SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 45
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PROYEKSI PENDUDUK
TAHUN 2010-2035
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
BADAN PUSAT STATISTIK
UNITED NATIONS POPULATION FUND
JAKARTA 2013
Digandakan oleh
PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PROVINSI PAPUA
Jayapura, 2015.
PROYEKSI PENDUDUK - 2015
KATA PENGANTAR
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 merupakan
penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Republik Indonesia
yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), dalam bentuk visi, misi, dan arah
pembangunan nasional, yang mencakup kurun waktu 20 tahun. Dokumen RPJPN
harus dilengkapi dengan informasi tentang jumlah penduduk saat ini dan yang
akan datang yang sangat diperlukan dalam penyusunan perencanaan
pembangunan. Dalam memenuhi tujuan tersebut diperlukan informasi
kependudukan yang dapat menunjang perencanaan pembangunan di masa yang
akan datang, baik tingkat nasional, tingkat provinsi maupun Tingkat
Kabupaten/Kota.
Di samping jumlah penduduk, juga perlu diketahui proyeksi parameter
kependudukan, seperti struktur umur penduduk, angka kelahiran total, serta
angka harapan hidup penduduk. Oleh karena itu, sebagai bahan perencanaan
pembangunan tersebut perlu dilakukan penyusunan proyeksi penduduk.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan proyeksi ini, Semoga publikasi ini bermanfaat dan dapat
memenuhi kebutuhan semua pihak yang memerlukannya.
Jayapura, Juli 2015,
Drs. NERIUS AUPARAY, M.Si
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
PROYEKSI PENDUDUK - 2015
PROYEKSI PENDUDUK - 2015
PROYEKSI PENDUDUK - 2015
PROYEKSI PENDUDUK - 2015
Proyeksi Penduduk 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Papua
jumlah penduduk Provinsi Papua adalah 2.833.381 orang, terdiri dari
1.505.883 orang laki-laki (53,15 persen) dan 1.327.498 orang perempuan
(46,85 persen). Dengan demikian, rasio jenis kelamin di Provinsi Papua
diatas 100, yaitu 113,4. Rasio jenis kelamin (sex ratio) tertinggi terdapat di
Kabupaten Mimika sebesar 130 dan terendah di Kabupaten Dogiyai sebesar
102. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Papua per tahun selama
sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 adalah 5,39 persen.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tolikara adalah yang tertinggi
dibanding kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua yakni mencapai 12,59
persen, sedangkan laju pertumbuhan penduduk terendah di Kabupaten
Pegunungan Bintang (2,48 persen). Jumlah penduduk yang begitu besar
dan terus bertambah setiap tahun tidak diimbangi dengan pemerataan
penyebaran penduduk. Pada tahun 2010, sebagian besar penduduk Papua
masih berpusat di Kota Jayapura. Kepadatan penduduk di Provinsi Papua
merupakan yang terendah di Indonesia. Dengan luas wilayah 756.881,89
km2, kepadatan penduduk di Papua hanya 4 jiwa per km2. Kepadatan
tertinggi terjadi di Kota Jayapura, yakni 327 jiwa per km2. Sedangkan
kepadatan terendah terjadi di Kabupaten Merauke, yakni kurang dari 1 jiwa
per km2. Penduduk Papua berdasarkan kelompok umur ternyata
didominasi oleh kelompok usia muda (0-14 tahun). Kecilnya proporsi
penduduk usia tua (kelompok usia 55 tahun keatas) menunjukkan bahwa
tingkat kematian penduduk usia lanjut sangat tinggi. Ini berarti bahwa
angka harapan hidup di Papua masih rendah (pada tahun 2009, angka
harapan hidup di Papua 68,35 tahun). Selain itu, komposisi penduduk
seperti diatas menyebabkan rasio ketergantungan (dependency ratio) di
Papua cukup tinggi, yaitu sebesar 56,37 persen.
Proyeksi Penduduk 2
Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, dan
pengambil kebijakan sangat membutuhkan data penduduk yang
berkesinambungan dari tahun ke tahun. Sayangnya sumber data penduduk
yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk (SP) pada
tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 0 (nol) dan Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) pada pertengahan dua sensus atau tahun-tahun
yang berakhiran dengan angka 5 (lima). Sumber data kependudukan lain
yaitu registrasi penduduk masih belum sempurna cakupan pencatatannya
sehingga datanya belum dapat digunakan untuk perencanaan
pembangunan nasional.
Seperti diketahui bahwa hampir semua rencana pembangunan perlu
ditunjang dengan data jumlah penduduk, persebaran dan susunannya
menurut kelompok umur penduduk yang relevan dengan rencana tersebut.
Data yang diperlukan tidak hanya menyangkut keadaan pada waktu
rencana itu disusun, tetapi juga informasi masa lampau dan yang lebih
penting lagi adalah informasi perkiraan pada waktu yang akan datang.
Data penduduk pada waktu lalu dapat diperoleh dari hasil survei dan
sensus, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan data penduduk pada saat
ini dan masa yang akan datang perlu dibuat proyeksi penduduk, yaitu
perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa mendatang.
Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi
suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-
komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan
perpindahan. Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah
penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan datang. Untuk
menentukan masingmasing asumsi diperlukan data yang menggambarkan
tren di masa lampau hingga saat ini, faktor-faktor yang mempengaruhi
komponen-komponen itu, dan hubungan antara satu komponen dengan
yang lain serta target yang diharapkan tercapai pada masa yang akan
datang. Badan Pusat Statistik (BPS) telah beberapa kali membuat proyeksi
penduduk berdasarkan data hasil SP71, SP80, SP90, SP2000 dan SUPAS85,
Proyeksi Penduduk 3
SUPAS95, dan SUPAS2005. Proyeksi penduduk yang terakhir dibuat adalah
proyeksi penduduk berdasarkan hasil SUPAS2005 yang mencakup periode
2000-2025.
Hasil SP2010 mengkoreksi jumlah penduduk pada proyeksi penduduk
2000-2025. Dalam rangka memenuhi kebutuhan data bagi keperluan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang diperlukan data jumlah penduduk sampai dengan tahun
2035. Oleh karena itu, dipersiapkan proyeksi penduduk berdasarkan
SP2010 mencakup periode 2010–2035. Data dasar perhitungan proyeksi ini
adalah data penduduk hasil SP2010 yang telah dilakukan penyesuaian ke
bulan Juni 2010, dan asumsi-asumsi yang dibentuk selain menggunakan
data SP2010 juga menggunakan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI).
Proyeksi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan
provinsi yang disajikan dalam publikasi ini merupakan angka final dan
mencakup kurun waktu dua puluh lima tahun, mulai tahun 2010 sampai
dengan 2035. Pembuatan proyeksi dengan kurun waktu yang panjang ini
dimaksudkan agar hasilnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan
terutama untuk perencanaan jangka panjang. Disisipkan pula proyeksi kilas
balik untuk memenuhi tren masa lalu hingga masa yang mendatang.
Dengan terbitnya publikasi ini, maka proyeksi-proyeksi sebelumnya yang
masih mempunyai tahun rujukan yang sama dengan publikasi ini
dinyatakan tidak berlaku lagi.
1.2. TUJUAN
Memberikan gambaran berkaitan dengan informasi tentang Data
Penduduk serta perkembangannya di Provinsi Papua sampai dengan
tahun 2035 bagi pihak-pihak yang terkait dan masyarakat pada umumnya.
Sehingga dalam perencanaan program kegiatan di masa yang akan
datang bisa tepat sasaran dan tepat waktu, dengan berpedoman pada
data yang valid dan uptode.
Proyeksi Penduduk 4
1.3. KONSEP DAN DEFINISI
 Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang Asing yang
bertempat tinggal di Indonesia (Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun
2009);
 Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah,
struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas,
dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial
budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat (Undang-Undang
RI Nomor 52 Tahun 2009);
 Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
adalah upaya terencana untuk mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh
dimensi penduduk (Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun 2009);
 Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan
dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh
dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan
(Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun 2009);
 Kematian atau mortalitas menurut WHO adalah suatu peristiwa
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang
bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup;
 Ratio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan
perbandingan jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki-laki dan
penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu;
 Mobilitas penduduk permanen (migrasi) adalah perpindahan
penduduk dengan tujuan untuk nenetap dari suatu tempat ke tempat
lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/
negara (migrasi internasional);
 Mobilitas penduduk non permanen (circucaltion/sirkuler) adalah
perpindahan penduduk dengan tujuan untuk tidak menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif. Mobilitas penduduk
non permanen dibagi menjadi dua yaitu ulang alik nglaju (commuting)
dan menginap/mondok;
Proyeksi Penduduk 5
 Penduduk musiman merupakan salah satu jenis mobilitas penduduk
non permanen yang bekerja tidak pada daerah domisilinya dan
menetap dalam kurun waktu lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu
tahun dan dilakukan secara berulang;
 Mobilitas penduduk ulang-alik atau nglaju adalah gerak penduduk
dari daerah asal ke daerah tujuan dalam batas waktu tertentu dan
kembali ke daerah asal pada hari yang sama;
 Migrasi kembali (return migration) adalah banyaknya penduduk yang
pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal di daerah yang
sama dengan tempat lahir dan pernah bertempat tinggal di daerah
yang berbeda;
 Migrasi semasa hidup (life time migration) adalah bentuk migrasi
dimana pada waktu diadakan pendataan tempat tinggal sekarang
berbeda dengan tempat kelahirannya;
 Migrasi risen (rencent migration) adalah bentuk migrasi melewati
batas wilayah administrasi (kampung/distrik/kabupaten/provinsi)
dimana pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal di daerah
yang berbeda dengan tempat tinggal lima tahun yang lalu.
 Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya konsentrasi penduduk
di perkotaan dan atau proses perubahan suatu daerah perdesaan
menjadi perkiraan, balk secara fisik maupun ukuran-ukuran spasial dan/
atau bertambahnya fasilitas perkotaan, serta lembaga-lembaga sosial,
maupun perilaku masyarakatnya.
 Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata
banyaknya anak yang akan dimiliki oleh seorang vvanita pada masa
reproduksinya jika ia mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung.
 Angka Kematian Bayi Baru Lahir adalah banyaknya kematian baru
lahir, usia kurang dari satu bulan (0-28) hari pada suatu periode per
1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.
 Angka Kematian Bayi Lepas Baru Lahir adalah banyaknya
kematian bayi lepas baru lahir (usia 1-11 bulan) pada suatu periode per
1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.
Proyeksi Penduduk 6
 Angka Kematian Bayi/IMR adalah banyaknya kematian bayi usia
kurang dari satu tahun (9-11 bulan) pada suatu periode per 1.000
kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.
 Angka Kematian Ibu/MMR adalah banyaknya kematian ibu pada
waktu hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan per 100.000
kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan tempat kelahiran yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya.
 Angka Kematian Kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi
pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.
Proyeksi Penduduk 7
BAB II
METODOLOGI, ASUMSI
2.1. Metode Proyeksi
Badan Pusat Statistik (BPS) telah membuat proyeksi penduduk Indonesia
(2010-2035) dengan dasar hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010). Proyeksi
ini dibuat dengan metode komponen berdasarkan asumsi tentang
kecenderungan kelahiran, kematian, serta perpindahan penduduk antar
provinsi yang paling mungkin terjadi selama periode 25 tahun yang akan
datang.
Tahapan yang dilakukan adalah menghitung proyeksi penduduk Indonesia,
kemudian menghitung proyeksi penduduk per provinsi. Selanjutnya
melakukan iterasi dengan penduduk Indonesia sebagai patokan sehingga
penjumlahan proyeksi penduduk per provinsi hasilnya sama dengan
proyeksi penduduk Indonesia. Proyeksi ini yang akan digunakan oleh
semua instansi pemerintah dalam menyusun perencanaannya masing-
masing. Hasil proyeksi sangat ditentukan oleh asumsi yang digunakan.
Oleh karena itu, menentukan asumsi merupakan kunci perhitungan
proyeksi penduduk. Biasanya asumsi mengenai kecenderungan tingkat
kelahiran, tingkat kematian, serta perpindahan penduduk ditentukan oleh
tren yang terjadi di masa lalu dengan memperhatikan berbagai faktor yang
mempengaruhi ketiga komponen tersebut. Tetapi informasi ini belum
cukup, karena harus dilengkapi dengan pandangan para pakar tentang
kependudukan di masa datang dan para pengambil keputusan yang
berwawasan luas tentang program kependudukan di masa datang. Hal
tersebut menjadi pegangan dalam membentuk asumsi yang dipakai dalam
perhitungan proyeksi.
2.2. Sumber Data
Berbagai sumber data digunakan untuk melihat gambaran tentang pola
kelahiran, kematian, dan perpindahan di Indonesia. Untuk keperluan
Proyeksi Penduduk 8
proyeksi ini, sumber data yang digunakan adalah hasil SP, SUPAS, SDKI.
Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk mengetahui pola secara lebih
tepat serta dapat menentukan angka kelahiran dan kematian yang dipakai
pada tahun tertentu. Dengan demikian data yang akan dijajarkan dari
masa lalu hingga perkiraan di masa yang akan datang tidak mengandung
penyimpangan. Sumber data untuk migrasi internal juga diperoleh dari
hasil SP dan SUPAS, namun demikian karena pola dan arah migrasi internal
sangat dinamis maka pola yang dipakai hanya pada periode terakhirnya.
2.3. Data Umur dan Jenis Kelamin
Data yang diperoleh dari hasil sensus sering ditemukan adalah kurang
tepatnya pelaporan umur atau tidak melaporkan umur dengan benar. Hal
ini disebabkan penduduk tersebut tidak mengetahui tanggal kelahirannya
atau umurnya, sehingga pelaporan umurnya hanya berdasarkan perkiraan
sendiri atau perkiraan pencacah. Ada pula penduduk yang sengaja
menyembunyikan umur sebenarnya karena alasan-alasan tertentu
cenderung melaporkan umurnya menjadi lebih tua atau lebih muda.
Salah satu data dasar yang dibutuhkan untuk membuat proyeksi penduduk
dengan metode komponen adalah jumlah penduduk yang dirinci menurut
umur dan jenis kelamin. Oleh karena itu untuk keperluan proyeksi ini, data
dasar yang mengandung kesalahan-kesalahan tersebut perlu dievaluasi
secara cermat, kemudian dilakukan perapihan dengan tujuan untuk
menghapus atau memperkecil berbagai kesalahan yang ditemukan.
Mengingat pentingnya data mengenai umur, maka dalam memperoleh
keterangan umur yang lebih baik, pada sensus atau survei tentang
kependudukan yang lalu, telah ditempuh berbagai cara. Bagi responden
yang tahu tanggal lahirnya dalam kalender Masehi, umur responden bisa
langsung dihitung, sedangkan bagi responden yang tahu tanggal
kelahirannya dalam kalender Islam, Jawa, Sunda,dan yang lainnya umur
responden dihitung dengan menggunakan tabel konversi kalender yang
disediakan dalam buku pedoman pencacahan.
Terakhir, untuk responden yang tidak tahu tanggal kelahirannya, tetap
