Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Auditing bab 3
1. BAB 3
LAPORAN AUDIT
PROGAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
IBM ASMI
JAKARTA 2016
1 2 3
PRECENTATION BY :
1. CHIKMATUL JAOHARAH (3130195)
2. EDWIN KRISTIANTO (3140097)
3. ERRIYANTO (3130239)
4. SILVA FAUZIAH (3120218)
2. 1. 2. 3.
Laporan Audit
Standar Tanpa
Pengecualian
Laporan Gabungan
Tentang Laporan
Keuangan dan
Pwengendalian
Internal atas
Pelaporan
Keuangan menurut
Section 404 dari
Sarbanes – oxley
act
LAPORAN AUDIT
WAJAR TANPA
PENGECUALIAN
DENGAN
PARAGRAF
PENJELASAN ATAU
MODIFIKASI KATA-
KATA
3. Bagian- bagian dari laporan audit standar, terdiri
dari 7 bagian utama yaitu :
1. Judul laporan, harus memuat kata independen, yang menegaskan
ketidaktergantungan/independensi pihak auditor terhadap auditee
2. Alamat yang dituju dalam laporan audit, biasanya perusahaan yang
bersangkutan, pemegang saham atau dewan direksinya tergantung kepada siapa
laporan hasil audit ditujukan
3. Paragraf pendahuluan, ditujukan untuk menunjukkan tiga hal meliputi: bahwa
KAP bersangkutan telah melaksanakan suatu audit . mencantumkan laporan
keuangan yang diaudit termasuk tanggal dan periodenya. menyatakan bahwa
laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen sedangkan tanggung
jawab auditor adalah menyatakan suatu pendapat atas laporan tersebut
berdasarkan audit .
4. Paragraf ruang lingkup, merupakan penyataan faktual mengenai apa yang
dilakukan dalam audit dan menyatakan bahwa audit dirancang untuk dapat
memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material .
Laporan harus memuat kata “atas dasar pengujian”, yang berarti bahwa yang
dilakukan adalah uji petik dan bukan audit atas setiap transaksi dan setiap
jumlah dalam laporan keuangan, tergantung pelaksanaan audit di lapangan
4. 5. Paragraf pendapat, pendapat ini bukan suatu
pernyataan mutlak atau jaminan, namun hanyalah
opini auidtor terhadap penyajian laporan keuangan.
Disini terdapat istilah “ menyajikan secara wajar “
yang dihubungkan dengan ketaatan terhadap standar
akuntansi yang berlaku umum.
6. Tanda tangan nama dan nomor register akuntan
publik, menunjukkan nama partner yang akan
bertanggung jawab secara hukum dan jabatan atas
mutu auditnya menurut standar profesional .
7. Tanggal laporan audit, adalah tanggal saat auditor
telah menyelesaikan bagian terpenting dari proses
audit di lapangan (field audit).
5.
6. Laporan audit standard tanpa pengecualian
diterbitkan bila kondisi – kondisi berikut terpenuhi :
• Semua laporan –neraca , laporan laba rugi , laporan laba ditahan,
laporan arus kas sudah termasuk dalam laporan keuangan.
• Ketiga standard umum telah dipatuhi dalam semua hal yang
berkaitan dengan penugasan.
• Bukti audit yang cukup memadai telah berkumpul,dan auditor telah
melaksanakan penugasan audit ini dengan cara yang
memungkinkannya untuk menyimpulkan bahwa ketiga standard
pekerjaan lapangan telah dipenuhi.
• Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengna prinsip – prinsip
akuntansi yang berlaku umum . Hal itu juga berarti bahwa
pengungkapan yang memadai telah tercantum dalam catatan kaki
dan bagian – bagian lain dari laporan keuangan.
• Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk
menambahkan sebuah paragraph penjelasan atau modifikasi kata-
kata dalam laporan audit.
7. JENIS LAPORAN CONTOH SUMBER DUKUNGAN OTORITATIFI
Laporan audit didasarkan
kepada laporan keuangan
historis yang disiapkan
sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku
umum
Laporan audit untuk audit atas laporan
keuangan PT. Astra International
standar Auditing Peraturan BAPEPAM
Laporan audit khusus
didasarkan kepada audit
atas akun-akun tertentu,
prosedur audit yang
disetujui, atau basis
akuntansi yang berlaku
umum.
