SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
1 | P a g e
Modul2
PEMBUBARAN KARENA PERUBAHAN SEKUTU DAN
LIKUIDITAS
MODUL 2 KEGIATAN BELAJAR 1
Pembubaran Persekutuan karena Perubahan Sekutu
Ada empat jenis pembuambaran persekutuan sbb:
1. Dissociation / Pengunduran diri
“Konsep hokum untuk pengunduran diri sekutu karena meninggal, pension atau
pengunduran diri sukarela atau tidak sukarela.”
2. Dissolution / Pembubaran
“Pengakhiran persekutuan pada akhir masa atau tujuan persekutuan atau dengan
persetujuan tertulis dir seluruh sekutu.”
3. Termination / Terminasi
“Akhir dari fungsi bisnis normal sebuah persekutuan, persekutuan tidak lagi
mengalami kesinambungan usaha pada saat penghentian.”
4. Liquidation / Likuidasi
“Penjualan aktiva persekutuan, pembayaran kewajiban dan pembagian aktiva
tersisa kepada masing-masing sekutu.”
Pembubaran dapat disebabkan oleh beberapa hal sbb:
1. Pembubaran oleh Tindakan Sekutu
Tindakan tertentu seorang sekutu persekutuanfirma dapat menimbulkan
pembubaran meliputi :
Pencapaian waktu atau penyelesaian tujuan
Persetujuan yang saling menguntungkan
Pengunduran diriseorang sekutu2
2. Pembubaran karena Ketentuan Undang – Undang
Persekutuan firma dengan sendirinya bubar karenakemungkinan –– kemungkinan
tertentu yang ditetapkanoleh undang – undang yakni :
Kematian seorang anggota persekutuan firma
Kepailitan seorang sekutu atau persekutuan firma itusendiri
Setiap kejadian yang menyebabkan perusahaan tidaksyah lagi untuk bergerak atau
bagi masing – masinganggota untuk menjalankan perusahaan sebagaipersekutuan
firma
Perang terhadap negeriseorang anggota yang menjadi penduduk itu
2 | P a g e
3. Pembubaran oleh Keputusan Pengadilan
Pengadilan dapat memutuskan pembubaran karena terbukti timbul hal – halsbb:
Seorang sekutu tidak waras (insanity) atau tak mampu untukmenyelesaikan setiap
masalah atau untuk memenuhi bagiannyadalam perjanjian persekutuan firma
Sikap seorang sekutu merugikan perusahaan yang sedang dijalankan
Perselisihan intern di antara para sekutu
Kelanjutan perusahaan tidak mungkin lagi menguntungkan
Alasan –– alasan lain yang menyebabkan pembubaran adil, , misalnyakecurangan
atau kesalah tafsiran dalam pembentukkan persekutuan firma
A. Penerimaan Seorang Sekutu Baru
Seorang dapat diterima sebagaisekutu baru hanya dengankesepakatan semua sekutu
dan ini menimbulkan asosiasi baru dari perorangan – perorangan dan ini merupakan
pembentukkanpersekutuan firma baru.Dengan masuknya seorang sekutu baru, maka
suatu persetujuan harus dirancang untuk menetapkan kepentingan sekutu pada
pembentukkan firma, pembagian laba dan rugi dimasa mendatang diantara para sekutu
dan semua hal lainnya yang menyangkut asosiasi baru ini.
Firma yang baru ini dapat terus menggunakan buku dan catatan dari perusahaan
semula, tetapisaldo perkiraan tertentu pada umumnya perlu dinilai kembali.Sepanjang
persekutuan firma awal ini terus beroperasi.Nilai pasar harus ditentukan untuk aktiva
yang ditetapkan pada organisasi baru dan saldo perkiraan harus dinilai kembali untuk
melaporkan nilaiseperti itu.
Persedian barang harus ditetapkan kembali dengan nilai pengganti
sekarang.Penyisihan yang memadai harus ditetapkan untuk piutang usaha.Surat – surat
berharga harus dilaporkan dengan nilai pasar berjalan, aktiva tak lancar harus dilaporkan
dengan nilai yang ditaksirsekarang. Seluruh kewajiban harus ditetapkan dan dilaporkan
sesuai dengan yang tercantum dalam buku
Perubahan ini akan menimbulkan laba dan rugi yang dapat diberikanatau
dibebankan kepada para sekutu semula dalam rasio pembagian laba dan rugi awal. Jika
perubahan ini tidak dilaporkan dalam perkiraan, maka sekutu baru yang baru masuk akan
ikutserta dalam keuntungan dan kerugian yang terjadisebelum ia masuk sebagaisekutu
baru. Seorang sekutu yang baru masuk biasanya menyetorkan aktiva untuk memperoleh
kepentingan dalam persekutuan firma yang baru didirikan
Seorang dapat diterima sebagaisekutu tanpa menyetorkan investasi dan tanpa
penetapan kepentingan modal. Dalam halseperti ini, kepentingan modal akan timbul dari
investasi, pengambilan prive dan pembagian laba dan rugi dimasa mendatang. Walaupun
seorang yang diterima dalam persekutuan firma menjadi pemilik atassemua hartabenda
persekutuan firma pada tanggal ia diterima, namun tanggung jawabnya terhadap hutang
yang ada ditetapkan secara terbatas oleh uniform partnership Act. (UPA) ini menetapkan
bahwa “Seseorang yang diterima sebagaisekutu dalam persekutuan firma bertanggung
3 | P a g e
jawab akan semua kewajiban yang timbul sebelum ia diterima, seolah – olah ia telah
menjadiseorang sekutu ketika kewajiban itu timbul, kecuali tanggung jawab ini akan
dipenuhi hanya dengan harta benda persekutuan firma”
Dalam hal perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban, makaaktiva
pribadiseorang sekutu baru tidak dapat digunakan untuk memenuhi klaim terhadap
organisasi awal, tetapi aktiva pribadi sekutu baru ini dapat digunakan untuk memenuhi
kewajiban yang timbul akibat kegiatan usaha dari organisasi yang baru didirikan
ini.Seseorang dapat memperoleh kepentingan dalam persekutuan firma lewat :
 Pembelian kepentingan ini dariseorang atau lebih sekutuawal
 Investasi aktiva yang menimbulkan kenaikkan dalam modal persekutuan firma.
1. Perolehan kepentingan lewat pembelian
Jika semua sekutu setuju untuk menerima seorang pembeli kepentingan
sebagaisekutu, maka hal ini akan membubarkan persekutuan firma yang lama dan
menciptakan persekutuan firma yang baru. Jika para sekutu tidak setuju maka Uniform
Partnership Act menetapkan, bahwa ia hanyamemperoleh sesuai dengan perjanjian laba
dan atas pembubarankepentingan yang menjadi hak sekutu awal pemindahtanganan
kepentingandengan sendirinya tidak membubarkan perusahaan dan tidak pula
memberikan hak kepada pembeli untuk ikut campur dalam pengelolahan perusahaan.
Apabila seorang memperoleh sebagian atau seluruh kepentingan seorang sekutu
dalam perusahaan, maka kepentingan yang diperoleh ini dicatatsebagai modal sekutu
yang baru dan modal sekutu yang menjualkepentingan dikurangi dengan jumlah yang
sama. Pembayaran untukkepentingan ini tidak dicatat dalam buku persekutuan firma
karena hal inimerupakan transaksi antara 2 orang yang bertindak dalam kapasitas private
mereka.
Contoh:
Asumsikan bahwa A danB adalah 2 orang sekutu masing – masing dengan modal
sebesar Rp30.000,- dan laba dibagi rata C membeli ½ kepentingan dari B dengan harga
Rp18.000,- A setuju untuk menerimaC sebagaisekutu. Buku persekutuan firma yang lama
terus digunakan oleh firma A,B dan C yang baru. Satu – satunya ayat jurnal yang
dibutuhkan dalam buku itu adalah :
Modal B ……………………… Rp15.000
Modal C ………………………. Rp15.000
Ayat jurnal ini dibuat terlepas dari jumlah yang dibayar oleh C kepada B. Total
modal persekutuan firma tetap sebesar Rp60.000,-. A mempunyai kepentingan sebesar 50
% dalam perusahaan baru, B sebesar 25% dan C sebesar 25%
2. Perolehan kepentingan lewat investasi
Apabila seorang memperoleh kepentingan dengan melakukan investasi, maka
aktiva dan modal persekutuan firma akan bertambah.
4 | P a g e
Contoh:
- Tidak adanya persetujuan khusus mengenai penerimaan masuk sekutu baru
Asumsikan bahwa D dan E mempunyai modal masing–masingsebesar Rp20.000,-
dan Rp10.000,- dan membagi rata laba. . Aktiva itu dinilai dengan layak. . Kemudian F
diterima sebagai sekutu baru dengan investasi sebesar Rp12.000,-. Laba dan rugi firma
yang baru dibagi rata.Buku persekutuan firma awal tetap digunakan untuk perusahaan
yang baru. Investasi F dicatat sbb:
Kas ………………………………… Rp12.000,-
Modal F ……………………………Rp12.000,-
- Adanya persetujuan khusus mengenai penerimaan masuk sekutu baru
Asumsikan, bahwa persetujuan antara D, E, dan F, menetapkansekutu F harus
menanamkan investasi dalam jumlah yang cukup untuk memperoleh kepentingan sebesar
¼ atau 25% dalam perusahaan baru. Dalam hal ini, modal gabungan kedua sekutu awal
adalah Rp30.000,- yang merupakan ¾ bagian dari modal yang baru, dan sekutu baru
harus menanamkan investasi sebesar Rp10.000,- untuk kepentingan sebesar ¼ atau 25%.
Maka modal masing – masing sekutu D, E, dan F adalah Rp20.000,- Rp10.000,- dan
Rp10.000,- kepentingan masing – masing sekutu akan sebesar Rp20.000,-/Rp40.000,-
atau 50%, Rp10.000,-/Rp40.000,- atau 25% dan Rp10.000,-/Rp40.000,- atau 25%.
Investasi dengan pemberian bonus ataugoodwill kepada sekutu lama
Jika persekutuan firma telah beroperasi dengan sukses, maka para sekutu dapat
menerima masuk seorang sekutu dengan ketentuan, bahwa:
o Bagian dari investasisekutu baru akandiberikan sebagai bonus kepada sekutu
lama
o Goodwill persekutuan akan ditetapkan dan mengkreditsekutu lama
Bonus
Contoh:
Asumsikan bahwa persekutuan firma D dan E sukses dalamoperasinya,
sehingga F bersedia menanamkan investasisebesar Rp12.000,- untuk kepentingan
sebesar ¼. Oleh karena aktiva bersih perusahaan, sebelum F menanamkan
investasi berjumlah Rp30.000,-maka investasi tambahan F sebesar Rp12.000,-
akan meningkatkan aktiva bersih menjadi Rp42.000,-. Jika perkiraan modal F
dikredit sebesar R12.000,- dan tidak ada perubahan dalam perkiraan modal D dan
E, maka kepentingan F akan menjadi 12/42, yang berartilebih besar daripada
kepentingan sebesar ¼ bagian yang diberikan kepadanya. Karena aktiva bersih
setelah F diterima masuk berjumlah Rp42.000,- maka kredit sebesar Rp10.500,-
untuk F akanmemberikan kepadanya kepentingan sebesar ¼ bagian yang
diberikan kepadanya.Jumlah kelebihan investasi atas kepentinganyang diberikan
kepada F dapat dipertimbangkan sebagai bonus kepada sekutu lama.Bonus
5 | P a g e
dibagikan kepada sekutu lama dalam rasio laba dan rugi awal. Karena D dan E
membagirata laba, makabonus sebesar Rp1.500,- akan menimbulkan
kenaikansebesar Rp750,- dalam masing – masing modal sekutu lama.
Asumsikan, bahwa buku persekutuan firma lama terusdigunakan untuk
persekutuan firma yang baru, makaayat jurnal untuk mencatat investasi F adalah
sbb:
Kas ………………………… Rp12.000,-
Modal D…………………. Rp750,-
Modal E …………………. Rp750,-
Modal F………………….. Rp10.500,-
Goodwill
Contoh:
Penilaian F atas kepentingan sebesar ¼ bagian dengan investasi sebesar
Rp12.000,- dapat digunakan sebagai dasar untuk mencatatgoodwill yang
ditetapkan pada penyertaan atau setoran aktivabersih sekutu D dan E dalam
organisasi perusahaan baru. Jika modal F sebesar Rp12.000,-dinyatakan sebagai
¼ bagian dari total modal, maka total modal ini harus berjumlah Rp48.000,-
dangan bunga modal D dan E harus sebesar Rp36.000,-. Karena modal D dan E
sekarang berjumlah Rp30.000,- maka saldo ini harus dinaikkan dengan Rp6.000.
Rasio laba dan rugi digunakan dalam mambagikenaikan modal sebesar Rp6.000,-
Ayat – ayat jurnal untuk mencatat investasi F adalah :
Goodwill ………………………………..Rp6.000,-
Modal D ……………………………... Rp3.000,-
Modal E ……………………………… Rp3.000,-
Kas ………………………………… Rp12.000,-
Modal F ……………………………… Rp12.000,-
Pembandingan MetodeBonus dan Goodwill
Kedua metode akan memberikan hasil yang sama apabila:
o Persentase pembagian laba – rugi untuk sekutu yang barumasuk sama
dengan persentase kepentingannya dalam aktivaatas diterimanya ia
sebagaisekutu.
o Para sekutu lama terus membagi laba – rugi diantara mereka sendiri
dalam rasio awal
Misalnya, jika bagian laba F dalam contoh diatasterbatassebesar
25% serta D dan E berbagi sisa laba masing – masing sebesar 37% dan
37½ %, maka baik metode bonus maupungoodwill akan memberikan
hasil akhir yang sama. Sebagai contoh, kita misalkan saldo dalam
contoh – contoh itu adalah sbb:
6 | P a g e
Goodwill
Aktiva
Lainnya
Modal D Modal E Modal F
Bonus -
Rp42.000,
-
Rp20.750,
-
Rp10.750,
-
Rp10.500,
-
Goodwil
l
Rp6.000,
-
Rp42.000,
-
Rp23.000,
-
Rp13.000,
-
Rp12.000,
-
Dengan mengesampingkan perubahan dalam aktiva bersih,
makasaldo modal untuk D, E dan F dengan menggunakan
metodebonus dan goodwill,akanmenunjukkan angka – angka sbb:
Goodwill
Aktiva
Lainnya
Modal D Modal E Modal F
Bonus -
Rp42.000,
-
Rp20.750,
-
Rp10.750,
-
Rp10.500,
-
Goodwill
Rp6.000,
-
Rp42.000,
-
Rp23.000,
-
Rp13.000,
-
Rp12.000,
-
Dikurang
i
Goodwill
*
Rp
6.000,-
Rp
2.250,-
Rp
2.250,-
Rp
1.500,-
Rp
0,-
Rp42.000,
-
Rp20.750,
-
Rp10.750,
-
Rp10.500,
-
*(Rugi yg dibagikan dalam rasio laba-rugi
Metode goodwill pada akhirnya menghasilkan saldo perkiraan
yang sama dengan saldo perkiraan yang dicapai dengan menggunakan
metode bonus.
Sebaliknya, asumsikan bahwa aktiva pada akhirnya direalisasikan
