SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 44
Downloaden Sie, um offline zu lesen
TUT WURI HANDAYANI 
BAHAN BELAJAR MANDIRI 
Kelompok Kerja Pengawas Sekolah 
Penelitian Tindakan Sekolah 
DIREKTORAT JENDERAL 
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN 
TENAGA KEPENDIDIKAN 
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 
2009
KATA PENGANTAR 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS i
DAFTAR ISI 
PENDAHULUAN ___________________________________________________ 1 
A. Latar Belakang ____________________________________________________ 1 
B. Standar Kompetensi _______________________________________________ 2 
1. Dimensi Kompetensi Kepribadian _______________________________________ 2 
2. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial _________________________________ 2 
3. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik _________________________________ 3 
4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan ________________________________________ 4 
5. Dimensi Kompetensi Penelitian dan Pengembangan ________________________ 5 
6. Dimensi Kompetensi Sosial ____________________________________________ 5 
C. Deskripsi Bahan Belajar Mandiri _____________________________________ 6 
D. Langkah‐Langkah Mempelajari Bahan Belajar Mandiri ___________________ 7 
E. Tujuan Belajar Penelitian Tindakan Sekolah ____________________________ 8 
F. Skenario Kegiatan Belajar Mandiri ____________________________________ 9 
G. Alokasi Waktu ___________________________________________________ 12 
KEGIATAN BELAJAR 1 _____________________________________________ 13 
HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH ____________________________ 13 
A. Penelitian Ilmiah dan Penelitian Tindakan ____________________________ 13 
1. Arti Penelitian ______________________________________________________ 13 
2. Masalah Keilmuan __________________________________________________ 14 
3. Masalah Penelitian yang Baik __________________________________________ 15 
4. Hubungan Penelitian dengan Penelitian Tindakan _________________________ 15 
B. Perlunya Penelitian Tindakan Sekolah ________________________________ 16 
1. Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah ____________________________________ 16 
2. Tindakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah _____________________________ 18 
3. Permasalahan yang Dapat Dikaji Melalui PTS _____________________________ 19 
4. Contoh PTS yang Terkait dengan Tugas Pokok Pengawas __________________ 21 
KEGIATAN BELAJAR 2 _____________________________________________ 24 
PENYUSUNAN USULAN DAN LAPORAN PTS ___________________________ 24 
A. Menyusun Usulan PTS _____________________________________________ 24 
1. Usulan PTS ________________________________________________________ 24 
2. Kerangka Isi Usulan PTS ______________________________________________ 25 
3. Judul Penelitian dan Bab Pendahuluan __________________________________ 26 
a. Isi Subbab Latar Belakang Masalah __________________________________ 27 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS ii
b. Isi Subbab Rumusan Masalah _______________________________________ 27 
c. Isi Subbab Tujuan dan Manfaat PTS __________________________________ 28 
1. Bab Tinjauan Pustaka ________________________________________________ 28 
2. Bab Metode Penelitian _______________________________________________ 29 
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan PTS ________________________ 32 
Kegiatan Pengamatan dalam Pelaksanaan PTS _____________________________ 33 
Kegiatan Refleksi _____________________________________________________ 35 
B. Laporan PTS _____________________________________________________ 35 
C. Latihan _________________________________________________________ 37 
D. Rangkuman dan Refleksi ___________________________________________ 38 
1. Rangkuman ________________________________________________________ 38 
2. Refleksi _____________________________________________________________ 39 
E. Daftar Pustaka ___________________________________________________ 40 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS iii
PENDAHULUAN 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 1 
A. Latar Belakang 
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang 
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang 
pengawas harus memiliki 6 (enam) kompetensi minimal, yaitu kompetensi 
kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, 
penelitian dan pengembangan serta kompetensi sosial. 
Kondisi di lapangan saat ini tentu saja masih banyak pengawas sekolah/ 
madrasah yang belum menguasai keenam dimensi kompetensi tersebut 
dengan baik. Survei yang dilakukan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan 
pada Tahun 2008 terhadap para pengawas di suatu kabupaten (Direktorat 
Tenaga Kependidikan, 2008: 6) menunjukkan bahwa para pengawas 
memiliki kelemahan dalam kompetensi supervisi akademik, evaluasi 
pendidikan, dan penelitian dan pengembangan. Sosialisasi dan pelatihan 
yang selama ini biasa dilaksanakan dipandang kurang memadai untuk 
menjangkau keseluruhan pengawas dalam waktu yang relatif singkat. 
Selain itu, karena terbatasnya waktu maka intensitas dan kedalaman 
penguasaan materi kurang dapat dicapai dengan kedua strategi ini. 
Berdasarkan kenyataan tersebut maka upaya untuk meningkatkan 
kompetensi pengawas harus dilakukan melalui berbagai strategi. Salah 
satu strategi yang dapat ditempuh untuk menjangkau keseluruhan 
pengawas dengan waktu yang cukup singkat adalah memanfaatkan forum 
Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan Musyawarah Kerja 
Pengawas Sekolah (MKPS) sebagai wahana belajar bersama. Dalam 
suasana kesejawatan yang akrab, para pengawas dapat saling berbagi 
pengetahuan dan pengalaman guna bersama-sama meningkatkan 
kompetensi dan kinerja mereka. 
Forum tersebut akan berjalan efektif apabila terdapat panduan, bahan 
kajian serta target pencapaian. Dalam konteks inilah Bahan Belajar Mandiri
(BBM) ini disusun. BBM ini dimaksudkan sebagai bahan kajian para 
pengawas dalam rangka meningkatkan kompetensi mereka. 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 2 
B. Standar Kompetensi 
BBM ini disesuaikan dengan cakupan dimensi kompetensi pengawas yang 
termaktub dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 
2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Dalam peraturan 
tersebut terdapat enam dimensi kompetensi, yaitu: kompetensi 
kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, 
penelitian dan pengembangan, dan kompetensi sosial. Setiap dimensi 
kompetensi memiliki sub-sub sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki 
seorang pengawas. Secara rinci kompetensi-kompetensi dasar tersebut 
adalah sebagai berikut. 
1. Dimensi Kompetensi Kepribadian 
a. Memiliki tanggungjawab sebagai pengawas satuan pendidikan. 
b. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang 
berkaitan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas 
jabatannya. 
c. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal yang baru tentang 
pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang 
menunjang tugas pokok dan tanggung jawabnya. 
d. Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder 
pendidikan. 
2. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial 
a. Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam 
rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 
b. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan 
dan program pendidikan di sekolah. 
c. Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk 
melak-sanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah.
d. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan 
menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawasan 
berikutnya di sekolah. 
e. Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi 
satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu 
pendidikan di sekolah. 
f. Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan 
bimbingan konseling di sekolah. 
g. Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil 
yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan 
kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah. 
h. Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan 
memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah 
dalam mempersiapkan akreditasi sekolah. 
3. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik 
a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan 
kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan di 
TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. 
b. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan 
kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan 
tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di 
sekolah/madrasah. 
c. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang 
pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di 
sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi 
dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. 
d. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan 
strategi/metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat 
mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang 
pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di 
sekolah/madrasah. 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 3
e. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan 
Pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA 
atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. 
f. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ 
bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk 
mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan 
di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. 
g. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan 
dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/ 
bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata 
pelajaran di sekolah/madrasah. 
h. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk 
pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA 
atau mata 
i. pelajaran di sekolah/madrasah. 
4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan 
e. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dalam 
bidang pengembangan di TK/RA dan pembelajaran/bimbingan di 
sekolah/ma-drasah. 
f. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting 
dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang 
pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di 
sekolah/madrasah. 
g. Menilai kinerja kepala sekolah, guru, dan staf sekolah dalam 
melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk 
meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap 
bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah. 
h. Memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil 
belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu 
pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA 
atau mata pelajaran di sekolah/ madrasah. 
i. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk 
perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 4
bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di 
sekolah/madrasah. 
j. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala 
seko-lah/madrasah, kinerja guru, dan staf sekolah/madrasah. 
5. Dimensi Kompetensi Penelitian dan Pengembangan 
k. Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 5 
dalam pendidikan. 
l. Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik 
untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk 
pengembangan karirnya sebagai pengawas. 
m. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal 
penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. 
n. Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah 
pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang 
bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya. 
o. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik 
data kualitatif maupun data kuantitatif. 
p. Menulis karya tulis ilmiah (PTS) dalam bidang pendidikan dan 
atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk 
perbaikan mutu pendidikan. 
q. Menyusun pedoman/panduan dan/atau buku/modul yang 
diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di 
sekolah/madrasah. 
r. Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan 
kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya di 
sekolah/madrasah. 
6. Dimensi Kompetensi Sosial 
s. Bekerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka 
meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan 
tanggung jawabnya. 
t. APTSf dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan
C. Deskripsi Bahan Belajar Mandiri 
BBM bagi KKPS/MKPS terdiri atas enam bagian, yaitu: 
1. Dimensi Kompetensi Kepribadian dan Sosial 
2. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial 
3. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik 
4. Dimensi Kompetensi Evaluasi Pendidikan 
5. Dimensi Kompetensi Penelitian dan Pengembangan 
6. Dimensi Penelitian Tindakan Sekolah 
Bahan belajar nomor 1 sampai dengan 5 hakikatnya disesuaikan dengan 
dimensi standar kompetensi pengawas. Sedangkan bahan belajar nomor 6 
merupakan pengkhususan dan pendalaman dimensi kompetensi penelitian 
dan pengembangan. Hal ini penting untuk diprioritaskan mengingat bahwa 
peran pengawas sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan, akan 
sangat efektif apabila mereka menguasai metode action research. Dengan 
kemampuan ini diharapkan pengawas dapat mendorong pengembangan 
dan peningkatan mutu sekolah-sekolah yang dibinanya. 
Setiap bahan belajar di atas mencakup beberapa kegiatan belajar sebagai 
berikut: 
Kompetensi Kepribadian, meliputi kegiatan belajar: 
1. Pengenalan, Pengembangan, dan Pemberdayaan Diri 
2. Pengembangan Kreativitas dan Pengambilan Keputusan 
Kompetensi Sosial, meliputi kegiatan belajar: 
1. Pengembangan Komunikasi Efektif Kemitraan, Pelayanan dan 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 6 
Tim yang Baik 
2. Gaya Kerja dan Cara Penyelesaian Konflik Manakah 
Kompetensi Supervisi Manajerial, meliputi kegiatan belajar: 
1. Peningkatan Mutu Sekolah Melalui Supervisi Manajerial 
2. Perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan Kegiatan Pengawasan 
Kompetensi Supervisi Akademik, meliputi kegiatan belajar: 
1. Pelaksanaan Akademik di Sekolah
2. Membimbing Guru Menemukan Karakteristik Lingkungan 
Pembelajaran yang Berhasil 
Kompetensi Evaluasi Pendidikan, meliputi kegiatan belajar: 
1. Penyusunan Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pendidikan dan 
Pembelajaran 
2. Aspek-aspek Penilaian dalam Pembelajaran 
3. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan Guru 
4. Pemantauan Pelaksanaan Pembelajaran 
5. Pemanfaatan Hasil Penilaian untuk Kepentingan Pendidikan dan 
Pembelajaran/Bimbingan 
Kompetensi Penelitian dan Pengembangan, memuat kegiatan belajar: 
1. Perlunya Pengawas Manyusun Karya Tulis Ilmiah (PTS) 
2. Jenis-Jenis PTS Pengembangan Profesi, dan Penyusunannya 
3. Ketentuan dalam Penulisan Ilmiah 
Materi Penelitian Tindakan Sekolah, memuat kegiatan belajar: 
1. Hakikat Penelitian Tindakan Sekolah 
2. Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah 
D. Langkah-Langkah Mempelajari Bahan Belajar Mandiri 
Bahan belajar ini dirancang untuk dipelajari oleh para pengawas dalam 
forum KKPS/MKPS. Oleh karena itu langkah-langkah yang harus dilakukan 
dalam mempelajari materi ini mencakup aktivitas individual dan kelompok. 
Secara umum aktivitasvitas individual meliputi: (1) membaca materi, (2) 
melakukan latihan/tugas/memecahkan kasus pada setiap kegiatan belajar, 
(3) membuat rangkuman/kesimpulan, dan (4) melakukan refleksi, Apabila 
diperlukan, berdasarkan refleksi yang dibuat, dapat dilakukan tindak lanjut. 
Sedangkan aktivitas kelompok meliputi: (1) mendiskusikan materi, (2) 
sharing pengalaman dalam melakukan latihan/memecahkan kasus, (3) 
melakukan seminar/diskusi hasil latihan/tugas yang dilakukan, dan (4) 
bersama-sama melakukan refleksi dan tindak lanjut sepanjang diperlukan. 
Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan dalam skema di bawah ini. 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 7
Aktivitas Individu Aktivitas Kelompok 
Gambar 1 Alur Kegiatan Belajar Individu dan Kelompok 
Dari skema di atas terlihat bahwa aktivitas kelompok selalu didahului oleh 
aktivitas individu. Dengan demikian, maka aktivitas individu adalah hal 
yang utama. Sedangkan aktivitas kelompok lebih merupakan forum untuk 
berbagi, memberikan pengayaan dan penguatan terhadap kegiatan yang 
telah dilakukan masing-masing individu. 
Dengan mengikuti langkah-langkah belajar di atas, diharapkan para 
pengawas yang tergabung dalam KKPS/MKPS dapat secara individu dan 
bersama-sama meningkatkan kompetensinya, yang tentunya akan 
berdampak pada peningkatan kompetensi kepala sekolah dan guru yang 
