Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan industri kreatif Indonesia pada tahun 2007-2009. Industri kreatif nasional tumbuh pesat berkat dukungan pemerintah melalui kegiatan seperti Pekan Produk Budaya Indonesia. Beberapa kota seperti Jakarta, Solo, Yogyakarta, dan Denpasar memiliki industri kreatif yang maju. Komunitas kreatif dan dunia maya juga berperan dalam perkembangan industri kreatif. Berbagai pihak berkomitmen untuk ter
3. 3 I. Pendahuluan Latar Belakang | Tujuan | Ruang Lingkup Latar Belakang Ruang Lingkup Tujuan Sejauh mana Arahan Presiden Republik Indonesia untuk mengembangkan Ekonomi Kreatif Nasional dilaksanakan di tingkat nasional maupun tingkat daerah Memahami perkembangan industri kreatif, khususnya pada 2 tahun terakhir Subsektor yang dipetakan adalah 14 subsektor seperti Studi 2007 Tahun penelitian difokuskan pada 2007-2009. Indikator kontribusi ekonomi dipetakan untuk periode 2002-2008 Perkembangan industri kreatif di kota/daerah, dikhususkan pada daerah tertentu, yaitu DKI Jakarta, Solo, Jogjakarta, Denpasar, Bandung. Peluang di Pasar Luar Negeri dibatasi pada negara-negara yang diwakili Duta Besar pada Konvensi Pekan Produk Kreatif Indonesia tahun 2009 Memetakan kontribusi ekonomi industri kreatif Indonesia hingga tahun 2008. Memberikan gambaran perkembangan industri kreatif tahun 2007-2009 di tingkat nasional dan daerah, melalui indikator-indikator yang bersifat kualitatif. Memberikan gambaran perkembangan industri kreatif di media massa Memberikan gambaran perkembangan industri kreatif di dunia maya
4. 4 I. Pendahuluan Manfaat Pemerintah Bisnis Intelektual Depdag Memperoleh pemahaman dampak dari aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan Depdag sebagai inisiator pengembangan Ekonomi Kreatif Menjadi pertimbangan dalam langkah pengembangan selanjutnya Pemerintah Pusat Memperoleh gambaran mengenai ekonomi kreatif nasional, baik sektoral maupun regional, untuk dapat membuat langkah pengembangan dan langkah koordinasi yang sesuai Memperoleh perspektif baru dalam pemutakhiran klasifikasi baku lapangan usaha di Indonesia Pemerintah Daerah Menjadi referensi dalam memilih jenis subsektor industri kreatif yang akan dikembangkan Memperoleh pemahaman mengenai langkah-langkah pengembangan yang dilakukan di beberapa kota kreatif, sehingga dapat menjadi referensi pengembangan di daerahnya masing-masing Dunia Bisnis & Pelaku Usaha Membantu pelaku usaha dalam hal informasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan, baik di sektoral, di daerah maupun di luar negeri Membantu calon entrepeneur yang ingin memasuki industri kreatif, dalam hal memilih subsektor ataupun daerah lokasi bisnisnya. Intelektual, Studi Selanjutnya Memperoleh pemahaman mengenai industri kreatif, sehingga dapat melakukan studi atau penelitian selanjutnya dengan ruang lingkup yang lebih sempit, namun berada dalam suatu kerangka yang saling bersinergi Sebagai pertimbangan dalam pembentukan fakultas, jurusan ataupun penyusunan kurikulum.
