulu adalah:
NO

JENIS EKSTRAKURIKULER

NAMA PEMBINA

NAMA PELATIH

1

Pramuka

Aupin, M.Pd.

Syafrudin Zulin

2

Paskibra

Dhani Anggarista, A.Ma

Obie A, Lusi A.

3

Drumband

Fatmawati, SH.

Agus Hidayat

4

PMR/UKS

Ponikem, S.Pd.

Rita Sugiarti

5

PIK KRR

-

Eva Setia Trisilia, SE.

6

Renang

-

Drs. Samsuari

7

Basket Ball

-

Helik Firmansyah

8

Bulu Tangkis

-

Drs. Ali Basyar

9

Sepak Bola/Futsal

-

King Dedes, S.Pd.

10

Kimia Science Club

-

Yulinarsyah, S.Pd.

11

Fisika Science Club

-

Feggy Amriani, M.Pd.Si

12

Biologi Science Club

-

Haulan, S.Pd.

13

Matematika Science Club

-

Yarmawati, S.Pd.

14

English Science Club

15

Komputer

-

Evan Yulistian, S.Kom.

16

KIR

-

Gunawan Agung s., S.Pd.

17

Seni Tari

-

Mely Yanti, S.Pd

18

Seni Musik/Musik Dol

-

Harmis Lelyaeni, S.Pd.

19

Seni Theater

20

Risma

Eva Parnida, S.Pd.

Vina Apriola, M.Pd.
Dra. Husnah

Rusli, M.Pd.

Denis
Muhammad Yepan, S.Pd.I
Widya Y.

Ekstrakulikuler yang terdapat di sekolah sudah berjalan dengan baik dibantu oleh
guru yang membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler tersebut, seperti: Voli,
Sepak Bola, Basket, Paskibra, Seni Tari, Seni Theater, Seni Musik (Musik Dol), Tari
Kreasi, PMR/UKS, SKR, dan English Club.
11. Organisasi dan Fasilitas OSIS
Kegiatan OSIS di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu aktif, memilki ruangan tersendiri
dengan fasilitas yang cukup memadai di bawah pengawasan guru pembimbing.
12. Organisasi dan Fasilitas UKS
Organisasi dan Fasilitas UKS di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu Sudah berjalan
dengan baik di bawah pengawasan guru pembimbing dan ruangan UKS dalam keadaaan
baik, memilki ruang perawatan, dan dilengkapi dengan obat-obatan untuk P3K
13. Administrasi ( Karyawan, Sekolah, Siswa, Guru)
Berbagai administrasi yang ada di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu sudah baik. Baik
itu kinerja karyawan, keadaan fisik dan nonfisik sekolah, dan sebagainya.
14. Koperasi Siswa
Koperasi siswa tidak ada, yang ada hanya KPN. Sehingga untuk berbelanja kebutuhan
siswa seperti Alat tulis, makanan atau minuman siswa harus ke kantin atau keluar dari
sekolah.
15. Tempat Ibadah
Berhubung siswa dominan beragama islam, maka SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu
memiliki tempat ibadah yaitu berupa mushola yang besar dan permanen untuk
melaksanakan kegitan ibadah khususnya sholat dan kegiatan keagamaan yang lain.
16. Kesehatan Lingkungan
Keadaan lingkungan sudah cukup baik, bersih, dan tertata rapi dengan penerapan
kedisiplinan yang tinggi untuk menjaga kebersihan.
17. Kantin
Kantin SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu terletak di belakang kelas X, di dekat LAB
Bahasa dan di dekat ruang BK. Kantin tersusun memanjang dengan berbagai jajanan.
Kantin digunakan tidak hanya oleh siswa, tapi juga oleh guru dan karyawan sekolah.
18. Parkir
SMA Plus Negeri 7

kota Bengkulu memiliki lahan parkir yang cukup luas dan

digunakan untuk lahan parkir guru, staf, dan siswa.
2.2Mengajar Terbimbing dan Refleksi
2.2.1 Mengajar Secara Terbimbing
Setelah selesai kegiatan observasi atau pengenalan lapangan maka memasuki tahap
pelatihan dasar mengajar secara terbimbing yang dimulai tanggal 26 september . Pada tahap
ini praktikan berlatih mengintegrasikan berbagai kemampuan keguruan secara utuh di kelas
dibawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing dengan pendekatan supervise
klinis. Kemampuan keguruan yang seharusnya dipraktikkan di kelas adalah keterampilan
dasar mengajar yang telah didapat praktikan pada perkuliahan micro teaching (PPL-1).
Keterampilan dasar mengajar tersebut meliputi :
1.

Keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjut

2.

Keterampilan memberikan penguatan

3.

Keterampilan memberikan variasi

4.

Keterampilan menjelaskan

5.

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

6.

Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

7.

Keterampilan mengelola kelas

8.

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Berhasil atau tidaknya kegiatan mengajar tergantung pada kesiapan seorang guru untuk
mengajar, karena di dalamnya

terjadi proses interaksi mentransfer ilmu dan proses

perubahan tingkah laku kearah yang positif sehingga anak didik menjadi lebih baik , dewasa
dan bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan persiapan yang
matang. Pada pelatihan keterampilan dasar mengajar inilah akan dilatih segala sesuatu yang
menyangkut hal diatas.
Dengan berpedoman pada silabus yang telah dibuat sekolah sesuai dengan kurikulum
KTSP, praktikan mempersiapkan desain dan perangkat pembelajaran yaitu Rencana
Pelaksanaan Pengajaran yang selanjutnya dikonsultasikan dengan guru pamong dan dosen
pembimbing. Dari hasil konsultasi/bimbingan tersebut praktikan mengetahui desain dan
perangkat pembelajaran yang cocok dan benar sesuai dengan kondisi penalaran siswa serta
praktikan merasa lebih siap untuk praktik mengajar dikelas.
Setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas yangdibimbing langsung oleh
guru pamong dan dan dosen pembimbing, kemudian diadakan balikan guna mengevaluasi
pelaksanaan pengajaran yang baru saja praktikan lakukan di kelas. Dalam kegiatan ini guru
pamong dan dosen pembimbing menyebutkan kekurangan atau kelemahan yang dilakukan
praktikan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung yang tentunya harus diperbaiki agar
proses belajar mengajar selanjutnya menjadi lebih baik, serta mendiskusikan hal-hal yang
harus dipertahankan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Selain itu praktikan juga
diberikan motivasi dan masukan-masukan oleh guru pamong dan dosen pembimbing guna
meningkatkan kemampuan praktikan dalam mengajar dikelas selanjutnya.
Kendala yang dihadapi pada saat mengajar mandiri ini ialah adanya beberapa siswa
yang masih ribut/mengganggu teman lainnya pada saat proses belajar mengajar berlangsung
dan tidak meperhatikan presentasi teman-teman lainnya.
2.2.2 Refleksi Mengajar secara Terbimbing
Ada delapan keterampilan dasar mengajar yang harus praktikan

integerasikan pada

pelaksanaan dasar mengajar di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu, diantaranya, sebagai
berikut :
1.

Keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjut

2.

Keterampilan memberikan penguatan

3.

Keterampilan memberikan variasi

4.

Keterampilan menjelaskan

5.

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

6.

Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

7.

Keterampilan mengelola kelas

8.

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Peran guru pamong dan dosen pembimbing sangat dibutuhkan dalam membantu praktikan
merefleksikan keterampilan dasar mengajar tersebut. Guru pamong meminta praktikan
meningkatkan pelaksanaan beberapa keterampilan dasar saja dari delapan ketrampilan dasar
mengajar yang ada, namun harus disesuaikan dengan materi dan metode yang digunakan
dalam setiap pertemuan. Kemudian guru pamong mengamati praktikan dalam menerapkan
keterampilan dasar mengajar ketika praktik mengajar di kelas. Selanjutnya setelah praktikan
selesai mengajar, guru pamong memberikan bimbingan dan perbaikan-perbaikan terhadap
kekurangan yang dilakukan praktikan dalam melaksanakan praktik mengajar di kelas.
Praktikan menyadari sepenuhnya kekurangan-kekurangan yang telah dilakukan ketika praktik
mengajar sehingga praktikan masih banyak membutuhkan bimbingan dari guru pamong.
Pada tahap ini praktikan berlatih mengintegrasikan berbagai kemampuan keguruan secara
utuh di kelas dibawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing dengan pendekatan
supervise klinis. Adapun bimbingan supervise klinis dari guru pamong dan dosen
pembimbing terhadap praktikan difokuskan dalam hal :
1.

Persiapan Mengajar

Dalam hal ini, sebelumnya praktikan diminta menyiapkan desain dan perangkat
pengajaran sesuai dengan materi atau pokok bahasan kimia kelas XII yang akan disampaikan
dengan berpedoman pada silabus mata pelajaran kimia kelas XII yang digunakan di SMA
Plus Negeri 7 kota Bengkulu. Dari perangkat pengajaran yang telah disiapkan tersebut
kemudian dikoreksi oleh guru pamong dan diberikan masukan serta praktikan diajak
berdiskusi membahas kesiapannya tampil dikelas nantinya.
2.

Penerapan Keterampilan dasar mengajar secara terintegrasi

Selain itu, praktikan diminta juga menentukan keterampilan dasar yang akan dikontrakkan
di kelas nantinya. Dari keterampilan dasar tersebut kemudian didiskusikan mengenai cocok
tidaknya diintegrasikan dengan materi yang akan disampaikan. Dan pada akhirnya praktikan,
guru pamong dan dosen pembimbing menyepakati keterampilan dasar yang cocok yang akan
dilatihkan dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Pengelolaan proses belajar mengajar dan dampaknya terhadap siswa
Setelah praktikan dinyatakan siap dengan desain dan perangkat pengajarannya serta
menguasai keterampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan, praktikan dipersilahkan
berlatih langsung mengajar dikelas dengan didampingi oleh guru pamong dan dosen
pembimbing. Selesai mengajar, praktikan diberi evaluasi mengenai

proses pengajaran

dikelas oleh guru pamong.
Dari evaluasi tersebut, praktikan

mendapat masukan yaitu lebih meningkatkan

keterampilan pengelolaan kelas dan volume suara dalam kelas.yang sangat berarti bagi
pengembangan keterampilan mengajar.
Masukan yang disampaikan akan mengungkapkan kelemahan praktikan saat mengajar
disertai alternatif pemecahan masalah. Pada masa terbimbing ini mahasiswa akan dibimbing
untuk melaksanakan kegiatan kegiatan praktikum, yaitu membimbing siswa melaksnakan
praktikum pada mata pelajaran fisika.
Setelah pelaksanaan mengajar secara terbimbing praktikan kemudian melaksanakan
pelatihan mengajar secara mandiri. Tahapan pelatihan mengajar secara mandiri ini ialah
mengajar dan memberikan penilaian kepada siswa melalui tugas-tugas dan ulangan harian
dan remedi.
Kendala yang dihadapi praktikan adalah pada saat proses belajar mengajar
berlangsung dan beberapa siswa yang ribut dan menganggu temannya yang lain sehingga
pada saat praktikan menjelaskan materi tidak tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu,
dapat praktikan refleksikan sebagai calon guru sebaiknya praktikan harus tegas dalam
menegur atau memberi hukuman kepada siswa yang mengganggu tersebut sehingga
kegaduhan dalam kelas dapat cepat teratasi. Kendala lain yang dihadapai praktikan ialah
ketika pemberian penilaian kepada siswa melalui ulangan harian ada beberapa siswa yang
memperoleh nilai rendah tidak mau mengikuti kegiatan remedial yang praktikan adakan.
Untuk itu adanya bimbingan dengan guru pamong dapat memberikan solusi mengatasi
masalah pada pelaksanaan mengajar terbimbing.
2.3 Mengajar Mandiri dan Refleksi
2.3.1 Mengajar Secara Mandiri
Pelatihan dasar mengajar secara mandiri ini, dimulai tanggal 07 Nopember – Desember
2013, dan khusus bagi praktikan difokuskan mengajar di kelas XII IPA 5 dan XII IPA 3. Pada
tahap ini