sebesar Rp48.000,- sehingga hal ini mengesahkan eksistensi goodwill.
Jika dalam mencatat investasi F digunakan metode bonus, maka
realisasi kelebihan sejumlah Rp6.000,-atas nilai buku aktiva akan
menghasilkan keuntungan yang dapat dibagikan kepada para sekutu
dalam rasio rugi – laba. Dengan mengesampingkan perubahan yang
terjadi dalam aktiva bersih, maka saldo modal untuk D, E dan F pada
masing – masing metode akan Nampak sbb:
7 | P a g e
Goodwill
Aktiva
Lainnya
Modal D Modal E Modal F
Goodwill
Rp6.000,
-
Rp42.000,
-
Rp23.000,
-
Rp13.000,
-
Rp12.000,
-
Bonus -
Rp42.000,
-
Rp20.750,
-
Rp10.750,
-
Rp10.500,
-
Ditambah
Goodwill
*
Rp
6.000,-
Rp
2.250,-
Rp
2.250,-
Rp
1.500,-
Rp
6.000,-
Rp42.000,
-
Rp23.000,
-
Rp13.000,
-
Rp12.000,
-
*(laba yg dibagikan dalam rasio laba – rugi, 37½%, 37½% dan
25%
Metode goodwill dan bonus akan memberikan hasil yang identic
apabila bagian sekutu yang baru masuk dalam laba sama dengan
kepentingan awal yang diperoleh dan sekutu – sekutu yang lama tetap
membagi laba – rugi dalam rasio mereka yang semula. Jika tidak
demikian, maka hasil kedua metode akan berbeda.
Misalkan bahwa F diberikan kepentingan ¼ bagian atas
diterimanya ia sebagaisekutu, dalam aktiva tetapi hanya 1/3 dalam
bagiannya atas laba yang akan datang, D dan E membagi rata sisa laba.
Dalam hal seperti ini, penggunaan metode bonus akan memberikan
keuntungan akhir kepada F dan kerugian yang sama kepada D dan E.
asumsikan bahwa aktiva pada akhirnya hanya dapat direalisasi sebesar
Rp42.000,- dengan demikian gagal untuk mengkonfirmasi eksistensi
goodwill. Penghapusan akhir goodwill menghasilkan saldo modal sbb:
Goodwill
Aktiva
Lainnya
Modal D Modal E Modal F
Bonus -
Rp42.000,
-
Rp20.750,
-
Rp10.750,
-
Rp10.500,
-
Goodwill
Rp6.000,
-
Rp42.000,
-
Rp23.000,
-
Rp13.000,
-
Rp12.000,
-
Dikurang
i
Goodwill
*
Rp
6.000,-
Rp
2.000,-
Rp
2.000,-
Rp
2.000,-
Rp
0,-
Rp42.000,
-
Rp21.000,
-
Rp11.000,
-
Rp10.000,
-
Keuntungan/Kerugia
n pada metode bonus
(Rp250,-) (Rp250,-)
Rp
500,-
*(rugi yg dibagikandalam rasio laba – rugi, 37½%,37½% dan 25%
8 | P a g e
Keuntungan dan kerugian yang sama akan timbul dengan
mengasumsikan, bahwa aktivapada akhirnya direalisasisebesar
Rp48.000,-. Jadi mengesahkan eksistensi goodwill. Saldo modal akan
terlihatsbb:
Goodwill
Aktiva
Lainnya
Modal D Modal E Modal F
Goodwill
Rp6.000,
-
Rp42.000,
-
Rp23.000,
-
Rp13.000,
-
Rp12.000,
-
Bonus -
Rp42.000,
-
Rp20.750,
-
Rp10.750,
-
Rp10.500,
-
Ditambah
Goodwill
*
Rp
6.000,-
Rp
2.000,-
Rp
2.000,-
Rp
2.000,-
Rp
6.000,-
Rp42.000,
-
Rp22.750,
-
Rp12.750,
-
Rp12.500,
-
Keuntungan/Kerugia
n pada metode bonus
(Rp250,-) (Rp250,-)
Rp
500,-
*(laba yg dibagikan dalam rasio laba – rugi, 371/2%,371/2% dan
25%
Investasi dengan memberikan bonus ataugoodwill kepada sekutu baru
Persekutuan firma bisa saja membutuhkan dana-dana tambahan atau para sekutu
mungkinmenginginkan jasa – jasa orang tertentu.Dalam hal seperti itu, seorang
sekutu baru dapat diterimadengan ketentuan bahwa :
a) Bagian dari modal sekutu lama akan diberikansebagai bonus kepda sekutu
baru
b) Goodwill akan ditetapkan dan dikredit pada sekutubaru
Bonus
Asumsikan, bahwa “firma D dan E “ dalam contoh
membutuhkantambahan dan juga jasa – jasa dari F, D, dan E setuju untuk
memberikan modal F dikredit sebesar Rp12.000,- dan tidak terjadiperubahan
dalam perkiraan modal D dan E, maka kepentingan F akan sebesar 12/42, yang
lebih kecil daripada 2/5 kepentingannya. Karena aktiva bersih persekutuan firma
setelah F diterima sebagai sekutu berjumlah Rp42.000,- maka kredit sebesar
Rp16.800,- untuk F akan memberikan kepadanya 2/5, kepentingan jumlah
kelebihan kepentingan yang diberikan kepada F atasinvestasisebesar Rp12.000,-
dapat dipertimbangkan sebagai bonus yang disumbangkan oleh sekutu lama.
Bonus ini dikurangi dari modal D dan E dalam rasio rugi – laba semula.Maka ayat
jurnal yang diperlukan untuk mencatat investasi F adalah sbb:
9 | P a g e
Kas ……………………… Rp12.000,-
Modal D ……………………. Rp2.400,-
Modal E …………………….Rp2.400,-
Modal F …………………….Rp16.800,-
Goodwill
Asumsikan bahwa D dan E tidak menghendaki modal mereka dikurangi,
namun mereka bersedia memberikan 2/5 kepentingan dalam perusahaan kepada F
atasinvestasinya sebesar Rp12.000,-. Saldo modal sekarang parasekutu dapat
digunakan sebagai dasar untuk penetapan kepentingan yang harus diberikan
kepada F dan goodwill yang ia pertimbangkan. Jika modal D dan E sebesar
Rp30.000,- menyatakan 3/5 dari total modal maka total modal ini harussebesar
Rp50.000,- dan kepentingan F harussebesar Rp20.000,-. Goodwill
didebetsebesarselisih antara jumlah investasi F dan jumlah yang harus dikredit
pada perkiraan modalnya. . Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan F
sebagaisekutu terbaca sbb:
Kas ………………….. Rp12.000,-
Goodwill …………….. Rp8.000,-
Modal F ……………... Rp20.000,-
Pembandingan MetodeBonus dan Goodwill
Sekutu F memperoleh 2/5 kepentingan dalam aktiva danbagian 1/3 dalam
laba, dengan menggunakan bonusataupun goodwill dalam contoh
diatas.Meskipun salahsatu dari kedua metode ini dapat digunakan
dalampenetapan kepentingan sekutu baru, namun akibat akhirnyaterhadap modal
sekutu tidak akan sama. Dalam keadaandemikian, F akan cenderung diterima baik
denganpemberian goodwill karena persentase kepentingannyadalam aktiva atas
diterimanya ia lebih besar daripadapersentase bagian dalam laba berikutnya.
B. Penyelesaian dengan PengunduranDiri Seorang Sekutu
Penyelesaian dengan sekutu yang mengundurkan diri dilakukan dengan :
a) Pembelian kepentingannya oleh salah seorangsekutu yang lain
b) Pembayaran kepadanya uang kas perusahaanatau aktiva lainnya untuk
memenuhi kepentingan.
Pembayaran kepada sekutu yang mengundurkan diridengan jumlah yang
melebihisaldo modal
Seorang sekutu yang mengundurkan diri dari persekutuan firma, yang telah
mengalami kemajuan pesat dapat menuntut jumlah yang melebihisaldo modalnya.
Dalam halseperti ini, para sekutu mungkin setuju,bahwa :
o Kelebihan jumlah yang dibayarkan akan dianggap sebagaibonus yang harus
dipikul oleh para sekutu yang meneruskanperusahaan
10 | P a g e
o Kelebihan jumlah yang dibayarkan akan digunakan sebagaidasar untuk
mencatat goodwill persekutuan firma
Bonus
Asumsikan, bahwa perkiraan modal J, K dan L masing – masing sebesar
Rp10.000,- aktiva dinilai tepat dan masing – masing sekutuberbagi laba dalam
rasio 50%, 25%, dan 25%. Para sekutu setuju untuk membayar L sebesar
Rp11.500,- dalam penyelesaiankepentingannya. . Jika kelebihan sebesar
Rp1.500,- harus dianggapsebagai bonus yang dapat dibebankan pada J dan K,
maka ayatjurnalnya sbb:
Modal L ……………………… Rp10.000,-
Modal J ……………………… Rp1.000,-
Modal K ……………………... Rp 500,-
Hutang yg harus dibayar kpd L... Rp11.500,-
Untuk mencatat persetujuan pembayaran Rp11.500,- kepada L dalam
penyelesaian sepenuhnya kepentingannya, maka bonus yang dapat dibebankan
pada J dan K adalah adalah dalam rasio 50:25.
Goodwill
Asumsikan bahwa J dan K tidak bersedia perkiraan modal mereka
berkurang, kendati mereka bersedia membayar L dengan Rp11.500,- dalam
penyelesaian kepentingannya. Pemberian kelebihan sebesar Rp1.500,- kepada L
atas kepentingannya ini dapat dipandang sebagai pembayaran untuk goodwill
yang menyangkut persekutuan firma, tetapi tidak dicatat dalam buku. . Oleh
karena L memperoleh bagian 25% dari goodwill yg ada sekarang, , dengan
demikian, total goodwill adalah Rp6.000,- untuk menetapkan goodwill
persekutuan firma seperti yang ditentukan dan untuk melaporkan kewajiban
darisekutu yang mengundurkan diri, maka dapat disusun ayat jurnalsbb:
Goodwill ……………… Rp6.000,-
Modal J……………….. Rp3.000,-
Modal K …………….... Rp1.500,-
Modal L ……………… Rp1.500,-
Untuk menetapkan goodwill persekutuan firma sebesar Rp6.000,- seperti
ditentukan pada penyelesaian dengan L, yang diberi Rp1.500,- untuk 25%
kepentingannya dalam goodwill.
Modal L …………………........ Rp11.500,-
Hutang yang harus dibayar kepada L … Rp11.500,-
Mencatat persetujuan untuk membayar L dengan Rp11.500,-
11 | P a g e
Pembandingan Metode Bonus dan Goodwill
Metode ini akan memberikan hasil yang sama hanya apabila parasekutu
yang ada terus membagi laba dalam rasio semula.
Contoh:
Asumsikan bahwa J dan K setuju membagi laba “ Firma J dan K “ dengan
cara seperti diwaktu yang lalu atau 2 : 1 masing–masing. Jika metode bonus yang
digunakan dan goodwill ditetapkan kemudian, maka penetapan akanmenimbulkan
akibat yang sama terhadap modal J dan K sepertipada penetapan atas
pengunduran diri L. Sebaliknya, jika metodegoodwill digunakan dan goodwill
dihapuskan sebagai kerugian, maka pengurangan modal J dan K akan sama
dengan penguranganmodal mereka dalam penggunaan metode bonus atas
pengundurandiri L.
Pembayaran kepada sekutu yang mengundurkan diridengan jumlah yang lebih kecil
daripada saldomodalnya
Apabila sekutu yang mengundurkan dirisetuju menerimajumlah yang lebih kecil
daripada jumlah yang dilaporkan dalam perkiraan modalnya, maka selisihnya dapat
dipandang :
a) Sebagai bonus yang harus diberikan kepada sekutu lainnyayang
melanjutkan
b) Dimana goodwill telah dicatatsebelumnya sebagai imbanganterhadap
saldo goodwill
Bonus
Asumsikan, bahwa L setuju untuk menerima Rp8.500,- dalampenyelesaian
secara penuh kepentingan sebesar Rp10.000,-. Jika selisih sebesar Rp1.500,-
harus ditanganisebagai bonus kepadasekutu lainnya yang melanjutkan
perusahaan, maka ayat jurnalnyaadalah:
Modal L …………………….. Rp10.000,-
Hutang yang harus dibayar kepada L…. Rp8.500,-
Modal J …………………....…………. Rp1.000,-
Modal K …………………..…………. Rp500,-
Untuk mencatat persetujuan pembayaran kepada L sebesar Rp8.500,-
dalampenyelesaian secara penuh kepentingannya, , dengan bonus sebesar
Rp1.500,-diberikan kepada J dan K dalam rasio yang berlaku antara mereka
50:25:20
Goodwill
Asumsikan bahwa buku – buku persekutuan firma menunjukkansaldo
goodwill.Saldo perkiraan modal L menggambarkan aktivatak berwujud
sebagian.Dalam hal iniseperti itu, para sekutu dapatmenganggap bahwa
pembayaran kepada L dalam jumlah yang lebih kecil daripada saldo modalnya ini,
12 | P a g e
sebagai penurunan dalamgoodwill dan bukan sebagai kenaikan dalam modal para
sekutuyang melanjutkan persekutuan firma. Asumsikan bahwa L dibayar
Rp8.500,- untuk kepentingan yang dilaporkan sebesar Rp10.000,- dengan
kelebihan kredit yang ditanganisebagai penguranganterhadap goodwill, maka ayat
jurnal yang harus disusun sbb:
Modal L …………… Rp10.000,-
Goodwill …………............................. Rp1.500,-
Hutang yang harus dibayar kepada L… Rp8.500,-
Untuk mencatat persetujuan pembayaran kepada L sebesar Rp8.500,-
dalam penyelesaian secara penuh kepentingan dengan kredit sebesar Rp1.500
yang timbul dari penyelesaian dibebankan pada goodwill. Untuk menetapkan
seluruh penurunan dalam goodwill persekutuan firma ke dalam penyelesaian
dengan L. Karena penurunan sebesar Rp1.500,- menyangkut 25% kepentingan,
maka seluruh penurunan goodwill dapat dipertimbangkan sebesar Rp6.000,-dan
ayat jurnalnya adalah sbb:
Modal J ……………… Rp3.000,-
Modal K……………… Rp1.500,-
Modal L ……………… Rp10.000,-
Goodwill ……………………………… Rp6.000,-
Hutang yang harus dibayar kepada L… Rp8.500,-
Pembandingan metode bonus dangoodwill
Meskipun metode bonus maupun goodwill dapatdigunakan untuk
mencatat pengunduran dirisekutu L, namun perlu diamati bahwa metodealternatif
akan memberikan hasil akhir yang sama hanya apabila sekutu melanjutkan
persekutuan firma terus membagi laba – rugi dalam rasio semula.
C. Penyelesaian Dengan Ahliwaris
Jika seorang sekutu meninggal dunia, perusahaanakan dilanjutkan oleh sekutu
lainnya yang masih ada. Mereka dapat menyetujui untuk kepentingan sekutuyang
meninggal dengan :
a) pembayaran dari aktiva persekutuan firma
b) pembayaran oleh masing –– masing sekutu yang memperoleh kepentingan ini
c) pembayaran dari hasil asuransi persekutuan firma olehsekutu yang ada yang
memperoleh kepentingan almarhum.
Apabila perusahaan harus dilanjutkan oleh sekutu yang masih ada, maka
meninggalnya seorang sekutu dapat mengakibatkan pembubaran persekutuan lama dan
membentuk persekutuan firma yang baru.Kepentingan sekutu yang meninggal dunia pada
tanggal meninggalnya harus dipindahkan ke sebuah perkiraan wajib.Pembayaran kepada
ahliwaris dicatat sebagai pengurangan dalam saldo hutang.Jika persetujuan firma
13 | P a g e
menetapkan,bahwa kepentingan sekutu yang meninggal dunia tidak dihitung sampai
akhir periode fiscal biasa pada waktu buku persekutuan ditutup,maka kepentingan sekutu
