SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 53
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 II
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................... i i
DAFTAR TABEL...................................................................... i i i
DAFTAR GAMBAR.................................................................. i i i
DAFTAR DIAGRAM ................................................................ v
DAFTAR GRAFIK.................................................................... v i
BAB I PENDAHULUAN...................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................... 3
1.3. Kerangka Pikir ........................................................ 3
1.4. Sumber Data.......................................................... 4
1.5. Landasan Hukum.................................................... 4
1.6. Konsep dan Definisi ................................................ 4
BAB II DINAMIKA PENDUDUK ..……………………………………… 9
2.1. Kuantitas Penduduk ................................................ 9
2.1.1. Jumlah & Laju Pertumbuhan Penduduk ............. 9
2.1.2. Perubahan Struktur Umur & Jenis Kelamin......... 10
2.1.3. Persebaran Penduduk....................................... 13
2.2.Fertilitas & Faktor yang Mempengaruhinya ............... 15
2.2.1. Kecenderungan dan Pola Fertilitas..................... 15
2.2.2. Pola Perkawinan............................................... 16
2.2.3. Kesertaan ber-KB ............................................. 18
2.2.3.1. Pasangan Usia Subur................................... 18
2.2.3.2. CPR & Mix Kontrasepsi ................................ 18
2.2.3.3. Kebutuhan Pelayanan Kontrasepsi................ 21
2.3. Mortalitas & Faktor Yang Mempengaruhi .................. 22
2.3.1. Kecenderungan dan Pola Mortalitas .................... 22
2.3.2. Penyebab Kematian........................................... 23
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 III
2.4. Migrasi .................................................................. 24
2.4.1. Migrasi Risen.................................................... 24
2.4.2. Migrasi Seumur Hidup....................................... 25
BAB III PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN 26
3.1. Pencapaian Pembangunan Manusia ........................ 26
3.2. Pembangunan Gender............................................. 26
3.3. Penduduk Rentan ............................................... 27
3.4. Ketersediaan Pelayanan .......................................... 28
3.4.1. Kesehatan ..................................................... 28
3.4.2. Pelayanan Pendidikan ..................................... 30
3.5. Pendidikan ............................................................ 32
3.5.1. Angka Melek Huruf ........................................... 32
3.5.2. Penduduk Menurut Ijazah yang dimiliki.............. 33
3.5.3. Angka Partisipasi Sekolah................................... 34
3.5.4. Angka Partisipasi Murni...................................... 34
3.6. Ketenagakerjaan..................................................... 35
3.7. Pertanian Pangan ................................................... 37
3.7.1. Produktivitas Pertanian ..................................... 37
3.7.2. Produktivitas Perikanan..................................... 38
3.7.3. Produktivitas Perkebunan.................................. 39
3.7.4. Produktivitas Peternakan................................... 40
BAB IV PENUTUP .................................................................. 41
BAHAN PUSTAKA .................................................................. 42
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 IV
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Proyeksi Jumlah Kelompok Umur ......................... 11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Penduduk & Tren LPP Papua 2010 ................... 10
Gambar 2. Persebaran Penduduk Papua 2010 .................... 13
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 1. Rasio Ketergantungan Papua 2010 .................. 11
Diagram 2. Rasio Jenis Kelamin Papua 2010 ...................... 12
Diagram 3. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan ..... 14
Diagram 4. Kepadatan Penduduk Papua 2010 .................... 14
Diagram 5. Estimasi Angka Kelahiran Kasar........................ 15
Diagram 6. Total Fertilitas Papua 2007 – 2012 ................... 16
Diagram 7. Umur Kawin Pertama Perempuan 2013............. 16
Diagram 8. Median Usia Kawin Pertama 2013..................... 17
Diagram 9. Jumlah PUS Papua 2010 – 2013....................... 18
Diagram 10. Distribusi Persentase Wanita Usia Subur Menurut alat KB
......................................................... 18
Diagram 11. Distribusi Persentase Wanita Usia Subur menurut
metode kontrasepsi 2013 ............................... 19
Diagram 12. Distribusi Persentase Peserta KB menurut tempat
& cara memperoleh pelayanan KB 2013. ......... 20
Diagram 13. Distribusi Persentase Wanita PUS menurut unmeet
need papua 2013........................................... 21
Diagram 14. Angka Kematian Anak per 1000 kelahiran hidup 22
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 V
Diagram 15. Jenis Penyakit dan Penyebab Kematian Papua
tahun 2012 ................................................... 23
Diagram 16. Migrasi Risen Papua 2010 .............................. 24
Diagram 17. Migrasi Seumur Hidup Papua 2010 ................. 25
Diagram 18. Penduduk Rentan Karena Kesulitan Fungsional 27
Diagram 19. Rasio SDM Kesehatan per 100.000 penduduk 2011 28
Diagram 20. Jumlah Sarana Layanan Kesehatan Papua 2011 29
Diagram 21. Jumlah Klinik Pelayanan KB Papua 2013 ......... 29
Diagram 22. Jumlah Sarana Pendidkan Papua 2011 & 2012 30
Diagram 23. Jumlah Tenaga Guru Papua 2011 & 2012 ....... 31
Diagram 24. Angka Melek Huruf Papua 2010 – 2012 .......... 32
Diagram 25. Penduduk Menurut Ijazah yang dimiliki........... 33
Diagram 26. Angka Partisipasi Sekolah Papua 2012 ............ 34
Diagram 27. Angka Partisipasi Murni Papua 2012 ............... 34
Diagram 28. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 2012 ......... 35
Diagram 29. Tingkat Pengangguran Terbuka 2012 ............. 36
Diagram 30. Produktivitas & Produksi Padi Papua 2012....... 37
Diagram 31. Produktivitas & Produksi Jagung Papua 2012 .. 37
Diagram 32. Produktivitas & Produksi Kedelai Papua 2012 .. 38
Diagram 33. Produktivitas Perikanan Papua 2012 .............. 38
Diagram 34. Produktivitas Perkebunan Papua 2012 ........... 39
Diagram 35. Produktivitas Peternakan Papua 2012 ............. 40
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Penduduk dan tren LPP 2010 ............................. 9
Grafik 2. Angka Kematian bayi per 1000 kelahiran Hidup ... 22
Grafik 3. Angka harapan Hidup Papua............................... 23
Grafik 4. IPM Papua 2005 – 2012 .................................... 26
Grafik 5. IPG Papua 2005 – 2011 .................................... 26
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 1
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Adanya UU No. 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan telah memperkokoh upaya pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana dalam mendukung pembangunan
nasional jangka panjang menuju penduduk tumbuh seimbang 2015 dan
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Undang-undang No. 52
Tahun 2009 juga memberikan gambaran bahwa aspek-aspek kependudukan
secara fungsional membentuk satu kesatuan ekosistem. Dengan demikian
arah kebijakan pemerintah dalam menyelenggarakan pembangunan
senantiasa memperhatikan aspek kependudukan atau sering dikenal dengan
sebutan ”pembangunan berwawasan kependudukan dan berkelanjutan”, yang
mana kebijakan ini perlu didukung dengan kebijakan yang menyangkut
pengendalian penduduk.
Pada saat ini diharapkan terjadi pergeseran paradigma yang
mengedepankan pola pembangunan yang berwawasan kependudukan.
Pembangunan yang demikian mengandung dua makna, pertama:
pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang
ada; kedua: pembangunan sumber daya manusia, yaitu pembangunan
yang lebih menekankan kualitas sumber daya manusia dibandingkan
peningkatan infrastruktur semata. Kedepan perencanaan pembangunan
maupun implementasinya tidak dapat lagi mengabaikan peran penduduk
sebagai objek maupun subjek atau agen pembangunan.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala
bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan
kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan
dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa.
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 2
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Undang-undang no. 52 tahun 2009 memberi tanggungjawab
pengendalian penduduk kepada BKKBN, dengan menetapkan visi “Penduduk
Tumbuh Seimbang Tahun 2015”. Visi tersebut mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Kondisi
penduduk tumbuh seimbang ditandai dengan angka fertilitas total (TFR)
sebesar 2,1 anak per wanita atau angka reproduksi neto (NRR) sebesar 1. Misi
dari BKKBN adalah mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan
dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Visi dan misi tersebut akan
diwujudkan melalui pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka
kematian, pengarahan mobilitas penduduk, serta pengembangan kualitas
penduduk pada seluruh dimensinya. Upaya ini merupakan bagian dari upaya
mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dalam UU No. 52 Tahun 2009
diatur pula kewenangan dan tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota untuk
mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas.
Sejalan dengan paradigma pembangunan berkelanjutan, perencanaan
pembangunan harus disusun berdasarkan data dan informasi kependudukan.
Perencanaan pembangunan berbasis data kependudukan merupakan strategi
yang penting dalam rangka meningkatkan relevansi, efektivitas serta efisiensi
kebijakan dan program pembangunan di Indonesia.
Penggunaan data yang akurat dalam proses perencanaan telah diatur
dalam peraturan perundangan. Pada Pasal 31 UU No. 25/2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional diatur bahwa “Perencanaan
pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan”. Ketentuan tersebut ditekankan kembali pada Pasal
152 UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah yang menyebutkan
“Perencanaan pembangunanan daerah didasarkan pada data dan informasi
yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Secara rinci, pada Pasal 49 UU
No. 52/2009 diatur bahwa: 1) “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai
kependudukan dan keluarga”; 2) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui sensus, survei, dan pendataan keluarga; dan 3) Data dan
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 3
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
informasi kependudukan dan keluarga wajib digunakan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan, dan
pembangunan.
1.2. TUJUAN
Publikasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan informasi
tentang kondisi kependudukan di Provinsi Papua yang diamati dari berbagai
aspek, diantaranya: kesehatan, pendidikan, pertanian, ketenagakerjaan dan
Keluarga Berencana.
1.3. KERANGKA PIKIR
Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan
yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia
secara berkelanjutan, dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai
dengan kemampuan sumber alam yang menopangnya dalam suatu ruang
wilayah daratan, lautan, dan udara sebagai satu kesatuan. Dengan demikian,
pembangunan berkelanjutan tidak bisa dilepaskan dengan pemanfaatan ruang
wilayah beserta potensi sumber daya yang ada bagi tujuan pembangunan
manusia atau masyarakatnya itu sendiri. Agenda utama pembangunan
berkelanjutan adalah upaya untuk memadukan, mengintegrasikan, dan
memberi bobot yang sama bagi tiga pilar utama pembangunan, yaitu ekonomi,
sosial-budaya, dan lingkungan hidup. Penduduk merupakan titik sentral dalam
proses pembangunan berkelanjutan karena penduduk merupakan pelaku
sekaligus penerima manfaat pembangunan. Konsep ini diterjemahkan lebih
lanjut dalam konsep “pembangunan berwawasan kependudukan”.
Pembangunan berwawasan kependudukan, yaitu pembangunan yang
berpusat pada penduduk (people-centered development), adalah
pembangunan yang direncanakan dengan memperhatikan kondisi dan
dinamika penduduk. Semua perencanaan pembangunan harus ‘population
responsive’, yaitu memperhatikan dan mempertimbangkan data dan informasi
kependudukan secara lengkap, mulai dari jumlah, pertumbuhan, struktur umur,
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 4
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
persebaran, maupun kualitas penduduk. Di sisi lain, pemerintah juga harus
mampu merumuskan kebijakan pengelolaan kependudukan agar tercapai
kondisi kependudukan yang kita harapkan (population-influencing policies).
1.4. SUMBER DATA
Data yang digunakan untuk menyusun Profil Kependudukan di Papua
dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah dipublikasikan, seperti: Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia, Sensus Penduduk, Profil Kesehatan
Indonesia, Profil Anak Indonesia, Statistik Kesejahteraan Rakyat, Susenas, Mini
Survey, Provinsi Dalam Angka, Kabupaten Dalam Angka, Hasil Pendataan
Keluarga Sejahtera, Laporan Pelayanan Kontrasepsi. Disamping itu beberapa
data yang disajikan juga merupakan data yang diperoleh dari SKPD Mitra Kerja
baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota Terkait.
1.5. LANDASAN HUKUM
 Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
K ependudukan dan Pembangunan Keluarga;
 Perpres No. 62 tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional;
 Perka BKKBN No. 72 tahun 2011 tentang Struktur Kelembagaan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;
 Perka BKKBN No. 82 tahun 2011 tentang Struktur Kelembagaan
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Provinsi.
 Panduan Profil Kependudukan dan Pembangunan pada Tingkat Provinsi,
dari BKKBN.
1.6. KONSEP DAN DEFINISI
1. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang Asing yang bertempat
tinggal di Indonesia (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009);
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 5
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
2. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama
serta lingkungan penduduk setempat. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun
2009);
3. Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah
upaya terencana untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan
mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk.
(Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009);
4. Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan
dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan
dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan. (Undang-
Undang RI No. 52 Tahun 2009);
5. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan
nonfisik yang eliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
produktivitas,tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan,sebagai
ukuran dasar untuk mengembangkankemampuan dan menikmati
kehidupan sebagaimanusia yang bertakwa, berbudaya, berkepribadian,
berkebangsaan dan hidup layak. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009);
6. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009);
7. Pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
yang hidup dalam lingkungan yang sehat. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun
2009);
8. Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan,
dan bantuan sesuai dengan hakreproduksi untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009);
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 6
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
9. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan
perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung
jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (Undang-
Undang RI No. 52 Tahun 2009);
10. Kematian atau mortalitas menurut WHO adalah suatu peristiwa
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bias
terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Biro Pusat statistic);
11. Ratio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukan
perbandingan jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki-laki dan
penduduk perempuan disuatu daerah pada waktu tertentu;
12. Mobilitas penduduk permanen (migrasi) adalah perpindahan
penduduk dengan tujuan untuk nenetap dari suatu tempat ke tempat lain
melewati batas administrative (migrasi in-ternal) atau batas politik/negara
(migrasi internasional);
13. Mobilitas penduduk non permanen (circucaltion/sirkuler)
adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk tidak menetap dari
suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif . Mobilitas
penduduk non permanen dibagi menjadi dua yaitu ulang alik nglaju
(commuting) dan menginap/mondok.
14. Penduduk musiman merupakan salah satu jenis obilitas penduduk
non permanen yang bekerja tidak pada daerah domisilinya dan menetap
dalam kurun waktu lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu tahun dan
dilakukan secara berulang;
15. Mobilitas penduduk ulang-alik atau nglaju (commuting) adalah
gerak penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan dalam batas waktu
tertentu dan kembali ke daerah asal pada hari yang sama;
16. Migrasi kembali (return migration) adalah banyaknya penduduk
yang pada waktu diada-kan pendataan bertempat tinggal di daerah yang
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 7
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
sama dengan tempat lahir dan pernah ber-tempat tinggal di daerah yang
berbeda;
17. Migrasi semasa hidup (life time migration) adalah bentuk migrasi
dimana pada waktu diadakan pendataan tempat tinggal sekarang berbeda
dengan tempat kelahirannya;
18. Migrasi risen (rencent migration) adalah bentuk migrasi melewati
batas wilayah administratsi (desa/kec/kab/provinsi) dimana pada waktu
diadakan pendataan bertempat tinggal d idaerah yang berbeda dengan
tempat tinggal lima tahun yang lalu.
19. Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya konsentrasi penduduk
di perkotaan dan atau proses perubahan suatu daerah perdesaan menjadi
perkiraan, balk secara fisik maupun ukuran-ukuran spasial dan/atau
bertambahnya fasilitas perkotaan, serta lembaga-lembaga sosial, maupun
perilaku masyarakatnya.
20. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun sampai
dengan 64 tahun.
21. Angka Partisipasi Angkatan Kerja adalah proporsi angkatan kerja
terhadap penduduk usia kerja.
22. Pengangguran adalah Orang yang termasuk angkatan kerja, namun
pada saat pendataan/ survey atau sensus tidak berkerja dan sedang
mei;cari kerja.
23. Angka Pengangguran adalah proporsi jumlah pengangguran
terhadap angkatan kerja.
24. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun kebawah dan
penduduk berusia 64 tahun keatas.
25. Lahir hidup adalah suatu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan
lamanya didalam kan-dungan, dimana si bayi menunjukan tanda-tanda
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 8
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
kehidupan pada saat dilahirkan, misatnya ada nafas, ada denyut jantung
atau denyut tali pusar atau gerakan otot .
26. Lahir mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur
paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukan tanda-tanda kehidupan pada
saat ditahirkan.
27. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata
banyaknya anak yang akan dimiliki oleh seorang vvanita pada masa
reproduksinya jika is mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung,
28. Angka Kematian Bayi Baru Lahir adalah banyaknya kematian baru
lahir, usia ku-rang dari satu bulan (0-28) hari pada suatu periode per 1.000
kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.
29. Angka Kematian Bayi Lepas Baru Lahir adalah Banyaknya kematian
bayi lepas baru lahir (usia 1- 11 bulan) pada suatu periode per 1.000
kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.
30. Angka Kematian Bayi/IMR adalah banyaknya kematian bayi usia
kurang dari satu tahun (9-11 butan) pada suatu periode per 1.000 kelahiran
hidup pada pertengahan perode yang sama.
31. Angka Kematian , Ibu/MMR adalah banyaknya kematian ibu pada
waktu hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan per 100.000
kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan tempat kelahiran yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya.
32. Angka Kematian Kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi pada
suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 9
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
BAB 2
DINAMIKA PENDUDUK
2.1 Kuantitas Penduduk
2.1.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh tiga komponen demografi yaitu
fertilitas, mortalitas dan migrasi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Provinsi Papua
pada tahun 1971, 1980, 1990, 2000 dan tahun 2010 jumlah penduduk berturut-
turut sebagai berikut: 923.400 jiwa, 1.173.875 jiwa, 1.648.708 jiwa, 2.233.530 jiwa
dan 2.833.381 jiwa.
Grafik 1. Penduduk dan tren laju pertumbuhan penduduk 29 Kab/Kota di Prov Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Grafik 1 menunjukan distribusi penduduk di provinsi Papua berdasarkan
kab/kota. Dari grafik di atas terlihat Kota Jayapura adalah kota dengan jumlah
penduduk terbanyak, yaitu 256.705 jiwa, sedangkan kab/kota yang mempunyai
jumlah penduduk paling sedikit adalah Kabupaten Supiori dengan jumlah penduduk
15.874 jiwa.
Jika dilihat dari laju pertumbuhan penduduk (LPP), 3 kab/kota yang memiliki
LPP paling besar adalah Tolikara (12,59), Intan Jaya (10,19), dan Paniai (10,05).
195.716
196.085
111.943
129.893
82.951
126.798
153.432
101.148
182.001
55.784
81.65876.577
164.512
65.434
114.427
32.971
48.536
24.639
15.87418.365
79.053
148.522
39.537
50.763
93.218
84.230
40.490
62.119
256.705
3,80
8,97
2,69
3,313,52
2,68
10,05
7,00
6,11
6,97
3,343,243,47
2,48
12,59
3,87
3,393,81
2,72
3,92
9,479,03
8,168,57
7,06
3,46
10,19
9,57
3,29
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
Jumlah Penduduk LPP
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 10
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Sedangkan kabupaten/kota lainnya angka pertumbuhan penduudk kurang dari 10
persen dan sedangkan Pegunungan Bintang adalah kab/kota dengan LPP terendah
yaitu 2,48.
2.1.2 Perubahan struktur umur dan jenis kelamin penduduk
 Piramida Penduduk
Gambar 1 menggambarkan komposisi penduduk menurut kelompok
umur di Provinsi Papua. Terlihat jumlah penduduk di kelompok umur produktif
mendominasi, namun penduduk di bawah 14 tahun memiliki jumlah yang tidak
kalah banyaknya.