praktikan dituntut dapat berlatih secara mandiri dalam menerapkan dan

mengintegrasikan kemampuan keguruan dalam situasi nyata, pengayaan konteks dan
mengasah kemampuan refleksi.
Kegiatan yang dilaksanaakan pada pelatihan keterampilan mengajar secara mandiri ini,
praktikan diberi kesempatan mengajar di kelas tanpa diawasi secara langsung oleh guru
pamong dan dosen pembimbing. Pada pelatihan keterampilan mengajar mandiri ini praktikan
mencoba memantapkan lagi kegiatan yang dilakukan sebelumnya (pada saat mengajar
terbimbing) dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang praktikan lakukan pada pelatihan
keterampilan mengajar secara terbimbing. Di samping itu praktikan mencoba melakukan
pendekatan persuasif pada siswa sehingga memudahkan praktikan dalam mengelolah kelas
maupun berkomunikasi. Selain mengajar mandiri, praktikan juga diberi kesempatan untuk
membimbing kegiatan praktikum dan merencanakan serta menilai hasil dari proses belajar
mengajarnya yang telah praktikan laksanakan.
Pada tahap ini, guru pamong dan dosen pembimbing hanya memberikan masukan
terhadap hal-hal sangat perlu mendapat perhatian oleh praktikan dalam kegiatan
pembelajaran dan memberikan solusi ketika praktikan menemui hambatan atau masalah.
2.3.2 Refleksi Mengajar Secara Mandiri
Pada tahap pelatihan mandiri ini, praktikan sudah tidak didampingi oleh guru pamong
pada saat mengajar di dalam kelas. Tetapi persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum
mengajar harus tetap di konsultasikan dengan guru pamong. Praktikan tetap membutuhkan
masukan dari guru pamong maupun teman sesama praktikan. Untuk meningkatkan
keterampilan dalam mengajar praktikan juga mendapat masukan dari siswa.
Pada dasarnya tahap ini merupakan tahap akhir kegiatan PPL. Praktikan diberi kesempatan
berlatih secara mandiri untuk menerapkan secara utuh dan terintegrasi segala kemampuan
keguruan dalam situasi nyata di sekolah menengah, pengayaan konteks, dan mengasah
kemampuan refleksi. Fokus materi pembimbingan ditujukan pada pengembangan
kemampuan professional guru, yakni kemampuan membuat persiapan mengajar, penguasaan
keterampilan, pengelolaan proses belajar- mengajar, penampilan diri sendiri dan dampaknya
terhadap siswa.
Kreativitas praktikan sangat dituntut dalam pelaksanaan pelatihan mandiri. Hal ini
dilakukan agar siswa tidak bosan dengan pengajaran yang dilakukan. Dalam pelatihan
mandiri praktikan perlu mengembangkan pengetahuan tentang materi pelajaran dan psikologi
bagi seorang guru, karena setiap kelas tidak terlepas dari permasalahan siswa yang hiper
aktif, non aktif dll.
Pada tahap mandiri ini, mahasiswa praktikan juga diberi kesempatan membuat alat
penilaian berupa test yang di berikan kepada siswa setelah selesainya menyampaikan materi
atau satu pokok bahasan. Hal ini dilakukan selain untuk mengetahui keberhasilan praktikan
dalam mengajar juga untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam belajar.

2.4 Kegiatan Non Akademik dan Refleksi
2.4.1 Kegiatan Non Akademik
Dalam kegiatan non akademik banyak dilakukan pada SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu
ini. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan yaitu kegiatan olahraga rutin setiap 1x dalam
seminggu yang diadakan dihari sabtu. Selain itu masih banyak lagi kegiatan non akademik
yang lain diantaranya Paskibraka, Sepak bola, Bola voli, Bola basket, PMR, dan lain-lainnya.
Dan Seluruh kegiatan ini memiliki dana dan angggaran sendiri dari donatur kesiswaan.
Setiap siswa harus memilih dan mengikuti satu kegiatan non akademik tersebut serta tidak
boleh pindah dipertengahan tahun. Jika siswa memiliki bakat dan kemampuan maka siswa
boleh memilih 2 kegiatan non akademik tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan
bakat dan mengembangkan potensi siswa.
2.4.2 Refleksi Kegiatan Non Akademik
Dalam kegiatan non akademik yang mahasiswa sebutkan diatas, semuanya berjalan
dengan baik dan mempunyai jadwal tersendiri setiap kegiatan dan diluar jam sekolah. Dalam
hal ini siswa juga ikut berperan dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut. Tetapi tidak semua
kegiatan yang bisa mahasiswa ikuti karena keterbatasan waktu.
2.5 Masalah Pembelajaran yang dipecahkan Praktikan dengan PTK
2.5.1Masalah Pembelajaran Yang Dihadapi Guru
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap guru kimia SMA Plus Negeri 7
kota Bengkulu, diketahui bahwa kurikulum yang digunakan di SMA Plus Negeri 7 kota
Bengkulu adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dari hasil observasi
diketahui bahwa secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar, guru tidak terlalu
mendapatkan kesulitan yang begitu berarti karena semua permasalahan yang ditemui masih
bisa diatasi. Namun terdapat materi pelajaran yang dirasakan sulit bagi siswa materi kimia
unsur. Hal ini diketahui dengan rendahnya hasil belajar siswa pada materi tersebut.
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena faktor masalah belajar yakni kurangnya
antusias siswa terhadap proses belajar mengajar dikarenakan penggunaan metode dan model
pembelajaran yang monoton. Selain itu juga dikarenakan oleh rendahnya penguasaan materi
pada siswa.
Selain itu, setelah melakukan observasi pada tahap pelatihan mengajar terbimbing dan
tahap pelatihan mengajar mandiri masalah yang di hadapi pratikan pada saat proses
pembelajaran sedang berlangsung adalah adanya sebagian siswa yang mengeluh dan merasa
bosan jika pembelajaran hanya dengan menggunakan metode ceramah yang membuat proses
pembelajaran menjadi kurang efektif.

2.5.2 Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah tersebut, maka praktikan mencoba menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran CONTEXTUAL TEACHING LEARNING dengan
media Komputer.
1. Landasan teori
a.

Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antar materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Hal ini
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapnnya dalam kehidupan sehari-hari. Ada tujuh komponen utama pembelajaran yang
mendasari penerapan pembelajaran kontekstual dikelas. Ketujuh komponen tersebut antara
lain :
1.

Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks

yang

terbatas

(sempit)

dan

tidak

sekonyong-konyong.

Manusia

harus

mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata, yang
intinya bahwa pengetahuan seseorang itu hanya dapat dibangun oleh dirinya sendiri dan
bukannya diberikan oleh orang lain yang siap diambil dan diingat.
2.

Bertanya (Questioning)

Bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran kontekstual, awal dari pengetahuan,
jantung dari pengetahuan, dan aspek penting dari pembelajaran. Bertanya adalah suatu
strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi
gagasan-gagasan. Pertanyaan-pertanyaan spontan yang diajukan siswa dapat digunakan
untuk merangsang siswa berfikir, berdiskusi dan berspekulasi.
3.

Menemukan (Inquiry)

Inkuiri pada dasarnya adalah suatu ide yang kompleks, yang berarti banyak hal, bagi banyak
orang, dalam banyak konteks. Inkuiri menekankan bahwa mempelajari sesuatu itu dapat
dilakukan lebih efektif melalui tahapan inkuiri sebagai berikut, yaitu: mengamati,
menemukan dan merumuskan masalah, mengajukan dugaan jawaban (hipotesis),
mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
4.

Masyarakat Belajar (Learning Community)

Masyarakat belajar, yang esensinya bahwa belajar itu dapat diperoleh melalui kerjasama
dengan orang lain. Kerja kelompok, diskusi kelompok, dan pengerjaan proyek secara
berkelompok adalah contoh membangun masyarakat belajar.
5.

Pemodelan (Modeling)

Komponen pembelajaran kontekstual selanjutnya adalah pemodelan. Maksudnya, dalam
sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru.
Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas
belajar. Pemodelan, adalah pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan model/contoh.
Model bisa berupa benda, cara, metoda kerja, cara/prosedur kerja, atau yang lain, yang bisa
ditiru oleh siswa.
6.

Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang
tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Siswa mendapatkan apa yang baru
dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau
revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian,
aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima (Komalasari, 2013:12).
7.

Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

Authentic assessment adalah prosedur penilaian pada pembelajaran kontekstual. Assessmen
adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan
belajar siswa. Authentic assessment merupakan pengukuran pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki oleh siswa, penilaian produk serta pemberian tugas-tugas yang relevan dan
kontekstual (Aqib, 2013:8).
b.

Media Komputer
Pembelajaran berbasis komputer (CAI) merupakan pembelajaran secara langsung

dengan melibatkan komputer untuk mempresentasikan bahan ajar dalam suatu model
pembelajaran yang interaktif. Pemanfaatan komputer dalam proses belajar mengajar di
sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektifitas proses pembelajaran khususnya pada mata
pelajaran kimia.
Keuntungan pembelajaran berbasis komputer yaitu :
1. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran.
2. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan
laboratorium atau simulasi.
3. Memberi kesempatan lebih baik dalam mendukung pembelajaran individu sesuai
kemampuan siswa.
4. Dapat berhubungan dengan peralatan lain seperti compact disc, video tape dan lain
lain (Arsyad, 2009:55).
2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hasil belajar kimia siswa di kelas XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 kota
Bengkulu Dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
dengan Media Komputer ?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah hasil belajar
kimia siswa di kelas XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu Dengan menerapkan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer
4. Manfaat Penelitian
1) Bagi siswa
 Untuk meningkatkan keaktifan siswa dan kerja sama dalam kelompok terutama dalam
proses pembelajaran kimia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
 Untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam mesmecahkan masalah dalam
pembelajaran kimia.
2) Bagi Guru
Untuk menambah pengalaman guru untuk menggunakan variasi dari berbagai strategi
pembelajaran dan diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru lain mengenai
penerapan model pembelajaran CTL dengan Media Komputer membantu guru dalam
memecahkan masalah dalam pembelajaran khusunya Kimia.
3)

Bagi sekolah
Diharapkan dapat memberikan sumbangan dan gambaran pemikiran dalam hal
perbaikan proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning dengan Media Komputer pada pembelajaran kimia untuk
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya bagi sekolah tempat penelitian.

4) Bagi peneliti
Sebagai pengalaman dan bekal pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan
Media Komputer
5. Instrumen yang digunakan
Dalam penelitian ini digunakan instrumen sebagai berikut:
a. Lembar tes
Tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep dan kemampuan berfikir kritis
siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan. Tes diberikan setiap akhir
proses pembelajaran setiap siklus.
6.

Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus dimana
tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap
pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan, (4) tahap refleksi (Arikunto, 2006).
 Siklus 1
a. Tahap Perencanaan tindakan
Pada tahap ini perencanaan pembelajaran disusun sebagai berikut:
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pokok bahasan hukum
faraday.
2. Menyiapkan Lembar Diskusi Siswa (LDS).
3. Membangun struktur kognitif siswa
4. Menyiapkan soal postest siklus 1
b. Tahap Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan 1 dilakukan dikelas XII IPA 1. Pelaksanaan tindakan dilakukan
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
c. Tahap observasi
Tahap observasi merupakan tahap untuk mengamati pelaksanaan tindakan dalam
proses pembelajaran.
d. Tahap refleksi
Refleksi terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching
and Learning dengan Media Komputer terhadap guru dan kegiatan siswa sehingga
diketahui apa yang belum tercapai pada proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
evaluasi yang diperoleh, masalah-masalah atau kelemahan yang muncul selama
proses pembelajaran dapat diperbaiki pada siklus ke II.
 Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran
pada siklus I, yang urutan kegiatannya ialah sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan tindakan
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan perbaikan
kesalahan pada siklus I dengan mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran,
membuat LDS, mempersiapkan alat dan bahan ajar yang dibutuhkan dan
mempersiapkan alat evaluasi yang diperlukan.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang
telah dibuat. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara berkelompok dan lama kegiatan
pembelajaran yang dilakukan adalah 2x45 menit.
c. Tahap observasi
Tahap observasi merupakan tahap untuk mengamati pelaksanaan tindakan dalam
proses pembelajaran.
d. Tahap refleksi
Refleksi terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching
and Learning dengan Media Komputer. dilakukan terhadap guru dan kegiatan siswa
sehingga diketahui apa yang telah tercapai pada proses pembelajaran. Hasil evaluasi
pada siklus II ini dapat digunakan untuk perbaikan pada penelitian selanjutnya.
7.Teknik analisa data
Data tes dianalisa berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal, dimana proses belajar
mengajar secara klasikal dikatakan tuntas apabila 80% siswa memperoleh ≥75. Ketuntasan
belajar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Rata-rata nilai X=ΣX
N
Keterangan:
ΣX= Jumlah nilai yang diperoleh
X = Nilai rata-rata
N = Jumlah siswa
2. Persentase ketuntasan belajar siswa
KB = NS x 100%
N
Keterangan:
KB = Ketuntasan belajar klasikal
NS = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥67
N = Jumlah siswa
Data kegiatan guru dan siswa dianalisis dengan menggunakan analisa data secara
deskriptif berdasarkan hasil penilaian guru,(Sudjana, 1989).
8. Deskripsi hasil dan pembahasan
a. Deskripsi Hasil
Dari hasil penelitian yang telah digunakan dengan menerapkan pembelajaran dengan
model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer Siswa Kelas XII IPA
1 di SMAN Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
 SIKLUSI
Pada siklus I pembelajaran Kimia pada materi laju reaksi pokok bahasan menentukan
persamaan laju reaksi menggunakan 2 kategori penilaian, yaitu: nilai post test dan LDS. Dari
kedua penilaian tersebut dianalisis menjadi nilai akhir siswa dan digunakan untuk
memperoleh nilai ketuntasan belajar klasikal berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh
nilai 65 keatas.
Nilai post test
Post test dilakukan diakhir pembelajaran dengan jumlah 2 soal berbentuk uraian
(essay). Dari data tersebut diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas
adalah sebanyak 8 siswa dari 28 siswa. Dengan persentase ketuntasan belajar sebesar
30,76 %
b. Nilai laporan
Nilai laporan berupa LDS (Lembar Diskusi Siswa) yang didalamnya terdapat
beberapa permasalahan yang harus dipecahkan siswa secara berkelompok berkenaan
dengan materi ajar. Dari hasil LDS diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh
nilai 65 ke atas adalah 28 dari 28 siswa. Dengan persentase ketuntasan belajar sebesar
100 %.
c. Nilai akhir
Nilai akhir dihitung berdasarkan nilai post test dan laporan yang masing-masing nilai
dihitung presentasenya (post test dikalikan 75%, laporan dikalikan 25 %). Dari nilai
akhir tersebut dianalisis untuk mendapatkan data rata-rata skor dan ketuntasan belajar
klasikal. Nilai rata-rata skor pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 1 Tabel nilai rata-rata skor
Siklus