Laporan audit khusus untuk audit atas
saldo akhir persediaan PT. Astra
International
Standar Auditing
Laporan atestasi didasarkan
kepada pelaksanaan
penugasan atestasi
Laporan atestasi untuk atestasi atas
perkiraan laporan keuangan PT. Astra
International
Standar Atestasi
9. Laporan Gabungan Tentang Laporan Keuangan dan
Pwengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan menurut
Section 404 dari Sarbanes – oxley act
Laporan gabungan tentang laporan keuangan tentang dan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan menyajikan
baik laporan keuangan maupun laporan manajemen tentang
pengendalian internal atas pelaporan keuangan:
• · Paragraf pendahuluan, ruang lingkup, dan pendapat
dimodifikasi untuk menyertakan referensi pada laporan
manajemen tentang pengendalian internal atas pelaporan
keuangan dan ruang lingkup pekerjaan auditor serta
pendapat tentang pengendalian internal atas pelaporan
keuangan.
• · Paragraf pendahuluan dan pendapat juga mengacu
pada kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi
pengendalian internal.
10. • · Laporan itu menyertakan paragraf sesudah
paragraf ruang lingkup yang menetapkan pengendalian
internal atas pelaporan keuangan.
• · Laporan itu juga menyertakan paragraf tambahan
sebelum paragraf pendapat yang menyatakan
keterbatasan yang melekat dari pengendalian internal.
• · Meskipun pendapat audit atas laporan keuangan
mencakup banyak periode pelaporan, asersi
manajemen tentang efektivitas pengendalian internal
adalah untuk akhir tahun fiskal yang paling baru.
11. LAPORAN AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN
DENGAN PARAGRAF PENJELASAN ATAU MODIFIKASI
KATA-KATA
• penjelasan atau modifikasi kata-kata pada laporan
wajar tanpa pengecualian standar:
• · Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP)
• · Keraguan yang subtansial mengenai going
concern
• · Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang dirumuskan
• · Penekanan pada suatu hal atau masalah
• · Laporan yang melibatkan auditor lain
12. • Keempat laporan yang pertama memerlukan suatu paragraf
penjelasan. Pada setiap kasus, tiga paragraf laporan standar
tetap disertakan tanpa modifikasi, dan paragraf penjelasan
yang terpisah akan diikuti dengan paragraf pendapat.
• Hanya laporan pembuatannya yang melibatkan auditor lain
yang memerlukan modifikasi kata-kata. Laporan ini memuat
tiga paragraf, dan ketiga paragraf tersebut telah dimodifikasi.
• Standar pelaporan kedua menyaratkan auditor untuk
memperhatikan situasi dimana prinsip-prinsip akuntansi tidak
diterapkan secara konsisten pada tahun berjalan dalam
kaitannya dengan periode sebelumnya. Prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP) mengharuskan bahwa
perubahan prinsip akuntansi atau metode aplikasinya ke
prinsip yang diinginkan serta sifat dan dampak perubahannya
harus diungkapkan secara layak. Materialitas perubahan
dievaluasi berdasarkan pengaruh perubahan prinsip akuntansi
tersebut pada tahun berjalan.
13. Konsistensi vs Komparabilitas
Berikut ini adalah contoh-contoh perubahan yang mempengaruhi konsistensi dan
karenanya memerlukan paragraf penjelasan jika perubahan tersebut material:
1. Perubahan prinsip akuntansi, seperti perubahan metode penilaian persediaan
dari FIFO dan LIFO.
2. Perubahan entitas pelaporan seperti penambahan perusahaan baru dalam
laporan keuangan gabungan.
3. Koreksi kesalahan yang melibatkan prinsip-prinsip akuntansi, yaitu dengan
mengubah prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum menjadi prinsip akuntansi yang
berlaku umum, termasuk koreksi kesalahan yang diakibatkannya.
Perubahan yang mempengaruhi komparabilitas tetapi tidak mempengaruhi konsistensi
sehingga tidak perlu dimasukkan dalam laporan audit adalah sebagai berikut:
1. Perubahan estimasi, seperti penurunan umur manfaat aktiva untuk tujuan
penyusutan.
2. Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan prinsip akuntansi, seperti kesalahan
matematis dalam tahun sebelumnya.
3. Variasi format dan penyajian informasi keuangan.
Perubahan yang terjadi akibat transaksi atau peristiwa yang sangat berbeda, seperti
usaha dalam riset dan pengembangan yang baru atau penjualan anak perusahaan.
14. PENYIMPANGAN DARI LAPORAN
AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN
terdapat tiga topic yang berkaitan erat satu sama
lain: kondisi yang memerlukan penyimpangan dari
pendapat wajar tampa pengecualian, jenis
pendapat selain wajar tanpa pengecualian, dan
materialitas.
1. Ruang lingkup audit dibatasi (pembatasan
ruang lingkup)
2. Laporan keuangan tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(penyimpangan GAAP)
3. Auditor tidak independen
15. • Pendapat Wajar Dengan Pengecualian
Laporan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
dapat diterbitkan akibat pembatasan ruang lingkup atau kelalaian
untuk mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum.
• Pendapat Tidak Wajar
Pendapat tidak wajar (adverse opinion) digunakan hanya apabila
auditor yakin bahwa laporan keuangan secara
keseluruhanmengandung salah saji yang material atau menyesatkan
sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil
operasi dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum (GAAP)
• Menolak Memberikan Pendapat
Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) diterbitkan
apabila auditor tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar.
16. MATERIALITAS
Materialitas adalah suatu pertimbangan penting dalam menentukan jenis laporan
yang tepat untuk diterbitkan dalam situasi tertentu.
Tingkat Materialitas
Dalam beberapa definisi ini, tiga tingkat materialitas digunakan untuk menentukan
jenis pendapat yang akan diterbitakn
1. Jumlahnya tidak material apabila ada salah saji dalam laporan keuangan tetapi
cenderung tidak mempengaruhi keputusan pemakai laporan, hal tersebut dianggap
sebagai tidak material.
2. Jumlahnya material tetapi tidak memperburuk laporan keuangan secara
keseluruhan tingkat materialitas yang kedua terjadi apabila salah saji dalam laporan
keuangan akan mempengaruhi keputusan para pemakai laporan itu, tetapi laporan
keuangan secara keseluruhan tetap disajikan secara wajar dan karenanya masih
berguna.
3. Jumlahnya sangat material atau begitu pervasif sehingga kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan diragukan. Tingkat materialitas tertinggi terjadi apabila
pemakai mungkin akan membuat keputusan yang tidak benar jika mereka
mengandalkan laporan keuangan secara keseluruhan.
17. Keputusan Materialitas
• Dalam konsepnya, pengaruh materialitas terhadap jenis pendapat yang
diterbitkan bersifat langsung. Dalam aplikasinya, memutuskan materialitas
actual merupakan pertimbangan yang sulit dalam situasi tertentu.
• Keputusan Materialitas-Kondisi Non-GAAP. Apabila klien gagal dalam
mengikuti GAAP, maka laporan audit akan berupa pendapat wajar tanpa
pengecualian, pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak
wajar, tergantung pada ,aterialitas dari penyimpangan yang terjadi.
• Jumlah Dolar Dibandingkan Dengan Dasar Tertentu. Masalah utama
dalam mengukur materialitas apabila klien gagal mematuhi GAAP biasanya
adalah total dolar salah saji pada akun-akun yang terlibat, yang
dibandingkan dengan beberapa dasar pengukuran. Untuk mengevaluasi
materialitas secara keseluruhan, auditor juga harus mengabungkan semua
salah saji yang belum diselesaikan sera menilai apakah ada sekumpulan
salah saji yang tidak material yang jika digabungkan akan mempengaruhi
laporan keuangan secara signifikan.
18. Dapat Diukur. Jumlah dolar dari beberapa jenis salah saji tidak
dapat diukur secara akurat.
Sifat Pos. keputusan seorrang pemakai laporan mungkin
dipengaruhi juga oleh jenis salah saji. Berikut ini adalah hal-
hal yang dapat mempengaruhi keputusan para pemakai
laporan, dan dengan demikian juga, pendapat auditor, dalam
cara yang berbeda ketimbang pada kebanyakan salah saji.