Gambar 1. Penduduk dan tren laju pertumbuhan penduduk 29 Kab/Kota di Prov Papua
tahun 2010
Sumber data : Proyeksi Penduduk Indonesia 2010- 2035
Terlihat jumlah penduduk di kelompok umur 0-4 tahun (11,06 persen)
lebih rendah dibanding kelompok umur 5 – 9 tahun (12,6 persen) ini
memberikan gambaran adanya penurunan jumlah kelahiran atau pertambahan
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 11
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
alami. Jumlah penduduk sebagian besar usia produktif (63,95 persen) dan
sebagian besar pada umur 25 – 29 tahun yang memberikan gambaran adanya
pengaruh migrasi masuk, dan usia reproduktif 15 – 49 tahun (59,64 persen).
Karena sebagian besar penduduk Provinsi Papua sebagian besar pada
kelompok umur muda maka piramida penduduk termasuk kategori expansive.
 Kelompok Umur
Salah satu sumber data kependudukan yang paling lengkap adalah dari
sensus penduudk. Tetapi masalahnya sensus penduduk di Indonesia hanya
dilaksanakan setiap 10 tahun sekali, sehingga tidak dapat memenuhi data
mendesak untuk keperluan perencanaan pembangunan. Untuk perencanaan
pembangunan diperlukan data jumlah penduduk, jumlah penduduk menurut
komposisi umur dan jenis kelamin, maupun karakteristik sosial ekonomi lainnya
pada saat sekarang maupun yang akan datang.
Tabel 1. Proyeksi Jumlah kelompok umur produktif, kelompok umur lansia, dan kelompok umur
anak Prov. Papua tahun 2010, 2015, 2020, 2025,2030
Tahun Jumlah kelompok
umur produktif
(15-64)
Jumlah
kelompok
umur lansia
(65+)
Jumlah kelompok
umur anak (0-14)
2010 1.812.372 27.190 993.819
2015 2.134.900 47.200 967.300
2020 2.389.800 65.000 980.600
2025 2.608.300 102.400 991.000
2030 2.781.300 164.000 994.100
Sumber data : SP 2010 dan Proyeksi Bappenas 2010-2035
Tabel 1 menunjukkan proyeksi jumlah penduduk di Provinsi Papua yang
disusun mulai tahun 2010 yang merupakan hasil Sensus Penduduk 2010.
Sampai tahun 2030 nanti, Provinsi Papua diproyeksikan akan memiliki jumlah
penduduk 3.939.400 jiwa, yang terdiri dari umur 0 – 14 tahun tidak produktif
muda 994.100 jiwa ( 25,24 persen ), umur 15 – 64 tahun sebagai usia
produktif 2.781.300 jiwa (70,60 persen), umur 65 tahun ke atas sebagai usia
tidak produktif tua 164.000 jiwa (4,16 persen).
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 12
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
 Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan merupakan angka yang menyatakan perbandingan
antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65
tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (15-64
tahun).
P0-14 + 65+
Rumus: x k
P15-64
Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator ekonomi dari suatu
negara atau suatu daerah apakah sudah tergolong maju atau bukan.
Diagram 1. Rasio Ketergantungan 29 Kab/Kota di Prov Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Diagram 1 menunjukkan bahwa rasio ketergantungan Provinsi Papua
tahun 2010 sebesar 59,97. Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif
harus menanggung 59,97 orang yang tidak produktif. Rasio ketergantungan
Membramo Raya adalah yang tertinggi di Provinsi Papua, yaitu 80,12.
Sedangkan Puncak Jaya merupakan kabupaten yang memiliki rasio
ketergantungan terkecil (44,49), disusul Kota Jayapura dengan rasio
ketergantungan 44,89. Semakin rendah angka ketergantungan semakin baik
karena penduduk yang menjadi beban tanggungan kecil (lihat diagram1).
56,87
45,73
55,66
51,92
67,06
64,01
55,94
44,49
49,67
59,73
75,10
75,66
59,26
60,51
56,81
57,00
54,59
65,06
80,32
80,12
70,12
58,70
58,73
51,26
58,16
65,34
55,48
61,17
44,89
59,97
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
PAPUA
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 13
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
 Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-
laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu negara atau daerah
dalam waktu tertentu. Dalam perhitungan rasio jenis kelamin dinyatakan
banyaknya penduduk laki-laki per 100 jumlah penduduk perempuan. Besar
kecilnya rasio jenis kelamin dipengaruhi oleh rasio jenis kelamin waktu lahir
(sex ratio at birth), pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan,
dan pola migrasi antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan.
Diagram 2. Rasio jenis kelamin (sex ratio) 29 Kab/Kota di Prov Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Diagram 2 menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki di semua
kab/kota di Provinsi Papua lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan, hal
ini dibuktikan dengan setiap kab/kota memiliki rasio seks di atas 100.
Dari 29 kabupaten/kota, Kabupaten Mimika merupakan kabupaten
dengan rasio seks terbesar, yaitu 130. Sedangkan Kabupaten Dogiyai adalah
kabupaten dengan rasio seks terkecil, yaitu 102.
111
107
114
115
107
107
110
118
130
120
110
111
112
117
117
124
121
114
111113
120
116
117
113
112
102
105
109
114
113
0
20
40
60
80
100
120
140
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
PAPUA
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 14
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
2.1.3 Persebaran Penduduk
 Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk adalah suatu kondisi sebaran penduduk secara
keruangan. Jumlah penduduk Provinsi Papua 2.833.381 jiwa pada tahun 2010,
tersebar di 29 kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut sebagian besar bertempat
tinggal di Kota Jayapura 256.705 jiwa (9,06 persen), kemudian disusul
Kabupaten Jayawijaya 196.085 jiwa (6,92 persen), Kabupaten Merauke
195.716 jiwa (6,91 persen), dan kabupaten lainnya jumlahnya lebih sedikit.
Kabupaten yang jumlah penduduknya paling sedikit kabupaten Supiori yaitu
15.874 jiwa (0,56 persen) dari jumlah penduduk Provinsi Papua, untuk leboih
jelasnya persebaran penduduk menurut kabupaten/kota di Provinsi Papua.
Gambar 2. Persebaran Penduduk di Prov. Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Dari diagram pie di atas dapat dilihat persentase persebaran penduduk
di Provinsi Papua. 7% penduduk Provinsi Papua bertempat tinggal di Kota
Jayapura yang merupakan persentase terbesar persebaran penduduk di
Provinsi Papua, sedangkan Intan Jaya, Membramo Tengah, Membramo Raya,
Supiori, Waropen, dan Sarmi adalah kabupaten dengan persentase persebaran
penduduk terkecil di Provinsi Papua, yaitu 1%.
Merauke
7% Jayawijaya
7%
Jayapura
4%
Nabire
5%
Kep. Yapen Waropen
3%
Biak Numfor
4%
Paniai
5%
Puncak Jaya
4%
Mimika
6%Boven Digoel
2%
Mappi
3%
Asmat
3%
Yahukimo
6%
Pegunungan
Bintang
2%
Tolikara
4%
Sarmi
1%
Keerom
2%
Waropen
1%
Supriori
1%
Memberamo Raya
1%
Nduga
3%
Lanny Jaya
5%
Memberamo Tengah
1%
Yalimo
2%
Puncak
3%
Dogiyai
3%
Intan Jaya
1%
Deiyai
2%
Kota Jayapura
9%
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 15
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
 Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan
Diagram 3. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan 29 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Kota Jayapura memiliki penduduk perkotaan terbesar di Provinsi Papua,
yaitu 233.859 jiwa, sedangkan penduduk perdesaannya hanya 22.846 jiwa. Hal
ini berbanding terbalik dengan Kabupaten Yahukimo yang memiliki penduduk
perdesaan terbanyak, yaitu 160.829 jiwa, sedangkan penduduk perkotaannya
hanya 3.688 jiwa.
 Kepadatan Penduduk
Diagram 4. Kepadatan Penduduk di Prov. Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
86.782
39.446
48.887
61.696
37.512
58.700
0 0
123.425
12.592
9.136
12.095
3.683 0 0 6.354 0 1.048414 0 0 0 0 0 0 0 0 0
233.859
108.934
156.639
63.056
68.197
45.439
68.098
153.432
101.148
58.576
43.192
72.522
64.482
160.829
65.434
114.427
26.617
48.536
23.591
15.460
18.365
79.053
148.522
39.537
50.763
93.218
84.230
40.490
62.119
22.846
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
KepulauanYapen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supiori
MamberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MamberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
Perkotaan Perdesaan
4
28
10 12
40 49
24 20
8 2 3 2 10 4
20
2 6 2
23
1
36
66
31 41
12 20 10
116
274
0
50
100
150
200
250
300
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 16
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk per satuan luas wilayah.
Banyaknya jumlah penduduk yang dibagi luas wilayah diperoleh angka
kepadatan penduduk kasar. Tabel 6 menunjukkan Kota Jayapura merupakan
jumlah penduduk terbanyak di antara 29 kabupaten/kota, Kota Jayapura juga
merupakan kota terpadat di Provinsi Papua, yaitu 274 jiwa /km2
, kemudian
Kabupaten Deiyai 116 jiwa/Km2
, Kabuapten Lany Jaya 66 jiwa per Km2
,
sedangkan kabupaten yany lainnya kepadatan penduduknya lebih kecil. Dari
29 kabupaten/kota yang kepadatan penduduknya paling jarang adalah
Kabupaten Membramo Raya l yaitu 1 jiwa /km2
(lebih jelas lihat diagram 4).
2.2 Fertilitas dan Faktor yang Mempengaruhi
2.2.1 Kecenderungan dan Pola Fertilitas
 Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar adalah banyaknya kelahiran hidup pada suatu
tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Lahir hidup
menurut UN dan WHO , adalah suatu kelahiran seorang bayi tampa
memperhitungkan lamanya dalam kandungan, dimana sibayi menunjukkan
tanda-tanda kehidupan , misal: bernafas, ada denyut jantung, denyut tali pusat
atau gerakan-gerakan otot.
Diagram 5. Estimasi Angka Kelahiran Kasar (CBR) 29 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
22,33
12,43
22,72
18,89
21,36
22,60
9,82
8,00
23,94
29,26
26,37
32,47
9,00
13,18
11,40
24,21
22,47
20,57
28,28
26,97
21,47
11,42
11,63
10,42
15,13
23,23
12,99
16,14
20,94
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 17
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Diagram 5 menunjukkan estimasi Angka Kelahiran Kasar (CBR),
Kabupaten Asmat adalah kabupaten dengan CBR terbesar yaitu 32,47
kemudian Kabupaten Boven Digoel angak CBR 29,6, Kabupaten Supiori CBR
28,8, sedangkan kabupaten/kota lainnya lebih kecil. Kabupaten Puncak Jaya
adalah kabupaten dengan CBR terkecil (8,00). Angka kelahiran kasar (CBR)
Papua sebesar 18,06.
 Total Fertilitas
Tingkat Fertilitas Total didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-
laki dan perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa
reproduksinya dengan catatan: 1) tidak ada seorang perempuan yang
meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya; 2) tingkat fertilitas
menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu (Ida Bagoes Mantra,
2003).
Diagram 6. Total Fertilitas Prov. Papua tahun 2007 & 2012
Sumber data : SDKI 2007 dan 2012
Seperti kita ketahui, fertilitas merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah. Berdasarkan data
SDKI tahun 2007 dan 2012, angka total fertility rate (TFR) di Provinsi Papua
naik 0,1 dari 3,4 menjadi 3,5. Ini artinya pada tahun 2007 setiap wanita di
Papua rata-rata akan mempunyai anak sebanyak 2,9 orang diakhir masa
2,9
3,5
2
2,2
2,4
2,6
2,8
3
3,2
3,4
3,6
2007 2012
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 18
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
reproduksinya, dan pada tahun 2012 setiap wanita di Papua rata-rata akan
mempunyai anak 3,5 orang diakhir masa reproduksinya.
2.2.2 Pola Perkawinan
 Umur Kawin Pertama Perempuan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah
satu indikator sosial demografi yang penting adalah umur kawin pertama,
karena umur kawin pertama berkaitan dengan permulaan wanita “kumpul”
pertama yang memungkinkan wanita berisiko untuk menjadi hamil. Umumnya
wanita yang menikah pada usia muda mempunyai waktu yang lebih panjang
berisiko untuk hamil. Oleh karena itu pada masyarakat yang kebanyakan
wanitanya melakukan perkawinan pertama pada umur muda, angka
kelahirannya juga lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang
wanitanya melakukan perkawinan pertama kali pada usia lebih tua.
Diagram 7. Umur Kawin Pertama Perempuan tahun 2013
Sumber data : Mini survey 2013
Diagram di atas menunjukan rata-rata umur kawin pertama perempuan
29 kab/kota di Provinsi Papua tahun 2013 berdasarkan Mini Survey yang
dilakukan BKKBN tahun 2013. Kabupaten Pegunungan Bintang adalah
kabupaten dengan usia kawin pertama perempuan terendah yaitu 16,5 tahun.
19,50
22,70
20,30 19,80
20,80 20,70 21,30
20,20
16,50
20,70
19,70
21,10 21,60 21,10
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 19
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Sedangkan kab/kota yang memiliki rata-rata umur kawin pertama perempuan
sesuai anjuran BKKBN yaitu diatas 21 tahun untuk perempuan adalah Kab.
Jayapura (22,70 thn), Kab. Mimika (21,30 thn), Kab. Waropen (21,10 thn), Kab.
Supiori (21,60 thn), dan Kota Jayapura (21,10 thn).
 Median Usia Kawin Pertama
Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua
bagian dengan jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian
yang kedua lebih tua daripada median age. Guna umur median untuk
mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok umur tertentu.
Diagram 8. Median Usia Kawin Pertama 14 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2013
Sumber data : Mini survey 2013
Sama seperti di diagram sebelumnya, Kabupaten Pegunungan Bintang
adalah kebupaten dengan median usia kawin pertama terendah yaitu 16 thn.
Sedangkan Kabupaten Jayawijaya adalah kabupaten dengan median usia kawin
pertama tertinggi di Provinsi Papua, yaitu 22 tahun.
19
22
20
19
20 20 20
19
16
20 20 20
21 21
0
5
10
15
20
25
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 20
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
2.2.3 Kesertaan ber-KB
2.2.3.1 Pasangan usia subur
 Jumlah Pasangan Usia Subur
Diagram 9. Jumlah Pasangan Usia Subur 29 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2010, 2011, 2012, 2013
Sumber data : Profil Hasil Pendataan Keluarga 2010, 2011, 2012, 2013
Diagram 9 adalah perkembangan jumlah pasangan usia subur (PUS) di
29 kab/kota yang ada di Provinsi Papua.
2.2.3.2 Contraceptive Prevalence Rate dan mix kontrasepsi
 Distribusi Persentase Wanita Usia Subur Menurut Alat/Cara KB
Prevalensi kontrasepsi di definisikan proporsi wanita kawin umur 15 -
49 tahun yang memakai salah satu alat/cara KB. SDKI 2007 sebanyak 38
Persen wanita berstatus kawin
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
Jumlah PUS 2010 Jumlah PUS 2011 Jumlah PUS 2012 Jumlah PUS 2013
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 21
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Diagram 10. Distribusi Persentase Wanita Usia Subur Menurut Alat/Cara KB
Sumber data : Mini Survey 2013
Diagram 10 adalah distribusi persentase wanita usia subur menurut
alat/cara ber-KB. Jika dilihat dari diagram di atas perbedaan antara persentase
wanita PUS yang menggunakan cara modern maupun dengan semua cara
(termasuk tradisional) tidak memiliki perbedaan yang besar, bahkan di
beberapa kab/kota seperti Jayawijaya, Kab. Jayapura, Biak Numfor, Mimika,
Yahukimo, Peg. Bintang, Keerom, dan Waropen jumlah perbandingan yang
menggunakan cara modern dan semua cara adalah sama. Artinya adalah di
beberapa kab/kota tadi telah menggunakan cara modern sebagai metode
kontrasepsinya.
66,1
3,0
33,6
51,6
46,1 46,1
34,3 33,3
26,5
58,7
44,4
60,0
22,0
56,0
65,6
3,0
33,6
51,0
45,0 46,1
34,3 33,3
26,5
50,9 44,4
60,0
21,3
55,1
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
Semua Cara Semua Cara Modern
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 22
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
 Distribusi Persentase Wanita Usia Subur Menurut Metode
Kontrasepsi
Diagram 11. Distribusi Persentase Wanita Usia Subur menurut metode kontrasepsi 14 Kab/Kota di
Prov. Papua 2013
Sumber data : Mini Survey 2013
Dilihat dari diagram 11, penggunaan MKJP tertinggi ada di Kabupaten
Biak Numfor. Jika dilihat di lampiran tabel, maka penggunaan MKJP adalah
23,5% yang terdiri dari 0,3% IUD, 4,3% MOW, 2,8% MOP, 16,1% Implant.
Sedangkan Kabupaten Merauke adalah kabupaten dengan penggunaan non
MKJP terbesar yaitu 21,9%, yang terdiri dari 19,6 % PIL, 1,7% Kondom, 0,3%
Pantang Berkala, 0,3% Jamu. Penggunaan MKJP dapat menurunkan angka DO
peserta KB dan sebaliknya penggunaan non MJPK dapat meningkatkan risiko
DO peserta KB.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
MKJP IUD/ Spiral MOW MOP
Implat/ Susuk PIL Kondom MAL
Pantang Berkala Sanggama Terputus Jamu/ Pijat Lainnya
Tidak Pakai
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 23
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
 Distribusi Persentase Peserta KB Menurut Tempat dan Cara
Memperoleh Pelayanan KB
Diagram 12. Distribusi Persentase Peserta KB Menurut Tempat dan Cara Memperoleh Pelayanan KB
14 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2013
Sumber data : Mini Survey 2013
Diagram 12 menunjukan distribusi persentase peserta KB menurut
tempat dan cara memperoleh pelayanan KB di Provinsi Papua menurut Mini
Survey 2013. Kab. Jayawijaya dan Kab. Pegunungan Bintang memiliki
persentase 100% untuk pelayanan KB melalui jalur pemerintah dan gratis,
artinya semua pelayanan KB di kedua kabupaten tersebut dilayani oleh
pemerintah dan gratis. Sedangkan Kabupaten Yahukimo merupakan kabupaten
dengan pelayanan KB jalur swasta terbesar yaitu 46,2%.
0
20
40
60
80
100
120
Pemerintah Gratis Pemerintah Bayar Swasta Gratis Swasta Bayar Lainnya Gratis Lainnya Bayar
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 24
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
2.2.3.3 Kebutuhan Pelayanan Kontrasepsi Yang Tidak Terpenuhi
Kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi (unmet need)
didefinisikan sebagai persentase wanita kawin yang tidak ingin punya anak lagi
atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi. Wanita yang memerlukan KB dengan tujuan untuk “menjarangkan”
kelahiran mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan waktu itu,
wanita yang belum haid setelah melahirkan anak yang tidak diinginkan waktu
itu, dan wanita lain yang tidak sedang hamil atau belum haid setelah melahirkan
dan tidak memakai kontrasepsi tetapi ingin menunggu dua tahun atau lebih
sebelum kelahiran berikutnya. . Wanita yang memerlukan KB untuk “membatasi“
kelahiran mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan, wanita
yang belum haid dan yang sudah haid setelah melahirkan anak yang tidak
diinginkan, yang tidak memakai kontrasepsi lagi. Ukuran pelayanan KB yang
tidak terpenuhi, digunakan untuk menilai sejauh mana program KB telah dapat
memenuhi kebutuhan pelayanan. Wanita yang telah disterilisasi termasuk
kategori tidak ingin tambah anak lagi.
Diagram 13. Distribusi Persentase Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) Menurut Unmeet Need 14
Kab/Kota di Prov. Papua 2013
Sumber data : Mini Survey 2013
Diagram 13 menunjukan keinginan ber-KB tapi tidak mendapat
pelayanan (Unmeet Need) di 14 kabupaten/kota berdasarkan Mini Survey 2013.
Kabupaten Yahukimo merupakan kabupaten dengan persentase Unmeet Need
5,2
11 10,4
6,6
2,1
4 5,2
20,5
18,4
7,8
4,2 4
18
6,46,9
23,8
9,3
12,3
15,2
5,3
10,9
2,6
8,2
6,7
9,7
8
16
9,6
12,1
34,8
19,8 18,9
17,3
9,3
16,1
23,1
26,5
14,5 13,9
12
34
16
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Unmet Need Penjarangaan Unmet Need Pembatasan Unmet Need Total
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 25
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Penjarangan tertinggi, yaitu 20,5 %, Kabupaten Jayawijaya merupakan
kabupaten dengan persentase Unmeet Need Pembatasan tertinggi, yaitu 23,8
% dan juga merupakan kabupaten dengan Unmeet Need Total tertinggi, yaitu
34,8 %.
2.3 Mortalitas dan Faktor Yang Mempengaruhi
2.3.1 Kecenderungan dan Pola Mortalitas
 Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR)
Sejak lama, salah satu program kesehatan Indonesia difokuskan pada
penurunan angka kematian bayi dan anak yang masih tinggi. Angka kematian
bayi dan anak tidak hanya penting untuk mengevaluasi kemajuan program
kesehatan, tapi juga untuk memonitor situasi kependudukan terkini, dan juga
sebagai input dalam pembuatan proyeksi penduduk. Selain itu, angka kematian
bayi dan anak dapat juga dipakai untuk mengidentifikasi kelompok penduduk
yang mempunyai risiko kematian tinggi.
Grafik 2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Prov. Papua tahun 2002 & 2007
Sumber data : Profil Kesehatan Papua 2011
Grafik 2 menunjukan angka kematian bayi dari hasil SDKI tahun 2002
dan tahun 2007. Terlihat ada penurunan sebesar 15 dari tahun 2002 ke tahun
2007, yang semula 56 kematian / 1000 kelahiran, turun menjadi 41 kematian
/ 1000 kelahiran.
56
41
0
10
20
30
40
50
60
Tahun 2002 Tahun 2007
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 26
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
 Angka Kematian Anak
Diagram 14. Angka Kematian Anak per 1000 Kelahiran Hidup Prov. Papua Tahun 2012
Sumber data : SDKI 2012
Diagram 14 menunjukan jumlah kematian anak / 1000 kelahiran hidup.
Jika dilihat dari SDKI 2012 Provinsi Papua memiliki angka kematian anak
sebesar 64 kematian / 1000 kelahiran hidup.
 Angka Harapan Hidup
Grafik 3. Angka Harapan Hidup Prov. Papua tahun 2002, 2007, 2008,2009
Sumber data : Data BPS tahun 2010
Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi Papua terus mengalami
kenaikan dari tahun 2002, tahun 2007, tahun 2009 dan SP tahun 2010. AHH
di tahun 2002 adalah 65,2 tahun, kemudian tahun 2007 adalah 67,9 tahun,
64
0
10
20
30
40
50
60
70
65,2
67,9 68,1 68,2
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
Tahun 2002 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 27
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
tahun 2008 naik menjadi 68,1 tahun dan pada tahun 2010 naik lagi menjadi
68,2 tahun.
2.3.2 Penyebab Kematian
Diagram 15. Jenis Penyakit dan Penyebab Kematian Prov. Papua tahun 2012
Sumber data : Profil Kesehatan Provinsi Papua 2012
Menurut data dari Profil Kesehatan Provinsi Papua tahun 2012, terdapat
63.956 penderita Diare, 291 penderita Campak, 1174 penderita DBD sepanjang
tahun 2012. Sedangkan 9 orang meninggal karena Campak dan 8 orang
meninggal karena DBD.
2.4 Migrasi
Menurut Everett S. Lee (1976) proses migrasi dipengaruhi oleh 4 faktor untuk
mengambil keputusan melakukan migrasi:
1. Faktor yang terdapat di daerah asal.
2. Faktor yang terdapat di daerah tujuan
3. Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
4. Faktor-faktor pribadi.
Migrasi yang dibahas pada profil ini hanya mengrasi risen dan migrasi semasa
hidup.
0 0
63956
0 0 0 291 9 0 0 0 0 1174 8 0 0
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
Pneumonia DiareTetanus NeonatorumCampak Difteri Flu Burung DBD Leptospirosis
PAPUA
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 28
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
2.4.1 Migrasi Risen
Diagram 16. Migrasi Risen 29 Kab/Kota di Provinsi Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Seseorang dimana provinsi tempat tinggal sekarang berbeda dengan
provinsi tempat tinggal 5 tahun yang lalu disebut migran risen (recent
migrant). Diagram 16 di atas menunjukan migran risen di Provinsi Papua
menurut Sensus Penduduk 2010. Migrasi risen terbanyak adalah Kota