dibinanya. 
E. Tujuan Belajar Penelitian Tindakan Sekolah 
Bahan belajar ini dirancang untuk kelompok pengawas dalam 
meningkatkan kompetensi penelitian dan pengembangan, khususnya 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 8 
Membaca Bahan 
Belajar 
Mediskusikan 
Bahan Belajar 
Melaksanakan 
Latihan/Tugas/ 
Studi Kasus 
Sharing Perma-salahan 
dan Hasil 
Pelaksanaan 
Latihan 
Membuat 
Rangkuman 
Membuat 
Rangkuman 
Melakukan 
Refleksi, 
Membuat Action 
Plann, dan 
Tindak Lanjut 
Melakukan 
Refleksi, 
Membuat Action 
Plann, dan 
Tindak Lanjut
dalam melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Sebagaimana 
diketahui, bahwa salah satu peran yang diharapkan dari seorang 
pengawas adalah sebagai agent of change bagi kemajuan sekolah. Untuk 
melaksanakan peran tersebut tentu saja pengawas harus memiliki 
kemampuan metodologi untuk melakukan penelitian, sekaligus 
mengupayakan tindakan untuk memperbaiki keadaan. 
Setelah mempelajari materi ini, mendiskusikan dan mendalami bersama 
rekan-rekan dalam MKPS, serta mempraPTSkkannya, pengawas 
diharapkan dapat: 
1. Memahami Penelitian Tindakan Sekolah sebagai bagian dari penelitian 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 9 
ilmiah. 
2. Memahami makna Penelitian Tindakan Sekolah, apa, mengapa dan 
bagaimana menyusun usulan, melaksanakan dan melaporkan hasil 
penelitiannya. 
3. Memahami berbagai bentuk pelaporan hasil PTS, besaran angka 
kreditnya serta persyaratannya. 
4. Mampu menyusun usulan PTS dan melaksanakannya sebagai 
kegiatan pengembangan profesinya sebagai pengawas sekolah. 
5. Mampu memberikan informasi yang benar dan memotivasi bagi para 
guru tentang topik Penelitian Tindakan Sekolah sebagai kegiatan 
pengembangan profesi guru. 
F. Skenario Kegiatan Belajar Mandiri 
Agar para pengawas dapat mempelajari bahan ini secara efektif, maka 
mereka diharapkan mengikuti skenario yang dirancang. Skenario kegiatan 
belajar dengan menggunakan materi ini, melibatkan aktivitas individual dan 
aktivitas kelompok. Aktivitas individual meliputi: 
1. Membaca dan memahami materi; 
2. Mengidentifikasi masalah-masalah kepengawasan yang dapat 
dilakukan penelitian tindakan. 
3. Menyusun proposal Penelitian Tindakan Sekolah; 
4. Melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah.
5. Menyusun Laporan Hasil Penelitian Tindakan Sekolah. 
6. Melakukan refleksi. 
Aktivitas yang dilaksanakan secara kelompok adalah: 
1. Mendiskusikan materi untuk memperoleh pemahaman bersama; 
2. Bersama-sama mengeksplorasi permasalahan kepengawasan yang 
relevan untuk dilaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah. 
3. Melakukan seminar proposal Penelitian Tindakan Sekolah dari masing-masing 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 10 
anggota. 
4. Sharing Problematika Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah dan 
Solusinya. 
5. Melakukan seminar hasil Penelitian Tindakan Sekolah. 
6. Melakukan refleksi. 
Aktivitas individu dan kelompok tersebut disajikan dalam skema di halaman 
berikut.
Aktivitas Kelompok 
Gambar 1 Skenario Kegiatan Belajar 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 11 
Membaca 
Bahan Belajar 
Menyusun 
Proposal PTS 
Melaksanakan 
PTS 
Menyusun 
Laporan 
PTS 
Melaku-kan 
Refleksi 
SKENARIO KEGIATAN BELAJAR 
Aktivitas Individu 
Mediskusikan 
Bahan Belajar 
Seminar 
Proposal PTS 
Sharing 
permasalahan 
pelaksanaan 
PTS 
Seminar 
Hasil 
PTS 
Melaku-kan 
Refleksi 
MEMPERBAIKI/ 
MENINGKATKAN PRAKTIK 
SUPERVISI MANAJERIAL 
4 jam 
4 jam 
3 jam 
4 jam 
1 jam
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 12 
G. Alokasi Waktu 
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rangkaian kegiatan 
belajar materi ini juga dipisahkan antara waktu belajar individual dan 
kelompok. Waktu belajar individual sifatnya fleksibel karena dilakukan di 
luar pertemuan MKPS, sedangkan waktu untuk kegiatan kelompok 
diperkirakan sekitar 16 jam pelajaran, dengan rincian sebagai berikut: 
NO JENIS KEGIATAN ALOKASI WAKTU 
1 Mendiskusikan materi untuk memperoleh 
pemahaman bersama dan mengidentifikasi 
problem kepengawasan yang memerlukan 
Penelitian Tindakan Sekolah 
4 jam 
2 Seminar Proposal Penelitian 4 jam 
3 Sharing Problematika Pelaksanaan Penelitian 
Tindakan Sekolah 
3 jam 
4 Seminar Hasil Penelitian Tindakan Sekolah 4 jam 
5 Melakukan refleksi 1 jam 
Jumlah 16 jam
KEGIATAN BELAJAR 1: 
HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH 
Pada bagian pendahuluan telah diuraikan secara singkat pengertian Penelitian 
Tindakan Sekolah. Bagian ini akan menguraikan tentang apa, mengapa dan 
bagaimana Penelitian Tindakan Sekolah itu. Pertanyaaan yang hendak dija-wab 
adalah: 
1. Bagaimana kedudukan Penelitian Tindakan Sekolah sebagai suatu 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 13 
kegiatan penelitian ilmiah? 
2. Apakah inti dari Penelitian Tindakan Sekolah yang membedakannya 
dengan jenis penelitian lain? 
3. Mengapa dan kapan Penelitian Tindakan Sekolah perlu dilakukan?, dan 
4. Bagaimana melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah?. 
A. Penelitian Ilmiah dan Penelitian Tindakan 
1. Arti Penelitian 
Penelitian (riset, research) merupakan penyelidikan suatu masalah 
secara sistematis, kritis, ilmiah, dan lebih formal. Penelitian bertujuan 
untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu 
pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi dan/atau prediksi. 
Kerja penelitian umumnya terdiri dari beberapa langkah utama, yaitu : 
a. melakukan kajian terhadap permasalahan, 
b. melakukan kajian teoritik dari permasalahan untuk kemudian secara 
deduksi dirumuskan menjadi hipotesis dari masalah yang dihadapi, 
c. mengumpukan data empirik guna pengujian hipotesis, 
d. mengadakan uji hipotesis, dan 
e. menarik kesimpulan. 
Apapun jenis penelitiannya, kegiatan penelitian memiliki tahapan kerja 
sebagai berikut: (a) mendapatkan dan merumuskan masalah, (b) 
mengKaji teori untuk merumuskan hipotesis atau menetapkan kriteria 
variabel dalam pengembangan/perancangan/pendeskripsian, (c)
mengumpulkan fakta empirik, baik dengan menggunakan berbagai 
instrumen, melakukan perlakuan, atau dengan membuat produk 
tertentu, (d) menganalisis temuan fakta atau produk dengan kriteria 
teoritik untuk pengambilan kesimpulan, dan (e) menyimpulkan hasil dan 
mempublikasi hasil penelitiannya. 
Kegiatan penelitian timbul karena adanya sifat manusia yang selalu 
ingin tahu. Rasa ingin tahu tersebut membawa permasalahan. 
Penelitian dilakukan untuk memperoleh jawaban terhadap 
permasalahan yang membutuhkan jawaban ilmiah. Permasalahan 
penelitian dapat berupa pencarian teori, pengujian teori ataupun untuk 
menghasilkan suatu produk guna pemecahan masalah praktis yang 
berada pada lingkup pengetahuan ilmiah. 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 14 
2. Masalah Keilmuan 
Dalam kehidupan sangat sering dijumpai masalah-masalah yang 
memerlukan jawaban dengan kriteria kebenaran tertentu. Hanya bila 
masalah tersebut membutuhkan kebenaran berkriteria keilmuan, maka 
masalah ini disebut masalah keilmuan. Masalah seperti itulah yang 
semestinya memerlukan jawaban dengan kerangka berpikir tertentu, 
yaitu digunakannya metode keilmuan, atau memerlukan kegiatan 
penelitian (ilmiah) dalam mencari jawaban dan pemecahannya. 
Meskipun diketahui bahwa masalah keilmuan cukup banyak terdapat di 
lingkungan kita, namun sering dirasakan betapa sulitnya 
mengidentifikasikan, memilih dan merumuskan masalah. Kesulitan 
pertama adalah, dari mana kita mendapatkan masalah untuk penelitian 
kita? 
Terdapat berbagai sumber untuk “mendapatkan” masalah. Masalah-masalah 
keilmuan sangat banyak dijumpai melalui bacaan. Bacaan 
yang berupa laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, jurnal, umumnya 
sarat dengan informasi yang mengungkapkan pula berbagai masalah 
keilmuan yang menarik.
Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah juga merupakan ladang 
masalah penelitian yang subur. Melalui kegiatan tersebut, acapkali 
terlontar berbagai masalah penelitian yang sudah jadi yang selanjutnya 
dapat dikembangkan sebagai masalah penelitian. Masalah penelitian 
dapat tergali melalui hasil pengamatan. Dari pengamatan akan timbul 
berbagai pertanyaan-pertanyaan yang melalui penelitian dapat dicari 
jawabannya. 
3. Masalah Penelitian yang Baik 
Tentu saja tidak semua masalah keilmuan yang dihadapi dan telah 
dapat diidentifikasi, akan dijamin sebagai masalah yang layak dan 
sesuai untuk diteliti. Kelayakan suatu penelitian berkaitan dengan 
banyak faktor. 
a. Kemanfaatan hasil. Sejauh mana penelitian terhadap masalah 
tersebut akan memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu 
pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis. 
b. Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan yaitu: (a) mempunyai 
khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis, 
dan (b) mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta 
empirik yang diperlukan guna pengujian hipotesis. 
c. Persyaratan dari segi si peneliti, yang pada prinsipnya sejauh mana 
kemampuan si peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini 
menyangkut setidak-tidaknya lima faktor, yakni: biaya; waktu; alat 
dan bahan; bekal kemampuan teoritis peneliti; dan penguasaan 
peneliti terhadap metode penelitian yang akan digunakannya. 
4. Hubungan Penelitian dengan Penelitian Tindakan 
Mengingat luasnya cakupan kerja, penelitian dikelompokan dan diberi 
“nama yang spesifik”. Misalnya, penelitian deskriprif dan penelitian 
eksperimental, dan ada pula yang dinamakan penelitian tindakan 
(action research). Penelitian tindakan ditandai adanya penerapan 
suatu tindakan pada suatu proses kegiatan tertentu. Tindakan yang 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 15
diterapkan tersebut, merupakan tindakan yang “baru” yang diyakini 
lebih baik dalam meningkatkan mutu proses maupun hasil kerja dari 
tindakan “lama” yang telah biasa dilakukan. 
Sambil menerapkan (melakukan eksperimen) terhadap tindakan 
“barunya”, peneliti mengamati proses tindakan itu (yang dilakukan 
dengan secara teliti dengan mendiskripsikan proses kegiatan yang 
terjadi). Dengan demikian, ada pula yang menyatakan penelitian 
tindakan sebagai tindak lanjut dari penelitian eksperimen maupun 
penelitian deskriptif. 
Ada pula yang menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan 
penelitian eksperimen dengan ciri yang khusus. Jika dalam penelitian 
eksperimen peneliti ingin mengetahui akibat dari suatu perlakuan 
(treatment, tindakan, atau “sesuatu” yang dilakukan), maka pada 
penelitian tindakan, peneliti mencermati kajiannya pada proses dan 
akibat dari tindakan yang dibuatnya. Berdasar hasil pencermatan 
itulah, kemudian dilakukan tindakan lanjutan yang merupakan 
perbaikan dari tindakan pertama (disebut sebagai siklus), untuk dapat 
memperoleh informasi yang mantap tentang dampak tindakan yang 
dibuatnya. 
B. Perlunya Penelitian Tindakan Sekolah 
Saat ini, penelitian tindakan banyak dilakukan baik oleh guru maupun 
pengawas. Bila dilakukan guru umum disebut sebagai Penelitian Tindakan 
Kelas (PTK). Sedangkan bila dilakukan oleh pengawas sekolah, disebut 
sebagai Penelitian Tindakan Sekolah atau disingkat dengan sebutan PTS. 
1. Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah 
Tujuan utama Penelitian Tindakan Sekolah adalah untuk memecahkan 
permasalahan nyata yang terjadi di dalam sekolah-sekolah yang 
berada dalam binaan pengawas sekolah. Kegiatan penelitian ini tidak 
saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 16
jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan 
tindakan yang dilakukan. 
Secara lebih rinci, tujuan Penelitian Tindakan Sekolah antara lain : 
a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan, 
manajemen dan pembelajaran, termasuk mutu guru, kepala 
sekolah, khususnya yang berkaitan dengan tugas profesional 
kepengawasan, di sekolah-sekolah yang menjadi binaannya. 
b. Meningkatkan kemampuan dan sikap profesional sebagai 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 17 
pengawas sekolah. 
c. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah 
sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan 
mutu pendidikan. 
Ciri khusus dari Penelitian Tindakan Sekolah adalah adanya tindakan 
(acti-on) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (pada 
keadaan yang sebenarnya) dan ditujukan untuk memecahkan 
permasalahan-permasalahan prak-tis dalam peningkatan mutu proses 
dan hasil kepengawasan. 
Selain itu, karena penelitian tindakan sekolah berkenaan dengan 
kegiatan nyata di sekolah-sekolah, maka perlu memperhatikan etika, 
antara lain: 
a. Tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan tugas mengajar 
guru, maupun kegiatan pendidikan yang berjalan di sekolah. 
b. Jangan terlalu banyak menyita waktu (dalam pengambilan data, 
dll.). 
c. Masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar 
ada dan dihadapi oleh pengawas sekolah. 
d. Dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta ijin, 
membuat laporan, dll.).
2. Tindakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah 
PTS terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus 
berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah (a) 
perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat 
digambarkan sebagai berikut: 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 18 
Permasalahan 
Perencanaan 
Tindakan - I 
Pelaksanaan 
Tindakan - I 
Pengamatan/ 
Pengumpulan 
Data - I 
SIKLUS - I 
Permasalahan 
baru, hasil 
Refleksi 
Refleksi - I 
Perencanaan 
Tindakan - II 
Pelaksanaan 
Tindakan - II 
Pengamatan/ 
Pengumpulan 
Data - II 
SIKLUS - II 
Refleksi - I 
Bila Permasalahan 
Belum 
Terselesaikan 
Refleksi - II 
Dilanjutkan ke 
Siklus Berikutnya 
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah, dimulai dengan siklus yang 
pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak 
keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada 
siklus pertama tersebut, guru bersama peneliti (dalam kasus ini 
bersama dengan pengawas sekolah) menentukan rancangan untuk 
siklus kedua.
Siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan siklus pertama, 
apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau untuk 
meyakinkan atau menguatkan hasil. Namun biasanya pada siklus 
kedua terdapat berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu 
yang ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan 
yang ditemukan dalam siklus pertama. 
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka dapat 
dilanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam 
siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan belum 
merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan 
tahapannya sama dengan siklus terdahulu. 
3. Permasalahan yang Dapat Dikaji Melalui PTS 
Tita Lestari (2009) menyatakan, melihat luasnya kajian di bidang 
pendidikan, maka masalah yang diangkat dalam penelitian untuk 
pengembangan profesi pengawas sekolah, hendaknya difokuskan pada 
permasalahan yang dihadapi langsung secara nyata oleh pengawas 
dalam praktek tugas kepengawasan, yaitu tugas memantau, menilai, 
membina sekolah dan melaksa-nakan tindak lanjut. 
Berikut, Tita memberikan beberapa contoh permasalahan yang dapat 
dikaji melalui PTS. 
1) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam pengembangan 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 
2) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam menyusun 
kurikulum muatan lokal yang penyusunannya melibatkan beberapa 
pihak terkait. 
3) Bagaimana pemantauan terhadap sekolah dalam melaksanakan 
program pengembangan diri melalui kegiatan konseling dan 
kegiatan ekstrakurikuler. 
4) Bagaimana membina guru dalam merancang tugas mandiri tidak 
terstruktur untuk mencapai kompetensi tertentu 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 19
5) Bagaimana sekolah melalui MGMP dalam mengembangkan silabus 
secara mandiri atau cara lainnya berdasarkan standar isi, standar 
kompetensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP. 
6) Bagaimana bentuk binaan terhadap hasil pelaksanaan pemantauan 
proses pembelajaran yang mencakup tahap perencanaan, tahap 
pelaksanaan, dan tahap penilaian hasil pembelajaran. 
7) Bagaimana strategi supervisi proses pembelajaran melalui cara 
pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. 
8) Bagaimana model bimbingan terhadap guru dalam merencanakan, 
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan 
prinsip-prinsip pembelajaran. 
9) Bagaimana bimbingan terhadap peningkatan kemampuan 
manajerial kepala sekolah yang ditunjukkan dengan keberhasilan 
mengelola pendidik dan tenaga kependidikan dan siswa. 
10) Bagaimana bimbingan terhadap peningkatan kemampuan 
kewirausahaan kepala sekolah dalam mengelola kegiatan 
produksi/jasa sebagai sumber belajar siswa. 