1. Transaksi yang illegal atau curang
2. Suatu pos yang secara material dapat mempengaruhi
beberapa periode dimasa depan, walaupun salah saji tersebut
tidak material walaupun hanya periode jalan yang
dipertimbangkan
3. Suatu pos yang mempunyai pengaruh “psikis”
4. Suatu pos mungkin penting dalam kaitannya dengan
konsekuensi yang mungkin timbul dari kewajiban kontraktual.
19. Keputusan Materialitas-Kondisi
Pembatasan Ruang Lingkup Audit.
Apabila terdapat pembatasan ruang lingkup audit, laporan
audit dapat berupa pendapat wajar tanpa pengecualian,
ruang lingkup dan pendapat wajar dengan pengecualian atau
menolak memberikan pendapat, tergantung pada materialitas
pembatasan ruang lingkup audit tersebut. Biasanya jauh lebih
sulit untuk mengevaluasi materialitas salah saji yang potensial
akibat pembatasan ruang lingkup audit ketimbang kegagalan
mengikuti GAAP. Salah saji yang diakibatkan oleh kegagalan
mengikuti GAAP dapat diketahui. Sementara salah saji yang
diakibatkan oleh pembatasan ruang lingkup audit biasanya
harus diukur secara subjektif dalam pengertian salah saji yang
potensial atau yang mungkin.
20. PEMBAHASAN TENTANG KONDISI YANG
MEMERLUKAN PENYIMPANGAN
• Ruang Lingkup Auditor Dibatasi
Ada dua kategori utama pembatasan ruang lingkup audit:
pembatasan yang disebabkan oleh klien dan disebabkan oleh kondisi-
kondisi yang berada di luar kendali klien maupun auditor. Kedua jenis
pembatasan ruang lingkup tersebut memiliki pengaruh yang sama
terhadap laporan auditor, tetapi interpretasi materialitasnya mungkin
berbeda. Bila ada pembatasan ruang lingkup audit, maka respon yang
tepat adalah menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian,
kualifikasi (pengecualian) ruang lingkup dan pendapat audit, atau
menolak memberikan pendapat, tergantung pada materialitasnya.
Apabila pembatasan ruang lingkup audit disebabkan oleh
kondisi-kondisi yang berada diluar kendali klien, maka ruang lingkup
dan pendapat wajar dengan pengecualian mungkin akan diterbitkan.
21. Dua jenis pembatasan yang terkadang diberlakukan oleh klien adalah
diberlakukan oleh klien oleh ruang lingkup auditor berkaitan dengan
observasi fisik persediaan serta konfirmasi piutang usaha, tetapi jenis
pembatasan lainnya juga dapat terjadi.
• Laporan Tidak Sesuai Dengan GAAP
Apabila auditor mengetahui bahwa laporan keuangan dapat
menyesatkan karena tidak disiapkan sesuai dengan GAAP, dank lien tidak
mampu atau tidak bersedia mengoreksi sdalah saji itu, ia harus menerbitkan
pendapat wajar dengan pengecualian dan pendapat tidak wajar, tergantung
pada materialitas pos yang dipertanyakan.
Apabila klien gagal memasukan informasi yang diperlukan untuk
meenyajikan secara wajar laporan keuangan didalam laporan tersebut atau
dalam catatan kaki terkait, maka merupakan tanggung jawab auditor untuk
menyajikan informasi tersebut dalam laporan audit dan menerbitkan
pendapat wajar dengan pengendalian atau pendapat tidak wajar.
• Laporan peraturan 203 menentukan apakah laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan GAAP dapat menjadi tugas yang sulit.
• Auditor Tidak Independen
Jika auditor tidak memenuhi persyaratan independensi yang
dinyatakan dalam kode perilaku professional, maka penolakan memberikan
pendapat harus dilakukan walaupun semua prosedur audit yang dianggap
perlu dalah situasi tersebut telah dilaksanakan.
22. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
AUDITOR UNTUK LAPORAN AUDIT
• Menentukan Apakah Ada Kondisi Yang Memerlukan Penyimpangan Dari
Laporan Wajar Tanpa Pengecualian Standar. Para auditor mengidentifikasi
kondisi-kondisi tersebut ketika mereka melaksanakan audit dan
mencantumkan informasi tentang kondisi itu dalam file audit sebagai
dahan diskusi guna pelaporan audit.
• Memutuskan Materialitas Untuk Setiap Kondisi. Apabila ada kondisi yang
memerlukan penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian
standar mengevaluasi pengaruh potensinya terhadap laporan keuangan.
• Memutuskan Jenis Laporan Audit Yang Tepat Untuk Kondisi Tertentu
Berdasarkan Tingkat Materialitas. Setelah membuat dua keputusan
pertama, maka mudah untuk memutuskan jenis pendapat yang tepat
dengan menggunakan alat bantu pembuat keputusan.
• Menuliskan Laporan Audit. Sebagian besar kantor akuntan public
memiliki template computer yang berisi kata-kata yang tepat untuk situasi
yang berbeda guna membantu auditor menuliskan laporan audit.
23. Ada Lebih Dari Satu Kondisi Yang
Membutuhkan Penyimpangan Atau Modifikasi
Situasi-situasi berikut ini merupakan contoh ketika diperlukan lebih dari satu
modifikasi dalam laporan:
• · Auditor tidak independen serta mengetahui bahwa perusahaan tidak
mengikuti prisip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
• · Terdapat pembatasan ruang lingkup audit dan ada keraguan yang
substansial tentang kemampuan perusahaan untuk terus bertahan (going
corcern)
• · Terdap[at keraguan yang substansial tentang kemampuan
perusahaan untuk terus bertahan (going concern), dan informasi
mengenai penyebab ketidakpastian ini diungkapkan secara memadai pada
catatan kaki
• · Terdapat deviasi (penyimpangan) terhadap GAAP dalam penyusunan
laporan keuangan dan prinsip akuntansi lainnya telah diterapkan atas
dasar yang tidak konsisten dengan tahun sebelumnya.
24. Jumlah Paragraph Dalam Laporan
laporan audit tiga paragraph umumnya
mengindikasikan bahwa tidak ada pengecualian
apapun dalam audit. Suatu paragraph tambahan
dicantumkan sebelum paragraph pendapat
untuk pendapat audit wajar dengan
pengecualian, pendapat tidak wajar, dan
menolak memberikan pendapat karena
pembatasan ruang lingkup audit.
25. DAMPAK E-COMMERCE TERHADAP
PELAPORAN AUDIT
Kebanyakan perusahaan audit memberikan akses
keinformasi keuangan melalui website-nya. Para
pengunjung website perusahaan dapat melihat
laporan keuangan tertentu perusahaan yang telah
diaudit, termasuk laporan auditor. Selain itu, juga
umum bagi perusahaan untuk mengumumkan
informasi seperti itu sebagai laporan keuangan
kuartalan yang belum diaudit, informasi keuangan
lainnyayang terpilih, dan press release yang sering
diberi judul “tentang perusahaan” atau “hubungan
investor” pada website nya.
26. Kondisi yang Menyebabkan Penyimpangan dari
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Terdapat dua kategori yang menyebabkan laporan
keuangan tidak mendapatkan unqualified opinion /WTP
yaitu :
• Laporan yang menyimpang dari laporan wajar tanpa
pengecualian yang disebabkan tiga kondisi :
• Pembatasan ruang lingkup pemeriksaan auditor yang
disebabkan oleh klien dan oleh kendala lain di luar
kekuasaan auditor maupun klien .
• Laporan keuangan tidak disajikan sesuai GAAP
• Auditor tidak independen
• Laporan WTP dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi kata/kalimat .
27. Bentuk-bentuk laporan atas opini
terhadap laporan keuangan lihat di SPAP
Materialitas
• Salah saji dalam laporan keuangan dapat
dianggap material jika pengetahuan atas salah
saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan
pemakai laporan keuangan secara rasional .
