2. Personal - Conceptual
(Konsep Pribadi)
1. Emotional Awareness (Pemahaman Emosi)
Memilih bersikap : “ Dalam interaksi dengan personil lain, memerlukan pengelolaan emosi diri sendiri”.
Contoh: Seorang Kanit / Kasi ketika ada masalah di Line, tidak langsung marah-marah, tapi mampu
mendengarkan pendapat anak buah.
2. Self Confidence (Percaya Diri)
Memilih bersikap : “Percaya pada nilai dan kemampuan diri sendiri”
Contoh: Seorang karyawan saat diserahi tanggung jawab yang menantang, tidak menolak, tapi justru bangga
dan percaya bahwa dia mampu melaksanakan.
3. Independence (Kemandirian)
Memilih bersikap : “Mengendalikan dan mengarahkan diri sendiri dalam berpikir dan bertindak sehingga tidak
mudah terpengaruh orang lain dan mampu mempertanggungjawabkannya”.
Contoh: Seorang Kanit yang bertanggung jawab terhadap jalannya produksi, mampu menangani anak buah
yang bermasalah, tanpa harus mengandalkan Kasinya.
3. Personal - Professional
(Pribadi sebagai karyawan)
4. Achievement Drive (Semangat untuk Maju)
Memilih bersikap : “Bersemangat tinggi untuk berjuang memperbaiki atau mencapai standar tinggi, ulet dalam
mengejar target walaupun berhadapan dengan halangan atau bahkan kemunduran”
Contoh: Target tinggi, tapi banyak NG, tetap semangat dan mencari tahu kesalahan untuk perbaikan. Atau
seorang sales, target turun 50%, tidak patah semangat.
5. Commitment (Komitmen)
Memilih bersikap : “Setia pada janji, setia berjuang walaupun mengalami hambatan dan kesulitan, tidak
mudah menyerah dan melepaskan tanggung jawab / janji”
Contoh: Seorang Kanit yang bersedia Longshift / shif malam untuk mencapai target, seperti yang telah
dijanjikan ke customer.
6. Initiative (Inisiatif)
Memilih bersikap : “Selalu siap untuk bertindak pada saat peluang muncul, bersedia memulai dan mengambil
resiko untuk merealisasikan ide baru menuju keberhasilan”
Contoh: Seorang Kasi mendapati seringnya terjadi kecelakaan kerja di areanya, maka dia segera mengambil
tindakan tidak hanya perbaikan pada alat kerja, tapi juga mencegah terjadi lagi.
4. 7. Optimism (Optimistis)
Memilih bersikap : “berpikir yang penuh pengharapan , yakin dan percaya bahwa segala sesuatu akan
berhasil pada waktu yang tepat, memilih tidak membiarkan diri terbelit kemurungan /
kekhawatiran yang melemahkan semangat”
Contoh: Seorang Staf / Kanit, saat pekerjaan banyak tetep bersedia diberikan pekerjaan lain oleh
atasannya, tidak menolak dengan berkata “Wah, kerjaan saya lagi banyak, nggak mungkin bisa
selesai nih..”
8. Attention to Details (Kejelian)
Memilih sikap : “Selalu teliti, jeli, awas, berupaya memastikan berbagai hal walaupun terkesan kecil-
kecil sehingga mampu menyelesaikan pekerjaan secara menyeluruh”
Contoh: Seorang Kasi saat di Line, memperhatikan cara kerja Operator dan mengingatkan untuk
memakai sarung tangan agar jari tangannya tidak terluka, tidak cuek.
5. Social – Conceptual
(konsep kesosialan)
9. Self Control (Kendali Diri)
Memilih sikap : “Tidak egois, tidak impulsif (bertindak tanpa berfikir rasional), memilih menunda
keinginan / emosi / kemudahan / kesenangan jangka pendek demi dapat mewujudkan cita-cita yang
lebih tinggi lagi di masa depan”
Contoh: Seorang Kanit tetap tenang dan sabar menghadapi anak buah yang sulit diatur, karena sikap
seorang kanit akan diikuti bawahan.
10. Trustworthiness (Dapat Dipercaya)
Memilih sikap : “Jujur, setia, dapat diandalkan, dan memegang janji, memilih menyampaikan sesuatu /
informasi sesuai dengan kenyataan berdasarkan situasi yang ada“
Contoh: Seorang karyawan berbuat kesalahan sehingga menyebabkan barang NG, tetap jujur pada
atasannya, walaupun dikejar target.