yang meninggal akan ditentukan dengan memberikan bagian pradata ataslaba periode itu
sampai dengan tanggal meninggal, dengan bunga atas saldo modal dari tanggal itu
sampai dengan tanggal penyelesaian dengan ahkiwarisnya.
D. Mengubah Persekutuan Firma Menjadi Perseroan Terbatas
Para sekutu dapat memutuskan untuk mengubah persekutuanfirma menjadi
perseroan terbatas, agar dapat memperoleh keuntungan yang terdapat dalam bentuk
perseroan terbatas. Apabila akte yang menetapkan perseroan terbatas diberikan, maka
perseroan terbatasini akan bertindak untuk memperoleh aktiva bersih persekutuan firma,
untuk ditukar dengan sahamnya. Saham yang diterima oleh persekutuan firma dibagikan
kepada para sekutu dalam menyelesaikan kekayaan mereka.Dengan demikian, perseroan
terbatas mengambil alih aktiva persekutuan firma dan menanggung kewajiban
persekutuan firma.Dalam mencatat kegiatan perseroan terbatas yang baru dibentuk, buku
persekutuan firma dapat terus digunakan atau sebuah buku baru dibuka.
1) Buku persekutuan firma terus digunakan
Jika buku firma terus digunakan, maka ayat-ayat jurnal dibutuhkan untuk
melaporkan:
a) Perubahan dalam aktiva dan kewajiban sertadalam kepentingan para
sekutu sebelum diubahmenjadi perseroan
b) Perubahan dalambentuk pemilikan
2) Penggunaan buku baru untuk perseroan terbatas
Jika untuk perseroan terbatas dibuka buku baru, maka semua perkiraan firma
ditutup.Dalam menutup perkiraan persekutuan firma, ayat – ayat jurnal dibuat
untukmencatat mencatat pemindahan aktivadan kewajiban ke perseroan terbatas,
penerimaan saham dalampembayaran aktiva bersih dipindahkan, dan pembagian
saham kepada para sekutu.
Jika dikehendaki untuk menyusun ikhtisar yang lengkapmengenai transaksi yang
mengakhiri persekutuan firma, maka ayat – ayat jurnal juga dapat dibuat untuk
melaporkan penilaiankembali aktiva bersih dan kepentingan para sekutu
sebelumpemindahan aktiva dan kewajiban dicatat.
MODUL 2 KEGIATAN BELAJAR 2
LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Likuidasi menurut Floyd A.Beams (1988) adalah “suatu proses yang meliputi merubah
aktiva non kas menjadi kas, mengakui laba atau rugi dari proses merubah aktiva non kas menjadi
14 | P a g e
kas, melunasi kewajiban firma, dan akhirnya membagi semua kas yang dimiliki kepada masing-
masing anggota sekutu sesuai dengan saldo modalnya”. Sedangkan menurut Harry Simon (1990)
likuidasi adalah proses merealisasikan aktiva non kas menjadi uang kas, menyelesaikan dengan
para kreditur dan pembagian sisa aktiva kepada kelompok-kelompok pemilikan.
Dengan melihat definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa likuidasi terjadi apabila
semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan dibubarkan, serta aktiva non-kasnya dijual.
Secara keseluruhan, likuidasi akan diselenggarakan dengan melakukan pelunasan kewajiban
pada kreditor dan apabila masih terdapat sisa harta akan dibagikan pada para sekutu melalui
serangkaian kegiatan berikut ini.
1. Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas.
Tahap yang kedua ini disebut Realisasi.Apabila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih kecil
dibandi nilai bukunya maka kerugian harus ditanggung semua sekutu dengan mengurangkan
modalnya. Sebaliknya bila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih besar dibanding nilai
bukunya maka keuntungkan akan menambah modal semua sekutu sesuai ratio pembagian
labanya. Rugi-laba tersebut diakui sebagai rugi laba realisasi.
2. Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat likuidasi (berupa ratio
pembagian laba). Pembagian laba dilakukan sesuai dengan metode pembagian laba.Tahap ini
hanya diperlukan apabila likuidasi tidak dilakukan pada awal atau akhir periode.
3. Melunasi semua hutang persekutuan.
Setelah penjualan aktiva non-kas (realisasi) maka hasilnya akan menambah kas, kemudian kas
ini sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata harus digunakan terlebih dahulu untuk:
a. Melunasi hutang kepada pihak ketiga (bukan sekutu)
Hutang pihak ketiga harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang pihak ketiga yang
jumlahnya besar terlebih dahulu.
b. Melunasi hutang sekutu
Setelah semua utang kepada pihak ketiga dilunasi maka menyusul pelunasan hutang sekutu
yang biasanya bila hanya hutang pada seorang sekutu maka dilakukan bersama-sama
dengan pengembalian modal pada likuidasi sederhana.Apabila hutang lebih dari satu sekutu
maka dilakukan pelunasan dengan prioritas sekutu yang modalnya lebih besar.Apabila
terbukti modalnya tidak cukup untuk melunasi hutang maka sekutu yang bersangkutan
harus membayar hutang dengan harta pribadi.
4. Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu.
Sisa kas dibagikan setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi. Tujuan pembagian
sisa kas ini adalah:
a. Untuk mengembalikan modal kepada para sekutu sebagai wujud pembagian hak kepada
sekutu.
Pengembalian modal ini sebesar modal bersih (modal setelah dikurangi laba-rugi realisasi dan
hutang) masing-masing sekutu.
15 | P a g e
b. Untuk melindungi kepentingan sekutu dikarenakan tanggung jawab sekutu tidak terbatas
maka apabila kas memungkinkan biasanya pembayaran utang kepada sekutu dilakukan
bersama-sama dengan pengembalian modal kepada sekutu.
Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Likuidasi Sekaligus/ Sederhana , yaitu likuidasi yang pembagian kasnya dilakukan serentak
karena realisasi non-aktivanya sekaligus.
2. Likuidasi Bertahap/ Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai tersedianya kas
walaupun realisasinya belum tuntas.
1. Likuidasi Sederhana Dengan Kondisi Sekutu Secara Pribadi Masih Mampu
Pengertian Likuidasi Sederhana (Simple Liquidation)
Likuidasi sekaligus/ sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak karena pembagian
kasnya dilakukan serentak untuk semua sekutunya.Disamping itu sering disebut juga
sebagai likuidasi tunggal karena realisasi non aktivanya hanya sekali saja dan
menyeluruh.Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja yaitu setelah semua aktiva non-
kasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga maupun kepada sekutu telah dilunasi.
Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/ sekaligus, yaitu:
a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif.
b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu
yang bersangkutan.
c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan utang-piutang
sekutu yang bersangkutan.
d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang harus
menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu.
Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak ketiga.
Pada topik 1 akan dibahas likuidasi sederhana dengan 3 kemungkinan diatas dimana semua
sekutu dalam keadaan mampu, kemudian pada topik kedua dibahas mengenai likuidasi sederhana
dalam keadaan khusus yaitu sekutu dalam keadaan tidak mampu dan realisasi yang terlalu kecil
sehingga kas tidak cukup melunasi hutang kepada pihak ketiga.
a. Saldo Semua Sekutu Setelah Realisasi Bernilai Positif.
Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai bukunya namun
kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo masing-masing sekutu setelah
realisasi bernilai positif semua.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.
16 | P a g e
b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup dengan utang kepada
sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif
(defisit) sesudah realisasi.Apabila persekutuan memiliki hutang kepada salah seorang sekutu
tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan hutang persekutuan kepada sekutu.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pelunasan hutang sekutu.
6. Pembagian kas.
c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan utang
kepada sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif
(defisit) sesudah realisasi.Apabila defisit lebih besar daripada hutang persekutuan kepada
salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan sebagian
hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang defisit tersebut dengan setoran kas.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang dibebankan
kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu
tidak mampu.
d. Likuidasi Dengan Kondisi Khusus: Sekutu Secara Pribadi Tidak Mampu
Likuidasi Sederhana dengan kondisi khusus meliputi 2 (dua) kondisi yaitu:
Sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan utang dan
sekutu yang bersangkutan dalam keadaan tidak mampu untuk menyetor modal.
Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif
(defisit) sesudah realisasi.Apabila defisit lebih besar dibanding hutang persekutuan
terhadap sekutu tersebut dan sekutu yang bersangkutan juga tidak mampu menyetor modal
maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan modal sekutu lainnya yang masih
mampu.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
17 | P a g e
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase
yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.
Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi hutang kepada pihak ketiga.
Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo realisasi banyak yang bernilai
negatif dan bahkan kas yang diterima tidak mampu untuk menutup hutang kepada pihak
ketiga. Bila hal ini terjadi maka hutang kepada pihak ketiga dapat ditutup dengan setoran
kas sekutu yang mampu atau ditutup dengan hutang persekutuan kepada salah satu sekutu.
Langkah-langkahnya:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pembayaran sebagian utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan transfer dari pelunasan hutang sekutu.
5. Penutupan defisit sekutu yang tidak mampu dengan modal sekutu sesuai prosentase yang
telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.
2. Likuidasi Berangsur
Pengertian likuidasi Berangsur
Yaitu likuidasi yang nilai realisasi non-kasnya diketahui secara bertahap sehingga
realisasinya juga dilakukan secara berangsur. Proses realisasi kadang memakan waktu
lama karena memerlukan prediksi dan proyeksi yang akurat untuk harga realisasi. Oleh
karena itu pembagian kas dapat dilakukan sebelum selesainya realisasi.Setelah semua
hutang kepada pihak ketiga berarti ada sisa kas lagi yang dapat dibagi dan menjadi hak
sekutu.
Kemudian untuk menentukan besarnya pembagian kas ada dua cara, yaitu:
a. Perhitungan pembagian kas
Prosedur yang harus dilakukan dalam perhitungan pembagian kas:
1. Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu setelah pelunasan utang kepada
pihak ketiga.
2. Menghitung rugi potensial yang maksimal. Besarnya rugi potensial maksimal sama dengan
nilai buku aktiva non kas yang belum direalisasi ditambah kas yang disisakan dalam
pembagian.
3. Membagi rugi potensial kepada semua sekutu.
4. Menghitung saldo modal bersih setelah diperhitungkan rugi potensial.
5. Membagi modal bersih sekutu yang defisit.
b. Program Pembagian Kas
Prosedur penyusunan rencana (program) pembagian kas adalah sebagai berikut:
18 | P a g e
1. Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu. Besarnya saldo modal bersih
masing-masing sekutu sama dengan:
Saldo awal rekening modal xxxx
Hutang kepada sekutu xxxx +
Jumlah xxxx
Dikurangi:
Saldo debit rekening prive xxxx
Saldo piutang kepada sekutu xxxx +
(xxxx)
Modal Bersih xxxx
2. Menghitung kemampuan masing-masing sekutu untuk menanggung rugi persekutuan,
besarnya rugi maksimal sebesar modal bersih dikalikan persentase rasio pembagian laba
sekutu yang bersangkutan.
3. Menyusun urutan (ranking) kemampuan masing-masing sekutu di dalam menanggung rugi
dan menghitung selisih antar ranking tersebut.
4. Menyusun urutan prioritas pembagian kas dan besarnya bagian kas untuk masing-masing
sekutu:
a. Prioritas pertama, yaitu sekutu yang berada di ranking Satu.
Besarnya bagian kas prioritas pertama = rasio rugi-laba X selisih antara ranking 1
dengan ranking 2.
b. Prioritas kedua, yaitu sekutu yang berada di ranking satu dan dua.
Besarnya bagian kas prioritas kedua = rasio rugi-laba X selisih antara ranking 2 dengan
ranking 3.
c. Prioritas terakhir, yaitu semua sekutu yang berada di ranking 1 sampai ranking terakhir.
Besarnya bagian kas prioritas terakhir = rasio rugi-laba X kemampuan ranking terakhir.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanDina Nurmariyani
 