diupayakan memperoleh keterangan tentang umur dengan
Proyeksi Penduduk 9
menghubungkan kejadian penting setempat atau nasional, atau
membandingkan dengan umur orang/tokoh setempat yang diketahui waktu
kelahirannya. Walaupun berbagai usaha untuk memperoleh keterangan
tentang umur sudah dilakukan namun data penduduk menurut umur dalam
SP2010 masih tidak terlepas dari kesalahan dalam pelaporan. Kesalahan
yang terjadi antara lain karena adanya kebiasaan penduduk, terutama
yang tidak tahu tanggal lahirnya.Masalah ini jelas terlihat dalam piramida
penduduk hasil SP2010.
PIRAMIDA PENDUDUK PAPUA THN 2010
SESUAI SP.2010
2.4. Perapihan Umur
Perapihan umur perlu dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil
kesalahan yang ada dalam data. Jika perapihan umur tidak dilakukan maka
kesalahan-kesalahan itu akan terbawa ke dalam perhitungan proyeksi,
sehingga akan mempengaruhi jumlah dan struktur umur penduduk dalam
periode proyeksi tersebut. Dalam melakukan perapihan umur kesulitan
yang dihadapi adalah tidak diketahui secara pasti letak kesalahan-
Proyeksi Penduduk 10
kesalahan yang ada, sehingga sulit menentukan umur-umur mana yang
sudah pasti salah dan mana yang benar, sehingga perapihan dilakukan
untuk semua kelompok umur.
2.5. Penentuan Asumsi
Asumsi tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan perpindahan penduduk
adalah kunci perhitungan proyeksi penduduk. Asumsi ini merupakan
komponen laju pertumbuhan penduduk yang kecenderungannya biasanya
mengikuti kejadian di masa lalu dengan memperhatikan berbagai faktor
yang mempengaruhi ketiga komponen itu. Namun begitu, informasi ini
harus dilengkapi dengan kecenderungan yang mungkin terjadi di masa
yang akan datang akibat pelaksanaan kebijakan pembangunan pada sektor
yang terkait dengan masalah kependudukan. Hal ini diwakili oleh
pandangan dan kesepakatan para pakar, para penyusun kebijakan dan
para pengambil keputusan dalam mengolah asumsi proyeksi dan
menyusun skenario proyeksi.
2.5.1. Asumsi Fertilitas
Asumsi fertilitas dibuat berdasarkan tren tingkat fertilitas di masa
lalu dan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan tingkat
fertilitas. Data yang digunakan untuk memperkirakan tingkat
fertilitas adalah data SDKI, Selain menggunakan data
kecenderungan tingkat fertilitas masa lalu, juga digunakan informasi
mengenai target pencapaian tingkat fertilitas di masa yang akan
datang.
2.5.2. Asumsi Mortalitas
Data yang digunakan untuk memperkirakan tingkat mortalitas yaitu
data SDKI Asumsi tingkat mortalitas dibuat berdasarkan tren tingkat
mortalitas di masa lalu dan kebijakan pemerintah terkait dengan
tingkat kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR). Estimasi
mortalitas menggunakan data SDKI, sedangkan pola penurunan dari
Proyeksi Penduduk 11
SP dan SUPAS juga digunakan untuk memperkuat argumentasi tren
tersebut.
2.5.3. Asumsi Migrasi
Komponen ketiga yang juga mempengaruhi besaran penduduk
adalah migrasi, ada dua jenis migrasi; pertama, migrasi
internasional yaitu perpindahan penduduk yang melintasi batas
negara dan kedua, migrasi internal yaitu perpindahan penduduk
yang melintasi batas provinsi. Pola, arah, dan besaran migrasi
sangat dinamis sehingga dalam menentukan rate migrasi saat ini
dan masa yang akan datang perlu kehati-hatian.
Proyeksi Penduduk 12
BAB III
HASIL PERHITUNGAN
3.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Papua selama dua
puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 2,8 juta pada
tahun 2010 menjadi 4,1 juta pada tahun 2035. Walaupun demikian,
pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Papua selama periode 2010-
2035 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Turunnya laju
pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian.
Tingkat penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada tingkat
penurunan karena kematian. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth
Rate/CBR) turun dari sekitar 24,2 per 1000 penduduk pada awal proyeksi
menjadi 16,5 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan
Angka Kematian Kasar (Crude Dead Rate/CDR) naik dari 5,3 per 1000
penduduk menjadi 7,9 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.
Salah satu ciri penduduk Papua adalah persebaran antar pulau dan antar
Kabupaten yang tidak merata. sebagian besar penduduk Papua tinggal di
Kabupaten Induk (lama) dan di Ibukota Kabupaten, padahal di Provinsi
Papua sudah dimekarkan Kabupaten-Kabupaten baru, namun Kabupaten
pemekaran tersebut sarana dan prasarana infrastruktur belum meadai.
Namun, secara perlahan persentase penduduk Papua yang tinggal di
Kabupaten Induk terus menurun dan sebaliknya yang tinggal di Kaupaten
Pemekaran terus bertambah.
3.2. Susunan Umur Penduduk
Susunan umur penduduk hasil proyeksi menunjukkan pola yang
sama. Asumsi tentang penurunan tingkat kelahiran dan kematian
Panduduk Papua sangat mempengaruhi susunan umur penduduk. Proporsi
anak anak berumur 0-14 tahun turun dari 33,5 persen pada tahun 2010
menjadi 23,8 persen pada tahun 2035.
Proyeksi Penduduk 13
Dalam kurun waktu yang sama, mereka yang dalam usia kerja, 15-
64 tahun meningkat dari 65,0 persen menjadi 70,3 persen dan mereka
yang berusia 65 tahun ke atas naik dari 1,5 persen menjadi 5,9 persen.
Perubahan susunan ini mengakibatkan beban ketergantungan (dependency
ratio) turun dari 53,8 persen pada tahun 2010 menjadi 42,2 persen pada
tahun 2035. Menurunnya rasio beban ketergantungan menunjukkan
berkurangnya beban ekonomi bagi penduduk umur produktif (usia kerja)
yang menanggung penduduk umur tidak produktif.
3.3. Angka Harapan Hidup
Rata-rata Angka Harapan Hidup pada saat lahir (e0) adalah hasil
perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu indikator
kesejahteraan masyarakat. Dengan asumsi kecenderungan IMR menurun
serta perubahan susunan umur, maka harapan hidup penduduk Papua
(laki-laki dan perempuan) naik dari 64,3 tahun pada periode 2010-2015
menjadi 66,9 tahun pada periode 2030-2035.
Proyeksi Penduduk 14
BAB IV
PENUTUP
Proyeksi penduduk yang disajikan dalam publikasi ini dimaksudkan untuk
mengisi kebutuhan data kependudukan di masa mendatang, yang
utamanya untuk dasar perencanaan pembangunan nasional, regional dan
daerah jangka panjang. Besarnya jumlah penduduk dan struktur umur
penduduk hasil proyeksi ini sangat tergantung dari asumsi-asumsi yang
digunakan, sehingga angka-angka tersebut bukan merupakan angka yang
mutlak akan tercapai, tetapi lebih merupakan pedoman tentang apa yang
terjadi jika asumsi-asumsi yang digunakan terpenuhi. Proyeksi penduduk
yang disajikan dalam publikasi ini adalah cuplikan hasil perhitungan
Publikasi Proyeksi Penduduk Tingkat Nasional yang dikeluarkan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional RI, Badan Pusat Statistik Pusat serta
United Nations Population Fund pada Tahun 2013.
Proyeksi Penduduk 15
DAFTAR BACAAN
BKKBN, Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana, Direktorat
Tehnologi dan Dokumentasi, Jakarta, 2011.
BKKBN, Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2010-2012, Direktorat
Pelaporan dan Statistik, Jakarta, 2012.
BAPPENAS, BPS, UNFPA, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 – 2035,
kementerian PPN/BAPENNAS, BPS, UNFPA, Jakarta, 2013.
BKKBN, Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013, Direktorat Pelaporan
dan Statistik, Jakarta, 2014.
Proyeksi Penduduk 16
Proyeksi Penduduk 17
Proyeksi Penduduk 18
Proyeksi Penduduk 19
Proyeksi Penduduk 20
Proyeksi Penduduk 21
Proyeksi Penduduk 22
Proyeksi Penduduk 23
Proyeksi Penduduk 24
Proyeksi Penduduk 25
Proyeksi Penduduk 26
Proyeksi Penduduk 27
Proyeksi Penduduk 28
Proyeksi Penduduk 29
Proyeksi Penduduk 30
Proyeksi Penduduk 31
Proyeksi Penduduk 32
Proyeksi Penduduk 33
Proyeksi Penduduk 34
Proyeksi Penduduk 35
Proyeksi Penduduk 36
Proyeksi Penduduk 37
Proyeksi Penduduk 38
Proyeksi Penduduk 39