11) Bagaimana teknik menilai sekolah dalam merumuskan dan 
menetapkan visi, misi dan tujuan lembaga. 
12) Bagaimana teknik membimbing, menyusun dan melaksanakan 
rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) dan rencana kerja 
tahunan. 
13) Bagaimana pendekatan yang dilakukan terhadap sekolah dalam 
melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum dan 
pembelajaran. 
14) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam melaksanakan 
kegiatan evaluasi diri untuk menyusun profil sekolah. 
15) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah untuk melaksanakan 
evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan. 
16) Bagaimana arahan terhadap sekolah dalam melaksanakan sistem 
informasi manajemen untuk mendukung administrasi pendidikan. 
17) Bagaimana upaya mendorong sekolah untuk menggunakan 
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam sistem 
pengelolaan pembelajaran. 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 20
18) Bagaimana strategi melakukan evaluasi terhadap pendayagunaan 
pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah-sekolah 
binaannya. 
19) Bagaimana pendekatan atau strategi untuk mendorong guru dan 
kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya 
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. 
20) Bagaimana membimbing sekolah dalam menyusun pedoman 
pengelolaan keuangan sebagai dasar dalam penyusunan Rencana 
Anggaran dan Belanja (RAB). 
21) Bagaimana membimbing sekolah dalam menentukan Kriteria 
Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran. 
22) Bagaimana upaya mendorong sekolah dalam menentukan nilai akhir 
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, 
kewarganegaraan dan kepribadian, iptek, estetika, serta jasmani, 
olahraga, dan kesehatan sesuai dengan standar nasional 
pendidikan. 
4. Contoh PTS yang Terkait dengan Tugas Pokok Pengawas 
Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah 
(Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009: 20), Tugas pokok pengawas 
sekolah/ madrasah mencakup enam dimensi utama, yakni 
mensupervisi (supervising), memberi nasehat (advising), memantau 
(monitoring), membuat laporan (reporting), mengkoordinir 
(coordinating), dan memimpin (performing leadership). 
Keenam hal tersebut secara rinci disajikan dalam tabel berikut. 
Dimensi Tugas 
Pengawas Sasaran 
Mensupervisi 1. Kinerja kepala sekolah 
2. Kinerja guru 
3. Kinerja staf sekolah 
4. Pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran 
5. Pelaksanaan pembelajaran 
6. Ketersediaan dan pemanfaatan sumberdaya 
7. Manajemen sekolah, dll., 
Memberi NasIhat 1. Kepada guru, 
2. Kepala sekolah 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 21
Dimensi Tugas 
Pengawas Sasaran 
3. Tim kerja sekolah dan staf, 
4. Komite sekolah, dan 
5. Orang tua siswa 
Memantau 1. Penjaminan/standar mutu pendidikan, 
2. Proses dan hasil belajar peserta didik, 
3. Pelaksanaan ujian, 
4. Rapat guru dan staf 
5. Hubungan sekolah dengan masyarakat, 
6. Data statistik kemajuan sekolah 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 22 
Membuat Laporan 
Perkembangan 
Kepengawasan 
1. Kepada Dinas Pendidikan Kab./Kota 
2. Dinas Pendidikan Provinsi 
3. Depdiknas, 
4. Publik 
5. Sekolah Binaan 
Mengkoordinir 1. Mengkoordinir sumber personal dan material 
2. Kegiatan antar sekolah 
3. Kegiatan pre/inservice training bagi guru dan Kepala 
Sekolah, dan pihak lain. 
4. Pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah 
Memimpin 1. Pengembangan kualitas SDM di sekolah binaan. 
2. Pengembangan sekolah. 
3. Partisipasi dalam kegiatan manajerial di Dinas 
Pendidikan. 
4. Berpartisipasi dalam perencanaan pendidikan di 
Kabupaten/Kota. 
5. Berpartisipasi dalam seleksi calon kepala sekolah/ 
madrasah. 
6. Berpartisipasi dalam merekrut personil proyek atau 
program-program khusus pengembangan mutu 
sekolah. 
7. Pengelolaan konflik, danBerpartisipasi dalam 
menangani pengaduan. 
Pada kegiatan pembinaan/supervisi, berikut disajikan contoh Penelitian 
Tindakan Sekolah yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah. 
Judul : Upaya peningkatan kemampuan pembelajaran tematik dengan menggu-nakan 
guru model pada guru kelas 1 dan 2 SD se gugus “Diponegoro”, 
Kecamatan X, Kabupaten Y, Tahun Z. 
Suatu judul PTS, harus menuliskan (1) Masalah apa yang akan dipecahkan, (2) 
Melalui tindakan apa, dan (3) Siapa yang akan ditingkatkan. 
Pada contoh di atas, terlihat... 
1) Masalah: kemampuan guru-guru dalam pembelajaran tematik.
2) Tindakan yang dilakukan: Berdasar kajian awal diduga tindakan yang 
berupa guru model bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru 
dapat menyelesaikan masalah. 
3) Siapa yang akan ditingkatkan: guru-guru matematika kelas 1 dan 2 SD 
se gugus “Diponegoro”, Kecamatan X, Kabupaten Y, Tahun Z. 
Contoh lain tentang masalah dan tindakan yang dapat dilakukan melalui 
PTS dapat dilihat melalui tabel berikut: 
Apa yang akan ditingkatkan.... Tindakan yang akan 
dilakukan 
1. Guru dalam menyusun RPP 
2. Guru dalam melaksanakan proses 
pembelajaran di kelas/laboratorium/lapangan 
 Menerapkan berbagai macam metode 
pembajaran 
 Menerapkan berbagai teknik evaluasi 
proses dan hasll pembelajaran 
3. Guru dalam membuat, mengelola dan 
menggunakan media pendidikan dan 
pembelajaran 
4. Guru dalam memanfaatkan hasil penilaian 
untuk perbaikan mutu pendidikan 
5. Guru dalam mengolah dan menganalisis data 
hasil penilaian 
6. Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan 
kelas 
Melalui berbagai kegiatan 
pembelajaran/pelatihan/ 
diskusi/dll. yang dapat 
dilakukan bagi para guru, 
dalam waktu yang relatif 
terbatas 
 Lokakarya 
 Pelatihan 
 Diskusi Kelompok Kecil 
 Forum Diskusi 
 Kerja kelompok 
 dan lain-lain 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 23
KEGIATAN BELAJAR 2 
PENYUSUNAN USULAN DAN LAPORAN PTS 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 24 
A. Menyusun Usulan PTS 
1. Usulan PTS 
Prinsip dalam menyusun usulan penelitian tindakan sekolah pada 
prinsipnya adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil 
kepengawasan di sekolah-sekolah binaannya. Ada tiga hal penting 
yang harus dijawab dalam PTS, yakni : 
1. Siapa yang akan ditingkatkan? Sesuai dengan tugasnya, pengawas 
sekolah bertanggung jawab membina guru, kepala sekolah dan 
tenaga kependidikan yang lain yang ada pada sekolah-sekolah 
binaannya. 
2. Apa yang akan ditingkatkan? Sebelum melakukan PTS, pengawas 
sekolah harus mengetahui dengan jelas, hal-hal apa yang akan 
ditingkatkan. Misalnya, kemampuan guru dalam menyusun RPP, 
kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakan proses 
pembelajaran di kelas/laboratorium/lapangan, kemampuan guru 
dalam menerapkan berbagai macam metode pembelajaran, dan 
lain-lain. Atau kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan 
administrasi sekolah, dalam mengkoordinasikan pelaksanaan 
program bimbingan konseling, dan lain-lain. 
3. Melalui tindakan apa? Tindakan tersebut umumnya berupa 
penggunaan “tindakan kepengawasan” yang baru (bukan yang 
selama ini telah dilaksanakan) . Tindakan tersebut telah diyakini, 
akan mampu memberikan hasil yang lebih baik, dari apa yang telah 
biasa dilakukan saat ini. Misalnya melalui berbagai kegiatan 
pembelajaran/pelatihan/diskusi, dll, yang dapat dilakukan bagi para 
guru atau kepala sekolah, dalam waktu yang relatif terbatas, yang
berupa lokakarya, pelatihan, diskusi kelompok kecil, forum diskusi, 
kerja kelompok, dan lain-lain. 
Dengan demikian, JUDUL Penelitian Tindakan Sekolah paling tidak 
berisi informasi tentang: 
1) Apa yang akan ditingkatkan? 
2) Menggunakan tindakan apa? 
3) Siapa yang akan ditingkatkan? 
Sebagai kelengkapan, umumnya dituliskan pula sub judul. Sub judul 
bertujuan untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang populasi, 
misalnya di mana penelitian dilakukan, kapan, di sekolah-sekolah 
mana, dan lain-lain. 
Berikut disajikan berbagai contoh judul Penelitian Tindakan Sekolah, 
yang kesemuanya menuliskan tiga hal yang penting di atas. 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 25 
Masalah yang Memer-lukan 
Peningkatan.. 
Ttindakan yang akan 
Dilakukan Pengawas.. 
Subyek yang 
menjadi Sasaran 
1 
Kemampuan menyusun 
RPP Tematik 
Workshop Guru Kelas I SD se 
Gugus .. 
2 
Penerapan Inovasi 
Pembelajaran Model Area 
dan Rolling 
Guru Model Guru TK... 
3 
Kemampuan Menyusun 
KTSP Pendampingan Kepala SD se gugus 
4 
Kemampuan 
Melaksanakan Analisis 
Hasil Belajar 
Supervisi Kelas Guru Kelas V se 
gugus... 
5 
Kemampuan Pengelolaan 
Kelas 
Kegiatan Mikroteaching 
(Peer teaching) 
Guru Kelas 2 se 
gugus.. 
6 
Kemampuan 
Melaksanakan Supervisi 
Kelas 
Workshop Kepala SD se 
gugus… 
2. Kerangka Isi Usulan PTS 
Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana itu umum 
disebut sebagai usulan penelitian. Usulan penelitian merupakan 
langkah pertama dari kerja penelitian. Sedangkan Karya Tulis Ilmiah
(KTI), yang merupakan laporan hasil penelitian, merupakan langkah 
terakhir. 
Pada umumnya usulan penelitian terdiri dari : 
ƒ Judul Penelitian 
ƒ Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang 
Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan 
Masalah, Cara Pemecahan Masalah, Tujuan, dan Kemanfaatan 
Hasil Penelitian (terutama potensi untuk memperbaiki atau 
meningkatkan kualitas isi, proses, masukan, atau hasil 
pembelajaran dan/atau pendidikan). 
ƒ Bab Kajian/Tinjauan Pustaka yang menguraikan kajian teori dan 
pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan 
rancangan penelitian tindakan 
ƒ Bab Metode Penelitian yang menjelaskan tentang Rencana dan 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 26 
Prosedur Penelitian. 
3. Judul Penelitian dan Bab Pendahuluan 
Judul penelitian menyatakan secara jelas namun sesingkat mungkin 
permasalahan yang akan diteliti, upayakan variabel penelitian 
tercantum pada judul tersebut. Upayakan pula agar dengan membaca 
judul itu, pembaca akan tertarik untuk membaca lebih jauh isi usulan 
penelitian.Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal 
utama yang seharusnya tertulis di dalam judul hádala: (1) apa yang 
mau ditingkatkan mutunya, (2) bagaimana tindakan yang akan 
dilakukan pengawas, dan (3) siapa yang akan ditingkatkan? 
Umumnya di bawah judul dituliskan pula sub judul. Sub judul sangat 
umum ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang 
populasi, misalnya di mana penelitian dilakukan, kapan, di kelas 
berapa, di sekolah-sekolah mana dan lain-lain.
Bab Pendahuluan menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, 
Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan 
Kemanfaatan Hasil Penelitian dengan uraian sebagai berikut: 
a. Isi Subbab Latar Belakang Masalah 
Bab pendahuluan paling tidak terdiri dari sub bab yang menjelaskan 
alasan atau latar belakang PTS yang menjelaskan tentang: 
a) Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah 
pembelajaran yang terjadi di kelasnya, di sekolahnya, maka tuliskan 
dengan jelas kondisi yang menjadikan terjadinya permasalahan 
tersebut. 
b) Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan 
mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari 
segi ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya 
c) Jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masalah 
tersebut. Berikan alasan (argumentasi) secara cermat dan 
sistematis bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar 
masalah itu. 
b. Isi Subbab Rumusan Masalah 
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang jawabannya akan 
dicari melalui PTS. Sebagai contoh, jika judul PTSnya adalah: 
“Meningkatkan kemampuan guru-guru dalam menyusun RPP 
pembelajaran tematik melalui workshop …”. Maka rumusan 
masalahnya adalah “Apakah melalui workshop, kemampuan guru 
dalam menyususn RPP pembelajaran tematik akan dapat ditingkatkan? 
“ 
Jawaban dari pertanyaan itulah yang akan diuji melalui pelaksanaan 
PTS, yang berupa tindakan nyata di kelas dalam menerapkan metode 
Student Teams Achievement Devision (STAD) pada pokok bahasan 
tertentu, dengan menggunakan kerangka tindakan yang tertentu pula. 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 27
c. Isi Subbab Tujuan dan Manfaat PTS 
Tujuan Penelitian: Penulisan tujuan PTS umumnya dimulai dengan 
kalimat 
“ PTS ini bertujuan untuk menguji manfaat......... (tindakan tertentu, 
tuliskan dengan jelas nama tindakan tersebut), guna meningkatkan 
....(tuliskan dengan rinci apa yang akan ditingkakan), bagi guru/kepala 
sekolah di ..... (tuliskan subyek PTSnya) 
Sedangkan penulisan manfaat PTS umumnya dimulai dengan kalimat 
“PTS ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa ....... (tuliskan 
manfaat PTS bagi guru....manfaatnya bagi siswa, dan lain-lain) 
1. Bab Tinjauan Pustaka 
Kembali diingatkan bahwa ciri khusus PTS adalah adanya tindakan. 
Tindakan tersebut berupa penerapan model/ strategi/cara mengajar 
yang ”baru” yang benar-benar dilakukan oleh pengawas pada kepala 
sekolah/guru yang dibinanya, dalam upayanya meningkatkan 
pengetahuan/keterampilan tertentu. 
Tindakan yang akan dilakukan merupakan tindakan yang baru, sebagai 
pengganti dari tindakan yang selama ini telah dilakukan. 
Pada bab Kerangka Teori, tuliskan berbagai teori (berdasar pada 
kajian kepustakaan) yang mendasari usulan rancangan PTS ini. 
Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang 
mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian 
tersebut. 
Sebagai contoh, akan dilakukan PTS yang menerapkan model 
workshop, Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan 
a) bagaimana teori workshop, bagaimana sejarahnya, bagaimanaya 
langkah-langkahnya, dan lain-lain, 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 28
b) bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori 
tersebut dalam peningkatan kompetensi guru/kepala sekolah, 
skenario pelaksanaan, dan sebagainya, 
c) bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut 
dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang 
akan dipecahkan, hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai 
hasil penelitian yang sesuai, dan 
d) bagaimana prakiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan 
dilakukannya penerapan model di atas pada kemampuan 
guru/kepala sekolah terhadap hal yang akan dipecahkan. 
Kriteria kepustakaan yang baik. Sedikitnya ada dua syarat utama yang 
harus dipenuhi oleh sumber bacaan yang akan digunakan dalam kajian 
teori, yakni: 
a) adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan masalah yang 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 29 
dibahas, dan 
b) kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah 
kadaluwarsa harus ditinggalkan. 
Penelitian dengan daftar kepustakaan yang sangat banyak, namun 
keterkaitan antara isi kepustakaan dan masalah yang dibahas tidak 
terlalu jelas, harus dihindari. Kualitas hasil karya ilmiah tidak berkaitan 
dengan banyaknya buku yang tercantum pada daftar pustaka, tetapi 
pada kualitas pustaka yang digunakannya. 
2. Bab Metode Penelitian 
Hal penting yang harus dimengerti: PTS terdiri rangkaian empat 
kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama 
yang ada pada setiap siklus adalah: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) 
pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 30 
Permasalahan 
Perencanaan 
Tindakan - I 
Pelaksanaan 
Tindakan - I 
Pengamatan/ 
Pengumpulan 
Data - I 
SIKLUS - I 
Permasalahan 
baru, hasil 
Refleksi 
Refleksi - I 
Perencanaan 
Tindakan - II 
Pelaksanaan 
Tindakan - II 
Pengamatan/ 
Pengumpulan 
Data - II 
SIKLUS - II 
Refleksi - I 
Bila Permasalahan 
Belum 
Terselesaikan 
Refleksi - II 
Dilanjutkan ke 
Siklus Berikutnya 
Pelaksanaan PTS dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari 
empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan 
hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama 
tersebut, pengawas menentukan rancangan untuk siklus kedua. 
Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan 
kegiatan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau 
untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan 
yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan 
perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk 
memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam 
siklus pertama.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat 
melan-jutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi 
dalam siklus pertama. 
Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan pengawas belum merasa 
puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan 
tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan 
tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus 
tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya 
tidak kurang dari dua siklus. 
Dengan demikian pada bab Rencana Pelaksanaan PTS, uraikan 
secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan 
objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas. 
Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, 
observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus. 
Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan 
indikator keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah 
ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun 
harus diingat juga jadwal kegiatan belajar di sekolah. 
Untuk dapat membantu menyusun bagian ini, disarankan untuk terlebih 
dahulu menuliskan pokok-pokok rencana kegiatan dalam suatu tabel 
sebagaimana contoh berikut ini. 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 31 
Siklus 
I 
Perencanaan : 
Indentifikasi 
masa-lah dan 
penetapan 
alternatif peme-cahan 
masalah 
• Merencanakan kegiatan/metode yang akan 
diterapkan dalam supervisi 
• Menentukan kemampuan guru/kepala sekolah 
yang hendak ditingkatkan 
• Mengembangkan skenario supervisi 
• Menyusun rancangan/langkah-langkah 
• Menyiapkan sumber belajar 
• Mengembangkan format evaluasi 
• Mengembangkan format observasi supervisi 
Tindakan • Menerapkan tindakan mengacu pada
skenario dan rancangan 
Pengamatan • Melakukan observasi dengan memakai 
format observasi 
• Menilai hasil tindakan dengan menggunakan 
format rancangan 
Refleksi • Melakukan evaluasi tindakan yang telah 
dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah 
dan waktu dari setiap macam tindakan. 
• Melakukan pertemuan untuk membahas hasil 
evaluasi tentang skenario, lkm, dll. 
• Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai 
hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus 
berikutnya 
• Evaluasi tindakan I 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 32 
Siklus 
II 
Perencanaan • Indentifikasi masalah dan penetapan alternatif 
pemecahan masalah. 
• Pengembangan program tindakan II 
Tindakan • Pelaksanaan program tindakan II 
Pengamatan • Pengumpulan data tindakan II 
Refleksi • Evaluasi Tindakan II 
• Siklus- siklus berikutnya 
• Kesimpulan, Saran, Rekomendasi 
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan PTS 
a) PTS merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran 
guru/kepala sekolah dalam berbagai tindakan 
b) Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi) dilakukan 
berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang 
mantap dan valid guna melakukan perbaikkan tindakan dalam upaya 
memecahkan masalah yang terjadi. 
c) Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan 
dengan segera dan dilakukan secara praktis.
Kegiatan Pengamatan dalam Pelaksanaan PTS 
Tahapan pengamatan dan pencatatan semua aktivitas PTS dilakukan 
bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu 
tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang 
sama. Pada tahapan ini, si peneliti (pengawas, apabila ia bertindak 
sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal 
yang diperlukan dan terjadi selama pekasanaan tindakan berlangsung. 
Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format 
observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara 
cermat pelaksanaan skenario tindakan, dari waktu ke waktu dan 
dampaknya terhadap proses dan hasil supervisi yang dilaksanakan. 
Beberapa format yang harus ada dan dilampirkan sebagai bagian dari 
proses pengumpulan data, antara lain: 
1) Lembar pengamatan supervisi 
2) Lembar hasil kerja guru/kasek. 
3) Lembar penilaian kinerja kelompok 
4) Lembar informasi balikan peserta 
5) Jurnal 
Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, 
presensi, nilai tugas, dan lain-lain) tetapi juga data kualitatif yang 
menggambarkan keaktifan guru/kepala sekolah/tenaga kependidikan, 
antusias mereka, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain. Instrumen 
yang umum dipakai adalah: (a) soal tes, (b) kuis, (c) rubrik, (d) lembar 
observasi, dan (e) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data 
secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, 
misalnya aktivitas selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, 
atau petunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam 
analisis dan untuk keperluan refleksi. 
Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui 
keabsyahannya. Berbagai teknik dapat dilakukan untuk tujuan ini, 
misalnya teknik triangulasi atau cross check, membandingkan data yang 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 33
diperoleh dengan data lain, atau kriteria tertentu yang telah baku, dan lain 
sebagainya. 
Data yang telah terkumpul memerlukan analisis untuk dapat 
mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk 
itu berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan. 
Bagaimana hubungan indikator keberhasilan dengan kegiatan 
pengamatan? Kegiatan pengamatan pada hakikatnya dilakukan untuk 
dapat mengetahui apakah tujuan PTS tercapai atau belum. Untuk itu 
sangat penting untuk menjabarkan terlebih dahulu apa indikator utama dari 
kegiatan PTS yang dirancangkan. 
Berikut disajikan contoh indikator utama dan rinciannya, dari suatu kegiatan 
PTS, sebagai berikut. 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 34 
Indikator 
keberhasilan PTS 
Rincian (sub indikator) keberhasilan: 
Guru mampu ……. 
1 Semakin baiknya 
RPP yang disusun 
guru. 
Merumuskan Indikator kompetensi capaian dengan 
tepat 
Menentukan metode dengan tepat 
Menentukan sumber belajar dengan tepat 
Menentukan KBM dengan tepat 
Menentukan jenis evaluasi dengan tepat 
2 Semakin efektifnya 
kepala sekolah 
dalam menjalin 
hubungan dan 
memberdayakan 
komite sekolah 
Komunikasi kepala sekolah dengan komite berjalan 
lancar 
Pengambilan keputusan dilakukan dengan suasana 
kebersamaan antara sekolah dengan komite 
Atas peran komite maka hubungan sekolah dengan 
orang tua murid tidak ada kendala 
Komite dan masyarakat mendukung sepenuhnya 
kemajuan sekolah 
3 Semakin tertibnya 
administrasi BOS 
yang dilaksanakan 
sekolah. 
Tiap sekolah binaan menyusun pedoman 
operasional penggunaan BOS 
Tiap sekolah binaan memiliki pedoman operasional 
penggunaan BOS sesuai dengan aturan 
Semua guru dan komite sekolah mengetahui
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 35 
Indikator 
keberhasilan PTS 
Rincian (sub indikator) keberhasilan: 
Guru mampu ……. 
pedoman operasional penggunaan BOS 
Semua penggunaan BOS dilakukan sesuai 
pedoman 
Semua penggunaan BOS dilakukan secara 
transparan 
Administrasi penggunaan BOS benar-benar tertib 
dan akuntabel 
Dari rincian sub indikator di atas, dirancang format-format yang akan 
dipakai dalam pengumpulan data. 
Kegiatan Refleksi 
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan 
yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian 
melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. 
Refleksi dalam PTS mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap 
hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari 
proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus 
berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan 
pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi (Hopkins, 1993). 
B. Laporan PTS 
Umumnya karya tulis ilmiah hasil laporan PTS ini mempunyai kerangka isi 
sebagai berikut: 
1. Bagian Awal yang terdiri dari: (a) halaman judul; (b) lembaran persetujuan 
dan pernyataan dari KORWAS; (c) pernyataan dari perpustakaan yang 
menyatakan bahwa makalah tersebut telah disimpan diperpustakannya, (d) 
pernyataan keaslian tulisan yang dibuat dan ditandatangi oleh penulis, (e)
kata pengantar; (f) daftar isi, (bila ada : daftar label, daftar gambar dan daftar 
lampiran), serta (g) abstrak atau ringkasan. 
2. Bagian Isi umumnya terdiri dari beberapa bab yakni: 
Bab I Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, 
Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah melalui rencana 
tindakan yang akan dilakukan, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil 
Penelitian. 
Bab II Kajian/Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori 
dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan 
rancangan penelitian tindakan (khususnya kajian teori yang berkaitan 
dengan macam tindakan yang akan dilakukan), proses tindakan, 
ketepatan atau kesesuainan tindakan dan lain-lain. 
Bab III Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian yang menjelaskan 
tentang prosedur penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, 
penjelasan rinci tentang perencanaan dan pelaksanaan tindakan, 
prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, 
prosedur refleksi, serta hasil penelitian). Yang harus ada dan 
dikemukakan secara jelas dalam bagian ini adalah langkah-langkah 
tindakan secara rinci, terutama langkah yang harus dilakukan oleh 
guru/kepala sekolah sebagai subyek, bukan hanya menjelaskan langkah 
pengawas (supervisor). 
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan serta mengemukakan 
gambaran tentang pelaksanaan tindakan. Akhir dari bab ini adalah 
pembahasan, yaitu pendapat peneliti tentang plus minus tindakan serta 
kemungkinannya untuk diterapkan lagi untuk memperoleh gambaran 
model tindakan ini sebagai metode/model kepengawasan yang 
dipandang kreatif dan inovatif, sehingga dapat memberikan hasil 
pembelajaran yang maksimal 
Bab V Simpulan dan Saran-Saran. 
3. Bagian Penunjang yang pada umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan 
lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi laporan. 
Lampiran utama yang harus disertakan adalah (a) rancangan pelaksanaan 
PTS seperti: skenario pelaksanaan, bahan ajar, hand-out, diktat, dan lain- 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 36
lain, (b) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, terutama 
lembar pengamatan yang digunkan selama peneilitan tindakan dilakukan, 
misalnya lembar observasi, kuisioner, tes, dan lain-lain, (c) contoh-contoh 
asli (atau foto kopi) hasil kerja dari guru/kepala sekolah dalam 
pengisian/pengerjaan instrumen, (d) dokumen pelaksanaan penelitian yang 
lain seperti foto-foto kegiatan, daftar hadir, surat ijin dari kepala sekolah, 
dari pengawas sekolah, catatan harian, dan lain-lain. 
4. Laporan yang Kurang Mememenuhi Syarat 
Alasan yang sering dijumpai dalam menolak laporan PTS adalah: 
a. Adanya KTI yang tidak wajar, misalnya KTI yang diajukan bukan karya 
sendiri, tetapi menyalin dari karya orang lain (yang umumnya berupa 
skripsi, tesis orang lain), ada juga KTI yang dibuatkan oleh orang/institusi 
lain. 
b. Tidak sedikit KTI yang mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu dan 
membahas masalah yang terlalu luas serta tidak berkaitan dengan 
kegiatan pengembangan profesi yang bersangkutan sebagai guru atau 
pengawas sekolah. 
c. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa KTI ditolak karena tidak 
mengikuti kaidah keilmuan, seperti rumusan masalah tidak jelas, 
kerangka teori sangat menyimpang, metode penelitian yang salah, data 
yang tidak sesuai, dan kesimpulan yang tidak terkait dengan rumusan 
masalah. 
d. Ada pula KTI yang ditolak karena kurang konsisten antara tugasnya 
dengan apa yang ditulisnya. 
Sebagaimana dijelaskan di atas, laporan PTS yang memenuhi syarat, 
dan dapat diberikan angka kredit adalah bila memenuhi persyaratan 
APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten). 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 37 
C. Latihan 
1. Identifikasilah permasalahan-permasalahan supervisi akademik dan 
mana-jerial pada sekolah-sekolah binaan Anda. Dari setiap permasalahan 
terse-but, pertimbangkan tindakan/metode apa yang efektif untuk
mengatasinya. Tuliskan permasalahan dan tindakan tersebut dalam 
sebuah tabel! 
2. Susunlah sebuah rancangan atau usulan PTS, dengan memilih salah 
satu permasalahan yang telah Anda identifikasi! 
3. Mintalah masukan/tanggapan dari teman-teman pengawas, mengenai 
kelayakan dan ketepatan rancangan PTS tersebut. 
4. Cobalah melaksanakan PTS sesuai dengan usulan yang Anda buat. 
5. Diskusikan dengan rekan-rekan anda mengenai persoalan yang muncul 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 38 
selama pelaksanaan PTS. 
6. Ulangilah penelitian Anda dalam siklus berikutnya berdasarkan masukan 
dari rekan-rekan Anda. 
7. Setelah selesai melaksanakan PTS, dalam forum KKPS buatlah seminar 
hasil penelitian Anda serta beberapa rekan! 
D. Rangkuman dan Refleksi 
1. Rangkuman 
Kerja penelitian umumnya terdiri dari beberapa langkah utama, yaitu 
(a) melakukan kajian terhadap permasalahan, (b) melakukan kajian 
teoritik dari permasalahan untuk kemudian secara deduksi dirumuskan 
menjadi hipotesis dari masalah yang dihadapi, (c) mengumpukan data 
empirik guna pengujian hipotesis, (d) mengadakan uji hipotesis, dan (e) 
menarik kesimpulan. 
Suatu penelitian dikatakan layak apabila (a) bermanfaat, yaitu 
memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau 
kepada pemecahan masalah-masalah praktis, (b) memiliki landasan 
keilmuan, yaitu memungkinkan diajukan hipotesis dan dilakukan 
pengumpulan data untuk menguji hipotesis, dan (c) terjangkau oleh 
peneliti, baik dari segi kemampuan, waktu, biaya, dsb. 
Ciri khusus dari PTS adalah adanya tindakan (action) yang nyata. 
Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (pada keadaan yang 
sebenarnya) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-
permasalahan praktis dalam peningkatan mutu proses dan hasil 
kepengawasan. 
PTS terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus 
berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah: 
(a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. 
Pada umumnya usulan penelitian terdiri dari: (a) Judul Penelitian, (b) 
Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, 
Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan 
Kemanfaatan Hasil Penelitian, (c) Bab Kajian/Tinjauan Pustaka yang 
menguraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan 
yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan, dan (d) Bab 
Metode Penelitian yang menjelaskan tentang Rencana dan Prosedur 
Penelitian. 
Kerangka laporan hasil PTS, umumnya berisi: (1) bagian awal, 
mencakup: halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan dari 
perpustakaan, pernyataan keaslian tulisan, kata pengantar, daftar isi, 
(bila ada : daftar label, daftar gambar dan daftar lampiran), dan abstrak 
atau ringkasan, (2) bagian isi, meliputi: Bab I Pendahuluan, Bab II 
Kajian/Tinjauan Pustaka, Bab III Metode Penelitian atau Metodologi 
Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V 
Simpulan dan Saran-Saran, serta (3) Bagian Penunjang, pada 
umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang 
diperlukan untuk menunjang isi laporan. 
2. Refleksi 
a. Setelah Anda mempelajari materi ini, hal-hal baru apakah yang anda 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 39 
temukan? 
b. Setelah Anda mempelajari materi ini, dalam hal apakah Anda 
merasakan lebih memahami tentang PTS?
c. Setelah Anda mencoba melaksanakan PTS, hal-hal apakah yang 
Anda temukan berkaitan dengan peningkatan kinerja Anda sebagai 
pengawas? 
d. Bila Anda merasa masih kurang mampu melakukan PTS, anda dapat 
menelaah lebih jauh kepustakaan di bawah ini atau mengundang 
narasumber. 
E. Daftar Pustaka 
------, Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 
84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya 
------, Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala 
BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk 
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 
------, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995 
Kemmis and McTaggart.1994. The Action Research Planner, Dekain University 
Suhardjono, A. Azis Hoesein, dkk. 1995. Pedoman penyusunan KTI di Bidang 
Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis, 
Jakarta : Diknas 
Suhardjono, 2005, Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan 
Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di 
LPMP Makasar, Maret 2005 
Suhardjono, 2009, Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku. 
Suharsimi, Arikunto, 2002, Penelitian Tindakan Kelas, Makalah pada Pendidikan 
dan Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional 
Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai penataran Guru (BPG) Semarang, 
Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : 
Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 40 
PT Bumi Aksara 
Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan 
Kelas, Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi 
Widyaiswara”, Ditektorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen 
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 
Tita Lestari. 2009. Penyusunan Program, Pelaksanaan dan Pelaporan Hasil 
Pengawasan. Materi ToT Calon Pengawas. Jakarta: Direktorat 
Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK, Departemen Pendidikan 
Nasional.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