11. Conscientiousness (Ketelitian / Kehati-hatian)
Memilih bersikap : “Bertanggungjawab terhadap kinerja diri, memilih selalu merencanakan segala sesuatu
sebelum melaksanakannya, memilih berhati – hati memperhitungkan resiko, setelah itu
melaksanakan rencana dengan disiplin tinggi”
Contoh: Seorang karyawan membuat laporan atau data output produksi secara lengkap dan menyerahkan
pada atasannya tepat waktu.
6. 12. Adaptability (Kemampuan Beradaptasi)
Memilih sikap : “Lentur dalam menangani / menanggapi perubahan / perbedaan / perbedaan pendapat /
perbedaan sudut pandang, memilih menanggapi 'ambiguitas' (ketidakjelasan) sebagai sesuatu yang sesekali
dapat muncul”
Contoh: Ada perubahan dalam sistem pencatatan data dan cara pengoperasian mesin yang harus disesuaikan
dengan standar ISO, karyawan tersebut mau & mampu serta siap menghadapi. Atau seorang karyawan yang
dipindahkan ke bagian lain, sanggup menjalankan dan ikut serta membantu di tempat yang baru.
13. Innovation (Inovatif)
Memilih bersikap : “Nyaman / tenang menghadapi ide / cara / informasi baru, memilih untuk
menggunakan otak secara kreatif untuk produktif memunculkan perubahan / memperkenalkan
sesuatu yang baru yang bermanfaat dalam proses kerja”
Contoh: Semangat ikut SGA, walaupun perubahan / perbaikan yang dilakukan kecil, tapi mampu
meningkatkan kinerja supaya makin sempurna.
14. Stress Tolerance (Toleransi terhadap Stres)
Memilih bersikap : “Bertahan dalam situasi yang tidak nyaman / tertekan, dan
mampu bangkit kembali dengan segera dari keadaan yang terpuruk”
Contoh: Seorang Kanit mendapati anak buahnya sering bercanda saat bekerja, dia
sulit diberitahu, tapi dengan sabar menegur secara 4 mata, tidak terpuruk /
stres menghadapinya.
7. Social – Professional
(Kesosialan sebagai karyawan)
15. Oral Communication (Komunikasi Verbal)
Memilih bersikap : “Mendengarkan dengan lengkap terlebih dahulu dan memilih menjawab secara
meyakinkan dengan fakta, memilih menyampaikan berita / informasi / perasaan secara cermat
sehingga dapat diterima dengan baik”
Contoh: Menghargai anak buah dengan mendengarkan masalahnya sehingga mampu menangkap aspirasi
mereka, untuk bisa menyampaikan ke atasannya.
16. Leadership (Kepemimpinan)
Memilih bersikap : “Menjadi pemicu perubahan, menjadi pembuat keputusan, pengambil tindakan
awal, memilih memikul tanggung jawab, bertindak dengan keyakinan tinggi, berinisiatif,
bertindak dengan mengambil resiko yang terukur, tidak takut tampil berbeda, menolak menjadi
pengikut diam yang kepentingannya terinjak“
Contoh: Kalau ada meeting, mampu menyampaikan usul, pendapat, maupun ide baru. Terlihat
berani membuat keputusan, dengan mampu mempertanggungjawabkan.
8. 17. Team Capabilities (Teamwork / Bersahabat)
Memilih bersikap : “Mengutamakan kesepakatan bersama, memilih mewujudkan sinergi anggota tim, memegang
kesepakatan diatas kepentingan sendiri, membantu anggota tim dengan memberi umpan balik yang tepat,
memilih menghargai / berterimakasih terhadap kontribusi anggota team“
Contoh: Merasa 1 tim, jika ada masalah ikut serta menyelesaikan.
18. Conflict Management (Manajemen Konflik)
Memilih bersikap : “bernegosiasi dan mencari titik temu, memilih menyelesaikan perselisihan dengan mencari jalan win – win
(semua menang), dan memilih bersikap adil”
Contoh: Ada masalah dengan rekan 1 line, tidak dibesar-besarkan sehingga menjadi permusuhan, tapi diselesaikan secara adil.
19. Persuasiveness (Mampu Membangun Keyakinan)
Memilih bersikap : “Mengutamakan menciptakan ketertarikan emosional, mempromosikan ide,
menegosiasikan, mempengaruhi, dan membangun kesepakatan daripada menggunakan cara
pemaksaan”
Contoh: Seorang Kasi punya ide baru untuk mengurangi terjadinya NG, dia terlihat mampu mengajak
rekan-rekannya ataupun anak buahnya untuk bekerja sama.