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanRandy Chamzah
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMutiara Shifa
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan PembangunanPerencanaan Pembangunan
Perencanaan PembangunanSiti Sahati
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis KependudukanSiti Sahati
 
Indeks Pembangunan Manusia 2018
Indeks Pembangunan Manusia 2018Indeks Pembangunan Manusia 2018
Indeks Pembangunan Manusia 2018Lestari Moerdijat
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanNuzulul Putri
 
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaSeptian Muna Barakati
 
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraKonsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraCut Endang Kurniasih
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 
Presentasi PKM GT
Presentasi PKM GTPresentasi PKM GT
Presentasi PKM GTRaysha md
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanHIMA KS FISIP UNPAD
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
Bahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiBahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiPusdiklatKKB
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Dadang Solihin
 
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap ProdusenContoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap ProdusenYuca Siahaan
 

Was ist angesagt? (20)

Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan PembangunanPerencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
 
Kualitas Penduduk
Kualitas PendudukKualitas Penduduk
Kualitas Penduduk
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis Kependudukan
 
Indeks Pembangunan Manusia 2018
Indeks Pembangunan Manusia 2018Indeks Pembangunan Manusia 2018
Indeks Pembangunan Manusia 2018
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakan
 
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
 
Pembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak imanPembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak iman
 
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
 
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraKonsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Presentasi PKM GT
Presentasi PKM GTPresentasi PKM GT
Presentasi PKM GT
 
Ideologi dan Macam-macamnya
Ideologi dan Macam-macamnyaIdeologi dan Macam-macamnya
Ideologi dan Macam-macamnya
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukan
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Bahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiBahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasi
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap ProdusenContoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
 

Ähnlich wie Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035

Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035daldukpapua
 
Ips kependudukan
Ips kependudukanIps kependudukan
Ips kependudukanDebora GP
 
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 1
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 1Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 1
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 1Oswar Mungkasa
 
Peran pemda sp2010_sekda
Peran pemda sp2010_sekdaPeran pemda sp2010_sekda
Peran pemda sp2010_sekdaAr Tinambunan
 
Buletin lansia
Buletin lansiaBuletin lansia
Buletin lansiaJerry Boer
 
kelompok 5 proyeksi penduduk(1) (1).pptx
kelompok 5 proyeksi penduduk(1) (1).pptxkelompok 5 proyeksi penduduk(1) (1).pptx
kelompok 5 proyeksi penduduk(1) (1).pptxirmaa0919
 
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011ervinayulianti
 
Statistik Migrasi Sulawesi Tengah Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015.pdf
Statistik Migrasi Sulawesi Tengah Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015.pdfStatistik Migrasi Sulawesi Tengah Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015.pdf
Statistik Migrasi Sulawesi Tengah Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015.pdfBenedetaML
 
Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan KependudukanPolicy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukandaldukpapua
 
Statistik Migrasi Provinsi Sulawesi Utara Hasil Long Form Sensus Penduduk 20...
Statistik Migrasi Provinsi Sulawesi Utara Hasil Long Form Sensus  Penduduk 20...Statistik Migrasi Provinsi Sulawesi Utara Hasil Long Form Sensus  Penduduk 20...
Statistik Migrasi Provinsi Sulawesi Utara Hasil Long Form Sensus Penduduk 20...WahyuAriyangka
 