P E N E L I T I A N K E P E N G A W A S A N
P E N E L I T I A N  K E P E N G A W A S A NP E N E L I T I A N  K E P E N G A W A S A N
P E N E L I T I A N K E P E N G A W A S A N
NASuprawoto Sunardjo
 
Laporan pts bakar
Laporan pts bakarLaporan pts bakar
Laporan pts bakar
Anwar Sari
 
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruLaporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Anwar Sari
 
Apa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts) forum guru indonesia
Apa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts)   forum guru indonesiaApa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts)   forum guru indonesia
Apa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts) forum guru indonesia
Muhammad Nuroni
 
Dokumen skpm 2010
Dokumen skpm 2010Dokumen skpm 2010
Dokumen skpm 2010
Dapit Takka
 
Supervisi dan evalusi pendidikan
Supervisi dan evalusi pendidikanSupervisi dan evalusi pendidikan
Supervisi dan evalusi pendidikan
Maman_Lukman
 

Was ist angesagt? (19)

Laporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahLaporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolah
 
Penelitian Tindakan Sekolah
Penelitian  Tindakan  SekolahPenelitian  Tindakan  Sekolah
Penelitian Tindakan Sekolah
 
Laporan pts
Laporan ptsLaporan pts
Laporan pts
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELASPENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 
Pts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapanggaPts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapangga
 
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIKSUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
 
P E N E L I T I A N K E P E N G A W A S A N
P E N E L I T I A N  K E P E N G A W A S A NP E N E L I T I A N  K E P E N G A W A S A N
P E N E L I T I A N K E P E N G A W A S A N
 
Laporan pts bakar
Laporan pts bakarLaporan pts bakar
Laporan pts bakar
 
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruLaporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
 
Pts bagi-pengawas baru
Pts bagi-pengawas baruPts bagi-pengawas baru
Pts bagi-pengawas baru
 
Apa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts) forum guru indonesia
Apa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts)   forum guru indonesiaApa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts)   forum guru indonesia
Apa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts) forum guru indonesia
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
 
Laporan ojl kemitraan
Laporan ojl kemitraanLaporan ojl kemitraan
Laporan ojl kemitraan
 
Dokumen skpm 2010
Dokumen skpm 2010Dokumen skpm 2010
Dokumen skpm 2010
 
Penilaian kinerja guru
Penilaian kinerja guruPenilaian kinerja guru
Penilaian kinerja guru
 
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIKSUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
 
Supervisi Akademik-2
Supervisi Akademik-2Supervisi Akademik-2
Supervisi Akademik-2
 
Supervisi dan evalusi pendidikan
Supervisi dan evalusi pendidikanSupervisi dan evalusi pendidikan
Supervisi dan evalusi pendidikan
 
Bahan jurna eko srianingsih
Bahan jurna eko srianingsihBahan jurna eko srianingsih
Bahan jurna eko srianingsih
 

Andere mochten auch

Bahan presentasi ptk
Bahan presentasi ptkBahan presentasi ptk
Bahan presentasi ptk
rayon30
 
MODEL “TAWA PROFESOR” : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN CURR...
MODEL “TAWA PROFESOR”  : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN  CURR...MODEL “TAWA PROFESOR”  : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN  CURR...
MODEL “TAWA PROFESOR” : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN CURR...
Herfen Suryati
 
Lampiran 9 instrumen penilaian ptk
Lampiran 9 instrumen penilaian ptkLampiran 9 instrumen penilaian ptk
Lampiran 9 instrumen penilaian ptk
andreasmario
 
2. cara menghitung-angka-kredit-guru
2. cara menghitung-angka-kredit-guru2. cara menghitung-angka-kredit-guru
2. cara menghitung-angka-kredit-guru
SMA N
 
Berita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelas
Berita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelasBerita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelas
Berita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelas
Narendra
 
Bukti fisik pks revisi
Bukti fisik pks revisiBukti fisik pks revisi
Bukti fisik pks revisi
Rofi Pratama
 

Andere mochten auch (20)

MENGELOLA KECEMASAN UNTUK MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
MENGELOLA KECEMASAN UNTUK MENGHADAPI UJIAN NASIONALMENGELOLA KECEMASAN UNTUK MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
MENGELOLA KECEMASAN UNTUK MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
 
PTS / PTK
PTS / PTKPTS / PTK
PTS / PTK
 
Laporan pts 3
Laporan pts 3Laporan pts 3
Laporan pts 3
 
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEURKEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
 
MATERI PTK/PTS
MATERI PTK/PTSMATERI PTK/PTS
MATERI PTK/PTS
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Bahan presentasi ptk
Bahan presentasi ptkBahan presentasi ptk
Bahan presentasi ptk
 
MODEL “TAWA PROFESOR” : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN CURR...
MODEL “TAWA PROFESOR”  : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN  CURR...MODEL “TAWA PROFESOR”  : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN  CURR...
MODEL “TAWA PROFESOR” : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN CURR...
 
Teknik focus group discussion
Teknik focus group discussionTeknik focus group discussion
Teknik focus group discussion
 
Tajuk 6 done
Tajuk 6 doneTajuk 6 done
Tajuk 6 done
 
PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8
 
Lampiran 9 instrumen penilaian ptk
Lampiran 9 instrumen penilaian ptkLampiran 9 instrumen penilaian ptk
Lampiran 9 instrumen penilaian ptk
 
Kebijakan Pengembangan Profesional Guru & PKB
Kebijakan Pengembangan Profesional Guru & PKBKebijakan Pengembangan Profesional Guru & PKB
Kebijakan Pengembangan Profesional Guru & PKB
 
2. cara menghitung-angka-kredit-guru
2. cara menghitung-angka-kredit-guru2. cara menghitung-angka-kredit-guru
2. cara menghitung-angka-kredit-guru
 
Pedoman lomba penulisan best practice 2015
Pedoman lomba penulisan best practice 2015Pedoman lomba penulisan best practice 2015
Pedoman lomba penulisan best practice 2015
 
Berita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelas
Berita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelasBerita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelas
Berita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelas
 
Bukti fisik pks revisi
Bukti fisik pks revisiBukti fisik pks revisi
Bukti fisik pks revisi
 
Lampiran panduan penyusunan skp
Lampiran panduan penyusunan skpLampiran panduan penyusunan skp
Lampiran panduan penyusunan skp
 
Slot 4 pdp berkesan
Slot 4   pdp berkesanSlot 4   pdp berkesan
Slot 4 pdp berkesan
 
Tahapan Penyusunan SKP
Tahapan Penyusunan SKPTahapan Penyusunan SKP
Tahapan Penyusunan SKP
 

Ähnlich wie Penelitian tindakan-sekolah

Kompetensi Kepribadian dan Sosial MKPS
Kompetensi Kepribadian dan Sosial MKPSKompetensi Kepribadian dan Sosial MKPS
Kompetensi Kepribadian dan Sosial MKPS
NASuprawoto Sunardjo
 
Kompetensi Kepribadian dan Sosial KKPS
Kompetensi Kepribadian dan Sosial KKPSKompetensi Kepribadian dan Sosial KKPS
Kompetensi Kepribadian dan Sosial KKPS
NASuprawoto Sunardjo
 
Kompetensi Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah
Kompetensi Supervisi Manajerial Pengawas SekolahKompetensi Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah
Kompetensi Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah
NASuprawoto Sunardjo
 
Pengembangan profesi guru
Pengembangan profesi guruPengembangan profesi guru
Pengembangan profesi guru
Ibnu Abbas
 
39447297 panduan-bukti-fisik-akreditasi 2
39447297 panduan-bukti-fisik-akreditasi 239447297 panduan-bukti-fisik-akreditasi 2
39447297 panduan-bukti-fisik-akreditasi 2
massaiful
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
Sofyan Saputra
 

Ähnlich wie Penelitian tindakan-sekolah (20)

Kompetensi Kepribadian dan Sosial MKPS
Kompetensi Kepribadian dan Sosial MKPSKompetensi Kepribadian dan Sosial MKPS
Kompetensi Kepribadian dan Sosial MKPS
 
Kompetensi Kepribadian dan Sosial KKPS
Kompetensi Kepribadian dan Sosial KKPSKompetensi Kepribadian dan Sosial KKPS
Kompetensi Kepribadian dan Sosial KKPS
 
Kompetensi Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah
Kompetensi Supervisi Manajerial Pengawas SekolahKompetensi Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah
Kompetensi Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah
 
1. ps supervisi akademik untuk rekan pengawas
1. ps   supervisi akademik untuk rekan pengawas1. ps   supervisi akademik untuk rekan pengawas
1. ps supervisi akademik untuk rekan pengawas
 
Pengembangan profesi guru
Pengembangan profesi guruPengembangan profesi guru
Pengembangan profesi guru
 
PPT KLASTER 2 DESAIN SILABUS PEMBELAJARAN.pptx
PPT KLASTER 2 DESAIN SILABUS PEMBELAJARAN.pptxPPT KLASTER 2 DESAIN SILABUS PEMBELAJARAN.pptx
PPT KLASTER 2 DESAIN SILABUS PEMBELAJARAN.pptx
 
3 ps-ptk-100922222652-phpapp01
3 ps-ptk-100922222652-phpapp013 ps-ptk-100922222652-phpapp01
3 ps-ptk-100922222652-phpapp01
 
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaianKbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
 
Panduan penilaian a4 isi
Panduan penilaian a4 isiPanduan penilaian a4 isi
Panduan penilaian a4 isi
 
39447297 panduan-bukti-fisik-akreditasi 2
39447297 panduan-bukti-fisik-akreditasi 239447297 panduan-bukti-fisik-akreditasi 2
39447297 panduan-bukti-fisik-akreditasi 2
 
KTSP 2008
KTSP 2008KTSP 2008
KTSP 2008
 
Modul PEDAGOGIK Kompetensi E - Rev17 Mei 2016.pdf
Modul PEDAGOGIK  Kompetensi E - Rev17 Mei 2016.pdfModul PEDAGOGIK  Kompetensi E - Rev17 Mei 2016.pdf
Modul PEDAGOGIK Kompetensi E - Rev17 Mei 2016.pdf
 
KBK
KBKKBK
KBK
 
Panduan penilaian-smp
Panduan penilaian-smpPanduan penilaian-smp
Panduan penilaian-smp
 
3 model-penilaian-hasil-belajar-sma
3 model-penilaian-hasil-belajar-sma3 model-penilaian-hasil-belajar-sma
3 model-penilaian-hasil-belajar-sma
 
panduan-penilaian-smp-revisi-2017.pdf
panduan-penilaian-smp-revisi-2017.pdfpanduan-penilaian-smp-revisi-2017.pdf
panduan-penilaian-smp-revisi-2017.pdf
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
 
Mekanisme Penulisan Silabus
Mekanisme Penulisan SilabusMekanisme Penulisan Silabus
Mekanisme Penulisan Silabus
 