9. 20. Empathy (Empati)
Memilih bersikap : “Memahami perasaan dan sudut pandang orang lain dan bertindak aktif dengan tetap
sensitif terhadap prioritas / kepentingan orang lain”
Contoh: Mengurangi beban anak buah yang mencurahkan masalah. Anak buah sakit, diperhatikan.
21. Developing Others (Mengembangkan yang Lainnya)
Memilih bersikap : “Menjadi pemberi arah, membantu, mendukung, memantau perilaku, menjadi 'coach',
mendelegasikan, memberdayakan, memotivasi, mengidentifikasi bakat dan merekrut anggota baru”
Contoh: Seorang Kasi mengetahui kebutuhan bawahannya dan memberi kesempatan anak buahnya untuk
mengikuti pelatihan.
22. Service Orientation (Berorientasi Melayani)
Memilih bersikap : “Mengantisipasi, mengenal dan memenuhi kebutuhan pelanggan /
proses berikutnya, rela melayani dengan tulus dan selalu mencari cara yang
lebih baik untuk memuaskan pelanggan / proses berikutnya”
Contoh: Di line produksi shift 1, karyawan bekerja dengan semangat dan penuh
tanggung jawab untuk menghasilkan yang terbaik, sehingga shift berikutnya akan
dapat melanjutkan pekerjaan dengan lancar.
10. 23. Problem Solving (Menyelesaikan Masalah)
Memilih bersikap : “Bahwa kemajuan didapat dengan cara mengidentifikasi,
mendefinisikan, memprioritaskan dan menyelesaikan masalah, dan memilih
memandang masalah sebagai peluang untuk perbaikan dan pengembangan
diri“
Contoh: Menghadapi masalah dengan tenang, karena jika sanggup menyelesaikan
masalah tersebut, berarti ada perbaikan dan pengembangan diri.
24. Technical Knowledge and Skills (Pengetahuan Teknis dan Ketrampilan)
Memilih bersikap : “Selalu belajar dengan cepat, mengumpulkan pengetahuan dasar yang
memadai untuk dapat menyerap informasi baru, berupaya mengumpulkan informasi, dan
mencoba menggunakannya dalam pekerjaan sehari-hari. Senantiasa mengolah pelajaran
menjadi kebiasaan/habit baru, memasukkan pelajaran ke dalam sistem kerja sehari-hari“
Contoh: Informasi apapun yang didapat baik mengenai kompetitor ataupun customer menjadi
berguna di tempat kerjanya, diserap untuk mencari sesuatu yang lebih baik berkaitan
dengan pekerjaannya, dan belajar dari kesalahan, sehingga lebih trampil.
25. Ethics and Integrity (Etika dan Integritas)
Memilih bersikap : “Jujur, tulus, bersungguh – sungguh, menyandang standar etika / prinsip /
nilai yang tinggi, dapat dipercaya, serta memilih bekerja dengan kualitas terbaik”
Contoh: Menunjukkan sikap keseriusan dalam bekerja dan selalu berupaya melakukan yang
terbaik.
11. Other Behaviour
(Perilaku lainnya)
1. Perilaku yang menunjukkan kemampuan teknis pada jabatannya.
Contoh: Kemampuan untuk melakukan dengan benar / skill, seorang sales mampu mendemonstrasikan
produk sehingga membuat orang tertarik, seorang Kanit mampu memberikan OJT dengan benar
kepada karyawan baru dan mengoperasikan mesin lebih baik dari operator, atau seorang Kasi
mampu mengatur dan memperlakukan anak buahnya dengan adil.
2. Perilaku yang menunjukkan kemampuan menggunakan Sistem Manajemen PSI pada jabatannya.
Contoh: Dalam bekerja sesuai dengan prosedur, seorang Kanit meng-OJT karyawan baru, seorang Kasi
segera mengevaluasi anak buahnya jika akan habis kontrak dan mengajukan permintaan karyawan
untuk menggantikan.
3. Perilaku yang menunjukkan kemampuan memelihara alat kerja / lingkungan kerja.
Contoh: Ikut merasa memiliki perusahaan sehingga mampu merawat fasilitas (mesin, alat ukur,
APD, dll) yang digunakan dalam bekerja sehari-hari, menjaga kebersihan sehingga tercipta tempat
kerja yang nyaman.