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)fitria mellysusanti
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Makalah likuidasi persekutuan
Makalah likuidasi persekutuanMakalah likuidasi persekutuan
Makalah likuidasi persekutuanevi hermawati
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangFirdha Aryati
 
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasLaporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasrizky nurul chasanah
 
Audit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesAudit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesSuryo Aji Saputro
 
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAdi Jauhari
 
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhKonsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhmaritahardi
 
LAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak Langsung
LAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak LangsungLAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak Langsung
LAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak LangsungRiki Ardoni
 
Studi kasus sistem informasi akuntansi
Studi kasus sistem informasi akuntansiStudi kasus sistem informasi akuntansi
Studi kasus sistem informasi akuntansidianpipit
 
Akuntansi untuk operasi cabang
Akuntansi untuk operasi cabangAkuntansi untuk operasi cabang
Akuntansi untuk operasi cabangcikaaarisandi
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Rose Meea
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 

Was ist angesagt? (20)

Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaan
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
 
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Makalah likuidasi persekutuan
Makalah likuidasi persekutuanMakalah likuidasi persekutuan
Makalah likuidasi persekutuan
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasLaporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
 
Audit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesAudit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and Objectives
 
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
 
Kertas kerja audit
Kertas kerja auditKertas kerja audit
Kertas kerja audit
 
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhKonsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
 
LAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak Langsung
LAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak LangsungLAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak Langsung
LAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak Langsung
 
Studi kasus sistem informasi akuntansi
Studi kasus sistem informasi akuntansiStudi kasus sistem informasi akuntansi
Studi kasus sistem informasi akuntansi
 
Akuntansi untuk operasi cabang
Akuntansi untuk operasi cabangAkuntansi untuk operasi cabang
Akuntansi untuk operasi cabang
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 