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 

Penelitian tindakan-sekolah

  • 1. TUT WURI HANDAYANI BAHAN BELAJAR MANDIRI Kelompok Kerja Pengawas Sekolah Penelitian Tindakan Sekolah DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009
  • 2. KATA PENGANTAR Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS i
  • 3. DAFTAR ISI PENDAHULUAN ___________________________________________________ 1 A. Latar Belakang ____________________________________________________ 1 B. Standar Kompetensi _______________________________________________ 2 1. Dimensi Kompetensi Kepribadian _______________________________________ 2 2. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial _________________________________ 2 3. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik _________________________________ 3 4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan ________________________________________ 4 5. Dimensi Kompetensi Penelitian dan Pengembangan ________________________ 5 6. Dimensi Kompetensi Sosial ____________________________________________ 5 C. Deskripsi Bahan Belajar Mandiri _____________________________________ 6 D. Langkah‐Langkah Mempelajari Bahan Belajar Mandiri ___________________ 7 E. Tujuan Belajar Penelitian Tindakan Sekolah ____________________________ 8 F. Skenario Kegiatan Belajar Mandiri ____________________________________ 9 G. Alokasi Waktu ___________________________________________________ 12 KEGIATAN BELAJAR 1 _____________________________________________ 13 HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH ____________________________ 13 A. Penelitian Ilmiah dan Penelitian Tindakan ____________________________ 13 1. Arti Penelitian ______________________________________________________ 13 2. Masalah Keilmuan __________________________________________________ 14 3. Masalah Penelitian yang Baik __________________________________________ 15 4. Hubungan Penelitian dengan Penelitian Tindakan _________________________ 15 B. Perlunya Penelitian Tindakan Sekolah ________________________________ 16 1. Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah ____________________________________ 16 2. Tindakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah _____________________________ 18 3. Permasalahan yang Dapat Dikaji Melalui PTS _____________________________ 19 4. Contoh PTS yang Terkait dengan Tugas Pokok Pengawas __________________ 21 KEGIATAN BELAJAR 2 _____________________________________________ 24 PENYUSUNAN USULAN DAN LAPORAN PTS ___________________________ 24 A. Menyusun Usulan PTS _____________________________________________ 24 1. Usulan PTS ________________________________________________________ 24 2. Kerangka Isi Usulan PTS ______________________________________________ 25 3. Judul Penelitian dan Bab Pendahuluan __________________________________ 26 a. Isi Subbab Latar Belakang Masalah __________________________________ 27 Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS ii
  • 4. b. Isi Subbab Rumusan Masalah _______________________________________ 27 c. Isi Subbab Tujuan dan Manfaat PTS __________________________________ 28 1. Bab Tinjauan Pustaka ________________________________________________ 28 2. Bab Metode Penelitian _______________________________________________ 29 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan PTS ________________________ 32 Kegiatan Pengamatan dalam Pelaksanaan PTS _____________________________ 33 Kegiatan Refleksi _____________________________________________________ 35 B. Laporan PTS _____________________________________________________ 35 C. Latihan _________________________________________________________ 37 D. Rangkuman dan Refleksi ___________________________________________ 38 1. Rangkuman ________________________________________________________ 38 2. Refleksi _____________________________________________________________ 39 E. Daftar Pustaka ___________________________________________________ 40 Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS iii
  • 5. PENDAHULUAN Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 1 A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang pengawas harus memiliki 6 (enam) kompetensi minimal, yaitu kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan serta kompetensi sosial. Kondisi di lapangan saat ini tentu saja masih banyak pengawas sekolah/ madrasah yang belum menguasai keenam dimensi kompetensi tersebut dengan baik. Survei yang dilakukan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan pada Tahun 2008 terhadap para pengawas di suatu kabupaten (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008: 6) menunjukkan bahwa para pengawas memiliki kelemahan dalam kompetensi supervisi akademik, evaluasi pendidikan, dan penelitian dan pengembangan. Sosialisasi dan pelatihan yang selama ini biasa dilaksanakan dipandang kurang memadai untuk menjangkau keseluruhan pengawas dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, karena terbatasnya waktu maka intensitas dan kedalaman penguasaan materi kurang dapat dicapai dengan kedua strategi ini. Berdasarkan kenyataan tersebut maka upaya untuk meningkatkan kompetensi pengawas harus dilakukan melalui berbagai strategi. Salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menjangkau keseluruhan pengawas dengan waktu yang cukup singkat adalah memanfaatkan forum Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) sebagai wahana belajar bersama. Dalam suasana kesejawatan yang akrab, para pengawas dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman guna bersama-sama meningkatkan kompetensi dan kinerja mereka. Forum tersebut akan berjalan efektif apabila terdapat panduan, bahan kajian serta target pencapaian. Dalam konteks inilah Bahan Belajar Mandiri
  • 6. (BBM) ini disusun. BBM ini dimaksudkan sebagai bahan kajian para pengawas dalam rangka meningkatkan kompetensi mereka. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 2 B. Standar Kompetensi BBM ini disesuaikan dengan cakupan dimensi kompetensi pengawas yang termaktub dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Dalam peraturan tersebut terdapat enam dimensi kompetensi, yaitu: kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan kompetensi sosial. Setiap dimensi kompetensi memiliki sub-sub sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang pengawas. Secara rinci kompetensi-kompetensi dasar tersebut adalah sebagai berikut. 1. Dimensi Kompetensi Kepribadian a. Memiliki tanggungjawab sebagai pengawas satuan pendidikan. b. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas jabatannya. c. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal yang baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok dan tanggung jawabnya. d. Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder pendidikan. 2. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial a. Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. b. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah. c. Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melak-sanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah.
  • 7. d. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah. e. Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah. f. Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah. g. Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah. h. Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah. 3. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. b. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. c. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. d. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 3
  • 8. e. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. f. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. g. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. h. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata i. pelajaran di sekolah/madrasah. 4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan e. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dalam bidang pengembangan di TK/RA dan pembelajaran/bimbingan di sekolah/ma-drasah. f. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. g. Menilai kinerja kepala sekolah, guru, dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah. h. Memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/ madrasah. i. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 4
  • 9. bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. j. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala seko-lah/madrasah, kinerja guru, dan staf sekolah/madrasah. 5. Dimensi Kompetensi Penelitian dan Pengembangan k. Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 5 dalam pendidikan. l. Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan karirnya sebagai pengawas. m. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. n. Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya. o. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data kualitatif maupun data kuantitatif. p. Menulis karya tulis ilmiah (PTS) dalam bidang pendidikan dan atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk perbaikan mutu pendidikan. q. Menyusun pedoman/panduan dan/atau buku/modul yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah/madrasah. r. Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah/madrasah. 6. Dimensi Kompetensi Sosial s. Bekerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. t. APTSf dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan
  • 10. C. Deskripsi Bahan Belajar Mandiri BBM bagi KKPS/MKPS terdiri atas enam bagian, yaitu: 1. Dimensi Kompetensi Kepribadian dan Sosial 2. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial 3. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik 4. Dimensi Kompetensi Evaluasi Pendidikan 5. Dimensi Kompetensi Penelitian dan Pengembangan 6. Dimensi Penelitian Tindakan Sekolah Bahan belajar nomor 1 sampai dengan 5 hakikatnya disesuaikan dengan dimensi standar kompetensi pengawas. Sedangkan bahan belajar nomor 6 merupakan pengkhususan dan pendalaman dimensi kompetensi penelitian dan pengembangan. Hal ini penting untuk diprioritaskan mengingat bahwa peran pengawas sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan, akan sangat efektif apabila mereka menguasai metode action research. Dengan kemampuan ini diharapkan pengawas dapat mendorong pengembangan dan peningkatan mutu sekolah-sekolah yang dibinanya. Setiap bahan belajar di atas mencakup beberapa kegiatan belajar sebagai berikut: Kompetensi Kepribadian, meliputi kegiatan belajar: 1. Pengenalan, Pengembangan, dan Pemberdayaan Diri 2. Pengembangan Kreativitas dan Pengambilan Keputusan Kompetensi Sosial, meliputi kegiatan belajar: 1. Pengembangan Komunikasi Efektif Kemitraan, Pelayanan dan Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 6 Tim yang Baik 2. Gaya Kerja dan Cara Penyelesaian Konflik Manakah Kompetensi Supervisi Manajerial, meliputi kegiatan belajar: 1. Peningkatan Mutu Sekolah Melalui Supervisi Manajerial 2. Perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan Kegiatan Pengawasan Kompetensi Supervisi Akademik, meliputi kegiatan belajar: 1. Pelaksanaan Akademik di Sekolah
  • 11. 2. Membimbing Guru Menemukan Karakteristik Lingkungan Pembelajaran yang Berhasil Kompetensi Evaluasi Pendidikan, meliputi kegiatan belajar: 1. Penyusunan Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pendidikan dan Pembelajaran 2. Aspek-aspek Penilaian dalam Pembelajaran 3. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan Guru 4. Pemantauan Pelaksanaan Pembelajaran 5. Pemanfaatan Hasil Penilaian untuk Kepentingan Pendidikan dan Pembelajaran/Bimbingan Kompetensi Penelitian dan Pengembangan, memuat kegiatan belajar: 1. Perlunya Pengawas Manyusun Karya Tulis Ilmiah (PTS) 2. Jenis-Jenis PTS Pengembangan Profesi, dan Penyusunannya 3. Ketentuan dalam Penulisan Ilmiah Materi Penelitian Tindakan Sekolah, memuat kegiatan belajar: 1. Hakikat Penelitian Tindakan Sekolah 2. Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah D. Langkah-Langkah Mempelajari Bahan Belajar Mandiri Bahan belajar ini dirancang untuk dipelajari oleh para pengawas dalam forum KKPS/MKPS. Oleh karena itu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup aktivitas individual dan kelompok. Secara umum aktivitasvitas individual meliputi: (1) membaca materi, (2) melakukan latihan/tugas/memecahkan kasus pada setiap kegiatan belajar, (3) membuat rangkuman/kesimpulan, dan (4) melakukan refleksi, Apabila diperlukan, berdasarkan refleksi yang dibuat, dapat dilakukan tindak lanjut. Sedangkan aktivitas kelompok meliputi: (1) mendiskusikan materi, (2) sharing pengalaman dalam melakukan latihan/memecahkan kasus, (3) melakukan seminar/diskusi hasil latihan/tugas yang dilakukan, dan (4) bersama-sama melakukan refleksi dan tindak lanjut sepanjang diperlukan. Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan dalam skema di bawah ini. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 7
  • 12. Aktivitas Individu Aktivitas Kelompok Gambar 1 Alur Kegiatan Belajar Individu dan Kelompok Dari skema di atas terlihat bahwa aktivitas kelompok selalu didahului oleh aktivitas individu. Dengan demikian, maka aktivitas individu adalah hal yang utama. Sedangkan aktivitas kelompok lebih merupakan forum untuk berbagi, memberikan pengayaan dan penguatan terhadap kegiatan yang telah dilakukan masing-masing individu. Dengan mengikuti langkah-langkah belajar di atas, diharapkan para pengawas yang tergabung dalam KKPS/MKPS dapat secara individu dan bersama-sama meningkatkan kompetensinya, yang tentunya akan berdampak pada peningkatan kompetensi kepala sekolah dan guru yang dibinanya. E. Tujuan Belajar Penelitian Tindakan Sekolah Bahan belajar ini dirancang untuk kelompok pengawas dalam meningkatkan kompetensi penelitian dan pengembangan, khususnya Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 8 Membaca Bahan Belajar Mediskusikan Bahan Belajar Melaksanakan Latihan/Tugas/ Studi Kasus Sharing Perma-salahan dan Hasil Pelaksanaan Latihan Membuat Rangkuman Membuat Rangkuman Melakukan Refleksi, Membuat Action Plann, dan Tindak Lanjut Melakukan Refleksi, Membuat Action Plann, dan Tindak Lanjut
  • 13. dalam melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Sebagaimana diketahui, bahwa salah satu peran yang diharapkan dari seorang pengawas adalah sebagai agent of change bagi kemajuan sekolah. Untuk melaksanakan peran tersebut tentu saja pengawas harus memiliki kemampuan metodologi untuk melakukan penelitian, sekaligus mengupayakan tindakan untuk memperbaiki keadaan. Setelah mempelajari materi ini, mendiskusikan dan mendalami bersama rekan-rekan dalam MKPS, serta mempraPTSkkannya, pengawas diharapkan dapat: 1. Memahami Penelitian Tindakan Sekolah sebagai bagian dari penelitian Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 9 ilmiah. 2. Memahami makna Penelitian Tindakan Sekolah, apa, mengapa dan bagaimana menyusun usulan, melaksanakan dan melaporkan hasil penelitiannya. 3. Memahami berbagai bentuk pelaporan hasil PTS, besaran angka kreditnya serta persyaratannya. 4. Mampu menyusun usulan PTS dan melaksanakannya sebagai kegiatan pengembangan profesinya sebagai pengawas sekolah. 5. Mampu memberikan informasi yang benar dan memotivasi bagi para guru tentang topik Penelitian Tindakan Sekolah sebagai kegiatan pengembangan profesi guru. F. Skenario Kegiatan Belajar Mandiri Agar para pengawas dapat mempelajari bahan ini secara efektif, maka mereka diharapkan mengikuti skenario yang dirancang. Skenario kegiatan belajar dengan menggunakan materi ini, melibatkan aktivitas individual dan aktivitas kelompok. Aktivitas individual meliputi: 1. Membaca dan memahami materi; 2. Mengidentifikasi masalah-masalah kepengawasan yang dapat dilakukan penelitian tindakan. 3. Menyusun proposal Penelitian Tindakan Sekolah; 4. Melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah.
  • 14. 5. Menyusun Laporan Hasil Penelitian Tindakan Sekolah. 6. Melakukan refleksi. Aktivitas yang dilaksanakan secara kelompok adalah: 1. Mendiskusikan materi untuk memperoleh pemahaman bersama; 2. Bersama-sama mengeksplorasi permasalahan kepengawasan yang relevan untuk dilaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah. 3. Melakukan seminar proposal Penelitian Tindakan Sekolah dari masing-masing Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 10 anggota. 4. Sharing Problematika Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah dan Solusinya. 5. Melakukan seminar hasil Penelitian Tindakan Sekolah. 6. Melakukan refleksi. Aktivitas individu dan kelompok tersebut disajikan dalam skema di halaman berikut.
  • 15. Aktivitas Kelompok Gambar 1 Skenario Kegiatan Belajar Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 11 Membaca Bahan Belajar Menyusun Proposal PTS Melaksanakan PTS Menyusun Laporan PTS Melaku-kan Refleksi SKENARIO KEGIATAN BELAJAR Aktivitas Individu Mediskusikan Bahan Belajar Seminar Proposal PTS Sharing permasalahan pelaksanaan PTS Seminar Hasil PTS Melaku-kan Refleksi MEMPERBAIKI/ MENINGKATKAN PRAKTIK SUPERVISI MANAJERIAL 4 jam 4 jam 3 jam 4 jam 1 jam
  • 16. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 12 G. Alokasi Waktu Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rangkaian kegiatan belajar materi ini juga dipisahkan antara waktu belajar individual dan kelompok. Waktu belajar individual sifatnya fleksibel karena dilakukan di luar pertemuan MKPS, sedangkan waktu untuk kegiatan kelompok diperkirakan sekitar 16 jam pelajaran, dengan rincian sebagai berikut: NO JENIS KEGIATAN ALOKASI WAKTU 1 Mendiskusikan materi untuk memperoleh pemahaman bersama dan mengidentifikasi problem kepengawasan yang memerlukan Penelitian Tindakan Sekolah 4 jam 2 Seminar Proposal Penelitian 4 jam 3 Sharing Problematika Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah 3 jam 4 Seminar Hasil Penelitian Tindakan Sekolah 4 jam 5 Melakukan refleksi 1 jam Jumlah 16 jam
  • 17. KEGIATAN BELAJAR 1: HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH Pada bagian pendahuluan telah diuraikan secara singkat pengertian Penelitian Tindakan Sekolah. Bagian ini akan menguraikan tentang apa, mengapa dan bagaimana Penelitian Tindakan Sekolah itu. Pertanyaaan yang hendak dija-wab adalah: 1. Bagaimana kedudukan Penelitian Tindakan Sekolah sebagai suatu Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 13 kegiatan penelitian ilmiah? 2. Apakah inti dari Penelitian Tindakan Sekolah yang membedakannya dengan jenis penelitian lain? 3. Mengapa dan kapan Penelitian Tindakan Sekolah perlu dilakukan?, dan 4. Bagaimana melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah?. A. Penelitian Ilmiah dan Penelitian Tindakan 1. Arti Penelitian Penelitian (riset, research) merupakan penyelidikan suatu masalah secara sistematis, kritis, ilmiah, dan lebih formal. Penelitian bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi dan/atau prediksi. Kerja penelitian umumnya terdiri dari beberapa langkah utama, yaitu : a. melakukan kajian terhadap permasalahan, b. melakukan kajian teoritik dari permasalahan untuk kemudian secara deduksi dirumuskan menjadi hipotesis dari masalah yang dihadapi, c. mengumpukan data empirik guna pengujian hipotesis, d. mengadakan uji hipotesis, dan e. menarik kesimpulan. Apapun jenis penelitiannya, kegiatan penelitian memiliki tahapan kerja sebagai berikut: (a) mendapatkan dan merumuskan masalah, (b) mengKaji teori untuk merumuskan hipotesis atau menetapkan kriteria variabel dalam pengembangan/perancangan/pendeskripsian, (c)