Jumlah siswa

Jumlah nilai siswa

Nilai rata-rata (X)

I

(N)
28

(ΣX)
1635

62,88

Tabel. 2 Tabel presentase ketuntasan belajar siswa
Siklus

Jumlah

Jumlah siswa yang

Persentase ketuntasan

siswa

mendapatkan nilai ≥

belajar klasikal
I

28

75
8

30,76 %

Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus I belum
mencapai ketuntasan belajar klasikal karena menurut wawancara yang dilakukan terhadap
guru kimia SMA Plus Negeri 7 Bengkulu, diketahui bahwa kurikulum yang digunakan di
SMA Plus Negeri 7 Bengkulu adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana
kriteria keberhasilan dan ketuntasan belajar di SMA Plus Negeri 7 Bengkulu secara klasikal
dikatakan berhasil jika 85% siswa memperoleh nilai 75 ke atas.
 Refleksi siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar tes berupa nilai laporan (LDS)
disimpulkan bahwa pada siklus 1 siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan dari
guru tentang materi pelajaran yang akan disampaikan, siswa sudah mulai bekerja
sama dalam mengerjakan lembar kerja yang diberikan. Sedangkan dari nilai posttest
baru 30,76% siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal, dimana
kriteria keberhasilan dan ketuntasan belajar di SMA Plus Negeri 7 Bengkulu secara
klasikal dikatakan berhasil jika 85% siswa memperoleh nilai 75 ke atas.
 Siklus II
Pada siklus II pembelajaran Kimia pada materi Termokimia pokok bahasan Entalpi
Pembentukan menggunakan 2 kategori penilaian, yaitu: nilai post test dan LDS. Dari kedua
penilaian tersebut dianalisis menjadi nilai akhir siswa dan digunakan untuk memperoleh nilai
ketuntasan belajar klasikal berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 keatas.
a.

Nilai post test
Post test dilakukan diakhir pembelajaran dengan jumlah 2 soal berbentuk uraian
(essay). Dari data tersebut diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas
adalah sebanyak 25 siswa

dari 28 siswa. Dengan persentase ketuntasan belajar

sebesar 88,46%.
b. Nilai laporan
Nilai laporan berupa LKS (Lembar kerja siswa) yang didalamnya terdapat beberapa
permasalahan yang harus dipecahkan siswa secara berkelompok berkenaan dengan
materi ajar. Dari hasil LKS diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai 65
ke atas adalah 25 dari 28 siswa. Dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100 %.
c. Nilai akhir
Nilai akhir dihitung berdasarkan nilai post test dan laporan yang masing-masing nilai
dihitung presentasenya (post test dikalikan 75%, laporan dikalikan 25 %). Dari nilai
akhir tersebut dianalisis untuk mendapatkan data rata-rata skor dan ketuntasan belajar
klasikal. Nilai rata-rata skor pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 3 Tabel nilai rata-rata skor
Siklus

Jumlah siswa

Jumlah nilai siswa

Nilai rata-

(N)

(ΣX)

rata (X)

28

1899

I

73,03
Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus II diketahui
bahwa rata-rata skor siswa meningkat ± 3,22 yakni dari 62,88 pada siklus I menjadi 73,03
pada siklus II. Sedangkan untuk presentase ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel.8
Tabel. 4 Tabel presentase ketuntasan belajar siswa
Siklus

Jumlah siswa yang

Persentase

siswa
I

Jumlah

mendapatkan nilai ≥ 65

ketuntasan belajar

28

25

klasikal
88,46 %

 Refleksi siklus II
Dari hasil refleksi analisis observasi siswa pada siklus II aspek-aspek observasi siswa
diketahui bahwa aktivitas siswa lebih baik daripada siklus 1 dimana nilai ketuntasan belajar
secara klasikal meningkat dari 71,875% menjadi 88,46%.
9.

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan terlihat bahwa penggunaan model

pembelajaran model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer di kelas
XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 Bengkulu berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Hal
ini dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata skor dan presentase ketuntasan klasikal seperti
yang terlihat pada tabel 5 dan 6.
Tabel 5. Nilai rata-rata skor pada siklus I dan siklus II
Uraian
Rata-rata Skor

Siklus I
62,88

Siklus II
73,03

Keterangan
Meningkat 10,15

Seperti yang terlihat pada hasil tersebut, diketahui bahwa terjadi peningkatan pada ratarata skor siswa maupun ketuntasan belajar klasikal antara siklus I dan siklus II. Untuk ratarata skor meningkat 10,15point, yakni dari 62,88 menjadi 73,03.
Tabel 6. Presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I dan siklus II
No
Siklus
Presentase ketuntasan klasikal
Keterangan
1
I
30,76 %
Meningkat
2
II
88,46%
57,7%
Sedangkan untuk presentase ketuntasan belajar klasikal meningkat 57,7%, yaitu dari
30,76% menjadi 88,46%.
Dari data yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer
mempunyai pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa yakni ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai ketuntasan belajar siswa.
Meningkatnya ketuntasan belajar siswa ini disebabkan oleh model Contextual Teaching
and Learning dengan Media Komputer yang turut mendukung pembelajaran ini. Dimana
guru membentuk kelompok siswa dimana melalui kelompok ini sesama anggota kelompok
dapat berdiskusi antara satu dengan yang lainnya (sharing) yang memberikan kontribusi yang
besar dalam melakukan bimbingan terhadap temannya yang kurang mengerti, hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Nurhadi (2002) bahwa pembagian kelompok yang heterogen,
siswa pandai dapat mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu. Siswa
yang mempunyai kemampuan rendah atau sedang akan lebih cepat mengajukan pertanyaan
kepada temannya sendiri yang memiliki kemampuan lebih dan mngerti. Dengan demikian
proses pembelajaran akan berjalan dengan lebih baik.
Dengan demikian berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Plus Negeri 7
Kota Bengkulu kelas XII IPA 1 dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer memberikan hasil belajar
yang lebih baik dari pada dengan metode ceramah. Dengan adanya peningkatan hasil belajar
siswa pada tiap siklus, maka dapat dinyatakan bahwa siswa telah mampu beradaptasi dengan
baik terhadap model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model Contextual Teaching and Learning
dengan Media Komputer pada materi hukum faraday dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan PPL di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, praktikan
menyimpulkan bahwa:
1. Kegiatan PPL merupakan wahana yang sangat tepat dalam menyiapkan tenaga
pendidikan yang professional, khususnya bagi calon guru.
2. Kegiatan PPL merupakan suatu program yang sangat efektif dan efisien bagi
mahasiswa keguruan untuk meningkatkan kualitas sebagai pendidik yang profesional
3. SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu merupakan salah satu sekolah yang bisa dikatakan
unggul yang ada di Kota Bengkulu. Dengan kualitas dan disiplin yang tinggi sehingga
menjadi tempat yang sangat baik bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori-teori
yang didapat di perkuliahan.
4. Peran guru pamong dan dosen pembimbing sangat menentukan keberhasilan
praktikan dalam melaksanakan PPL.
5. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Media
Komputer dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XII IPA 1 SMA Plus
Negeri 7 Kota Bengkulu. Hal ini terlihat dari peningkatan ketuntasan klasikal pada
siklus I 30,76% dan pada siklus II meningkat menjadi 88,46%.

3.2 Saran
1. Tingkatkan komunikasi dan kerja sama antara guru pamong dan dosen pembimbing
secara intensif memberikan bimbingan kepada praktikan sehingga praktikan dapat
mengikuti pelaksanaan PPL ini dengan sebaik- baiknya dan sesuai dengan apa yang
diharapkan
2. Agar praktik pengalaman lapangan (PPL) ini berjalan dengan lancar, sebaiknya
praktikan menyiapkan penguasaan materi yang diajarkan, fisik dan mental secara baik
3. Untuk lebih memperlancar jalannya proses belajar mengajar sebaiknya fasilitas
pendidikan lebih dilengkapi
4. Penggunaan metode dan media pembelajaran sebaiknya lebih bervariatif
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung :
Cv.Yrama Widya
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ). Jakarta:
Rineka Cipta
Depdiknas. 2003. Kurikulum Kimia 2004 Standar Kompetensi Mata pelajaran Kimia.
Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional
Purba, Michael.2006. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga
Unit Program Pengalaman Lapangan (UPPL). 2010. Buku Panduan Praktik Pengalaman
Lapangan. Bengkulu.Unib
PPL II SMA Plus Negeri 7 Bengkulu

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...NASuprawoto Sunardjo
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...Operator Warnet Vast Raha
 
Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1
Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1
Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1Aulin Hipgalz
 
Penerapan pakem dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajara...
Penerapan pakem dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajara...Penerapan pakem dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajara...
Penerapan pakem dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajara...Operator Warnet Vast Raha
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiWira Sudewa
 
Kertas kerja transisi skm 2021
Kertas kerja transisi skm 2021Kertas kerja transisi skm 2021
Kertas kerja transisi skm 2021Husna Yaacob
 
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAWKTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAWICHSAN
 
Modul Matematika SMP KK F
Modul Matematika SMP KK FModul Matematika SMP KK F
Modul Matematika SMP KK FEdris Zahroini
 
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013Ady Setiawan
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan pkp yun diniati
Laporan pkp yun diniatiLaporan pkp yun diniati
Laporan pkp yun diniati
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
 
Farida zakiah
Farida zakiahFarida zakiah
Farida zakiah
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
 
Pkp ipa
Pkp ipaPkp ipa
Pkp ipa
 
Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1
Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1
Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1
 
02. bhs.ind wajib
02. bhs.ind wajib02. bhs.ind wajib
02. bhs.ind wajib
 
Penerapan pakem dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajara...
Penerapan pakem dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajara...Penerapan pakem dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajara...
Penerapan pakem dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajara...
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Kertas kerja transisi skm 2021
Kertas kerja transisi skm 2021Kertas kerja transisi skm 2021
Kertas kerja transisi skm 2021
 
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAWKTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
 
CONTOH KERTAS CADANGAN
CONTOH KERTAS CADANGANCONTOH KERTAS CADANGAN
CONTOH KERTAS CADANGAN
 
Model Pembelajaran Tematik
Model Pembelajaran TematikModel Pembelajaran Tematik
Model Pembelajaran Tematik
 
karya ilmiah
karya ilmiahkarya ilmiah
karya ilmiah
 
Laporan pkp
Laporan pkpLaporan pkp
Laporan pkp
 
Karya ilmiah ut
Karya ilmiah utKarya ilmiah ut
Karya ilmiah ut
 
Modul Matematika SMP KK F
Modul Matematika SMP KK FModul Matematika SMP KK F
Modul Matematika SMP KK F
 
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
 
Laporan pkp
Laporan pkpLaporan pkp
Laporan pkp
 

Andere mochten auch

Daftar hadir kegiatan ekstrakurikuler pramuka
Daftar hadir kegiatan ekstrakurikuler pramukaDaftar hadir kegiatan ekstrakurikuler pramuka
Daftar hadir kegiatan ekstrakurikuler pramukaHery Nhaqila
 
Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuanmusniumar
 
Abu ashim-hisyam-bin-abdul-qadir-uqdah-virus-virus-ukhuwah1
Abu ashim-hisyam-bin-abdul-qadir-uqdah-virus-virus-ukhuwah1Abu ashim-hisyam-bin-abdul-qadir-uqdah-virus-virus-ukhuwah1
Abu ashim-hisyam-bin-abdul-qadir-uqdah-virus-virus-ukhuwah1Devi Risnawati
 