Ähnlich wie Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas

Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1car nadi
 
Materi Inisiasi 4: Akuntansi untuk Persekutuan.ppt
Materi Inisiasi 4: Akuntansi untuk Persekutuan.pptMateri Inisiasi 4: Akuntansi untuk Persekutuan.ppt
Materi Inisiasi 4: Akuntansi untuk Persekutuan.pptHamamAhmad
 
Pembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuanPembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuanadelaa09
 
Pembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuanPembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuanadelaa09
 
Pembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuanPembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuanadelaa09
 
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1mufitriski
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanEllysa Putri
 
Persekutuan ak dl 1
Persekutuan ak dl 1Persekutuan ak dl 1
Persekutuan ak dl 1meiwahyuni
 
Akuntansi untuk perskutuan
Akuntansi untuk perskutuanAkuntansi untuk perskutuan
Akuntansi untuk perskutuanJesika Amanda
 
Persekutuan.pdf
Persekutuan.pdfPersekutuan.pdf
Persekutuan.pdfRito Doank
 
PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
 PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG  PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG jufrilondong1
 
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanCorinna Theodora
 
Tugas 2 = persekutuan pembubaran oleh pemilik
Tugas 2 = persekutuan pembubaran oleh pemilikTugas 2 = persekutuan pembubaran oleh pemilik
Tugas 2 = persekutuan pembubaran oleh pemilikNatalia Nainggolan
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanSepthinnn
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanadelaa09
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanadelaa09
 

Ähnlich wie Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas (20)

Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
 
Materi Inisiasi 4: Akuntansi untuk Persekutuan.ppt
Materi Inisiasi 4: Akuntansi untuk Persekutuan.pptMateri Inisiasi 4: Akuntansi untuk Persekutuan.ppt
Materi Inisiasi 4: Akuntansi untuk Persekutuan.ppt
 
Persekutuan Firma
Persekutuan Firma  Persekutuan Firma
Persekutuan Firma
 
Pembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuanPembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuan
 
Pembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuanPembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuan
 
Pembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuanPembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuan
 
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Persekutuan ak dl 1
Persekutuan ak dl 1Persekutuan ak dl 1
Persekutuan ak dl 1
 
030-P01.pdf
030-P01.pdf030-P01.pdf
030-P01.pdf
 
Akuntansi untuk perskutuan
Akuntansi untuk perskutuanAkuntansi untuk perskutuan
Akuntansi untuk perskutuan
 
Persekutuan.pdf
Persekutuan.pdfPersekutuan.pdf
Persekutuan.pdf
 
PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
 PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG  PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
 
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
 
Tugas 2 = persekutuan pembubaran oleh pemilik
Tugas 2 = persekutuan pembubaran oleh pemilikTugas 2 = persekutuan pembubaran oleh pemilik
Tugas 2 = persekutuan pembubaran oleh pemilik
 
Pembentukan
PembentukanPembentukan
Pembentukan
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuan
 
PPT Kelompok 6 AKL.pptx
PPT Kelompok 6 AKL.pptxPPT Kelompok 6 AKL.pptx
PPT Kelompok 6 AKL.pptx
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuan
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuan
 