  • 18. mengumpulkan fakta empirik, baik dengan menggunakan berbagai instrumen, melakukan perlakuan, atau dengan membuat produk tertentu, (d) menganalisis temuan fakta atau produk dengan kriteria teoritik untuk pengambilan kesimpulan, dan (e) menyimpulkan hasil dan mempublikasi hasil penelitiannya. Kegiatan penelitian timbul karena adanya sifat manusia yang selalu ingin tahu. Rasa ingin tahu tersebut membawa permasalahan. Penelitian dilakukan untuk memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang membutuhkan jawaban ilmiah. Permasalahan penelitian dapat berupa pencarian teori, pengujian teori ataupun untuk menghasilkan suatu produk guna pemecahan masalah praktis yang berada pada lingkup pengetahuan ilmiah. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 14 2. Masalah Keilmuan Dalam kehidupan sangat sering dijumpai masalah-masalah yang memerlukan jawaban dengan kriteria kebenaran tertentu. Hanya bila masalah tersebut membutuhkan kebenaran berkriteria keilmuan, maka masalah ini disebut masalah keilmuan. Masalah seperti itulah yang semestinya memerlukan jawaban dengan kerangka berpikir tertentu, yaitu digunakannya metode keilmuan, atau memerlukan kegiatan penelitian (ilmiah) dalam mencari jawaban dan pemecahannya. Meskipun diketahui bahwa masalah keilmuan cukup banyak terdapat di lingkungan kita, namun sering dirasakan betapa sulitnya mengidentifikasikan, memilih dan merumuskan masalah. Kesulitan pertama adalah, dari mana kita mendapatkan masalah untuk penelitian kita? Terdapat berbagai sumber untuk “mendapatkan” masalah. Masalah-masalah keilmuan sangat banyak dijumpai melalui bacaan. Bacaan yang berupa laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, jurnal, umumnya sarat dengan informasi yang mengungkapkan pula berbagai masalah keilmuan yang menarik.
  • 19. Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah juga merupakan ladang masalah penelitian yang subur. Melalui kegiatan tersebut, acapkali terlontar berbagai masalah penelitian yang sudah jadi yang selanjutnya dapat dikembangkan sebagai masalah penelitian. Masalah penelitian dapat tergali melalui hasil pengamatan. Dari pengamatan akan timbul berbagai pertanyaan-pertanyaan yang melalui penelitian dapat dicari jawabannya. 3. Masalah Penelitian yang Baik Tentu saja tidak semua masalah keilmuan yang dihadapi dan telah dapat diidentifikasi, akan dijamin sebagai masalah yang layak dan sesuai untuk diteliti. Kelayakan suatu penelitian berkaitan dengan banyak faktor. a. Kemanfaatan hasil. Sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis. b. Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan yaitu: (a) mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis, dan (b) mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empirik yang diperlukan guna pengujian hipotesis. c. Persyaratan dari segi si peneliti, yang pada prinsipnya sejauh mana kemampuan si peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini menyangkut setidak-tidaknya lima faktor, yakni: biaya; waktu; alat dan bahan; bekal kemampuan teoritis peneliti; dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yang akan digunakannya. 4. Hubungan Penelitian dengan Penelitian Tindakan Mengingat luasnya cakupan kerja, penelitian dikelompokan dan diberi “nama yang spesifik”. Misalnya, penelitian deskriprif dan penelitian eksperimental, dan ada pula yang dinamakan penelitian tindakan (action research). Penelitian tindakan ditandai adanya penerapan suatu tindakan pada suatu proses kegiatan tertentu. Tindakan yang Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 15
  • 20. diterapkan tersebut, merupakan tindakan yang “baru” yang diyakini lebih baik dalam meningkatkan mutu proses maupun hasil kerja dari tindakan “lama” yang telah biasa dilakukan. Sambil menerapkan (melakukan eksperimen) terhadap tindakan “barunya”, peneliti mengamati proses tindakan itu (yang dilakukan dengan secara teliti dengan mendiskripsikan proses kegiatan yang terjadi). Dengan demikian, ada pula yang menyatakan penelitian tindakan sebagai tindak lanjut dari penelitian eksperimen maupun penelitian deskriptif. Ada pula yang menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan penelitian eksperimen dengan ciri yang khusus. Jika dalam penelitian eksperimen peneliti ingin mengetahui akibat dari suatu perlakuan (treatment, tindakan, atau “sesuatu” yang dilakukan), maka pada penelitian tindakan, peneliti mencermati kajiannya pada proses dan akibat dari tindakan yang dibuatnya. Berdasar hasil pencermatan itulah, kemudian dilakukan tindakan lanjutan yang merupakan perbaikan dari tindakan pertama (disebut sebagai siklus), untuk dapat memperoleh informasi yang mantap tentang dampak tindakan yang dibuatnya. B. Perlunya Penelitian Tindakan Sekolah Saat ini, penelitian tindakan banyak dilakukan baik oleh guru maupun pengawas. Bila dilakukan guru umum disebut sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan bila dilakukan oleh pengawas sekolah, disebut sebagai Penelitian Tindakan Sekolah atau disingkat dengan sebutan PTS. 1. Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah Tujuan utama Penelitian Tindakan Sekolah adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam sekolah-sekolah yang berada dalam binaan pengawas sekolah. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 16
  • 21. jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Secara lebih rinci, tujuan Penelitian Tindakan Sekolah antara lain : a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan, manajemen dan pembelajaran, termasuk mutu guru, kepala sekolah, khususnya yang berkaitan dengan tugas profesional kepengawasan, di sekolah-sekolah yang menjadi binaannya. b. Meningkatkan kemampuan dan sikap profesional sebagai Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 17 pengawas sekolah. c. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan. Ciri khusus dari Penelitian Tindakan Sekolah adalah adanya tindakan (acti-on) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (pada keadaan yang sebenarnya) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan prak-tis dalam peningkatan mutu proses dan hasil kepengawasan. Selain itu, karena penelitian tindakan sekolah berkenaan dengan kegiatan nyata di sekolah-sekolah, maka perlu memperhatikan etika, antara lain: a. Tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan tugas mengajar guru, maupun kegiatan pendidikan yang berjalan di sekolah. b. Jangan terlalu banyak menyita waktu (dalam pengambilan data, dll.). c. Masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh pengawas sekolah. d. Dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta ijin, membuat laporan, dll.).
  • 22. 2. Tindakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah PTS terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut: Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 18 Permasalahan Perencanaan Tindakan - I Pelaksanaan Tindakan - I Pengamatan/ Pengumpulan Data - I SIKLUS - I Permasalahan baru, hasil Refleksi Refleksi - I Perencanaan Tindakan - II Pelaksanaan Tindakan - II Pengamatan/ Pengumpulan Data - II SIKLUS - II Refleksi - I Bila Permasalahan Belum Terselesaikan Refleksi - II Dilanjutkan ke Siklus Berikutnya Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah, dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru bersama peneliti (dalam kasus ini bersama dengan pengawas sekolah) menentukan rancangan untuk siklus kedua.
  • 23. Siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan siklus pertama, apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Namun biasanya pada siklus kedua terdapat berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama. Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka dapat dilanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu. 3. Permasalahan yang Dapat Dikaji Melalui PTS Tita Lestari (2009) menyatakan, melihat luasnya kajian di bidang pendidikan, maka masalah yang diangkat dalam penelitian untuk pengembangan profesi pengawas sekolah, hendaknya difokuskan pada permasalahan yang dihadapi langsung secara nyata oleh pengawas dalam praktek tugas kepengawasan, yaitu tugas memantau, menilai, membina sekolah dan melaksa-nakan tindak lanjut. Berikut, Tita memberikan beberapa contoh permasalahan yang dapat dikaji melalui PTS. 1) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam menyusun kurikulum muatan lokal yang penyusunannya melibatkan beberapa pihak terkait. 3) Bagaimana pemantauan terhadap sekolah dalam melaksanakan program pengembangan diri melalui kegiatan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. 4) Bagaimana membina guru dalam merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencapai kompetensi tertentu Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 19
  • 24. 5) Bagaimana sekolah melalui MGMP dalam mengembangkan silabus secara mandiri atau cara lainnya berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP. 6) Bagaimana bentuk binaan terhadap hasil pelaksanaan pemantauan proses pembelajaran yang mencakup tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian hasil pembelajaran. 7) Bagaimana strategi supervisi proses pembelajaran melalui cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. 8) Bagaimana model bimbingan terhadap guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran. 9) Bagaimana bimbingan terhadap peningkatan kemampuan manajerial kepala sekolah yang ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola pendidik dan tenaga kependidikan dan siswa. 10) Bagaimana bimbingan terhadap peningkatan kemampuan kewirausahaan kepala sekolah dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sebagai sumber belajar siswa. 11) Bagaimana teknik menilai sekolah dalam merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan lembaga. 12) Bagaimana teknik membimbing, menyusun dan melaksanakan rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) dan rencana kerja tahunan. 13) Bagaimana pendekatan yang dilakukan terhadap sekolah dalam melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum dan pembelajaran. 14) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi diri untuk menyusun profil sekolah. 15) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah untuk melaksanakan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan. 16) Bagaimana arahan terhadap sekolah dalam melaksanakan sistem informasi manajemen untuk mendukung administrasi pendidikan. 17) Bagaimana upaya mendorong sekolah untuk menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam sistem pengelolaan pembelajaran. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 20
  • 25. 18) Bagaimana strategi melakukan evaluasi terhadap pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah-sekolah binaannya. 19) Bagaimana pendekatan atau strategi untuk mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. 20) Bagaimana membimbing sekolah dalam menyusun pedoman pengelolaan keuangan sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja (RAB). 21) Bagaimana membimbing sekolah dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran. 22) Bagaimana upaya mendorong sekolah dalam menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, iptek, estetika, serta jasmani, olahraga, dan kesehatan sesuai dengan standar nasional pendidikan. 4. Contoh PTS yang Terkait dengan Tugas Pokok Pengawas Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009: 20), Tugas pokok pengawas sekolah/ madrasah mencakup enam dimensi utama, yakni mensupervisi (supervising), memberi nasehat (advising), memantau (monitoring), membuat laporan (reporting), mengkoordinir (coordinating), dan memimpin (performing leadership). Keenam hal tersebut secara rinci disajikan dalam tabel berikut. Dimensi Tugas Pengawas Sasaran Mensupervisi 1. Kinerja kepala sekolah 2. Kinerja guru 3. Kinerja staf sekolah 4. Pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran 5. Pelaksanaan pembelajaran 6. Ketersediaan dan pemanfaatan sumberdaya 7. Manajemen sekolah, dll., Memberi NasIhat 1. Kepada guru, 2. Kepala sekolah Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 21
  • 26. Dimensi Tugas Pengawas Sasaran 3. Tim kerja sekolah dan staf, 4. Komite sekolah, dan 5. Orang tua siswa Memantau 1. Penjaminan/standar mutu pendidikan, 2. Proses dan hasil belajar peserta didik, 3. Pelaksanaan ujian, 4. Rapat guru dan staf 5. Hubungan sekolah dengan masyarakat, 6. Data statistik kemajuan sekolah Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 22 Membuat Laporan Perkembangan Kepengawasan 1. Kepada Dinas Pendidikan Kab./Kota 2. Dinas Pendidikan Provinsi 3. Depdiknas, 4. Publik 5. Sekolah Binaan Mengkoordinir 1. Mengkoordinir sumber personal dan material 2. Kegiatan antar sekolah 3. Kegiatan pre/inservice training bagi guru dan Kepala Sekolah, dan pihak lain. 4. Pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah Memimpin 1. Pengembangan kualitas SDM di sekolah binaan. 2. Pengembangan sekolah. 3. Partisipasi dalam kegiatan manajerial di Dinas Pendidikan. 4. Berpartisipasi dalam perencanaan pendidikan di Kabupaten/Kota. 5. Berpartisipasi dalam seleksi calon kepala sekolah/ madrasah. 6. Berpartisipasi dalam merekrut personil proyek atau program-program khusus pengembangan mutu sekolah. 7. Pengelolaan konflik, danBerpartisipasi dalam menangani pengaduan. Pada kegiatan pembinaan/supervisi, berikut disajikan contoh Penelitian Tindakan Sekolah yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah. Judul : Upaya peningkatan kemampuan pembelajaran tematik dengan menggu-nakan guru model pada guru kelas 1 dan 2 SD se gugus “Diponegoro”, Kecamatan X, Kabupaten Y, Tahun Z. Suatu judul PTS, harus menuliskan (1) Masalah apa yang akan dipecahkan, (2) Melalui tindakan apa, dan (3) Siapa yang akan ditingkatkan. Pada contoh di atas, terlihat... 1) Masalah: kemampuan guru-guru dalam pembelajaran tematik.
  • 27. 2) Tindakan yang dilakukan: Berdasar kajian awal diduga tindakan yang berupa guru model bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dapat menyelesaikan masalah. 3) Siapa yang akan ditingkatkan: guru-guru matematika kelas 1 dan 2 SD se gugus “Diponegoro”, Kecamatan X, Kabupaten Y, Tahun Z. Contoh lain tentang masalah dan tindakan yang dapat dilakukan melalui PTS dapat dilihat melalui tabel berikut: Apa yang akan ditingkatkan.... Tindakan yang akan dilakukan 1. Guru dalam menyusun RPP 2. Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas/laboratorium/lapangan  Menerapkan berbagai macam metode pembajaran  Menerapkan berbagai teknik evaluasi proses dan hasll pembelajaran 3. Guru dalam membuat, mengelola dan menggunakan media pendidikan dan pembelajaran 4. Guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan 5. Guru dalam mengolah dan menganalisis data hasil penilaian 6. Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas Melalui berbagai kegiatan pembelajaran/pelatihan/ diskusi/dll. yang dapat dilakukan bagi para guru, dalam waktu yang relatif terbatas  Lokakarya  Pelatihan  Diskusi Kelompok Kecil  Forum Diskusi  Kerja kelompok  dan lain-lain Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 23
  • 28. KEGIATAN BELAJAR 2 PENYUSUNAN USULAN DAN LAPORAN PTS Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 24 A. Menyusun Usulan PTS 1. Usulan PTS Prinsip dalam menyusun usulan penelitian tindakan sekolah pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil kepengawasan di sekolah-sekolah binaannya. Ada tiga hal penting yang harus dijawab dalam PTS, yakni : 1. Siapa yang akan ditingkatkan? Sesuai dengan tugasnya, pengawas sekolah bertanggung jawab membina guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan yang lain yang ada pada sekolah-sekolah binaannya. 2. Apa yang akan ditingkatkan? Sebelum melakukan PTS, pengawas sekolah harus mengetahui dengan jelas, hal-hal apa yang akan ditingkatkan. Misalnya, kemampuan guru dalam menyusun RPP, kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas/laboratorium/lapangan, kemampuan guru dalam menerapkan berbagai macam metode pembelajaran, dan lain-lain. Atau kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan administrasi sekolah, dalam mengkoordinasikan pelaksanaan program bimbingan konseling, dan lain-lain. 3. Melalui tindakan apa? Tindakan tersebut umumnya berupa penggunaan “tindakan kepengawasan” yang baru (bukan yang selama ini telah dilaksanakan) . Tindakan tersebut telah diyakini, akan mampu memberikan hasil yang lebih baik, dari apa yang telah biasa dilakukan saat ini. Misalnya melalui berbagai kegiatan pembelajaran/pelatihan/diskusi, dll, yang dapat dilakukan bagi para guru atau kepala sekolah, dalam waktu yang relatif terbatas, yang
  • 29. berupa lokakarya, pelatihan, diskusi kelompok kecil, forum diskusi, kerja kelompok, dan lain-lain. Dengan demikian, JUDUL Penelitian Tindakan Sekolah paling tidak berisi informasi tentang: 1) Apa yang akan ditingkatkan? 2) Menggunakan tindakan apa? 3) Siapa yang akan ditingkatkan? Sebagai kelengkapan, umumnya dituliskan pula sub judul. Sub judul bertujuan untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang populasi, misalnya di mana penelitian dilakukan, kapan, di sekolah-sekolah mana, dan lain-lain. Berikut disajikan berbagai contoh judul Penelitian Tindakan Sekolah, yang kesemuanya menuliskan tiga hal yang penting di atas. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 25 Masalah yang Memer-lukan Peningkatan.. Ttindakan yang akan Dilakukan Pengawas.. Subyek yang menjadi Sasaran 1 Kemampuan menyusun RPP Tematik Workshop Guru Kelas I SD se Gugus .. 2 Penerapan Inovasi Pembelajaran Model Area dan Rolling Guru Model Guru TK... 3 Kemampuan Menyusun KTSP Pendampingan Kepala SD se gugus 4 Kemampuan Melaksanakan Analisis Hasil Belajar Supervisi Kelas Guru Kelas V se gugus... 5 Kemampuan Pengelolaan Kelas Kegiatan Mikroteaching (Peer teaching) Guru Kelas 2 se gugus.. 6 Kemampuan Melaksanakan Supervisi Kelas Workshop Kepala SD se gugus… 2. Kerangka Isi Usulan PTS Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana itu umum disebut sebagai usulan penelitian. Usulan penelitian merupakan langkah pertama dari kerja penelitian. Sedangkan Karya Tulis Ilmiah
  • 30. (KTI), yang merupakan laporan hasil penelitian, merupakan langkah terakhir. Pada umumnya usulan penelitian terdiri dari : ƒ Judul Penelitian ƒ Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Cara Pemecahan Masalah, Tujuan, dan Kemanfaatan Hasil Penelitian (terutama potensi untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas isi, proses, masukan, atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan). ƒ Bab Kajian/Tinjauan Pustaka yang menguraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan ƒ Bab Metode Penelitian yang menjelaskan tentang Rencana dan Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 26 Prosedur Penelitian. 3. Judul Penelitian dan Bab Pendahuluan Judul penelitian menyatakan secara jelas namun sesingkat mungkin permasalahan yang akan diteliti, upayakan variabel penelitian tercantum pada judul tersebut. Upayakan pula agar dengan membaca judul itu, pembaca akan tertarik untuk membaca lebih jauh isi usulan penelitian.Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya tertulis di dalam judul hádala: (1) apa yang mau ditingkatkan mutunya, (2) bagaimana tindakan yang akan dilakukan pengawas, dan (3) siapa yang akan ditingkatkan? Umumnya di bawah judul dituliskan pula sub judul. Sub judul sangat umum ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang populasi, misalnya di mana penelitian dilakukan, kapan, di kelas berapa, di sekolah-sekolah mana dan lain-lain.