Jayapura, yaitu 29.515 jiwa. Sedangkan migrasi risen paling sedikit ada di
Kabupaten Membramo Tengah, yaitu 249 jiwa.
162674
175119
89691
104680
68369
106018
124368
86656
131751
40930
6706061259
147803
55559
104056
24074
38693
163821268214298
71171
136614
35986
46171
78099
69910
35218
43092
198809
8602 4597 7875 9554 2891 4527
2081 5467
14175
5762 1912 2353
2208
852 858
4146 2988 1593 726
1204 596 324 249 840
4634 2882
338
1464
29515
850 411 934 736 931 322
12333
0
13143
919 225 177
1508
0 96 371
1046 3362 19
0 0 0 0 0 0 0 0
9128
1070
0
50000
100000
150000
200000
250000 Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
Total Non Migran Total Migran Total Tidak Dinyatakan
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 29
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
2.4.2 Migrasi Seumur Hidup
Seseorang yang dicacah di suatu provinsi yang bukan provinsi tempat
kelahiran disebut migran semasa hidup (lifetime migrant).
Diagram 17. Migrasi Seumur Hidup 29 Kab/Kota di Provinsi Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Migran semasa hidup hasil SP tahun 2010 di Papua sebanyak 21,2
persen dari jumlah penduduk Papua. Dari jumlah tersebut tersebar di 29
kabupaten/kota. Diagram 17 terlihat bahwa migrasi seumur hidup terbesar
ada di Kota Jayapura, yaitu 140.705 jiwa, Kabupaten Mimika adalah
kabupaten/kota kedua terbesar, yaitu 108.973 dan Kabupaten Merauke adalah
kabupaten/kota ketiga terbesar, yaitu 76.943. Sedangkan migrasi seumur
hidup terkecil ada pada Kabupaten Membramo Tengah.
118773
175804
76078
63450 66619
100699
147851
93763
73028
37727
74962
69722
161016
63097
113034
22487 22411 18958
13506 16892
78293
147898
39270
49866
87676 83512
40152
60128
116000
76943
20281
35865
66443
16332
26099
5581 7385
108973
18057
6696 6855 3496 2337 1393
10484
26125
5681 2368 1473 760 624 267 897 5542
718 338 1991
140705
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
180000
200000
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
Total Non Migran Total Migran Total Tidak Dinyatakan
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 30
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
BAB 3
PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN
Dalam pembangunan berwawasan kependudukan, penduduk memiliki
peran ganda yaitu pada satu sisi sebagai subyek atau pelaksana pembangunan dan
pada sisi lain penduduk sebagai obyek atau sasaran tujuan pembangunan itu
sendiri. Jadi jumlah penduduk yang besar sebenarnya merupakan potensi
pembangunan yang besar pula, namun tidak hanya jumlah penduduk yang besar
saja yang menentukan keberhasilan pembangunan itu, tetapi kualitas penduduk itu
sendiri. Pada bab ini akan dibahas tentang pencapaian pembangunan manusia,
pembangunan gender, penduduk rentan, ketersediaan pelayanan kesehatan dan
pelayanan pendidikan, pendidikan, ketenagakerjaan dan pertanian pangan.
3.1 Pencapaian Pembangunan Manusia
Grafik 4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prov. Papua tahun 2005 - 2012
Sumber data : Data BPS 2012
Tabel 8 menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Provinsi Papua terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, walaupun
demikian jika dibandingkan tingkat nasional, Provinsi Papua IPM tergolong
masih rendah dibandingkan provinsi-provinsi lain di Indonesia, hal ini karena
Papua menduduki nomor urutan 33. Pada tahun 2005 IPM Provinsi Papua ada
di angka 62,1, tujuh tahun kemudian mengalami kenaikan 3,76 menjadi 65,86.
62,1
62,75
63,41
64,00
64,53
64,94
65,36
65,86
60
61
62
63
64
65
66
67
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 31
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Dari 29 kabupaten/kota IPM tertinggi pada tahun 2012 adalah Kota Jayapura
yang telah mencapai 76,64, sedangkan IPM terendah Kabupaten Nduga 48,8
(lihat tabel 8 dan grafik 5).
3.2 Pembangunan Gender
Grafik 5. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Prov. Papua tahun 2005 – 2011
Sumber data : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Prov. Papua
Menurut data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Provinsi Papua, IPG di Provinsi Papua dari tahun 2005 terus mengalami
kenaikan hingga tahun 2011. Tahun 2005 IPG Provinsi Papua tercatat 58,6,
sedangkan pada tahun 2011 IPG Provinsi Papua naik hingga berada di angka
62,69.
3.3 Penduduk Rentan
Penduduk rentan adalah penduduk yang dalam berbagai matranya
tidak atau kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensinya
sebagai akibat dari keadaan fisik dan atau non fisiknya (Undangg-Undang ,
No 52 Tahun 2009). Penduduk rentan berdasarkan laporan BPS Provinsi Papua
tahun 2010 meliputi kesulitan melihat, kesulitan mendengar, kesulitan
berjalan/naik tangga, kesulitan mengingat/berkonsentrasi/berkomunikasi dan
kesulitan mengurus diri sendiri.
58,6
59,3
61,1
61,4
61,89 61,98
62,69
56
57
58
59
60
61
62
63
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 32
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Diagram 18. Penduduk Rentan Karena Kesulitan Fungsional di Provinsi Papua Tahun 2010
Sumber data : Data Pusat Statistik tahun 2012
Diagram 18 menunjukan data tentang penduduk rentan karena kesulitan
fungsional di Provinsi Papua. BPS Papua tahun 2012 mencatat 23.442
penduduk Provinsi Papua memiliki kesulitan fungsional melihat. Angka itu
adalah angka terbesar jika dibandingkan dengan jumlah penderita kesulitan
fungsional lainnya di Provinsi Papua.
3.4 Ketersediaan Pelayanan
3.4.1 Kesehatan
 Rasio SDM Kesehatan per 100.000 penduduk
Kesehatan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup
layak, produktif, serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya.
21496
1946
6588
1278
6591
1690
7009
1751
6888
1809
0
5000
10000
15000
20000
25000
Sedikit Parah Sedikit Parah Sedikit Parah Sedikit Parah Sedikit Parah
Berkomunikasi
Naik Tangga Berkosentrasi/ Diri Sendiri
Kesulitan Melihat Kesulitan Mendengar Kesulitan Berjalan
atau
Kesulitan Mengingat/ Kesulitan Mengurus
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 33
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Diagram 19. Rasio SDM Kesehatan per 100.000 penduduk di 29 Kab/Kota Prov Papua tahun 2011
Sumber data : Profil Kesehatan Provinsi Papua tahun 2011
Sehubungan tersebut sumberdaya manusia yang menagani kesehatan
sangat penting. Diagram 19 memberikan gambaran tentang rasio dokter
dengan penduduk dan rasio bidan dengan penduduk.Data di atas menunjukan
rasio SDM kesehatan per 100.000 penduduk di 29 kab/kota di Provinsi Papua.
Rasio dokter terbanyak ada di Kota Jayapura, rasio jumlah bidan terbanyak ada
di Kabupaten Merauke, sedangkan rasio bidan terbanyak ada di Kabupaten
Supiori. Jika dilihat dari jumlah total dokter, maka Kota Jayapura adalah kota
dengan jumlah dokter terbanyak jika dibandingkan dengan 29 kab/kota di
Provinsi Papua.
0
50
100
150
200
250
300
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
Jumlah Dokter Jumlah Bidan Rasio Dokter Rasio Bidan
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 34
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
 Jumlah Sarana Layanan Kesehatan
Diagram 20. Jumlah Sarana Layanan Kesehatan (Puskesmas & Rumah Sakit) di 29 Kab/Kota Prov.
Papua tahun 2011
Sumber data : Profil Kesehatan Provinsi Papua tahun 2011
Kabupaten Tolikara memiliki 27 puskesmas (8,08 persen) merupakan
kabupaten dengan jumlah puskesmas terbanyak , sedangkan Kota Jayapura
memiliki 7 rumah sakit (21,21 persen) merupakan kota dengan jumlah rumah
sakit terbanyak. Jika kita perhatikan tabel dan diagram batang tersebut,
terlihat masih banyak kab/kota di Provinsi Papua yang belum memiliki sarana
kesehatan rumah sakit.
 Jumlah Klinik Pelayanan KB
Diagram 21. Jumlah Klinik Pelayanan KB di 29 Kab/Kota Provinsi Papua Tahun 2013
17
12
17
20
10
17
14
8
13
17
11 11
18
15
27
6
8
10
5
8 8
10
4 5
8 8
6
9
12
4
2 1 1 1
3
1 2
4
1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7
0
5
10
15
20
25
30
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
Puskesmas Rumah Sakit
0
5
10
15
20
25
30
35
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
Klinik KB Pemerintah Klinik KB Swasta
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 35
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Sumber data : Laporan Pelayanan Kontrasepsi, BKKBN
Terlihat di diagram batang di atas bahwa klinik KB di Provinsi Papua
didominasi oleh klinik KB pemerintah. Kabupaten Biak Numfor adalah
kabupaten dengan klinik KB pemerintah terbanyak, sedangkan Kabupaten Biak
Numfor dan Kabupaten Mimika adalah dua kabupaten dengan jumlah klinik KB
swasta terbanyak.
3.4.2 Pelayanan Pendidikan
 Sarana Pendidikan
Diagram 22. Jumlah Sarana Pendidikan (Sekolah) di Provinsi Papua tahun 2011 & 2012
Sumber data : Data BPS, 2012
Diagram 22 menunjukan jumlah sarana pendidikan (sekolah) menurut
BPS tahun 2011 dan 2012. Jumlah TK di tahun 2012 mengalami penambahan
31 TK dari tahun sebelumnya, yaitu dengan jumlah 442, jumlah SD di tahun
2012 mengalami penambahan 45 SD dari tahun sebelumnya, yaitu 2179,
jumlah SMP di tahun 2012 mengalami penambahan16 SMP dari tahun
sebelumnya, yaitu 495. Berbeda dengan sarana pendidikan yang lain, Sekolah
Menengah Atas di Provinsi Papua mengalami penurunan jumlah dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Di tahun 2011 jumlah SMA sebanyak 170
sekolah,sedangkan di tahun 2012 jumlah SMA sebanyak 162.
411
2134
479
170
442
2179
495
162
0
500
1000
1500
2000
2500
Pertama Atas Pertama Atas
Dasar Menengah Menengah Dasar Menengah Menengah
TK Sekolah Sekolah Sekolah TK Sekolah Sekolah Sekolah
Jenis Sekolah 2010/2011 Jenis Sekolah 2012/2013
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 36
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
 Tenaga Pengajar
Diagram 23. Jumlah Tanaga Guru di Provinsi Papua Tahun 2011 & 2012
Sumber data : Data BPS 2012
Diagram 23 menunjukan jumlah tanaga pendidikan (guru) menurut BPS
tahun 2011 dan 2012. Jumlah guru TK di tahun 2012 mengalami penurunan
181 guru TK dari tahun sebelumnya, yaitu dengan jumlah 1221, jumlah guru
SD di tahun 2012 mengalami penurunan 241 guru SD dari tahun sebelumnya,
yaitu 12.665, jumlah guru SMP di tahun 2012 mengalami penambahan 88 guru
SMP dari tahun sebelumnya, yaitu 4429, dan guru Sekolah Menengah Atas di
Provinsi Papua mengalami penambahan jumlah dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Di tahun 2011 jumlah guru SMA sebanyak 2.387
sekolah,sedangkan di tahun 2012 jumlah SMA sebanyak 2651.
1221
12665
4429
2387
1040
12424
4517
2651
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Pertama Atas Pertama Atas
Dasar Menengah Menengah Dasar Menengah Menengah
TK Sekolah Sekolah Sekolah TK Sekolah Sekolah Sekolah
Jenis Sekolah 2010/2011 Jenis Sekolah 2012/2013
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 37
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
3.5 Pendidikan
3.5.1 Angka Melek Huruf
Diagram 24. Angka Melek Huruf di 29 Kab/Kota Provinsi Papua tahun 2010-2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pendidikan Prov. Papua tahun 2010, 2011 & 2012
Dilihat dari diagram batang 24 yang bersumber dari Buku Publikasi Dinas
Pendidikan secara keseluruhan angka melek huruf di 29 kab/kota di Provinsi
Papua mengalami kenaikan, namun ada beberapa kab/kota yang mengalami
penurunan angka melek huruf seperti Kabupaten Asmat, Kabupaten Peg.
Bintang, Kabupaten Nduga, Kabupaten Lanny Jaya, Membramo Tengah dan
Kabupaten Yalimo.
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
180.000
200.000
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 38
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
3.5.2 Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi
Yang Dimiliki
Diagram 25. Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi Yang Dimiliki di 29
Kab/Kota Prov. Papua Tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pendidikan Prov. Papua 2012
Data Dinas Pendidikan Provinsi Papua tahun 2012 di atas menunjukan
masih banyak penduduk di Provinsi Papua yang tidak memiliki ijazah.
Kabupaten Nduga adalah kabupaten dengan persentase terbanyak penduduk
yang tidak memiliki ijazah, yaitu 94,78 %. Sedangkan Kota Jayapura
merupakan kota dengan persentase penduduk dengan ijazah S1/S2/S3
terbanyak, yaitu 9,84 %.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
kotaJayapura
Tidak Mempunyai Ijazah SD/MI SLTP/MTs SMU/MA Diploma I-III Universitas/ S1-S3
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 39
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
3.5.3 Angka Partisipasi Sekolah
Diagram 26. Angka Partisipas Sekolah (APS) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pendidikan Prov. Papua tahun 2012
Data di atas menunjukan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di 29
kabupaten/kota di Provinsin Papua tahun 2012. Terlihat secara keseluruhan
angka partisipasi sekolah usia 7-12 dan usia 19-24 tinggi, sedangkan pada usia
13-15 dan 16-18 APS-nya relatif rendah.
3.5.4 Angka Partisipasi Murni
Diagram 27. Angka Partisipas Murni (APM) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pendidikan Prov. Papua tahun 2012
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
7 - 12 13-15 16-18 19-24
32.689
21.042
19.256
21.850
16.038
22.640
12.272
4.629
32.663
10.888
19.225
15.814
22.772
8.951
16.057
6.770
9.390
4.584
3.666
6.448
3.286
14.169
5.119
9.566
4.058
13.949
4.880
9.764
33.710
10.183
6.481
7.774
6.850
5.509
8.095
2.911
1.059
8.353
2.207
3.645
1.518
3.233
1.465
2.523 1.885 2.564
1.378 1.219 1.466
361
6.309
780
2.155
388
1.812
672
2.124
13.959
8.169
6.494 6.049
7.558
4.434
6.399
1.388 828
5.838
1.356 1.501
370 934 718 898 988 1.733
741 809 382 45
1.531
201 467 340 193 63 858
13.861
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
SD SMP SMU
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 40
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Data di atas adalah Angka Partisipasi Murni menurut Dinas Pendidikan
Provinsi Papua tahun 2012. Secara keseluruhan terlihat bahwa APM tertinggi
ada di jenjang Sekolah Dasar, sedangkan di jenjang SMP dan SMU mengalami
penurunan. Angka ini terkait dengan rata-rata lama sekolah di Provinsi Papua,
yaitu 6,69 tahun, artinya banyak anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan
setelah lulus dari Sekolah Dasar. Dengan demikian wajib belajar Sembilan
tahun di Papua masih belum bisa tercapai.
3.6 Ketenagakerjaan
Dalam istilah ketenagakerjaan penduduk dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu penduduk Usia Kerja dan Bukan Usia Kerja. Batasan penduduk usia kerja
berbeda-beda antara satu negara dengan negara lain, ada yang menggunakan
10 tahun keatas, 15 tahun ke atas, atau penduduk usia 15-64 tahun.
Konsep dan definisi yang digunakan BPS, maupun International Labor
Organization (ILO) dan sebagian besar negara lainnya, membatasi penduduk
usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Penduduk berusia
di bawah 15 tahun digolongkan sebagai penduduk bukan usia kerja.
 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Diagram 28. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Disnakerduk Prov. Papua 2013
13,08
16,84
6,43
8,41
4,56
7,10
14,20
7,39
10,12
3,36
6,01
5,43
14,86
0,00
8,99
2,34
2,95
1,080,79
1,38
6,84
13,70
3,70
4,87
6,33
6,99
2,49
5,58
14,24
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 41
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengindikasikan besarnya
penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. Data di atas
menunjukan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)di 29 kab/kota di Provinsi
Papua. Menurut data Disnakerduk Provinsi Papua tahun 2013, TPAK terbesar
ada di Kabupaten Jayawijaya, disusul Kabupaten Yahukimo (14,86) di urutan
kedua dan Kota Jayapura di urutan ketiga dengan TPAK 14,24.
 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Penganggur secara konsepsi merupakan bagian dari Angkatan Kerja,
dan Angkatan Kerja adalah bagian dari Penduduk Usia Kerja (15 tahun ke atas),
sehingga penganggur dikonsepsikan sebagai penduduk dengan usia minimal
15 tahun.
Diagram 29. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Disnakerduk Prov. Papua 2013
Berdasarkan data Disnakerduk Provinsi Papua tahun 2013, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Papua terbesar ada di Kota Jayapura,
yaitu 50,77, disusul Kabupaten Biak Numfor (22,16) di posisi kedua, dan
Kabupaten Mimika (20,06) di posisi ketiga.
19,25
8,19
14,6115,00
9,57
22,16
0,00
3,00
20,06
4,283,091,371,080,000,00
3,69
0,00
2,382,96
0,76
5,566,49
50,77
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 42
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
3.7 Pertanian Pangan
3.7.1 Produktivitas Pertanian
 Produktivitas dan Produksi Padi
Diagram 30. Produktivitas dan Produksi Padi di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012 (Ton/ha)
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pertanian tahun 2012
Dari 29 kab/kota di Provinsi Papua, hanya ada 9 kab/kota yang
memproduksi Padi menurut Dinas Pertanian Provinsi Papua tahun 2012, yaitu,
Merauke, Jayawijaya, Jayapura, Nabire, Mimika, Asmat, Sarmi, Keerom dan
Kota Jayapura.
 Produktivitas dan Produksi Jagung
Diagram 31. Produktivitas dan Produksi Jagung di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012
(Ton/ha)
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pertanian tahun 2012
37,3136,9937,4037,37
0,000,000,000,00
36,84
0,000,00
36,76
0,000,000,00
37,3437,20
0,000,000,000,000,000,000,000,000,000,000,00
37,54
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
18,2117,6317,5717,8217,72
19,07
18,1518,2818,93
20,72
17,83
16,52
18,0517,97
0
18,4418,07
16,61
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17,97
0
5
10
15
20
25
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
kotaJayapura
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 43
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Menurut data Dinas Pertanian tahun 2012, Boven Digoel merupakan
penghasil Jagung terbanyak yaitu 20,72 Ton/Ha.
 Produktivitas dan Produksi Kedelai
Diagram 32. Produktivitas dan Produksi Kedelai di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012
(Ton/ha)
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pertanian tahun 2012
Produktifitas Kedelai tertinggi di Provinsi Papua manurut data Dinas
Pertanian tahun 2012 ada di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Jayapura,
sebesar 11,36 Ton/Ha.
3.7.2 Produktivitas Perikanan
Diagram 33. Produktivitas Perikanan di 29 Kab/Kota Provinsi Papua Tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Kelautan & Perikanan tahun 2012
11,3611,0411,36
10,9411,12
0,00
11,0211,08
0,00 0,00 0,00 0,00
11,1411,1011,1711,0911,0211,04
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
11,14
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
KotaJayapura
120.685
0
10.982
4.128 6.611
40.890
0 0
43.196
0
27.035
6.409
0 0 0 710 0
3.987
4.678
0 0 0 0 0 0 0 0 0
12.163
2.349 687 1.098 51 0 0
198
0 72 58 2.722 95
152
0 0 0 0 236 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 66
263 66 356
132
71 22
951
22
56
0 0
0
0 0 0 0 16
12
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.752
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kep.YapenWaropen
BiakNumfor
Paniai
PuncakJaya
Mimika
BovenDigoel
Mappi
Asmat
Yahukimo
PegununganBintang
Tolikara
Sarmi
Keerom
Waropen
Supriori
MemberamoRaya
Nduga
LannyJaya
MemberamoTengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
IntanJaya
Deiyai
kotaJayapura
Perikanan Laut Perikanan Umum Tambak
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 44
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Menurut data Dinas Kelautan & Perikanan tahun 2012, Kabupaten
Merauke merupakan kabupaten dengan produktifitas perikanan laut tertinggi
di Provinsi Papua.
3.7.3 Produktivitas Perkebunan
Diagram 34. Produktivitas Perkebunan Provinsi Papua Tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pertanian tahun 2012
Menurut Dinas Pertanian Provinsi Papua tahun 2012, Kelapa merupakan
komoditi dengan tingkat produktifitas tertinggi di Provinsi Papua, disusul Kakao
di urutan kedua dan Kelapa Sawit di urutan ke tiga.
7.185
16.240
20.947
1.354
17.552
803
16 16 0 281 0 0 0 0 0
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
sawit Mete Pagar Sunan
Karet Kelapa Kelapa Kopi Kakao Jambu Lada Cengkeh Teah Jarak Kemiri Tebu KapasTembakauNilam
Tanaman Tahunan Tanaman Semusim
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 45
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
3.7.4 Produktivitas Peternakan
Diagram 35. Produktivitas Peternakan Provinsi Papua Tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Peternakan tahun 2012
Menurut data Dinas Peternakan Provinsi Papua tahun 2012, hewan
dengan produktifitas peternakan tertinggi adalah Babi (5.242.335), disusul Sapi
(2.903.329). Ternak Babi di Papua memiliki harga yang tinggi, karena
disamping untuk konsumsi sehari-hari, juga digunakan untuk upacara-upacara
/ pesta adat di Papua.
2.903.329
0 77.856 0 117.571 0
5.242.335
1.258.6911.152.922
0
567.640
0
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
Sapi Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam Ayam
Ras
Ayam
Ras
Itik
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 46
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
BAB 4
PENUTUP
Profil Kependudukan Provinsi Papua Tahun 2014 ini diharapkan dapat
memberikan gambaran sebagian kecil situasi kependudukan di Papua. Telaah
lebih mendalam dari Profil ini bermanfaat dalam memotret lebih tajam dan detil
situasi kependudukan di Papua.
Tujuan dari penyusunan buku Profil Kependudukan ini, agar dapat memberikan
masukan kepada komponen maupun bidang teknis tentang permasalahan
kependudukan di Papua berdasarkan tren kecenderungan data yang dapat
ditampilkan.
Akhir kata, kritik dan saran membangun terhadap penyusunan buku Profil
Kependudukan Provinsi Papua ini sangat diperlukan, demi menyempurnakan isi
dan relevansi data profil ini terhadap situasi kependudukan di Papua, dalam
upaya mengidentifikasi masalah kependudukan, serta merumuskan alternatif
solusi pemecahannya dimasa yang akan datang.
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 47
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
BAHAN PUSTAKA
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2011. Pendidikan
Kependudukan. Jakarta : Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan.
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, Papua Dalam Angka
2009,2010,2011,2012, 2013;
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Profil Hasil Pendataan
Keluarga Tahun2010-2013. Jakarta : Direktorat Pelaporan dan Statistik.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Kamus Istilah
Kependudukan dan Keluarga Berencana, 2011.Jakarta, Direktorat Tehnologi dan
Dokumentasi.
Badan Pusat Statistik, 2010. Sensus Penduduk 2010. diakses melalui
http://sp2010.bps.go.id/
BKKBN Papua, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Provinsi Papua tahun 2012, Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Jayapura,
2014.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