2011-31-093 YULI NUR BAYA
2011-31-093 YULI NUR BAYA2011-31-093 YULI NUR BAYA
2011-31-093 YULI NUR BAYAseribuhikmah
 
Psikologi pendidikan pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai p...
Psikologi pendidikan   pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai p...Psikologi pendidikan   pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai p...
Psikologi pendidikan pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai p...Andi Humaira
 
DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...
DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...
DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...Kartika Dwi Rachmawati
 
Sayembara rohis gara -gara Rohis
Sayembara rohis gara -gara RohisSayembara rohis gara -gara Rohis
Sayembara rohis gara -gara RohisRendra Visual
 
Buku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Eva Latifah Hanum
Buku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Eva Latifah HanumBuku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Eva Latifah Hanum
Buku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Eva Latifah HanumRian Maulana
 

Andere mochten auch (9)

Daftar hadir kegiatan ekstrakurikuler pramuka
Daftar hadir kegiatan ekstrakurikuler pramukaDaftar hadir kegiatan ekstrakurikuler pramuka
Daftar hadir kegiatan ekstrakurikuler pramuka
 
Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuan
 
Abu ashim-hisyam-bin-abdul-qadir-uqdah-virus-virus-ukhuwah1
Abu ashim-hisyam-bin-abdul-qadir-uqdah-virus-virus-ukhuwah1Abu ashim-hisyam-bin-abdul-qadir-uqdah-virus-virus-ukhuwah1
Abu ashim-hisyam-bin-abdul-qadir-uqdah-virus-virus-ukhuwah1
 
2011-31-093 YULI NUR BAYA
2011-31-093 YULI NUR BAYA2011-31-093 YULI NUR BAYA
2011-31-093 YULI NUR BAYA
 
Refrain
RefrainRefrain
Refrain
 
Psikologi pendidikan pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai p...
Psikologi pendidikan   pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai p...Psikologi pendidikan   pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai p...
Psikologi pendidikan pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai p...
 
DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...
DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...
DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...
 
Sayembara rohis gara -gara Rohis
Sayembara rohis gara -gara RohisSayembara rohis gara -gara Rohis
Sayembara rohis gara -gara Rohis
 
Buku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Eva Latifah Hanum
Buku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Eva Latifah HanumBuku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Eva Latifah Hanum
Buku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Eva Latifah Hanum
 

Ähnlich wie PPL II SMA Plus Negeri 7 Bengkulu

Ähnlich wie PPL II SMA Plus Negeri 7 Bengkulu (20)

Laporan andi yusup pdf
Laporan andi  yusup pdfLaporan andi  yusup pdf
Laporan andi yusup pdf
 
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
 
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
 
Laporan pribadi program latihan profesi
Laporan pribadi program latihan profesiLaporan pribadi program latihan profesi
Laporan pribadi program latihan profesi
 
Laporan ppl 2 wiwit
Laporan ppl 2 wiwitLaporan ppl 2 wiwit
Laporan ppl 2 wiwit
 
Laporan ppl 2 (repaired)
Laporan ppl 2 (repaired)Laporan ppl 2 (repaired)
Laporan ppl 2 (repaired)
 
Laporan PPL PGMI FTK UINSA
Laporan PPL PGMI FTK UINSALaporan PPL PGMI FTK UINSA
Laporan PPL PGMI FTK UINSA
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
BAB I S.D V GUPRES SIAP PRINT.doc
BAB I S.D V GUPRES  SIAP PRINT.docBAB I S.D V GUPRES  SIAP PRINT.doc
BAB I S.D V GUPRES SIAP PRINT.doc
 
Laporan ppl biology
Laporan ppl biologyLaporan ppl biology
Laporan ppl biology
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices_Bagas Eko Wibowo.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices_Bagas Eko Wibowo.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices_Bagas Eko Wibowo.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices_Bagas Eko Wibowo.pdf
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Pkm......
Pkm......Pkm......
Pkm......
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 

Mehr von Daniele Tegar Abadi (20)

Metabolism resume dan protein
Metabolism resume dan proteinMetabolism resume dan protein
Metabolism resume dan protein
 
Makalah biokim kelompok 1
Makalah biokim kelompok 1Makalah biokim kelompok 1
Makalah biokim kelompok 1
 
Kuliah biokimia1 1
Kuliah biokimia1 1Kuliah biokimia1 1
Kuliah biokimia1 1
 
Unsur radioaktif
Unsur radioaktifUnsur radioaktif
Unsur radioaktif
 
Soal diskusi elektrolisis
Soal diskusi elektrolisisSoal diskusi elektrolisis
Soal diskusi elektrolisis
 
Sifat unsur golongan utama
Sifat unsur golongan utamaSifat unsur golongan utama
Sifat unsur golongan utama
 
Sifat unsur 1
Sifat unsur 1Sifat unsur 1
Sifat unsur 1
 
Rpp transisi periode ke 4
Rpp transisi periode ke 4Rpp transisi periode ke 4
Rpp transisi periode ke 4
 
Rpp transisi periode ke 3
Rpp transisi periode ke 3Rpp transisi periode ke 3
Rpp transisi periode ke 3
 
Rpp kimia unsur xii kd 1 kelimpahan
Rpp kimia unsur xii kd 1 kelimpahanRpp kimia unsur xii kd 1 kelimpahan
Rpp kimia unsur xii kd 1 kelimpahan
 
Rpp ion kompleks
Rpp ion kompleksRpp ion kompleks
Rpp ion kompleks
 
Rpp elektrolisis
Rpp elektrolisisRpp elektrolisis
Rpp elektrolisis
 
Rpp alkali 1 a
Rpp alkali 1 aRpp alkali 1 a
Rpp alkali 1 a
 
Rpp akali tanah 2 a
Rpp akali tanah 2 aRpp akali tanah 2 a
Rpp akali tanah 2 a
 
Manfaat unsur dan golongan
Manfaat unsur dan golonganManfaat unsur dan golongan
Manfaat unsur dan golongan
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 
Hukum faraday
Hukum faradayHukum faraday
Hukum faraday
 
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
 
Gas mulia
Gas muliaGas mulia
Gas mulia
 
Buku siswa elektrolisis
Buku siswa elektrolisisBuku siswa elektrolisis
Buku siswa elektrolisis
 