Hubungan antara materialitas dengan
berbagai jenis pendapat :
28. Tingkat Materialitas Pengaruh Terhadap Keputusan Pemakai Jenis Pendapat
Tidak Material Keputusan biasanya tidak berpengaruh . Wajar tanpa pengecualian
Material Keputusan biasanya terpengaruh jika informasi
dimasud penting terhadap keputusan yang diambil .
Wajar dengan pengecualian
sangat Material Sebagian besar dari seluruh keputusan yang
didasarkan pada laporan keuangan sangat
terpengaruh
Menolak memberikan pen-dapat atau
pendapat tidak wajar .
29. Penyimpangan peraturan mengenai independensi dianggap sangat
material.
• Kendala bagi auditor adalah memutuskan apakah sesuatu tidak
material, material atau sangat material karena tidak ada
petunjuknya, tetapi dalam praktek harus dipertimbangkan
beberapa aspek dari materialitas yaitu :
• Jumlah rupiah dibandingkan terhadap tolok ukur tertentu, yaitu
berupa persentasi
• Daya Ukur, kalau tidak dapat diukur dengan uang maka tingkat
materialitas bergantung pada pengaruh atau tidaknya terhadap
keputusan .
• Hakekat kesalahan, kekeliruan dapat mempengaruhi laporan
keuangan dan juga akan mempengaruhi pendapat auditor seperti
transaksi melanggar hukum, kontinjensi, sesuatu yang
menimbulkan akibat “psikis“, sesuatu yang dapat menimbulkan
konsekuensi penting dari segi kewajiban kontrak .
• Keputusan materialitas yang berasal dari pembatasan ruang lingkup
harus diukur secara subyektif untuk melihat timbulnya kekeliruan .
30. Pembahasan mengenai kondisi yang
menyebabkan penyimpangan
Laporan audit untuk masing-masing kondisi yang
memerlukan pembedaan dari laporan standar
tanpa pengecualian pada tingkat materialitas
yang berbeda :
31. KONDISI YANG
MEMERLUKAN
PEMBEDAAN
TIDAK
MATERIAL
MATERIAL /TIDAK
MEMPENGARUHI
LAPORAN KEUANGAN
KESELURUHAN
SANGAT MATERIAL
MEMPENGARUHI
LAPORAN KEUANGAN
KESELURUHAN
Berhubungan dengan
Auditing :
Ruang Lingkup dibatasi
oleh klien atau kondisi
tertentu
Wajar tanpa
pengecualian
Pengecualian ruang lingkup, paragraf
tambahan, dan pendapat wajar
dengan pengecualian .
Pernyataan tidak mem-
berikan pendapat
Penggunaan auditor lain Wajar tanpa
pengecualian
Wajar tanpa pengecualian atau
modifikasi kalimat
Tidak diterapkan
Berhubungan dengan
Akuntansi
Laporan keuangan tidak
sesuai standar akuntansi
yang ber-
laku umum .
Wajar tanpa
pengecualian
Penambahan paragraf dan pendapat
wajar dengan pengecualian .
Pendapat tidak wajar
32. Standar akuntansi tidak
diterapkan secara
konsisten
Wajar tanpa
pengecualian
Paragraf penjelasan Paragraf penjelasan
Penekanan pada
suatu hal .
Tidak
diterapkan
Paragraf penjelasan Paragraf penjelasan
Ketidakpastian
Ketidakpastian
mempengaruhi laporan
keuangan .
Wajar tanpa
pengecualian
Paragraf penjelasan Paragraf penjelasan
Keraguan atas kesi-
nambungan usaha.
Wajar tanpa
pengecualian
Paragraf penjelasan Paragraf penjelasan
Berhubungan dengan
auditor
Auditor tidak
independen
Pernyataan tidak memberi-
kan pendapat ( terlepas dari
materialitas ).
33. NOTULEN
• MATERIALITAS Menurut kelompok kami adalah ukuran seberapa
besar jenis informasi tertentu dapat mempengaruhi para
penggunanya dalam mengambil keputusan .Dengan kata lain,
semua informasi harus disajikan apabila informasi tersebut bisa
membantu memprediksikan jenis informasi yang diperlukan
dalam proses pembuatan keputusan atau yang secara langsung
dapat membuat keputusan.
Definisi lain
• besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi
yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat
mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap
pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap
informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.