7. Metodologi Penetapan Klasifikasi IK Klafisikasi Subsektor IK 2009 mengikuti Klasifikasi Studi Pemetaan tahun 2007 yang tdd: 14 Subsektor Industri Kreatif Periklanan Arsitektur Pasar Seni dan Barang Antik Kerajinan Desain Fesyen Film, Video, Fotografi Permainan Interaktif Musik Seni Pertunjukan Penerbitan & Percetakan Layanan Komputer dan Piranti Lunak Televisi dan Radio Riset & Pengembangan 7
10. Metodologi Perubahan dari Studi 2007: Industri Kecil & Rumah Tangga Menambahkan kontribusi ekonomi dari industri-industri kreatif Kecil dan Rumah Tangga di Sektor Industri Pengolahan Desain Fesyen Film, Video, danFotografi Kerajinan Musik PenerbitandanPercetakan 10
24. Industri kreatif di daerah 19 YOGYAKARTA Memiliki peninggalan karya seni yang adiluhung seperti kraton, beksan langen budaya, dll Pandangan spiritual jalur imajiner yaitu Merapi, Tugu, Kraton dan Laut selatan Munculnya nama kampung yang melegenda sebagai penghasil produk sehingga menjadi nama kampung seperti Kutogede, Batikan, Gamelan, Kemasan, Gemblakan dan lain-lain Kerajinan lokal seperti batik, wayang kulit, ukir kayu, sudah menjadi bagian dari kegiatan olah seni masyarakat yogya sejak jaman dulu
26. Industri kreatif di daerah 21 denpasar Menumbuhkembangkan jati diri masyarakat Denpasar berdasarkan kebudayaan Bali Pemberdayaan Masyarakat dilandasi dengan kebudayaan Bali dan kearifan Lokal Good Govermance melalui Law Enforcement Pelayanan Publik untuk Kesejahteraan Rakyat Ketahanan Ekonomi melalui Ekonomi Kerakyatan
28. Industri kreatif di daerah 23 bandung Fasilitasi pertemuan antar komunitas Helar Fest Mengamankan pengembangan IK dalam dokumen RPJP, RPJM, RKPD Kajian: City Branding, Roadmap Kreatif, Iklim Usaha, Jejaring Kreatif dll Konsep Penciri memasuki Kota Bandung dll
35. Industri kreatif di dunia maya 30 E-Commerce Sejauh ini belum banyak pelaku kreatif yang menjalankan E-Commerce secara lengkap. Biasanya hanya memiliki halaman situs internet perusahaan, yang berfungsi memperkenalkan produk atau promosi produk, tanpa adanya transaksi online Bekerjasama dengan yang Mapan: Bhinneka.com, Alibaba.com, b2b.yahoo.com
39. Gerakan Komunitas 34 Beberapa Contoh Komunitas Kreatif Common Room, Bandung Bandung Creative City Forum (BCCF) Kreative Industry Clothing Kommunity (KICK) Komunitas Kreatif Bali Ins.ide: www.ins-ide.org Jendela ide Fashionesedaily.com Desain Grafis Indonesia Republik Kreatif Kementerian Desain Republik Indonesia Musikator Dot Com Bentara Budaya di Yogyakarta Komunitas Utan Kayu
40. Gerakan Komunitas 35 Komunitas Kreatif Top Ten Mailing List Kreatif Top Ten
41. Success & failed stories 36 Popo Danes: Arsitektur Yolanda Santosa: Desain Wahyu Aditya: Animasi (Film, Video, Fotografi) Gita Gutawa: Musik 347 Bandung: Fesyen Indrawati Lukman: Seni Pertunjukan TvOne: TV dan Radio David Setiabudi: Permainan Interaktif Joko Hartanto: Penerbitan dan Percetakan Kendro Hendra: Layanan Piranti Lunak
42. Peluang di pasar Luar negeri Ceko RRT Spanyol Argentina Afrika Selatan Maroko Singapura Ceko: Film, Seni Pertunjukan, Kerajinan, Fesyen RRT: Televisi & Radio, Film, Penerbitan & Percetakan, Online Games Spanyol: Film, Piranti Lunak & Permainan Interaktif, Desain, Fesyen, Musik, Penerbitan & Percetakan Argentina: Audiovisual (Film, Animasi, TV, Periklanan), Kerajinan (furniture & Jewellery), Fesyen Film, Animasi, Desain, Piranti Lunak, Musik Maroko: Furniture Singapura: Film, Animasi 37