7 analisis biaya manfaat a analysis-s3hkm
7  analisis biaya manfaat a analysis-s3hkm7  analisis biaya manfaat a analysis-s3hkm
7 analisis biaya manfaat a analysis-s3hkmRatih Puji Astuti
 
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALILaporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALIbramantiyo marjuki
 
Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035daldukpapua
 
Acara 2 pengenalan peta geologi dan peta geomorfologi
Acara 2   pengenalan peta geologi dan peta geomorfologiAcara 2   pengenalan peta geologi dan peta geomorfologi
Acara 2 pengenalan peta geologi dan peta geomorfologiaryadipayana
 
Demografi 3
Demografi 3Demografi 3
Demografi 3riyan
 
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKANLAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKANAnnisa Wasistiana
 
Uji korelasi & Regresi
Uji korelasi & RegresiUji korelasi & Regresi
Uji korelasi & RegresiEkaEffandilus2
 
Menentukan ukuran sampel
Menentukan ukuran sampelMenentukan ukuran sampel
Menentukan ukuran sampelChyEchy Zhaa
 
Modul 1 konsep dasar-dasar demografi
Modul   1 konsep dasar-dasar demografiModul   1 konsep dasar-dasar demografi
Modul 1 konsep dasar-dasar demografiPusdiklatKKB
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Aulia Nofrianti
 
Demografi 3
Demografi 3Demografi 3
Demografi 3riyan
 
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Sudanis Hariyanto
 
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...Uofa_Unsada
 
Bab v kemiringan dan keruncingan
Bab v kemiringan dan keruncinganBab v kemiringan dan keruncingan
Bab v kemiringan dan keruncinganlinda_rosalina
 
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing JalanLaporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing JalanSally Indah N
 
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaBeberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaDarwin Kadarisman
 

Was ist angesagt? (20)

7 analisis biaya manfaat a analysis-s3hkm
7  analisis biaya manfaat a analysis-s3hkm7  analisis biaya manfaat a analysis-s3hkm
7 analisis biaya manfaat a analysis-s3hkm
 
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALILaporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
 
Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035
 
Acara 2 pengenalan peta geologi dan peta geomorfologi
Acara 2   pengenalan peta geologi dan peta geomorfologiAcara 2   pengenalan peta geologi dan peta geomorfologi
Acara 2 pengenalan peta geologi dan peta geomorfologi
 
Demografi 3
Demografi 3Demografi 3
Demografi 3
 
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKANLAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
 
Uji korelasi & Regresi
Uji korelasi & RegresiUji korelasi & Regresi
Uji korelasi & Regresi
 
Isu kependudukan terkini
Isu kependudukan terkiniIsu kependudukan terkini
Isu kependudukan terkini
 
Menentukan ukuran sampel
Menentukan ukuran sampelMenentukan ukuran sampel
Menentukan ukuran sampel
 
Modul 1 konsep dasar-dasar demografi
Modul   1 konsep dasar-dasar demografiModul   1 konsep dasar-dasar demografi
Modul 1 konsep dasar-dasar demografi
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
 
Demografi 3
Demografi 3Demografi 3
Demografi 3
 
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
 
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
 
Bab v kemiringan dan keruncingan
Bab v kemiringan dan keruncinganBab v kemiringan dan keruncingan
Bab v kemiringan dan keruncingan
 
Elemen simulasi
Elemen simulasiElemen simulasi
Elemen simulasi
 
Tabel statistik
Tabel statistikTabel statistik
Tabel statistik
 
Hilirisasi produk
Hilirisasi produkHilirisasi produk
Hilirisasi produk
 
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing JalanLaporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
 
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaBeberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
 

Andere mochten auch

Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
Profil Kependudukan Papua Tahun 2015Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
Profil Kependudukan Papua Tahun 2015daldukpapua
 
Statistik Kependudukan
Statistik KependudukanStatistik Kependudukan
Statistik KependudukanDokter Kota
 
Banyaknya Kelahiran dan Kematian di Kota Pekanbaru Tahun 2010
Banyaknya Kelahiran dan Kematian di Kota Pekanbaru Tahun 2010Banyaknya Kelahiran dan Kematian di Kota Pekanbaru Tahun 2010
Banyaknya Kelahiran dan Kematian di Kota Pekanbaru Tahun 2010bps1471
 
Profil Keluarga Papua Tahun 2014
Profil Keluarga Papua Tahun 2014Profil Keluarga Papua Tahun 2014
Profil Keluarga Papua Tahun 2014daldukpapua
 
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008Muh Saleh
 
Profil pppl2012
Profil pppl2012Profil pppl2012
Profil pppl2012Ditjen P2P
 
Profil data kesehatan_indonesia_tahun_2011
Profil data kesehatan_indonesia_tahun_2011Profil data kesehatan_indonesia_tahun_2011
Profil data kesehatan_indonesia_tahun_2011afshandewanti
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Ditjen P2P
 
5.surveilans malaria
5.surveilans malaria5.surveilans malaria
5.surveilans malariaJoni Iswanto
 
Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035
Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035
Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035daldukpapua
 
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...Miftakhul Jannah
 
Stat prob04 descriptivestatistic_tablechart
Stat prob04 descriptivestatistic_tablechartStat prob04 descriptivestatistic_tablechart
Stat prob04 descriptivestatistic_tablechartArif Rahman
 
Profil daerah kabupaten jayapura
Profil daerah kabupaten jayapuraProfil daerah kabupaten jayapura
Profil daerah kabupaten jayapurawiratmokowikan
 

Andere mochten auch (16)

Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
Profil Kependudukan Papua Tahun 2015Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
 
Statistik Kependudukan
Statistik KependudukanStatistik Kependudukan
Statistik Kependudukan
 
Banyaknya Kelahiran dan Kematian di Kota Pekanbaru Tahun 2010
Banyaknya Kelahiran dan Kematian di Kota Pekanbaru Tahun 2010Banyaknya Kelahiran dan Kematian di Kota Pekanbaru Tahun 2010
Banyaknya Kelahiran dan Kematian di Kota Pekanbaru Tahun 2010
 
Profil Keluarga Papua Tahun 2014
Profil Keluarga Papua Tahun 2014Profil Keluarga Papua Tahun 2014
Profil Keluarga Papua Tahun 2014
 
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
 
Ipm aceh timur 2012
Ipm aceh timur 2012Ipm aceh timur 2012
Ipm aceh timur 2012
 
Surakarta dalam-angka-2014
Surakarta dalam-angka-2014Surakarta dalam-angka-2014
Surakarta dalam-angka-2014
 
Profil pppl2012
Profil pppl2012Profil pppl2012
Profil pppl2012
 
Profil data kesehatan_indonesia_tahun_2011
Profil data kesehatan_indonesia_tahun_2011Profil data kesehatan_indonesia_tahun_2011
Profil data kesehatan_indonesia_tahun_2011
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
 
5.surveilans malaria
5.surveilans malaria5.surveilans malaria
5.surveilans malaria
 
Profil PP dan PL Tahun 2014
Profil PP dan PL Tahun 2014Profil PP dan PL Tahun 2014
Profil PP dan PL Tahun 2014
 
Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035
Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035
Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035
 
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
 
Stat prob04 descriptivestatistic_tablechart
Stat prob04 descriptivestatistic_tablechartStat prob04 descriptivestatistic_tablechart
Stat prob04 descriptivestatistic_tablechart
 
Profil daerah kabupaten jayapura
Profil daerah kabupaten jayapuraProfil daerah kabupaten jayapura
Profil daerah kabupaten jayapura
 

Ähnlich wie Profil Kependudukan Papua Tahun 2014

Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014daldukpapua
 
Kecamatan nunukan-selatan-dalam-angka-2015
Kecamatan nunukan-selatan-dalam-angka-2015Kecamatan nunukan-selatan-dalam-angka-2015
Kecamatan nunukan-selatan-dalam-angka-2015Arifuddin Ali.
 