  • 31. Bab Pendahuluan menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian dengan uraian sebagai berikut: a. Isi Subbab Latar Belakang Masalah Bab pendahuluan paling tidak terdiri dari sub bab yang menjelaskan alasan atau latar belakang PTS yang menjelaskan tentang: a) Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang terjadi di kelasnya, di sekolahnya, maka tuliskan dengan jelas kondisi yang menjadikan terjadinya permasalahan tersebut. b) Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya c) Jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masalah tersebut. Berikan alasan (argumentasi) secara cermat dan sistematis bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu. b. Isi Subbab Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang jawabannya akan dicari melalui PTS. Sebagai contoh, jika judul PTSnya adalah: “Meningkatkan kemampuan guru-guru dalam menyusun RPP pembelajaran tematik melalui workshop …”. Maka rumusan masalahnya adalah “Apakah melalui workshop, kemampuan guru dalam menyususn RPP pembelajaran tematik akan dapat ditingkatkan? “ Jawaban dari pertanyaan itulah yang akan diuji melalui pelaksanaan PTS, yang berupa tindakan nyata di kelas dalam menerapkan metode Student Teams Achievement Devision (STAD) pada pokok bahasan tertentu, dengan menggunakan kerangka tindakan yang tertentu pula. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 27
  • 32. c. Isi Subbab Tujuan dan Manfaat PTS Tujuan Penelitian: Penulisan tujuan PTS umumnya dimulai dengan kalimat “ PTS ini bertujuan untuk menguji manfaat......... (tindakan tertentu, tuliskan dengan jelas nama tindakan tersebut), guna meningkatkan ....(tuliskan dengan rinci apa yang akan ditingkakan), bagi guru/kepala sekolah di ..... (tuliskan subyek PTSnya) Sedangkan penulisan manfaat PTS umumnya dimulai dengan kalimat “PTS ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa ....... (tuliskan manfaat PTS bagi guru....manfaatnya bagi siswa, dan lain-lain) 1. Bab Tinjauan Pustaka Kembali diingatkan bahwa ciri khusus PTS adalah adanya tindakan. Tindakan tersebut berupa penerapan model/ strategi/cara mengajar yang ”baru” yang benar-benar dilakukan oleh pengawas pada kepala sekolah/guru yang dibinanya, dalam upayanya meningkatkan pengetahuan/keterampilan tertentu. Tindakan yang akan dilakukan merupakan tindakan yang baru, sebagai pengganti dari tindakan yang selama ini telah dilakukan. Pada bab Kerangka Teori, tuliskan berbagai teori (berdasar pada kajian kepustakaan) yang mendasari usulan rancangan PTS ini. Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Sebagai contoh, akan dilakukan PTS yang menerapkan model workshop, Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan a) bagaimana teori workshop, bagaimana sejarahnya, bagaimanaya langkah-langkahnya, dan lain-lain, Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 28
  • 33. b) bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut dalam peningkatan kompetensi guru/kepala sekolah, skenario pelaksanaan, dan sebagainya, c) bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil penelitian yang sesuai, dan d) bagaimana prakiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya penerapan model di atas pada kemampuan guru/kepala sekolah terhadap hal yang akan dipecahkan. Kriteria kepustakaan yang baik. Sedikitnya ada dua syarat utama yang harus dipenuhi oleh sumber bacaan yang akan digunakan dalam kajian teori, yakni: a) adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan masalah yang Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 29 dibahas, dan b) kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah kadaluwarsa harus ditinggalkan. Penelitian dengan daftar kepustakaan yang sangat banyak, namun keterkaitan antara isi kepustakaan dan masalah yang dibahas tidak terlalu jelas, harus dihindari. Kualitas hasil karya ilmiah tidak berkaitan dengan banyaknya buku yang tercantum pada daftar pustaka, tetapi pada kualitas pustaka yang digunakannya. 2. Bab Metode Penelitian Hal penting yang harus dimengerti: PTS terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
  • 34. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 30 Permasalahan Perencanaan Tindakan - I Pelaksanaan Tindakan - I Pengamatan/ Pengumpulan Data - I SIKLUS - I Permasalahan baru, hasil Refleksi Refleksi - I Perencanaan Tindakan - II Pelaksanaan Tindakan - II Pengamatan/ Pengumpulan Data - II SIKLUS - II Refleksi - I Bila Permasalahan Belum Terselesaikan Refleksi - II Dilanjutkan ke Siklus Berikutnya Pelaksanaan PTS dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, pengawas menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.
  • 35. Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melan-jutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan pengawas belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus. Dengan demikian pada bab Rencana Pelaksanaan PTS, uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun harus diingat juga jadwal kegiatan belajar di sekolah. Untuk dapat membantu menyusun bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu menuliskan pokok-pokok rencana kegiatan dalam suatu tabel sebagaimana contoh berikut ini. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 31 Siklus I Perencanaan : Indentifikasi masa-lah dan penetapan alternatif peme-cahan masalah • Merencanakan kegiatan/metode yang akan diterapkan dalam supervisi • Menentukan kemampuan guru/kepala sekolah yang hendak ditingkatkan • Mengembangkan skenario supervisi • Menyusun rancangan/langkah-langkah • Menyiapkan sumber belajar • Mengembangkan format evaluasi • Mengembangkan format observasi supervisi Tindakan • Menerapkan tindakan mengacu pada
  • 36. skenario dan rancangan Pengamatan • Melakukan observasi dengan memakai format observasi • Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format rancangan Refleksi • Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. • Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, lkm, dll. • Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya • Evaluasi tindakan I Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 32 Siklus II Perencanaan • Indentifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. • Pengembangan program tindakan II Tindakan • Pelaksanaan program tindakan II Pengamatan • Pengumpulan data tindakan II Refleksi • Evaluasi Tindakan II • Siklus- siklus berikutnya • Kesimpulan, Saran, Rekomendasi Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan PTS a) PTS merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru/kepala sekolah dalam berbagai tindakan b) Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi) dilakukan berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikkan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi. c) Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis.
  • 37. Kegiatan Pengamatan dalam Pelaksanaan PTS Tahapan pengamatan dan pencatatan semua aktivitas PTS dilakukan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahapan ini, si peneliti (pengawas, apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pekasanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan, dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil supervisi yang dilaksanakan. Beberapa format yang harus ada dan dilampirkan sebagai bagian dari proses pengumpulan data, antara lain: 1) Lembar pengamatan supervisi 2) Lembar hasil kerja guru/kasek. 3) Lembar penilaian kinerja kelompok 4) Lembar informasi balikan peserta 5) Jurnal Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain) tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan guru/kepala sekolah/tenaga kependidikan, antusias mereka, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain. Instrumen yang umum dipakai adalah: (a) soal tes, (b) kuis, (c) rubrik, (d) lembar observasi, dan (e) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, misalnya aktivitas selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi. Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsyahannya. Berbagai teknik dapat dilakukan untuk tujuan ini, misalnya teknik triangulasi atau cross check, membandingkan data yang Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 33
  • 38. diperoleh dengan data lain, atau kriteria tertentu yang telah baku, dan lain sebagainya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis untuk dapat mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk itu berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan. Bagaimana hubungan indikator keberhasilan dengan kegiatan pengamatan? Kegiatan pengamatan pada hakikatnya dilakukan untuk dapat mengetahui apakah tujuan PTS tercapai atau belum. Untuk itu sangat penting untuk menjabarkan terlebih dahulu apa indikator utama dari kegiatan PTS yang dirancangkan. Berikut disajikan contoh indikator utama dan rinciannya, dari suatu kegiatan PTS, sebagai berikut. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 34 Indikator keberhasilan PTS Rincian (sub indikator) keberhasilan: Guru mampu ……. 1 Semakin baiknya RPP yang disusun guru. Merumuskan Indikator kompetensi capaian dengan tepat Menentukan metode dengan tepat Menentukan sumber belajar dengan tepat Menentukan KBM dengan tepat Menentukan jenis evaluasi dengan tepat 2 Semakin efektifnya kepala sekolah dalam menjalin hubungan dan memberdayakan komite sekolah Komunikasi kepala sekolah dengan komite berjalan lancar Pengambilan keputusan dilakukan dengan suasana kebersamaan antara sekolah dengan komite Atas peran komite maka hubungan sekolah dengan orang tua murid tidak ada kendala Komite dan masyarakat mendukung sepenuhnya kemajuan sekolah 3 Semakin tertibnya administrasi BOS yang dilaksanakan sekolah. Tiap sekolah binaan menyusun pedoman operasional penggunaan BOS Tiap sekolah binaan memiliki pedoman operasional penggunaan BOS sesuai dengan aturan Semua guru dan komite sekolah mengetahui
  • 39. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 35 Indikator keberhasilan PTS Rincian (sub indikator) keberhasilan: Guru mampu ……. pedoman operasional penggunaan BOS Semua penggunaan BOS dilakukan sesuai pedoman Semua penggunaan BOS dilakukan secara transparan Administrasi penggunaan BOS benar-benar tertib dan akuntabel Dari rincian sub indikator di atas, dirancang format-format yang akan dipakai dalam pengumpulan data. Kegiatan Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi dalam PTS mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi (Hopkins, 1993). B. Laporan PTS Umumnya karya tulis ilmiah hasil laporan PTS ini mempunyai kerangka isi sebagai berikut: 1. Bagian Awal yang terdiri dari: (a) halaman judul; (b) lembaran persetujuan dan pernyataan dari KORWAS; (c) pernyataan dari perpustakaan yang menyatakan bahwa makalah tersebut telah disimpan diperpustakannya, (d) pernyataan keaslian tulisan yang dibuat dan ditandatangi oleh penulis, (e)
  • 40. kata pengantar; (f) daftar isi, (bila ada : daftar label, daftar gambar dan daftar lampiran), serta (g) abstrak atau ringkasan. 2. Bagian Isi umumnya terdiri dari beberapa bab yakni: Bab I Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah melalui rencana tindakan yang akan dilakukan, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian. Bab II Kajian/Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan (khususnya kajian teori yang berkaitan dengan macam tindakan yang akan dilakukan), proses tindakan, ketepatan atau kesesuainan tindakan dan lain-lain. Bab III Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, penjelasan rinci tentang perencanaan dan pelaksanaan tindakan, prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur refleksi, serta hasil penelitian). Yang harus ada dan dikemukakan secara jelas dalam bagian ini adalah langkah-langkah tindakan secara rinci, terutama langkah yang harus dilakukan oleh guru/kepala sekolah sebagai subyek, bukan hanya menjelaskan langkah pengawas (supervisor). Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan serta mengemukakan gambaran tentang pelaksanaan tindakan. Akhir dari bab ini adalah pembahasan, yaitu pendapat peneliti tentang plus minus tindakan serta kemungkinannya untuk diterapkan lagi untuk memperoleh gambaran model tindakan ini sebagai metode/model kepengawasan yang dipandang kreatif dan inovatif, sehingga dapat memberikan hasil pembelajaran yang maksimal Bab V Simpulan dan Saran-Saran. 3. Bagian Penunjang yang pada umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi laporan. Lampiran utama yang harus disertakan adalah (a) rancangan pelaksanaan PTS seperti: skenario pelaksanaan, bahan ajar, hand-out, diktat, dan lain- Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 36
  • 41. lain, (b) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, terutama lembar pengamatan yang digunkan selama peneilitan tindakan dilakukan, misalnya lembar observasi, kuisioner, tes, dan lain-lain, (c) contoh-contoh asli (atau foto kopi) hasil kerja dari guru/kepala sekolah dalam pengisian/pengerjaan instrumen, (d) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto-foto kegiatan, daftar hadir, surat ijin dari kepala sekolah, dari pengawas sekolah, catatan harian, dan lain-lain. 4. Laporan yang Kurang Mememenuhi Syarat Alasan yang sering dijumpai dalam menolak laporan PTS adalah: a. Adanya KTI yang tidak wajar, misalnya KTI yang diajukan bukan karya sendiri, tetapi menyalin dari karya orang lain (yang umumnya berupa skripsi, tesis orang lain), ada juga KTI yang dibuatkan oleh orang/institusi lain. b. Tidak sedikit KTI yang mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu dan membahas masalah yang terlalu luas serta tidak berkaitan dengan kegiatan pengembangan profesi yang bersangkutan sebagai guru atau pengawas sekolah. c. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa KTI ditolak karena tidak mengikuti kaidah keilmuan, seperti rumusan masalah tidak jelas, kerangka teori sangat menyimpang, metode penelitian yang salah, data yang tidak sesuai, dan kesimpulan yang tidak terkait dengan rumusan masalah. d. Ada pula KTI yang ditolak karena kurang konsisten antara tugasnya dengan apa yang ditulisnya. Sebagaimana dijelaskan di atas, laporan PTS yang memenuhi syarat, dan dapat diberikan angka kredit adalah bila memenuhi persyaratan APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten). Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 37 C. Latihan 1. Identifikasilah permasalahan-permasalahan supervisi akademik dan mana-jerial pada sekolah-sekolah binaan Anda. Dari setiap permasalahan terse-but, pertimbangkan tindakan/metode apa yang efektif untuk
  • 42. mengatasinya. Tuliskan permasalahan dan tindakan tersebut dalam sebuah tabel! 2. Susunlah sebuah rancangan atau usulan PTS, dengan memilih salah satu permasalahan yang telah Anda identifikasi! 3. Mintalah masukan/tanggapan dari teman-teman pengawas, mengenai kelayakan dan ketepatan rancangan PTS tersebut. 4. Cobalah melaksanakan PTS sesuai dengan usulan yang Anda buat. 5. Diskusikan dengan rekan-rekan anda mengenai persoalan yang muncul Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 38 selama pelaksanaan PTS. 6. Ulangilah penelitian Anda dalam siklus berikutnya berdasarkan masukan dari rekan-rekan Anda. 7. Setelah selesai melaksanakan PTS, dalam forum KKPS buatlah seminar hasil penelitian Anda serta beberapa rekan! D. Rangkuman dan Refleksi 1. Rangkuman Kerja penelitian umumnya terdiri dari beberapa langkah utama, yaitu (a) melakukan kajian terhadap permasalahan, (b) melakukan kajian teoritik dari permasalahan untuk kemudian secara deduksi dirumuskan menjadi hipotesis dari masalah yang dihadapi, (c) mengumpukan data empirik guna pengujian hipotesis, (d) mengadakan uji hipotesis, dan (e) menarik kesimpulan. Suatu penelitian dikatakan layak apabila (a) bermanfaat, yaitu memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis, (b) memiliki landasan keilmuan, yaitu memungkinkan diajukan hipotesis dan dilakukan pengumpulan data untuk menguji hipotesis, dan (c) terjangkau oleh peneliti, baik dari segi kemampuan, waktu, biaya, dsb. Ciri khusus dari PTS adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (pada keadaan yang sebenarnya) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-
  • 43. permasalahan praktis dalam peningkatan mutu proses dan hasil kepengawasan. PTS terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Pada umumnya usulan penelitian terdiri dari: (a) Judul Penelitian, (b) Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian, (c) Bab Kajian/Tinjauan Pustaka yang menguraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan, dan (d) Bab Metode Penelitian yang menjelaskan tentang Rencana dan Prosedur Penelitian. Kerangka laporan hasil PTS, umumnya berisi: (1) bagian awal, mencakup: halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan dari perpustakaan, pernyataan keaslian tulisan, kata pengantar, daftar isi, (bila ada : daftar label, daftar gambar dan daftar lampiran), dan abstrak atau ringkasan, (2) bagian isi, meliputi: Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian/Tinjauan Pustaka, Bab III Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Simpulan dan Saran-Saran, serta (3) Bagian Penunjang, pada umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi laporan. 2. Refleksi a. Setelah Anda mempelajari materi ini, hal-hal baru apakah yang anda Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 39 temukan? b. Setelah Anda mempelajari materi ini, dalam hal apakah Anda merasakan lebih memahami tentang PTS?
  • 44. c. Setelah Anda mencoba melaksanakan PTS, hal-hal apakah yang Anda temukan berkaitan dengan peningkatan kinerja Anda sebagai pengawas? d. Bila Anda merasa masih kurang mampu melakukan PTS, anda dapat menelaah lebih jauh kepustakaan di bawah ini atau mengundang narasumber. E. Daftar Pustaka ------, Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya ------, Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. ------, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995 Kemmis and McTaggart.1994. The Action Research Planner, Dekain University Suhardjono, A. Azis Hoesein, dkk. 1995. Pedoman penyusunan KTI di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis, Jakarta : Diknas Suhardjono, 2005, Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar, Maret 2005 Suhardjono, 2009, Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku. Suharsimi, Arikunto, 2002, Penelitian Tindakan Kelas, Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai penataran Guru (BPG) Semarang, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 40 PT Bumi Aksara Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas, Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara”, Ditektorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Tita Lestari. 2009. Penyusunan Program, Pelaksanaan dan Pelaporan Hasil Pengawasan. Materi ToT Calon Pengawas. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK, Departemen Pendidikan Nasional.