43. Komitmen Membuat direktori perdagangan yang langsung terhubung dengan ekspor impor berbagai negara, dengan cara mengembangkan e-commerce kerajinan; contoh: tradeworld.com dan exportimporaustralia.com, sehingga membuat pasar rotan Indonesia dikenal oleh dunia internasional Menjadikan waytodeal.com sebagai portal UKM untuk memasarkan produknya Memberikan informasi dan peluang bisnis kepada UKM dengan mudah dan murah Mengumpulkan seluruh pemilik TV untuk menayangkan film animasi lokal di TV di Indonesia (KADIN) Fasilitas pendaftaran HaKI (KADIN) Bisnis Dep. Perindustrian Depdiknas Depkominfo Depbudpar Depdag Kementrian Kop. UKM Perbankan 38
44. Komitmen Membuat Lembaga Sertifikasi Profesi Memberikan fasilitas Karya Cipta Software Membuat fasilitas Pusat Inkubator Bisnis Meningkatkan pendidikan masyarakat Mendorong pertumbuhan industri lokal Program fasilitasi pengembangan industri software Menerapkan standar kompetensi sdm TIK untuk industri software Pendirian & fasilitasi pusat pengembangan software komputer untuk teknologi kreatif digital, inkubator bisnis Fokus pengembangan ICT: masyarakat yang sejahtera melalui ICT, meningkatkan kualitas pendidikan, menciptakan masyarakat cerdas, mendorong pertumbuhan industri lokal, mendorong budaya pasar yang nyaman aman terjangkau 2025 industri telematika menjadi industri yang tangguh Bisnis Dep.Perindustrian Depdiknas Depkominfo Depbudpar Depdag Kementrian Kop. UKM Perbankan 39
47. Perlakuan sebagai badan hukum melalui UU BHPUntuk memberikan ruang bagi kreativitas, inovasi, dan entrepreneurship pemerintah tidak MENYERAGAMKAN KURIKULUM melalui KURIKULUM NASIONAL Bisnis Dep.Perindustrian Depdiknas Depkominfo Depbudpar Depdag Kementrian Kop. UKM Perbankan 40
48. Komitmen Dorongan dan fasilitasi oleh DEPKOMINFO terutama untuk mendorong turunnya tarif internet dan mencegah terjadinya kartel Fasilitasi pembangunan jaringan akses telekomunikasi dan internet pedesaan serta pemberdayaan UKM dengan penyediaan sarana dan prasarana akses internet dan e-UKM Pembuatan cetak biru tentang e-business Regulasi untuk memberi kepastian dan jaminan hukum dalam pelaksaan e-business UU ITE sebagai landasan utama dan standar Menyiapkan blue print untuk menyepakati hal-hal teknis dalam UU ITE Menyiapkan RPP ITE terkait penyelenggaraan transaksi elektronik, CA, dan lawful interception Lelang BWA(Broadband Wireless Access) bagi tarif internet yang kompetitif Bisnis Dep.Perindustrian Depdiknas Depkominfo Depbudpar Depdag Kementrian Kop. UKM Perbankan 41
49. Komitmen KEBIJAKAN Keseimbangan antara pelestarian dan pengembangan Menjamin keberagaman unsur kebudayaan Keterpaduan antara pembinaan, pengelolaan dan pemanfaatan. Pengembangan sdm inovatif Perlindungan hak kekayaan intelektual Penciptaan jejaring (networking) antar pelaku industri budaya PROGRAM Program pengembangan nilai budaya Program pengelolaan keragaman nilai budaya Program pengelolaan kekayaan budaya Program pengembangan industri budaya Bisnis Dep.Perindustrian Depdiknas Depkominfo Depbudpar Depdag Kementrian Kop. UKM Perbankan 42
53. Aktivasi ACI (Aku Cinta Indonesia) Kapasitas dan penguasaan teknologi yang tinggi, melalui pemberdayaan & penghargaan bagi insan kreatif Distribusi bahan baku yang mendukung tumbuh kembangnya industri kreatif Kebijakan dan Regulasi distribusi output industri kreatif yang sesuai dan mendukung penghargaan terhadap karya insan kreatif, dan lahirnya identitas lokal daerah Bisnis Dep.Perindustrian Depdiknas Depkominfo Depbudpar Depdag Kementrian Kop. UKM Perbankan 43
54. Komitmen Bisnis Dep.Perindustrian Depdiknas Depkominfo Depbudpar Depdag Kementrian Kop. UKM Perbankan Menyarankan stimulus pajak bagi dari PPh dan PPn Industri Kreatif di khususkan pada sector music, film, fotografi, serta penerbitan dan percetakan. Menyarankan program penjaminan bagi Industri Kreatif 44