Lpp bu nurma 1911 gabung-1
Lpp bu nurma 1911 gabung-1Lpp bu nurma 1911 gabung-1
Lpp bu nurma 1911 gabung-1Day-qi Peko
 
48216-ID-statistik-migrasi-banten-hasil-survei-penduduk-antar-sensus-2015.pdf
48216-ID-statistik-migrasi-banten-hasil-survei-penduduk-antar-sensus-2015.pdf48216-ID-statistik-migrasi-banten-hasil-survei-penduduk-antar-sensus-2015.pdf
48216-ID-statistik-migrasi-banten-hasil-survei-penduduk-antar-sensus-2015.pdfYanto Azie Setya
 
Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014
Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014
Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014daldukpapua
 
Ukuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamisUkuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamis100000468587600
 

Ähnlich wie Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035 (20)

Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035
 
Ips kependudukan
Ips kependudukanIps kependudukan
Ips kependudukan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Publikasi bps hasil sensus 2020
Publikasi bps hasil sensus 2020Publikasi bps hasil sensus 2020
Publikasi bps hasil sensus 2020
 
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 1
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 1Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 1
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 1
 
Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)
 
Peran pemda sp2010_sekda
Peran pemda sp2010_sekdaPeran pemda sp2010_sekda
Peran pemda sp2010_sekda
 
Buletin lansia
Buletin lansiaBuletin lansia
Buletin lansia
 
Buletin lansia
Buletin lansiaBuletin lansia
Buletin lansia
 
Buletin lansia
Buletin lansiaBuletin lansia
Buletin lansia
 
kelompok 5 proyeksi penduduk(1) (1).pptx
kelompok 5 proyeksi penduduk(1) (1).pptxkelompok 5 proyeksi penduduk(1) (1).pptx
kelompok 5 proyeksi penduduk(1) (1).pptx
 
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
 
Statistik Migrasi Sulawesi Tengah Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015.pdf
Statistik Migrasi Sulawesi Tengah Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015.pdfStatistik Migrasi Sulawesi Tengah Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015.pdf
Statistik Migrasi Sulawesi Tengah Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015.pdf
 
Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan KependudukanPolicy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
 
Statistik Migrasi Provinsi Sulawesi Utara Hasil Long Form Sensus Penduduk 20...
Statistik Migrasi Provinsi Sulawesi Utara Hasil Long Form Sensus  Penduduk 20...Statistik Migrasi Provinsi Sulawesi Utara Hasil Long Form Sensus  Penduduk 20...
Statistik Migrasi Provinsi Sulawesi Utara Hasil Long Form Sensus Penduduk 20...
 
dsd.pdf
dsd.pdfdsd.pdf
dsd.pdf
 
Lpp bu nurma 1911 gabung-1
Lpp bu nurma 1911 gabung-1Lpp bu nurma 1911 gabung-1
Lpp bu nurma 1911 gabung-1
 
48216-ID-statistik-migrasi-banten-hasil-survei-penduduk-antar-sensus-2015.pdf
48216-ID-statistik-migrasi-banten-hasil-survei-penduduk-antar-sensus-2015.pdf48216-ID-statistik-migrasi-banten-hasil-survei-penduduk-antar-sensus-2015.pdf
48216-ID-statistik-migrasi-banten-hasil-survei-penduduk-antar-sensus-2015.pdf
 
Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014
Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014
Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014
 
Ukuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamisUkuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamis
 

Mehr von daldukpapua

Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
Profil Kependudukan Papua Tahun 2015Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
Profil Kependudukan Papua Tahun 2015daldukpapua
 
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015daldukpapua
 
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk MahasiswaModul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswadaldukpapua
 
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...daldukpapua
 
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi PapuaBuku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi Papuadaldukpapua
 
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015daldukpapua
 
Profil Kependudukan Papua Tahun 2014
Profil Kependudukan Papua Tahun 2014Profil Kependudukan Papua Tahun 2014
Profil Kependudukan Papua Tahun 2014daldukpapua
 
Profil Keluarga Papua Tahun 2014
Profil Keluarga Papua Tahun 2014Profil Keluarga Papua Tahun 2014
Profil Keluarga Papua Tahun 2014daldukpapua
 
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi PapuaUpaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papuadaldukpapua
 
Program Bina Keluarga Balita Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
Program Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah KampungProgram Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
Program Bina Keluarga Balita Melalui Pendekatan Sekolah Kampungdaldukpapua
 
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi PapuaMigrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papuadaldukpapua
 
Bonus Demografi Peluang atau Ancaman
Bonus Demografi  Peluang atau AncamanBonus Demografi  Peluang atau Ancaman
Bonus Demografi Peluang atau Ancamandaldukpapua
 
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014daldukpapua
 
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus DemografiKajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografidaldukpapua
 
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografiKajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografidaldukpapua
 
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"daldukpapua
 
Analisis Model Solusi - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
Analisis Model Solusi  - Penangan Dampak Ancaman Disaster DemografiAnalisis Model Solusi  - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
Analisis Model Solusi - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografidaldukpapua
 

Mehr von daldukpapua (17)

Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
Profil Kependudukan Papua Tahun 2015Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
 
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
 
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk MahasiswaModul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
 
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
 
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi PapuaBuku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
 
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
 
Profil Kependudukan Papua Tahun 2014
Profil Kependudukan Papua Tahun 2014Profil Kependudukan Papua Tahun 2014
Profil Kependudukan Papua Tahun 2014
 
Profil Keluarga Papua Tahun 2014
Profil Keluarga Papua Tahun 2014Profil Keluarga Papua Tahun 2014
Profil Keluarga Papua Tahun 2014
 
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi PapuaUpaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
 
Program Bina Keluarga Balita Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
Program Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah KampungProgram Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
Program Bina Keluarga Balita Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
 
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi PapuaMigrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
 
Bonus Demografi Peluang atau Ancaman
Bonus Demografi  Peluang atau AncamanBonus Demografi  Peluang atau Ancaman
Bonus Demografi Peluang atau Ancaman
 
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
 
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus DemografiKajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
 
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografiKajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
 
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
 
Analisis Model Solusi - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
Analisis Model Solusi  - Penangan Dampak Ancaman Disaster DemografiAnalisis Model Solusi  - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
Analisis Model Solusi - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxyovi2305
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...iman333159
 

Kürzlich hochgeladen (14)

Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 

Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035

  • 1. PROYEKSI PENDUDUK TAHUN 2010-2035 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BADAN PUSAT STATISTIK UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2013 Digandakan oleh PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI PAPUA Jayapura, 2015.
  • 2. PROYEKSI PENDUDUK - 2015 KATA PENGANTAR Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Republik Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional, yang mencakup kurun waktu 20 tahun. Dokumen RPJPN harus dilengkapi dengan informasi tentang jumlah penduduk saat ini dan yang akan datang yang sangat diperlukan dalam penyusunan perencanaan pembangunan. Dalam memenuhi tujuan tersebut diperlukan informasi kependudukan yang dapat menunjang perencanaan pembangunan di masa yang akan datang, baik tingkat nasional, tingkat provinsi maupun Tingkat Kabupaten/Kota. Di samping jumlah penduduk, juga perlu diketahui proyeksi parameter kependudukan, seperti struktur umur penduduk, angka kelahiran total, serta angka harapan hidup penduduk. Oleh karena itu, sebagai bahan perencanaan pembangunan tersebut perlu dilakukan penyusunan proyeksi penduduk. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proyeksi ini, Semoga publikasi ini bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan semua pihak yang memerlukannya. Jayapura, Juli 2015, Drs. NERIUS AUPARAY, M.Si Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
  • 7. Proyeksi Penduduk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Papua jumlah penduduk Provinsi Papua adalah 2.833.381 orang, terdiri dari 1.505.883 orang laki-laki (53,15 persen) dan 1.327.498 orang perempuan (46,85 persen). Dengan demikian, rasio jenis kelamin di Provinsi Papua diatas 100, yaitu 113,4. Rasio jenis kelamin (sex ratio) tertinggi terdapat di Kabupaten Mimika sebesar 130 dan terendah di Kabupaten Dogiyai sebesar 102. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Papua per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 adalah 5,39 persen. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tolikara adalah yang tertinggi dibanding kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua yakni mencapai 12,59 persen, sedangkan laju pertumbuhan penduduk terendah di Kabupaten Pegunungan Bintang (2,48 persen). Jumlah penduduk yang begitu besar dan terus bertambah setiap tahun tidak diimbangi dengan pemerataan penyebaran penduduk. Pada tahun 2010, sebagian besar penduduk Papua masih berpusat di Kota Jayapura. Kepadatan penduduk di Provinsi Papua merupakan yang terendah di Indonesia. Dengan luas wilayah 756.881,89 km2, kepadatan penduduk di Papua hanya 4 jiwa per km2. Kepadatan tertinggi terjadi di Kota Jayapura, yakni 327 jiwa per km2. Sedangkan kepadatan terendah terjadi di Kabupaten Merauke, yakni kurang dari 1 jiwa per km2. Penduduk Papua berdasarkan kelompok umur ternyata didominasi oleh kelompok usia muda (0-14 tahun). Kecilnya proporsi penduduk usia tua (kelompok usia 55 tahun keatas) menunjukkan bahwa tingkat kematian penduduk usia lanjut sangat tinggi. Ini berarti bahwa angka harapan hidup di Papua masih rendah (pada tahun 2009, angka harapan hidup di Papua 68,35 tahun). Selain itu, komposisi penduduk seperti diatas menyebabkan rasio ketergantungan (dependency ratio) di Papua cukup tinggi, yaitu sebesar 56,37 persen.
  • 8. Proyeksi Penduduk 2 Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, dan pengambil kebijakan sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke tahun. Sayangnya sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk (SP) pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 0 (nol) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada pertengahan dua sensus atau tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 5 (lima). Sumber data kependudukan lain yaitu registrasi penduduk masih belum sempurna cakupan pencatatannya sehingga datanya belum dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan nasional. Seperti diketahui bahwa hampir semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan data jumlah penduduk, persebaran dan susunannya menurut kelompok umur penduduk yang relevan dengan rencana tersebut. Data yang diperlukan tidak hanya menyangkut keadaan pada waktu rencana itu disusun, tetapi juga informasi masa lampau dan yang lebih penting lagi adalah informasi perkiraan pada waktu yang akan datang. Data penduduk pada waktu lalu dapat diperoleh dari hasil survei dan sensus, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan data penduduk pada saat ini dan masa yang akan datang perlu dibuat proyeksi penduduk, yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa mendatang. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen- komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan. Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan datang. Untuk menentukan masingmasing asumsi diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga saat ini, faktor-faktor yang mempengaruhi komponen-komponen itu, dan hubungan antara satu komponen dengan yang lain serta target yang diharapkan tercapai pada masa yang akan datang. Badan Pusat Statistik (BPS) telah beberapa kali membuat proyeksi penduduk berdasarkan data hasil SP71, SP80, SP90, SP2000 dan SUPAS85,
  • 9. Proyeksi Penduduk 3 SUPAS95, dan SUPAS2005. Proyeksi penduduk yang terakhir dibuat adalah proyeksi penduduk berdasarkan hasil SUPAS2005 yang mencakup periode 2000-2025. Hasil SP2010 mengkoreksi jumlah penduduk pada proyeksi penduduk 2000-2025. Dalam rangka memenuhi kebutuhan data bagi keperluan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang diperlukan data jumlah penduduk sampai dengan tahun 2035. Oleh karena itu, dipersiapkan proyeksi penduduk berdasarkan SP2010 mencakup periode 2010–2035. Data dasar perhitungan proyeksi ini adalah data penduduk hasil SP2010 yang telah dilakukan penyesuaian ke bulan Juni 2010, dan asumsi-asumsi yang dibentuk selain menggunakan data SP2010 juga menggunakan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Proyeksi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan provinsi yang disajikan dalam publikasi ini merupakan angka final dan mencakup kurun waktu dua puluh lima tahun, mulai tahun 2010 sampai dengan 2035. Pembuatan proyeksi dengan kurun waktu yang panjang ini dimaksudkan agar hasilnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan terutama untuk perencanaan jangka panjang. Disisipkan pula proyeksi kilas balik untuk memenuhi tren masa lalu hingga masa yang mendatang. Dengan terbitnya publikasi ini, maka proyeksi-proyeksi sebelumnya yang masih mempunyai tahun rujukan yang sama dengan publikasi ini dinyatakan tidak berlaku lagi. 1.2. TUJUAN Memberikan gambaran berkaitan dengan informasi tentang Data Penduduk serta perkembangannya di Provinsi Papua sampai dengan tahun 2035 bagi pihak-pihak yang terkait dan masyarakat pada umumnya. Sehingga dalam perencanaan program kegiatan di masa yang akan datang bisa tepat sasaran dan tepat waktu, dengan berpedoman pada data yang valid dan uptode.