Renstra kemdikbud2015 2019
Renstra kemdikbud2015 2019Renstra kemdikbud2015 2019
Renstra kemdikbud2015 2019Cepitriatna
 
Kecamatan nunukan-dalam-angka-2015
Kecamatan nunukan-dalam-angka-2015Kecamatan nunukan-dalam-angka-2015
Kecamatan nunukan-dalam-angka-2015Arifuddin Ali
 
Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015
Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015
Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015Arifuddin Ali.
 
Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015
Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015
Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015Arifuddin Ali
 
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015daldukpapua
 
Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2021Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2021sindi dwi
 
Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017
Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017
Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017Titis Setya Wulandari
 
Laporan akhir kkn tertulis
Laporan akhir kkn tertulis Laporan akhir kkn tertulis
Laporan akhir kkn tertulis YuliAyuAfriyanti
 
Buku i rpjmn tahun 2010-2014
Buku i rpjmn tahun 2010-2014Buku i rpjmn tahun 2010-2014
Buku i rpjmn tahun 2010-2014PA Rianto
 
Kkn berdaya 2021 ulfi nur habibah
Kkn berdaya 2021 ulfi nur habibahKkn berdaya 2021 ulfi nur habibah
Kkn berdaya 2021 ulfi nur habibahulfinurhabibah1
 
Profile kota padangsidimpuan 2015
Profile kota padangsidimpuan 2015Profile kota padangsidimpuan 2015
Profile kota padangsidimpuan 2015manafhsb
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan Sosial
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan SosialMateri Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan Sosial
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan SosialAkademi Desa 4.0
 
Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2020_Luluk Ika Fitria
Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2020_Luluk Ika FitriaLaporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2020_Luluk Ika Fitria
Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2020_Luluk Ika FitriaLulukIkaFitria
 
Riska ainul fajriyah laporan akhir kkn
Riska ainul fajriyah laporan akhir kknRiska ainul fajriyah laporan akhir kkn
Riska ainul fajriyah laporan akhir kknNurroisatussyilviaha
 

Ähnlich wie Profil Kependudukan Papua Tahun 2014 (20)

Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
 
Kecamatan nunukan-selatan-dalam-angka-2015
Kecamatan nunukan-selatan-dalam-angka-2015Kecamatan nunukan-selatan-dalam-angka-2015
Kecamatan nunukan-selatan-dalam-angka-2015
 
Renstra kemdikbud2015 2019
Renstra kemdikbud2015 2019Renstra kemdikbud2015 2019
Renstra kemdikbud2015 2019
 
Kecamatan nunukan-dalam-angka-2015
Kecamatan nunukan-dalam-angka-2015Kecamatan nunukan-dalam-angka-2015
Kecamatan nunukan-dalam-angka-2015
 
Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015
Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015
Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015
 
Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015
Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015
Kecamatan sebatik-tengah-dalam-angka-2015
 
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
 
Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2021Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
 
Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017
Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017
Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017
 
Laporan akhir kkn tertulis
Laporan akhir kkn tertulis Laporan akhir kkn tertulis
Laporan akhir kkn tertulis
 
Laporan akhir kkn tertulis
Laporan akhir kkn tertulis Laporan akhir kkn tertulis
Laporan akhir kkn tertulis
 
Buku i rpjmn tahun 2010-2014
Buku i rpjmn tahun 2010-2014Buku i rpjmn tahun 2010-2014
Buku i rpjmn tahun 2010-2014
 
5. daftar isi
5. daftar isi5. daftar isi
5. daftar isi
 
Ikm rsud cideres 2021 ok
Ikm rsud cideres 2021 okIkm rsud cideres 2021 ok
Ikm rsud cideres 2021 ok
 
Kkn berdaya 2021 ulfi nur habibah
Kkn berdaya 2021 ulfi nur habibahKkn berdaya 2021 ulfi nur habibah
Kkn berdaya 2021 ulfi nur habibah
 
Rencana strategis mendikbud 2014
Rencana strategis mendikbud 2014Rencana strategis mendikbud 2014
Rencana strategis mendikbud 2014
 
Profile kota padangsidimpuan 2015
Profile kota padangsidimpuan 2015Profile kota padangsidimpuan 2015
Profile kota padangsidimpuan 2015
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan Sosial
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan SosialMateri Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan Sosial
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan Sosial
 
Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2020_Luluk Ika Fitria
Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2020_Luluk Ika FitriaLaporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2020_Luluk Ika Fitria
Laporan Akhir KKN UNUSIDA BERDAYA 2020_Luluk Ika Fitria
 
Riska ainul fajriyah laporan akhir kkn
Riska ainul fajriyah laporan akhir kknRiska ainul fajriyah laporan akhir kkn
Riska ainul fajriyah laporan akhir kkn
 

Mehr von daldukpapua

Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan KependudukanPolicy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukandaldukpapua
 
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk MahasiswaModul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswadaldukpapua
 
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...daldukpapua
 
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015daldukpapua
 
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi PapuaUpaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papuadaldukpapua
 
Program Bina Keluarga Balita Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
Program Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah KampungProgram Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
Program Bina Keluarga Balita Melalui Pendekatan Sekolah Kampungdaldukpapua
 
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi PapuaMigrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papuadaldukpapua
 
Bonus Demografi Peluang atau Ancaman
Bonus Demografi  Peluang atau AncamanBonus Demografi  Peluang atau Ancaman
Bonus Demografi Peluang atau Ancamandaldukpapua
 
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus DemografiKajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografidaldukpapua
 
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografiKajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografidaldukpapua
 
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"daldukpapua
 
Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014
Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014
Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014daldukpapua
 
Analisis Model Solusi - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
Analisis Model Solusi  - Penangan Dampak Ancaman Disaster DemografiAnalisis Model Solusi  - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
Analisis Model Solusi - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografidaldukpapua
 

Mehr von daldukpapua (13)

Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan KependudukanPolicy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
 
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk MahasiswaModul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
 
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
 
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
 
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi PapuaUpaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
 
Program Bina Keluarga Balita Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
Program Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah KampungProgram Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
Program Bina Keluarga Balita Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
 
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi PapuaMigrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
 
Bonus Demografi Peluang atau Ancaman
Bonus Demografi  Peluang atau AncamanBonus Demografi  Peluang atau Ancaman
Bonus Demografi Peluang atau Ancaman
 
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus DemografiKajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
 
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografiKajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
 
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
 
Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014
Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014
Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014
 
Analisis Model Solusi - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
Analisis Model Solusi  - Penangan Dampak Ancaman Disaster DemografiAnalisis Model Solusi  - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
Analisis Model Solusi - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
 

Kürzlich hochgeladen

Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 

Kürzlich hochgeladen (13)

Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 

Profil Kependudukan Papua Tahun 2014

  • 1.
  • 2.
  • 3. PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 II DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................ i DAFTAR ISI........................................................................... i i DAFTAR TABEL...................................................................... i i i DAFTAR GAMBAR.................................................................. i i i DAFTAR DIAGRAM ................................................................ v DAFTAR GRAFIK.................................................................... v i BAB I PENDAHULUAN...................................................... 1 1.1. Latar Belakang ....................................................... 1 1.2. Tujuan................................................................... 3 1.3. Kerangka Pikir ........................................................ 3 1.4. Sumber Data.......................................................... 4 1.5. Landasan Hukum.................................................... 4 1.6. Konsep dan Definisi ................................................ 4 BAB II DINAMIKA PENDUDUK ..……………………………………… 9 2.1. Kuantitas Penduduk ................................................ 9 2.1.1. Jumlah & Laju Pertumbuhan Penduduk ............. 9 2.1.2. Perubahan Struktur Umur & Jenis Kelamin......... 10 2.1.3. Persebaran Penduduk....................................... 13 2.2.Fertilitas & Faktor yang Mempengaruhinya ............... 15 2.2.1. Kecenderungan dan Pola Fertilitas..................... 15 2.2.2. Pola Perkawinan............................................... 16 2.2.3. Kesertaan ber-KB ............................................. 18 2.2.3.1. Pasangan Usia Subur................................... 18 2.2.3.2. CPR & Mix Kontrasepsi ................................ 18 2.2.3.3. Kebutuhan Pelayanan Kontrasepsi................ 21 2.3. Mortalitas & Faktor Yang Mempengaruhi .................. 22 2.3.1. Kecenderungan dan Pola Mortalitas .................... 22 2.3.2. Penyebab Kematian........................................... 23
  • 4. PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 III 2.4. Migrasi .................................................................. 24 2.4.1. Migrasi Risen.................................................... 24 2.4.2. Migrasi Seumur Hidup....................................... 25 BAB III PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN 26 3.1. Pencapaian Pembangunan Manusia ........................ 26 3.2. Pembangunan Gender............................................. 26 3.3. Penduduk Rentan ............................................... 27 3.4. Ketersediaan Pelayanan .......................................... 28 3.4.1. Kesehatan ..................................................... 28 3.4.2. Pelayanan Pendidikan ..................................... 30 3.5. Pendidikan ............................................................ 32 3.5.1. Angka Melek Huruf ........................................... 32 3.5.2. Penduduk Menurut Ijazah yang dimiliki.............. 33 3.5.3. Angka Partisipasi Sekolah................................... 34 3.5.4. Angka Partisipasi Murni...................................... 34 3.6. Ketenagakerjaan..................................................... 35 3.7. Pertanian Pangan ................................................... 37 3.7.1. Produktivitas Pertanian ..................................... 37 3.7.2. Produktivitas Perikanan..................................... 38 3.7.3. Produktivitas Perkebunan.................................. 39 3.7.4. Produktivitas Peternakan................................... 40 BAB IV PENUTUP .................................................................. 41 BAHAN PUSTAKA .................................................................. 42
  • 5. PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 IV DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Proyeksi Jumlah Kelompok Umur ......................... 11 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Penduduk & Tren LPP Papua 2010 ................... 10 Gambar 2. Persebaran Penduduk Papua 2010 .................... 13 DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 1. Rasio Ketergantungan Papua 2010 .................. 11 Diagram 2. Rasio Jenis Kelamin Papua 2010 ...................... 12 Diagram 3. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan ..... 14 Diagram 4. Kepadatan Penduduk Papua 2010 .................... 14 Diagram 5. Estimasi Angka Kelahiran Kasar........................ 15 Diagram 6. Total Fertilitas Papua 2007 – 2012 ................... 16 Diagram 7. Umur Kawin Pertama Perempuan 2013............. 16 Diagram 8. Median Usia Kawin Pertama 2013..................... 17 Diagram 9. Jumlah PUS Papua 2010 – 2013....................... 18 Diagram 10. Distribusi Persentase Wanita Usia Subur Menurut alat KB ......................................................... 18 Diagram 11. Distribusi Persentase Wanita Usia Subur menurut metode kontrasepsi 2013 ............................... 19 Diagram 12. Distribusi Persentase Peserta KB menurut tempat & cara memperoleh pelayanan KB 2013. ......... 20 Diagram 13. Distribusi Persentase Wanita PUS menurut unmeet need papua 2013........................................... 21 Diagram 14. Angka Kematian Anak per 1000 kelahiran hidup 22
  • 6. PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 V Diagram 15. Jenis Penyakit dan Penyebab Kematian Papua tahun 2012 ................................................... 23 Diagram 16. Migrasi Risen Papua 2010 .............................. 24 Diagram 17. Migrasi Seumur Hidup Papua 2010 ................. 25 Diagram 18. Penduduk Rentan Karena Kesulitan Fungsional 27 Diagram 19. Rasio SDM Kesehatan per 100.000 penduduk 2011 28 Diagram 20. Jumlah Sarana Layanan Kesehatan Papua 2011 29 Diagram 21. Jumlah Klinik Pelayanan KB Papua 2013 ......... 29 Diagram 22. Jumlah Sarana Pendidkan Papua 2011 & 2012 30 Diagram 23. Jumlah Tenaga Guru Papua 2011 & 2012 ....... 31 Diagram 24. Angka Melek Huruf Papua 2010 – 2012 .......... 32 Diagram 25. Penduduk Menurut Ijazah yang dimiliki........... 33 Diagram 26. Angka Partisipasi Sekolah Papua 2012 ............ 34 Diagram 27. Angka Partisipasi Murni Papua 2012 ............... 34 Diagram 28. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 2012 ......... 35 Diagram 29. Tingkat Pengangguran Terbuka 2012 ............. 36 Diagram 30. Produktivitas & Produksi Padi Papua 2012....... 37 Diagram 31. Produktivitas & Produksi Jagung Papua 2012 .. 37 Diagram 32. Produktivitas & Produksi Kedelai Papua 2012 .. 38 Diagram 33. Produktivitas Perikanan Papua 2012 .............. 38 Diagram 34. Produktivitas Perkebunan Papua 2012 ........... 39 Diagram 35. Produktivitas Peternakan Papua 2012 ............. 40 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1. Penduduk dan tren LPP 2010 ............................. 9 Grafik 2. Angka Kematian bayi per 1000 kelahiran Hidup ... 22 Grafik 3. Angka harapan Hidup Papua............................... 23 Grafik 4. IPM Papua 2005 – 2012 .................................... 26 Grafik 5. IPG Papua 2005 – 2011 .................................... 26
  • 7. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 1 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Adanya UU No. 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan telah memperkokoh upaya pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana dalam mendukung pembangunan nasional jangka panjang menuju penduduk tumbuh seimbang 2015 dan mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Undang-undang No. 52 Tahun 2009 juga memberikan gambaran bahwa aspek-aspek kependudukan secara fungsional membentuk satu kesatuan ekosistem. Dengan demikian arah kebijakan pemerintah dalam menyelenggarakan pembangunan senantiasa memperhatikan aspek kependudukan atau sering dikenal dengan sebutan ”pembangunan berwawasan kependudukan dan berkelanjutan”, yang mana kebijakan ini perlu didukung dengan kebijakan yang menyangkut pengendalian penduduk. Pada saat ini diharapkan terjadi pergeseran paradigma yang mengedepankan pola pembangunan yang berwawasan kependudukan. Pembangunan yang demikian mengandung dua makna, pertama: pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada; kedua: pembangunan sumber daya manusia, yaitu pembangunan yang lebih menekankan kualitas sumber daya manusia dibandingkan peningkatan infrastruktur semata. Kedepan perencanaan pembangunan maupun implementasinya tidak dapat lagi mengabaikan peran penduduk sebagai objek maupun subjek atau agen pembangunan. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa.
  • 8. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 2 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Undang-undang no. 52 tahun 2009 memberi tanggungjawab pengendalian penduduk kepada BKKBN, dengan menetapkan visi “Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015”. Visi tersebut mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Kondisi penduduk tumbuh seimbang ditandai dengan angka fertilitas total (TFR) sebesar 2,1 anak per wanita atau angka reproduksi neto (NRR) sebesar 1. Misi dari BKKBN adalah mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Visi dan misi tersebut akan diwujudkan melalui pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, serta pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya. Upaya ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dalam UU No. 52 Tahun 2009 diatur pula kewenangan dan tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota untuk mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas. Sejalan dengan paradigma pembangunan berkelanjutan, perencanaan pembangunan harus disusun berdasarkan data dan informasi kependudukan. Perencanaan pembangunan berbasis data kependudukan merupakan strategi yang penting dalam rangka meningkatkan relevansi, efektivitas serta efisiensi kebijakan dan program pembangunan di Indonesia. Penggunaan data yang akurat dalam proses perencanaan telah diatur dalam peraturan perundangan. Pada Pasal 31 UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diatur bahwa “Perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan”. Ketentuan tersebut ditekankan kembali pada Pasal 152 UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah yang menyebutkan “Perencanaan pembangunanan daerah didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Secara rinci, pada Pasal 49 UU No. 52/2009 diatur bahwa: 1) “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga”; 2) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui sensus, survei, dan pendataan keluarga; dan 3) Data dan
  • 9. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 3 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 informasi kependudukan dan keluarga wajib digunakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan, dan pembangunan. 1.2. TUJUAN Publikasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan informasi tentang kondisi kependudukan di Provinsi Papua yang diamati dari berbagai aspek, diantaranya: kesehatan, pendidikan, pertanian, ketenagakerjaan dan Keluarga Berencana. 1.3. KERANGKA PIKIR Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia secara berkelanjutan, dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan sumber alam yang menopangnya dalam suatu ruang wilayah daratan, lautan, dan udara sebagai satu kesatuan. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan tidak bisa dilepaskan dengan pemanfaatan ruang wilayah beserta potensi sumber daya yang ada bagi tujuan pembangunan manusia atau masyarakatnya itu sendiri. Agenda utama pembangunan berkelanjutan adalah upaya untuk memadukan, mengintegrasikan, dan memberi bobot yang sama bagi tiga pilar utama pembangunan, yaitu ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan hidup. Penduduk merupakan titik sentral dalam proses pembangunan berkelanjutan karena penduduk merupakan pelaku sekaligus penerima manfaat pembangunan. Konsep ini diterjemahkan lebih lanjut dalam konsep “pembangunan berwawasan kependudukan”. Pembangunan berwawasan kependudukan, yaitu pembangunan yang berpusat pada penduduk (people-centered development), adalah pembangunan yang direncanakan dengan memperhatikan kondisi dan dinamika penduduk. Semua perencanaan pembangunan harus ‘population responsive’, yaitu memperhatikan dan mempertimbangkan data dan informasi kependudukan secara lengkap, mulai dari jumlah, pertumbuhan, struktur umur,
  • 10. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 4 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 persebaran, maupun kualitas penduduk. Di sisi lain, pemerintah juga harus mampu merumuskan kebijakan pengelolaan kependudukan agar tercapai kondisi kependudukan yang kita harapkan (population-influencing policies). 1.4. SUMBER DATA Data yang digunakan untuk menyusun Profil Kependudukan di Papua dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah dipublikasikan, seperti: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, Sensus Penduduk, Profil Kesehatan Indonesia, Profil Anak Indonesia, Statistik Kesejahteraan Rakyat, Susenas, Mini Survey, Provinsi Dalam Angka, Kabupaten Dalam Angka, Hasil Pendataan Keluarga Sejahtera, Laporan Pelayanan Kontrasepsi. Disamping itu beberapa data yang disajikan juga merupakan data yang diperoleh dari SKPD Mitra Kerja baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota Terkait. 1.5. LANDASAN HUKUM  Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan K ependudukan dan Pembangunan Keluarga;  Perpres No. 62 tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;  Perka BKKBN No. 72 tahun 2011 tentang Struktur Kelembagaan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;  Perka BKKBN No. 82 tahun 2011 tentang Struktur Kelembagaan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi.  Panduan Profil Kependudukan dan Pembangunan pada Tingkat Provinsi, dari BKKBN. 1.6. KONSEP DAN DEFINISI 1. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009);
  • 11. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 5 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 2. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009); 3. Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009); 4. Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan. (Undang- Undang RI No. 52 Tahun 2009); 5. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang eliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas,tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan,sebagai ukuran dasar untuk mengembangkankemampuan dan menikmati kehidupan sebagaimanusia yang bertakwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009); 6. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009); 7. Pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009); 8. Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hakreproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009);
  • 12. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 6 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 9. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (Undang- Undang RI No. 52 Tahun 2009); 10. Kematian atau mortalitas menurut WHO adalah suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Biro Pusat statistic); 11. Ratio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukan perbandingan jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan disuatu daerah pada waktu tertentu; 12. Mobilitas penduduk permanen (migrasi) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk nenetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administrative (migrasi in-ternal) atau batas politik/negara (migrasi internasional); 13. Mobilitas penduduk non permanen (circucaltion/sirkuler) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk tidak menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif . Mobilitas penduduk non permanen dibagi menjadi dua yaitu ulang alik nglaju (commuting) dan menginap/mondok. 14. Penduduk musiman merupakan salah satu jenis obilitas penduduk non permanen yang bekerja tidak pada daerah domisilinya dan menetap dalam kurun waktu lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu tahun dan dilakukan secara berulang; 15. Mobilitas penduduk ulang-alik atau nglaju (commuting) adalah gerak penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan dalam batas waktu tertentu dan kembali ke daerah asal pada hari yang sama; 16. Migrasi kembali (return migration) adalah banyaknya penduduk yang pada waktu diada-kan pendataan bertempat tinggal di daerah yang
  • 13. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 7 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 sama dengan tempat lahir dan pernah ber-tempat tinggal di daerah yang berbeda; 17. Migrasi semasa hidup (life time migration) adalah bentuk migrasi dimana pada waktu diadakan pendataan tempat tinggal sekarang berbeda dengan tempat kelahirannya; 18. Migrasi risen (rencent migration) adalah bentuk migrasi melewati batas wilayah administratsi (desa/kec/kab/provinsi) dimana pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal d idaerah yang berbeda dengan tempat tinggal lima tahun yang lalu. 19. Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya konsentrasi penduduk di perkotaan dan atau proses perubahan suatu daerah perdesaan menjadi perkiraan, balk secara fisik maupun ukuran-ukuran spasial dan/atau bertambahnya fasilitas perkotaan, serta lembaga-lembaga sosial, maupun perilaku masyarakatnya. 20. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun. 21. Angka Partisipasi Angkatan Kerja adalah proporsi angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. 22. Pengangguran adalah Orang yang termasuk angkatan kerja, namun pada saat pendataan/ survey atau sensus tidak berkerja dan sedang mei;cari kerja. 23. Angka Pengangguran adalah proporsi jumlah pengangguran terhadap angkatan kerja. 24. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun kebawah dan penduduk berusia 64 tahun keatas. 25. Lahir hidup adalah suatu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lamanya didalam kan-dungan, dimana si bayi menunjukan tanda-tanda
  • 14. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 8 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 kehidupan pada saat dilahirkan, misatnya ada nafas, ada denyut jantung atau denyut tali pusar atau gerakan otot . 26. Lahir mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukan tanda-tanda kehidupan pada saat ditahirkan. 27. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata banyaknya anak yang akan dimiliki oleh seorang vvanita pada masa reproduksinya jika is mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung, 28. Angka Kematian Bayi Baru Lahir adalah banyaknya kematian baru lahir, usia ku-rang dari satu bulan (0-28) hari pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama. 29. Angka Kematian Bayi Lepas Baru Lahir adalah Banyaknya kematian bayi lepas baru lahir (usia 1- 11 bulan) pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama. 30. Angka Kematian Bayi/IMR adalah banyaknya kematian bayi usia kurang dari satu tahun (9-11 butan) pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan perode yang sama. 31. Angka Kematian , Ibu/MMR adalah banyaknya kematian ibu pada waktu hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan per 100.000 kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan tempat kelahiran yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya. 32. Angka Kematian Kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.
  • 15. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 9 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 BAB 2 DINAMIKA PENDUDUK 2.1 Kuantitas Penduduk 2.1.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh tiga komponen demografi yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Provinsi Papua pada tahun 1971, 1980, 1990, 2000 dan tahun 2010 jumlah penduduk berturut- turut sebagai berikut: 923.400 jiwa, 1.173.875 jiwa, 1.648.708 jiwa, 2.233.530 jiwa dan 2.833.381 jiwa. Grafik 1. Penduduk dan tren laju pertumbuhan penduduk 29 Kab/Kota di Prov Papua tahun 2010 Sumber data : SP 2010 Grafik 1 menunjukan distribusi penduduk di provinsi Papua berdasarkan kab/kota. Dari grafik di atas terlihat Kota Jayapura adalah kota dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu 256.705 jiwa, sedangkan kab/kota yang mempunyai jumlah penduduk paling sedikit adalah Kabupaten Supiori dengan jumlah penduduk 15.874 jiwa. Jika dilihat dari laju pertumbuhan penduduk (LPP), 3 kab/kota yang memiliki LPP paling besar adalah Tolikara (12,59), Intan Jaya (10,19), dan Paniai (10,05). 195.716 196.085 111.943 129.893 82.951 126.798 153.432 101.148 182.001 55.784 81.65876.577 164.512 65.434 114.427 32.971 48.536 24.639 15.87418.365 79.053 148.522 39.537 50.763 93.218 84.230 40.490 62.119 256.705 3,80 8,97 2,69 3,313,52 2,68 10,05 7,00 6,11 6,97 3,343,243,47 2,48 12,59 3,87 3,393,81 2,72 3,92 9,479,03 8,168,57 7,06 3,46 10,19 9,57 3,29 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura Jumlah Penduduk LPP
  • 16. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 10 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Sedangkan kabupaten/kota lainnya angka pertumbuhan penduudk kurang dari 10 persen dan sedangkan Pegunungan Bintang adalah kab/kota dengan LPP terendah yaitu 2,48. 2.1.2 Perubahan struktur umur dan jenis kelamin penduduk  Piramida Penduduk Gambar 1 menggambarkan komposisi penduduk menurut kelompok umur di Provinsi Papua. Terlihat jumlah penduduk di kelompok umur produktif mendominasi, namun penduduk di bawah 14 tahun memiliki jumlah yang tidak kalah banyaknya. Gambar 1. Penduduk dan tren laju pertumbuhan penduduk 29 Kab/Kota di Prov Papua tahun 2010 Sumber data : Proyeksi Penduduk Indonesia 2010- 2035 Terlihat jumlah penduduk di kelompok umur 0-4 tahun (11,06 persen) lebih rendah dibanding kelompok umur 5 – 9 tahun (12,6 persen) ini memberikan gambaran adanya penurunan jumlah kelahiran atau pertambahan