55. Komitmen Definisi Industri Kreatif belum masuk dalam nomenklatur Perbankan. Perbankan, khususnya Bank Indonesia bersedia untuk melakukan pembahasan kemungkinan Sektor Industri Kreatif dapat dimasukkan dalam Nomenklatur Perbankan Skema analisis resiko kredit untuk Industri kreatif sudah mulai dipertimbangkan Perbankan, namun permasalahan mekanisme Valuasi Intelektual sebagai Agunan masih belum dapat diatasi, dan akan terus diupayakan solusinya. Skema PKBL untuk Industri Kreatif yang dilakukan melalui BUMN BNI sudah membuat MoU dengan Departemen Perdagangan dalam pembiayaan Industri Kreatif, dengan fokus pada subsektor: Arsitektur, Periklanan, Fesyen, Layanan Piranti Lunak, Penerbitan & Percetakan, Kerajinan BI, BNI, Mandiri berkomitmen membina Pelaku Kreatif yang BELUM BANKABLE menjadi BANKABLE Bank Mandiri menyediakan Program Kemitraan dan Wirausaha Muda yang dapat dimanfaatkan Pelaku Kreatif Bisnis Dep.Perindustrian Depdiknas Depkominfo Depbudpar Depdag Kementrian Kop. UKM Perbankan 45
56. Endorsment Pemerintah Menggunakan Produk Kreatif Lokal Inpres No. 02/ 2009 SK Menperin, SK Sekjen Usulan Insentif Pameran Produk Indonesia Depdag Koperasi Tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) 46
57. Endorsment Pemerintah Menggunakan Produk Kreatif Lokal Inpres No. 02/ 2009 SK Menperin, SK Sekjen Usulan Insentif Pameran Produk Indonesia Depdag Koperasi Depperin: Kewajiban mengutamakan produk lokal dalam proyek pemerintah di BUMN, BUMD dan instansi lain SK Menperin: Pedoman teknis, pembentukan Pokja dan Sekretariat P3DN SK Sekjen: daftar inventarisasi barang yaitu nama perusahaan, jenis produksi dan kapasitas produksi dari perusahaan lokal 47
58. Endorsment Pemerintah Menggunakan Produk Kreatif Lokal Inpres No. 02/ 2009 SK Menperin, SK Sekjen Usulan Insentif Pameran Produk Indonesia Depdag Koperasi Pemberian insentif bagi pengusaha yang menggunakan produk dalam negeri, misalnya pengurangan PPN, agar harga dapat bersaing 48
59. Endorsment Pemerintah Menggunakan Produk Kreatif Lokal Inpres No. 02/ 2009 SK Menperin, SK Sekjen Usulan Insentif Pameran Produk Indonesia Depdag Koperasi Diselenggarakan di Jakarta International Expo pada tanggal 13 hingga 17 Mei 2009. Sejak tahun 1985, Pameran Produksi Indonesia telah menjadi ajang promosi terbaik untuk memperkenalkan Produk Nasional Indonesia ke pasar manca negara. Beragam industri telah dipamerkan mulai dari Industri Berbasis Manufaktur, Berbasis Agro, Perkayuan dan Mebel, Litbang, Alat Angkut, UKM sampai Elektronika & Telematika 49
60. Endorsment Pemerintah Menggunakan Produk Kreatif Lokal Inpres No. 02/ 2009 SK Menperin, SK Sekjen Usulan Insentif Pameran Produk Indonesia Depdag Koperasi Telah mendaftarkan 470 produk wajib digunakan di dalam negeri yang terbagi dalam 21 kelompok produk, dan tercatat ada 5000 perusahaan yang terlibat 50
61. Endorsment Pemerintah Menggunakan Produk Kreatif Lokal Inpres No. 02/ 2009 SK Menperin, SK Sekjen Usulan Insentif Pameran Produk Indonesia Depdag Koperasi Kementerian Negara Koperasi dan UKM meminta kepada pelaku usaha yang menggerakkan 136 ribu unit koperasi di seluruh Indonesia untuk menggunakan produk lokal sebagai bentuk kampanye penggunaan produk dalam negeri 51
62. Perkembangan Indikasi Geografis Definisi Pasal 1 ayat (1) PP No. 51 tahun 2007: IG didefinisikan sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan 52