  • 10. Proyeksi Penduduk 4 1.3. KONSEP DAN DEFINISI  Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia (Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun 2009);  Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat (Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun 2009);  Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk (Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun 2009);  Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan (Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun 2009);  Kematian atau mortalitas menurut WHO adalah suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup;  Ratio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu;  Mobilitas penduduk permanen (migrasi) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk nenetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/ negara (migrasi internasional);  Mobilitas penduduk non permanen (circucaltion/sirkuler) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk tidak menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif. Mobilitas penduduk non permanen dibagi menjadi dua yaitu ulang alik nglaju (commuting) dan menginap/mondok;
  • 11. Proyeksi Penduduk 5  Penduduk musiman merupakan salah satu jenis mobilitas penduduk non permanen yang bekerja tidak pada daerah domisilinya dan menetap dalam kurun waktu lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu tahun dan dilakukan secara berulang;  Mobilitas penduduk ulang-alik atau nglaju adalah gerak penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan dalam batas waktu tertentu dan kembali ke daerah asal pada hari yang sama;  Migrasi kembali (return migration) adalah banyaknya penduduk yang pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal di daerah yang sama dengan tempat lahir dan pernah bertempat tinggal di daerah yang berbeda;  Migrasi semasa hidup (life time migration) adalah bentuk migrasi dimana pada waktu diadakan pendataan tempat tinggal sekarang berbeda dengan tempat kelahirannya;  Migrasi risen (rencent migration) adalah bentuk migrasi melewati batas wilayah administrasi (kampung/distrik/kabupaten/provinsi) dimana pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan tempat tinggal lima tahun yang lalu.  Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya konsentrasi penduduk di perkotaan dan atau proses perubahan suatu daerah perdesaan menjadi perkiraan, balk secara fisik maupun ukuran-ukuran spasial dan/ atau bertambahnya fasilitas perkotaan, serta lembaga-lembaga sosial, maupun perilaku masyarakatnya.  Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata banyaknya anak yang akan dimiliki oleh seorang vvanita pada masa reproduksinya jika ia mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung.  Angka Kematian Bayi Baru Lahir adalah banyaknya kematian baru lahir, usia kurang dari satu bulan (0-28) hari pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.  Angka Kematian Bayi Lepas Baru Lahir adalah banyaknya kematian bayi lepas baru lahir (usia 1-11 bulan) pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.
  • 12. Proyeksi Penduduk 6  Angka Kematian Bayi/IMR adalah banyaknya kematian bayi usia kurang dari satu tahun (9-11 bulan) pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.  Angka Kematian Ibu/MMR adalah banyaknya kematian ibu pada waktu hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan per 100.000 kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan tempat kelahiran yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya.  Angka Kematian Kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.
  • 13. Proyeksi Penduduk 7 BAB II METODOLOGI, ASUMSI 2.1. Metode Proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) telah membuat proyeksi penduduk Indonesia (2010-2035) dengan dasar hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010). Proyeksi ini dibuat dengan metode komponen berdasarkan asumsi tentang kecenderungan kelahiran, kematian, serta perpindahan penduduk antar provinsi yang paling mungkin terjadi selama periode 25 tahun yang akan datang. Tahapan yang dilakukan adalah menghitung proyeksi penduduk Indonesia, kemudian menghitung proyeksi penduduk per provinsi. Selanjutnya melakukan iterasi dengan penduduk Indonesia sebagai patokan sehingga penjumlahan proyeksi penduduk per provinsi hasilnya sama dengan proyeksi penduduk Indonesia. Proyeksi ini yang akan digunakan oleh semua instansi pemerintah dalam menyusun perencanaannya masing- masing. Hasil proyeksi sangat ditentukan oleh asumsi yang digunakan. Oleh karena itu, menentukan asumsi merupakan kunci perhitungan proyeksi penduduk. Biasanya asumsi mengenai kecenderungan tingkat kelahiran, tingkat kematian, serta perpindahan penduduk ditentukan oleh tren yang terjadi di masa lalu dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi ketiga komponen tersebut. Tetapi informasi ini belum cukup, karena harus dilengkapi dengan pandangan para pakar tentang kependudukan di masa datang dan para pengambil keputusan yang berwawasan luas tentang program kependudukan di masa datang. Hal tersebut menjadi pegangan dalam membentuk asumsi yang dipakai dalam perhitungan proyeksi. 2.2. Sumber Data Berbagai sumber data digunakan untuk melihat gambaran tentang pola kelahiran, kematian, dan perpindahan di Indonesia. Untuk keperluan
  • 14. Proyeksi Penduduk 8 proyeksi ini, sumber data yang digunakan adalah hasil SP, SUPAS, SDKI. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk mengetahui pola secara lebih tepat serta dapat menentukan angka kelahiran dan kematian yang dipakai pada tahun tertentu. Dengan demikian data yang akan dijajarkan dari masa lalu hingga perkiraan di masa yang akan datang tidak mengandung penyimpangan. Sumber data untuk migrasi internal juga diperoleh dari hasil SP dan SUPAS, namun demikian karena pola dan arah migrasi internal sangat dinamis maka pola yang dipakai hanya pada periode terakhirnya. 2.3. Data Umur dan Jenis Kelamin Data yang diperoleh dari hasil sensus sering ditemukan adalah kurang tepatnya pelaporan umur atau tidak melaporkan umur dengan benar. Hal ini disebabkan penduduk tersebut tidak mengetahui tanggal kelahirannya atau umurnya, sehingga pelaporan umurnya hanya berdasarkan perkiraan sendiri atau perkiraan pencacah. Ada pula penduduk yang sengaja menyembunyikan umur sebenarnya karena alasan-alasan tertentu cenderung melaporkan umurnya menjadi lebih tua atau lebih muda. Salah satu data dasar yang dibutuhkan untuk membuat proyeksi penduduk dengan metode komponen adalah jumlah penduduk yang dirinci menurut umur dan jenis kelamin. Oleh karena itu untuk keperluan proyeksi ini, data dasar yang mengandung kesalahan-kesalahan tersebut perlu dievaluasi secara cermat, kemudian dilakukan perapihan dengan tujuan untuk menghapus atau memperkecil berbagai kesalahan yang ditemukan. Mengingat pentingnya data mengenai umur, maka dalam memperoleh keterangan umur yang lebih baik, pada sensus atau survei tentang kependudukan yang lalu, telah ditempuh berbagai cara. Bagi responden yang tahu tanggal lahirnya dalam kalender Masehi, umur responden bisa langsung dihitung, sedangkan bagi responden yang tahu tanggal kelahirannya dalam kalender Islam, Jawa, Sunda,dan yang lainnya umur responden dihitung dengan menggunakan tabel konversi kalender yang disediakan dalam buku pedoman pencacahan. Terakhir, untuk responden yang tidak tahu tanggal kelahirannya, tetap diupayakan memperoleh keterangan tentang umur dengan