Kürzlich hochgeladen

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 

PPL II SMA Plus Negeri 7 Bengkulu

  • 1. LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL II) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XII IPA 1 SMA PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU (Classroom Action Research) Oleh : DANIELE TEGAR ABADI LADY SAPUTRA A1F010014 UNIT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
  • 2. HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL II) DI SMA PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU Oleh Nama : Daniele Tegar Abadi Lady Saputra NPM : A1F010014 Prodi : Pendidikan Kimia Disetujui dan disahkan oleh :
  • 3. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir PPL di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu ini tepat pada waktunya. Laporan ini merupakan salah satu syarat bagi setiap mahasiswa FKIP prodi Pendidikan Kimia untuk menyelesaikan studinya sehingga kelak dari pengalaman ini dapat menambah pengalaman dan wawasan dalam proses pembelajaran didalam kelas. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan seluruh pihak yang telah mambantu dan memberi dukungan serta bimbingan dalam pelaksanaan kegiatan yang sudah dilaksanakan, antara lain: 1. Ibu Dra. Yulinarsyah selaku Guru Pamong PPL II Pada program studi Pendidikan Kimia di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. 2. Ibu Salastri Rohiat, M.Pd. selaku dosen pembimbing PPL II program Studi Pendidikan Kimia di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. 3. Ibu Hj. Nismah, M.Pd selaku Kepala SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. 4. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. 5. Bapak dan Ibu Guru SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. 6. Tim Unit PPL FKIP Universitas Bengkulu 7. Teman – teman seperjuangan yang telah bersama-sama melaksanakan PPL di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. 8. Seluruh siswa SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, khususnya seluruh siswa-siswi XII ipa 5 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu tahun ajaran 2013/2014. terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya. InsyaAllah, bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat imbalan pahala setimpal dari-Nya. Penulis berharap semoga Laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Bengkulu, Januari 2014 Penulis
  • 4. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.............................................................................. 1 HALAMAN PENGESAHAN................................................................ 2 KATA PENGANTAR............................................................................ 3 DAFTAR ISI........................................................................................... 4 DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………...... 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 6 B. Tujuan Pembuatan Laporan......................................................... 7 C. Manfaat........................................................................................ 8 BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengenalan Lapangan dan Refleksi ............................................. 9 B. Mengajar Terbimbing dan Refleksi............................................. 20 C. Mengajar Mandiri dan Refleksi................................................... 23 D. Kegiatan Non Akademik dan Refleksi........................................ 24 E. Masalah Pembelajaran yang dipecahkan Praktikan dengan PTK 25 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................. 36 B. Saran............................................................................................ 36 DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 37 LAMPIRAN-LAMPIRAN
  • 5. DAFTAR LAMPIRAN 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Silabus 3. Visi dan Misi SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu 4. Program Semester 5. Program Tahunan 6. Denah sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
  • 6. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyaraktan dan kebangsaan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, salah satu usaha perbaikan proses pembelajaran di sekolah yang dapat dilakukan adalah dengan memahami perilaku siswa dalam belajar. Setiap manusia pada hakikatnya membutuhkan pendidikan. Zanti Arbi dan Syahru (1992: 16-23) berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara pendidik dengan subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan menggunakan bermacam- macam tindakan yang disebut sebagai alat pendidikan. Ada beberapa factor yang berperan dalam pendidikan, yaitu : (1) tujuan, (2) pendidik, (3) subjek didik, (4) isi/materi, (5) cara/ metode dan alat (6) situasi lingkungan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi yang ada pada manusia yang dikenal dengan SDM dan IMTAQ yakni melalui kegiatan pengajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan di semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan sembilan tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidik harus mempunyai kepercayaan diri bahwa ia mampu memberikan arahan dan bimbingan kepada para siswanya. Sampai saat ini, masih banyak siswa yang beranggapan dan berpendapat bahwa pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit. Sehingga sudah menjadi hal yang biasa jika di dalam kelas ketika mata pelajaran kimiaberlangsung sebagian besar siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya motivasi siswa terhadap mata pelajaran kimia. Keadaan ini akan berdampak pada nilai dan hasil belajar siswa menjadi tidak tuntas. Karena siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Selain itu, siswa juga pada umumnya belum sampai pada tingkat pemahaman.
  • 7. Siswa baru mampu mempelajari (menghafal) fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari. Hal ini terjadi karena guru belum optimal memberdayakan seluruh potensi siswa. Selain faktor diatas, rendahnya motivasi siswa juga dapat disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Usaha untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses belajar mengajar dan pembelajaran di sekolah terus menerus dilaksanakan, salah satunya dengan adanya mata kuliah lapangan seperti praktik mengajar di sekolah secara langsung yang biasa dikenal dengan PPL. Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu program dalam pendidikan prajabatan guru yang dirancang untuk melatih para calon guru agar menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terpadu sehingga setelah melakukan pendidikan mereka siap secara mandiri mengemban tugas sebagai guru. Program ini merupakan salah satu program akademis yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu 1.2 Tujuan Pembuatan Laporan Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk melaporkan rangkaian kegiatan yang telah praktikan dilaksanakan di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu baik itu kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan akademik, kegiatan administrasi, kegiatan non akademik serta halhal yang diperoleh praktikan selama praktik lapangan. Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu berinteraksi dengan lingkungan sekolah dimana ia di tempatkan, baik berkenaan dengan hubungannya dengan sesama perangkat sekolah dan terutama mengenai kemampuannya dalam manyampaikan materi di kelas. Dalam hal ini juga mencakup bagaimana kemampuan mahasiswa tersebut dalam menyusun perangkat pembelajaran, yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, model dan metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun tujuan dari pelaksanan Program Pengalaman Lapangan (PPL) itu sendiri adalah: a. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran dan manajerial di sekolah, dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi keguruan atau kependidikan
  • 8. b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari, mengenal dan menghayati permasalahan, lembaga kependidikan baik yang terkait dengan proses pembelajaran maupun kegiatan administrasi sekolah. c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai ke dalam kehidupan nyata di sekolah d. Meningkatkan hubungan kemitraan antara FKIP UNIB dengan Dinas Diknas, Depag, Sekolah, dan lembaga terkait lainnya. 1.3. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa a) Menambah pemahaman dan penghayatan mahasiswa tentang proses pengajaran dan pendidikan di sekolah. b) Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di sekolah. c) Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah. d) Memperoleh pengalamn dan keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran dan kegiatan manajerial di sekolah. e) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berperan sebagai motivator, dinamisator, dan membantu pemikiran sebagai problem solver. 2. Bagi Sekolah a) Memperoleh kesempatan untuk dapat andil dalam menyiapkan calon guru atau tenaga kependidikan yang professional. b) Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu dan teknologi dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan sekolah. 3. Bagi FKIP Universitas Bengkulu a) Memperoleh umpan balik dari pelaksanaan PPL di sekolah/ lembaga guna pengembangan kurikulum dan iptek yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. b) Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai permasalahan unruk pengembangkan penelitian dan pendidikan
  • 9. c) Terjalin kerjasama yang baik dengan pemerontah daerah dan instansi terkait untuk pengembangan Tri Darma Peguruan Tinggi. BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Pengenalan Lapangan dan Refleksi 2.1.1 Pengenalan Lapangan Pelaksanaan kegiatan pengenalan lapangan dilakukan agara mahasiswa peserta PPL dapat mengenal serta mengakrabkan diri dengan lingkungan sekolah. Pengenalan lapangan ini berupa observasi yang meliputi keadaan fisik dan nonfisik. Observasi fisik dilakukan terhadap fasilitas dan lingkungan sekolah, sedangkan observasi non fisik berupa interaksi antara mahasiswa dengan guru, siswa, karyawan, dan masyarakat lingkungan sekolah. Kegiatan orientasi PPL meliputi : 1. Penyerahan mahasiswa calon PPL dari unit PPL dan dosen pembimbing lapangan kepada sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu 2. Pengarahan kepala sekolah wakil kepala sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu mengenai tata peraturan yang harus ditaati di SMA tersebut 3. Pengenalan tata letak sekolah dan fasilitas sekolah 4. Informasi mengenai kegiatan akademik 5. Informasi akademis sekolah, misalnya, daftar hadir sekolah, daftar hadir guru, daftar hadir karyawan-karyawan SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu dan lain-lain 6. Informasi mengenai kegiatan ekstrakurikuler sekolah Adapun tujuan dari observasi tersebut adalah : 1. Mahasiswa mengenal lingkungan tempat mahasiswa berada 2. Mahasiswa dapat beradaptasi dan menjalin komunikasi dengan pihak sekolah 3. Mahasiswa dapat informasi yang berkaitan dengan :
  • 10. a. Keadaan fisik dan non fisik sekolah b. Kegiatan administrasi c. Kegiatan akademik d. Kegiatan ekstrakulikuler e. Hubungan sosial dan lingkungan sekolah 2.1.2 Refleksi Tentang Pengenalan Lapangan Hal baru yang kami dapatkan selaku mahasiswa ppl, yaitu lingkungan, dan suasana baru yang membuat kami semakin sukacita dalam melaksanakan kegiatan Praktik Lapangan ini. Selain itu praktikan merasa ada kesan tersendiri sewaktu mengikuti kegiatan PPL di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, salah satunya adalah keramahtamahan para dewan guru, karyawan serta sopan santun siswa siswi SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu tersebut. Selain itu yang menjadi pusat perhatian mahasiswa adalah lingkungan sekolah yang tertata rapi dan indah serta kedisiplinan seluruh dewan guru, karyawan dan siswa-siswi akan peraturan yang ada sangat ditaati. Dari hubungan masyarakat, terlihat bahwa hubungan kekeluargaan masih sangat kental di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, selain itu juga proses dalam pembelajaran siswasiswinya mudah dalam memahami materi pelajaran yang mahasiswa sampaikan terutama kelas yang diajarkan. Kepandaian siswa-siswi ini tidak hanya paham akan materi tapi keaktifan dan argumen-argumen yang disampaikan secara kritis membuat mahasiswa PPL bukan berhadapan dengan siswa tetapi teman mahasiswa ketika berdiskusi. Dan siswa-siswi sangat menghargai dan menghormati kami sebagai guru PPL sebagai mana mereka menganggap guru mereka sendiri baik itu pada kegiatan pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Secara umum kondisi fisik dan non fisik SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu sudah baik Dengan adanya pengenalan lapangan, mahasiswa bisa berpikir bagaimana cara untuk mengatasi masalah yang akan terjadi. Seperti contoh, dengan adanya jadwal piket maka setiap mahasiswa diberi jadwal piket untuk membantu guru-guru piket di SMA Plus Negeri 7
  • 11. Kota Bengkulu. Adapun hasil dari observasi-orientasi di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu terangkum dalam data-data sebagai berikut: 2.1.3 Kegiatan Akademik Kegiatan belajar mengajar di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu sudah berjalan dan berlangsung dengan cukup baik. Dilihat dari output yang dihasilkan bahwa SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu siap mencetak generasi penerus bangsa yang mampu bersaing baik dalam masyarakat maupun dalam melanjutkan ke perguruan tinggi. Para lulusan SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu juga mampu beradaptasi serta bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Konsep pengajaran yang diterapkan oleh guru sesuai dengan kurikulum yang ada yaitu KTSP, sesuai dengan hasil dari observasi yang dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Perangkat Pembelajaran : a. Satuan pelajaran (SP), disusun berdasarkan konsep/ sub konsep yang akan disampaikan. b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dirancang oleh guru berdasarkan konsep/ sub konsep. c. Silabus berpedoman pada ketentuan Diknas yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP dan nilai Budaya dan Karakter Bangsa (BKB). 2. Perilaku siswa a) Perilaku siswa di dalam kelas. Siswa belajar secara aktif di dalam kelas apabila penyampaian materi pembelajaran dapat menarik perhatian dan minat. Mereka sering bertanya untuk hal-hal yang mereka anggap kurang jelas, terutama seusai guru menjelaskan materi di depan kelas. Suasana mulai ramai dan kurang kondusif terjadi pada pertengahan pelajaran. Ini disebabkan oleh kejenuhan yang datang atau materi yang sulit mereka pahami. Mereka cenderung mengalihkan rasa bosan dengan mengobrol di dalam kelas atau mengerjakan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan materi pelajaran. b) Perilaku siswa di luar kelas. Santun terhadap guru dan orang-orang yang lebih tua di sekolah. Bahkan para siswa memiliki kebiasaan untuk menyapa dan menyalami guru-guru baik secara kebetulan atau sengaja mereka temui. Beberapa siswa sudah memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan positif seperti membaca buku diperpustakaan atau