63. Perkembangan Indikasi Geografis Dibutuhkan kerjasama pusat-daerah, daerah-daerah dengan melibatkan intelektual, pemerintah, pelaku usaha dan komunitas Diperlukan komitmen pemerintah daerah dalam penyediaan dana/permodalan, kemudahan perijinan, membuka akses pasar melalui promosi (festival seni budaya, sentra niaga/seni budaya), dukungan teknologi, HKI dan kesiapan infrastruktur. Dukungan pemerintah pusat dalam mengembangkan potensi-potensi IG di masing-masing daerah. Disarankan agar daerah mampu fokus pada 1 (satu) atau 2 (dua) sektor potensial yang dimiliki daerahnya sehingga potensi-potensi tersebut dapat berkembang dengan sempurna. Perlunya sosialisasi potensi IG kepada para pelaku ekonomi kreatif Bagi pelaku kreatif Desain, khususnya Desain Kemasan, produk-produk IG merupakan peluang untuk dikemas dengan lebih baik, sehingga dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar Tantangan 53
64. Perkembangan Indikasi Geografis Sudah Didaftarkan Kopi Arabika Kintamani Bali Kambing ras Kaligesing Kacang Oven Jepara Kerupuk Tengiri Jepara Mebel Ukir Jepara Blenyik Ngemplak Jepara Lada Putih Muntok Bangka Belitung Potensi IG Beras Pandan Wangi Cianjur Ubi Cilembu Bakpia Pathuk Jogja Serabi Solo Ondel-ondel Jakarta Kerajinan Bali (Kayu, Batok Kelapa, Perak, Anyaman Bambu, Logam, Keramik) Brem Bali Contoh Produk IG 54
72. Lebih tinggi dari Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Konstruksi dan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih.
82. Kontribusi Fesyen dan Kerajinan mencapai: 70,01%. Fluktuasi kedua sektor sangat mempengaruhi keseluruhan IK
83.
84. Subsektor berpotensi tinggi, tumbuh 2 digit: Layanan Komputer dan Piranti Lunak sebesar 16,87%, Musik 13,42%, Periklanan 13,42% dan Subsektor Permainan Interaktif 13,88%.
85.
86.
87. Sepanjang 2003-2008, terjadi 3 kali penurunan jumlah tenaga kerja, yaitu tahun 2003, 2005 dan 2006. Indikasi di atas terlihat dari pertumbuhan negatif -17,18% (2003), -1,84%(2005), -4,76% (2006)
88.
89.
90. Tahun 2004 hingga 2008, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja Sektor Industri Kreatif cukup menjanjikan, sekitar 3% & berada di atas rata-rata nasional 1,82%.
91.
92.
93.
94.
95. Setengah dari tenaga kerja Fesyen berada pada industri-industri menengah besar fesyen, terutama Industri Pakaian Jadi.
96. Setengah bagian lainnya di distribusi atau perdagangan, baik perdagangan besar, eceran maupun ekspor
97. Kegiatan membeli produk fesyen dari pusat-pusat grosir untuk diperjualbelikan secara eceran memang merupakan kegiatan yang jamak ditemukan pada masyarakat Indonesia
98. Kedua terbesar adalah Kerajinan, kontribusi 30,97% atau sekitar 2.289.003 tenaga kerja
99.
100. Kecenderungan penurunan tenaga kerja terjadi pada Subsektor Fesyen, Kerajinan, Musik dan Desain. Hal ini ditandai dengan rata-rata pertumbuhan tahun 2002-2008 yang bernilai negatif
101.
102. Subsektor Kerajinan merupakan subsektor dengan produktivitas tenaga kerja terkecil, Rp. 14.77 juta per tahun, atau Rp. 1,2 juta per bulan
103.
104.
105. Tahun 2007-2008 kinerja ekspor tetap membaik. Hal ini menggembirakan mengingat krisis global yang terjadi di periode ini. Artinya produk-produk Industri kreatif sudah merupakan kebutuhan konsumsi utama di pasar luar negeri.
106. Nilai ekspor Sektor IK jauh melampaui nilai impornya, sehingga Net Trade selalu positif tahun 2002-2008. Bahkan nilai impor industri kreatif tidak pernah lebih dari 10% dari nilai ekspor setiap tahun, artinya sekitar 90% nilai ekspor menjadi cadangan devisa nasional
107. Besarnya selisih nilai ekspor dan impor dapat diartikan bahwa Sektor Industri Kreatif tidak memiliki ketergantungan yang besar terhadap impor
108.