  • 17. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 11 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 alami. Jumlah penduduk sebagian besar usia produktif (63,95 persen) dan sebagian besar pada umur 25 – 29 tahun yang memberikan gambaran adanya pengaruh migrasi masuk, dan usia reproduktif 15 – 49 tahun (59,64 persen). Karena sebagian besar penduduk Provinsi Papua sebagian besar pada kelompok umur muda maka piramida penduduk termasuk kategori expansive.  Kelompok Umur Salah satu sumber data kependudukan yang paling lengkap adalah dari sensus penduudk. Tetapi masalahnya sensus penduduk di Indonesia hanya dilaksanakan setiap 10 tahun sekali, sehingga tidak dapat memenuhi data mendesak untuk keperluan perencanaan pembangunan. Untuk perencanaan pembangunan diperlukan data jumlah penduduk, jumlah penduduk menurut komposisi umur dan jenis kelamin, maupun karakteristik sosial ekonomi lainnya pada saat sekarang maupun yang akan datang. Tabel 1. Proyeksi Jumlah kelompok umur produktif, kelompok umur lansia, dan kelompok umur anak Prov. Papua tahun 2010, 2015, 2020, 2025,2030 Tahun Jumlah kelompok umur produktif (15-64) Jumlah kelompok umur lansia (65+) Jumlah kelompok umur anak (0-14) 2010 1.812.372 27.190 993.819 2015 2.134.900 47.200 967.300 2020 2.389.800 65.000 980.600 2025 2.608.300 102.400 991.000 2030 2.781.300 164.000 994.100 Sumber data : SP 2010 dan Proyeksi Bappenas 2010-2035 Tabel 1 menunjukkan proyeksi jumlah penduduk di Provinsi Papua yang disusun mulai tahun 2010 yang merupakan hasil Sensus Penduduk 2010. Sampai tahun 2030 nanti, Provinsi Papua diproyeksikan akan memiliki jumlah penduduk 3.939.400 jiwa, yang terdiri dari umur 0 – 14 tahun tidak produktif muda 994.100 jiwa ( 25,24 persen ), umur 15 – 64 tahun sebagai usia produktif 2.781.300 jiwa (70,60 persen), umur 65 tahun ke atas sebagai usia tidak produktif tua 164.000 jiwa (4,16 persen).
  • 18. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 12 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014  Rasio Ketergantungan Rasio ketergantungan merupakan angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (15-64 tahun). P0-14 + 65+ Rumus: x k P15-64 Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator ekonomi dari suatu negara atau suatu daerah apakah sudah tergolong maju atau bukan. Diagram 1. Rasio Ketergantungan 29 Kab/Kota di Prov Papua tahun 2010 Sumber data : SP 2010 Diagram 1 menunjukkan bahwa rasio ketergantungan Provinsi Papua tahun 2010 sebesar 59,97. Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 59,97 orang yang tidak produktif. Rasio ketergantungan Membramo Raya adalah yang tertinggi di Provinsi Papua, yaitu 80,12. Sedangkan Puncak Jaya merupakan kabupaten yang memiliki rasio ketergantungan terkecil (44,49), disusul Kota Jayapura dengan rasio ketergantungan 44,89. Semakin rendah angka ketergantungan semakin baik karena penduduk yang menjadi beban tanggungan kecil (lihat diagram1). 56,87 45,73 55,66 51,92 67,06 64,01 55,94 44,49 49,67 59,73 75,10 75,66 59,26 60,51 56,81 57,00 54,59 65,06 80,32 80,12 70,12 58,70 58,73 51,26 58,16 65,34 55,48 61,17 44,89 59,97 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura PAPUA
  • 19. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 13 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014  Rasio Jenis Kelamin (sex ratio) Rasio jenis kelamin adalah perbandingan banyaknya penduduk laki- laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu negara atau daerah dalam waktu tertentu. Dalam perhitungan rasio jenis kelamin dinyatakan banyaknya penduduk laki-laki per 100 jumlah penduduk perempuan. Besar kecilnya rasio jenis kelamin dipengaruhi oleh rasio jenis kelamin waktu lahir (sex ratio at birth), pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan, dan pola migrasi antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Diagram 2. Rasio jenis kelamin (sex ratio) 29 Kab/Kota di Prov Papua tahun 2010 Sumber data : SP 2010 Diagram 2 menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki di semua kab/kota di Provinsi Papua lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan, hal ini dibuktikan dengan setiap kab/kota memiliki rasio seks di atas 100. Dari 29 kabupaten/kota, Kabupaten Mimika merupakan kabupaten dengan rasio seks terbesar, yaitu 130. Sedangkan Kabupaten Dogiyai adalah kabupaten dengan rasio seks terkecil, yaitu 102. 111 107 114 115 107 107 110 118 130 120 110 111 112 117 117 124 121 114 111113 120 116 117 113 112 102 105 109 114 113 0 20 40 60 80 100 120 140 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura PAPUA
  • 20. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 14 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 2.1.3 Persebaran Penduduk  Persebaran Penduduk Persebaran penduduk adalah suatu kondisi sebaran penduduk secara keruangan. Jumlah penduduk Provinsi Papua 2.833.381 jiwa pada tahun 2010, tersebar di 29 kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut sebagian besar bertempat tinggal di Kota Jayapura 256.705 jiwa (9,06 persen), kemudian disusul Kabupaten Jayawijaya 196.085 jiwa (6,92 persen), Kabupaten Merauke 195.716 jiwa (6,91 persen), dan kabupaten lainnya jumlahnya lebih sedikit. Kabupaten yang jumlah penduduknya paling sedikit kabupaten Supiori yaitu 15.874 jiwa (0,56 persen) dari jumlah penduduk Provinsi Papua, untuk leboih jelasnya persebaran penduduk menurut kabupaten/kota di Provinsi Papua. Gambar 2. Persebaran Penduduk di Prov. Papua tahun 2010 Sumber data : SP 2010 Dari diagram pie di atas dapat dilihat persentase persebaran penduduk di Provinsi Papua. 7% penduduk Provinsi Papua bertempat tinggal di Kota Jayapura yang merupakan persentase terbesar persebaran penduduk di Provinsi Papua, sedangkan Intan Jaya, Membramo Tengah, Membramo Raya, Supiori, Waropen, dan Sarmi adalah kabupaten dengan persentase persebaran penduduk terkecil di Provinsi Papua, yaitu 1%. Merauke 7% Jayawijaya 7% Jayapura 4% Nabire 5% Kep. Yapen Waropen 3% Biak Numfor 4% Paniai 5% Puncak Jaya 4% Mimika 6%Boven Digoel 2% Mappi 3% Asmat 3% Yahukimo 6% Pegunungan Bintang 2% Tolikara 4% Sarmi 1% Keerom 2% Waropen 1% Supriori 1% Memberamo Raya 1% Nduga 3% Lanny Jaya 5% Memberamo Tengah 1% Yalimo 2% Puncak 3% Dogiyai 3% Intan Jaya 1% Deiyai 2% Kota Jayapura 9%
  • 21. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 15 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014  Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Diagram 3. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan 29 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2010 Sumber data : SP 2010 Kota Jayapura memiliki penduduk perkotaan terbesar di Provinsi Papua, yaitu 233.859 jiwa, sedangkan penduduk perdesaannya hanya 22.846 jiwa. Hal ini berbanding terbalik dengan Kabupaten Yahukimo yang memiliki penduduk perdesaan terbanyak, yaitu 160.829 jiwa, sedangkan penduduk perkotaannya hanya 3.688 jiwa.  Kepadatan Penduduk Diagram 4. Kepadatan Penduduk di Prov. Papua tahun 2010 Sumber data : SP 2010 86.782 39.446 48.887 61.696 37.512 58.700 0 0 123.425 12.592 9.136 12.095 3.683 0 0 6.354 0 1.048414 0 0 0 0 0 0 0 0 0 233.859 108.934 156.639 63.056 68.197 45.439 68.098 153.432 101.148 58.576 43.192 72.522 64.482 160.829 65.434 114.427 26.617 48.536 23.591 15.460 18.365 79.053 148.522 39.537 50.763 93.218 84.230 40.490 62.119 22.846 0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire KepulauanYapen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supiori MamberamoRaya Nduga LannyJaya MamberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura Perkotaan Perdesaan 4 28 10 12 40 49 24 20 8 2 3 2 10 4 20 2 6 2 23 1 36 66 31 41 12 20 10 116 274 0 50 100 150 200 250 300 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura
  • 22. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 16 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk per satuan luas wilayah. Banyaknya jumlah penduduk yang dibagi luas wilayah diperoleh angka kepadatan penduduk kasar. Tabel 6 menunjukkan Kota Jayapura merupakan jumlah penduduk terbanyak di antara 29 kabupaten/kota, Kota Jayapura juga merupakan kota terpadat di Provinsi Papua, yaitu 274 jiwa /km2 , kemudian Kabupaten Deiyai 116 jiwa/Km2 , Kabuapten Lany Jaya 66 jiwa per Km2 , sedangkan kabupaten yany lainnya kepadatan penduduknya lebih kecil. Dari 29 kabupaten/kota yang kepadatan penduduknya paling jarang adalah Kabupaten Membramo Raya l yaitu 1 jiwa /km2 (lebih jelas lihat diagram 4). 2.2 Fertilitas dan Faktor yang Mempengaruhi 2.2.1 Kecenderungan dan Pola Fertilitas  Angka Kelahiran Kasar Angka kelahiran kasar adalah banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Lahir hidup menurut UN dan WHO , adalah suatu kelahiran seorang bayi tampa memperhitungkan lamanya dalam kandungan, dimana sibayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan , misal: bernafas, ada denyut jantung, denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot. Diagram 5. Estimasi Angka Kelahiran Kasar (CBR) 29 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2010 Sumber data : SP 2010 22,33 12,43 22,72 18,89 21,36 22,60 9,82 8,00 23,94 29,26 26,37 32,47 9,00 13,18 11,40 24,21 22,47 20,57 28,28 26,97 21,47 11,42 11,63 10,42 15,13 23,23 12,99 16,14 20,94 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura
  • 23. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 17 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Diagram 5 menunjukkan estimasi Angka Kelahiran Kasar (CBR), Kabupaten Asmat adalah kabupaten dengan CBR terbesar yaitu 32,47 kemudian Kabupaten Boven Digoel angak CBR 29,6, Kabupaten Supiori CBR 28,8, sedangkan kabupaten/kota lainnya lebih kecil. Kabupaten Puncak Jaya adalah kabupaten dengan CBR terkecil (8,00). Angka kelahiran kasar (CBR) Papua sebesar 18,06.  Total Fertilitas Tingkat Fertilitas Total didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki- laki dan perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan: 1) tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya; 2) tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu (Ida Bagoes Mantra, 2003). Diagram 6. Total Fertilitas Prov. Papua tahun 2007 & 2012 Sumber data : SDKI 2007 dan 2012 Seperti kita ketahui, fertilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah. Berdasarkan data SDKI tahun 2007 dan 2012, angka total fertility rate (TFR) di Provinsi Papua naik 0,1 dari 3,4 menjadi 3,5. Ini artinya pada tahun 2007 setiap wanita di Papua rata-rata akan mempunyai anak sebanyak 2,9 orang diakhir masa 2,9 3,5 2 2,2 2,4 2,6 2,8 3 3,2 3,4 3,6 2007 2012
  • 24. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 18 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 reproduksinya, dan pada tahun 2012 setiap wanita di Papua rata-rata akan mempunyai anak 3,5 orang diakhir masa reproduksinya. 2.2.2 Pola Perkawinan  Umur Kawin Pertama Perempuan Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu indikator sosial demografi yang penting adalah umur kawin pertama, karena umur kawin pertama berkaitan dengan permulaan wanita “kumpul” pertama yang memungkinkan wanita berisiko untuk menjadi hamil. Umumnya wanita yang menikah pada usia muda mempunyai waktu yang lebih panjang berisiko untuk hamil. Oleh karena itu pada masyarakat yang kebanyakan wanitanya melakukan perkawinan pertama pada umur muda, angka kelahirannya juga lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang wanitanya melakukan perkawinan pertama kali pada usia lebih tua. Diagram 7. Umur Kawin Pertama Perempuan tahun 2013 Sumber data : Mini survey 2013 Diagram di atas menunjukan rata-rata umur kawin pertama perempuan 29 kab/kota di Provinsi Papua tahun 2013 berdasarkan Mini Survey yang dilakukan BKKBN tahun 2013. Kabupaten Pegunungan Bintang adalah kabupaten dengan usia kawin pertama perempuan terendah yaitu 16,5 tahun. 19,50 22,70 20,30 19,80 20,80 20,70 21,30 20,20 16,50 20,70 19,70 21,10 21,60 21,10 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00
  • 25. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 19 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Sedangkan kab/kota yang memiliki rata-rata umur kawin pertama perempuan sesuai anjuran BKKBN yaitu diatas 21 tahun untuk perempuan adalah Kab. Jayapura (22,70 thn), Kab. Mimika (21,30 thn), Kab. Waropen (21,10 thn), Kab. Supiori (21,60 thn), dan Kota Jayapura (21,10 thn).  Median Usia Kawin Pertama Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang kedua lebih tua daripada median age. Guna umur median untuk mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok umur tertentu. Diagram 8. Median Usia Kawin Pertama 14 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2013 Sumber data : Mini survey 2013 Sama seperti di diagram sebelumnya, Kabupaten Pegunungan Bintang adalah kebupaten dengan median usia kawin pertama terendah yaitu 16 thn. Sedangkan Kabupaten Jayawijaya adalah kabupaten dengan median usia kawin pertama tertinggi di Provinsi Papua, yaitu 22 tahun. 19 22 20 19 20 20 20 19 16 20 20 20 21 21 0 5 10 15 20 25
  • 26. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 20 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 2.2.3 Kesertaan ber-KB 2.2.3.1 Pasangan usia subur  Jumlah Pasangan Usia Subur Diagram 9. Jumlah Pasangan Usia Subur 29 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2010, 2011, 2012, 2013 Sumber data : Profil Hasil Pendataan Keluarga 2010, 2011, 2012, 2013 Diagram 9 adalah perkembangan jumlah pasangan usia subur (PUS) di 29 kab/kota yang ada di Provinsi Papua. 2.2.3.2 Contraceptive Prevalence Rate dan mix kontrasepsi  Distribusi Persentase Wanita Usia Subur Menurut Alat/Cara KB Prevalensi kontrasepsi di definisikan proporsi wanita kawin umur 15 - 49 tahun yang memakai salah satu alat/cara KB. SDKI 2007 sebanyak 38 Persen wanita berstatus kawin 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura Jumlah PUS 2010 Jumlah PUS 2011 Jumlah PUS 2012 Jumlah PUS 2013
  • 27. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 21 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Diagram 10. Distribusi Persentase Wanita Usia Subur Menurut Alat/Cara KB Sumber data : Mini Survey 2013 Diagram 10 adalah distribusi persentase wanita usia subur menurut alat/cara ber-KB. Jika dilihat dari diagram di atas perbedaan antara persentase wanita PUS yang menggunakan cara modern maupun dengan semua cara (termasuk tradisional) tidak memiliki perbedaan yang besar, bahkan di beberapa kab/kota seperti Jayawijaya, Kab. Jayapura, Biak Numfor, Mimika, Yahukimo, Peg. Bintang, Keerom, dan Waropen jumlah perbandingan yang menggunakan cara modern dan semua cara adalah sama. Artinya adalah di beberapa kab/kota tadi telah menggunakan cara modern sebagai metode kontrasepsinya. 66,1 3,0 33,6 51,6 46,1 46,1 34,3 33,3 26,5 58,7 44,4 60,0 22,0 56,0 65,6 3,0 33,6 51,0 45,0 46,1 34,3 33,3 26,5 50,9 44,4 60,0 21,3 55,1 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 Semua Cara Semua Cara Modern
  • 28. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 22 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014  Distribusi Persentase Wanita Usia Subur Menurut Metode Kontrasepsi Diagram 11. Distribusi Persentase Wanita Usia Subur menurut metode kontrasepsi 14 Kab/Kota di Prov. Papua 2013 Sumber data : Mini Survey 2013 Dilihat dari diagram 11, penggunaan MKJP tertinggi ada di Kabupaten Biak Numfor. Jika dilihat di lampiran tabel, maka penggunaan MKJP adalah 23,5% yang terdiri dari 0,3% IUD, 4,3% MOW, 2,8% MOP, 16,1% Implant. Sedangkan Kabupaten Merauke adalah kabupaten dengan penggunaan non MKJP terbesar yaitu 21,9%, yang terdiri dari 19,6 % PIL, 1,7% Kondom, 0,3% Pantang Berkala, 0,3% Jamu. Penggunaan MKJP dapat menurunkan angka DO peserta KB dan sebaliknya penggunaan non MJPK dapat meningkatkan risiko DO peserta KB. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% MKJP IUD/ Spiral MOW MOP Implat/ Susuk PIL Kondom MAL Pantang Berkala Sanggama Terputus Jamu/ Pijat Lainnya Tidak Pakai
  • 29. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 23 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014  Distribusi Persentase Peserta KB Menurut Tempat dan Cara Memperoleh Pelayanan KB Diagram 12. Distribusi Persentase Peserta KB Menurut Tempat dan Cara Memperoleh Pelayanan KB 14 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2013 Sumber data : Mini Survey 2013 Diagram 12 menunjukan distribusi persentase peserta KB menurut tempat dan cara memperoleh pelayanan KB di Provinsi Papua menurut Mini Survey 2013. Kab. Jayawijaya dan Kab. Pegunungan Bintang memiliki persentase 100% untuk pelayanan KB melalui jalur pemerintah dan gratis, artinya semua pelayanan KB di kedua kabupaten tersebut dilayani oleh pemerintah dan gratis. Sedangkan Kabupaten Yahukimo merupakan kabupaten dengan pelayanan KB jalur swasta terbesar yaitu 46,2%. 0 20 40 60 80 100 120 Pemerintah Gratis Pemerintah Bayar Swasta Gratis Swasta Bayar Lainnya Gratis Lainnya Bayar
  • 30. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 24 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 2.2.3.3 Kebutuhan Pelayanan Kontrasepsi Yang Tidak Terpenuhi Kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) didefinisikan sebagai persentase wanita kawin yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi. Wanita yang memerlukan KB dengan tujuan untuk “menjarangkan” kelahiran mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan waktu itu, wanita yang belum haid setelah melahirkan anak yang tidak diinginkan waktu itu, dan wanita lain yang tidak sedang hamil atau belum haid setelah melahirkan dan tidak memakai kontrasepsi tetapi ingin menunggu dua tahun atau lebih sebelum kelahiran berikutnya. . Wanita yang memerlukan KB untuk “membatasi“ kelahiran mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan, wanita yang belum haid dan yang sudah haid setelah melahirkan anak yang tidak diinginkan, yang tidak memakai kontrasepsi lagi. Ukuran pelayanan KB yang tidak terpenuhi, digunakan untuk menilai sejauh mana program KB telah dapat memenuhi kebutuhan pelayanan. Wanita yang telah disterilisasi termasuk kategori tidak ingin tambah anak lagi. Diagram 13. Distribusi Persentase Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) Menurut Unmeet Need 14 Kab/Kota di Prov. Papua 2013 Sumber data : Mini Survey 2013 Diagram 13 menunjukan keinginan ber-KB tapi tidak mendapat pelayanan (Unmeet Need) di 14 kabupaten/kota berdasarkan Mini Survey 2013. Kabupaten Yahukimo merupakan kabupaten dengan persentase Unmeet Need 5,2 11 10,4 6,6 2,1 4 5,2 20,5 18,4 7,8 4,2 4 18 6,46,9 23,8 9,3 12,3 15,2 5,3 10,9 2,6 8,2 6,7 9,7 8 16 9,6 12,1 34,8 19,8 18,9 17,3 9,3 16,1 23,1 26,5 14,5 13,9 12 34 16 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Unmet Need Penjarangaan Unmet Need Pembatasan Unmet Need Total
  • 31. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 25 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Penjarangan tertinggi, yaitu 20,5 %, Kabupaten Jayawijaya merupakan kabupaten dengan persentase Unmeet Need Pembatasan tertinggi, yaitu 23,8 % dan juga merupakan kabupaten dengan Unmeet Need Total tertinggi, yaitu 34,8 %. 2.3 Mortalitas dan Faktor Yang Mempengaruhi 2.3.1 Kecenderungan dan Pola Mortalitas  Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR) Sejak lama, salah satu program kesehatan Indonesia difokuskan pada penurunan angka kematian bayi dan anak yang masih tinggi. Angka kematian bayi dan anak tidak hanya penting untuk mengevaluasi kemajuan program kesehatan, tapi juga untuk memonitor situasi kependudukan terkini, dan juga sebagai input dalam pembuatan proyeksi penduduk. Selain itu, angka kematian bayi dan anak dapat juga dipakai untuk mengidentifikasi kelompok penduduk yang mempunyai risiko kematian tinggi. Grafik 2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Prov. Papua tahun 2002 & 2007 Sumber data : Profil Kesehatan Papua 2011 Grafik 2 menunjukan angka kematian bayi dari hasil SDKI tahun 2002 dan tahun 2007. Terlihat ada penurunan sebesar 15 dari tahun 2002 ke tahun 2007, yang semula 56 kematian / 1000 kelahiran, turun menjadi 41 kematian / 1000 kelahiran. 56 41 0 10 20 30 40 50 60 Tahun 2002 Tahun 2007
  • 32. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 26 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014  Angka Kematian Anak Diagram 14. Angka Kematian Anak per 1000 Kelahiran Hidup Prov. Papua Tahun 2012 Sumber data : SDKI 2012 Diagram 14 menunjukan jumlah kematian anak / 1000 kelahiran hidup. Jika dilihat dari SDKI 2012 Provinsi Papua memiliki angka kematian anak sebesar 64 kematian / 1000 kelahiran hidup.  Angka Harapan Hidup Grafik 3. Angka Harapan Hidup Prov. Papua tahun 2002, 2007, 2008,2009 Sumber data : Data BPS tahun 2010 Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi Papua terus mengalami kenaikan dari tahun 2002, tahun 2007, tahun 2009 dan SP tahun 2010. AHH di tahun 2002 adalah 65,2 tahun, kemudian tahun 2007 adalah 67,9 tahun, 64 0 10 20 30 40 50 60 70 65,2 67,9 68,1 68,2 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 Tahun 2002 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
  • 33. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 27 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 tahun 2008 naik menjadi 68,1 tahun dan pada tahun 2010 naik lagi menjadi 68,2 tahun. 2.3.2 Penyebab Kematian Diagram 15. Jenis Penyakit dan Penyebab Kematian Prov. Papua tahun 2012 Sumber data : Profil Kesehatan Provinsi Papua 2012 Menurut data dari Profil Kesehatan Provinsi Papua tahun 2012, terdapat 63.956 penderita Diare, 291 penderita Campak, 1174 penderita DBD sepanjang tahun 2012. Sedangkan 9 orang meninggal karena Campak dan 8 orang meninggal karena DBD. 2.4 Migrasi Menurut Everett S. Lee (1976) proses migrasi dipengaruhi oleh 4 faktor untuk mengambil keputusan melakukan migrasi: 1. Faktor yang terdapat di daerah asal. 2. Faktor yang terdapat di daerah tujuan 3. Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan 4. Faktor-faktor pribadi. Migrasi yang dibahas pada profil ini hanya mengrasi risen dan migrasi semasa hidup. 0 0 63956 0 0 0 291 9 0 0 0 0 1174 8 0 0 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 Pneumonia DiareTetanus NeonatorumCampak Difteri Flu Burung DBD Leptospirosis PAPUA
  • 34. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 28 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 2.4.1 Migrasi Risen Diagram 16. Migrasi Risen 29 Kab/Kota di Provinsi Papua tahun 2010 Sumber data : SP 2010 Seseorang dimana provinsi tempat tinggal sekarang berbeda dengan provinsi tempat tinggal 5 tahun yang lalu disebut migran risen (recent migrant). Diagram 16 di atas menunjukan migran risen di Provinsi Papua menurut Sensus Penduduk 2010. Migrasi risen terbanyak adalah Kota Jayapura, yaitu 29.515 jiwa. Sedangkan migrasi risen paling sedikit ada di Kabupaten Membramo Tengah, yaitu 249 jiwa. 162674 175119 89691 104680 68369 106018 124368 86656 131751 40930 6706061259 147803 55559 104056 24074 38693 163821268214298 71171 136614 35986 46171 78099 69910 35218 43092 198809 8602 4597 7875 9554 2891 4527 2081 5467 14175 5762 1912 2353 2208 852 858 4146 2988 1593 726 1204 596 324 249 840 4634 2882 338 1464 29515 850 411 934 736 931 322 12333 0 13143 919 225 177 1508 0 96 371 1046 3362 19 0 0 0 0 0 0 0 0 9128 1070 0 50000 100000 150000 200000 250000 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura Total Non Migran Total Migran Total Tidak Dinyatakan