  • 15. Proyeksi Penduduk 9 menghubungkan kejadian penting setempat atau nasional, atau membandingkan dengan umur orang/tokoh setempat yang diketahui waktu kelahirannya. Walaupun berbagai usaha untuk memperoleh keterangan tentang umur sudah dilakukan namun data penduduk menurut umur dalam SP2010 masih tidak terlepas dari kesalahan dalam pelaporan. Kesalahan yang terjadi antara lain karena adanya kebiasaan penduduk, terutama yang tidak tahu tanggal lahirnya.Masalah ini jelas terlihat dalam piramida penduduk hasil SP2010. PIRAMIDA PENDUDUK PAPUA THN 2010 SESUAI SP.2010 2.4. Perapihan Umur Perapihan umur perlu dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil kesalahan yang ada dalam data. Jika perapihan umur tidak dilakukan maka kesalahan-kesalahan itu akan terbawa ke dalam perhitungan proyeksi, sehingga akan mempengaruhi jumlah dan struktur umur penduduk dalam periode proyeksi tersebut. Dalam melakukan perapihan umur kesulitan yang dihadapi adalah tidak diketahui secara pasti letak kesalahan-
  • 16. Proyeksi Penduduk 10 kesalahan yang ada, sehingga sulit menentukan umur-umur mana yang sudah pasti salah dan mana yang benar, sehingga perapihan dilakukan untuk semua kelompok umur. 2.5. Penentuan Asumsi Asumsi tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan perpindahan penduduk adalah kunci perhitungan proyeksi penduduk. Asumsi ini merupakan komponen laju pertumbuhan penduduk yang kecenderungannya biasanya mengikuti kejadian di masa lalu dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi ketiga komponen itu. Namun begitu, informasi ini harus dilengkapi dengan kecenderungan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang akibat pelaksanaan kebijakan pembangunan pada sektor yang terkait dengan masalah kependudukan. Hal ini diwakili oleh pandangan dan kesepakatan para pakar, para penyusun kebijakan dan para pengambil keputusan dalam mengolah asumsi proyeksi dan menyusun skenario proyeksi. 2.5.1. Asumsi Fertilitas Asumsi fertilitas dibuat berdasarkan tren tingkat fertilitas di masa lalu dan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan tingkat fertilitas. Data yang digunakan untuk memperkirakan tingkat fertilitas adalah data SDKI, Selain menggunakan data kecenderungan tingkat fertilitas masa lalu, juga digunakan informasi mengenai target pencapaian tingkat fertilitas di masa yang akan datang. 2.5.2. Asumsi Mortalitas Data yang digunakan untuk memperkirakan tingkat mortalitas yaitu data SDKI Asumsi tingkat mortalitas dibuat berdasarkan tren tingkat mortalitas di masa lalu dan kebijakan pemerintah terkait dengan tingkat kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR). Estimasi mortalitas menggunakan data SDKI, sedangkan pola penurunan dari
  • 17. Proyeksi Penduduk 11 SP dan SUPAS juga digunakan untuk memperkuat argumentasi tren tersebut. 2.5.3. Asumsi Migrasi Komponen ketiga yang juga mempengaruhi besaran penduduk adalah migrasi, ada dua jenis migrasi; pertama, migrasi internasional yaitu perpindahan penduduk yang melintasi batas negara dan kedua, migrasi internal yaitu perpindahan penduduk yang melintasi batas provinsi. Pola, arah, dan besaran migrasi sangat dinamis sehingga dalam menentukan rate migrasi saat ini dan masa yang akan datang perlu kehati-hatian.
  • 18. Proyeksi Penduduk 12 BAB III HASIL PERHITUNGAN 3.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Papua selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 2,8 juta pada tahun 2010 menjadi 4,1 juta pada tahun 2035. Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Papua selama periode 2010- 2035 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian. Tingkat penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada tingkat penurunan karena kematian. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) turun dari sekitar 24,2 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 16,5 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Angka Kematian Kasar (Crude Dead Rate/CDR) naik dari 5,3 per 1000 penduduk menjadi 7,9 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama. Salah satu ciri penduduk Papua adalah persebaran antar pulau dan antar Kabupaten yang tidak merata. sebagian besar penduduk Papua tinggal di Kabupaten Induk (lama) dan di Ibukota Kabupaten, padahal di Provinsi Papua sudah dimekarkan Kabupaten-Kabupaten baru, namun Kabupaten pemekaran tersebut sarana dan prasarana infrastruktur belum meadai. Namun, secara perlahan persentase penduduk Papua yang tinggal di Kabupaten Induk terus menurun dan sebaliknya yang tinggal di Kaupaten Pemekaran terus bertambah. 3.2. Susunan Umur Penduduk Susunan umur penduduk hasil proyeksi menunjukkan pola yang sama. Asumsi tentang penurunan tingkat kelahiran dan kematian Panduduk Papua sangat mempengaruhi susunan umur penduduk. Proporsi anak anak berumur 0-14 tahun turun dari 33,5 persen pada tahun 2010 menjadi 23,8 persen pada tahun 2035.
  • 19. Proyeksi Penduduk 13 Dalam kurun waktu yang sama, mereka yang dalam usia kerja, 15- 64 tahun meningkat dari 65,0 persen menjadi 70,3 persen dan mereka yang berusia 65 tahun ke atas naik dari 1,5 persen menjadi 5,9 persen. Perubahan susunan ini mengakibatkan beban ketergantungan (dependency ratio) turun dari 53,8 persen pada tahun 2010 menjadi 42,2 persen pada tahun 2035. Menurunnya rasio beban ketergantungan menunjukkan berkurangnya beban ekonomi bagi penduduk umur produktif (usia kerja) yang menanggung penduduk umur tidak produktif. 3.3. Angka Harapan Hidup Rata-rata Angka Harapan Hidup pada saat lahir (e0) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Dengan asumsi kecenderungan IMR menurun serta perubahan susunan umur, maka harapan hidup penduduk Papua (laki-laki dan perempuan) naik dari 64,3 tahun pada periode 2010-2015 menjadi 66,9 tahun pada periode 2030-2035.
  • 20. Proyeksi Penduduk 14 BAB IV PENUTUP Proyeksi penduduk yang disajikan dalam publikasi ini dimaksudkan untuk mengisi kebutuhan data kependudukan di masa mendatang, yang utamanya untuk dasar perencanaan pembangunan nasional, regional dan daerah jangka panjang. Besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk hasil proyeksi ini sangat tergantung dari asumsi-asumsi yang digunakan, sehingga angka-angka tersebut bukan merupakan angka yang mutlak akan tercapai, tetapi lebih merupakan pedoman tentang apa yang terjadi jika asumsi-asumsi yang digunakan terpenuhi. Proyeksi penduduk yang disajikan dalam publikasi ini adalah cuplikan hasil perhitungan Publikasi Proyeksi Penduduk Tingkat Nasional yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI, Badan Pusat Statistik Pusat serta United Nations Population Fund pada Tahun 2013.
  • 21. Proyeksi Penduduk 15 DAFTAR BACAAN BKKBN, Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana, Direktorat Tehnologi dan Dokumentasi, Jakarta, 2011. BKKBN, Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2010-2012, Direktorat Pelaporan dan Statistik, Jakarta, 2012. BAPPENAS, BPS, UNFPA, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 – 2035, kementerian PPN/BAPENNAS, BPS, UNFPA, Jakarta, 2013. BKKBN, Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013, Direktorat Pelaporan dan Statistik, Jakarta, 2014.