109. Ekspor dan Net Trade hanya mengalami penurunan (pertumbuhan negatif) pada tahun 2003, tahun lainnya tumbuh positif
134. Pertumbuhan jumlah usaha terkecil adalah Subsektor Film, Video dan Fotografi -12,0%, diikuti Subsektor Kerajinan sebesar -1,2%. Keduanya tumbuh negatif di bawah rata-rata pertumbuhan Sektor IK
135.
136. 103 Angka Pengganda Output Angka pengganda output terbesar diberikan Subsektor Musik, sebesar 2,242. Angka ini berarti, peningkatan investasi (atau peningkatan final demand lain) pada Subsektor Musik sebesar Rp. 1 miliar, akan meningkatkan output total perekonomian nasional sebesar Rp. 2,242 miliar
137. 104 Forward Linkage Subsektor Arsitektur bersama-sama dengan Riset dan Pengembangan memiliki koefisien Forward linkage terbesar, yaitu 5,770. Jika terjadi peningkatan output musik akibat investasi atau final demand lain sebesar Rp. 1 miliar, maka akan terjadi peningkatan output di sektor-sektor industri hilirnya sebesar Rp. 5,770 miliar Backward Linkage Subsektor Musik memiliki koefisien Backward linkage terbesar, yaitu 2,242. Jika terjadi peningkatan output musik akibat investasi atau final demand lain sebesar Rp. 1 miliar, maka akan terjadi peningkatan output di sektor-sektor industri hulunya sebesar Rp. 2,242 miliar
169. Kesimpulan 135 Berdasarkan perhitungan kontribusi ekonomi, baik berbasis Produk Domestik Bruto, berbasis Ketenagakerjaan, berbasis Perdagangan Internasional dan berbasis Aktivitas Perusahaan, tahun 2007 Sektor Industri Kreatif Indonesia mengalami perbaikan yang berlanjut di tahun 2008. Indikator-indikator ekonomi tahun 2007-2008 pada keempat basis perhitungan menunjukkan statistik yang meningkat dibanding tahun 2008. Secara kualitatif, pengembangan industri kreatif Indonesia juga semakin baik di tahun 2007 hingga saat ini. Kesimpulan ini dapat dilihat dari kondisi-kondisi: Adanya program industri kreatif nasional yang berkelanjutan, dimana kesadaran pemerintah, baik pusat maupun daerah, semakin besar dalam upaya pengembangan industri kreatif. Konsolidasi melalui kegiatan PPBI (PPKI) berjalan baik, bahkan komitmen-komitmen pengembangan sudah diberikan oleh departemen terkait. Gaung industri kreatif Indonesia tidak saja makin kuat di daerah-daerah, tetapi juga sampai ke luar negeri, khususnya melalui para Duta Besar Indonesia di beberapa negara. Gerakan komunitas yang semakin aktif dan semakin terkoneksi satu sama lain. Publikasi industri kreatif di media nasional, daerah dan di dunia maya semakin banyak. Semakin tingginya kesadaran untuk melestarikan seni, budaya dan warisan budaya, dan memanfaatkannya menjadi kontribusi ekonomi, melalui pemahaman akan Indikasi Geografis.
170. 136 saran Revisi Klasifikasi Pemetaan Industri Kreatif Indonesia Sebagai instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam hal pengklasifikasian lapangan usaha, Biro Pusat Statistik sudah saatnya melakukan revisi terhadap klasifikasi industri kreatif Indonesia yang digunakan saat ini. Selain bertujuan mematangkan lapangan usaha industri kreatif, revisi ini terutama bertujuan agar industri kreatif dapat menjadi suatu nomenklatur resmi dalam klasifikasi lapangan usaha Indonesia. Perhitungan kontribusi industri kreatif secara rutin, tahunan atau triwulanan oleh BPS Sebagai badan yang sudah mapan dalam perhitungan kontribusi-kontribusi ekonomi, maka Biro Pusat Statistik sebaiknya melakukan perhitungan kontribusi ekonomi industri kreatif secara rutin, baik tahunan maupun triwulanan. Hal ini tentunya akan memungkinkan jika Klasfikasi Pemetaan Industri Kreatif Indonesia sudah disempurnakan dan dimasukkan sebagai bagian dari lapangan usaha nasional.
Hinweis der Redaktion
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.
Untuk dilengkapi Tim Bandung:Konsumsi produk kreatif nasional, pindah ke bagian ini saja.