  • 35. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 29 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 2.4.2 Migrasi Seumur Hidup Seseorang yang dicacah di suatu provinsi yang bukan provinsi tempat kelahiran disebut migran semasa hidup (lifetime migrant). Diagram 17. Migrasi Seumur Hidup 29 Kab/Kota di Provinsi Papua tahun 2010 Sumber data : SP 2010 Migran semasa hidup hasil SP tahun 2010 di Papua sebanyak 21,2 persen dari jumlah penduduk Papua. Dari jumlah tersebut tersebar di 29 kabupaten/kota. Diagram 17 terlihat bahwa migrasi seumur hidup terbesar ada di Kota Jayapura, yaitu 140.705 jiwa, Kabupaten Mimika adalah kabupaten/kota kedua terbesar, yaitu 108.973 dan Kabupaten Merauke adalah kabupaten/kota ketiga terbesar, yaitu 76.943. Sedangkan migrasi seumur hidup terkecil ada pada Kabupaten Membramo Tengah. 118773 175804 76078 63450 66619 100699 147851 93763 73028 37727 74962 69722 161016 63097 113034 22487 22411 18958 13506 16892 78293 147898 39270 49866 87676 83512 40152 60128 116000 76943 20281 35865 66443 16332 26099 5581 7385 108973 18057 6696 6855 3496 2337 1393 10484 26125 5681 2368 1473 760 624 267 897 5542 718 338 1991 140705 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000 200000 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura Total Non Migran Total Migran Total Tidak Dinyatakan
  • 36. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 30 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 BAB 3 PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN Dalam pembangunan berwawasan kependudukan, penduduk memiliki peran ganda yaitu pada satu sisi sebagai subyek atau pelaksana pembangunan dan pada sisi lain penduduk sebagai obyek atau sasaran tujuan pembangunan itu sendiri. Jadi jumlah penduduk yang besar sebenarnya merupakan potensi pembangunan yang besar pula, namun tidak hanya jumlah penduduk yang besar saja yang menentukan keberhasilan pembangunan itu, tetapi kualitas penduduk itu sendiri. Pada bab ini akan dibahas tentang pencapaian pembangunan manusia, pembangunan gender, penduduk rentan, ketersediaan pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan, pendidikan, ketenagakerjaan dan pertanian pangan. 3.1 Pencapaian Pembangunan Manusia Grafik 4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prov. Papua tahun 2005 - 2012 Sumber data : Data BPS 2012 Tabel 8 menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Papua terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, walaupun demikian jika dibandingkan tingkat nasional, Provinsi Papua IPM tergolong masih rendah dibandingkan provinsi-provinsi lain di Indonesia, hal ini karena Papua menduduki nomor urutan 33. Pada tahun 2005 IPM Provinsi Papua ada di angka 62,1, tujuh tahun kemudian mengalami kenaikan 3,76 menjadi 65,86. 62,1 62,75 63,41 64,00 64,53 64,94 65,36 65,86 60 61 62 63 64 65 66 67 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
  • 37. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 31 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Dari 29 kabupaten/kota IPM tertinggi pada tahun 2012 adalah Kota Jayapura yang telah mencapai 76,64, sedangkan IPM terendah Kabupaten Nduga 48,8 (lihat tabel 8 dan grafik 5). 3.2 Pembangunan Gender Grafik 5. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Prov. Papua tahun 2005 – 2011 Sumber data : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Prov. Papua Menurut data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua, IPG di Provinsi Papua dari tahun 2005 terus mengalami kenaikan hingga tahun 2011. Tahun 2005 IPG Provinsi Papua tercatat 58,6, sedangkan pada tahun 2011 IPG Provinsi Papua naik hingga berada di angka 62,69. 3.3 Penduduk Rentan Penduduk rentan adalah penduduk yang dalam berbagai matranya tidak atau kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensinya sebagai akibat dari keadaan fisik dan atau non fisiknya (Undangg-Undang , No 52 Tahun 2009). Penduduk rentan berdasarkan laporan BPS Provinsi Papua tahun 2010 meliputi kesulitan melihat, kesulitan mendengar, kesulitan berjalan/naik tangga, kesulitan mengingat/berkonsentrasi/berkomunikasi dan kesulitan mengurus diri sendiri. 58,6 59,3 61,1 61,4 61,89 61,98 62,69 56 57 58 59 60 61 62 63 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
  • 38. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 32 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Diagram 18. Penduduk Rentan Karena Kesulitan Fungsional di Provinsi Papua Tahun 2010 Sumber data : Data Pusat Statistik tahun 2012 Diagram 18 menunjukan data tentang penduduk rentan karena kesulitan fungsional di Provinsi Papua. BPS Papua tahun 2012 mencatat 23.442 penduduk Provinsi Papua memiliki kesulitan fungsional melihat. Angka itu adalah angka terbesar jika dibandingkan dengan jumlah penderita kesulitan fungsional lainnya di Provinsi Papua. 3.4 Ketersediaan Pelayanan 3.4.1 Kesehatan  Rasio SDM Kesehatan per 100.000 penduduk Kesehatan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak, produktif, serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya. 21496 1946 6588 1278 6591 1690 7009 1751 6888 1809 0 5000 10000 15000 20000 25000 Sedikit Parah Sedikit Parah Sedikit Parah Sedikit Parah Sedikit Parah Berkomunikasi Naik Tangga Berkosentrasi/ Diri Sendiri Kesulitan Melihat Kesulitan Mendengar Kesulitan Berjalan atau Kesulitan Mengingat/ Kesulitan Mengurus
  • 39. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 33 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Diagram 19. Rasio SDM Kesehatan per 100.000 penduduk di 29 Kab/Kota Prov Papua tahun 2011 Sumber data : Profil Kesehatan Provinsi Papua tahun 2011 Sehubungan tersebut sumberdaya manusia yang menagani kesehatan sangat penting. Diagram 19 memberikan gambaran tentang rasio dokter dengan penduduk dan rasio bidan dengan penduduk.Data di atas menunjukan rasio SDM kesehatan per 100.000 penduduk di 29 kab/kota di Provinsi Papua. Rasio dokter terbanyak ada di Kota Jayapura, rasio jumlah bidan terbanyak ada di Kabupaten Merauke, sedangkan rasio bidan terbanyak ada di Kabupaten Supiori. Jika dilihat dari jumlah total dokter, maka Kota Jayapura adalah kota dengan jumlah dokter terbanyak jika dibandingkan dengan 29 kab/kota di Provinsi Papua. 0 50 100 150 200 250 300 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura Jumlah Dokter Jumlah Bidan Rasio Dokter Rasio Bidan
  • 40. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 34 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014  Jumlah Sarana Layanan Kesehatan Diagram 20. Jumlah Sarana Layanan Kesehatan (Puskesmas & Rumah Sakit) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2011 Sumber data : Profil Kesehatan Provinsi Papua tahun 2011 Kabupaten Tolikara memiliki 27 puskesmas (8,08 persen) merupakan kabupaten dengan jumlah puskesmas terbanyak , sedangkan Kota Jayapura memiliki 7 rumah sakit (21,21 persen) merupakan kota dengan jumlah rumah sakit terbanyak. Jika kita perhatikan tabel dan diagram batang tersebut, terlihat masih banyak kab/kota di Provinsi Papua yang belum memiliki sarana kesehatan rumah sakit.  Jumlah Klinik Pelayanan KB Diagram 21. Jumlah Klinik Pelayanan KB di 29 Kab/Kota Provinsi Papua Tahun 2013 17 12 17 20 10 17 14 8 13 17 11 11 18 15 27 6 8 10 5 8 8 10 4 5 8 8 6 9 12 4 2 1 1 1 3 1 2 4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 5 10 15 20 25 30 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura Puskesmas Rumah Sakit 0 5 10 15 20 25 30 35 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura Klinik KB Pemerintah Klinik KB Swasta
  • 41. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 35 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Sumber data : Laporan Pelayanan Kontrasepsi, BKKBN Terlihat di diagram batang di atas bahwa klinik KB di Provinsi Papua didominasi oleh klinik KB pemerintah. Kabupaten Biak Numfor adalah kabupaten dengan klinik KB pemerintah terbanyak, sedangkan Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Mimika adalah dua kabupaten dengan jumlah klinik KB swasta terbanyak. 3.4.2 Pelayanan Pendidikan  Sarana Pendidikan Diagram 22. Jumlah Sarana Pendidikan (Sekolah) di Provinsi Papua tahun 2011 & 2012 Sumber data : Data BPS, 2012 Diagram 22 menunjukan jumlah sarana pendidikan (sekolah) menurut BPS tahun 2011 dan 2012. Jumlah TK di tahun 2012 mengalami penambahan 31 TK dari tahun sebelumnya, yaitu dengan jumlah 442, jumlah SD di tahun 2012 mengalami penambahan 45 SD dari tahun sebelumnya, yaitu 2179, jumlah SMP di tahun 2012 mengalami penambahan16 SMP dari tahun sebelumnya, yaitu 495. Berbeda dengan sarana pendidikan yang lain, Sekolah Menengah Atas di Provinsi Papua mengalami penurunan jumlah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di tahun 2011 jumlah SMA sebanyak 170 sekolah,sedangkan di tahun 2012 jumlah SMA sebanyak 162. 411 2134 479 170 442 2179 495 162 0 500 1000 1500 2000 2500 Pertama Atas Pertama Atas Dasar Menengah Menengah Dasar Menengah Menengah TK Sekolah Sekolah Sekolah TK Sekolah Sekolah Sekolah Jenis Sekolah 2010/2011 Jenis Sekolah 2012/2013
  • 42. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 36 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014  Tenaga Pengajar Diagram 23. Jumlah Tanaga Guru di Provinsi Papua Tahun 2011 & 2012 Sumber data : Data BPS 2012 Diagram 23 menunjukan jumlah tanaga pendidikan (guru) menurut BPS tahun 2011 dan 2012. Jumlah guru TK di tahun 2012 mengalami penurunan 181 guru TK dari tahun sebelumnya, yaitu dengan jumlah 1221, jumlah guru SD di tahun 2012 mengalami penurunan 241 guru SD dari tahun sebelumnya, yaitu 12.665, jumlah guru SMP di tahun 2012 mengalami penambahan 88 guru SMP dari tahun sebelumnya, yaitu 4429, dan guru Sekolah Menengah Atas di Provinsi Papua mengalami penambahan jumlah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di tahun 2011 jumlah guru SMA sebanyak 2.387 sekolah,sedangkan di tahun 2012 jumlah SMA sebanyak 2651. 1221 12665 4429 2387 1040 12424 4517 2651 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 Pertama Atas Pertama Atas Dasar Menengah Menengah Dasar Menengah Menengah TK Sekolah Sekolah Sekolah TK Sekolah Sekolah Sekolah Jenis Sekolah 2010/2011 Jenis Sekolah 2012/2013
  • 43. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 37 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 3.5 Pendidikan 3.5.1 Angka Melek Huruf Diagram 24. Angka Melek Huruf di 29 Kab/Kota Provinsi Papua tahun 2010-2012 Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pendidikan Prov. Papua tahun 2010, 2011 & 2012 Dilihat dari diagram batang 24 yang bersumber dari Buku Publikasi Dinas Pendidikan secara keseluruhan angka melek huruf di 29 kab/kota di Provinsi Papua mengalami kenaikan, namun ada beberapa kab/kota yang mengalami penurunan angka melek huruf seperti Kabupaten Asmat, Kabupaten Peg. Bintang, Kabupaten Nduga, Kabupaten Lanny Jaya, Membramo Tengah dan Kabupaten Yalimo. 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000 180.000 200.000 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
  • 44. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 38 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 3.5.2 Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi Yang Dimiliki Diagram 25. Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi Yang Dimiliki di 29 Kab/Kota Prov. Papua Tahun 2012 Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pendidikan Prov. Papua 2012 Data Dinas Pendidikan Provinsi Papua tahun 2012 di atas menunjukan masih banyak penduduk di Provinsi Papua yang tidak memiliki ijazah. Kabupaten Nduga adalah kabupaten dengan persentase terbanyak penduduk yang tidak memiliki ijazah, yaitu 94,78 %. Sedangkan Kota Jayapura merupakan kota dengan persentase penduduk dengan ijazah S1/S2/S3 terbanyak, yaitu 9,84 %. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai kotaJayapura Tidak Mempunyai Ijazah SD/MI SLTP/MTs SMU/MA Diploma I-III Universitas/ S1-S3
  • 45. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 39 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 3.5.3 Angka Partisipasi Sekolah Diagram 26. Angka Partisipas Sekolah (APS) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012 Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pendidikan Prov. Papua tahun 2012 Data di atas menunjukan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di 29 kabupaten/kota di Provinsin Papua tahun 2012. Terlihat secara keseluruhan angka partisipasi sekolah usia 7-12 dan usia 19-24 tinggi, sedangkan pada usia 13-15 dan 16-18 APS-nya relatif rendah. 3.5.4 Angka Partisipasi Murni Diagram 27. Angka Partisipas Murni (APM) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012 Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pendidikan Prov. Papua tahun 2012 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura 7 - 12 13-15 16-18 19-24 32.689 21.042 19.256 21.850 16.038 22.640 12.272 4.629 32.663 10.888 19.225 15.814 22.772 8.951 16.057 6.770 9.390 4.584 3.666 6.448 3.286 14.169 5.119 9.566 4.058 13.949 4.880 9.764 33.710 10.183 6.481 7.774 6.850 5.509 8.095 2.911 1.059 8.353 2.207 3.645 1.518 3.233 1.465 2.523 1.885 2.564 1.378 1.219 1.466 361 6.309 780 2.155 388 1.812 672 2.124 13.959 8.169 6.494 6.049 7.558 4.434 6.399 1.388 828 5.838 1.356 1.501 370 934 718 898 988 1.733 741 809 382 45 1.531 201 467 340 193 63 858 13.861 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura SD SMP SMU
  • 46. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 40 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Data di atas adalah Angka Partisipasi Murni menurut Dinas Pendidikan Provinsi Papua tahun 2012. Secara keseluruhan terlihat bahwa APM tertinggi ada di jenjang Sekolah Dasar, sedangkan di jenjang SMP dan SMU mengalami penurunan. Angka ini terkait dengan rata-rata lama sekolah di Provinsi Papua, yaitu 6,69 tahun, artinya banyak anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan setelah lulus dari Sekolah Dasar. Dengan demikian wajib belajar Sembilan tahun di Papua masih belum bisa tercapai. 3.6 Ketenagakerjaan Dalam istilah ketenagakerjaan penduduk dibagi menjadi dua kelompok, yaitu penduduk Usia Kerja dan Bukan Usia Kerja. Batasan penduduk usia kerja berbeda-beda antara satu negara dengan negara lain, ada yang menggunakan 10 tahun keatas, 15 tahun ke atas, atau penduduk usia 15-64 tahun. Konsep dan definisi yang digunakan BPS, maupun International Labor Organization (ILO) dan sebagian besar negara lainnya, membatasi penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Penduduk berusia di bawah 15 tahun digolongkan sebagai penduduk bukan usia kerja.  Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Diagram 28. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012 Sumber data : Buku Publikasi Disnakerduk Prov. Papua 2013 13,08 16,84 6,43 8,41 4,56 7,10 14,20 7,39 10,12 3,36 6,01 5,43 14,86 0,00 8,99 2,34 2,95 1,080,79 1,38 6,84 13,70 3,70 4,87 6,33 6,99 2,49 5,58 14,24 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura
  • 47. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 41 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. Data di atas menunjukan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)di 29 kab/kota di Provinsi Papua. Menurut data Disnakerduk Provinsi Papua tahun 2013, TPAK terbesar ada di Kabupaten Jayawijaya, disusul Kabupaten Yahukimo (14,86) di urutan kedua dan Kota Jayapura di urutan ketiga dengan TPAK 14,24.  Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penganggur secara konsepsi merupakan bagian dari Angkatan Kerja, dan Angkatan Kerja adalah bagian dari Penduduk Usia Kerja (15 tahun ke atas), sehingga penganggur dikonsepsikan sebagai penduduk dengan usia minimal 15 tahun. Diagram 29. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012 Sumber data : Buku Publikasi Disnakerduk Prov. Papua 2013 Berdasarkan data Disnakerduk Provinsi Papua tahun 2013, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Papua terbesar ada di Kota Jayapura, yaitu 50,77, disusul Kabupaten Biak Numfor (22,16) di posisi kedua, dan Kabupaten Mimika (20,06) di posisi ketiga. 19,25 8,19 14,6115,00 9,57 22,16 0,00 3,00 20,06 4,283,091,371,080,000,00 3,69 0,00 2,382,96 0,76 5,566,49 50,77 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura
  • 48. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 42 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 3.7 Pertanian Pangan 3.7.1 Produktivitas Pertanian  Produktivitas dan Produksi Padi Diagram 30. Produktivitas dan Produksi Padi di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012 (Ton/ha) Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pertanian tahun 2012 Dari 29 kab/kota di Provinsi Papua, hanya ada 9 kab/kota yang memproduksi Padi menurut Dinas Pertanian Provinsi Papua tahun 2012, yaitu, Merauke, Jayawijaya, Jayapura, Nabire, Mimika, Asmat, Sarmi, Keerom dan Kota Jayapura.  Produktivitas dan Produksi Jagung Diagram 31. Produktivitas dan Produksi Jagung di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012 (Ton/ha) Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pertanian tahun 2012 37,3136,9937,4037,37 0,000,000,000,00 36,84 0,000,00 36,76 0,000,000,00 37,3437,20 0,000,000,000,000,000,000,000,000,000,000,00 37,54 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura 18,2117,6317,5717,8217,72 19,07 18,1518,2818,93 20,72 17,83 16,52 18,0517,97 0 18,4418,07 16,61 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17,97 0 5 10 15 20 25 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai kotaJayapura
  • 49. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 43 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Menurut data Dinas Pertanian tahun 2012, Boven Digoel merupakan penghasil Jagung terbanyak yaitu 20,72 Ton/Ha.  Produktivitas dan Produksi Kedelai Diagram 32. Produktivitas dan Produksi Kedelai di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012 (Ton/ha) Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pertanian tahun 2012 Produktifitas Kedelai tertinggi di Provinsi Papua manurut data Dinas Pertanian tahun 2012 ada di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Jayapura, sebesar 11,36 Ton/Ha. 3.7.2 Produktivitas Perikanan Diagram 33. Produktivitas Perikanan di 29 Kab/Kota Provinsi Papua Tahun 2012 Sumber data : Buku Publikasi Dinas Kelautan & Perikanan tahun 2012 11,3611,0411,36 10,9411,12 0,00 11,0211,08 0,00 0,00 0,00 0,00 11,1411,1011,1711,0911,0211,04 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 11,14 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai KotaJayapura 120.685 0 10.982 4.128 6.611 40.890 0 0 43.196 0 27.035 6.409 0 0 0 710 0 3.987 4.678 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12.163 2.349 687 1.098 51 0 0 198 0 72 58 2.722 95 152 0 0 0 0 236 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 66 263 66 356 132 71 22 951 22 56 0 0 0 0 0 0 0 16 12 45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3.752 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Kep.YapenWaropen BiakNumfor Paniai PuncakJaya Mimika BovenDigoel Mappi Asmat Yahukimo PegununganBintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supriori MemberamoRaya Nduga LannyJaya MemberamoTengah Yalimo Puncak Dogiyai IntanJaya Deiyai kotaJayapura Perikanan Laut Perikanan Umum Tambak
  • 50. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 44 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 Menurut data Dinas Kelautan & Perikanan tahun 2012, Kabupaten Merauke merupakan kabupaten dengan produktifitas perikanan laut tertinggi di Provinsi Papua. 3.7.3 Produktivitas Perkebunan Diagram 34. Produktivitas Perkebunan Provinsi Papua Tahun 2012 Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pertanian tahun 2012 Menurut Dinas Pertanian Provinsi Papua tahun 2012, Kelapa merupakan komoditi dengan tingkat produktifitas tertinggi di Provinsi Papua, disusul Kakao di urutan kedua dan Kelapa Sawit di urutan ke tiga. 7.185 16.240 20.947 1.354 17.552 803 16 16 0 281 0 0 0 0 0 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 sawit Mete Pagar Sunan Karet Kelapa Kelapa Kopi Kakao Jambu Lada Cengkeh Teah Jarak Kemiri Tebu KapasTembakauNilam Tanaman Tahunan Tanaman Semusim
  • 51. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 45 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 3.7.4 Produktivitas Peternakan Diagram 35. Produktivitas Peternakan Provinsi Papua Tahun 2012 Sumber data : Buku Publikasi Dinas Peternakan tahun 2012 Menurut data Dinas Peternakan Provinsi Papua tahun 2012, hewan dengan produktifitas peternakan tertinggi adalah Babi (5.242.335), disusul Sapi (2.903.329). Ternak Babi di Papua memiliki harga yang tinggi, karena disamping untuk konsumsi sehari-hari, juga digunakan untuk upacara-upacara / pesta adat di Papua. 2.903.329 0 77.856 0 117.571 0 5.242.335 1.258.6911.152.922 0 567.640 0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 Sapi Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam Ayam Ras Ayam Ras Itik
  • 52. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 46 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 BAB 4 PENUTUP Profil Kependudukan Provinsi Papua Tahun 2014 ini diharapkan dapat memberikan gambaran sebagian kecil situasi kependudukan di Papua. Telaah lebih mendalam dari Profil ini bermanfaat dalam memotret lebih tajam dan detil situasi kependudukan di Papua. Tujuan dari penyusunan buku Profil Kependudukan ini, agar dapat memberikan masukan kepada komponen maupun bidang teknis tentang permasalahan kependudukan di Papua berdasarkan tren kecenderungan data yang dapat ditampilkan. Akhir kata, kritik dan saran membangun terhadap penyusunan buku Profil Kependudukan Provinsi Papua ini sangat diperlukan, demi menyempurnakan isi dan relevansi data profil ini terhadap situasi kependudukan di Papua, dalam upaya mengidentifikasi masalah kependudukan, serta merumuskan alternatif solusi pemecahannya dimasa yang akan datang.
  • 53. PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 47 PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014 BAHAN PUSTAKA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2011. Pendidikan Kependudukan. Jakarta : Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan. Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, Papua Dalam Angka 2009,2010,2011,2012, 2013; Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun2010-2013. Jakarta : Direktorat Pelaporan dan Statistik. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana, 2011.Jakarta, Direktorat Tehnologi dan Dokumentasi. Badan Pusat Statistik, 2010. Sensus Penduduk 2010. diakses melalui http://sp2010.bps.go.id/ BKKBN Papua, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Provinsi Papua tahun 2012, Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Jayapura, 2014.