Kürzlich hochgeladen

algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas

  • 1. 1 | P a g e Modul2 PEMBUBARAN KARENA PERUBAHAN SEKUTU DAN LIKUIDITAS MODUL 2 KEGIATAN BELAJAR 1 Pembubaran Persekutuan karena Perubahan Sekutu Ada empat jenis pembuambaran persekutuan sbb: 1. Dissociation / Pengunduran diri “Konsep hokum untuk pengunduran diri sekutu karena meninggal, pension atau pengunduran diri sukarela atau tidak sukarela.” 2. Dissolution / Pembubaran “Pengakhiran persekutuan pada akhir masa atau tujuan persekutuan atau dengan persetujuan tertulis dir seluruh sekutu.” 3. Termination / Terminasi “Akhir dari fungsi bisnis normal sebuah persekutuan, persekutuan tidak lagi mengalami kesinambungan usaha pada saat penghentian.” 4. Liquidation / Likuidasi “Penjualan aktiva persekutuan, pembayaran kewajiban dan pembagian aktiva tersisa kepada masing-masing sekutu.” Pembubaran dapat disebabkan oleh beberapa hal sbb: 1. Pembubaran oleh Tindakan Sekutu Tindakan tertentu seorang sekutu persekutuanfirma dapat menimbulkan pembubaran meliputi : Pencapaian waktu atau penyelesaian tujuan Persetujuan yang saling menguntungkan Pengunduran diriseorang sekutu2 2. Pembubaran karena Ketentuan Undang – Undang Persekutuan firma dengan sendirinya bubar karenakemungkinan –– kemungkinan tertentu yang ditetapkanoleh undang – undang yakni : Kematian seorang anggota persekutuan firma Kepailitan seorang sekutu atau persekutuan firma itusendiri Setiap kejadian yang menyebabkan perusahaan tidaksyah lagi untuk bergerak atau bagi masing – masinganggota untuk menjalankan perusahaan sebagaipersekutuan firma Perang terhadap negeriseorang anggota yang menjadi penduduk itu
  • 2. 2 | P a g e 3. Pembubaran oleh Keputusan Pengadilan Pengadilan dapat memutuskan pembubaran karena terbukti timbul hal – halsbb: Seorang sekutu tidak waras (insanity) atau tak mampu untukmenyelesaikan setiap masalah atau untuk memenuhi bagiannyadalam perjanjian persekutuan firma Sikap seorang sekutu merugikan perusahaan yang sedang dijalankan Perselisihan intern di antara para sekutu Kelanjutan perusahaan tidak mungkin lagi menguntungkan Alasan –– alasan lain yang menyebabkan pembubaran adil, , misalnyakecurangan atau kesalah tafsiran dalam pembentukkan persekutuan firma A. Penerimaan Seorang Sekutu Baru Seorang dapat diterima sebagaisekutu baru hanya dengankesepakatan semua sekutu dan ini menimbulkan asosiasi baru dari perorangan – perorangan dan ini merupakan pembentukkanpersekutuan firma baru.Dengan masuknya seorang sekutu baru, maka suatu persetujuan harus dirancang untuk menetapkan kepentingan sekutu pada pembentukkan firma, pembagian laba dan rugi dimasa mendatang diantara para sekutu dan semua hal lainnya yang menyangkut asosiasi baru ini. Firma yang baru ini dapat terus menggunakan buku dan catatan dari perusahaan semula, tetapisaldo perkiraan tertentu pada umumnya perlu dinilai kembali.Sepanjang persekutuan firma awal ini terus beroperasi.Nilai pasar harus ditentukan untuk aktiva yang ditetapkan pada organisasi baru dan saldo perkiraan harus dinilai kembali untuk melaporkan nilaiseperti itu. Persedian barang harus ditetapkan kembali dengan nilai pengganti sekarang.Penyisihan yang memadai harus ditetapkan untuk piutang usaha.Surat – surat berharga harus dilaporkan dengan nilai pasar berjalan, aktiva tak lancar harus dilaporkan dengan nilai yang ditaksirsekarang. Seluruh kewajiban harus ditetapkan dan dilaporkan sesuai dengan yang tercantum dalam buku Perubahan ini akan menimbulkan laba dan rugi yang dapat diberikanatau dibebankan kepada para sekutu semula dalam rasio pembagian laba dan rugi awal. Jika perubahan ini tidak dilaporkan dalam perkiraan, maka sekutu baru yang baru masuk akan ikutserta dalam keuntungan dan kerugian yang terjadisebelum ia masuk sebagaisekutu baru. Seorang sekutu yang baru masuk biasanya menyetorkan aktiva untuk memperoleh kepentingan dalam persekutuan firma yang baru didirikan Seorang dapat diterima sebagaisekutu tanpa menyetorkan investasi dan tanpa penetapan kepentingan modal. Dalam halseperti ini, kepentingan modal akan timbul dari investasi, pengambilan prive dan pembagian laba dan rugi dimasa mendatang. Walaupun seorang yang diterima dalam persekutuan firma menjadi pemilik atassemua hartabenda persekutuan firma pada tanggal ia diterima, namun tanggung jawabnya terhadap hutang yang ada ditetapkan secara terbatas oleh uniform partnership Act. (UPA) ini menetapkan bahwa “Seseorang yang diterima sebagaisekutu dalam persekutuan firma bertanggung
  • 3. 3 | P a g e jawab akan semua kewajiban yang timbul sebelum ia diterima, seolah – olah ia telah menjadiseorang sekutu ketika kewajiban itu timbul, kecuali tanggung jawab ini akan dipenuhi hanya dengan harta benda persekutuan firma” Dalam hal perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban, makaaktiva pribadiseorang sekutu baru tidak dapat digunakan untuk memenuhi klaim terhadap organisasi awal, tetapi aktiva pribadi sekutu baru ini dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban yang timbul akibat kegiatan usaha dari organisasi yang baru didirikan ini.Seseorang dapat memperoleh kepentingan dalam persekutuan firma lewat :  Pembelian kepentingan ini dariseorang atau lebih sekutuawal  Investasi aktiva yang menimbulkan kenaikkan dalam modal persekutuan firma. 1. Perolehan kepentingan lewat pembelian Jika semua sekutu setuju untuk menerima seorang pembeli kepentingan sebagaisekutu, maka hal ini akan membubarkan persekutuan firma yang lama dan menciptakan persekutuan firma yang baru. Jika para sekutu tidak setuju maka Uniform Partnership Act menetapkan, bahwa ia hanyamemperoleh sesuai dengan perjanjian laba dan atas pembubarankepentingan yang menjadi hak sekutu awal pemindahtanganan kepentingandengan sendirinya tidak membubarkan perusahaan dan tidak pula memberikan hak kepada pembeli untuk ikut campur dalam pengelolahan perusahaan. Apabila seorang memperoleh sebagian atau seluruh kepentingan seorang sekutu dalam perusahaan, maka kepentingan yang diperoleh ini dicatatsebagai modal sekutu yang baru dan modal sekutu yang menjualkepentingan dikurangi dengan jumlah yang sama. Pembayaran untukkepentingan ini tidak dicatat dalam buku persekutuan firma karena hal inimerupakan transaksi antara 2 orang yang bertindak dalam kapasitas private mereka. Contoh: Asumsikan bahwa A danB adalah 2 orang sekutu masing – masing dengan modal sebesar Rp30.000,- dan laba dibagi rata C membeli ½ kepentingan dari B dengan harga Rp18.000,- A setuju untuk menerimaC sebagaisekutu. Buku persekutuan firma yang lama terus digunakan oleh firma A,B dan C yang baru. Satu – satunya ayat jurnal yang dibutuhkan dalam buku itu adalah : Modal B ……………………… Rp15.000 Modal C ………………………. Rp15.000 Ayat jurnal ini dibuat terlepas dari jumlah yang dibayar oleh C kepada B. Total modal persekutuan firma tetap sebesar Rp60.000,-. A mempunyai kepentingan sebesar 50 % dalam perusahaan baru, B sebesar 25% dan C sebesar 25% 2. Perolehan kepentingan lewat investasi Apabila seorang memperoleh kepentingan dengan melakukan investasi, maka aktiva dan modal persekutuan firma akan bertambah.
  • 4. 4 | P a g e Contoh: - Tidak adanya persetujuan khusus mengenai penerimaan masuk sekutu baru Asumsikan bahwa D dan E mempunyai modal masing–masingsebesar Rp20.000,- dan Rp10.000,- dan membagi rata laba. . Aktiva itu dinilai dengan layak. . Kemudian F diterima sebagai sekutu baru dengan investasi sebesar Rp12.000,-. Laba dan rugi firma yang baru dibagi rata.Buku persekutuan firma awal tetap digunakan untuk perusahaan yang baru. Investasi F dicatat sbb: Kas ………………………………… Rp12.000,- Modal F ……………………………Rp12.000,- - Adanya persetujuan khusus mengenai penerimaan masuk sekutu baru Asumsikan, bahwa persetujuan antara D, E, dan F, menetapkansekutu F harus menanamkan investasi dalam jumlah yang cukup untuk memperoleh kepentingan sebesar ¼ atau 25% dalam perusahaan baru. Dalam hal ini, modal gabungan kedua sekutu awal adalah Rp30.000,- yang merupakan ¾ bagian dari modal yang baru, dan sekutu baru harus menanamkan investasi sebesar Rp10.000,- untuk kepentingan sebesar ¼ atau 25%. Maka modal masing – masing sekutu D, E, dan F adalah Rp20.000,- Rp10.000,- dan Rp10.000,- kepentingan masing – masing sekutu akan sebesar Rp20.000,-/Rp40.000,- atau 50%, Rp10.000,-/Rp40.000,- atau 25% dan Rp10.000,-/Rp40.000,- atau 25%. Investasi dengan pemberian bonus ataugoodwill kepada sekutu lama Jika persekutuan firma telah beroperasi dengan sukses, maka para sekutu dapat menerima masuk seorang sekutu dengan ketentuan, bahwa: o Bagian dari investasisekutu baru akandiberikan sebagai bonus kepada sekutu lama o Goodwill persekutuan akan ditetapkan dan mengkreditsekutu lama Bonus Contoh: Asumsikan bahwa persekutuan firma D dan E sukses dalamoperasinya, sehingga F bersedia menanamkan investasisebesar Rp12.000,- untuk kepentingan sebesar ¼. Oleh karena aktiva bersih perusahaan, sebelum F menanamkan investasi berjumlah Rp30.000,-maka investasi tambahan F sebesar Rp12.000,- akan meningkatkan aktiva bersih menjadi Rp42.000,-. Jika perkiraan modal F dikredit sebesar R12.000,- dan tidak ada perubahan dalam perkiraan modal D dan E, maka kepentingan F akan menjadi 12/42, yang berartilebih besar daripada kepentingan sebesar ¼ bagian yang diberikan kepadanya. Karena aktiva bersih setelah F diterima masuk berjumlah Rp42.000,- maka kredit sebesar Rp10.500,- untuk F akanmemberikan kepadanya kepentingan sebesar ¼ bagian yang diberikan kepadanya.Jumlah kelebihan investasi atas kepentinganyang diberikan kepada F dapat dipertimbangkan sebagai bonus kepada sekutu lama.Bonus
  • 5. 5 | P a g e dibagikan kepada sekutu lama dalam rasio laba dan rugi awal. Karena D dan E membagirata laba, makabonus sebesar Rp1.500,- akan menimbulkan kenaikansebesar Rp750,- dalam masing – masing modal sekutu lama. Asumsikan, bahwa buku persekutuan firma lama terusdigunakan untuk persekutuan firma yang baru, makaayat jurnal untuk mencatat investasi F adalah sbb: Kas ………………………… Rp12.000,- Modal D…………………. Rp750,- Modal E …………………. Rp750,- Modal F………………….. Rp10.500,- Goodwill Contoh: Penilaian F atas kepentingan sebesar ¼ bagian dengan investasi sebesar Rp12.000,- dapat digunakan sebagai dasar untuk mencatatgoodwill yang ditetapkan pada penyertaan atau setoran aktivabersih sekutu D dan E dalam organisasi perusahaan baru. Jika modal F sebesar Rp12.000,-dinyatakan sebagai ¼ bagian dari total modal, maka total modal ini harus berjumlah Rp48.000,- dangan bunga modal D dan E harus sebesar Rp36.000,-. Karena modal D dan E sekarang berjumlah Rp30.000,- maka saldo ini harus dinaikkan dengan Rp6.000. Rasio laba dan rugi digunakan dalam mambagikenaikan modal sebesar Rp6.000,- Ayat – ayat jurnal untuk mencatat investasi F adalah : Goodwill ………………………………..Rp6.000,- Modal D ……………………………... Rp3.000,- Modal E ……………………………… Rp3.000,- Kas ………………………………… Rp12.000,- Modal F ……………………………… Rp12.000,- Pembandingan MetodeBonus dan Goodwill Kedua metode akan memberikan hasil yang sama apabila: o Persentase pembagian laba – rugi untuk sekutu yang barumasuk sama dengan persentase kepentingannya dalam aktivaatas diterimanya ia sebagaisekutu. o Para sekutu lama terus membagi laba – rugi diantara mereka sendiri dalam rasio awal Misalnya, jika bagian laba F dalam contoh diatasterbatassebesar 25% serta D dan E berbagi sisa laba masing – masing sebesar 37% dan 37½ %, maka baik metode bonus maupungoodwill akan memberikan hasil akhir yang sama. Sebagai contoh, kita misalkan saldo dalam contoh – contoh itu adalah sbb:
  • 6. 6 | P a g e Goodwill Aktiva Lainnya Modal D Modal E Modal F Bonus - Rp42.000, - Rp20.750, - Rp10.750, - Rp10.500, - Goodwil l Rp6.000, - Rp42.000, - Rp23.000, - Rp13.000, - Rp12.000, - Dengan mengesampingkan perubahan dalam aktiva bersih, makasaldo modal untuk D, E dan F dengan menggunakan metodebonus dan goodwill,akanmenunjukkan angka – angka sbb: Goodwill Aktiva Lainnya Modal D Modal E Modal F Bonus - Rp42.000, - Rp20.750, - Rp10.750, - Rp10.500, - Goodwill Rp6.000, - Rp42.000, - Rp23.000, - Rp13.000, - Rp12.000, - Dikurang i Goodwill * Rp 6.000,- Rp 2.250,- Rp 2.250,- Rp 1.500,- Rp 0,- Rp42.000, - Rp20.750, - Rp10.750, - Rp10.500, - *(Rugi yg dibagikan dalam rasio laba-rugi Metode goodwill pada akhirnya menghasilkan saldo perkiraan yang sama dengan saldo perkiraan yang dicapai dengan menggunakan metode bonus. Sebaliknya, asumsikan bahwa aktiva pada akhirnya direalisasikan sebesar Rp48.000,- sehingga hal ini mengesahkan eksistensi goodwill. Jika dalam mencatat investasi F digunakan metode bonus, maka realisasi kelebihan sejumlah Rp6.000,-atas nilai buku aktiva akan menghasilkan keuntungan yang dapat dibagikan kepada para sekutu dalam rasio rugi – laba. Dengan mengesampingkan perubahan yang terjadi dalam aktiva bersih, maka saldo modal untuk D, E dan F pada masing – masing metode akan Nampak sbb:
  • 7. 7 | P a g e Goodwill Aktiva Lainnya Modal D Modal E Modal F Goodwill Rp6.000, - Rp42.000, - Rp23.000, - Rp13.000, - Rp12.000, - Bonus - Rp42.000, - Rp20.750, - Rp10.750, - Rp10.500, - Ditambah Goodwill * Rp 6.000,- Rp 2.250,- Rp 2.250,- Rp 1.500,- Rp 6.000,- Rp42.000, - Rp23.000, - Rp13.000, - Rp12.000, - *(laba yg dibagikan dalam rasio laba – rugi, 37½%, 37½% dan 25% Metode goodwill dan bonus akan memberikan hasil yang identic apabila bagian sekutu yang baru masuk dalam laba sama dengan kepentingan awal yang diperoleh dan sekutu – sekutu yang lama tetap membagi laba – rugi dalam rasio mereka yang semula. Jika tidak demikian, maka hasil kedua metode akan berbeda. Misalkan bahwa F diberikan kepentingan ¼ bagian atas diterimanya ia sebagaisekutu, dalam aktiva tetapi hanya 1/3 dalam bagiannya atas laba yang akan datang, D dan E membagi rata sisa laba. Dalam hal seperti ini, penggunaan metode bonus akan memberikan keuntungan akhir kepada F dan kerugian yang sama kepada D dan E. asumsikan bahwa aktiva pada akhirnya hanya dapat direalisasi sebesar Rp42.000,- dengan demikian gagal untuk mengkonfirmasi eksistensi goodwill. Penghapusan akhir goodwill menghasilkan saldo modal sbb: Goodwill Aktiva Lainnya Modal D Modal E Modal F Bonus - Rp42.000, - Rp20.750, - Rp10.750, - Rp10.500, - Goodwill Rp6.000, - Rp42.000, - Rp23.000, - Rp13.000, - Rp12.000, - Dikurang i Goodwill * Rp 6.000,- Rp 2.000,- Rp 2.000,- Rp 2.000,- Rp 0,- Rp42.000, - Rp21.000, - Rp11.000, - Rp10.000, - Keuntungan/Kerugia n pada metode bonus (Rp250,-) (Rp250,-) Rp 500,- *(rugi yg dibagikandalam rasio laba – rugi, 37½%,37½% dan 25%
  • 8. 8 | P a g e Keuntungan dan kerugian yang sama akan timbul dengan mengasumsikan, bahwa aktivapada akhirnya direalisasisebesar Rp48.000,-. Jadi mengesahkan eksistensi goodwill. Saldo modal akan terlihatsbb: Goodwill Aktiva Lainnya Modal D Modal E Modal F Goodwill Rp6.000, - Rp42.000, - Rp23.000, - Rp13.000, - Rp12.000, - Bonus - Rp42.000, - Rp20.750, - Rp10.750, - Rp10.500, - Ditambah Goodwill * Rp 6.000,- Rp 2.000,- Rp 2.000,- Rp 2.000,- Rp 6.000,- Rp42.000, - Rp22.750, - Rp12.750, - Rp12.500, - Keuntungan/Kerugia n pada metode bonus (Rp250,-) (Rp250,-) Rp 500,- *(laba yg dibagikan dalam rasio laba – rugi, 371/2%,371/2% dan 25% Investasi dengan memberikan bonus ataugoodwill kepada sekutu baru Persekutuan firma bisa saja membutuhkan dana-dana tambahan atau para sekutu mungkinmenginginkan jasa – jasa orang tertentu.Dalam hal seperti itu, seorang sekutu baru dapat diterimadengan ketentuan bahwa : a) Bagian dari modal sekutu lama akan diberikansebagai bonus kepda sekutu baru b) Goodwill akan ditetapkan dan dikredit pada sekutubaru Bonus Asumsikan, bahwa “firma D dan E “ dalam contoh membutuhkantambahan dan juga jasa – jasa dari F, D, dan E setuju untuk memberikan modal F dikredit sebesar Rp12.000,- dan tidak terjadiperubahan dalam perkiraan modal D dan E, maka kepentingan F akan sebesar 12/42, yang lebih kecil daripada 2/5 kepentingannya. Karena aktiva bersih persekutuan firma setelah F diterima sebagai sekutu berjumlah Rp42.000,- maka kredit sebesar Rp16.800,- untuk F akan memberikan kepadanya 2/5, kepentingan jumlah kelebihan kepentingan yang diberikan kepada F atasinvestasisebesar Rp12.000,- dapat dipertimbangkan sebagai bonus yang disumbangkan oleh sekutu lama. Bonus ini dikurangi dari modal D dan E dalam rasio rugi – laba semula.Maka ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat investasi F adalah sbb:
  • 9. 9 | P a g e Kas ……………………… Rp12.000,- Modal D ……………………. Rp2.400,- Modal E …………………….Rp2.400,- Modal F …………………….Rp16.800,- Goodwill Asumsikan bahwa D dan E tidak menghendaki modal mereka dikurangi, namun mereka bersedia memberikan 2/5 kepentingan dalam perusahaan kepada F atasinvestasinya sebesar Rp12.000,-. Saldo modal sekarang parasekutu dapat digunakan sebagai dasar untuk penetapan kepentingan yang harus diberikan kepada F dan goodwill yang ia pertimbangkan. Jika modal D dan E sebesar Rp30.000,- menyatakan 3/5 dari total modal maka total modal ini harussebesar Rp50.000,- dan kepentingan F harussebesar Rp20.000,-. Goodwill didebetsebesarselisih antara jumlah investasi F dan jumlah yang harus dikredit pada perkiraan modalnya. . Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan F sebagaisekutu terbaca sbb: Kas ………………….. Rp12.000,- Goodwill …………….. Rp8.000,- Modal F ……………... Rp20.000,- Pembandingan MetodeBonus dan Goodwill Sekutu F memperoleh 2/5 kepentingan dalam aktiva danbagian 1/3 dalam laba, dengan menggunakan bonusataupun goodwill dalam contoh diatas.Meskipun salahsatu dari kedua metode ini dapat digunakan dalampenetapan kepentingan sekutu baru, namun akibat akhirnyaterhadap modal sekutu tidak akan sama. Dalam keadaandemikian, F akan cenderung diterima baik denganpemberian goodwill karena persentase kepentingannyadalam aktiva atas diterimanya ia lebih besar daripadapersentase bagian dalam laba berikutnya. B. Penyelesaian dengan PengunduranDiri Seorang Sekutu Penyelesaian dengan sekutu yang mengundurkan diri dilakukan dengan : a) Pembelian kepentingannya oleh salah seorangsekutu yang lain b) Pembayaran kepadanya uang kas perusahaanatau aktiva lainnya untuk memenuhi kepentingan. Pembayaran kepada sekutu yang mengundurkan diridengan jumlah yang melebihisaldo modal Seorang sekutu yang mengundurkan diri dari persekutuan firma, yang telah mengalami kemajuan pesat dapat menuntut jumlah yang melebihisaldo modalnya. Dalam halseperti ini, para sekutu mungkin setuju,bahwa : o Kelebihan jumlah yang dibayarkan akan dianggap sebagaibonus yang harus dipikul oleh para sekutu yang meneruskanperusahaan
  • 10. 10 | P a g e o Kelebihan jumlah yang dibayarkan akan digunakan sebagaidasar untuk mencatat goodwill persekutuan firma Bonus Asumsikan, bahwa perkiraan modal J, K dan L masing – masing sebesar Rp10.000,- aktiva dinilai tepat dan masing – masing sekutuberbagi laba dalam rasio 50%, 25%, dan 25%. Para sekutu setuju untuk membayar L sebesar Rp11.500,- dalam penyelesaiankepentingannya. . Jika kelebihan sebesar Rp1.500,- harus dianggapsebagai bonus yang dapat dibebankan pada J dan K, maka ayatjurnalnya sbb: Modal L ……………………… Rp10.000,- Modal J ……………………… Rp1.000,- Modal K ……………………... Rp 500,- Hutang yg harus dibayar kpd L... Rp11.500,- Untuk mencatat persetujuan pembayaran Rp11.500,- kepada L dalam penyelesaian sepenuhnya kepentingannya, maka bonus yang dapat dibebankan pada J dan K adalah adalah dalam rasio 50:25. Goodwill Asumsikan bahwa J dan K tidak bersedia perkiraan modal mereka berkurang, kendati mereka bersedia membayar L dengan Rp11.500,- dalam penyelesaian kepentingannya. Pemberian kelebihan sebesar Rp1.500,- kepada L atas kepentingannya ini dapat dipandang sebagai pembayaran untuk goodwill yang menyangkut persekutuan firma, tetapi tidak dicatat dalam buku. . Oleh karena L memperoleh bagian 25% dari goodwill yg ada sekarang, , dengan demikian, total goodwill adalah Rp6.000,- untuk menetapkan goodwill persekutuan firma seperti yang ditentukan dan untuk melaporkan kewajiban darisekutu yang mengundurkan diri, maka dapat disusun ayat jurnalsbb: Goodwill ……………… Rp6.000,- Modal J……………….. Rp3.000,- Modal K …………….... Rp1.500,- Modal L ……………… Rp1.500,- Untuk menetapkan goodwill persekutuan firma sebesar Rp6.000,- seperti ditentukan pada penyelesaian dengan L, yang diberi Rp1.500,- untuk 25% kepentingannya dalam goodwill. Modal L …………………........ Rp11.500,- Hutang yang harus dibayar kepada L … Rp11.500,- Mencatat persetujuan untuk membayar L dengan Rp11.500,-
  • 11. 11 | P a g e Pembandingan Metode Bonus dan Goodwill Metode ini akan memberikan hasil yang sama hanya apabila parasekutu yang ada terus membagi laba dalam rasio semula. Contoh: Asumsikan bahwa J dan K setuju membagi laba “ Firma J dan K “ dengan cara seperti diwaktu yang lalu atau 2 : 1 masing–masing. Jika metode bonus yang digunakan dan goodwill ditetapkan kemudian, maka penetapan akanmenimbulkan akibat yang sama terhadap modal J dan K sepertipada penetapan atas pengunduran diri L. Sebaliknya, jika metodegoodwill digunakan dan goodwill dihapuskan sebagai kerugian, maka pengurangan modal J dan K akan sama dengan penguranganmodal mereka dalam penggunaan metode bonus atas pengundurandiri L. Pembayaran kepada sekutu yang mengundurkan diridengan jumlah yang lebih kecil daripada saldomodalnya Apabila sekutu yang mengundurkan dirisetuju menerimajumlah yang lebih kecil daripada jumlah yang dilaporkan dalam perkiraan modalnya, maka selisihnya dapat dipandang : a) Sebagai bonus yang harus diberikan kepada sekutu lainnyayang melanjutkan b) Dimana goodwill telah dicatatsebelumnya sebagai imbanganterhadap saldo goodwill Bonus Asumsikan, bahwa L setuju untuk menerima Rp8.500,- dalampenyelesaian secara penuh kepentingan sebesar Rp10.000,-. Jika selisih sebesar Rp1.500,- harus ditanganisebagai bonus kepadasekutu lainnya yang melanjutkan perusahaan, maka ayat jurnalnyaadalah: Modal L …………………….. Rp10.000,- Hutang yang harus dibayar kepada L…. Rp8.500,- Modal J …………………....…………. Rp1.000,- Modal K …………………..…………. Rp500,- Untuk mencatat persetujuan pembayaran kepada L sebesar Rp8.500,- dalampenyelesaian secara penuh kepentingannya, , dengan bonus sebesar Rp1.500,-diberikan kepada J dan K dalam rasio yang berlaku antara mereka 50:25:20 Goodwill Asumsikan bahwa buku – buku persekutuan firma menunjukkansaldo goodwill.Saldo perkiraan modal L menggambarkan aktivatak berwujud sebagian.Dalam hal iniseperti itu, para sekutu dapatmenganggap bahwa pembayaran kepada L dalam jumlah yang lebih kecil daripada saldo modalnya ini,
  • 12. 12 | P a g e sebagai penurunan dalamgoodwill dan bukan sebagai kenaikan dalam modal para sekutuyang melanjutkan persekutuan firma. Asumsikan bahwa L dibayar Rp8.500,- untuk kepentingan yang dilaporkan sebesar Rp10.000,- dengan kelebihan kredit yang ditanganisebagai penguranganterhadap goodwill, maka ayat jurnal yang harus disusun sbb: Modal L …………… Rp10.000,- Goodwill …………............................. Rp1.500,- Hutang yang harus dibayar kepada L… Rp8.500,- Untuk mencatat persetujuan pembayaran kepada L sebesar Rp8.500,- dalam penyelesaian secara penuh kepentingan dengan kredit sebesar Rp1.500 yang timbul dari penyelesaian dibebankan pada goodwill. Untuk menetapkan seluruh penurunan dalam goodwill persekutuan firma ke dalam penyelesaian dengan L. Karena penurunan sebesar Rp1.500,- menyangkut 25% kepentingan, maka seluruh penurunan goodwill dapat dipertimbangkan sebesar Rp6.000,-dan ayat jurnalnya adalah sbb: Modal J ……………… Rp3.000,- Modal K……………… Rp1.500,- Modal L ……………… Rp10.000,- Goodwill ……………………………… Rp6.000,- Hutang yang harus dibayar kepada L… Rp8.500,- Pembandingan metode bonus dangoodwill Meskipun metode bonus maupun goodwill dapatdigunakan untuk mencatat pengunduran dirisekutu L, namun perlu diamati bahwa metodealternatif akan memberikan hasil akhir yang sama hanya apabila sekutu melanjutkan persekutuan firma terus membagi laba – rugi dalam rasio semula. C. Penyelesaian Dengan Ahliwaris Jika seorang sekutu meninggal dunia, perusahaanakan dilanjutkan oleh sekutu lainnya yang masih ada. Mereka dapat menyetujui untuk kepentingan sekutuyang meninggal dengan : a) pembayaran dari aktiva persekutuan firma b) pembayaran oleh masing –– masing sekutu yang memperoleh kepentingan ini c) pembayaran dari hasil asuransi persekutuan firma olehsekutu yang ada yang memperoleh kepentingan almarhum. Apabila perusahaan harus dilanjutkan oleh sekutu yang masih ada, maka meninggalnya seorang sekutu dapat mengakibatkan pembubaran persekutuan lama dan membentuk persekutuan firma yang baru.Kepentingan sekutu yang meninggal dunia pada tanggal meninggalnya harus dipindahkan ke sebuah perkiraan wajib.Pembayaran kepada ahliwaris dicatat sebagai pengurangan dalam saldo hutang.Jika persetujuan firma
