Dokumen ini membahas upaya membangun desa yang produktif melalui pengembangan potensi desa secara partisipatif. Potensi desa terdiri dari potensi fisik seperti tanah dan sumber daya alam serta potensi non-fisik seperti masyarakat dan lembaga-lembaganya. Langkah-langkah pengembangan potensi desa meliputi pendataan potensi, perencanaan berdasarkan kebutuhan masyarakat, dan implementasi secar
2. RIWAYAT HIDUP
Nama : DR. DIRLANUDIN, M.Si
Pekerjaan : Dosen Fisisp Untirta
Dosen Pascasarjana Untirta
Dosen STIA Banten
Ketua Yayasan Pendidikan Insan Kreatif Banten
(SMK Medika Insan Kreatif Ciruas Serang,
Program Keahliah: a) Teknologi Laboratorium Medik,
b) Keperawatan.
Jab. Fungsional : Lektor Kepala
Jab Struktural : Anggota Gugus Penjamin Mutu (GPM) Fisip Untirta
Tugas lain : Sebagai Asesor BKD
Alamat : Komplek Permata Serang
Jl. Mutiara I Blok Q 15 RT 06/17
Kelurahan Sumurpecung Serang Banten – 42118
HP : 08174814712
Email : dirlan_w2oke@yahoo.com
Pendidikan : S1 Administrasi Negara UNPAS Bandung
S2 Administrasi Bisnis Universitas Indonesia Jakarta
S3 Ilmu Penyuluhan Pembangunan IPB Bogor
3. DASAR HUKUM
1. UU No. 6 TH 2014 Ttg Desa;
2. PP No. 47 TH 2015 Ttg Perubahan Atas PP No. 43 Th 2014 Ttg
Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Th 2014 Tentang Desa.
Desa mempunyai wewenang untuk mengatur sumber daya dan arah
pembangunan. Desa memasuki era self governing community dimana
Desa memiliki otonomi dan kewenangan dalam perencanaan, pelayanan
publik, dan keuangan.
Desa bukan lagi penunggu instruksi dari supra desa (Kecamatan,
Kabupaten, Propinsi, dan Pusat).
Untuk itu tumpuan dinamika kehidupan desa sangat bergantung pada
pastisipasi masyarakat dalam mendorong terbangunnya kesepakatan
pengelolaan desa.
4. PENGERTIAN
Desa
Adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah, berwenang mengatur urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat atas prakarsa
masyarakat atau atas hak tradisional yang diakui dlm
sistem NKRI.
Pengembangan desa
Upaya menjadikan penguatan kelembagaan dan
kemampuan akses ekonomi masyarakat desa, sehingga
menjadi desa mandiri, memiliki ketahanan dan
peningkatan taraf hidup, dengan memahami
permasalahan, menggali potensi dan memanfaatkannya
secara optimal.
5. Konsep Pengembangan Desa
Dimulai dari perencanaan pengembangan desa mencakup
5 dimensi:
1. Tata ruang desa (mampu menampung pertumbuhan di masa
datang secara fleksibel),
2. Perekonomian desa (pengembangan ekonomi berbasis potensi
lokal, usaha mikro dikaitkan dengan potensi SDM setempat),
3. Sosial budaya desa (pembangunan pendidikan, sosial dan
penguatan adat istiadat setempat melalui pengembangan
partisipasi masyarakat,
4. Mitigasi bencana (pembangunan infrastruktur tahan bencana
dan penyediaan tempat penampungan evakuasi bencana guna
meringankan resiko bencana),
5. lingkungan hidup (penataan lingkungan, menjaga
keseimbangan kawasan budidaya dengan kawasan lindung
guna kelestarian penghidupan masyarakat.
6. PENGEMBANGAN POTENSI DESA
Potensi desa
adalah kekuatan, kesanggupan dan kemampuan yang
dimiliki oleh desa yang memungkinan untuk kembangkan guna
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ada 2 jenis Potensi Desa:
1. Poteni fisik
Berupa tanah, air, iklim, lingkungan geografis, binatang
ternak, dan sumber daya manusia.
2. Potensi non-fisik
Berupa masyarakat dengan corak dan interaksinya,
lembaga-lembaga sosial, lembaga pendidikan,dan organisasi
sosial desa, serta aparatur dan pamong desa.
7. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN POTENSI DESA
SECARA PARTISIPATIF
1. Sosialisasi pengembangan potensi melalui
musyawarah desa
2. Pendataan potensi desa dan kebutuhan masyarakat
oleh masing-masing RT
3. Menghimpun potensi desa dan kebutuhan
masyarakat
4. Musyawarah ttg potensi desa yang akan
dikembangkan berdasarkan kebutuhan, biaya dan
kemanfaatannya
5. Merumuskan skala prioritas yg benar-banar bisa
dilaksanakan secara efektif.
6. Dimasukkan program pembangunan desa
7. Implementasi pengembangan potensi desa
dilaksanakan oleh tim
8. DESA TERTINGGAL, DISEBABKAN OLEH:
1. Infrastruktur belum memadai,
2. Pertumbuhan ekonomi rendah;
3. Sarana dan prasarana pendukung kurang
kualitas
4. Pola hidup masyarakat. Masih ada
masyarakat yang kurang semangat juang
mencari pendapatan.
5. Kurang tersedia teknologi yang memadai
(tepat guna)
9. KEGAGALAN USAHA EKONOMI DESA
Karena tidak mampu melakukan :
(i)diferensiasi hasil produksi;
(ii) biaya produksi rendah (low cost);
(iii) respons cepat pada perubahan dan
kebutuhan inovasi.
10. KONSEP ONE VILLAGE ONE PRODUCT
Pada tataran praksis nya tdk sederhana,
karena setiap desa/dusun terkadang
produk yg dihasillkan masyarakat
cenderung heterogen
11. PROGRAM YG SEDANG DIKEMBANGKAN
1. Dana Desa: Alokasi dana desa
difokuskan pada padat karya. Contoh
proyek infrastruktur dikerjakan secara
swakelola. Pekerja proyek dari warga
setempat (per Januari 2018)
2. BUMDes
3. Infrastruktur (irigasi, pasar dan
embung desa)
4. dll
12. POTENSI DESA DAN PENGEMBANGAN
IDENTIFIKA
SI POTENSI
DAN
PERMASAL
AHAN DESA
UPAYA
PENGEMBANG
AN DESA
MENJADI
DESA
MANDIRI
TERCIPTA DESA
KREATIF &
TUMBUH
KONDISI SOSIAL
EKONOMI
DUKUNGAN
INSTANSI,
PENGUSAHA,
KREATIFITAS &
KEULETAN
MASYARAKAT
Peningkatan daya
beli masyarakat
13. PROGRAM DAN DESA PRODUKTIF
Program dana
desa (perlu
sisten
pengendalian
memadai)
Program
infrastruktur:
1.Pasar;
2.Irigasi
3.Embung desa
Program usaha
desa (BUMDes
dll)
TERWUJUDNY
A
DESA
PRODUKTIF
Keuletan,
kreatifitas,
pemasaran &
kosmopolit
masyarakat
Penguatan
kelembagaan
desa
Pelatihan
generasi
muda secara
konsisten
14. PENUTUP
1. Desa secara alami tumbuh dengan sendirinya (bisa karena kebutuhan keluarga,
hasil perdidikan, atau ada investor yg mulai melirik desa)
2. Usaha ekonomi desa (dulu ada UED, KUD, BUUD, sekarang BumDes) hrs
menyentuh potensi dan kultur usaha masy.
3. Bimbingan instansi harus berusaha ekstra, konsisten dan berkelanjutan (tdk bisa
instan dan sekedar gugur kewajiban dgn jumlah dana tertentu).
4. Yg simpel & efektif mendongkrak sosial ekonomi desa adalah bangun infrastruktur
jalan yg handal dan berkualitas.
5. Memfasilitasi lahan penunjang usaha/aktivitas masyarakat sehari2, seperti padang
rumput, ladang kehidupan unggas.
6. Memfasilitasi ketersediaan sumber mata air (embung desa dan merawat irigasi.
7. Ketersediaan dan terjaganya fasilitas umum dan sosial yang berkelanjutan.
8. Pelatihan dan bimbingan pada generasi muda secara berkelanjutan untuk mencari
alternatif dan kreatifitas usaha (entrepreneur)
9. Penyuluhan dan monitoring agar masy menjaga infrastruktur yang ada bagi
kebutuhan mereka terus-menerus.
10. Mendorong masyarakat kosmopolit dengan membawa keahlian atau usaha
perdagangan/marketing hasil usaha di desanya.