  • 12. membahas materi pelajaran bersama teman-teman pada saat jam istirahat berlangsung. Tetapi tidak sedikit juga yang meluangkan waktunya untuk berkumpul menurut organisasi yang digelutinya, misalnya OSIS dan ekstrakulikuler lain ataupun sekedar bercengkrama dengan teman-teman yang lain. 2.1.4 Kegiatan Administrasi 1. Pengelolaan daftar hadir guru SMA Negeri Plus 7 Kota Bengkulu memiliki tenaga pengajar guru berjumlah 80 orangyang terdiri dari 65 orang guru tetap dan 15 orang guru Bantu. Pengelolaan daftar hadir guru menjadi tanggung jawab TU dibawah wewenang kepala sekolah. Informasi guru yang tidak hadir diperoleh dari guru piket. 2. Daftar Hadir Siswa Jumlah ruang kelas di SMA Negeri Plus 7 Kota Bengkulu adalah 27 dengan 9 ruang kelas X, 9 ruang kelas XII yang terbagi menjadi 5 ruang kelas IPA dan 4 kelas IPS, 9 ruang kelas XII dengan 5 ruang kelas IPA dan 4 ruang kelas IPS Untuk pengelolaan daftar hadir siswa diserahkan pada masing-masing kelas melaporkan siswa yang tidak hadir pada hari itu, kemudian guru piket menatat kedalam buku absensi siswa. 3. Jumlah Guru dan Siswa Jumlah Guru : 80 Orang Jumlah Siswa : 827 Orang 2.1.5 Masalah Pembelajaran yang Dihadapi Guru Masalah Pembelajaran yang dihadapai guru tentunya sudah biasa dihapai oleh guru tersebut, yaitu masalah pengorganisasian lingkungan siswa. Banyak siswa yang masih Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak pernah terlepas dari kendala-kendala. Kendala-kendala itu timbul dari faktor internal maupun eksternal siswa. Biasanya kendala yang paling banyak dihadapi oleh seorang guru adalah dalam pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas dirasa cukup sulit karena sebanyak itu jumlah anak maka sebanyak itu juga sikap anak yang timbul. Keterampilan dalam pengelolaan sangat penting, karena apabila seorang guru tidak dapat mengelola kelas dengan baik maka berlangsungnya kegiatan belajar mengajarakan terganggu. Setelah praktikan mengobservasi kegiatan guru pamong mengajar, praktikan dapat mengambil kesimpulan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru
  • 13. sudah baik, walaupun pada awal ada beberapa siswa yang kurang konsentrasi.Hal ini dapat diatasi oleh guru dengan caramenarik perhatian siswa tersebut terhadap pelajaran. 2.1.6 Kegiatan Non Akademik 1. Sarana dan Prasarana Sekolah a) Kondisi Fisik Sekolah SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu dengan kodisi fisik sekolah dijabarkan sebagai berikut: Nama Sekolah : SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu Luas Bangunan : 1.175 M2 Luas Pekarangan : 28.603 M2 Luas Tanah (Bersertifikat) : 29.778 M2/No. AM. 289381 Daya Listrik (Ada/Tidak Ada): Ada Kapasitas : 2200 Watt/220 Volt No Sarana/Prasarana Kondisi Urut B RR RMD 1RUANG a. Ruang Kelas V b. Ruang Guru V c. Ruang Kep.Sekolah V d. Ruang TU V e. Ruang BP V f. Ruang Perpustakaan V g.Ruang Keterampilan V h. WC/KM V I. Ruang Jaga V j. Gudang V 2RUANG LAB a. Lab.Kimia V b. Lab.Biologi V c. Lab Bahasa V d. Lab.Komputer V 3Alat Kantor/P.PEND a. Komputer b. Mesin Tik V c. Mesin Stensil V d. Brangkas e. OHP f. Telepon V g. Televisi h. Tipe Recorder V I. Alat Kesenian V j. Olah Raga V k. IPS 4Alat Keterampilan a. Elektro Ket RB Jlh 21 2 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 V V V V V 11 2 2 1 7 2 3 2
  • 14. b. Otomotif Keterangan : B : Baik RR : Rusak Ringan RMD : Rusak Masih Dapat Diperbaiki RB : Rusak Berat 2. Potensi siswa Jumlah siswa/i di SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu adalah 827 orang, yang terdiri dari 397 siswa putera dan 430 siswa puteri dengan rincian sebagai berikut: 295 orang siswa/i kelas X 303 orang siswa/i kelas XI 229 orang siswa/i kelas XII Prestasi Akademik Sekolah yang diperoleh oleh SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu dalam tiga tahun terakhir, yaitu: Juara I Juara 3 Juara 2 1/23/2010 Renang gaya kupu kupu Renang gaya bebas Renang Gaya Punggung 1/23/2010 Renang Gaya Dada 1/23/2010 Renang Gaya Dada 1/23/2010 Renang Gaya Bebas Renang gaya kupu kupu Renang Gaya Punggung 1/23/2010 Band 2/15/2010 Lomba Paskibra Juara 3 Juara 1 Juara 1 Kejurnas Gokasi 2/15/2010 TERBUKA 3 2/15/2010 Hasia Karya Hipa Action 2/15/2010 LCT Goya Ryu Karate Argamakmur Spot Centre Nasional Piala Propinsi Piala Propinsi Piala Juara 2 2/19/2010 Design poster Spot Centre Propinsi Piala Juara 1 Juara 2 2/17/2010 Futsal 4/14/2010 Volly Putri Unihas Sma N 1 Propinsi Piala Piagam Juara 1 4/22/2010 LCT Stain Kota Piala Juara 2 Jura 1 Juara 2 SMA Plus Negeri 7 Propinsi PIagam SMA Plus N 7 Bengkulu SMA Plus N 7 BeNGKULU Sma Plus N7 Bengkulu Propinsi Propinsi Propinsi Piagam Piagam Piagam SMA Plus N MAN 1 Bengkulu Propinsi SMA Piala Piala
  • 15. Juara II 4/22/2010 PMR STAIN Kota Piala Juara III Praga Pendidikan 4/22/2010 Remaja STAIN Kota Piala Juara III 4/22/2010 Desain Kotak Sampah STAIN Kota Piagam Stain Stain Stain Stain Stain Dinas Kota Dinas Kota Dinas Kota Tingkat SMA Kota Kota Kota Kota Kota Propinsi Propinsi Propinsi SMA Piagam Piagam Piagam Piagam Piala Piagam Piagam Piagam Piagam Juara III Juara III Juara III Juara III Juara III Juara III Juara 2 Juara 2 Juara III 4/22/2010 4/22/2010 4/22/2010 5/2/2010 4/22/2010 10/30/2010 11/15/2010 11/15/2010 12/5/2010 Drama Aksi Bersih Pensi Drama PMR Cerpen Yel yel Drama Konseling Water Roket Juara III 12/29/2010 LCC UUD NRI TH 1945 SMA Kota Piala Juara I 12/29/2010 LCC UUD NRI TH 1945 MKKS Kota Piala
  • 16. Juara Umum Juara 1 Juara 1 Juara 2 Juara III Juara II 2/19/2012 2/19/2012 2/19/2012 2/19/2012 2/19/2012 2/19/2012 Juara III Kuarda Bengkulu Kuarda Bengkulu Kuarda Bengkulu Kuarda Bengkulu Kuarda Bengkulu SMA 5 Kota Kota Kota Kota Kota Kota Piala Piala Piala Piala Piala Piala 2/19/2012 Debat SMA 5 Kota Piala Juara III Juara III Juara III Juara I Juara 3 Juara 3 2/19/2012 2/19/2012 3/12/2012 3/12/2012 3/23/2011 3/23/2011 SMA 5 SMA 3 SMA 2 SMA 2 Dinkes Bengkulu BDINKES Kota Kota Kota Kota Propinsi Propinsi Piala Piala Piala Piala Piala Piala Juara 1 5/23/2011 Pik.KRR Juara 1 Jaara 1 Juara 3 Juara Umum Juara 3 Juara 3 Juara 2 Juara 3 5/23/2011 miniatur perkemahan LCT S.Asemorai HUT SMA n 2 BENGKULU HUT SMA N 1 HUT SMA N 1 Kota SMA SMA Piala Piala Piala Hut Grace Horizon Hotel BKKBN SMKN.1 Bengkulu Hut SMA Muh.4 SMKN.1 Bengkulu SMA kota SMA SMA SMA Piala SMA N 5 SMA Piala SMA N 5 SMA Piala Juara 1 Juara 2 10/20/2011 10/24/2011 11/25/2011 10/15/2011 Pramuka Kuarda Heking Putra Ponering Putra Drama Pramuka Tata Upacara Penegak Mading Story Telling Putra Basket Pidato Bahasa Inggris Tarko Pidato Bulan Peduli HIV Lomba Mading Renang Poster Genre Baskrt Putra Jati Cup Basket Putra Basket Putra 2/13/2012 Storry Telling 13//02/201 2 Pasukan 8 Piala PIala Piala
  • 17. Juara 2 Juara 1 Juara 2 Juara 3 Juara 3 Futsal 2/18/2012 Basket Putra 2/24/2012 Pasikan 8 Juara 2 Propinsi Propinsi Propinsi Piala Piala Piala Basket Putra Scrabble Tk.SMA SMAPA FIESTA CUP X Pgsdexpo Cup Propinsi Propinsi Piala Piala Pelajar Tangkas 13/2012 SMA N Sma N 5 SMA N 2 Bengkulu Diknas Kota Kota Piala Juara 2 Juara 3 10/22/2012 Olompiade Pasar Modal 10/24/2012 Pasukan 8 Diknas Kota SMA 6 Propinsi Kota piala Piala Juara 3 Juara 1 Juara 1 10/21/2012 Juara III Basket 10/4/2012 akting monolog 11/9/2012 Juara I Mading SMA N 6 UMB UNIB Kota kota Kota Piala Piala Piala SMA N Pondok Kelapa Kota Piala Juara III Juara III Futsal Juara III 11/1/2012 Mading Sesumatra UMB Propinsi Piala Juara II 11/1/2012 Futsal Muhhammadiyah 4 Kota Piala kwartir daerah provinsi Bengkulu kota Piala juara II 2325/08/2013 grafity putri 3. Potensi guru SMA Negeri Plus 7 Kota Bengkulu memiliki tenaga pengajar (guru) berjumlah 80 orang yang terdiri dari 65orang guru tetap dan 15 orang guru bantu. 4. Potensi karyawan
  • 18. Jumlah Staf TU dan Karyawan di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu adalah 12 Orang yang terdiri dari No Nama 1 Penata Muda Tingkat 1 2 Penata Muda 3 Pengatur muda 4 Satpam 5 Penjaga Sekolah 6 Kebersihan 7 Penjaga malam 8 Penjaga perpustakaan 9 Penjaga UKS 5. Perpustakaan Jumlah 2 Orang 2 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 2 Orang Di SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu terdapat satu perpustakaan yang berisi buku pelajaran, baik IPA, koran, majalah, jurnal, maupun buku – buku pelajaran yang bersifat umum, serta dilengkapi dengan berbagai meja dan beberapa kursi. 6. LAB IPA Lab IPA di SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu terbagi menjadi 3 yakni LAB Kimia, Fisika Dan Biologi. LAB tersebut dalam keadaan baik dengan sarana dan prasarana yang cukup lengkap. 7. LAB Bahasa Lab Bahasa di SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu sudah baik dengan sarana dan prasarana yang cukup lengkap. 8. Bimbingan Konseling (BK) Ruang BK berada tepat disamping ruang guru piket SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu. Terdapat ruang BK dengan tiga orang petugas. Bimbingan diberikan 1 JP setiap minggu untuk setiap kelas. Bimbingan konseling untuk siswa yang bermasllah sudah ditangani dengan baik oleh guru BK dan guru BK sendiri telah bekerja seoptimal mungkin. 9. Bimbingan Belajar Di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu bimbingan belajar telah dilakukan cukup baik oleh guru per mata pelajaran, khususnya anak kelas XII telah diadakan bimbingan belajar untuk mempersiapkan UN setelah pulang sekolah. 10. Ekstrakulikuler yang ada di SMK Negeri 2 Kota Bengkulu adalah:
  • 19. NO JENIS EKSTRAKURIKULER NAMA PEMBINA NAMA PELATIH 1 Pramuka Aupin, M.Pd. Syafrudin Zulin 2 Paskibra Dhani Anggarista, A.Ma Obie A, Lusi A. 3 Drumband Fatmawati, SH. Agus Hidayat 4 PMR/UKS Ponikem, S.Pd. Rita Sugiarti 5 PIK KRR - Eva Setia Trisilia, SE. 6 Renang - Drs. Samsuari 7 Basket Ball - Helik Firmansyah 8 Bulu Tangkis - Drs. Ali Basyar 9 Sepak Bola/Futsal - King Dedes, S.Pd. 10 Kimia Science Club - Yulinarsyah, S.Pd. 11 Fisika Science Club - Feggy Amriani, M.Pd.Si 12 Biologi Science Club - Haulan, S.Pd. 13 Matematika Science Club - Yarmawati, S.Pd. 14 English Science Club 15 Komputer - Evan Yulistian, S.Kom. 16 KIR - Gunawan Agung s., S.Pd. 17 Seni Tari - Mely Yanti, S.Pd 18 Seni Musik/Musik Dol - Harmis Lelyaeni, S.Pd. 19 Seni Theater 20 Risma Eva Parnida, S.Pd. Vina Apriola, M.Pd. Dra. Husnah Rusli, M.Pd. Denis Muhammad Yepan, S.Pd.I Widya Y. Ekstrakulikuler yang terdapat di sekolah sudah berjalan dengan baik dibantu oleh guru yang membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler tersebut, seperti: Voli, Sepak Bola, Basket, Paskibra, Seni Tari, Seni Theater, Seni Musik (Musik Dol), Tari Kreasi, PMR/UKS, SKR, dan English Club. 11. Organisasi dan Fasilitas OSIS Kegiatan OSIS di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu aktif, memilki ruangan tersendiri dengan fasilitas yang cukup memadai di bawah pengawasan guru pembimbing.
  • 20. 12. Organisasi dan Fasilitas UKS Organisasi dan Fasilitas UKS di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu Sudah berjalan dengan baik di bawah pengawasan guru pembimbing dan ruangan UKS dalam keadaaan baik, memilki ruang perawatan, dan dilengkapi dengan obat-obatan untuk P3K 13. Administrasi ( Karyawan, Sekolah, Siswa, Guru) Berbagai administrasi yang ada di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu sudah baik. Baik itu kinerja karyawan, keadaan fisik dan nonfisik sekolah, dan sebagainya. 14. Koperasi Siswa Koperasi siswa tidak ada, yang ada hanya KPN. Sehingga untuk berbelanja kebutuhan siswa seperti Alat tulis, makanan atau minuman siswa harus ke kantin atau keluar dari sekolah. 15. Tempat Ibadah Berhubung siswa dominan beragama islam, maka SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu memiliki tempat ibadah yaitu berupa mushola yang besar dan permanen untuk melaksanakan kegitan ibadah khususnya sholat dan kegiatan keagamaan yang lain. 16. Kesehatan Lingkungan Keadaan lingkungan sudah cukup baik, bersih, dan tertata rapi dengan penerapan kedisiplinan yang tinggi untuk menjaga kebersihan. 17. Kantin Kantin SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu terletak di belakang kelas X, di dekat LAB Bahasa dan di dekat ruang BK. Kantin tersusun memanjang dengan berbagai jajanan. Kantin digunakan tidak hanya oleh siswa, tapi juga oleh guru dan karyawan sekolah. 18. Parkir SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu memiliki lahan parkir yang cukup luas dan digunakan untuk lahan parkir guru, staf, dan siswa. 2.2Mengajar Terbimbing dan Refleksi 2.2.1 Mengajar Secara Terbimbing Setelah selesai kegiatan observasi atau pengenalan lapangan maka memasuki tahap pelatihan dasar mengajar secara terbimbing yang dimulai tanggal 26 september . Pada tahap ini praktikan berlatih mengintegrasikan berbagai kemampuan keguruan secara utuh di kelas dibawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing dengan pendekatan supervise klinis. Kemampuan keguruan yang seharusnya dipraktikkan di kelas adalah keterampilan
  • 21. dasar mengajar yang telah didapat praktikan pada perkuliahan micro teaching (PPL-1). Keterampilan dasar mengajar tersebut meliputi : 1. Keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjut 2. Keterampilan memberikan penguatan 3. Keterampilan memberikan variasi 4. Keterampilan menjelaskan 5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7. Keterampilan mengelola kelas 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Berhasil atau tidaknya kegiatan mengajar tergantung pada kesiapan seorang guru untuk mengajar, karena di dalamnya terjadi proses interaksi mentransfer ilmu dan proses perubahan tingkah laku kearah yang positif sehingga anak didik menjadi lebih baik , dewasa dan bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan persiapan yang matang. Pada pelatihan keterampilan dasar mengajar inilah akan dilatih segala sesuatu yang menyangkut hal diatas. Dengan berpedoman pada silabus yang telah dibuat sekolah sesuai dengan kurikulum KTSP, praktikan mempersiapkan desain dan perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pengajaran yang selanjutnya dikonsultasikan dengan guru pamong dan dosen pembimbing. Dari hasil konsultasi/bimbingan tersebut praktikan mengetahui desain dan perangkat pembelajaran yang cocok dan benar sesuai dengan kondisi penalaran siswa serta praktikan merasa lebih siap untuk praktik mengajar dikelas. Setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas yangdibimbing langsung oleh guru pamong dan dan dosen pembimbing, kemudian diadakan balikan guna mengevaluasi pelaksanaan pengajaran yang baru saja praktikan lakukan di kelas. Dalam kegiatan ini guru pamong dan dosen pembimbing menyebutkan kekurangan atau kelemahan yang dilakukan praktikan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung yang tentunya harus diperbaiki agar proses belajar mengajar selanjutnya menjadi lebih baik, serta mendiskusikan hal-hal yang harus dipertahankan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Selain itu praktikan juga diberikan motivasi dan masukan-masukan oleh guru pamong dan dosen pembimbing guna meningkatkan kemampuan praktikan dalam mengajar dikelas selanjutnya. Kendala yang dihadapi pada saat mengajar mandiri ini ialah adanya beberapa siswa yang masih ribut/mengganggu teman lainnya pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan tidak meperhatikan presentasi teman-teman lainnya.