  • 13. 13 | P a g e menetapkan,bahwa kepentingan sekutu yang meninggal dunia tidak dihitung sampai akhir periode fiscal biasa pada waktu buku persekutuan ditutup,maka kepentingan sekutu yang meninggal akan ditentukan dengan memberikan bagian pradata ataslaba periode itu sampai dengan tanggal meninggal, dengan bunga atas saldo modal dari tanggal itu sampai dengan tanggal penyelesaian dengan ahkiwarisnya. D. Mengubah Persekutuan Firma Menjadi Perseroan Terbatas Para sekutu dapat memutuskan untuk mengubah persekutuanfirma menjadi perseroan terbatas, agar dapat memperoleh keuntungan yang terdapat dalam bentuk perseroan terbatas. Apabila akte yang menetapkan perseroan terbatas diberikan, maka perseroan terbatasini akan bertindak untuk memperoleh aktiva bersih persekutuan firma, untuk ditukar dengan sahamnya. Saham yang diterima oleh persekutuan firma dibagikan kepada para sekutu dalam menyelesaikan kekayaan mereka.Dengan demikian, perseroan terbatas mengambil alih aktiva persekutuan firma dan menanggung kewajiban persekutuan firma.Dalam mencatat kegiatan perseroan terbatas yang baru dibentuk, buku persekutuan firma dapat terus digunakan atau sebuah buku baru dibuka. 1) Buku persekutuan firma terus digunakan Jika buku firma terus digunakan, maka ayat-ayat jurnal dibutuhkan untuk melaporkan: a) Perubahan dalam aktiva dan kewajiban sertadalam kepentingan para sekutu sebelum diubahmenjadi perseroan b) Perubahan dalambentuk pemilikan 2) Penggunaan buku baru untuk perseroan terbatas Jika untuk perseroan terbatas dibuka buku baru, maka semua perkiraan firma ditutup.Dalam menutup perkiraan persekutuan firma, ayat – ayat jurnal dibuat untukmencatat mencatat pemindahan aktivadan kewajiban ke perseroan terbatas, penerimaan saham dalampembayaran aktiva bersih dipindahkan, dan pembagian saham kepada para sekutu. Jika dikehendaki untuk menyusun ikhtisar yang lengkapmengenai transaksi yang mengakhiri persekutuan firma, maka ayat – ayat jurnal juga dapat dibuat untuk melaporkan penilaiankembali aktiva bersih dan kepentingan para sekutu sebelumpemindahan aktiva dan kewajiban dicatat. MODUL 2 KEGIATAN BELAJAR 2 LIKUIDASI PERSEKUTUAN Likuidasi menurut Floyd A.Beams (1988) adalah “suatu proses yang meliputi merubah aktiva non kas menjadi kas, mengakui laba atau rugi dari proses merubah aktiva non kas menjadi
  • 14. 14 | P a g e kas, melunasi kewajiban firma, dan akhirnya membagi semua kas yang dimiliki kepada masing- masing anggota sekutu sesuai dengan saldo modalnya”. Sedangkan menurut Harry Simon (1990) likuidasi adalah proses merealisasikan aktiva non kas menjadi uang kas, menyelesaikan dengan para kreditur dan pembagian sisa aktiva kepada kelompok-kelompok pemilikan. Dengan melihat definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa likuidasi terjadi apabila semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan dibubarkan, serta aktiva non-kasnya dijual. Secara keseluruhan, likuidasi akan diselenggarakan dengan melakukan pelunasan kewajiban pada kreditor dan apabila masih terdapat sisa harta akan dibagikan pada para sekutu melalui serangkaian kegiatan berikut ini. 1. Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas. Tahap yang kedua ini disebut Realisasi.Apabila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih kecil dibandi nilai bukunya maka kerugian harus ditanggung semua sekutu dengan mengurangkan modalnya. Sebaliknya bila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih besar dibanding nilai bukunya maka keuntungkan akan menambah modal semua sekutu sesuai ratio pembagian labanya. Rugi-laba tersebut diakui sebagai rugi laba realisasi. 2. Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat likuidasi (berupa ratio pembagian laba). Pembagian laba dilakukan sesuai dengan metode pembagian laba.Tahap ini hanya diperlukan apabila likuidasi tidak dilakukan pada awal atau akhir periode. 3. Melunasi semua hutang persekutuan. Setelah penjualan aktiva non-kas (realisasi) maka hasilnya akan menambah kas, kemudian kas ini sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata harus digunakan terlebih dahulu untuk: a. Melunasi hutang kepada pihak ketiga (bukan sekutu) Hutang pihak ketiga harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang pihak ketiga yang jumlahnya besar terlebih dahulu. b. Melunasi hutang sekutu Setelah semua utang kepada pihak ketiga dilunasi maka menyusul pelunasan hutang sekutu yang biasanya bila hanya hutang pada seorang sekutu maka dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal pada likuidasi sederhana.Apabila hutang lebih dari satu sekutu maka dilakukan pelunasan dengan prioritas sekutu yang modalnya lebih besar.Apabila terbukti modalnya tidak cukup untuk melunasi hutang maka sekutu yang bersangkutan harus membayar hutang dengan harta pribadi. 4. Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu. Sisa kas dibagikan setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi. Tujuan pembagian sisa kas ini adalah: a. Untuk mengembalikan modal kepada para sekutu sebagai wujud pembagian hak kepada sekutu. Pengembalian modal ini sebesar modal bersih (modal setelah dikurangi laba-rugi realisasi dan hutang) masing-masing sekutu.
  • 15. 15 | P a g e b. Untuk melindungi kepentingan sekutu dikarenakan tanggung jawab sekutu tidak terbatas maka apabila kas memungkinkan biasanya pembayaran utang kepada sekutu dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal kepada sekutu. Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Likuidasi Sekaligus/ Sederhana , yaitu likuidasi yang pembagian kasnya dilakukan serentak karena realisasi non-aktivanya sekaligus. 2. Likuidasi Bertahap/ Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai tersedianya kas walaupun realisasinya belum tuntas. 1. Likuidasi Sederhana Dengan Kondisi Sekutu Secara Pribadi Masih Mampu Pengertian Likuidasi Sederhana (Simple Liquidation) Likuidasi sekaligus/ sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak karena pembagian kasnya dilakukan serentak untuk semua sekutunya.Disamping itu sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi non aktivanya hanya sekali saja dan menyeluruh.Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja yaitu setelah semua aktiva non- kasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga maupun kepada sekutu telah dilunasi. Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/ sekaligus, yaitu: a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif. b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan. c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan utang-piutang sekutu yang bersangkutan. d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang harus menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu. Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak ketiga. Pada topik 1 akan dibahas likuidasi sederhana dengan 3 kemungkinan diatas dimana semua sekutu dalam keadaan mampu, kemudian pada topik kedua dibahas mengenai likuidasi sederhana dalam keadaan khusus yaitu sekutu dalam keadaan tidak mampu dan realisasi yang terlalu kecil sehingga kas tidak cukup melunasi hutang kepada pihak ketiga. a. Saldo Semua Sekutu Setelah Realisasi Bernilai Positif. Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai bukunya namun kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo masing-masing sekutu setelah realisasi bernilai positif semua. Langkah-langkah: 1. Realisasi nilai aktiva non-kas. 2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya. 3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga. 4. Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.
  • 16. 16 | P a g e b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan. Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi.Apabila persekutuan memiliki hutang kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan hutang persekutuan kepada sekutu. Langkah-langkah: 1. Realisasi nilai aktiva non-kas. 2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya. 3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga. 4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu. 5. Pelunasan hutang sekutu. 6. Pembagian kas. c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan. Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi.Apabila defisit lebih besar daripada hutang persekutuan kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan sebagian hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang defisit tersebut dengan setoran kas. Langkah-langkah: 1. Realisasi nilai aktiva non-kas. 2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya. 3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga. 4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu. 5. Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu. d. Likuidasi Dengan Kondisi Khusus: Sekutu Secara Pribadi Tidak Mampu Likuidasi Sederhana dengan kondisi khusus meliputi 2 (dua) kondisi yaitu: Sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan utang dan sekutu yang bersangkutan dalam keadaan tidak mampu untuk menyetor modal. Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi.Apabila defisit lebih besar dibanding hutang persekutuan terhadap sekutu tersebut dan sekutu yang bersangkutan juga tidak mampu menyetor modal maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan modal sekutu lainnya yang masih mampu. Langkah-langkah: 1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
  • 17. 17 | P a g e 2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya. 3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga. 4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu. 5. Penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu. Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi hutang kepada pihak ketiga. Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo realisasi banyak yang bernilai negatif dan bahkan kas yang diterima tidak mampu untuk menutup hutang kepada pihak ketiga. Bila hal ini terjadi maka hutang kepada pihak ketiga dapat ditutup dengan setoran kas sekutu yang mampu atau ditutup dengan hutang persekutuan kepada salah satu sekutu. Langkah-langkahnya: 1. Realisasi nilai aktiva non-kas. 2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya. 3. Pembayaran sebagian utang dagang kepada pihak ketiga. 4. Penutupan defisit dengan transfer dari pelunasan hutang sekutu. 5. Penutupan defisit sekutu yang tidak mampu dengan modal sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu. 2. Likuidasi Berangsur Pengertian likuidasi Berangsur Yaitu likuidasi yang nilai realisasi non-kasnya diketahui secara bertahap sehingga realisasinya juga dilakukan secara berangsur. Proses realisasi kadang memakan waktu lama karena memerlukan prediksi dan proyeksi yang akurat untuk harga realisasi. Oleh karena itu pembagian kas dapat dilakukan sebelum selesainya realisasi.Setelah semua hutang kepada pihak ketiga berarti ada sisa kas lagi yang dapat dibagi dan menjadi hak sekutu. Kemudian untuk menentukan besarnya pembagian kas ada dua cara, yaitu: a. Perhitungan pembagian kas Prosedur yang harus dilakukan dalam perhitungan pembagian kas: 1. Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu setelah pelunasan utang kepada pihak ketiga. 2. Menghitung rugi potensial yang maksimal. Besarnya rugi potensial maksimal sama dengan nilai buku aktiva non kas yang belum direalisasi ditambah kas yang disisakan dalam pembagian. 3. Membagi rugi potensial kepada semua sekutu. 4. Menghitung saldo modal bersih setelah diperhitungkan rugi potensial. 5. Membagi modal bersih sekutu yang defisit. b. Program Pembagian Kas Prosedur penyusunan rencana (program) pembagian kas adalah sebagai berikut:
  • 18. 18 | P a g e 1. Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu. Besarnya saldo modal bersih masing-masing sekutu sama dengan: Saldo awal rekening modal xxxx Hutang kepada sekutu xxxx + Jumlah xxxx Dikurangi: Saldo debit rekening prive xxxx Saldo piutang kepada sekutu xxxx + (xxxx) Modal Bersih xxxx 2. Menghitung kemampuan masing-masing sekutu untuk menanggung rugi persekutuan, besarnya rugi maksimal sebesar modal bersih dikalikan persentase rasio pembagian laba sekutu yang bersangkutan. 3. Menyusun urutan (ranking) kemampuan masing-masing sekutu di dalam menanggung rugi dan menghitung selisih antar ranking tersebut. 4. Menyusun urutan prioritas pembagian kas dan besarnya bagian kas untuk masing-masing sekutu: a. Prioritas pertama, yaitu sekutu yang berada di ranking Satu. Besarnya bagian kas prioritas pertama = rasio rugi-laba X selisih antara ranking 1 dengan ranking 2. b. Prioritas kedua, yaitu sekutu yang berada di ranking satu dan dua. Besarnya bagian kas prioritas kedua = rasio rugi-laba X selisih antara ranking 2 dengan ranking 3. c. Prioritas terakhir, yaitu semua sekutu yang berada di ranking 1 sampai ranking terakhir. Besarnya bagian kas prioritas terakhir = rasio rugi-laba X kemampuan ranking terakhir.