  • 22. 2.2.2 Refleksi Mengajar secara Terbimbing Ada delapan keterampilan dasar mengajar yang harus praktikan integerasikan pada pelaksanaan dasar mengajar di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu, diantaranya, sebagai berikut : 1. Keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjut 2. Keterampilan memberikan penguatan 3. Keterampilan memberikan variasi 4. Keterampilan menjelaskan 5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7. Keterampilan mengelola kelas 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Peran guru pamong dan dosen pembimbing sangat dibutuhkan dalam membantu praktikan merefleksikan keterampilan dasar mengajar tersebut. Guru pamong meminta praktikan meningkatkan pelaksanaan beberapa keterampilan dasar saja dari delapan ketrampilan dasar mengajar yang ada, namun harus disesuaikan dengan materi dan metode yang digunakan dalam setiap pertemuan. Kemudian guru pamong mengamati praktikan dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar ketika praktik mengajar di kelas. Selanjutnya setelah praktikan selesai mengajar, guru pamong memberikan bimbingan dan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang dilakukan praktikan dalam melaksanakan praktik mengajar di kelas. Praktikan menyadari sepenuhnya kekurangan-kekurangan yang telah dilakukan ketika praktik mengajar sehingga praktikan masih banyak membutuhkan bimbingan dari guru pamong. Pada tahap ini praktikan berlatih mengintegrasikan berbagai kemampuan keguruan secara utuh di kelas dibawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing dengan pendekatan supervise klinis. Adapun bimbingan supervise klinis dari guru pamong dan dosen pembimbing terhadap praktikan difokuskan dalam hal : 1. Persiapan Mengajar Dalam hal ini, sebelumnya praktikan diminta menyiapkan desain dan perangkat pengajaran sesuai dengan materi atau pokok bahasan kimia kelas XII yang akan disampaikan dengan berpedoman pada silabus mata pelajaran kimia kelas XII yang digunakan di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu. Dari perangkat pengajaran yang telah disiapkan tersebut kemudian dikoreksi oleh guru pamong dan diberikan masukan serta praktikan diajak berdiskusi membahas kesiapannya tampil dikelas nantinya.
  • 23. 2. Penerapan Keterampilan dasar mengajar secara terintegrasi Selain itu, praktikan diminta juga menentukan keterampilan dasar yang akan dikontrakkan di kelas nantinya. Dari keterampilan dasar tersebut kemudian didiskusikan mengenai cocok tidaknya diintegrasikan dengan materi yang akan disampaikan. Dan pada akhirnya praktikan, guru pamong dan dosen pembimbing menyepakati keterampilan dasar yang cocok yang akan dilatihkan dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Pengelolaan proses belajar mengajar dan dampaknya terhadap siswa Setelah praktikan dinyatakan siap dengan desain dan perangkat pengajarannya serta menguasai keterampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan, praktikan dipersilahkan berlatih langsung mengajar dikelas dengan didampingi oleh guru pamong dan dosen pembimbing. Selesai mengajar, praktikan diberi evaluasi mengenai proses pengajaran dikelas oleh guru pamong. Dari evaluasi tersebut, praktikan mendapat masukan yaitu lebih meningkatkan keterampilan pengelolaan kelas dan volume suara dalam kelas.yang sangat berarti bagi pengembangan keterampilan mengajar. Masukan yang disampaikan akan mengungkapkan kelemahan praktikan saat mengajar disertai alternatif pemecahan masalah. Pada masa terbimbing ini mahasiswa akan dibimbing untuk melaksanakan kegiatan kegiatan praktikum, yaitu membimbing siswa melaksnakan praktikum pada mata pelajaran fisika. Setelah pelaksanaan mengajar secara terbimbing praktikan kemudian melaksanakan pelatihan mengajar secara mandiri. Tahapan pelatihan mengajar secara mandiri ini ialah mengajar dan memberikan penilaian kepada siswa melalui tugas-tugas dan ulangan harian dan remedi. Kendala yang dihadapi praktikan adalah pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan beberapa siswa yang ribut dan menganggu temannya yang lain sehingga pada saat praktikan menjelaskan materi tidak tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu, dapat praktikan refleksikan sebagai calon guru sebaiknya praktikan harus tegas dalam menegur atau memberi hukuman kepada siswa yang mengganggu tersebut sehingga kegaduhan dalam kelas dapat cepat teratasi. Kendala lain yang dihadapai praktikan ialah ketika pemberian penilaian kepada siswa melalui ulangan harian ada beberapa siswa yang memperoleh nilai rendah tidak mau mengikuti kegiatan remedial yang praktikan adakan. Untuk itu adanya bimbingan dengan guru pamong dapat memberikan solusi mengatasi masalah pada pelaksanaan mengajar terbimbing.
  • 24. 2.3 Mengajar Mandiri dan Refleksi 2.3.1 Mengajar Secara Mandiri Pelatihan dasar mengajar secara mandiri ini, dimulai tanggal 07 Nopember – Desember 2013, dan khusus bagi praktikan difokuskan mengajar di kelas XII IPA 5 dan XII IPA 3. Pada tahap ini praktikan dituntut dapat berlatih secara mandiri dalam menerapkan dan mengintegrasikan kemampuan keguruan dalam situasi nyata, pengayaan konteks dan mengasah kemampuan refleksi. Kegiatan yang dilaksanaakan pada pelatihan keterampilan mengajar secara mandiri ini, praktikan diberi kesempatan mengajar di kelas tanpa diawasi secara langsung oleh guru pamong dan dosen pembimbing. Pada pelatihan keterampilan mengajar mandiri ini praktikan mencoba memantapkan lagi kegiatan yang dilakukan sebelumnya (pada saat mengajar terbimbing) dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang praktikan lakukan pada pelatihan keterampilan mengajar secara terbimbing. Di samping itu praktikan mencoba melakukan pendekatan persuasif pada siswa sehingga memudahkan praktikan dalam mengelolah kelas maupun berkomunikasi. Selain mengajar mandiri, praktikan juga diberi kesempatan untuk membimbing kegiatan praktikum dan merencanakan serta menilai hasil dari proses belajar mengajarnya yang telah praktikan laksanakan. Pada tahap ini, guru pamong dan dosen pembimbing hanya memberikan masukan terhadap hal-hal sangat perlu mendapat perhatian oleh praktikan dalam kegiatan pembelajaran dan memberikan solusi ketika praktikan menemui hambatan atau masalah. 2.3.2 Refleksi Mengajar Secara Mandiri Pada tahap pelatihan mandiri ini, praktikan sudah tidak didampingi oleh guru pamong pada saat mengajar di dalam kelas. Tetapi persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum mengajar harus tetap di konsultasikan dengan guru pamong. Praktikan tetap membutuhkan masukan dari guru pamong maupun teman sesama praktikan. Untuk meningkatkan keterampilan dalam mengajar praktikan juga mendapat masukan dari siswa. Pada dasarnya tahap ini merupakan tahap akhir kegiatan PPL. Praktikan diberi kesempatan berlatih secara mandiri untuk menerapkan secara utuh dan terintegrasi segala kemampuan keguruan dalam situasi nyata di sekolah menengah, pengayaan konteks, dan mengasah kemampuan refleksi. Fokus materi pembimbingan ditujukan pada pengembangan kemampuan professional guru, yakni kemampuan membuat persiapan mengajar, penguasaan
  • 25. keterampilan, pengelolaan proses belajar- mengajar, penampilan diri sendiri dan dampaknya terhadap siswa. Kreativitas praktikan sangat dituntut dalam pelaksanaan pelatihan mandiri. Hal ini dilakukan agar siswa tidak bosan dengan pengajaran yang dilakukan. Dalam pelatihan mandiri praktikan perlu mengembangkan pengetahuan tentang materi pelajaran dan psikologi bagi seorang guru, karena setiap kelas tidak terlepas dari permasalahan siswa yang hiper aktif, non aktif dll. Pada tahap mandiri ini, mahasiswa praktikan juga diberi kesempatan membuat alat penilaian berupa test yang di berikan kepada siswa setelah selesainya menyampaikan materi atau satu pokok bahasan. Hal ini dilakukan selain untuk mengetahui keberhasilan praktikan dalam mengajar juga untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam belajar. 2.4 Kegiatan Non Akademik dan Refleksi 2.4.1 Kegiatan Non Akademik Dalam kegiatan non akademik banyak dilakukan pada SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu ini. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan yaitu kegiatan olahraga rutin setiap 1x dalam seminggu yang diadakan dihari sabtu. Selain itu masih banyak lagi kegiatan non akademik yang lain diantaranya Paskibraka, Sepak bola, Bola voli, Bola basket, PMR, dan lain-lainnya. Dan Seluruh kegiatan ini memiliki dana dan angggaran sendiri dari donatur kesiswaan. Setiap siswa harus memilih dan mengikuti satu kegiatan non akademik tersebut serta tidak boleh pindah dipertengahan tahun. Jika siswa memiliki bakat dan kemampuan maka siswa boleh memilih 2 kegiatan non akademik tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan bakat dan mengembangkan potensi siswa. 2.4.2 Refleksi Kegiatan Non Akademik Dalam kegiatan non akademik yang mahasiswa sebutkan diatas, semuanya berjalan dengan baik dan mempunyai jadwal tersendiri setiap kegiatan dan diluar jam sekolah. Dalam hal ini siswa juga ikut berperan dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut. Tetapi tidak semua kegiatan yang bisa mahasiswa ikuti karena keterbatasan waktu. 2.5 Masalah Pembelajaran yang dipecahkan Praktikan dengan PTK 2.5.1Masalah Pembelajaran Yang Dihadapi Guru
  • 26. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap guru kimia SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu, diketahui bahwa kurikulum yang digunakan di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dari hasil observasi diketahui bahwa secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar, guru tidak terlalu mendapatkan kesulitan yang begitu berarti karena semua permasalahan yang ditemui masih bisa diatasi. Namun terdapat materi pelajaran yang dirasakan sulit bagi siswa materi kimia unsur. Hal ini diketahui dengan rendahnya hasil belajar siswa pada materi tersebut. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena faktor masalah belajar yakni kurangnya antusias siswa terhadap proses belajar mengajar dikarenakan penggunaan metode dan model pembelajaran yang monoton. Selain itu juga dikarenakan oleh rendahnya penguasaan materi pada siswa. Selain itu, setelah melakukan observasi pada tahap pelatihan mengajar terbimbing dan tahap pelatihan mengajar mandiri masalah yang di hadapi pratikan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung adalah adanya sebagian siswa yang mengeluh dan merasa bosan jika pembelajaran hanya dengan menggunakan metode ceramah yang membuat proses pembelajaran menjadi kurang efektif. 2.5.2 Pemecahan Masalah Berdasarkan masalah tersebut, maka praktikan mencoba menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CONTEXTUAL TEACHING LEARNING dengan media Komputer. 1. Landasan teori a. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antar materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Hal ini mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapnnya dalam kehidupan sehari-hari. Ada tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual dikelas. Ketujuh komponen tersebut antara lain : 1. Konstruktivisme (Constructivism)
  • 27. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata, yang intinya bahwa pengetahuan seseorang itu hanya dapat dibangun oleh dirinya sendiri dan bukannya diberikan oleh orang lain yang siap diambil dan diingat. 2. Bertanya (Questioning) Bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran kontekstual, awal dari pengetahuan, jantung dari pengetahuan, dan aspek penting dari pembelajaran. Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan-gagasan. Pertanyaan-pertanyaan spontan yang diajukan siswa dapat digunakan untuk merangsang siswa berfikir, berdiskusi dan berspekulasi. 3. Menemukan (Inquiry) Inkuiri pada dasarnya adalah suatu ide yang kompleks, yang berarti banyak hal, bagi banyak orang, dalam banyak konteks. Inkuiri menekankan bahwa mempelajari sesuatu itu dapat dilakukan lebih efektif melalui tahapan inkuiri sebagai berikut, yaitu: mengamati, menemukan dan merumuskan masalah, mengajukan dugaan jawaban (hipotesis), mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. 4. Masyarakat Belajar (Learning Community) Masyarakat belajar, yang esensinya bahwa belajar itu dapat diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Kerja kelompok, diskusi kelompok, dan pengerjaan proyek secara berkelompok adalah contoh membangun masyarakat belajar. 5. Pemodelan (Modeling) Komponen pembelajaran kontekstual selanjutnya adalah pemodelan. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Pemodelan, adalah pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan model/contoh. Model bisa berupa benda, cara, metoda kerja, cara/prosedur kerja, atau yang lain, yang bisa ditiru oleh siswa. 6. Refleksi (Reflection) Refleksi merupakan cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Siswa mendapatkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau
  • 28. revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima (Komalasari, 2013:12). 7. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) Authentic assessment adalah prosedur penilaian pada pembelajaran kontekstual. Assessmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Authentic assessment merupakan pengukuran pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa, penilaian produk serta pemberian tugas-tugas yang relevan dan kontekstual (Aqib, 2013:8). b. Media Komputer Pembelajaran berbasis komputer (CAI) merupakan pembelajaran secara langsung dengan melibatkan komputer untuk mempresentasikan bahan ajar dalam suatu model pembelajaran yang interaktif. Pemanfaatan komputer dalam proses belajar mengajar di sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektifitas proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran kimia. Keuntungan pembelajaran berbasis komputer yaitu : 1. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran. 2. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi. 3. Memberi kesempatan lebih baik dalam mendukung pembelajaran individu sesuai kemampuan siswa. 4. Dapat berhubungan dengan peralatan lain seperti compact disc, video tape dan lain lain (Arsyad, 2009:55). 2. Rumusan Masalah Bagaimanakah hasil belajar kimia siswa di kelas XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu Dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer ? 3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah hasil belajar kimia siswa di kelas XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu Dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer
  • 29. 4. Manfaat Penelitian 1) Bagi siswa  Untuk meningkatkan keaktifan siswa dan kerja sama dalam kelompok terutama dalam proses pembelajaran kimia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.  Untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam mesmecahkan masalah dalam pembelajaran kimia. 2) Bagi Guru Untuk menambah pengalaman guru untuk menggunakan variasi dari berbagai strategi pembelajaran dan diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru lain mengenai penerapan model pembelajaran CTL dengan Media Komputer membantu guru dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran khusunya Kimia. 3) Bagi sekolah Diharapkan dapat memberikan sumbangan dan gambaran pemikiran dalam hal perbaikan proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer pada pembelajaran kimia untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya bagi sekolah tempat penelitian. 4) Bagi peneliti Sebagai pengalaman dan bekal pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer 5. Instrumen yang digunakan Dalam penelitian ini digunakan instrumen sebagai berikut: a. Lembar tes Tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep dan kemampuan berfikir kritis siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan. Tes diberikan setiap akhir proses pembelajaran setiap siklus. 6. Prosedur Penelitian
  • 30. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus dimana tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan, (4) tahap refleksi (Arikunto, 2006).  Siklus 1 a. Tahap Perencanaan tindakan Pada tahap ini perencanaan pembelajaran disusun sebagai berikut: 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pokok bahasan hukum faraday. 2. Menyiapkan Lembar Diskusi Siswa (LDS). 3. Membangun struktur kognitif siswa 4. Menyiapkan soal postest siklus 1 b. Tahap Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan 1 dilakukan dikelas XII IPA 1. Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. c. Tahap observasi Tahap observasi merupakan tahap untuk mengamati pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran. d. Tahap refleksi Refleksi terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer terhadap guru dan kegiatan siswa sehingga diketahui apa yang belum tercapai pada proses pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh, masalah-masalah atau kelemahan yang muncul selama proses pembelajaran dapat diperbaiki pada siklus ke II.  Siklus II Pada pelaksanaan siklus II ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran pada siklus I, yang urutan kegiatannya ialah sebagai berikut: a. Tahap perencanaan tindakan Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan perbaikan kesalahan pada siklus I dengan mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat LDS, mempersiapkan alat dan bahan ajar yang dibutuhkan dan mempersiapkan alat evaluasi yang diperlukan. b. Tahap pelaksanaan tindakan
  • 31. Pada tahap ini melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara berkelompok dan lama kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah 2x45 menit. c. Tahap observasi Tahap observasi merupakan tahap untuk mengamati pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran. d. Tahap refleksi Refleksi terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer. dilakukan terhadap guru dan kegiatan siswa sehingga diketahui apa yang telah tercapai pada proses pembelajaran. Hasil evaluasi pada siklus II ini dapat digunakan untuk perbaikan pada penelitian selanjutnya. 7.Teknik analisa data Data tes dianalisa berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal, dimana proses belajar mengajar secara klasikal dikatakan tuntas apabila 80% siswa memperoleh ≥75. Ketuntasan belajar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Rata-rata nilai X=ΣX N Keterangan: ΣX= Jumlah nilai yang diperoleh X = Nilai rata-rata N = Jumlah siswa 2. Persentase ketuntasan belajar siswa KB = NS x 100% N Keterangan: KB = Ketuntasan belajar klasikal NS = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥67 N = Jumlah siswa Data kegiatan guru dan siswa dianalisis dengan menggunakan analisa data secara deskriptif berdasarkan hasil penilaian guru,(Sudjana, 1989). 8. Deskripsi hasil dan pembahasan a. Deskripsi Hasil
  • 32. Dari hasil penelitian yang telah digunakan dengan menerapkan pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer Siswa Kelas XII IPA 1 di SMAN Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, maka diperoleh hasil sebagai berikut:  SIKLUSI Pada siklus I pembelajaran Kimia pada materi laju reaksi pokok bahasan menentukan persamaan laju reaksi menggunakan 2 kategori penilaian, yaitu: nilai post test dan LDS. Dari kedua penilaian tersebut dianalisis menjadi nilai akhir siswa dan digunakan untuk memperoleh nilai ketuntasan belajar klasikal berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 keatas. Nilai post test Post test dilakukan diakhir pembelajaran dengan jumlah 2 soal berbentuk uraian (essay). Dari data tersebut diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas adalah sebanyak 8 siswa dari 28 siswa. Dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 30,76 % b. Nilai laporan Nilai laporan berupa LDS (Lembar Diskusi Siswa) yang didalamnya terdapat beberapa permasalahan yang harus dipecahkan siswa secara berkelompok berkenaan dengan materi ajar. Dari hasil LDS diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas adalah 28 dari 28 siswa. Dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100 %. c. Nilai akhir Nilai akhir dihitung berdasarkan nilai post test dan laporan yang masing-masing nilai dihitung presentasenya (post test dikalikan 75%, laporan dikalikan 25 %). Dari nilai akhir tersebut dianalisis untuk mendapatkan data rata-rata skor dan ketuntasan belajar klasikal. Nilai rata-rata skor pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 1 Tabel nilai rata-rata skor Siklus Jumlah siswa Jumlah nilai siswa Nilai rata-rata (X) I (N) 28 (ΣX) 1635 62,88 Tabel. 2 Tabel presentase ketuntasan belajar siswa Siklus Jumlah Jumlah siswa yang Persentase ketuntasan siswa mendapatkan nilai ≥ belajar klasikal
  • 33. I 28 75 8 30,76 % Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar klasikal karena menurut wawancara yang dilakukan terhadap guru kimia SMA Plus Negeri 7 Bengkulu, diketahui bahwa kurikulum yang digunakan di SMA Plus Negeri 7 Bengkulu adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana kriteria keberhasilan dan ketuntasan belajar di SMA Plus Negeri 7 Bengkulu secara klasikal dikatakan berhasil jika 85% siswa memperoleh nilai 75 ke atas.  Refleksi siklus I Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar tes berupa nilai laporan (LDS) disimpulkan bahwa pada siklus 1 siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi pelajaran yang akan disampaikan, siswa sudah mulai bekerja sama dalam mengerjakan lembar kerja yang diberikan. Sedangkan dari nilai posttest baru 30,76% siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal, dimana kriteria keberhasilan dan ketuntasan belajar di SMA Plus Negeri 7 Bengkulu secara klasikal dikatakan berhasil jika 85% siswa memperoleh nilai 75 ke atas.  Siklus II Pada siklus II pembelajaran Kimia pada materi Termokimia pokok bahasan Entalpi Pembentukan menggunakan 2 kategori penilaian, yaitu: nilai post test dan LDS. Dari kedua penilaian tersebut dianalisis menjadi nilai akhir siswa dan digunakan untuk memperoleh nilai ketuntasan belajar klasikal berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 keatas. a. Nilai post test Post test dilakukan diakhir pembelajaran dengan jumlah 2 soal berbentuk uraian (essay). Dari data tersebut diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas adalah sebanyak 25 siswa dari 28 siswa. Dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 88,46%. b. Nilai laporan Nilai laporan berupa LKS (Lembar kerja siswa) yang didalamnya terdapat beberapa permasalahan yang harus dipecahkan siswa secara berkelompok berkenaan dengan
  • 34. materi ajar. Dari hasil LKS diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas adalah 25 dari 28 siswa. Dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100 %. c. Nilai akhir Nilai akhir dihitung berdasarkan nilai post test dan laporan yang masing-masing nilai dihitung presentasenya (post test dikalikan 75%, laporan dikalikan 25 %). Dari nilai akhir tersebut dianalisis untuk mendapatkan data rata-rata skor dan ketuntasan belajar klasikal. Nilai rata-rata skor pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 3 Tabel nilai rata-rata skor Siklus Jumlah siswa Jumlah nilai siswa Nilai rata- (N) (ΣX) rata (X) 28 1899 I 73,03 Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus II diketahui bahwa rata-rata skor siswa meningkat ± 3,22 yakni dari 62,88 pada siklus I menjadi 73,03 pada siklus II. Sedangkan untuk presentase ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel.8 Tabel. 4 Tabel presentase ketuntasan belajar siswa Siklus Jumlah siswa yang Persentase siswa I Jumlah mendapatkan nilai ≥ 65 ketuntasan belajar 28 25 klasikal 88,46 %  Refleksi siklus II Dari hasil refleksi analisis observasi siswa pada siklus II aspek-aspek observasi siswa diketahui bahwa aktivitas siswa lebih baik daripada siklus 1 dimana nilai ketuntasan belajar secara klasikal meningkat dari 71,875% menjadi 88,46%. 9. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan terlihat bahwa penggunaan model pembelajaran model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer di kelas XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 Bengkulu berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata skor dan presentase ketuntasan klasikal seperti yang terlihat pada tabel 5 dan 6.
  • 35. Tabel 5. Nilai rata-rata skor pada siklus I dan siklus II Uraian Rata-rata Skor Siklus I 62,88 Siklus II 73,03 Keterangan Meningkat 10,15 Seperti yang terlihat pada hasil tersebut, diketahui bahwa terjadi peningkatan pada ratarata skor siswa maupun ketuntasan belajar klasikal antara siklus I dan siklus II. Untuk ratarata skor meningkat 10,15point, yakni dari 62,88 menjadi 73,03. Tabel 6. Presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I dan siklus II No Siklus Presentase ketuntasan klasikal Keterangan 1 I 30,76 % Meningkat 2 II 88,46% 57,7% Sedangkan untuk presentase ketuntasan belajar klasikal meningkat 57,7%, yaitu dari 30,76% menjadi 88,46%. Dari data yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer mempunyai pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa yakni ditunjukkan dengan meningkatnya nilai ketuntasan belajar siswa. Meningkatnya ketuntasan belajar siswa ini disebabkan oleh model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer yang turut mendukung pembelajaran ini. Dimana guru membentuk kelompok siswa dimana melalui kelompok ini sesama anggota kelompok dapat berdiskusi antara satu dengan yang lainnya (sharing) yang memberikan kontribusi yang besar dalam melakukan bimbingan terhadap temannya yang kurang mengerti, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nurhadi (2002) bahwa pembagian kelompok yang heterogen, siswa pandai dapat mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu. Siswa yang mempunyai kemampuan rendah atau sedang akan lebih cepat mengajukan pertanyaan kepada temannya sendiri yang memiliki kemampuan lebih dan mngerti. Dengan demikian proses pembelajaran akan berjalan dengan lebih baik. Dengan demikian berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu kelas XII IPA 1 dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer memberikan hasil belajar yang lebih baik dari pada dengan metode ceramah. Dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus, maka dapat dinyatakan bahwa siswa telah mampu beradaptasi dengan
  • 36. baik terhadap model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer pada materi hukum faraday dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. . BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Setelah melaksanakan kegiatan PPL di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, praktikan menyimpulkan bahwa: 1. Kegiatan PPL merupakan wahana yang sangat tepat dalam menyiapkan tenaga pendidikan yang professional, khususnya bagi calon guru. 2. Kegiatan PPL merupakan suatu program yang sangat efektif dan efisien bagi mahasiswa keguruan untuk meningkatkan kualitas sebagai pendidik yang profesional
  • 37. 3. SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu merupakan salah satu sekolah yang bisa dikatakan unggul yang ada di Kota Bengkulu. Dengan kualitas dan disiplin yang tinggi sehingga menjadi tempat yang sangat baik bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori-teori yang didapat di perkuliahan. 4. Peran guru pamong dan dosen pembimbing sangat menentukan keberhasilan praktikan dalam melaksanakan PPL. 5. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. Hal ini terlihat dari peningkatan ketuntasan klasikal pada siklus I 30,76% dan pada siklus II meningkat menjadi 88,46%. 3.2 Saran 1. Tingkatkan komunikasi dan kerja sama antara guru pamong dan dosen pembimbing secara intensif memberikan bimbingan kepada praktikan sehingga praktikan dapat mengikuti pelaksanaan PPL ini dengan sebaik- baiknya dan sesuai dengan apa yang diharapkan 2. Agar praktik pengalaman lapangan (PPL) ini berjalan dengan lancar, sebaiknya praktikan menyiapkan penguasaan materi yang diajarkan, fisik dan mental secara baik 3. Untuk lebih memperlancar jalannya proses belajar mengajar sebaiknya fasilitas pendidikan lebih dilengkapi 4. Penggunaan metode dan media pembelajaran sebaiknya lebih bervariatif DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung : Cv.Yrama Widya Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ). Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 2003. Kurikulum Kimia 2004 Standar Kompetensi Mata pelajaran Kimia. Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional Purba, Michael.2006. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga Unit Program Pengalaman Lapangan (UPPL). 2010. Buku Panduan Praktik Pengalaman Lapangan. Bengkulu.Unib